peningkatan kualitas pembelajaran al

advertisement
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
AL-QUR’AN DENGAN STRATEGI KLASIKAL BACA
SIMAK MURNI DI KELAS AL-QUR’AN DI TPQ
TARBIYATUL ATHFAL TUNGGUL
PANDEAN NALUMSARI JEPARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
NUR YANAH
NIM. 131310001237
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
JEPARA
2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 bandel
Hal
: Naskah Skripsi
A.n. Sdri. Nur Yanah
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
kami kirim naskah skripsi Saudari:
Nama
: Nur Yanah
Nomor Induk : 131310001237
Judul
: Peningkatan Kualitas Pembelajaran al-Qur’an Dengan
Strategi Klasikal Baca Simak Murni di Kelas al-Qur’an
Di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari
Jepara
Dengan ini kami mohon kiranya naskah skripsi saudari tersebut dapat
segera di munaqasyahkan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jepara, 21 September 2015
Pembimbing
Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag
NIP. 195601171990011001
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan bahwa apa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Jepara, 21 September 2015
Saya yang menyatakan,
Nur Yanah
NIM. 131310001237
iv
ABSTRAK
Nur Yanah, 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran al-Qur’an Dengan Strategi
Klasikal Baca Simak Murni di Kelas al-Qur’an Di TPQ Tarbiyatul Athfal
Tunggul Pandean Nalumsari Jepara. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UNISNU Jepara, Pembimbing: Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag.
Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran al-Qur’an, Klasikal Baca Simak Murni.
Strategi pembelajaran Klasikal Baca Simak Murni merupakan metode
yang sangat sederhana, lebih menekankan pada cara membaca dengan makhroj
dan tajwid yang benar, sehingga memudahkan anak-anak supaya lebih cepat
belajar membaca huruf-huruf al-Qur'an dengan benar dan membawa peningkatan
kualitas beragama. Metode ini dinilai efektif dalam mengajarkan membaca alQur'an pada anak-anak. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1)
Bagaimana peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan strategi Klasikal
Baca Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ
Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara? 2) Apakah penerapan
strategi Klasikal Baca Simak Murni dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
belajar membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul
Pandean Nalumsari Jepara?
Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang
dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi
dikelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data tentang
gambaran, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau
penurunan setelah tindakan kelas dilakukan persiklus.
Kajian ini menunjukkan bahwa: 1) Peningkatan kemampuan membaca
al-Qur’an dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran alQur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari
Jepara dapat dilihat dari peningkatan nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa
yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, yakni pada prasiklus nilai
rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 64.5, namun pada siklus I meningkat
menjadi 68 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 72. Selain itu, nilai
ketuntasan siswapun mengalami peningkatan, yang semula pada prasiklus siswa
yang tuntas hanya 3 siswa (30%), namun pada siklus I meningkat menjadi 5 siswa
(50%) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 8 siswa (80%). 2) Penerapan
strategi Klasikal Baca Simak Murni dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
belajar membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul
Pandean Nalumsari Jepara. Hal ini terjadi karena siswa sudah memiliki rasa
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Selain itu, strategi pembelajaran
yang diterapkan juga cukup menarik dan mengurangi kebosanan terhadap
kegiatan belajar mengajar.
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
ARAB-LATIN
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di
bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf latin.
Huruf Arab
‫أ‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ث‬
‫ج‬
‫ح‬
‫خ‬
‫د‬
‫ذ‬
‫ر‬
‫ز‬
‫س‬
‫ش‬
‫ص‬
‫ض‬
‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ن‬
‫و‬
‫هـ‬
‫ء‬
‫ي‬
Nama
alif
ba
ta
sa
jim
ha
kha
dal
zal
ra
za
sin
syin
sad
dad
ta
za
'ain
gain
fa
qaf
kaf
lam
mim
nun
wau
ha
hamzah
ya
Huruf Latin
Dilambangkan
b
t
Ṡ
j
Ң
kh
d
Ż
r
z
s
sy
Ṣ
Ḍ
Ṭ
Ẓ
'
g
fa
q
k
l
m
n
w
h
"
y
vi
Keterangan
tidak dilambangkan
be
te
es (dg. titik di atas)
je
ha (dg.titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dg. titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dg. titik di bawah)
de (dg. titik di bawah)
te (dg. titik di bawah)
zet (dg. titik di bawah)
koma terbalik di atas
ga
ef
ki
ka
el
em
en
we
ha
apostrof
ye
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal satu monoftong dan vokal rangkap atau diftong:
a. Vokal tunggal
Tanda
Keterangan
َ
Huruf Latin
Fathah pendek
a
Contoh
‫أَ َ َل‬
Kasrah pendek
i
‫ِ ِ ٌلل‬
Zummah pendek
u
‫أ ُ ُ ٌلد‬
ِ
ُ
b. Vokal rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harokat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu :
Tanda
‫ي‬
Nama
َ
‫و‬
َ
Huruf Latin
Contoh
Fathah dan ya
ai
‫َ ْي ٌلد‬
Fathah dan wawu
au
‫ْيُو ٌلز‬
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Tanda
‫ي‬
Nama
َ ‫أ‬
‫ي‬
‫و‬
ُ
ِ
Huruf Latin
Contoh
Fathah dan alif
atau ya
â
‫َ َن‬
Kasrah dan ya
î
‫َ ِ ْي‬
Zammah wau
û
‫ُ ْيو ُ ْيوا‬
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati, karya ini, dipersembahkan untuk.
1. Ayah dan Ibuku tercinta yang yang dengan kasih sayangnya telah mengasuh,
membimbing serta memanjatkan senandung do’a, sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini.
2. Calon suamiku dan kakak-kakakku, yang selalu menjadi penyemangatku
dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini.
3. Rekan-rekan seangkatanku yang selalu menjadi teman seperjuangan dalam
mengarungi masa-masa pendidikan ketika di UNISNU Jepara.
viii
MOTTO
              
)125 :‫ (النحل‬         
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Qs. an-Nahl: 125)1
1
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 1999), hlm. 280.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahimm
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap
terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan
bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan
bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara
khusus penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhtarom, H.M, selaku Rektor UNISNU Jepara.
2. Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UNISNU Jepara.
3. Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag, selaku dosen pembimbing selaku pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Para Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali penulis dengan berbagai
pengetahuan dan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
5. Para guru TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara yang
telah membantu penulis untuk melakukan penelitian di tempatnya.
6. Segenap staf perpustakaan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin dan
layanan perpustakaan.
7. Bapak, ibu, dan kakak-kakakku yang tersayang terima kasih atas cinta, kasih,
do’a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dalam membantu
penulis dengan penuh kesabaran.
8. Segenap rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.
x
Atas segala bantuan yang telah beliau-beliau berikan, penulis
ucapkan terimakasih dan semoga amal baik mereka semoga di balas yang
setimpal oleh Allah SWT. Amin
Jazakumullah Akhsanal Jaza'
Jepara, 21 September 2015
Penulis,
Nur Yanah
NIM. 131310001237
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
ii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................
iv
ABSTRAK ........................................................................................................
v
PEDOMAN TRANSLITER ............................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
MOTTO ............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Penegasan Istilah ........................................................................
6
C. Rumusan Masalah ......................................................................
7
D. Tujuan Penelitian .......................................................................
8
E. Manfaat Penelitian .....................................................................
8
F. Penelitian Terdahulu ..................................................................
9
G. Sistematika Penulisan ................................................................ 11
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran al-Qur'an .............................................................. 13
1. Pengertian Pembelajaran al-Qur’an ..................................... 13
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran al-Qur’an 16
3. Tujuan Pembelajaran al-Qur’an ........................................... 20
4. Metode Pembelajaran Al-Qur'an .......................................... 21
5. Evaluasi Pembelajaran al-Qur'an ......................................... 23
B. Strategi Pembelajaran al-Qur’an ................................................ 25
1.
Pengertian Strategi Pembelajaran al-Qur’an ....................... 25
2.
Macam-macam Strategi Pembelajaran al-Qur’an ............... 26
xii
3.
Indikator Pembelajaran Berkualitas .................................... 28
C. Strategi Klasikal Baca Simak Murni .......................................... 29
1.
Pengertian Stategi Klasikal Baca Simak Murni .................. 29
2.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Klasikal Baca Simak
Murni ................................................................................... 30
D. Hipotesis Tindakan..................................................................... 31
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 32
B. Setting Penelitian ....................................................................... 32
C. Subyek Penelitian ....................................................................... 32
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 33
E. Indikator Kinerja ........................................................................ 34
F. Prosedur Penelitian..................................................................... 35
G. Teknik Validitas Data ................................................................ 36
H. Analisis Data .............................................................................. 37
I. Indikator Keberhasilan ............................................................... 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 39
1.
Data Temuan Prasiklus ........................................................ 39
2.
Data Temuan Siklus I .......................................................... 41
3.
Data Temuan Siklus II ......................................................... 47
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 56
1.
Analisis Penelitian Tindakan Prasiklus ............................... 56
2.
Analisis Penelitian Tindakan siklus I .................................. 57
3.
Analisa Penelitian Tindakan Siklus II ................................. 61
C. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Strategi Klasikal Baca
Simak Murni dalam Meningkatkan Kemampuan Anak dalam
Belajar Membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ
Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara .............. 67
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 69
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 71
xiii
B. Saran-saran ................................................................................. 72
C. Kata Penutup .............................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus ........................
Tabel 2
: Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus ........................ 39
Tabel 3
: Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I .......................... 45
Tabel 4
: Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus I ............................. 45
Tabel 5
: Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus dan Siklus I ............... 46
Tabel 6
: Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II ......................... 52
Tabel 7
: Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus II ............................ 53
Tabel 8
: Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 53
Tabel 9
: Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II... 54
4
Tabel 10 : Nilai Hasil Belajar al-Qur’an Prasiklus ........................................ 56
Tabel 11 : Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I .......................... 58
Tabel 12 : Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus I ............................. 59
Tabel 13 : Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II ......................... 62
Tabel 14 : Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus II ............................ 63
Tabel 15 : Daftar nilai Siklus I dan Siklus II ................................................. 65
Tabel 15 : Perbandingan Ketuntasan pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II . 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus dan Siklus I ............... 46
Gambar 2 : Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 53
Gambar 3 : Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II... 54
Gambar 4 : Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 67
Gambar 5 : Perbandingan Ketidak-Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II ......................................................................................... 67
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diwahyukan melalui perantara
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang
tidak ada taranya bagi alam semesta, di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi
yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai
dan mengamalkannya. Bukan itu saja, tetapi al-Qur'an juga merupakan kitab
suci yang sempurna yang diturunkan Allah yang isinya mencakup segala
pokok-pokok syari’at yang terdapat dalam Kitab-kitab suci yang diturunkan
sebelumnya dan tidak ada sesuatu hal yang dialpakan, sebagaimana Firman
Allah Swt dalam Surat al-An’am ayat 38:
)38 :‫ (األنعام‬      
Artinya : “...Tidaklah kami alpakan sesuatupun dalam al-Kitab...” (Qs. alAn’am : 38)1
Karena itulah al-Qur'an hendaknya diperkenalkan kepada anak sedini
mungkin terutama dalam hal membacanya. Sebab kemampuan membaca alQur'an bagi kehidupan umat Islam merupakan hal yang sangat penting dan
utama. Dengan kemampuan membaca diharapkan umat Islam dapat
mempelajari ilmu pengetahuan yang terkandung dalam al-Qur'an serta
mengamalkannya, yang pada akhirnya dapat menambah keimanan dan
1
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra,
1989), hlm. 192.
1
2
ketaqwaan sebagai muslim. Al-Qur'an sendiri diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw yang pertama kali untuk membaca, sebagaimana Firman
Allah Swt dalam Surat al-Alaq ayat 1-5:
             
)5-1 :‫ (العلق‬          
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menjadikan,
yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang teramat Mulia, Yang mengajarkan dengan pena
(tulis baca). Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. al-Alaq 1-5)2
Penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan keagamaan diatur
dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 30 ayat 1
dan 3 bahwa fungsi pendidikan keagamaan yaitu mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilainilai ajaran agamanya serta menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan dapat
diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal.3
Pendidikan Islam yang diselenggarakan di sekolah terdiri atas:
Raudhatul Athfal yang setingkat dengan Taman Kanak-Kanak, Madrasah
Diniyah swasta, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah
Aliyah.4 Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang menghendaki penuh
kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin
2
Ibid, hlm. 1079.
