Penatalaksanaan dan Edukasi Pada Pasien dengan Neurodermatitis

advertisement
NiMade|PenatalaksanaandanEdukasiPadaPasiendenganNeurodermatitis
PenatalaksanaandanEdukasiPadaPasiendenganNeurodermatitis
NiMadeDwiAdnyani
FakultasKedokteran,UniversitasLampung
Abstrak
Neurodermatitis merupakan penyakit kulit kronis. Meskipun tidak mengancam jiwa, namun penyakit ini menyebabkan
beban psikososial yang penting, seperti gangguan tidur. Seorang wanita 60 tahun datang ke puskesmas untuk
memeriksakanpunggungkakidanlehernyayangterasasangatgataldanmulaimenebaldisertaibercakkehitaman.Keluhan
tersebut mulai muncul sejak 1 bulan terakhir. Karena rasa gatalnya, pasien menggaruk menggunakan sisir hingga timbul
lukapadakulit.Pasienhanyatinggalbersamasuaminyayangsudahtua.Pasienmasihaktifbekerjasebagaipetaniuntuk
bisamemenuhikebutuhansehari-hari,sehinggamenjadibebanpikiranuntukpasien.Pasiendiberikancetirizine10mg/hari
dansalepbetametason5%yangdioleskansetelahmandi.Konselingtentangmenanganigataldanmencarikesibukanuntuk
menghindaribebanpikiran,diberikanpadapasien.Dalamkunjunganberikutnya,pasienmengatakangatalyangdirasakan
berkurangsetiapharinya.
Katakunci:stres,neurodermatitis,wanitalanjutusia
ManagementandEducationforPatientswithNeurodermatitis
Abstract
Neurodermatitis is a chronic disease. Even it’s not a life threatening disease, there are many pshyco-social effect that
causedbythisdiseaselikesleepingdisorder.Anoldwoman,60yearsold,cametoprimaryhealthcenter.Shecomplained
about itchy sensation since one month ago on her both instep and neck. The skin also getting thickened and darkened.
Because the itchiness, she usually scratched it with comb. Patient only lives with her husband. She works as a farmer to
fulfil her family’s needs and sometimes feels burdened with it. We treated this patient with cetirizine 10 mg/day and
betamethasoneoinment5%.Wegavecounselingtotreattheitchinessandtoldhertoavoidthestressfactor.Finally,the
itchysensationgettingreduceddaybyday.
Keywords:oldwoman,neurodermatitis,stress
Korespondensi:NiMadeDwiAdnyani,alamatJl.Dr.Sutomono.39gg.JangkungBandarLampung,HP085766732700,[email protected]
Pendahuluan
Liken
simpleks
kronik
atau
neurodermatitis merupakan penyakit kulit
kronik yang paling sering ditemukan pada
wanita.Sekitar12%populasiduniamenderita
penyakit neurodermatitis. Umumnya terjadi
pada usia 30 hingga 50 tahun. Lokasi paling
sering adalah leher, siku, lutut, anogenital,
kelopakmata,wajah,dankepala.1-5
Penyakit ini ditandai dengan plak
likenifikasi akibat dari hasil garukan terusmenerus. Pasien umumnya merasakan gatal
yang semakin parah saat sedang tidak
beraktivitas, seperti waktu istirahat atau di
malam hari. Lesi kulit yang mengalami
likenifikasi umumnya akan dirasakan sangat
nyaman bila digaruk, sehingga terkadang
pasiensecararefleksmenggarukdanmenjadi
kebiasaan yang tidak disadari. Pada stadium
awal,kelainankulityangterjadidapatberupa
eritem dan edema atau kelompok papul.
Karena garukan berulang, bagian tengah lesi
menebal, kering, dan berskuama serta
mengalamihiperpigmentasidibagianpinggir.1
Kelainan ini terkait dengan berbagai
masalah psikologis seperti depresi, ansietas,
gangguan obsesif kompulsif, dan gangguan
tidur. Neurodermatitis juga memiliki efek
negatifterhadapkualitashiduppasien.6-10
Neurodermatitis adalah penyakit kulit yang
berkaitan dengan psikologis. Penyakit ini
dapat menimbulkan masalah yang luas dan
komplek, sehingga penatalaksanaan yang
holistik sangat diperlukaan. Selain obat, yang
diberikan dalam tatalaksana penyakit ini
adalah konseling. Konseling ini meliputi
penanganan stres, modifikasi perilaku, dan
dan edukasi untuk tidak menggaruk kulit.11
Kasus
Pasienwanita,seorangpetaniberusia
60 tahun, datang dengan keluhan bercak
kehitaman yang menebal disertai rasa gatal
pada punggung kaki kanan dan leher bagian
kiri sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya, pasien
JMedulaUnila|Volume4|Nomor3|Januari2016|115
NiMade|PenatalaksanaandanEdukasiPadaPasiendenganNeurodermatitis
hanya merasakan gatal kemudian muncul
benjolan kecil berisi cairan berwarna putih.
