TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT

advertisement
TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUSLIM
TERHADAP PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM
(STUDI KASUS DI KECAMATAN KEBUMEN PADA PEMILU 2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syari’ah (S.sy)
Disusun Oleh :
DAWUD
NIM. 1110045200018
KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014
LEMBARPERNYATAAN
O~gan
ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya ash saya yang diajukan
"":. k memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata-1 (S 1) di Universitas Islam
~=
rf (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penuhsan
"":p i ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
:'~yatullah
Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya ash saya atau
_ pakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku
-_... Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,3 Desember 2014.
Dawud
vi
ABSTRAK
DAWUD, NIM 1110045200018. “TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUSLIM
TERHADAP PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN
KEBUMEN PADA PEMILU 2014).” Program Studi Jinayah Siyasah, Konsentrasi
Ketatanegaraan Islam. Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1435 H/ 2014 M.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun pembahasan hasil penelitian
menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang mana penulis menggambil sampel 100 orang
dari populasi penduduk kecamatan kebumen 98.242 jiwa.Teknik penggambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling yang memilih responden secara
acak dari populasi yang ada. Sedangkan metode analisis data penulis menggunakan metode
analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dan
menyebarkan kuesioner, sedangkan dalam penelitian sekunder yaitu dengan buku-buku,
dokumen-dokumen dan kepustakaan yang berkaitan dan ada relevansinya yang mendukung
penelitian.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui, menguraikan, menjelaskan dan menganalisa
tentang Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasas Islam (Studi
Kasus di Kecamatan Kebumen Pada Pemilu 2014). Temuan dari skripsi ini yaitu Tingkat
kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasas Islam rendah (10%) dan belum
mampu mengalahkan keunggulan dari kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik
barbasis masa Islam yaitu 23% serta kepercayaan terhadap parta diluar keduanya (37%). Selain
itu tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi politik sangatlah buruk
(70%). Disisi lain perilaku bermedia masyarakat muslim Kecamatan Kebumen dalam mengakses
informasi politik paling tinggi melalui pemberitaan media elektronik televisi (62%).
Kata Kunci
:TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP
PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN
KEBUMEN PADA PEMILU 2014)
Pembimbing : Atep Abdurrofiq, M.Si
Masyrofah. S.Ag. M.Si
DaftarPustaka : 1981 – 2012
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak hentinya penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Penyayang dengan limpahan rahmat-Nya dan shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan pula
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta umatnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul: “Tingkat Kepercayaan
Masyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasas Islam”Penyusunan skripsi ini
ditujukan untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Syariah pada Fakultas
Syariah dan Hukum (S.Sy) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam proses
tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh
karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. JM Muslimin, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode Tahun 2014 sampai
Periode Tahun 2017.
2. Dra. Maskufa M.Ag Ketua Jurusan Siyasah Syar iyah, Rosdiana, MA selaku Sekertaris
Jurusan Siyasah Syar iyah dan Prof. Dr. Zaitunah Subhan, MA selaku Penasehat Akademik,
Program Studi Ketatanegaraan Islam Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Atep Abdurrofiq, M.Si dan Masyrofah, M.Siselaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberikan dorongan, masukan, dan kritikan yang membangun kepada peneliti serta dengan
kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Bapak/Ibu senantiasa
diberikan nikmat sehat dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami.
viii
4. Bapaku tercinta, Bapak Khusnan yang mendidik dan membesarkanku sampai detik ini.
Terimakasih atas perhatian, kesabaran, nasihat, semangat dan yang terpenting adalah doa restu
pada setiap bagian dari perjalanan hidup penulis.
5. Almarhum Ibu Sodiatun yang telah menanamkan benih kejujuran dan sendi keagamaan pada
penulis. Semoga engkau tersenyum melihat anakmu tumbuh dewasa dan semoga doa anakmu ini
selalu di dengar oleh Allah SWT
6. Keluarga besar penulis Paman H mubasar, Wagimin kaka Muntaha, Munajat, Muzaki Nur
faizah dan seluruh staf buana loundry, terimakasih semua bantuan dan lainnya selama kuliah.
7. Seluruh awak kelas Siyasah syariah, Rois, Riski, Ipin, Hafis, Taslim, Juki, Pai, Elli, Vicki,
Imas, Fani dan temen-temen lainya yang telah bersama-sama melewati perkuliahan.
8. Della Aprillia yang telah memberikan semangan serta dukungan materil maupun inmateril
selama lebih dari dua tahun terahir
9. Semua dosen jurusan Siyasah Syariah terimakasih atas semua ilmu pengetahuan, budi pekerti
dan nilai kehidupan yang telah rela dibagi kepada penulis, serta kepada karyawan FSH UIN yang
membantu pelayanan akademik dan keperluan yang dibutuhkan. Dan pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dengan tidak mengurangi rasa hormat.
Akhir kata, penulis memahami bahwasannya tak ada satupun di dunia ini yang sempurna, tak
terkecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca berkenan
memberikan saran yang membangun guna memberikan koreksi pada skripsi ini dan diadakan
perbaikan untuk penulisan berikutnya
Jakarta, 17 Desember 2014
Dawud
viv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF………………...
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI…………………………….
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH……………
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………..
ABSTRAK…………………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………...
1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ………….
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………..
10
D. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu ………………….
10
E. Metodologi Penelitian …………………………………...
12
F. Sistematika Pembahasan …………………………………
16
PARTAI POLITIK BERASASKAN ISLAM DI INDONESIA
A. Definisi Partai Politik ……………………………………..
18
B. Sejarah Terbentuknya Partai Politik ………………………
19
vv
1. Sejarah Partai Politik di Eropa ………………………..
19
2. Sejarah Partai Politik di Indonesia ……………………
21
a. Partai Politik Berasas Islam Masa Penjajahan
(Belanda dan Jepang)…………………………….
21
b. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi
Liberal…………………………………………….
25
c. Partai Politik Berasas Islam Masa
Demokrasi OrdeBaru…………………………….
27
d. Partai Politik Berasas Islam Masa
Demokrasi Reformasi…………………………….
30
C. Dinamika Partai Politik Berasas Islam di Indonesia
BAB III
1. Periode Pemilu 1955 ………………………………….
31
2. Periode Pemilu 1955-1999 …………………………..
32
3. Periode Pemilu 1999-2014 …………………………..
35
GAMBARAN UMUM KECAMATAN KEBUMEN
A. Sejarah Kota Kebumen………………………………….
39
B. Letak Geografis dan Denografi…………………………
41
C. Keadaan Penduduk……………………………………..
43
1.
Kondisi Pertanian…………………………………..
44
2.
Kondisi Pemerintahan………………………………
44
3.
Kondisi Kependudukan dan Sosial………………..
47
4.
Bidang Pendidikan…………………………………
49
vvi
BAB IV
5.
Bidang kesehatan………………………………….
51
6.
Bidang Ekonomi……………………………………
52
7.
Bidang Agama……………………………………..
53
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian …………….
55
B. Analisis dan Pembahasan ……………………………….
62
1. Tingkat kepercayaan masyarakat Muslim terhadap
Partai Politik Berasas Islam………………………….
63
69
2. Tingkat Efektifitas Partai Politik dalam
Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat………………
70
3. Perilaku Bermedia Masyarakat dalam Meng-akses
Informasi Politik……………………………………
BAB V
74
PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………….
79
B. Saran-saran ……………………………………………..
80
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….
81
LAMPIRAN………………………………………………………………fix
.
80
vvii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Kebumen…………..……….……
44
Table 2.2 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan……………………
50
Table 2.3 Perolehan Hasil Pemilu Dapil 4 Jawa Tengah……………………
58
Table 2.4 Penilaian Responden Terhadap Paertai Politik……………………
74
Table 2.5 Tingkat Efektifitas Partai Politik Dalam Mempengaruhi Partisipasi
77
Table 2.6 Intensitas Pemberitaan Partai di Media Online dan Cetak……….
82
Table 2.7 Perilaku Responden Dalam Meng Akses Informasi Politik………..
84
vviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pengantar Riset ..............................................................
95
Lampiran 2 Surat Permohonan Data Wawancara…………………………
96
Lampiran 2 Kuesioner ...............................................................................
97
Lampiran 3 Panduan Sampling ....................................................................
102
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Porsi terbesar dari 1,5 miliar warga Islam dunia bukanlah bangsa Arab,
melainkan Asia dan Afrika. Hanya sekitar seperlima yang merupakan bangsa Arab.
Komunitas Islam terbesar hidup di Indonesia, Banglades Pakistan, India, dan Nigeria
bukan di Arab Saudi, Mesir
atupun Iran.1 Indonesia sendiri menempati posisi
pertama dalam populasi terbesar di dunia. Meskipun demikian dalam kontek
Indonesia itu sendiri partai politik berasaskan Islam selalu kalah dalam pertarungan
politik di Indonesia sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam.
Dalam sejarah pemilu demokratis Indonesia, kekuatan partai-partai berasas
Islam tidak pernah menjadi kekuatan mayoritas walaupun hampir 90% pemilih
Indonesia beragama Islam. Dalam hal ini terbukti Pada pemilu 1955, partai-partai
Islam (Masyumi, NU, Perti, dan PSII) hanya mampu meraih suara sekitar 43%.
Dalam pemilu 1999 dan 2004, kekuatan seluruh partai-partai Islam hanya sekitar
38%.2
Kekalahan partai-partai berasas Islam dalam pemilihan umum 7 Juni 1999
benar-benar telak. Hanya partai persatuan pembangunan (PPP) yang meraih suara
1
John L. Esp osito, Masa Depan Islam, (Bandung: Mizan, 2010) hal,33
www.lsi.or.id.Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009pdf.diunduh
jumat 11/21/2014 jam 23 59
2
1
2
signifikan dan masuk lima besar. Perolehan Partai Bulan Bintang (PBB) jauh di
bawah perkiraan, meski berhasil membentuk fraksi sendiri di DPR dengan 13
anggota. Partai Keadilan (PK) hanya memetik 7 kursi DPR, gagal memenuhi
ketentuan peroleh minimal dua persen dari total, dan dengan demikian terlikuidasi
untuk pemilu 2004.3
Lebih mendasar lagi, hasil pemilu di Indonesia merupakan sinyal yang jelas
bahwa mayoritas Islam sudah tidak lagi menganggap penting simbol-simbol Islam
dalam politik dan lebih pada substansi, jika memang demikian ini mungkin adanya
pergeseran budaya politik dan partisipasi politik dalam Masyarakat Muslim itu
sendiri.
Partisipasi Politik merupakan salah satu dari sejumlah istilah yang dapat
mempunyai banyak arti sehingga istilah tersebut pada akhirnya kehilangan
kegunaanya. Partisipasi politik diterapkan kepada aktifitas orang dari semua tingkat
sistem politik. 4 di Negara-negara yang menganut paham demokrasi gagasan
mengenai partisipasi rakyat mempunyai dasar ideologis bahwa rakyat berhak
menentukan siapa-siapa yang menjadi pemimpin yang nantinya menentukan
kebijakan umum. 5
3
Deliar Noer, (et.al.)Mengapa Partai Islam Kalah, “Perjalanan Politik Islam dari Pra-Pemilu
’99-Pemilihan Presiden”, (Jakarta: Alvabet, 1999), hal. iii
4
Dalam hal penulisan kata “sistem politik” penulis merujuk kepada kamus istilah politik
kontemporer. Kata “sistem politik” merupakan sistem yang mempunyai ruang lingkup di bidang
politik, meliputi lembaga-lembaga yang bertugas di bidang politik di mana kegiatanya menyangkut
politik atau kenegaraan..
5
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. cet.27 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005) hal.159
3
Partisipasi
politik
merupakan
kegiatan
warga
negara
biasa
dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksana kebijaksanaan umum dan dalam
ikut menentukan pemimpin pemerintahan dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan
umum. Dalam hal ini partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan,
mendorong, dan mengajak para anggota dan anggota masyarakat yang lain untuk
menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan mempengaruhi proses politik.
Jadi, partai politik merupakan wadah partisipasi partai politik. fungsi ini lebih tinggi
porsinya dalam sistem politik demokrasi. 6
Selain dari itu partai politik merupakan tiang dari demokrasi di masa modern,
demokrasi dengan sistem keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam pengambilan
kebijakan publik harus didelegasikan dalam bentuk pembentukan partai politik.
Efisiensi kerja demokrasi dibutuhkan agar aspirasi masyarakat benar-benar
tersalurkan. Partai politik merupakan wahana efisiensi kerja demokrasi dalam
masyarakat modern yang plural. 7 Gelombang demokrasi yang sudah mulai surut di
dunia ketiga, mulai menaik kembali. Di beberapa negara seperti Filipina, Taiwan, dan
Thailand, gaya pemerintahan otoriter, di mana kontrol atas alat kekerasan menjadi
penyangga utama kekuasaan mutlak oleh satu orang atau kelompok, telah diganti
menjadi demokrasi di mana pemerintah dipilih masyarakat dalam pemilihan bebas.8
6
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992)
7
Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal. 77
R. William liddle, Islam Politik dan Modernisasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997)
hal. 118
8
hal. 163
4
Dengan partisipasi politik kita mengacu pada semua aktivitas yang sah oleh
semua warga negara yang kurang lebih langsung dimaksudkan untuk mempengaruhi
pejabat pemerintah atau tindakan-tindakan yang mereka ambil. Definisi tersebut
masih merupakan garis besar, tapi sudah cukup membatasi bidang kepentingan kita.
Istilah itu menunjukan bahwa pada dasarnya kita berkepentingan dalam berpatisipasi
politik.9 Berhasil tidaknya demokrasi dalam mentransformasikan sikap dan perilaku
masyarakat dapat merupakan suatu test terhadap seberapa jauh kekuatan penjelas dari
teori kebudaya politik. teori kebudayaan politik melekat beberapa arti penting pada
sikap politik, keyakinan politik, nilai dan emosi-emosi dalam menjelaskan fenomena
politik.10
Perkembangan atau dinamika kebudayaan selama 20 tahun terahir ini, baik
dalam tataran ideologi, (seperti ungkapan retorik, kebudayaan nasional, kebudayaan
daerah atau kepribadian bangsa) maupun pada tataran empiris (berbagai kegiatan
budaya), tentulah tidak dapat dipisahkan atau dipahami lepas dari pemahaman
terhadap seting sosial politik yang berlangsung pada kurun waktu tersebut.11 Budaya
politik merupakan nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana
pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan
pemerintahan itu.12
9
Roy C. Macridis dKK, Perbandingan Politik, hal.349-350
Roy C. Macridis dKK, Perbandingan Politik, hal.249
11
M. Karim Rusli, Dinamika Budaya dan Politik dalam Pembangunan, (Yogyakarta: Tiara
Wacana yoga, 1991) hal. 104
12
Bedi Iriawan Maksudi, Sistem Politik Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) hal.49-50
10
5
Akan tetapi budaya politik tertentu tidak dapat dihubungkan secara kuat
dengan sistem politik tertentu. Budaya politik sangat luas lingkupnya seperti halnya
culture13 terutama jika subkultur juga di bahas.14 Berdasarkan sikap, nilai-nilai,
informasi, dan kecakapan politik yang dimiliki kita dapat menggolongkan orientasiorientasi warga negara terhadap kehidupan politik dan pemerintah negaranya.15
budaya ditempatkan dan dipahami sebagai setumpuk aturan tidak tertulis, Namun
adanya pergeseran budaya politik dipercaya sebagai salah satu faktor kenapa partai
Islam kalah. .16
Berdirinya partai-partai berasas Islam di Indonesia dilihat
sebagai
perkembangan politik itu sendiri di Indonesia pada masa bersangkutan yang akan
memungkinkan untuk melakukan penilaiaan tentang kedudukan partai, kekuatan dan
kelemahan,disamping melihat para pemimpinnya serta para strukturnya itu
sendiri. 17Fenomena kekalahan partai berasaskan Islam di Indonesia meskipun
mayoritas masyarakat Indonesia Islam memunculkan spekulasi adanya partisipasi
13
Dalam hal penulisan kata “culture” penulis merujuk kepada kamus istilah politik
kontemporer. Kata “culture”1. Kebudayaan. 2. Kumpulan pengetahuan yang membentuk pola cirri
tinggkah laku kemasyarakatan suatu masyarakat. Kebudayakan kelompok sosial di kembangkan dan
di pelihara, melalui pengajaran formal dan informal, bahasa, ilmu pengetahuan, kepekaan dan
keyakinan, kebiasaan, tradisi, lembaga-lembaga. Singkatnya secara keseluruhan pengaklaman sosial.
Sistem politik dibentuk oleh faktor-faktor kebudayaan dan sebaliknya sistem membantu melancarkan
perubahan kebudayaan dengan mempengaruhi pola-pola perilaku masyarakat. Misalnya masyarakat
yang pluralistik dapat diselaraskan demi terpeliharanya lembaga-lembaga, demokratis, dan yang
terahir ini kemungkinan akan memberikan wadah diman aneka warna kebudayaan berkembang subur.
14
Rusadi Kantap Prawira, Sistem Politik Indonesia, (Bandung:sinar Baru Algen Sindo, 2004)
hal. 30
15
Mohtar Mas’oed, perbandingan sistem politik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2000)
hal. 41
16
Johan O. Silalahi, Mengurai Masalah Bangsa dan Negara (Jakarta: Johansfoundation,
2012) hal. 78
17
Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional, (Bandung: mizan, 1997) hal. 47
6
Masyarakat Muslim yang tidak selalu kearah partai berasaskan Islam, hal ini tentu
mengundang wacana desakralisasi partai berasaskan Islam itu sendiri.
Desakralisasi partai Islam, sejatinya merupakan proyek pengembalian makna
yang sakral sebagai sakral dan yang profan. Partai berasaskan Islam yang tadinya
dianggap sakral kini hendak “didesakralisasikan” alias di kembalikan di wilayah
profan. Itulah yang dalam wacana sosiologi diistilahkan dengan makna “sekularisasi”,
yang
secara
efistemologis
dimaksudkan
sebagai
“devaluasi
radikal”
atau
“detimologisasi” atas apa saja yang bertentangan dengan ide tauhid.
Berpijak pada konsep demikian, partai berasaskan Islam itu bukan hal esensial
dan substantif, serta sama sekali tidak terkait dengan ke-Islaman seseorang untuk
memilih partai berasaskan Islam tertentu. Itulah sebabnya desakralisasi partai
berasaskan Islam ini lebih dimaksudkan untuk membebaskan umat Islam dari politik
yang bersifat partisan. Malahan, lebih dari itu proyek ini mempunyai arti penting
bagi pembebasan umat dari stigma dan beban sejarah yang tidak kondusif bagi
pengembangan umat Islam. Sebab, ketika Islam tersubordinasikan ke dalam partai
yang cenderung mengutamakan kepentingan kelompok partai dengan berbagai aturan
verbal, maka makna Islam menjadi sempit dan cenderung eksklusif.18 Sehingga
mudah terjebak pada penilaian bahwa umat Islam yang tidak menjadi anggota atau
pengikut partai berasaskan Islam, dianggap sebagai “kurang Islami. 19
18
Dalam hal penulisan kata “eksklusif” penulis merujuk kepada kamus lengkap bahasa
indonesia. Kata “eksklusif”berarti semata-mata
19
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. 51-52
7
Dalam masyarakat pluralis terutama dalam konstitusi parlementer, partai
dibentuk
atas
dasar
keragaman
kepentingan.
Paham
Marxisme
Lenisme
mendefinisikan partai sebagai organisasi politik di mana di dalamnya terdapat
berbagai macam kelas untuk mewakili berbagai kepentingan kelompok. 20
Di permukaan kehadiran patai-partai berasaskan Islam mengesankan
pengingkaran pada logika transformasi pemikiran dan praktek politik Islam yang
telah berlangsung selama dua dasawarsa lebih ini. Menonjolnya bahan dan simbol
politik berasaskan Islam merupakan indikasi utama kalau bukan satu-satunya.21 Dari
pengalaman masa lalu dengan seluruh implikasinya merupakan sesuatu yang tergesagesa tetapi jauh panggang dari api. Dalam kontek ini, penting untuk diingat bahwa
masyarakat Indonesia telah berubah secara cukup berarti. Mobilitas sosial dalam
bentuknya yang luas yang di alami komunitas Islam merupakan faktor penting dalam
perjalanan mereka selama dua dasawarsa lebih ini. 22
Pada masyarakat Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen itu sendiri terjadi
mobilitas sosial yang dialami komunitas Islam serta tingginya tingkat urbanisasi dari
daerah ke kota khususnya Jakarta, yang tentunya akan mempengaruhi pada partisipasi
politik masyarakat dalam pemilihan umum itu sendiri.
Adanya keterkaitan antara partisipasi politik, budaya politik dan partai politik
berasaskan Islam di Kecamatan Kebumen menjadi hal yang menarik untuk di kaji
20
Peter Schroder, Strategi Politik (Jakarta: friedrik, 2008) hal, 347
Dalam hal penulisan kata “repetisi” penulis merujuk kepada kamus lengkap bahasa
indonesia. Kata “repetisi” berarti ulangan, pelajaran latihan ulangan sandiwara dsb
22
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. 33-36
21
8
mengenai seberapa besar tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim Kebumen terhadap
partai politik berasaskan Islam itu sendiri. Kecamatan Kebumen23 yang memiliki luas
wilayah 42,040 km2 dengan jumlah penduduk 118.956 orang penduduk laki-laki
59.728 orang dan perempuan 59.228 orang. Jarak Kecamatan Kebumen dari Kota
Kebumen adalah 1,00 km. Banyaknya RT di Kecamatan Kebumen 580 dan RW
sebanyak 144 yang terbagi dalam 5 Kelurahan dan 24 Desa.24
Pola sosiologis masyarakat Kebumen, secara umum yang terkait dengan
instansi keagamaan, ditemukan 1 Pesantren 109 Masjid serta 287 Surau/Musola yang
tersebar disetiap Kelurahan. Keterlibatan masyarakat dalam instansi perhimpunan
kewargaan yang bersifat ke agamaan (religious civis association) hampir merata
disetiap desa atau kelurahan.
Atas dasar deskripsi di atas penulis akan mengkaji mengenai pertisipasi
politik masyarakat Kebumen. Hal ini menjadi alasan penulis untuk menulis tugas
akhir dengan judul Tingkat KepercayaanMasyarakat Muslim Terhadap Partai
Politik Berasaskan Islam (Studi Kasus di Kecamatan Kebumen Pada Pemilu 2014).
23
Kecamatan Kebumen merupakan wilayah yang masuk dalam wilayah administrasi
pemeritahan Kabupataen Kebumen dan masuk wilayah Propinsi Jawa Tengah
24
www.kebumenkab.go.id
9
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Pokok masalah dalam studi ini dibatasi pada tingkat kepercayaan Masyarakat
Muslim Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen terhadap PPP, PBB, dan PKS
sebagai partai yang lolos kualifikasi sebagai partai peserta pemilu 2014.
Dari masalah pokok di atas dapat disimpulkan menjadi tiga (3) sub masalah
yang dirumuskan dengan pertanya sebagai berikut:
1. Seberapa besar tingkat kepuasandan preferensi pilihan Masyarakat Muslim
terhadap partai politik berasaskan Islam?