Qadir (eds), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Media
Wacana Press, 2003), cet.1, hlm. 23
4
Ismail SM (eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001), cet.1, hlm. 49
3
3
oleh guru untuk mempelajari kurikulum-kurikulum yang bertingkat.5
Pendidikan Islam yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat sekarang
ini banyak ragam dan jenisnya. Adapun pendidikan Islam luar sekolah (non
formal) di lingkungan masyarakat di antaranya yang menonjol adalah:
pondok pesantren, masjid dan musholla, TPQ (Taman Pendidikan AlQur'an).6
Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar dan diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, non formal dan informal. TPQ sebagai jalur pendidikan
formal memiliki tujuan agar peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan
TPQ, diharapkan memiliki bekal dasar untuk menjadi generasi yang
mencintai al-Qur'an, menjadikan al-Qur'an sebagai bacaan dan pandangan
hidup sehari-hari (generasi Qur'ani). Pembelajaran al-Qur'an sejak dini
merupakan sarana pendidikan yang sangat efektif dalam rangka menanamkan
perasaan keagamaan dan kecintaan terhadap al-Qur'an, yang pada akhirnya
akan memperkokoh aqidah serta memperindah akhlaqul karimah dan amaliah
Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran al-Qur’an yang terjadi di TPQ Tarbiyatul Athfal
Tunggul Pandean Nalumsari Jepara masih bersifat konvensional, yaitu
dengan teknik sorogan atau individual. Santri membaca secara individu maju
satu persatu kepada ustadz sesuai halaman masing-masing. Selesai membaca
dihadapan ustadz, santri mengulang bacaannya sendiri beberapa kali. Kondisi
5
Tim Karya Aditama, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya
Aditama, 1996) cet.1 hlm. 202
6
Ibid., hlm. 52
4
seperti itu menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu: Pertama, santri tidak
diberi kesempatan untuk menyimak bacaan orang lain. Kedua, tidak ada
kompetisi di antara sesama santri. Ketiga, tempo belajar hanya beberapa
menit saja dari satu jam yang tersedia. Keempat, kesempatan untuk
mengoreksi bacaan teman tertutup. Kelima, kelas menjadi bising, sehingga
belajarnya
santri
kurang
nyaman.
Keenam,
kurang
terfokusnya
pelajaran tajwid dan bacaan ghorib. Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu
dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi dan pendekatan, baik itu
dalam penggunaan media ataupun metode penyampaian sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Adapun
nilai pembelajaran al-Qur’an yang didapat oleh anak sebelum diterapkannya
strategi Klasikal Baca Simak Murni adalah sebagai berikut,
Tabel 1
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus
Nama
Nilai
Keterangan
No
1
Abida Rahma Febriani
75
L – (Lancar -)
2
Adelia Dwi Saputri
65
CL (Cukup Lancar)
3
Alya Safira
70
L – (Lancar -)
4
Dyah Widayati
60
CL (Cukup Lancar)
5
Nadya Efri Nadhifa
60
CL (Cukup Lancar)
6
Salma Fitri Nur Husna
55
KL (Kurang Lancar)
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
CL (Cukup Lancar)
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
65
CL (Cukup Lancar)
9
Linda Khoirunnisa
60
CL (Cukup Lancar)
10
Sabila Fitri
70
L – (Lancar -)
Rata-rata
64.5
5
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan membaca alQur’an kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari
Jepara memiliki kemampuan yang masih kurang karena nilai rata-rata yang
didapat hanya 64.5 dengan rata-rata anak mendapatkan kategori CL (cukup
Lancar). Penelitian ini difokuskan untuk mengatasi faktor internal yang
diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan santri membaca alQur’an berdasarkan kaidah qira’at dan tajwid, yaitu kurangnya inovatif dan
kreativitas ustadz dalam menggunakan metode pembelajaran al-Qur’an
sehingga kelas menjadi monoton dan membosankan. Salah satu metode yang
mampu menjadikan pembelajaran al-Qur’an menjadi aktif, efektif, kondusif,
dan menyenangkan adalah strategi Klasikal Baca Simak Murni. Melalui
strategi Klasikal Baca Simak Murni ini, santri bukan dijadikan sebagai objek
pembelajaran, melainkan sebagai subjek pembelajaran. Santri diajak untuk
mengoreksi bacaan temannya dan membenarkannya bila terjadi salah
membaca. Dengan cara demikian, terjadi kompetisi di antara santri siapa yang
terbaik dalam membaca al-Qur’an dan peningkatan kualitas bacaan santri
maupun kualitas mengoreksi bacaan al-Qur’an.
Dalam pembelajaran al-Qur'an banyak strategi yang digunakan dari
masa ke masa seperti strategi pembelajaran baghdadiyah, hijaiyah, iqra’,
qira’ati hingga ke strategi pembelajaran baca simak murni. Semua metode
pembelajaran tersebut ada keunggulan juga ada kekurangan. Strategi
pembelajaran Klasikal Baca Simak Murni merupakan metode yang sangat
sederhana, lebih menekankan pada cara membaca dengan makhroj dan tajwid
6
yang benar, sehingga memudahkan anak-anak supaya lebih cepat belajar
membaca huruf-huruf al-Qur'an dengan benar dan membawa peningkatan
kualitas beragama. Metode ini dinilai efektif dalam mengajarkan membaca alQur'an pada anak-anak. Berawal dari latar belakang tersebut, penulis ingin
mengetahui secara komprehensif tentang pelaksanaan strategi Klasikal Baca
Simak Murni dalam pembelajaran al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal
Tunggul
Pandean
Nalumsari
Jepara
dalam
meningkatkan
kualitas
pembelajaran al-Qur’an melalui sebuah skripsi.
B. Penegasan Istilah
Dalam rangka memberikan penjelasan dan penegasan istilah yang
terdapat dalam judul, maka disertakan definisi peristilahan yang dimaksud.
Untuk memudahkan pemahaman dan meng-hindari kesalah-pahaman
terhadap judul di atas.
1.
Kualitas Pembelajaran al-Qur’an
Kualitas adalah tingkat baik buruknya (mutu) dengan menggambarkan di muka bumi ini biasanya menyangkut juga jangka waktu
penyelesaiannya, tata waktu dalam tahap pengerjaan atau pengutamaannya, penggunaan material dan peralatan yang diperlukan, pembagian
wewenang dan tanggung jawab serta kejelasan lainnya yang dianggap
perlu.7 Pembelajaran adalah setiap upaya yang sistematis dan disengaja
oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik
7
Pariata Westra, Sutarto, Ibnu Syamsi, Ensiklopedi Administrasi, (Jakarta: CV. Haji
Masagung, 1989), hlm. 357
7
melakukan kegiatan belajar.8 Jadi, adanya hubungan interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan, sedang tugas guru mengkondisikannya.
Sedangkan al-Qur'an adalah kitab suci yang diwahyukan Allah Swt
kepada Nabi Muhammad sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia
dalam hidup dan kehidupan.9 Hal ini kaitannya dengan ayat-ayat yang
hanya dibaca dan dilafalkan dengan tepat, benar sesuai makhrajnya.
2.
Stategi Klasikal Baca Simak Murni
Strategi adalah perencanaan atau planning dan management untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan strategi Klasikal Baca Simak Murni
adalah salah satu strategi pembelajaran al-Qur’an dimana guru mengajarkan secara bersama-sama setiap halaman judul dan diteruskan secara
individu pada halaman latihan sesuai halaman masing-masing, disimak
oleh siswa yang tidak membaca dan dimulai dari halaman yang paling
rendah sampai yang paling tinggi.10
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
1.
Bagaimana peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan strategi
Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di kelas alQur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara?
8
Sudjana S. dan Djuju, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung:
Falah Production, 2001), hlm 8.
9
Nasirudin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm. 86.
10
Anonym,http://belajare-learning.blogspot.com, diakses pada tanggal 12 Desember
2014
8
2.
Faktor apa yang mempengaruhi penerapan strategi Klasikal Baca Simak
Murni dalam meningkatkan kemampuan anak dalam belajar membaca alQur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean
Nalumsari Jepara?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan
strategi Klasikal Baca Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di
kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari
Jepara.
2.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penerapan strategi
Klasikal Baca Simak Murni dalam meningkatkan kemampuan anak
dalam belajar membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an Di TPQ Tarbiyatul
Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat,
a.
Sebagai bahan informasi terhadap TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul
Pandean Nalumsari Jepara dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
b.
Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga yang lain, baik
formal maupun nonformal yang membutuhkan gambaran proses
9
pembelajaran al-Qur’an kepada anak-anak usia dini yang telah
berhasil secara baik.
c.
Sebagai bahan komparatif dari metode mengajar al-Qur’an bagi
anak-anak usia dini, mana yang lebih efektif sesuai dengan kondisi
zaman
d.
Dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya yang lebih mendalam
dengan topik dan masalah pada medan kasus lain untuk memperoleh
perbandingan sehingga memperkaya penelitian ini.
2.
Secara praktis diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
a.
Bagi
sekolah,
sebagai
bahan
masukan
untuk
memecahkan
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas pembelajaran al-Qur’an kepada anak-anak usia dini.
b.
Bagi guru, dapat menjadi acuan dalam menerapkan metode
pembelajaran al-Qur’an kepada anak-anak usia dini sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c.
Bagi anak, dapat menambah motivasi anak dalam belajar sehingga
materi pembelajaran dapat diserap baik oleh siswa.
F. Penelitian Terdahulu
Untuk menghindari adanya plagiat, maka penulis sertakan beberapa
judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis, di mana isi
skripsi-skripsi tersebut sama-sama mengkaji tentang pelaksanaan sebuah
strategi pembelajaran al-Qur’an, tetapi metode dan penekanannya berbeda,
diantaranya:
10
1.
Karyono Supriyono dalam penelitiannya yang berjudul, “Efektifitas
Metode Qiro’ati dalam Keberhasilan Belajar Membaca al-Qur’an di
TPQ Raudlatul Falah Kaliwungu Kendal”. Dalam penulisannya ini
penulisnya berpendapat bahwa Metode Qiro’ati sangat efektif dalam
keberhasilan membaca al-Qur’an. Karena metode qira’ati adalah metode
atau cara penyampaian pelajaran kepada siswa dengan tidak mengeja
tetapi langsung membaca bunyi huruf yang berharokat (huruf hijaiyah).11
2.
Kaid
Fitani
dalam
penelitiannya
yang berjudul, “Problematika
Pengajaran al-Qur'an dengan Metode Qira’ati dan Solusinya (Studi
Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)”. Dalam skripsinya
Kaid Fitani menyimpulkan bahwa problem dalam pengajaran al-Qur'an
dengan metode qira’ati dalam keterbatasan tempat/kelas yang tidak
sesuai dengan jumlah siswa sehingga pengajar dalam melaksanakan
pembelajaran kurang efektif dan efisien. Untuk itu dibutuhkan
profesionalisme guru dalam mengajar harus ditingkatkan agar mencapai
hasil yang optimal.12
3.
Muthoifah dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Tentang Evaluasi
Pembelajaran Membaca al-Qur'an Metode Qira’ati di TPQ al-Ikhsan
Kelurahan Patebon Semarang”. Dalam skripsi tersebut Muthoifah
11
Karyono Supriyono, Efektifitas Metode Qiro’ati dalam Keberhasilan Belajar
Membaca al-Qur’an di TPQ Raudlatul Falah Kaliwungu Kendal, Skripsi Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2004).
12
Kaid Fitani, Problematika Pengajaran al-Qur'an dengan Metode Qira’ati dan
Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang), Skripsi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, 2004).
11
menyimpulkan bahwa evaluasi berfungsi untuk memahami dan
membantu perkembangan kemampuan santri dalam membaca al-Qur'an.
Keberhasilan membaca al-Qur'an dengan metode qira’ati dipengaruhi
oleh kompetensi guru, ketelitian, keuletan santri dan teknik pembelajaran
yang digunakan serta dukungan wali santri.13
Sedangkan skripsi ini terfokus pada pembelajaran al-Qur’an dengan
strategi klasikal baca simak murni di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul
Pandean Nalumsari Jepara. Di mana strategi Klasikal Baca Simak Murni
merupakan suatu metode yang tidak jauh berbeda dengan metode yang lain
seperti metode Qaro’ati. Strategi Klasikal Baca Simak Murni lebih
menekankan dari segi materi pembelajaran yang lebih praktis dan sederhana,
dengan mengutamakan pengenalan huruf hijaiyah dan harokat sebagai
komponen dalam membaca huruf hijaiyah tersebut.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang isi
skripsi ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan di
bawah ini, dimana dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, antara lain:
Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari
latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
13
Muthoifah, Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca al-Qur'an Metode
Qira’ati di TPQ al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2004).
