2.1 Definisi Pruritus (gatal-gatal) adalah salah satu keluhan dalam gangguan dermatologi. Pruritus merupakan sensasi kulit yang iritatif dan ditandai oleh rasa gatal, serta menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Pruritus (gatal) merupakan ketidaknyamanan utama sampai tingkat ringan atau berat pada inflamasi kulit (Graham Brown, Robin: halaman 180). 2.2 Anatomi dan Fisiologi Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15 % dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m2. Rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki sedangkan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok atau epidermis, dermis atau korium dan jaringan subkutan atau subkutis.Epidermis terbagi atas lima lapisan : 1. Lapisan basal atau stratum germinativum 2. Lapisan malpighi atau stratum spinosom 3. Lapisan lusidium atau sel-sel jernih pada telapak tangan dan kaki 4. Lapisan granular atau stratum granulosum 5. Lapisan tanduk atau stratum korneum Lapisan basal terdiri dari satu lapis sel-sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. Di dalam sel terdapat sitoplasma yang basfilik dengan inti yang besar, lonjong, berwarna hitam. Sel-sel basal ini tersusun sebagai tiang 1 pagar (polisade). Lapisan basal merupakan lapisan paling bawah dari epidermis dan berbatasan dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit. Melanosit adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Melanosit berisi dari bagian neural embrio. Melanin berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari. Semua ras memiliki jumlah melanosit yang sama. Perbedaan warna kulit bergantung pada kegiatan melanosit. Lapisan malpighi merupakan lapisan epidermis yang paling tebal dan kuat. Terdiri dari sel-sel poligonal yang di lapisan atas menjadi lebih gepeng. Selsel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri-duri. Lapisan granular terdiri dari 1-4 baris sel-sel berbentuk intan, berisi butirbutir (granul) keratohialin yang basofilik. Lapisan lusidium terdiri dari satu lapis sel-sel tanpa inti. Lapisan tanduk atau stratum korneum terdiri dari 20-25 lapis sel-sel tanduk tanpa inti, gepeng, tipis dan mati. Pada permukaan lapisan ini sel-sel mati terus menerus mengelupas tanpa terlihat. Pada kulit bagian epidermis mengandung beberapa kelenjar antara lain : a) Kelenjar ekrin b) Kelenjar apokrin c) Kelenjar sebaseus d) Rambut Kelenjar keringat terbagi atas ekrin dan apokrin. Grandula ekrin terdapat di semua daerah kulit, tetapi tidak terdapat di selaput lendir.Seluruhnya berjumlah 2-5 juta yang terbanyak di telapak tangan. Sekret berwarna jernih, kira-kira 99% mengandung klorida, asam laktat, nitrogen, zat lain. Grandula apokrin adalah kelenjar keringat besar yang bermuara di folikel rambut terdapat di ketiak, daerah anogenital, putting susu dan areola. Kelenjar sebasea terdapat di seluruh tubuh, kecuali di telapak tangan, telapak kaki dan punggung kaki, terdapat banyak di kulit kepala, muka, kening dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung lemak, kolesterol dan zat lain. A. Rambut 2 Rambut terdapat di seluruh kulit, kecuali di tapak tangan, tapak kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan dan kaki, penis, labiaminora, dan bibir.Ada 2 jenis rambut yaitu rambu terminal dan velus.Rambut terminal dapat panjang atau pendek, sedangkan rambut velus pendek, lembut dan halus. Fungsi rambut : 1. Melindungi mata dari pengaruh buruk, misalnya alis mata melindungi mata agar keringat tidak mengalir ke mata bulu hidung (vibrissae). 2. Penyaring udara. 3. Pengatur suhu dengan penguapan keringat. 