Pasien sering menggaruk kulitnya sehingga
benjolan kecilnya pecah dan menimbulkan
luka.Kulityanglukakemudianmengeringdan
menebal. Rasa gatal muncul saat pasien
sedangbanyakpikirandanstres.
Pasien pernah mengalami penyakit
yang sama 3 tahun yang lalu. Keluhan
pertama yang dirasakan pasien adalah
terdapat benjolan kecil kemerahan dan gatal
dipunggungkakikanandanleherbagiankiri.
Gatal dirasakan sering kambuh dan lebih
sering jika pasien sedang beristirahat. Jika
terasa gatal, pasien akan menggaruknya
menggunakan sisir. Lama kelamaan, pasien
merasakankulitdipunggungkakinyasemakin
lamasemakinmenebaldankehitaman.
Gatal tidak bertambah saat pasien
berkeringat. Gatal tidak menyebar ke tempat
lain khususnya di daerah lipatan-lipatan kulit.
Tidak ada riwayat gatal setelah mengonsumsi
makanan ataupun obat-obatan. Tidak ada
riwayatdigigitserangga.
Pasien sehari-hari bekerja sebagai
petani. Setiap pagi, pasien berangkat ke
sawah dengan berjalan kaki, karena jarak
antara rumah dengan sawah tidak terlalu
jauh. Di sawah, pasien melakukan aktivitas
bercocok tanam menggunakan baju tangan
panjang dan celana panjang, namun tidak
menggunakan alas kaki saat masuk kedalam
area persawahan. Saat hari sudah siang atau
saat adzan tiba, pasien kembali pulang ke
rumahdenganberjalankaki.
Pasien hanya tinggal dengan
suaminya. Suami pasien juga seorang petani.
Pasienmemiliki6oranganakyangseluruhnya
sudahberkeluargadanmempunyaianak.Tiga
orang anak pasien rumahnya berdekatan
dengan pasien. Anak-anak pasien juga
terkadangmemberikanuanguntukpasiendan
suaminya. Uang tersebut digunakan untuk
membantu pasien memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Pasien tinggal dengan suaminya.
Rumah pasien berukuran 10x14 m, tidak
bertingkat,memiliki3buahkamartidur,ruang
tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan
dapur. Lantai rumah semua terbuat dari
semen, dinding terbuat dari tembok.
Penerangan dan ventilasi cukup baik. Rumah
kurang bersih dan tidak tertata rapi. Rumah
sudah menggunakan listrik. Jumlah jendela
JMedulaUnila|Volume4|Nomor3|Januari2016|116
cukuppadamasing-masingruangan,sehingga
ruangan terasa sejuk dan tidak lembab.
Rumah berada di lingkungan yang cukup
padat penduduknya. Jarak antara rumah
cukup longgar, dengan kondisi lingkungan
cukup bersih. Sumber air berasal dari sumur
galian sendiri, digunakan untuk minum,
mandi, dan mencuci. Limbah dialirkan ke
selokan.Terdapat1kamarmandidanjamban
yang terletak di bagian belakang rumah,
dengan bentuk jamban jongkok. Pasien
memasakmenggunakankayubakar.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan
keadaaan umum tampak sakit ringan,
kesadaran komposmentis, suhu 36,7 oC,
tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi
78 kali per menit, frekuensi nafas 18 kali per
menit.Beratbadan47kgdengantinggibadan
145 cm. Mata, telinga, hidung, tidak ada
kelainan. Jugular Vena Pressure di leher tidak
meningkat. Pada pemeriksaan paru, gerak
dada dan fremitus taktil simetris, tidak
didapatkan ronki dan wheezing, kesan dalam
batas normal. Pada pemeriksaan jantung,
batas kiri jantung tepat pada linea axillaris
media,batasbawahjantungpadaICS6,kesan
batas jantung melebar. Abdomen datar dan
supel, tidak didapatkan adanya organomegali
ataupun ascites, kesan dalam batas normal.
