STUDI AKUMULASI LOGAM NIKEL PADA METODE

advertisement
i
STUDI AKUMULASI LOGAM NIKEL PADA METODE
FITOREMEDIASI MENGGUNAKAN TANAMAN SENGGANI
(Melastoma malabathricum)
TESIS
OLEH
SARLAN
G2L113001
PROGRAM STUDI KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ii
STUDI AKUMULASI LOGAM NIKEL PADA METODE
FITOREMEDIASI MENGGUNAKAN TANAMAN SENGGANI
(Melastoma malabathricum)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Magister Sains Pada Program Studi Kimia
Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo
OLEH
SARLAN
G2L113001
PROGRAM STUDI KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Studi
Akumulasi
Fitoremediasi
Logam
Nikel
Menggunakan
Pada
Tanaman
Metode
Senggani
(Melastoma malabathricum)
Nama
: Sarlan
Nomor Induk Mahasiswa : G2L113001
Program Studi
: Kimia
Menyetujui:
Komisi Pembimbing,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. rer. nat. H. Ahmad Zaeni, M.Si
NIP. 19630208 199412 1 001
Armid, S.Si., M.Si., M.Sc., D.Sc.
NIP. 19750618 200003 1 002
Mengetahui :
Koordinator Program Studi Kimia
Dr. rer. nat. H. Ahmad Zaeni, M.Si.
NIP. 19630208 199412 1 001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Sarlan
Nomor Pokok
: G2L113001
Program Studi
: Kimia
Program Pendidikan : Pascasarjana
Universitas
: Halu Oleo
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan tesis ini hasil
juplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
peraturan yang berlaku.
Kendari, 4 Juli 2017
Yang membuat pernyataan
Sarlan
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan hasil
penelitian yang berjudul “Studi Akumulasi Logam Nikel Pada Metode
Fitoremediasi
Menggunakan
Melastoma malabatricum”
dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister di bidang Kimia dapat
terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala bakti penulis haturkan terima
kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada ibunda Sakti dan ayahanda La
Pananta atas segala doa, restu, semangat, bimbingan, arahan, nasehat yang
memberikan kedamaian hati serta ketabahan dalam mendidik, membesarkan dan
menitipkan harapan besar kepada penulis. Terima kasih penulis haturkan kepada
bapak Dr. rer. nat. H. Ahmad Zaeni, M.Si. selaku pembimbing pertama dan
bapak Armid, S.Si., M.Si., M.Sc., D.Sc. selaku pembimbing kedua yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan dan membimbing
penulis selama mengikuti perkuliahan maupun dalam proses penyelesaian hasil
penelitian ini. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan melimpahkan rahmatNya.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Rektor Universitas halu Oleo Kendari.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sahta Ginting, M.Agr.Sc. Ph.D selaku direktur Program
Pascasarjana Universitas Halu Oleo.
3. Bapak Dr. rer. nat. H. Ahmad Zaeni, M.Si. selaku Koordinator Program Studi
Kimia.
vi
4. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Nurdin, M.Sc., Prof. Dr. Sahidin, S.Pd. M.Si.,
dan Dr. La Ode Ahmad Nur Ramadhan, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritikan dan arahan membangun kepada penulis dalam
penyusunan tugas akhir ini.
5. Semua dosen Program Studi Kimia Program Pascasarjana Universitas Halu
Oleo atas bimbingan, ilmu, serta bantuannya yang telah diberikan kepada
penulis.
6. Rekan-rekan seangkatan kimia 13 : Ibu Tuty, Pak Syahrir, Ismaun, Bu Hafni,
Gayuh.
7. Teman-teman penelitian : Alwahab, Sakinah, Kadir atas bantuannya selama
penelitian.
Akhir kata, penulis persembahkan kepada segenap pembaca semoga
bermanfaat dan berguna demi kepentingan Ilmu pengetahuan dan Teknologi,
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta”ala memberkahi kita semua. Amin.
Kendari,
Juli 2017
Penulis
vii
Studi Akumulasi Logam Nikel Pada Metode Fitoremediasi Menggunakan
Tanaman Senggani (Melastoma malabatricum)
Sarlan, Ahmad Zaeni, Armid
Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo
e-mail: [email protected]
Abstrak
Tanaman dapat beradaptasi dengan lingkungantempat tumbuhnya dengan
berbagai cara. Beberapa tanaman ada yang bersifat hiperakumulator terhadap
keberadaan ion logam berat, beberapa ada yang bersifat indikator dan ada yang
bersifat eksluder. Penelitian ini menggunakan Melastoma malabatricum karena
tanaman ini dapat hidup pada tanah dengan konsentrasi Nikel (Ni) yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi tanaman M. mmalabathricum
terhadap kemampuannya mentranslokasikan ion logan Ni. Konsentrasi logam Ni
pada tanah divariasikan dari 0 ppm sampai 400 ppm. Hasil peneltian
menunjukkan bahwa M. malabathricum toleran terhadap Ni karena tanaman ini
mampu hidup dengan adanya logam Ni pada tanah. Bertambahnya konsentrasi
Logam Ni pada tanah menyebabkan laju pertumbuhan tanaman M. malabathricum
menjadi berkurang. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya rata-rata pertambahan
daun dan pertambahan tinggi. Selain toleran, M. malabathricum juga dapat
mengakumulasi logam ke dalam jaringannya. Semakin tinggi konsentrasi Ni di
dalam tanah, konsentrasi Ni di dalam jaringan tanaman juga semakin tinggi,
sehingga tanaman ini dapat digunakan sebagai indikator pencemaran Ni pada
tanah. Rata-rata konsentrasi logan Ni tertinggi pada jaringan akar, batang, dan
daun berturut-turut : 2676,47 ppm, 1547,33 ppm, 1163,53 ppm. Secara umum,
pada setiap konsentrasi Ni dalam tanah, konsentrasi Ni pada jaringan akar lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi Ni pda jaringan batang dan daun.
Berdasarkan nilai Bioaccumution Factor, tanaman M. malabathricum merupakan
tanaman akumulator logam Ni. Tanaman ini memiliki kemampuan meremediasi
logam Ni dari dalam tanah hingga 166,28 g/ha tiap tahun.
Kata Kunci : Melastoma, Nikel, toleran, Logam berat.
viii
Study of Nickel Accumution Ability of Senggani (Melastoma malabatricum)
on Phytoremediation Method
Ahmad Zaeni, Armid, Sarlan
Post-graduate Program of Halu Oleo University
e-mail: [email protected]
Abstract
Plants have ability to adapt their growing environment with some way. Some of
them are hyperaccumulator of heavy metal ion, indicator of heavy metal ion and
excluder. This study used Melastoma malabatricum because it is one of the plant
that tolerant with present of Nickel high concentration of soil. The aims of this
study was to characterize Nickel ion translocation ability of M. malabathricum.
Concentration level of Ni was variated from 0 ppm to 400 ppm. The study result
showed that M. malabathricum was tolerant to present of high concentration of Ni
base on it‟s ability to grow. Rate growing of Melastoma m. was decrease by
increasing of concentration of Ni in media. It can be seen by decreased average of
leaf and stem increasing. M. malabathricum also can absorb and accumulated Ni
in it‟s tissues. Because of the Ni concentraton in plants tissue was increase with
increasing of Ni concentration in soil, this plant can be used as indicator of Ni
contamination in soil. The highest average on Ni concentration in root, stem, and
leaf respectively : 2676.47 ppm, 1547.33 ppm, 1163.53 ppm. Generally,
concentration of Ni in root higher than stem and leaf on each concentration of
Nickel in soil. Base on the value of Bioaccumulation factor, M. malabathricum is
accumulayor of Ni. This plant own Ni rmediation ability from contaminated soil
up to 166,28 g/ha each year.
Kata Kunci : Melastoma, Nickel, tolerant, heavy metal.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
Abstrak ................................................................................................................. vii
Abstract ............................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................. xv
1
2
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3
Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4
Manfaat ..................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI ...................................................................................... 4
2.1
Tanaman Melastoma sp. ........................................................................... 4
2.2
Nikel Pada Tanaman ................................................................................ 5
2.2.1
Kebutuhan Nikel ............................................................................... 5
2.2.2
Toksisitas Nikel................................................................................. 7
2.2.3
Konsentrasi Nikel (Ni) Dalam Jaringan ............................................ 8
2.3
3
Mekanisme Penyerapan Nikel (Ni) Oleh Tanaman................................ 10
2.3.1
Penyerapan Pada Akar .................................................................... 11
2.3.2
Pembawa Nikel ............................................................................... 13
2.3.3
Distribusi/Detoksifikasi .................................................................. 15
2.4
Pertumbuhan Tanaman dan Akumulasi Logam ..................................... 17
2.5
Metode Fitoremediasi ............................................................................. 18
2.5.1
Fitodegradasi ................................................................................... 19
2.5.2
Fitovolatilisasi ................................................................................. 20
2.5.3
Fitostabilisasi .................................................................................. 22
2.5.4
Rizofiltrasi ....................................................................................... 24
2.5.5
Rizodegradasi .................................................................................. 26
2.5.6
Fitoekstraksi .................................................................................... 27
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS .............................................. 29
x
4
3.1
Kerangka Berpikir .................................................................................. 29
3.2
Hipotesis ................................................................................................. 30
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 31
4.1
Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 31
4.2
Alat dan Bahan ....................................................................................... 31
4.2.1
Alat .................................................................................................. 31
4.2.2
Bahan............................................................................................... 31
4.3
Prosedur Penelitian ................................................................................. 32
4.3.1
Pembuatan Media Pembibitan......................................................... 32
4.3.2
Pembibitan ...................................................................................... 32
4.3.3
Penentuan kadar Nikel Tanah ........................................................ 32
4.3.4
Pembuatan Larutan Nikel 4000 ppm .............................................. 32
4.3.5
Pembuatan Tanah Terkontaminasi Nikel ........................................ 33
4.3.6
Penanaman Pada polybag eksperimen ............................................ 33
4.3.7
Pemanenan ...................................................................................... 33
4.3.8
Penentuan Konsentrasi Nikel Pada Jaringan ................................... 33
4.3.9
Penentuan Bioconcentration Factor ............................................... 34
4.3.10
Penentuan Translocation factor ...................................................... 34
4.3.11
Pengukuran Panjang Akar ............................................................... 34
4.3.12
Penentuan Luas Daun ...................................................................... 35
4.3.13 nalisis Kemampuan Remediasi Logam Ni Oleh
M. malabathricum. ........................................................................................ 35
5
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 36
5.1
Pengaruh Logam Ni Terhadap Pertumbuhan Tanaman ......................... 36
5.1.1
Pertambahan Jumlah Daun.............................................................. 39
5.1.2
Pertambahan Tinggi ........................................................................ 44
5.1.3
Panjang Akar ................................................................................... 45
5.2 Pengaruh Konsentrasi Ni Pada Media Terhadap Penyerapan Logam Ni
Oleh Tanaman ................................................................................................... 47
5.2.1
Akar ................................................................................................. 48
5.2.2
Batang ............................................................................................. 50
5.2.3
Daun ................................................................................................ 51
5.3
Kadar Abu dan Konsentrasi Ni Pada Abu Jaringan Tanaman ............... 53
5.4
Profil penyerapan Nikel Oleh Tanaman M. malabathricum. ................. 54
5.4.1
Bioconcentration Factor ................................................................. 54
xi
6
5.4.2
Translocation Factor ...................................................................... 56
5.4.3
Kemampuan Remediasi Melasoma malabathricum ....................... 57
KESIMPULAN ............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN .......................................................................................................... 66
6.1
Pembuatan Media Pembibitan ................................................................ 66
6.2
Pembibitan .............................................................................................. 66
6.3
Pembuatan Larutan Ni 4000 ppm ........................................................... 67
6.4
Preparasi Sampel Untuk analisis AAS ................................................... 67
6.5
Pembuatan Tanah terkontaminasi Ni ..................................................... 69
6.6
Penenaman Pada Polibag Experimen ..................................................... 70
6.7
Pemanenan .............................................................................................. 70
6.8
Pengukuran Pertumbuhan Tanaman ....................................................... 71
6.9
Tabel Rata-rata Pertambahan Tinggi ...................................................... 78
6.10
Grafik Pertambahan Tinggi ................................................................ 78
6.11
Tabel Rata-rata Pertambahan Daun .................................................... 79
6.12
Grafik Pertambahan Jumlah daun ....................................................... 79
6.13
Tabel Biomassa Tanaman ................................................................... 80
6.14
Larutan Standar Ni .............................................................................. 81
6.15
Tabel Konsentrasi Ni Pada Batang ..................................................... 82
6.16
Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Akar ............................................. 82
6.17
Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Batang .......................................... 84
6.18
Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Daun ............................................ 85
6.19
Grafik Konsentrasi Ni Pada Batang .................................................... 88
6.20
Tabel Konsentrasi Ni Pada Daun ........................................................ 88
6.21
Grafik Konsentrasi Ni pada Daun ....................................................... 89
6.22
Tabel konsentrasi Ni Pada Akar ......................................................... 89
6.23
Grafik Konsentrasi Ni Pada Akar ....................................................... 90
6.24
Kemampuan Remediasi TanamanMelastoma malabathricum ........... 91
6.25
Kemampuan Translokasi Tanaman .................................................... 92
6.26
Analisis Statistik Pertambahan Daun .................................................. 92
6.27
Analisis Statistik Pertambahan Tinggi .............................................. 100
xii
DAFTAR TABEL
1. Perbedaan Luas Daun M. malabathricum………………………………… 43
2. Rata-rata Kadar Abu dan Kadar Nikel Pada Abu tanaman
M. malabathricum……………………………………………………………….. 53
3. Kemampuan akumulasi Logam Ni Tanaman M. malabathricum .……… 55
4. Kemampuan Translokasi Nikel Pada batang dan daun M. malabathricum. 57
5. Kemampuan Remediasi Logam Ni oleh Tanaman M. malabathricum……. 58
xiii
DAFTAR GAMBAR
1.
Tanaman Melastoma malabathricum ………………………………… 5
2.
Penggolongan Tanaman Berdasarkan konsentrasi Logam …………… 10
3.
Fitodegradasi …………………………………………………………. 20
4.
Fitovolatilisasi ………………………………………………………… 21
5.
Fitostabilisasi …………………………………………………………. 23
6.
Rizofiltrasi ……………………………………………………………. 24
7.
Rizodegradasi ………………………………………………………… 26
8.
Fitoekstraksi ………………………………………………………….. 28
9.
Kurva Sigmoid Pertumbuhan Tanaman ……………………………… 38
10.
Grafik Pertambahan Jumlah Daun …………………………………… 39
11.
Grafik Profil Jumlah Daun terhadap Konsentrasi Ni Dalam tanah ….. 41
12.
Perbedaan Ukuran Daun Melastoma m. ……………………………… 42
13.
Grafik Perbedaan Luas Daun Melastoma m. …………………………. 43
14.
Grafik Pengaruh Ni dalam Tanah Terhadap Pertambahan Tinggi …… 44
15.
Grafik Panjang Akar Terhadap Konsentrasi Ni Tanah ………………. 66
16.
Akar Tanaman Melastoma m. ……………………………………….. 47
17.
Senyawa Fitokelatin …………………………………………………. 48
18.
Kompleks Ni ………………………………………………………… 49
19.
Grafik Konsentrasi Ni dalam Akar tanaman ………………………...
49
20.
Grafik Konsentrasi Ni dalam Batang Tanaman ……………………..
51
21.
Grafik Konsentrasi Ni dalam Daun Tanaman ……………………….
52
22.
Grafik Translocation Faktor Tanaman Melastoma m. ………………. 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
6.1
Pembuatan Media Pembibitan ................................................................ 66
6.2
Pembibitan .............................................................................................. 66
6.3
Pembuatan Larutan Ni 4000 ppm ........................................................... 67
6.4
Preparasi Sampel Untuk analisis AAS ................................................... 67
6.5
Pembuatan Tanah terkontaminasi Ni ..................................................... 69
6.6
Penenaman Pada Polibag Experimen ..................................................... 70
6.7
Pemanenan .............................................................................................. 70
6.8
Pengukuran Pertumbuhan Tanaman ....................................................... 71
6.9
Tabel Rata-rata Pertambahan Tinggi ...................................................... 78
6.10
Grafik Pertambahan Tinggi ................................................................ 78
6.11
Tabel Rata-rata Pertambahan Daun .................................................... 79
6.12
Grafik Pertambahan Jumlah daun ....................................................... 79
6.13
Tabel Biomassa Tanaman ................................................................... 80
6.14
Larutan Standar Ni .............................................................................. 81
6.15
Tabel Konsentrasi Ni Pada Batang ..................................................... 82
6.16
Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Akar ............................................. 82
6.17
Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Batang .......................................... 84
6.18
Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Daun ............................................ 85
6.19
Grafik Konsentrasi Ni Pada Batang .................................................... 88
6.20
Tabel Konsentrasi Ni Pada Daun ........................................................ 88
6.21
Grafik Konsentrasi Ni pada Daun ....................................................... 89
6.22
Tabel konsentrasi Ni Pada Akar ......................................................... 89
6.23
Grafik Konsentrasi Ni Pada Akar ....................................................... 90
6.24
Kemampuan Remediasi TanamanMelastoma malabathricum ........... 91
6.25
Kemampuan Translokasi Tanaman .................................................... 92
6.26
Analisis Statistik Pertambahan Daun .................................................. 92
6.27
Analisis Statistik Pertambahan Tinggi .............................................. 100
xv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Lambang/Singkatan
0
C
Arti Lambang/Singkatan
Derajad Cescius
G
Gram
Mg
Mili gram
L
Liter
mL
Mili liter
Ppm
Part Permilion
Ha
Hektar
AAS
Athomic Absoption Spectroscopi
Ni
Nikel
Nm
Nano meter

Panjang gelombang
TF
Translocation factor
BCF
Biological Concentration factor
1
BAB
1 I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sektor pertambangan merupakan salah satu industri yang berkembang di
Propinsi Sulawesi Tenggara. Perkembangan tersebut disebabkan oleh cadangan
mineral yang tinggi seperti Nikel (Ni), Emas (Au), Krom (Cr), dan Aspal.
Kekayaan sumber daya alam tersebut menjadikan industri pertambangan menjadi
salah satu industri andalan di Propinsi Sulawesi tenggara, khususnya
pertambangan Ni. Hal itu dapat dilihat dengan berdirinya beberapa perusahaan
yang bergerak di sektor pertambangan Ni.
Kondisi ini membuat roda perekonomian di Sulawesi Tenggara menjadi
lebih hidup. Ketersediaan lapangan pekerjaan terbuka lebar, sehingga masyarakat
berpeluang untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini dapat meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat di wilayah tersebut, sehingga kesejahteraan bagi masyarakat
yang dicita-citakan oleh pemerintah dapat tercapai.
Selain itu, terdapat juga beberapa permasalahan terkait berkembangnya
industri pertambangan, salah satunya adalah belum memadainya penanganan
lahan bekas pertambangan. Menurut Mansur (2010), terdapat tiga kondisi yang
dijumpai pada lahan bekas pertambangan, yaitu keasaman yang tinggi, kondisi
fisik permukaan tanah yang rusak, dan kemampuan tanah mengikat air rendah.
Selain itu bekas lahan pertambangan yang terbuka dan masih memiliki kandungan
logam yang cukup tinggi dapat mengalami erosi oleh air hujan, sehingga logam
dari lahan tersebut dapat mencemari lingkungan di daerah sekitarnya. Untuk itu,
perlu dikembangkan suatu teknologi untuk mengatasi permasalahan pada lahan
2
bekas pertambangan, sehingga dapat mendukung perkembangan industri
pertambangan yang ramah lingkungan di wilayah Sulawesi Tenggara.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah metode fitoremediasi, yaitu penggunaan tanaman untuk
memperbaiki kondisi lingkungan. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang
hipertoleran dan hiperakumulator terhadap logam. Metode ini dapat digunakan
untuk mencegah erosi pada lahan bekas pertambangan dan meremediasi
lingkungan yang tercemar logam.
Penelitian ini akan menggunakan tanaman Melastoma malabathricum
sebagai agen fitoremediasi logam Ni. Berdasarkan studi pendahuluan pada lahan
pertambangan Nikel PT. Antam Pomalaa, diketahui bahwa tanaman Melastoma
merupakan salah satu tanaman yang hidup pada tanah dengan konsentrasi Ni
tinggi pada areal tersebut. Pada penelitian sebelumnya, telah diperoleh data bahwa
Melastoma merupakan tanaman yang cukup toleran terhadap tingginya
konsentrasi Ni dalam tanah dan mampu menyimpan Ni pada jaringannya dengan
kadar yang cukup tinggi. Penelitian ini
akan menyelidiki sejauh mana
kemampuan kedua tanaman ini dalam toleransi dan akumulasi Ni. Selain itu,
penelitian ini akan mempelajari kemampuan tanaman ini dalam menghilangkan
kontaminan Ni pada tanah. Data yang akan diperoleh pada menelitian ini akan
digunakan sebagai instrument penilaian terhadap kelayakan M. malabathricum
untuk digunakan sebagai agen fitoremediasi pada lahan bekas pertambangan
Nikel.
3
1.2
Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah kemampuan toleransi Melastoma malabathricum terhadap
kontaminasi nikel pada media tanam?
2. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi nikel pada media tanam terhadap
penyerapan nikel oleh tanaman Melastoma malabathricum ?
3. Bagaimanakan kemampuan remediasi logam nikel oleh tanaman Melastoma
malabathricum ?
1.3
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi nikel pada media tanam terhadap
pertumbuhan tanaman Melastoma malabathricum.
2. Untuk Mengetahui pengaruh konsentrasi nikel pada media tanam terhadap
penyerapan nikel oleh tanaman Melastoma malabathricum
3. Untuk mengetahui kemampuan remediasi logam nikel oleh tanaman
Melastoma malabathricum
1.4
Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Kimia
Lingkungan.
2. Hasil penelitian dapat memberikan informasi mengenai kemampuan toleransi
dan akumulasi Ni oleh tanaman Melastoma sp.
3. Memberikan informasi tentang solusi bagi masalah lingkungan yang terjadi di
sekitar kita.
4. Memberikan informasi tentang tanaman hipertoleran dan hiperakumulator
terhadap Nikel.
4
BAB2II. LANDASAN TEORI
2.1
Tanaman Melastoma sp.
Melastoma
malabathricum
termasuk
famili/suku
Melastomataceae,
genus/marga Melastoma tumbuh liar pada tempat yang cukup sinar matahari,
seperti lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang.
