1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang merupakan produk undang-undang pendidikan pertama pada awal abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, undangundang tentang sistem pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan. Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta 1 didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman. Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Tujuan tersebut meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP DAN KURIKULUM 2013) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan Kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa 2 perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan pengetahuan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Bagian yang tidak kalah penting dalam hal pembelajaran adalah perlunya penekanan dan penguatan pada proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan yang dihasilkan. 1. Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut. a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa 3 dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama mengembangkan disiplin kemampuan ilmu, selalu intelektual bertujuan dan untuk kecemerlangan akademik. d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. 4 Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. 2. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di Madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. 3. Landasan Yuridis Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan 5 d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. e. Permendikbud81A/2013 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 81a Tahun 2013TentangImplementasi Kur ikulum. f. Permendikbud Nomor 54, 65, 66, 67 tahun 2013 tentang SKL,Standar Proses, Standar Peilaian, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum. g. Keputusan Dirjen Pendais no : 2676 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 dapel PAI dan Bahasa Arab di Madrasah. B. Tujuan Pengembangan Kurikulum Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. C. Prinsip Pengembangan dan Karakteristik Kurikulum 1. Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam menyusun KTSP DAN KURIKULUM 2013 perlu memperhatikan prinsip-prinsip sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 81A tahun 2013 sebagai berikut: a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP DAN KURIKULUM 2013 disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. b. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam 6 keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran. c. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. d. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. e. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional. f. Tuntutan Dunia Kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 7 g. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. h. Peraturan Gubernur no. 64 tahun 2013 Tentang muatan lokal wajib Bahasa Jawa. i. Dinamika Perkembangan Global Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. j. Surat Edaran dari Kabid Dikmad DIY no. Kw 12.4/1/PP. 00.6/1822/2012. k. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. l. Kesetaraan Jender Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender. m. Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan. 8 2. Karakteristik Kurikulum Kurikulum 2013 mempunyai karakter berorientasi pada tujuan dan fokus pada proses, sehingga bisa menghasilkan sebuah sistem pendidikan yang tepat guna dan efektif, sehingga siswa tidak terbebani dan dapat merancang cita-cita mereka dengan akurat. Dari perkembangan penerapan kurikulum 2013 hingga saat ini menitikberatkan pada empat Kompetansi Inti (4 KI). Adapun kompetensi itu adalah sebagai berikut: a. Kompetensi Inti Spiritual Kompetensi ini mengerahkan anak untuk lebih dekat pada Tuhannya. Bagaimana dalam bersikap ia mencerminkan seorang hamba Tuhan yang taat. Dengan pencapaian kompetensi ini tentunya kelak diharapkan para generasi penerus bangsa adalah generasi yang selalu ingat dan menerapkan setiap ajaran agamanya dengan baik. Jadi setiap anak melakukan perbuatan baik semata-mata karena kedekatannya kepata Tuhan yang menciptakan dia. Dengan kompetansi ini maka lahirlah kompetensi kedua, yaitu kompetensi inti sosial. b. Kompetensi Inti Sosial Kompetensi Inti Sosial adalah bagaimana mendidik agar anak didik bisa bergaul dengan baik dalam lingkungan sekitarnya. Ini dimulai bagaimana ia menjadi anak yang patuh pada orangtuanya di rumah. Anak juga diharapkan bisa bergaul dengan baik dengan gurunya, teman Madrasahnya dan tetangga, teman maupun orang yang beru ditemuinya. Diharapkan dengan kompetensi ini anak didik menjadi makhluk sosial yang cerdas. Ya, cerdas sosial memang saat ini menjadi hal yang langka disaat segala sesuatu dilakukan dengan pamrih tertentu. Dengan kompetensi ini pendidik sebisa mungkin menanamkan nilai kepada anak didiknya tentang sikap altruisme. Yaitu sikap yang mengutamakan kepentingan orang banyak dibanding hanya mementingkan dirinya sendiri. c. Kompetensi Inti Kognitif Tidak seperti pada kurikulum sebelumnya yang mendapat poresi paling besar, kompetensi Inti Kognitif pada kurikulum 2013 mendapat porsi yang lebih sedikit dibanding dua kompetensi lainnya; Kompetensi Inti 9 Spiritual dan Kompetensi Inti Sosial. Ini dilakukan agar nantinya titik berat pendidikan bukan hanya pada nilai angka yang diperoleh anak didik, tapi bagaimana mereka bisa menjadi pribadi yang patuh pada Tuhannya dan peka pada lingkuangannya. d. Kompetensi Inti Skill Untuk medukung tujuan setiap pendidikan, maka pada kurikulum 2013 dimasukkan Kompetensi Inti Skill. Tujuannya adalah agar aetiap anak didik mempunyai keterampilan yang menjadi kelebihannya. Dengan tujuan menjadikan anak didik yang patuh kepada Tuhannya dan peduli lingkungannnya, maka lebih sempurna lagi jika mereka mempunyai keterampilan yag nantinya bisa dikembangkan menjadi keahlian mereka. Dengan begitu kiprah mereka dalam kehidupan di masyarakat akan makin maksimal. Itulah karakteristik kurikulum 2013 yang membedakan dengan kurikulum-kurikulum pendidikan Indonesia sebelumnya. e. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan. Ada pun 14 prinsip itu adalah: 1) Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu 10 siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya. 2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas. 3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satusatunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya. 4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. 5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersamasama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang 11 banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa. 6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam. 7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya. 8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya. 9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan 12 dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global. 10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal. 11) Pembelajaran berlangsung di rumah, di Madrasah, dan di masyarakat; karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas. 12) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Madrasah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan Madrasah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka. 13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini Madrasah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi 13 tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika Madrasah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya. 14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya. 14 BAB II TUJUAN PENDIDIKAN A. VISI “Terwujudnya manusia yang taqwa, cerdas, trampil, berpengetahuan dengan berpedoman ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah”. B. MISI 1. Menyelenggarakan pendidikan yang Islami. 2. Menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar dengan PAIKEM agar peserta didik Madrasah Ibtidaiyyah mampu berkompetisi dengan peserta didik sekolah yang sederajat. 3. Menciptakan rasa tanggung jawab dan kreatifitas yang tinggi serta inovatif. 4. Menjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan untuk meningkatkan mutu Madrasah. C. Tujuan Madrasah 1. Tujuan Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Tujuan pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiamanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3. Tujuan Pendidikan Dasar Tujuan pendidikan dasar sesuai dengan undang-undang pendidikan nasional dan PP No. 19 tahun 2005 adalah sebagai berikut : Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu Pendidikan Nasional dalam ta peradaban bangsa yang bermartabat 4. Tujuan Kurikulum 2013 Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif 15 serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. 5. Tujuan Madrasah a. Tujuan Pendidikan 4 Tahun ke depan MI YAPPI Putat Kec.Playen,Kab.Gunungkidul sampai 4 tahun mendatang (tahun 2014/2015 s.d. tahun 2017/2018) memiliki tujuan : Memperoleh nilai rata-rata Ujian Akhir Madrasah dari Dinas Dikpora DIY semua kompetensi memperoleh nilai minimal baik b. Tahun pelajaran 2014/2015 memperoleh jumlah nilai rata-rata 26,00 Memperoleh peringkat 1 tingkat kecamatan 1) Tahun pelajaran 2014/2015 peringkat 2 2) Tahun pelajaran 2015/2016 peringkat 1 3) Tahun pelajaran 2016/2017 peringkat 2 4) Tahun pelajaran 2017/2018 peringkat 2 c. Tujuan Madrasah Tahun 2014/2015 1) Memperoleh jumlah rata-rata nilai US / UM sebesar 26,00 dan jumlah rata-rata nilai UAMBD sebesar 48,00 2) Memperoleh kejuaraan Lomba AKSIOMA di tingkat Kabupaten 3) Memperoleh kejuaraan Aksioma dan KSM di tingkat Provinsi 4) Mewujudkan budaya pembentukan budi pekerti, dalam rangka siswa yang berkarakter. 5) Lulusan Madrasah bisa Baca Tulis Al-Qur’an dan Minimal Hafal Juz ‘Amma D. Strategi Pencapaian Tujuan Strategi Pelaksanaan Kurikulum 2013 di MI YAPPI Putat menggunakan 3 strategi yaitu: 1. Pembelajaran dilaksanakan secara Tematik Integratif Pembelajaran Tematik Integratif adalah Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata 16 pelajaran ke dalam berbagai tema.Tujuan Penggunaan pendekatan Tematik Integratif adalah agar siswa dapat mengembangkan diri dan kompetensinya secara holistik dan bermakna. Pembelajaran tematik integratif, perlu didukung perangkat pembelajaran Tematik Integratif yg berkualitas sehingga menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan karakter positif. Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu : a. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang dibahas. b. Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang riil sekaligus pembelajaran mengaplikasikannya. tematik siswa Dalam didorong melakukan untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa. c. Efisiensi Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat. Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagaimana diungkapkan dalam www. pppg tertulis.or.id. sebagai berikut 1) berpusat pada siswa, 2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa, 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., 5) Bersifat fleksibel, 6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. Agar diperoleh gambaran yang lebih 17 jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Berpusat pada siswa Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa. 2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna. 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. 5) Bersifat fleksibel Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran. 6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. 2. Pendekatan Scientific Learning Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (baca: Madrasah), guru salah satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional. a. Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah) Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific? Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific, yaitu: 18 1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif gurusiswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. b. Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah) pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). 19 Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut. Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” 2) Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. 3) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” 4) Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 5) Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. 6) Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Langkah-langkah pembelajaran scientific meliputi: (a) Observing ( Mengamati ) (b) Questioning ( Menanya ) (c) Associating ( Menalar ) (d) Experimenting ( Mencoba ) (e) Networking ( Membentuk Jejaring ) 20 3. Penilaian Otentik Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik mendatangkan problem bagi pendidik dalam proses pembelajaran dan penilaian. Pendidik merasa kebingungan dalam proses penilaian yang dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar Madrasah atau masyarakat dan juga serta bagaimana format penilaiannya. Makalah ini membahas tentang penilaian otentik sebagai jawaban atas kebingungan pendidik dalam penilaian sesuai ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang penilaian autentik (authentic asessment) dan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Kunandar (2013:36) mengemukakan bahwa “kurikulum 2013 mempertegas melakukan penilaian, yakni adanya dari pergeseran penilaian dalam melalui tes (berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)”. Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik dilakukan oleh guru dalam bentuk penilaian kelas melalui penilaian kinerja, portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri. Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Sedangkan istilah otentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi 21 pengetahuan dan keterampilan. Penilaian otentik juga menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan, melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai sehingga penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran Penilaian otentik lebih menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Peserta didik tidak sekedar diminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional, melainkan dituntut untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan jawaban yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan teoretis. Penilaian otentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari: a. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal b. Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan. c. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio Adapun Jenis-jenis Penilaian Autentik adalah sebagai berikut : a. Penilaian Sikap Contoh muatan KI -1 (Sikap Spiritual) antara lain: ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah. Contoh KI -2 (Sikap Sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, percaya diri, bias ditambah lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, missal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll. Penilaian sikap ini bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri sendiri, 22 namun merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan ketrampilan, sehingga bersifat autentik (mengacu kepada pemahaman bahwa pengembangan dan penilaian KI 1 dan KI 2 dititipkan melalui kegiatan yang didesain untuk mencapai KI 3 dan KI 4) b. Penilaian Aspek sikap dilakukan melalui: 1) Observasi 2) Penilaian diri 3) Penilaian antar teman 4) Jurnal catatan Guru c. Penilaian Pengetahuan aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut : 1) Tes tertulis Pada ters tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilainya yang sama. 2) Tes Lisan 3) Penugasan d. Penilain Ketrampilan Aspek ketrampilan dapat dinilai dengan cara berikut 1) Penilaian Kinerja 2) Penilaian Proyek 3) Penilaian Portofolio 23 BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Muatan Pelajaran Struktur dan muatan Kurikulum pada jenjang pendidikan MI YAPPI Putat, meliputi: 1. Berdasarkan Kurikulum 2006 KELAS MATA PELAJARAN KELOMPOK A 1 II III V VI Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2 2 b. Akidah Akhlak 2 2 2 2 c. Fikih 2 2 2 2 d. Sejarah Kebudayaan Islam - 2 2 2 2 2 2 2 3 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia 6 6 5 5 4 Bahasa Arab - - 2 2 4 Matematika 6 6 6 6 5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 5 5 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 3 Seni Budaya dan Prakarya 3 3 4 4 4 4 4 4 3 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Bahasa Jawa 2 2 2 2 4 Ke-NU-an - - 2 2 36 38 43 43 2 KELOMPOK B 1 2 Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu Pembelajaran Tematik Terpadu 24 2. Berdasarkan Kurikulum 2013 KELAS MATA PELAJARAN KELOMPOK A I IV e. Al-Qur’an Hadis 2 2 f. Akidah Akhlak 2 2 g. Fikih 2 2 h. Sejarah Kebudayaan Islam - 2 6 5 3 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia 8 7 4 Bahasa Arab 2 2 4 Matematika 6 6 5 Ilmu Pengetahuan Alam - 3 6 Ilmu Pengetahuan Sosial - 3 Seni Budaya dan Prakarya 4 5 4 4 3 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Bahasa Jawa 2 2 4 Ke-NU-an - 2 38 47 1 2 Pendidikan Agama Islam KELOMPOK B 1 2 Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu Pembelajaran Tematik Integratif Pedoman muatan lokal merupakan acuan bagi satuan pendidikan (guru, kepala Madrasah, dan komite Madrasah) dalam pengembangan muatan lokal oleh masing- masing satuan pendidikan. Pedoman muatan lokal ini juga menjadi acuan bagi : 1. Pemerintah daerah provinsi dalam melakukan koordinasi dan supervise pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah, dan 2. Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam melakukan koordinasi dan supervise pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar. 25 Uraian Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat Kompetensi disajikan sebagai berikut : a. Tingkat Kompetensi 1 (Tingkat Kelas I-II SD/MI/SDLB/PAKET A) KOMPETENSI Sikap Spiritual DESKRIPSI KOMPETENSI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilakun jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainyadi rumah dan di Madrasah. Keterampilan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia b. Tingkat Kompetensi 2 (Tingkat Kelas III-IV SD/MI/SDLB/PAKET A) KOMPETENS DESKRIPSI KOMPETENSI I Sikap Spiritual 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilakun jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainyadi rumah, di Madrasah dan tempat bermain. Keterampilan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia 26 c. Tingkat Kompetensi 3 (Tingkat Kelas V-VI SD/MI/SDLB/PAKET A) KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI Sikap Spiritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilakun jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.serta cinta tanah air. Pengetahuan 3. Memahami dengan cara pengetahuan mengamati, faktual dan konseptual menanyadan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainyadi rumah, di Madrasah dan tempat bermain. Keterampilan 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dalam ranah abstark (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di Madrasah dan sumber lain yang sama dalam sudut [pandang/ teori. B. Tabel Cakupan Muatan Pelajaran Ruang Lingkup Kelompok Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah yaitu : 1. Al-Qur'an Hadis a. Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: b. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. c. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. d. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, 27 menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih. 2. Akidah-Akhlak Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Aspek akidah (keimanan) meliputi:. 1) Kalimat thayyibah Laailaahaillallaah, sebagai basmalah, materi pembiasaan, alhamdulillaah, meliputi: subhanallaah, Allaahu Akbar, ta’awwudz, maasya Allah, assalaamu’alaikum, salawat, tarji’, laa haula walaa quwwata illaa billah, dan istighfaar. 2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad, al-Khaliq, ar-Rahmaan, ar-Rahiim, as- Samai’, ar-Razzaaq, alMughnii, al-Hamiid, asy-Syakuur, al-Qudduus, ash-Shamad, alMuhaimin, al-‘Azhiim, al- Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-Baathin, al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhiab, al-’Aliim, azh-Zhaahir, arRasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-Mu’min, al-Latiif, al-Baaqi, alBashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii, al-Hakiim, al-Jabbaar, alMushawwir, al-Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww, ash-Shabuur, dan al-Haliim. 3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat thayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap salat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah. 4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah) b. Aspek akhlak meliputi: 1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup 28 sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal. 2) Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad. c. Aspek adab Islami, meliputi: 1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain. 2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah. 3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, dan teman c. Aspek kisah teladan, meliputi: 1) Kisah Nabi Ibrahim a.s mencari Tuhan. 2) Kisah Nabi Sulaiman a.s dengan tentara semut. 3) Kisah masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan’an, Tsa’labah, Masithah, Abu Lahab, Qarun. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam kompetensi dasar dan indikator. 3. Fikih Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji. b. Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan 29 haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. 4. Sejarah Kebudayaan Islam Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan Wali Sanga. 5. Bahasa Arab Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah meliputi tema-tema tentang perkenalan, peralatan madrasah, pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan, di rumah, di kebun, di madrasah, di laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam, kegiatan sehari-hari, pekerjaan, rumah, dan rekreasi. Ruang Lingkup Kelompok Mata Pelajaran umum di Madrasah Ibtidaiyah yaitu : 1. Muatan Pendidikan Kewarganegaraan Tingka t Kompe -tensi 1 T Ting kat Kelas I-II Kompetensi I o Menunjukkan sikap sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam kontes keberagaman kehidupan di lingkunga rumahdan Madrasah sebagai perwujudan moral Pancasila o Mengenal karakteristik individu, tata tertib, kesatuan, dan simbol-simbol Pancasila di rumah dan Madrasah o Melaksanakan tata tertib dalam konteks beragam teman di keluarga dan Ruang Lingkup Materi - Kandungan moral Pancasila dalam Lambang Negara - Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam masyarakat - Semangat dan kebersamaan dalam keberagaman - Persatuan dan kesatuan bangsa 30 2 III-IV 3 VVI Madrasah sesuai Pancasila I o Menerima karunaia Tuhan Yang Maha Esa atas karakteristik individu, hak dan kewajiban, persatuan dalam keberagaman o Memahami makna simbolsimbol Pancasila di rumah, Madrasah dan masyarakat o Menunjukkan sikap baik sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, hak dan kewajibannya dan ke bineka tunggal ikaan sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila o Melaksanakan kerjasama dengan teman dalam kebersamaan dan keberagaman di lingkungan rumah, Madrasah dan masyarakat sekitar o Menjelaskan nilai dan moral Pancasila, makna hak, kewajiban, dan tanggung jawab, manfaat Bhineka Tunggal Ika, nilai-nilai persatuan dan kesatuan di lingkungan rumah, Madrasah, dan masyarakat o Melaksanakan sikap kebersamaan dalam keberagamasebai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, patuh terhadap tata tertib dan aturan, bertanggung jawab dan rela berkorban,semangat keBhineka Tunggal Ika- an o Menunjukkan sikap banggasebagai bangsa Indonesia dala ehidupan bermasyarakat , berbangsa danbernegara o Melaporkan secara lisan dan tulisandan melaksanakan kewajiban sesduai nilai-nilai dan moral Pancasila, menegakkan aturan an menjaga ketertiban, kerjasama, nilai-nilai persatua dan kesatuan, dan keberagaman di lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat - Makna simbol-simbol Pancasila dan lambang negara Indonesia - Hak, kewajiban, dan tanggung jawab warga negara - Makna keberagaman personal, sosial, dan kultural - Persatuan dan kesatuan - Moralitas sosial dan politik warga/pejabat negara, dan tokoh masyarakat - Komotmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila - Proses perumusan dan pengesahan Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 - Norma hukum dan kepatutan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara - Harmoni keutuhan wilayah dan kehidupan dalam konteks NKRI - Makna keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender dalam bingkai Bhineka Tungal Ika 31 2. Muatan Bahasa Indonesia Tingk at Kompe -tensi