12
Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini berisi empat sub bab. Sub bab
pertama membahas tentang pembelajaran al-Qur'an yang meliputi pengertian
pembelajaran al-Qur'an, faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran alQur’an, tujuan pembelajaran al-Qur'an, metode pembelajaran al-Qur'an dan
evaluasi pembelajaran al-Qur'an. Sub bab kedua akan membahas tentang
strategi
pembelajaran
al-Qur’an
yang
meliputi
pengertian strategi
pembelajaran, macam-macam strategi pembelajaran al-Qur’an dan Indikator
Pembelajaran Berkualitas. Sub bab ketiga akan membahas strategi Klasikal
Baca Simak Murni yang meliputi pengertian strategi Klasikal Baca Simak
Murni dan kelebihan dan kekurangan strategi Klasikal Baca Simak Murni.
Dan sub bab keempat berisi hipotesis tindakan.
Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi jenis penelitian,
setting penelitian, subyek penelitian, teknik dan alat pengumpulan data,
indikator kinerja, prosedur penelitian, teknik validitas data, analisis data dan
indikator keberhasilan.
Bab IV Hasil Penelitian. Yang akan membahas tentang deskripsi
lokasi penelitian, hasil penelitian tindakan dan pembahasan.
Bab V Penutup. Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan
penutup.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran al-Qur'an
1.
Pengertian Pembelajaran al-Qur’an
Istilah pembelajaran Al-Qur'an merupakan pengertian yang terdiri
dari dua suku kata, yang mengandung makna berbeda, yaitu
pembelajaran dan al-Qur'an. Sebelum membahas tentang pembelajaran
al-Qur'an, terlebih dahulu peneliti jelaskan pengertian belajar dan
mengajar secara umum. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dan
mengarahkan
pemahaman
pembelajaran
al-Qur'an
yang
penulis
kemukakan dalam skripsi ini. Juga didasarkan pada pemikiran bahwa
proses pembelajaran al-Qur'an tidak lepas dari proses belajar mengajar.
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi
terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi.1
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai
hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau
kecelakaan), dan bisa melakukannya pada pengetahuan lain serta mampu
mengkomunikasikannya kepada orang lain.2
Menurut Sardiman AM, belajar merupakan interaksi perubahan
tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya
1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarata: Bumi Aksara, 2001),
Cet. I, hlm. 57.
2
Made Pidarta, Landasan Pendidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia), (Jakarta, Rineka Cipta, 1997), Cet. I, hlm. 197.
13
14
dengan membaca, mengamati, mendengarkan meniru dan lain-lain.3
Saiful Sagala mengutip dari Arthur T. Jersied, mengatakan bahwa belajar
adalah “modification of behavior through experience and training” yaitu
perubahan atau pembawa akibat perubahan tingkah laku dalam
pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami
latihan.4 Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa secara
umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu, akibat
interaksi dengan lingkungan.
Adapun arti pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas,
yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar.5 Aktivitas mengajar
menyangkut peranan guru dalam konteks mengupayakan terciptanya
komunikasi yang harmonis antara mengajar dan belajar. Menurut Andrias
Harefa dalam bukunya Menjadi Manusia Pembelajar, pembelajaran
adalah proses pembentukan karakter, dan melalui proses mengajar belajar
(pengajaran).6 Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah
mengajar dilakukan oleh pihak guru, sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik/murid.7 Pada hakikatnya pembelajaran
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
3
Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2005), Cet. 12, hlm. 20.
4
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembalajaran (Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar), (Bandung: CV. Al Fabeta, 2003), hlm. 12.
5
Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajaran (on Becoming a Learnes)
Pemberdayaan Diri, Transformasi Organisasi dan Masyarakat Lewat Pembelajaran,
(Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2000), hlm. 60.
6
Ahmad Rohani HM, Pengeloaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
ed. Revisi, hlm. 4
7
Syaiful Sagala, Op. Cit., hlm. 61
15
sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.8 Dalam interaksi
tersebut, banyak sekali faktor internal yang datang dari dalam individu
maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
Sedangkan pengertian al-Qur'an sendiri, secara etimologi, lafadz
al-Qur'an berasal dari bahasa Arab, yaitu akar kata dari Qara’a yang
berarti membaca. Al-Qur'an adalah bentuk Isim Masdar yang diartikan
sebagai isim Maf’ul, yaitu Maqru yang berarti “yang dibaca”. Pendapat
lain
mengatakan
kata
qara’a
memiliki
arti
al-Jama’u
yaitu
“mengumpulkan dan menghimpun”. Jadi lafadz qur’an dan qira’ah
berarti menghimpun dan mengumpulkan sebagian huruf-huruf dan katakata yang satu dengan yang lainnya.9
Menurut istilah Al-Qur'an didefinisikan sebagai berikut:
Al-Qur'an adalah kalam Allah yang bermulai mukjizat, yang
diturunkan kepada pungkasan para nabi dan rasul, dengan
perantaraan Malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membacanya terhitung
ibadah, diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat
an-Nas.10
Jadi, pembelajaran al-Qur'an adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahanperubahan akan kemampuan membaca dan memahami al-Qur’an, dimana
kemampuan itu bersifat permanen yang dapat ditunjukkan dengan
8
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasinya dan Inovasi, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 100.
9
Mohammad Nor Ichwan, Belajar Al-Qur'an (Menyingkap Khazanah Ilmu-ilmu AlQur'an melalui Pendekatan Historis Metodologis), (Semarang: Rasaul, 2005), Cet. I. hlm. 33.
10
Muhammad Ali Ash Shabuni, al-Tibyan fi Ulumil Qur’an, (Beirut: al-Ulumul
Qutub, 1985), hlm. 8.
16
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap tingkah laku keterampilan/
kebiasaan-kebiasaan, perubahan aspek lainnya.
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran al-Qur’an
Pembelajaran terkait bagaimana (how to) membelajarkan siswa
atau santri atau bagaimana membuat santri dapat belajar dengan mudah
dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa (what to)
yang teraktualisasikan dalam kurikulum (kurikulum pesantren) sebagai
kebutuhan (needs) santri. Oleh karena itu, pembelajaran berupaya
menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum (pesantren)
dengan menganalis tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi
pendidikan agama yang terkandung ddi dalam kurikulum. Dalam
pembelajaran terdapat tiga komponen atau faktor utama yang saling
mempengaruhi dalam proses pembelajaran pendidikan agama. Ketiga
komponen itu adalah: 1) kondisi pembelajaran (pembelajaran al-Qur’an).
2) metode pembelajaran al-Qur’an 3) hasil pembelajaran al-Qur’an.11
a.
Faktor Kondisi
Faktor kondisi ini berinteraksi denagan pemilihan, penetapan,
dan pengembangan metode pembelajaran al-Qur’an. Kondisi
pembelajaran al-Qur’an adalah semua faktor yang mempengaruhi
penggunaan metode pembelajaran Al-Qur’an. Oleh karena itu
perhatian
kita
adalah
berusaha
mengientifikasikan
dan
mendiskripsikan faktor yang kondisi pembelajaran, yaitu: 1) Tujuan
11
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikkan Islam, (Suatu Upaya Meng Efektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah), (Bandung: Rosda Karya, 2002), hlm. 146
17
dan karakteristik bidang studi al-Qur’an. 2) kendala dan karakteristik
bidang studi al-Qur’an. 3) karaktristik peserta didik.12
b.
Faktor Metode
Metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi: 1)
strategi pengorganisasian, 2) strategi penyampaian, dan 3) strategi
pengelolahan
pembelajaran.
Metode
pembelajaran
Al-Qur’an
didefinisikan sebagai cara-cara tertentu yang paling cocok untuk
dapat digunakan dalam mencapai hasil pembelajaran Al-Qur’an yang
berada dalam kondisi pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, metode
pembelajaran Al-Qur’an dapat berbeda-beda menyesuaikan dengan
hasil pembelajaran dan kondisi pembelajaran yang berbeda pula.
Sedangkan metode pembelajaran al-Qur’an banyak sekali, metode
al-Nahdhiyah, metode Iqro’, metode Qiroaty, metode Tartila dan
lain-lain. Selain dari pada itu metode pembelajaran agama (alQur’an) banyak sekali, antara lain metode ceramah, Tanya jawab,
diskusi dan lain-lain.
c.
Faktor Hasil
Hasil
pembelajaran
dapat
diklasifikasikan
menjadi
keefektifan, efisiensi, dan daya tarik. Keefektifan belajar dapat
diukur dengan kriteria:
1) Kecermatan
dipelajari.
12
Ibid., hlm 150
penguasaan
kemampuan
atau
prilaku
yang
18
2) Kecepatan unjuk kerja sebagai beuntuk hasil belajar.
3) Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus
ditempuh.
4) Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar.
5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai.
6) Tingkat alih belajar.
7) Tingkat retensi belajar.
Sedangkan efesiensi hasil pembelajaran dapat diukur dengan
rasio antara kefektifan dengan jumlah waktu yang digunakan atau
dengn jumlah biaya yang dikeluarkan. Dan daya tarik pembelajaran
biasanya dapat diukur dengan mengamati kecenderungan peserta
didik untuk berkeinginan terus belajar.13
Dalam pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan maka perlu
dapat diperhatikan faktor-faktor pendidikan. Yang mana hal itu
mempunyai pengaruh sangat besar atau salah satu penentu keberhasilan
suatu pendidikan. Faktor-faktor yang mendukung dalam keberhasilan
pendidikan sebagai berikut:
a.
Faktor Siswa
Siswa atau peserta didik (santri) termasuk faktor yang
penting, karena lembaga pendidikan itu ada karena ada siswanya.
Kalau tidak ada siswanya maka tidak akan terjadi pembelajaran.
Menurut Sastropradja, anak menurut al-Ghazali diistilahkan dengan
13
Ibid., hlm 156
19
sebutan “Thalb al-Ilmi” penuntut ilmu pengetahuan atau anak yang
sedang mengalami perkembangan jasmani dan rohani sejak awal
hingga ia meninggal dunia.14
b.
Faktor Guru
Guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan terhadap anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya, agar mencapai kedewasaannya, mampu
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi dan
sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
Peranan pendidik atau guru menurut Sudjana ada tiga yaitu:
1) Peran guru sebagai pemimpin belajar, artinya merencanakan,
mengorganisasi, melaksanakan, dan mengontol kegiatan siswa
ketika belajar.
2) Guru sebagai fasilitator belajar, artinya guru meberikan
kemudahan-kemudahan pada siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya. Adapun kemudahan tersebut bisa diupayakan dengan
berbagai beuntuk diantaranya; menyediakan alat atau sumber
belajar.
3) Guru sebagai moderator belajar, artinya sebagai menampung
persoalan yang diajukan siswa dan mengembalikan lagi
persoalan tersebut kepada siswa lain.15
Syarat pendidik dalam pandangan pendidikan Islam adalah:
1) Taqwa kepada Allah. Guru menjadi tauladan bagi siswasiswinya, guru digugu dan ditiru (pepatah jawa), di contoh gerak
geriknya dan di segani perkataannya.
14
Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 74
15
Sudjana, Cara Siswa Belajar Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 1999), hlm. 32-33.
20
2) Berilmu, artinya mampu dan mau mengajarkan ilmunya kepada
orang lain.
3) Sehat jasmani dan rohani. Kesehatan badan (jasmani) sangat
mempengaruhi semangat bekerja.
4) Berkelakuan baik. Berbudi pekerti luhur, sesuai dengan sebagian
dari tujuan pendidikan adalah membeuntuk akhlak yang baik.
Bertolak dari hal tersebut, Humam menjelaskan tentang
syarat-syarat dalam mengajarkan al-Qur’an bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung dari kualitas dan kuantitas gurunya.
Sedangkan syarat menjadi ustadz dan ustadzah adalah:
1)
2)
3)
4)
3.
Penguasaan ilmu tajwid.
Kepribadian akhlak dan kemampuan mengajarnya.
Sifat kebapakan dan keibuan.
Tingkat pendidikan.16
Tujuan Pembelajaran al-Qur’an
Abdurrahman an Nahlawi mengemukakan bahwa tujuan jangka
pendek dari pendidikan al-Qur’an (termasuk di dalamnya tujuan
pembelajaran al-Qur'an) adalah mampu membaca dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, memahami dengan baik dan
menerapkannya. Di sini terkandung segi ubudiyah dan ketaatan kepada
Allah, mengambil petunjuk dari kalam-Nya, taqwa kepada-Nya, dan
tunduk kepada-Nya.17
16
Humam, Pedoman Pengelolahan, Pembinaan Dan Pengembangan TKA-TPA
Nasional, (Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan System Pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an AMM, 1993), hlm. 19.
17
Abdurrahman an Nahlawi, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:
Diponegoro, 1989), hlm. 184
21
Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji juga menjelaskan tujuan dari
pengajian (pembelajaran) al-Qur'an antara lain:
a.
Agar murid mampu membaca al-Qur'an dengan baik, benar dan tepat
makhraj hurufnya, panjang pendeknya, ghunnah dan lain sebagainya.
Agar murid suka dan senang membiasakan diri membaca al-Qur'an
dengan baik.
