TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN KEBUMEN PADA PEMILU 2014) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.sy) Disusun Oleh : DAWUD NIM. 1110045200018 KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 LEMBARPERNYATAAN O~gan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya ash saya yang diajukan "":. k memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata-1 (S 1) di Universitas Islam ~= rf (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penuhsan "":p i ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif :'~yatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya ash saya atau _ pakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku -_... Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,3 Desember 2014. Dawud vi ABSTRAK DAWUD, NIM 1110045200018. “TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN KEBUMEN PADA PEMILU 2014).” Program Studi Jinayah Siyasah, Konsentrasi Ketatanegaraan Islam. Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H/ 2014 M. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun pembahasan hasil penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang mana penulis menggambil sampel 100 orang dari populasi penduduk kecamatan kebumen 98.242 jiwa.Teknik penggambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling yang memilih responden secara acak dari populasi yang ada. Sedangkan metode analisis data penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner, sedangkan dalam penelitian sekunder yaitu dengan buku-buku, dokumen-dokumen dan kepustakaan yang berkaitan dan ada relevansinya yang mendukung penelitian. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui, menguraikan, menjelaskan dan menganalisa tentang Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasas Islam (Studi Kasus di Kecamatan Kebumen Pada Pemilu 2014). Temuan dari skripsi ini yaitu Tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasas Islam rendah (10%) dan belum mampu mengalahkan keunggulan dari kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik barbasis masa Islam yaitu 23% serta kepercayaan terhadap parta diluar keduanya (37%). Selain itu tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi politik sangatlah buruk (70%). Disisi lain perilaku bermedia masyarakat muslim Kecamatan Kebumen dalam mengakses informasi politik paling tinggi melalui pemberitaan media elektronik televisi (62%). Kata Kunci :TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN KEBUMEN PADA PEMILU 2014) Pembimbing : Atep Abdurrofiq, M.Si Masyrofah. S.Ag. M.Si DaftarPustaka : 1981 – 2012 vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur tak hentinya penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang dengan limpahan rahmat-Nya dan shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul: “Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasas Islam”Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum (S.Sy) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. JM Muslimin, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode Tahun 2014 sampai Periode Tahun 2017. 2. Dra. Maskufa M.Ag Ketua Jurusan Siyasah Syar iyah, Rosdiana, MA selaku Sekertaris Jurusan Siyasah Syar iyah dan Prof. Dr. Zaitunah Subhan, MA selaku Penasehat Akademik, Program Studi Ketatanegaraan Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Atep Abdurrofiq, M.Si dan Masyrofah, M.Siselaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan dorongan, masukan, dan kritikan yang membangun kepada peneliti serta dengan kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Bapak/Ibu senantiasa diberikan nikmat sehat dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami. viii 4. Bapaku tercinta, Bapak Khusnan yang mendidik dan membesarkanku sampai detik ini. Terimakasih atas perhatian, kesabaran, nasihat, semangat dan yang terpenting adalah doa restu pada setiap bagian dari perjalanan hidup penulis. 5. Almarhum Ibu Sodiatun yang telah menanamkan benih kejujuran dan sendi keagamaan pada penulis. Semoga engkau tersenyum melihat anakmu tumbuh dewasa dan semoga doa anakmu ini selalu di dengar oleh Allah SWT 6. Keluarga besar penulis Paman H mubasar, Wagimin kaka Muntaha, Munajat, Muzaki Nur faizah dan seluruh staf buana loundry, terimakasih semua bantuan dan lainnya selama kuliah. 