Tingk at Kelas 1 I-II 2 II-IV 3 -VI Kompetensi Ruang Lingkup Materi o Memiliki kepedulian, rasa percaya diri, perilaku santun, sikap kasih sayang, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam pemanfaatna Bahasa Indonesia o Mengenal konteks budaya dan konteks konteks sosial, satuan kebahasaan, serta unsur paralinguistik dalam penyajian teks o Mengenal bentuk dan ciri teks deskriptf serta teks laporan sederhana o Menyajikan secara lisan dan tulis berbagai teks sederhana - Bentuk dan ciri teks faktual (deskriptif, petunjuk/ arahan, la[oran sederhana), teks tanggapan (ucapan terima kasih, permintaan maaf , diagram/tabel) teks cerita (narasi sederhana, puisi) teks cerita nonnaratif ( cerita diri/ personal, buku harian) - Konteks budaya, norma, serta konteks sosial yang melatar belakangi lahirnya jenis teks Paralinguistik(l afal, kelantangan, intonasi, tempo, gestur, dan mimik) Satuan bahaa pembentukteks :kalimat sederhana dua kata pola SP I o Memilki kepedulian, rasa percaya diri, perilaku santun, sikap kasih sayang, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam pemanfaatan bahasa Indonesia o Mengenal koteks budaya dan konteks sosial, satuan kebahasaan, serta unsur paralinguistik dalam penyajian teks o Mengenal bentuk dan ciriteks berbagai teks sederhana o Menganalisis informasi di dalam berbagai teks sederhana o Menyajikan berbagai teks sederhana secara lisan o Menyusunberbagai teks sederhana secara tulis V o Memiliki kepedulian, rasa percaya dir, perilaku santun, sikap kasih sayang, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam pemanfaatan bahasa Indonesia o Mengenal konteks budayan dan konteks - Bentuk dan ciri teks genre faktual (teks laporan informatif hasil observasi, teks arahan/petunjuk , teks instruksi, teks teks suratanggapan pribadi), genre cerita (cerita petualangan, genre tanggapan, teks dongeng, teks permainan/ dolanan daerah (teks wawancara, ulasan buku) - Konteks budaya, norma, serta konteks sosial yang melatarbelakangi lahirnya jenis teks - Satuan bahasa pembentuk teks : Kalimat sederhana pola SPO dan SPOK, kata, dan kelompok kata - Penanda kebahasaan dalam teks - Bentuk ciri teks genre faktual (teks laporan buku, laporan investigasi, teks penjelasan tentang proses, teks paparan iklan), Genre cerita (teks narasi sejarah, teks pantun dan syair, dan genre tanggapan (pidato persuasif, ulasan buku, teks paparan, teks penjelasan) 32 o o o o sosial, satuan kebahasaan, serta unsur peralinguistik dalam penyajian teks Mengenal bentuk dan ciri teks sederhana Menganalisis informasi di dalam berbagaiteks sederhana Menyajikan berbagai teks sederhana secara lisan Menyusun berbagai teks sederhana secara tertulis - Konteks budaya, norma, serta konteks sosial yang melatar belakangi lahirnya jenis teks - Satuan bahasa pembentuk teks : kalimat sederhana pola SPPPel, SPOPel, SPOpELk, kata, Frae, pilihan kata/ diksi - Penanda kebahasaan dalam teks paralinguistik (lafal, kelantangan, intonasi, tempo, gestur, dan mimik) Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut: 1. Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. 2. Pemerintah provinsi adalah gubernur dan berbagai perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah provinsi. 3. Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan berbagai perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota. C. Ketuntasan Belajar Kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut: 1. Tingkat kompleksitas, yaitu tingkat kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Sebagai contoh, suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi apabila dalam pencapaiannya perlu didukung oleh komponen dengan sejumlah kondisi sebagai berikut: 2. Pendidik, faktor pendidik dalam poin ini adalah kemampuan pendidik dalam memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik, kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi, dan menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yangdiajarkan. 33 3. Peserta didik, pertimbangan peserta didik dalam menentukan KKM adalah kemampuan penalaran tinggi, kecakapan/terampil menerapkan konsep, kecermatan, kreatif, dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan, dan tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan tinggi agar dapat mencapai ketuntasan belajar. 4. Waktu, yaitu jumlah waktu yang diperlukan untuk memahami materi tersebut sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan. Jika suatu indikator hanya meliputi sebagian dari kondisi tersebut di atas, maka dapat dinyatakan memiliki kompleksitassedang dan apabila tidak memerlukan kondisi tersebut indikator dapat dinyatakan memiliki kompleksitas rendah. 5. Daya dukung, yaitu segala sumber daya dan potensi yang dapat mendukung penyelenggaraan pembelajaran sepertisarana dan prasarana meliputi perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen Madrasah, dan kepedulianstakeholders Madrasah. 6. Kemampuan (intake), yaitu rata-rata peserta didik atau kompetensi awal peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam mencapai kompetensi dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK)yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu. Untuk kelas 2 sampai kelas 6 , kemampuan rata-rata peserta didik dapat didasarkan pada hasil rapor siswa pada kelas sebelumnya, dan yang paling lengkap adalah daftar nilai. Sedangkan untuk kelas 1, intake siswa dapat ditentukan dengan cara tes awal setelah siswa diterima di Madrasah. Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di Madrasah. Adapun rambu-rambu yang dimaksud adalah : 1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran. 2. KKM ditetapkan oleh forum/ dewan pendididik. 3. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0-100, atau rentang nilai yang sudah ditetapkan. 4. Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 % 5. Madrasah dapat menetapkan KKM dibawah kreteria ideal (sesuai kondisi Madrasah) 34 6. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya pendudkung. 7. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS / Raport sesuai model yang ditetapkan atau dipilih Madrasah. 8. KKM MI YAPPI Putat D. Kriteria Kenaikan Kelas / Kelulusan 1. Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria dan penentuan kenaikan kelas adalah sebagai berikut : a. Penentuan kenaikan kelas 1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh Madrasah dalam suatu rapat Dewan guru dengan mempertimbangkan SKB, sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran siswa yang bersangkutan. 2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas diatasnya. 3) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya. 4) Standar ketentuan belajar nilai kompetensi spiritual minimal baik. 5) Nilai kompetensi pengetahuan minimal baik pada semua mata pelajaran. 6) Nilai kompetensi kepribadian minimal Baik. 7) Nilai kompetensi kepramukaan minimal Baik. 8) Kehadiran siswa minimal 95 %. 9) Memiliki rapor dari kelas 1 sampai kelas yang di dudukinya. 10) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada 2 semester di kelas yang diikuti. b. Penentuan kelulusan Sesuai dengan ketentuan PP No. 32 tahun 2013, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah, setelah: 1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. 2) Standar ketentuan belajar nilai kompetensi spiritual minimal baik 3) Nilai kompetensi pengetahuan minimal baik pada semua mata pelajaran 4) Nilai kompetensi kepribadian minimal Baik 35 5) Nilai kompetensi kepramukaan minimal Baik 6) Kehadiran siswa minimal 95 % 7) Memiliki rapor dari kelas 1 sampai kelas yang di dudukinya. 8) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada 2 semester di kelas yang diikuti. 9) Memiliki rapor Kelas VI 10) Menyelesaikan seluruh administrasi siswa. 11) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas terakhir. STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS II MI YAPPI PUTAT TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 NO A. B. C. KOMPONEN Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama a. Akidah Akhlak b. Quran Hadits c. Fikih d. SKI 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Arab 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2. Seni Budaya dan ketrampilan 3. Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan 4. Ke-NU-an Pengembangan Diri 1. Pramuka 2. Seni Hadrah 3. BTA Kriteria Ketuntasan Minimal 72 71 72 72 72 70 70 71 71 71 75 75 71 B 36 37 STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS III MI YAPPI PUTAT TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Kriteria Ketuntasan NO KOMPONEN Minimal A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama a. Akidah Akhlak 72 b. Quran Hadits 71 c. Fikih 72 d. SKI 72 2. Pendidikan Kewarganegaraan 72 3. Bahasa a. Bahasa Indonesia 72 b. Bahasa Arab 70 4. Matematika 70 5. Ilmu Pengetahuan Alam 71 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 71 B. C. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2. Seni Budaya dan ketrampilan 3. Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan 4. Ke-NU-an Pengembangan Diri 1. Pramuka 2. Seni Hadrah 3. BTA 71 75 75 71 B B B 37 38 STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS V MI YAPPI PUTAT TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 NO A. B. C. KOMPONEN Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama a. Akidah Akhlak b. Quran Hadits c. Fikih d. SKI 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Arab 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2. Seni Budaya dan ketrampilan 3. Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan 4. Ke-NU-an Pengembangan Diri 1. Pramuka 2. Seni Hadrah 3. BTA Kriteria Ketuntasan Minimal 72 71 72 72 72 72 70 70 71 71 71 75 75 71 B B B 38 39 STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS VI MI YAPPI PUTAT TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 NO A. B. C. KOMPONEN Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama a. Akidah Akhlak b. Quran Hadits c. Fikih d. SKI 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Arab 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2. Seni Budaya dan ketrampilan 3. Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan 4. Ke-NU-an Pengembangan Diri 1. Pramuka 2. Seni Hadrah 3. BTA Kriteria Ketuntasan Minimal 72 71 72 72 72 72 70 70 71 71 71 75 75 71 B B B 39 40 STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS I MI YAPPI PUTAT TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 NO 1 2 3 4 KOMPONEN KELOMPOK A AGAMA a. Akidah Akhlak b. Qur’an Hadis c. Fikih d. SKI KELOMPOK B TEMATIK a. Tema 1 b. Tema 2 c. Tema 3 d. Tema 4 e. Tema 5 f. Tema 6 g. Tema 7 h. Tema 8 KELOMPOK C MUATAN LOKAL a. Bahasa Jawa b. PENJASORKES c. Ke-NU-an KELOMPOK D PENGEMBANGAN DIRI a. Pramuka b. Seni Hadrah c. BTA KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B B B 40 STANDAR KETUNTASAN BELAJAR KELAS IV MI YAPPI PUTAT TAHUNPELAJARAN 2014 / 2015 NO 1 2 3 4 KOMPONEN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KELOMPOK A AGAMA a. Akidah Akhlak b. Qur’an Hadis c. Fikih d. SKI KELOMPOK B TEMATIK a. Tema 1 b. Tema 2 c. Tema 3 d. Tema 4 e. Tema 5 f. Tema 6 g. Tema 7 h. Tema 8 i. Tema 9 KELOMPOK C MUATAN LOKAL a. Bahasa Jawa b. PENJASORKES c. Ke-NU-an KELOMPOK D PENGEMBANGAN DIRI a. Pramuka b. Seni Hadrah c. BTA B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B– B B B RENTANG NILAI KETUNTASAN MINIMAL TEMATIK KELAS I DAN KELAS IV NO 1 2 3 4 5 RENTANG NILAI 2,33 < B - ≤ 2,67 2,67 < B ≤ 3,00 3,00 < B+ ≤ 3,33 3,33 < A - ≤ 3,67 3,67 < A ≤ 4,00 PREDIKAT BB B+ AA KETERANGAN 41 RENTANG NILAI KETUNTASAN MINIMAL MAPEL AGAMA KELAS I DAN KELAS IV NO 1 2 3 4 5 6 RENTANG NILAI 70 < B - ≤ 75 76 < B ≤ 80 81 < B+ ≤ 85 86 < A - ≤ 90 91 < A ≤ 95 96 < A+ ≤ 100 PREDIKAT BB B+ AA A+ KETERANGAN E. Pendidikan Berbasis Karakter Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga Madrasah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di Madrasah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan Madrasah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan Madrasah. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosialkultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (affective and creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut. 42 Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berkarakter Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Sebagaimana disebutkan di depan, prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning disarankan diaplikasikan pada semua tahapan pembelajaran karena prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sekaligus dapat memfasilitasi terinternalisasinya nilai-nilai. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan nilainilai bagi peserta didik. Peningkatan kemampuan dan penanaman nilai-nilai karakter Indonesia No Kegiatan 1 Membiasakan budaya Siswa, Guru ”7SMTP” (Senyum, Salam, dan Karyawan Sapa, Sopan, Santun, Sabar, Shodaqoh, Maaf, Terima Kasih, Permisi) Setiap hari 2 Melaksanakan ta’ziah, tolong menolong, besuk orang sakit, bakti sosial Pengumpulan Infaq Siswa, Guru dan Karyawan Insidental Guru - Siswa Setiap Hari Jum’at 4 Membiasakan Budaya Kerja Guru dan Karyawan Setiap hari 5 Sholat Dzuhur berjamaah Siswa, Guru dan Karyawan Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu 3 Sasaran Pelaksanaan Peningkatan kedisiplinan, kebugaran, potensi akademik dan non akademik a) Peningkatan kedisiplinan dan kebugaran Kegiatan No Sasaran 1 2 3 Pelaksanaan Upacara Siswa Kelas I-VI, Senin dan hari-hari Guru dan Karyawan besar Nasional Menghafal Siswa Kelas I-VI, dan Selasa - sabtu Surat surat Guru pendek / Asmaul Husna Potong kuku Siswa Kelas I-III, Setiap hari Jum’at Guru dan Karyawan 43 4 Gosok gigi 5 Baris-berbaris 6 Pesta siaga 7 Jabat tangan 8 Buang sampah Siswa Kelas I-III, Satu kali dalam Guru dan Karyawan satu minggu Kelas IV-VI Juli – Agustus Siswa kelas (pramuka) III-VI Satu kali setiap akhir tahun pelajaran Siswa Kelas I-VI, Setiap datang & Guru dan Karyawan Pulang Siswa Kelas I-VI, Setiap hari masuk Guru dan Karyawan F. Pendidikan Kecakapan Hidup Pendidikan kecakapan hidup diharapkan dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan ini menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejujuran yang berkaitan dengan perkembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tantangan dalam hidupnya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler dengan tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan karakter, emosional, dan spiritual dalam proses pengembangan diri yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. Adapun isi dan bahan pelajaran terintegrasi dengan mata pelajaran yang sesuai. Pendidikan kecakapan hidup di SD ialah pembelajaran bunga tiruan. Adapun program pada tabel berikut : Kelas Kompetensi Dsar I-VI Kecakapan Personal o Kecakapan mengenal diri Tema pembelajaran o Kecakapan berfikir rasional Kecakapan Sosial o Kecakapan komunikasi lisan dan Tema pembelajaran tulis o Kecakapan kerjasama Kecakapan Akademik o Kecakapan mengidentifikasi masalah o Kecakapan merumuskan hipotesis pemecahan masalah Kecakapan Vokasional o Kecakapan kejujuran dalam hidup I-VI I-VI I-VI Terintegrasi 44 Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana ditulis pada butir 2.5.1. diperlukan upaya-upaya yang dapat menjembatani antara siswa dengan kehidupan nyata. Kurikulum yang ada saat ini memang merupakan salah satu upaya untuk menjembataninya, namun perlu ditingkatkan kedekatannya dengan nilai-nilai kehidupan nyata. Bila demikian, pertanyaannya adalah: “Apakah kurikulum yang ada sekarang sudah merefleksikan kehidupan nyata saat ini? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan kajian yang mendalam terhadap kurikulum yang ada dan terhadap nilai-nilai kehidupan saat ini. Kesenjangan antara keduanya (kurikulum dan kehidupan nyata) merupakan tambahan pengayaan yang perlu diintegrasikan terhadap kurikulum yang ada sehingga kurikulum yang ada saat ini benarbenar merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata. Pengenalan kecakapan hidup terhadap peserta didik bukanlah untuk mengganti kurikulum yang ada, akan tetapi untuk melakukan reorientasi terhadap kurikulum yang ada sekarang agar benar-benar merefleksikan nilainilai kehidupan nyata. Jadi, pendidikan kecakapan hidup merupakan upaya untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum yang ada dengan tuntutan kehidupan nyata yang ada saat ini, bukan untuk merombaknya. Penyesuaianpenyesuaian kurikulum terhadap tuntutan kehidupan perlu dilakukan mengingat kurikulum yang ada memang dirancang per mata pelajaran yang belum tentu sesuai dengan kehidupan nyata yang umumnya bersifat utuh. Selain itu, kehidupan memiliki karakteristik untuk berubah, sehingga sudah sewajarnya jika kurikulum yang ada perlu didekatkan dengan kehidupan nyata. Dalam pandangan ini, maka kurikulum merupakan sasaran yang bergerak dan bukan sasaran yang diam. Dalam arti yang sesungguhnya, pendidikan kecakapan hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian dari pendekatan supply-driven menuju ke demand-driven. Pada pendekatan supply-driven, apa yang diajarkan cenderung menekankan pada school-based learning yang belum tentu sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai kehidupan nyata yang dihadapi oleh peserla didik. Pada pendekatan demand-driven, apa yang diajarkan kepada peserta didik merupakan refleksi nilai-nilai kehidupan nyata yang dihadapinya sehingga lebih berorientasi kepada life skill-based learning. Dengan demikian, kerangka pengembagan pendidikan berbasis kecakapan hidup idealnya ditempuh secara berurutan sebagai berikut (Slamet 45 PH, 2002). Pertama, diidentifikasi masukan dari hasil penelitian, pilihanpilihan nilai, dan dugaan para ahli tentang nilai-nilai kehidupan nyata yang berlaku. Kedua, masukan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan, untuk mengembangkan kompetensi kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup yang dimaksud harus menunjukkan kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya dalam dunia yang sarat perubahan. Ketiga, kurikulum dikembangkan berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan. Artinya, apa yang harus, seharusnya, dan yang mungkin diajarkan pada peserta didik disusun berdasarkan kompetensi yang telah dikembangkan. Keempat, penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup perlu dilaksanakan dengan jitu agar kurikulum berbasis kecakapan hidup dapat dilaksanakan secara cermat. Hal-hal yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup seperti misalnya tenaga kependidikan (guru), pendekatan-strategi-metode pembelajaran, media pendidikan, fasilitas, tempat belajar dan durasi belajar, harus siap. Kelima, evaluasi pendidikan kecakapan hidup perlu dibuat berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan pada langkah kedua. Karena evaluasi belajar disusun berdasarkan kompetensi, maka penilaian terhadap prestasi belajar peserta didik tidak hanya dengan pencil and paper test, melainkan juga dengan performance test dan bahkan dengan evaluasi otentik. 1. Kecakapan Dasar Kecakapan dasar meliputi: a. Kecakapan kalbu: iman (spiritual), rasa dan emosi Memiliki bangsa kecakapan kalbu yang baik merupakan asset kualitas batiniyah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa. Kecakapan kalbu yang terdiri dari iman (spiritual), rasa, dan emosi merupakan unsur-unsur pembetuk jiwa selain akal. Pada dasarnya jiwa merupakan peleburan iman, rasa, emosi, dan akal. Jiwa merupakan sumber kekuatan dan kendali bagi setiap manusia dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Bahkan, baik buruknya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh baik buruknya kalbu bangsa yang bersangkutan. Erosi kalbu akan berpengaruh sangat dahsyat karena apapun tingginya derajad berpikir seseorang, tetapi jika tidak dilandasi oleh moral, spiritual dan emosional yang baik, hanya kehancuran yang terjadi. Untuk itu peserta didik perlu diberi bekal 46 dasar dan latihan-latihan dengan eara yang benar tentang kecakapan moral, emosional dan spiritual. Integritas, kejujuran, solidaritas, kasih sayang pada orang lain, kesopanan, disiplin diri, menghargai orang lain, hak asasi, kepedulian, toleransi, dan tanggung jawab adalah contoh-contoh kecakapan moral yang perlu diajarkan kepada peserta didik. Iman dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kedamaian antar umat beragama, dan toleransi religius, adalah contoh-contoh pendidikan kecakapan iman/spiritual yang merupakan payung bagi pendidikan kecakapan hidup lainnya. Bekerja keras, semangat yang membaja, pintar bergaul, rajin, memiliki keinginan untuk maju, dan upaya-upaya secara konsisten untuk mencapai keinginan untuk maju, adalah contoh-contoh kecakapan emosional yang sangat signifikan kontribusinya terhadap kesuksesan hidup seseorang. b. Kecakapan belajar terus-menerus Kecakapan belajar terus menerus (sepanjang hayat) adalah kecakapan yang paling penting dibandingkan dengan semua kecakapan hidup lainnya. Pengetahuan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kehidupan berubah makin cepat sehingga menuntut tamatan MI YAPPI Putat memiliki kemampuan untuk belajar terusmenerus. Kecakapan ini merupakan kunci yang dapat membuka kesuksesan masa depan. Dengan kecakapan ini, tamatan MI YAPPI Putat mudah menguasai kecakapan-kecakapan lainnya. Karena itu, tamatan MI YAPPI Putat perlu diberi bekal dasar tentang strategi, metode, dan teknik belajar untuk memperoleh dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru dalam kehidupannya. c. Kecakapan membaca, menulis, menghitung Tamatan MI YAPPI Putat diharapkan memiliki kecakapan membaca dan menulis secara fungsional, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing, misalnya bahasa Inggris,dan Mandarin atau yang lain. Kecakapan membaca- memahami dan menafsirkan informasi tertulis dalam surat kabar, majalah, jurnal, dan dokumen. Menulis – mengkomunikasikan pikiran, ide-ide, informasi dan pesanpesan tertulis dan membuat dokumen-dokumen seperti surat, arahan, bimbingan, pedoman kerja, manual, laporan, grafik, dan diagram alir. Kecakapan menghitung – kemampuan dasar menghitung dan 47 memecahkan masalah-masalah praktis, dengan memilih secara tepat dari teknik-teknik matematika yang ada, dengan atau tanpa bantuan teknologi. d. Kecakapan berkomunikasi lisan, tertulis, tergambar, mendengar Manusia berinteraksi dengan manusia lain melalui komunikasi langsung, baik secara lisan, tertulis, tergambar, dan bahkan melalui kesan pun bisa. Suatu studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi akan menghambat pengembangan personal dan professional seseorang. Bahkan para berkomunikasi pebisnis akan memperkirakan menambah bahwa pembiayaan kelemahan usahanya akibat kesalahan yang dibuat. Mengingat era globalisasi telah bergulir, maka penguasaan salah satu bahasa asing (Inggris, Mandarin, dsb ) oleh peserta didik merupakan harapan yang didambakan. e. Kecakapan berpikir Tingkat kecakapan berpikir seseorang akan berpengaruh terhadap kesuksesan hidupnya. Mengingat kehidupan manusia sebagian besar dipengaruhi oleh cara berpikir, maka peserta didik perlu diberi bekal dasar dan latihan-latihan dengan cara yang benar tentang kecakapan berpikir deduktif induktil ilmiah, kritis, nalar, rasional, lateral, sistem, kreatif, eksploratif, discovery, inventory, reasoning, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Selain itu, peserta didik harus diberi bekal dasar tentang kecintaan terhadap kebenaran, keterbukaan terhadap kritik dan saran, dan berorientasi kedepan. f. Kecakapan mengelola kesehatan badan Di mana terdapat kesehatan badan, disitulah terdapat kesehatan jiwa. Manusia diciptakan oleh-Nya dengan martabat tertinggi sehingga yang bersangkutan harus memelihara kesehatan dirinya lebih baik dari pada memelihara barang-barangnya. Oleh karena itu, peserta didik sudah selayaknya diberi bekal dasar tentang pengelolaan kesehatan badan agar yang bersangkutan memiliki kesehatan badan yang prima, bebas penyakit, dan memiliki ketahanan badan yang kuat. Berolahraga secara teratur, makan yang bergizi dan bervitamin, menjaga kebersihan, dan beristirahat cukup merupakan pendidikan kecakapan mengelola kesehatan badan yang harus diterapkan dalam kehidupan peserta didik. 