analisis bauran promosi terhadap volume penjualan alat pemadam

advertisement
ANALISIS BAURAN PROMOSI TERHADAP VOLUME
PENJUALAN ALAT PEMADAM API ( FIRE EXTINGUISHER )
MERK CHUBB
PADA PT. INDOLOK BAKTI UTAMA CABANG BALIKPAPAN
Tesis
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian
Guna memperoleh gelar
Magister Manajemen
Oleh:
BAMBANG SUGIONO
NIM: 07920014
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DR.SOETOMO
SURABAYA
2004
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel -variabel
bauran promosi yang terdiri dari promosi melalui iklan, promosi penjulan dan
personal selling beserta item-item mereka terhadap volume penjulan produk alat
pemadam api ( fire extinguisher ) merk Chubb pada PT. Indolok Bakti Utama
Cabang Balikpapan.
Selain itu penelitian juga untuk mengetahui variabel mana yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap volume penjualan. Dalam
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara secara
langsung dengan kepala cabang dan Administrasi serta data sekunder yang berupa
catatan atau pembukuan data volume penjualan, biaya periklanan, promosi
penjualan, personal selling beserta item - itemnya dalam kurun waktu 1999 S/d
2003 per kuartal
Analisis kwantitatif yang digunakan adalah regresi berganda, Analisa ini
digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel independen
( Promosi melalui iklan, Promosi Penjulan dan Personal Selling beserta Item itemnya ) terhadap variabel dependen ( Volume Penjualan ). Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa variabel Promosi melalui iklan, Promosi Penjulan dan
Personal Selling secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap volume
penjualan produk alat pemadam api ( fire extinguisher ) merk Chubb. Hal ini
dibuktikan dengan F hitung sebesar 6,003 lebih besar F tabel yaitu 3,59 dengan
probabilitas 0,011. Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap volume
penjualan produk alat pemadam api ( fire extinguisher ) merk Chubb adalah
variabel promosi penjualan dengan nilai determinasi parsial (r2 ) sebesar 0,621
atau 62,1%, bermakna pada taraf nyata 5% dengan t hitung 3,599 lebih besar dari
t tabel 1,796 dan probabilitas 0,004
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan kualitatif, disarankan untuk
dapat lebih memperhatikan kegiatan promosi penjualan khususnya pemberian
diskon dan personal selling, khususnya pemberian insentif. Metode penetapan
anggaran promosi yang sebaiknya digunakan perusahaan adalah metode build up
method (objective and task method).
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI……………………………………………………………….
i
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….
viii
BAB I
:
PENDAHULUAN……………………………………….
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………..
1.2 Rumusan Masalah………………………………….
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………..
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………
1.5 Sistematika Penulisan………………………………...
1
1
3
4
4
5
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA………………………………….
2.1 Pengertian Pemasaran……....………………………...
2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran…………………..
2.3 Konsep Inti Pemasaran…..………..…………………
2.4 Bauran Pemasaran…………………………………..
2.5 Bauran Promosi…….………………………………..
2.6 Struktur Pasar…….………………………………..
7
7
8
9
12
16
25
BAB III :
KERANGKA KONSEPTUAL…………………………..
3.1 Alur Pikir……………………………………………..
3.2 Hipotesis…………………………………………...…
3.3 Model Analisis………………………………………..
28
28
29
29
BAB IV :
METODE PENELITIAN ..……………………………..
4.1 Identifikasi Variabel………………………………….
4.2 Defenisi Operasional Variabel……………………….
4.3 Prosedur Pengumpulan Data...……………………….
4.4 Jenis dan Sumber Data…….…………………………
4.5 Teknis Analisis……………………………………….
32
32
33
37
38
38
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian.…………………
5.2 Deskripsi Masing-Masing Variabel……….………….
5.3 Analisis Model dan Pembuktian Hipotesa..………….
5.4 Pembahasan…………………………………………..
42
42
48
59
70
BAB VI :
81
81
83
KESIMPULAN & SARAN……………………………..
6.1 Kesimpulan………………………………………….
6.2 Saran-saran………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 : Biaya Promosi Melalui Iklan………………………………..
49
Tabel 5.2 :
Biaya Promosi Penjualan…………………………………..
52
Tabel 5.3 :
Biaya Personal Selling……………………………………..
55
Tabel 5.4 :
Volume Penjualan …………………………………………
58
Tabel 5.5 :
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda……………………
60
Tabel 5.6 :
Alokasi Anggaran Promosi ………………………………..
73
Tabel 5.7 :
Perbandingan Antara Anggaran Promosi dengan Realisasi
Penjualan Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk
Chubb
74
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
:
Konsep – Konsep Inti Pemasaran ……………….…
12
Gambar 2.2
:
The Four Ps of The Marketing Mix…………………
16
Gambar 3.1
:
Skema Alur Pikir …………………………………..
28
Gambar 5.1
:
Struktur Organisasi Pt Indolok Bakti Utama ……….
45
Gambar 5.2
:
Grafik Perkembangan Biaya Promosi Melalui Iklan
50
Gambar 5.3
:
Grafik Perkembangan Biaya Promosi Melalui Iklan
Berdasarkan Media …………………………………
51
Gambar 5.4
:
Grafik Perkembangan Biaya Promosi Penjualan……
53
Gambar 5.5
:
Grafik Perkembangan Biaya Promosi Penjualan
Berdasarkan Kegiatan………………………………
54
Gambar 5.6
:
Grafik Perkembangan Biaya Personal Selling ……..
56
Gambar 5.7
:
Grafik Perkembangan Biaya Personal Selling
Berdasarkan Kegiatan………………………………
57
Gambar 5.8
:
Grafik Perkembangan Volume Penjualan ………….
59
Gambar 5.9
:
Grafik Perbandingan antara Anggaran Promosi
dengan Realisasi Penjualan .……………………….
75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Daftar Pustaka
Lampiran 2
: Data Variabel Y,X1,X2,X3
Lampiran 3
: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda antara Volume
Penjualan dan Biaya Promosi
Lampiran 4
: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda antara Volume
Penjualan dan Biaya Iklan
Lampiran 5
: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda antara Volume
Penjualan dan Biaya Promosi Penjualan.
Lampiran 6
: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda antara Volume
Penjualan dan Biaya Personal Selling
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan
industri
alat pemadam
api
(Fire
Extinguisher)
menyebabkan terjadinya persaingan antara perusahaan - perusahaan produksi
sejenis yang ada. Persaingan ini menyebabkan setiap perusahaan berusaha
mempertahankan dan rnengernbangkan apa yang telah dikuasainya. Dalam
melakukan kegiatan pemasaran perusahaan akan melakukan segmentasi pasar.
Segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi sebuah pasar menjadi kelompok
- kelompok pembeli yang berbeda - beda yang mungkin rnembutuhkan produk produk dan atau kombinasi pemasaran yang terpisah.
segmentasi
pasar,
maka
Dengan melaksanakan
kegiatan pemasaran dapat dilakukan secara lebih
terarah, dan sumber daya perusahaan dibidang pemasaran dapat digunakan secara
lebih efektif dan efisien. Selain itu perusahaan juga akan dapat menentukan
serta membandingkan kesempatan pasar yang ada, serta dapat melakukan
penyesuaian pada produk maupun program pemasaran yang sesuai dengan sifat
segmen pasar tersebut. Pasar yang ada dilihat dari strukturnya terdapat empat
macam, yaitu pasar persaingan sempuma, pasar monopoli, pasar persaingan
monopolitis dan pasar oligopoly. Industri alat pemadam api (Fire Extinguisher) di
Indonesia terdapat beberapa
industri yang berlainan merk, mereka bersaing
dipasar oligopoli.
Pasar oligopoly artinya organisasi pasar dimana terdapat beberapa
penjual suatu komoditi. Untuk mempertahankan posisinya dipasar, perusahaan
harus selalu meningkatkan kewaspadaannya untuk menghadapi ancaman dan
serangan - serangan
dan
pesaingnya.
Meskipun
demikian
usaha
untuk
mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar bukanlah hal yang mudah,
mengingat semakin rumitnya masalah yang dihadapi perusahaan memerlukan
suatu program pemasaran yang disesuaikan dengan konsumen tentang sasaran
dan strateginya.
Dalam
melakukan
strategi
pemasaran,
perusahaan
harus
mempertimbangkan segmen, target, serta posisi produk perusahaan di pasar.
Selain itu juga memperhatikan komponen lain yaitu produk, harga, distribusi,
promosi,.tenaga pemasaran. Semua ini merupakan bauran pemasaran yang juga
merupakan faktor - faktor yang menunjang dalam melakukan kegiatan pemasaran
pada perusahaan.
PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan, memasarkan beberapa
jenis barang yaitu :
 Alat Pemadam Api ( Fire Extinguisher ) merk Chubb
 Lemari Besi ( Brand kast ) merk Chubb dan Cobra
 Fire Alarm
 Securiti System
 CCTV
Produk ini diperlukan kegiatan pemasaran untuk disampaikan kepada
konsumen, sehingga komunikasi diperlukan oleh perusahaan. Komunikasi yang
dilakukan oleh perusahaan dikenal sebagai promosi. Promosi yang dilakukan
terdiri dari berbagai bentuk yaitu perikianan, promosi penjualan dan personal
selling. PT. Indolok Bakti Utama Balikpapan selama ini melakukan kegiatan
promosi dalam berbagai bentuk seperti : dalam periklanan yang telah dilakukan
melalui surat kabar Suara Kaltim, Metro Balikpapan, Yellow Pages, brosur, pada
kegiatan promosi juga telah dilakukan melalui penyediaan agenda, kalender,
kaos, pameran, program discount, sedangkan pada personal selling melalui
presentasi penjualan dan pemberian insentif.
PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan melakukan kegiatan
promosi untuk meningkatkan volume penjualan disamping untuk memenangkan
persaingan, oleh kareana itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh PT. Indolok Bakti Utama Balikpapan terhadap
volume penjualan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka akan dihasilkan
suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah bauran promosi yang meliputi : promosi melalui iklan, promosi
penjualan dan personal selling berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap volume penjualan produk Alat Pemadam Api (Fire Extinguisher)
Merk Chubb ?
2. Diantara faktor - faktor bauran promosi manakah yang berpengaruh dominan
terhadap volume penjualan produk Alat Pemadam Api (Fire Extinguisher)
Merk Chubb ?
1.3. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan ini mempunyai tujuan tertentu, adapun tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor - faktor bauran promosi yang
meliputi :promosi melalui iklan, promosi penjualan dan personal selling
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap volume penjualan produk
Alat Pemadam Api ( Fire Extinguisher ) Merk Chubb.
2. Untuk mengetahui faktor - faktor bauran promosi tersebut manakah yang
berpengaruh dominan terhadap volume penjualan produk Alat Pemadam Api (
Fire Extinguisher ) Merk Chubb.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk dapat dijadikan masukan bagi PT. Indolok Bakti Utama Cabang
Balikpapan, sebagai langkah kedepan dalam rangka meningkatkan volume
penjualan.
2.
Hasil
penelitian
ini
dapat
dipergunakan
untuk
menambah
dan
memperdalam manajemen pemasaran.
3. Dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak - pihak yang ingin melakukan
kajian maupun penelitian lebih lanjut terhadap masalah pemasaran.
1.5. Sistimatika Penulisan
Dalam penyusunan penelitian ini, agar dapat memberikan gambaran yang
jelas, penulis membagi tesis ini menjadi 6 (enam) bab yang penulis uraikan secara
sistematis yang terinci sebagai berikut :
Bab I : Dalam bab I ini penulis uraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II : Dalam bab II ini penulis menguraikan secara teoritis mengenai bauran
promosi yang meliputi : pengertian pemasaran, pengertian manajemen
pemasaran, konsep inti pemasaran, bauran pemasaran, promosi, bauran
promosi dan struktur pasar.
Bab III
: Dalam bab III ini akan menjelaskan tentang alur pikir penelitian,
hipotesis dan model analisis.
Bab IV : Dalam bab ini penulis mengungkapkan tentang identifikasi variabel,
defenisi operasional variabel, prosedur penentuan sampel, prosedur
pengumpulan data, jenis dan sumber data dan teknik analisis.
Bab V : Dalam bab ini akan menguraikan tentang gambaran umum obyek
penelitian, deskripsi responden, deskripsi masing - masing variabel,
analisis model dan pembuktian hipotesis serta pembahasan.
Bab VI : Dalam Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian
dan saran - saran untuk perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam tinjauan teori ini penulis mengernukakan teori - teori yang ada
hubungannya dengan manajemen pemasaran, khususnya yang berkaitan erat
dengan Analisis Bauran promosi terhadap volume penjualan, dengan teori - teori
ini
diharapkan
dapat
membantu
dalam
menentukan
dan
memecahkan
problematika yang ada, sebab suatu problematika yang dibahas dengan ditunjang
oleh dasar - dasar teori yang kuat, maka dapat digunakan sebagai landasan
pembahasan masalah.