7. Seluruh awak kelas Siyasah syariah, Rois, Riski, Ipin, Hafis, Taslim, Juki, Pai, Elli, Vicki, Imas, Fani dan temen-temen lainya yang telah bersama-sama melewati perkuliahan. 8. Della Aprillia yang telah memberikan semangan serta dukungan materil maupun inmateril selama lebih dari dua tahun terahir 9. Semua dosen jurusan Siyasah Syariah terimakasih atas semua ilmu pengetahuan, budi pekerti dan nilai kehidupan yang telah rela dibagi kepada penulis, serta kepada karyawan FSH UIN yang membantu pelayanan akademik dan keperluan yang dibutuhkan. Dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dengan tidak mengurangi rasa hormat. Akhir kata, penulis memahami bahwasannya tak ada satupun di dunia ini yang sempurna, tak terkecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan koreksi pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulisan berikutnya Jakarta, 17 Desember 2014 Dawud viv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI…………………………………….. LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF………………... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI……………………………. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH…………… DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….. ABSTRAK………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii DAFTAR ISI………………………………………………………………. iii DAFTAR TABEL…………………………………………………………. vi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… vii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………... 1 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah …………. 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………….. 10 D. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu …………………. 10 E. Metodologi Penelitian …………………………………... 12 F. Sistematika Pembahasan ………………………………… 16 PARTAI POLITIK BERASASKAN ISLAM DI INDONESIA A. Definisi Partai Politik …………………………………….. 18 B. Sejarah Terbentuknya Partai Politik ……………………… 19 vv 1. Sejarah Partai Politik di Eropa ……………………….. 19 2. Sejarah Partai Politik di Indonesia …………………… 21 a. Partai Politik Berasas Islam Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang)……………………………. 21 b. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Liberal……………………………………………. 25 c. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi OrdeBaru……………………………. 27 d. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Reformasi……………………………. 30 C. Dinamika Partai Politik Berasas Islam di Indonesia BAB III 1. Periode Pemilu 1955 …………………………………. 31 2. Periode Pemilu 1955-1999 ………………………….. 32 3. Periode Pemilu 1999-2014 ………………………….. 35 GAMBARAN UMUM KECAMATAN KEBUMEN A. Sejarah Kota Kebumen…………………………………. 39 B. Letak Geografis dan Denografi………………………… 41 C. Keadaan Penduduk…………………………………….. 43 1. Kondisi Pertanian………………………………….. 44 2. Kondisi Pemerintahan……………………………… 44 3. Kondisi Kependudukan dan Sosial……………….. 47 4. Bidang Pendidikan………………………………… 49 vvi BAB IV 5. Bidang kesehatan…………………………………. 51 6. Bidang Ekonomi…………………………………… 52 7. Bidang Agama…………………………………….. 53 ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……………. 55 B. Analisis dan Pembahasan ………………………………. 62 1. Tingkat kepercayaan masyarakat Muslim terhadap Partai Politik Berasas Islam…………………………. 63 69 2. Tingkat Efektifitas Partai Politik dalam Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat……………… 70 3. Perilaku Bermedia Masyarakat dalam Meng-akses Informasi Politik…………………………………… BAB V 74 PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………. 79 B. Saran-saran …………………………………………….. 80 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 81 LAMPIRAN………………………………………………………………fix . 80 vvii DAFTAR TABEL Table 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Kebumen…………..……….…… 44 Table 2.2 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan…………………… 50 Table 2.3 Perolehan Hasil Pemilu Dapil 4 Jawa Tengah…………………… 58 Table 2.4 Penilaian Responden Terhadap Paertai Politik…………………… 74 Table 2.5 Tingkat Efektifitas Partai Politik Dalam Mempengaruhi Partisipasi 77 Table 2.6 Intensitas Pemberitaan Partai di Media Online dan Cetak………. 