Agar murid dapat menghafal sejumlah surat-surat pendek dalam alQur'an yang dapat diterapkan dalam shalat sehari-hari.
Agar murid taat dan patuh kepada Allah SWT dalam melaksanakan
ibadah lainnya, seperti shalat, puasa, bersodaqoh dan sebagainya,
sehingga merupakan sebagian dari pengamalan dan penghayatan isi
kandungan al-Qur'an.18
b.
c.
d.
Sedangkan tujuan pembelajaran al-Qur'an menurut Muhammad
Abdul Qadir Ahmad adalah:
a.
Murid-murid dapat membaca kitab Allah dengan mantap baik dari
segi ketepatan harakat, saktah (tempat-tempat berhenti) membunyikan huruf-huruf dengan makhrajnya dan persepsi maknanya.
Murid-murid mengerti makna al-Qur'an dan terkesan dalam jiwa.
Murid-murid mampu menimbulkan rasa haru, khusuk dan tenang
jiwanya serta takut kepada Allah.
Membiasakan murid-murid kemampuan membaca pada mushaf dan
memperkenalkan istilah-istilah yang tertulis baik untuk waqaf, mad,
dan idghom.19
b.
c.
d.
4.
Metode Pembelajaran Al-Qur'an
Prinsip pengajaran al-Qur'an pada dasarnya bisa dilakukan
dengan bermacam-macam metode. Selama ini kita mendengar banyak
metode pembelajaran membaca, antara lain:
18
M. Syatiri Ahmad dkk., Pedoman Pengajian al-Qur'an bagi Anak-nak dan
Rekaman Diskusi Penyusunan Pedoman Pengajian Al-Qur'an bagi Anak-anak, (Jakarta:
Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/ Khutab Agama Islam Pusat Ditjen Bimas Islam
dan Urusan Haji Depag RI, 1982/1983), hlm. 4-5
19
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pembelajaran Agama, (terj.)
Ibrahim Husein, dkk., (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam, 1985), hlm. 8081
22
a.
Metode Sintetik (Aththariqatul Tarqibiyyah)
Metode pengajaran membaca dimulai dari mengenali huruf
Hijaiyah. Kemudian diberi tanda baca/harakat, lalu disusun menjadi
kalimat (kata), kemudian dirangkaikan dalam suatu jumlah (kalimat
dalam istilah bahasa Indonesia).
b.
Metode Bunyi (Athoriqatul Shautiyyah)
Metode ini dimulai dengan bunyi huruf bukan nama-nama
huruf seperti contoh: AA – BA – TA – TSA dan seterusnya. Dari
bunyi ini disusun menjadi satu kata yang kemudian menjadi
kata/kalimat yang teratur.
c.
Metode Meniru (Thariqatul Muhaka) atau Thariqatul Musyafahah
Sebagai pengembangan dari metode bunyi, lahirlah metode
meniru atau dari mulut ke mulut/dari bibir ke bibir. Dalam metode
ini guru dapat menerapkan cara membaca huruf dengan benar
melalui lidahnya. Sedangkan anak akan dapat melihat dan
menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf darilidah guru yang
ditirukannya.20 Selain itu Ahmad Syarifudin menambahkan metode
sorongan/ardul qura’ah (setoran bacaan), murid membaca di depan
guru sedangkan guru menyimak, dan metode mengulang-ulang
bacaan, sedang murid menirukannya kata perkata dan kalimat perkalimat secara berulang-ulang hingga terampil dan benar.21
20
21
M. Syatiri Ahmad dkk., Op.Cit, hlm. 37 – 38
Ahmad Syarifuddin, Op. Cit.,hlm. 81
23
Metode Campuran (Thoriqoh Jaami’ah)
d.
Dalam metode campuran ini guru diharapkan kebijaksanaannya dalam mengajarkan membaca dengan mengambil kebaikankebaikan dari metode-metode tersebut di atas, disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada.22
5.
Evaluasi Pembelajaran al-Qur'an
Evaluasi berarti menilai dalam arti kualitatif dan kuantitatif.23
Dengan evaluasi kita menilai mutu dan jumlah hasil belajar anak-anak.
Menurut Muhibin Syah evaluasi berarti penilaian terhadap keberhasilan
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.24
Dengan demikian evaluasi adalah suatu usaha/alat untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program baik secara kualitatif atau kuantitatif.
Secara umum ada 4 jenis evaluasi yang dapat digunakan dalam
pembelajaran membaca al-Qur’an.25
a.
Evaluasi Penempatan
Adalah tes yang mengukur siswa dan mengetahui tingkat
pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang
akan disajikan.26 Evaluasi ini juga sama dengan pre test. Tujuannya
adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa menangani
22
M. Syatiri Ahmad dkk, Op. Cit.,hlm. 39
Ibid., hlm. 18
24
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekaran Baru, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 141
25
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 245
26
Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: Grasindo,
1991), hlm. 5
23
24
pembelajaran yang bersangkutan (mengenai cara membaca alQur'an) secara baik dan benar berdasarkan tajwid dan mahrojnya.
Sehingga guna dapat benar memberikan materi (al-Qur'an), dan
menempatkan siswa pada kelompok yang sesuai dengan tingkat
kemampuannya.
b.
Evaluasi Formatif
Adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai
mempelajari suatu unit pelajaran tertentu.27 Pada pembelajaran alQur'an setiap kali selesai mengadakan pembelajaran al-Qur'an guru
mengevaluasi sejauh mana siswa menerima pelajaran dari guru
apakah sudah bisa cara membaca huruf al-Qur'an dengan fasih, baik
dan benar, setiap siswa dapat mempelajari materi berikutnya.
c.
Evaluasi Sumatif
Adalah evaluasi yang digunakan untuk mengukur / menilai
sampai di mana pencapaian peserta terhadap bahan pelajaran yang
telah diajarkan dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat /
kelulusan peserta didik yang bersangkutan.28 Evaluasi ini merupakan
gabungan dari evaluasi formatif (tes harian) setelah siswa menguasai
pelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum pembelajaran alQur'an (satu jilid).
27
Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), hlm. 214
28
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 283
25
d.
Evaluasi Diagnostik
Tes
diagnostik
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasi
kekurangan, kelemahan/ permasalahan siswa dan melerakkan
sumber kesulitan. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
siswa-siswa yang bermasalah dan mempelajari al-Qur'an agar guru
memberikan perhatian khusus dalam mengajarkannya.
e.
Khatmil al-Qur'an
Khatmil al-Qur'an dilaksanakan setelah siswa mengikuti
proses pembelajaran al-Qur'an dengan mengatamkan al-Qur'an
sesuai kaidah tajwid dan ghorib dari bimbingan guru (ustadz/
ustadzah).
B. Strategi Pembelajaran al-Qur’an
1.
Pengertian Strategi Pembelajaran al-Qur’an
Dalam proses pembelajaran harus kita mengakui bahwa
pengetahuan dan pemahaman kita mengenenai “strategi” dalam bidang
pengajaran dan pembelajaran masih dangkal dan belum memadai, karena
strategi harus disertai dengan perencanaan yang memiliki tujuan dan
sasaran yang sesuai. Dalam strategi pembelajaran al-Qur’an merupakan
suatu proses yang harus diterapkan tepat dan sangat diperlukan, karena
hal ini konsep-konsep tentang strategi pembelajaran tidak mudah untuk
diterapkan mengingat belajar al-Qur’an sangat sulit karena butuh
kesabaran dengan ketekunan dari jiwa manusia. Oleh karena itu,
mengajarkan atau mengembangkannya harus menggunakan strategi yang
26
baik dan mengena pada sasaran karena penerapan strategi merupakan
bagian terpenting dalam pembelajaran, untuk itu harus mengerti makna
kata tentang strategi pembelajaran al-Qur’an.
Secara singkat dapatlah kita katakan bahwa strategi atau teknik
merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang
telah
ditetapkan.29
Jadi
yang
dimaksud
dengan
strategi
pembelajaran al-Qur’an adalah langkah-langkah yang tersusun secara
terancana dan sistematis dengan menggunakan teknik dan metode
tertentu dalam proses pembelajaran al-Qur’an untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
2.
Macam-macam Strategi Pembelajaran al-Qur’an
Menurut Zarkasi, strategi pembelajaran al-Qur’an ada berbagai
macam antara lain:
a.
Sistem sorogan atau individu (privat)
Sorogan artinya belajar individu dimana seorang santri
berhadapan dengan guru, terjadi saling mengenal antar keduanya.30
Diperjelas lagi oleh Wahyu Utomo, metode sorogan adalah sebuah
sistem belajar dimana para santri maju satu persatu untuk membaca
dan menguraikan isi kitab di hadapan seorang guru atau kyai.
Melalui metode sorogan inilah nantinya menghafalAl-Qur’an
bisa berjalan secara efektif, sehingga terwujudlah hasil yang
29
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media Karya Anak
Bangsa,1996), hlm. 44
30
Armai Arief, Op.Cit, hlm.150-151
27
diinginkan yaitu menjadi insan Qur'ani, bisa menghafalnya dengan
baik dan benar dan sekaligus mengamalkan ajaran Al-Qur’an dengan
baik dalam aplikasi kehidupannya.
b.
Klasikal individu.
Metode ini biasanya sebagian waktu guru dipergunakan
untuk menerangkan pokok-pokok pengajaran, sekedar dua tiga
halaman dan seterusnya, sedangkan pembacanya sangat ditekankan,
kemudian dinilai prestasinya.
c.
Klasikal baca simak/ Bandongan.
Metode bandongan adalah salah satu metode pembelajaran
dalam pendidikan Islam, dimana siswa/santri tidak menghadap guru/
kyai satu demi satu, tetapi semua peserta didik menghadap guru
dengan membawa buku/kitab masing-masing. Kemudian guru
membacakan, menerjemahkan, menerangkan kalimat demi kalimat
dari kitab yang dipelajari, sementara santri secara cermat mengikuti
penjelasan yang diberikan oleh kyai dengan memberikan catatancatatan tertentu. Cara belajar seperti ini paling banyak dilakukan
dipesantren tradisional. Dalam prakteknya guru menerangkan pokokpokok pelajaran yang rendah (kalsikal), kemudian para santri atau
siswa pada pelajaran ini dites dan disimak oleh semua santri.
Demikian
setrusnya
sampai
pada
pokok
pelajaran
selanjutnya.31
31
Zarkasi, Merintis Pendidikan TKA, (Semarang: Thoha, 1987), hlm.13-14
yang
28
3.
Indikator Pembelajaran Berkualitas
Proses pembelajaran artinya belajar tuntas, yakni tercapainya
kompetensi keberhasilan pembelajaran mengandung makna ketuntasan
dalam belajar dan ketuntasan dalam yang meliputi pengetahuan,
ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak. Patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar
mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan
yang mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan yang dapat
diamati dan diukur. Patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar,
mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan
yang mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan yang dapat
diamati dan diukur. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih
besar dari 75%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat
pencapaian indikator sendiri.
Untuk mengukur berhasil tidaknya strategi peningkatan kualitas
pembelajaran, dapat dilihat melalui beberapa indikator:
a.
Secara akademis, lulusan pendidikan tersebut mampu melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
b.
Secara moral, lulusan pendidikan tersebut dapat menunjukkan
tanggung jawab dan kepeduliannya kepada masyarakat sekitar.
c.
Secara individual, lulusan pendidikan tersebut semakin meningkat
kompetensi dan keilmuannya.
29
d.
Secara sosial, lulusan pendidikan tersebut dapat berinteraksi dan
dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
e.
Secara kultural, ia mampu menginterpretasikan ilmu yang dimiliki
sesuai dengan lingkungan sosialnya.32
C. Strategi Klasikal Baca Simak Murni
1.
Pengertian Stategi Klasikal Baca Simak Murni
Yaitu salah satu strategi pembelajaran al-Qur’an dimana guru
mengajarkan secara bersama-sama setiap halaman judul dan diteruskan
secara individu pada halaman latihan sesuai halaman masing-masing,
disimak oleh siswa yang tidak membaca dan dimulai dari halaman yang
paling rendah sampai yang paling tinggi.33
Semua siswa menerima pelajaran yang sama, dengan cara
membaca bersama-sama setiap halaman judul, dilanjutkan membaca
individu 1 – 2 baris pada halaman latihan secara bergantian (dari halaman
1 – akhir) pada pokok pelajaran tadi, yang lainnya menyimak bersamasama dengan guru.
Dimulai dari pokok pelajaran awal sampai semua anak lancar,
jika baru sebagian anak yang membaca, tapi halaman latihan pada pokok
pelajaran habis, maka kembali lagi kehalaman pada pokok pelajaran dan
baru pindah kepokok pelajaran berikut setelah yang pertama tuntas.