2. Seberapa efektifkah partai politik dalam mempengaruhi partisipasi politik
Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen?
3. Bagaimana perilaku bermedia masyarakat dalam mengakses informasi politik?
Partai politik berasaskan Islam yang menjadi objek pembahasan ini adalah
partai politik yang secara tegas mencantumkan dalam asasnya parta Islam dan partai
politik berasas Islam yang ikut berkompetis, dalam pemilihan umum 9 April 2014,
yaitu PPP, PBB, PKS.25Patut dikemukakan bahwa partai politik peserta pemilu yang
dijadikan objek kajian dalam penelitian ini dianggap sebagai alat perubahan
masyarakat. Sedangkan instrumen kuesioner dijadikan alat pengukur tingkat
kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam.
25
Muhamad IQbal dkk, Pemikiran Politik Islam (Jakareta: Kencana, 2010) hal. 305-306
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:
a. Mengetahui partai politik yang paling disenangi masyarakat Muslim
Kecamatan Kebumen pada pemilihan umum 9 April 2014.
b. Mengetahui alasan masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen dalam
memilih partai politik pada pemilihan umum 9 April 2014.
2.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini juga bernilai signifikan bagi upaya pembaharuan
strategi politik dalam pemilihan umum dan memberikan informasi dan
pertimbangan bagi stake holder untuk lebih memahami mengenai
persoalan-persoalan partai politik berasaskan Islam.
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengungkap fenomena
kekalahan partai politik berasaskan Islam.
D. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu
Sejumlah penelitian tentang topik masalah telah dilakukan baik yang
mengkaji secara sepesifik fenomena tersebut maupun yang menyinggungnya secara
umum dalam tema partai politik Islam. Berikut paparan tinjauan umum atas sebagian
karya-karya penelitian tersebut.
11
Carman Ansari (2010) dengan skripsi yang berjudul Partai Islam dan Pemilu
Presiden 2009. Penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor yang mendasari partaipartai berasaskan Islam mendukung SBY Boediono karena adanya kesamaan dan
kesepahaman dengan partai mitra koalisi serta keterlibatan elit-elit partai Islam dalam
tim sukses pemenangan SBY-Boediono.
Sri Busono (2013) dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Ketaatan Beragama
Terhadap Pilihan Partai Politik Islam Pada Pemilihan Umum 2009 (Studi Kasus Pada
Jamaah Masjid Raya Cinere Depok). Penelitian membuktikan bahwa agama tidak
menjadi ukuran dan landasan dari hampir sebagian besar responden untuk
menentukan pilihan politik. Analisis statistik menunjukan pengaruh ketaatan
beragama terhadap partai politik Islam rendah (1,0%)
Muh. Samsul Anwar (2011) dengan skripsi yang berjudul Dinamika Politik
Islam Sasak Tuan Guru dan Politik Pasca Orde Baru. Penelitian membuktikan bahwa
kemenangan Tuan Guru sebagai gubernur NTB dalam Pilkiada 2008 tidak hanya
dimenangkan karena ketokohannya dan ke-Tuan Guru-anya melainkan karena
memiliki momentum yang tepat. Hal ini disebabkan karena calon-calon yang lama
mayoritas didugs terlibat masalah korupsi.
Penelitian lembaga survei Indonesia yang bertajuk, prospek Islam politik
menjelang pemilu 2009, temuan pokok ini antara lain, secara umum, Muslim, lepas
dari berbagai faktor yang mempegaruhinya, cenderung memilih partai non-Islam.
12
Serta Kecenderungan sikap elektoral ini stabil atau bahkan menguat dalam empat
tahun terakhir.
Dari bebrapa temuan penulis yang ada dalam tulisan skripsi, buku-buku
tulisan para pakar politik ataupun lembaga survei Indonesia penulis tidak menemukan
tulisan yang secara sepesifik membahas tentang tingkat kepercayaan terhadap partai
politik Islam terlebih lagi yang dilakukan secara khusus di Kecamatan Kebumen. Hal
inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Secara tipologis, penelitian penulis ini merupakan model penelitian dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan objek penelitian ini adalah 100
responden yang di ambil secara random dari total populasi di Kecamatan Kebumen.
Pengambilan sampel responden pada tingkat RW dipilih empat RT secara acak dan
pada tahap RT dilakukan pendataan dan menghitung jumlah Interval (RT/SLT =
Jumlah RT/SLT di Desa dibagi 2), untuk mencari responden pada tingkat KK.
Setelah terpilih pada tingkat KK akan dilakukan pemilihan responden yg sudah
terdaftar pada DPT pemilihan umum 2014 dengan cara menghitung interfal atau
memilih responden yang dibutuhkan Lk/Pr untuk diwawancarai/dijadikan sampel
penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian yang berasal dari konsep kuantitas
“jumlah” atau bersifat himpunan besar atau frekuensi banyak. Kuantitas dapat di
13
artikan sebagai komponen atau faktor yang diteliti, karena jumlah besar dari sumber
data atau yang mewakili sumber data responden yang menyangganya sehingga
keterkaitan satu fariabel dengan fariabel lain di pandang menunjukan suatu kekuatan
atau kapasitas dari induk (konsep) dari komponen-komponen itu.26
2. Teknis Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai
instrumen penelitian dengan metode penelitian survei yang dilakukan pada tanggal 530 Maret 2014, menjelang pemilihan umum 9 April 2014. Dalam pelaksanaan survei,
kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti27. Data yang diambil dari
lapangan, kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskriptif maupun tabel.
Sedangkan pengumpulan sumber data akan dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Data primer: Wawancara langsung (tatap muka) menggunakan instrumen
kuesioner untuk mendapatkan informasi dengan cara mengisi daftar
pertanyaan yang disediakan kepada responden.
b. Data skunder: Studi dokumentasi dengan mengumpulkan data-data statistik
sebagai perbandingan di lapangan dari sumber resmi Kecamatan Kebumen.28
Sedangkan populasi dari sampel survei ini adalah seluruh warga Kecamatan
Kebumen yang beragama Islam, dan mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum,
26
Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006) hal. 39
27
Bambang Prasetio dkk , Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011) hal. 49
28
M. Burhan Bungis, Motodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2008) hal. 122
14
yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih terdaftar di (DPT), ketika
survei dilakukan. Jumlah sampel 100 responden dari berbagai desa atau kelurahan di
Kecamatan Kebumen. Responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka oleh
peneliti dan Survei dilakukan dilakukan 5-30 Maret 2014.
Kecamatan Kebumen dengan jumlah Laki-laki sebanyak 60,381 dan
Perempuan sebanyak 60,797 dengan jumlah keseluruhan 121,178 penduduk.29
Populasi yang diambil dari DPT pilpres 2014 yang berjumlah 98.24230 pemilih di
mana jumlah pemilih di Kecamatan Kebumen merupakan jumlah terbanyak dari
Kabupaten Kebumen. Berdasarkan ukuran sampel dari populasi penelitian ini
menggunakan cara: 31
29
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=5diunduh slasa2/12/2014 jam 12:20
http://www.kpu-jatengprov.go.id/index.php/179-dpt-ppwp-kebumen-sebesar-1-036-453pemilih diunduh slasa2/12/2014 jam 12:47
31
Consuello G. Selvilla, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, UI Press, 1993) hal. 71,
lihat Juga Metodologi Laporan Penelitian Survei Lembaga Survei Indonesia, (www.LSI.go.id)
30
15
POPULASI
Desa/ Kelurahan
RT1
RT2
Kelurahan/ Desa
RT3
RT4
KK1
KK2
Lk
Pr
RT5
Keterangan:
a. Desa/Kelurahan di tingkat kecamatan dipilih secara keseluruhan yaitu 24 desa.
b. Di setiap Desa/Kelurahan dipilih sebanyak 4 RW dengan cara random.
c. Di sampel RW/lingkungan dipilih secara random 4 KK.
d. Di sampel KK dipilih secara random satu orang yang punya hak pilih laki-laki atau
perempuan.
Berdasarkan
metode
tersebut,
dengan
berbagai
pertimbangan
serta
keterbatasan(waktu, biaya dan tenaga lapangan) maka ditentukan sampel sebanyak
100 responden.
16
Untuk perhitungan rumusan persentase (%) dan digunakan rumus sebagai berikut:
P = F/N x 100%
P = Prosentase; F = Frekuensi yang sedang dicari %; N = Number of case (banyaknya
individu).
3. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, model penyajian yang khas adalah dalam bentuk
grafik dan tabel dan dijelaskan dalam bentuk teks naratif yang bersifat deskriptif
deduktif seluruh data yang di peroleh akan di kaji dan di teliti. Selanjutnya ditarik
kesimpulan. Lebih lanjut lagi seluruh jawaban responden dikumpulkan dan dilakukan
coding pada setiap jawaban untuk tabulasi. Dengan tabulasi akan menghasilkan
frekuensi dan tabel sesuai dengan variable yang di teliti terhadap partai politik
berasaskan Islam.
F. Sistematika Pembahasan
Materi laporan penelitian skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima bab). Bab pertama
bertajuk “pendahuluan” Didalam bab ini diuraikan pokok-pokok pikiran yang melatar
belakangi penelitian ini, yang terorganisir menjadi 6 (enam) subbab, yaitu (1) latar
belakang masalah, (2) Pembatasan dan perumusan masalah, (3) Tujuan dan manfaat
penelitian, (4) Tinjauan pustaka/Penelitian terdahulu (5) Metode penelitian dan, (6)
Sistematika pembahasan.
17
Bab kedua menyajikan uraian tentang definisi partai politik, sejarah partai
politik. Sub bab ini memuat (1) sejarah lahirnya partai politik di eropa (2) partai
politik Islam di Indonesia (masa, penjajahan, demokrasi liberal, orde baru dan
reformasi). Bab ini juga menjelaskan uraian tentang dinamika partai politik berasas
Islam dalam perpolitikan Indonesia. Sub bab ini membahas (1) Periode pemilu 1955
(2) Periode pemilu 1955-1999 dan (3) Periode pemilu 1999-2014.
Bab ketiga memaparkan mengenai sejarah letak geografis dan demografi serta
kondisi kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan agama Masyarakat Muslim
Kecamatan Kebumen.
Bab keempat bertajuk analisis dan pembahasan hasil penelitian yang
dilakukan. Bab ini menyajikan (1) sekilas gambaran umum objek penelitian, (2)
menyajikan hasil analisis dan pembahasan mengenai tingkat kepercayaan Masyarakat
Muslim terhadap partai berasas Islam, tingkat efektifitas partai politik dalam
mempengaruhi partisipasi masyarakat serta perilaku bermedia responden dalam
mengakses informasi politik.
Bab kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran. Dalam
bab ini disajikan pokok-pokok temuan penelitian yang dihasilkan. Disamping itu
dimuat juga saran terkait tindak lanjut atas temuan penelitian.
18
BAB II
Partai Politik Berasas Islam di Indonesia
A. Definisi Partai politik
Partai politik merupakan tiang dari demokrasi di masa modern yang mana
demokrasi dengan sistem keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam pengambilan
kebijakan publik harus didelegasikan dalam bentuk pembentukan partai politik.
Efisiensi kerja demokrasi dibutuhkan agar aspirasi masyarakat benar-benar
tersalurkan. Partai politik merupakan wahana efisiensi kerja demokrasi dalam
masyarakat modern yang plural. 32
Partai adalah kelompok orang yang berpandangan sama, yang berjuang
memperoleh
kekuasan
dan
pengaruh
didalam
pemerintahan,
untuk
dapat
mempengaruhi opini publik dan mewujudkan pandangan politik mereka. Paham
Marxisme Lenisme mendefinisikan partai sebagai organisasi politik di mana di
dalamnya bergabung berbagai kelas untuk mewakili kepentingan kelompoknya.
Menurut Max Weber dalam suatu masyarakat modern, kepemimpinan politik dan
opini politik yang handal tidak mungkin terbentuk tanpa adanya partai. 33
Dengan partai lebih mudah untuk menonjolkan tema atau permasalahan,
karena tanda partai menjadi standar pengalaman partai itu diakui. Ia menjadi suatu
lambang, semacam petunjuk di mana seorang itu berdiri, mungkin ia tidak
sepenuhnya dapat dipercaya. Namun setidaknya ia melambangkan sesuatu.
32
33
Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal.77
Peter Schroder, Strategi Politik (Jakarta: Friedrich, 2008) hal. 147
18
19
Identifikasi partai merupakan dasar untuk dukungan para pemilih yang mempunyai
gambaran baik untuk partai. 34 Berikut definisi partai politik menurut para ahli politik:
Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan kekuasaan
terhadap pemerintahan bagi pemimpin partainya dan berdasarkan penguasaan ini
memberikan anggota partainya kemanfaatan yang bersifat keadilan maupun materil.
Menurut R.H. Soltau, partai politik adalah sekelompok warga negara yang
sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan politik dengan
memanfaatkannya sebagai pemilih yang bertujuan menguasai pemerintahan dan
melaksanakan kebijaksanaan umum mereka.35
B. Sejarah Terbentuknya Partai Politik
1. Sejarah Partai Politik di Eropa
Kelahiran Partai politik di Eropa awalnya adalah buah dari pertarungan ideologi
antara kekuatan yang ada dalam masyarakat. Ia muncul sebagai representasi
kepentingan warga negara di Barat. Partai politik pertama-tama lahir mewakili
setidaknya tiga golongan masyarakat. Partai politik di Barat terutama muncul setelah
adanya perlawanan yang begitu kuat terhadap dominasi agama (Gereja). Pertama
adalah kekuatan liberal yang melawan kekuatan Gereja untuk berikutnya lahirlah
kelompok-kelompok politik konvensional. Ketiga aktor politik akhirnya bermuara
34
35
Arnold Stein Berg, Kampanye Politik Dalam Praktek, (Jakarta: Intermasa, 1981) hal. 9
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama) hal. 161
20
kepada pengelompokan politik dalam bentuk partai politik. Saat itu adalah Gereja,
politisi konservatif, dan politisi liberal. 36
Partai politik yang terorganisir timbul pada ahir abad ke-18 dan abad -19 di
Eropa Barat, sebagai buah dari usaha-usaha kelompok di luar lingkungan kekuasaan
politik untuk bersaing merebutkan kekuasaan pemerintahan dan mengendalikan
kebijakan pemerintahan. Ketika gerakan kelompok kelas menengah dan kelas buruh
ini mulai mendesak kelas-kelas atas dan aristokrat demi partisipasi dalam pembuatan
keputusan. Dengan demikian partai politik itu merupakan penghubung antara
masyarakat dan pemerintah.37
Namun menurut Peter Schroder, dalam pengertian sekarang tercipta pada abad
ke-19 bersama dengan terbentuknya demokrasi Barat dan dilaksanakannya hak pilih
secara umum di Eropa dan Amerika Serikat. Tapi fenomena bukan hanya muncul
pada masa itu. Dari periode negara kota jaman dahulu hingga abad pertengahan,
kekuatan oligarkis dan masyarakat biasa telah memperebutkan kekuasaan dan
pengaruh. 38
Hampir selama abad ke 19-an, melalui sistem perwakilan seperti Ingris,
politik yang utama terbagi menjadi dua kelompok yang mempunyai hak kepemilikan:
partai-partai konservatif mewakili kaum aristokrasi dan tuan tanah, sedangkan partai
liberal mewakili kelas menengah seperti pedagang. Namun menjelang ahir abad ke
36
Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal.57
Mohtar Masoed, Perbandingan Sistem Politik, hal 61
38
Peter Schroder, Strategi Politik, hal.347
37
21
19, ketika kelas pekerja memiliki perwakilan yang lebih besar, disana mulai terjadi
penyesuaian kembali. Partai-partai sosial dan konservatif menyerap ide-ide liberal,
dan dari waktu kewaktu mengadopsi kebijakan liberal, partai inilah yang pada
ahirnya dapat menguasai pemilih, sementara partai-partai liberal sendiri tidak mampu
melakukan hal ini. 39
2. Sejarah Partai Politik di Indonesia
Berbeda dengan di Eropa, dalam masyarakat Indonesia yang heterogen, terdapat
banyak sekali pengelompokan primordial terutama yang berdasarkan, suku, agama,
dan budaya. Mobilitas yang rendah menyebabkan adanya keterikatan yang kuat
terhadap kelompoknya masing-masing. Perbedaan yang ada pada kelompok ini akan
terjembati manakala kelompok ini memperoleh nasib yang sama, dijajah. Dengan
demikian persatuan dapat digalang untuk bersama-sama menghadapi musuh bersama
yaitu penjajah. Para elit tradisional bersama-sama dengan elit terdidik telah bersamasama membangun partai politik sebagai sarana untuk menghimpun masa dalam
rangka memperjuangkan kemerdekaan.40
a. Partai Politik Berasas Islam Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang)
Partai politik pertama-tama lahir pada zaman kolonial sebagai manifestasi
bangkitnya kesadaran nasional. Dalam semua itu semua organisasi apakah itu
39
40
hal.482
Ian Adams, Ideology Politik Mutahir, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 61-62
Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008)
22
bertujuan sosial seperti (Budi Utomo atau Muhammadyah) ataupun menganut asas
politik atau agama seperti (Sarikat Islam dan Partai Katolik) atau asas politik sekuler
seperti (PNI dan PKI), memainkan peran penting dalam perkembanganya pergerakan
nasional. Pola kepartaian masa kini menunjukan keanekaragaman dan diteruskan
dalam bentuk sistem multi partai.
Tidak bisa dipungkiri bahwa umat Islam memegang peranan penting dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Perlawanan terhadap penjajahan Belanda di wilayah Nusantara bisa dikatakan
perlawanan Islam, terhadap bentuk-bentuk ketidakadilan dan penindasan.
Karena itu pada awal abad ke-20 kita menyaksikan berdirinya organisasi Islam,
baik yang bergerak di bidang politik ataupun sosial keagamaan. Tercatat Serikat
Islam (1912) yang berasal dari SDI Sarekat Dagang Islam, Muhamadiah (1912),
Persatuan Islam (1920), Nahdlatul Ulama (1926), Persatuan Tarbiah Islamiah (1930),
dan Partai Islam Indonesia (1938). Dari perkembangan organisasi-organisasi Islam
tersebut. setidaknya ada dua fenomena yang terjadi pada dekade awal abad-20an
tersebut. 41
Persaingan antara komunis dan Islam dalam tubuh sarikat Islam menyebabkan
orang-orang Komunis terpaksa harus dikeluarkan dari SI. Gerakan komunis ini
semakin hebat sejak kembalinya dari Moskow pada pertengahan 1922 meskipun
harus berdiri di luar SI. Corak politik pada masa 1922 pada umumnya semakin
41
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, hal. 171
23
radikal konsentrasi radikal di volkstrad merupakan manifestasi perkembangan ini.
Pada awal tahun 1923 banyak organisasi pribadi yang cenderung mengambil sikap
non kooperatif dan menolak imperialis. 42
Dengan didirikannya volkstraad43 maka beberapa partai dan organisas bergerak
melalui badan ini. Pada tahun 1939 terdapat beberapa fraksi dalam volkstraad, yakni
fraksi Nasional di bawah pimpinan Husni Thamrin, PPBB (Perhimpunan Pegawai
Bestuur Bumi-putra) di bawah pimpinan Prawoto dan Indonesia nasional Groep di
bawah pimpinan Mohamad Yamin.
Di luar volkstraad ada usaha untuk melakukan gabungan gabungan partai politik
dan menjadikanya semacam dewan perwakilan Nasional. Pada tahun 1939 dibentuk
K.R.I (Komite Rakyat Indonesia) yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik
Indonesia) yang merupakan gabungan darin Parta-partai beraliran Nasional, MIAI
(Majelis Islam ala Indonesia), yang merupakan gabungan dari Partai-partai beraliran
Islam yang terbentuk pada 1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia), yang
merupakan gabungan organisasi buruh.
Polarisasi politik44 antara kalangan Nasionalis netral agama dan Nasionalis
muslim dapat terlihat umpamanya dengan adanya Budi Utomo, Sarekat Islam, Jong
42
AQib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES,, 1985) hal.59-60
Dalam penulisan kata “volkstraad” penulis merujuk kepada kamus politik kontempore. Kata
“volkstraad” bararti, sebuah lembaga DPR yang dibentuk oleh Belanda pada tahun 1918 demi
memenuhi tuntutan pergerakan kebangsaan Indonesia. Volkstraad lebih mengutamakan member
nasehat kepada Gubernur Jendral daripada “menyuarakan” kehendak rakyat.
44
Dalam penulisan kata “polarisasi politik” penulis merujuk kepada kamus politik
kontempore. Kata “polarisasi politik” berarti: terjadinya pertentangan politik.
43
24
Java disamping Jong Islamieten Bond, Taman Siswa, Mohamadiah dan NU,
Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) dan Gabungan
Politik Indonesia (GAPI), MIAI, serta Jawa Hokokai disamping Masyumi. 45
Berbeda dengan masa penjajahan Belanda, kegiatan politik pada masa Jepang
dilarang, hanya golongan orang-orang Islam diakomodasi dengan dibentuknya MIAI
pada 5 september 1942 dan berubah menjadi partai Masyumi 1943. Akan tetapi satu
bulan sesudah Proklamasi kemerdekaan, kesempatan dibuka lebar-lebar untuk
mendirikan partai politik, anjuran mana mendapatkan antusias. 46Keadaan seperti ini
tidak banyak berubah hingga tahun 1950-an karena Indonesia mengalami masa
transisi
kemerdekan,
itusebabnya
para
cendekiawan
lebih
berfokus
pada
pembentukan dan ideologi negara.
Pada kurun waktu antara 1950-1959, ketika Indonesia menjalankan prinsip
demokrasi parlementer, ketegangan Islam dan negara kembali memanas dalam
bentuk perseteruan partai politik berasaskan Islam, seperti partai Masyumi dan partai
NU, dengan partai politik sekuler: partai Komunis Indonesia, Partai Nasionalis
Indonesia dan sebagainya. Perseteruan ideologi Islam versus Sekuler kembali dalam
persidangan
45
46
kunstituante hasil pemilu demokratis yang pertama pada tahun
Muhamad IQbal dakk, Pemikiran Politik Islam (Jakareta: Kencana, 2010) hal. 254
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, hal. 171
25
1955.47Pada masa ini yang paling dekat dan dilindungi oleh presiden serta mengejar
berbagai kepentingan melalui Presiden adalah, PNI, PKI, dan kadang-kadang NU.48
b. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Liberal
Sebagaimana diharapkan tokoh-tokoh Islam, pemilu sebenarnya hendak
dilaksanakan secepatnya setelah kemerdekaan Indonesia. Namun karena awal
kemerdekaan Indonesia mengalami revolusi mempertahankan kemerdekaan, pemilu
yang diimpikan umat Islam belum terlaksana. Barulah pada 29 september 1955,
pemilu pertama di Indonesia dapat dilaksanakan. Dari pemilu itu setidaknya ada tiga
ideologi yang meraih suara terbesar dan akan bersaing di konstituante nantinya.
