BAB II

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut,
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan agar
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang.
Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang merupakan produk undang-undang pendidikan
pertama pada awal abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum
untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip
demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi
hak asasi manusia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, undangundang tentang sistem pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali
perubahan.
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan
nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam
pembangunan bangsa dan karakter.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
1
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan
menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara
Indonesia sepanjang jaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum
merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan
untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi
tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan
berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan
pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
Tujuan tersebut meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh
sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP DAN
KURIKULUM 2013) yang beragam mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Pengembangan Kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa
2
perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan pengetahuan tata kelola
kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Bagian yang tidak kalah
penting dalam hal pembelajaran adalah perlunya penekanan dan penguatan
pada proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat
menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan yang dihasilkan.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya.
Kurikulum
2013
dikembangkan
dengan
landasan
filosofis
yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di
masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan
masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa
3
dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang
memberi
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai
dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta
didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan
cemerlang
dalam
akademik,
Kurikulum
2013
memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang
sama
dengan
nama
mengembangkan
disiplin
kemampuan
ilmu,
selalu
intelektual
bertujuan
dan
untuk
kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan
filosofi
ini,
Kurikulum
2013
bermaksud
untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
4
Dengan
demikian,
Kurikulum
2013
menggunakan
filosofi
sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu
peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai
dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di Madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil
belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi
hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-undang
Nomor
17
Tahun
2005
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang
dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
5
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Permendikbud81A/2013
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik IndonesiaNomor 81a Tahun 2013TentangImplementasi Kur
ikulum.
f. Permendikbud Nomor 54, 65, 66, 67 tahun 2013 tentang
SKL,Standar Proses, Standar Peilaian, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum.
g. Keputusan Dirjen Pendais no : 2676 Tahun 2013 tentang Kurikulum
2013 dapel PAI dan Bahasa Arab di Madrasah.
B. Tujuan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
C. Prinsip Pengembangan dan Karakteristik Kurikulum
1. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam menyusun KTSP DAN KURIKULUM 2013 perlu memperhatikan
prinsip-prinsip
sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan RI nomor 81A tahun 2013 sebagai berikut:
a.
Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP DAN KURIKULUM
2013 disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
b.
Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
6
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat
luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai
dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum
harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
c. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif,
kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum
disusun
dengan
memperhatikan
potensi,
tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
d. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik
lingkungan.
Masing-masing
daerah
memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.
e. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
f. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta
didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7
g. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
h. Peraturan Gubernur no. 64 tahun 2013 Tentang muatan lokal wajib
Bahasa Jawa.
i. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
j. Surat Edaran dari Kabid Dikmad DIY no. Kw 12.4/1/PP.
00.6/1822/2012.
k. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan
terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa
lain.
l. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
8
2. Karakteristik Kurikulum
Kurikulum 2013 mempunyai karakter berorientasi pada tujuan dan
fokus pada proses, sehingga bisa menghasilkan sebuah sistem pendidikan
yang tepat guna dan efektif, sehingga siswa tidak terbebani dan dapat
merancang cita-cita mereka dengan akurat.
Dari
perkembangan
penerapan
kurikulum
2013
hingga
saat
ini
menitikberatkan pada empat Kompetansi Inti (4 KI). Adapun kompetensi
itu adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti Spiritual
Kompetensi ini mengerahkan anak untuk lebih dekat pada Tuhannya.
Bagaimana dalam bersikap ia mencerminkan seorang hamba Tuhan
yang taat. Dengan pencapaian kompetensi ini tentunya kelak
diharapkan para generasi penerus bangsa adalah generasi yang selalu
ingat dan menerapkan setiap ajaran agamanya dengan baik.
Jadi setiap anak melakukan perbuatan baik semata-mata karena
kedekatannya kepata Tuhan yang menciptakan dia. Dengan kompetansi
ini maka lahirlah kompetensi kedua, yaitu kompetensi inti sosial.
b. Kompetensi Inti Sosial
Kompetensi Inti Sosial adalah bagaimana mendidik agar anak didik
bisa bergaul dengan baik dalam lingkungan sekitarnya. Ini dimulai
bagaimana ia menjadi anak yang patuh pada orangtuanya di rumah.
Anak juga diharapkan bisa bergaul dengan baik dengan gurunya, teman
Madrasahnya dan tetangga, teman maupun orang yang beru
ditemuinya.
Diharapkan dengan kompetensi ini anak didik menjadi makhluk sosial
yang cerdas. Ya, cerdas sosial memang saat ini menjadi hal yang
langka disaat segala sesuatu dilakukan dengan pamrih tertentu. Dengan
kompetensi ini pendidik sebisa mungkin menanamkan nilai kepada
anak didiknya tentang sikap altruisme. Yaitu sikap yang mengutamakan
kepentingan orang banyak dibanding hanya mementingkan dirinya
sendiri.
c. Kompetensi Inti Kognitif
Tidak seperti pada kurikulum sebelumnya yang mendapat poresi paling
besar, kompetensi Inti Kognitif pada kurikulum 2013 mendapat porsi
yang lebih sedikit dibanding dua kompetensi lainnya; Kompetensi Inti
9
Spiritual dan Kompetensi Inti Sosial. Ini dilakukan agar nantinya titik
berat pendidikan bukan hanya pada nilai angka yang diperoleh anak
didik, tapi bagaimana mereka bisa menjadi pribadi yang patuh pada
Tuhannya dan peka pada lingkuangannya.
d. Kompetensi Inti Skill
Untuk medukung tujuan setiap pendidikan, maka pada kurikulum 2013
dimasukkan Kompetensi Inti Skill. Tujuannya adalah agar aetiap anak
didik mempunyai keterampilan yang menjadi kelebihannya. Dengan
tujuan menjadikan anak didik yang patuh kepada Tuhannya dan peduli
lingkungannnya, maka lebih sempurna lagi jika mereka mempunyai
keterampilan yag nantinya bisa dikembangkan menjadi keahlian
mereka. Dengan begitu kiprah mereka dalam kehidupan di masyarakat
akan makin maksimal. Itulah karakteristik kurikulum 2013 yang
membedakan dengan kurikulum-kurikulum pendidikan Indonesia
sebelumnya.
e. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki
karakteristik
yang
berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006.
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat
maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru
terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah:
1) Dari
siswa
diberi
tahu
menuju
siswa
mencari
tahu;
pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada
awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu siswa
karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final.
Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan
ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan
pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru
sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013
kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta
tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan
alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu
10
siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin
tahu siswa dengan bertanya.
2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan.
Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa
sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran,
majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada
metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat
memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk
materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar
lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran
tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru
tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satusatunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam
bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain
program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat
dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.
4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil
belajar,
tetapi
dari
aktivitas
dalam
proses
belajar.
Yang
dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi
komponen sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu
diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan
kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang
pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersamasama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran
bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas
yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang
11
banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif
terhadap perkembangan siswa.
6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi; di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggul.
Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan
melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang
melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan,
mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang
awan itu, benar menjadi beragam.
7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu
diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk
informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya,
videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat,
meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya
dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra
lainnya.
8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills); hasil belajar
pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk
pengetahuannya,
tetapi
menyajikan
informasi
menyangku
perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang
dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara,
mendengar
yang
mencerminkan
keterampilan
berpikirnya.
Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan
karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun,
keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.
9) Pembelajaran
yang
mengutamakan
pembudayaan
dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini
memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini
untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya
masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa
perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi
sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan
12
dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global.
Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang
santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam
budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang
lingkup global.
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan
(ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); di sini
guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat
menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar,
hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di
depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di
belakang
selalu
mendorong
semangat
siswa
tumbuh
mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
11) Pembelajaran berlangsung di rumah, di Madrasah, dan di
masyarakat; karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013
memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan
waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan
waktu dalam kelas.
12) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya
dibatasi dengan dinding ruang kelas. Madrasah dan lingkungan
sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan
Madrasah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk
mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran
hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini
Madrasah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk
memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang
mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting
mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran
dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi
13
tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika Madrasah
tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang
daripada siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya.
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
budaya siswa; cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat
pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir,
keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus
melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah
jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur
keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan
biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam
kolobarasi kelompoknya.
14
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
A.
VISI
“Terwujudnya manusia yang taqwa, cerdas, trampil, berpengetahuan
dengan berpedoman ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah”.
B.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang Islami.
2. Menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar dengan PAIKEM
agar peserta didik Madrasah Ibtidaiyyah mampu berkompetisi
dengan peserta didik sekolah yang sederajat.
3. Menciptakan rasa tanggung jawab dan kreatifitas yang tinggi serta
inovatif.
4. Menjalin
kerjasama
yang
baik
dan
berkelanjutan
untuk
meningkatkan mutu Madrasah.
C.