Bia'sanya ditemukan sampai pada ketinggian 1650 m. Senggani telah digunakan
dalam pengobatan untuk luka dan borok, diare, disentri dan juga penanggulangan
hipertensi (digunakan selurah bagian tumbuhan), sakit gigi, kumur-kumur
(akarnya). Daun muda dapat dimakan sebagai lalapan, atau direbus untuk
pengobatan rematik, radang sendi (arthritis) dan untuk relaksasi pada kaki. Selain
itu daun, buah, biji dan akar dapat digunakan untuk penetral racun, dengan direbus
dan diminum airnya. Daunnya berguna dalam peternakan ulat sutera sebagai
bahan makanan. Daging buah (pulp) sekeliling biji dapat dimakan, bijinya untuk
pewarna hitam, dan akarnya untuk pewarna pink (Jawetz, dkk., 1996).
Klasifikasi tanaman M. malabathricum :
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Subkelas
: Rosidae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Melastomataceae
Genus
: Melastoma
Spesies
: Melastoma malabathricum L.
(Jawetz, dkk., 1996).
5
Gambar 1. Melastoma malabathricum (Gholib, D., 2009)
Tanaman Melastoma sp. merupakan tanaman yang mengandung metabolit
sekunder yang berpotensi dijadikan senyawa bahan obat. Balumugan, K., dkk
(2014) telah menemukan bahwa ektrak etanol tanaman Melastoma malabathricum
memiliki aktivitas antidiabetes dan antihiperlipidemia. Selain itu, ektrak metanol
daun Melastoma memiliki aktivitas hepatoptrotekif (Kamisan, F.H., dkk., 2013).
Roslen dkk (2014) telah melakukan screaning sitotoksisitas ektrak tanaman
Melastoma, dan diketahui bahwa ektrak tanaman Melastoma tersebut memiliki
aktivitas terhadap kanker payudara. Ektrak etanol tanaman Melastoma juga
memiliki aktivitas antinosiseptik (Sulaiman, M.R., dkk., 2004). Ekstrak bunga
Melastoma meiliki aktivitas antioksidan (Susanti, D., dkk., 2008).
2.2
2.2.1
Nikel Pada Tanaman
Kebutuhan Nikel
Nikel merupakan suatu mikronutrien yang dibutuhkan oleh tanaman, dan
dapat ditemukan pada bagian-bagian tanaman. Secara alami, Ni dapat ditemukan
pada jaringan tanaman sebesar 1-10 mg/Kg berat kering (Assuncao, dkk., 2003).
6
Konsentrasi Ni yang rendah pada jaringan tanaman menyebabkan pertumbuhan
tanaman menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena logam Ni merupakan
aktivator beberapa enzim pada tanaman, seperti hidrogenase, urease, asetil-Skoenzim A sintase, peptide deformilase, karbon monoksida dehidrogenase, dan
glioksalase I (Mulrooney and Hausinger, 2003).
Kebutuhan Ni oleh tanaman telah diteliti oleh Gerendas dan Satlelmacher
(1999) bahwa menambahan Ni berhubungan dengan peningkatan produksi urea
pada tanaman, tetapi reduksi secara signifikan aktivitas urea pada daun dan akar
tanaman akan terjadi apabila tanaman mengalami defisiensi logam Ni. Logam Ni
juga dibutuhkan pada simbiosis tanaman dan mikroba pemfiksasi Nitrogen.
Mikroba memerlukan Ni pada proses fiksasi nitrogen (N2) untuk menghasilkan
senyawa nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman. Logam ini mempengaruhi
secara langsung fiksasi nitrogen (Zobiole, dkk., 2010), sehingga defisiensi logam
Ni dapat menyebabkan berkurangnya fiksasi nitrogen oleh mikroba.
Tanaman mengakumulasi logam memiliki tujuan tertentu. Logam yang
diakumulasi tersebut (misalnya Ni) dapat berfungsi sebagai elemen pertanahan,
misalnya dari patogen dan herbivora (Boyd, 2004). Penelitian tentang pertahanan
tanaman akibat akumulasi logam Ni telah dilakukan terhadap spesies Alyssum,
seperti Alyssum murale dan Alyssum serpyllifolium sp. lusitanicum mudah
terinfeksi oleh Phytium ultimum ketika ditumbuhkan pada media dengan
konsentrasi Ni yang rendah (Ghaderian, dkk., 2000), tetapi spesies Alyssum yang
ditanam pada media dengan konsentrasi Ni tinggi menyebabkan tanaman tidak
terserang jamur. Hal ini bisa disebabkan karena Ni sendiri toksik terhadap hama,
7
atau menurut Graham dan Webb (1991) hal ini disebabkan karena senyawan Ni
yang toksik terhadap hama. Sebagai contoh, garam-garam Ni sangat efektif
sebagai fungisida.
2.2.2
Toksisitas Nikel
Kehadiran logam berat, termasuk Ni, berakibat toksik bagi sebagian besar
tanaman. Penelitian tentang toksisitas Ni pada tanaman telah banyak dilakukan,
sebagai contoh kehadiran Ni mengakibatkan defisiensi beberapa mikronutrien,
atau mikronutrien divalent yang dibutuhkan oleh tanaman berkompetisi dengan
Ni. Tingginya konsentrasi Ni menyebabkan berkuarangnya biomassa akar dan
daun. Konsentrasi Ni yang tinggi menyebabkan penurunan konsentrasi Ca, Mn,
dan Fe, selain itu,
N, K, Zn, dan Cu juga berkurang seiring bertambahnya
konsentrasi Ni (Ahmad, dkk., 2011).
Gejala toksisitas logam Ni ditunjukkan oleh jagung (Zea mays)
berdasarkan pertumbuhannya. Kehadiran logam ini di dalam media tanam dapat
mengurangi laju pertumbuhan tanamannya. Laju pertumbuhan terganggu secara
signifikan pada konsentrasi Ni dalam tanah sebesar 100 mg/Kg (100 ppm).
Dengan konsentrasi tersebut, biomassa tanaman ini, khususnya daun dan akar
berkurang secara signifikan, yaitu masing-masing 41.9 % dan 29.3% (Wang, H.,
dkk., 2009).
Toksisitas Ni juga ditunjukkan oleh Hordeum vulgare L. (Molas, J., 2004).
Tanaman ini dapat hidup pada tanah yang terkontaminasi senyawaan logam Ni,
baik bentuk Ni-organik maupun Ni-anorganik. Analisis toksisitas Ni diamati
8
dengan melihat struktur sel penyusun akar dan daun. Adanya logam Ni
menyebabkan sel-sel penyusun akar dan daun mengalami kelainan.
2.2.3
Konsentrasi Nikel (Ni) Dalam Jaringan
Berdasarkan konsentrasi logam di dalam jaringannya, tanaman dibedakan
atas tiga jenis, yaitu Exluder, Indikator, dan Hiperakumulator.
2.2.3.1 Excluder
Tanaman-tanaman yang termasuk dalam kategori ini adalah tanaman yang
mampu mencegah logam masuk ke dalam jaringannya. Tanaman ini dapat
mengeluarkan senyawa tertentu, yang disebut senyawa fitokelatin, yang akan
bereaksi dengan logam di dalam tanah. Setelah bereaksi dengan senyawa tersebut,
logam akan menjadi lebih stabil dan susah untuk masuk ke dalam jaringan
tanaman. Mekanisme ini membuat konsentrasi logam di dalam tanah yang berada
di sekitar akar akan relatif konstan (Cuningham, 1995).
Selain itu, tanaman juga dapat beradaptasi dengan logam dalam tanah
dengan cara mengubah permeabilitas membran sel akarnya sehingga logam akan
sulit masuk. Adaptasi lain dari tanaman adalah dengan mengubah kapasitas
dinding sel akar dalam mengikat logam (Cuningham, S., 1995). Proses ini akan
menghalangi logam untuk naik ke jaringan tanaman yang berada di atas tanah,
sehingga konsentrasi logam pada akar akan relatif jauh lebih tinggi dibandingkan
pada batang dan daun. Tanaman jenis ini cocok digunakan pada metode
fitostabilisasi.
9
2.2.3.2 Indikator
Tanaman kategori ini adalah tanaman yang mengakumulasi logam pada
jaringan tanaman yang terdapat di atas permukaan tanah. Konsentrasi logam pada
jaringan tanaman ini dipengaruhi oleh konsentrasi logam di dalam tanah. Jika
konsentrasi logam dalam tanah rendah, maka konsentrasi logam dalam jaringan
tanaman juga rendah. Konsentrasi logam dalam jaringannya akan meningkat
seiring dengan meningkatnya konsentrasi logam dalam tanaman. Perubahan
konsentrasi ini menggambarkan konsentrasi logam dalam tanah (Cunningham, S.,
dan Ow, D.W., 1996).
Untuk mencegah toksisitas logam dalam jaringan, tanaman memproduksi
senyawa intraseluler untuk mengikat logam. Selain berfungsi untuk mengurangi
toksisitas logam, senyawa ini berfungsi sebagai senyawa transport sehingga logam
lebih mudah didistribusikan di dalam jaringan tanaman. Logam kemudian
dilokalisasi pada bagian tertentu yang tidak atau kurang sensitif (Cunningham, S.,
dan Ow, D.W., 1996).
2.2.3.3 Hiperakumulator
Tanaman hiperakumulator adalah tanaman yang dapat mengakumulasi
logam dengan konsentrasi yang sangat tinggi. Tanaman ini mengakumulasi logam
pada bagian tanaman yang terdapat di atas permukaan tanah jauh lebih tinggi dari
pada di dalam akar. Chaney, dkk (1997) memberikan tiga persyaratan suatu
tanaman dikatakan tanaman hiperakumulator, yaitu: Toleran terhadap konsentrasi
logam yang tinggi pada tanah, sehingga pertumbuhan tanaman relatif tidak
terganggu; mampu menyerap logam dari dalam tanah dengan sangat cepat, serta
10
mentranslokasikannya dengan cepat pula ke jaringannya; dan menghasilkan
biomassa yang tinggi pada waktu yang relatif cepat (tumbuh dengan cepat).
Terdapat batasan penyerapan logam oleh tumbuhan agar dikatakan sebagai
tanaman hiperakumulator. Batasan tersebut berbeda-beda sesuai dengan jenis
logam yang di absorbsinya (Baker dan Brooks 1999). Untuk Kadmium,
konsentrasi setinggi 0,01% (100 mg/Kg BK) dianggap sebagai hiperakumulator.
Kobalt, Tembaga, dan Timbal konsentrasi 0,1% (1.000 mg/Kg BK) dan 1%
(10.000 mg/Kg BK) untuk Seng dan Mangan. Untuk logam Ni, tanaman dikatan
hiperakumulator jika konsentrasi Ni dalam jaringannya 0,2% (2.000 mg/Kg BK)
(Priyanto dan Priyanto, 2007).
Gambar 2. Penggolongan tanaman berdasarkan konsentrasi logam
dalam jaringan (Ghosh & Singh, 2005)
2.3
Mekanisme Penyerapan Nikel (Ni) Oleh Tanaman
Pencemaran lingkungan oleh logam Ni disebabkan oleh beberapa faktor:
(1) limbah pabrik pengolahan logam, dan pembakaran bahan bakar cair; (2) irigasi
dengan air yang mengandung logam berat; (3) erosi lahan bekas pertambangan;
11
dan (4) penggunaan pestisida. Konsentrasi Ni dalam tanah akibat pencemaran
berkisar antara 2 ppm sampai 750 ppm.
Jalur utama extraksi Ni dari dalam tanah oleh tumbuhan adalah melalui
penyerapan oleh akar. Namun sebagian dari logam di dalam tanah terikat dengan
senyawa organik, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Logam Ni diserap
oleh tanaman melalui transport aktif dan difusi pasif. Perbandingan antara logam
yang ditransport aktif dan difusi pasif tergantung pada konsentrasi Ni di dalam
tanah. Difusi pasif akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi Ni pada
tanah. Ketika diserap oleh akar, Ni berkompetisi dengan dengan logam yang lain,
sebagai contoh, logam Ni dan Zn (Seregin dan Kozhevnikova, 2006).
2.3.1
Penyerapan Pada Akar
Tanaman dapat menyerap Ni2+, NiSO4, dan kompleks sederhana NiOH+.
Ni dapat membentuk kompleks dengan senyawa organik, seperti asam organik
yang dapat meningkatkan desorbsi atau disolusi Ni dalam tanah. Berdasarkan
solubilitasnya, Ni dalam tanah dibedakan atas Ni tersedia, potensial tersedia, dan
tidak tersedia. Ni tersedia adalah Ni yang terlarut di dalam air, potensial tersedia
adalah Ni yang membentuk kompleks dengan senyawa organik, dan Ni tidak
tersedia adalah Ni yang tidak terlarut, termasuk Ni oksida. Secara umum, terdapat
dua proses pengambilan Ni oleh akar tanaman, yaitu bioaktivasi dan absorbsi pada
akar (He, S., dkk., 2012).
2.3.1.1
Bioaktivasi Nikel
Sebelum menyerap Ni ke dalam akar, tanaman terlebih dahulu melakukan
treatment terhadap logam Ni di dalam tanah. Tanaman menegeluarkan senyawa
12
tertentu (exsudat) untuk mengkelat Ni. Senyawa-senyawa tersebut adalah asam
organik seperti asam malonat dan asam oksalat, fotosiderosfor yang merupakan
senyawa pengkelat logam, serta enzim. Senyawa-senyawa ini secara bersamasama merupakan faktor utama yang mempengaruhi penyerapan logam Ni ke
dalam akar (He, S., dkk., 2012).
Selain bioaktivasi dilakukan oleh tanaman itu sendiri, bioaktivasi dapat
juga dibantu dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan adalah
mikroorganisme yang resisten terhadap Ni. Sebagai contoh, konsentrasi Ni pada
akar meningkat dari 2,2 mg/Kg menjadi 2,6 mg/Kg dengan menginokulasikan
Microbacterium arabinogalactanolyticum ke dalam media tanah. Hal ini dapat
terjadi karena mikroorganisme tersebut dapat merubah Ni tidak tersedia menjadi
Ni potensial tersedia. Selain itu, Sychrobacter sp., Bacillus cereus, Pseudomonas
sp., Bacillus megaterium, Phyllobacterium brassicacearum, R. leguminosarum
bv. viciae, Mesorhizobium loti. Selain membantu dalam penyerapan Ni,
mikroorganisme tersebut dapat membantu tanaman melawan toksisitas Ni,
sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman (He, S., dkk., 2012).
2.3.1.2
Absorbsi Akar
Membran plasma pada sel-sel penyusun akar merupakan pintu masuk bagi
logam Ni pada tanaman. Senyawa yang berperan pada proses masuknya Ni ke
dalam akan adalah enzim membran plasma, yaitu H+-ATPase. Aktivitas enzim ini
menyebabkan terjadinya gradien proton elektrokimia (H+). Perbedaan gradien ini
menyebabkan penyerapan nutrisi bagi tanaman dan mengasimilasikannya ke
dalam xylem dan floem, termasuk di dalamya logam Ni. Aktivitas ATPase
13
membran plasma bergantung pada konsentrasi logam Ni di dalam tanah (He, S.,
dkk., 2012).
Untuk masuk ke dalam xylem, Ni pertama-tama harus melewati membran,
kemungkinan Ni masuk melewati kanel atau pompa membran, yang disebut
Symplast transport. Plama permeabel mengontrol lalu-lintas Ni melalui kanel
spesifik ion atau senyawa pembawa ion logam. Pada proses ini, Ni berkompetisi
dengan mineral-mineral yang lain yang juga di serap oleh tanaman (He, S., dkk.,
2012).
2.3.2
Pembawa Nikel
Logam Ni tidak begitu saja ditransportasikan pada jaringan tanaman.
Untuk mentransportasikan logam, diperlukan senyawa-senyawa pembawa.
Senyawa-senyawa ini akan bereaksi dengan Ni, kemudian ditransportasikan di
dalam jaringan. Secara umum terdapat dua kelompok besar senyawa pembawa Ni,
yaitu asam organik dan protein.
2.3.2.1
Asam Organik
Sampai saat ini, asam-asam organik dianggap sebagai salah satu
transporter bagi logam Ni di dalam jaringan tumbuhan. Namun, dari semua asam
organik yang dapat diproduksi oleh tanaman, asam sitrat merupakan pembawa Ni
yang paling dominan. Pada tanaman Stackhousia tryoni (Celastraceae) yang
merupakan tanaman hiperakumulator terhadap Ni, pada jaringan xilemnya
ditemukan Ni dalam bentuk senyawa dengan sitrat. Selain itu, pada lateks
tanaman S. acuminate, hampir semua Ni ditemukan dalam bentuk senyawaan
dengan asam sitrat dan asam-asam organik yang lain. Sama halnya dengan Ni
14
yang ditemukan pada tanaman Alyssum bertolonii, Ni membentuk senyawa
dengan asam sitrat (He, S., dkk., 2012).
Asam-asam organik lain yang juga merupakan pembawa logam berat
dalam jaringan tanaman adalah asam amino bebas, seperti histidin dan
nikotinamin yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan ion logam.
Namun khusus untuk Ni, histidin merupakan yang paling dominan sebagai
pembawa. Senyawa Ni ditemukan dalam bentuk kompleks dengan histidin pada
tanaman hiperakumulator Ni, seperti Alyssum montanum, A. lesbiacum, A.
lesbiacum, A. montanum, Brassicaceae. Pada tanaman-tanaman tersebut,
ditemukan trend bahwa aktivitas histidin meningkat seiring dengan meningkatnya
konsentrasi Ni pada tanah (He, S., dkk., 2012).
2.3.2.2
Protein Transport
Protein transport merupakan salah satu senyawa pembawa logam di dalam
jaringan tanaman. Senyawa protein yang khusus untuk mentransport Ni sampai
saat ini belum di ketahui, namun Ni dapat ditransport oleh protein-protein yang
mentransport logam yang lain. Protein yang mempengaruhi transportasi Ni dalam
jaringan tanaman, diantaranya ZIP, NRAMP yang diisolasi dari Thlaspi
japonicum. Kedua protein ini berfungsi untuk melindungi tanaman dari toksisitas
logam Ni (He, S., dkk., 2012).
Selain itu, terdapat juga TjZNT1 and TjZNT2, yang merupkan rantai
panjang yang mengandung banyak histidin. Histidin yang terdapat pada rantai
tersebut merupakan bagian yang aktif terhadap Ni, di mana bagian tersebut dapat
berikatan kuat dengan Ni (He, S., dkk., 2012). Aktifitas senyawa ini berbanding
15
lurus dengan konsentrasi Ni yang diberikan pada tanaman tersebut. Selain dapat
mentransportasikan Ni, kedua transporter ini juga diketahui memiliki peranan
penting dalam transportasi Mn, Zn, dan Cd (He, S., dkk., 2012).
2.3.3
Distribusi/Detoksifikasi
2.3.3.1
Distribusi
Kemampuan suatu tanaman untuk mentolerasi dan mengakumulasi logam
berat, misalnya Ni, memberikan keuntungan tersendiri secara ekologi bagi
tanaman tersebut. Logam yang telah di akumulasi tersebut dapat digunakan
sebagai alat pertahanan. Tanaman dengan konsentrasi Ni yang tinggi pada batang
dan daunnya, merupakan pelindung yang efektif dari serangga. Olehnya itu,
tanaman hiperakumulator mendistribusikan logam dengan konsentrasi yang lebih
tinggi pada jaringannya yang berada di atas tanah (batang dan daun) daripada
bagian yang berada di dalam tanah (akar) (He, S., dkk., 2012).
Tanaman seperti Alyssum murale mendistribusikan logam pada akar
sebesar 1260 mg/Kg, 1170 mg/Kg pada batang, dan 11.400 mg/Kg pada bijinya.
Sedangkan konsentrasi Ni pada pada daun tanaman ini meningkat pada saat proses
pembentukan bunga. Tanaman S. coronatus juga menunjukkan hal serupa, dengan
konsentrasi Ni tertinggi berada pada daunnya. Salix viminalis juga menunjukkan
hal yang sama, dan konsentrasi Ni di dalam jaringannya batangnya bertambah
besar dengan bertambahnya ketinggian batang. Selain itu, Berkheya coddii, S.
coronatus, Stackhousia tryonii, A. bertolonii Desv, L. emarginata, dan T.
gosingense yang merupakan tanaman hiperakumulator terhadap Ni, menunjukkan
16
pola yang sama pada sebaran konsentrasi Ni dalam jaringannya (He, S., dkk.,
2012).
2.3.3.2
Detoksifikasi
Efisiensi tanaman dalam mendetoksifikasi logam merupakan kunci utama
tanaman tersebut dapat menyimpan logam dalam jumlah yang besar. Mekanisme
detoksifikasi logam pada tanaman yaitu mendistribusikan logam pada bagian
tertentu di dalam sel yang kehadirannya tidak akan menggagngu proses selular
seperti fotosintesis. Logam terlebih dahulu dikomplekskan, kemudian dipindahkan
dari bagian aktif sitoplasma ke bagian sel yang tidak aktif pada proses seluler,
seperti dinding sel dan vakuola. Pada daun, logam disimpan pada apoplas atau selsel epidermis, seperti yang terjadi pada tanaman hiperakumulator terhadap Ni,
Hybanthus floribundus (He, S., dkk., 2012).
Kemampuan detoksifikasi ini menyebabkan tanaman memiliki toleransi
yang tinggi terhadap logam Ni. Sebagian besar tanaman hiperakumulator Ni,
menyimpan Ni dengan konsentrasi paling besar berada di daun, kemudian batang,
dan yang paling rendah pada akar. Besar kecilnya konsentrasi Ni pada daun,
tergantung pada mekanisme transport xylem. Jika kapasitas tukar kation pada
xylem baik, maka Ni akan mudah ditransportasikan menuju daun, akan tetapi
kapasitas tukar kation pada xylem tanaman tertentu, seperti D. innoxia,
menyebabkan konsentrasi Ni di daun jauh lebih kecil daripada di akar (He, S.,
dkk., 2012).
17
2.3.3.3
Penyimpanan Vakuolar
Kapasitas penyimpanan vacuolar berperan penting dalam imobilisasi dan
homeostatis logam pada tumbuhan. Vakuola merupakan tempat penyimpanan
logam utama pada tumbuhan, senyawa-senyawa fitokelatin di mobilisasi ke
vakuola untuk mentreatment logam. Dengan demikian, perbedaan antara tanaman
hiperakumulator dan tanaman yang tidak hiperakumulator terletak pada
kemampuan penyimpanan di vakuola, serta kemampuan detoksifikasi biokimia di
vakuola (He, S., dkk., 2012).
Penyimpanan logam di dalam vacuole melibatkan transport aktif pada
tonoplas yang diaktivasi oleh ATP. Dalam rangka membawa logam ke vakuola,
tonoplas melintasi sitosol melawan gradient elektrokimianya. Lintasan gradient
elektrokimia tonoplas di tentukan oleh dua pompa proton, yaitu proton transport
ATPase Vacuolar (V-ATPase) dan piropospatase translokasi proton vakuola (VPPase) (He, S., dkk., 2012).