Ketiganya adalah: Islam, Nasionalis dan Komunis. 49
Dari sekian banyak partai politik yang ada, yang paling dominan dengan
banyaknya dukungan masa adalah partai berasaskan Islam Masyumi dan NU, serta
partai ideologi PNI dan PKI. Keempat partai ini memiliki wilayah dukungan sendirisendiri. Masyumi (Majelis Syura Muslim Indonesia) memperoleh suara banyak dari
Masyarakat Muslim baik yang bertempat tinggal di Jawa maupun di luar jawa,
sementara NU (Nahdlatul Ulama) memperoleh banyak suara hanya di Jawa.
47
A. Ubaedilah, Pendidikan Kewarganegaraan,cet.4 (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009) hal. 99
48
R. William liddle, Partisipasi dan Partai Politik, Indonesia Pada Awal Orde Baru, (Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti), hal. 186
49
Muhamad IQbal, Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik Hingga Indonesia
Kontemporer, hal. 261-262
26
PNI (Partai Nasional Indonesia) memperoleh banyak dukungan dari Masyarakat
Muslim di pulau Jawa. PNI (Partai Nasional Indonesia) memperoleh banyak
dukungan dari para pamong praja (Pegawai Pemerintah) terutama di pulau Jawa,
sedangkan PKI (Partai Komunis Indonesia) menarik masa buruh termasuk buruh tani
didaerah pedesaan di Jawa.50
Budaya politik masyarakat yang menjadikan pemimpin pada posisi yang tinggi
telah memudahkan para elit politik menghimpun masa kepada partai politik yang
dibentuknya.Dengan demikian terdapat partai politik dalam jumlah yang besar baik
yang mendasarkan diri pada ikatan primordial maupun ideologi yang terbawa masuk
sejalan dengan pendidikan yang di peroleh oleh para elit terdidik.
Jumlah partai politik terjadi semakin banyak dan begitu mudah terjadi perpecahan
dalam tubuh partai. Tak jarang perbedaan pendapat terjadi pada tubuh partai
mendorong perpecahan yang berahir dengan partai baru oleh partai yang berkonflik
itu. Partai baru mudah dibentuk karena adanya keterikatan masa yang kuat terhadap
pemimpin. Dengan demikian setiap partai politik sesungguhnya memiliki dukungan
sendiri-sendiri. 51
50
Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008)
hal. 482-483
51
Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008)
hal.482
27
c. Partai Politik BerasasIslam Masa Demokrasi Orde Baru
Kegagalan percobaan kudeta PKI pada 30 september 1965 membawa
konsekuense pemerintah Orde Lama tumbang dan muncul pemerintah Orde Baru.
Banyak tokoh Islam berfikir bahwa hancurnya PKI akan member arti penting Islam
dalam masyarakat, dan Islam akan menjadi kekuatan politik sebagaimana terjadi pada
masa demokrasi parlementer namun yang terjadi sebaliknya. 52
Di tengah keterpurukan partai berasaskan Islam Masa Orde Baru PBB tampil
sebagai partai berasaskan Islam yang menghidupkan lagi nama besar partai
berasaskan Islam Masyumi. Partaiberasaskan Islam lain yang tegas membawa nama
partai Masyumi adalah partai Masyumi Baru dan Partai Politik Islam Indonesia
Masyumi. Di masa Orde Lama Masyumi dikenal sebagai partai kelompok modernis
Islam, sedangkan NU dikategorikan sebagai partai tradisionalis Islam.
Masyumi telah bubar pada tahun 1960, sehingga kelompok modernis Islam telah
kehilangan partai. Pada masa Orde Baru masih ada partai berasaskan Islam yaitu, PPP
yang merupakan fusi empat partai, yakni NU, Paratai Muslimin Indonesia, Partai
Syarikat Islam Indonesia, dan Persatuan Tarbiyah Islamiah. Tetapi kelihatanya
kalangan modernis tidak cukup tertampung oleh partai ini, karena kelompok ini lebih
52
Nanang Tahqiq, Politik Islam, ( Jakarta: Kencana, 2004) hal.191
28
suka politik yang tidak mengatasnamakan Islam, tetapi memiliki komitmen yang jelas
pada Islam yaitu Golkar 53
Dalam masa Orde Baru partai politik diberi kesempatan lebih luas. Akan tetapi,
setelah diadakan pemilihan umum pada 1971, di mana Golkar menjadi partai
pemenang utama dengan disusul tiga partai besar NU, Permusi dan PNI, agaknya
partai-parrtai harus menerima kenyataan bahwa peranan mereka dalam proses akan
tetap terbatas.
Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai. Empat partai Islam yaitu
Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partrai Sarikat Indonesia dan Perti
bergabung dengan PPP. Selain dari itu lima partai yaitu: Partai Nasional Indonesia,
Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik dan Partai Murba dan Partai Pendukung
Kemerdekaan Indonesia, (IPKI) bergabung menjadi Partai Demokrat Pembangunan.
Dengan demikian, dengan pemilihan umum yang akan diadakan pada tahun 1977
akan diikutsertakan dua partai dan Golkar. 54
Penyederhanaan partai politik merupakan bagian dari birokratisasi politik
Orde Baru, yang berkaitan erat dengan formasi negara yang sedang dibangun.
53
54
Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001) hal.13
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, hal. 172
29
Menurut Richard Robison, ada beberapa asumsi mengenai formasi Negara Orde
Baru, antara lain Orde Baru dilihat sebagai negara teknokratis dan politik birokratis.55
Selama Orde Baru (1971-1997) Golkar menguasai secara mutlak perolehan
suara di seluruh propinsi, sehingga membawa partai beringin ini menjadi partai
pemenang, bahkan mendapatkan legitimasi untuk memerintah karena ia menguasai
perangkat eksekutif dan legiselatif sekaligus.56
Kebiasaan partai-partai politik di jaman Orde Baru yang membentuk
organisasi-organisasi underbouw harus pula dilarang. Bukan organisasinya dilarang
tapi sifat underbouw nya. Kalo organisasi itu dimasukan ke dalam bagian dari partai
maka sekaligus saja dari para anggotanya “masuk menjadi anggota partai”, dan
organisasinya melebur menyatu dengan partai politik.57
Adanya pembatasan-pembatasan tertentu yang mengarahkan pemikiranpemikiran keagamaan sehingga tidak memunculkan dan terbentuknya partai politik
keagamaan. Hal ini sangat terlihat dengan usaha yang dilakukan pemerintahan
Soeharto untuk menyederhanakan partai politik berasaskan Islam ke dalam partai
politik tunggal. Pemerintahpun menekankan agar partai ini tidak secara ekplisit
55
Sudirman Teba, Islam Orde Baru, Perubahan Politik dan Keagamaan (Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya, 1993) hal. 101-102
56
Daniel Dhkidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia,
2004) hal.3pemilu
57
Sri-bintang Pamungkas, Dari Orde Baru ke Indonesia Baru lewat Reformasi Total, “Jakarta:
Erlangga, 2001” hal. 303
30
menampilkan Islam. Nama PPP Partai Persatuan Pembangunan, merupakan
seterilisasi usaha pemerintah untuk menghilangkan warna ke-Islaman.
Bahkan pada tahap yang lebih lanjut kemudian lambang Ka’bah sebagai
symbol Ke-Islaman pun kemudian dilorotkan,dan berahir dengan dipaksakan dan
ditekankan pemakaian asas tunggalpada setiap parpol dan ormas. Langkah- langkah
demikian yang dilakukan pemerintahan Soeharto, jelas merupakan usaha-usaha yang
sistematis, baik langsung maupun tidak langsung untuk meminggirkan dan bahkan
menghilanggkan
simbol-simbol
Islam
dalam
kancah
perpolitikan
Nasional
Indonesia. 58
d. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Reformasi
Seiring dengan kejatuhan Orba yang ditandai jatuhnyanya Soeharto dan
digantikan Habibi umat Islam memanfaatkan momentum euforia reformmasi untuk
menyusun kembali format perjuangan penegakan syariah Islam di jalur politik. Hal
yang dilakukan Habibi adalah mempercepat pemilihan umum dan memberikan
kesempatan yang luas untuk membentuk partai. Hal ini ditandai dengan kenyataan
banyaknya partai tidak kurang dari 150 partai politik baru hanya dalam kurun waktu
enam bulan. Dari jumlah tersebut, yang memperoleh pengesahan dari departemen
58
M. Rusli Karim, Negara dan Peminggiran Islam Politik (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1999) hal.xii
31
kehakiman dan KPU sebagai peserta pemilu berjumlah 48 partai termasuk PPP, yang
berganti asas menjadi partai berasasIslam dan kembalinya lambing kabah. 59
Ketua umum dewan Pimpinan Pusat PPP Hamzah Haz pun dalam Tablig Akbar
disilang Monas Jakarta pada 7 Januari 2000 mengajak partai-partai politik Islam
untuk menghadapi pemilu 2004. Ajakan ini disambut baik oleh para pemimpin politik
Islam. 60
C. Dinamika Partai Politik Berasas Islam di Indonesia
Sepanjang perjalanan sejarah Indonesia, umat Islam mengalami pasang surut
dalam perjuangan politiknya. Pada masa kerajaan nusantara, politik Islam cenderung
menyatu dengan agama. Dalam hal ini para ulama mempunyai peranan penting dalam
kerajaan dan cenderung menjadi alat justifikasi oleh sultan. Lalu ketika Belanda
masuk ke wilayah Indonesia, Islam juga mempunyai peranan penting dalam
perlawanan terhadap kolonial. 61
Ada 11 partai yang jelas-jelas berasas Islam yaitu PUI (Partai Umat Islam),
PKU (Patai Kebangkitan Umat), Partai Masyumi Baru, PPP, dan PSII (Partai Syarikat
Islam), PSII 1905 (Partai Syarikat Islam 1905), Mayumi (Partai Politik Islam
Masyumi), PBB, PK, PNU (Partai Nahdlatul Umat), dan PP (Partai Persatuan)62
59
Muhamad IQbal dkk, Pemikiran Politik Islam, (Jakareta: Kencana, 2010), hal. 298
Sudirman Teba, Islam Pasca Orde Baru, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001) hal. 17
61
Muhamad IQbal dkk, Pemikiran politik Islam hal. 237
62
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal.89
60
32
1.
Periode Pemilu 1955
Pada pemilihan umum tahun 1955 perolehan suara partai berasas Islam secara
bersama-sama menerima hampir 45% suara.63Tapia ada yang menyebutkanperolehan
suara NU, Masyumi PSII, Perti, PPTI, dan AKUI hanya 45,2%, masih di bawah
partai nasional ditambah partai non Islam yang memperoleh 54,8%. Fenomena ini
terulang lagi pada pemilu 1971: NU memperoleh suara 18,67%, Parmusi 7,36%, PSII
2,39 persen, dan perti 0,70 persen. Padahal Golkar mendapatkan suara 62,8 persen,
PNI 6,94 persen, Parkindo 1,34 persen dan partai Katolik 1,11%. Bahkan dalam
pemilu 1977 setelah fusi 1973 perolehan suara kelompok Islam lewat partai PPP
merosot: 29,3% perolehan ini terus berlanjut hingga pemilu-pemilu selanjutnya: 1982
(27,8%) dan 1987 (16,0%).64
Secara faktual aktual, bangkitnya politik Islam yang sangat menjanjikan, tidak
sepenuhnya berjalan mulus, karena masih banyaknya problem mendasar yang
membayangi politik Islam. Kondisi politik pada masa ini diperparah dengan agitasi
dan propaganda PKI yang memang bersiap melancarkan pemberontakan untuk
merebut kekuasaan, setelah gagal dalam pemberontakan madiun 1948. Oleh karena
itu Aidit mencari tokoh PKI
dan membentuk CC PKI dan biro kusus untuk
menyiapkan PKI menjadi alat politik dan propaganda ideologi refolusioner. PKI ini,
menurut DN Aidit, kelak bisa berkiprah diforum nasional. Faktor Bung Karno yang
63
64
R. William liddle, Islam Politik dan Modernisasi, hal. 42
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal.97
33
ingin menonjolkan diri sebagai pemimpin. Setelah konferensi Asia Afrika juga
memberikan peluang bagi Aidit dan PKI untuk membonceng pada setiap kebijakan
politik dan kepemimpnan Bung Karno.65
2.
Periode Pemilu 1955-1999
Pemilu 1955 disebut-sebut pemilu paling demokratis di Indonesia ternyata
partai-partai berasas Islam kalah. 66 Dalam pemilu 1955 gabungan seluruh partai
berasas Islam (lima partai dari, 29 parpol dan golongan yang berkontes) mengantungi
hampir 45% suara. Sedangkan pemilu 1999 partai berasas Islam hanya meraih suara
tidak lebih dari separuh persentase itu.
Fakta menarik pada pemilu yang pertama muncul empat besar yaitu Partai
Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdhatul Ulama, dan Partai Komunis Indonesia.
Bahkan Masyumi dan PNI menjadi “juara bersama” dengan masing masing
mengantungi 57 kursi. Empat puluh lima tahun kemudian, jurang perbedaan di antara
mereka menganga sangat lebar. PDIP yang bisa dikatakana reinkarnasi PNI kalaupun
tidak disertai unsur-unsur lain menduduki 153 kursi, bahkan ia terbelah menjadi
partai lain yaitu PNI Front Marhaen, PNI Masa Marhaen, PNI Supeni, Partai
Nasional Demokrat dan PDIP. Sementara PBB, yang mengklaim diri atau bisa
65
Aco Manafe, Mengungkap Penghianatan PKI Tahun 1965 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2007) hal. 8
66
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal.97
34
disebut reingkarnasi dari Masyumi dan meminjam bulan bintang untuk nama partai
hanya menempati 13 kursi.67
Pemilihan umum yang dianggap demokratis daripada pemilu sebelumnya,
perolehan partai berasas Islam pada pemilu yang baru lalu itu merosot jauh. Dalam
pemilu 1955 yang diikuti 172 kontestan, PNI muncul sebagai pemenang dengan
perolehan suara 22,3 persen. PNI setidaknya menguasai Jawa Tengah. Pada posisi
berikutnya tampil Masyumi dengan 20,9 persen yang menjadi pemegang di Jawa
Barat dan Jakarta. Nahdlatul Ulama (NU) menempati posisi ketiga (18,4 persen)
dengan merebut jawa Timur, serta PKI di tempat berikut (15,4 persen).Singkatnya
tidak ada partai yang menang dengan meyakinkan. 68
Kemudian dilingkungan partai primordialisme masih mengental unsur-unsur
dalam PPP begitu pula PDIP. Kongres III PDIP tahun 1986 dan pemilu 1987
menghasilkan dominasi unsure agama tertentu dalam partai ini. Juga PDIP
keliatamnya masih mengandalkan kharisma keluarga.69Di sisi lain timbul asumsi
adanya kesan masyarakat bahwa Golkar adalah partai pemerintah, sedangkan yang
lain, yaitu PPP dan PDIP adalah partai rakyat.70
67
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iv
Daniel Dhakidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia,
2004) hal.3
69
Sudirman Teba, Islam Orde Baru,” Perubahan Politik dan Keagamaan” (Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 1993) hal . 110
70
Imam Suprayogi, Kyai dan Politik, cet.2 (Malang: UIN Malang press, 2009) hal.161
68
35
Pertikaiaan internal juga melanda Partai Bulan Bintang
(PBB) dan
mundurnya Nur Mahmudi Mantan Menteri Kehutanan era Gusdur dari Partai
Keadilan (PK) bukan saja dari jabatan presiden, tetapi juga sebagai anggota partai
menunjukan bahwa partai-partai politik berasaskan Islam dewasa ini mengalami
krisis dan disorientasi. Kasus ini menunjukan pertanyaan apakah partai Islam
merupakan sarana aspirasi umat ataukah hanya sekedar kendaraan bagi para
pengurusnya untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi, di lembaga perwakilan
(DPR dan MPR) dan lembaga pemerintah misalnya menjadi menteri.71
Di sisi lain pemilu 1999 malah dua partai yang secara harfiah mencantumkan
nama Masyumi (Partai Masyumi baru dan Partai Islam Masyumi) terpuruk total tanpa
meraih satupun kursi. Setelah hampir setengah abad berlalu, kejayaan Masyumi dan
wajah Islam modern demokrat yang ditampilkan secara mengesankan ternyata tidak
sanggup lagi memikat hati para pemilih di bilik suara.72
3.
Periode Pemilu 1999-2014
Semangat untuk mendirikan parta-partai baru di Indonesia masih belum
memudar meskipun dalam rentan waktu itu terjadi 4 kalipemilu paska Orde Baru
(1999-2014). Cukup member pelajaran berharga bahwa ternyata partai-partai tertentu
saja yang memperoleh dukungan dari para pemilih (konstituen). Lebih dari sepertiga
peserta pemilu 1999 adalah partai berasas Islam.Lolosnya 17 partai berasas Islam dari
71
72
Sudirman Teba, Islam Pasca Orde Baru, hal. 11
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iv
36
seleksi ketat tim 11 yang ahirnya meloloskan 48 kontestan dari sekitar 160 parpol
yang mendaftar. Kesiapan administrasi ini mengagumkan kecuali PPP adalah partai
baru,mengingat persyaratan kesertaan yang diselenggarakan oleh KPU cukup ketat,
misalnya setiap partai harus memiliki cabang sedikitnya di 14 provinsi. 73
Pemilu 1999 melahirkan pemenang baru yaitu, PDIPyang menguasai 11
Propinsi, PDIP memperoleh suara 33,7% dari Golkar 22,3%. Posisi berikutnya PKB,
12,6%, PPP 10,7% dan PAN 7,2%. Bisa dikatakan tidak ada partai yang menang
secara meyakinkan,sama seperti tahun 1955.74
Awal masa reformasi menjadi salah satu momentum kebangkitan partai
berhaluan Islam, meskipun direpresentasikan oleh partai ber basis masa Islam dan
partai berasas Islam, mulai dari PKB, PAN, PK, PNU, PPP, PBB, PSII, Masyumi dan
lain-lain. Perolehan suara partai kesemuanyamencapai 37,59%, dipimpin oleh PKB
partai ber basis masa Islam (12,61%) dan PPP partai ber asas Islam (10,72%).
Prestasi yang cukup membanggakan saat itu adalah ketika kelompok ‘Poros Tengah’
yang bisa dikatakan sebagai ‘Poros Islam’ berhasil menggolkan Gus Dur sebagai
presiden pertama dari kalangan pesantren. 75
Di sisi yang lain pemilih NU mulai beralih ke partai PKB, satu-satunya Partai
politik yang direstui oleh Pengurus Besar NU untuk warga nahdhiyin, kendati partai
73
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iii
Daniel Dhakidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia,
2004) hal.3
75
Sumber http://politik.kompasiana.com/2014/04/14/dinamika-partai-islam-dalam-politikindonesia-647474.htmldiunduh Sabtu06/12/2014 jam 11:20
74
37
ini tidak ber asas Islam. Mereka ternyata kurang berminat pada tiga partai lain dari
kalangan NU yang berasaskan Islam. Adapun warga Muhamadiyah tampaknya
banyak mencoblos Partai Amanat Nasional (PAN), yang dipimpin mantan ketua PP
Muhamadiah, dan banyak pengurusnya, terutama di daerah, adalah tokoh organisasi
masa Islam terbesar kedua itu. Tapi bagaimanapun PAN adalah partai yang tidak ber
asaska Islam, dan sejumlah pengurus pusatnya bukan aktivis Islam, termasuk tokoh
Kristen dan keturunan Tionghoa.76Sementara itu di Kecamatan Kebumen pada tahun
204 itu sendiri yang mayoritas masyarakatnya 99,4 persen suku Jawa dan beragama
Islam98,7 % ini, perolehan suara, PDIP 27,7%, PKB 27,3 persen PPP 14,7 persen
Golkar 10,5 persen dan PAN 9,1 persen.77
Tahun 2004, suara partai ber asas Islam yaituPPP (8,15%), dan PKS (7,34%).
Namun, ketika Pilpres digelar, suara partai berasas Islam terpecah oleh koalisi yang
berseberangan, PKS memilih pasangan Golkar(Wiranto-Wahid) atau Amin-Siswono
(PAN), PPP maju dengan pasangannya sendiri Agum-Hamzah. Yang
ahirnya
menguntungkan pasangan SBY-JK dari Partai Demokrat yang akhirnya menjadi
pemenang pilpres 2004.
Tahun 2009, perolehan partai berbasis masa Islam dan berasas masa Islam
Islam merosot tajam menjadi hanya sekitar 24,15%. Hanya PKS yang membukukan
kenaikan perolehan suara menjadi 7,88%. PKB mengalami penurunan yang paling
76
77
Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iv
Daniel Dhakidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, hal.3
38
tajam menjadi sekitar 4,94%. Uniknya, pada pilpes 2009, seluruh partai berasas Islam
dan berbasis masa Islam berkoalisi dengan Partai Demokrat, sehingga pilpres pun
hanya berlangsung satu putaran karena koalisi yang gemuk bila dibanding kedua
rivalnya.78
Menjelang pemilihan umum 2014 terjadi fenomena yang menarik menimpa
partai-partai politik berasas Islam seperti, PKS, PBB dan PPP. Dua bulan menjelang
pemilihan umum elektabilitas partai Islam anjlok. Partai Keadilan Sejahtera termasuk
partai berasas Islam yang mengalami keterpurukan paling tajam. Faisal Syam,
mengatakan turunnya elektabilitas partai Islam itu karena masalah korupsi yang
menjerat beberapa kadernya. Dan kurangnya dukungan dari para tokoh senior di
internal partai berasas Islam jadi kendala menjelang pemilu 2014.
Faktor turunya elektabilitas parta Islam dibuktikan pula pada hasil pemilihan
umum 2014. Perolehan suara partai berasas Islam PBB, PKS, PPP (1,46%, 6,79%,
6,53%)
masih di bawah parta berbasis masa Islam PKB dan PAN (9,04%,
7,59%).79Hal serupa juga ditemukan peneliti ketika responden ditanya partai manakah
yang menurut responden mampu mewakili aspirasi responden hasilnya yaitu,
78
Sumber http://politik.kompasiana.com/2014/04/14/dinamika-partai-islam-dalam-politikindonesia-647474.htmldiunduh jumat 06/12/2014 jam 11:20
79
keputusan komisi pemilihan umum
nomor: 412/kpts/kpu/tahun 2014
39
responden yang menjawab rahasia sebanyak 30%, PKS 1%, Nasdem 3%, Golkar 3%,
Demokrat 4%, Hanura 4%, PAN 6%, Gerindra 8%, PPP 9% PDIP 15%, PKB 17%.80
80
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan
Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.
40
BAB III
GAMBARAN UMUM
PROFIL DAERAH DAN OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah Kota Kebumen
Kebumen berasal dari kata Ki Bumi nama ini diambil dari Ki Bumidirjo,
paman Amangkurat IV yang memilih meninggalkan istana (keraton) Mataram karena
tidak sepaham dengan Amangkurat yang membela kompeni. Nama asli Ki Bumi
adalah Pangeran Bumidirjo. Ia memilih menjadi petani biasa dan membangun basis
tani di daerah Kebumen. Seiring dengan berjalanya waktu tokoh yang melahirkan
perlawanan damai di Kebumen melawan kompeni mendapat dukungan dari para
petani dan masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Lukulo.
