O Dari Negara-Bangsa ke Negara Regional 1.Meninjau Masalah Negara Lain sebagai Masalah Sendiri Saya meneliti dan menyelidiki pertukaran ekonomi antara Okinawa dan Cina, dan selama 12 13 tahun ini berkunjung ke Cina tiap tahun. Biasanya saya pergi ke daerah Hua-Nan, Cina, dan ketika itu masuk dari Hong Kong memakai kereta api internasional lewat stasiun kota Guangzhou. Dulu, di depan stasiun kota Guangzhou ini, sepanjang mata memandang terlihat lapangan luas, tetapi sekarang penuh dengan kelompok orang… Mereka itu orang “Mangliu (orang gelandangan)”. Orang desa pertanian yang datang dari propinsi Sichuan, propinsi Hunan atau propinsi Guizhou ke kawasan khusus ekonomi di daerah pantai laut bagian Selatan untuk mencari kerja. Jika Cina gagal dalam kebijakan pertumbuhan ekonomi domestik, populasi “Mangliu dalam negeri” yang datang berduyun-duyun ke daerah pantai laut mungkin menjadi “Mangliu internasional”. Kalau terjadi perubahan sosial besar di dalam Cina dengan populasi lebih dari seperempat populasi dunia, Jepang maupun Asia akan terpengaruh secara serius. Itulah pertumbuhan ekonomi Cina yang stabil dan berkelanjutan yang menjadi syarat utama bagi stabilitasi Jepang juga. Di dalam masyarakat internasional pada masa depan, masalah negeri lain juga perlu dianggap sebagai masalah negara sendiri, dan harus ada jaringan kerja lapis ganda. Kemudian harus berusaha memecahkan masalah di bawah kemitraan lebih global dan membangun struktur perdamaian dan kemakmuran satu per satu. 2.Gejala Asia Baru, Kesempatan yang Disambut oleh Okinawa Saya menganggap perkembangan dan perubahan keadaan tanpa batas negara dan globalisasi sekarang sebagai “kesempatan sekali dalam 100 tahun bagi Okinawa”. Ini karena Okinawa, terletak di daerah batas negara Jepang, merupakan daerah jauh, tetapi sebaliknya menjadi pusat Asia Pafisik dan Pasifik Barat. Di samping itu, Okinawa merupakan titik kontak Jepang dengan daerah pantai laut bagian Selatan Cina dan Taiwan. Apabila memandang pasar dalam negeri, ketidakseimbangan perdagangan internasional yang semakin meluas mengakibatkan perubahan struktur ekonomi Jepang dari ketergantungan kepada permintaan dalam negeri kepada ketergantugan kepada permintaan luar negeri. Selanjutnya NIES (daerah industri baru) Asia sedang bertumbuh sampai mendapat perhatian sebagai ujung tombak pembiayaan bagi pasar produk dan suku cadang dunia. Lagi pula, pasar terbesar di daerah Asia adalah Jepang. Di dalam keadaan ini, Okinawa, terletak di sebelah NIES Asia dan Cina yang secara geografis, mulai muncul sebagai pangkalan pengolahan transit distribusi kargo internasional ke Jepang. Selanjutnya kemungkinan produksi tipe perakitan internasional, yang saya sebut sebagai “Industri tipe perdagangan internasional Okinawa” telah terwujud dan bisnis 1 ventura berturut-turut lahir di Okinawa sebagai pengecambahannya. Demikian Jepang dan Asia terekonstruksi ke dalam pasar saingan internasional dan perubahan ini merupakan perubahan dalam satuan 100 tahun, baik bagi Okinawa maupun bagi Asia, bahkan perubahan penting dalam sejarah dunia. Hal yang perlu diperhatikan dalam keadaan tersebut tampaknya berupa keadaan “Gejala Asia Baru”. Beberapa waktu lalu, ekomoni Jepang terlampau besar, dan Asia terpengaruh oleh gerak langkah Jepang dan tercipta