2.4
Pertumbuhan Tanaman dan Akumulasi Logam
Lambers dan Poorter (1992) merumuskan beberapa perhitungan untuk
menganalisis pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai berikut :
Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) diameter dan tinggi tanaman :
(1)
(D1 dan D2 adalah diameter awal dan akhir, T1 dan T2 adalah waktu awal dan
akhir pengamatan.)
Rasio Berat Daun (RBD):
(2)
18
Rasio Berat Akar (RBA):
(3)
Panjang akar Spesifik (PAS):
(4)
Rasio Berat Batang (RBB):
(5)
Agoramoorthy, dkk (2005) juga mengajukan rumus untuk menghitung
perbandingan konsentrasi logam yang terdapat dalam jaringan tanaman dengan
konsentrasi logam yang terdapat dalam media, yang disebut Biological
Concentration Factor (BCF).
(6)
(CB adalah konsentrasi total logam pada tanaman, dan CS adalah konsentrasi
logam dalam tanah).
dan Translocation Factor (TF) yang digunakan untuk menghitung potensi
mobilitas logam dari akar ke batang dan dari akar ke daun.
(7)
(8)
Cs adalah konsentrasi logam pada batang, Cl adalah konsentrasi logam pada daun,
dan Cr adalah konsentrasi logam pada akar.
2.5
Metode Fitoremediasi
Fitoremediasi merupakan penghilangan polutan baik yang terdapat pada
tanah, maupun air menggunakan tanaman. Dengan metode ini, polutan di
akumulasi, didegradasi, ditransformasi, atau diimobilisasi (Hdayati, 2005).
Fitoremediasi merupakan solusi yang baik untuk mengatasi encemaran lingkukan,
karena selain ramah lingkungan dan efektif, metode ini juga memerlukan biaya
19
yang sangat murah jika dibandingkan dengan pemulihan secara konvensional
menggunakan bahan kimia (Ghosh, M., dan Singh, S.P., 2005). Metode
fitoremediasi
terdiri
atas
6
jenis,
yaitu
Fitodegradasi,
Fitovolatiliasi,
Fitostabilisasi, Rizofiltrasi, Rizodegradasi, dan Fitoekstraksi.
2.5.1
Fitodegradasi
Fitodegradasi adalah metabolisme kontaminan di dalam jaringan
tumbuhan. Tanaman menyerap kontaminan kemudian diuraikan dengan proses
biokimia pada tanaman. Organ tumbuhan menguraikan polutan yang diserap
melalui proses metabolisme tumbuhan atau secara enzimatik. Spesies tumbuhan
yang berpotensi digunakan adalah berbagai jenis rumput (Mangkoedihardjo,
2005). Seiring dengan perkembangannya, penggunaan selain jenis rumput telah
banyak dilakukan.
Tembakau transgenik dapat digunakan sebagai agen fitodegradasi untuk
senyawa posporus. Tanaman ini dapat mengekstrak senyawa pospor dari media
tanamnya, kemudian ditransformasi di dalam jaringannya. Hal ini tunjukkan
dengan berkurangnya senyawa organopospor yang terdapat di dalam media,
namun senyawa tersebut hanya sedikit terdapat di dalam jaringan tanaman (Wang,
X., 2008). Selain itu, Kagalkar, A,N., dkk (2011) telah melakukan penelitian
kemampuan fitodegradasi tanaman Phaseolous mungo dan Triticum aestivum
yang diasosiasikan dengan sel inokulasi Bulmea malcolmii. Teknik tersebut
meningkatkan kemampuan fitodegradasi terhadap zat warna Malactic Green, hal
ini ditunjukkan dengan meningkatnya kecepatan decolorisasi.
Selain itu, tanaman Scirpus grossus yang diasosiasikan dengan rizobakteri
dapat mendegradasi petroleum hidrokarbon sampai 81,5% setelah 72 hari (Al-
20
Baldawi, IA., dkk., 2015). Tanaman Miskantus digunakan pada proses
fitodegradasi senyawa organik yang diasosiasikan dengan rizobakteri. Tanaman
ini menyediakan nutrisi dan oksigen untuk rizobakteri (Megharaj, dkk., 2011). F.
arundinacea, B. campestris, dan H. anuus yang diasosiasikan dengan asam humat,
dapat mendegradasi petroleum hidrokarbon masing-masing 45%, 54%, dan 66%
(Park, S., dkk., 2011).
Gambar 3. Fitodegradasi (Mangkudiharjo, 2005)
2.5.2
Fitovolatilisasi
Fitovolatilisasi terjadi merupakan proses penyerapan kontaminan oleh
tanaman, kemudian kontaminan tersebut di lepaskan ke udara.
Penyerapan
polutan oleh tumbuhan dan dikeluarkan dalam bentuk uap cair ke atmosfer.
Metode ini cocok digunakan untuk mengatasi kontaminasi senyawa-senyawa
organik maupun anorganik (Mangkoedihardjo, 2005). Kontaminan dapat
mengalami transformasi sebelum lepas ke atmosfer, misalnya Hg(II) yang toksik
direduksi menjadi Hg yang relatif tidak toksik (Alder, 1996).
21
Metode Fitovolatilisasi untuk senyawa anorganik digunakan untuk
menghilangkan kontaminan logam yang volatil. Metode fitovolatilisasi senyawa
anorganik umumnya dilakukan terhadap senyawa-senyawa Merkuri (Hg).
Nicotiana tabacum dan Arabidopsis thaliana dapat mereduksi ion merkuri
(Hg(II)) menjadi Hg, kemudian menguapkannya ke udara (Terry dan Bubuelos.,
2000). Hal serupa juga terjadi pada tanaman Liriodendron tulipifera (Rugh, dkk.,
1998) dan Brassica napus (Bañuelos, dkk., 1997) ketika di tanam pada media
yang terkontaminasi ion merkuri.
Gambar 4. Fitovolatilisasi (Mangkudiharjo, 2005)
Fitovolatilisasi juga terjadi pada kontaminan senyawa organik. Burken dan
Schnoor (1999) telah meneliti fitovolatilisasi kontaminan senyawa organik seperti
trikloroetilwn (TEC), benzena, toluena, etilbenzena, dan ksilena pada media
hidroponik. Kontaminan tersebut berkurang sebanyak 98% - 99% setelah
memasuki tahun kedua pertumbuhan tanaman, dengan konsentrasi mula-mula 50
ppm. Fitovolatilisasi sangat sulit diamati untuk senyawa organik, karena proses
22
yang terjadi pada jaringan tanaman sangat mirip dengan rizodegradasi dan
fitodegradasi.
2.5.3
Fitostabilisasi
Fitostabilisasi adalah suatu proses imobilisasi kontaminan pada daerah
akar oleh senyawa tertentu yang dikeluarkan tanaman.
Akar tumbuhan
melakukan imobilisasi polutan dengan cara mengakumulasi, mengadsorpsi pada
permukaan akar dan mengendapkan presipitat polutan dalam zona akar. Proses ini
secara tipikal digunakan untuk dekontaminasi zat-zat anorganik. Spesies
tumbuhan yang biasa digunakan adalah berbagai jenis rumput, bunga matahari,
dan kedelai (Mangkoedihardjo, 2005). Pada awalnya metode ini hanya
menggunakan tanaman, namun saat ini fitostabilisasi dilakukan dengan
menggabungkan antara tanaman dan mikroorganisme.
Tanaman Juncus effusus L. dapat hidup baik pada media dengan
konsentrasi Pb yang cukup tinggi. Pada konsentasi Pb 0,5 mM dalam media
hidroponik, tanaman ini tidak menunjukkan gejala keracunan Pb. Sedangkan pada
konsentrasi Pb 1 mM, walaupun bisa dikatakan hidup baik, terjadi penurunan
biomassa akar dan daun. Namun dengan penambahan EDTA pada media
tanamnya, menyebabkan tanaman ini dapat kembali normal jika dilihat pada
biomassa akar dan daunnya. Logam Pb disimpan dalam akar lebih besar daripada
bagian lain tanaman (Najeeb, U., 2014).
Rajkumar, dkk (2013) telah meneliti potensial fitostabilisasi Ni terhadap
tanaman B. juncea, L. cylindrica dan S. halepense yang diasosiasikan dengan
Bacillus megaterium SR28C. Pada penelitian ini teramati tanaman mengeluarkan
eksudat sebagai makanan B. megaterium, kemudian mikroba ini mengimobilisasi
23
logam Ni di dalam tanah. Psidium guajava dapat bertahan hidup pada media
dengan konsentrasi Ni yang tinggi. Perubahan morfologi seperti penurunan
biomassa akar dan daun terjadi pada konsentrasi 1000 M NiSO4. Tanaman ini
cocok digunakan sebagai agen fitostabilisasi hanya mengakumulasi logam dalam
jumlah sangat kecil dan dapat bertahan hidup pada konsentrasi Ni yang tinggi
(Bazihizinaa, N., 2015).
Gambar 5. Fitostabilisasi (Mangkudiharjo 2005)
Potensial fitostabilisasi Solanum nigrum L. yang merupakan tanaman
hiperakumulator terhadap Zn dan Cd telah dilakukan oleh Feras, P., dkk (2012).
Tanaman ini tidak toleran terhadap logam Ni dilihat dari laju pertumbuhannya.
Dengan adanya logam Ni dalam media tanam, tanaman ini mengalami
pengurangan ukuran dan akar berturut-turut 33% dan 30%. Agropyron elongatum
juga merupakan tanaman yang toleran terhadap Ni, toleransi terhadap Ni makin
baik dengan penambahan CaO sebagai agen liming, sehingga asosasi tanaman ini
24
dengan liming cocok digunakan untuk meremediasi lahan terkontaminasi Ni
melalui metode fitostabilisasi (Chen dan Wong., 2006).
2.5.4
Rizofiltrasi
Rizofiltrasi adalah pemanfaatan kemampuan akar tumbuhan untuk
mengendapkan, menyerap, dan mengakumulasi kontaminan dari linggkungan air.
Akar tumbuhan mengadsorpsi atau presipitasi pada zona akar atau mengabsorpsi
larutan polutan sekitar akar ke dalam akar spesies tumbuhan yang fungsional
adalah rumput air seperti Cattail dan eceng gondok (Mangkoedihardjo, 2005).
Metode ini digunakan untuk membersihkan lingkungan beair dari kontaminan
larut air. Saat ini, berbagai tanaman telah diteliti kemampuannya untuk digunakan
pada metode ini.
Contamine
Satbilized On or
In root Tissue
(C2)
Plant Support Matrix
Clarified
Efluent
Contaminated
Groundwater
Pump
Contaminant
(C)
Hydroponic sistem
Precipitated
Contaminant
(C1)
Gambar 6. Rizofiltrasi
Kultur serabut akar Brassica juncea dan Chenopodium aramanticolor
telah digunakan oleh Eapen, S., dkk (2003) untuk menghilangkan kontaminasi
uranium (U) pada lingkungan air. Pada air yang terkontaminasi U, pertumbuhan
akar tidak terganggu sampai konsentrasi 500 M. Kultur serabut akar B. juncea
dapat menghilangkan kontaminasi U pada air sebesar 20-23%, sedangkan C.
25
amaranticolor dapat menghilangkan U hingga 13%. Selain itu, Phaseolus vulgaris
L. var. vulgaris merupakan tanaman potensial untuk rizofiltrasi (U) dan Cesium
(Cs). Konsentrasi U dan Cs pada akar maupun daun tanaman ini berbanding lurus
dengan konsentrasi logam-logam tersebut pada media (konsentrasi 100 g/L –
700 g/L). Tanaman ini dapat mengakumulasi U sampai 6,53 g/g pada daun dan
1019,01 g/g pada akar, sedangkan untuk Cs 60,38 g/g pada daun dan 1174,73
g/g berat kering. Tanaman ini dapat mereduksi konsentrasi U dalam air sampai
98,9% (Yang, M., 2015).
Penelitian serupa dilakukan oleh Lee dan Yang (2010) terhadap potensial
rizofiltrasi U Helianthus annuus L. dan Phaseolus vulgaris L. var. vulgaris.
Selama 24 rizofiltrasi, Helianthus annuus L. dapat menurunkan konsentrasi U
sampai 97% media dengan konsentrasi U yang sangat tinggi (543 g/L).
Phaseolus vulgaris L., Var. vulgaris juga memiliki kapabilitas yang besar untuk
meremediasi air terkontaminasi U. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya
konsentrasi U sampai 80% dari konsentrasi awal 116 g/L. Namun, kemampuan
itu menurun ketika konsentrasi di atas 300 g/L, yang penurunannya hanya
mencapai 60%.
Tome, V., dkk (2008) juga melakukan penelitian tentang kemampuan
Helianthus annuus L. menghilangkan kontaminasi U dan Radium 226 (226Ra).
Tanaman ini hanya membutuhkan dua hari untuk menurunkan kadar kontaminasi
U dan
226
Ra. Selama waktu itu, selama 50% U dan 70%
226
Ra, dan sisanya
terpresipitasi, serta hanya sedikit sekali konsentrasi ditemukan pada daun dan
larutan.
26
2.5.5
Rizodegradasi
Polutan diuraikan oleh mikroba dalam tanah, yang diperkuat/sinergis oleh
zat-zat keluaran akar tumbuhan (eksudat) yaitu gula, alkohol, asam. Eksudat yang
dikeluarkan oleh tumbuhan merupakan makanan dari mikroorganisme tanah. Pada
proses hidupnya, mikroorganisme tanah tersebut akan mendegradasi kontaminan
dalam tanah. Proses ini sangat tepat digunakan pada proses dekontaminasi
senyawa-senyawa organik di dalam tanah (Mangkoedihardjo, 2005).
Gambar 7. Rizodegradasi (Mangkudiharjo, 2005)
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai agen rizodegradasi
adalah Sealavander (L. bicolor Kuntze). Tanaman ini dapat bekerja sama dengan
mikroorganisme untuk mendegradasi Total Petroleum Hidrokarbon (TPH).
Kerjasama tanaman ini dengan mikroorganisme dapat mendegradasi TPH sampai
40% selama 90 hari (Wang, Z., dkk., 2011). Selain itu, Lu dkk (2011) melakukan
penelitian rizodegradasi penantren dan piren pada sedimen menggunakan tanaman
mangrov (Kandelia candel (L.) Druce). Setelah 60 hari ditumbuhkan pada
27
sedimen terkontaminasi kedua senyawa tersebut dengan konsentrasi masingmasing 10 mg/Kg, tanaman ini telah mendegradasi sebanyak 47,7 % untuk
penantren dan 36,7% untuk piren.
Potensial rizodegradasi juga telah diamati pada tanaman Sesbania
cannabina terhadap TPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini
merupakan tanaman yang cepat mendegradasi TPH pada media tanamnya. Hanya
dalam waktu 90 hari, tanaman ini dapat mereduksi konsentrasi TPH pada media
dari 2.500 mg/Kg menjadi hanya 679 mg/Kg (Maqbool, F., dkk., 2012).
2.5.6
Fitoekstraksi
Fitoekstraksi merupakan proses penyerapan kontaminan oleh tanaman
melalui akar, kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Akar
tumbuhan menyerap polutan dan selanjutnya ditranslokasi ke dalam organ
tumbuhan. Proses ini adalah cocok digunakan untuk dekontaminasi zat-zat
anorganik (Mangkoedihardjo, 2005). Pada metode ini, tumbuhan yang digunakan
adalah tanaman hiperakumulator, yaitu tanaman yang mampu menyerap
kontaminan dan menyimpannya dalam jaringan dengan konsentrasi yang sangat
tinggi.
Penelitian tentang kemampuan fitoektraksi terhadap Ni telah banyak di
lakukan. Salah jenis tanaman yang merupakan tanaman hiperakumulator Ni
adalah spesies-spesies Alyssum. Menurut Seregin dan Kozhevnikova (2006) 48
spesies Alyssum dapat mengakumulasi Ni maksimal sebesar 1.280–29.400 mg/Kg
berat keringnya. Alyssum discolor dapat mengakumulasi Ni sebesar 34,7 mg/g
berat keringnya (Bayramoglu, dkk., 2012). Alyssum murale dapat mengakumulasi
Ni sebesar 1260 mg/Kg pada akar dan 1170 mg/Kg pada batang (Barbaroux, dkk.,
28
2009). Ghaderian dkk (2007) melakukan penelitian terhadap spesies Alyssum yang
hidup secara alami di Iran, mereka menemukan bahwa A. baumgartnerianum
Bornm dapat mengakumulasi Ni 55-65 mg/Kg, A. bracteatum Boiss 245-1250
mg/Kg, A. bracteatum 710-2300, A. desertorum Stapf 76-83 mg/Kg, A.
meniocoides Boiss 90 mg/Kg, A. simplex Rudolphi 80-90 mg/Kg, A. stapfii Vierh
60-70, dan A. strictum Willd 70-75 mg/Kg. Alyssum bertolonii dapat
mengakumulasi Ni sampai 21.154,4 mg/Kg (Galardi, dkk., 2007), Alyssum
serpyllifolium sp. dapat mengakumulasi Ni 187 mg/Kg (Kidd dan Monterroso,
2005).
Impacted
Soil
Plant Uptake
Soil Being
Remediated
Contaminant
Gambar 8. Fitoekstraksi (Mangkudiharjo, 2005)
29
BAB 3V. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Berpikir
Nikel adalah salah satu logam yang paling penting dan memiliki banyak
aplikasi dalam industri.
Menurut data dari kementerian ESDM tahun 2013,
Potensi Nikel di Sulawesi tenggara diperkirakan luas penyebarannya 480.000,12
Ha dengan cadangan deposit hipotetik sebesar 97.401.593.025,72 Ton yang
tersebar di Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Konawe Utara, Konawe Selatan,
Bombana, Konawe, Buton dan Kota bau-bau. Oleh sebab itu, sektor
pertambangan Nikel merupakan sektor yang berkembang di daerah Sulawesi
Tenggara, hal ini dibuktikan dengan dibangunnya 11 smelter pengolahan Nikel di
Sulawesi Tenggara.
Proses penambangan nikel meninggalkan lahan gundul yang terbuka. Hal
ini menyebabkan lahn tersebut kehilangan flora dan fauna serta fungsi hutan
sebagai penyerap dan sumber persediaan air tanah menjadi hilang. Selain itu,
lahan tersebut masih memiliki kandungan Ni yang tinggi sehingga jika terjadi
erosi oleh air hujan, maka Ni akan mencemari daerah lain di sekitar areal tersebut.
Tanah yang labil juga mengakibatkan areal tersebut menjadi rawan longsor.
Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan penanganan terhadap lahan
bekas pertambangan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengangani
hal tersebut adalah dengan metode fitoremediasi. Dimana metode ini
menggunakan tanaman tanaman untuk mengembalikan atau memperbaiki kondisi
suatu lahan tanah.
30
Penanganan lahan Terkontaminasi Ni
Metode Fitoremediasi
Tnaman Hipertoleran/Hiperakumulator
Melastoma malabathricum
3.2
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat diambil hipotesis bahwa
pertumbuhan tanaman Melastoma malabathricum akan dipengaruhi oleh
konsentrasi Nikel didalam media tanam. Selain itu penyerapan Nikel oleh
tanaman Melastoma malabathricum juga akan dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi Nikel di dalam media tanam.
31
4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV.
4.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai Januari 2017 di
Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara.
4.2
Alat dan Bahan
4.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu oven, desikator, tanur, labu
takar 500 mL, 250 mL, 100 mL, dan 10 mL, gelas kimia 500 mL, 250 mL, 100
mL, dan 50 mL, timbangan analitik, pipet ukur 25 mL, pipet volume 10 mL, 25
mL, 50 mL, dan 100 mL, Hot plate, lemari asam, filler, cawan porselin.
4.2.2 Bahan
Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu Nikel(II)Sulfat
heksahidrat ((NiSO4).6H2O), Asan Nitrat (HNO3), Kalium dikromat (K2Cr2O7),
aquadest.
32
4.3
Prosedur Penelitian
4.3.1 Pembuatan Media Pembibitan
Sebanyak 5 Kg tanah yang akan digunakan sebagai media pembibitan
dibersihkan dari batu dan akar-akar, kemudian dicampur dengan pupuk kandang
dan daun-daun kering yang telah dihancurkan dengan perbandingan volume 1:1:1.
4.3.2 Pembibitan
Untuk bunga, benih ditabur pada media pembibitan, kemudian disiram
dengan air, Setelah tanaman agak besar kira-kira berumur 2 minggu, tanaman siap
dipindahkan ke polybag eksperimen.
Untuk pohon, tanaman yang terpilih
ditumbuhkan pada polybag, kemudian disiram dengan air, setelah tanamannya
sehat, maka tanaman telah siap dipindahkan ke polybag eksperimen.
4.3.3 Penentuan kadar Nikel Tanah
Sebanyak 0,5 gram tanah di masukkan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan
berturut-turut 50 ml aquades, 10 ml HClO4 pekat, kemudian di tambahkan 3 ml
H2SO4 lalu panaskan. Campuran kemudian akan disaring dengan kertas saring.
Filtrat lalu diencerkan di dalam Labu takar 25 ml, kemudian ditentukan
konsentrasi Nikelnya dengan AAS pada panjang gelombang 341,5 nm.
4.3.4 Pembuatan Larutan Nikel 4000 ppm
Nikel(II)Sulfat Heksahidrat (NiSO4.6H2O) ditimbang sebanyak 18.8434
gram dengan timbangan analitik, kemudian dimasukkan kedalam labu takar 1000
mL dan diencerkan sampai tanda tera.
33
4.3.5 Pembuatan Tanah Terkontaminasi Nikel
Tanah yang akan digunakan sebagai media ditimbang sebanyak 2 Kg,
kemudian dicampurkan dengan larutan Nikel 4000 ppm sebanyak 50 mL untuk
konsentrasi 100 ppm, 62,5 mL untuk konsentrasi 125 ppm, 75 mL untuk
konsentrasi 150 ppm, 87,5 mL untuk konsentrasi 175 ppm, 100 mL untuk
konsentrasi 200 ppm, 112,5 mL untuk konsentrasi 225 ppm, 125 mL untuk
konsentrasi 250 ppm, 137,5 mL untuk konsentrasi 275 ppm, 150 mL untuk
konsentrasi 300 ppm, 162,5 mL untuk konsentrasi 325, 175 mL untuk konsentrasi
350, 187,5 mL untuk konsentrasi 375, 200 mL untuk konsentrasi 400.
4.3.6 Penanaman Pada polybag eksperimen
Tanaman yang telah siap kemudian dipindahkan ke dalam polybag
eksperimen, tanaman ini kemudian disiram dengan air secukupnya, dan dilakukan
pengukuran tinggi tanaman dan penghitungan jumlah daun setiap dua hari.
4.3.7 Pemanenan
Tanaman dipanen setelah berumur 3 bulan, dan dipisahkan akar, batang, dan
daunnya, kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 0C selama 3 x 24
jam.