82 Table 2.7 Perilaku Responden Dalam Meng Akses Informasi Politik……….. 84 vviii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pengantar Riset .............................................................. 95 Lampiran 2 Surat Permohonan Data Wawancara………………………… 96 Lampiran 2 Kuesioner ............................................................................... 97 Lampiran 3 Panduan Sampling .................................................................... 102 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Porsi terbesar dari 1,5 miliar warga Islam dunia bukanlah bangsa Arab, melainkan Asia dan Afrika. Hanya sekitar seperlima yang merupakan bangsa Arab. Komunitas Islam terbesar hidup di Indonesia, Banglades Pakistan, India, dan Nigeria bukan di Arab Saudi, Mesir atupun Iran.1 Indonesia sendiri menempati posisi pertama dalam populasi terbesar di dunia. Meskipun demikian dalam kontek Indonesia itu sendiri partai politik berasaskan Islam selalu kalah dalam pertarungan politik di Indonesia sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam sejarah pemilu demokratis Indonesia, kekuatan partai-partai berasas Islam tidak pernah menjadi kekuatan mayoritas walaupun hampir 90% pemilih Indonesia beragama Islam. Dalam hal ini terbukti Pada pemilu 1955, partai-partai Islam (Masyumi, NU, Perti, dan PSII) hanya mampu meraih suara sekitar 43%. Dalam pemilu 1999 dan 2004, kekuatan seluruh partai-partai Islam hanya sekitar 38%.2 Kekalahan partai-partai berasas Islam dalam pemilihan umum 7 Juni 1999 benar-benar telak. Hanya partai persatuan pembangunan (PPP) yang meraih suara 1 John L. Esp osito, Masa Depan Islam, (Bandung: Mizan, 2010) hal,33 www.lsi.or.id.Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009pdf.diunduh jumat 11/21/2014 jam 23 59 2 1 2 signifikan dan masuk lima besar. Perolehan Partai Bulan Bintang (PBB) jauh di bawah perkiraan, meski berhasil membentuk fraksi sendiri di DPR dengan 13 anggota. Partai Keadilan (PK) hanya memetik 7 kursi DPR, gagal memenuhi ketentuan peroleh minimal dua persen dari total, dan dengan demikian terlikuidasi untuk pemilu 2004.3 Lebih mendasar lagi, hasil pemilu di Indonesia merupakan sinyal yang jelas bahwa mayoritas Islam sudah tidak lagi menganggap penting simbol-simbol Islam dalam politik dan lebih pada substansi, jika memang demikian ini mungkin adanya pergeseran budaya politik dan partisipasi politik dalam Masyarakat Muslim itu sendiri. Partisipasi Politik merupakan salah satu dari sejumlah istilah yang dapat mempunyai banyak arti sehingga istilah tersebut pada akhirnya kehilangan kegunaanya. Partisipasi politik diterapkan kepada aktifitas orang dari semua tingkat sistem politik. 4 di Negara-negara yang menganut paham demokrasi gagasan mengenai partisipasi rakyat mempunyai dasar ideologis bahwa rakyat berhak menentukan siapa-siapa yang menjadi pemimpin yang nantinya menentukan kebijakan umum. 5 3 Deliar Noer, (et.al.)Mengapa Partai Islam Kalah, “Perjalanan Politik Islam dari Pra-Pemilu ’99-Pemilihan Presiden”, (Jakarta: Alvabet, 1999), hal. iii 4 Dalam hal penulisan kata “sistem politik” penulis merujuk kepada kamus istilah politik kontemporer. Kata “sistem politik” merupakan sistem yang mempunyai ruang lingkup di bidang politik, meliputi lembaga-lembaga yang bertugas di bidang politik di mana kegiatanya menyangkut politik atau kenegaraan.. 5 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. cet.27 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005) hal.159 3 Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksana kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal ini partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak para anggota dan anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan mempengaruhi proses politik. Jadi, partai politik merupakan wadah partisipasi partai politik. fungsi ini lebih tinggi porsinya dalam sistem politik demokrasi. 