ketergantungan sepihak. Tetapi belakangan ini keadaannya sudah berubah. Hubungan dengan Jepang sedikit demi sedikit berubah menjadi hubugan saling ketergantungan dari yang semula hanya hubungan sepihak. Lalu hubungan antara negara Asia semakin kuat pula melampaui hubungannya dengan Jepang. Di samping pertumbuhan ekonomi NIES Asia dan ASEAN (Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara), mengamati sejarah yang ada, daerah perdagangan internasional semakin terealisasi lagi di berbagai tempat di Asia, seperti kebijakan pintu terbuka terhadap negara asing oleh Cina dan garis reformasi oleh Vietnam. Pada umumnya kecenderungan pembentukan daerah ekonomi dengan hubungan saling ketergantugan lewat batas negara atau sistem politik merupakan pusat perhatian dunia. Cina yang mendorong perekonomian terbuka pasti dianggap sebagai mitra, pangkalan produksi dan tempat permintaan bagi Jepang. Kemunculan resmi daerah produksi maupun permintaan merupakan pengalaman pertama bagi Jepang. Okinawa terletak di sebelah daerah tersebut. Bahkan daerah Yaeyama di Okinawa termasuk ke dalam daerah ekonomi kedua untuk daerah pesisir (Taiwan dan propinsi Fujian) yang paling aktif di antara daerah ekomomi lokal. Okinawa terletak di paling Selatan Jepang yang sampai kini ditempatkan lagi ke garis terdepan dan daerah yang jauh terasa semakin mendekat melalui perekonomian Asia. 3.Daerah Ekonomi Kedua Pesisir Plus Okinawa Untuk memecahkan masalah seiring dengan globalisasi tersebut di atas dan untuk mewujudkan stabilitasi Cina melalui hubungan dengan Taiwan dan Jepang guna menuju kehidupan berdampingan dan kemakmuran ketiga negara, perlu diadakan ruangan ekonomi berdampingan yang memiliki hubungan ketergantungan lewat batas negara dan sistem politik. Saya ingin mengusulkan pikiran daerah ekonomi kedua pesisir + Okinawa, yaitu “Daerah Ekonomi Okinawa - Taiwan - Propinsi Fujian”. Pemikiran gabungan daerah ekonomi kedua pesisir dengan Okinawa ini berlatar belakang pasar Jepang dan memiliki ciri khas seperti daya tarik sumber daya manusia, pangkalan proteksi, keramah-tamahan, pembangunan teknologi di daerah Selatan, dll. di dalam lingkungan tempat peristirahatan internasional Okinawa (Lihat Daerah Okinawa dalam Gambar - 2). Usulan ini menuju konstruksi “Daerah (Ekonomi) Lokal yang Satu Lagi”, yaitu ruangan sosial kehidupan berdampingan dengan Cina yang lebih tergabung dan berlapis, sedangkan daerah ekonomi lokal sampai kini dipusatkan kepada 2 ekonomi. Sekarang mari kita bayangkan dasar pembentukan visi, isi dan subyek konsepsi daerah ini. Pembagian kerja internasional tradisional mulai berubah perlahan-lahan ke “Ekonomi Dunia Berdampingan” yang disebut sebagai paska ekonomi saling ketergantungan melalui strategi perusahaan/badan hukum lewat batas negara dan proses penciptaan kekayaan di bidang industri teknologi tinggi, industri pelayanan dan usaha keuangan yang luas. Masyarakat ekonomi berdampingan tidak dapat berfungsi hanya sebagai sistem ekonomi saja. Subyek aksi di sini tidak terbatas kepada negara tradisional,bahkan industri otonomi, NGO dan pribadi pun ikut pula termasuk di dalamnya. Mereka menciptakan komunitas internasional bersifat desentralisasi dan lewat batas negara. Inilah “Azas Daerah Satu Lagi” yang merupakan proses untuk merealisasikan