4.3.8 Penentuan Konsentrasi Nikel Pada Jaringan
Sampel yang telah diabukan kemudian dilarutkan dengan 25 mL akuades,
kemudian ditambahkan 5 mL larutan HNO3 pekat, larutan tersebut diuapkan
sampai hampir kering, kemudian diencerkan sampai volumenya 25 mL dalam
labu takar, kemudian ditentukan kadar Ni dengan menggunakan AAS pada
34
panjang gelombang 341,5 nm dan menggunakan sistem pembakar Nitrous oxideacetylene (The Perkin-Elmer Corporation, 1996).
4.3.9
Penentuan Bioconcentration Factor
Tanaman yang telah tentukan konsentrasi Ni pada akar batang dan
daunnya, kemudian dihitung konsentrasi total Ni dalam jaringan (gabungan
konsentrasi Ni pada akar batang dan daun), kemudian dibagi dengan konsentrasi
Ni pada media tanam.
(CB konsentrasi total logam pada tanaman, CS konsentrasi logam dalam
tanah).
4.3.10 Penentuan Translocation factor
Potensi mobilitas logam Ni dari akar ke batang dan dari akar ke daun
(Translocation Factor) dihitung dengan cara membagi konsentrasi Ni pada batang
dan daun dengan konsentrasi Ni pada akar.
dan
(Cs konsentrasi logam pada batang, Cl konsentrasi logam pada daun, dan Cr
konsentrasi logam pada akar).
4.3.11 Pengukuran Panjang Akar
Panjang akar tanaman diukur menggunakan penggaris berskala cm,
panjang akar diukur dari pangkal akar sampai ujung terpanjang dari akar tanaman.
35
4.3.12 Penentuan Luas Daun
Daun melastoma dicetak pada kertas kingstrik (skala 200 GSM), kemudian
kertasnya di timbang dan ditentukan luas daun dengan mengalikan berat kertas
dengan skala kertas
4.3.13 nalisis Kemampuan Remediasi Logam Ni Oleh
M. malabathricum.
Konsentrasi Ni dalam jaringan tanaman tanaman dikalikan dengan biomassa
yang tanaman sehingga diperoleh massa Ni yang terakumulasi pada setiap
tanaman, kemudian dikali jumlah penanaman dalam satu tahun, dan dikali jumlah
tanaman dalam satu hektar, asusmsi jarak tanam 0,5 m).
36
5
BAB V.
5.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Logam Ni Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Secara umum, pertumbuhan didefinisikan sebagai proses pembelahan dan
pemanjangan sel (Gardner, dkk., 1991). Pertumbuhan tanaman dalam arti terbatas
menunjuk pada pertambahan ukuran yang tidak dapat balik yang dicerminkan
oleh pertambahan bobot tanaman (Harjadi dan Setyati., 1988). Pertambahan bobot
kering umumnya digunakan sebagai penunjuk ciri pertumbuhan karena pada
umumnya hal tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang paling besar.
Adapun parameter lain di antaranya adalah tinggi, volume, dan luas daun juga
dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan pada tanaman. Parameter
lain yaitu bobot basah tidak banyak digunakan karena angkanya berfluktuasi
(Gardner, 1991).
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal tanaman itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut adalah ketahanan tanaman terhadap ikim, kondisi tanah,
laju fotosintesis, dan respirasi. Selain itu, kandungan pigmen seperti klorofil juga
merupakan fator internal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman.
Kecepatan pertumbuhan tanaman tergantung juga pada kecepatan proses
fotosintesis, dan kecepatan fotosintesis dipengaruhi oleh kandungan klorofil pada
tanaman tersebut. Selain itu, pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal, seperti iklim, cahaya, ketersediaan air, panjang hari, tektur tanah, pH,
dan ketersediaan nutrisi berupa bahan organik. Selain itu, faktor biologis seperti
mikroorganisme tanah dan hama merupakan bagian dari faktor ekternal
(Tjitrosoepomo, G., 1999). Pada penelian ini, tanaman yang digunakan
37
merupakan tanaman yang sejenis dan memiliki umur yang relatif sama, sehingga
diharapkan tidak ada perbedaan pada faktor internal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Selain itu, tanah yang digunakan diambil pada tempat
yang sama, sehingga diharapkan memiliki struktur dan ketersediaan nutrisi yang
sama. Volume air yang digunakan untuk penyiraman pada saat pengamatan relatif
sama sehingga diharapkan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman pada penelitian ini hanyalah perbedaan konsentrasi logan Ni pada tanah.
Pengamatan pertumbuhan dilakukan selama 2 bulan menggunakan tanaman
yang telah berumur 13 hari. Standar pertumbuhan tanaman yang diamati adalah
pertambahan tinggi dan pertambahan daun yang dilakukan setiap 2 hari.
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Kemampuan
bertahan hidup tanaman menggambarkan tingkat toleransi terhadap adanya
lohgam Ni di dalam tanah.
Selama siklus hidup, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan merupakan penambahan bobot dan volume atau
ukuran tumbuhan karena adanya penambahan unsur–unsur struktural yang baru.
Pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan dimulai dari
perkecambahan biji dan dilanjutkan dengan memasuki fase pertumbuhan juvenile
yang berakhir pada fase maturasi, selanjutnya diikuti dengan senesensi.
Pola pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan berupa
pertumbuhan sigmoid, yaitu terjadinya pertumbuhan yang lambat pada fase
inisiasi yang kemudian pada fase berikutnya pertumbuhan akan semakin cepat
secara eksponensial.Selanjutnya pertumbuhan akan diperlambat dan akhirnya
38
akan mendekati konstan, sehingga akan membumbentuk kurva pertumbuhan yang
menyerupai huruf “ S “ seperti gambar berikut :
Gambar 9. Kurva sigmoid pertumbuhan tanaman
Pertumbuhan pada tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsurangsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh
menurun. Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan
terbentuk kurva sigmoid. Menurut Franklin G.P. (1991), kurva sigmoid adalah
pola pertumbuhan sepanjang suatu generasi secara khas dicirikan oleh suatu
fungsi pertumbuhan. Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih
tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam
lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi
pengaruh faktor keturunan dan lingkungan (Tjitrosomo, 1999). Selain itu, umur
daun juga dapat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman karena terkait pada
39
tinggi rendahnya laju fotosintesis. Kemampuan daun untuk berfotosintesis
meningkat pada awal perkembangan daun, tetapi kemudian mulai turun, terkadang
sebelum daun tersebut berkembang penuh (Benyamin, L., 1995).
Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan pada fase pertumbuhan cepat
tanaman M. malabathricum, sehingga pengaruh logam yang ditambahkan pada
media dapat lebih mudah diamati. Pada penelitian ini, tanaman yang ditanam pada
media terkontaminasi Ni adalah tanaman yang berumur 2 minggu (13 hari).
5.1.1
Pertambahan Jumlah Daun
Pertambahan jumlah daun merupakan salah satu indikator yang dapat
diamati dalam pengamatan pertumbuhan tanaman. Kecepatan pertambahan
jumlah daun dapat digunakan untuk membedakan kesuburan tanaman. Semakin
subur suatu tanaman, maka pertambahan jumlah daun akan semakin cepat. Pada
penelitian ini telah dilakukan pengamatan terhadap pertambahan jumlah daun
tanaman M. malabathricum seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut :
10
Pertambahan Jumlah Daun
8
6
R² = 0,9336
4
2
0
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
-2
-4
Konsentrasi Ni (ppm)
Gambar 10. Grafik pengaruh konsentrasi Ni pada media tanam
terhadap rata-rataPertambahan jumlah daun
40
Berdasarkan
data
yang
diperoleh,
secara
umum
tanaman
M.
malabathricum dapat bertahan hidup pada tanah dengan konsentrasi Ni yang
tinggi, hal ini dapat dilihat dengan adanya tanaman yang masih sanggup bertahan
hidup sampai dengan konsentrasi Ni di dalam tanah sebesar 400 ppm.
Berdasarkan grafik di atas, adanya logam Ni didalam tanah mempengaruhi laju
pertumbuhan tanaman ini. Semakin tinggi konsentrasi Ni di dalam tanah, maka
pertumbuhan tanaman makin terganggu yang dibuktikan dengan semakin
berkurangnya pertambahan daun seiring bertambahnya konsentrasi Ni dalam
tanah. Hal ini juga didukung oleh hasil analisis statistik Kruskal-Wallis dengan
signifikansi 0,000. Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh konsentrasi Ni yang ada pada
media tanam.
Dalam
pertumbuhannya,
tanaman
memerlukan
makronutrien
dan
mikronutrien. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika nutrient yang
dibutuhkan kurang tersedia. Kurang tersedianya nutrien yang dibutuhkan oleh
tanaman dapat disebabkan oleh kurangnya nutrient dalam tanah atau adanya
competitor yang dapat mempegaruhi penyerapan makro dan mikro nutrien. Unsur
yang dapat memainkan peran sebagai kompetitor penyerapan nutrien oleh
tanaman adalah logam berat, dimana nikel adalah salah satunya (Ahmad, dkk.,
2011)
Toksisitas Ni mulai sangat terasa bagi tanaman M. malabathricum adalah
pada konsentrasi Ni 300 ppm di dalam media tanam. Hal ini dapat dilihat dengan
matinya tanaman pada 300 ppm ulangan ke-3 (300 ppm (3)), 325 ppm (1), 350
41
ppm (3), 375 ppm (1,2), dan 400 ppm (1,5). Namun demikian, tanaman yang
masih hidup pada konsentrasi tersebut tetap mengalami pertambahan jumlah daun.
Rata-rata pertambahan daun yang bernilai negatif pada konsentrasi Ni 300-400
ppm dalam tanah disebabkan karena rata-rata jumlah daun pada saat akhir
pengukuran lebih sedikit dibandingkan pada saat awal pengukuran.
Kecepatan jumlah total pertambahan daun dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu
kecepatan pertambahan daun kecepatan gugur daun. Jumlah total pertambahan
daun akan semakin meningkat jika kecepatan pertambahan daun lebih besar dari
kecepatan gugur daun. Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara
jumlah total pertambahan daun, pertambahan daun, dan daun yang gugur.
10
Respon Daun Tanaman
8
Total Pertambahan daun
Pertambahan daun
Daun Gugur
6
4
2
0
0
25
50
75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400
-2
-4
[Ni] Tanah (ppm)
Gambar 11. Grafik profil jumlah daun terhadap
konsentrasi Ni pada media tanam
Grafik di atas menunjukkan terganggunya pertumbuhan tanaman yang
disebabkan adanya logam Ni pada media tanamnya. Grafik menunjukkan bahwa
total pertambahan jumlah daun semakin berkurang dengan bertambahnya
konsentrasi Ni dalam tanah karena dengan pertambahnya konsentrasi Ni dalam
tanah, pertambahan daun semakin sedikit dan daun yang gugur semakin banyak.
42
Gangguan pertumbuhan tanaman yang disebabkan oleh adanya logam Ni
pada media dapat dilihati dari daun yang terbentuk selama pengamatan. Perbedaan
tersebut terletak pada luas daun. Secara kualitatif, perbedaan luas daun dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 12. Perbedaan ukuran daun M. malabathricum.
Dari gambar di atas terlihat bahwa kehadiran logam Ni pada media tanam
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jika dilihat dari besarnya daun pada
tanaman. Dengan adanya Ni pada media tanam, menyebabkan ukuran daun
berkurang secara drastis. Pada media-media dengan kontaminasi logam Ni,
perbedaan ukuran akibat bertambahnya konsentrasi Ni tidak dapat lagi dibedakan
secara kualitatif karena perbedaan ukuran yang kecil.
Secara kuantitatif, pengaruh logam Ni pada media terhadap luas tanaman
dapat dilihat pada grafik berikut:
43
50
45
Luas Daun (Cm2 )
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0
25
50
75
100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400 425
Konsentrasi Ni Tanah (ppm)
Gambar 13. Grafik perbedaan luas daun M. malabathricum.
Berdasarkan grafik di atas, dapat terlihat behwa semakin tinggi konsentrasi
Ni pada media tanam, pertumbuhan tanaman semakin terganggu. Hal ini dapat
dilihat dari semakin berkurangnya luas daun.
Tabel 1. Tabel perbedaan luas daun terhadap
konsentrasi Ni tanah.
[Ni]
Panjang Lebar Luas Daun
ppm
(cm2)
11,82
5,36
43,399
0
8,52
3,5
20,029
100
8,56
3,42
19,72
125
8,14
3,32
18,491
150
7,84
3,28
17,635
175
7,86
3,26
17,556
200
7,52
3,24
16,265
225
7,44
3,28
15,264
250
7,18
3,06
14,898
275
6,86
2,98
13,512
300
6,72
2,74
12,619
325
6,76
2,66
12,123
350
6,82
2,66
12,718
375
6,38
2,5
11,43
400
44
Luas daun yang dihitung secara kuantitatif merupakan daun terbesar yang
terbentuk pada saat tanaman telah ditanam pada media terkontaminasi Ni.
berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa panjang dan lebar daun, yang
menentukan luas daun, semakin berkurang seiring bertambahnya konsentrasi Ni
pada media. Hal ini membuktikan bahwa tanaman M. malabathricum terpengaruh
oleh toksisitas logam Ni, meskipun tanaman ini dapat dikatan toleran toleran
terhadap adanya Ni pada tanah karena masih sanggup bertahan hidup.
5.1.2
Pertambahan Tinggi
Selain pertambahan daun, indikator lain yang dapat digunakan untuk
mengamati kesuburan tanaman adalah pertambahan tinggi. Total pertambahan
tinggi yang diamati pada periode tertentu dapat digunakan untuk menganalisis
tingkat kesuburan tanaman. Semakin besar total pertambahan tinggi suatu
tanaman makan dapat dikatakan tanaman tersebut semakin subur. Pertambahan
tinggi tanaman M. malabathricum Dapat dilihat pada gambar berikut :
12
10
Pertambahan Tinggi (cm)
8
R² = 0,9609
6
4
2
0
0
-2
25
50
75
100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400
[Ni] Tanah (ppm)
Gambar 14. Grafik pengaruh konsentrasi Ni dalam Tanah
terhadap rata-rata pertambahan tinggi tanaman
45
Adanya logam Ni pada media tanam juga mempengaruhi pertambahan
tinggi tanaman M. malabathricum Grafik menunjukkan bahwa semakin besar
konsentrasi Ni pada media tanam, maka rata-rata pertambahan tinggi tananam
semakin berkurang. Perbedaan tersebut juga ditunjukkan dengan analisis statistic
Kruskal-Wallis dengan signifikansi 0,000. Berdasarkan rata-rata pertambahan
tinggi, toksisitas logam Ni sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman ini.
Selain logam Ni dapat berperan sebagai kompetitor penyerapan nutrien dari dalam
tanah (Ahmad, dkk., 2011), Ni juga dapat menganggu reaksi enzimatis di dalam
jaringan tanaman (Priyanto dan Priyanto, 2007). Ion logam nikel merupakan
golongan ion logam yang daya racunnya disebabkan oleh kemampuan dari ion ini
untuk menggantikan ion logam yang telah ada secara alamiah pada suatu molekul.
Ion nikel dapat menggeser ion Zn(II) yang merupakan kofaktor enzim karbonat
anhidrase. Terbentuknya ikatan antara ion nikel dengan enzim menyebabkan
tidak berfungsinya enzim sebagaimana mestinya. Akibatnya suatu bentuk reaksi
metabolisme akan gagal terjadi (Palar, 1994). Dengan terganggunya proses
metabolisme, maka kesuburan tanaman akan berkurang yang ditunjukkan dengan
makin berkurangnya pertambahan tinggi seiring bertambahnya konsentrasi Ni di
dalam media tanam.
5.1.3
Panjang Akar
Pertumbuhan akar dalam hal ini pertambahan panjang akar selama periode
pengamatan dapat menggambarkan respon tanaman terhadap perlakuan yang
diberikan. Dalam pertumbuhannya, tumbuhan akan menyesuaikan fisiologi akar
46
yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tumbuhkan.
Fisiologi yang dimaksud adalah bentuk dan panjang akar. Berikut adalah grafik
panjang akar terhadap kontaminasi Ni pada media tanam :
50
45
40
Panjang Akar (cm)
35
30
25
20
15
10
5
0
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Konsentrasi Ni dalam Tanah (ppm)
Gambar 15. Grafik perbedaan panjang akar tergadap konsentrasi Ni Tanah
Berdasarkan pengukuran panjang akar tanaman, dapat diketahui bahwa
pertumbuhan tanaman terganggu dengan adanya Ni sebagai kontaminan pada
media tanamnya. Perbedaan panjang akar yang sangat signifikan antara tanaman
yang ditanaman pada media tanpa kontaminasi nikel terhadap media dengan
kontaminasi Ni menunjukkan bahwa toksisitas logam Ni telah mempengaruhi
pertumbuhan tanaman in.
Selain itu, akar tanaman yang ditanam pada media tanpa kontaminasi Ni
memiliki banyak serabut akar dan panjang, sedangkan aar tanaman pada media
dengan kontaminasi Ni akarnya besar dan pendek dengan sedikit serabut akar,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
47
Gambar 16. Gambar akar tanaman M. malabathricum pada 0
ppm (1), 100 ppm (2), 125 ppm (3), 150 ppm (4)
Ukuran akar yang besar dengan sedikit serabut akar pada tanaman yang
ditanam pada media terkontaminasi Ni merupakan bentuk adaptasi fisiologi
tanaman terhadap lingkungan tempat tumbuhnya.
5.2
Pengaruh Konsentrasi Ni Pada Media Terhadap Penyerapan Logam
Ni Oleh Tanaman
Selain dapat hidup pada tanah dengan konsentrasi Ni tinggi, M.
malabathricum juga dapat mengakumulsai logam Ni pada jaringannya. Logam Ni
di absorbsi melalui akar kemudian diangkut dengan senyawa-senyawa transport,
kemudian mengalami detoksifikasi dan delokalisasi ke seluruh bagian tanaman
(He, S., dkk., 2012). Besarnya konsentrasi Ni yang tersimpan pada akar, batang,
dan daun berbeda-beda. Perbedaan konsentrasi pada jaringan tanaman tersebut
menggambarkan kemampuan translokasi logam oleh tanaman.
48
5.2.1
Akar
Telah diketahui, bahwa agar tumbuhan dapat menyerap logam maka
logam harus dibawa ke dalam larutan di sekitar akar (rizosfer) dengan beberapa
cara bergantung pada spesies tumbuhannya. Mekanisme penyerapan besi lewat
pembentukan suatu zat khelat yang disebut fitosiderofor. Molekul fitosiderofor
yang terbentuk ini akan mengikat (mengkhelat) logam dan membawanya ke
dalam sel akar melalui peristiwa transport aktif.
Di dalam meningkatkan penyerapan besi, tumbuhan membentuk suatu
molekul reduktase di membran akarnya (Marschner dan Romheld, 1994).
Reduktase ini berfungsi mereduksi logam yang selanjutnya diangkut melalui kanal
khusus di dalam membran akar (Priyanto, B., 2006). Menurut Wendy (2008),
logam diserap oleh akar setelah berikatan dengan senyawa yang dikeluarkan oleh
tumbuhan, dimana yang berperan mengikat logam adalah senyawa yang
mempunyai sistein, glutamine, dan glisin.
O
HO
O
HO
O
HO
SH
OH
H2N
H2N
H2N
O
Sistein (Cys)
HO
Glutamin (Glu)
Glisin (Gly)
O
O
H
N
H
N
N
H
O
OH
O
SH
Gambar 17. Fitokelatin (PC) (Wendy, 2008)
49
Gambar 18. Kompleks Ni (Wendy, 2008)
Berdasarkan hasil analisis konsentrasi logam Ni di dalam jaringan
tanaman, diketahui bahwa tinggi rendahnya konsentrasi Ni di dalam jaringan
tanaman ditentukan oleh konsentrasi Ni pada media tanamnya, seperti ditunjukkan
oleh gambar berikut :
1600
Konsentrasi Ni Pada Akar (ppm)
1400
1200
1000
R² = 0,8267
800
600
400
200
0
0
-200
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Konsentrasi Ni Tanah (ppm)
Gambar 19. Grafik konsentrasi Ni dalam akar tanaman
terhadap konsentrasi Ni pada media tanam
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa penambahan konsentrasi Ni di
dalam media tanam dapat mempengaruhi besarnya konsentrasi Ni di dalam
jaringan tanaman. Tanpa penambahan Ni di dalam media tanam, konsentrasi Ni
dalam akar hanya sebesar 15,97 ppm, dimana konsentrasi Ni tanah sebesar 4.2
ppm. Dengan penambahan logam Ni ke dalam media tanam mulai dari 100 ppm,
menyebabkan konsentrasi Ni pada akar meningkat drastis di atas 200 ppm.
50
Pada grafik terlihat bahwa konsentrasi Ni didalam jaringan akar bertambah
tinggi dengan bertambah ringginya konsentrasi Ni di dalam tanah. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa konsentrasi Ni pada tanah dan jaringan
tanaman akan mengalami kesetimbangan, sehingga peningkatan konsentrasi Ni
pada media tanam akan diikuti oleh peningkatan konsentrasi Ni di dalam jaringan
tanaman. Nilai R2 yang mendekati 1 (0,8267) menunjukkan bahwa konsentrasi Ni
di dalam jaringan tanaman sangat bergantung pada besarnya konsentrasi Ni pada
tanah. Berdasarkan pola penyerapan nikel oleh akar, tanaman M. malabathricum
merupakan jenis tanaman indikator logam Ni.
5.2.2
Batang
Setelah logam dibawa masuk ke dalam sel akar, selanjutnya logam harus
diangkut melalui jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem, ke bagian
tumbuhan lain. Untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan, logam diikat oleh
molekul khelat. Berbagai molekul khelat yang berfungsi mengikat logam
dihasilkan oleh tumbuhan, khusus untuk logam Ni, histidin merupakan pengkelat
utama untuk logam ini (Priyanto, B., 2006).
Kemampuan memproduksi senyawa transport logam akan mempengaruhi
kecepatan translokasi logam dalam jaringan tanaman. Semaik baik baik
transportasi logam Ni, maka konsentrasi Ni pada jaringan tanaman yang berada di
atas tanah akan semakin besar. Berikut adalah grafik konsentrasi Ni pada jaringan
batang tanaman M. malabathricum.