Dalam strategi ini guru bisa mengajarkan 2 sampai 3, bahkan 4
pokok pelajaran setiap hari. Jika seluruh halaman dalam buku sudah
32
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010), cet. 4, hlm. 81
33
http://belajare-learning.blogspot.com, diakses pada tanggal 12 Desember 2014
30
terbaca, maka siswa yang sudah mencapai kriteria penilaian minimum
diteskan. Sedang yang belum kriteria penilaian minimum diulang dari
awal lagi dengan cara seperti di atas, dan kenaikan tetap individu.
Contohnya, halaman judul diterangkan dan diberi contoh beberapa baris
sampai betul-betul paham. Kemudian semua anak membaca bersamasama dua atau tiga baris awal pada halaman judul, boleh juga separoh
halaman judul. Baris selebinya dibaca secara bergantian oleh seluruh
anak, dari halaman 1 – 6, masing-masing satu sampai dua baris dan
disimak oleh anak yang lain bersama-sama gurunya. Jika memungkinkan
untuk menambah pokok pelajaran berikut, hari itu juga ditambah. Hari
esok tinggal melanjutkan pokok pelajaran berikutnya. Anak yang baru
masuk langsung ikut menyesuaikan yang lama.
2.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Klasikal Baca Simak Murni
Setiap strategi pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan stategi Klasikal Baca Simak Murni antara lain,
a.
Lebih lancar membaca.
b.
Menyimak terus.
c.
Kelas tertib dan PBM lancar.
d.
Lebih kritis terhadap bacaan teman-temannya.
e.
Lebih banyak berkonsentrasi.
f.
Pengajaran lebih fleksibel karena banyak pilihan.
Adapun kekurangan stategi Klasikal Baca Simak Murni antara
lain,
31
a.
Tidak baik untuk anak tingkat dasar.
b.
Wali murid susah mengetahui secara pasti halaman putrinya.34
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah anak dapat tuntas
belajarnya jika diajar dengan menerapkan metode Klasikal Baca Simak Murni
pada pembelajaran al-Qur’an di kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal
Tunggul Pandean Nalumsari Jepara.
34
Ibid.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang
memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berpikir reflektif,
diskusi, penentuan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang
berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
mereka hadapi dalam kegiatannya.1 Senada dengan Ebbut, yang dikutip
Wiriatmadja, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
dengan melakukan tindakan-tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi
mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.2
B. Setting Penelitian
Penelitian ini berbasis kelas dengan lokasi kelas al-Qur’an TPQ
Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara yang akan dilaksanakan
dengan melibatkan 10 anak.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah anak kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal
Tunggul Pandean Nalumsari Jepara yang berjumlah 10 santri.
1
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2005), hlm. 142
2
Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005), hlm.12
32
33
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam PTK ini ada dua, yaitu instrumen
tes dan nontes:
1.
Tes
Tes
digunakan
untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan
pembelajaran al-Qur’an pada kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal
Tunggul Pandean Nalumsari Jepara yang berjumlah 10 santri. Pada setiap
siklus guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan santri dalam
penguasaan membaca al-Qur’an.
2.
Non Tes
Teknik non tes yang dipilih pada penelitian ini ada 3 yaitu
observasi,
wawancara,
dan
jurnal.
Observasi
digunakan
untuk
mengetahui tentang respon dan sikap santri terhadap pemahaman pokok
pembelajaran al-Qur’an, respon dan sikap santri terhadap strategi
Klasikal Baca Simak Murni, dan santri yang menunjukkan gejala khusus
dalam penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni.
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan sikap
santri dalam pelaksanaan strategi Klasikal Baca Simak Murni, penyebab
anak kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan
motivasi yang menjadikan santri bersemangat mengikuti proses strategi
Klasikal Baca Simak Murni.
Jurnal digunakan untuk mengetahui berbagai gejala yang muncul
dan tercatat atau terekam pada saat penerapan strategi Klasikal Baca
34
Simak Murni baik yang bersifat maju maupun mundur untuk
mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
E. Indikator Kinerja
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), artinya
penelitian dengan berbasis pada kelas. Dengan penelitian ini diperoleh
manfaat berupa perbaikan praksis yang meliputi penanggulangan berbagai
masalah belajar santri dan kesulitan mengajar oleh guru.
Untuk mengevaluasi ada tidaknya dampak positif terhadap tindakan,
diperlukan kriteria keberhasilan, yang ditetapkan sebelum tindakan dilakukan.
Dari kegiatan refleksi ini, diperoleh ketetapan tentang hal-hal yang telah
tercapai menjadi bahan dalam merencanakan kegiatan siklus berikutnya.
Indikator kinerja dari data kuantitatif ditetapkan kriteria bahwa
semakin meningkat perolehan hasil tes pada kategori diatasnya menunjukkan
kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi
seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus
ke-1 berarti terjadi peningkatan yang positif sebagaimana terlihat pada tabel 1
berikut ini:
Tabel 1
Tabel Nilai Hasil Postes Untuk Dua Siklus
FREKUENSI NILAI
Kategori
Keterangan
Prasiklus Siklus I Siklus II
L+
Lancar tanpa salah
dan
mempunyai
kemampuan
dari temannya.
lebih
35
L
Lancar tanpa salah.
L-
salah 1 – 2 X
CL
salah 3 X
KL / TL
salah lebih dari 3 X
JUMLAH
Indikator kinerja dari data kualitatif ditetapkan bahwa peningkatan
partisipasi responden (santri) dan peningkatan sikap positif baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya sebagai indikator peningkatan pembelajaran
yang positif, dari siklus ke siklus. Jika terjadi sebaliknya maka sebagai
indikasi kurang berhasil dalam perlakuan Penelitian Tindakan Kelas ini.
F. Prosedur Penelitian
PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap,
yaitu (1) merencanakan, (2) melakukan tindakan, (3) mengamati (observasi),
dan (4) merefleksi.
Tindakan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sebab setelah
dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses
tindakan, akan muncul permasalahan atau pemikiran baru sehingga perlu
dilakukan perencanaan ulang, pengamatan ulang, tindakan ulang serta
dilakukan refleksi ulang.
Siklus ke-1 bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca
al-Qur’an, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan
tindakan pada siklus ke-2. Sedangkan siklus ke-2 dilakukan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an setelah dilakukan
36
perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan pada refleksi
siklus ke-2.
Kesimpulan diambil atas dasar perubahan hasil tes dan non tes antara
siklus ke-1 ke siklus berikutnya. Dari perubahan hasil tes, jika menunjukkan
kenaikan positif secara signifikan berarti terjadi peningkatan hasil
pembelajaran. Tetapi jika sebaliknya, maka perlu refleksi dan perbaikan
pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan antara siklus selanjutnya.
Sedangkan perubahan hasil non tes baik dari wawancara, angket maupun
jurnal, diungkap apa adanya sesuai hasil yang telah terkumpul sebagai
perbandingan antara siklus ke-1 dengan siklus berikutnya.
G. Teknik Validitas Data
Hasil belajar (nilai tes) yang divalidasi instrumen tes menentukan
validasi teoritik maupun validasi empirik (analisis kualitatif dan kuantitatif).
Proses pembelajaran (observasi dan wawancara) yang divalidasi datanya
melalui trianggulasi, baik sumber maupun metoda.
Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi, yaitu pengujian validitas data dengan cara membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat berbeda, dengan metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai
dengan jalan:
1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
37
3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang di berbagai tingkatan.
5.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dikumen yang
berkaitan.
H. Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah
teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut:
1.
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh anak dirata-rata untuk
menemukan tingkat kemampuan membaca al-Qur’an. Nilai persentase
dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
NP 
NK
 100%
R
Keterangan:
NP = Nilai persentase
NK = Nilai komulatif
R = Jumlah responden
2.
Data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara dan jurnal
diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis.
Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian dikaitkan sebagai dasar untuk
mendeskripsikan keberhasilan penerapan strategi Klasikal Baca Simak
Murni, yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan anak dalam
membaca al-Qur’an, dan perubahan tingkah laku yang menyertainya.
38
I.
Indikator Keberhasilan
Hasil belajar dikatakan berhasil apabila siswa mampu memperoleh
nilai 70 dan mencapai ketuntasan belajar 80 %.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
1.
Data Temuan Prasiklus
Sebelum melakukan siklus, penulis mengumpulkan data awal
berupa daftar nama siswa dan nilai awal siswa dengan melakukan
pembelajaran al-Qur’an dengan tanpa menggunakan strategi Klasikal
Baca Simak Murni yang dilakukan pada prasiklus. Adapun nilai hasil
pembelajaran al-Qur’an siswa kelas al-Qur’an TPQ Tarbiyatul Athfal
Tunggul Pandean Nalumsari Jepara adalah sebagai berikut,
Tabel 2
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
75
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
65
Belum Tuntas
3
Alya Safira
70
Tuntas
4
Dyah Widayati
60
Belum Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
60
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
55
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
65
Belum Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
60
Belum Tuntas
10
Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
64.5
Tuntas
30%
Belum Tuntas
70%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang telah
mencapai nilai ketuntasan hanya sebanyak 3 siswa (30%) sedangkan 7
39
40
siswa (70%) masih belum tuntas sehingga diperlukan perbaikan strategi
pembelajaran untuk meningkatkan nilai pembelajaran al-Qur’an , yaitu
dengan menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni.
Pelajaran membaca al-Qur’an harus sesuai dengan makhroj dan
tajwidnya dan panjang pendeknya. Adanya ketentuan-ketentuan tersebut
menyebabkan banyak siswa yang belum pernah belajar al-Qur’an (siswa
dari mengalami kesulitan yang menyebabkan hasil belajar baca al-Qur’an
nilainya rendah). Adanya hal tersebut bisa disimpulkan bahwa
pembelajaran masih terpaku dengan guru dan siswa kurang aktif dalam
pembelajaran, hal ini menjadikan pembelajaran ini belum sesuai dengan
apa yang dikatakan dengan pembelajaran aktif karena pembelajaran
masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan metode
demonstrasi dengan pengulangan yang tidak variatif sehingga kurang
menarik.
Mengkaji pembelajaran konvensional yang belum mampu
menghasilkan nilai di atas rata-rata sesuai KKM, maka dapat
disimpulkan bahwa masalah yang terjadi adalah dari guru dan strategi
pembelajaran yang perlu diubah, untuk itu perlu adanya strategi
pembelajaran yang spesifik yang baru yang mampu membangkitkan
minat dan meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an serta keaktifan
siswa, salah satunya adalah menggunakan strategi yang ditawarkan yaitu
strategi Klasikal Baca Simak Murni.
41
2.
Data Temuan Siklus I
Penelitian yang telah dilakukan pada siklus I diperoleh data-data
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
a.
Perencanaan
Tahap
perencanaan
secara
kolaborasi
dengan
guru
merencanakan hal-hal apa saja yang dilakukan dalam penelitian.
Guru menjelaskan yang terjadi di kelas al-Qur’an, yakni tentang
hasil belajar siswa yang rata-rata mencapai ketuntasan membaca alQur’an baru sekitar 30 %, dari 10 siswa baru 3 siswa yang tuntas.
Selain itu, yang menjadi ganjalan guru saat pembelajaran
berlangsung,
siswa
kurang
memperhatikan
terutama
saat
pembelajaran secara individual. Selain siswa yang dapat giliran
membaca, banyak siswa yang bermain sendiri, sehingga penggunaan
metode dan strategi pembelajaran harus bisa menyesuaikan dengan
kondisi siswa tersebut, serta guru harus bisa memahami karakteristik
siswa saat pelajaran. Dari sinilah penulis mencoba menawarkan
suasana belajar yang aktif dan efektif menggunakan strategi Klasikal
Baca Simak Murni.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I untuk kelas kelas alQur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara
dilakssiswaan pada tanggal 8 April 2015 dengan alokasi waktu 60
menit. Pada proses awal pembelajaran pertama dimulai, keadaan
42
siswa masih mempersiapkan diri duduk sambil bercerita dengan
yang lain dan menunggu teman lain yang belum datang. Setelah
duduk dan berkonsentrasi penulis memandang semua siswa dan
memberi tahu pelajaran akan segera dimulai diharap tenang,
kemudian mengucapkan salam, yang kemudian dijawab para siswa.
Penulis menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran dengan
mengkondisikan kelas.
Pelajaran dimulai dengan berdoa, setelah selesai berdoa
dilanjutkan dengan mengabsen siswa satu per satu kemudian
memulai pembelajaran dengan menggunakan alat peraga klasikal
yang sudah disiapkan yang diajarkan secara klasikal, setelah selesai
klasikal selama 15 menit. Sebelum melanjutkan pembelajaran secara
individual penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok
sesuai dengan kemampuan siswa pada setiap kelompok diberi satu
siswa yang kemampuannya melebihi kemampuan rata-rata temannya
untuk dijadikan tutor sebaya.