Tujuan Madrasah
1. Tujuan Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II
Pasal 3 yang
berbunyi: Tujuan pendidikan nasional ialah
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiamanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3. Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar sesuai dengan undang-undang pendidikan
nasional dan PP No. 19 tahun 2005 adalah sebagai berikut :
Standar
Nasional
Pendidikan
bertujuan
menjamin
mutu
Pendidikan Nasional dalam ta peradaban bangsa yang bermartabat
4. Tujuan Kurikulum 2013
Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
15
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
5. Tujuan Madrasah
a. Tujuan Pendidikan 4 Tahun ke depan
MI YAPPI Putat Kec.Playen,Kab.Gunungkidul sampai 4 tahun
mendatang (tahun 2014/2015 s.d. tahun 2017/2018) memiliki
tujuan :
Memperoleh nilai rata-rata Ujian Akhir Madrasah dari Dinas
Dikpora DIY semua kompetensi memperoleh nilai minimal
baik
b. Tahun pelajaran 2014/2015 memperoleh jumlah nilai rata-rata
26,00 Memperoleh peringkat 1 tingkat kecamatan
1) Tahun pelajaran 2014/2015 peringkat 2
2) Tahun pelajaran 2015/2016 peringkat 1
3) Tahun pelajaran 2016/2017 peringkat 2
4) Tahun pelajaran 2017/2018 peringkat 2
c. Tujuan Madrasah Tahun 2014/2015
1) Memperoleh jumlah rata-rata nilai
US / UM sebesar
26,00 dan jumlah rata-rata nilai UAMBD sebesar 48,00
2) Memperoleh kejuaraan Lomba AKSIOMA di tingkat
Kabupaten
3) Memperoleh kejuaraan Aksioma dan KSM di tingkat
Provinsi
4) Mewujudkan
budaya
pembentukan
budi
pekerti,
dalam
rangka
siswa yang berkarakter.
5) Lulusan Madrasah bisa
Baca Tulis Al-Qur’an dan
Minimal Hafal Juz ‘Amma
D.
Strategi Pencapaian Tujuan
Strategi Pelaksanaan Kurikulum 2013 di
MI YAPPI Putat
menggunakan 3 strategi yaitu:
1. Pembelajaran dilaksanakan secara Tematik Integratif
Pembelajaran Tematik Integratif adalah Pembelajaran tematik
integratif
merupakan
pendekatan
pembelajaran
yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
16
pelajaran ke dalam berbagai tema.Tujuan Penggunaan pendekatan
Tematik Integratif adalah agar siswa dapat mengembangkan diri
dan kompetensinya secara holistik dan bermakna. Pembelajaran
tematik integratif, perlu didukung perangkat pembelajaran
Tematik Integratif yg berkualitas sehingga menumbuhkan
kemampuan berfikir kritis dan karakter positif.
Dalam
menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada
beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Bersifat
kontekstual
atau
terintegrasi
dengan
lingkungan.Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam
suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik
dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika
siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang
nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan
dengan topik yang dibahas.
b. Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara
sungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang
riil
sekaligus
pembelajaran
mengaplikasikannya.
tematik
siswa
Dalam
didorong
melakukan
untuk
mampu
menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan
kondisi siswa, bahkan dialami siswa.
c. Efisiensi
Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain
dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber
belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan
kompetensi secara tepat.
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik
sebagaimana diungkapkan dalam www. pppg tertulis.or.id.
sebagai berikut 1) berpusat pada siswa, 2) Memberikan
pengalaman langsung kepada siswa, 3)
Pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas, 4) Menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., 5) Bersifat
fleksibel, 6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan
minat, dan kebutuhan siswa. Agar diperoleh gambaran yang lebih
17
jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa
sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya
pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan
dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan
fenomena alam di sekitar siswa.
2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar
secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka
guru
perlu
menciptakan
kondisi
yang
kondusif
dan
memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling
keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu
jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran.
5) Bersifat fleksibel
Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat
antar mata pelajaran.
6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat,
dan kebutuhan siswa.
2. Pendekatan Scientific Learning
Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di
lapangan
(baca:
Madrasah),
guru
salah
satunya
harus
menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan
ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.
a. Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran
sehingga dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau
pendekatan scientific? Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah
pendekatan
pembelajaran
dapat
dikatakan
sebagai
pembelajaran scientific, yaitu:
18
1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata.
2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif gurusiswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur
berpikir logis.
3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan
masalah,
dan
mengaplikasikan
materi
pembelajaran.
4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari materi pembelajaran.
5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang
rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan
jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
b. Langkah-Langkah
Pembelajaran
pada
Pendekatan
Scientific (Pendekatan Ilmiah)
pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh
Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan
scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif),
pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).
19
Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan
hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram
berikut.
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran
scientific (pendekatan ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
2)
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
3)
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
4)
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5)
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern
dalam
pembelajaran,
yaitu
menggunakan
pendekatan ilmiah.
6)
Pendekatan
ilmiah
(scientific
appoach)
dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,
menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk
semua mata pelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran scientific meliputi:
(a) Observing ( Mengamati )
(b) Questioning ( Menanya )
(c) Associating ( Menalar )
(d) Experimenting ( Mencoba )
(e) Networking ( Membentuk Jejaring )
20
3. Penilaian Otentik
Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke
konstruktivistik mendatangkan problem bagi pendidik dalam
proses pembelajaran dan penilaian. Pendidik merasa kebingungan
dalam proses penilaian yang dapat memberikan gambaran yang
utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik
dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar Madrasah atau
masyarakat dan juga serta bagaimana format penilaiannya.
Makalah ini membahas tentang penilaian otentik sebagai jawaban
atas kebingungan pendidik dalam penilaian sesuai ketentuan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006
tentang
penilaian
autentik
(authentic
asessment)
dan
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
Penilaian
autentik
memiliki
relevansi
kuat
terhadap
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Kunandar (2013:36) mengemukakan bahwa
“kurikulum
2013
mempertegas
melakukan
penilaian,
yakni
adanya
dari
pergeseran
penilaian
dalam
melalui
tes
(berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil)”. Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar,
mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik dilakukan
oleh guru dalam bentuk penilaian kelas melalui penilaian kinerja,
portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri.
Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Istilah Assessment
merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau
evaluasi. Sedangkan istilah otentik merupakan sinonim dari asli,
nyata, valid, atau reliabel.
Penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang
menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia
nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi
21
pengetahuan
dan
keterampilan.
Penilaian
otentik
juga
menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan
pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan
penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan,
melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah
dikuasai sehingga penilaian otentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
(input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran
Penilaian
otentik
lebih
menuntut
pembelajar
mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi
dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Peserta didik tidak
sekedar diminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional,
melainkan
dituntut
untuk
mampu
mengkreasikan
dan
menghasilkan jawaban yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan
teoretis.
Penilaian otentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu
kepada standar penilaian yang terdiri dari:
a. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik
dan jurnal
b. Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan.
c. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio
Adapun Jenis-jenis Penilaian Autentik adalah sebagai berikut :
a. Penilaian Sikap
Contoh muatan KI -1 (Sikap Spiritual) antara lain: ketaatan
beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah. Contoh KI -2
(Sikap Sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggungjawab,
santun, peduli, percaya diri, bias ditambah lagi sikap-sikap
yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, missal :
kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll. Penilaian sikap ini
bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri sendiri,
22
namun merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi
dengan penilaian pengetahuan dan ketrampilan, sehingga
bersifat autentik (mengacu kepada pemahaman bahwa
pengembangan dan penilaian KI 1 dan KI 2 dititipkan melalui
kegiatan yang didesain untuk mencapai KI 3 dan KI 4)
b. Penilaian Aspek sikap dilakukan melalui:
1) Observasi
2) Penilaian diri
3) Penilaian antar teman
4) Jurnal catatan Guru
c. Penilaian Pengetahuan
aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut :
1) Tes tertulis
Pada
ters
tertulis
berbentuk
esai,
peserta
didik
berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang
berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka
memperoleh nilainya yang sama.
2) Tes Lisan
3) Penugasan
d. Penilain Ketrampilan
Aspek ketrampilan dapat dinilai dengan cara berikut
1) Penilaian Kinerja
2) Penilaian Proyek
3) Penilaian Portofolio
23
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Muatan Pelajaran
Struktur dan muatan Kurikulum pada jenjang pendidikan MI YAPPI Putat,
meliputi:
1. Berdasarkan Kurikulum 2006
KELAS
MATA PELAJARAN
KELOMPOK A
1
II
III
V
VI
Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadis
2
2
2
2
b. Akidah Akhlak
2
2
2
2
c. Fikih
2
2
2
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam
-
2
2
2
2
2
2
2
3
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
6
6
5
5
4
Bahasa Arab
-
-
2
2
4
Matematika
6
6
6
6
5
Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
5
5
6
Ilmu Pengetahuan Sosial
3
3
3
3
Seni Budaya dan Prakarya
3
3
4
4
4
4
4
4
3
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
Bahasa Jawa
2
2
2
2
4
Ke-NU-an
-
-
2
2
36
38
43
43
2
KELOMPOK B
1
2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
Pembelajaran Tematik Terpadu
24
2. Berdasarkan Kurikulum 2013
KELAS
MATA PELAJARAN
KELOMPOK A
I
IV
e. Al-Qur’an Hadis
2
2
f. Akidah Akhlak
2
2
g. Fikih
2
2
h. Sejarah Kebudayaan Islam
-
2
6
5
3
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
8
7
4
Bahasa Arab
2
2
4
Matematika
6
6
5
Ilmu Pengetahuan Alam
-
3
6
Ilmu Pengetahuan Sosial
-
3
Seni Budaya dan Prakarya
4
5
4
4
3
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
Bahasa Jawa
2
2
4
Ke-NU-an
-
2
38
47
1
2
Pendidikan Agama Islam
KELOMPOK B
1
2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
Pembelajaran Tematik Integratif
Pedoman muatan lokal merupakan acuan bagi satuan pendidikan (guru,
kepala Madrasah, dan komite Madrasah) dalam pengembangan muatan lokal
oleh masing- masing satuan pendidikan.
Pedoman muatan lokal ini juga menjadi acuan bagi :
1.
Pemerintah daerah provinsi dalam melakukan koordinasi dan
supervise
pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah, dan
2.
Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam melakukan koordinasi dan
supervise pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar.
25
Uraian Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat Kompetensi disajikan
sebagai berikut :
a. Tingkat Kompetensi 1
(Tingkat Kelas I-II SD/MI/SDLB/PAKET A)
KOMPETENSI
Sikap Spiritual
DESKRIPSI KOMPETENSI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial
2. Menunjukkan perilakun jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman dan guru
Pengetahuan
3. Memahami
pengetahuan
faktual
dengan
cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainyadi rumah dan di Madrasah.