51
900
800
Konsentrasi Ni Pada Batang (ppm)
700
600
500
R² = 0,8767
400
300
200
100
0
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
-100
-200
Konsentrasi Ni Tanah (ppm)
Gambar 20. Grafik konsentrasi Ni dalam batang tanaman
terhadap konsentrasi Ni pada media tanam
Konsentrasi Ni pada batang tanaman M. malabathricum juga dipengaruhi
oleh besarnya konsentrasi Ni pada tanah seperti halnya pada akar. Secara umum
pertambahan konsentrasi Ni pada tanah menyebabkan meningkatnya konsentrasi
Ni di dalam jaringan batang. Berdasarkan pola konsentrasi Ni pada jaringan
batang yang meningkat menikuti peningkatan konsentrasi Ni dalam tanah,
tanaman ini merupakan tanaman indikator terhadap kehadiran logam Ni pada
tanah. Hubungan yang erat antara konsentrasi Ni pada tanah terhadap konsentrasi
Ni pada jaringan batang ditunjukkan oleh nilai R yang mendekati 1 (0,8767)
5.2.3
Daun
Pada daun terjadi peristiwa detoksifikasi logam Ni dengan terlebih dahulu
dikomplekskan, kemudian dipindahkan dari bagian aktif sitoplasma ke bagian sel
yang tidak aktif pada proses seluler, seperti dinding sel dan vakuola. Pada daun,
logam disimpan pada apoplas atau sel-sel epidermis (He, S., dkk., 2012).
52
Kemampuan detoksifikasi ini menyebabkan tanaman memiliki toleransi yang
tinggi terhadap logam Ni.
Indikator kemampuan suatu tanaman mentranslokasika logam Ni adalah
besar kecilnya tanaman menyimpan logam Ni di dalam jaringan yang berada di
atas permukaan tanah, seperti batang dan daun. Seperti halnya konsentrasi Ni pada
jaringan akar dan batang, konsentrasi Ni pada daun juga bergantung pada
konsentrasi Ni pada media tanam. Berikut grafik konsentrasi Ni pada daun
tanaman M. malabathricum. terhadap pertambahan konsentrasi Ni pada media
tanam :
600
Konsentrasi Ni Pada Daun (ppm)
500
400
R² = 0,953
300
200
100
0
0
-100
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Konsentrasi Ni Tanah (ppm)
Gambar 21. Grafik konsentrasi Ni dalam daun tanaman
terhadap konsentrasi Ni pada media tanam
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa penambahan logam Ni
ke dalam media tanam menyebabkan peningkatan konsentrasi Ni di dalam
jaringan daun M. malabathricum. Seperti halnya pada akar dan batang,
peningkatan konsentrasi Ni pada jaringan daun mengikuti peningkatan konsentrasi
Ni pada tanah. Nilai R2 = 0,953 menunjukkan bahwa besarnya konsentrasi Ni
53
pada jaringan daun sangat bergantung pada besarnya konsentrasi Ni pada tanah.
Hal ini semakin menguatkan bahwa tanaman M. malabathricum merupakan
tanaman indikator terhadap logam Ni dalam tanah.
Kemampuan suatu tanaman untuk mentolerasi dan mengakumulasi logam
berat, misalnya Ni, memberikan keuntungan tersendiri secara ekologi bagi
tanaman tersebut. Logam yang telah di akumulasi tersebut dapat digunakan
sebagai alat pertahanan. Tanaman dengan konsentrasi Ni yang tinggi pada batang
dan daunnya, merupakan pelindung yang efektif dari serangga ) (He, S., dkk.,
2012). Keuntungan ini dapat teramati dengan tidak adanya daun pada tanaman
yang ditanaman pada media dengan kontaminasi logam Ni.
5.3
Kadar Abu dan Konsentrasi Ni Pada Abu Jaringan Tanaman
Kadar abu dapat digunakan untuk menggambarkan besarnya kandungan
logam yang terdapat pada suatu jaringan tanaman, karena abu merupakan senyawa
oksida dari logam. Semakin tinggi kadar abu, maka semakin tinggi pula
konsentrasi logam.
Tabel 2. Rata-Rata Kadar Abu dan kadar Nikel pada abu Tanaman Melastoma
malathricum
Kadar Abu Pada Jaringan (%)
[Ni] Pada Abu (%)
[Ni] Tanah
(ppm)
Akar
Batang
Daun
Akar
Batang Daun
0
13,736
7,116
8,508
7,340
0,002 0,007
100
12,960
9,804
9,801
33,141
0,101 0,124
125
18,841
9,923
8,207
40,493
0,140 0,175
150
21,955
9,368
15,035
49,090
0,582 0,278
175
21,436 12,117
10,755
54,827
0,139 0,266
200
19,416 11,582
14,110
61,277
0,226 0,196
225
30,376 17,939
17,549
72,716
0,096 0,077
250
21,280 13,413
8,761
73,364
0,082 0,345
275
21,767 20,237
15,194
83,049
0,129 0,058
54
300
325
350
375
400
20,184
19,050
19,487
16,476
21,027
14,302
18,282
10,605
23,369
21,611
17,061
18,528
9,010
12,603
20,286
87,887
95,215
97,276
106,862
115,731
0,340
0,314
0,368
1,130
0,204
0,362
0,204
0,225
0,084
0,293
Pada Tabel di atas, dapat dilihat secara umum kadar abu pada jaringan
tanaman yang ditanam pada tanah yang terkontaminasi Ni bertambah besar. Hal
ini disebabkan tanaman mengakumulasi logam Ni ke dalam jaringannya. Pata
tabel terlihat bahwa peningkatan persentase kenaikan kadar abu tidak terlalu
besar, namun peningkatan kadar Ni pada abu meningkat dsartis pada tanaman
yang ditanan pada tanah terkontaminasi Ni. Hal ini menunjukkan bahwa
bertambahnya konsentrasi Ni di dalam jaringan diikuti oleh berkurangnya
konsentrasi logam lain. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa
kehadiran logam Ni dapat mengganggu transportasi logam lain pada jaringan
tanaman.
5.4
5.4.1
Profil penyerapan Nikel Oleh Tanaman M. malabathricum.
Bioconcentration Factor
Sebagai tanaman yang akan digunakan untuk meremediasi lahan
terkontaminasi logam, tanaman harus memiliki kemampuan mengakumulasi
logam. Setiap tanaman memiliki kemampuan mengakumulasi logam, dimana
kemampuan itu dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tanaman sebagai
akumulator atau ekskluder.
Kemampuan mengakumulasi logam oleh suatu
tanaman dinyatakan dengan Bioconcrntration factor (BCF). Nilai BCF tanaman
M. malabathricum. Dapat dilihat pada tabel berikut :
55
Tabel 3. Tabel kemampuan akumulasi logam Ni tanaman M. malabathricum
No
[Ni] Tanah
(ppm)
Massa Total
tanaman (g)
Massa Total
Ni (mg)
Rata-Rata [Ni]
Pada Jaringan
(ppm)
Nilai
BCF
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
1,77
1,02
1,29
0,75
0,62
0,81
0,49
0,74
0,63
0,72
0,91
0,38
1,04
0,28
0,17
0,24
0,17
0,16
0,22
0,18
0,23
0,24
0,32
0,50
0,31
0,69
160,65
167,31
188,55
223,49
250,47
266,96
362,54
309,76
373,02
440,63
555,22
811,27
663,42
1,61
1,34
1,26
1,28
1,25
1,19
1,45
1,13
1,24
1,36
1,59
2,16
1,66
Berdasarkan tabel di atasdapat dilihat bahwa nilai BCF lebih besar dari 1
yang berarti bahwa tanaman M. malabathricum merupakan tanaman akumulator
terhadap logam Ni. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa umumnya nilai BCF
tanaman M. malabathricum seragam berada disekitar 1. Hal ini bersesuaian
dengan teori yang menyatakan bahwa nilai BCF suatu tanaman terhadap logam
yang sama adalah identik meskipun ditanam pada tanah dengan konsentrasi logam
yang berbeda.
Secara teoritis, suatu tanaman dikatakan akumulator terhadap suatu logam
jika nilai BCF > 1 dan ekskluder jika nilai BCF << 1. Tabel di atas menunjukkan
bahwa umunya nilai BCF > 1. Berdasarkan tabel di atas, maka M. malabathricum
merupakan tanaman akumulator logam Ni.
56
5.4.2
Translocation Factor
Selain memiliki kemampuan mengakumulasi logam, tanaman yang baik
untuk digunakan pada metode fitoremediasi adalah tanaman yang memiliki
kemampuan mendistribusikan kontaminan logam ke seluruh bagian tanaman.
Kemampuan
distribusi
logam
oleh
tanaman
dinyatakan
dengan
nilai
Translocation Factor (TF). Nilai TF terhadap perubahan konsentrasi Ni pada
media ditunjukkan pada grafik berikut :
1.00
,
0.90
,
Nilai Translocation
Factor (TF)
0.80
,
TF Batang
0.70
,
TF daun
,
0.60
0.50
,
0.40
,
0.30
,
0.20
,
0.10
,
0.00
,
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Konsentrasi Ni Tanah (ppm)
Gambar 22. Grafik Translocation factor tanaman M. malabathricum
Nilai TF adalah perbandingan antara jaringan tanaman yang terdpat di atas
tanah yaitu batang dan daun terhadap akar. Seperti halnya BAF, secara teoritis
nilai TF seharusnya identik. Pada grafik diatas, dapat dilihat bahwa TF lebih kecil
dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi Ni pada akar lebih besar darpada
konsentrasi Ni pada akar dan daun. Nilai TF batang dan daun M. malabathricum
ditunjukkan pada tabel berikut :
57
Tabel 4. Tabel kemampuan Translokasi pada batang dan daun M. malabathricum
[Ni] Tanah [Ni] akar [Ni] Batang [Ni] Daun
TF
TF
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
Batang daun
15,97
1,47
5,81
0,09
0,36
0
227,87
73,32
87,47
0,32
0,38
100
273,67
205,90
101,69
0,75
0,37
125
400,26
161,56
125,17
0,40
0,31
150
450,61
212,82
140,87
0,47
0,31
175
477,06
258,38
218,34
0,54
0,46
200
516,01
293,64
214,36
0,57
0,42
225
526,45
326,97
282,11
0,62
0,54
250
544,32
358,90
296,00
0,66
0,54
275
694,81
364,07
315,77
0,52
0,45
300
700,78
405,39
430,74
0,58
0,61
325
706,87
613,58
435,75
0,87
0,62
350
1257,62
748,60
515,69
0,60
0,41
375
1392,02
802,71
541,08
0,58
0,39
400
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa nilai TF batang ataupun
daun lebih kecil dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa translokasi logam Ni pada
tanaman ini kurang baik. Kemmapuan transportasi logam ditentukan oleh
kemampuan tanaman untuk meproduksi senyawa transport, seperti protein
transport, asam amino dan asam organik. Jika kurang memiliki kemampuan untuk
memproduksi senyawa transport, maka transport logam akan kurang baik pula,
sehingga Ni tidak tersebar merata ke seluruh bagian tanaman.
5.4.3
Kemampuan Remediasi Melasoma malabathricum
Kemampuan remediasi lahan oleh suatu tanaman pada teknik fitoremdiasi
merukan kemampuan tanaman menghilangkan kontaminan dari dalam tanah
untuk jangka waktu tertentu pada luas tanah tertentu. Kemampuan remediasi
logam Ni oleh tanaman M. malabathricum dapat dilihat pada tebel berikut:
58
Tabel 4. Tabel kemampuan remediasi Ni tanaman M. malabathricum
[Ni]
Rata-Rata [Ni]
Rata-Rata Massa
Tanah
Pada Jaringan
Ni (g/Ha/Tahun)
(ppm)
(ppm)
160,65
68,16
100
167,31
40,94
125
188,55
58,37
150
223,49
39,99
175
250,47
37,31
200
266,96
51,63
225
362,54
42,21
250
309,76
55,13
275
373,02
56,58
300
440,63
76,64
325
555,22
120,59
350
811,27
74,90
375
663,42
166,28
400
Kemampuan remediasi logam oleh tanaman ditentukan oleh kemampuan
absorpsi logam dan kemampuan menghasilkan biomassa. Kemampuan remediasi
suatu tanaman akan semakin baik jika kemampuan mengabsorpsi logam diikuti
dengan kemampuan biomassa yang tinggi, sehingga tanaman akan semakin baik
digunakan sebagai agen fitoremediasi jika mampu menyerap logam dengan
konsentrasi yang tinggi dan diikuti oleh produksi biomassa yang tidak menurun
secara signifikan. Hal ini disebabkan karena sekuat apapun toleransi suatu
tanaman terhadap toksisitas logam, akan tetap terjadi penurunan kesuburan dalam
pertumbuhan tanaman tersebut.
Rata-rata biomassa pada tabel di atas merupakan estimasi berdasarkan
hasil perhitungan biomassa yang di hasilkan selama 2 bulan pengamatan. Dengan
asumsi 6 kali penanaman pertahun dan jarak penanaman 0,5 m. Berdasarkan hal
tersebut, maka dapat diketahui bahwa kemampuan menyerap logam oleh tanaman
M. malabathricum mencapai 166,28 g Ni per hektar per tahun.
59
6
BAB VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat di simpilkan sebagai berikut :
1. Tanaman Melastoma malabathricum merupakan tanaman yang cukup toleran
terhadap kontaminasi logam nikel pada media tanam, hal ini dapat dilihat
bahwa tanaman ini mampu bertahan hidup pada tanah dengan konsentrasi
Nikel sampai 400 ppm.
2. Konsentrasi nikel pada tanah mempengaruhi penyerapan nikel oleh tanaman
M. malabathricum. Semakin tinggi konsentrasi nikel pada media tanam
meningkatkan akumulasi logam nikel pada jaringan tanaman, hal ini
menunjukkan bahwa Melastoma malabathricum merupakan jenis tanaman
indikator.
3. Berdasarkan nilai BCF Melastoma malabathricum merupakan tanaman
akumulator terhadap logam nikel dengan kemampuan remediasi logam nikel
mencapai 166,28 g/ha per tahun.
60
DAFTAR PUSTAKA
Adler, T., 1996, Botanical cleanup crews, Sci, News, Vol 150, 42-43.
Ahmad, M.S., Ashraf, M., and Hussain, M., 2011, Phytotoxic effects of nickel on
yield and concentration of macro- and micro-nutrients in sunflower
(Helianthus annuus L,) achenes, J, Hazard Mater, Vol 185, 1295-1303.
Al-Baldawi, I.A., Abdullah, R.S., Anuar, N., Suja, F., Mushrifah, I., 2015,
Phytodegradation of total petroleum hydrocarbon (TPH) in dieselcontaminated water using Scirpus grossus, Ecological Engineering,
Vol 74, 463–473.
Assuncao, A.G.L., Schat, H., dan Aarts, M.G.M., 2003, Thlaspi caerulescens, an
attractive model species to study heavy metal hyperaccumulation in
plants, New Phytol, Vol 159, 351-360.
Balumugan, K., dkk., 2014, Antidiabetic and antihyperlipidaemic activity of
ethanol extract of Melastoma malabathricum Linn. leaf in alloxan
induced diabetic rats, Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine.
Vol 4 : 442-448.
Baker, A.J.M., dan Brooks, R.R., 1999, Terrestrial higher plants which
hyperaccumulate metallic elements, A review of their distribution,
ecology, and phytochemistry, Biorecovery, Vol 1, 81-126.
Bañuelos, G.S., Ajwa, H.A., Mackey, B., Wu, L.L., Cook, C., Akohoue, S., dan
Zambrzuski, S., 1997, Evaluation of different plant species used for
phytoremediation of high soil selenium, J, Environ, Qual, Vol 26, 639646.
Barbaroux, R., Meunier, N., Mercier, G., Taillard, V., Morel, J.L., Simonnot,
M,O,, Blais, J,F,, 2009, Chemical leaching of nickel from the seeds of
the metal hyperaccumulator plant Alyssum murale, Hydrometallurgy,
Vol 100, 10–14.
Bayramoglu, G., Arica, M.Y., Adiguzel, N., 2012, Removal of Ni(II) and Cu(II)
ions using native and acid treated Ni-hyperaccumulator plant Alyssum
discolor from Turkish serpentine soil, Chemosphere, Vol 89, 302–309.
Bazihizinaa, N., Redwana, M., Taiti, C., Giordano, C., Monettia, E., Masia, E.,
Azzarelloa, E., Mancusoa, S., 2015, Root Based Responses Account
for Psidium guajava Survival at High Nickel Concentration, Journal of
Plant Physiology, Vol 174, 137–146.
61
Benyamin, L., 1995, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Boyd, R, S., 2004, Ecology of metal hyperaccumulation, New Phytol, Vol 162,
563-567,
Burken, J.G., dan Schnoor, J,L., 1999, Distribution and volatilization of organic
compounds following uptake by hybrid poplars, Int, J,
Phytoremediation, Vol 1, 39-151.
Chen Q., dan Wong, J.W.C., 2006, Growth of Agropyron elongatum in a
Simulated Nickel Contaminated Soil With Lime Stabilization, Science
of the Total Environment, Vol 366 ,448–455.
Cunningham, S., 1995, Current topics in Plant Biochemistry, Physiology and
Molecular Biology, Columbia, 47-53.
Ferraz, P., Fidalgo, F., Almeida, A., Teixeira, J., 2012, Phytostabilization of
Nickel by the Zinc and Cadmium Hyperaccumulator Solanum nigrum
L, Are Metallothioneins Involved?,Plant Physiology and Biochemistry,
Vol 57, 254-260.
Franklin, G.P., 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, Universitas Indonsia press,
Jakarta.
Galardi, F., Mengoni, A., Pucci, S., Barletti, L., Massi, L., Barzanti, R.,
Gabbrielli, R,, Gonnelli, C,, 2007, Intra-specific differences in mineral
element composition in the Ni-hyperaccumulator Alyssum bertolonii:
A survey of populations in nature, Environmental and Experimental
Botany, Vol 60, 50-56.
Gardner, F.P., R.B. Pearce., dan R.L Mitchell., 1991, Physiology of Crop Plants,
UI Press, Jakarta.
Gerendás, J., dan Sattelmacher, B., 1999, Influence of Ni supply on growth and
nitrogen metabolism of Brassica napus L, grown with NH4NO3 or urea
as N source, Ann, Bot, Vol 83, 65-71.
Ghaderian, S.M., Mohtadi, A., Rahiminejad, M.R., Baker, A.J.M., 2007, Nickel
and other metal uptake and accumulation by species of Alyssum
(Brassicaceae) from the ultramafics of Iran, Environmental Pollution,
Vol 145, 293-298.
Ghaderian, Y.S.M., Lyon, A.J.E., dan Baker, A.J.M., 2000, Seedling mortality of
metal hyperaccumulator plants resulting from damping off by Pythium
spp, New Phyto, Vol 146, 219-224.
62
Gholib, D., 2009, Uji Daya Hambat Daun Melastoma Malabathricum Terhadap
Trichophyton mentagrophytees dan Candida albicans, Berita Biologi,
Vol 9 : 9-13.
Ghosh, M., dan Singh, S,P., 2005, A review on phytoremediation of heavy metals
and utilization of its by product, Applied Ecology and Environmental
Research, Vol 3, 1-18.
Gouveia-Figueira, L.S.C., dan Castilho, P.C., 2015, Phenolic screening by HPLC–
DAD–ESI/MSnand antioxidant capacityof leaves, flowers and berries
of Rubus grandifolius LoweSandra, Industrial Crops and Products,
Vol 73, 28–40.
Graham, R.D., dan Webb, M.J., 1991, Micronutrients and disease resistance and
tolerance in plants, dalam J.J. Mortvedt, F.R. Cox, L.M. Shuman, dan
R.M. Welch (Eds,), Micronutrients in Agriculture (2nd ed,), (pp, 329370) Soil Science Society of America.
Harjadi, M.M., Setyati, S., 1988, Pengantar Agronomi, Gramedia, Jakarta.
He, S., He, Z., Yang, X., dan Baligar, V.C., 2012, Advances in Agronomy Volume
117, Science Direct.
Hidayati, N., 2005, Fitoremediasi dan potensi tumbuhan hiperakumulator, Hayati,
35-40, ISSN 0854-8587.
Jawetz, Z.E., Melnick J.L., dan Aderberg E.A., 1996, Mikrobiologi Kedokteran
Edisi 20, EGC, Jakarta.
Kagalkar, A.N., Jadhav, M.U., Bapat, V.A., Govindwar, S.P., 2011,
Phytodegradation of the Triphenylmethane dye Malachite Green
Mediated by Cell Suspension Cultures of Blumea malcolmii Hook,
Bioresource Technology, Vol 102, 10312–10318.
Kamisan, F.H., dkk., 2013, Hepatoprotective Activity of Methanol Extract of
Melastoma malabathricum Leaf in Rats, Journal of Acupuncture and
Meridian Studies, Vol 6 : 52-55.
Kidd, P.S., Monterroso, C., 2005, Metal extraction by Alyssum serpyllifolium ssp,
lusitanicum on mine-spoil soils from Spain, Science of the Total
Environment, Vol 336, 1-11.
Lambers, H., dan Poorter H., 1992, Inherent variation in growth rate between
higher plants: a search for physiological causes and ecological
consequences, Advanced Ecology, Vol 23, 187-261,
63
Lee, M., Yang, M., 2010, Rhizofiltration using sunflower (Helianthus annuus L,)
and bean (Phaseolus vulgaris L, var, vulgaris) to remediate uranium
contaminated groundwater, Journal of Hazardous Materials, Vol 173,
589–596.
Mangkoedihardjo, 2005, Fitoteknologi dan Ekotoksikologi dalam Desain Operasi
Pengomposan Sampah, ITS, Surabaya.
Mansur, 2010, Teknik Silvikultur Untuk Reklamasi Lahan Bekas Tambang, Seamo
Biotrop, Bogor, Indonesia.
Maqbool, F., Wang, Z., Xu, Y., Zhao, J., Gao, D., Zhao, Y.G., Zulfiqar, A, Bhatti,
A., Xinge, B., 2012, Rhizodegradation of petroleum hydrocarbons by
Sesbania cannabina in bioaugmented soil with free and immobilized
consortium, Journal of Hazardous Materials, Vol 237–238, 262-269.
Megharaj, M., Ramakrishnan, B., Venkateswarlu, K., Sethunathan, N., Naidu, R.,
2011, Bioremediation approaches for organic pollutants: a critical
perspective, Environ, Int,, Vol 37, 1362-1375.
Molas, J., dan Baran, S., Relationship Between the Chemical Form of Nickel
Applied to the Soil and Its Uptake and Toxicity to Barley plants
(Hordeum vulgare L,), Geoderma, Vol 122, 247-255.
Mulrooney, S.B., dan Hausinger, R.P., 2003, Nickel uptake and utilization by
microorganisms, FEMS Microbiol, Vol 27, 239-261,
Najeeb, U., Ahmad, W., Zia, M.H., Malik, Z., Zhou, W., 2014, Enhancing the
lead phytostabilization in wetland plant Juncus effusus L, through
somaclonal manipulation and EDTA enrichment, Arabian Journal of
Chemistry, Vol xxx, xxx–xxx.