Ekstremitas tidak edema, kesan dalam batas
normal.Muskuloskeletaldanstatusneurologis
tidakadakelainan.
Pada regio dorsum pedis dextra dan
regio colli sinistra, ditemukan lesi
hiperpigmentasiukuranplakatdanbatastidak
tegas. Pada permukaan lesi dijumpai erosi
ukuran lentikuler, multipel, yang sekitarnya
terdapat krusta berwarna hitam tidak mudah
lepas. Ditemukan juga skuama berwarna
putih, halus, tidak berlapis-lapis, dan
likenifikasi berukuran plakat, dengan batas
tidaktegaspadalesi.
Terapimedikamentosayangdiberikan
padapasieniniadalahobatsistemikdanobat
topikal. Obat sistemik yang diberikan yaitu
cetirizin 10 mg/hari. Obat topikal yang
diberikan yaitu kortikosteroid dengan potensi
tinggisepertiClobetassolPropionat0,05%.
Diagnostikholistikawalpadapasien:
1. AspekPersonal
- Alasan kedatangan: gatal dan timbul
bercak kehitaman pada punggung kaki
danleheryangtidakhilang.
NiMade|PenatalaksanaandanEdukasiPadaPasiendenganNeurodermatitis
- Kekhawatiran: takut menyebar dan
semakinparah.
- Harapan: sembuh dan tidak kambuh
lagi.
2. AspekKlinik
- Neurodermatitis
3. AspekRisikoInternal
- Pasien merupakan seorang wanita
yangsudahlanjutusia.
- Pasien masih harus bekerja mencari
nafkah bersama suami sehingga
menjadibebanpikiranpasien.
4. AspekPsikososialKeluarga
- Kurangnya dukungan keluarga dalam
mengingatkan pasien untuk tidak
menggaruk lesi karena akan
memperparah lesi dan menjadikan
lesiterasalebihgatal.
- Kurangnya pengetahuan yang dimiliki
oleh keluarga mengenai penyakit
kulit, komplikasinya, dan cara
pencegahankomplikasilanjutan.
- Kurangnya pengetahuan keluarga
tentang cara perawatan untuk
mengurangikeluhanyangdirasakan
Derajat Fungsional: 2, yaitu mampu
melakukan aktivitas ringan sehari-hari di
dalamdandiluarrumah.
Pembahasan
Pada masa lansia, kondisi fisik
seseorangtelahmengalamipenurunan.Halini
menyebabkan seseorang dengan usia lanjut
rentanterhadappenyakit,khususnyapenyakit
kronis seperti neurodermatitis. Kemajuan
prosespenyakitmengancamkemandiriandan
kualitas
hidup
dengan
mambebani
kemampuan melakukan perawatan personal
dan aktivitas sehari-hari. Kemampuan dan
ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
dapat
diukur
dengan
menggunakan indeks Katz, indeks Barthel,
Kenny self-care, dan indeks Activity Daily Life
(ADL). Indeks ini digunakan untuk mengukur
tingkat keparahan penyakit kronis dan untuk
mengevaluasi
efektivitas
program
pengobatan.IndeksADLjugadigunakanuntuk
memberikan informasi prediktif tentang
perjalananpenyakittertentu.20
Ketika memeriksakan diri, pasien
datangkarenakeluhanbercakkehitamanyang
terasa sangat gatal di bagian punggung kaki
kanan dan leher kiri, yang timbul sejak lebih
dari1bulanyanglalu.Awalnya,pasienhanya
merasakan gatal kemudian muncul benjolan
kecil berisi cairan berwarna putih. Pasien
sering menggaruk kulitnya sehingga benjolan
kecilnya pecah dan menimbulkan luka. Kulit
yangluka,kemudianmengeringdanmenebal.
Rasagatalmunculsaatpasiensedangbanyak
pikiran dan stres. Pasien pernah mengalami
penyakit yang sama 3 tahun yang lalu. Gatal
dirasakanseringkambuh,terutamajikapasien
sedangberistirahat.
Dari pemeriksaan dermatologis, pada
regio dorsum pedis dextra dan regio colli
sinistra, ditemukan lesi hiperpigmentasi
ukuran plakat dan batas tidak tegas. Pada
permukaan lesi dijumpai erosi ukuran
lentikuler, multipel, yang sekitarnya terdapat
krusta berwarna hitam tidak mudah lepas.