48 g. Kecakapan merumuskan keinginan dan upaya-upaya untuk mencapainya Dua hal yang karakteristik sifatnya dalam kehidupan adalah: (l) adanya keinginan baru, dan (2) upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai keinginan baru tersebut. Kecakapan merumuskan dua hal yang karakteristik ini merupakan bagian penting bagi kehidupan seseorang. Dalam kehidupan banyak dijumpai orang-orang yang kurang mampu merumuskan tujuan hidup yang realistik, dan kalaupun tujuan yang dirumuskan cukup realistic, tidak jarang pula upaya-upaya yang ditempuh kurangs esuai. Kecakapan semacam ini perlu diajarkan kepada peserta didik agar yang bersangkutan mampu menjalani kehidupan secara realistis. Perumusan tujuan study tour dan upayaupaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan study tour adalah contoh pendidikan kecakapan merumuskan keinginan dan upaya-upaya untuk mencapainya. h. Kecakapan berkeluarga dan sosial Peserta didik hidup dalam lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat. Dalam keluarga, siswa tersebut berinteraksi dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Peserta didik harus memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai kasih sayang, kesopanan, toleransi, kedamaian, keadilan, respek, kecintaan, solidaritas, dan tatakrama sebagai anak terhadap kedua orang tuanya maupun sebagai saudara terhadap saudara-saudaranya. Dalam Madrasah, peserta didik harus memahami, menghayati; dan menerapkan ketentuan-ketentuan yang berlaku di Madrasah. Dalam masyarakat, peserta didik harus memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai sosial sebagai berikut: menjunjung tinggi hak asasi manusia, peduli terhadap barangbarang milik publik, kerjasama, tanggung jawab dan akuntabilitas sosial, keterbukaan dan apresiasi terhadap keanekaragaman. Peserta didik harus mampu berkomunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Kelancaran berkomunikasi, selain memperbanyak kawan, juga untuk memupuk kesehatan mental. Karena peserta didik hidup dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, maka dia harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan dipimpin. 49 G. Pendidikan Kewirausahaan Pelaksanaan Pendidikan Keweirausahaan MI YAPPI PUTAT dilaksanakan terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran. Membuat Karakteristik Peserta Didik Kemampuan Nilai Kewirausahaan Kerja keras telur asin menganalisis Kreatif No Kegiatan 1 Potensi Kewirausahaan Tidak menipu konsumen obyek Tepat waktu Kemampuan Berani lelah memilihbahan Menanggung pembuatan telur resiko asin dari telur ayam dan telur bebek H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang mengimplementasikan nilai-nilai disesuaikan dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain. Semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Pelaksanaan pendidikan menggali nilai-nilai kearifan lokal diintegrasikan dalam mata pelajaran. Adapun keunggulan global yang diajarkan di MI YAPPI Putat seperti tertera dalam tabel berikut : 2. Pendidikan Keunggulan Lokal Melestarikan Budaya Jawa NO 1 Kegiatan Berkomuni Peserta Guru, Waktu Sabtu Tujuan Berkomunikasi kasi dengan Karyawan dan dengan Bahasa Bahasa Siswa Kelas : I Jawa dengan Jawa - VI benar Kromo 50 3. Pendidikan Keunggulan Global NO Kegiatan 1 Komputer Peserta Wakt Tujuan u Siswa kelas I Sesuai 1. - Kelas IV - VI jadwal - mengenal lembar kerja Ms Word. -Membuka dan menutup Ms Word. -Fungsi menu da tool bar -Mengetik kata- kata sederhana -Menggunakan fungsi menu dalam Ms Word 2. Kelas V, - Mengenal Ms Excel - Membuka dan menutupnMs Excel - Membuat tabel - Mengunakan rumus 3. Kelas VI, - Ms Word lanjutan - Mengetik surat - Membuat kolom - Menyisipkan gambar I. EKSTRA KURIKULER Kegiatan ekstra kurikuler ( Pengembangan Diri ) 1. Kegiatan pengembangan diri Untuk kegiatan pengembangan diri antara lain: a. Keagamaan N Kegiatan Kelas Waktu 1 TPA 1-VI Selesai pembelajaran b. Seni No Kegiatan Sasaran Waktu 1 Seni Hadroh VI-V Jumat 51 2 Qiroah IV-V Senin c. Kewiraan No Kegiatan Sasaran Waktu 1 Pramuka Kls I - VI Jum’at d. Komunikasi dan teknologi N Kegiatan Sasaran Waktu 1 Komputer I-VI Sesuai No Jadwal 2. Kegiatan pembiasaan a. Pembiasaan rutin No Kegiatan Sasaran Waktu 1 Sholat berjamaah Kelas I-VI Setiap hari 2 Jabat tangan Kelas I-VI Setap hari 3 Pengambilan sampah 5 Kelas I - IV Setiap hari minit sebelum masuk 4 Doa , hafalan surat surat Kelas I - VI Setiap hari Selasa - pendek dan Asmaul husna Sabtu sebelum KBM b. Pembiasaan terprogram No Kegiatan Sasaran Waktu 1 Pesantren Ramadhan Kelas I -VI Bulan puasa 2 Idul Qurban Kelas I-VI Zulhijah 3 Kerja bakti lingkunan I - VI Insidental 4 Mujahadah dan doa Kelas VI ,guru menjelang ujian ,Wali murid dan komite Madrasah c. Kegiatan keteladanan No Kegiatan 1 Pembiasaan Sasaran ketertiban Waktu pakaian Kelas I-VI Setiap hari Kelas I-VI Setiap hari seragam anak Madrasah 2 Pembiasaan kedisiplinan 52 3 Penanaman nilai akhlak Kelas I-VI Setiap hari 4 Penanaman budaya minat baca Kelas I-VI Setiap hari 5 Penanaman budaya keteladanan Kelas I-VI Setiap hari 6 Penanaman Budaya Bersih Diri Kelas I-VI Setiap hari 7 Penanaman bersih Kelas I-VI Setiap hari budaya lingkungan kelas dan Madrasah 8 Penanaman budaya lingkungan hijau Kelas I-VI Setiap hari 9 Peringatan hari bumi dan lingkungan Kelas I-VI Tgl 22 April hidup Tgl 5 Juni d. Kegiatan nasionalisme dan Patriotisme No Kegiatan Sasaran Waktu 1 Upacara Bendera Kelas I-VI Senin 2 Peringatan hari kemerdekaan Kelas I-VI 17 Agustus 3 Peringatan hari pahlawan Kelas I-VI 10 November 4 Peringatan nasional 5 Peringatan hari kartini Kelas I-VI 21 April 6 Peringatan hari guru Kelas I-VI a. 7 8 Peringatan Maulid nabi Peringatan isra’ mi’roj Kelas I-VI 9 Syawalan hari pendidikan Kelas I-VI Kelas I- VI Guru dan Karyawan 2 Mei November 12 Rabiul awwal 27 Rajab Agustus e. Pekan kreatifitas siswa No Kegiatan Sasaran Waktu 1 Lomba kreatifitas siswa Kelas I-VI Juni 2 Lomba kreatifitas Memperingati HUT siswa Kelas I - VI Agustus RI Kemerdekaan 3 f. Aksioma Kelas I - VI September Pembiasaan dan bimbingan bagi calon siswa teladan dan siswa peserta Olimpiade MIPA No Kegiatan Sasaran Waktu 1 Kelas IV-V Seminggu sekali Pembinaan 53 g. Bimbingan konseling No Kegiatan Sasaran Waktu 1 Bimbingan belajar Kelas I-VI Setiap hari 2 Masalah pribadi Kelas I-VI Setiap hari 3 Kehidupan social Kelas I-VI Setiap hari 4 Pengembangan karir Kelas I-VI Setiap hari Ekstrakurikuler Wajib 1. Pramuka Karakteristik model blok, yaitu : a. Diikuti oleh seluruh siswa. b. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran. c. Untuk kelas I, kelas VI diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) . d. Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 jam. e. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus. f. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) Karakteristik Model Aktualisasi a. Diikuti oleh seluruh siswa . b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit. Karakteristik Model Reguler a. Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka di dalam Gugus Depan. b. Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan. 54 2. Pramuka Siaga a. Pramuka Siaga Mula No Kegiatan 1 2 3 4 5 b. Waktu Pembimbing Spiritual : Mengenal aturan agama yang dianut Emosional : Mengenal Dwisatya dan Dwidarma Sosial : Mengenal anggota keluarga, teman satu barung, teman satu perindukan Intelektual : Mengenal pengetahuan, teknologi sederhana dan keterampilan kepramukaan Fisik : Mengenal organ tubuh, gerakan dasar olahraga, kebersihan dan kesehatan Pramuka Siaga Bantu No Kegiatan 1 Spiritual : Memahami aturan agama yang dianut dan toleransi 2 Emosional : Memahami Dwisatya dan Dwidarma 3 Sosial : Mengenal lingkungan, dan mengetahui aturan sosial yang ada di lingkungannya 4 Intelektual : Melaksanakan pengetahuan teknologi sederhana dan keterampilan kepramukaan serta dapat memanfaatkannya Waktu Pembimbing 55 5 Fisik : Memahami fungsi organ tubuh, gerakan dasar olahraga, kebersihan dan kesehatan c. Pramuka Siaga Tata No Kegiatan 1 2 3 4 5 Waktu Pembimbing Spiritual : Melaksanakan aturan agama yang dianut dan menghormati penganut agama lain Emosional : Mengamalkan Dwisatya dan Dwidarma Sosial : Menaati aturan sosial yang ada di lingkungannya dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan penuh tanggungjawab Intelektual : Menceritakan pengetahuan teknologi sederhana dan keterampilan kepramukaan yang dimilikinya dalam barung dan perindukan Fisik : Membiasakan hidup sehat dengan menjaga kebersihan, berolahraga secara teratur dengan mematuhi aturannya 56 BAB IV BEBAN BELAJAR A. Kegiatan Tatap Muka Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 38, 36, 37 sedangkan untuk kelas IV 47 dan kelas V, dan VI masing-masing 43 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan Madrasah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik Kegiatan tatap muka adalah Kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik . Untuk Madrasah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di Madrasah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. B. Kegiatan Terstruktur Kegiatan tugas terstruktur adalah Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara guru dengan peserta didik. 