Tindakan pembelajaran individual dan kelompokpun dimulai.
Adapun langkah-langkah sebagai berikut
1) Penulis memberi petunjuk pelaksanaan bimbingan kepada siswa
yang sudah lancar membaca al-Qur’an.
2) Siswa yang sudah lancar membaca al-Qur’an membimbing
siswa secara individual.
43
3) Tiap kelompok aktif belajar dibimbing oleh temannya yang
sudah lancar membaca al-Qur’an untuk menunggu giliran
bimbingan dari guru.
4) Bimbingan individual untuk tutor sebaya giliran terakhir.
5) Siswa yang sudah maju bimbingan individual dan belum tuntas
dibimbing ulang oleh temannya yang sudah lancar membaca alQur’an.
6) Setelah selesai bimbingan individual kemudian diadakan
pembelajaran klasikal lagi untuk mengecek keberhasilan
belajarnya dan bimbingan khusus bagi siswa-siswa yang kurang
sebagai tindak lanjut.
Setelah dilakukan proses pembelajaran ternyata masih ada 5
siswa yang belum tuntas. Maka perlu diadakan bimbingan tindak
lanjut.
1) Siswa dikelompokkan kembali seperti awal.
2) Bagi siswa yang belum tuntas diadakan bimbingan ulang
bersama siswa yang sudah lancar membaca al-Qur’an.
3) Siswa yang sudah lancar membaca al-Qur’an lebih intensif
memberikan bimbingan bagi siswa yang belum tuntas.
c.
Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa. Pengamatan
dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan aktivitas belajar
44
siswa dan kegiatan guru. Aspek-aspek yang diamati terhadap
kegiatan siswa adalah.
1) Penulis mengamati keaktifan saat mengikuti pembelajaran.
2) Penulis mengamati siswa yang belum benar baca panjang
pendek bacaannya.
3) Penulis mengamati keseriusan pada saat membaca individual.
4) Penulis mengamati siswa saat membaca bersama-sama dalam
setiap kelompok.
5) Penulis mengamati siswa saat baca bersama-sama.
Hasil pengamatan yang didapatkan oleh penelitian terhadak
aktivitas siswa pada siklus I adalah sebagai berikut.
1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran klasikal maupun individual
belum maksimal.
2) Pada siklus I hasil membaca siswa sudah semakin bertambah,
terbukti dari hasil perbandingan prasiklus dengan siklus I.
3) Keaktifan siswa untuk belajar membaca semakin meningkat.
4) Lafal yang diucapkan siswa panjang pendek semakin jelas.
5) Perlunya perhatian dari guru bagi siswa yang berprestasi agar
mereka diberi semangat.
6) Meskipun keaktifan siswa pada siklus satu belum maksimal,
namun keaktifan siswa telah mengalami peningkatan dari tahap
prasiklus, keaktifan siswa pada tahap prasiklus hanya 30%
meningkat menjadi 50%.
45
Adapun nilai hasil pembelajaran al-Qur’an siswa kelas alQur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara
pada siklus I adalah sebagai berikut,
Tabel 3
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
65
Belum Tuntas
3
Alya Safira
75
Tuntas
4
Dyah Widayati
70
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
60
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
60
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
65
Belum Tuntas
10 Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
68
Tuntas
50%
Belum Tuntas
50%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang telah
mencapai nilai ketuntasan hanya sebanyak 5 siswa (50%) sedangkan
5 siswa (50%) masih belum tuntas.
Adapun nilai kemampuan menulis siswa kelas al-Qur’an TPQ
Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara pada siklus I
adalah sebagai berikut:
No
1
2
3
4
Tabel 4
Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus I
Nama
Nilai
Ket.
Abida Rahma Febriani
70
Tuntas
Adelia Dwi Saputri
60
Belum Tuntas
Alya Safira
70
Tuntas
Dyah Widayati
70
Tuntas
46
5
Nadya Efri Nadhifa
6
Salma Fitri Nur Husna
7
Wilda Khoiril Rachmatika
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
9
Linda Khoirunnisa
10 Sabila Fitri
Rata-rata
Tuntas
Belum Tuntas
70
70
60
70
60
70
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
67
70%
30%
Adapun perbandingan nilai ketuntasan antara prasiklus dan
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut,
Tabel 5
Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus dan Siklus I
No Pelaksanaan Siklus Ketuntasan Persentase (%)
1.
Prasiklus
3 siswa
30 %
2.
Siklus I
5 siswa
50 %
Adapun bentuk diagram dari nilai perbandingan antara
prasiklus dan siklus I dapat dilihat sebagai berikut,
5
4
3
Prasiklus
2
Siklus I
1
0
Ketuntasan
Gambar. 1
Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus dan Siklus I
Dilihat dari tabel di atas, perbandingan nilai pada tahap siklus
I yang menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni
menunjukkan ada peningkatan meskipun nilai yang dihasilkan masih
47
di bawah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam
penelitian ini, yaitu siswa mencapai nilai 70 dan mencapai
ketuntasan belajar 80 %.
d.
Refleksi
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan terhadap aktivitas
siswa saat pembelajaran berlangsung akan diperoleh informasi
tentang penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Hasil
observasi kemudian dianalisis dan didiskusikan bersama kolaborator
sebagai bahan refleksi. Adapun hasil refleksi pada siklus I adalah
sebagai berikut:
1) Efektifitas peserta dalam membiasakan membaca cepat masih
belum maksimal.
2) Pengoptimalan waktu masih belum maksimal.
3) Perhatian terhadap siswa yang kurang mampu masih belum
maksimal.
4) Penciptaan suasana kelas lebih kondusif masih belum maksimal.
3.
Data Temuan Siklus II
a.
Perencanaan
Tahap siklus II ini guru dan penulis bertemu kembali untuk
membahas kekurangan dalam siklus I yang ternyata dengan proses
pembelajaran dengan strategi Klasikal Baca Simak Murni yang
penulis tawarkan hasilnya belum maksimal. Terlihat pada hasil
belajar siswa setelah dilakssiswaan metode tersebut, siswa yang
48
mencapai ketuntasan minimum hanya 5 siswa dari jumlah
keseluruhan 10 siswa.
Hasil belajar siklus I yang belum maksimal tersebut, maka
penulis
bersama
kolaborator
merancang
kembali
skenario
pembelajaran siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I di atas, di
antara hal-hal yang direncsiswaan dalam tahap siklus II ini seperti
guru
berupaya
membiasakan
meningkatkan
membaca
cepat,
keefektifan
peserta
mengoptimalkan
waktu
dalam
agar
bermanfaat, siswa yang kurang mampu lebih diperhatikan, serta
menciptakan suasana kelas lebih kondusif. Selanjutnya penulis dan
kolaborator merancang skenario pembelajaran dengan strategi
Klasikal Baca Simak Murni.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk kelas al-Qur’an
dilaksanakan oleh penulis pada tanggal 15 April 2015 dengan alokasi
waktu 60 menit. Proses awal pembelajaran pertama dimulai, keadaan
siswa dalam keadaan fresh dan segar. Tidak lama kemudian penulis
datang siswapun tenang. Penulis memandang semua siswa setelah
tenang kemudian mengucapkan salam, kemudian dijawab oleh
seluruh siswa. Penulis mempersiapkan siswa sarana dan alat
pembelajaran kemudian mengkondisikan dan menguasai kelas.
Pelajaran dimulai dengan berdoa. Setelah berdoa penulis mengabsen
49
siswa.
Kemudian
melanjutkan
proses
pembelajaran,
penulis
mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan.
Setelah apersepsi selesai, maka pelajaran dimulai dengan
menempelkan teks materi pokok yaitu tentang bedanya ain sukun
dan hamzah sukun serta tetap ditekankan bacaan mad. Pada
pembelajaran siklus II ini memfokuskan bacaan ain sukun (‫ ) ْ ع‬dan
hamzah sukun (‫ ) ْ ء‬yang bunyinya hampir sama. Setelah penjelasan
selesai kemudian guru memberikan contoh bacaan yang ditirukan
oleh semua siswa, namun ada siswa yang kurang memperhatikan dan
kurang aktif dalam mengikuti bacaan guru.
Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan strategi
Klasikal Baca Simak Murni. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1) Proses strategi ini diawali dengan guru mengarahkan pada siswa
tentang jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
kemudian bertanya jawab.
2) Penulis menunjukkan alat peraga berupa teks.
3) Penulis mengajak siswa berkonsentrasi untuk memperhatikan
teks yang sudah disiapkan.
4) Penulis mengawali dengan mengajarkan cara membaca ain
sukun (‫ ) ْ ع‬dan hamzah sukun (‫) ْ ء‬.
5) Penulis
membacakan
potongan-potongan
ayat
dengan
mencontohkan langsung cara membaca yang baik dan benar
50
kemudian
diikuti
oleh
siswa
sampai
semuanya
dapat
membacakan tanpa ada kesalahan.
6) Setelah siswa mampu membacakannya dengan baik dan benar,
meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya
masing-masing dan dibimbing oleh siswa yang sudah lancar
membaca al-Qur’an.
7) Penulis kemudian mengadakan bimbingan secara individual
untuk mengecek dan mengevaluasi bacaan siswa.
Persentase hasil membaca pada siklus I belum menunjukkan
hasil yang maksimal, ada beberapa siswa yang belum fasih. Pada
siklus II ini terhitung hanya beberapa siswa yang belum lancar
membacanya.
Sebagai
penutup
guru
menyimpulkan
bahwa
penggunaan strategi Klasikal Baca Simak Murni efektif digunakan
untuk pembelajaran membaca al-Qur’an hanya guru harus kreatif
dan teliti.
c.
Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa. Pengamatan
dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan aktivitas belajar
siswa dan kegiatan guru. Aspek-aspek yang diamati terhadap
kegiatan siswa siklus II adalah.
1) Penulis mengamati keaktifan saat mengikuti pembelajaran.
Tindakan : Bagi siswa yang kurang aktif diberi perhatian dan
motivasi agar lebih aktif.
51
2) Penulis mengamati siswa yang belum benar melafalkan katakata ain sukun (‫ ) ْ ع‬dan hamzah sukun (‫) ْ ء‬.
Tindakan : Siswa yang belum fasih (benar) dibimbing sampai
bisa.
3) Penulis mengamati keseriusan pada saat mengucapkan kata-kata
yang terdapat ain sukun (‫ ) ْ ع‬dan hamzah sukun (‫) ْ ء‬.
Tindakan : Siswa yang belum serius dibimbing agar sungguhsungguh.
4) Penulis mengamati siswa saat membaca bersama-sama dalam
setiap kelompok.
Tindakan : Siswa yang belum membaca bersama diingatkan
agar membaca bersama sesuai dengan bimbingan
guru.
5) Penulis mengamati kesempurnaan siswa saat bimbingan
individual.
Tindakan : Siswa yang belum fasih dan lancar diberi
bimbingan sebagai tindak lanjut sampai benar.
6) Penulis menilai hasil membaca secara individual siswa masih
ada yang belum tuntas.
Tindakan : Siswa yang belum tuntas diberi bimbingan ulang.
Adapun nilai hasil pembelajaran al-Qur’an siswa kelas alQur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara
pada siklus II adalah sebagai berikut,
52
Tabel 6
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
70
Tuntas
3
Alya Safira
80
Tuntas
4
Dyah Widayati
75
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
70
Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
65
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
70
Tuntas
10 Sabila Fitri
75
Tuntas
Rata-rata
72
Tuntas
80%
Belum Tuntas
20%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang telah
mencapai nilai ketuntasan sebanyak 8 siswa (80%) sedangkan 2
siswa (20%) masih belum tuntas.
Adapun nilai kemampuan menulis siswa kelas al-Qur’an TPQ
Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara pada siklus II
adalah sebagai berikut,
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 7
Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus II
Nama
Nilai
Ket.
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
Adelia Dwi Saputri
70
Tuntas
Alya Safira
70
Tuntas
Dyah Widayati
80
Tuntas
Nadya Efri Nadhifa
80
Tuntas
Salma Fitri Nur Husna
70
Tuntas
Wilda Khoiril Rachmatika
60
Belum Tuntas
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
Linda Khoirunnisa
70
Tuntas
53
10 Sabila Fitri
Rata-rata
Tuntas
Belum Tuntas
70
Tuntas
72
90%
10%
Adapun perbandingan nilai ketuntasan antara prasiklus dan
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut,
Tabel 8
Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I
dan Siklus II
No Pelaksanaan Siklus Ketuntasan Persentase (%)
1.
Prasiklus
3 siswa
30 %
2.
Siklus I
5 siswa
50 %
3.