Ditemukan juga skuama berwarna putih,
halus, tidak berlapis-lapis, dan likenifikasi
berukuran plakat, dengan batas tidak tegas
pada lesi. Hal ini sesuai dengan efloresensi
dari neurodermatitis. Setelah adanya
kesepakatan dengan pasien untuk dilakukan
pembinaan, pasien pulang dengan membawa
obatantihistamindansalepkortikosteroid.
Neurodermatitis atau liken simplek
kronik adalah inflamasi pruritik, superfisial
dan kronik pada kulit yang muncul sebagai
plak likenifikasi (eksagerasi dari kulit normal
yangditandaidengankulityanghampirpucat
dan permukaan kulit yang halus). Penyebab
kelainaniniadalahkebiasaanmenggoresatau
menggaruk kulit di area yang mampu
dijangkau.12
Lesi dapat tunggal atau multiple dan
tersebar, tetapi masih dalam jangkauan jari.
Lesiterbataspadadaerahtertentudansering
berwarna merah jambu, ungu, atau
hiperpigmentasi. Kulit yang terkelupas
tercampur dengan kulit normal di sekitarnya.
Likenifikasi ini paling baik dilihat pada lesi
awalataupadabataslesiyanglebihlamadan
menetap.11
Telah
diketahui
bahwa
neurodermatitis memiliki kaitan yang erat
dengan gangguan psikologis, dan kecemasan
telah dilaporkan lebih banyak terdapat pada
penderita
neurodermatitis.
Dilakukan
penelitian mengenai aspek psikologis
terhadap 25 pasien dengan neurodermatitis
dan ditemukan bahwa terdapat perilaku
hendaya atau keterbatasan kontak akibat
perubahan kulit pada tiap episode
JMedulaUnila|Volume4|Nomor3|Januari2016|117
NiMade|PenatalaksanaandanEdukasiPadaPasiendenganNeurodermatitis
neurodermatitis, pada hampir semua pasien.
13
Darisemuadermatosis,likensimpleks
kronik atau neurodermatitis merupakan
penyakit yang paling berhubungan dengan
terbatasnya kualitas hidup pasien. Penurunan
nyata dalam kualitas hidup khususnya akibat
peradanganpenyakityangkronis.11,14
Terapi yang efektif pada pasien
neurodermatitis seharusnya adalah koreksi
stimulasi psikologis, yang berperan penting
dalam penyakit ini. Terapi topikal yang dapat
digunakan, antara lain, steroid topikal, agen
keratolitik seperti asam salisilat, kapsasin dan
krioterapi.
Terapi
sistemik
meliputi
antihistaminsedatif,antidepresantrisiklikdan
psikoterapi.15
Sabun atau losion yang mengandung
tar batu bara dapat digunakan untuk
melindungi daerah lesi dengan atau tanpa
krem medikasi. Untuk perbaikan dibutuhkan
waktu seminggu atau lebih. Antihistamin,
sedatif, atau obat antidepresan diberikan
untuk mengurangi gatal dan stres. Steroid
dapat disuntikkan langsung ke dalam lesi
untuk mengurangi gatal dan peradangan.
Pasienyangmempunyaikomponenemosional
pada neurodermatitis membutuhkan anti
depresandanobatpenenang.16
Pemberian terapi steroid topikal
seperti salep klobetasol 0,05% selama 2
mingggu merupakan terapi pilihan untuk
mengurangi
inflamasi,
gatal,
dan
hiperkeratosis. Jika pasien tidak berespon
pada terapi topikal, dapat diberikan terapi
sistemik steroid seperti prednison oral 40 mg
selama 5 hari, kemudian 20 mg selama 10
hari. Triamsinolon intramuscular 1 mg/kg
(maksimal 80 mg) dapat digunakan pada
neurodermatitis yang luas, berat, dan sangat
gatal.17-19
Terapi non medikamentosa berupa
edukasi juga diberikan pada pasien ini.