57 Suatu tugas dikatakan terstruktur manakala tugas itu diselesaikan seorang siswa dengan batas yang telah ditentukan oleh guru. Misalnya tugas itu dikumpulkan pada pertemuan minggu berikutnya atau beberapa hari lagi tergantung guru. Pemberian tugas-tugas terstruktur kepada siswa digunakan untuk Mencapai standar kompetensi minimal nasional. Kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator dan teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Dengan alasan karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup; jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak; materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan alokasi waktu cukup tersedia. C. Kegiatan Mandiri Tidak Tersetruktur Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi tertentu . Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh peserta didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Kegiatan ini dirancang oleh guru namun tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran baik untuk sistem paket maupun sistem SKS. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. Penyelesaian tugas mandiri tidak terstruktur dikumpulkan pada batas maksimum yang telah ditentukan oleh guru dan siswa boleh mengumpulkannya kapan saja yang penting antara rentang batas maksimum yang telah ditentukan. Misalnya tugas dikumpulkan paling lambat satu minggu sebelum UTS atau satu minggu sebelum semester atau dua minggu sebelum ujian nasional, dll Sebaiknya tugas TT dan TMTT ini dibarengi dengan pegangan murid seperti 58 konsep materi pembelajaran dari guru, diktat , modul, bahan ajar lainnya, seperti perpustakaan sebagai referensi mereka dalam melaksanakan tugas tersebut. Bisa juga koran atau Internet. Kalau memang tugas itu berat boleh dikerjakan secara berkelompok. 59 BAB V KALENDER PENDIDIKAN A. Kalender Pendidikan MI YAPPI Putat Tahun Pelajaran 2014/2015. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. B. Analisis Hari Belajar Efektif ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Sabtu Jumat Kamis Rabu Selasa Senin SEMESTER BULAN JUML AH HARI KEGIATAN Juli 1 1 1 1 1 1 6 Agustus 3 3 3 3 4 4 20 25 s.d. 29 Agustus 2014 I Oktober S E M E S T E R Septem ber 14 s.d. 16 Juli 2014 21 s.d 26 Juli 2014 Hari-hari pertama masuk sekolah 28 dan 29 Juli Hari Libur Akhir Ramadhan 2014 Hari Besar Idul Fitri 1435 H 30 Juli s.d. 7 Hari libur Idul Fitri 1435 H Tahun Agustus 2014 2014 17 Agustus 2014 HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 5 5 4 4 4 4 26 5 Oktober 2014 Hari Besar Idul Adha 1435 H 13 s.d 18 Oktober 2014 Ujian Tengah Semester I 4 4 4 5 5 3 25 25 Oktober 2014 Tahun Baru Hijjriyah 1436 H 29 Oktober 2014AKSIOMA tingkat DIY Nopem ber 4 4 4 4 4 5 25 Desemb er 3 3 3 3 3 3 18 JUMLAH 25 Libur Kusus ( Hari Guru Nasional 28 nov – 6 Desember Ulangan akhir semester I 25 Desember Hari Raya Natal 20 Desember Penerimaan Raport 22 Des- 3 Jan 2015 libur semester I 120 60 Sabtu Jumat Kamis Rabu Senin Selasa SEMESTER BULAN JUML AH HARI Januari 4 4 4 4 4 4 24 Pebruari 4 4 4 4 4 4 24 KEGIATAN • 3 Januari HAB Depag • 9 s/d 14 Maret Kegiatan tengah semester ( UTS Semester II ) 5 5 4 4 4 4 26 4 4 5 5 4 4 26 4 4 4 3 4 5 24 April Mei Juni Juli JUMLAH S E M E S T E R II Maret 21 s.d. 26 April 2015 • 02 Mei Hari Pendidikan Nasional • 4 s/d 6 Mei 2015 US Utama tingkat MI - 11 s.d. 13 Mei 2015 US Susulan tingkat MI • 5 s/d 13 Juni Ulangan Kenaikan Kelas ( UKK ) 4 3 4 4 4 - - - - - 4 23 • 27 Juni Pembagian rapor 29 juni s.d 11 Juli 2015 Libur Kenaikan Kelas. - 147 Keterangan Jumlah jam belajar pertahun = 42 minggu Putat, 14 Juli 2014 Kepala Madrasah MI YAPPI Putat Sunaryanti, S.Pd.I. NIP. 19690316 2000032001 61 C. Rencana Pembagian Waktu KBM Rencana Pembagian Waktu KBM MI YAPPI Putat tahun Pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut : Hari Senin No Jam Pelajaran ke Waktu ( pukul ) 1 Upacara Bendera 06.40 – 07.00 2 Asmaul Husna 07.00 – 07.35 3 Kedua 07.35 – 08.10 4 Ketiga 08.10 – 08. 45 5 Istirahat I 08.45 – 09.00 6 Keempat 09.00 – 09. 35 7 Kelima 09.35 – 10.10 8 Keenam 10.10 – 10.45 9 Istirahat II 10.45 - 11.00 10 Ketujuh 11.00 – 11.35 11 Kedelapan 11.35 – 12.10 Hari Selasa No Jam Pelajaran ke Waktu ( pukul ) 1 Upacara Bendera 06.50 – 07.00 2 Asmaul Husna 07.00 – 07.35 3 Kedua 07.35 – 08.10 4 Ketiga 08.10 – 08. 45 5 Istirahat I 08.45 – 09.00 6 Keempat 09.00 – 09. 35 7 Kelima 09.35 – 10.10 8 Keenam 10.10 – 10.45 9 Istirahat II 10.45 - 11.00 10 Ketujuh 11.00 – 11.35 11 Kedelapan 11.35 – 12.10 12 Kesembilan 12.10 – 12.45 62 Hari Rabu, Kamis, Sabtu No Jam Pelajaran ke Waktu ( pukul ) 1 Asmaul Husna 06.50 – 07.00 2 Pertama 07.00 – 07.35 3 Kedua 07.35 – 08.10 4 Ketiga 08.10 – 08. 45 5 Istirahat 08.45 – 09.00 6 Keempat 09.00 – 09. 35 7 Kelima 09.35 – 10.10 8 Keenam 10.10 – 10.45 9 Istirahat 10.45 - 11.00 10 Ketujuh 11.00 – 11.35 11 Kedelapan 11.35 – 12.10 Hari Jum’at No Jam Pelajaran ke Waktu ( pukul ) 1 Asmaul Husna 06.50 – 07.00 2 Pertama 07.00 – 07.35 3 Kedua 07.35 – 08.10 4 Ketiga 08.10 – 08. 45 5 Istirahat 08.45 – 09.00 6 Keempat 09.00 – 09. 35 7 Kelima 09.35 – 10.10 8 Keenam 10.10 – 10.45 Putat, 14 Juli 2014 Kepala Madrasah MI YAPPI Putat Sunaryanti, S.Pd.I NIP. 19690316 200003 2 001 63 JADWAL PELAJARAN Contoh Jadwal kelas IV WAKTU SENIN SELASA 7.00 – 7.35 Hidup Hemat Energi 7.35 – 8.10 Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Istirahat Agama Hidup Hemat Energi ( ORKES ) Hidup Hemat Energi ( ORKES ) Hidup Hemat Energi ( ORKES ) Istirahat Hidup Hemat Energi 8.10 – 8.45 8.45 – 9.00 9.00 – 9.35 9.35 10.20 – Agama Hidup Hemat Energi 10.20 10.45 - Hidup Hemat Energi 10.45 11.30 – Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi RABU KAMIS JUMAT SABTU Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Agama Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Agama Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi ORKES Hidup Hemat Energi Hidup Hemat Energi Daftar Tabel Tema KELAS I KELAS II 1. Diriku 1. Hidup 1. sayangi Rukun hewan dan tumbuhan di sekitar 2.bermain di 2.pengalaman yang lingkunganku mengesankan 3.tugasku 3.mengenal seharicuaca hari dan musim 2. Kegemaran ku 3.kegiatanku 4.keluargaku KELAS III 4.aku dan 4.ringan sama Madrasahku dijinjing berat sama dipikul 5.pengalaman 5.hidup bersih 5.mari kita ku dan sehat bermain dan berolahraga 6.lingkungank 6.air, bumi 6.indahnya u dan persahabatan matahari 7.benda, 7.merawat 7.mari kita binatang hewan hemat dan tanaman dan energi untuk di tumbuhan masa sekitarku depan KELAS IV KELAS V 1. indahnya kebersamaan 2.selalu berhemat energi 3.peduli terhadap makhluk hidup 4.berbagai pekerjaan KELAS VI 1. bermain 1. selamatkan dengan benda- makhluk benda di hidup sekitar 2.peristiwa dalam kehidupanku 3.hidup rukun 4.sehat penting 5.menghargai 5.bangga jasa sebagai pahlawan bangsa indonesia 6.indahnya negeriku 2.persatuan dalam perbedaan 3. tokoh dan penemu itu 4.globalisasi 5.wirausaha 6.kesehatan masyarakat 7.cita-citaku 64 8.peristiwa alam 8.keselamatan 8.berperilaku di rumah dan baik dalam perjalanan kehidupan sehari-hari 9. menjaga kelestarian lingkungan 8.daerah tempat tinggalku 9.makanan sehat dan bergizi 65 BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Kurikulum MI YAPPI Putat adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.Kurikulum ini terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Kurikulum MI YAPPI Putat dikembangkan bersama oleh Madrasah dan komite Madrasah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. B. SARAN Dalam Penyusunan Kurikulum MI YAPPI Putat memerlukan bimbingan dan pengarahan dari pengawas Madrasah dan pihak-pihak yang terkait, untuk kesempurnaan Kurikulum MI YAPPI Putat Putat, 14 Juli 2014 Kepala Madrasah SUNARYANTI,S.Pd.I. NIP.19690316200032001 66 DAFTAR PUSTAKA Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2003).Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikdasmen Peraturan Mendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (2006). Jakarta: BNSP Peraturan Mendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (2006). Jakarta: BNSP Pedoman Penyusunan KTSP DAN KURIKULUM 2013 SD/MI (2008). Jakarta, Dirjen Dikdasmen Panduan penelaahan KTSP DAN KURIKULUM 2013, (2009). Jakarta: Depdiknas, Balitbang Puskur Inpres RI Nomor 1 Tahun 2010 Tanggal 29 Februari 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional khususnya bidang pendidikan berkenaan denganpenyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan ni;lai-nilai bedaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 31 tentang Penetapan Pelaksanaan Pengembangan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-Hak Anak Kabupaten Bantul Tahun 2010 67 68 69 70