Adapun teori - teori yang disajikan pada bagian ini merupakan hal yang
paling mendasar dan berguna dalam menentukan dan memecahkan problematika
yang dihadapi oleh perusahaan.
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor kunci suksesnya bisnis, Hal tersebut harus
dipahami bukan dalam pengertian lama mengenai penjualan - menjual, tetapi
harus dalam pengertian yang baru, yaitu pemenuhan kebutuhan pelanggan pemasaran. Pada masa sekarang ini perusahaan - perusahaan semakin banyak
menghadapi persaingan yang sangat ketat dan canggih, dan yang akan keluar
sebagai pemenang adalah mereka yang paling pandai membaca keinginan
pelanggan dan memberikan nilai tertinggi kepada pelanggan yang menjadi
sasaran.
Pendapat beberapa ahli dalam mendefisikan tentang pemasaran yang
kelihatannya agak berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan
karena sudut pandang yang berlainan, ada yang lebih menitik beratkan pada segi
fungsi, segi barang, segi kelembagaan, segi managemen, ataupun semua segi
tersebut sebagai suatu system.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pemasaran antara lain
adalah sebagai berikut:
Pemasaran adalah suatu proses social dan managerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang satu sama lainnya.
Pemasaran adalah system keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan dan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat mernuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
2.2 Pengertian Manajemen pemasaran
Hampir semua orang beranggapan bahwa manajemen pemasaran adalah
mencari pelanggan yang cukup banyak untuk produk - produk yang sekarang ada
pada
perusahaan
yang
bersangkutan.
Managemen pemasaran tidak saja
menyangkut pencarian dan peningkatan permintaan, akan tetapi juga menyangkut
pengubahan atau bahkan pengurangannya, Jadi manajemen pemasaran berusaha
menentukan tingkat, waktu, dan sifat permintaan dengan cara yang begitu rupa
sehingga dapat membantu organisasi mencapai sasarannya.
Dibawah ini
manajemen pemasaran menurut Philip Kotler :
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun,
dan mempertahankan pertukaran dengan membeli sasaran dengan maksud untuk
mencapai sasaran organisasi.
2.3. Konsep Inti Pemasaran
Pada saat sekarang tentang konsep inti pemasaran sudah mengalami
perkembangan bersamaan dengan semakin majunya tehnologi dan masyarakat.
Apabila perusahaan menginginkan keberhasilan atau dapat bertahan hidup, maka
perusahaan harus dapat mengerti cara - cara maupun kebiasaan dalam masyarakat.
Dalam konsep Inti Pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen. Secara definisi dapat diartikan bahwa;
Konsep inti pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Adanya perubahan situasi dan kondisi secara terus menerus dalam
masyarakat, maka konsep inti pemasaranya juga terus mengalami perubahan dan
waktu kewaktu. Orientasi perusahaan mencerminkan adaptasi perusahaan
terhadap situasi dan kondisi tersebut.
Dibawah ini dapat dilihat tentang konsep inti pemasaran pada
gambar.2.1. Sedangkan
pembahasan konsep - konsep inti pemasaran adalah
sebagai berikut:

Kebutuhan
Kebutuhan manusia itu beraneka ragam sedang yang melandasi pemasaran
adalah kebutuhan manusia, kebutuhan manusia adalah suatu keadaan yang
dirasakan tidak ada dalam din seseorang. Sementara kebutuhan manusia itu
sangatlah banyak ragamnya, yang meliputi kebutuhan fisik pokok akan
sandang pangan.

Keinginan
Konsep ini menyangkut keinginan manusia, merupakan kebutuhan manusia
yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu. Dengan perkembangan
masyarakat maka keinginan masyarakatpun juga akan
meluas. Masyarakat
dihadapkan pada obyek yang semakin melimpah yang akan membangkitkan
minat dan keinginan mereka. Para produsenpun berusaha untuk menyediakan
barang- barang yang dibutuhkan.

Permintaan
Keinginan Manusia hampir tidak mempunyai batasan, sedangkan sumberdaya
sangat terbatas, mereka memilih produk yang menghasilkan kepuasan
tertinggi dibanding pengeluaran uang keinginan mereka akan menjadi
permintaan apabila didukung oleh daya beli.

Produk
Manusia memiliki kebutuhan, keinginan dan permintaan memberi kesan
adanya produk untuk memenuhiunya. Produk yaitu sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian untuk dimiliki. digunakan
atau dikonsumsi untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Pada konsep
produk tidak hanya terbatas pada benda – benda fisiknya saja, disamping
barang dan jasa termasuk adalah manusia, tempat, organisasi, kegiatan dan
gagasan.

Transaksi
Jika pertukaran merupakan konsep inti pemasaran, maka transaksi adalah
satuan ukuranya, Transaksi adalah perdagangan nilai antara dua belah pihak,
dimana trasaksi melibatkan sedikitnya dua barang yang bemilai, syarat - syarat
yang disepakati, waktu kesepakatan, dan tempat dimana tempat kesepakatan.

Pasar
Pada konsep transaksi mengarah pada konsep pasar, Pasar adalah merupakan
perhimpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk, dengan
banyaknya transaksi dalam masyarakat, maka jumlah pedagang dan pasarpun
meningkat. Pada masyarakat yang sudah maju pasar tidak harus berbentuk
phisik dimana penjual dan pembeli bertemu, pasar dapat timbul pada sekitar
produk, sebuah jasa atau lainnya yang bernilai.

Pemasaran
Konsep pasar akhirnya membawa kita kepada daur yang utuh pada konsep
pemasaran. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk dapat mewujudkan
pertukaran potensial dengan maksud mernuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Gambar 2.1
Konsep Inti Pemasaran
Need, Wants
And Demand
Product
Market
Core
Marketing
Consept
Exchange
Transaction And
Relationship
Value, and
Satisfactio
n
2.4. Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran merupakan salah satu variable internal dalam system
pemasaran yang dapat dikontrol sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan kegiatan konsumen. Bauran Pemasaran
juga merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Didalam
pengambilan keputusan dalam bidang pemasaran selalu berkaitan dengan variable
- variabel Bauran Pemasaran, karena itu Bauran Pemasaran sangat penting dan
dapat dipergunakan sebagai suatu alat pemasaran yang praktis.
Bauran Pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut :
Bauran Pemasaran adalah himpunan perangkat variabel - variabel
pemasaran
yang
terkendali yang diramu perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Bauran Pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai sasaran pemasaranya dalam pasar sasaran. Kiat - kiat
dalam pemasaran tersebut mencakup 4 P yaitu : Produck, Price, Place, dan
Promotion.
Bauran pemasaran adalah kombinasi daru empat variabel atau kegiatan
yang merupakan inti dari system pemasaran yaitu, produk, struktur
harga, kegiatan promosi dan system distribusi
Kegiatan – kegiatan dimaksud dalam definisi tersebut adalah termasuk
keputusan – keputusan dalam variabel, yaitu produk, harga, distribusi dan
promosi. Kegiatan ini perlu dikombinasikan serta dikordinasikan agar perusahaan
dapat melakukan tugas – tugas pemasarannya secara efektif. Selain elemen –
elemen dari pemasaran di koordinasi agar pelaksanaan program pemasaran dapat
sukses.
Dalam penjabarannya akan diperlihatkan elemen – elemen Marketing
Mix pada gambar 2.2
2.4.1 Produk
Produk adalah hasil yang berwujud benda atau jasa yang dapat
dikonsumsikan, untuk mendapat perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi
yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Produk yang diciptakan oleh
perusahaan adalah produk yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan
konsumen.
Seringkali dibuat keputusan untuk mengubah produk yang ada,
menambah produk baru atau mengambil tindakan – tindakan lain yang dapat
mempengaruhi kebijaksanaan dalam penentuan produk.
2.4.2 Harga
Harga merupakan nilai dan suatu produk yang diukur dengan sejumlah
uang yang harus dibayar oleh konsumen dalam rangka untuk memperoleh suatu
produk. Dalam penetapan harga perlu mempertimbangkan faktor - faktor
antara lain biaya, keuntungan, produk saingan dan perubahan keinginan pasar.
2.4.3. Distribusi
Dalam saluran distribusi antara lain memilih perantara yang akan
digunakan
dalam saluran distribusi, juga menentukan jumlah penyalur sesuai
dengan sifat produk yang ditawarkan. Saluran distribusi merupakan mata rantai
yang bertugas membawa barang sampai pasar sasaran.dan menyalurkan barang
/jasa ketangan konsumen. Selain itu distribusi bertugas mengembangkan sistim
distribusi yang secara pisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran
tersebut tujuanya agar produk sampai kepasar yang dituju tepat pada waktunya.
Dalam saluran distribusi antara lain memilih perantara yang akan
digunakan
dalam saluran distribusi, juga menentukan jumlah penyalur sesuai
dengan sifat produk yang ditawarkan. Saluran distribusi merupakan mata rantai
yang bertugas membawa barang sampai pasar sasaran.dan menyalurkan barang /
jasa ketangan konsumen. Selain itu distribusi bertugas mengembangkan sistim
distribusi yang secara pisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran
tersebut tujuanya agar produk sampai kepasar yang dituju tepat pada waktunya.
2.4.4. Promosi
Promosi merupakan salah satu bagian dari
bauran pemasaran yang
digunakan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen, agar mereka mau
membeli barang, selain itu merupakan arus informasi satu arah yang dibuat utnuk
mengarahkan seseorang atau organisasi yang akhirnya tercipta pertukaran. Dalam
pemasaran promosi sangat penting.
Gambar 2.2
The Four Ps of The Marketing Mix
Productariety
Quality
Design
Channels
Coverage
Assortments
Marketing Mix
Features
Brand
Packing
Service
Warranties
Location
Transport
Target Market
Product
Place
Price
List Price
Discount
Allowances
Payment periode
Credit Terms
2.5 Bauran
Promotion
Advertesing
Personal Selling
Sales Promotion
Publicity
Promosi
Promosi atau promotion berasal dari bahasa latin Promovere yang
artinya Pro berarti forwart (kedepan) dan movere berarti move (bergerak) jadi
promosi berarti " to move forward" atau bergerak kedepan.
Beberapa definisi promosi menurut beberapa orang ahli :
Promosi adalah kegiatan yang mengkomunikasikan jasa produk dan
menganjurkan pelanggan sasaran untuk membeli.
Promotion is any communicative activity whose whole purpuse is to
move forward a product, service, or idea in achanel of distribution
Dan definisi tersebut, bahwa penyelengara promosi bergerak,
berkomunikasi, atau apapun bentuknya dalam rangka menyampaikan pesan
kepada sebagian masyarakat.
Tujuan dan proses komunikasi adalah untuk membujuk calon konsumen baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Komunikasi juga bertujuan utnuk
mendidik calon konsomen, agar memiliki image positif terhadap produk barang
maupun jasa.
2.5.1. Tujuan Promosi
Tujuan promosi dalam hubungan dengan teori ekonomi adalah untuk
merubah letak dan kondisi kurva permintaan suatu produk, maka perusahaan akan
berharap dalam melakukan usaha yang berkaitan dengan promosi akan dapat
meningkatkan volume penjualan tanpa memperhatikan atau mempertimbangkan
harga.
Perusahaaan juga berharap promosi dapat mempengaruhi elastisitas
permintaan terhadap produk, dalam membuat permintaan tidak elastisitas terhadap
kenaikan harga maupun ketika harga menurun.
Dasar-dasar tujuan promosi adalah sebagai berikut :
1. Untuk meyakinkan (To convince)
Para pemasar tidak hanya menetapkan ide - ide mereka, akan tetapi harus
memperkenalkan kepada calon konsumen, dengan cara yang dapat diyakini
olehnya, agar dapat menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan.
2. Untuk Bersaing ( To Comptete )
Berikutnya adalah untuk membantu perusahaan dalam bersaing secara
konsisten dan efektif, usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara
keseluruhan dapat mengurangi
persaingan, karena perusahaan melakukan
promosi yaitu mencari peluang pasar. Dengan melakukan promosi, perusahaan
akan mampu menarik segmen pasar tertentu sebagaimana mendeferensiasikan
produk maupun menciptakan loyalitas konsumen terhadap produk.
3. Untuk Komunikasi ( To Communicate )
Dalam penyampaian ide - ide baik melalui periklanan. Personal selling,
Promosi penjualan dan publisitas adalah aktivitas utama dari promosi, hal ini
merupakan prinsip yang mendasari komunikasi. Secara nyata, sebagian besar
pemasaran adalah komunikasi dan sebagian besar dari komunikasi pemasaran
merupakan kegiatan - kegiatan yang berkaitan dengan promosi.
Walaupun tujuan promosi beragam, narnun tujuan pokok promosi harus
mempermudah penjualan dan dapat meningkatkan volume penjualan.