4. Sebagai indra peraba yang sensitif Rambut terdiri dari akar yang terdiri dari sel-sel tanpa keratin, dan batang yang terdiri dari sel-sel keratin.Akar dan bagian bawah kandung rambut mengandung sel-sel matrik rambut.Bagian dermis yang masuk ke dalam kandung rambut disebut papil.Banyak saraf dan pembuluh darah masuk ke dalam pupil.Melanosit yang terdapat di bagian atas kandung rambut menghasilkan pigmen yang memberi warna pada rambut. B. Kuku Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutupi permukaan dorsal ujung jari tangan dan kaki lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir bebas, badan dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit lateral dan froksimal. Fungsi kuku untuk mengutip benda-benda kecil. C. Dermis Dermis dan korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan subkutan. Dermis merupakan jaringan subkutan yang terdiri dari jaringan ikat yang di lapisan atas terjalin rapat (parspapilaris), sedangkan di bagian bawah jaringan ikat terjalin longgar (pars reticularis). Lapisan pars reticularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, grandula keringat, grandula sebaseus. Jaringan subkutan (subkutis atau hipodermis), sel-sel yang terbanyak adalah liposit yang menghasilkan banyak lemak, jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah dan limfe, kandung rambut dan 3 lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat.Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan penumpukan energi. 2.3 Etiologi a. Faktor eksogen pruritus dapat disebabkan oleh gigitan serangga, scabies, kutu (pedikulosis), jamur (dermatofit, kandida), Bakteri (Staphylococcus aureus, Streptokokus grup A), virus (herpes) dan faktor lingkungan yang membuat kulit kering ( Mark A Graber, Petter P. Toth, Robert Pert. Jr. 2006 : 565 ) b. Faktor endogen pruritus dapat disebabkan sebagai reaksi obat (misalnya alergi terhadap obat), dan penyakit (misalnya Hipotiroidisme, Hipertiroidisme, diabetes mellitus, gagal ginjal kronik, penyakit gangguan hematologis dan penyakit hati). (Mark A Graber, Petter P. Toth, Robert Pert.Jr. 2006 : 565). 2.4 Tanda dan Gejala Manifestasi klinik pruritus adalah tanda-tanda garukan dan ekskoriasi. Pada garukan akut dapat timbul urtikaria, sedangkan pada garukan kronik dapat timbul perdarahan kutan dan likenifikasi. Garukan dengan kuku menyebabkan ekskoriasi linear pada kulit dan laserasi pada kukunya sendiri. Keringanan perasaan gatal dengan garukan hanya akan ada, bila penyebab pruritus tidak terletak di alat sentral. (Smeltzer, Suzanne C: hal 1854). 2.5 Patofisiologi Pruritus merupakan sistem kutan yang memprovokasi keinginan untuk menggaruk dan merupakan gejala yang mendasari banyak gangguan, merupakan modifikasi rasa nyeri tapi kurang dapat ditolerir.Hanya terjadi pada kulit, jaringan mukosa tertentu dan mata.Daerah yang paling sering sensitif terhadap gatal ialah lubang hidung, hubungan mukokutaneus, telinga luar, perineum. Salah satu penyebab pruritus adalah kulit kering, kadang- 4 kadang akibat mandi yang berlebihan, terutama terlalu banyak busa, yang pengaruhnya bisa menimbulkan kekeringan. Penyebab umum dari gatal adalah kulit kering, yang mengiritasi kulit yaitu plastik kaca fiber, wol, produk tanaman, serangga, reaksi obat reaksi psikogenis, penyakit kulit yakni inflamasi, dermatitis, penyakit infeksi, penyakit sistemik yakni penyakit kandung empedu obstruktif, uremia, diabetes mellitus, neoplasia yakni penyakit hodgin, leukemia, limfoma (Graham Brown, Robin: halaman 183). Faktor yang menambah intensitas gatal adalah vasodilatasi, anoksia jaringan dan sirkulasi statis. Pruritus memicu respon motoris untuk menggaruk. Orang dengan gatal intensif dapat menggaruk kulit dengan kuku untuk mengurangi rasa gatal. Orang dengan gatal yang menyeluruh akan tampak dengan gerakan yang konstan menekuk-nekukan anggota badan, menggosok-gosok dan menggaruk-garuk. Seperti rasa sakit, rasa gatal timbul akibat aktivitas ujung-ujung saraf sensorik diantara dermis dan epidermis. Menurut Bickfoard ada dua jenis respon terhadap stimulus rasa gatal: a. Rasa gatal setempat (spontanius itch) yaitu rasa gatal yang timbul sesudah stimulus dan masa laten,rasa gatal ini cepat hilang. b. Rasa gatal difus (itchy skin), yaitu rasa gatal timbul sesudah stimulus,berikutnya dan meluas kesekitarnya. 