Keponakannya
Joko
Sangkriblah
yang
meneruskan
perjuangannnya
mendirikan Desa Kebumen. Desa Kebejen, Pesalakan, Tunjungseto, Kawedusan,
Kembaran, Panjer, Kuwarisan, Pejagoan, Kewayuhan, dan Kedawung adalah
beberapa desa yang diberikan nama atas topo kemayingan yang dilakukan Joko
Sangkrib. Joko Sangkrib yang pada ahirnya menjadi bupati pertama Kebumen dan
mendapat gelar Aroembinang.
Joko Sangkrib atas ajaran Ki Bumi melawan penjajahan Kompeni dan
berhasil mendirikan Kadipaten di Kutowinangun, Karena serangan Belanda Pusat
kota dipindah ke Ambal, sehingga terkenal dengan nama Kadipaten Ambal. Seberang
sungai Lukulo terdapat Kadipaten Karanganyar yang dikuasai Kompeni. Namun pada
40
41
tahun 1942 Kadipaten Karanganyar akhirnya berhasil direbut kembali oleh pejuang
dengan damai, dan mendeklarasikan bergabung dengan kadipaten Kutowinangun dan
berpusat di Kebumen sampai hari ini.
Saat ini marak tuntutan untuk menelisik sejarah Kebumen bukan sekedar
penggabungan Karanganyar dengan Kutowinangun, tetapi sejarah yang lebih tua
diruntut dari proses masuknya pangeran Bumidirja ke Kebumen bahkan lebih tua lagi
sejak masa atlantis purba.
Menurut Fajar, dosen UIN Yogyakarta Kebumen dulunya adalah ibukota
Negara Atlantis Purba. Terbukti dengan nama-nama yang identik dengan simbolsimbol yang ditemukan pada manuskrip Plato tentang Atlantis yang diungkap oleh
peneliti Aryso Santos. Dalam Buku Nagara karya Dr. Fajar. Perlu dikemukakan
batuan di wilayah Karangsambung adalah batuan tertua di dunia yang muncul ke
permukaan salah satunya batu rijang. Batu Rijang adalah batu yang hanya terdapat di
dasar laut karena terbentuk dari endapan lumpur dan garam jutaan tahun yang lalu.
Selain itu bentuk-bentuk batuan di Karangsambung menunjukkan dunia purba dengan
ditemukannya fosil-fosil pohon, dan kepala ikan, serta gerabah.81
Saat ini Kebumen adalah Kabupaten yang memiliki dua puluh enam (26)
kecamatan dan empat ratus lima puluh desa (450). Adapun nama-nama kecamatan di
wilayah Kebumen adalah sebagai berikut. Kecamatan Adimulyo, Kecamatan Alian,
Kecamatan Ambal, Kecamatan Ayah, Kecamatan Bonorowo, Kecamatan Buayan,
81
http://kebumennews.com/toponimi-joko-sangkrib-asal-muasal-kebumen/diunduh hari sabtu
15/12/2014 jam 12:16
42
Kecamatan Buluspesantren, Kecamatan Gombong, Kecamatan Karanganyar,
Kecamatan Karanggayam, Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Kebumen,
Kecamatan Klirong, Kecamatan Kutowinangun, Kecamatan Kuwarasan, Kecamatan
Mirit, Kecamatan Padureso, Kecamatan Pejagoan, Kecamatan Petanahan, Kecamatan
Poncowarno, Kecamatan Prembun, Kecamatan Puring, Kecamatan Rowokele,
Kecamatan Sadang, Kecamatan Sempor, Kecamatan Sruweng. 82
B.
Kondisi Geografis Kecamatan Kebumen
Kondisi Geografis Wilayah Kecamatan Kebumen terdiri dari 29 Desa/
Kelurahan di mana 24 merupakan wilayah berstatus desa dan 5 wilayah berstatus
kelurahan. Kecamatan Kebumen terletak pada 7°27'-7°50' Lintang Selatan dan
109°35'-109°3' Bujur Timur. Wilayah Kecamatan Kebumen sebelah Barat berbatasan
dengan Kecamatan Pejagoan, sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Alian,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Buluspesantren. Sedangkan sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Kutowinangun dan Kecamatan Poncowarno.
Kecamatan Kebumen memiliki luas wilayah 4.204 Ha atau 42,04 Km² yang
terdiri dari 2.310 Ha Lahan Sawah dan 1894 Ha Lahan Kering. Desa Tanahsari
merupakan desa yang memiliki wilayah terluas di Kecamatan Kebumen sebesar 278
Ha, sedangkan wilayah tersempit adalah desa Kembaran yaitu 58 Ha. Lahan sawah
terluas dimiliki oleh desa Gesikan seluas 136 Ha sedangkan Lahan Sawah tersempit
di Kelurahan Kebumen yang merupakan wilayah perkotaan.
82
http://kebumennews.com/toponimi-joko-sangkrib-asal-muasal-kebumen/diunduh hari sabtu
14/12/2014 jam 12:16
43
Grafik 1.1
Luas lahan Sawah dan Lahan Kering Wilayah Kecamatan
Kebumen
Lahan Kering
Lahan Sawah
Sedangkan Letak Geografis Wilayah Kecamatan Kebumen yaitu:
1. Letak
Kecamatan Kebumen terletak:
7º27' - 7°50' Lintang selatan
109º35' - 109°3'
Bujur timur
2. Batas Wilayah
Sebelah Utara
: Kecamatan Alian
Sebelah Timur
: Kecamatan Kutowinangun
Sebelah selatan
: Kecamatan Bulus Pesantren
Sebelah Barat
: Kecamatan Pejagoan dan Klirong
3. Luas Wilayah
4.200 Ha atau 42,04 km²
4.
Luas Wilayah Menurut Pengunaan
a. tanah sawah
: 2.310,00 Ha
44
5.
b. irigasi teknis
: 1.726,00 Ha
c. irigasi setengah tekhnis
: 353,00 Ha
d. irigasi sederhana pu
: - Ha
e. irigasi sederhana non pu
: - Ha
f. tadah hujan
: 231,00 Ha
g. tersier
: - Ha
Tanah Kering
2.310,00 Ha
C.
1. pemukiman
: 1,245,00 Ha
2. kebun
: 468,00 Ha
3. kolam
: 6,00 Ha
4. hutan negara
: -Ha
5. tanah lainya
: 175 Ha83
Keadaan Penduduk
Secara agregat penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 tercatat
1.163.591 jiwa, tumbuh sebesar 0,42% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah
rumahtangga sebanyak 312.646 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per
rumahtangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar
908 jiwa/km²,
83
dengan
Kecamatan
Kebumen
Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.1
merupakan
daerah
terpadat
45
penduduknyadengan 2.835 jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah
terjarangpenduduknya dengan 332 jiwa/km².
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 581.947 jiwa dan perempuan
sebanyak 581.644 jiwa sehingga sex rationya sebesar 100. Ditinjau dari persebaran
penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen yaitu sebesar 10,24%,
dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,13% dari
seluruhpenduduk Kabupaten Kebumen.Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di
bawah 15 tahun sebesar 27,50%(319.947 jiwa) dan penduduk 65 tahun keatas sebesar
8,73% (101.637 jiwa), sedangkan penduduk 15.84Jika melihat data tersebut di mana
Kecamatan Kebumen memiliki tingkat persebaran tertinggi dari kecamatankecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen yang tentunya akan mempengaruhi pada
kondisi-kondisi tertentu seperti halnya kondisi pertanian.
1. Kondisi Pertanian
Jumlah rumah tangga petani di Kabupaten Kebumen tahun 2013 Sebanyak
215.624 rumah tangga jumlah rumah tangga petani gurem di Kabupaten Kebumen
tahun 2013 sebanyak 185.613 rumah tangga jumlah petani yang bekerja di sektor
pertanian sebanyak 271.503 orang. Sedngkan petani utama di Kabupaten Kebumen
sebesar 29,02 persen berada di kelompok umur 45 - 54 tahun Rata-rata luas lahan
84
12:34
http://id.scribd.com/doc/119415780/demografi-kebumen diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam
46
yang dikuasai per rumah tangga seluas 2.795,12 m2, jumlah sapi dan kerbau pada 1
Mei 2013 sebanyak 63.318 ekor terdiri dari 62.564 ekor sapi potong, 143 ekor sapi
perah dan 611 ekor kerbau
Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Hasil pencacahan
lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian
subsektor tanaman pangan di Indonesia sebesar 17.728.185 rumah tangga.
Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunansebanyak 979.867
rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman
pangan sebesar 112 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan
sebanyak 25 perusahaan, dan usaha lainnya pada subsektor pertanian tanaman pangan
sebesar 1.328 usaha.
Sedangkan jumlah usaha pertanian subsektor hortikultura hasil pencacahan
lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian
subsektor hortikultura di Indonesia sebesar 10.602.147 rumah tangga. Dibandingkan
tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 6.335 .470 rumah
tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan
sebesar 191 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami penurunan sebanyak
34 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada subsektor pertanian hortikultura
sebesar 1.464 unit.85
85
http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php diunduh hari
sabtu 12/14/2014 jam 12:37
47
Pada kecamatan Kebumen sendiri Jumlah Luas (Ha) Panen Padi Palawija
Menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: Padi Sawah 4,518.00 Ketela Pohon 5.00 dan
total keseluruhan, 394.00 sedangkan Jumlah Produksi (Ton) Padi dan Palawija
Menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: Padi sawah 24,427.26 Ketela Pohon, 148.50
dan total keseluruhan 394.0486
2. Kondisi Pemerintahan
Kantor Kecamatan Kebumen yang ber alamat di Jl. Pramuka No. 35 Kebumen
(0287 - 381768 ) terdiri dari 24 desa dan 5 kelurahan yaitu: Selang, Taman winangun,
Panjer, Kebumen dan Bumirejo) dengan jumlah rukun warga (RW) Sebanyak 138
dan 590 rukun tetangga. Desa yang membawahi RW terbanyak adalah kelurahan
panjer sebanyak 12 RW dan diikuti oleh kelurahan taman winangun sebamyak 10
RW, sedangkan desa/kelurahan yang membawahi rukun warga paling sedikit adsalah
desa Mengkowo, Kembaran, Kewedusan dan Kalijirek yang masing-masing hanya
membawahi dua RW. Akan tetapi desa /kelurahan yang membawahi rukun warga
terbanyak yaitu kelurahan taman winangun sebanyak 48 RTdan panjer 47 RW.
Walaupun kecamatan kebumen berada di ibukota kabupaten Kebumen, namu
tidak semua desa dikecamatan kebumen merupakan daerah perkotaan, ada beberapa
desa yang masuk daerah pedesaan yaitu, Desa Mengkowo Gesikan, Kalibagor,
Argopeni Roworejo, Tanah Sari Bandung Candiwulan dan Jemur.
86
jam 12:34
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=19 diunduh hari sabtu 12/14/2014
48
Untuk menjalankan roda pemerintahan sebuah desa diperlukan sebuah alat
sebagai ujung tombak yaitu perangkat desa sedangkan perangkat desa yang memiliki
jumlah terbamnyak yaitu desa Kalibagort sebanyak 18 perangkat sedangkan desa
dengan jumlah perangkat paling sedikity adalah desa kembaran berjumlah 6 orang. 87
3. Kondisi Kependudukan dan Sosial
Secara Agregat penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 tercatat
1.163.591 jiwa, tumbuh sebesar 0,42% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah
rumahtangga sebanyak 312.646 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per
rumahtangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar
908 jiwa/km², dengan Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya
dengan
2.835
jiwa/km²
dan
Kecamatan
Sadang
merupakan
daerah
terjarangpenduduknya dengan 332 jiwa/km².
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 581.947 jiwa dan perempuan
sebanyak 581.644 jiwa sehingga sex rationya sebesar 100. Ditinjau dari
persebaranpenduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar
10,24%,dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,13% dari
seluruhpenduduk Kabupaten Kebumen.Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di
87
Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.7-8
49
bawah 15 tahun sebesar 27,50%(319.947 jiwa) dan penduduk 65 tahun keatas sebesar
8,73% (101.637 jiwa), sedangkan penduduk 15. 88
Penduduk Kecamatan Kebumen pada tahun 2012 berdasarkan proyeksi Badan
Pusat Statistik Kabupaten Kebumen sebanyak 121.800 jiwa, terdiri dari 60.659 jiwa
laki-laki dan 61.141 jiwa perempuan sehingga sex rationya sebesar 96. Berdasarkan
distribusi /persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kelurahan Panjer yaitu
sebesar 10.415 jiwa (8,55%), dan penduduk paling sedikit di Desa Candimulyo
sebesar 1.712 jiwa (1,41%) dari selur penduduk kecamatan kebumen. Adapun desa/
Kelurahan yang mengalami pertumbuhan terbanyak desa candimulyo dan
desakalijiregsebesar2,80%.89
Tabel: Keadaan penduduk Kebumen (Lk/Pr) 2008-2012
62,000
61,500
61,000
60,500
60,000
59,500
Laki-laki
59,000
2008
88
2009
2010
2011
Perempuan
http://id.scribd.com/doc/119584593/penduduk-kebumen. diunduh hari sabtu 12/14/2014
jam12:34
89
2012
Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.13
50
Keadaan penduduk seperti yang dijelaskan di atas jika digolongkan menjadi
Keluarga Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahteran III dan Sejahtera III+
Tahun 2013 yaitu berjumlah: Pra Sejahtera, 4,887 Sejahtera I, 6,335 Sejahtera II,
4,274 Sejahtera III, 13,973 Sejahtera III+, 816 Jumlah, 30,285 dengan jumlah
keseluruhan kabupaten kebumen : Pra Sejahtera, 86,392 Sejahtera I, 72,368 Sejahtera
II, 75,423
SejahteraIII 100,416 Sejahtera III+, 7,590,total keseluruhan, 342,189.
Sedangkan Jumlah Penyandang Cacat Tahun 2013 di kecamatan kebumen
yaitu: Cacat Tubuh, 184 Cacat Netra, 195
Cacat Wicara, 116 Cacat Mental, 154
Cacat Lainnya, 148 Jumlah, 797. Dengan jumlah total keseluruhan penderita di
kabupaten kebumen: Jumlah Cacat Tubuh, 2,754 Cacat Netra, 1,690 Cacat Wicara,
1,741 Cacat Mental, 2,793 Cacat Lainnya, 2,312 Jumlah, 11,290.90
4. Bidang Pendidikan
Keberhasilan pembangunan suatu Negara haruslah didukung oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah sumber daya manusia. Pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas salah satunya melalui jalur pendidikan dengan sarana dan
prasarana penunjangnya. Ketersediaan sarana pendidikan di Kecamatan Kebumen
mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga Universitas. Pada tahun 2012 terdapat
90
Sedangkan Jumlah Penyandang Cacat Tahun 2013 di kecamatan kebumen yaitu: Cacat
Tubuh, 184 Cacat Netra diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam 15:42
51
59 pendidikan pra sekolah 81 tingkat sekolah dasar, 24 tingkat sekolah menegah, 24
tingkat sekolah menengah atas atau menengah kejuruan, dan 3 Universitas. 91
Jumlah yang telah dipaparkan di atas mengalami perubahan pada tahun 2013
yaitu: Jumlah Taman Kanak-kanak dan Roudhlatul Atfal, Murid dan Guru
Kecamatan kebumen Tahun 2013 yaitu :
Sekolah, 61
Murid Laki-laki, 1,766
Murid Perempuan, 1,649 jumlah Murid, 3,415 Guru Laki-laki, 4 Guru Perempuan,
238
Jumlah Guru, 242. Sedangkan Jumlah Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun
2013 yaitu: jumlah sekolah, 79 jumlah murid, 14,032
murid yang lulus, 2,313
murid yang putus sekolah, 12 guru PNS, 487 Guru non PNS, 353 Jumlah guru, 840.
Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Murid,
Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013. Sekolah 27
Murid, 11,294 Lulusan, 3,545 Putus Sekolah, 29 Guru PNS, 401 Guru Non PNS, 319
Jumlah Guru, 720.
Jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah (MA),
Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013. Yaitu:
Sekolah, 11 Murid, 4,640 Lulusan, 1,269
Putus Sekolah, 0 Guru PNS, 207 Guru
Non PNS, 145 Jumlah Guru, 352.
Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Murid, Lulusan, Putus Sekolah
dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: Sekolah, 19Murid,14,176Lulusan,
91
Buku Katalog BPS.Kecamatan Kebumen.hal.37
52
4,446 Putus Sekolah, 116
Guru PNS, 158 Guru Non PNS, 663 Jumlah
Guru,
821.92
5. Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan adanya ketersediaan pelayanan kesehatan seperti
ketersedianya Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan,
Puskesmas Pembantu dan Apotik Tahun serta Jumlah Tenaga Kesehatan yang
Bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas tentunya menjadi penting adanya dalam
membangun masyarakat yang sehat, berikut penjelasan mengenai jumlah ketersediaan
tempat dan tenaga medis di kecamatan kebumen tahun 2013 yaitu:
Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan,
Puskesmas Pembantu dan Apotik Tahun 2013 yaitu: Rumah Sakit, 6
Puskesmas
Perawatan, 0 Puskesmas non Perawatan, 3 Puskesmas Pembantu, 6 dan Apotik,15
buah. Dari jumlah total yang ada di kabupaten kebumen yaitu: Jumlah Rumah Sakit,
13 Puskesmas Perawatan, 10 Puskesmas non Perawatan,25 Puskesmas Pembantu, 74
dan apotik 50.
Sedangkan Jumlah Tenaga Kesehatan yang Bekerja di Rumah Sakit dan
Puskesmas kabupaten kebumen Tahun 2013 yaitu: Dokter Umum, 109 Dokter
Spesialis, 43 Dokter Gigi, 40 Bidan, 243, Bidan Desa, 493, Apoteker, 23 Asisten
Apoteker, 78, PKM, 13 Epidemiolog Kesehatan, 15 Sanitarian, 62 Nutrisionis, 56
92
jam 15:45
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=subject&id=5 diunduh hari sabtu 12/14/2014
53
Perawat, 992 Perawat Gigi, 33 Perekam Medis, 16, Radiografer, 21Analis/Pranata
Laborat Kes, 82 Fisioterapi, 7, Teknik Elektro Medis, 5 Kesehatan Masyarakat, 14
dan jumlah tenaga medis Lainnya, 855 Orang dengan jumlah total tenaga medis
yangada di Rumah sakit, 1.764 dan Puskesmas 1.436 dan jumlah total tenaga medis
sebanyak 3.200, Orang93
6.
Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi mayoritas mata pencaharian dari penduduknya yaitu
petani, nelayan hingga pembuatan genting yang hasil produksinya dipasarkan hingga
mencapai wilayah Jawa Timur bahkan keluar wilayah pulau jawa. Dalam sektor laut
nelayan menghasilkan beberapa tempat yang menyediakan hasil dari para nelayan
dari olahan mentah hingga matenag salah satunya di Jetis Barat Logending.
Dalam bidang
perusahaan industri Jumlah Perusahaan Industri Menurut
Klasifikasi Industri Tahun 2013 yaitu: Besar, 1 Menengah, 2 Kecil, 605 Kerajinan
Rumah Tangga, 1,071 Jumlah, 1, 679. Dari total keseluruhan kabupaten kebumen
yaitu: Besar, 5 Menengah, 9 kecil, 4,430 Kerajinan Rumah Tangga, 48,336 dan
jumlah kesuluruhan, 52,780. Sedangkan Jumlah Tenaga Kerja Industri Menurut
Klasifikasi Industri Tahun 2013 yaitu: Besar 507 Menengah, 34 Kecil3, 968
Kerajinan Rumah Tangga, 2,429, Jumlah
93
jam 15:45
6,938 dari total keseluruhan kabupaten
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=16 diunduh hari sabtu 12/14/2014
54
kebumen yaitu: Besar 3,804 Menengah, 326 Kecil 25,532 Kerajinan Rumah Tangga,
90,328 Jumlah, 119,990.
Jumlah Usaha Penggalian Golongan C Menurut Jenis Galian Tahun 2013
Pasir18 Pasir Krokos, 0 Batu Hitam, 0 Batu Lempung 74 Batu Belah, 0 Batu Kapur, 0
Lainnya,0 Jumlah, 92. Dari jumlah total kecamatan yang ada di kebumen yaitu: Pasir,
121 Pasir Krokos, 28 Batu Hitam, 45 Batu Lempung, 631 Batu Belah, 5 Batu Kapur,
137 Lainnya, 14 Jumlah, 981. Dan Jumlah Tenaga Kerja Penggalian Golongan C
Menurut Jenis Galian Tahun 2013 yaitu: pasir 88 batu lampung 460 jumlah total
pekerja, 548 orang.94
7. Bidang Agama
Kecamatan Kebumen yang memiliki luas wilayah 42,040 km2 dengan jumlah
penduduk 118.956 orang penduduk laki-laki 59.728 orang dan perempuan 59.228
orang. Pola sosiologis masyarakat Kebumen, secara umum yang terkait dengan
instansi keagamaan, ditemukan 1 Pesantren 109 Masjid serta 287 Surau/Musola yang
tersebar disetiap Kelurahan. Keterlibatan masyarakat dalam instansi perhimpunan
kewargaan yang bersifat ke agamaan (religious civis association) hampir merata
disetiap desa atau kelurahan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara
keagaman yang sering digelar seperti halnya Ruwah atau Sya’ban, adalah bulan yang
menjadi ‘batur’ bagi seorang muslim karena akan menginjak bulan Ramadan.
94
jam 15:45
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=39 diunduh hari sabtu 12/14/2014
55
Pada bulan ruwah ini banyak peziarah yang berkeliling memutari Makammakan di Kabupaten Kebumen. Tidak hanya bulan Ruwah, pada bulan Muharom juga
sering dikunjungi. Salah satu makam yang sering dikunjungi adalah Kyai Lancing.
Pada bulan ini muslimin menggunakannya untuk mendekatkan diri kepada alloh
dengan cara shodaqoh, menyantuni anak yatim, puasa, ziaroh ke makam para ‘ulama,
riyadloh (tirakat) dan lain sebagainya.
Salah satu makam yang ramai diziarohi pada bulan ini adalah makam Mbah
Lancing yang konon beliau merupakan seorang perajurit Demak. Selain itu bulan
muharompun makam ini tetap ramai dikunjungi para peziaroh, khususnya hari jum’at.
Di mana acara itu diikuti oleh Masyarakat Muslim kecamatan kebumen atau bahkan
Masyarakat Muslim dari luar kecamatan kebumen itu sendiri. 95
95
http://kebumennews.com/berziarah-ke-makam-mbah-lancing/ sabtu 12/14/2014 jam 15:45
56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini membahas tentang tingkat
kepercayaan Masyarakat
Muslimterhadap partai politik berasaskan Islam yang ada di Kecamatan
Kebumen. Diketahui dalam sejarah pemilu demokratis Indonesia kekuatan
partai-partai berasaskan Islam tidak pernah menjadi kekuatan mayoritas
walaupun hampir 90% pemilih Indonesia beragama Islam. Terbukti pada hari
Sabtu, 10 mei 2014 Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyelesaikan
rekapitulasi perolehan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 secara nasional.
Dalam hasil tersebut, PDIP memperoleh suara paling tinggi dengan
23.681.471 suara atau 18,95 persen.