2.5.2. Pengertian Bauran Promosi
Bauran promosi
adalah merupakan kombinasi perencanaan elemen-
elemen kegiatan promosi yang terdiri dan Advertising (Perikianan), Sales
promotion (Promosi Penjualan), Personal Selling (Penjualan Pribadi) dan
Publicity (Publisitas).
Bauran promosi penting bagi perusahaan dalam rangka menciptakan kesadaran
konsumen terhadap eksistensi
dan karakteristik suatu produk.danyang secara
psikologis bauran promosi dapat meningkatkan keputusan konsumen terhadap
suatu produk barang atau jasa.
Dalam menentukan bauran promosi yang paling efektif merupakan tugas
yang teramat sulit bagi seorang pemasar, karena tidak dapat diketahui secara pasti
sejauh mana periklanan, promosi penjualan, atau kegiatan promosi lainnya akan
dapat mendukung perusahaan mencapai
tujuannya.
Karena
itu
promosi
sebainya dirancang sedemikian rupa dan melalui pertimbangan yang cermat agar
dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang bersangkutan.
1. Periklanan
Banyak orang yang beranggapan bahwa iklan sama dengan
promosi,
pandangan tersebut sesungguhnya salah, karena dengan menyamakan
pengertian kedua hal tersebut justru akan dapat menimbulkan kerancuan dalam
berfikir, lklan merupakan bauran promosi (promotional mix) dan bauran
promosi merupakan bauran dan pemasaran (marketing mix) dengan sederhana
iklan dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang ditujukan kepada masyarakat calon konsumen
lewat suatu media dan lebih diarahkan untuk roebujuk supaya orang mau
membeli barang atau Jasa.
Definisi iklan sebagai berikut :
Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan
lewat media, ditujukan kepada sebagian atau masyarakat keseluruhan sebagai
calon konsumen.
Sedangan pengertian periklan dapat didefinisikan sebagai berikut :
Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,
pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian periklanan.
2. Promosi penjualan
Promosi penjualan menghubungkan antara perikianan, personal
selling dan kegiatan promosi yang lain dan juga melengkapi dan
mengkoordinasikan berbagai bidang - bidang tersebut.
Definisi dari promosi penjualan adalah sebagai berikut :
Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat intensif yang berbedabeda, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong
pembelian yang lebih cepat dan atau lebih besar dari suatu produk
barang atau jasa tertentu.
3. Personal Selling
Personal selling merupakan bentuk komunikasi tatap muka langsung
antara wiraniaga dengan konsumen, dalam hal ini seorang wiraniaga bertindak
sebagai wakil dan perusahaan, dengan adanya tatap muka langsung diharapkan
dapat menciptakan, memperbaiki, mengawasi atau mempertimbangkan
hubungan kedua belah pihak yang saling menguntungkan, dalam hal ini
personal selling terkesan lebih flexsibel dibandingkan kegiatan - kegiatan
promosi lainnya, sebab kegiatan ini bisa dilakukan secara khusus sesuai dengan
keinginan, waktu, tempat yang dikehendaki oleh calon konsumen.
Personal selling dapat didefinisikan sebagai benkut :
Personal selling adalah komunikasi tatap muka langsung antara penjual
dan calon pembeli untuk memperkenalkan suatu produk yang dihasilkan
oleh perusahaan dan membentuk pemahaman calon pembeli dan
kemudian mereka mau membeli.
Personal selling in person to person communication in which a seller
attempts to persuade prospective buyers to purchose the company's
products or service.
Dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dan kegiatan
personal selling adalah komunikasi langsung. Cara seperti ini akan sangat
membantu perusahaaan dalam memasarkan barang / jasa produknya secara
langsung antara penjual dan pembeli. Dengan adanya hubungan langsung
tersebut dimungkinkan akan terjadi penyesuaian terhadap kebutuhan calon
konsumen, karena penjual akan segera dapat mengetahui langsung reaksi dan
calon konsumen terhadap barang yang ditawarkan.
4. Publisitas
Publisitas merupakan bagian dan fungsi yang lebih luas yaitu
berhubungan dengan masyarakat, yang meliputi usaha - usaha untuk
menciptakan
dan
mempertahankan
hubungan
yang
saling
menguntungkan atara anggota organisasi dengan masyarakat termasuk pemilik
perusahaan, para karyawan, lembaga pemerintah, penyalur, serikat pekerja, dan
colon konsumen. Komunikasi dengan masyarakat luas melalui hubungan
masyarakat ini dapat mempengaruhi kesan terhadap sebuah organisasi maupun
produk barang atau jasa yang ditawarkan.
Publisitas dapat didefinisikan sebagai benkut :
Publisitas
yaitu
suatu
program
yang
dirancang
untuk
mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
Pubisity is promotion trought commercially significant news or
entertainment carried by the mass media that is not paid for directly by,or
identified with asponsor.
2.5.3 Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan pada Kegiatan Bauran Promosi
Dalam menjalankan kegiatan bauran promosi ada beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan oleh perusahaan, dengan maksud agar promosi dapat
berjalan dengan baik.
1. Ketersediaan dana
Dana merupakan faktor yang paling penting dalam mempengaruhi kegiatan
promosi, perusahan yang memiliki dana cukup, maka kegiatan promosi yang
dilakukan akan lebih efektif dibanding dengan perusahaan yang memiliki
keterbatasan dana, dalam menentukan pemilihan kegiatan promosi oleh
perusahaan faktor dan juga merupakan faktor penentu.
2. Sifat pasar
Ada beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi kegiatan promosi yaitu:

Luas pasar secara geografis
Luas pasar secara geografis menentukan media atau kegiatan promosi
yang akan dilakukan oleh perusahaan, perusahaan yang mempunyai ruang
gerak pasar yang kecil, akan memilih kegiatan atau media promosi yang
berbeda dengan perusahaan yang memiliki ruang lingkup besar.

Konsentrasi pasar
Konsentrasi pasar dapat mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan
kegiatan promosi yang dilakukan, pada perusahaan yang hanya
memusatkan penjualan produknya pada satu kelompok pembeli, tentu
kegiatan promosi berbeda dengan perusahaan yang menjual pada semua
kelompok pembeli.

Macam-macam pembeli
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi
oleh faktor pembeli, seperti pembeli industri, Konsumen rumah tangga,
atau pedagang perantara.
3. Jenis produk
Pemilihan
kegiatan
promosi
yang dilakukan
oleh
perusahaan
juga
dipengarruhi oleh jenis produk yang dihasilkan, apakah itu barang industri,
atau barang konsurnsi.
4. Tingkat daur hidup
Tahapan daur hidup produk dapat mempengaruhi strategi promosi yang
dilakukan oleh perusahaan.
5. Organisasi pemasaran
Tentang teknis proporsi pendanaan promosi para anggota organisasi pemasaran
seringkali
mempertahankan
pendapatnya,
banyak
perusahaan
yang
menyerahkan keputusan mengenai bauran promosi pada managernya, hasilnya
seringkali menunjukkan pengaruh yang baik pada filosofi pribadi maupun
kekuatan dari individu pengambil keputusan keputusan tersebut, maka disini
akan timbul sedikit keraguan seperti apakah nantinya bauran promosi yang
dilakukan dapat memenangkan penghargaan dan mendapat sambutan dari
publik, maka hal ini cukup memberi dukungan untuk kelanjutan pelaksanaan
program promosi, agar hal tersebut tidak terjadi hendaknya ada pendekatan
yang terintegrasi antara pengambil keputusan dengan para anggota organisasi
pemasaran, sehingga atas keputusan yang diambil akan mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Integrasi hendaknya cenderung menghasilkan lebih banyak mempergunakan
logika dan bauran promosi yang seimbang.
2.6. Struktur Pasar
Pasar merupakan tempat sekumpulan pembeli dan penjual melakukan
transaksi. Adapun konsep pasar adalah sebagai berikut :
Pasar terdiri dan para pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau
keinginan tertentu serta mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginanya.
Dari konsep tersebut diatas dapat ditank kesimpulan bahwa ada tiga
faktor yang perlu diperhatikan dalam pasar yaitu:
1. Manusia dengan segala kebutuhan dan keinginan
2. Daya beli
3. Perilaku pembeli
Untuk menjelaskan tentang pengertian struktur pasar harus dibedakan
dan sudut mana kita memandangnya . Dari segi pemasaran, struktur
pasar berarti penggolongan konsumen berdasarkan ciri - cirinya, yaitu :
demografi, psikografi, tingkah laku (behavior). Sedangkan dari analisis ekonomi,
struktur pasar berarti penggolongan produsen dan konsumen berdasarkan ciri cirinya antara lain:
1. Jenis barang yang dihasilkan
2. Banyaknya barang dalam industri
3. Mudah tidaknya keluar atau masuk dalam industri
4. Banyaknya konsumen dalam pasar.
Berdasarkan analisis ekonomi, maka pasar dibedakan menjadi 4 jenis
pasar, yaitu:
2.6.1. Pasar Persaingan Sempuma
Pasar persaingan sempuma yaitu sebagai struktur pasar atau industri
dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, setiap penjual atau pembeli tidak
dapat mempengaruhi keadaan pasar, dibawah ini ciri - ciri pasar persaingan
sempuma :
1. Firma adalah pengambil harga
2. Setiap firma mudah keluar atau masuk
3. Menghasilkan barang yang serupa.
4. Terdapatnya banyak firma dipasar
5. Pembeli mempunyai pengetahuan sempuma mengenai pasar.
2.6.2. Pasar Monopoli
Pasar monopoli bentuk pasar dimana hanya terdapat satu firma dan
menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.
Ciri - cirinya adalah sebagai berikut:
1. Barang industri satu firma
2. Tidak mempunyai barang pengganti
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk kedalam industri
4. Dapat menguasai dalam penentuan harga.
5. Promosi iklan kurang diperlukan.
2.6.3. Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada
diantara dua jenis pasar yang ekstrim. Yaitu persaingan sempuma dan persangan
monopoli. Dan unsur - unsur sifat persaingan sempuma. Pasar persaingan
monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(defferentiated
product ) ciri - ciri pasar persaingan. monopolistis adalah :
1. Terdapat banyak penjual
2. Barang berbeda corak
3. Firma mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
4. Kemasukan kedalam industri relatifmudah
5. Persaingan promosi penjualan sangat aktif.
2.6.4. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoly adalah pasar yang terdiri hanya beberapa produsen saja,
dalam perekonomian yang sudah maju dan modern pasar oligopolistik banyak
sekali, karena tehnologi sudah modern. Pada tehnologi modern akan tercapai
efisiensi yang optimum, dan apabila jumlah produk sudak besar pasar mempunyai
beberapa ciri - ciri yaitu:
1. Menghasilkan barang standard atau barang berbeda corak.
2. Kekuasaan menentukan harga ada kalanya
sangat tangguh.
3. Pada umumnya
iklan.
lemah dan ada kalanya
perusahaan-perusahaan perlu melakukan promosi melalui
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1.Alur Pikir
Dalam rangka mempermudah dalam pemahaman pada penelitian ini dan
agar pola pikir dalam analisis dan pembahasannya dapat terfokus berdasarkan
kajian teoritis, maka perlu adanya kerangka konseptual. Adapun alur pikir sebagai
berikut :
Gambar 3.1
Skema Alur Pikir
Bauran Promosi :
 Periklanan
 Promosi
Penjualan
 Personall
Selling
Volume
Penjualan
Dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh faktor - faktor bauran
promosi yang meliputi : promosi melalui iklan, promosi penjualan dan personall
selling terhadap volume penjualan. Indikator bauran promosi yang digunakan
adalah biaya promosi melalui iklan, biaya promosi penjualan dan biaya personal
selling, yang diambil lima tahun terakhir dari tahun 1999 sampai dengan 2003
dan indikator volume penjualan digunakan realisasi penjualan selama lima tahun
terakhir dari tahun 1999 sampai dengan 2000.
3.2 Hipotesis
Berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian,
kajian teoritis dan kerangka konseptual yang telah dirumuskan, maka dalam
penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga faktor - faktor bauran promosi yang meliputi : promosi melalui iklan,
promosi penjualan dan personal selling secara bersama - sama berpengaruh
signifikan terhadap volume penjualan produk alat pemadam api (Fire
Extinguisher) merk Chubb pada PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan.
2. Diduga promosi penjualan
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
volume penjualan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk Chubb
pada PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan.
3.3 Model Analisis
Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan adalah Multiple
Linier Regresion Analysis atau Analisa Regresi Linear Berganda. Pada dasarnya
regresi berganda adalah suatu pengembangan dan regresi
sederhana,
tehnik
regresi berganda dipakai untuk rnenggambarkan berapa suatu variabel dependen
dihubungkan dengan 2 atau lebih dan dua variabel independen.
Analisis regresi berganda linier sebetulnya didasarkan pada 3
asurnsi:
1. Distribusi
probalitas
bersyarat
variabel
dependen
bagi serangkaian
variabel independen mengikuti pola normal atau kurang lebih.
