BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas tinggi yang dilakukan oleh seseorang di tengah masyarakat sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. Olahraga merupakan bagian dari budaya masyarakat yang menjadi media untuk mengekspresikan gejala sosial yang ada di masyarakat dan sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia dalam menjaga kesehatan. Motivasi seseorang melakukan olahraga yaitu motif kesukaan atau hobi, motif kesehatan, dan motif sarana interaksi. Pada masa sekarang, olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Saat ini sepakbola tidak hanya merupakan permainan beregu yang terdiri dari 11 pemain dan harus bermain di dalam stadion. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal (Poerwadarminta, 1961: 119). Olahraga futsal sendiri banyak digemari oleh kaum pria karena futsal adalah bagian atau miniatur dari sepak bola lapangan besar. Seiring dengan perkembangan zaman, sepakbola tidak hanya dimainkan di lapangan terbuka, orang mulai melihat sepakbola dimainkan dilapangan tertutup (indoor). Permainan futsal sebentuk permainan bola (seperti sepakbola) yang terlahir dari ketidakmampuan orang-orang dalam membuat lapangan besar sepakbola. Istilah 1 futsal sendiri berasal dari kata Spanyol futbol sala atau Portugis yaitu futebol de salao yang mempunyai pengertian permainan bola ruangan, dan kedua istilah tersebut memunculkan singkatan yang lebih mendunia atau internasional, yaitu FUTSAL (Justinus Laksana, 2009: 2). Bentuk permainan futsal dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang, tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan dengan memanipulasi bola dengan kaki, dan selain lima pemain utama setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan yang tidak dibatasi pergantiannya dan futsal tidak seperti permainan sepakbola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal memiliki batas garis bukan net atau papan (http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal). Olahraga futsal mulai masuk ke Indonesia sebenarnya pada sekitar tahun 1998-1999. Kemudian pada tahun 2000 futsal baru mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia dan pada saat itulah futsal mulai berkembang dengan maraknya sekolah-sekolah futsal di Indonesia. Lalu pada tahun 2002, Asosiasi Olahraga Futsal di Asia meminta Indonesia untuk menggelar kejuaraan Piala Asia, guna mempromosikan sepak bola ruangan jenis baru tersebut. Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olahraga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, terbukti kota Surakarta pernah dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama di Stadion Sriwedari pada tahun 1948. Perkembangan kota Surakarta yang begitu pesat memunculkan berbagai persoalan yang kompleks, oleh karena itu dibutuhkan suatu solusi. Salah satunya adalah yang bersifat menghibur sekaligus menyehatkan bagi masyarakat kota yang berkembang, sehingga para pengusaha 2 atau pemilik modal berlomba-lomba untuk menawarkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan saat ini, salah satunya adalah olahraga futsal. Futsal sendiri di kota Surakarta mulai berkembang pada awal tahun 2006. Namun fasilitas permainan olahraga futsal pada tahun tersebut belum banyak tersedia, padahal olahraga futsal sangat digemari dan diminati oleh banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring berkembangnya waktu, perkembangan olahraga futsal di Kota Surakarta dapat dikatakan cukup maju, terbukti diawal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk olahraga futsal yang didirikan. Beberapa lapangan standar futsal telah meramaikan demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat, Randesvouz, Manahan Futsal Hall, dan lain masih banyak lagi. Untuk mempromosikan olahraga baru tersebut para pemilik futsal mengadakan kompetisi-kompetisi dan mendapat respon yang positif dari masyarakat. Perkembangan dunia futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini futsal sekaligus dijadikan trend, alasannya sangat sederhana karena futsal hanya membutuhkan lapangan dengan ukuran kecil dan membutuhkan pemain yang sedikit dibandingkan dengan sepakbola, hal ini menjadi keuntungan bagi futsal, karena dengan sedikit waktu, permainan futsal dapat dimulai. Fasilitas permainan futsal juga menjadi tolak ukur lapangan futsal, seperti lapangan futsal berstandar internasional dan bertempat di tengah kota memiliki tingkat prestise yang tinggi, selain itu permainan futsal secara tidak langsung juga telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul sebagai ajang reuni dan berbagi cerita maupun melepas penat dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. 