Partai kedua yang memperoleh suara tertinggi adalah Partai Golkar
dengan 18.432.312 suara atau 14,75 persen. Sedangkan Gerindra memperoleh
14.760.371 suara atau 11,81 persen dan Partai Demokrat meraih 12.728.913
suara atau 10,19 persen. PKB 11.298.957 atau 9,04 persen. PAN 9.481.621
atau 7,57 persen. PKS 8.480.204 atau 6,79 persen. Partai Nasdem 8.402.812
atau 6,72 persen. PPP 8.157.488 atau 6,53persen. Hanura 6.579.498 atau 5,26
56
57
persen. PBB 1.825.750 atau 1,46 persen. PKP 1.143.094 atau 0,91 persen.
Dari jumlah seluruh suara sah 124.972.491 suara.96
Kekalahan partai berasaskan Islam tidak hanya terjadi pada tingkat
nasional namun juga pada tingkat dapil 4 yang meliputi 4 wilayah yaitu
Kebumen, Banjarnegara dan Purbalingga seperti yang diberitakan pada
Kebumennews.com hasilnya yaitu:
Tabel: perolehan suar pemilu dapil 4 Jawa Tengah
Di sisi lain yang tidak jauh berbeda meskipun 100 responden yang
diwawancarai seluruhnya beragama Islam dan dari keseluruhan penduduk
kecamatan kebumen 98% memiliki suku atau darah keturunan Jawa namun
tidak membuat pemilihan di daerah pemilihan responden dimenangkan partai
96
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5-ini-hasillengkap-rekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014 diunduh jumat 11/21/2014 jam 10:28
58
yang berasal dari partai Islam. Hal itu terbukti pula pada pemilu-pemilu yang
telah diserlenggarakan di Indonesia.
Dilihat dari karakter respondin yang berhasil penulis wawancarai
penulis membedakan menjadi:
1. Dilihat dari usia dan jenis kelamin responden
Pemilihan umum dilakukan 5 (lima) tahun sekali dengan batasan
umuran 17 tahun atau yang sudah memiliki Kartu tanda Penduduk (KTP)
yang sedikit berbeda pada pemilu yang akan dating hampir setiap pemilihan
umum berlangsung akan adanya pemilih pemula yang di antaranya adalah
kaum muda (remaja) umur 17-21 tahun. Dalam pendidikan politik ini
kelompok muda ini baru akan mengeluarkan hak pilihnya pada pemilu. 97
Batasan usia remaja yang berbeda-beda menurut hukum positif di
Indonesia menjadi menarik untuk di paparkan karena pada masa ini manusia
menampakkan pengungkapan kebebasan diri dalam mencari teman sebaya
lebih selektif memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan termasuk
pandangan dan peran politik dalam pemilu) terhadap dirinya.Selain itu,secara
97
http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-PemilihPemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:31
59
psikologis, pemilih pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan
orang-orang tua pada umumnya. 98
Senada dengan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 4 tahun 1974
tentang Kesejahteraan Anak, anak adalah seseorang yang belum mencapai
umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin. Dalam Kompilasi
Hukum Islam pada pasal 98 ayat 1, Bab XIV tentang pemeliharaan anak;
“Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah dua puluh
satu tahun.99Dalam KUHPerdata pasal 330 telah dijelaskan bahwa seseorang
dikatakan telah dewasa apabila ia telah mencapai usia genap 21 tahun atau
yang telah menikah walau pun belum berusia genap 21 tahun, dan jika
pernikahannya telah berakhir atau cerai maka orang tersebut tetap dikatakan
dewasa. 100
Dari pemaparan di atas mengenai batas usia yang berbeda-beda
penulis menggunakan usia remaja yang ditentukan KPU yaitu di bawah 21,
maka dari itu penulis mengelompokan jumlah responden menurut jenis
kelamin dan batas usia remaja dan dewasa yaitu dari 100 responden yang
peneliti wawancarai 52% berjenis kelamin laki-laki dan 48% berjeniskelamin
98
http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-PemilihPemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:34
99
http://m-alwi.com/kompilasi-hukum-islam-khi.html diunduh jumat 11/21/2014
jam 13:13
100
Subekti R, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, hal.90
60
perempuan sedangkan responden yang berusia remaja (usia kurang dari 21
tahun) 12% dan 88% berusia 22-78 tahun ( usia dewasa).
2. Pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran responden
Data Bank Dunia menyebutkan 56,5 persen dari 237 juta populasi
Indonesia masuk kategori kelas menengah. Dari angka tersebut menurut Bank
dunia 134 juta orang Indonesia membelanjakan uangnya sebesar USD 2 - 20
atau Rp. 18000 - 180.000 per hari. Kelas menengah ini terdiri dari kalangan
profesional mapan,
PNS, pedagang yang sukses, karyawan level
menengah/supervisor, kalangan profesional serta entrepreneur.
Bank dunia juga merilis setiap tahun masyarakat kalangan menegah
Indonesia bertambah sekitar 9 juta orang. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang tumbuh di atas 5 persen setiap tahunnya. Penetrasi
terhadap kebutuhan informasi dan komunikasi juga semakin tinggi. 101
Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung dengan kriteria
pengeluaran per orang per hari Rp 11.687.- ke bawah, mencapai sekitar
103,14 juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran
Negara kaya sumber daya alam seperti Indonesia.Dari bebrapa penjelasan di
atas penulis monggolongkon orang miskin dari sudut pandang penghasilan
101
http://birokrasi.kompasiana.com/2012/07/13/orang-kaya-Indonesia-sudah-134-jutapertanda-apakah-ini-471075.htmldiunduh jumat 11/21/2014 jam 22:47
61
dan taraf pendidikan yaitu. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah:
petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh
perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000
per bulan. dan Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak
sekolah/tidak tamat SD/hanya SD. Hal ini juga menjadi salah satu acuan
pemerintah dalam penetapan keluarga miskin yang berhak menerima bantuan
langsung tunai (BLT).102
Berikut pengelompokan responden dari karakteristik yang telah
dijelaskan di atas dalam mengkategorikan kelompok miskin dari segi
pendidikan dan penghasilan kesimpulan bahawa dari 100 responden yang
diwawancarai diketahui bahwa 8% mengaku sebagai mahasiswa, 14% ibu
rumah tangga, 2% tidak bekerja, 1% pensiunan, 5% pns, 40% pegawai suasta,
2% pegawai lepas, 13% pedagang dan sisanya 21% memiliki pekerjaan di luar
dari pilihan pekerjaan yang ditentukan peneliti. Sedangkan kategori miskin
dilihat dari kategori kemiskinan yaitu dari 100% responden yang tidak tamat
SD 10%, tamat SD 12%, tamat SMP sederajat 20%, tamat SMA sederajat
102
http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=484:menko-kesra-
angka-kemiskinan-di-2012-menurun&catid=17:berita-daerah&Itemid=275 diunduh jumat 11/21/2014
jam 22:49
62
37%, dan yang berhasil menyelesaikan gelar perguruan tinggi sebanyak
21%.103
Sedangkan
dilihat
dari
penghasilan
responden
untuk
menmgelompokan kemiskinan yang masuk kategori miskin (dengan
pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan) yaitu, 19% berpenghasilan di
bawah Rp 600.000 sedangkan yang menjawab penghasilan di atas Rp 600.000
per bulan ada 41% sisanya 40% tidak menjawab/rahasia. Berbeda dengan itu
ketika ditanya berapa pengeluaran responden tiap bulan responden menjawab,
44% menjawab berpenghasilan di atas Rp 600.000, 33% menjawab
berpenghasilan di atas Rp 600.000, dan sisanya 23% lebih memilih
merahasiakan itu.
3. Tempat tinggal, status perkawinan dan status responden dalam keluarga
Mengingat karakteristik tempat tinggal responden mempengaruhi
karakter responden maka penulis mengelompokan responden dari seratus
responden menjadi kelompok-kelompok yaitu, dari total data 100 responden
17% responden tinggal di perkotaan dan 83% responden tinggal di pedesaan.
Sedangkan setatus perkawinan responden dari 100 responden 24% belum
menikah, 74% menikah dan 2% berstatus duda/janda. Dan status responden
103
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan
Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.
63
dalam keluarga 46% ber status kepala keluarga sedangkan yang berstatus
anggota dalam keluarga berjumlah 54%.4.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana yang cukup efektif untuk melakukan
mobilitas sosial. Dengan modal pendidikan, seseorang dapat meraih citacitanya dengan mudah. Demikian pula dengan perhatiannya terhadap
informasi, pemahaman ataupun sikap politik seseorang. Hal ini karena,
seseorang yang berpendidikan mempunyai bekal ilmu untuk memahamipartai
politik dan iklan politik secara lebih jernih. Dengan demikian, ia akan mampu
menyerap dan memilih mana partai atau calon legislatif yang akan dipilih
pada ajang pemilu untuk mewakili rakyat. Atas dasar pemaparan di atas
penulis mengkategorikan dari 100% responden yang tidak tamat SD 10%,
tamat SD 12%, tamat SMP sederajat 20%, tamat SMA sederajat37%, dan
yang berhasil menyelesaikan gelar perguruan tinggi sebanyak 21%.
B. Analisis dan Pembahasan
Pembahasan dilakukan atas hasil perhitungan yang sesuai dengan
metode, pendekatan kuantitatif sehingga metode yang diterapkan ialah metode
kuantitatif seperti yang ditentukan pada Bab I. Atas dasar itu penulis
menganalisis data berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan yaitu.
1. Tingkat kepercayaan masyarakatterhadap partai politik berasas Islam
64
Fungsi partai politik yang baik telah berjalan setelah era reformasi.
Peran aktifis partai politik sebagai penyalur aspirasi rakyat terasa lebih
maksimal jika dibandingkan pada era sebelumnya. Partai politik memberikan
sarana penyaluran beragam aspirasi masyarakat dan menekan terhadap hal
yang masih simpang siur terhadap pendapat masyarakat tersebut.
Partai politik juga bertugas membantu sosialisasi terhadap kebijakan
pemerintah, sehingga akan terjadi arus informasi yang secara timbal balik
antara pemerintah dan masyarakat. Mengingat pentingnya peran partai politik
didalam suatu pemerintahan maka penulis menyimpulkan dari hasil penemuan
di lapangan yaitu:
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 100 responden terpilih
ditemukan hasil yang saling berkaitan untuk mengetahui tingkat kepercacaan
Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam dalam
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Temuan di lapangan ketika responden
ditanyakan untuk menyebutkan partai mana saja yang merupakan partai
berasaskan Islam hasilnya yaitu :
Dari 100 responden jika diurutkan dari yang terendak ke yang tertinggi
dari asumsi masyarakat hasilnya, 1% menganggap parta Nasdem, PDIP dan
PKPI adalah partai Islam, sedangkan 2% menganggap PBB partai Islam, 14%
tidak tahu, 30% PKS, 41 % PAN, 77 % PPP, 81 % PKB. Hasil ini
menunjukan ketidaktahuan masyarakat akan mana yang sesungguhnya partai
berasaskan Islam, partai yang berbasis masa Islam dan mana yang
65
sesungguhnya partai di luar keduanya, karena masih banyaknya masyarakat
yang keliru dalam menilai partai.Bahkan sebanyak 81% atau angka tertinggi
menganggap PKB adalah partai berasaskan Islam karena jika dilihat asasnya
PPP,PKS dan PBB lah yang partai berasaskan Islam bukan PKB. Jika
ditelusuri lebih jauh bahwa dari 81% responden yang mengganggap PKB
partai berasaskan Islam 11% bertempat tinggal di perkotaan dan 70% berasal
dari pedesaan. Sedangkan pemilih PPP 14% tinggal di perkortan dan 62%
tinggal di pedesaan. Sedangkan dari golongan agamanya 98% beraliran Islam
NU (Nahdlatul Ulama) sedangkan sisanya 2% dari aliran Muhamadiah. 104
Sedangkan jika dilihat dari pendidikan responden hasilnya 19% tidak
bersekolah atau hanya tamat SD, 19% hanya tamat pendidikan setingkat SMP,
dan 38 % menyelesaikan pendidikan SMA atau bahkan sampai bergelar
Sarjana menganggap PPP partai Islam. Yang mengganggap PKB partai Islam
20% tidak sekolah atau hanya menyelesaikan setingkat SD, 18% hanaya
menyelesaikan pendidikan setingkat SMP, sisanya menyelesaikan SMA dan
atau selesai sarjana 42%.
Jika melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang
berpendidikan tinggi atau minimal SMA 42% salah persepsi dengan
mengatakan PKB partai berasaskan Islam.sebaliknya yang menganggap PPP
partai berasaskan Islam dari kalangan pendidikan tinggi atau minimal SMA
104
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan
Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.
66
hanya 38% yang mana penulis berasumsi bahwa kesalahan masyarakat pada
umumnya salah satunya tidak mampu membedakan partai yang benar-benar
mencantumkan pada asasnya adalah partai Islam dan partai yang berbasis atau
memiliki pendukung Masyarakat Muslim.
Temuan di lapangan juga sangat menarik jika di kelompokan hasil dari
partai berasaskan Islam dan partai bukan Islam poinnya yaitu 109% responden
menjawab dengan tepat menyebutkan partai Islam dan 125% menjawab salah.
Atau angka kesalahan dalam menilai partai Islam lebih tinggi dari pada yang
benar.
Data di atas dibuktikan pada pertanyaan berikutnya ketika responden
ditanya partai manakah yang menurut responden mampu mewakili aspirasi
masyarakat. Hasilnya yaitu, responden yang menjawab rahasia sebanyak 30%,
PKS 1%, Nasdem 3%, Golkar 3%, Demokrat 4%, Hanura 4%, PAN 6%,
Gerindra 8%, PPP 9% PDIP 15%, PKB 17%. PBB 0% PKPI 0%.105Hasil itu
membuktikan bahwa PBB dianggap tidak mampu mewakili aspirasi
masyarakat, hal yang tidak berbeda jauh yaitu PKS hanya memperoleh
kepercayaan 1%.
Temuan di atas juga tidak berbeda jauh dengan partai politik yang
paling disenangi responden hasilnya, Rahasia 22%, PKS 1%, Demokrat 3%,
105
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan
Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.
67
Golkar 3%, Nasdem 3%, Hanura 4%, Gerindra 5%, PAN 6%, PDIP 13%,
PPP 13%, PKB 27%.
Tabel: Partai yang disenangi dan mampu mewakili aspirasi masyarakat
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
27%
17%
3%
3%
15%
13%
1%
1%
3%
3%
8%
5%
3%
4%
Disenangi
6%
6%
13%
9%
4%
4%
0%
0%
Mewakili aspirasi
Data ini menunjukan akan rendahnya masyarakat yang menyukai
partai politik berasaskan Islam bahkan PBB 0% dan PKS hanya 1% hal ini
mungkin disebabkan akan adanya pemberitaanmengenai partai politik yang
negatife termasuk partai yang berlambangkan padi dan bulan ini. Sedangkan
parta PPP yang tidak memiliki pemberitaan negatife dimedia sampai dengan
penelitian ini dilaksanakan hanya mampu meraih angka 13% dan masih kalah
jauh dari partai PKB yang memiliki masa berbasis Islam namun mampu
mendapatkat angka 27% dihati masyarakat. Dan jika di kelompokan hasilnya
yaitu partai yang berasaskan Islam hasilnya 14% disenangi masyarakat dan
23% menyukai partai politik berbasis masa Islam sedangkan di luar keduanya
sebanyak 41%.106 Selisih angka yang sangat jauh semakin membuktikan
106
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari
Kecamatan Kebumen
68
bahwa partai politik berasaskan Islam kurang disenangi Masyarakat Muslim
Kecamatan Kebumen sekalipun dibandingkan partai politik yang memiliki
masa Islam, sekalipun 98% masyarakat Kebumen beragama Islam.
Berdasarkan penemuan-penemuan di atas penulis juga menemukan
fakta bahwa penilaian masyarakat terhadap partai berasaskan Islam masih
kalah jauh dengan partai berbasis masa Islam dan parta di luar partai
keduanya. Penemuan itu yaitu ketika responden diminta memberikan
penilaian terendah partai yang paling tidak sesuai dengan kepercayaan
harapan kepentingan responden dari nilai 1 sampai dengan angka tertinggi 10
kepada 12 partai politik peserta pemilu 2014.
Hasilnya yaitu: PKB mendapat penilaian tertinggi yaitu 605 poin
sedangkan penilaian terendah menurut responden yaitu partai PBB dan PKPI
yang masing-masing 323 dan 252 poin atau jika digabungkan perolehan partai
berasaskan Islam dan partai berbasis masa Islam hasilnya
4163 poin raihan
partai berasaskan Islam (PPP,PKS,PBB) dan perolehan partai berbasis masa
Islam (PKB,PAN) hasilnya 981 poin, sedangkan di luar keduanya (Nasdem,
PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, Hanura danPKPI) 3.432 poin.
69
Tabel: Penilaian Responden Terhadap Partai Politik
700
600
500
400
300
514
605 562 565
200
425
578
564 518
494
476
323
100
252
0
PKPI
PBB
Hanura
PPP
PAN
Demokrat
Gerindra
Golkar
PDI. P
PKS
PKB
Nasdem
Penulis berpendapat pula yang didasarkan pada fakta di lapangan
bahwa ketika responden ditanyakan apakah partai politik berasaskan Islam
sudah mewakili aspirasi masyarakat pada umumnya 58% menjawab belum,
dan 23% tidak mampu menjawabnya. Hal ini menjadi alasan kuat kenapa
partai
politik
berasaskan
Islam
selalu
kalah
dikarenakan
oleh
ketidakmampuan elit partai dalam mengemban amanah rakyat yang
berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat itu sendiri.
Hasil yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya yaitu ketika responden
ditanya jika pemilu dilaksanakan saat ini partai manakah yang akan Ibu/Bapak
pilih, dari seratus responden hasilnya tidak menjawab/rahasia atau belum
menentukan pilihan sebanyak 47%, yang menjawab parta Demokrat 3%,
Gerindra 5% Golkar 3%, Hanura 5%, Nasdem 2%, PAN 5% PDIP 12%, PKB
70
6% PKS 1%, PPP 11%. Atau hasil tertinggi yaitu PDIP dengan raihan 12%
disusul parta PPP dengan raihan 11%.Meskipun angka PPP cukup
menjanjikan namun angka tersebut masih kalah dari partai PDIP yang
belakangan diketahui PDI lah pemenang pemilu sekaligus pemenang Pilpres
sekaligus. 107
Dari keseluruhan temuan-temuan penulis dibuktikan pada peristiwa
kongkrit pada hasil penghitungan suara di KPU Kebumen menghasilkan
komposisi kursi yang merata di hampir semua partai politik yang ikut berlaga
di Pileg ini. PDIP yang lima tahun lalu menjadi partai mayoritas dengan
memiliki 16 kursi kini hanya mendapatkan 9 kursi turun tujuh kursi. Ke mana
larinya kursi PDIP diperkirakan kursi itu dicuri oleh Partai Gerindra yang
pemilu lalu hanya memperoleh 1 (satu) kursi kini mendapatkan 7 (tujuh)
kursi. Disusul PPP yang pemilu lalu mendapatkan 9 kursi kini rontok hanya 3
kursi ke mana yang enam kursi.
Diperkirakan suara PPP lari ke PKB yang kini mendapatkan 6 kursi di
DPRD Kebumen. Partai yang naik suaranya selain Gerindra dan PKB adalah
PAN dan PKS. PAN dan PKS mendapatkan 7 kursi kursi. Golkar turun 2
kursi dari 7 ke 5 kursi. Nasdem, partai baru ternyata mendapat respon dengan
mendapatkan 5 kursi. Demokrat yang mendapatkan 7 kursi pemilu lalu kini
turun, tinggal 4 kursi. Hanura yang semula tidak mempunyai kursi kini
107
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan
Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.
71
memiliki satu kursi. 108Meskipun demikian tetap saja partai politik Islam masih
kalah sekalipun raihan kursi digabungkan dengan partai politik Islam lainya.
Dari beberapa penemeuan-penemuan di atas dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam
masih belum mampu menandingi keunggulan dari kepercayaan Masyarakat
Muslim terhadap partai politik barbasis masa Islam dan di luar parta
keduanya, terlebih kecilnya perolehan kursi partai di tingkat DPD pada pemilu
legislatif 2014 bahkan terjadi penurunan pada partai PPP yang tahun
sebelumnya mendapatkan 9 kursi turun menjadi 3 kursi.
2. Tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi
masyarakat
Partai politik merupakan gambaran wajah peran rakyat dalam
percaturan politik nasional atau dengan kata lain merupakan cerminan tingkat
partisipasi politik masyarakat. Adanya keterkaitan partai politik terhadap
partisipasi politik untuk kemajuan sebuah Negara maka penulis melakukan
penelitian berkaitan dengan itu, hasilnya yaitu:
108
http://kebumennews.com/tidak-ada-partai-mayoritas-di-kebumen-kursi-pdiptertinggi/diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:51
72
Grafik Tingkat Efektifitas Partai Politik Dalam
Mempengaruhi Partisipasi Masyarakates
10%
13%
7%
70%
Rahasia
Ragu-Ragu
Efektif
Kurang Efektif
Hal inilah yang membuat penulis beranggapan bahwa salah satu
indikasi terhadap besarnya angka golput (seseorang yang berhak mencoblos
namun tidak menggunakan hak itu) di Indonesia yang angkanya selalu besar
di antaranya disebabkan karena ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai
politik itu sendiri.109
Berbeda pada kondisi di
mana
masyarakat
mulai menurun
kepercayaanya terhadap partai politik yang secara tidak langsung berpengaruh
pada tingkat partisipasi masyarakat pada umumnya dalam menyalurkan
aspirasinya pada pemilihan umum.Hal itu terbukti pada tingkat golput yang
masih tinggi yaitu lebih dari 30% di seluruh Indonesia. Keadaan ini berbeda
pada partai yang berbasis masa Islam yaitu PKB di mana PKB yang meraih
suara yang cukup tinggi di Kecamatan Kebumen seperti yang telah dilangsir
109
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari
Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.
73
media setempat yaitu, Hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 di Kebumen
mengubah peta politik lokal Kebumen.
Banyak kejutan terjadi, di antaranya perolehan suara yang signifikan
dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kedua partai ini
nampaknya akan siap mengantarkan calon legislatifnya dengan jumlah yang
patut diperhitungkan di Pilpres dan Pilgup mendatang. Zaeni Miftah Ketua
DPC PKB Kabupaten Kebumen mengungkapkan rasa syukur mendalam atas
bangkitnya kembali PKB . “Alhamdulillah, Pileg 2014 PKB mendapatkan
kembali kepercayaan dari konstituen. Nahdliyin kembali bersatu dan
memberikan suaranya untuk PKB”, katanya. Ketika ditanyakan soal berapa
kursi legislatif yang dapat diraih, Zaeni optimis PKB dapat tujuh kursi.
Gerindra yang lima tahun lalu hanya mendapatkan satu kursi, kini
bakal naik diperkirakan mendapatkan tujuh kursi. “Tampaknya pemilu
sekarang rakyat jelas mendukung siapa presiden yang akan datang, Gerindra
mencalonkan Prabowo, maka suara gerindra naik, Alhamdulillah” Tutur
Khoeruzaman, Sekretaris Gerindra Kebumen.