2. Distribusi bersyarat variabel dependen bagi' tiap kombinasi variabel
independen memiliki varians yang sama.
3. Nilai - nilai variabel dependen harus independen satu dengan lainnya.
Berdasarkan asumsi diatas, persamaan regresi berganda adalah untuk
mengantisipasi adanya kemungkinan bahwa data yang akan dianalisis tidak linier
sehingga tidak dapat dianalisis dengan baik dengan menggunakan Model Regresi
Berganda Linier, karena Model Regresi Linier hanya cocok dipergunakan bila
data yang ada mampu menunjukkan hubungan yang linier antara variabel
dependen dan independen disamping itu Model Regresi Linier itu sendiri selalu
mengasumsikan bahwa hubungan antara variabel dependen dan independen bila
digambarkan secara grafis dengan scater diagagram maka nilai X dan Y yang
sesuai dengan persamaan Y = a+ bX selalu akan jatuh pada garis lurus (straigth
line).
Regresi berganda Linier mempunyai bentuk dasar sebagai berikut :
Regresi Berganda Linier
Y = a + blxl +b2x2 + .....+ bn xn
Dimana :
Y
a
: Variabel terikat (dependen)
: Intersep (bilangan konstan yang menunjukkan per-potongan
antara garis regresi dengan sumbu Y ).
bl, b2, bn : koefisien regresi berganda
xl, x2, xn : variabel bebas (independen)
Analisis ini digunakan dikarena peneliti ingin mengetahui pengaruh
faktor - faktor bauran promosi yang meliputi : periklanan, promosi penjualan dan
personal selling
terhadap volume penjualan produk alat pemadam api (Fire
Extinguisher) merk Chubb pada PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Rumus dari Model Analisa Regresi Liniear Berganda adalah sebagai
berikut :
Y = B o + B 1X1 + B 2X2 + B 3X3 + ei
Dimana :
Y
= Volume Penjualan
Bo
= Konstanta
B 1, B 2, B 3 = Koefesien Regresi
X1
= Promosi melalui Iklan
X2
= Promosi Penjualan
X3
= Personall Selling
ei
= Faktor Pengganggu lainnya yang diabaikan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Identifikasi Variabel
Penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh faktor - faktor
bauran promosi terhadap volume penjualan produk alat pemadam api (Fire
Extinguisher) merk Chubb pada PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
dengan menggunakan teknik analisis multiple linier regression. Berdasarkan
rumusan masalah yang dikemukakan dan hipotesis yang diajukan, maka variabel
- variabel yang akan dianalisis dikelompokan sebagai berikut :
4.1.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (Y) adalah volume penjualan
4.1.2 Variabel Independen (X)
Variabel independen ini terdiri dari :
a. Variabel promosi melalui iklan (X1), indikatornya promosi melalui iklan
adalah :
-
Biaya pemasangan iklan di Kaltim Post (X1.1)
-
Biaya pemasangan iklan di Metro Kaltim (X1.2)
-
Biaya pemasangan iklan di Yellow page (X1.3)
-
Biaya pembuatan brosur (X1.4)
b. Variabel promosi penjualan (X2), indikatornya promosi penjuakan adalah:
-
Biaya pemberian agenda (X2.1)
-
Biaya pemberian kalender (X2.2)
-
Biaya pemberian kaos (X2.3)
-
Biaya penyelenggaraan pameran (X2.4)
-
Biaya pemberian diskon (X2.5)
c. Penjualan Perorangan (X3), indikatornya personall selling adalah :
-
Biaya persentasi penjualan (X3.1)
-
Biaya pemberian insentif (X3.2)
4.2 Defenisi Operasional Variabel
1. Volume Penjualan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb (Y)
Yang dimaksud volume penjualan produk alat pemadam api (Fire
Extinguisher) merk Chubb disini adalah jumlah realisasi penjualan produk alat
pemadam api (Fire Extinguisher) merk Chubb selama lima tahun terakhir dari
tahun 1999 sampai dengan tahun 2003
2. Bauran promosi
Menurut Kotler, bauran promosi meliputi promosi melalui iklan,
promosi penjualan, personal selling dan publisitas namun dalam penelitian ini,
kegiatan promosi yang diteliti adalah :
1. Promosi melalui iklan
(X1) merupakan presentasi atau komunikasi non
personal, yang komunikasi yang ditujukan secara langsung untuk menjangkau
masyarakat luas dengan menggunakan media massa yang dibayar oleh sponsor
tertentu. Dalam penelitian ini kegiatan periklanan yang dilakukan melalui
surat kabar, yellow page dan brosur. Adapun indikator yang digunakan adalah
-
Biaya pemasangan iklan di Kaltim Post (X1.1)
Yang dimaksudkan
mempromosikan produk
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara memasang iklan di Kaltim Post, dengan mengambil
data biaya tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
-
Biaya pemasangan iklan di Metro Kaltim (X1.2)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara memasang iklan di Metro Kaltim, dengan mengambil
data biaya tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
-
Biaya pemasangan di Yellow Pages (X1.3)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara memasang iklan di Yellow pages, dengan mengambil
data biaya tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
-
Biaya pembuatan brosur (X1.4)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara membuat brosur, dengan mengambil data biaya
tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
2. Promosi Penjualan
(X2) merupakan bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
kosumen. Dalam penelitian ini kegiatan promosi penjualan yang dilakukan
melalui
pemberian
agenda,
pemberian
kalender,
pemberian
kaos,
penyelenggaraan pameran dan pemberian diskon. Adapun indikator yang
digunakan adalah
-
Biaya pemberian agenda (X2.1)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara memberikan agenda, dengan mengambil data biaya
tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
-
Biaya pemberian kalender (X2.2)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara memberikan kalender, dengan mengambil data biaya
tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
-
Biaya pemberian kaos (X2.3)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara memberikans kaos, dengan mengambil data biaya
tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
-
Biaya penyelenggaraan pameran (X2.4)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara mengikuti penyelenggaraan pameran, dengan
mengambil data biaya tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
-
Biaya pemberian diskon (X2.5)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan cara memberikan diskon, dengan mengambil data biaya
tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
3. Personal selling (X3) merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara
penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada
calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka akan mencoba dan membelinya.
Dalam penelitian ini
kegiatan penjualan perorangan yang dilakukan melalui : presentasi penjualan
dan pemberian insentif. Adapun indikator yang digunakan adalah :
-
Biaya presentasi penjualan (X3.1)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan melakukan presentasi penjualan, dengan mengambil data
biaya tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
-
Biaya pemberian insentif (display) (X3.2)
Yang
dimaksudkan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
mempromosikan produk alat pemadam api (Fire Extinguisher) merk
Chubb dengan memberikan insentif kepada wiraniaga, dengan mengambil
data biaya tersebut dari tahun 1999 sampai dengan 2003
4.3 Prosedur Pengumpulan Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
melalui cara cara sebagai berikut :
1. Studi Lapangan
Penelitian lapangan ini digunakan sebagai usaha mendapatkan data secara
langsung diobyek penelitian dengan menggunakan cara tanya jawab dengan pihak
– pihak yang terkait dengan penelitian.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan
catatan - catatan dari instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian ini.
4.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini obyek yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan, sumber dan jenis data adalah :
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pedoman pada
daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari bagaian administrasi dan accounting PT Indolok
Bakti Utama Cabang Balikpapan.
4.5 Teknik Analisis
Dari analisis perhitungan dengan menggunakan program komputer, yaitu
dengan memanfaatkan program SPSS yang dipandang dapat memberikan hasil
yang akurat dan Valid. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan : a) mempercepat
proses analisis sehingga kendala waktu dapat teratasi, b) diharapkan dapat
memberikan hasil yang lebih baik, tepat dan akurat. Dengan demikian program
SPSS dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
mengadakan analisis guna
membuktikan hipotesis. Adapun tahapan tahapan dalam pembuktian hipotesis
dengan menggunakan uji statistik dengan cara sebagai berikut :
Selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis pertama yang telah
diajukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Uji Pengaruh Variabel Independen Secara Simultan Terhadap Variabel
Dependen
Uji F digunakan untuk menguji keberartian koefesien regresi secara
simultan, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :
Ho : B 1 = B 2 = B 3 = 0
Ha : Minimal terdapat satu nilai Bi  0
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan F
hitung
(Fh ) dengan
Ftabel pada taraf nyata (  ) yang digunakan sebesar = 5% atau 0,05 dengan
derajat kebebasan : df = (n-k-1) sehingga kalau diperoleh hasil perhitungan:
a. Fh 
Ft , hal ini
artinya
Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini
menunjukkan bahwa variasi dari model regresi berhasil menerangkan
variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya
terhadap variabel terikatnya.
b. Fh < Ft
,
hal ini artinya
menunjukkan
Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil ini
bahwa variasi dari model regresi tidak berhasil
menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana
pengaruhnya terhadap variabel terikatnya.
2. Menganalisis besarnya Koefesien Determinasi Berganda (R2)
Koefesien determinasi berganda (R2) menunjukkan kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan atau menerangkan variabel terikat, atau dengan
perkataan lain nilai koefesien regresi berganda dapat digunakan untuk
mengukur besarnya sumbangan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat. Apabila R2 dari hasil perhitungan menunjukkan semakin besar atau
mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas memberikan
sumbangan semakin besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang
digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi variabel terikat.
Sebaliknya, apabila hasil R2 perhitungannya semakin kecil atau mendekati nol,
maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas memberikan sumbangan semakin
kecil terhadap variabel terikat. Secara umum dapat dikatakan besarnya
koefesien determinasi berganda (R2) berada diantara 0 dan 1 ( 0  R2 < 1 ).
Pengujian hipotesis kedua yang telah diajukan pada bab sebelumnya
dengan langkah sebagai berikut :
1. Uji Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial Terhadap Variabel
Dependen
Uji t digunakan untuk menguji keberartian koefesien regresi parsial, dengan
rumusan hipotesis sebagai berikut :
Ho : B 1 = B 2 = B 3 = 0, tidak ada pengaruh bermakna antara X dengan Y
Ha : Minimal terdapat satu nilai Bi  0, ada pengaruh bermakna antara X dan
Y
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara (th ) dengan ttabel (tt)
pada taraf nyata ( ) yang digunakan sebesar = 5% atau 0,05 dengan derajat
kebebasan :
df – (n-1) sehingga kalau diperoleh hasil perhitungan :
a. th  tt , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa
variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat dan ada pengaruh
diantara kedua variabel yang diuji.
b. th < tt , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa
variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat dan tidak ada
pengaruh diantara kedua variabel yang diuji.
2. Menganalisis besarnya Koefesien Determinasi Parsial (r2 )
Koefesien determinasi parsial ini (r2) berguna untuk mengetahui sejauh
mana sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin besar r2
suatu variabel bebas menunjukkan semakin dominannya variabel bebas
tersebut terhadap variabel terikatnya, dan variabel bebas yang memiliki nilai r2
paling besar menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh
paling dominan terhadap variabel terikatnya.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan didirikan pada Tanggal 14
April 1984 dengan akte pendirian cabang Notaris Sutjipto SH. dengan pemimpin
cabang Bapak Hendra Koesnain.
Sejalan dengan perkembangan serta tuntutan perusahaan, maka
perusahaan mengalami beberapa kali pergantian pimpinan cabang dalam kurun
waktu 1984 s/d 2004 dan sekarang menjadi pimpinan cabang yaitu Bapak Drs.
Agung Witanto, dengan surat pengangkatan sesuai akte notaris Mohamad Rasjid
Umar, SH. dibawah Nomor 19 tanggal 8 Januari 2001.
Alamat domisili perusahaan dan show Room perusahaan pertama kali
didirikan di Jalan Jendral Sudirman No 1 Balikpapan, demikian alamat domisili
perusahaan mengalami perpindahaan beberapa kali dan yang sekarang ini
ditempati di Jalan MT. Haryono Blik A1 No 6 –7 Balikpapan.
Bidang usaha yang dijalankan oleh perusahaan sesuai legalisasi SIUP
Cabang No. 101/17 – 05/DN/DC/I/2003 tanggal 9 Januari 2003 adalah : pintu
Khasanah, Lemari Besi Tahan Api / Arsip, Alat pemadam kebakaran /
Pengamanan, electikal, electronik.
Dalam melaksanakan kegiatan PT. Indolok Bakti Utama Cabang
Balikpapan merupakan cabang dari PT. Indolok Bakti Utama yang berkantor
Pusat di Jakarta. Menawarkan produk merk Chubb bekerja sama dengan
perusahaan dari Inggris yaitu PT. Chubb Lips yang memproduksi lemari besi
tahan api merk Chubb, Alat pemadam api (Fire Extingusher) merk Chubb dan
perlengkapan safety lainnya merk Chubb.