Siklus II
8 siswa
80 %
Adapun bentuk diagram dari nilai perbandingan antara
prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut,
8
7
6
5
Prasiklus
4
Siklus I
3
Siklus II
2
1
0
Ketuntasan
Gambar. 2
Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I
dan Siklus II
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir
pembelajaran pada siklus II didapat bahwa rata-rata hasil belajar
pada tahap siklus II yaitu 72 yang berada di atas standar yang
ditentukan yaitu 70 dan dengan ketuntasan klasikal sebesar 80% dan
54
ini sudah di atas indikator yang ditetapkan yaitu 80%, meskipun
masih ada 2 siswa yang belum tuntas.
Tabel 9
Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I
dan Siklus II
No Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
1.
Prasiklus
64.5
2.
Siklus I
68
3.
Siklus II
72
Adapun bentuk diagram perbandingan nilai rata-rata antara
prasiklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut,
72
70
68
Prasiklus
66
Siklus I
64
Siklus II
62
60
Rata-rata
Gambar. 3
Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I
dan Siklus II
Dilihat dari tabel di atas perbandingan nilai rata-rata hasil tes
akhir pada prasiklus, siklus I dan siklus II menunjukkan adanya
sebuah peningkatan dari tiap-tiap siklus.
d.
Refleksi
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan terhadap aktivitas
siswa diperoleh informasi tentang penerapan strategi Klasikal Baca
Simak Murni. Tahap refleksi dilakukan dengan cara:
55
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus II.
2) Mendiskusikan hasil analisis untuk seberapa jauh tindakan yang
dilaksanakan itu sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan
mendiskusikan kendala-kendala yang dihadapi.
Hasil refleksi tahap siklus II ini adalah:
1) Dengan adanya tes membaca siswa secara individu semakin
membantu proses pembelajaran.
2) Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar membaca alQur’an di banding siklus I.
3) Adanya support dan motivasi dari guru seperti pemberian pujian
serta pemberian nilai tinggi siswa yang aktif semakin
mendorong keaktifan siswa.
4) Pemanfaatan waktu yang baik oleh guru dan siswa menambah
keseriusan dalam membaca al-Qur’an.
5) Perlu adanya perhatian khusus bagi pesrta didik yang belum
lancar membaca.
6) Secara garis besar pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus
II telah berjalan dengan lebih baik, kondisi kelas yang lebih
kondusif, siswa lebih semangat dan lebih aktif sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar dari 50% pada siklus I menjadi 80%
pada siklus II.
56
Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilaksanakan pembelajaran
pada siklus II yang menggunakan strategi Klasikal Baca Simak
Murni hasilnya naik secara signifikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1.
Analisis Penelitian Tindakan Prasiklus
Penelitian tindakan tahap prasiklus dilakukan untuk mengetahui
hasil belajar siswa sebelum menggunakan strategi Klasikal Baca Simak
Murni. Tahap ini menggunakan nilai hasil belajar siswa sebelum
penelitian tindakan kelas dilakssiswaan.
Tabel 10
Nilai Hasil Belajar al-Qur’an Prasiklus
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
75
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
65
Belum Tuntas
3
Alya Safira
70
Tuntas
4
Dyah Widayati
60
Belum Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
60
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
55
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
65
Belum Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
60
Belum Tuntas
10
Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
64.5
Tuntas
30%
Belum Tuntas
70%
Masih ada 7 dari 10 siswa yang belum tuntas atau 70% siswa
belum tuntas dalam membaca al-Qur`an. Dari data tersebut maka perlu
adanya perubahan baik dari guru, siswa maupun metode. Faktor yang
mempengaruhi ketidak-tuntasan siswa antara lain:
57
a.
Belum adanya media pembelajaran yang tepat dengan materi yang
sedang diajarkan, sehingga siswa kurang memperhatikan dan kurang
semangat dalam menerima pelajaran.
b.
Pembelajaran yang masih bercorak satu arah sehingga siswa jenuh
dengan proses pembelajaran.
c.
Metode yang kurang sesuai dengan materi pembelajaran.
d.
Dari poin-poin di atas menyebabkan tingkat penguasaan materi
membaca siswa belum maksimal.
Setelah
mengidentifikasi
beberapa
permasalahan
di
atas,
pembelajaran al-Qur’an harus dikemas semenarik mungkin untuk
memberika inovasi dan kreatifitas baru proses pembelajaran agar
memberikan kesan menyenangkan dan menambah keaktifan siswa di
kelas saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu perlu adanya strategi
baru yang bisa mengajak siswa untuk aktif di kelas yakni dengan strategi
Klasikal Baca Simak Murni.
2.
Analisis Penelitian Tindakan siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I di kelas al-Qur’an dilaksanakan pada 8 April 2015 dengan alokasi waktu 60 menit. Pada siklus ini
materi yang diajarkan adalah huruf, sukun, dan panjang pendek (mad)
melalui penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Penulis sebagai
pelaksana kegiatan pembelajaran menerapkan metode sesuai dengan
langkah-langkah sebagaimana yang telah dikembangkan disertai lembar
58
observasi aktifitas siswa dan guru sebagai kegiatan pengamatan dalam
pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta mengukur
ketercapaian materi-materi yang telah ditetapkan penulis memberikan tes
evaluasi secara individu terhadap masing-masing siswa. Dari hasil
pembelajaran siswa masing-masing individu menjadi nilai yang penulis
asumsikan dengan nilai hasil tes perindividu siswa.
Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar siswa pada
siklus I serta perolehan nilai siswa diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 11
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
65
Belum Tuntas
3
Alya Safira
75
Tuntas
4
Dyah Widayati
70
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
60
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
60
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
65
Belum Tuntas
10 Sabila Fitri
70
Tuntas
Jumlah
680
Rata-rata
68
Tuntas
50%
Belum Tuntas
50%
Hasil tes siklus I menunjukkan siswa yang belum tuntas membaca
adalah 5 siswa dari 10 siswa atau prosentase ketidaktuntasan siswa
sebesar 50%. Sedangkan prosentase ketuntasan siswa mencapai 50%.
59
Adapun nilai kemampuan menulis siswa pada siklus I serta
perolehan nilai siswa diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 12
Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus I
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
70
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
60
Belum Tuntas
3
Alya Safira
70
Tuntas
4
Dyah Widayati
70
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
70
Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
70
Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
60
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
60
Belum Tuntas
10 Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
67
Tuntas
70%
Belum Tuntas
30%
Keterangan:
Kriteria Penilaian N 
Fashohah  Tartil
2
Kriteria Hasil Belajar:
≥ 70 = Tuntas
< 70 = Tidak Tuntas
Analisis Data Hasil Siklus:
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini,
maka diperoleh:
Nilai seluruh siswa = 680
Siswa yang tuntas belajar = 5 siswa
Jumlah seluruh siswa = 10
60
Sehingga nilai rata-rata hasil belajar:
Rata  rata 
JumlahNila i
JumlahSiswa
Rata  rata 
680
10
Rata  rata  68
Sedangkan ketuntasan belajar (%):
Ketuntasan 
JumlahTuntas
100%
JumlahSiswa
Ketuntasan 
5
 100%
10
Ketuntasan  50%
Pada pelaksanaan siklus I ini, hasil belajar siswa kelas al-Qur’an
setelah menerapkan strategi Klasikal Baca Simak Murni mengalami
ketuntasan terdapat 5 siswa dari jumlah keseluruhan 10 siswa, sedangkan
5 siswa lain belum mencapai ketuntasan minimal 70.
Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar materi huruf berharakat sukun (mati), panjang
pendek (mad) penerapan strategi Klasikal Baca Simak Murni juga
digunakan untuk membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari
materi pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan bisa
meningkatkan pada materi membaca dalam setiap pembelajaran alQur’an. Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata pada siklus
I adalah sebesar 68.
Pelaksanaan pada siklus I meskipun sudah mengalami penigkatan
dari prasiklus tetapi belum menunjukkan adanya hasil yag diharapkan
61
dari penggunaan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Hal ini dapat
dilihat dari prosentase ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 50%
sedangkan sisanya masih belum memberikan hasil yang diharapkan guru.
Begitu juga dalam aktifitas siswa, mereka kurang memperhatikan dan
kurang sungguh-sungguh, lebih-lebih yang memang prestasinya rendah.
Kekurang-berhasilan siklus I terjadi karena adanya beberapa
faktor yaitu perncanaan yang dilakukan guru pada siklus I masih banyak
kekurangan dan terlihat belum matang, selain itu guru kurang dalam
memberikan pengulangan dan bimbingan serta motivasi kepada siswa.
Dari pengamatan yang telah dilakukan secara menyeluruh oleh penulis
tampak bahwa proses pembelajaran masih kurang lancar. Kemudian
penulis melanjutkan pada siklus II. Kekurangan dalam siklus I harus
menjadi bahan pertimbangan guru pada saat menyusun siklus II
merupakan penyempurnaan dari siklus I dan diharapkan siklus II harus
lebih baik dari siklus I.
3.
Analisa Penelitian Tindakan Siklus II
Seperti pada tahap sebelumnya, pada tahap siklus II ini juga
menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni yang dilakasakan pada
15 April 2015 dengan alokasi waktu 60 menit. Tindakan yang telah
dirumuskan dalam siklus I dilakssiswaan pada siklus II dalam materi
membaca huruf, sukun, dan mad dilanjutkan observasi dan tes individu
pada siswa untuk mengetahui aktifitas dan hasil belajar pada tiap
siklusnya. Untuk mengetahui tingkat baca siswa serta untuk mengukur
62
ketercapaian materi-materi yang telah diajarkan penulis memberikan tes
evaluasi secara individu terhadap masing-masing siswa. Hasil baca siswa
secara individu juga menjadi nilai yang penulis akumulasikan dengan
nilai hasil tes perindividu siswa.
Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi siswa pada siklus II, serta
perolehan nilai diskusi siswa, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 13
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
70
Tuntas
3
Alya Safira
80
Tuntas
4
Dyah Widayati
75
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
70
Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
65
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
70
Tuntas
10 Sabila Fitri
75
Tuntas
Jumlah
720
Rata-rata
72
Tuntas
80%
Belum Tuntas
20%
Hasil tes siklus II di atas menunjukkan siswa yang belum tuntas
membaca al-Qur’an adalah 2 siswa dari 10 siswa atau persentase ketidaktuntasan siswa sebesar 20%. Sedangkan persentase ketuntasan siswa
mencapai 80%.
Adapun nilai kemampuan menulis siswa pada siklus II serta
perolehan nilai siswa diperoleh hasil sebagai berikut:
63
Tabel 14
Nilai Kemampuan Menulis al-Qur’an Siklus II
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
70
Tuntas
3
Alya Safira
70
Tuntas
4
Dyah Widayati
80
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
80
Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
70
Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
60
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
70
Tuntas
10 Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
72
Tuntas
90%
Belum Tuntas
10%
Keterangan:
Kriteria Penilaian N 
Fashohah  Tartil
2
Kriteria Hasil Belajar:
≥ 70 = Tuntas
< 70 = Tidak Tuntas
Analisis Data Hasil Siklus:
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini,
maka diperoleh:
Nilai seluruh siswa = 720
Siswa yang tuntas belajar = 8 siswa
Jumlah seluruh siswa = 10
Sehingga nilai rata-rata hasil belajar:
64
Rata  rata 
JumlahNila i
JumlahSiswa
Rata  rata 
720
10
Rata  rata  72
Sedangkan ketuntasan belajar (%):
Ketuntasan 
JumlahTuntas
100%
JumlahSiswa
Ketuntasan 
8
 100%
10
Ketuntasan  80%
Pada pelaksanaan siklus II ini, hasil belajar siswa ada peningkatan
yang pesat yaitu sebanyak 10 siswa yang mengalami ketuntasan ada 8
dengan rata-rata sebesar 72, sedangkan persentase ketuntasan belajar
sebanyak 80%, hanya saja masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas,
yaitu Salma Fitri Nur Husna dan Wilda Khoiril Rachmatika. Kedua siswa
yang disebutkan memang kurang lancar membaca.
Data hasil nilai siswa siklus II tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa tahap siklus II hasil belajar membaca al-Qur’an siswa kelas alQur’an TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara dalam
pembelajaran menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni ada
peningkatan drastis, dari semula jumlah persentase ketuntasan 50%
dengan nilai rata-rata 68 pada siklus I menjadi 80% dengan nilai rata rata 72 pada siklus II.
Kegiatan pada siklus II sudah berjalan dengan baik, pada
umumnya dapat membaca dengan sempurna. Hal ini terjadi karena setiap
65
siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan. Akhirnya siswa juga terjadi karena sudah menyadari bahwa
ternyata materi tersebut berhubugan dengan masalah kehidupan sehari
hari. Strategi pembelajaran yang diterapkan juga cukup menarik dan
mengurangi kebosanan terhadap kegiatan belajar mengajar. Proses
pembelajaran yang diulang dan ditinjau kembali sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa, terutama bagi siswa yang kurang berprestasi.