Dengan kembali jayanya PKB ini telah mengembalikan pamor PKB
sebagai partai yang terlahir dari ulama NU untuk kepentingan bangsa. Di
tingkat nasional kenaikan perolehan suara PKB memang fenomenal. Dengn
perolehan suara di atas 9% secara nasional telah mengembalikan kepercayaan
74
masyarakat akan sepak terjang partai berlambang bola dunia ini yang patut
didukung. Banyak yang menganalisa bahwa kenaikan perolehan PKB
didorong oleh Mahfudz effect, Rhoma effect, Ahmad Dhani effect.110
Temuan di atas diperkuat pada jawaban responden ketika ditanya jika
pemilu dilakukan saat ini partai politik mana yang menjadi pilihan responden
yaitu, 47% menjawab tidak tahu dan rahasaia. Hasil seperti ini bisa saja terjadi
disebabkan karena ketidak percayaan masyarakat terhadap partai politik
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu sebanyak 70%. Perolehan
masing-masing partai yaitu PKS 1%, Nasdem 2%, Golkar 3%, Demokrat 3%,
Gerindra 5%, Hanura 5%, PAN 5%, PKB 6%, PPP 11%. PDIP 12%, atau jika
dikelompokan yaitu:
Tabel: Pilihan masyarakat terhadap partai jika pemilu dilakukan saat ini
Pilihan masyarakat terhadap partai
Parta berbasis
Islam
30%
11%
12%
110
Parta berasas
Islam
47%
Partai di luar
keduanya
Tidak memilih
http://kebumennews.com/gerindra-dan-pkb-naik-100-persen-di-kebumen/diunduh
11/21/2014 jam 22:59
jumat
75
Seperti halnya Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden
sebelumnya
tahun
2014
bahwa
proses
rekapitulasi
hasil
penghitungan suara dan penyusunan berita acara di tingkat KPU Kabupaten/
Kota yang dilaksanakan tanggal 16 s/d 17 Juli 2014 ditemukan fakta bahwa,
berdasarkan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara
pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk masingmasing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden adalah sebagai berikut:
H. Prabowo Subianto - Ir. H.M. Hatta Rajasa dengan perolehan suara
sejumlah 257.306 (37,84%) dan Ir. H. Joko Widodo - Drs. H.M. Jusuf Kalla
dengan perolehan suara sejumlah 422.713 (62,16%)dengan total suara sah
sejumlah 680.019, suara tidak sah sejumlah 7.653, dan jumlah suara sah dan
tidak sah 687.672 dengan tingkat partisipasi pemilih sebesar 65,95%,. Itu
membuktikan angka golput yang masih di atas 70%.111
3. Perilaku bermedia masyarakat dalam mengakses informasi politik
Adanya keterkaitan perilaku bermedia responden terhadap perilaku
berpolitik karena jumlah media yang beredar di Indonesia saat ini sangat
banyak. Surat kabar, radio majalah dan televisi merupakan sarana yang paling
111
http://kpu.kebumenkab.go.id/berita-201-rekapitulasi-pilpres-di-kpu-kebumen.htmldiunduh
jumat 11/21/2014 jam 22:59
76
banyak dan paling murah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat
selain dari media sosial seperti facebook twitter dan sebagainya.
Di masa kampanye terbuka,media massa menjadi sarana strategis bagi
partai politik untuk menyampaikan pesan politiknya baik melalui iklan
maupun pemberitaan. Iklan dan pemberitaan melalui media massa signifikan
dalam mendongkrak popularitas calon dan mempengaruhi preferensi pemilih.
Pentingnya media massa dalam kampanye dikarenakan, pertama, daya
jangkaunya yang luas dalam menyebarkan informasi politik, yang mampu
melewati batas geografis, kelompok, umur, jenis kelamin dan status sosialekonomi serta paham atau ideologi.
Kampanye terbuka pemilu 2014 di media (cetak dan online) PDIP
mendapatkan frekuensi pemberitaan terbanyak dengan 26%. Diikuti oleh
Demokrat 13%, Golkar 11%, Gerindra 10%, dan PKS 9%. Hal ini
mengindikasikan kelima parpol ini merupakan parpol yang paling
mendapatkan sorotan oleh media massa. Untuk temuan pemberitaan positif
PDIP mendapatkan 24%, diikuti oleh Demokrat dengan 13%, Golkar 12 %,
Hanura 10%, PKS 10%, serta Gerindra 8%. Pemberitaan positif ini
berpeluang meningkatkan elektabilitas dari parpol tersebut.
77
Tabel: Frekuensi pemberitaan partai politik
35%
30%
29%
25%
26%
20%
19%
15%
10%
5%
0%
7% 6%
11%
4% 6%
9%
2% 5% 7%
13%
11% 10% 13%
11% 12%
11%
7%
11% 9%
2%
4%
Media
Online
Media
Cetak
Agreg
atif
7%
4%
5%
8%
4% 3%
7% 1% 3%
7% 2% 4%
Melalui media massa, sebuah iklan atau pemberitaan politik menjadi
perhatian publik. Kedua kemampuan media massa mengatur kualitas dan
kuantitas pesan kampanye melalui iklan maupun pemberitaan. Sebuah iklan
atau pemberitaan bisa ditingkatkan melalui jumlah eksemplar pada majalah
dan surat kabar, juga bisa diulang-ulang penyiarannya oleh televisi. Hal
tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat besar dalam masyarakat di
masa kampanye ini. Ditambah lagi adanya konfigurasi kepentingan media
terhadap parpol yang dapat bekerja sebagai mesin politik di masa kampanye
ini. Oleh karena itu sangat penting untuk menyimak pemberitaan sejumlah
media selama tahap kampanye terbuka ini pada 16 Maret s/d 5 April 2014. 112
112
http://theindonesianinstitute.com/wp-content/uploads/2014/04/Laporan-Media-MonitoringKampanye-Pemilu-2014_TII_Final.pdfdiunduh jumat 11/21/2014 jam 22 59
78
Berdasarkan keterangan di atas tentang pentingnya peranan media
dalam mempengaruhi perilaku politik penulis mengelompokan jumlah
responden secara lebih terperinci yaitu, dari 100 responden yang mengakses
informasi melalui media, surat kabar, televisi, radio, berita online, media
sosial, informasi dilingkungan aktifitas yang dikelompokan dengan kategori
selalu (setiap hari), sering (beberapa kali dalam seminggu), kadanmg-kadang
(sekali dalam seminggu), jarang (sebulan sekali), hasilnya yaitu:
Tabel: Perilaku bermedia masyarakat dalam mengakses informasi politik
100%
87%
62%
50%
Sering
0%
Jarang
78%
81%
62%
25%
13%
56%
22%
12%
16% 13%
11%
10%
8%
0%
Surat Televisi
Radio
Kabar
Berita
Online
Media
Sosial
24%20%
Aktifitas
Berdasarkan temuan di atas penulis menyimpulkan bahwa perilaku
bermedia responden terhadap perilaku berpolitik dalam perspektif komunikasi
politik disimpulkan bahwa mayoritas responden terbanyak dalam intensitas
1-7 kali dalam seminggu mengakses informasi politik melalui surat kabar,
elektronik televisi yaita sebanyak 62%. Sedangkan berita online dan media
79
sosial seperti facebook dan twetter masih di bawah 20%, namun lingkungan
aktifitas dan surat kabar dinilai masih cukup efektif dalam mempengaruhi
perilaku politik (26% dan 25%).113
113
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan
Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian, penjelasan dan analisa penulis tentang tingkat Kepercayaan
Masyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasas Islam pada pemilu 2014
maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1.
Tingkat tingkat kepuasan dan preferensi pilihan Masyarakat Muslim
terhadap partai politik berasas Islam rendah (14%) dan belum mampu
mengalahkan keunggulan dari kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap
partai politik barbasis masa Islam (23%) dan di luar keduanya (41%) yang
disebabkan karena partai politik berasas Islam belum mampu mewakili
aspirasi masyarakat.
2.
Tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi
politik buruk, yaitu sebanyak 70% masih menganggap partai politik belum
efektif dalam mewujudkan program-program yang telah disusun sesuai
dengan ideologi partai politiknya masing-masing.
3.
Perilaku masyarakat muslim Kecamatan Kebumen dalam mengakses
informasi politik
berdasarkan temuan penulis dapat disimpulkan bahwa,
masyarakat Kecamatan Kebumen
mayoritas mengakses informasi politik
melalui pemberitaan media elektronik televisi (62%).
80
81
B. Saran-saran
Dari hasil studi dan kajian tentang observasi yang tertuang dalam skripsi
ini, kiranya tidak berlebihan jika penulis mengemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Hendaknya partai politik berasas Islam bersama elit-elit politiknya
berbenah diri dan mencari trobosan-trobosan baru semisal penggabungan
partai berasaskan Islam atau bahkan dengan partai berbasis masa Islam
sekaligus.
2.
Tingginya masyarakat Kebumen dalam mengakses informasi politik
melalui televisi hendaknya bisa menjadi acuan partai politik dalam
menyampaikan informasi ataupun kampanye politik haruslah diperbanyak
intensitasnya melalui media elektronik televisi di bandingkan menggunakan
cara-cara yang konvensional seperti pawai keliling kampung/daerah.
82
DAFTAR PUSTAKA
Surbakti Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
1992
Macridis Roy. C, dkk. Perbandingan Politik, Jakarta: Erlangga, 1996
Noer Deliar, Partai Islam di Pentas Nasional, Bandung: Mizan, 1997
Liddle R. William, Islam Politik dan Modernisasi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1997
Prawira Rusadi Kantap, System Politik Indonesia, Bandung: Sinar Baru Algen Sindo,
2004
Bungis M. Burhan, Motodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2008
www.lsi.or.id
www.kabkebumen.co.id
Noer Deliar, Mengapa Partai Islam Kalah, “Perjalanan Politik Islam dari Pra Pemilu
’99 sampai pemilu presiden”, Jakarta: Alvabet, 1999
www.bps.go.id
Faridah Ipah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006
Silalah Johan O, Mengurai Masalah Bangsa dan Negara, Jakarta: Johansfoundation,
2012
Prasetio Bambang, dkk. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011
Esposito John L, Masa Depan Islam, Bandung: Mizan, 2010
83
Mas’oed Mohtar, Perbandingan System Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada
University, 2000
Schroder Peter, Strategi Politik, Jakarta: Friedrik, 2008
Rusli M. karim, Dinamika Budaya dan Politik Dalam Pembanguna, Yogyakarta:
Tiara Wacana Yoga, 1991
Budiarjo Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
Subagyo Firman, Menata Paratai Politik, Jakarta: Rmbooks, 2009
Maksudi Beddi Iriawan, Sistem Politik Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2011’’’’
Peter Schroder, Strategi Politik, Jakarta: Friedrich, 2008
Sudirman
Teba,IslamOrdeBaru
‘Perubahan
Politik
dan
Keagamaan’,
Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya, 1993
Arnold Stein Berg, Kampanye Politik Dalam Praktek, Jakarta: Intermasa, 1981
Ian Adams, Ideology Politik Mutahir, Yogyakarta: Qalam, 2004
M. Rusli Karim, Negara dan Peminggiran Islam Politik, Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 1999
Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, Jakarta: LP3ES, 1985
Muhamad Iqbal dkk, Pemikiran Politik Islam Jakareta: Kencana, 2010
Aco Manafe, Mengungkap Penghianatan PKI Tahun 1965, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2007
84
Daniel Dhkidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, Jakarta: Kompas
Gramedia, 2004
Imam Suprayogi, Kyai dan Politik, cet.2 Malang: UIN Malang press, 2009 hal.161
Sudirman Teba, Islam Orde Baru,” Perubahan Politik dan Keagamaan” Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 1993
Sudirman Teba, Islam Pasca Orde Baru, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001
A. Ubaedilah, Pendidikan Kewarganegaraan, cet.4, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009
Bintang Sri Pamungkas, Dari Orde Baru ke Indonesia Baru lewat Reformasi Total,
Jakarta: Erlangga, 2001
R. William liddle, Partisipasi dan Partai Politik, Indonesia Pada Awal Orde Baru,
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Nanang Tahqiq, Politik Islam, Jakarta: Kencana, 2004
http://kebumennews.com/toponimi-joko-sangkrib-asal-muasal-kebumen/diunduh hari
sabtu 14/11/2014 jam 12:16
Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.1
http://id.scribd.com/doc/119415780/demografi-kebumen diunduh hari sabtu
14/11/2014 jam 12:34
85
http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php
diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 12:37
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=19 diunduh hari sabtu
14/11/2014 jam 12:34
Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.7-8
http://id.scribd.com/doc/119584593/penduduk-kebumen.
diunduh
hari
sabtu
14/11/2014 jam 12:34
Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.13
Buku Katalog BPS.Kecamatan Kebumen.hal.37
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=subject&id=5 diunduh hari sabtu
14/11/2014 jam 15:45
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=16 diunduh hari sabtu
14/11/2014 jam 15:45
http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=39 diunduh hari sabtu
14/11/2014 jam 15:45
http://kebumennews.com/berziarah-ke-makam-mbah-lancing/ sabtu 14/12/2014 jam
15:4
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5-ini-hasil-lengkaprekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014 diunduh jumat 21/11/2014 jam 10:28
http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-PemilihPemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 21/11/2014 jam 22:31
86
http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-PemilihPemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 21/11/2014 jam 22:34
Subekti R, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, hal.90
http://birokrasi.kompasiana.com/2012/07/13/orang-kaya-indonesia-sudah-134-jutapertanda-apakah-ini-471075.htmldiunduh jumat 21/11/2014 jam 22:47
http://www.pnpmmandiri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=484:
menko-kesra-angka-kemiskinan-di-2012-menurun&catid=17:beritadaerah&Itemid=275 diunduh jumat 21/11/2014 jam 22;49
http://kebumennews.com/tidak-ada-partai-mayoritas-di-kebumen-kursi-pdiptertinggi/diunduh jumat 21/11/2014 jam 22:51
Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari
Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.
http://kebumennews.com/gerindra-dan-pkb-naik-100-persen-di-kebumen/diunduh
jumat 21/11/2014 jam 22:59
http://kpu.kebumenkab.go.id/berita-201-rekapitulasi-pilpres-di-kpukebumen.htmldiunduh jumat 21/11/214 jam 22:59
http://theindonesianinstitute.com/wp-content/uploads/2014/04/Laporan-MediaMonitoring-Kampanye-Pemilu-2014_TII_Final.pdfdiunduh jumat 21/11/2014
jam 22:59
..
KUESIONER
Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen Terhadap
Partai Politik Berasas Islam
UIN Jakarta.
DAWUD
111OO45200018
14
SURAT PENGANTAR
Bapak dan Ibu Yang Terhormat
Saya Dawud, Mahasiswa program Tata Negaraan Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta. Saaat
ini saya sedang mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi sebagai persyaratan untuk
mencapai gelar S1 pada jurusan Ketata Negaraan Islam
Untuk itu saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk menjawab
sejumlah pertanyaan dalam kuesioner ini, agar saya mendapatkan data yang valid untuk
mengukur tingkat kepercayaan masyarakat Islam Kecamatan Kebumen terhadap partai politik
berasas Islam
Penilitian ini dilakukan semata hanya untuk kepentingan akademis dan tidak berpengaruh
terhadap Bapak/Ibu. Saya sangat menghargai bantuan Bapak/Ibu untuk mendukung penelitian
ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Dawud
1110045200018
ID RESPONDEN
R1
R2
R3
L
P
Kuesioner
Survei Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen Terhadap Partai
Politik Berasas Islam 2014
Selamat Pagi/siang/sore/malam Bapak/Ibu/Sdra/Sdri, Saya Dawud Mahasiswa UIN Jakarta sedang mengadakan
penelitian mengenai tingkat kepercayaan masyarakat Islam terhadap Partai politik berasas Islam pada pemilu 2014.
Rumah ini merupakan salah satu dari 100 kediaman di Kecamatan Kebumen yang dipilih secara acak. Mengingat
pentingnya penelitian ini kami mengharapkan pertisipasi anda dalam menjawab berbagai pertanyaan berikut ini.
Petunjuk Penetapan Responden: urutkan dari yang tertua hingga yang termuda semua penghuni rumah yang
berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah, tetapi bukan TNI atau polisi aktif, bukan tamu bukan pembantu
rumah tangga. Tarik garis mendatar dibawah nama orang terakhir, kemudian tarik garis kebawah dari nomor yang
dilingkari. Pertemuan antara kedua garis tersebut menunjukan responden yang terpilih.
NAMA
Nama Responden
Alamat
USIA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1
3
4
1
6
5
2
3
7
2
1
2
3
1
1
4
2
5
4
8
3
1
1
2
3
5
1
3
4
6
3
5
1
2
1
3
2
4
7
6
5
4
6
1
2
3
1
2
1
7
3
8
1
7
1
1
1
2
4
2
3
5
2
6
:
:
RT:
RW:
Kota/Kabupaten
Nomor Telepon
4
1
1
2
4
3
5
1
1
7
2
:
Kelurahan/Desa
Provinsi
8
1
1
3
2
5
6
2
4
9
1
9
1
2
1
1
4
3
6
8
2
5
10
1
2
2
2
3
5
4
7
6
9
Latar Belakang: Identitas Responden
1. Kecamatan kediaman Responden?
………………………..
2. Klasifikasi wilayah?
1. Perkotaan
2. Pedesaan
3. Jenis kelamin?
1. Laki-laki
2. Perempuan
1. Belum menikah
3. Menikah
5. Janda/Duda kematian
2. Tidak menikah
4. Janda/Duda cerai
4. Status perkawinan?
5. Status Bapak/Ibu/saudara dalam keluarga?
1. Kepala keluarga
2. Anggota keluarga
6. Tahun lahir bapak/ibu/saudara ?
…………………..tahun
7. Pendidikan formal terahir yang Bapak/Ibu/Saudara selesaikan?
1. Tidak Sekolah
5. Tamat SMP Umum
9. Tamat P. Tinggi
2. Tidak Tamat SD
6. Tamat madrasah tsanawiah
10.Tamat P.T. Islam
3. Tamat SD
7. Tamat SMA Umum
11. Tamat pascasarjana
4. Tamat Madrasah Ibtidaiah
8. Tamat Madrasah Aliah
8. Suku Bapak/Ibu/Saudara?
1. Jawa
5. Batak/tapanuli
9. Minahasa/manado
2. Betawi
6. Minang/padang
10. Campuran….+…...
3. Sunda
7. Bugis/makasar
11. Lainya…………....
4. Cina
8. Melayu
9. Agama/Bapak/Ibu/Saudara?
1. Islam (NU)
2. Islam (Muhamadiah)
3. Lainya………..…….
1. Pelajar/Mahasiswa
4. Pensiunan
7. Pegawai lepas
2. Ibu Rumah Tangga
5. PNS
8. Pedagang.
3. Tidak Bekerja
6. Pegawai Suasta
9. Lainya………………
10. Pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara?
11. Berapa rata-rata pengeluaran keluarga Bapak/Ibu/Saudara dalam sebulan?
Rp…………………………………………………………………………………………………..
12. Berapa rata-rata penghasilan Bapak Ibu/Saudara dalam sebulan?
Rp………………………………………………………………………………………………….
13. Berapa daya listrik dirumah Bapak/Ibu/Saudara?.............................................................Watt
1. < 450 watt
3. 1300 watt
5. 3300 watt
2. 900 watt
4. 1200 watt
6. Diatas 3300 watt
Akses informasi politik
Dalam sebulan terahir seberapa sering
Bapak/Ibu/Saudara mengikuti informasi
berita politik melalui media berikut:
Surat kabar
Televise
Radio
Berita online
Media sosial facebook, twiter dll
Informasi dilingkungan aktifitas
20. Dari berbagai bentuk media diatas,
Sering(beber Kadang
Selalu
Jarang
Tidak
(setiap
apa kali
(semingg (sebulan
pernah
hari)
seminggu)
u sekali) sekali)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
media apakah yang paling Bapak/Ibu/Saudara percayai
kebenaran informasinya?
21. Sejauh ini apa yang paling Bapak/Ibu/Saudara ketahui tentang pengelempokon partai politik di
Indonesia. ?
1. Partai Politik Islam
3. Partai Politik Islam dan Nasionalis
2. Partai Politik Nasionalis
4. Tidak tahu.
22. Mana saja partai yang menurut Bapak/Ibu/Saudara partai berasas Islam?
Sebutkan: …… .………………………99. Tidak tahu
23. Seberapa efektifkah partai politik dalam mempengaruhi kehidupan dan partisipasi saudara dalam
berpolitik?
1. Kurang efektif
3. Ragu-ragu
5. Sangat efektif
2. Efektif
4. Tidak tahu
6. Sangat tidak efektif
24. Seberapa efektifkah partai politik berasas Islam dalam mempengaruhi kehidupan dan partisipasi
saudara dalam berpolitik?
1. Kurang efektif
3. Ragu-ragu
5. Sangat efektif
2. Efektif
4. Tidak tahu
6. Sangat tidak efektif
25. Sebutkan satu partai yang paling ibu senangi?
26. Partai manakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara bisa mewakili aspirasi?
27. Apa yang paling Bapak/Ibu/Saudara harapkan dari parta pemenang pemilu 2014 nanti?
1. Kemudahan lapangan kerja
3. Pendidikan gratis
2. Kesejahteraan ekonomi
4. Pengobatan gratis
5. Lainya………………
28. Pada periode ini apakah partai berasas Islam sudah mewakili aspirasi Bapak/Ibu/Saudara?
1. Sudah
3. Sedikit mewakili
2. Belum
4. Tidak tahu
29. Jika pemilu dilakukan saat ini partai politik mana yang menjadi pilihan Bapak/Ibu/Saudara?
1. Partai…………………….……
99 tidak tahu
88. Tidak Jawab/Rahasia
30. Mengapa Bapak/Ibu/Saudara memilih partai tersebut?
Alasan………………………………………………………………………………………..……
31. Jika pemilu dilakukan saat ini partai manakah yang paling Bapak/Ibu/Saudara harapkan tidak
menang pemilu?
Partai………………………….
99. Tidak tahu
88 Tidak jawab/rahasia
Saat ini terdapat 12 Partai Politik Nasional (selain partai lokal Aceh) yang akan bersaing di
pemilu 2014, jika saudara diminta memberikan poin penilaian dari angka terendah 1 kepada
partai yang paling tidak sesuai dengan kepercayaan dan harapan kepentingan saudara hingga
sekor 10 = tertinggi pada pertain yang paling saudara percayai dan bisa mewakili aspirasi harapan
kepentingan saudara.
Berapa nilai yang diberikan pada partai politik berikut?
Partai Politik
Nasional Demokrat (Nasdem)
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
PDI Perjuangan (PDIP)
Partai Golkar
Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindra)
Partai Demokrat
Partai Amanat Nasional (PAN)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
Partai Bulan Bintang (PBB)
Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI)
Update vik 1.1.2015. malam
Penilaian
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Panduan Sampling
UIN JAKARTA
Tingkat Kepercayaan Masyarakat Islam Kecamatan
Kebumen Terhadap Partai Politik Berasas Islam
DAWUD
1110045200018
1. PANDUAN MEMILIH RT/SLT
ATAU SATUAN TERKECIL (SLT) DESA LAINNYA
Target →Memilih 2
RT/SLT
1. Kunjungi kantor Kelurahan/Desa untuk mencari daftar Rt/Dusun, Satuan lingkungan
terkecil (SLT) yang berlaku di daerah itu.