Dalam melaksanakan kegiatannya PT. Indolok Bakti Utama Cabang
Balikpapan dengan menggunakan tenaga kerja berjumlah 16 orang termasuk
pimpinan cabang.
Wilayah penjualan produk alat pemadam api merk Chubb meliputi
daerah Balikpapan, Samarinda, Penajam, Tanah Grogot, Tarakan, Tanjung Redeb,
Berau, Sangata, Tenggarong, Bontang dan sekitarnya. Sasaran penjualan untuk
perumahan, perusahaan seperti : Pertamina, Unocal, Total Indonesia, PT. Kaltim
Prima Coal, PT. Kelian Equatorial Mining, PT. Buma Bukit Makmur Mandiri
Utama, Kantor Perbankan, Kantor Pemerintahaan, Pertokoan, Perkantoran Swasta
lainnya, Pabrik , bengkel dan lain – lainnya.
Dalam tesis ini penulis hanya mengadakan analisis terhadap satu jenis
produk yang dipasarkan oleh PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan yaitu
Alat Pemadam Api (Fire Extinguisher) merk Chubb.
PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan merupakan salah satu
cabang dari sebelas cabang lainnya yang tersebar antara lain : Banda Aceh,
Medan, Palembang, Batam, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Ujung
Pandang, Jember dan Kantor Pusat di Jakarta.
Lokasi PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan, menempati dua
ruko yang letaknya sangat strategis di wilayah pengembangan kota yaitu Jalan
MT. Haryono Blok 1 A No 6 –7 Balikpapan, keputusan pemilihan lokasi kantor
dan show room dengan latar belakang ekonomi yang antara lain :
1. Perkembangan kota Balikpapan mengarah ketimur, dengan demikian
diharapkan dapat lebih banyak calon konsumen yang dijadikan target
pemasaran dalam rangka meningkatkan volume penjualan dengan menarik
pelanggan baru.
2. Letak kantor dan show room yang strategis dipinggir jalan raya sehingga
memudahkan transportasi pengangkutan barang yang baru datang maupun
yang mau keluar.
3. Letak kantor dan show room yang strategis dipinggir jalan raya sehingga
memudahkan calon konsumen untuk dapat melihat barang secara langsung.
4. Show room yang letaknya dipinggir jalan dan sangat strategis diharapkan
dapat menarik konsumen yang melewati.
Selain lokasi kantor dan show room punya latar belakang seperti tersebut
diatas, perusahaan juga mengharapkan pertambahan volume penjualan dari waktu
ke waktu dapat menimbulkan efek keuntungan yang lebih besar dengan menekan
komponen biaya, selain juga akan memudahkan alat komunikasi dan transportasi.
5.1.1 Sturuktur Organisasi
Struktur Organisasi PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan secara garis
besar ditunjukkan pada gambar 5.1
Gambar 5.1
Struktur Organisasi PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Kepala Cabang
Div. Fire
Sales Fire
Div. Safe
Sales Safe
Adm. & Acc
Tehnisi
Div. Security
System
Sales S Sys
Div. Fire Syst
Sales F Syst
Sumber : PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
5.1.2 Produk yang di Pasarkan oleh PT Indolok Bakti Utama Cabang
Balikpapan
Produk yang dipasarkan oleh perusahaan ini ada beberapa jenis barang
yaitu : Alat Pemadam Api (Fire Extinguisher) merk Chubb adalah alat yang
dipergunakan untuk memadamkan api dan dirancang terhadap segala kondisi yang
ekstrim dan tidak memerlukan biaya perawatan yang tinggi, karena perencanaan
dan tehnologi Chubb selama bertahun tahun, oleh karena produk alat pemadam
merk Chubb sangat terkenal kemudahan mobilitasnya dan kemampuan dalam
memadamkan api kebakaran secara efektif dan cepat, dengan menggunakan “New
Quick Action Cylener Valve” untuk memudahkan dan kecepatan dalam
pengoperasian yang cukup dilakukan oleh satu petugas saja.
Keunggulannya adalah:
-
Pemadam api yang cepat dan penyemprotan yang effesien.
-
Dapat dipergunakan pada tempat tempat yan sulit dijangkau.
-
Kemudahan pengoperasian dan dapat dilakukan oleh satu petugas saja.
-
Gambar instruksi pemakaian yang jelas.
Ada Type isi dalam tabung alaat pemadam api yaitu :
1. CO2 (carbon dioxide) merupakan bahan yang tidak merusak dengan daya
padam yang efektif dan bersih dipergunakan untuk memadamkan api kelas B
cairan yang mudah terbakar, Kelas C gas yang mudah terbakar dan E
kebakaran yang diakibatkan listrik.
2. Foam merupakan alat pemadam api yang dipergunakan untuk memadamkan
api kelas A berupa kain, kertas dan kayu dan kelas B cairan yang mudah
terbakar.
3. Dry Powder merupakan alat pemadam api serba guna yang dipergunakan
untuk memadamkan api kelas A kain kertas, dan kayu Kelas B cairan yang
mudah terbakar. C gas yang mudah terbakar, E kebakaran yang diakibatkan
oleh listrik.
Masing – masing type memiliki ukuran kode produk sebagai berikut :
-
CO2 (carbon dioxida)
Type EC 2 berat 2 Kg
Type EC 5 berat 5 Kg
Type EC 6,8 berat 6,8 Kg
Trolley 25 berat 25 Kg
Trolley 50 berat 50 kg
-
Foam (busa)
EF 6 berat 6 Kg
EF 9 berat 9 Kg
Trolley 25 berat 25 berat
Trolley 50 berat 50 Kg
-
Powder (tepung)
Ep 1 berat 1 Kg
EP2 berat 2 Kg
EP3 berat 3 Kg
EP 4,5 berat 4,5 Kg
EP 12 berat 12 Kg
Trolley 25 Kg berat 25 Kg
Trolley 50 Kg berat 50Kg
-
Halotron
EHL 1,5 berat 1,5 Kg
EHL 3,5 berat 3,5 Kg
EHL 5 berat 5 Kg
Trolley 25 Kg Berat 25 Kg
Trolley 50 Kg berat 50Kg
5.2 Deskripsi Masing - Masing Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bauran promosi terhadap
volume penjualan produk alat Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
pada PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan. Dengan demikian variabel
independen dalam penelitian ini adalah Bauran promosi dan variabel dependen
adalah Volume penjualan. Masing - masing variabel dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
5.2.1 Variabel Bauran Promosi (X)
Bauran promosi yang dilakukan oleh PT. Indolok Bakti Utama Cabang
Balikpapan meliputi : promosi melalui iklan, promosi penjualan dan
selling. Bauran promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Promosi melalui Iklan (X1)
personal
Media iklan yang digunakan untuk mengiklankan produk Alat
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb meliputi : pemasangan iklan di
Kaltim Post, pemasangan iklan Metro Kaltim, pemasangan iklan di Yellow
Pages dan pembuatan brosur. Dibawah ini akan disajikan data biaya yang
berkaitan dengan keempat media iklan yang digunakan tersebut.
Tabel 5.1
Biaya Promosi Melalui Iklan
Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
Tahun
Biaya Promosi Melalui Iklan
(Rp)
Kaltim Post
Metro
Yellow
Brosur
Kaltim
Pages
Jumlah
1999
6.000.000
4.800.000
6.000.000
1.100.000
17.900.000
2000
9.000.000
9.000.000
6.250.000
1.760.000
26.010.000
2001
10.200.000
9.600.000
7.000.000
2.100.000
27.010.000
2002
11.400.000
10.800.000
7.750.000
3.190.000
33.140.000
2003
12.000.000
11.400.000
8.500.000
2.640.000
34.540.000
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Dari tabel 5.1 tersebut dapat diketahui bahwa biaya promosi melalui
iklan yang dikeluarkan PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan untuk
mempromosikan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb dari
tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 ada kecenderungan meningkat. Hal ini
dapat dilihat pada tampilan grafik pada gambar 5.2. Adapun biaya promosi
melalui iklan yang dikeluarkan pada tahun 2000 meningkat sebesar 45% dari
tahun 1999, pada tahun 2001 meningkat sebesar 3,8% dari tahun 2000, pada
tahun 2002 meningkat sebesar 23% dari tahun 2001 dan pada tahun 2003
meningkat sebesar 4,2% dari tahun 2002.
Gambar 5.2
Grafik Perkembangan Biaya Promosi Melalui Iklan
Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
Total biaya Iklan
40000000
20000000
Total biaya Iklan
0
1
2
3
4
5
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Dari grafik 5.3 dapat dilihat bahwa biaya promosi melalui iklan
yang dikeluarkan oleh PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan untuk
memasarkan Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb dengan
urutan ranking dari terbesar ke terkecil adalah
1. Biaya pemasangan iklan di Kaltim Post
2. Biaya pemasangan iklan di Metro Kaltim
3. Biaya pemasangan iklan di Yellow Pages
4. Biaya pembuatan brosur
Gambar 5.3
Grafik Perkembangan Biaya Promosi Melalui Iklan
Berdasarkan Media yang Digunakan
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
15000000
KaltimPost
10000000
Metro Kaltim
5000000
Yellow Pages
Brosur
0
1
2
3
4
5
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
b. Promosi Penjualan (X2)
Promosi penjualan yang dilakukan pemasar produk Pemadam Api (Fire
Extinguisher) Merk Chubb dengan memberikan agenda, memberikan
kalender, pemberian kaos, mengikuti pameran dan memberikan discount.
Dibawah ini akan disajikan data yang berkaitan dengan biaya promosi
penjualan yang dikeluarkan oleh PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003.
Tabel 5.2
Biaya Promosi Penjualan
Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
Tahun
Agenda
Biaya Promosi Penjualan
(Rp)
Kalender Kaos
Pameran
Jumlah
Discount
1999
15.000.000
5.000.000
7.500.000
3.500.000
515.233.526
546.233.526
2000
17.500.000
6.000.000
9.000.000
4.000.000
406.494.111
442.994.111
2001
20.000.000
6.500.000
10.000.000
4.250.000
407.899.104
448.649.104
2002
23.000.000
7.000.000
12.500.000
5.750.000
757.693.508
805.943.508
2003
25.000.000
7.500.000
15.000.000
6.000.000
191.258.968
244.758.968
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Dari tabel 5.2 tersebut dapat diketahui bahwa biaya promosi penjualan
yang dikeluarkan PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan untuk
mempromosikan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb dari
tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 ada kecenderungan menurun. Hal ini
dapat dilihat pada tampilan grafik pada gambar 5.4. Dari gambar tersebut
tampak bahwa biaya promosi penjualan yang dikeluarkan pada tahun 2000
mengalami penurunan sebesar 19%
dari tahun 1999 dan biaya promosi
penjualan pada tahun 2001 mengalami peningkatan sebesar 1,3% dari tahun
2000. Sedangkan pada tahun 2002 biaya promosi penjualan yang dikeluarkan
meningkat sebesar 79% dari tahun 2002 , ini
merupakan biaya promosi
penjualan terbesar yang pernah dikeluarkan selama lima tahun terakhir dan
sebaliknya pada tahun 2003 terjadi penurunan biaya promosi penjualan
sebesar 70% dari tahun 2002, ini merupakan biaya promosi penjualan terkecil
yang pernah dikeluarkan selama lima tahun terakhir.
Gambar 5.4
Grafik Perkembangan Biaya Promosi Penjualan
Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
Total Biaya Promosi Penjualan
1E+09
Total Biaya
Promosi
Penjualan
500000000
0
1
2
3
4
5
Sumber data : PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Dari grafik 5.5 dapat dilihat bahwa biaya promosi penjualan
terbesar yang dikeluarkan oleh PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan untuk
memasarkan Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
pemberian diskon
Gambar 5.5
Grafik Perkembangan Biaya Promosi Penjualan
Berdasarkan Kegiatan
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
adalah
800000000
Agenda
600000000
Kalender
400000000
Kaos
200000000
Pameran
Diskon
0
1
2
3
4
5
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
c. Personal Selling (X3)
Personal selling yang dilakukan pemasar produk Pemadam Api (Fire
Extinguisher) Merk Chubb dengan mengadakan persentasi penjualan dan
pemberian insentif. Dibawah ini akan disajikan data biaya personal selling
yang dikeluaran oleh PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan dari tahun
1999 sampai dengan 2003.
Tabel 5.3
Biaya Personal Selling
Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
Tahun
Biaya Personal Selling
(Rp)
Jumlah
Persentasi
Insentif
1999
6.352.198
20.740.320
27.092.518
2000
10.286.707
14.869.470
25.156.177
2001
12.772.842
12.811.530
25584372
2002
15.481.976
20.211.095
35.693.071
2003
16.079.121
3.665.704
19.744.825
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Dari tabel 5.3 tersebut dapat diketahui bahwa biaya personal selling yang
dikeluarkan
PT.
