BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. State of The Art Jurnal The Kesimpulan Influence of Penelitian ini 7P’s of Marketing menggunakan Mix on tujuh Buying variabel marketing mix Intention of Music untuk menentukan Product niat Indonesia in tingkat beli konsumen di Indonesia untuk produk musik digital secara online. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa hanya variabel memiliki harga signifikan mempengaruhi niat beli konsumen produk musik digital secara online, namun hasil tes secara simultan menunjukkan bahwa semua variabel bauran pemasaran yang terdiri dari harga, produk, promosi, distribusi, orang, bukti fisik, dan proses telah mempengaruhi signifikan terhadap pembelian niat konsumen produk musik digital secara online. 7 Persamaan Perbedaaan Perusahaan yang Memiliki Variabel yang digunakan adalah sama yaitu berbeda Minat Beli Variabel Konsumen independen yang ada itu berbeda 8 Kontribusi yang dibuat oleh variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, promosi, harga, distribusi, orang, bukti fisik, dan proses pada niat beli konsumen produk musik digital online 23,8%, adalah sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini hasil Terdapat PENGARUH Berdasarkan PEMASARAN analisis dan pembahasan kesamaan EVENT dapat varibel TERHADAP bahwa pemasaran event CITRA disimpulkan MEREK berpengaruh positif MINUMAN terhadap citra merek ISOTONIK pada produk minuman MIZONEDI isotonik Mizone Variabel dependennya yaitu berbeda Perusahaan event Kerangka berbeda berfikir sama SURABAYA PENGARUH Hasil uji T diketahui Memiliki EVENT bahwa secara parsial, variabel yang Perusahaan SPONSORSHIP variabel bebas yang sama yaitu TERHADAP diteliti, variabel x yaitu event BRAND IMAGE sponsorship, ROKOK A – mempunyai pengaruh MILD PADA PT. yang signifikan HM terhadap brand image SAMPOERNA rokok Sampoerna A- TBK. CABANG Mild pada PT HM Varibel y berbeda berbeda 9 PEKANBARU Sampoerna Cabang Tbk. Pekanbaru. Dari angka koefisien determinasi diperoleh hasil Nilai R2 yang kecil ini dapat disebabkan oleh sedikitnya bebas pada variabel yang diteliti penelitian ini. Hubungan yang terjadi diantara variabel- variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini adalah hubungan yang sedang. Hal ini dapat disebabkan sedikitnya yang diteliti oleh variabel pada penelitian ini. STRATEGI Komunikasi KOMUNIKASI pemasaran PEMASARAN MELALUI Memiliki melalui variabel yang event yang digunakan sama yaitu Perusahaan Pocari Sweat melalui variabel x EVENT DALAM strategi media saluran PEMBENTUKAN pesan personal atau BRAND EQUITY Variabel berinteraksi langsung secara dengan konsumen dan strategi pesan. Media saluran berbeda berbeda Y 10 pesan berupa isi konten acara dalam event adanya games ICE, perngkoordinasian dengan peserta yang mengikuti ajang futsal, dan interaksi melalui media online. Pocari dengan konsep pendekatan secara personal untuk menjalin interaksi dengan peserta melalui event Pocari Sweat Futsal Championship 2013. Aktivitas aktivitas – yang dilakukan Pocari melalui event secara keseluruhan melibatkan konsumen untuk dari ambil kegiatan bagian yang diadakan oleh Pocari. Pocari konsumen mengajak untuk perduli terhadap olah raga futsal yang tidak hanya sebagai ajang perlombaan teteapi 11 lebih pada bagaimana menumbuhkan passion peserta dan yang potensi mereka miliki.Kedekatan dan komitmen Pocari dengan konsumen dapat memudahkan untuk pembentukan brand equity Pocari melalui event Pocari Sweat Futsal Championship 2013. ANALISIS Strategi promosi yang Memiliki PENGARUH terdiri atas periklanan, variabel yang Perusahaan STRATEGI penjualan tatap muka, sama yaitu PROMOSI publisitas variabel y TERHADAP pemasaran langsung MINAT BELI secara simultan dan berpengaruh dan terhadap positif signifikan minat beli ulang suatu produk. Jadi bangunan teori yang strategi menyatakan strategi promosi yang terdiri atas periklanan, penjualan tatap muka, Variabel x berbeda berbeda 12 publisitas pemasaran dan langsung berpengaruh terhadap minat beli ulang suatu produk dapat diterima sebagai statemen teori kausalitas. Sumber : Journal 2.2. Landasan Teori & Konseptual 2.2.1. Teori Inokulasi Teori Inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh McGuire ini mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang secara fisik tidak siap untuk menahan penyakit infeksi, seperti cacar dan folio, memerlukan inokulasi (suntikan) vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya supaya dapat melawan penyakit tersebut. (Syaiful Rohim, 2009) Dengan kata lain, orang yang tidak memiliki informasi untuk mengetahui suatu hal, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasif atau dibujuk. Dalam hal ini cara yang diperoleh untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah menyuntiknya dengan argumentasi balasan. (Syaiful Rohim, 2009) 2.2.2. Konsep Public Relations Public relations adalah proses interaksi untuk menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Cryztallizing menyebutkan bahwa public relations adalah profesi yang mengurus hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Suryanto,2015). Public relations adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerja sama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen 13 untuk mengetahui dan merespons opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Suryanto, 2015). Dalam buku Dasar - dasar Public Relations (Wilcox dan Cameron, 2006) mengatakan bahwa "Public Relations is a management function, of a contiuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests." Public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa public relations merupakan fungsi manajemen perusahaan dalam berhubungan dengan publik dan menjaga opini publik agar tetap positif terhadap organisasi / perusahaan tersebut. public relations juga memiliki fungsi interaksi terhadap publik yang bertujuan untuk menanamkan kepercayaan, rasa pengertian serta motivasi yang baik dari publik untuk organisasi. 2.2.2.1. Tugas Pokok Public Relations Adapun dalam menjalankan fungsi dalam manajemen PR memiliki beberapa tugas pokok, yaitu : 14 1) Menurut Cutlip et al (2006) yang pertama adalah menulis dan mengedit, dimana PR membuat rilis berita baik dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature, newsletter untuk karyawan dan stakeholder, iklan institusional dan materi-materi pendukung lainnya. 2) Hubungan media dan penempatan media dimana PR menghubungi media-media seperti surat kabar dan majalah agar mereka mau mempublikasikan berita dan feature tentang perusahaan yang di tulis oleh PR sendiri atau orang lain, kemudian PR juga merespon permintaan informasi oleh media, memberikan verifikasi berita, dan membuka akses ke sumber otoritas. 3) Melakukan riset, dimana PR mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren dan isu yang sedang terjadi, iklim politik dan peraturan-peraturan dari pemerintah, liputan media, opini kelompok kepentingan dan pandanganpandangan pihak lain yang berpengaruh terhadap stakeholder dari perusahaan, selain itu PR juga mencari data lewat internet, jasa online dan data pemerintah dalam bentuk elektronik dan kemudian mendesain riset program, melakukan survei dan menyewa perusahaan riset. 4) Manajemen dan administrasi dimana PR melakukan kegiatan pemrograman dan perencanaan dengan bekerja sama dengan manajer lain untuk menentukan kebutuhan, menentukan prioritas, mendefinisikan publik, seting dan tujuan, dan mengembangkan strategi dan taktik, PR menata staff dari divisinya, anggaran dan jadwal program dari divisi PR. 5) Konseling, dimana PR memberi saran kepada manajemen dalam masalah sosial, politik, dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menghindari atau merespon krisis dan kemudian bekerja sama dengan eksekutif perusahaan untuk menyusun strategi mengelola atau merespon isu-isu sensitif dan kritis. 6) PR mengadakan special event, dimana PR mengatur dan mengelola acara-acara khusus seperti konfrensi pers, open house, grand opening, acara pengumpulan dana, program penghargaan dan kegiatan-kegiatan khusus lainnya. 7) Menjadi juru bicara dalam pidato, melatih orang lain untuk memberikan kata sambutan dan mengelola juru bicara di depan audien penting. 15 8) Melakukan produksi, dimana ia membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan media, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak, mempersiapkan presentasi audio visual, perekaman dan mengedit audio dan video. 9) Melakukan kegiatan pelatihan untuk mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi media dan tampil dihadapan publik, kemudian PR juga memberikan petunjuk kepada anggota internal perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan menulis serta membantu memperkenalkan perubahan dalam budaya, kebijakan, struktur, dan proses dalam organisasi perusahaan. 