3 Maraknya keberadaan lapangan futsal tersebut membuat futsal mulai menarik perhatian masyarakat perkotaan. Akhirnya, olahraga futsal menjadi alternatif baru dalam mengisi waktu luang, tempat untuk berkumpul dan bermain bersama. Futsal tidak hanya berhenti sebagai olahraga, tetapi juga sebagai kebutuhan. Dapat dikatakan bahwa pelaku futsal selain mendapatkan kesenangan juga mendapatkan kesehatan. Futsal kemudian berkembang menjadi media interaksi pada masyarakat kota yang bersifat individual. Dari respon masyarakat tersebut futsal menjadi olahraga kontemporer atau modern hingga menjadi budaya pop. Saat ini futsal telah menjadi trend di kotakota besar di Indonesia, banyak dari kalangan anak muda maupun pegawai kantor yang merubah kebiasaan atau hobi dari berdiam diri di rumah dengan sejumlah permainan elektronik seperti playstation (PS), komputer (PC) atau game online dan sebagainya, menjadi permainan yang bernuansa kesehatan. Banyak alasan mengapa futsal digemari, selain untuk menjaga kebugaran dan agar badan terlihat atletis, futsal juga melatih mengelola emosi serta meningkatkan kemampuan kerjasama tim. Secara teoritis, futsal melatih seseorang untuk cepat dalam mengambil keputusan. Untuk melatih kerjasama antara pemain dan kekompakan tim, bagi sebagian pemain futsal, tidak hanya menjadi sebentuk olahraga melainkan telah menjadi gaya hidup yang menarik dan dinamis. Di kota Surakarta sendiri, anak-anak sekolah, anak kuliahan maupun orang dewasa atau yang telah bekerja banyak yang menggemari olahraga futsal. Olahraga futsal bagi mereka menjadi salah satu alternatif bagi warga untuk menghabiskan waktu luang. Dengan olahraga futsal, mereka dapat berkumpul dan 4 berinteraksi dengan teman-teman. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis baik yang dilakukan orang perorangan maupun kelompok manusia. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial yang dimaksudkan adalah para penggemar olahraga futsal saling bertemu. Selain kontak sosial ada komunikasi sosial. Antar penggemar olahraga futsal saling berkomunikasi. Jalinan komunikasi yang terjadi diantara mereka tidak terbatas pada olahraga itu sendiri. Topik pembicaraan bisa menuju ke arah aspek kehidupan seperti sosial, politik, ekonomi dan apa yang terjadi di sekitar mereka. Dalam kesempatan lain, para penggemar olahraga futsal di kota Surakarta menjalin hubungan sosial diantara mereka, dan hal ini tidak hanya kepada satu kelompok saja namun juga kelompok lain. Kelompok lain yang dimaksud adalah komunitas, kelas, instansi maupun profesi yang berbeda. Misalnya mereka mengadakan pertandingan olahraga futsal dengan sekolah atau kelompok lain. Adanya interaksi antara pelaku olahraga futsal di kota Surakarta tersebut, bisa menciptakan kerja sama maupun juga persaingan ataupun konflik. Berdasarkan paparan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pola interaksi sosial dalam komunitas olahraga futsal di Manahan futsal hall Surakarta. 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latarbelakang diatas, maka untuk mempermudah dan membatasi cakupan penelitian, peneliti menggunakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pola interaksi sosial dalam komunitas olahraga futsal di Manahan futsal hall Surakarta? 2. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari pola interaksi yang terjalin antar pelaku olahraga futsal? 3. Faktor internal dan eksternal apa yang mempengaruhi pola interaksi sosial dalam komunitas olahraga futsal di Manahan futsal hall Surakarta? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pola interaksi sosial dalam komunitas olahraga futsal di kota Surakarta. 2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan akibat adanya interaksi yang terjalin antar pelaku olahraga futsal. 3. Untuk menganalisa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pola interaksi sosial dalam komunitas olahraga futsal di kota Surakarta. 6 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memperdalam kajian tentang Sosiologi, khususnya mengenai bagaimana pola interaksi komunitas olahraga futsal di Manahan futsal hall Surakarta sebagai media interaksi sosial masyarakat. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada masyarakat tentang hal-hal apa saja yang mendasari pola interaksi komunitas olahraga futsal di kota Surakarta sebagai media interaksi sosial masyarakat. 3. Dapat memperkaya kajian-kajian teori sosiologi, khususnya teori-teori yang berkaitan dengan pola interaksi komunitas olahraga futsal pada suatu masyarakat tertentu. 7