Indolok
Bakti
Utama
Cabang
Balikpapan
untuk
mempromosikan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb dari
tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Perkembangan biaya personal selling
tersebut dapat dilihat pada tampilan grafik pada gambar 5.6. Dari gambar
tersebut tampak bahwa biaya personal selling yang dikeluarkan pada tahun
2000 mengalami penurunan sebesar 7% dari tahun 1999 dan biaya personal
selling pada tahun 2001 mengalami peningkatan sebesar 1,7% dari tahun
2000, pada tahun 2002 mengalami peningkatan sebesar 40 % dari tahun 2001
dan pada tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 45% dari tahun 2002.
Gambar 5.6
Grafik Perkembangan Biaya Personel Selling
Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
Total Biaya Personal Selling
40000000
30000000
Total Biaya
Personal
Selling
20000000
10000000
0
1
2
3
4
5
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Dari grafik 5.7 dapat dilihat bahwa biaya personal selling terbesar
yang dikeluarkan oleh PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan untuk
memasarkan Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
adalah
pemberian insentif, hanya pada tahun 2003 saja biaya yang dikeluarkan untuk
insentif lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk presentasi penjualan.
Gambar 5.7
Grafik Perkembangan Biaya Personel Selling
Berdasarkan Kegiatan
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
25000000
20000000
15000000
Presentasi
10000000
Insentif
5000000
0
1
2
3
4
5
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
5.2.2 Volume Penjualan (Y)
Volume penjualan produk
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk
Chubb yang dicapai oleh PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan dari tahun
1999 sampai dengan 2003 dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel 5.4
Biaya Volume Penjualan
Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
Tahun
Volume Penjulan
(Rp)
Kenaikan
/Penurunan
1999
1.373.557.225
(%)
-
2000
1.586.292.194
16%
2001
1.543.446.690
(3%)
2002
2.183.173.893
41%
2003
520.713.633
(76%)
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Dari tabel 5.4 tersebut dapat diketahui bahwa perkembangan volume
penjualan yang telah dicapai oleh
PT. Indolok Bakti Utama Cabang
Balikpapan dari tahun 1999 sampai dengan 2003. Perkembangan volume
penjualan tersebut cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat t
pada tampilan grafik pada gambar 5.8. Dari gambar tersebut tampak bahwa
volume penjualan yang dicapai pada tahun 2000 mengalami peningkatan
sebesar 16% dari tahun 1999, pada tahun 2001 mengalami penurunan sebesar
3% dari tahun pada tahun 2000, pada tahun 2002 mengalami peningkatan
sebesar 41% dari tahun 2001dan pada tahun 2003 mengalami penurunan
ningkatan sebesar 76 % dari tahun 2002
Gambar 5.8
Grafik Perkembangan Volume Penjualan
Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 – 2003
Volume Penjualan
3E+09
2E+09
Volume
Penjualan
1E+09
0
1
2
3
4
5
Sumber data : PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
5.2 Analisis Model dan Pembuktian Hipotesa
5.3.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisa
regresi linier berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel variabel tertentu yang disebut
variabel dependen terhadap variabel lain yang disebut variabel independen. Dalam
penelitian ini, variabel dependen tersebut adalah volume penjualan. Variabel
independen
yaitu : Bauran Promosi yang meliputi : promosi melalui iklan,
promosi penjualan dan personal selling.
Hasil analisis regresi linear regresi berganda dapat ditunjukkan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel. 5.5
Hasil Analisis Regresi Linear berganda
Koefisien
Regresi
37.761.426
Variabel
(Constant)
r2
T
Sig.
X1
-3.913
- 0.011
- 0.037
0.971
X2
9.530
0.735
3.599
0.004
X3
29.788
0.272
0.937
0.369
F Hitung
= 6.003
R2
= 0.621
Multiple R
= 0.788
Durbin-W
= 2.078
Sumber data : PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.5, persaman regresi yang
diperoleh adalah :
Y = 37.761.426 – 3,913 (X1) + 9,530 (X2) + 29,788(X3)
Dari hasil persamaan regresi diatas dapat dilihat bahwa koefesien regresi
variabel bebas X2 dan X3 menunjukkan nilai positif. Ini berarti antara variabel
bebas X2 dan X3 dengan variabel tidak bebas (Y) terdapat hubungan yang positif.
Dengan demikian apabila faktor bauran promosi yang terdiri : biaya promosi
penjualan dan biaya personal selling ditingkatkan, maka
pembelian Produk
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb juga akan meningkat. Sebaliknya
jika biaya promosi penjualan dan biaya personal selling diturunkan, maka volume
penjualan juga
akan menurun. Sedangkan koefesien regresi variabel
X1menunujukkan nilai negatif . Ini berarti antara variabel bebas X1 dengan
variabel tidak bebas (Y) terdapat hubungan yang negatif. Dengan demikian
apabila biaya promosi melalui iklan ditingkatkan, maka
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
pembelian Produk
akan mengalami penurunan.
Sebaliknya jika biaya promosi melalui iklan diturunkan maka pembelian Produk
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb akan mengalami peningkatan.
5.3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama yang telah diajukan dengan langkah
sebagai berikut :
1. Uji Pengaruh Variabel Independen Secara Simultan Terhadap Variabel
Dependen
Dalam pengujian hipotesis pertama yang menguji keberartian koefesien
regresi secara simultan maka digunakan uji F, dengan rumusan hipotesis sebagai
berikut :
Ho : B 1 = B 2 = B 3 = 0
Ha : Minimal terdapat satu nilai Bi  0
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah diduga faktor
bauran promosi yang tediri dari promosi melalui iklan, promosi penjualan dan
personal selling secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap
volume penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb pada
PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan.
Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji F yang hasilnya dapat
dilihat pada tabel 5.5. Untuk menguji apakah faktor bauran promosi yang terdiri
dari
promosi melalui iklan, promosi penjualan dan personal selling secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan
produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb dilakukan dengan
menggunakan distribusi F, yaitu membandingkan antara nilai kritis F ( = 5%)
dengan nilai Fratio.
Dari hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat bahwa nilai F
hitung adalah sebesar 6,003. Sedangkan nilai F tabel adalah sebesar 3,59. Karena
nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel-variabel yang ada dalam bauran promosi yang terdiri dari promosi
melalui iklan (X1), promosi penjualan (X2) dan personal selling (X3) secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan
produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb.
Dengan juga melihat dari nilai probabilitasnya yaitu 0,011 berada jauh
dibawah nilai 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh promosi melalui iklan,
promosi penjualan dan personal selling tersebut terhadap volume penjualan
produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb sangat bermakna.
2. Menganalisis besarnya Koefesien Determinasi Berganda (R2)
Besarnya pengaruh seluruh variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y) ditunjukkan oleh koefesien determinasi (R2). Berdasarkan tabel 5.5
diketahui bahwa nilai R2 adalah 0,621 atau 62,1%, ini berarti variasi variabel
independen X1,X2 dan X3 yang digunakan dalam persamaan regresi secara
bersama-sama mampu mempengaruhi variasi variabel dependen (Y) sebesar
62,1%. Dengan kata lain promosi melalui iklan, promosi penjualan dan personal
selling bersama sama mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan produk
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb sebesar 62,1% Variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian ini mempunyai pengaruh sebesar
37,9%. Faktor faktor lain tersebut seperti berupa kondisi ekonomi, kebijakan
pemerintah, harga, pendapatan masyarakat dan sebagainya.
Untuk melihat kuat lemahnya hubungan atau korelasi antara seluruh
variabel independen terhadap volume penjualan produk Pemadam Api (Fire
Extinguisher) Merk Chubb ditunjukan oleh angka korelasi ganda (MULTIPLE R)
yaitu sebesar 0,788 pada tabel 5.5 Angka tersebut menunjukkan bahwa antara
seluruh variabel independen yaitu faktor faktor bauran promosi yang terdiri dari
promosi melalui iklan, promosi penjualan dan personal selling dengan variabel
dependen yaitu volume penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher)
Merk Chubb terdapat hubungan yang sangat kuat.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
 Ho yang menyatakan diduga faktor bauran promosi yang meliputi : promosi
melalui iklan, promosi penjualan dan personal selling secara bersama sama
tidak mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan produk Pemadam Api
(Fire Extinguisher) Merk Chubb ditolak.
 Ha yang menyatakan diduga faktor bauran promosi yang meliputi promosi
melalui iklan, promosi penjualan dan personal selling secara bersama sama
mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan produk Pemadam Api (Fire
Extinguisher) Merk Chubb diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa pertama diterima atau hipotesis
pertama terbukti kebenarannya.
Pengujian hipotesis kedua yang telah diajukan pada bab sebelumnya
dengan langkah sebagai berikut :
1. Uji Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial Terhadap Variabel
Dependen
Untuk membuktikan hipotesis kedua digunakan uji t untuk mengetahui
sumbangan masing - masing variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen, dengan formulasi hipotesisnya sebagai berikut :
Ho : B 1 = B 2 = B 3 = 0, tidak ada pengaruh bermakna antara X dengan Y
Ha : Minimal terdapat satu nilai Bi  0, ada pengaruh bermakna antara X dan
Y
Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan diduga
promosi penjualan
bahwa
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap volume
penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb .
Untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat, pembuktian dilakukan dengan uji t, yaitu dengan membandingkan antara
nilai t
hitung
masing - masing koefisien regresi dengan t
tabel
(nilai kritis dengan
tingkat signifikansi 0,5).
Nilai t hitung variabel promosi melalui iklan(X1) adalah sebesar –0,037
sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,796. Karena nilai t hitung lebih kecil
dibandingkan nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
promosi
melalui iklan (X1) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
volume penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb.
Nilai t hitung variabel Promosi Penjualan (X2) adalah sebesar 3,599
sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,796. Karena nilai t hitung lebih besar
dibandingkan nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel promosi
penjualan (X2) secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap volume
penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb.
Nilai t hitung variabel
personal selling (X3) adalah sebesar 0,937
sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,796. Karena nilai t hitung lebih kecil
dibandingkan nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel personal
selling (X3) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap volume
penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
3. Menganalisis besarnya Koefesien Determinasi Parsial (r2 )
Besarnya pengaruh masing masing variabel independen terhadap
variabel dependen dapat diketahui dengan melihat nilai r
variabel. Variabel yang memiliki nilai r
2
2
masing –masing
paling besar berati variabel tersebut
mempunyai pengaruh yang dominan. Dari tabel 5.5 dapat dilihat besarnya nilai r 2
variabel X1 adalah – 0,011 yang berarti pengaruh variabel promosi melalui iklan
terhadap volume penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
adalah sebesar 1,1%, variabel X2 dengan nilai r2
sebesar 0,735 yang berarti
pengaruh variabel Promosi Penjualan terhadap volume penjualan produk
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb sebesar 73,5%, variabel X3
dengan nilai r2 sebesar 0,184 yang berarti pengaruh variabel personal selling
terhadap volume penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
adalah sebesar 18,4%.
Urutan variabel independen tersebut berdasarkan besarnya pengaruh
masing masing variabel adalah :
1. Variabel promosi penjualan 73,5 %
2. Variabel personal selling 18,4 %
3. Variabel promosi melalui iklan 1,1%
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa nilai variabel Promosi
Penjualan
merupakan nilai r2 yang paling besar.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan “diduga bahwa faktor
promosi penjualan
mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap volume
penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb” diterima
atau terbukti kebenarannya.
5.3.3
Evaluasi Ekonometrika
Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi ekonometrika dengan tujuan agar
persamaan regresi berganda yang digunakan dapat diterima secara eknomometrik
dan rata rata estimator yang diperoleh dengan kuadrat terkecil (OLS) sudah
memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimation (BLUE), maka harus
memenuhi asumsi klasik, antara lain: Multikoliniearitas, Heteroskedastistas,
Otokorelasi dan normalitas
a. Uji Multikoliniearitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna
antara variabel bebas dalam model regresi. Apabila terjadi multikolinearitas
sempurna, maka penaksir koefesien regresi tidak dapat ditentukan kesalahan
bakunya (standar error) tidak terhingga.
Berdasarkan matriks korelasi yang tertera pada lampiran 3, dapat dilihat
bahwa hasil besaran korelasi antar variabel bebas tampak bahwa hanya variabel
biaya promosi penjualan yang mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan
variabel personal selling dengan tingkat korelasi sebesar -0,328 atau 32,8%.