Park, S., Kim, K.S., Kim, J.T., Kang, D., Sung, K., 2011, Effects of humic acid on
phytodegradation of petroleum hydrocarbons in soil simultaneously
contaminated with heavy metals, Journal of Environmental Sciences,
Vol 23, 2034–2041.
Priyanto, B., dan Priyanto, J., 2007, Fitoremediasi sebagai Sebuah Teknologi
Pemulihan Pencemaran, Khususnya Logam Berat, Lipi, Bogor.
Rajkumar, M., Mab, Y., Freitas, H., 2013, Improvement of Ni phytostabilization
by inoculation of Ni resistant Bacillus megaterium SR28C, Journal of
Environmental Management, Vol 128, 973-980.
Rivai, 1994, Asas Pemeriksaan Kimia, UI-Press, Jakarta.
64
Roslen, dkk., 2014, Cytotoxicity screening of Melastoma malabathricum extracts
on human breast cancer cell lines in vitro, Asian Pacific Journal of
Tropical Biomedicine, Vol 4 : 545-548.
Rugh, C.L., Senecoff, J.F., Meagher, R.B., dan Merkle, S.A., 1998, Development
of transgenic yellow poplar for mercury phytoremediation, Nat,
Biotechnol,Vol 16, 925-928.
Seregin, I.V., dan Kozhevnikova, A.D., 2006, Physiological Role of Nickel and
Its Toxic Effects on Higher Plants, Russian Journal of Plant
Physiology, Vol, 53, 257-277.
Seregin, V.I., dan Kozhevnikova, A.D., 2006, Physiological Role of Nickel and
Its Toxic Effects on Higher Plants, Russian Journal of Plant
Physiology, Vol, 53, 257-277.
Sulaiman, M.R., Somchita M.N., Israf D.A., Ahmad, Z., Moin S., 2004,
Antinociceptive effect of Melastoma malabathricum ethanolic extract
in mice, Fitoterapia, Vol 75 : 667– 672.
Susan Eapen, S., Suseelan K.N., Tivarekar, S., Kotwal, S.A., dan Mitra, R., 2003,
Potential for rhizofiltration of uranium using hairy root cultures of
Brassica juncea and Chenopodium amaranticolor, Environmental
Research, Vol 91, 127–133.
Susanti, D., Sirat, H.M., Ahmad, F., Ali, R.M., Aimi, N., Kitajima, M., 2008,
Erratum to „„Antioxidant and cytotoxic flavonoids from the flowers of
Melastoma malabathricum L.”, Food Chemistry, Vol 107 : 1275.
Terry, N., and Bañuelos, G., Phytoremediation of Contaminated Soil and Water,
Lewis Publishers, Boca Raton.
The Perkin-Elmer Corporation, 1996, Analytical Methods for Atomic Absorption
Spectroscopy, The Perkin-Elmer Corporation, United States of
America, 103.
Tjitrosoepomo, G., 1999, Botani Umum Jilid 2, Penerbit Angkasa, Bandung.
Tome, F.V., Rodríguez, P.B., Lozano, J.C., Elimination of natural Uranium and
226Ra from contaminated waters by rhizofiltration using Helianthus
annuus L,, Science Of The Total Environment, Vol 393, 351–357.
Wang, H., Feng, T., Peng, X., Yan, M., dan Tang, X., 2009, Up-regulation of
chloroplastic antioxidant capacity is involved in alleviation of nickel
65
toxicity of Zea mays L, byexogenoussalicylicacid, Ecotoxicology and
Environmental Safety, Vol 72, 1354-1362.
Wang, X., Wu, N., Guo, J., Chu, X., Tian, J., Yao, B., dan Fan, Y., 2008,
Phytodegradation of Organophosphorus Compounds by Transgenic
Plants Expressing a Bacterial Organophosphorus Hydrolase,
Biochemical and Biophysical Research Communications, Vol 365,
453–458.
Wang, Z., Xu, Y., Zhao, J., Li, P., Gao, D., Xing, B., 2011, Remediation of
petroleum contaminated soils through composting and rhizosphere
degradation, Journal of Hazardous Materials, Vol 190, 677–685.
Yang, M., Jawitz, J.W., Lee, M., 2015, Uranium and cesium accumulation in bean
(Phaseolus vulgaris L, var, vulgaris) and its potential for uranium
rhizofiltration, Journal of Environmental Radioactivity, Vol 140, 4249.
Zobiole, L.H.S., Oliveira, R.S., Jr., Kremer, R,J., Constantin, J., Yamada, T.,
Castro, C., Oliveira, F.A., dan Oliveira, A., Jr., 2010, Effect of
glyphosate on symbiotic N2 fixation and nickel concentration in
glyphosate-resistant soybeans, App,, Soil, Ecol, Vol 44, 176-180.
66
LAMPIRAN
6.1 Pembuatan Media Pembibitan
Tanah
 Ditimbang sebanyak 5 kg
5 kg tanah
 Ditambahkan 5 kg pupuk kandang
 Ditambahkan 5 kg daun kering
Tanah : Pupuk kandang : Daun
1:1:1
 Diaduk
Media Pembibitan
6.2 Pembibitan
Bijih
 Ditabur pada media pembibitan
Bijih pada media pembibitan
Media Pembibitan
67
6.3 Pembuatan Larutan Ni 4000 ppm
NiSO4.6H2O
 Ditimbang sebanyak 18,8434 g
 Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml
18.8434 g NiSO4.6H2O
dalam Labu Takar 1000 ml
 Diencerkan sampai tanda tera
Larutan Ni 4000 ppm
Perhitungan :
Mr. NiSO4.6H2O=262,7
Massa Ni yang dibutuhkan=4 g
4 g Ni = 4 g Ni x
4 g Ni= 18,8434 g NiSO4.6H2O
6.4 Preparasi Sampel Untuk analisis AAS
Biomassa Kering
Tanaman




Ditimbang 0,5 g
Dimasukkan ke dalam Cawan Porselin
Dibakar dalam tanur pada suhu 700 0C Selama 15 menit
Abu dipindahkan ke gelas kimia 50 ml
Abu dalam Gelas
Kimia 50 ml





Ditambahkan 25 ml aquadest
Ditambahkan 5 ml Asam Nitrat Pekat
Dipanaskan
Dipindahkan ke dalam labu takar 25 ml dan diencerkan
Larutan di analisis dengan menggunakan AAS
Hasil Pengamatan
68
69
6.5 Pembuatan Tanah terkontaminasi Ni
Tanah
 Ditimbang 5 kg
5 kg Tanah
5 kg Tanah
5 kg Tanah
5 kg Tanah
5 kg Tanah
5 kg Tanah
5 kg Tanah
5 kg Tanah
 Di+ 33,3 ml lar.  Di+ 50 ml lar.  Di+ 66,7 ml lar.  Di+ 83,3 ml lar.  Di+ 100 ml lar.  Di+ 116, ml
Ni 3000 ppm
lar. Ni 3000
Ni 3000 ppm
Ni 3000 ppm
Ni 3000 ppm
Ni 3000 ppm
ppm
Kontrol
Tanah
Terkont. Ni
50 ppm
Tanah
Terkont. Ni
75 ppm
Tanah
Terkont. Ni
100 ppm
Tanah
Terkont. Ni
125 ppm
Tanah
Terkont. Ni
150 ppm
Tanah
Terkont. Ni
175 ppm
5 kg Tanah
 Di+ 133,3 ml
lar. Ni 3000
ppm
Tanah
Terkont. Ni
200 ppm
5 kg Tanah
 Di+ 150 ml lar.  Di+ 166,7 ml
lar. Ni 3000
Ni 3000 ppm
ppm
Tanah
Terkont. Ni
225 ppm
Tanah
Terkont. Ni
250 ppm
70
6.6 Penenaman Pada Polibag Experimen
Tanaman Hasil Pembibitan
 Dipindahkan ke dalam polibag eksperimen
Tanaman dalam polibag
eksperimen
 Disiram secukupnya setiap pagi dan sore
 Diukur pertambahan tinggi batangnya setiap 2 hari
 Dihitung pertambahan jumlah daunnya setiap 2 hari
Pertambahan tinggi batang
Pertambahan Jumlah daun
6.7 Pemanenan
Tanaman berusia 2 bulan
 Dipanen
 Dipisahkan akar, batang, dan daunnya
Akar
Batang
Daun
 Dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 0C
selama 3 x 24 jam
Sampel kering
71
6.8 Pengukuran Pertumbuhan Tanaman
0
[Ni] (ppm)
1
Tanaman
2
100
3
4
5
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
2016-08-31
7
0
0
22.5
6
0
0
28.5
2
0
0
26.5
6
0
0
2016-09-02
7
0
0
23
8
2
0
29
4
2
0
27.5
6
0
2016-09-04
9
2
0
24
8
0
0
30
4
0
0
28
6
2016-09-06
9
0
0
24.5
8
0
0
30
4
0
0
28
2016-09-08
9
0
0
24.5
8
0
0
30.5
4
0
0
2016-09-10
9
0
0
24.5
8
0
0
30.5
4
0
2016-09-12
9
0
0
24.5
9
2
1
32
4
0
2016-09-14
9
0
0
24.5
9
0
0
32
6
2016-09-16
11
2
0
25..5
9
0
0
32.5
2016-09-18
11
0
0
26
9
0
0
2016-09-20
11
0
0
27.5
9
0
2016-09-22
11
0
0
27.5
9
2016-09-24
11
0
0
29
2016-09-26
13
2
0
2016-09-28
13
0
0
2016-09-30
13
0
2016-10-02
13
2016-10-04
1
A
B
C
D
22
9
0
0
0
22
9
0
0
0
22
9
8
2
0
23.5
28
8
0
0
0
28.5
8
0
0
28.5
8
0
2
0
30
8
6
0
0
30
33
6
0
0
0
33
6
0
0
0
33.5
6
9
0
0
33.5
29
11
2
0
29
11
0
0
0
29
11
0
0
0
0
30.5
11
0
13
0
0
30.3
11
2016-10-06
14
2
1
31
2016-10-08
14
0
0
2016-10-10
14
0
2016-10-12
14
2016-10-14
14
2016-10-16
2016-10-18
2
A
B
C
D
26
6
0
0
0
26
8
2
0
0
26
8
11
2
0
27
23.5
11
0
0
0
24
11
0
0
24
11
0
0
0
24.5
11
8
0
0
24.5
30
10
2
0
0
31.5
10
0
0
0
32
10
6
0
0
32
35
8
2
0
35.5
8
0
0
35.5
8
0
0
0
36
8
0
0
0
36
10
13
2
0
37
32
13
0
0
0
32
13
0
0
0
32.5
13
0
0
32.5
13
14
0
0
33
15
2
1
33.5
3
A
B
C
D
18
6
0
0
0
18
6
0
0
0
18.5
8
8
0
0
18.5
27.5
8
0
0
0
27.5
7
0
0
27.5
7
0
0
0
28
7
11
0
0
28
26
13
2
0
0
26
13
0
0
0
26.5
13
10
0
0
26.5
32
10
0
0
32.5
10
0
0
34
12
2
0
34
12
2
0
35.5
10
0
0
37.5
10
0
0
37.5
10
0
0
37.5
0
0
37.5
13
0
0
15
2
0
4
A
B
C
D
16
4
0
0
0
16
4
0
2
0
16
4
8
0
0
16.5
18.5
8
0
0
1
19
8
0
0
19
8
0
0
0
19
8
7
0
0
19
28.5
9
2
0
0
28.5
9
0
0
0
28.5
9
13
0
0
29
27
13
0
0
27
13
0
0
0
27.5
14
2
0
0
28
14
12
0
0
28
36
12
0
0
0
36
12
0
0
0
37
12
10
0
0
37
10
0
0
37
37.5
12
2
0
38.5
12
0
0
5
A
B
C
D
A
B
C
D
24
6
0
0
15
6
0
0
20
0
24.5
6
0
0
15.5
8
2
0
21
0
0
24.5
8
2
0
15.5
8
0
0
21.5
4
0
0
24.5
7
0
1
15.5
8
0
0
21.5
16.5
4
0
0
24.5
7
0
0
15.5
8
0
0
22
0
17
6
2
0
17
6
0
0
25
6
2
3
16
8
2
2
23
0
25
6
0
0
16
8
0
0
23
0
0
17
6
0
0
25
6
0
0
16
8
0
0
23
8
0
0
17
6
0
0
25
6
0
0
16
8
0
0
23
19.5
8
0
0
17
6
0
0
25
8
2
0
17.5
10
2
0
24
0
19.5
10
2
0
18
6
0
0
25
8
0
0
17.5
10
0
0
24.5
0
0
19.5
10
0
0
18
6
0
0
25
8
0
0
17.5
10
0
0
24.5
9
0
0
20.5
10
0
0
18
8
2
0
26.5
8
0
0
17.5
10
0
0
25
29
9
0
0
29
9
0
0
20.5
10
0
0
19.5
8
0
0
27
8
0
0
17.5
10
0
0
25
20.5
12
2
0
20
8
0
0
27.5
8
0
0
18
10
0
0
25
1
31
9
0
0
20.5
12
0
0
20
8
0
0
27.5
8
0
0
18.5
10
0
0
25
0
0
31.5
11
2
0
21
12
0
0
21
8
0
0
27.5
8
0
0
18.5
12
0
0
26.5
14
0
0
32
11
0
0
21
12
0
0
21
8
0
0
27.5
8
0
0
18.5
12
0
0
27
28.5
14
0
0
32
11
0
0
21.5
12
0
0
22
8
0
0
27.5
8
0
0
18.5
12
2
0
27
0
28.5
14
0
0
32.5
11
0
0
21.5
12
0
0
22
8
0
0
28
8
0
0
19
12
0
0
27
0
0
29
14
0
0
34
11
0
0
21.5
12
0
0
22
10
0
0
28.5
8
0
0
19
12
0
0
27
12
0
0
29
12
0
0
29
14
0
0
34
11
0
0
22
12
0
0
23.5
10
0
0
29
8
0
0
19
12
0
0
27
14
0
0
35
11
0
0
22
12
0
0
23.5
10
0
0
29
10
2
0
20.5
12
0
0
27
38.5
13
2
1
30.5
16
2
0
37
11
0
0
22
14
2
0
24.5
10
0
0
29
10
0
0
20.5
12
0
0
28.5
39
13
0
0
31
16
0
0
37.5
11
0
0
23
14
0
0
25
10
0
0
29
10
0
0
21
12
0
0
29
Tanggal
72
125
[Ni] (ppm)
1
Tanaman
2
150
3
4
5
1
2
3
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
2016-08-31
6
0
0
22
6
0
0
22.5
6
0
0
16.7
6
0
0
13.5
4
0
0
19
4
0
0
17.5
5
0
0
2016-09-02
6
0
0
22
6
0
0
22.5
6
0
0
16.7
8
2
0
14
4
0
0
19
4
0
0
17.5
5
0
2016-09-04
6
0
0
22.5
8
2
0
22.5
8
2
0
16.7
8
0
0
14.5
4
0
0
19.5
4
0
0
17.5
7
2
2016-09-06
6
0
0
22.5
8
0
0
22.5
8
0
0
17.5
8
0
0
15
4
0
0
19.5
2
0
2
17.5
7
2016-09-08
6
0
0
22.5
8
0
0
23
8
0
0
18
8
0
0
15
4
0
0
19.5
2
0
0
17.5
2016-09-10
4
0
2
23
4
0
4
23.5
8
0
0
18.5
10
2
0
15.5
6
2
0
20
2
0
0
2016-09-12
4
0
0
23
4
0
0
23.5
8
0
0
18.5
10
0
0
15.5
6
0
0
20
2
0
2016-09-14
6
2
0
24.5
4
0
0
23.5
8
0
0
19
10
0
0
15.5
6
0
0
21
4
2016-09-16
6
0
0
25
4
0
0
23.5
8
0
0
19
10
0
0
16.5
6
0
0
21
2016-09-18
6
0
0
25
4
0
0
23.5
8
0
0
19.5
12
2
0
16.5
6
0
0
2016-09-20
6
0
0
25.5
6
2
0
24
10
0
0
21
11
0
1
17
6
0
0
2016-09-22
6
0
0
25.5
6
0
0
24
10
0
0
21
11
0
0
17
6
0
2016-09-24
6
0
0
25.5
6
0
0
24
10
0
0
21.5
11
0
0
17.5
6
2016-09-26
8
2
0
26
6
0
0
24
10
0
0
21.5
11
0
0
17.5
2016-09-28
8
0
0
26
6
0
0
24
10
0
0
21.5
11
0
0
2016-09-30
8
0
0
26
7
2
1
25
10
0
0
21.5
11
0
2016-10-02
8
0
0
26
7
0
0
25
10
0
0
22
11
2016-10-04
8
0
0
26
7
0
0
25
10
0
0
22
2016-10-06
8
0
0
26
7
0
0
25
10
0
0
22
2016-10-08
8
0
0
26
7
0
0
25
10
0
0
2016-10-10
10
0
0
27
9
0
0
26
11
2
2016-10-12
10
0
0
27
9
0
0
26.5
11
2016-10-14
10
0
0
27.5
9
0
0
26.5
2016-10-16
10
0
0
28
9
0
0
2016-10-18
10
0
0
28
9
0
0
4
5
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
13
6
0
0
16.5
4
0
0
15.5
8
0
0
0
13
6
0
0
16.5
4
0
0
15.5
8
0
0
9
0
13.5
6
0
0
16.5
4
0
0
15.5
8
0
0
9.5
0
0
13.5
6
0
0
16.5
3
0
1
15.5
8
0
0
10
7
0
0
14
6
0
0
17
2
0
1
15.5
8
0
0
10
17.5
6
0
1
14.5
7
2
1
17.5
2
0
1
15.5
7
0
1
11
0
17.5
6
0
0
14.5
7
0
0
17.5
2
0
0
15.5
7
0
0
11
2
0
17.5
6
0
0
14.5
6
0
1
18
4
2
0
16.5
9
0
0
11.5
4
0
0
18
6
0
0
14.5
6
0
0
18.5
4
0
0
17
9
0
0
12
21.5
4
0
0
18
6
0
0
14.5
6
0
0
18.5
4
0
0
17
9
0
0
12
22
4
0
0
18
6
0
0
14.5
6
0
0
18.5
4
0
0
17.5
9
0
0
12
0
22
4
0
0
18.5
8
2
0
16
6
0
0
18.5
4
0
0
18
9
0
0
12
0
0
22
4
0
0
19
8
0
0
16.5
6
0
0
18.5
4
0
0
18
11
0
0
13
8
2
0
23
4
0
0
19
8
0
0
17
8
0
0
20
4
0
0
18
11
0
0
13
18
8
0
0
23.5
6
2
0
20
8
0
0
17.5
8
0
0
20.5
4
0
0
18.5
11
0
0
13.5
0
18.5
8
0
0
23.5
6
0
0
20
8
0
0
18
8
0
0
20.5
6
2
0
20
11
0
0
13.5
0
0
18.5
7
0
1
24
6
0
0
21
8
0
0
18.5
8
0
0
20.5
6
0
0
21.5
11
0
0
13.5
10
0
1
18.5
7
0
0
24.5
6
0
0
21
10
2
0
17
8
0
0
20.5
6
0
0
22
11
0
0
13.5
12
2
0
20
9
2
0
25
6
0
0
21
10
0
0
17
8
0
0
20.5
6
0
0
22
11
2
2
14.5
22
12
0
0
21
9
0
0
25.5
6
0
0
21
10
0
0
18
8
0
0
21
8
2
0
23
11
0
0
14.5
1
23
12
0
0
21.5
9
0
0
25.5
8
2
2
22
10
0
0
18
8
0
0
21
8
0
0
24
11
0
0
14.5
0
0
23.5
12
0
0
21.5
9
0
0
25.5
8
0
0
22.5
10
0
0
18.8
8
0
0
21
8
0
0
24
11
0
0
14.5
11
0
0
23.5
12
0
0
22
9
0
0
25.5
8
0
0
23
10
0
0
18.5
8
0
0
21
8
0
0
24
11
0
0
14.5
26.5
11
0
0
24
12
0
0
22
9
0
0
26
8
0
0
23
10
0
0
18.5
8
0
0
22
8
0
0
24
11
0
0
14.5
26.5
11
0
0
24
12
0
0
22
9
0
0
26
8
0
0
24
10
0
0
18.5
10
0
0
22
9
2
1
24
13
2
0
15
Tanggal
9
73
175
[Ni] (ppm)
1
Tanaman
2
200
3
A
B
C
D
A
B
C
D
2016-08-31
12
0
0
20
5
0
0
2016-09-02
12
0
0
20
5
0
2016-09-04
12
0
0
20
5
0
2016-09-06
12
0
0
20.5
6
2016-09-08
12
0
0
20.5
2016-09-10
8
0
4
2016-09-12
8
0
2016-09-14
8
2016-09-16
4
A
B
C
D
16
6
0
0
0
16
5
0
0
16
5
0
2
1
16
4
6
0
0
16
21
4
0
2
0
21
4
0
0
0
21.5
6
8
0
0
21.5
2016-09-18
8
0
0
2016-09-20
10
0
0
2016-09-22
10
0
2016-09-24
10
2016-09-26
5
A
B
C
D
13
4
0
0
0
13
6
2
0
13
6
0
0
1
13
5
4
0
0
13
16
4
0
0
0
16
4
0
0
0
17
6
6
0
0
17
21.5
6
0
0
22.5
6
0
0
0
22.5
8
0
0
0
22.5
0
10
0
0
22.5
2016-09-28
10
0
0
2016-09-30
11
2
2016-10-02
11
2016-10-04
2016-10-06
1
A
B
C
D
17
6
0
0
0
17.5
6
0
0
17.5
6
0
0
1
17.5
6
5
0
0
17.5
13.5
7
2
0
0
13.5
7
0
0
0
15
7
6
0
0
15.5
17
6
0
0
17
6
0
0
0
17.5
6
0
0
0
18
6
0
0
0
18
22.5
0
0
0
1
24
8
2
0
0
24
8
11
0
0
24
11
0
0
24
2016-10-08
11
0
0
2016-10-10
11
0
2016-10-12
11
2016-10-14
2
3
4
5
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
13
4
0
0
16.5
4
0
0
12
2
0
0
23
6
0
0
10.5
5
0
0
15
0
13
4
0
0
16.5
4
0
0
12
2
0
0
23
6
0
0
11
5
0
0
15
0
13
4
0
0
16.5
4
0
0
12
2
0
0
23
6
0
0
11
5
0
0
15
0
0
13
4
0
0
17
4
0
0
12
2
0
0
23.5
6
0
0
11
7
2
0
15
8
2
0
13
4
0
0
17
4
0
0
12
2
0
0
23.5
6
0
0
11
7
0
0
15.5
18.5
7
0
1
13
4
0
0
18.5
2
0
2
12
4
2
0
24
5
0
1
11.5
6
0
1
17
0
18.5
7
0
0
13
4
0
0
19
2
0
0
12
4
0
0
24
5
0
0
11.5
6
0
0
17
0
0
19
7
0
0
13.5
6
2
0
20
2
2
2
13
4
0
0
24
5
0
0
11.5
6
0
0
17
7
0
0
19
7
0
0
13.5
6
0
0
20.5
2
0
0
13.5
4
0
0
24
5
0
0
11.5
6
0
0
17
15.5
7
0
0
19
7
0
0
13.5
6
0
0
20.5
2
0
0
13.5
4
0
0
24
7
2
0
13
6
0
0
17
16
7
0
0
19
7
0
0
13.5
6
0
0
20.5
2
0
0
13.5
6
2
0
25
7
0
0
13
6
0
0
17
0
16
7
0
0
19
7
0
0
13.5
6
0
0
20.5
2
0
0
13.5
6
0
0
25.5
7
0
0
13.5
6
0
0
17
0
0
16
7
0
0
19
7
0
0
13.5
6
0
0
20.5
4
2
0
15
6
0
0
25.5
7
0
0
13.5
6
0
0
17
6
0
0
16
9
0
0
20
9
0
0
14.5
8
0
0
21
4
0
0
15
6
0
0
26
7
0
0
13.5
8
2
0
18
18.5
6
0
0
16
9
0
0
20
9
0
0
15
8
0
0
21
4
0
0
15
6
0
0
26
7
0
0
13.5
8
0
0
18.5
2
19.5
6
0
0
16
9
0
0
20.5
9
0
0
15
8
0
0
21
4
0
0
15
6
0
0
26
7
0
0
13.5
8
0
0
19
0
0
20
8
0
0
16.5
9
0
0
20.5
9
0
0
15
8
0
0
21
4
0
0
15
6
0
0
26
7
0
0
13.5
8
0
0
19
8
0
0
20
8
0
0
16.5
9
0
0
20.5
9
0
0
15
8
0
0
21
4
0
0
15
6
0
0
26
7
0
0
13.5
8
0
0
19
7
0
1
21
8
0
0
17
9
0
0
20.5
9
0
0
15
9
2
1
21.5
4
0
0
15
6
0
0
26
7
0
0
13.5
8
0
0
19
24
9
1
0
22
8
0
0
17
9
0
0
20.5
9
0
0
15
9
0
0
21.5
4
0
0
15
6
0
0
26
7
0
0
13.5
8
0
0
19
0
24
8
0
1
22.5
8
0
0
17.5
9
0
0
20.5
9
0
0
15
9
0
0
21.5
4
0
0
15
6
0
0
26
7
0
0
13.5
8
0
0
19
0
0
24
8
0
0
23
8
0
0
17.5
9
0
0
20.5
10
2
1
16
9
0
0
21.5
4
0
0
15
8
2
0
27
7
0
0
13.5
8
0
0
19.5
11
0
0
24
8
0
0
23
8
0
0
17.5
11
0
0
21.5
10
0
0
17
9
0
0
21.5
6
2
0
15.5
8
0
0
27.5
7
0
0
13.5
8
0
0
19.5
2016-10-16
13
0
0
25
7
1
0
23
8
0
0
17.5
0
0
0
22
10
0
0
17
9
0
0
21.5
6
0
0
15.5
8
0
0
27.5
9
2
0
14.5
8
0
0
19.5
2016-10-18
13
0
0
25.5
7
0
0
23
10
0
0
18.5
11
0
0
22
10
0
0
17
11
2
0
22
6
0
0
16
8
0
0
27.5
9
0
0
15
8
0
0
19.5
Tanggal
74
225
[Ni] (ppm)
1
Tanaman
2
250
3
4
5
1
2
3
4
5
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
2016-08-31
6
0
0
12
4
0
0
12.5
5
0
0
10.5
7
0
0
23
7
0
0
11
6
0
0
18
6
0
0
17.5
6
0
0
10.5
4
0
0
15
8
0
0
10.5
2016-09-02
4
0
2
12
4
0
0
12.5
5
0
0
10.7
9
2
0
23.5
7
0
0
11.5
8
2
0
18
6
0
0
17.5
6
0
0
10.5
4
0
2016-09-04
4
0
0
12.5
2
0
2
12.5
7
2
0
11
9
0
0
23.5
6
0
1
11.5
8
0
0
18.5
6
0
0
17.5
6
0
0
11
4
0
0
15
8
0
0
10.5
0
15
8
0
0
10.5
2016-09-06
4
0
0
13
2
0
0
12.5
7
0
0
11.5
9
0
0
23.5
5
0
1
11.5
8
0
0
18.5
6
0
0
17.5
8
2
0
11
4
0
0
15
8
0
0
11
2016-09-08
3
0
1
13
2
0
0
12.5
7
0
0
11.5
9
0
0
23.5
5
0
0
11.5
7
0
1
18.5
5
0
1
17.5
8
0
0
11
2
0
2
15
8
0
0
11
2016-09-10
4
2
1
13
2
0
0
12.5
9
2
0
13
8
0
1
24
6
2
1
12
4
0
3
18.5
4
0
1
17.5
8
0
0
12
4
2
0
15
6
0
2
12
2016-09-12
4
0
0
13
2
0
0
12.5
9
0
0
13
8
0
0
24
6
0
0
12
4
0
0
18.5
4
0
0
17.5
8
0
0
12
4
0
0
15
6
0
0
12
2016-09-14
4
0
0
13