Keterampilan
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
b. Tingkat Kompetensi 2
(Tingkat Kelas III-IV SD/MI/SDLB/PAKET A)
KOMPETENS
DESKRIPSI KOMPETENSI
I
Sikap Spiritual
1. Menerima
dan
menjalankan
ajaran
agama
yang
dianutnya
Sikap Sosial
2. Menunjukkan perilakun jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
Pengetahuan
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar,
melihat,
membaca)
dan
menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainyadi rumah, di Madrasah dan tempat bermain.
Keterampilan
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
26
c. Tingkat Kompetensi 3
(Tingkat Kelas V-VI SD/MI/SDLB/PAKET A)
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spiritual
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
yang dianutnya
Sikap Sosial
2. Menunjukkan perilakun jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.serta cinta
tanah air.
Pengetahuan
3. Memahami
dengan
cara
pengetahuan
mengamati,
faktual
dan
konseptual
menanyadan
mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainyadi rumah, di Madrasah dan tempat bermain.
Keterampilan
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dalam ranah abstark
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di Madrasah
dan sumber lain yang sama dalam sudut [pandang/ teori.
B. Tabel Cakupan Muatan Pelajaran
Ruang Lingkup Kelompok Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyah yaitu :
1. Al-Qur'an Hadis
a. Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah
Ibtidaiyah meliputi:
b. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur'an yang benar sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid.
c. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan pemahaman
sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya
melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan
mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat,
menghormati
orang
tua,
persaudaraan,
silaturahmi,
takwa,
27
menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan
amal salih.
2. Akidah-Akhlak
Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi
pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar
peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta
pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula,
untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai
bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:
a. Aspek akidah (keimanan) meliputi:.
1) Kalimat
thayyibah
Laailaahaillallaah,
sebagai
basmalah,
materi
pembiasaan,
alhamdulillaah,
meliputi:
subhanallaah,
Allaahu Akbar, ta’awwudz, maasya Allah, assalaamu’alaikum,
salawat, tarji’, laa haula walaa quwwata illaa billah, dan istighfaar.
2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad,
al-Khaliq, ar-Rahmaan, ar-Rahiim, as- Samai’, ar-Razzaaq, alMughnii, al-Hamiid, asy-Syakuur, al-Qudduus, ash-Shamad, alMuhaimin, al-‘Azhiim, al- Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-Baathin,
al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhiab, al-’Aliim, azh-Zhaahir, arRasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-Mu’min, al-Latiif, al-Baaqi, alBashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii, al-Hakiim, al-Jabbaar, alMushawwir, al-Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww, ash-Shabuur, dan
al-Haliim.
3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat
thayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap salat lima
waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul
dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah)
b. Aspek akhlak meliputi:
1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan
disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin,
hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup
28
sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat,
rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig,
fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian,
dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.
2) Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan
disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor,
berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat,
iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis,
putus asa, marah, fasik, dan murtad.
c. Aspek adab Islami, meliputi:
1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air
besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum,
bersin, belajar, dan bermain.
2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan
beribadah.
3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, dan
teman
c. Aspek kisah teladan, meliputi:
1) Kisah Nabi Ibrahim a.s mencari Tuhan.
2) Kisah Nabi Sulaiman a.s dengan tentara semut.
3) Kisah masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi
Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan’an, Tsa’labah, Masithah, Abu
Lahab, Qarun.
Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap
isi materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan
dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam kompetensi
dasar dan indikator.
3. Fikih
Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a. Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang
cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara
taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
b. Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
29
haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam.
4. Sejarah Kebudayaan Islam
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan
Nabi Muhammad SAW.
b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi
kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi
Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa
Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi
Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat
Rasulullah SAW.
d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
e. Sejarah perjuangan Wali Sanga.
5. Bahasa Arab
Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi tema-tema tentang perkenalan, peralatan madrasah, pekerjaan,
alamat, keluarga, anggota badan, di rumah, di kebun, di madrasah, di
laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam, kegiatan sehari-hari,
pekerjaan, rumah, dan rekreasi.
Ruang Lingkup Kelompok Mata Pelajaran umum di Madrasah Ibtidaiyah
yaitu :
1. Muatan Pendidikan Kewarganegaraan
Tingka
t
Kompe
-tensi
1
T
Ting
kat
Kelas
I-II
Kompetensi
I o Menunjukkan sikap sebagai
makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa dalam
kontes
keberagaman
kehidupan di lingkunga
rumahdan Madrasah sebagai
perwujudan moral Pancasila
o Mengenal
karakteristik
individu,
tata
tertib,
kesatuan, dan simbol-simbol
Pancasila di rumah dan
Madrasah
o Melaksanakan tata tertib
dalam konteks beragam
teman di keluarga dan
Ruang Lingkup Materi
- Kandungan
moral
Pancasila
dalam
Lambang Negara
- Bentuk dan tujuan
norma/kaidah
dalam
masyarakat
- Semangat
dan
kebersamaan
dalam
keberagaman
- Persatuan dan kesatuan
bangsa
30
2
III-IV
3
VVI
Madrasah sesuai Pancasila
I o Menerima karunaia Tuhan
Yang Maha Esa atas
karakteristik individu, hak
dan kewajiban, persatuan
dalam keberagaman
o Memahami makna simbolsimbol Pancasila di rumah,
Madrasah dan masyarakat
o Menunjukkan sikap baik
sebagai sesama makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa, hak dan kewajibannya
dan ke bineka tunggal ikaan
sebagai perwujudan nilai
dan moral Pancasila
o Melaksanakan
kerjasama
dengan
teman
dalam
kebersamaan
dan
keberagaman di lingkungan
rumah,
Madrasah
dan
masyarakat sekitar
o Menjelaskan nilai dan moral
Pancasila,
makna
hak,
kewajiban, dan tanggung
jawab, manfaat Bhineka
Tunggal Ika, nilai-nilai
persatuan dan kesatuan di
lingkungan
rumah,
Madrasah, dan masyarakat
o Melaksanakan
sikap
kebersamaan
dalam
keberagamasebai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa, patuh terhadap tata
tertib
dan
aturan,
bertanggung jawab dan rela
berkorban,semangat
keBhineka Tunggal Ika- an
o Menunjukkan
sikap
banggasebagai
bangsa
Indonesia dala ehidupan
bermasyarakat , berbangsa
danbernegara
o Melaporkan secara lisan dan
tulisandan
melaksanakan
kewajiban sesduai nilai-nilai
dan
moral
Pancasila,
menegakkan
aturan
an
menjaga
ketertiban,
kerjasama,
nilai-nilai
persatua dan kesatuan, dan
keberagaman di lingkungan
keluarga, Madrasah, dan
masyarakat
- Makna simbol-simbol
Pancasila dan lambang
negara Indonesia
- Hak, kewajiban, dan
tanggung jawab warga
negara
- Makna
keberagaman
personal, sosial, dan
kultural
- Persatuan dan kesatuan
- Moralitas sosial dan
politik warga/pejabat
negara,
dan
tokoh
masyarakat
- Komotmen para pendiri
Negara
dalam
merumuskan
dan
menetapkan Pancasila
- Proses perumusan dan
pengesahan
Undangundang Dasar Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945
- Norma hukum dan
kepatutan yang berlaku
dalam
kehidupan
bermasyarakat
dan
bernegara
- Harmoni
keutuhan
wilayah dan kehidupan
dalam konteks NKRI
- Makna
keberagaman
suku,
agama,
ras,
budaya, dan gender
dalam bingkai Bhineka
Tungal Ika
31
2. Muatan Bahasa Indonesia
Tingk
at
Kompe
-tensi
Tingk
at
Kelas
1 I-II
2
II-IV
3
-VI
Kompetensi
Ruang Lingkup Materi
o Memiliki kepedulian,
rasa
percaya
diri,
perilaku santun, sikap
kasih
sayang,
kedisiplinan
dan
tanggung jawab dalam
pemanfaatna
Bahasa
Indonesia
o Mengenal
konteks
budaya dan konteks
konteks sosial, satuan
kebahasaan, serta unsur
paralinguistik
dalam
penyajian teks
o Mengenal bentuk dan
ciri teks deskriptf serta
teks laporan sederhana
o Menyajikan
secara
lisan dan tulis berbagai
teks sederhana
- Bentuk dan ciri teks faktual
(deskriptif,
petunjuk/
arahan, la[oran sederhana),
teks tanggapan (ucapan
terima kasih, permintaan
maaf , diagram/tabel) teks
cerita (narasi sederhana,
puisi) teks cerita nonnaratif (
cerita
diri/
personal, buku harian)
- Konteks budaya, norma,
serta konteks sosial yang
melatar belakangi lahirnya
jenis teks
Paralinguistik(l
afal, kelantangan, intonasi,
tempo, gestur, dan mimik)
Satuan bahaa
pembentukteks
:kalimat
sederhana dua kata pola SP
I o Memilki kepedulian,
rasa
percaya
diri,
perilaku santun, sikap
kasih
sayang,
kedisiplinan
dan
tanggung jawab dalam
pemanfaatan
bahasa
Indonesia
o Mengenal
koteks
budaya dan konteks
sosial,
satuan
kebahasaan, serta unsur
paralinguistik
dalam
penyajian teks
o Mengenal bentuk dan
ciriteks berbagai teks
sederhana
o Menganalisis informasi
di dalam berbagai teks
sederhana
o Menyajikan berbagai
teks sederhana secara
lisan
o Menyusunberbagai
teks sederhana secara
tulis
V o Memiliki kepedulian,
rasa
percaya
dir,
perilaku santun, sikap
kasih
sayang,
kedisiplinan
dan
tanggung jawab dalam
pemanfaatan
bahasa
Indonesia
o Mengenal
konteks
budayan dan konteks
- Bentuk dan ciri teks genre
faktual
(teks
laporan
informatif hasil observasi,
teks arahan/petunjuk , teks
instruksi,
teks
teks
suratanggapan
pribadi),
genre
cerita
(cerita
petualangan,
genre
tanggapan, teks dongeng,
teks permainan/ dolanan
daerah (teks wawancara,
ulasan buku)
- Konteks budaya, norma,
serta konteks sosial yang
melatarbelakangi lahirnya
jenis teks
- Satuan bahasa pembentuk
teks : Kalimat sederhana
pola SPO dan SPOK, kata,
dan kelompok kata
- Penanda kebahasaan dalam
teks
- Bentuk ciri teks genre
faktual (teks laporan buku,
laporan investigasi, teks
penjelasan tentang proses,
teks paparan iklan), Genre
cerita (teks narasi sejarah,
teks pantun dan syair, dan
genre tanggapan (pidato
persuasif, ulasan buku, teks
paparan, teks penjelasan)
32
o
o
o
o
sosial,
satuan
kebahasaan, serta unsur
peralinguistik
dalam
penyajian teks
Mengenal bentuk dan
ciri teks sederhana
Menganalisis informasi
di dalam berbagaiteks
sederhana
Menyajikan berbagai
teks sederhana secara
lisan
Menyusun
berbagai
teks sederhana secara
tertulis
- Konteks budaya, norma,
serta konteks sosial yang
melatar belakangi lahirnya
jenis teks
- Satuan bahasa pembentuk
teks : kalimat sederhana
pola
SPPPel,
SPOPel,
SPOpELk,
kata,
Frae,
pilihan kata/ diksi
- Penanda kebahasaan dalam
teks paralinguistik (lafal,
kelantangan,
intonasi,
tempo, gestur, dan mimik)
Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai
berikut:
1. Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi
di daerah tempat tinggalnya.