Edukasi tersebut meliputi pengetahuan
mengenai cara perawatan penyakitnya, cara
perawatan untuk mengurangi keluhan, serta
pengetahuan tentang komplikasi yang
mungkin terjadi. Perawatan luka dilakukan
dengan cara kompres luka atau daerah yang
terasa gatal dengan kain dan air bersih lalu
bersihkan lukanya. Setelah itu, oleskan salep
yang sudah diberikan. Pasien juga dilarang
menggaruk daerah yang gatal, baik
menggunakan alat bantu seperti sisir yang
JMedulaUnila|Volume4|Nomor3|Januari2016|118
biasa digunakan pasien, maupun dengan jari
tangan karena hal ini dapat memperparah
keadaan luka. Jika terasa gatal, pasien hanya
boleh menepuk-nepuk daerah yang gatal
saja.20
Garukan yang berlebihan dapat
membuat luka baru dan dapat menyebabkan
komplikasi berupa infeksi sekunder dan
karsinoma sel skuamosa. Jika terjadi infeksi
sekunder, dapat diberikan cefadroksil kapsul
500 mg 2xsehari selama 7 hari, flukonazole
kapsul 150 mg 2xsehari selama 2 minggu.
Antisitamin sedatif seperti doksepin atau
hidroksizin10-75mgdiberikanuntukgataldi
malamhari.21,22
Prognosis baik apabila rasa gatal
dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan
perubahan pigmentasi dapat diatasi. Relaps
dapat terjadi apabila pasien berada dalam
masa stres atau tekanan emosional yang
meningkat. Pengobatan untuk pencegahan
pada stadium awal dapat membantu
mengurangi proses likenifikasi. Biasanya
prognosis berbeda-beda, tergantung dari
kondisi pasien. Prognosis lebih buruk apabila
ada gangguan psikologis atau penyakit lain
yang menyertai. Neurodermatitis dapat
menjadi lesi yang persisten dan bersifat
berulang.Eksaserbasidapatterjadibiladipicu
adanyaresponterhadapstresemosional.23-26
SIMPULAN
Neurodermatitis sirkumskripta adalah
peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip,
dankhasditandaidenganlikenifikasi.Keluhan
dangejaladapatmuculdalamwaktuhitungan
minggu sampai bertahun-tahun. Keluhan
utama yang dirasakan pasien dapat berupa
gataldanseringkalibersifatparoxismal.
Edukasiyangdiberikankepadapasien
adalah tidak menggaruk bagian kulit yang
mengalami kelainan dan menjaga kebersihan
tubuh pasien. Tata laksana medikamentosa
berupasalepbetamethasonedipropionatyang
dioles sehari sekali dan antihistamin berupa
cetirizinetablet10mgsekalisehari.
DAFTARPUSTAKA
1.
Burgin S. Nummular eczema and
lichen simplex chronicus/prurigo
nodularis. Dalam: Wolff K, Goldsmith
LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell
DJ,
editors.Fitzpatrick's
NiMade|PenatalaksanaandanEdukasiPadaPasiendenganNeurodermatitis
dermatology
in
general
medicine.New York: McGraw-Hill;
2008.hlm.158–162.
Stander S,Metze D.Pruritus and
prurigo.
Dalam:
Burgdorf
WHC,Plewig G,Wolff HH,Landthaler
M,
editors.Braun-Falco's
dermatology. Heidelberg, Germany:
Springer
Medizin
Verlag
Heidelberg;2009.hlm.434–48.
LottiT,BuggianiG,PrignanoF.Prurigo
nodularis and lichen simplex
chronicus. Dermatol Ther. 2008;
21(1):42-6.
Rajalakshmi R, Thappa DM, Jaisankar
TJ, Nath AK. Lichen simplex chronicus
of anogenital region: A clinicoetiological study.Indian J Dermatol
Venereol Leprol [internet].2011
[diakses tanggal 15 Mei 2015];
77(1):28–36.
Tersedia
dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
/21220876.
Ambika H, Vinod CS, Sushmita J. A
case of neurodermatitis circumscipta
of scalp presenting as patchy
alopecia.Int J Trichology [internet].
2013 [diakses tanggal 15 Juni 2015];
5(2):94-6.
Tersedia
dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art
icles/PMC3877483/.
ErmertcanAT,GencoglanG,Temeltas
G, Horasan GD, Deveci A, Ozturk F.
Sexual dysfunction in female patients
with neurodermatitis.J Androl. 2011;
32(2):165–9.
Picardi A, Mazzotti E, Gaetano P,
CattaruzzaMS,BalivaG,MelchiCF,et
al. Stress, social support, emotional
regulation, and exacerbation of
diffuse
plaque
psoriasis.Psychosomatics [internet].
2005 [diakses tanggal 15 Mei 2015];
46(6):556-64.