perekonomian global. Di samping itu, perlu pandangan negara baru, yaitu negara regional sebagai ganti negara-bangsa (negara kedaulatan dan negara daerah kekuasaan). Diskusi mengenai upaya internasionalisasi dianggap kering, jika hanya dilakukan menurut azas negara tunggal saja. Pada jaman tanpa batas negara atau jaman (aera) global, satuan daerah atau bola bumi menjadi penting. Mengingat usulan “Konsepsi Daerah Ekonomi Okinawa - Taiwan - Fujian” di sini, daerah ekonomi atas bayangan seluruh pulau dari Jepang dan lewat batas negara dapat ditunjukkan seperti terlihat di dalam Gambar - 2. <Ketertiban Negara Baru Tipe Asia Timur> Di daerah Asia Timur, sering tampak daerah ekonomi pasar/daerah ekonomi kapitalisme dan daerah ekonomi berencana/ daerah ekonomi sosialisme membentuk daerah berdekatan, dan keadaan ini menyebabkan pembagian dan pertentangan bangsa, serta pertentangan ideologi khususnya bagi daerah yang masih tertinggal. Tetapi pada jaman di mana sistem perang dingin telah terhapus dan kerjasama negara yang berpusat kepada daerah dan berdasar atas komersialisme sangat diharapkan, maka istilah baru dalam geopolitik “Daerah Asia Timur” mulai menetap. Pada saat ini, pembentukan ketertiban internasnional baru tipe Asia Timur yang memecahkan struktur komplikasi antar-negara diperlukan. Daerah tersebut belum dapat dikatakan sudah memiliki mekanisme pasar umum internasional. Walaupun mekanisme pasar diperkenalkan, namun oleh karena hambatan pertukaran/perdagangan internasional di bawah sistem perang dingin, maka ada masalah bahwa dasar pasar dan kebiasaan pertukaran ekonomi untuk menggabungkan energi ekonomi dengan saling mengimbangi, belum lengkap dan tergantung kepada daerahnya. Oleh karena itu, daerah ekonomi Asia Timur perlu saling menggabungkan perimbangan ekonomi yang bertebaran di dalam daerahnya, dan menciptakan mekanisme perdagangan internasional untuk membagikan dan memanfaatkan sumber secara optimal. Daerah ekonomi Asia Timur tidak merupakan daerah ekonomi yang baru terbentuk setelah syarat persatuan daerah didirikan. Sebaliknya konstruksi sistem kerjasama yang berlipat-ganda berfungsi memimpin perlengkapan syarat persatuan ekonomi. Oleh karena itu, daerah ekonomi Asia Timur perlu berusaha merealisasikan persatuan sistem di mana daya persatuan internal lebih kuat mulai dari sistem kerjasama sederhana. 3 Salah satu usulan di antara usulan konkrit ini adalah “Daerah Ekonomi Okinawa - Taiwan Fujian”. Dalam proses memajukan pembentukan daerah ekonomi kerjasama berlipat-ganda, yang seringkali terjadi perbedaan sistem, kapitalisme dan sosialisme menjadi hambatan perdagangan internasional seperti tersebut di atas. Untuk memecahkan hambatan ini, pihak negara sosialisme membuat kawasan khusus ekonomi dengan sebutan Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone :FTZ) dan membuka sebagian daerahnya untuk saling memelihara hubungan dan membentuk daerah ekonomi lokal. Dengan demikian, perdagangan internasional dimungkinkan. Pembentukan daerah ekonomi atas FTZ dan persatuan daerah ekonomi lokal ini dianggap lebih mudah diakui jika tidak memaksakan perubahan dasar sistem politik setiap negara. Lagi pula, karena saling menggabungkan diversifikasi ekonomi dan perimbangan, kemungkinan realisasi hal itu semakin tinggi di Asia Timur. 4