2. Pemerintah provinsi adalah gubernur dan berbagai perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah provinsi.
3. Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan berbagai perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.
C. Ketuntasan Belajar
Kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai
berikut:
1. Tingkat kompleksitas, yaitu tingkat kesulitan/kerumitan setiap indikator,
kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik. Sebagai contoh, suatu indikator dikatakan memiliki tingkat
kompleksitas tinggi apabila dalam pencapaiannya perlu didukung oleh
komponen dengan sejumlah kondisi sebagai berikut:
2. Pendidik, faktor pendidik dalam poin ini adalah kemampuan pendidik
dalam memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada
peserta didik, kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi, dan menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang
yangdiajarkan.
33
3. Peserta didik, pertimbangan peserta didik dalam menentukan KKM adalah
kemampuan penalaran tinggi, kecakapan/terampil menerapkan konsep,
kecermatan, kreatif, dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan, dan
tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan tinggi agar dapat mencapai
ketuntasan belajar.
4. Waktu, yaitu jumlah waktu yang diperlukan untuk memahami materi
tersebut
sehingga
dalam
proses
pembelajarannya
memerlukan
pengulangan. Jika suatu indikator hanya meliputi sebagian dari kondisi
tersebut di atas, maka dapat dinyatakan memiliki kompleksitassedang dan
apabila tidak memerlukan kondisi tersebut indikator dapat dinyatakan
memiliki kompleksitas rendah.
5. Daya dukung, yaitu segala sumber daya dan potensi yang dapat
mendukung penyelenggaraan pembelajaran sepertisarana dan prasarana
meliputi perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses
pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
manajemen Madrasah, dan kepedulianstakeholders Madrasah.
6. Kemampuan (intake), yaitu rata-rata peserta didik atau kompetensi awal
peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam mencapai kompetensi dasar
(KD) dan Standar Kompetensi (SK)yang telah ditetapkan dalam jangka
waktu tertentu. Untuk kelas 2 sampai kelas 6 , kemampuan rata-rata
peserta didik dapat didasarkan pada hasil rapor siswa pada kelas
sebelumnya, dan yang paling lengkap adalah daftar nilai. Sedangkan untuk
kelas 1, intake siswa dapat ditentukan dengan cara tes awal setelah siswa
diterima di Madrasah.
Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa
rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di Madrasah.
Adapun rambu-rambu yang dimaksud adalah :
1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran.
2. KKM ditetapkan oleh forum/ dewan pendididik.
3. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0-100, atau
rentang nilai yang sudah ditetapkan.
4. Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 %
5. Madrasah dapat menetapkan KKM dibawah kreteria ideal (sesuai kondisi
Madrasah)
34
6. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta
kemampuan sumber daya pendudkung.
7. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS / Raport sesuai model yang
ditetapkan atau dipilih Madrasah.
8. KKM MI YAPPI Putat
D. Kriteria Kenaikan Kelas / Kelulusan
1. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria
dan penentuan kenaikan kelas adalah sebagai berikut :
a. Penentuan kenaikan kelas
1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh Madrasah dalam
suatu rapat Dewan guru dengan mempertimbangkan SKB,
sikap/penilaian/budi
pekerti
dan
kehadiran
siswa
yang
bersangkutan.
2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke
kelas diatasnya.
3) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.
4) Standar ketentuan belajar nilai kompetensi spiritual minimal baik.
5) Nilai kompetensi pengetahuan minimal baik pada semua mata
pelajaran.
6) Nilai kompetensi kepribadian minimal Baik.
7) Nilai kompetensi kepramukaan minimal Baik.
8) Kehadiran siswa minimal 95 %.
9) Memiliki rapor dari kelas 1 sampai kelas yang di dudukinya.
10) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada 2 semester di
kelas yang diikuti.
b. Penentuan kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP No. 32 tahun 2013, peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah, setelah:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2) Standar ketentuan belajar nilai kompetensi spiritual minimal baik
3) Nilai kompetensi pengetahuan minimal baik pada semua mata
pelajaran
4) Nilai kompetensi kepribadian minimal Baik
35
5) Nilai kompetensi kepramukaan minimal Baik
6) Kehadiran siswa minimal 95 %
7) Memiliki rapor dari kelas 1 sampai kelas yang di dudukinya.
8) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada 2 semester di
kelas
yang diikuti.
9) Memiliki rapor Kelas VI
10) Menyelesaikan seluruh administrasi siswa.
11) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang
di kelas terakhir.
STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS II
MI YAPPI PUTAT
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
NO
A.
B.
C.
KOMPONEN
Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
a. Akidah Akhlak
b. Quran Hadits
c. Fikih
d. SKI
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa
a. Bahasa Indonesia
b. Bahasa Arab
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Seni Budaya dan ketrampilan
3. Pendidikan jasmani olah raga dan
kesehatan
4. Ke-NU-an
Pengembangan Diri
1. Pramuka
2. Seni Hadrah
3. BTA
Kriteria Ketuntasan
Minimal
72
71
72
72
72
70
70
71
71
71
75
75
71
B
36
37
STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS III
MI YAPPI PUTAT
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Kriteria Ketuntasan
NO
KOMPONEN
Minimal
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
a. Akidah Akhlak
72
b. Quran Hadits
71
c. Fikih
72
d. SKI
72
2. Pendidikan Kewarganegaraan
72
3. Bahasa
a. Bahasa Indonesia
72
b. Bahasa Arab
70
4. Matematika
70
5. Ilmu Pengetahuan Alam
71
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
71
B.
C.
Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Seni Budaya dan ketrampilan
3. Pendidikan jasmani olah raga dan
kesehatan
4. Ke-NU-an
Pengembangan Diri
1. Pramuka
2. Seni Hadrah
3. BTA
71
75
75
71
B
B
B
37
38
STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS V
MI YAPPI PUTAT
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
NO
A.
B.
C.
KOMPONEN
Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
a. Akidah Akhlak
b. Quran Hadits
c. Fikih
d. SKI
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa
a. Bahasa Indonesia
b. Bahasa Arab
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Seni Budaya dan ketrampilan
3. Pendidikan jasmani olah raga dan
kesehatan
4. Ke-NU-an
Pengembangan Diri
1. Pramuka
2. Seni Hadrah
3. BTA
Kriteria Ketuntasan
Minimal
72
71
72
72
72
72
70
70
71
71
71
75
75
71
B
B
B
38
39
STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS VI
MI YAPPI PUTAT
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
NO
A.
B.
C.