10) Melakukan kontak atau sebagai penghubung dengan media, komunitas, dan kelompok eksekutif eksternal lainnya. Selain itu PR juga menjadi mediator antara perusahaan dengan stakeholder penting untuk mendengarkan pendapat, melakukan negosisasi, mengelola konflik, dan menjalin kesepakatan, dan yang terakhir adalah menjadi tuan rumah dengan melakukan pertemuan dan menyambut tamu dan pengunjung yang datang 2.2.2.2. Fungsi Public Relations Menurut Maria (2002), dalam buku Suryanto (2015) "Public relations merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi, harus memberikan identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut." Hal tersebut sekadar memberikan gambaran tentang fungsi public relations, yaitu sebagai berikut : 1) Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. 2) Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang dapat diterima dan menguntungkan semua pihak. 3) Unsur penting dalam manajemen untuk mencapai tujuan yang spesifik, sesuai dengan harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. 16 4) Menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan 2.2.3. Event Menurut Kotler dan Keller (2009), “Acara dan pengalaman adalah kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.” Definisi event menurut Any Noor (2009) adalah sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa Showroom Event memiliki definisi dari sebuah event karena event ini diselenggarakan oleh perusahaan untuk konsumen sesuai dengan kebutuhan target pasar dari penyelenggara event. Showroom Event ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan minat beli serta memberi citra yang baik terhadap perusahaan. Dari event ini akan terjalin komunikasi yang baik antara perusahaan dengan konsumennya, karena melalui event, kedua belah pihak akan saling menguntungkan. 2.2.3.1. Tujuan Event Tujuan dari sebuah event yang diselenggarakan menurut Buchory dan Saladin (2010) yaitu: 1) Untuk mengidentifikasi sebuah pasar sasaran khusus atau gaya hidup. 2) Untuk meningkatkan kesadaran nama perusahaan atau produk 3) Untuk menciptakan persepsi konsumen tentang asosiasi citra merek. 4) Untuk meningkatkan dimensi citra perusahaan. 5) Untuk menciptakan pengalaman dan membangkitkan perasaan. 6) Untuk mengungkapkan komitmen pada komunitas atau pada isu sosial. 7) Untuk menghibur klien utama atau mengambil karyawan kunci. 8) Untuk memungkinkan peluang perdagangan atau promosi. 17 2.2.3.2. Dimensi Event Event selalu memiliki enam dimensi, dimana dimensi-dimensi tersebut mempunyai komponen sendiri (Natoradjo, 2011): 1) Materi Pemasaran. Dimensi ini menyangkut isi pesan yang akan disampaikan oleh penyelenggara acara kepada calon pengunjung. Penyelenggara pesan harus memiliki strategi untuk membuat calon pengunjung merasa bahwa kebutuhannya akan terpenuhi jika ia mendatangi event tersebut. 2) Transportasi dan Penyambutan Tamu. Dimensi ini tidak terbatas pada kesiapan fisik dan operasional penyelenggara dalam menyambut kedatangan tamu. 3) Nuansa, Suasana, dan Dekorasi. Dimensi ini dirancang untuk memberikan kesan khusus bagi pengunjung. Dengan adanya dekorasi yang menarik, tema, perabotan serta peralatan yang telah dipersiapkan, pengunjung akan menyukai suasana yang ada didalam acara tersebut dan dapat memberi kesan bagi pengunjung. 4) Hidangan (Makanan dan Minuman) Hidangan makanan dan minuman yang disesuaikan harus disesuaikan dengan jenis acara. Tidak saja hidangannya, tetapi juga cara pelayanannya. 5) Hiburan/Kegiatan. Agar sebuah event dapat memberi kesan bagi pengunjung, maka penyelenggara event harus menempatkan jenis hiburan atau kegiatan pendukung yang sepadan. 6) Amenities dan Souvenir. Dimensi ini diperlukan untuk memberi kenang-kenangan bagi pengunjung. Kenangan itu dapat diperkuat melalui tanda terima kasih, cenderamata atau oleh-oleh atas partisipasi pengunjung. 2.2.3.3. Jenis Event Ruslan (2003) dalam buku Natoradjo (2011) mengelompokkan event-event dalam tiga golongan : 1. Calender Event 18 Kelompok ini terdiri dari acara regular yang diadakan pada hari, bulan, tahun tertentu secara periodik sepanjang tahun kalender. Contoh : Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham 2. Momentum Event Acara yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada momen – momen tertentu diluar acara rutin. Contoh : Ultah perusahaan, menyambut millenium ke III tahun 2000, fashion show menyambut Hari Kartini, dan Perayaan Hari Anak Sedunia. Momen-momen ini adalah saat-saat yang istimewa dimana public relations mempunyai kesempatan yang baik untuk menciptakan publisitas tentang produk dan perusahaannya. 