2. Cari tahu struktur pembagian wilayah di Desa/Kelurahan untuk mengetahui apakah
menggunakan sistem RW-RT atau masih menggunakan nama Dukuh, Dusun, atau nama
SLT lainnya. Catat juga jumlah total RT dan total keluarga di Desa/Kelurahan tersebut.
3. Konfirmasi dan mencatat RT atau Dusun di Desa tersebut (catatan, catat nama RT dan
sesuai kondisi lapangan. Contoh, jika nama RW-RT di Desa bersangkutan dimulai dari
RW 45 RT 11, tuliskan sesuai kondisinya, janganditulis: RW 1-RT 1).
4. Buat susunan dafta rurut RT (dari nomor terkecil ke-besar) atau nama Dusun/Dukun
berdasarkan urutan huruf depan (dari A-Z), laluberi nomor urut (lihat contoh pengurutan
RT padaTabel 1).
5. Hitunglah Interval RT/SLT = Jumlah RT/SLT di Desa
2
Contoh (lihat tabel 1)
Interval RT/SLT = 7/2 = 3,5 = 3 (berapapun angka dibelakang koma, bulatkan
kebawah)
6. Tentukan angka random dari tabel angka random berdasarkan angka interval desa yang
sudahdiperoleh. Contoh: lihat Tabel Random (Angka random dari 7→1)
7. RT/SLT terpilih ke-1 adalah RT/SLT ke-1 yaitu RW 1-RT 1 atau Dukuh Angsana
8. RT/SLT terpilih ke-2 adalah RT/SLT ke 1+3 (Interval RT) = RT/SLT ke-4 yaitu RW
2-RT 1 atau Dukuh Jaya.
TABEL 1
Contoh Pengurutan Rt
Contoh Pengurutan Dusun
NO. URUTAN RW-RT
1
RW 1 - RT 1
NO. URUTAN DUSUN – DUKUH
1
Dusun Ampara – Dukuh Angsana
2
2
3
RW 1 - RT 2
RW 1 - RT 3
3
Dusun Ampara – Dukuh Atama
Dusun Atas
– Dukuh Bawah
4
RW 2 - RT 1
4
Dusun Ilir
- Dukuh Jaya
5
RW 2 - RT 2
5
Dusun Ilir
- Dukuh Barat
6
RW 2 - RT 3
6
Dusun Atas - Dukuh Jati
7
RW 3 - RT 3
7
Dusun Atas - Dukuh Timur
CATATAN LAPANGAN INTERVIWER :
TABEL URUTAN RT/SLT
NAMA DESA/KELURAHAN
JUMLAH RT/SLT
JUMLAH KELUARGA
DAFTAR URUTAN RT (SATUAN
NO. LINGKUNGAN TERKECIL DI
DESA)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
: ………………………………………………
: ………………………………………………
: ……………………………………………KK
DAFTAR
URUTAN
RT
NO. (SATUAN
LINGKUNGAN
TERKECIL DI DESA)
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
2. PANDUAN MEMILIH KELUARGA
TARGET → MEMILIH 3 Keluarga dari 2 RT terpilih
Mengunjungi 2 RT Terpilih,
→
Menyusun daftar nama-nama
keluarga di RT tersebut
Hitung Interval
Keluarga di RT
tersebut
Tentukankeluargate
rpilih di kedua RT
tersebut
Tahapan kerja
1. Kunjungi kedua RT terpilih tersebut. Temui masing-masing ketua RT atau Ketua
lingkungan tersebut untuk melakukan silarutahim/izin melakukan penelitian. Lalu
mintalah daftar keluarga (KK) di RT/lingkungan tersebut. (pencatatan harus dilakukan
dengan bolpoin, tidak boleh memakai pensil).
2. Susunlah daftar nama Kepala Keluarga seperti contoh tabel 2 (yang terseedia) di kedua
RT. Susunan urutan nama berdasarkan data di RT, atau keterangan lisan dari Ketua
RT/SLT atau pengurus RT/SLT yang mempunyai daftar KK tersebut.
3. Buat susunan daftar nama KK di RT tersebut. Nama KK disusun sesuai urutan pencatatan
di RT, sesuai urutan keterangan lisan dari Ketua atau pengurus RT/SLT yang memiliki
KK. (lihat contoh penyusunan nama keluarga pada tabel 2).
4. Hitung interval keluarga = JumlahKeluarga di RT
3
Contoh (lihat tabel 2)
Interval KK = 32 : 3 = 10,6 = 10 (berapapun angka dibelakang koma, bulatkan
kebawah
5. Tentukan angka random dari table angka random berdasarkan angka interval KK yang
sudah diperoleh.
Contoh (lihat tabel random)
Angka random dari 10 → 2
6. Keluarga terpilih ke – 1 di RT ke – 1 adalah KK ke – 2 yaitu keluarga Bapak Agus.
7. KK terpilih ke – 2 di RT ke – 1 adalah KK ke 2 + 10 (interval KK) = 12, yaitu keluarga
Bapak Sukaesih.
8. KK terpilihke – 3 di RT ke – 1 adalah KK ke 12 + 10 (interval KK) = 22, yaitu keluarga
bapa benny.
9. Jikaternyata ada keluarga yang menjadi target sampel susah ditemu atau menolak, maka
penggantinya adalah keluarga yang berada dinomor urut selanjutnya. Contoh: keluarga
terpilih ke-1 (bapa agus) tidak bisa→diganti ke keluarga no 3 (Burhanudin). Jika tidak
ada juga→diganti no 4 (Budi Kusuma) dst.
Kasus kusus:
10. Jika pihak RT (ketua atau pengurus ) tidak bias atau tidak bersedia memberikan data,
kembali lihat catatan urutan RT/SLT. Pindahke RT lain dibawahnya, demikian
seterusnya. Contoh : sebelumnya, RW-RT terpilih adalah RW 1-RT 1. Karena alasan
kusus, di RW1-RT1 tidak bias diperoleh data keluarga ,maka pindah ke RT dibawahnya
yakni RW 1-RT2.
TABEL 2. CONTOH PANDUAN MEMILIH KELUARGA
RT Ke-1→ Target 3 keluarga
Daftar keluarga RW1-RT1
DAFTAR URUTAN RT
NO. (SATUAN LINGKUNGAN
TERKECIL DI DESA)
1
2
Agus (keluarga terpilih ke-1)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Sukeisi (keluarga terpilih ke-2)
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Benny (keluarga terpilih ke-3)
23
24
25
RT Ke-2→ Target 3 Keluarga
Daftar keluarga RW2-RT1
DAFTAR
URUTAN
RT
NO. (SATUAN
LINGKUNGAN
TERKECIL DI DESA)
1
2
Saryotama (Terpilih ke-1)
3
4
5
6
10 interval 7
8
9
10
11
Zamroni (Terpilih Ke-2)
12
13
14
15
10interfal 16
17
18
19
20
21
Catur (Terpilih Ke-3)
22
23
24
25
CATATAN LAPANGAN INTERVIWER :
TABEL URUTAN KELUARGA (KK)
NAMA DESA/KELURAHAN
JUMLAH RT/SLT
NO.
: ………………………………………………
: ………………………………………………
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
NO.
NAMA
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
3. PANDUAN MEMILIH RESPONDEN
Target → memilih 4 (empat) responden, laki—laki atau perempuan, dari 1 (satu)
kelurahan terpilih.
TahapanKerja
1. Kunjungi masing–masing keluarga yang sudah terpilih lalu, mintalah daftar nama anggota
keluarga, dimasing-masing keluarga itu. Pengertian anggota keluarga : Keluarga inti (
Ayah, Ibu, dan Anak), bukan sepupu, pembantu, atau tamu atau kerabat menginap.
2. Memilih calon responden menurut jenis kelamin sesuai kriteria jenis kelamin calon
responden : laki-laki atau perempuan dan batas minimal usia.
3. Urutkan nama keluarga berdasarkan usia (dari tertua hingga termuda). Yang dicatat hanya
anggota keluarga dengan jenis kelamin sama dengan kriteria calon responden penelitian.
4. Anggota keluarga yang berusia kurang dari 17 tahun, kita coret dari daftar.
5. Setelah mencatat nama-nama anggota keluarga, tentukan responden terpilih berdasarkan
nama-nama yang ada dihalaman kuesioner.
6. Jika calon responden pergi, tanyakan kepastian bias diwawancarai atau tidak, kapan
pulang. Jika calon responden berhalangan (missal: keluar kota hingga waktu surfei selesai,
sakit dll) coret dari daftar responden. Ulangi lagi memilih responden dengan prosedur
yang sama.
Contoh: dikeluarga pertama ada 5 (lima) orang anggota keluarga. Bapak: Yohan, Ibu Ratna,
Anak Palupi dan Topan, dan Purwanto. Kita lihat pada form kuesioner, yang dilingkari warna
merah (lihat gambar dibawah) adalah laki-laki. Maka kita akan mencari responden laki-laki
untuk rumah pertama. Sehingga, yang kita catat hanya nama-nama anggota keluarga yang
berjenis kelamin laki-laki saja. Setelah itu kita tentukan responden terpilih. Cara memilih
responden lihat tabel ke 3. Form isian ini bisa dilihat di kuesioner.
Tabel 3. CONTOH PANDUAN MEMILIH RESPONDEN
No. Responden
Laki-laki Perempuan
(hanya diisi oleh Penulis)
Kuesioner
Survei Tingkat Kepercayaan Masyarakat Islam Kecamatan Kebumen Pada Partai Politik
Berasas Islam.
Selamat Pagi/siang/sore/malam Bapak/Ibu/Sdra/Sdri, saya Dawud dari Mahasiswa UIN Jakarta
sedang mengadakan penelitian mengenai tingkat kepercayaan masyarakat Islam terhadap Partai
politik Berasas Islam 2014. Rumah ini merupakan salah satu dari 100 kediaman di kecamatan
kebumen yang dipilih secara acak. Mengingat pentingnya penelitian ini kami mengharapkan
partisipasi anda dalam menjawab berbagai pertanyaan berikut ini.
Petunjuk Penetapan Responden: urutkan dari yang tertua hingga yang termuda semua
penghuni rumah yang berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah, tetapi bukan TNI atau polisi
aktif, bukan tamu bukan pembantu rumah tangga. Tarik garis mendatar dibawah nama orang
terakhir, kemudian tarik garis kebawah dari nomor yang dilingkari. Pertemuan antara kedua
garis tersebut menunjukan responden yang terpilih.
RUMAH TANGGA
NAMA
Yohan
Topan
Purwanto
USIA
NO.
57
43
17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
3
4
1
6
5
2
3
7
1
2
3
1
1
4
2
5
4
8
1
1
2
3
5
1
3
4
6
3
1
1
2
4
3
5
1
1
7
2
1
2
1
3
2
4
7
6
5
4
1
2
3
1
2
1
7
3
8
1
1
1
1
2
4
2
3
5
2
6
1
1
3
2
5
6
2
4
9
1
1
2
1
1
4
3
6
8
2
5
1
2
2
2
3
5
4
7
6
9
Tabel Randem Untuk Menentukan RT
Terpilih di Setiap Desa
∑ RT
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Random
2
1
3
5
3
4
7
3
4
1
1
11
2
10
7
12
10
14
12
5
1
1
2
24
∑ RT
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Random
24
14
1
6
24
13
20
21
10
27
9
6
5
11
40
4
20
16
19
31
42
39
38
31
∑ RT
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
Random
8
37
9
31
19
48
12
25
27
47
15
3
2
27
63
4
6
64
43
38
6
12
73
30
∑ RT
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
94
95
96
97
98
99
100
Random
55
16
53
59
71
20
47
52
5
79
48
39
76
6
34
27
23
75
41
46
39
72
37
1
KUESIONER
Panduan Sampling
UIN JAKARTA
DAWUD
111OO45200018
1110045200018
SURAT PENGANTAR
Bapak dan Ibu Yang Terhormat
Saya Dawud, Mahasiswa program Tata Negaraan Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta. Saaat
ini saya sedang mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi sebagai persyaratan untuk
mencapai gelar S1 pada jurusan Ketata Negaraan Islam
Untuk itu saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk menjawab
sejumlah pertanyaan dalam kuesioner ini, agar saya mendapatkan data yang valid untuk
mengukur tingkat kepercayaan masyarakat Islam Kecamatan Kebumen terhadap partai politik
berasas Islam
Penilitian ini dilakukan semata hanya untuk kepentingan akademis dan tidak berpengaruh
terhadap Bapak/Ibu. Saya sangat menghargai bantuan Bapak/Ibu untuk mendukung penelitian
ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Dawud
1110045200018
ID RESPONDEN
R1
R2
R3
L
P
Kuesioner
Survei Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen Terhadap Partai
Politik Berasas Islam 2014
Selamat Pagi/siang/sore/malam Bapak/Ibu/Sdra/Sdri, Saya Dawud Mahasiswa UIN Jakarta sedang mengadakan
penelitian mengenai tingkat kepercayaan masyarakat Islam terhadap Partai politik berasas Islam pada pemilu 2014.
Rumah ini merupakan salah satu dari 100 kediaman di Kecamatan Kebumen yang dipilih secara acak. Mengingat
pentingnya penelitian ini kami mengharapkan pertisipasi anda dalam menjawab berbagai pertanyaan berikut ini.
Petunjuk Penetapan Responden: urutkan dari yang tertua hingga yang termuda semua penghuni rumah yang
berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah, tetapi bukan TNI atau polisi aktif, bukan tamu bukan pembantu
rumah tangga. Tarik garis mendatar dibawah nama orang terakhir, kemudian tarik garis kebawah dari nomor yang
dilingkari. Pertemuan antara kedua garis tersebut menunjukan responden yang terpilih.
NAMA
Nama Responden
Alamat
USIA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1
3
4
1
6
5
2
3
7
2
1
2
3
1
1
4
2
5
4
8
3
1
1
2
3
5
1
3
4
6
3
5
1
2
1
3
2
4
7
6
5
4
6
1
2
3
1
2
1
7
3
8
1
7
1
1
1
2
4
2
3
5
2
6
:
:
RT:
RW:
Kota/Kabupaten
Nomor Telepon
4
1
1
2
4
3
5
1
1
7
2
:
Kelurahan/Desa
Provinsi
8
1
1
3
2
5
6
2
4
9
1
9
1
2
1
1
4
3
6
8
2
5
10
1
2
2
2
3
5
4
7
6
9
Latar Belakang: Identitas Responden
1. Kecamatan kediaman Responden?
………………………..
2. Klasifikasi wilayah?
1. Perkotaan
2. Pedesaan
3. Jenis kelamin?
1. Laki-laki
2. Perempuan
1. Belum menikah
3. Menikah
5. Janda/Duda kematian
2. Tidak menikah
4. Janda/Duda cerai
4. Status perkawinan?
5. Status Bapak/Ibu/saudara dalam keluarga?
1. Kepala keluarga
2. Anggota keluarga
6. Tahun lahir bapak/ibu/saudara ?
…………………..tahun
7. Pendidikan formal terahir yang Bapak/Ibu/Saudara selesaikan?
1. Tidak Sekolah
5. Tamat SMP Umum
9. Tamat P. Tinggi
2. Tidak Tamat SD
6. Tamat madrasah tsanawiah
10.Tamat P.T. Islam
3. Tamat SD
7. Tamat SMA Umum
11. Tamat pascasarjana
4. Tamat Madrasah Ibtidaiah
8. Tamat Madrasah Aliah
8. Suku Bapak/Ibu/Saudara?
1. Jawa
5. Batak/tapanuli
9. Minahasa/manado
2. Betawi
6. Minang/padang
10. Campuran….+…...
3. Sunda
7. Bugis/makasar
11. Lainya…………....
4. Cina
8. Melayu
9. Agama/Bapak/Ibu/Saudara?
1. Islam (NU)
2. Islam (Muhamadiah)
3. Lainya………..…….
1. Pelajar/Mahasiswa
4. Pensiunan
7. Pegawai lepas
2. Ibu Rumah Tangga
5. PNS
8. Pedagang.
3. Tidak Bekerja
6. Pegawai Suasta
9. Lainya………………
10. Pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara?
11. Berapa rata-rata pengeluaran keluarga Bapak/Ibu/Saudara dalam sebulan?
Rp…………………………………………………………………………………………………..
12. Berapa rata-rata penghasilan Bapak Ibu/Saudara dalam sebulan?
Rp………………………………………………………………………………………………….
13. Berapa daya listrik dirumah Bapak/Ibu/Saudara?.............................................................Watt
1. < 450 watt
3. 1300 watt
5. 3300 watt
2. 900 watt
4. 1200 watt
6. Diatas 3300 watt
Akses informasi politik
Dalam sebulan terahir seberapa sering
Bapak/Ibu/Saudara mengikuti informasi
berita politik melalui media berikut:
Surat kabar
Televise
Radio
Berita online
Media sosial facebook, twiter dll
Informasi dilingkungan aktifitas
20. Dari berbagai bentuk media diatas,
Sering(beber Kadang
Selalu
Jarang
Tidak
(setiap
apa kali
(semingg (sebulan
pernah
hari)
seminggu)
u sekali) sekali)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
media apakah yang paling Bapak/Ibu/Saudara percayai
kebenaran informasinya?
21. Sejauh ini apa yang paling Bapak/Ibu/Saudara ketahui tentang pengelempokon partai politik di
Indonesia. ?
1. Partai Politik Islam
3. Partai Politik Islam dan Nasionalis
2. Partai Politik Nasionalis
4. Tidak tahu.
22. Mana saja partai yang menurut Bapak/Ibu/Saudara partai berasas Islam?
Sebutkan: …… .………………………99. Tidak tahu
23. Seberapa efektifkah partai politik dalam mempengaruhi kehidupan dan partisipasi saudara dalam
berpolitik?
1. Kurang efektif
3. Ragu-ragu
5. Sangat efektif
2. Efektif
4. Tidak tahu
6. Sangat tidak efektif
24. Seberapa efektifkah partai politik berasas Islam dalam mempengaruhi kehidupan dan partisipasi
saudara dalam berpolitik?
1. Kurang efektif
3. Ragu-ragu
5. Sangat efektif
2. Efektif
4. Tidak tahu
6. Sangat tidak efektif
25. Sebutkan satu partai yang paling ibu senangi?
26. Partai manakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara bisa mewakili aspirasi?
27. Apa yang paling Bapak/Ibu/Saudara harapkan dari parta pemenang pemilu 2014 nanti?
1. Kemudahan lapangan kerja
3. Pendidikan gratis
2. Kesejahteraan ekonomi
4. Pengobatan gratis
5. Lainya………………
28. Pada periode ini apakah partai berasas Islam sudah mewakili aspirasi Bapak/Ibu/Saudara?
1. Sudah
3. Sedikit mewakili
2. Belum
4. Tidak tahu
29. Jika pemilu dilakukan saat ini partai politik mana yang menjadi pilihan Bapak/Ibu/Saudara?
1. Partai…………………….……
99 tidak tahu
88. Tidak Jawab/Rahasia
30. Mengapa Bapak/Ibu/Saudara memilih partai tersebut?
Alasan………………………………………………………………………………………..……
31. Jika pemilu dilakukan saat ini partai manakah yang paling Bapak/Ibu/Saudara harapkan tidak
menang pemilu?
Partai………………………….
99. Tidak tahu
88 Tidak jawab/rahasia
Saat ini terdapat 12 Partai Politik Nasional (selain partai lokal Aceh) yang akan bersaing di
pemilu 2014, jika saudara diminta memberikan poin penilaian dari angka terendah 1 kepada
partai yang paling tidak sesuai dengan kepercayaan dan harapan kepentingan saudara hingga
sekor 10 = tertinggi pada pertain yang paling saudara percayai dan bisa mewakili aspirasi harapan
kepentingan saudara.
Berapa nilai yang diberikan pada partai politik berikut?