KOMPONEN
Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
a. Akidah Akhlak
b. Quran Hadits
c. Fikih
d. SKI
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa
a. Bahasa Indonesia
b. Bahasa Arab
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Seni Budaya dan ketrampilan
3. Pendidikan jasmani olah raga dan
kesehatan
4. Ke-NU-an
Pengembangan Diri
1. Pramuka
2. Seni Hadrah
3. BTA
Kriteria Ketuntasan
Minimal
72
71
72
72
72
72
70
70
71
71
71
75
75
71
B
B
B
39
40
STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS I
MI YAPPI PUTAT
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
NO
1
2
3
4
KOMPONEN
KELOMPOK A
AGAMA
a. Akidah Akhlak
b. Qur’an Hadis
c. Fikih
d. SKI
KELOMPOK B
TEMATIK
a. Tema 1
b. Tema 2
c. Tema 3
d. Tema 4
e. Tema 5
f. Tema 6
g. Tema 7
h. Tema 8
KELOMPOK C
MUATAN LOKAL
a. Bahasa Jawa
b. PENJASORKES
c. Ke-NU-an
KELOMPOK D
PENGEMBANGAN DIRI
a. Pramuka
b. Seni Hadrah
c. BTA
KRITERIA KETUNTASAN
MINIMAL
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B
B
B
40
STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS IV
MI YAPPI PUTAT
TAHUNPELAJARAN 2014 / 2015
NO
1
2
3
4
KOMPONEN
KRITERIA KETUNTASAN
MINIMAL
KELOMPOK A
AGAMA
a. Akidah Akhlak
b. Qur’an Hadis
c. Fikih
d. SKI
KELOMPOK B
TEMATIK
a. Tema 1
b. Tema 2
c. Tema 3
d. Tema 4
e. Tema 5
f. Tema 6
g. Tema 7
h. Tema 8
i. Tema 9
KELOMPOK C
MUATAN LOKAL
a. Bahasa Jawa
b. PENJASORKES
c. Ke-NU-an
KELOMPOK D
PENGEMBANGAN DIRI
a. Pramuka
b. Seni Hadrah
c. BTA
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B–
B
B
B
RENTANG NILAI KETUNTASAN MINIMAL
TEMATIK
KELAS I DAN KELAS IV
NO
1
2
3
4
5
RENTANG NILAI
2,33 < B - ≤ 2,67
2,67 < B ≤ 3,00
3,00 < B+ ≤ 3,33
3,33 < A - ≤ 3,67
3,67 < A ≤ 4,00
PREDIKAT
BB
B+
AA
KETERANGAN
41
RENTANG NILAI KETUNTASAN MINIMAL
MAPEL AGAMA
KELAS I DAN KELAS IV
NO
1
2
3
4
5
6
RENTANG NILAI
70 < B - ≤ 75
76 < B ≤ 80
81 < B+ ≤ 85
86 < A - ≤ 90
91 < A ≤ 95
96 < A+ ≤ 100
PREDIKAT
BB
B+
AA
A+
KETERANGAN
E. Pendidikan Berbasis Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga Madrasah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Dalam
pendidikan karakter di Madrasah, semua komponen (stakeholders) harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum,
proses
pembelajaran
dan
penilaian,
kualitas
hubungan,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan Madrasah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan
Madrasah.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan
karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design
pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan.
Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan,
pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.
Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosialkultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (spiritual and emotional
development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan
Kinestetik (physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa
(affective and creativity development). Pengembangan dan implementasi
pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design
tersebut.
42
Mendesain
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Berkarakter
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup,
dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter
yang ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan, prinsip-prinsip
Contextual Teaching and Learning disarankan diaplikasikan pada semua
tahapan pembelajaran karena prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sekaligus
dapat memfasilitasi terinternalisasinya nilai-nilai. Selain itu, perilaku guru
sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilainilai bagi peserta didik.
Peningkatan kemampuan dan penanaman nilai-nilai karakter Indonesia
No
Kegiatan
1
Membiasakan budaya
Siswa, Guru
”7SMTP” (Senyum, Salam, dan Karyawan
Sapa, Sopan, Santun,
Sabar, Shodaqoh, Maaf,
Terima Kasih, Permisi)
Setiap hari
2
Melaksanakan ta’ziah,
tolong menolong, besuk
orang sakit, bakti sosial
Pengumpulan Infaq
Siswa, Guru
dan Karyawan
Insidental
Guru - Siswa
Setiap Hari Jum’at
4
Membiasakan Budaya
Kerja
Guru dan
Karyawan
Setiap hari
5
Sholat Dzuhur berjamaah
Siswa, Guru
dan Karyawan
Senin, Selasa, Rabu,
Kamis, Sabtu
3
Sasaran
Pelaksanaan
Peningkatan kedisiplinan, kebugaran, potensi akademik dan non
akademik
a) Peningkatan kedisiplinan dan kebugaran
Kegiatan
No
Sasaran
1
2
3
Pelaksanaan
Upacara
Siswa Kelas I-VI, Senin dan hari-hari
Guru dan Karyawan
besar Nasional
Menghafal
Siswa Kelas I-VI, dan Selasa - sabtu
Surat
surat Guru
pendek
/
Asmaul Husna
Potong kuku
Siswa Kelas I-III, Setiap hari Jum’at
Guru dan Karyawan
43
4
Gosok gigi
5
Baris-berbaris
6
Pesta siaga
7
Jabat tangan
8
Buang sampah
Siswa Kelas I-III, Satu kali dalam
Guru dan Karyawan
satu minggu
Kelas IV-VI
Juli – Agustus
Siswa kelas
(pramuka)
III-VI Satu kali setiap
akhir
tahun
pelajaran
Siswa Kelas I-VI, Setiap datang &
Guru dan Karyawan
Pulang
Siswa Kelas I-VI, Setiap hari masuk
Guru dan Karyawan
F. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup diharapkan dapat membekali peserta didik
dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan
ini menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan
mental, serta kecakapan kejujuran yang berkaitan dengan perkembangan
akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tantangan dalam hidupnya.
Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler dengan tujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik sesuai dengan karakter, emosional, dan spiritual dalam
proses pengembangan diri
yang materinya menyatu pada sejumlah mata
pelajaran yang ada. Adapun isi dan bahan pelajaran terintegrasi dengan mata
pelajaran yang sesuai. Pendidikan kecakapan hidup di SD ialah pembelajaran
bunga tiruan. Adapun program pada tabel berikut :
Kelas
Kompetensi Dsar
I-VI
Kecakapan Personal
o Kecakapan mengenal diri
Tema pembelajaran
o Kecakapan berfikir rasional
Kecakapan Sosial
o Kecakapan komunikasi lisan dan Tema pembelajaran
tulis
o Kecakapan kerjasama
Kecakapan Akademik
o Kecakapan mengidentifikasi masalah
o Kecakapan merumuskan hipotesis
pemecahan masalah
Kecakapan Vokasional
o Kecakapan kejujuran dalam hidup
I-VI
I-VI
I-VI
Terintegrasi
44
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana ditulis pada
butir 2.5.1. diperlukan upaya-upaya yang dapat menjembatani antara siswa
dengan kehidupan nyata. Kurikulum yang ada saat ini memang merupakan
salah satu upaya untuk menjembataninya, namun perlu ditingkatkan
kedekatannya
dengan
nilai-nilai
kehidupan
nyata.
Bila
demikian,
pertanyaannya adalah: “Apakah kurikulum yang ada sekarang sudah
merefleksikan kehidupan nyata saat ini? Untuk menjawab pertanyaan ini
diperlukan kajian yang mendalam terhadap kurikulum yang ada dan terhadap
nilai-nilai kehidupan saat ini. Kesenjangan antara keduanya (kurikulum dan
kehidupan nyata) merupakan tambahan pengayaan yang perlu diintegrasikan
terhadap kurikulum yang ada sehingga kurikulum yang ada saat ini benarbenar merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata.
Pengenalan kecakapan hidup terhadap peserta didik bukanlah untuk
mengganti kurikulum yang ada, akan tetapi untuk melakukan reorientasi
terhadap kurikulum yang ada sekarang agar benar-benar merefleksikan nilainilai kehidupan nyata. Jadi, pendidikan kecakapan hidup merupakan upaya
untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum yang ada dengan tuntutan
kehidupan nyata yang ada saat ini, bukan untuk merombaknya. Penyesuaianpenyesuaian kurikulum terhadap tuntutan kehidupan perlu dilakukan
mengingat kurikulum yang ada memang dirancang per mata pelajaran yang
belum tentu sesuai dengan kehidupan nyata yang umumnya bersifat utuh.
Selain itu, kehidupan memiliki karakteristik untuk berubah, sehingga sudah
sewajarnya jika kurikulum yang ada perlu didekatkan dengan kehidupan
nyata. Dalam pandangan ini, maka kurikulum merupakan sasaran yang
bergerak dan bukan sasaran yang diam. Dalam arti yang sesungguhnya,
pendidikan kecakapan hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian dari
pendekatan supply-driven menuju ke demand-driven. Pada pendekatan
supply-driven, apa yang diajarkan cenderung menekankan pada school-based
learning yang belum tentu sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai kehidupan
nyata yang dihadapi oleh peserla didik. Pada pendekatan demand-driven, apa
yang diajarkan kepada peserta didik merupakan refleksi nilai-nilai kehidupan
nyata yang dihadapinya sehingga lebih berorientasi kepada life skill-based
learning.
Dengan
demikian,
kerangka
pengembagan
pendidikan
berbasis
kecakapan hidup idealnya ditempuh secara berurutan sebagai berikut (Slamet
45
PH, 2002). Pertama, diidentifikasi masukan dari hasil penelitian, pilihanpilihan nilai, dan dugaan para ahli tentang nilai-nilai kehidupan nyata yang
berlaku. Kedua, masukan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan, untuk
mengembangkan kompetensi kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup
yang dimaksud
harus
menunjukkan kemampuan, kesanggupan,
dan
keterampilan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya
dalam dunia yang sarat perubahan. Ketiga, kurikulum dikembangkan
berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan. Artinya, apa
yang harus, seharusnya, dan yang mungkin diajarkan pada peserta didik
disusun berdasarkan kompetensi yang telah dikembangkan. Keempat,
penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup perlu dilaksanakan dengan jitu
agar kurikulum berbasis kecakapan hidup dapat dilaksanakan secara cermat.
Hal-hal yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup
seperti misalnya tenaga kependidikan (guru), pendekatan-strategi-metode
pembelajaran, media pendidikan, fasilitas, tempat belajar dan durasi belajar,
harus siap. Kelima, evaluasi pendidikan kecakapan hidup perlu dibuat
berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan pada
langkah kedua. Karena evaluasi belajar disusun berdasarkan kompetensi,
maka penilaian terhadap prestasi belajar peserta didik tidak hanya dengan
pencil and paper test, melainkan juga dengan performance test dan bahkan
dengan evaluasi otentik.
1. Kecakapan Dasar
Kecakapan dasar meliputi:
a. Kecakapan kalbu: iman (spiritual), rasa dan emosi
Memiliki bangsa kecakapan kalbu yang baik merupakan asset
kualitas batiniyah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa.