2.6 Penanganan Penanganan gatal harus ditujukan pada penyebab yang mendasarinya, untuk mendiagnosis penyebabnya secara tepat diperlukan keahlian dokter yang telah berpengalaman ditambah bantuan berbagai pemeriksaan penunjang bila perlu.Jika mengalami gatal-gatal berat yang mengganggu atau disertai gejala penyakit serius seperti yang telah diuraikan di atas, segera berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Penderita dermatitis, infestasi parasit, penyakit jamur dan penyakit kulit lain sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Sedangkan gatal 5 ringan dengan penyebab yang tidak membahayakan seperti kulit kering, dapat dilakukan penanganan sendiri berupa (Graham Brown, Robin: halaman 184): a. Tidak mandi terlalu sering dengan air berkadar kaporit tinggi. b. Menggunakan sabun hipoalergenik atau sabun yang cocok.. c. Memasang alat pelembab udara, terutama di ruangan ber-AC. d. Mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra, menghindari bahan wol serta bahan sintesis yang tidak menyerap keringat. e. Menghindari konsumsi kafein, alkohol, rempah-rempah, dan lain-lain. f. Menghindari hal-hal yang telah diketahui merupakan penyebab gatal. g. Menjaga higiene pribadi dan lingkungan. h. Mencegah komplikasi akibat garukan dengan jalan memotong kuku dan menggosok kulit yang gatal menggunakan telapak tangan sebagai ganti menggaruk. Obat yang dapat dipergunakan antara lain obat oles antigatal (dengan kandungan mentol, kampor, kalamin dan doxepin HCl) serta obat minum, seperti doxepin dan antihistamin. 2.7 Komplikasi Bila tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering. BAB III PATHWAY 6 Faktor Eksogen (Dermatitis kontak rangsangan ektoparasit : serangga, tengau, skabies, pedukulus, larva migrans, faktor lingkungan yang membuat kulit lembab / kering Faktor Endogen Reaksi obat / penyakit Mengakibatkan iritasi kulit / peradangan Kontak langsung dengan kulit Pelepasan histamin selama peradangan Kulit terjadi ekskeriasi linier, adanya papula-papula dan vesikel Mengenai jari-jari, siku, pergelangan BAB IVdada, alat kelamin, jaringan tangan, mukosa ASUHAN KEPERAWATAN Timbul rasa gatal (pruntus) Memicu saraf motorik untuk menggaruk Kerusakan garukan dengan kuku Kerusakan pelindungan kulit Terjadi ulserasi pada kulit Kehilangan pertahanan primer terhadap invasi mikroorganisme Resiko infeksi Kerusakan integritas kulit BAB IV Kerusa kan jaringan kulit Gangguan rasa nyaman Kecacatan kulit Gangguan citra tubuh BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN 7 1. Pengkajian a. Identitas Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, jenis kelamin, suku bangsa. b. Keluhan utama Biasanya klien datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan keluhan gatal pada kulitnya, intensitas gatal lebih sering terasa pada malam hari. c. Riwayat penyakit sekarang Factor pencetus timbulnya pruritus dapat disebabkan oleh adanya kelainan sistemik internal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker, penggunaan preperat oral seperti aspirin , terapi antibiotic, hormone. Adanya alergi, baru saja minum obat yang baru, pergantian kosmetik dapat menjadi factor pencetus adanya pruritus. Tanda-tanda infeksi dan bukti lingkungan seperti udara yang panas, kering, atau seprei/selimut yang menyebabkan iritasi,harusdikenal. Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat dari kulit yang kering. d. Riwayat penyakit dahulu Pruritus merupakan penyakit yang hilang/ timbul, sehingga pada riwayat penyakit dahulu sebagian besar klien pernah menderita penyakit yang sama dengan kondisi yang dirasa sekarang. e. Riwayat penyakit keluarga Diduga factor genetic tidak mempengaruhi timbulnya pruritus.Kecuali dalam keluarga ada kelainan sistemik internal yang bersifat herediter mungkin juga mengalami pruritus. f. Riwayat psikososial Rasa gatal dapat pula disebabkan oeh factor psikologik seperti stress yang berlebihan dalam keluarga atau lingkungan kerja. Pruritus menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang hebat akan menganggu penampilan pasien. 2. Diagnosa 8 a. Gangguan rasa nyaman : gatal berhubungan dengan erupsi dermal. b. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan barier primer akibat lesi dan respon peradangan c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi, erosi. d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kerusakan integritas kulit. 3. Intervensi a. Gangguan rasa nyaman : gatal berhubungan dengan erupsi dermal Tujuan : Gatal berkurang/hilang Kriteria hasil : Erupsi dermal dapat diatasi Intervensi : 1. Observasi intensitas gatal dan perluasan kulit. 2. Jaga kebersihan kulit. 3. Gunakan air hangat untuk mandi. 4. Anjurkan untuk tidak menggaruk saat gatal jika terpaksa ingin menggaruk, menggunakan telapak tangan saat menggaruk. 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antihistamin b. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan barier primer akibat lesi dan respon peradangan Tujuan : Infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : lesi dan peradangan teratasi Intervensi : 1. Menjaga kebersihan lesi dan area yang terkena peradangan 2. Gunakan handuk yang lembut saat mengeringkan area lesi agar tidak melukai 3. Menjaga kelembaban kulit yang mengalami lesi agar tidak menjadi tempat berkembangbiak mikroorganisme c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan respon peradangan Tujuan : Integritas kulit kembali normal Kriteria hasil : lesi dan peradangan teratasi. Intervensi : 9 1. Beri pelembab 2. Gunakan handuk yang lembut saat mengeringkan tubuh. 3. Anjurkan untuk tidak menggaruk saat gatal jika terpaksa ingin menggaruk, menggunakan telapak tangan saat menggaruk. d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kerusakan integritas kulit. Tujuan : Gangguan konsep diri/ body image tidak terjadi. Kriteria hasil : Pasien mampu menerima terjadinya perubahan fisik, keterbatasan karena kondisi. Intervensi : 1. Jalin hubungan saling percaya. 2. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan. 3. Hindari pemajanan lama dibawah sinar matahari. 4. Anjurkan memakai baju lengan panjang dan celana/rok panjang untuk perlindungan. BAB V PENUTUP 10 5.1 Kesimpulan Pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan ditandai oleh rasa gatal, serta menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan. Secara umum, penyebab pruritus dapat dibagi menjadi dua yaitu factor endogen dan factor eksogen. Penatalaksanaan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu sendiri. Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat beberapa cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada penderita salah satunya adalah pengobatan topical dan pengobatan dengan medikasi oral 5.2 Saran Bagi mahasiswa supaya dapat mencari tambahan referensi lain agar lebih memperkaya asuhan keperawatan bagi pasien pruritus. Selain itu, perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap intervensi-intervensi yang akan diberikan pada pasien pruritus sehingga menambah intervensi-intervensi lain yang bisa diberikan pada pasien pruritus. DAFTAR PUSTAKA 11 Corwin, Elizabeth. 2009. Patofisiologi. Jakarta : EGC Doenges, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian. Jakarta : EGC Graber, Mark A, Petter P. Toth, Robert Pert. Jr. 2006.Buku Saku DokterKeluarga.Jakarta : EGC Graham Brown, Robin. 2005. Dermatologi. Jakarta : Erlangga Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC 12