4
0
0
14
7
0
2
13
8
0
0
24
6
0
0
12.5
4
0
0
18.5
6
2
0
18
8
0
0
12
4
0
0
16
6
0
0
12
2016-09-16
4
0
0
13
4
0
0
14
7
0
0
13
8
0
0
24
6
0
0
12.5
4
0
0
18.5
6
0
0
19
8
0
0
12.5
4
0
0
16
6
0
0
12
2016-09-18
4
0
0
13
4
0
0
14.5
7
0
0
13
8
0
0
24
6
0
0
12.5
4
0
0
18.5
6
0
0
2016-09-20
4
0
0
13
4
0
0
14.5
7
0
0
13
8
0
0
24
6
0
0
13
6
2
0
19.5
6
0
0
19
8
0
0
13
4
0
0
16
6
0
0
12
19
8
0
0
13
4
0
0
16
8
2
0
13
2016-09-22
6
0
0
14
4
0
0
14.5
9
2
0
14.5
10
2
0
25
6
0
0
13
6
0
0
19.5
6
0
0
19.5
8
0
0
13
4
0
0
16
8
0
0
13
2016-09-24
6
0
0
14.5
4
0
0
14.5
9
0
0
14.5
9
0
1
25.5
6
0
0
13
6
0
0
20
6
0
0
19.5
8
0
0
13
4
0
0
16
8
0
0
13
2016-09-26
6
0
0
14.5
4
0
0
14.5
9
0
0
15
9
0
0
25.5
6
0
0
13
6
0
0
20
6
0
0
19.5
8
0
0
13
4
0
0
16
8
0
0
13
2016-09-28
6
0
0
14.5
6
0
0
15.5
9
0
0
15
9
0
0
25.5
6
0
0
13
6
0
0
20
6
0
0
19.5
8
0
0
13
6
2
0
17.5
8
0
0
13
2016-09-30
6
0
0
14.5
6
0
0
16
9
0
0
15
9
0
0
25.5
6
0
0
13
6
0
0
20
6
0
0
19.5
8
0
0
13
6
0
0
17.5
8
0
0
13
2016-10-02
6
0
0
14.5
6
0
0
16
8
0
1
15
9
0
0
25.5
6
0
0
13
6
0
0
20
6
0
0
19.5
8
0
0
13
6
0
0
18
8
0
0
13
2016-10-04
6
0
0
14.5
6
0
0
16
8
0
0
15
9
0
0
26
8
2
0
15.5
2016-10-06
6
0
0
14.5
6
0
0
16
8
0
0
15
9
0
0
26
8
0
0
15
6
0
0
20
6
0
0
19.5
8
0
0
13
6
0
0
18
8
0
0
13
6
0
0
20
8
2
0
20
8
0
0
14
6
0
0
18
8
0
0
13
2016-10-08
8
2
0
14.5
6
0
0
16
8
0
0
15
8
0
1
26
8
0
0
15.5
6
0
0
20
8
0
0
21
8
0
0
14.5
6
0
0
18
8
0
0
13
2016-10-10
8
0
0
14.5
6
0
0
16
8
0
0
15
8
0
0
26
8
0
0
15.5
8
2
0
21.5
8
0
0
21
8
0
0
14.5
6
0
0
18
8
0
0
13
2016-10-12
8
0
0
14.5
8
2
0
16.5
9
2
1
15.5
8
0
0
26
8
0
0
15.5
6
0
2
22
8
0
0
21.5
8
0
0
14.5
6
0
0
18
8
0
0
13
2016-10-14
8
0
0
14.5
7
0
1
17
9
0
0
16
8
0
0
26
8
0
0
15.5
6
0
0
22
8
0
0
22
8
0
0
14.5
6
0
0
18
8
0
0
13
2016-10-16
8
0
0
14.5
7
0
0
17
9
0
0
16
8
0
0
26
8
0
0
15.5
6
0
0
22
8
0
0
22
8
0
0
14.5
6
0
0
19.5
10
2
0
13.5
2016-10-18
10
2
0
15
7
0
0
17
9
0
0
16
8
0
0
26.5
8
0
0
16
6
0
0
22
9
2
1
22.5
8
0
0
15
6
0
0
19.5
10
0
0
14
Tanggal
75
275
[Ni] (ppm)
1
Tanaman
2
A
B
C
D
2016-08-31
6
0
0
2016-09-02
6
0
2016-09-04
6
0
2016-09-06
6
2016-09-08
300
3
4
5
1
2
3
4
5
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
27
7
0
0
10.5
6
0
0
21
7
0
0
9.5
6
0
0
30.5
3
0
0
20
8
0
0
12
4
0
0
10.5
6
0
0
16
5
0
0
28
0
27.5
6
0
1
10.5
5
0
1
21
7
0
0
10
6
0
0
31
3
0
0
20
8
0
0
12
6
2
0
11
5
0
1
16
5
0
0
28
0
27.5
6
0
0
10.5
5
0
0
21
7
0
0
10
6
0
0
31
3
0
0
20.5
7
0
1
12
6
0
0
11
4
0
1
16
5
0
0
28
0
0
27.5
8
2
0
10.5
4
0
1
21
8
2
1
10
6
0
0
31
3
0
0
20.5
7
0
0
12
6
0
0
11
4
0
0
16.5
4
0
1
28
6
0
0
28
8
0
0
11
4
0
0
21
8
2
0
10
8
0
0
31
3
0
0
20.5
7
0
0
12
6
0
0
11
4
0
0
16.5
4
0
0
28.5
2016-09-10
8
2
0
28.5
8
0
0
11.5
4
0
0
21
7
0
1
10.5
6
0
2
31
4
2
1
20.5
4
0
3
12
0
0
6
0
2
0
2
17
6
2
0
29
2016-09-12
8
0
0
28.5
8
0
0
11.5
4
0
0
21
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
20.5
2
0
2
12
0
0
0
0
2
0
0
17
6
0
0
29
2016-09-14
8
0
0
29
8
0
0
12
6
0
0
22
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
21
2
0
0
12
0
0
0
0
2
0
0
17
6
0
0
29
2016-09-16
8
0
0
29
8
0
0
12
6
0
0
22.5
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
21
2
0
0
12
0
0
0
0
2
0
0
17
6
0
0
29
2016-09-18
8
0
0
29.5
8
0
0
12
6
0
0
22.5
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
22
2
0
0
12.5
0
0
0
0
2
0
0
17
6
0
0
29
2016-09-20
8
0
0
29.5
8
0
0
12
6
0
0
22.5
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
22
2
0
0
12.5
0
0
0
0
2
0
0
17
6
0
0
29
2016-09-22
8
0
0
30
8
0
0
12
6
0
0
22.5
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
22
4
2
0
13
0
0
0
0
3
2
1
17.5
6
0
0
29
2016-09-24
8
0
0
30
8
0
0
12
6
0
0
22.5
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
17.5
6
0
0
29
2016-09-26
8
0
0
30
8
0
0
12
6
0
0
22.5
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18
6
0
0
29
2016-09-28
8
0
0
30
8
0
0
12.5
6
0
0
22.5
7
0
0
10.5
6
0
0
31
4
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18
7
2
1
29.5
2016-09-30
8
0
0
30
8
0
0
12.5
6
0
0
22.5
7
0
0
10.5
8
2
0
32.5
4
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18
7
0
0
29.5
2016-10-02
8
0
0
30.5
8
0
0
12.5
6
0
0
22.5
9
0
0
11
8
0
0
32.5
4
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18
7
0
0
30
2016-10-04
8
0
0
30.5
10
2
0
13.5
8
0
0
23.5
9
0
0
11.5
8
0
0
33
3
0
1
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18
7
0
0
30
2016-10-06
8
0
0
30.5
10
0
0
13.5
8
0
0
23.5
9
0
0
11.5
8
0
0
33
3
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18.5
7
0
0
30
2016-10-08
10
2
0
31
10
0
0
13.5
8
0
0
23.5
9
0
0
11.5
8
0
0
34.5
3
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18.5
7
0
0
30
2016-10-10
10
0
0
31.5
10
0
0
14
8
0
0
23.5
9
0
0
12
8
0
0
34.5
3
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18.5
7
0
0
30
2016-10-12
10
0
0
32.5
10
0
0
14
8
0
0
23.5
9
0
0
12
8
0
0
35
3
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18.5
7
0
0
30
2016-10-14
10
0
0
33
10
0
0
14
8
0
0
24
9
0
0
12
8
0
0
35
3
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18.5
7
0
0
30
2016-10-16
10
0
0
33
9
0
1
14
8
0
0
24
9
0
0
12
8
0
0
35
3
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18.5
7
0
0
30
2016-10-18
10
0
0
33
9
0
0
14
8
0
0
24
9
0
0
12
8
0
0
35
3
0
0
22
4
0
0
13
0
0
0
0
3
0
0
18.5
7
0
0
30
Tanggal
76
325
[Ni] (ppm)
1
Tanaman
2
350
3
4
5
1
2
3
4
5
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
2016-08-31
2
0
0
16
5
0
0
9
9
0
0
8.5
4
0
0
8.5
4
0
0
21.5
6
0
0
18
6
0
0
10.5
8
0
0
17.5
5
0
0
15
6
0
0
11.5
2016-09-02
2
0
0
16.5
5
0
0
9
9
0
0
9
4
0
0
8.5
4
0
0
21.5
6
0
0
18
6
0
0
11
8
0
0
17.5
5
0
0
15
6
0
0
11.5
2016-09-04
2
0
0
16.5
5
0
0
9
9
0
0
9
4
0
0
8.5
4
0
0
21.5
6
0
0
18
6
0
0
11.5
8
0
0
17.5
5
0
0
15
6
0
0
12
2016-09-06
2
0
0
16.9
5
0
0
9
9
0
0
9.5
4
0
0
8.5
4
0
0
21.5
6
0
0
18
6
0
0
11.5
10
2
0
17.5
5
0
0
15
7
2
1
12
2016-09-08
4
0
0
10
4
0
1
9
9
0
0
9.5
4
0
0
8.5
4
0
0
21.5
6
0
0
18
6
0
0
12
10
0
0
17.5
5
0
0
15
7
0
0
12
2016-09-10
0
0
4
0
5
2
1
9
6
0
3
9.5
4
0
0
8.5
5
2
1
21.5
8
2
0
18.5
6
0
0
13
9
0
1
17.5
6
2
1
15.5
6
0
1
12
2016-09-12
0
0
0
0
5
0
0
9
6
0
0
9.5
4
0
0
8.5
5
0
0
21.5
8
0
0
18.5
6
0
0
13
9
0
0
17.5
6
0
0
15.5
6
0
0
12
2016-09-14
0
0
0
0
0
0
0
9
6
0
0
9.5
4
0
0
8.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
6
0
0
13
9
0
0
17.5
6
0
0
15.5
6
0
0
12
2016-09-16
0
0
0
0
0
0
0
9
6
2
2
10
6
2
0
9
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
6
0
0
13
9
0
0
17.5
6
0
0
15.5
6
0
0
12
2016-09-18
0
0
0
0
0
0
0
9
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
4
0
2
13
9
0
0
17.5
6
0
0
15.5
6
0
0
12
2016-09-20
0
0
0
0
0
0
0
9
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
4
0
0
13
9
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
1
12
2016-09-22
0
0
0
0
6
2
1
9.5
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
4
0
0
13
9
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-09-24
0
0
0
0
6
0
0
9.5
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
4
0
0
13
9
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-09-26
0
0
0
0
6
0
0
9.5
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
4
0
0
13
9
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-09-28
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
4
0
0
13
8
0
1
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-09-30
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
2
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-02
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-04
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-06
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-08
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-10
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-12
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-14
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-16
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
0
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
2016-10-18
0
0
0
0
6
0
0
10
6
0
10
10
6
0
0
9.5
5
0
0
22.5
8
0
0
18.5
2
0
0
13
8
0
0
17.5
6
0
0
15.5
5
0
0
12
Tanggal
77
375
[Ni] (ppm)
1
Tanaman
2
400
3
4
5
1
2
3
4
5
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
2016-08-31
5
0
0
10
4
0
0
10.5
4
0
0
8.5
6
0
0
10
6
0
0
10.5
7
0
0
14
9
0
0
12
7
0
0
11
9
0
0
12
4
0
0
15.5
2016-09-02
5
0
0
16
4
0
0
10.5
4
0
0
9
6
0
0
10
6
0
0
10.5
6
0
1
14
9
0
0
12
7
0
0
11
8
0
1
12
4
0
0
15.5
2016-09-04
5
0
0
16
4
0
0
10.5
4
0
0
9
6
0
0
10.5
6
0
0
10.5
6
0
0
14
8
0
1
12
6
0
1
11
8
0
0
12
4
0
0
15.5
2016-09-06
7
2
0
16.5
4
0
0
10.4
4
0
0
9.5
5
0
1
10.5
6
0
0
10.5
6
0
0
14
8
0
0
12.5
8
2
0
11
8
0
0
12
4
0
0
15.5
2016-09-08
7
0
0
16.5
4
0
0
10.5
4
0
0
9.5
5
0
0
10.5
6
0
0
10.7
6
0
0
14
8
0
0
12.5
8
0
0
11.5
8
0
0
12.5
2
0
2
15.5
2016-09-10
0
0
7
0
0
0
4
0
6
2
0
10
7
2
0
10.5
4
0
2
10.7
0
0
6
0
9
2
1
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
2
0
2016-09-12
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-14
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-16
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-18
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-20
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-22
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
1
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-24
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-26
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-28
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
1
10
7
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-09-30
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
1
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-02
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-04
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-06
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-08
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-10
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-12
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-14
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-16
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
2016-10-18
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
10
6
0
0
10.5
4
0
0
10.7
0
0
0
0
9
0
0
13
8
0
0
12
8
0
0
13
0
0
0
0
Tanggal
78
6.9
Tabel Rata-rata Pertambahan Tinggi
Rata-Rata
Pertambahan
Tinggi (cm)
10,8
6,8
6,56
6,4
5,4
4,6
4,3
4,3
3,9
1,5
0,9
0,8
0,44
0,6
[Ni] Tanah
0
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
6.10 Grafik Pertambahan Tinggi
12
10
Pertambahan Tinggi (cm)
8
R² = 0,9609
6
4
2
0
0
-2
25
50
75
100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400
[Ni] Tanah (ppm)
79
6.11 Tabel Rata-rata Pertambahan Daun
[Ni] Tanah
0
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Rata-Rata
Jumlah
daun
8,2
5,8
4,6
4,6
3,6
4,2
2,6
1,8
2,4
-1,8
-0,2
-0,4
-2,2
-2,2
6.12 Grafik Pertambahan Jumlah daun
10
Pertambahan Jumlah Daun
8
6
R² = 0,9336
4
2
0
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
-2
-4
Konsentrasi Ni (ppm)
275
300
325
350
375
400
80
6.13 Tabel Biomassa Tanaman
[Ni]
Tanah
1
2
3
4
5
0
8,3131
8,9795
6,5652
6,3734
14,3855
RataRata
Biomassa
8,92334
100
2,089
3,0341
2,0486
3,1262
3,0627
2,67212
125
1,5349
1,4056
0,8013
0,7576
0,9658
1,09304
150
0,5587
0,6432
0,8348
0,4603
0,5247
0,60434
175
1,2995
2,9479
0,5265
0,8374
0,6875
1,25976
200
0,6217
0,6376
0,418
0,9331
1,4104
0,80416
225
0,4201
0,339
0,5665
1,2488
1,0996
0,7348
250
1,9996
1,1077
1,0647
0,3439
0,5026
1,0037
275
0,9568
0,4627
0,2889
0,7061
1,2581
0,73452
300
1,4305
0,8602
0
0,4833
1,1197
0,973425
325
0
0,3208
0,7157
0,2525
0,572
0,46525
350
1,8704
1,1734
0
0,845
0,1575
1,011575
375
0
0
0,4278
0,664
0,2723
0,4547
400
0
0,3793
0,3693
1,3997
0
0,7161
Biomassa Tanaman
81
6.14 Larutan Standar Ni
Konsentrasi
Absorbansi
(ppm)
0
0
0.05
0.0045
0.1
0.0129
0.5
0.0561
1
0.0968
3
0.2881
5
0.4468
7
0.6885
10
1.0258
Kurva Standar Nikel
1.2
y = 0.1001x - 0.0054
R² = 0.9966
Absorbansi (A)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0
2
4
6
8
Konsentrasi Ni (ppm)
Konsentrasi Ni = (
)
(
)
10
12
82
6.15 Tabel Konsentrasi Ni Pada Batang
[Ni]
Tanah
0
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
1
0,00
92,05
152,57
251,84
231,20
345,20
569,52
29,59
302,68
709,14
0,00
399,00
0,00
0,00
Konsentrasi Ni Batang Tanaman
2
3
4
1,56
1,61
1,23
75,85
48,59
47,92
93,85 236,42
228,72
941,53 249,75
78,28
127,91
71,91
82,39
59,36 335,70
69,01
57,21
79,47
126,14
31,12 499,50
109,38
2,44 260,50
7,51
123,09
0,00
1547,33
1984,99 221,92
201,24
346,15
0,00
115,38
0,00 244,51
4067,36
767,59 217,51
231,07
5
2,01
52,06
47,63
379,32
125,55
411,30
5,97
39,78
417,73
170,31
48,77
331,55
351,92
0,00
Rat-rata
[Ni] Batang
1,28
63,30
151,84
380,15
127,79
244,11
167,66
141,87
198,17
509,97
491,38
238,42
932,76
243,24
6.16 Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Akar
[Ni] Tanah
Tanaman
A
0
0
0
0
0
100
100
100
100
100
125
125
125
125
125
150
150
150
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
0,0276
0,0392
0,044
0,0338
0,0304
0,4872
0,3211
0,2657
0,1382
0,4538
0,2485
0,3967
0,237
0,5282
0,1359
0,1305
0,3211
0,4155
[Ni]
Larutan
Sampel
0,2218
0,3377
0,3856
0,2837
0,2498
4,8132
3,1538
2,6004
1,3267
4,4795
2,4286
3,9091
2,3137
5,2228
1,3037
1,2498
3,1538
4,0969
Massa Ni
Massa Tanaman
0,0055
0,0084
0,0096
0,0071
0,0062
0,1203
0,0788
0,0650
0,0332
0,1120
0,0607
0,0977
0,0578
0,1306
0,0326
0,0312
0,0788
0,1024
0,5493
0,5080
0,5308
0,5397
0,5313
0,3972
0,3040
0,2990
0,5365
0,5415
0,1764
0,1928
0,2225
0,1661
0,1503
0,0330
0,0650
0,1126
[Ni] Akar
(ppm)
10,0937
16,6172
18,1619
13,1423
11,7518
302,9448
259,3623
217,4247
61,8208
206,8107
344,1853
506,8842
259,9648
786,0893
216,8490
946,7805
1213,0178
909,6144
83
150
150
175
175
175
175
175
200
200
200
200
200
225
225
225
225
225
250
250
250
250
250
275
275
275
275
275
300
300
300
300
325
325
325
325
350
350
350
350
375
375
4
5
1
2
3
4
5
1
2
2
3
4
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
4
5
2
3
4
5
1
2
4
5
3
4
0,1031
0,3091
0,3391
0,3032
0,1802
0,1544
0,2719
0,3204
0,1159
0,2241
0,6796
0,1429
0,3785
0,1059
0,2936
0,2785
0,1527
0,3108
0,2314
0,1543
0,1191
0,3196
0,1428
0,1928
0,2263
0,0758
0,1793
0,7761
0,1804
0,3423
0,4616
0,3194
0,2125
0,0404
0,1497
0,4455
0,4086
0,3707
0,0248
0,1464
0,1855
0,9760
3,0340
3,3337
2,9750
1,7463
1,4885
2,6623
3,1469
1,1039
2,1848
6,7353
1,3736
3,7273
1,0040
2,8791
2,7283
1,4715
3,0509
2,2577
1,4875
1,1359
3,1389
1,3726
1,8721
2,2068
0,7033
1,7373
7,6993
1,7483
3,3656
4,5574
3,1369
2,0689
0,3497
1,4416
4,3966
4,0280
3,6494
0,1938
1,4086
1,7992
0,0244
0,0758
0,0833
0,0744
0,0437
0,0372
0,0666
0,0787
0,0276
0,0546
0,1684
0,0343
0,0932
0,0251
0,0720
0,0682
0,0368
0,0763
0,0564
0,0372
0,0284
0,0785
0,0343
0,0468
0,0552
0,0176
0,0434
0,1925
0,0437
0,0841
0,1139
0,0784
0,0517
0,0087
0,0360
0,1099
0,1007
0,0912
0,0048
0,0352
0,0450
0,1070
0,0800
0,2108
0,4622
0,1161
0,2146
0,1550
0,0810
0,1036
0,5826
0,0946
0,3007
0,1491
0,0347
0,0928
0,1711
0,0802
0,2184
0,5056
0,1923
0,0987
0,0988
0,3008
0,0611
0,1027
0,0977
0,1774
0,1674
0,0588
0,1317
0,3433
0,0734
0,0848
0,0235
0,0850
0,2747
0,2508
0,1401
0,0092
0,0559
0,0181
228,0430
948,1144
395,3589
160,9165
376,0236
173,4053
429,4093
971,2510
266,3842
93,7528
1779,9325
114,2024
624,9619
723,3401
775,6252
398,6370
458,7059
349,2387
111,6368
193,3844
287,7062
794,2462
114,0814
766,0098
537,1941
179,9633
244,8228
1149,8358
743,3043
638,8828
331,8848
1068,4139
609,9443
371,9685
423,9878
400,1277
401,5124
651,2046
526,6473
629,9604
2485,0840
84
375
400
400
400
5
2
3
4
0,1234
0,7352
0,1238
0,1054
1,1788
7,2907
1,1828
0,9990
0,0295
0,1823
0,0296
0,0250
0,0448
0,0681
0,0267
0,0637
657,8243
2676,4718
1107,5067
392,0726
6.17 Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Batang
[Ni] Tanah
Tanaman
A
0
0
0
0
0
100
100
100
100
100
125
125
125
125
125
150
150
150
150
150
175
175
175
175
175
200
200
200
200
200
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
3
3
4
5
1
2
3
4
5
0
0,0088
0,0087
0,0079
0,0098
0,1295
0,0768
0,0726
0,03
0,0867
0,2026
0,1775
0,2625
0,212
0,0608
0,2827
0,5411
0,246
0,059
0,179
0,2323
0,077
0,0682
0,0499
0,0888
0,2101
0,0632
0,3323
0,119
0,2269
[Ni]