Kecakapan kalbu yang terdiri dari iman (spiritual), rasa, dan emosi
merupakan unsur-unsur pembetuk jiwa selain akal. Pada dasarnya jiwa
merupakan peleburan iman, rasa, emosi, dan akal. Jiwa merupakan
sumber
kekuatan
dan
kendali
bagi
setiap
manusia
dalam
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Bahkan, baik buruknya
suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh baik buruknya kalbu bangsa
yang bersangkutan. Erosi kalbu akan berpengaruh sangat dahsyat
karena apapun tingginya derajad berpikir seseorang, tetapi jika tidak
dilandasi oleh moral, spiritual dan emosional yang baik, hanya
kehancuran yang terjadi. Untuk itu peserta didik perlu diberi bekal
46
dasar dan latihan-latihan dengan eara yang benar tentang kecakapan
moral, emosional dan spiritual. Integritas, kejujuran, solidaritas, kasih
sayang pada orang lain, kesopanan, disiplin diri, menghargai orang
lain, hak asasi, kepedulian, toleransi, dan tanggung jawab adalah
contoh-contoh kecakapan moral yang perlu diajarkan kepada peserta
didik. Iman dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kedamaian
antar umat beragama, dan toleransi religius, adalah contoh-contoh
pendidikan kecakapan iman/spiritual yang merupakan payung bagi
pendidikan kecakapan hidup lainnya. Bekerja keras, semangat yang
membaja, pintar bergaul, rajin, memiliki keinginan untuk maju, dan
upaya-upaya secara konsisten untuk mencapai keinginan untuk maju,
adalah contoh-contoh kecakapan emosional yang sangat signifikan
kontribusinya terhadap kesuksesan hidup seseorang.
b. Kecakapan belajar terus-menerus
Kecakapan belajar terus menerus (sepanjang hayat) adalah
kecakapan
yang paling penting dibandingkan dengan semua
kecakapan hidup lainnya. Pengetahuan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan kehidupan berubah makin cepat sehingga menuntut
tamatan MI YAPPI Putat memiliki kemampuan untuk belajar terusmenerus. Kecakapan ini merupakan kunci yang dapat membuka
kesuksesan masa depan. Dengan kecakapan ini, tamatan MI YAPPI
Putat mudah menguasai kecakapan-kecakapan lainnya. Karena itu,
tamatan MI YAPPI Putat perlu diberi bekal dasar tentang strategi,
metode, dan teknik belajar untuk memperoleh dan menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi baru dalam kehidupannya.
c. Kecakapan membaca, menulis, menghitung
Tamatan MI YAPPI Putat
diharapkan memiliki kecakapan
membaca dan menulis secara fungsional, baik dalam bahasa Indonesia
maupun bahasa asing, misalnya bahasa Inggris,dan Mandarin atau
yang lain. Kecakapan membaca- memahami dan menafsirkan
informasi tertulis dalam surat kabar, majalah, jurnal, dan dokumen.
Menulis – mengkomunikasikan pikiran, ide-ide, informasi dan pesanpesan tertulis dan membuat dokumen-dokumen seperti surat, arahan,
bimbingan, pedoman kerja, manual, laporan, grafik, dan diagram alir.
Kecakapan menghitung – kemampuan dasar menghitung dan
47
memecahkan masalah-masalah praktis, dengan memilih secara tepat
dari teknik-teknik matematika yang ada, dengan atau tanpa bantuan
teknologi.
d. Kecakapan berkomunikasi lisan, tertulis, tergambar, mendengar
Manusia berinteraksi dengan manusia lain melalui komunikasi
langsung, baik secara lisan, tertulis, tergambar, dan bahkan melalui
kesan pun bisa.
Suatu studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi akan
menghambat pengembangan personal dan professional seseorang.
Bahkan
para
berkomunikasi
pebisnis
akan
memperkirakan
menambah
bahwa
pembiayaan
kelemahan
usahanya
akibat
kesalahan yang dibuat. Mengingat era globalisasi telah bergulir, maka
penguasaan salah satu bahasa asing (Inggris, Mandarin, dsb ) oleh
peserta didik merupakan harapan yang didambakan.
e. Kecakapan berpikir
Tingkat kecakapan berpikir seseorang akan berpengaruh terhadap
kesuksesan hidupnya. Mengingat kehidupan manusia sebagian besar
dipengaruhi oleh cara berpikir, maka peserta didik perlu diberi bekal
dasar dan latihan-latihan dengan cara yang benar tentang kecakapan
berpikir deduktif induktil ilmiah, kritis, nalar, rasional, lateral, sistem,
kreatif, eksploratif, discovery, inventory, reasoning, pengambilan
keputusan, dan pemecahan masalah. Selain itu, peserta didik harus
diberi bekal dasar tentang kecintaan terhadap kebenaran, keterbukaan
terhadap kritik dan saran, dan berorientasi kedepan.
f. Kecakapan mengelola kesehatan badan
Di mana terdapat kesehatan badan, disitulah terdapat kesehatan
jiwa. Manusia diciptakan oleh-Nya dengan martabat tertinggi sehingga
yang bersangkutan harus memelihara kesehatan dirinya lebih baik dari
pada memelihara barang-barangnya. Oleh karena itu, peserta didik
sudah selayaknya diberi bekal dasar tentang pengelolaan kesehatan
badan agar yang bersangkutan memiliki kesehatan badan yang prima,
bebas penyakit, dan memiliki ketahanan badan yang kuat. Berolahraga
secara teratur, makan yang bergizi dan bervitamin, menjaga
kebersihan, dan beristirahat cukup merupakan pendidikan kecakapan
mengelola kesehatan badan yang harus diterapkan dalam kehidupan
peserta didik.
48
g. Kecakapan
merumuskan
keinginan
dan
upaya-upaya
untuk
mencapainya
Dua hal yang karakteristik sifatnya dalam kehidupan adalah: (l)
adanya keinginan baru, dan (2) upaya-upaya yang diperlukan untuk
mencapai keinginan baru tersebut. Kecakapan merumuskan dua hal
yang karakteristik ini merupakan bagian penting bagi kehidupan
seseorang. Dalam kehidupan banyak dijumpai orang-orang yang
kurang mampu merumuskan tujuan hidup yang realistik, dan kalaupun
tujuan yang dirumuskan cukup realistic, tidak jarang pula upaya-upaya
yang ditempuh kurangs esuai. Kecakapan semacam ini perlu diajarkan
kepada peserta didik agar yang bersangkutan mampu menjalani
kehidupan secara realistis. Perumusan tujuan study tour dan upayaupaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan study tour adalah
contoh pendidikan kecakapan merumuskan keinginan dan upaya-upaya
untuk mencapainya.
h. Kecakapan berkeluarga dan sosial
Peserta didik hidup dalam lingkungan keluarga, Madrasah, dan
masyarakat. Dalam keluarga, siswa tersebut berinteraksi dengan ayah,
ibu, dan saudara-saudaranya. Peserta didik harus memahami,
menghayati, dan menerapkan nilai-nilai kasih sayang, kesopanan,
toleransi, kedamaian, keadilan, respek, kecintaan, solidaritas, dan
tatakrama sebagai anak terhadap kedua orang tuanya maupun sebagai
saudara terhadap saudara-saudaranya. Dalam Madrasah, peserta didik
harus memahami, menghayati; dan menerapkan ketentuan-ketentuan
yang berlaku di Madrasah. Dalam masyarakat, peserta didik harus
memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai sosial sebagai
berikut: menjunjung tinggi hak asasi manusia, peduli terhadap barangbarang milik publik, kerjasama, tanggung jawab dan akuntabilitas
sosial, keterbukaan dan apresiasi terhadap keanekaragaman. Peserta
didik harus mampu berkomunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Kelancaran berkomunikasi, selain memperbanyak kawan, juga
untuk memupuk kesehatan mental. Karena peserta didik hidup dalam
masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, maka dia harus
memiliki kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
49
G. Pendidikan Kewirausahaan
Pelaksanaan
Pendidikan
Keweirausahaan
MI
YAPPI
PUTAT
dilaksanakan terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.
Membuat
Karakteristik
Peserta Didik
Kemampuan
Nilai
Kewirausahaan
Kerja keras
telur asin
menganalisis
Kreatif
No Kegiatan
1
Potensi
Kewirausahaan
 Tidak menipu
konsumen
obyek

Tepat waktu
Kemampuan

Berani lelah
memilihbahan

Menanggung
pembuatan telur
resiko
asin dari telur
ayam dan telur
bebek
H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang mengimplementasikan nilai-nilai disesuaikan dengan
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi
dan lain-lain. Semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik.
Pelaksanaan
pendidikan
menggali
nilai-nilai
kearifan
lokal
diintegrasikan dalam mata pelajaran.
Adapun keunggulan global yang diajarkan di MI YAPPI Putat seperti
tertera dalam tabel berikut :
2. Pendidikan Keunggulan Lokal Melestarikan Budaya Jawa
NO
1
Kegiatan
Berkomuni
Peserta
Guru,
Waktu
Sabtu
Tujuan
Berkomunikasi
kasi dengan Karyawan dan
dengan
Bahasa
Bahasa
Siswa Kelas : I
Jawa
dengan
Jawa
- VI
benar
Kromo
50
3. Pendidikan Keunggulan Global
NO
Kegiatan
1
Komputer
Peserta
Wakt Tujuan
u
Siswa kelas I Sesuai 1. - Kelas IV
- VI
jadwal
- mengenal lembar kerja Ms
Word.
-Membuka dan menutup Ms
Word.