Oleh karena korelasi ini masih dibawah 90%, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolonieritas yang serius. Hasil perhitungan nilai tolerance juga
menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang
dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih
dari 95%. Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai
VIF lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas
antar variabel bebas dalam model regresi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Penyimpangan asumsi model klasik yang kedua adalah adanya
heterokedastisitas. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu grafik, park, glesjser, rank
spearman dan barlett (Gujarati, 1993:183). Cara yang dilakukan untuk
mendeteksi terjadinya heterokedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara variabel terikat dan residu
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dengan ketentuan
analisis sebagai berikut :
-
Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
-
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
Dari grafik scaterpolt pada lampiran 3 dapat dilihat terlihat titik - titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi volume
penjualan berdasarkan masukan variabel bebas promosi melalui iklan, promosi
penjualan dan personal selling.
c. Uji Otokorelasi
Uji otokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
anggota serangkaian data observasi menurut waktu atau cross section. Adanya
otokorelasi dapat dideteksi dengan uji Durbin – Watson dengan D-wL dan D-wU
yang ada dalam tabel, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika D- W
c
kurang dari D-wL atau lebih dari 4 – D-wL berarti terdapat
autokorelasi
2. Jika D- W c diantara D-wU dan 4 - D-wU berarti tidak ada korelasi
3. Jika D- W c diantara D-wL dan D-wU atau antara 4 – D-wL dan 4 - D-wU berarti
pengujian tidak dapat disimpulkan (inconslusive)
Dari hasil hitungan diketahui Durbin-Watson (D-Wc) = 2,078 sedangkan
pada N = 15 dan K = 1 nilai D-wL = 1,08 dan D-wU = 1,36. Dengan
menggunakan rumus sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, maka nilai
DW teoritik dapat dibandingkan dengan DW tabel sebagai berikut:
D-Wc = 2,078 terletak antara 1,36 dan 4 - D-wU = 2,64
Hal ini berarti tidak ada Otokorelasi pada model regresi berganda yang
digunakan sebagai alat analisis penelitian ini.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis grafik
dengan memperhatikan grafik histogram dan grafik normal plot pada lampiran 3,
dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang
mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik – titik
menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai
karena memenuhi asumsi normalitas.
5.4
Pembahasan
Berdasarkan tujuan utama dari penelitian ini yaitu : untuk mengetahui
pengaruh bauran promosi yang meliputi : biaya promosi melalui iklan, biaya
promosi penjualan dan biaya personal selling terhadap volume penjualan produk
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb. Dari hasil analisis regresi linear
berganda menunjukkan bahwa variabel - variabel yang ada dalam bauran promosi
yang terdiri dari biaya promosi melalui iklan (X1), biaya promosi penjualan (X2)
dan biaya personal selling (X3) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan terhadap volume produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk
Chubb .
Seluruh variabel independen tersebut memberikan sumbangan terhadap
variabel terikat sebesar 62,1%. Sedangkan sebesar 37,9% variasi variabel terikat
dipengaruhi oleh faktor - faktor yang tidak dimasukkan ke dalam model. Hal ini
dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,621
Sedangkan secara parsial, hanya variabel biaya promosi penjualan
terbukti berpengaruh signifikan terhadap terhadap volume penjulan produk
Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb. Variabel independen
yang
meliputi promosi penjualan (X2) dan biaya personal selling (X3) berkorelasi
positip terhadap variabel dependen. Hal ini berarti bahwa jika variabel independen
ditingkatkan, maka variabel dependen akan mengalami peningkatan atau
sebaliknya. Sedangkan variabel biaya promosi melalui iklan berkorelasi negatif
terhadap variabel dependen. Hal ini berarti bahwa jika variabel independen
ditingkatkan maka variabel dependen akan mengalami penurunan atau sebaliknya.
Nilai koefisien regresi variabel X1 adalah sebesar – 3,913 dengan arah
hubungan negatif. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan variabel X1 sebesar Rp 1,
maka akan menurunkan besarnya Y sebesar Rp 3,913 rupiah. Sebaliknya, setiap
terjadi penurunan variabel X1 sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan
turunnya variabel Y sebesar Rp 3,913.
Nilai koefisien regresi variabel X2 adalah sebesar 9,530 dengan arah
hubungan positip. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan variabel X2 sebesar Rp 1
rupiah, maka akan meningkatkan besarnya Y sebesar Rp 9,530 rupiah.
Sebaliknya, setiap terjadi penurunan variabel X2 sebesar Rp 1 , maka akan
menyebabkan turunnya variabel Y sebesar Rp 9,530.
Nilai koefisien regresi variabel X3 adalah sebesar 29,788 dengan arah
hubungan positip. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan variabel X3 sebesar Rp 1,
maka akan meningkatkan besarnya Y sebesar Rp 29,788. Sebaliknya, setiap
terjadi penurunan variabel X3 sebesar Rp 1, maka akan menyebabkan turunnya
variabel Y sebesar Rp 29,788.
Dari nilai koefisien regresi seluruh variabel bebas tersebut diatas, maka
dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 37.761.426 - 3,913 (X1) + 9,530(X2) + 29,788 (X3)
Dengan melihat kondisi tersebut, maka penting bagi manajer pemasaran
PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan tersebut untuk mengevaluasi
kembali dalam penetapan besarnya anggaran promosi untuk masing – masing
kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan, agar kegiatan promosi dapat
dilakukan secara efektif sehingga akan berdampak terhadap peningkatan volume
penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb. Untuk itu perlu
dilakukan analisis terhadap kebijakan perusahaan berkaitan dengan pengalokasian
anggaran promosi
kemasing – masing aktivitas bauran promosi yang telah
dilakukan perusahaan selama lima tahun terakhir. Dibawah ini akan disajikan
data alokasi anggaran promosi ke masing masing bauran promosi adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.6
Alokasi Anggaran Promosi
PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 -2003
Tahun Anggran
Promosi
(Rp)
Alokasi Anggaran Promosi
Iklan
Rp
%
Promosi
Penjulan
Rp
%
Personal
Selling
Rp
%
1999
735.000.000
45.000.000
3.4
750.000.000
91.2
40.000.000
5.4
2000
688.000.000
30.000.000
4.5
620.000.000
93.8
38.000.000
5.7
2001
835.000.000
45.000.000
5.4
750.000.000
89.9
40.000.000
4.8
2002
1.146.000.000
51.000.000
4.5
1.050.000.000
91.6
45.000.000
3.9
2003
537.000.000
52.500.000
9.8
450.000.000
83.7
35.000.000
6.5
Sumber : PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa anggaran promosi
perusahaan yang ditetapkan untuk lima tahun terakhir mengalami penurunan pada
tahun 2003 sebesar 53% dari tahun 2002. Sedangkan alokasi anggaran promosi
untuk promosi penjualan mendapatkan porsi paling besar (di atas 80%)
dibandingkan untuk promosi melalui iklan dan personal selling (dibawah 10%).
Walaupun selama ini perusahaan belum memiliki data yang akurat tentang
pengaruh masing – masing kegiatan bauran promosi tersebut terhadap penjualan
yang dicapai oleh perusahaan selama kurun waktu tersebut. Artinya apakah
volume penjualan yang selama ini dicapai oleh perusahaan benar benar
disebabkan oleh kecenderungan mengalokasikan biaya promosi pada biaya
promosi penjualan tersebut ?
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan
tunjukkan analisis dengan membandingan antara pencapaian volume penjualan
dan anggaran promosi yang ditetapkan perusahaan untuk lima tahun terakhir.
Tabel 5.7
Perbandingan antara Anggaran Promosi dengan
Realisasi Penjualan Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk
Chubb pada PT Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 -2003
Tahun
Anggran Promosi
Realisasi Penjualan
Total
Kenaikan/Penuru
Total
Kenaikan/Penuru
(Rp)
nan
(Rp)
nan
Rp
Rp
1999
735.000.000
1.373.557.225
2000
668.000.000
(67.000.000)
(9,1)
1.586.292.194
212.734.969
15,5
2001
835.000.000
167.000.000
25
1.543.446.690
(42.845.504)
(2,7)
2002
1.146.000.000
311.000.000
37,2
2.183.173.633
639.727.203
41,4
2003
537.500.000
(608.500.000)
520.713.633
(1.662.460.260
(53,1)
-
-
(76,1)
Sumber : PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa ada kecenderungan penurunan anggaran
promosi mengakibatkan penurunan penjualan produk Pemadam Api (Fire
Extinguisher) Merk Chubb. Hal ini dapat dilihat pada grafik 5.9 dalam grafik
tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2000 terjadi penurunan anggaran
promosi
sebesar
9,1% dari tahun 1999 maka mengakibatkan terjadinya
peningkatan penjualan pada tahun 2000 sebesar 15,5%, pada tahun 2001 anggaran
untuk promosi ditingkatkan sebesar 25% dari tahun 2000 maka mengakibatkan
penjualan turun pada tahun 2001 sebesar 2,7%, pada tahun 2002 terjadi
peningkatan anggaran promosi sebesar 37,2 % dari tahun 2001 maka
mengakibatkan peningkatan penjualan pada tahun 2002 sebesar 41,4%, pada
tahun 2003 terjadi penurunan anggaran promosi sebesar 53,1% dari tahun 2002
maka mengakibatkan penurunan penjualan pada tahun 2003 sebesar 76,1%
Gambar 5.9
Grafik Perbandingan antara Anggaran Promosi dengaRealisasi
Penjualan Produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb pada PT
Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Tahun 1999 -2003
3,000,000,000
Anggaran Promosi
2,000,000,000
Biaya Promosi
1,000,000,000
Realisasi
Penjualan
0
1999
2001
2003
Sumber : PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Kondisi tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
a. Adanya peningkatan atau penurunan anggaran promosi dan biaya promosi
ternyata akan berdampak pada peningkatan maupun penurunan penjualan
produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb. Hal ini sesuai dengan
hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan bahwa bauran
promosi yang terdiri dari biaya promosi melalui iklan, biaya promosi
penjualan dan biaya personall selling yang secara bersama – sama
berpengaruh sifnifikan terhadap volume penjualan produk Pemadam Api (Fire
Extinguisher) Merk Chubb.
b. Biaya promosi dapat dianggap sebagai investasi dalam arti peningkatan atau
penurunan biaya promosi yang dikeluarkan pada waktu tertentu, dampaknya
dapat dirasakan pada waktu yang
akan datang baik berupa peningkatan
ataupun penurunan penjualan. Hal ini seperti yang terjadi pada tahun 2000
peningkatan penjualan pada tahun tersebut sebagai dampak dari penetapan
anggaran promosi dan pengeluaran biaya promosi pada tahun sebelumnya.
Juga pada tahun 2001 penurunan penjualan pada tahun tersebut sebagai akibat
dari penetapan anggaran promosi dan pengeluaran biaya promosi pada tahun
sebelumnya.
Dengan adanya penurunan biaya promosi dan penjualan pada tahun
2003, maka pihak manajemen perusahaan perlu secepatnya melakukan
pembenahan pada manajemen promosinya.
Artinya melakukan perubahan
kebijakan dibidang alokasi dana promosinya sehingga dana untuk membiayai
aktivitas bauran promosinya menjadi lebih efektif.
Selanjutnya untuk mengantisipasi timbulnya masalah tersebut langkah
yang harus dilakukan oleh manajemen adalah mengidentifikasi atas variabel
variabel independen yang dioperasikan dalam penelitian ini, dalam arti harus
diketahui secara definitif variabel mana yang pengaruhnya lebih dominan.
Berdasarkan hasil uji parsial yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari
ketiga aktivitas bauran pemasaran yang mempunyai pengaruh dominan adalah
promosi penjualan. Dari lampiran 4 dapat diketahui :
a. Hasil analisis regresi linier berganda antara penjualan dengan biaya iklan yang
meliputi : biaya pemasangan iklan di Kaltim Post, biaya pemasangan iklan di
Metro Kaltim, biaya pemasangan iklan di Yellow Pages dan biaya
pemasangan iklan dengan brosur, yang menunjukkan bahwa keempat biaya
iklan yang dikeluarkan ternyata tidak mempunyai pengaruh dalam
peningkatan penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
, hal ini ditunjukkan dari hasil F hitung (0,984) yang lebih kecil F tabel (3,48)
serta semua variabel mempunyai nilai t hitung lebih kecil dibandingkan nilai t
tabel.
b. Hasil analisis regresi linier berganda antara penjualan dengan biaya promosi
penjualan yang meliputi : biaya pemberian agenda, biaya pemberian kalender,
biaya pemberian kaos, biaya penyelenggaraan pameran dan biaya pemberian
discount, yang menunjukkan bahwa kelima biaya promosi penjualan yang
dikeluarkan ternyata secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap
penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb, ini
ditunjukkan dari F hitung (4,291) lebih besar daripada F tabel (3,48).
Sedangkan secara parsial kelima biaya promosi penjualan tersebut yang
mempunyai pengaruh terhadap penjualan yaitu biaya pemberian discount, ini
ditunjukan t hitung biaya pemberian discount (4,263) lebih besar daripada t
tabelnya ( 1,833)
c. Hasil analisis regresi linier berganda antara penjualan dengan biaya personal
selling yang meliputi : biaya persentasi penjualan dan biaya pemberian
insentif, yang menunjukkan bahwa kedua biaya personal selling
yang
dikeluarkan ternyata secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap
penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb, ini
ditunjukkan dari F hitung (6,783) lebih besar daripada F tabel (3,88).