Setelah observasi selesai dilakukan dalam penelitian tindakan di
kelas al-Qur’an, penelitian kemudian mengadakan diskusi berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dengan
menggunakan strategi Klasikal Baca Simak Murni. Hasil diskusi tersebut
berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari tahap prasiklus, siklus
I, siklus II yaitu:
a.
Terjadi penigkatan penguasaan materi siswa dari tahap prasiklus,
siklus I dan siklus II.
b.
Terjadi peningkatan aktifitas belajar siswa di setiap siklus penelitian.
c.
Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa
dari tahap siklus I dan siklus II sebagaimana dapat dilihat:
No
1
2
3
4
Tabel 15
Daftar nilai Siklus I dan Siklus II
Hasil Tes
Nama
Siklus I
Siklus II
Abida Rahma Febriani
80
80
Adelia Dwi Saputri
65
70
Alya Safira
75
80
Dyah Widayati
70
75
66
5
Nadya Efri Nadhifa
6
Salma Fitri Nur Husna
7
Wilda Khoiril Rachmatika
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
9
Linda Khoirunnisa
10 Sabila Fitri
Jumlah
Rata-rata
60
60
65
70
65
70
680
68
70
65
65
70
70
75
720
72
Daftar perolehan nilai siswa pada masing-masing siklusnya
terbukti dengan jumlah nilai pada siklus I yaitu 680 naik menjadi 720
pada siklus II.
Dengan demikian, hipotesa tindakan dan indikator keberhasilan
dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil terformatif siklus II dengan rata-rata hasil belajar 72
dan ketuntasan 80% maka dapat disimpulkan dengan penerapan strategi
Klasikal Baca Simak Murni dapat meningkatkan kemampuan membaca
al-Qur’an siswa kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul
Pandean Nalumsari Jepara. Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan
untuk setiap siklusnya, dapat dilihat pada tabel berikut,
Tabel 16
Perbandingan Ketuntasan pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No
Siklus
Belum Tuntas Tuntas Persentase (%)
1. Prasiklus
7 siswa
3 siswa
30%
2. Siklus I
5 siswa
5 siswa
50%
3. Siklus II
2 siswa
8 siswa
80%
Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram
sebagai berikut,
67
8
6
Prasiklus
4
Siklus I
Siklus II
2
0
Tuntas
Gambar. 4
Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
7
6
5
4
Prasiklus
3
Siklus I
2
Siklus II
1
0
Belum Tuntas
Gambar. 5
Perbandingan Ketidak-Ketuntasan antara Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II
C. Factor yang Mempengaruhi Penerapan Strategi Klasikal Baca Simak
Murni dalam Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Belajar
Membaca al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ Tarbiyatul Athfal
Tunggul Pandean Nalumsari Jepara
Peningkatan kemampuan anak dalam belajar membaca dalam suatu
pendidikan tidak lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan atau bagaimana
usaha itu berhasil atau bisa juga disebut sebagai pendukung dari peningkatan
kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an, karena peningkatan
kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an pada TPQ tidaklah
68
semudah seperti membalikkan telapak tangan. Untuk itu perlu adanya suatu
pembelajaran atau pendidikan sebagai upaya pelatihan, baik itu berasal dari
guru, sekolah ataupun keluarga.
Adapun faktor yang mempengaruhi anak dalam membaca al-Qur’an di
TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara, terutama
didukung mengenai adanya fasilitas yang memenuhi di TPQ, adanya
dorongan dan pengajaran dari semua guru, serta kerjasama dari orang tua.
Mengenai fasilitas yang sudah terpenuhi guna mendukung kegiatan
pembelajaran di TPQ. Dengan adanya fasilitas yang memenuhi ini merupakan
suatu acuan sebagai gerakan yang memudahkan untuk menggiring anak
kepada suatu kegiatan belajar mengajar termasuk dalam usaha meningkatkan
kemampuan anak dalam belajar membaca al-Qur’an, dan juga dengan adanya
fasilitas yang lengkap atau memenuhi juga akan mendorong terbentuknya
suatu pendidikan yang berkualitas pada anak.
Sedangkan pengajaran dan dorongan yang diberikan pada anak oleh
semua guru dalam kegiatan belajar mengajar, itu juga merupakan hal yang
sangat penting. Di TPQ, guru adalah pemeran utama dalam pengajaran, jadi
kualitas dari guru dalam pengajaran adalah yang pertama, karena berhasil dan
tidaknya proses belajar mengajar juga tergantung pada mereka. Dalam setiap
menerima calon guru TPQ Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari
Jepara sebelumnya wajib melalui seleksi yang sangat ketat, suatu misal dari
segi administrasi, keilmuan, keagamaan yang mencakup baca tulis al-Qur’an
69
beserta kaidah ilmu tajwidnya (mempunyai syahadah) dan minimal hafal juz
‘Amma dan juga dari kemampuan berbahasa.
Berikutnya faktor dari keluarga atau orang tua, keluarga atau orang tua
juga mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan pendidikan
peserta anak didik termasuk dalam keterampilan membaca dan khususnya
membaca al-Qur’an. Orang tua atau keluarga harus terus menerus
memberikan motivasi pada anaknya dalam belajar, mengarahkan, mengecek
tugas-tugas atau pekerjaan rumah disetiap harinya, dan juga memberikan
fasilitas yang memadai untuk anak dalam kegiatan belajar sepert buku, pen,
penggaris dll., agar anak ada dan tetap semangat dalam belajar.
Bagaimanapun peranan orang tua atau keluarga di rumah bagi anak
khususnya dalam kegiatan belajar sangat dibutuhkan dan penting, dengan
demikian orang tua bisa mengontrol dan mengerti kemampuan anak dalam
perkembangan belajar anaknya.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang penulis fokuskan pada
peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an dengan strategi Klasikal Baca
Simak Murni pada pembelajaran al-Qur’an di kelas al-Qur’an di TPQ
Tarbiyatul Athfal Tunggul Pandean Nalumsari Jepara. Usaha maksimal sudah
penulis lakukan, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini
hasilnya mungkin belum maksimal, karena berbagai keterbatasan penulis.
Ada beberapa keterbatasan yang dimaksud penulis, adalah sebagai berikut:
70
1.
Ketidak-mampuan
penulis
dalam
mengakomodasi
semua
faktor
pendukung yang terlibat dalam penelitian.
2.
Kurangnya kesempatan atau waktu untuk berkomunikasi baik dengan
dosen pembimbing maupun dengan teman
mahasiswa lainnya,
disebabkan karena kesempatan yang ada hanya pada hari-hari tertentu
saja, dan itupun jarang sekali berkomunikasi dengan baik.
3.
Ketersediaan kesempatan (waktu) yang sedikit untuk menelaah bukubuku (pustaka) yang ada relevansinya dengan penelitian, serta kurangnya
sarana atau fasilitas perpustakaan yang ada di sekitar penulis.
4.
Keterbatasan keuangan (biaya) yang ada.
Demikian bebarapa keterbatasan yang penulis kemukakan yang
melatar-belakangi kurang maksimalnya hasil penelitian ini. Namun demikian,
penulis berharap dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan
referensi dan pertimbangan dalam penelitian-penelitian lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. Syatiri, dkk., Pedoman Pengajian al-Qur'an bagi Anak-nak dan
Rekaman Diskusi Penyusunan Pedoman Pengajian Al-Qur'an bagi Anakanak, Jakarta: Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/ Khutab
Agama Islam Pusat Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji Depag RI,
1982/1983.
Ahmad, Muhammad Abdul Qadir, Metodologi Pembelajaran Agama, (terj.)
Ibrahim Husein, dkk., Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Agama
Islam, 1985.
An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung:
Diponegoro, 1989.
Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Ash-Shabuni, Muhammad Ali, al-Tibyan fi Ulumil Qur’an, Beirut: al-Ulumul
Qutub, 1985.
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra,
1989.
Djamarah, Saiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Fitani, Kaid, Problematika Pengajaran al-Qur'an dengan Metode Qira’ati dan
Solusinya (Studi Kasus di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang),
Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
2004.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarata: Bumi Aksara, 2001.
Harefa, Andreas, Menjadi Manusia Pembelajaran (on Becoming a Learnes)
Pemberdayaan Diri, Transformasi Organisasi dan Masyarakat Lewat
Pembelajaran, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2000.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
http://belajare-learning.blogspot.com, diakses pada tanggal 12 Desember 2014.
Humam, Pedoman Pengelolahan, Pembinaan Dan Pengembangan TKA-TPA
Nasional, Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan System
Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an AMM, 1993.
Ichwan, Mohammad Nor, Belajar Al-Qur'an (Menyingkap Khazanah Ilmu-ilmu
Al-Qur'an melalui Pendekatan Historis Metodologis), Semarang: Rasaul,
2005.
Ismail SM (eds), Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media Karya Anak
Bangsa,1996.
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikkan Islam, (Suatu Upaya Meng Efektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah), Bandung: Rosda Karya, 2002.
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasinya dan Inovasi, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003.
Muthoifah, Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca al-Qur'an Metode
Qira’ati di TPQ al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang, Semarang:
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004.
Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010.
Pidarta, Made, Landasan Pendidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia), Jakarta, Rineka Cipta, 1997.
Qadir (eds), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Media
Wacana Press, 2003.
Razak, Nasirudin, Dienul Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1989.
Rohani HM., Ahmad, Pengeloaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembalajaran (Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar), Bandung: CV. Al
Fabeta, 2003.
Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2005.
Silverius, Suke, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Jakarta: Grasindo,
1991.
Sudjana S. dan Djuju, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung:
Falah Production, 2001.
Sudjana, Cara Siswa Belajar Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 1999.
Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2005.
Supriyono, Karyono, Efektifitas Metode Qiro’ati dalam Keberhasilan Belajar
Membaca al-Qur’an di TPQ Raudlatul Falah Kaliwungu Kendal,
Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
2004.
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekaran Baru, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2002.
Tim Karya Aditama, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, Surabaya: Karya
Aditama, 1996.
Westra, Pariata, Sutarto, Ibnu Syamsi, Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: CV.
Haji Masagung, 1989.
Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005.
Zarkasi, Merintis Pendidikan TKA, Semarang: Thoha, 1987.
DATA TEMUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1.
Data Temuan Prasiklus
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Prasiklus
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
75
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
65
Belum Tuntas
3
Alya Safira
70
Tuntas
4
Dyah Widayati
60
Belum Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
60
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
55
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
65
Belum Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
60
Belum Tuntas
10
Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
64.5
Tuntas
30%
Belum Tuntas
70%
70
60
50
40
Tuntas
30
20
10
0
1
Belum Tuntas
2.
Data Temuan Siklus I
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus I
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
65
Belum Tuntas
3
Alya Safira
75
Tuntas
4
Dyah Widayati
70
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
60
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
60
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
65
Belum Tuntas
10
Sabila Fitri
70
Tuntas
Rata-rata
68
Tuntas
50%
Belum Tuntas
50%
50
45
40
35
30
25
Tuntas
20
15
10
5
0
2
Belum Tuntas
3.
Data Temuan Siklus II
Nilai Kemampuan Membaca al-Qur’an Siklus II
No
Nama
Nilai
Ket.
1
Abida Rahma Febriani
80
Tuntas
2
Adelia Dwi Saputri
70
Belum Tuntas
3
Alya Safira
80
Tuntas
4
Dyah Widayati
75
Tuntas
5
Nadya Efri Nadhifa
70
Belum Tuntas
6
Salma Fitri Nur Husna
65
Belum Tuntas
7
Wilda Khoiril Rachmatika
65
Belum Tuntas
8
Zurnita Faridhotul Khasanah
70
Tuntas
9
Linda Khoirunnisa
70
Belum Tuntas
10
Sabila Fitri
75
Tuntas
Rata-rata
72
Tuntas
80%
Belum Tuntas
20%
80
70
60
50
40
Tuntas
30
20
10
0
3
Belum Tuntas
4.
Perbandingan Ketuntasan antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No
Pelaksanaan Siklus
Ketuntasan
Persentase (%)
1.
Prasiklus
3 siswa
30 %
2.
Siklus I
5 siswa
50 %
3.
Siklus II
8 siswa
80 %
8
7
6
5
Prasiklus
4
Siklus I
3
Siklus II
2
1
0
Ketuntasan
7
6
5
4
Prasiklus
3
Siklus II
2
1
0
Belum Tuntas
5.
Perbandingan Rata-rata antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
1.
Prasiklus
64.5
2.
Siklus I
68
3.
Siklus II
72
4
Siklus I
72
70
68
Prasiklus
66
64
Siklus II
62
60
Rata-rata
5
Siklus I
Download