-Fungsi menu da tool bar
-Mengetik
kata-
kata
sederhana
-Menggunakan fungsi menu
dalam Ms Word
2. Kelas V,
- Mengenal Ms Excel
-
Membuka
dan
menutupnMs Excel
- Membuat tabel
- Mengunakan rumus
3. Kelas VI,
- Ms Word lanjutan
- Mengetik surat
- Membuat kolom
- Menyisipkan gambar
I. EKSTRA KURIKULER
Kegiatan ekstra kurikuler ( Pengembangan Diri )
1. Kegiatan pengembangan diri
Untuk kegiatan pengembangan diri antara lain:
a. Keagamaan
N
Kegiatan
Kelas
Waktu
1
TPA
1-VI
Selesai pembelajaran
b. Seni
No
Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Seni Hadroh
VI-V
Jumat
51
2
Qiroah
IV-V
Senin
c. Kewiraan
No
Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Pramuka
Kls I - VI
Jum’at
d. Komunikasi dan teknologi
N
Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Komputer
I-VI
Sesuai
No
Jadwal
2. Kegiatan pembiasaan
a. Pembiasaan rutin
No
Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Sholat berjamaah
Kelas I-VI
Setiap hari
2
Jabat tangan
Kelas I-VI
Setap hari
3
Pengambilan sampah 5 Kelas I - IV
Setiap hari
minit sebelum masuk
4
Doa , hafalan surat surat Kelas I - VI
Setiap hari Selasa -
pendek dan Asmaul husna
Sabtu
sebelum KBM
b. Pembiasaan terprogram
No
Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Pesantren Ramadhan
Kelas I -VI
Bulan puasa
2
Idul Qurban
Kelas I-VI
Zulhijah
3
Kerja bakti lingkunan
I - VI
Insidental
4
Mujahadah
dan
doa Kelas VI ,guru
menjelang ujian
,Wali murid
dan komite
Madrasah
c. Kegiatan keteladanan
No Kegiatan
1
Pembiasaan
Sasaran
ketertiban
Waktu
pakaian Kelas I-VI
Setiap hari
Kelas I-VI
Setiap hari
seragam anak Madrasah
2
Pembiasaan kedisiplinan
52
3
Penanaman nilai akhlak
Kelas I-VI
Setiap hari
4
Penanaman budaya minat baca
Kelas I-VI
Setiap hari
5
Penanaman budaya keteladanan
Kelas I-VI
Setiap hari
6
Penanaman Budaya Bersih Diri
Kelas I-VI
Setiap hari
7
Penanaman
bersih Kelas I-VI
Setiap hari
budaya
lingkungan kelas dan Madrasah
8
Penanaman budaya lingkungan hijau
Kelas I-VI
Setiap hari
9
Peringatan hari bumi dan lingkungan Kelas I-VI
Tgl 22 April
hidup
Tgl 5 Juni
d. Kegiatan nasionalisme dan Patriotisme
No Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Upacara Bendera
Kelas I-VI
Senin
2
Peringatan hari kemerdekaan
Kelas I-VI
17 Agustus
3
Peringatan hari pahlawan
Kelas I-VI
10 November
4
Peringatan
nasional
5
Peringatan hari kartini
Kelas I-VI
21 April
6
Peringatan hari guru
Kelas I-VI
a.
7
8
Peringatan Maulid nabi
Peringatan isra’ mi’roj
Kelas I-VI
9
Syawalan
hari
pendidikan Kelas I-VI
Kelas I- VI
Guru dan
Karyawan
2 Mei
November
12 Rabiul awwal
27 Rajab
Agustus
e. Pekan kreatifitas siswa
No Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Lomba kreatifitas siswa
Kelas I-VI
Juni
2
Lomba
kreatifitas
Memperingati
HUT
siswa Kelas I - VI
Agustus
RI
Kemerdekaan
3
f.
Aksioma
Kelas I - VI
September
Pembiasaan dan bimbingan bagi calon siswa teladan dan siswa peserta
Olimpiade MIPA
No Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Kelas IV-V
Seminggu sekali
Pembinaan
53
g. Bimbingan konseling
No Kegiatan
Sasaran
Waktu
1
Bimbingan belajar
Kelas I-VI
Setiap hari
2
Masalah pribadi
Kelas I-VI
Setiap hari
3
Kehidupan social
Kelas I-VI
Setiap hari
4
Pengembangan karir
Kelas I-VI
Setiap hari
Ekstrakurikuler Wajib
1. Pramuka
Karakteristik model blok, yaitu :
a. Diikuti oleh seluruh siswa.
b. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
c. Untuk kelas I, kelas VI diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) .
d. Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 jam.
e. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua
Mabigus.
f. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh
Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
Karakteristik Model Aktualisasi
a. Diikuti oleh seluruh siswa .
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
Karakteristik Model Reguler
a. Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan
Pramuka di dalam Gugus Depan.
b. Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.
54
2. Pramuka Siaga
a. Pramuka Siaga Mula
No Kegiatan
1
2
3
4
5
b.
Waktu
Pembimbing
Spiritual :
Mengenal aturan agama yang
dianut
Emosional :
Mengenal Dwisatya dan
Dwidarma
Sosial :
Mengenal anggota keluarga,
teman satu barung, teman satu
perindukan
Intelektual :
Mengenal pengetahuan,
teknologi sederhana dan
keterampilan kepramukaan
Fisik :
Mengenal organ tubuh, gerakan
dasar olahraga, kebersihan dan
kesehatan
Pramuka Siaga Bantu
No Kegiatan
1
Spiritual :
Memahami aturan agama yang
dianut dan toleransi
2
Emosional :
Memahami Dwisatya dan
Dwidarma
3
Sosial :
Mengenal lingkungan, dan
mengetahui aturan sosial yang
ada di lingkungannya
4
Intelektual :
Melaksanakan pengetahuan
teknologi sederhana dan
keterampilan kepramukaan
serta dapat memanfaatkannya
Waktu
Pembimbing
55
5
Fisik :
Memahami fungsi organ tubuh,
gerakan dasar olahraga,
kebersihan dan kesehatan
c. Pramuka Siaga Tata
No Kegiatan
1
2
3
4
5
Waktu
Pembimbing
Spiritual :
Melaksanakan aturan agama
yang dianut dan menghormati
penganut agama lain
Emosional :
Mengamalkan Dwisatya dan
Dwidarma
Sosial :
Menaati aturan sosial yang ada
di lingkungannya dan
melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan dengan penuh
tanggungjawab
Intelektual :
Menceritakan pengetahuan
teknologi sederhana dan
keterampilan kepramukaan yang
dimilikinya dalam barung dan
perindukan
Fisik :
Membiasakan hidup sehat
dengan menjaga kebersihan,
berolahraga secara teratur
dengan mematuhi aturannya
56
BAB IV
BEBAN BELAJAR
A. Kegiatan Tatap Muka
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III
masing-masing 38, 36, 37 sedangkan untuk kelas IV 47 dan kelas V, dan VI
masing-masing 43 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah
Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan
proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran
siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati,
menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang
dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik
sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa
yang sudah mereka pelajari di lingkungan Madrasah dan masyarakat
sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru
melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik
Kegiatan tatap muka adalah Kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik . Untuk Madrasah yang
menerapkan sistem paket, kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi
bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang
digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi
kelompok,
pembelajaran
kolaboratif
dan
kooperatif,
demonstrasi,
eksperimen, observasi di Madrasah, ekplorasi dan kajian pustaka atau
internet, tanya jawab, atau simulasi.
B. Kegiatan Terstruktur
Kegiatan tugas terstruktur
adalah Kegiatan pembelajaran berupa
pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam
kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara guru dengan peserta didik.
57
Suatu tugas dikatakan terstruktur manakala tugas itu diselesaikan
seorang siswa dengan batas yang telah ditentukan oleh guru. Misalnya tugas
itu dikumpulkan pada pertemuan minggu berikutnya atau beberapa hari lagi
tergantung guru. Pemberian tugas-tugas terstruktur kepada siswa digunakan
untuk
Mencapai
standar
kompetensi
minimal
nasional.
Kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran
namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan
strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti penugasan,
observasi lingkungan, atau proyek.
Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang
mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai
fasilitator dan teman belajar.
Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan
dengan strategi ekspositori. Dengan alasan karakteristik peserta didik dengan
kemandirian cukup memadai;sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;
jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak; materi pembelajaran
tidak terlalu luas; dan alokasi waktu cukup tersedia.
C. Kegiatan Mandiri Tidak Tersetruktur
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah Kegiatan pembelajaran
berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk
mencapai kompetensi tertentu . Waktu penyelesaian penugasan ditentukan
oleh peserta didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan
peserta didik.
Kegiatan ini dirancang oleh guru namun tidak dicantumkan dalam
jadwal pelajaran baik untuk sistem paket maupun sistem SKS. Strategi
pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti
penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
Penyelesaian tugas mandiri tidak terstruktur dikumpulkan pada batas
maksimum
yang
telah
ditentukan
oleh
guru
dan
siswa
boleh
mengumpulkannya kapan saja yang penting antara rentang batas maksimum
yang telah ditentukan. Misalnya tugas dikumpulkan paling lambat satu
minggu sebelum UTS atau satu minggu sebelum semester atau dua minggu
sebelum
ujian
nasional,
dll
Sebaiknya tugas TT dan TMTT ini dibarengi dengan pegangan murid seperti
58
konsep materi pembelajaran dari guru, diktat , modul, bahan ajar lainnya,
seperti perpustakaan sebagai referensi mereka dalam melaksanakan tugas
tersebut. Bisa juga koran atau Internet. Kalau memang tugas itu berat boleh
dikerjakan secara berkelompok.