Tersedia
dari:
http://www.psychosomaticsjournal.co
m/article/S00333182%2805%2970041-4/abstract.
Manolache L, Petrescu-Seceleanu D.
Stressinvolvementastriggerfactorin
different skin conditions. World J
Dermatol.2013;2(3):16-26.
Abeck
D.How
much
does
neurodermatitis affect quality of
life?.KrankenpflJ.2005;43:119.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Chuh A,Wong W,Zawar V. The skin
and the mind.Aust Fam Physician.
2006;35(9):723–5.
Novrizal R. Keefektifan hipnoterapi
terhadap
penurunan
derajat
kecemasan dan gatal pasien liken
simpleks kronik di poliklinik penyakit
kulit dan kelamin RSDM Surakarta
[tesis].Surakarta:FakultasKedokteran
UniversitasSebelasMaret;2010.
Khachemoune A, Janjua SA, McColl I,
Thomas J. A lichenified pruritic
plaque.JPAD.2006;16:60,62-4.
HarthW,GielerU,KusnirD,TauskFA.
Clinical
management
in
psychodermatology. Berlin: Springer;
2010.
AnJG,LiuYT,XiaoSX,WangJM,Geng
SM,DongYY.Qualityoflifeofpatients
with neurodermatitis.Int J Med Sci.
2013;10(5):593-8.
Gencoglan G, Inanir I, Gunduz K.
Therapeutic hotline: treatment of
prurigo nodularis and lichen simplex
chronicus
with
gabapentin.
DermatologicTherapy[internet].2010
[diakses tanggal 16 Mei 2015];
23(2):194–8.
Tersedia
dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
/20415827.
Pels R, Sterry W, Lademann J.
Clobetasolpropionate-where,when,
why?. Drugs Today [internet]. 2008
[diakses tanggal 16 Mei 2015];
44(7):547.
Tersedia
dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
/18806904.
Yüksek J, Sezer E, Aksu M, Erkokmaz
U. Transcutaneous electrical nerve
stimulation for reduction of pruritus
in macular amyloidosis and lichen
simplex. J Dermatol [internet]. 2011
[diakses tanggal 16 Mei 2015];
38:546–52.
Tersedia
dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
/21352317.
Datz B, Yawalkar S. A double-blind,
multicentertrialof0.05%Halobetasol
propionate ointment and 0.05%
Clobetasol 17-propionate ointment in
the treatment of patients with
chronic, localized atopic dermatitis or
lichen simplex chronicus. J Am Acad
Dermatol [internet]. 1991 [diakses
JMedulaUnila|Volume4|Nomor3|Januari2016|119
NiMade|PenatalaksanaandanEdukasiPadaPasiendenganNeurodermatitis
19.
20.
21.
22.
tanggal 17 Mei 2015]; 25:1157-60.
Tersedia
dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
/1757608.
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu
penyakitkulitdankelamin.EdisiKe-4.
Jakarta:
Fakultas
Kedokteran
UniversitasIndonesia;2006.hlm.1478.
Wu M, Wang Y, Bu W, Jia G, Fang F,
Zhao L. Squamous cell carcinoma
arisinginlichensimplexchronicus.Eur
JDermatol.2010;20:858–9.
Rammineni HB, Manogna ASKL,
Cahndini M, Vidyadhara S. A case of
neurodermitis circumscripta with
generalized pruritis. IJMHS. 2015;
4(1):145-7.
Takahashi N, Suzukamo Y, Nakamura
SM,MiyachiY,GreenJ,OhyaY,etal.
JMedulaUnila|Volume4|Nomor3|Januari2016|120
23.
24.
25.
Japanese version of the dermatology
life quality index: validity and
reliabilityinpatientswithacne.Health
QualLifeOutcomes.2006;4:46.
Listiandoko
RDW,
Muhartono.
Penatalaksanaan
neurodermatitis
pada orang tua di Kecamatan Kota
Karang. J Agromed Unila. 2014;
1(2):139-44.
Grant-Kels JM, Bernstein ML, Rothe
MJ. Neurodermatitis. Dalam: Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffell DJ, editors.
Fitzpatrick’s dermatology in ggeneral
medicine. Edisi ke-7. New York:
McGraw-Hill;2008.hlm.225–32.
Damayanti
ID.
Neurodermatitis
sirkumskripta pada wanita dengan
hipertensi derajat I terkontrol. J
Medula Unila. 2014; 2(3):44-51.
Download