3. Special Event Acara khusus yang dianggap istimewa. Terdiri atas tiga jenis : a. Acara peresmian, seperti soft – opening, grand-opening, merger, penyerahan penghargaan. b. Acara peringatan, seperti ulang tahun perusahaan. c. Acara yang bersifat : i. Komersial, seperti peluncuran produk baru ii. Nonkomersial dan Social/Community Events, seperti penyerahan bantuan beasiswa, sumbangan pada korban gempa, tsunami, dsb 2.2.3.4. Proses Event Menurut Goldbatt (2002), dalam buku Pudjiastuti (2010) ada lima tahap yang harus dilakukan untuk menghasilkan event yang efektif dan efisien, yaitu : a. Research Penelitian yang baik akan mengurangi resiko kegagalan dalam pelaksanaan event. Penelitian dilakukan untuk menentukan kebutuhan, keinginan, dan ekpektasi khalayak sasaran. b. Design Keberhasilan dari suatu event harus didukung dengan adanya kreativitas yang luar biasa dari pelaksananya untuk menciptakan kesan yang mendalam bagi para pengunjung event. 19 c. Planning Planning sebuah acara dilakukan setelah analisis situasi dilakukan bersamaan dengan designing. Dua kegiatan ini memerlukan waktu yang paling panjang ditahap kegiatan lainnya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan pada saat perencanaan sehingga susunan perencanaan sering kali mengalami perubahan, penambahan, atau pengurangan sesuai ketersediaan sumber daya yang ada. d. Coordinating Event memerlukan berbagai keahlian agar menjadi acara yang sukses dan kemudian mampu mengangkat citra perusahaan. Seorang manajer sebuah acara harus mampu mengoordinasi pihak – pihak yang bertugas agar dapat bekerja secara simultan dengan satu tujuan yang sama, yaitu menghasilkan acara yang sukses. e. Evaluation Kegiatan evaluasi digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan acara yang telah dilakukan. Evaluasi yang baik akan menghasilkan data dan fakta yang sangat berharga, khususnya untuk mendukung kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang 2.2.3.5. Karakteristik Event Menurut Any Noor (2009:13) event memiliki beberapa karakteristik karena setiap penyelenggaraan event harus memiliki ciri tersendiri. Bagaimanapun karakteristik event hampir sama dengan pelayanan yang diberikan oleh industri pelayanan lainnya. Berikut adalah karakteristik yang mendasari dari evaluasi event : 1) Keunikan. Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide, maka eventyang diselenggarakan akan memiliki keunikan tersendiri. 2) Dapat musnah (Perishability). Setiap event yang diselenggarakan tidak pernah sama, tentunya setiap event yang diselenggarakan menghasilkan keunikan yang khas yang tidak dapat diulangi sama persis seperti event sebelumnya. 3) Tidak berwujud (Intangibility). Setelah menghadiri event, yang tertinggal dibenak pengunjung adalah pengalaman yang telah didapatkan dari penyelenggaraan event. Hal tersebut 20 merupakan proses perubahan dari intangible menjadi tangible yang akan diingat oleh pengunjung. 4) Suasana dan pelayanan. Suasana dan pelayanan merupakan karakteristik yang penting pada saat keberlangsungan event. Event yang dilaksanakan dengan suasana dan pelayanan yang tepat akan menciptakan event yang sukses. 5) Interaksi personal. Interaksi personal dari pengunjung merupakan kunci sukses penyelenggaraan event, karena pengunjung akan merasa berkontribusi dalam event tersebut. 2.2.4. Minat Beli Konsumen Pengertian minat beli menurut Schiffman dan Kanuk (2007) didefinisikan sebagai berikut : “Suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu”. Menurut Effendy yang dikutip oleh Herlina (2011) Minat Beli (purchase intention) adalah sebagai berikut: "Penggunaan atau pembelian kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator." Menurut Yoestini dan Eva (2007) minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Dengan demikian, minat beli akan timbul/bias timbul saat dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa minat beli merupakan keinginan yang timbul dari dalam diri konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang sedang dibutuhkan. Keinginan tersebut akan terus muncul di dalam benak konsumen sebelum terjadinya proses keputusan pembelian. 21 2.2.4.1. Faktor Membentuk Minat Beli Konsumen Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen Kotler (2005) yaitu: 1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Menurut Swastha dan Irawan (2005) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat. Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah (problem recognition) terjadi ketika konsumen melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan. Berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk yang dia inginkan. Terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasi-informasi yang telah diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Semua input berupa informasi tersebut membawa konsumen pada tahap dimana dia mengevaluasi setiap pilihan dan mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia sendiri. Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk. 2.2.4.2. Dimensi Minat Pembelian Menurut Busler dalam Mehdi Zahaf (2008), terdapat 3 dimensi dari minat pembelian meliputi: 1. Likely : Yakni rencana pembelian konsumen terhadap suatu produk. 22 2. Definitely Would : Mengacu pada kepastian konsumen dalam suatu produk. 3. Probable : Mengacu pada kemungkinan konsumen dalam membeli suatu produk. Menurut Ajay dan Goodstein yang dikutip Yoestini dan Eva (2007) jika ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan demikian yang akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu tentu lebih bagaimana proses informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (proses pembelian) 2.2.5. Konsep Komunikasi Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, di mana masingmasing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana, komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin “communis”. Communis atau dalam bahasa Inggrisnya “commun” yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan (Suryanto, 2015) Definisi lain tentang komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Moor (1993:78) dalam buku Suryanto (2015) adalah penyampaian pengertian antar individu. Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang yang lain. Pada pokoknya, komunikasi adalah pusat minat dan situasi prilaku di mana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut. Menurut Richard West & Lyn H. Turner, komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (West & Turner, 2007). Theodorson (1969) dalam buku Suryanto, (2015) selanjutnya mengemukakan pula bahwa, komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau 23 sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau kelompok lain. Setelah menguraikan teori-teori dari para ahli, penulis mengambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial, dimana manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk berinteraksi dalam bertukar informasi dan untuk membentuk suatu opini. Komunikasi bisa berupa verbal dan non verbal 2.2.5.1. Kunci Utama Komunikasi Lima kunci utama dalam komunikasi (Richard West & Lynn H. Turner, 2008) : 1) Sosial Maksud yang ingin disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Artinya, selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Ketika komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi, dan kemampuan. 2) Proses Komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. Karena komunikasi merupakan sebuah proses, banyak sekali yang dapat terjadi dari awal hingga akhir dari sebuah pembicaraan. Komunikasi dapat dianggap sebagai proses yang dapat berubah seiring dengan waktu dan berubah diantara orang-orang yang berinteraksi. 3) Simbol Simbol merupakan representasi dari sebuah kejadian. Simbol biasanya telah disepakati bersama dalam suatu kelompok, tetapi mungkin saja tidak dimengerti oleh orang yang berada diluar lingkup kelompok tersebut. 4) Makna Makna adalah yang diambil orang dari suatu pesan. Pesan dapat memiliki berlapislapis makna. Tanpa berbagi makna, kita akan kesulitan dalam menggunakan bahasa yang sama atau dalam menginterpretasikan suatu kejadian. 5) Lingkungan Lingkungan adalah situasi atau konteks dimana komunikasi itu terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen, seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang budaya pembicara dan pendengar 24 2.2.5.2. Model Komunikasi Tiga model utama dalam komunikasi adalah : 1. Model Komunikasi Linear Claude Shannon, seorang ilmuwan Bell Laboratories yang juga Profesor di Massachusetts Institute of Technology dan Warren Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Fondation, mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear atau searah. Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci : sumber (source), pesan (message), dan penerima (receiver). Konseptualisasi dari model komunikasi ini adalah : Gambar 2.1 Model Komunikasi Linear (Sumber : West Turner 2007) Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa proses komunikasi terjadi antara pengirim dan penerima pesan menerima pesan melalui saluran atau channel yang merupakan jalan untuk berkomunikasi. Saluran biasanya berhubungan langsung dengan panca indra baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan yang lainnya. Dalam komunikasi ini juga dijelaskan mengenai gangguan yang dapat muncul saat komunikasi berlangsung. 2. Model Interaksional Model Interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1954) dalam buku H.Syaiful Rohim (2009) yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak menjadi keduanya sekaligus. Elemen 25 yang penting dalam teori ini adalah umpan balik atau tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik dapat membantu komunikator untuk mengetahui apakah pesan mereka telah tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi. Secara skematis dapat dilihat dalam gambar interaksional berikut ini : Gambar 2.2 Model Komunikasi Interaksional (Sumber : West & Turner 2007 ) 3. Model Transaksional Dalam model komunikasi ini memberikan penekanan pada proses pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam suatu sistem komunikasi. Dalam mekanisme pengiriman dan penerimaan pesan, proses komunikasi berlangsung secara koorperatif dimana pengirim dan penerima secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap ekses/akibat dari proses komunikasi yang berlangsung, apakah efektif atau tidak, karena dalam model ini makna dibangun oleh umpan balik dari peserta komunikasi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal maupun nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melakukan proses negosiasi makna. 26 Gambar 2.3 Model Komunikasi Transaksional (Sumber : West & Turner 2007) 2.2.6. Konsumen Menurut teori Pavlov, konsumen dapat dipandang sebagai pencari informasi yang menggunakan hubungan yang logis dan perseptual di antara berbagai peristiwa, bersama-sama dengan persepsinya sendiri, untuk membentuk gambaran yang canggih mengenai dunia. (Schiffman and Kanuk:2008) Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan oleh para ahli, penulis mengambil kesimpulan bahwa konsumen merupakan individu yang membeli barang atau jasa untuk dikonsumsi. Konsumen juga dapat menggambarkan suatu barang atau jasa menggunakan persepsi mereka sendiri berdasarkan informasi yang telah diperoleh maupun dari kesan pertama yang didapat setelah melihat barang atau jasa tersebut 2.2.6.1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen yang loyal terhadap suatu produk tentu saja menguntungkan bagi produsennya karena konsumen akan terus mencari produk yang diinginkannya. Namun demikian jika konsumen terus – menerus kesulitan mencari produk yang diinginkannya, maka lama – lama konsumen akan mencari produk lain. Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan – kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan 27 mempergunakan barang – barang / jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen itu : proses pengambilan keputusan, dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang / jasa secara ekonomis. (Danang Sunyoto:2012) The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). 2.3. Kerangka Pemikiran X Y EVENT Minat Beli Konsumen ( Natoradjo 2009 : 30) ( Mehdi Zahaf(2008) - Materi Pemasaran - Likely - Trasnportasi & Penyambutan - Definitely would Tamu - Probable - Nuansa, Suasana, dan Dekorasi - Hidangan (Makanan dan Minuman) - Hiburan / Kegiatan - Amenities dan Suvenir 28 Sebuah penelitian membutuhkan kerangka penelitian, yang berguna untuk menjelaskan alur pemikiran yang digunakan dalam penelitian. Alur pemikiran tersebut berisi gambaran tentang adanya hubungan sebab akibat atau pengaruh yang satu dengan yang lainnya. Kerangka pemikiran juga berfungsi untuk memperoleh kesimpulan dari hasil penyelesaian suatu permasalahan. Kerangka pemikiran di dalam penelitian ini adalah untuk memberi gambaran dari hubungan atau pengaruh elemen – elemen yang berada dalam variable x (materi pemasaran, transportasi & penyambutan tamu, nuansa & suasana serta dekorasi, hidangan, hiburan/kegiatan, amenities dan suvenir) dengan elemen – elemen dari variable (y) (likely, definetly would, probable).