Sedangkan secara parsial kedua biaya personal selling tersebut yang
mempunyai pengaruh terhadap penjualan yaitu biaya pemberian insentif, ini
ditunjukan t hitung biaya pemberian insentif (3,113) lebih besar daripada t
tabelnya ( 1,782).
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, pemasar produk Pemadam Api
(Fire Extinguisher) Merk Chubb dapat memfokuskan kegiatan promosi pada
faktor promosi penjualan khususnya pada pemberian discount dan personal selling
khususnya pada pemberian insentif untuk dapat meningkatkan hasil penjualan.
Hal ini dikarenakan penurunan pemberian discount dan pemberian insentif pada
tahun 2003, mengakibatkan penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher)
Merk Chubb menurun juga pada tahun 2003. Kondisi juga diperkuat pendapat
Kotler (1995) yang mengatakan bahwa efektivitas kegiatan bauran promosi untuk
barang industri adalah dengan urutan sebagai berikut : (1) Personal selling (2)
Promosi penjualan (3) Iklan (4) Publisitas. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa
untuk memasarkan barang industri, bauran pemasaran yang efektif digunakan
adalah personal selling dan promosi penjualan.
Melihat indikasi tersebut maka pihak pemasar produk Pemadam Api
(Fire Extinguisher) Merk Chubb perlu memberikan prioritas anggaran promosi
penjualan dan personal selling lebih besar. Dalam melakukan promosi penjualan
pihak perusahaan perlu menyadari tujuan promosi penjualan ini adalah untuk
memperkenalkan produk yang dimiliki pemasar kepada konsumen dan membuat
konsumen merasa tertarik untuk membeli produk tersebut. Untuk itu kegiatan
promosi penjualan yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan
potongan harga atau diskon kepada konsumen yang melakukan pembelian secara
tunai, selain itu pemasar dapat memberikan cash discount ini diberikan setelah
pembeli mendapatkan quantity discount. Bisa juga perusahaan memberikan
kelonggaran cara pembayaran dengan melihat reputasi dari pelanggan, perusahaan
dapat memberikan tenggang waktu pembayaran, misalnya sebagaian dari harga
beli dibayar dimuka dan barang sudah diterima pembeli sedangkan sisa
pembayaran akan dibayarkan 20 hari kemudian. Selain itu perusahaan tetap dapat
memberikan hadiah langsung seperti yang selama ini diberikan yaitu berupa
agenda, kalender dan kaos serta juga tetap dapat mengikuti kegiatan pameran
secara aktif.
Selain itu personal selling untuk dapat meningkatkan hasil penjualan,
pihak manajemen pemasar produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb
perlu memperhatikan dengan sangat selektif dalam hal rekruitmen wiraniaganya.
Hal ini dikarenakan wiraniaga dalam kegiatan personal selling merupakan ujung
tombak keberhasilan promosi ini. Sebagai timbal baliknya, pihak manajemen juga
harus memperhatikan kesejaterahan dan pemberian training atau mengikutkan
workshop, dengan harapan wiraniaga tersebut dapat mencari dan memilih pembeli
potensial, dapat membantu dan memberikan petunjuk kepada calon pembeli
dalam melakukan pembelian serta dapat memberikan penjelasan atas pertanyaan
dan keberatan dari calon pembeli.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari temuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel - variabel yang ada dalam bauran promosi yang terdiri dari biaya
promosi melalui iklan periklanan (X1), biaya promosi penjualan (X2) serta
biaya personal selling (X3) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan
terhadap
volume
penjualan
produk
Pemadam
Api
(Fire
Extinguisher) Merk Chubb. Hal ini dapat dilihat dari hasil F hitung yang lebih
besar dari F tabel (6,003 > 3,59). Koefesien determinasi
berganda R
(Squared) sebesar 0,621 atau 62,1%, artinya variabel independen yang
dimasukkan dalam model penelitian ini secara bersama sama mempunyai
kontribusi sebesar 62,1% terhadap volume penjualan produk Pemadam Api
(Fire Extinguisher) Merk Chubb dan sisanya 37,9% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Terdapat hubungan
yang sangat erat antara variabel independen dan variabel dependen dalam
model penelitian ini, hal ini ditunjukkan oleh nilai korelasi ganda (multiple R)
sebesar 0,788. Dengan demikian hipotesa pertama terbukti kebenarannya
2. Variabel biaya promosi melalui iklan (X1) secara parsial tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap volume penjualan produk Pemadam Api (Fire
Extinguisher) Merk Chubb. Hal ini ditunjukkan t hitung yang lebih kecil dari t
tabel ( -0,037 < 1,796).
3. Variabel biaya promosi penjualan (X2) secara parsial memiliki pengaruh
signifikan
terhadap
volume
penjualan
produk
Pemadam
Api
(Fire
Extinguisher) Merk Chubb. Hal ini ditunjukkan t hitung yang lebih besar dari t
tabel ( 3,599 > 1,796). Serta besarnya nilai r2 variabel X2 adalah 0,735 yang
berarti pengaruh variabel biaya promosi penjualan
terhadap volume
penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk Chubb adalah
sebesar 73,5%, nilai r2 variabel X2 merupakan nilai yang paling besar, maka
faktor biaya promosi Penjualan
mempunyai
pengaruh yang dominan
terhadap volume penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk
Chubb. Dengan demikian hipotesa kedua juga terbukti kebenarannya.
3. Variabel Penjualan perorangan
(X3) tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap volume penjualan produk Pemadam Api (Fire Extinguisher) Merk
Chubb. Hal ini ditunjukkan t hitung yang lebih kecil dari t tabel (0,937 >
1,796).
4. Pihak PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan sebaiknya memfokuskan
alokasi anggaran promosi kedalam promosi penjualan khususnya dengan
pemberian diskon dan personal selling khususnya dengan pemberian insentif.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diajukan saran saran sebagai
berikut :
1. Meskipun dari hasil analisis didapatkan bahwa promosi yang dominan adalah
promosi penjualan, namun dalam melakukan promosi penjualan yang perlu
diingat bahwa teknik teknik promosi penjualan merupakan taktik pemasaran
yang berdampak pada jangka sangat pendek. Malah kadang- kadang penjualan
hanya meningkat selama kegiatan promosi penjualan berlangsung. Promosi
penjualan juga tidak mampu meruntuhkan loyalitas pelanggan terhadap
produk lain, bahkan promosi penjualan yang terlalu sering malah dapat
menurunkan
citra
kualitas
produk
tersebut,
karena
pelanggan
bisa
menginterprestasikan bahwa produk tersebut berkualitas rendah atau termasuk
kategori murahan. Meskipun demikian diakui bahwa promosi penjualan
menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada iklan.
2. Untuk mendukung kegiatan promosi penjualan, perusahaan perlu melakukan
personal selling. Ini dikarenakan pengoperasian personal selling lebih fleksibel
artinya wiraniaga dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan
pendekatannya, usaha yang sia – sia dapat diminimalkan, pelanggan biasanya
langsung membeli dan wiraniaga dapat membina hubungan jangka panjang
dengan pelanggannya.
3. Upayakan wiraniaga yang ditugaskan melakukan personal selling memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Wiraniaga harus memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai
seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan, memberikan presentasi
dan demonstrasi, mengatasi penolakan pelanggan dan mendorong
pembelian.
b. Wiraniaga harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang
syarat – syarat penjualan.
c. Wiraniaga harus tahu cara membina dan memelihara hubungan baik
dengan para pelanggan.
4. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa kegiatan promosi penjualan
yang dominan adalah pemberian diskon sedangkan kegiatan personal selling
yang dominan adalah pemberian isentif. Maka perusahaan perlu mencari
bentuk bentuk diskon yang akan diberikan kepada pelanggannya misalnya :
diskon kuantitas, cash discount dan trade discount atau bentuk allowance
(pengurangan dari harga menurut daftar (list price). Selain itu perlu
perusahaan perlu mencari bentuk bentuk isentif yang mampu memotivasi para
wiraniaga, adapun bentuk isentif bisa berupa finansial maupun non finansial.
5. Perusahaan perlu menetapkan anggaran promosi berdasarkan build up method
(objective anda task method). Dalam metode ini penentuan anggaran promosi
yang dilakukan dengan cara menentukan tujuan promosi penjualan dan
personal selling dari setiap lini produk, menentukan kegiatan kegiatan yang
akan dilakukan dan besarnya biaya untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut.
Jumlah biaya total dari kegiatan kegiatan pencapaian tujuan tersebut
merupakan biaya promosi perusahaan. Dengan metode ini manajer dapat
menganalisis secara ilmiah peranan promosinya dan kontribusi promosi
tersebut terhadap pencapaian tujuan pemasaran. Pengeluaran promosi juga
dapat dikendalikan.
DAFTAR PUSTAKA
Berkowitz, Eric N, Roger A. Kerin, William Rudelius, Marketing, Time
Miror/Mosby College Publishing, St. Louis-Toronto-Santaclara, 1986
Cohen A William, The Practice Of Marketing Management : Analysis, Planning,
And Implementasi, New York,1998
Della Bitta. J Consumer Behavior, Fourth Edition, Singapura, 1993
Engel F. James, Roger D. Blackwell, Paul W Miniard, Perilaku Konsumen, Jilid I,
Terjemahan :FX Budiyanto, Jakarta, Penerbit Binarupa Aksara, 1994.
Guiltinan, Joseph P, Strategi dan Program Pemasaran, terjemahan Agus Maulana
, Institut dan Pembangunan Manajemen, Jakarta, 1994
Jerry I. Reitman , Beyond 2000 The Future of Direct Marketing, Penerbit Elex
Media Komutindo, 1998
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, Edisi ke VII, Jilid I, Terjemahan Ancella Anitawati
Hermawan, Penerbit Salermba Empat, Jakarta, 1995
Kasali, Renald, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,
PT Temprint, Jakarta.
, Membidik Pasar Indonesia – Segmentasi, Targeting dan
Positioning, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Loudon L David dan Albert J Della Bitta, Customer Behavior Concepts and
Aplication, Singapore, Third Edition, Mc Graw Hill. Inc, 1988
Levin, Richard, David S Rubin, Statistic For Management, Sixth Edition,
Precentice-Hall International, Inc, 1994
Mangkunegara ,AA Anwar Prabu, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit
PT Eresco, Bandung 1988
Nitisemito S Alex, Marketing, Edisi Revisi I, Cetakan Ketujuh, Penerbit Balai
Aksara, Jakarta, 1991
Porter, Michael E, Competitive Strategy; Techniques for analayzing industries and
competitors, The Free Press, 1980
Radiosunu, Manajemen Pemasaran: suatu Pendekatan Analisis, Edisi I, Penerbit
BPFE UGM, Yogyakarta, 1983
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survay, LP3ES, 1989.
Supranto Johannes, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,1997
Schiffman G Leon dan Leslie Lazar Kanuk, Customer Behavior, New Jersey,
Fourth Edition, Prentice Hall. Inc, 1991
Sidney siegel, Statistik Non parametrik untuk Ilmu ilmu Sosial, Diterjemahkan
oleh Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang, PT. Gramedia, Jakarta,
1986.
Stanton J William, Michael J Ezel,Bruce J, Walker, Fundamental of Marketing,
New York, Ninth edition, Mc Graw Hill, 1991
Swastha Dh Basu dan T Hani Handoko, Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku
Konsumen, Edisi Pertama, Liberty, Yogyakarta, 1987
Sadono Sukirno, Teori Mikro Ekonomi, Edisi kedua PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Tjiptono, Fandi, Strategi Pemasaran, Edisi Ke kedua, Andi, Yogyakarta, 1998
Winardi, Marketing dan Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit Mandar
Maju,Bandung 1991.
Analisis Bauran Promosi
Terhadap Volume Penjualan Alat Pemadam Api ( Fire
Extinguisher)
Merk Chubb Pada PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Oleh :
BAMBANG SUGIONO
NIM : 07920014
Mengetahui :
Disetujui Pembimbing
Pascasarjana
Direktur
Program
Drs.Sarwani,MM
Dr.Sabir Alwy,SH.MH
Tanggal : 10 Juli 2004
Tanggal : 13 Juli 2004
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :
Nama
: Bambang Sugiono
NIM
: 07920014
Telah melakukan perbaikan Tesis yang berjudul :
Analisis Bauran Promosi
Terhadap Volume Penjualan Alat Pemadam Api ( Fire
Extinguisher)
Merk Chubb Pada PT. Indolok Bakti Utama Cabang Balikpapan
Disetujui :
Ketua Penguji
Sekretaris
Penguji
Dr.Aminullah Assagaf,SE,MS,MM
Drs.Sarwani,MM
Tanggal : 17 Juli 2004
Juli 2004
Tanggal : 17
Anggota Penguji
Drs.H.Eddy Yunus ,ST,MM
Tanggal : 17 Juli 2004
Download