Larutan
Sampel
0
0,0340
0,0330
0,0250
0,0440
1,2398
0,7133
0,6713
0,2458
0,8122
1,9700
1,7193
2,5684
2,0639
0,5534
2,7702
5,3516
2,4036
0,5355
1,7343
2,2667
0,7153
0,6274
0,4446
0,8332
2,0450
0,5774
3,2657
1,1349
2,2128
Massa Ni
0
0,0008
0,0008
0,0006
0,0011
0,0310
0,0178
0,0168
0,0061
0,0203
0,0493
0,0430
0,0642
0,0516
0,0138
0,0693
0,1338
0,0601
0,0134
0,0434
0,0567
0,0179
0,0157
0,0111
0,0208
0,0511
0,0144
0,0816
0,0284
0,0553
Massa
Tanaman
0,512
0,5426
0,5126
0,5091
0,5460
0,3367
0,2351
0,3454
0,1282
0,3900
0,3228
0,4580
0,2716
0,2256
0,2905
0,2750
0,1421
0,2406
0,1710
0,1143
0,2451
0,1398
0,2181
0,1349
0,1659
0,1481
0,2432
0,2432
0,4111
0,1345
[Ni] Batang
(ppm)
0
1,5650
1,6078
1,2264
2,0126
92,0523
75,8493
48,5907
47,9240
52,0633
152,5736
93,8472
236,4167
228,7163
47,6288
251,8391
941,5286
249,7502
78,2843
379,3232
231,2049
127,9121
71,9134
82,3861
125,5526
345,1984
59,3568
335,7046
69,0139
411,2987
85
225
225
225
225
225
250
250
250
250
250
275
275
275
275
275
300
300
300
300
325
325
325
325
350
350
350
350
375
375
375
400
400
400
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
4
5
2
3
4
5
1
2
4
5
3
4
5
2
3
4
0,1518
0,0489
0,1162
0,1101
0,0143
0,0268
0,0361
0,2308
0,0608
0,0598
0,0929
0,0072
0,1508
0,016
0,5336
0,2865
0,1538
0,8579
0,0605
0,89
0,2956
0,0502
0,0742
0,4465
0,353
0,1542
0,1047
0,0987
0,4842
0,1046
0,4532
0,1255
0,1056
1,4625
0,4346
1,1069
1,0460
0,0889
0,2138
0,3067
2,2517
0,5534
0,5435
0,8741
0,0180
1,4525
0,1059
5,2767
2,8082
1,4825
8,5165
0,5504
8,8372
2,8991
0,4476
0,6873
4,4066
3,4725
1,4865
0,9920
0,9321
4,7832
0,9910
4,4735
1,1998
1,0010
0,0366
0,0109
0,0277
0,0261
0,0022
0,0053
0,0077
0,0563
0,0138
0,0136
0,0219
0,0004
0,0363
0,0026
0,1319
0,0702
0,0371
0,2129
0,0138
0,2209
0,0725
0,0112
0,0172
0,1102
0,0868
0,0372
0,0248
0,0233
0,1196
0,0248
0,1118
0,0300
0,0250
0,0642
0,1899
0,3482
0,2073
0,3722
0,1806
0,2464
0,1127
0,1265
0,3415
0,0722
0,1846
0,1394
0,3526
0,3158
0,0990
0,3011
0,1376
0,0808
0,1113
0,3266
0,0556
0,3523
0,2761
0,2508
0,3221
0,0748
0,0953
0,0294
0,0704
0,1457
0,1379
0,1083
569,5239
57,2098
79,4725
126,1401
5,9720
29,5939
31,1174
499,5005
109,3768
39,7845
302,6752
2,4353
260,4999
7,5081
417,7267
709,1393
123,0918
1547,3262
170,3124
1984,9872
221,9153
201,2376
48,7733
399,0034
346,1451
115,3767
331,5535
244,5089
4067,3612
351,9208
767,5921
217,5127
231,0709
6.18 Tabel Pengukuran Konsentrasi Ni Daun
[Ni] Tanah
Tanaman
A
0
0
1
2
0,0151
0,0288
[Ni]
Larutan
Sampel
0,0969
0,2338
Massa Ni
0,0024
0,0058
Massa
Tanaman
0,5798
0,5250
K Akhir
(ppm)
4,1783
11,1317
86
0
0
0
100
100
100
100
100
125
125
125
125
125
150
150
150
150
150
175
175
175
175
175
200
200
200
200
200
225
225
225
225
225
250
250
250
250
250
275
275
275
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
0,0178
0,0203
0,0088
0,1366
0,2727
0,1704
0,1037
0,1040
0,0254
0,2337
0,1289
0,3805
0,1674
0,7750
0,4697
0,4534
0,0979
0,2563
0,1289
0,0752
0,6343
0,0803
0,1694
0,2430
0,6455
0,2900
0,0315
0,1780
0,1637
0,0873
0,0863
0,0818
0,0944
0,0808
0,0721
0,2602
0,2206
0,1063
0,0624
0,1126
0,0658
0,1239
0,1489
0,0340
1,3107
2,6703
1,6484
0,9820
0,9850
0,1998
2,2807
1,2338
3,7473
1,6184
7,6883
4,6384
4,4755
0,9241
2,5065
1,2338
0,6973
6,2827
0,7483
1,6384
2,3736
6,3946
2,8432
0,2607
1,7243
1,5814
0,8182
0,8082
0,7632
0,8891
0,7532
0,6663
2,5455
2,1499
1,0080
0,5694
1,0709
0,6034
0,0031
0,0037
0,0008
0,0328
0,0668
0,0412
0,0246
0,0246
0,0050
0,0570
0,0308
0,0937
0,0405
0,1922
0,1160
0,1119
0,0231
0,0627
0,0308
0,0174
0,1571
0,0187
0,0410
0,0593
0,1599
0,0711
0,0065
0,0431
0,0395
0,0205
0,0202
0,0191
0,0222
0,0188
0,0167
0,0636
0,0537
0,0252
0,0142
0,0268
0,0151
0,5146
6,0181
0,5146
7,2314
0,5365
1,5828
0,3859
84,9112
0,3706 180,1356
0,4547
90,6285
0,2344 104,7374
0,3461
71,1510
0,2704
18,4727
0,3444 165,5574
0,2595 118,8599
0,2612 358,6574
0,3401 118,9637
0,1832 1049,1692
0,2720 426,3200
0,3448 324,5015
0,1720 134,3134
0,3189 196,4953
0,3255
94,7593
0,2662
65,4867
0,1503 1045,0295
0,3512
53,2639
0,2687 152,4341
0,2278 260,4946
0,2192 729,3117
0,2239 317,4583
0,2206
29,5489
0,3804 113,3199
0,0881 448,7567
0,1610 127,0469
0,2551
79,2034
0,4257
44,8225
0,2942
75,5533
0,4769
39,4866
0,2045
81,4589
0,2898 219,5872
0,0979 548,9914
0,2110 119,4303
0,3638
39,1307
0,1280 209,1658
0,1096 137,6361
87
275
275
300
300
300
300
325
325
325
325
350
350
350
350
375
375
375
400
400
400
4
5
1
2
4
5
2
3
4
5
1
2
4
5
3
4
5
2
3
4
0,0345
0,0978
0,6553
0,2921
0,2746
0,2399
0,4193
0,3899
0,0959
0,0965
0,0317
0,1493
0,0731
0,2028
0,0893
0,0843
0,0415
0,5376
0,5115
0,2054
0,2907
0,9231
6,4925
2,8641
2,6893
2,3427
4,1349
3,8412
0,9041
0,9101
0,2627
1,4376
0,6763
1,9720
0,8382
0,7882
0,3606
5,3167
5,0559
1,9980
0,0073
0,0231
0,1623
0,0716
0,0672
0,0586
0,1034
0,0960
0,0226
0,0228
0,0066
0,0359
0,0169
0,0493
0,0210
0,0197
0,0090
0,1329
0,1264
0,0500
0,2984
24,3557
0,3044
75,8112
0,1395 1163,5318
0,2122 337,4335
0,1742 385,9516
0,4790 122,2681
0,3952 261,5679
0,2546 377,1758
0,1159 195,0164
0,1096 207,5935
0,3270
20,0869
0,2970 121,0069
0,3624
46,6559
0,3588 137,4044
0,1814 115,5129
0,3194
61,6947
0,1058
85,2172
0,1634 813,4460
0,2811 449,6571
0,1759 283,9684
88
6.19 Grafik Konsentrasi Ni Pada Batang
900
800
Konsentrasi Ni Pada Batang (ppm)
700
600
500
R² = 0,8767
400
300
200
100
0
0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
-100
-200
Konsentrasi Ni Tanah (ppm)
6.20 Tabel Konsentrasi Ni Pada Daun
[Ni]
Tanah
0
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Konsentrasi Ni pada Daun Tanaman
1
2
3
4
5
4,18 11,13
6,02
7,23
1,58
84,91 180,14
90,63 104,74
71,15
18,47 165,56
118,86 358,66 118,96
1049,17 426,32
324,50 134,31 196,50
94,76 65,49 1045,03 53,26 152,43
260,49 729,31
317,46 29,55 113,32
448,76 127,05
79,20 44,82
75,55
39,49 81,46
219,59 548,99 119,43
39,13 209,17
137,64 24,36
75,81
1163,53 337,43
385,95 122,27
261,57
377,18 195,02 207,59
20,09 121,01
46,66 137,40
115,51 61,69
85,22
813,45
449,66 283,97
Rata-rata [Ni]
Daun (ppm)
6,03
106,31
156,10
426,16
282,19
290,03
155,08
201,79
97,22
502,30
260,34
81,29
87,47
515,69
375
400
89
6.21 Grafik Konsentrasi Ni pada Daun
600
Konsentrasi Ni Pada Daun (ppm)
500
400
R² = 0,953
300
200
100
0
0
25
50
75
100
125
-100
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Konsentrasi Ni Tanah (ppm)
6.22 Tabel konsentrasi Ni Pada Akar
Konsentrasi
Ni Tanah
0
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Konsentrasi Ni pada akar tanaman
1
2
3
4
10,09
16,62
18,16
13,14
302,94
259,36
217,42
61,82
344,19
506,88
259,96
786,09
946,78 1213,02
909,61
228,04
395,36
160,92
376,02
173,41
971,25
266,38
93,75 1779,93
624,96
723,34
775,63
398,64
349,24
111,64
193,38
287,71
114,08
766,01
537,19
179,96
1149,84
743,30
638,88
1068,41
609,94
371,97
400,13
401,51
651,20
629,96 2485,08
2676,47 1107,51
392,07
5
11,75
206,81
216,85
948,11
429,41
114,20
458,71
794,25
244,82
331,88
423,99
526,65
657,82
rata-rata [Ni]
Akar (ppm)
13,95
209,67
422,79
849,11
307,02
645,10
596,25
347,24
368,41
715,98
618,58
494,87
1257,62
1392,02
90
6.23 Grafik Konsentrasi Ni Pada Akar
1600
Konsentrasi Ni Pada Akar (ppm)
1400
1200
1000
R² = 0,8267
800
600
400
200
0
0
-200
25
50
75
100
125
150
175
200
225
250
275
Konsentrasi Ni Tanah (ppm)
300
325
350
375
400
91
6.24 Kemampuan Remediasi TanamanMelastoma malabathricum
No
[Ni]
Tanah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
Rata-Rata
Biomassa(g/2Bulan)
2,67212
1,09304
0,60434
1,25976
0,80416
0,7348
1,0037
0,73452
0,973425
0,46525
1,011575
0,4547
0,7161
Rata-rata [Ni]
(ppm)
130,3053
209,585
432,6284
202,1763
258,5186
177,3228
162,1512
158,5252
485,2113
373,0046
229,0749
355,2395
608,9316
Rata-rata massa Ni
(mg/2 bulan)
0,348191
0,229085
0,261455
0,254694
0,20789
0,130297
0,162751
0,11644
0,472317
0,17354
0,231726
0,161527
0,436056
Rata-rata massa Ni
(mg/Tahun)
Jarak
Tanam (m)
Jumlah
Tanaman/Ha
2,089148
1,374508
1,568728
1,528162
1,247342
0,781781
0,976507
0,69864
2,833901
1,041242
1,390359
0,969165
2,616335
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
40000
40000
40000
40000
40000
40000
40000
40000
40000
40000
40000
40000
40000
Rata-Rata
Massa Ni
(g/Ha/Tahun)
83,56593
54,98034
62,74911
61,12648
49,89368
31,27124
39,06027
27,94558
113,356
41,64969
55,61434
38,76658
104,6534
92
6.25 Kemampuan Translokasi Tanaman
[Ni] Pada Media
0
100
125
150
175
200
225
250
275
300
325
350
375
400
[Ni] Akar Tanaman (ppm) [Ni] Batang (ppm) [Ni] Daun (ppm) TF Batang TF Daun
13,95
1,130360917
6,03
0,08101 0,432042
209,67
65,8208072
106,31 0,313922 0,507042
422,79
138,2954093
156,10 0,327098 0,369215
849,11
246,938145
426,16 0,290819 0,501888
307,02
127,6831279
282,19 0,415875 0,919133
645,10
231,1067871
290,03 0,358247 0,449581
596,25
131,193952
155,08
0,22003 0,260085
347,24
135,258983
201,79 0,389523 0,581124
368,41
224,6009443
97,22 0,609642 0,263887
715,98
663,7765024
502,30 0,927092 0,701554
618,58
297,3097962
260,34 0,480634 0,420866
494,87
273,7374606
81,29 0,553147 0,164261
1257,62
1587,219747
87,47 1,262079 0,069556
1392,02
345,4875834
515,69 0,248192 0,370463
6.26 Analisis Statistik Pertambahan Daun
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pertambahandau
Konsetrasi
N
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
70
70
232,1429
2,2143
111,57168
3,57484
Mean
Std. Deviation
n
Absolute
,086
,105
Positive
,066
,067
Negative
-,086
-,105
Kolmogorov-Smirnov Z
,716
,876
Asymp. Sig. (2-tailed)
,684
,427
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
93
Test of Homogeneity of Variances
Pertambahandaun
Levene Statistic
df1
df2
2,648
13
Sig.
56 ,006
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
5
67,10
P2
5
58,40
P3
5
52,10
P4
5
52,50
P5
5
43,20
P6
5
47,90
P7
5
36,60
P8
5
31,00
P9
5
35,60
P10
5
13,50
P11
5
19,50
P12
5
17,90
P13
5
10,10
P14
5
11,60
Total
70
a,b
Pertambahandau
n
55,974
Df
Asymp. Sig.
Mean Rank
P1
Test Statistics
Chi-Square
N
13
,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Konsetrasi
94
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
7,50
37,50
P2
5
3,50
17,50
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
2,500
Wilcoxon W
17,500
Z
-2,108
Asymp. Sig. (2-tailed)
,035
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,032
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P3
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,627
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
a
95
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P4
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,660
Asymp. Sig. (2-tailed)
,008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
7,80
39,00
P5
5
3,20
16,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
1,000
Wilcoxon W
16,000
Z
-2,440
Asymp. Sig. (2-tailed)
,015
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,016
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
a
96
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
7,80
39,00
P6
5
3,20
16,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
1,000
Wilcoxon W
16,000
Z
-2,440
Asymp. Sig. (2-tailed)
,015
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,016
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P7
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,635
Asymp. Sig. (2-tailed)
,008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
a
97
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P8
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,652
Asymp. Sig. (2-tailed)
,008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P9
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,703
Asymp. Sig. (2-tailed)
,007
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
a
98
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P10
5
3,00
15,00
Total
10
b
Test Statistics
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,627
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P11
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,627
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
a
99
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P12
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,619
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P13
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,627
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
a
100
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsetrasi
Pertambahandaun
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P14
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahandau
n
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,619
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsetrasi
6.27 Analisis Statistik Pertambahan Tinggi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pertambahantingg
Konsentrasi
N
Normal Parameters
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
70
70
232,1429
3,0000
111,57168
5,67678
Absolute
,086
,216
Positive
,066
,113
Negative
-,086
Kolmogorov-Smirnov Z
,716
Asymp. Sig. (2-tailed)
,684
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
Pertambahantinggi
i
-,216
1,803
,003
101
Levene Statistic
df1
df2
9,116
13
Sig.
56 ,000
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
P1
5
67,80
P2
5
55,10
P3
5
54,40
P4
5
55,40
P5
5
47,80
P6
5
40,20
P7
5
38,40
P8
5
37,30
P9
5
35,40
P10
5
18,10
P11
5
13,90
P12
5
12,70
P13
5
9,90
P14
5
10,60
Total
70
a,b
Test Statistics
Pertambahanting
gi
Chi-Square
59,745
Df
Asymp. Sig.
Mean Rank
13
,000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
102
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
7,80
39,00
P2
5
3,20
16,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
1,000
Wilcoxon W
16,000
Z
-2,440
Asymp. Sig. (2-tailed)
,015
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,016
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P3
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,611
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
a
103
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P4
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,619
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P5
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,619
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
a
104
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P6
5
3,00
15,00
Total
10
b
Test Statistics
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,643
Asymp. Sig. (2-tailed)
,008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P7
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,611
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
105
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P8
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,619
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P9
5
3,00
15,00
Total
Test Statistics
10
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,611
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
a
106
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P10
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,619
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P11
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,643
Asymp. Sig. (2-tailed)
,008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
107
Test Statistics
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,643
Asymp. Sig. (2-tailed)
,008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P12
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,643
Asymp. Sig. (2-tailed)
,008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
a
108
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P13
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,611
Asymp. Sig. (2-tailed)
,009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
Mann-Whitney Test
Ranks
Konsentrasi
Pertambahantinggi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
P1
5
8,00
40,00
P14
5
3,00
15,00
Total
10
Test Statistics
b
Pertambahanting
gi
Mann-Whitney U
,000
Wilcoxon W
15,000
Z
-2,643
Asymp. Sig. (2-tailed)
,008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Konsentrasi
a
Download