Partai Politik
Nasional Demokrat (Nasdem)
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
PDI Perjuangan (PDIP)
Partai Golkar
Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindra)
Partai Demokrat
Partai Amanat Nasional (PAN)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
Partai Bulan Bintang (PBB)
Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI)
Penilaian
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
A
B
1 No.
Nama
2
1 Agung Prasetyo
3
2 Farida Nur A
4
3 A. MUSYAFA ALI
5
4 Bastari Nur
6
5 MILAWATI
7
6 MOTOHAROH
8
7 MAFTUHAN
9
8 Rizka Nurul
10 9 Ani Arifatun
11 10 KHOFIFAH KH
12 11 KUNI W
13 12 WAHIDAH
14 13 Farida S
15 14 AIDA
16 15 IDAN
17 16 Khisnatul M
18 17 Agustina A
19 18 masngidah
20 19 saeful amri
21 20 Rahmat Hidayat
22 21 SOLIHIN
23 22 ANI
24 23 Emir Yanti
25 24 Evita K
26 25 Yustina M
27 26 RAHMAWATI
28 27 A, MURTAJI
29 28 NUR HASANAH
30 29 Marjan
31 30 Eli Toha Rotun
32 31 faozi
33 32 Jama
34 33 Nurhidayati
35 34 HARYANTO
36 35 AGUS BUDIMAN
37 36 Khasol
38 37 Purwati
39 38 DARMAJI
40 39 M LATOIF
41 40 M TAUFIK
42 41 AHMAD NURDIMAN
43 42 Istiqomah
44 43 FARIDA ULFA
45 44 RINI SETIAWATI
46 45 ARIF HARYANTO
47 46 KHOMSIN
48 47 LATIFAH
49 48 HAMIDAH
50 49 WATI
51 50 PUJI RAHAYU
52 51 SITI NURFAIDAH
53 52 ARIF MULYO
54 53 Wartini
55 54 Nuryati
56 55 A. BUNYAMIN
57 56 SUPRIONO
58 57 YONO
C
Usia
18
18
18
19
19
19
20
21
21
21
21
21
22
22
22
23
23
23
24
24
24
25
26
27
27
27
27
27
28
28
28
29
29
29
29
30
30
30
30
30
31
32
32
32
32
32
33
34
34
35
35
35
36
36
36
36
36
D
L/P
L
L
L
P
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
p
L
L
L
P
P
P
P
P
L
P
L
P
l
L
P
L
L
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P
P
P
P
P
L
P
P
L
L
L
E
1
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
F
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
G
3
1
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
1
1
H
4
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
5
3
1
1
3
3
3
1
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
I
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
5
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
1
1
J
6
1996
1996
1996
1995
1995
1995
1994
1992
1992
1992
1992
1992
1991
1991
1991
1991
1991
1991
1990
1990
1990
1989
1988
1987
1987
1987
1987
1978
1986
1986
1968
1985
1985
1985
1985
1984
1984
1984
1984
1984
1985
1982
1982
1982
1982
1982
1981
1980
1974
1979
1979
1979
1978
1978
1978
1978
1978
K
7
5
7
5
7
7
5
7
8
7
8
8
7
7
7
7
9
7
6
5
10
7
3
9
9
9
8
7
5
10
10
7
9
10
7
6
9
7
7
9
8
10
9
8
9
7
3
9
8
6
6
7
2
7
5
3
5
5
L
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
M
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
N
10
1
6
1
1
6
2
9
1
6
6
1
2
6
6
6
6
1
99
6
9
9
9
6
6
6
2
6
9
6
6
7
2
6
6
8
5
8
6
6
8
6
6
2
6
6
6
5
2
6
6
6
9
2
2
6
9
9
O
11
99
5rts
99
5rts
3RTS
4RTS
3RTS
5rts
2jt
99
6RTS
5RTS
4rt
4rt
4rt
3rts
5rts
99
7RTS
4rts
3RTS
1JT
1jt
1jt
1jt
5RTS
4RTS
99
2,3jt
450rbu
3rts
5rts
1,5jt
5RTS
99
5rts
99
6RTS
1,5 JT
8RTS
1,5jt
1jt
99
1JT
5RTS
1JT
5rts
99
99
99
2jt
5RTS
8rts
9rts
5rts
99
99
P
12
99
7rts
99
1,5rts
5RTS
8RTS
99
99
2jt
99
99
5RTS
475rbu
475rbu
475rbu
4rts
6rts
99
1JT
5rts
3RTS
2JT
1jt
5rts
2,5jt
99
99
5RTS
2,5jt
650rbu
99
6rts
8RTS
99
2jt
99
7RTS
3JT
1,5JT
6rts
99
99
2,5JT
7RTS
99
2jt
99
99
99
2jt
7RTS
99
99
8rts
5RTS
5RTS
Q
13
1
1
1
4
2
1
1
2
2
1
1
1
2
2
2
4
1
1
1
2
1
3
2
2
2
1
1
1
1
5
1
4
1
2
1
4
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
2
2
2
1
2
1
1
1
1
R
14
5
4
5
5
5
5
5
3
4
3
4
5
1
1
1
1
5
5
5
3
5
5
4
3
3
5
4
5
1
1
4
5
2
5
5
5
5
5
3
5
2
4
5
2
5
5
5
3
5
5
4
5
4
5
5
5
5
S
15
3
3
3
3
3
2
3
1
1
2
3
4
1
1
1
5
3
4
3
1
2
1
1
1
2
4
2
3
1
5
3
1
2
4
5
1
5
3
2
4
2
3
4
3
4
4
1
5
4
4
1
5
3
3
3
3
3
T
16
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
U
17
5
5
5
5
5
5
5
1
4
4
5
5
3
3
3
4
5
5
5
2
5
5
1
2
5
5
5
5
3
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
V
18
5
5
5
5
5
5
5
1
4
3
5
5
2
2
2
1
5
5
5
4
5
5
2
2
5
5
5
5
2
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
W
19
4
4
5
5
5
4
4
1
2
3
4
5
1
1
1
5
5
5
5
4
3
2
5
3
4
5
3
5
1
5
5
5
1
5
5
5
5
4
3
5
1
4
5
4
5
4
5
5
5
5
2
5
4
4
5
5
5
X
20
tv
tv
TV
tv
TV
TV
TV
internet
tv
TV
TV
TV
tv
tv
tv
tv
tv
tv
99
Surat Kabar
TV
TV
tv
tv
tv
TV
TV
TV
radio
tv
tv
Surat Kabar
tv
TV
99
tv
99
TV
TV
TV
tv
tv
99
Surat Kabar
TV
TV
tv
TV
TV
TV
tv
99
tv
tv
TV
TV
TV
Y
21
2
1
4
1
2
3
4
1
2
4
3
4
4
4
4
3
2
4
4
3
2
2
3
4
3
4
2
1
2
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
1
3
1
4
3
4
2
2
2
4
2
4
3
1
1
Z
22
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB,PAN
PPP, PKB, PKS
99
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB,PAN
PKB
PKB
99
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB,PAN
PPP, PKB, PKS
PPP, PKB, PKS
PPP, PKB, PKS
PKB
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB,PKS,PBB
PPP.PKPI,PBB
PPP, PKB, PKS
PPP,PKB,PAN
99
99
PPP,PKB, PAN, PKS
99
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB, PAN, PKS
99
PDI,PPP,NASDEM
PPP,PKB
99
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP
99
99
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB
99
PPP
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB
PPP,PKB
PKB
PPP,PKB
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB, PAN, PKS
AA
23
1
1
1
1
3
3
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
1
1
4
1
2
4
4
1
3
4
1
1
2
1
1
1
1
1
1
3
1
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
1
1
1
1
1
1
1
AB
24
3
1
1
3
1
3
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
4
1
2
4
1
1
4
4
1
1
3
1
1
1
1
1
1
3
1
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
1
1
1
1
1
1
1
AC
25
hanura
Nasdem
GERINDRA
PKB
DEMOKRAT
HANURA
HANURA
99
PKB
99
PKB
GERINDRA
PKB,
PKB,
PKB,
99
PAN
99
PPP
PKB
DEMOKRAT
PAN
99
99
PAN
99
HANURA
PPP
99
99
nasdem
PKB
PKB
NASDEM
99
PKB
99
PAN
PPP
PPP
PKB
PDIP
PPP
GERINDRA
PKB
PDIP
PKB
PPP
99
99
PKB
PDIP
Gerindra
Gerindra
PKB
PPP
PPP
AD
26
hanura
Nasdem
GERINDRA
PKB
DEMOKRAT
HANURA
HANURA
99
PDIP
99
PKB
GERINDRA
PKB
PKB
PKB
99
PAN
99
99
PKB
DEMOKRAT
PAN
99
99
PAN
99
HANURA
99
99
99
nasdem
PKB
PKB
NASDEM
99
Gerindra
99
PAN
PPP
PPP
PKB
PPP
PPP
Gerindra
PKB
PDIP
Gerindra
PPP
99
99
PDIP
PDIP
Gerindra
Gerindra
99
99
99
AE
27
1
1
1
1
1
1
1
3
2
3
1
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
1
2
1
4
2
1
2
3
2
1
2
2
1
2
5
2
2
2
2
2
5
2
2
1
2
5
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
AF
28
2
2
2
3
1
3
2
2
2
2
4
2
3
3
3
3
3
2
2
2
4
3
4
4
3
4
2
4
2
3
2
2
2
2
4
2
4
2
3
2
2
4
4
2
4
2
2
4
2
2
2
2
4
2
2
4
4
AG
29
hanura
Nasdem
Gerindra
PKB
DEMOKRAT
HANURA
HANURA
99
99
99
99
GERINDRA
99
99
99
99
88
99
PPP
99
DEMOKRAT
PAN
99
99
PAN
99
HANURA
PPP
99
99
nasdem
99
99
NASDEM
99
99
99
PAN
PPP
PPP
99
99
PPP
GERINDRA
99
PDIP
99
99
99
99
99
PDIP
Gerindra
Gerindra
88
PPP
PPP
AH
30
bersih peduli tegas
99
bersih peduli tegas
PARTAI ULAMA
MERASA COCOK
99
MERAKYAT
99
99
99
99
99
99
99
99
bersih peduli tegas
99
99
PARTAI ULAMA
99
MERASA COCOK
MERAKYAT
99
99
MERASA COCOK
99
MERAKYAT
IKUT IKUTAN
99
99
senang
PARTAI ULAMA
mewakili aspirasi rakyat
MERASA COCOK
99
99
99
99
99
PARTAI ULAMA
mewakili aspirasi rakyat
99
99
VISI MISI JELAS
99
SENANG
99
99
99
99
99
99
99
99
99
IKUT IKUTAN
IKUT IKUTAN
AI
31
pan
99
99
PKPI
PBB
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
PKS
PKPI
5
99
99
99
99
99
99
99
99
99
PKPI
99
9
99
99
99
99
99
PKPI
99
99
99
99
PKPI
99
99
99
99
99
99
99
99
PBB
99
99
AJ
32
6
10
5
2
4
6
5
6
2
2
4
6
4
4
4
99
6
6
4
8
8
2
6
5
4
3
2
4
4
2
8
5
3
8
6
6
4
4
3
4
3
3
6
5
6
4
6
5
1
1
2
5
3
3
4
4
4
AK
33
4
7
6
7
4
5
5
7
6
2
9
6
8
8
8
7
7
7
7
8
6
5
2
8
4
4
5
6
8
6
6
8
8
6
5
7
6
5
8
8
8
5
5
6
8
6
7
8
2
2
6
4
5
5
9
6
6
AL
34
1
6
5
3
6
7
6
6
6
5
5
5
6
6
6
5
7
6
6
8
1
4
6
6
7
3
4
3
6
6
5
6
5
6
4
6
5
4
4
6
5
4
4
5
6
9
6
6
1
1
6
3
4
5
4
3
3
AM AN
35 36
5 2
8 9
5 4
6 5
7 8
6 5
7 4
8 2
7 6
1 3
4 3
7 4
4 4
4 4
4 4
7 3
5 4
8 4
5 4
7 7
7 6
5 4
7 5
4 2
3 3
6 5
5 6
5 3
4 4
7 6
6 5
4 2
5 5
6 5
5 6
8 2
5 3
6 3
5 3
7 5
5 5
9 6
4 5
6 4
5 4
2 3
8 2
5 4
1 1
1 1
7 6
8 4
7 6
6 6
5 5
5 3
5 3
AO
37
6
9
8
5
9
4
8
7
9
5
6
9
6
6
6
7
7
7
7
7
7
3
3
4
4
7
7
5
6
9
7
4
4
5
5
7
6
4
6
6
4
7
6
9
5
5
7
6
2
2
9
3
9
9
8
5
5
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
A
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
B
MUKTI
Purwati
Hindun
ALIF I
Wagiah
Purwati
MUSTOFA
Faizah Laila
SISWANTOSO
AGUS S
SAPUTRA
ILHAM
N DAROJI
DENIMUL
MUKIASIH
WAGIAH
SUGIONO
Kamisah
SAMSUDIN
MUHASIN
JARIYAH
MUHAMAD MAKHI
SUJONO
MUSTAQIM
HAYATI NUR
SAEHATUN
ZUHRI
Martinah
Khusnan
NGASPAN
ISMIATI
MAKIRNO
mukhatafin
DAEROBI
MADSALIM
NURUDIN
SAYIDIN
NURHAYATI
UDIN
Suwardi
MADINSAN
MURIFAH
Sanmukti
C
37
38
38
38
39
39
39
40
40
40
40
40
43
44
45
45
45
48
48
50
50
50
54
55
55
56
56
58
59
59
60
60
60
60
60
60
60
60
65
69
70
72
78
D
L
P
P
L
P
P
L
P
L
L
L
L
L
L
P
P
L
P
L
L
P
L
L
L
P
P
L
P
L
L
P
P
L
L
L
L
L
P
L
L
L
P
L
E
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
F
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
G
1
2
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
H
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
1
3
1
1
23
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
I
1
2
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
J
1954
1976
1976
1976
1975
1975
1975
1973
1974
1974
1974
1974
1971
1974
1969
1969
1969
1974
1974
1973
1964
1964
1974
1992
1954
1958
1958
1956
1955
1955
1954
1961
1954
1954
1954
1954
1954
1954
1954
1969
1944
1985
1936
K
2
5
8
7
7
5
7
10
3
6
6
9
3
3
6
3
7
9
6
8
3
9
6
7
2
8
8
8
8
3
3
2
6
10
2
2
4
2
2
3
2
10
2
L
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
M
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
N
9
2
PRT
8
6
8
6
6
9
6
6
5
8
9
6
2
8
5
6
2
3
5
6
6
9
1
1
2
6
9
2
2
6
4
9
9
9
9
9
7
9
6
3
O
5RTS
99
99
2JT
1jt
99
5RTS
4jt
1JT
99
99
5rts
1JT
1JT
1500JT
7RTS
2jt
3,5jt
99
1JT
3RTS
4RTS
99
2jt
5RTS
5rts
5rts
99
9rts
8rts
3RTS
5RTS
8RTS
99
3rts
5RTS
5RTS
5RTS
5RTS
5rts
5RTS
1,5jt
99
P
7RTS
99
5rts
4JT
99
1,5jt
8RTS
4jt
2JT
99
99
2jt
9RTS
2JT
2JT
99
2,5jt
8jt
99
99
99
6RTS
99
2jt
7RTS
99
99
99
7rts
99
99
99
1JT
99
99
7RTS
8RTS
7RTS
7RTS
6rts
99
6rts
99
Q
1
3
1
2
1
1
1
2
3
2
2
4
1
3
1
1
2
4
2
1
1
3
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
R
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
5
5
5
3
5
4
5
3
3
4
1
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
2
5
2
5
S
5
5
4
4
3
5
3
2
1
4
4
1
2
1
4
4
2
2
4
3
3
2
4
1
5
1
1
3
1
4
4
4
3
2
5
5
4
5
5
3
5
2
5
T
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
U
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
1
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
V
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
1
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
W
5
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
1
2
4
5
5
4
5
5
4
3
5
2
5
1
1
5
5
4
5
5
4
3
5
5
5
5
5
4
5
1
4
X
99
99
tv
TV
tv
99
TV
tv
TV
TV
TV
tv
TV
TV
TV
99
TV
tv
TV
TV
TV
TV
TV
tv
99
internet
internet
tv
tv
TV
TV
TV
TV
Surat Kabar
99
99
TV
99
99
tv
99
tv
99
Y
4
4
4
4
2
4
1
1
2
2
2
3
3
2
1
4
3
3
2
4
4
3
2
2
4
1
1
4
3
4
2
4
1
3
4
4
1
4
4
3
4
3
4
Z
PPP,PKB
99
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB
99
PPP,PKB,PAN
PKB
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB
PPP,PKB
PPP
PPP, PKB, PKS
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB
99
PPP,PKB
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB
PKB
PPP,PKB
PKB
PKB
99
PPP,PKB
PPP, PKB, PKS
PPP,PKB,PAN
PKB
PPP,PKB
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB
PPP,PKB,PAN
PPP,PKB
PPP,PKB
PPP, PKB, PKS
PPP,PKB
PPP,PKB, PAN, PKS
PPP
AA
1
1
1
1
1
3
1
1
2
4
4
1
1
2
1
1
2
1
4
1
1
3
4
1
1
1
1
1
3
1
1
3
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
AB
1
1
1
1
1
1
1
1
2
4
4
1
3
2
1
1
2
1
4
1
1
3
4
1
1
1
1
1
4
1
1
4
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
AC
PDIP
PKB
99
PKB
Demokrat
PDIP
PKB
PKB
PAN
99
99
PKB
PKB
PAN
PKB
PDIP
PKS
PKB
99
99
PDIP
PPP
99
PKB
PDIP
99
99
Golkar
99
PPP
PDIP
PPP
PPP
PKB
GOLKAR
PDIP
PKB
PDIP
PDIP
PPP
PDIP
PKB
Golkar
AD
PDIP
99
99
PKB
Demokrat
PDIP
PKB
PKB
PAN
99
99
Gerindra
99
PAN
PKB
PDIP
PKS
PKB
99
99
PDIP
PPP
99
PDIP
PDIP
99
99
GOLKAR
99
PPP
PDIP
PPP
PPP
PKB
GOLKAR
PDIP
99
PDIP
PDIP
Demokrat
PDIP
PKB
Golkar
AE
2
5
1
2
2
2
2
3
1
1
1
5
3
1
2
2
2
3
1
2
2
3
1
2
2
3
3
5
2
2
2
1
2
5
2
2
2
2
2
2
4
2
2
AF
2
4
2
4
2
4
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
4
2
2
2
3
2
2
2
2
2
4
2
4
4
2
2
3
2
2
4
2
2
1
2
2
2
AG
PDIP
99
99
PKB
Demokrat
PDIP
99
PKB
PAN
99
99
99
99
PAN
PKB
PDIP
PKS
99
99
99
PDIP
PPP
99
99
PDIP
99
99
Golkar
99
PPP
PDIP
PPP
PPP
PKB
GOLKAR
PDIP
PKB
PDIP
PDIP
88
PDIP
99
Golkar
AH
99
99
99
PARTAI ULAMA
MERAKYAT
Merakyat
99
PARTAI ULAMA
MERAKYAT
99
99
99
99
MERAKYAT
99
99
PARTAI ULAMA
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
MERASA COCOK
99
PARTAI ULAMA
MERASA COCOK
99
SENANG
99
99
99
99
99
99
MERASA COCOK
99
mewakili aspirasi rakyat
99
AI
99
99
99
99
99
99
99
99
PKPI
99
99
99
PKS
PKPI
99
99
PPP
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
88
99
PBB
99
99
99
99
99
99
99
PKPI
99
PKPI
99
AJ
5
2
3
3
7
7
4
6
2
1
1
6
5
2
4
5
7
7
1
1
6
5
1
2
5
6
6
3
4
3
1
3
5
2
4
5
3
5
5
2
3
3
4
AK
4
3
4
10
5
8
9
9
5
2
2
7
7
5
9
4
5
8
2
1
7
8
2
6
4
7
7
8
8
9
5
5
8
9
7
4
8
4
4
10
7
8
4
AL
3
4
3
5
4
7
1
7
4
1
1
6
2
4
5
3
10
5
1
1
4
6
1
6
3
6
6
4
6
5
4
99
6
5
5
3
7
3
3
6
4
5
5
AM AN
8 4
3 5
3 5
4 3
7 6
9 4
5 4
5 4
5 4
1 1
1 1
8 2
8 1
5 4
5 4
9 8
8 6
4 5
1 1
1 1
8 6
7 4
1 1
7 6
8 4
8 2
8 2
7 9
4 4
5 4
9 6
5 4
6 5
6 4
6 8
8 4
5 6
8 4
8 4
7 5
9 7
5 5
6 8
AO
3
6
6
5
7
7
7
7
3
2
2
7
3
3
6
5
8
7
2
1
5
6
2
9
3
7
7
5
6
6
7
5
7
6
5
3
4
3
3
8
5
4
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
AP
38
3
7
6
5
9
6
6
4
8
2
5
7
8
8
8
5
3
5
6
9
9
4
5
5
4
8
6
3
8
8
7
5
6
6
6
4
5
6
3
5
6
5
4
7
6
4
4
5
1
1
8
6
8
5
7
3
3
AQ
39
1
6
5
4
7
5
5
3
5
1
6
6
5
5
5
6
8
6
5
8
6
9
6
5
9
5
4
4
5
5
5
5
5
7
7
3
4
7
4
5
5
4
5
6
5
3
3
6
1
1
5
4
7
4
7
4
4
AR
40
5
5
4
6
5
6
4
4
4
3
8
5
6
6
6
4
7
5
8
8
7
5
5
6
5
7
6
7
6
4
4
6
7
6
8
4
7
5
9
9
7
8
9
7
8
4
4
9
3
3
4
3
5
3
8
7
7
AS
41
9
5
7
6
6
8
9
6
5
2
7
7
7
7
7
7
5
3
3
8
6
4
5
7
6
3
8
5
7
5
3
7
5
5
7
6
6
4
4
7
5
6
5
7
6
2
6
7
1
1
5
4
7
5
5
5
5
AT
42
3
4
6
5
4
5
5
3
5
1
4
4
3
3
3
4
3
3
4
7
5
2
5
5
3
2
2
4
3
5
2
5
4
4
6
3
3
3
2
6
4
2
3
4
4
2
3
3
1
1
5
3
4
4
3
4
4
AU AV AW
43 44 45
4
3
5
2
4
4
3
3
6
2
3
4
3
3
3
4
2
2
2
7
5
1
5
4
2
1
1
1
3
6
3
4
1
3
2
3
1
3
1
5
1
1
2
3
2
1
3
2
1
1
6
2
4
3
4
1
1
AP
59 6
60 4
61 4
62 4
63 9
64 5
65 3
66 3
67 4
68 1
69 1
70 4
71 4
72 4
73 5
74 3
75 8
76 5
77 1
78 1
79 5
80 8
81 1
82 8
83 6
84 4
85 4
86 6
87 8
88 4
89 6
90 6
91 4
92 4
93 4
94 6
95 3
96 6
97 6
98 9
99 5
100 6
101 4
AQ
4
3
3
6
5
6
5
8
9
1
1
3
5
9
6
5
9
4
1
1
6
6
1
5
4
3
3
6
5
3
5
5
6
3
3
4
5
4
4
3
4
5
3
AR
3
8
4
8
6
8
8
7
5
3
3
4
3
5
8
4
6
7
3
1
7
9
3
4
3
4
4
7
6
10
7
8
9
8
9
3
7
3
3
10
8
7
4
AS
4
6
4
5
4
7
3
5
4
1
1
6
4
4
3
3
7
3
1
1
5
5
1
5
4
6
6
5
7
5
4
7
3
3
3
4
6
4
4
3
4
5
3
AT
3
2
2
4
3
4
2
3
2
1
1
3
1
2
2
3
6
2
1
1
4
4
1
5
3
3
3
2
3
3
3
5
2
2
2
3
4
3
3
1
3
4
2
AU AV AW
2
1
1
2
2
3
2
2
1
1
1
3
1
1
1
1
5
1
1
1
4
3
1
6
2
3
3
2
3
2
1
4
2
1
4
2
3
2
2
1
2
1
3
Nomor
Soal
L
P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
∑ Hasil Survey
52
48
100
1=17, 2=83
1=51, 2=49
1=24, 3=73, 5=2, 23=1
1=46, 2=53, 5=1
USIA, 18=3, 19=2, 20=1, 21=5, 22=3, 23=3, 24=3, 25=1, 26=1, 27=5,
28=3, 29=4, 30=5, 31=1, 32=5, 33=5, 34=2, 35=3, 36=5, 37=1, 38=3,
39=3,
40=5,43=1,44=1,45=3,48=2,50=3,54=1,55=2,56=2,58=1,59=2,60=8,
65=1,69=1,70=1,72=1,78=1.
2=10,3=11,4=1,5=10,6=10,7=24, 8=13, 9=13, 8=10.
1=100
1=98, 2=2
1=8, 2=14, 3=2, 4=1, 5=5, 6=40, 7=2, 8=7, 9=19, 99=1, PRT=1
99=27, 1,5jt=5, 1jt=12, 2,3jt=1, 2jt=5, 3,5jt=1, 3jt=8, 450rb=1, 4jt=4,
4rts=4, 5rts=26,6trs=2, 7rts=2, 8rts=4, 9rts=2
99=39, 1,5jt=3, 1jt=3, 2,5jt=4, 2jt=10, 3jt=1, 3rts=1, 475rts=3,
4jt=2,4rts=1, 5rts=8, 650rb=1, 6rts=6, 7rts=10, 8jt=1, 8rts=5,
9rts=1, nihil=1
1=58, 2=28, 3=5, 4=7, 5=2
1=7,2=5, 3=13, 4=13, 5=62
1=21, 2=15, 3=26, 4=22,5=16
4=13, 5=87
1=4, 2=2, 3=4, 4=12, 5=78
1=4, 2=6, 3=1,4=8, 5=81
1=11,2=6,3=7,4=20,5=56
99=16,internet=3,radio=1, surat kabar=4, tv=76
1=15,2=21,3=26,4=37,5=1
99=14,
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Download