59
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
A. Kalender Pendidikan MI YAPPI Putat Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
B. Analisis Hari Belajar Efektif
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Sabtu
Jumat
Kamis
Rabu
Selasa
Senin
SEMESTER
BULAN
JUML
AH
HARI
KEGIATAN

Juli
1
1
1
1
1
1
6




Agustus
3 3 3 3 4 4
20
25 s.d. 29 Agustus 2014

I
Oktober
S E M E S T E R
Septem
ber

14 s.d. 16 Juli
2014
21 s.d 26 Juli 2014 Hari-hari pertama masuk sekolah
28 dan 29 Juli
Hari Libur Akhir Ramadhan
2014
Hari Besar Idul Fitri 1435 H
30 Juli s.d. 7
Hari libur Idul Fitri 1435 H Tahun
Agustus 2014
2014
17 Agustus 2014 HUT Kemerdekaan Republik
Indonesia

5 5 4 4 4 4
26
5 Oktober 2014 Hari Besar Idul Adha 1435 H
13 s.d 18 Oktober 2014 Ujian Tengah Semester I
4 4 4 5 5 3
25
25 Oktober 2014 Tahun Baru Hijjriyah 1436 H
29 Oktober 2014AKSIOMA tingkat DIY
Nopem
ber
4 4 4 4 4 5
25
Desemb
er
3 3 3 3 3 3
18
JUMLAH
25 Libur Kusus ( Hari Guru Nasional
28 nov – 6 Desember Ulangan akhir semester I
25 Desember Hari Raya Natal
20 Desember Penerimaan Raport
22 Des- 3 Jan 2015 libur semester I
120
60
Sabtu
Jumat
Kamis
Rabu
Senin
Selasa
SEMESTER
BULAN
JUML
AH
HARI
Januari
4 4 4 4 4
4
24
Pebruari
4 4 4 4 4
4
24
KEGIATAN
• 3 Januari HAB Depag
• 9 s/d 14 Maret Kegiatan tengah semester (
UTS Semester II )
5 5 4 4 4
4
26
4 4 5 5 4
4
26
4 4 4 3 4
5
24
April
Mei
Juni
Juli
JUMLAH
S E M E S T E R
II
Maret
21 s.d. 26 April 2015
• 02 Mei Hari Pendidikan Nasional
• 4 s/d 6 Mei 2015 US Utama tingkat MI
- 11 s.d. 13 Mei 2015 US Susulan tingkat MI
• 5 s/d 13 Juni Ulangan Kenaikan Kelas ( UKK
)
4 3 4 4 4
-
-
-
-
-
4
23
• 27 Juni Pembagian rapor
29 juni s.d 11 Juli 2015 Libur Kenaikan Kelas.
-
147
Keterangan
 Jumlah jam belajar pertahun =
42 minggu
Putat, 14 Juli 2014
Kepala Madrasah
MI YAPPI Putat
Sunaryanti, S.Pd.I.
NIP. 19690316 2000032001
61
C. Rencana Pembagian Waktu KBM
Rencana Pembagian Waktu KBM MI YAPPI Putat tahun Pelajaran
2014/2015 adalah sebagai berikut :
Hari Senin
No
Jam Pelajaran ke
Waktu ( pukul )
1
Upacara Bendera
06.40 – 07.00
2
Asmaul Husna
07.00 – 07.35
3
Kedua
07.35 – 08.10
4
Ketiga
08.10 – 08. 45
5
Istirahat I
08.45 – 09.00
6
Keempat
09.00 – 09. 35
7
Kelima
09.35 – 10.10
8
Keenam
10.10 – 10.45
9
Istirahat II
10.45 - 11.00
10
Ketujuh
11.00 – 11.35
11
Kedelapan
11.35 – 12.10
Hari Selasa
No
Jam Pelajaran ke
Waktu ( pukul )
1
Upacara Bendera
06.50 – 07.00
2
Asmaul Husna
07.00 – 07.35
3
Kedua
07.35 – 08.10
4
Ketiga
08.10 – 08. 45
5
Istirahat I
08.45 – 09.00
6
Keempat
09.00 – 09. 35
7
Kelima
09.35 – 10.10
8
Keenam
10.10 – 10.45
9
Istirahat II
10.45 - 11.00
10
Ketujuh
11.00 – 11.35
11
Kedelapan
11.35 – 12.10
12
Kesembilan
12.10 – 12.45
62
Hari Rabu, Kamis, Sabtu
No Jam Pelajaran ke
Waktu ( pukul )
1
Asmaul Husna
06.50 – 07.00
2
Pertama
07.00 – 07.35
3
Kedua
07.35 – 08.10
4
Ketiga
08.10 – 08. 45
5
Istirahat
08.45 – 09.00
6
Keempat
09.00 – 09. 35
7
Kelima
09.35 – 10.10
8
Keenam
10.10 – 10.45
9
Istirahat
10.45 - 11.00
10
Ketujuh
11.00 – 11.35
11
Kedelapan
11.35 – 12.10
Hari Jum’at
No
Jam Pelajaran ke
Waktu ( pukul )
1
Asmaul Husna
06.50 – 07.00
2
Pertama
07.00 – 07.35
3
Kedua
07.35 – 08.10
4
Ketiga
08.10 – 08. 45
5
Istirahat
08.45 – 09.00
6
Keempat
09.00 – 09. 35
7
Kelima
09.35 – 10.10
8
Keenam
10.10 – 10.45
Putat, 14 Juli 2014
Kepala Madrasah
MI YAPPI Putat
Sunaryanti, S.Pd.I
NIP. 19690316 200003 2 001
63
JADWAL PELAJARAN
Contoh Jadwal kelas IV
WAKTU SENIN
SELASA
7.00 – 7.35
Hidup
Hemat
Energi
7.35 – 8.10
Hidup
Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Istirahat
Agama
Hidup Hemat
Energi
(
ORKES )
Hidup Hemat
Energi
( ORKES )
Hidup Hemat
Energi
( ORKES )
Istirahat
Hidup Hemat
Energi
8.10 – 8.45
8.45 – 9.00
9.00 – 9.35
9.35
10.20
–
Agama
Hidup Hemat
Energi
10.20
10.45
-
Hidup Hemat
Energi
10.45
11.30
–
Hidup
Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
RABU
KAMIS
JUMAT
SABTU
Hidup
Hemat
Energi
Hidup Hemat
Energi
Agama
Hidup Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Hidup Hemat
Energi
Agama
Hidup Hemat
Energi
Hidup Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Hidup Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Hidup Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Hidup
Hemat
Energi
Hidup Hemat
Energi
Hidup Hemat
Energi
ORKES
Hidup Hemat
Energi
Hidup Hemat
Energi
Daftar Tabel Tema
KELAS I
KELAS II
1. Diriku
1.
Hidup 1. sayangi
Rukun
hewan
dan tumbuhan
di
sekitar
2.bermain di
2.pengalaman
yang
lingkunganku
mengesankan
3.tugasku
3.mengenal
seharicuaca
hari
dan musim
2. Kegemaran
ku
3.kegiatanku
4.keluargaku
KELAS III
4.aku dan
4.ringan sama
Madrasahku dijinjing berat
sama
dipikul
5.pengalaman 5.hidup bersih 5.mari
kita
ku
dan sehat
bermain
dan
berolahraga
6.lingkungank 6.air, bumi
6.indahnya
u
dan
persahabatan
matahari
7.benda,
7.merawat
7.mari kita
binatang
hewan
hemat
dan tanaman
dan
energi untuk
di
tumbuhan
masa
sekitarku
depan
KELAS IV KELAS V
1. indahnya
kebersamaan
2.selalu
berhemat
energi
3.peduli
terhadap
makhluk
hidup
4.berbagai
pekerjaan
KELAS VI
1.
bermain 1. selamatkan
dengan benda- makhluk
benda
di hidup
sekitar
2.peristiwa
dalam
kehidupanku
3.hidup rukun
4.sehat
penting
5.menghargai 5.bangga
jasa
sebagai
pahlawan
bangsa
indonesia
6.indahnya
negeriku
2.persatuan
dalam
perbedaan
3. tokoh dan
penemu
itu 4.globalisasi
5.wirausaha
6.kesehatan
masyarakat
7.cita-citaku
64
8.peristiwa
alam
8.keselamatan 8.berperilaku
di rumah dan baik
dalam
perjalanan
kehidupan
sehari-hari
9. menjaga
kelestarian
lingkungan
8.daerah
tempat
tinggalku
9.makanan
sehat
dan bergizi
65
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
pendidikan tertentu.
Kurikulum MI YAPPI Putat adalah kurikulum operasional yang
disusun
dan
dilaksanakan
oleh
masing-masing
satuan
pendidikan.Kurikulum ini terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.
Kurikulum MI YAPPI Putat dikembangkan bersama oleh Madrasah
dan komite Madrasah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.
B. SARAN
Dalam Penyusunan Kurikulum MI YAPPI Putat memerlukan
bimbingan dan pengarahan dari pengawas Madrasah dan pihak-pihak yang
terkait, untuk kesempurnaan Kurikulum MI YAPPI Putat
Putat, 14 Juli 2014
Kepala Madrasah
SUNARYANTI,S.Pd.I.
NIP.19690316200032001
66
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (2003).Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikdasmen
Peraturan Mendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (2006). Jakarta: BNSP
Peraturan Mendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (2006).
Jakarta: BNSP
Pedoman Penyusunan KTSP DAN KURIKULUM 2013 SD/MI (2008).
Jakarta, Dirjen Dikdasmen
Panduan penelaahan KTSP DAN KURIKULUM 2013, (2009). Jakarta:
Depdiknas, Balitbang Puskur
Inpres RI Nomor 1 Tahun 2010 Tanggal 29 Februari 2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional khususnya bidang
pendidikan berkenaan denganpenyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan ni;lai-nilai bedaya bangsa untuk
membentuk daya saing dan karakter bangsa.
Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 31 tentang Penetapan Pelaksanaan
Pengembangan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-Hak Anak
Kabupaten Bantul Tahun 2010
67
68
69
70
Download