makalah - Universitas Brawijaya

advertisement
KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN INOVASI
Merintis Usaha Baru dan Membuat Bisnis Baru
KELOMPOK 3 / KELAS B
 ARMELIA
115030200111072
 IKE NURUL A.
115030200111113
 INDRI FITRIATUN N.
115030201111082
 PUTRI PARLISTYA F.
115030201111041
ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:
1) dari mana ide mendirikan bisnis baru dapat kita peroleh?
2) mengapa beberapa orang merasa perlu mendirikan usaha baru?
3) bagaimana cara memasuki usaha?
4) apa yang dimaksud dengan akuisisi?
5) Apa saja macam akuisisi?
6) apa saja macam-macam bentuk perusahaan?
7) apa saja jenis bidang usaha?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1) mahasiswa mengetahui asal ide usaha baru
2) mahasiswa mengetahui alasan-alasan mendirikan usaha baru
3) mahasiswa mengetahui cara memasuki usaha
4) mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan akuisisi
5) mahasiswa mengetahui macam-macam bentuk perusahaan
6) mahasiswa mengetahui jenis bidang usaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ide Mendirikan Usaha Baru
Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya
ide pendirian bisnis berskala kecil. National
Federation of Independent Business
Foundation, menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu” menyebabkan 45% ide
baru. “Minat pribadi” berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya kesempatan”
berjumlah 11%.
Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian
usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari:
1) pengalaman pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di
rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun
sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk
memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi
konsep bisnis dalam lokasi berbeda.
2) minat
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis.
Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga ski mungkin dapat memulai
bisnis penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian, ia mendapatkan penghasilan
dari kegiatan yang dia senangi.
3) penemuan secara tidak sengaja
Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas
(kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat
penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
4) relasi atau bisnis keluarga
Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi
adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara
bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau
tidak mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali
waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang
apabila diterapkan akan berjalan.
5) pencarian ide dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha
untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat
berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang
berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat menerima ide baru dari
berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus
untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara membangkitkan ide awal adalah
membaca tentang kreativitas wirausaha lain.
Ide awal kadang membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk penyaringan dan
testing. Hampir seluruh ide apa pun membutuhkan studi yang hati-hati dan modifikasi
sebagai pembukaan untuk pendekatan bisnis.
B. Alasan Mendirikan Usaha Baru
Berikut ini beberapa alasan orang-orang ingin mendirikan usaha baru:
1) Menampilkan penemuan terbaru atau barang / jasa terbaru yang dikembangkan
2) Mengambil keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan, pekerjaan ,
pemasok, dan bankir yang ideal.
3) Menghindari pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses, dan
ikatan sah dari perusahaan yang ada. Preseden, kebijakan, prosedur, komitmen
hukum dari perusahaan yang sudah ada yang tidak diinginkan.
C. Cara Memasuki Usaha
Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil wirausaha dapat
memilih dan melakukan tiga cara yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila ingin
memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu :
1) merintis usaha baru
Memulai usaha dimulai dari ide dasar yang kuat, bisa diwujudkan dan
penuh pertimbangan sera muncul karena kreativitas dan inovasi. Merintis udaha
baru dimulai dengan adanya ide dasar (longenecer, et. all, 2001);

ide awal penyediaan produk yang sudah ada, tapi belum tersedia pasar
bagi konsumen

ide awal yang melibatkan teknologi baru, yang didasarkan bagi
penyediaan produk baru pada konsumen

ide awal yang didasarkan pada penyediaan produk yang telah diperbarui
bagi konsumen
Merintis usaha baru perlu memperhatikan beberapa hal penting agar usaha
tersebut mampu tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Hal penting
tersebut adalah:

bidang, jenis usaha yang dimasuki

bentuk usaha dan kepemilikan

tempat usaha yang dipilih

organisasi usaha

jaminan usaha

lingkungan usaha yang berpengaruh.
Secara umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu:

perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang
dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang

persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau
lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama

perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
2) membeli perusahaan lain
Adakalanya wirausaha menjual usaha kepada wirausaha lain karena suatu
hal. Wirausaha yang akan melakukan pembelian perlu mempertimbangkan
resiko-resikonya dan harus dilakukan dengan hati-hati. Banyak alasan mengapa
seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan
atau merintis usaha baru, antara lain:

resiko lebih rendah

lebih mudah dalam memasuki dunia usaha

memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar.
Tahap logis dan metodologis yang dapat dilakukan pembeli usaha untuk
mengurangi risiko kerugian adalah:

analisis kemampuan, keterampilan, dan minat

buat daftar calon potensial, dan membatasi hanya pada satu perusahaan.
Hal tersebut digunakan untuk bahan referensi dalam mengambil segala
keputusan yang berhubungan dengan pembelian usaha tersebut.

periksa dan teliti calon-calon usaha yang akan dibeli

evaluasi keuangan, apakah dana cukup untuuk membeli usaha tersebut

pastikan peralihan kepemilikan dengan benar dan sah.
Untuk menghindari kerugian yang sangat mahal, seorang wirausaha harus
memperhatikan hal-hal kritis dalam analisis pembelian seperti berikut:

alasan pemilik menjual sebuah usaha

bagaimana kondisi fisik perusahaan

potensi produk dan jasa yang dihasilkan

aspek legal yang perlu diperhatikan

kondisi keuangan masa sebelumnya, kini, dan prospek masa depan.
Membeli bisnis yang sudah ada apabila dilakukan dengan pengamatan
sampai implementasi pembelian dengan tepat akan mendatangkan beberapa
keuntungan seperti:

apabila sebelumnya perusahaan sudah berhasil, maka dimungkinkan ke
depan dapat terus berhasil

bisnis yang sudah ada mungkin telah berada pada lokasi yang baik

sudah memiliki karyawan, peralatan, persediaan, pelanggan, dan pemasok

pemilik baru dapat langsung menjalankan bisnis

pemilik baru dapat memanfaatkan pengalaman pemilik sebelumnya.
Namun tidak selamanya membeli perusahaan lain mendatangkan
keuntungan. Berikut beberapa kelemahan dari membeli usaha:

ada kecenderungan nilai perusahaan rendah

pemilik lama mungkin sudah menciptakan citra buruk

karyawan lama mungkin tidak sesuai dengan perubahan pemilik baru

lokasi, fasilitas, persediaan mungkin sudah usang

perubahan dan inovasi sulit dijalankan
3) waralaba
Waralaba adalah suatu sistem distribusi di mana pemilik bisnis semi
mandiri membayar iuran dan royalti kepada perusahaan induk untuk menjual
produk/jasa dengan menggunakan format sistem bisnisnya. Waralaba menjadi
alternatif memulai usaha yang banyak diminati saat ini karena berbagai alasan
seperti mudah pendiriannya, iklan bersama, nama sudah dikenal, dan lain-lain.
Permasalahan umum yang terjadi di Indonesia yaitu masalah posisi,
sebagian besar wirausaha hanya berstatus pnerima waralaba dari pada pemberi
waralaba. Wirausahawan yang akan memulai usaha waralaba perlu mengetahui
dengan teliti aturan-aturan perjanjian kerjasama yang akan dibuat. Beberapa
kuntungan membeli waralaba yaitu:

adanya dukungan dan pelatihan manajemen

daya tarik merk dan mutu produk dan jasa yang baik

program iklan berskala nasional

mendapat bantuan keuangan

kekuatan membeli terpusat dan ada perlindungan teritorial

peluang berhasil lebih besar
Sedangkan kelemahan membeli waralaba antara lain:

adanya iuran waralaba dan pembagian keuntungan

sepenuhnya mengikuti operasi standart dan kurang kebebasan

batasan dalam pembelian dan lini produk terbatas

program pelatihan yang tidak memuaskan
4) bisnis keluarga
Bisnis keluarga adalah sebuah lembaga bisnis/perusahaan yang anggota
keluarganya secara langsung terlibat di dalam kpemilikan dan atau jabatan/fungsi
dalam perusahaan. Meskipun pendiri merupakan kekuatan uatama dalam
memulai perusahaan wirausaha, kebutuhan akan dukungan bisnis dan bantuan
keuangan akan membuat pengelola mempercayai anggota keluarga dari pada
orang lainyang belum begitu dikenal. Cepat atau lambat, pendiri akan melibatkan
pasangan dan anggota keluarga ke dalam bisnis, dengan beberapa alasan, standar
hidup keluarga terkait langsung dengan bisnis dan keluarga merupakan aset yang
berharga bagi seseorang.
Berdasarkan penjelasan cara merintis usaha baru di atas, kita dapat mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan dari ketiga cara tersebut ke dalam tabel sebagai berikut:
D. Definisi Akuisisi
Akuisisi dapat diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh
perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham
perusahaan, dimana perusahaan yang diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan
dengan maksud untuk pertumbuhan usaha. Akuisisi juga bisa diartikan sebagai pembelian
suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor.
Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan
perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu :
1) Merger atau konsolidasi
Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua
perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang
bergabung. Sedangkan konsolidasi menunjukkan penggabungan dari dua
perusahaan atau lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut
hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.
2) Akuisisi saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham
perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan
sekuritas lain (saham atau obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
untuk memilih antara akuisisi saham atau merger :

dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang
saham (rups) dan pemungutan suara

dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat
berhubungan langsung dengan pemegang saham target lewat tender
offer

akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk
menghindari manajemen perusahaan target yang seringkali menolak
akuisisi tersebut

seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan
target tetap tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli
dalam tender offer, sehingga perusahaan target tetap tidak
sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.
3) Akuisisi Assets
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan
membeli aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan
dari kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada
peristiwa akuisisi saham. Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak
kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli.
E. Macam-macam Akuisisi
Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai berikut :
1) Akuisisi horisontal
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis
atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi
bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.
2) Akuisisi vertical
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses
produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan
perkebunan tembakau.
3) Akuisisi konglomerat
Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai
keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-product oleh
perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat (Suad
Husnan, 1998 : 648-651).
F. Macam-macam Bentuk Perusahaan
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan
perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas),
perseroan, dan firma. Berikut penjelasan singkat dari bentuk – bentuk usaha tersebut:
1) Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan yang
dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.
2) Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang
atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.
3) Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas
para pemegang saham (pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab
terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal disetor.
4) Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama
bersama. Bila untung maka keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka kerugian
ditanggung bersama.
5) Koperasi, merupakan salah satu bentuk usaha bersma berdasarkan atas asa
kekeluargaan.
G. Jenis Bidang Usaha yang Dapat Dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1) bidang usaha pertanian (agriculture)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan
perkebunan.
2) bidang usaha pertambangan (mining)
Bidang usaha ini antara lain meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
3) Bidang usaha pabrikasi (manufacturing)
Bidang usaha ini antara lain meliputi industri perakitan, sintesis.
4) Bidang usaha konstruksi
Bidang usaha ini antara lain meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan,
jalan raya.
5) Bidang usaha perdagangan (trade)
Bidang usaha ini antara lain meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
6) Bidang jasa keuangan (financial service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
7) Bidang jasa perseorangan (personal service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.
8) Bidang usaha jasa-jasa umum (public service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan
distribusi.
9) Bidang usaha jasa wisata (tourism)
Bidang usaha ini terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu:

usaha jasa parawisata, yang antara lain meliputi jasa biro
perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata,
jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran, jasa impresariat
(pengurusan izin untuk suatu pertunjukan), jasa konsultan
pariwisata, dan jasa informasi pariwisata.

pengusahaan objek dan daya tarik wisata, yang meliputi
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan obyek
dan daya tarik wisata budaya, serta pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata minat khusus.

usaha sarana wisata, yang antara lain berupa penyediaan
akomodasi, makanan dan minuman, angkutan wisata, sarana
pendukung di tempat wisata, dan sebagainya.
Download