6 Selain dari itu partai politik merupakan tiang dari demokrasi di masa modern, demokrasi dengan sistem keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam pengambilan kebijakan publik harus didelegasikan dalam bentuk pembentukan partai politik. Efisiensi kerja demokrasi dibutuhkan agar aspirasi masyarakat benar-benar tersalurkan. Partai politik merupakan wahana efisiensi kerja demokrasi dalam masyarakat modern yang plural. 7 Gelombang demokrasi yang sudah mulai surut di dunia ketiga, mulai menaik kembali. Di beberapa negara seperti Filipina, Taiwan, dan Thailand, gaya pemerintahan otoriter, di mana kontrol atas alat kekerasan menjadi penyangga utama kekuasaan mutlak oleh satu orang atau kelompok, telah diganti menjadi demokrasi di mana pemerintah dipilih masyarakat dalam pemilihan bebas.8 6 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992) 7 Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal. 77 R. William liddle, Islam Politik dan Modernisasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997) hal. 118 8 hal. 163 4 Dengan partisipasi politik kita mengacu pada semua aktivitas yang sah oleh semua warga negara yang kurang lebih langsung dimaksudkan untuk mempengaruhi pejabat pemerintah atau tindakan-tindakan yang mereka ambil. Definisi tersebut masih merupakan garis besar, tapi sudah cukup membatasi bidang kepentingan kita. Istilah itu menunjukan bahwa pada dasarnya kita berkepentingan dalam berpatisipasi politik.9 Berhasil tidaknya demokrasi dalam mentransformasikan sikap dan perilaku masyarakat dapat merupakan suatu test terhadap seberapa jauh kekuatan penjelas dari teori kebudaya politik. teori kebudayaan politik melekat beberapa arti penting pada sikap politik, keyakinan politik, nilai dan emosi-emosi dalam menjelaskan fenomena politik.10 Perkembangan atau dinamika kebudayaan selama 20 tahun terahir ini, baik dalam tataran ideologi, (seperti ungkapan retorik, kebudayaan nasional, kebudayaan daerah atau kepribadian bangsa) maupun pada tataran empiris (berbagai kegiatan budaya), tentulah tidak dapat dipisahkan atau dipahami lepas dari pemahaman terhadap seting sosial politik yang berlangsung pada kurun waktu tersebut.11 Budaya politik merupakan nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan pemerintahan itu.12 9 Roy C. Macridis dKK, Perbandingan Politik, hal.349-350 Roy C. Macridis dKK, Perbandingan Politik, hal.249 11 M. Karim Rusli, Dinamika Budaya dan Politik dalam Pembangunan, (Yogyakarta: Tiara Wacana yoga, 1991) hal. 104 12 Bedi Iriawan Maksudi, Sistem Politik Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) hal.49-50 10 5 Akan tetapi budaya politik tertentu tidak dapat dihubungkan secara kuat dengan sistem politik tertentu. Budaya politik sangat luas lingkupnya seperti halnya culture13 terutama jika subkultur juga di bahas.14 Berdasarkan sikap, nilai-nilai, informasi, dan kecakapan politik yang dimiliki kita dapat menggolongkan orientasiorientasi warga negara terhadap kehidupan politik dan pemerintah negaranya.15 budaya ditempatkan dan dipahami sebagai setumpuk aturan tidak tertulis, Namun adanya pergeseran budaya politik dipercaya sebagai salah satu faktor kenapa partai Islam kalah. .16 Berdirinya partai-partai berasas Islam di Indonesia dilihat sebagai perkembangan politik itu sendiri di Indonesia pada masa bersangkutan yang akan memungkinkan untuk melakukan penilaiaan tentang kedudukan partai, kekuatan dan kelemahan,disamping melihat para pemimpinnya serta para strukturnya itu sendiri. 17Fenomena kekalahan partai berasaskan Islam di Indonesia meskipun mayoritas masyarakat Indonesia Islam memunculkan spekulasi adanya partisipasi 13 Dalam hal penulisan kata “culture” penulis merujuk kepada kamus istilah politik kontemporer. Kata “culture”1. Kebudayaan. 2. Kumpulan pengetahuan yang membentuk pola cirri tinggkah laku kemasyarakatan suatu masyarakat. Kebudayakan kelompok sosial di kembangkan dan di pelihara, melalui pengajaran formal dan informal, bahasa, ilmu pengetahuan, kepekaan dan keyakinan, kebiasaan, tradisi, lembaga-lembaga. Singkatnya secara keseluruhan pengaklaman sosial. Sistem politik dibentuk oleh faktor-faktor kebudayaan dan sebaliknya sistem membantu melancarkan perubahan kebudayaan dengan mempengaruhi pola-pola perilaku masyarakat. Misalnya masyarakat yang pluralistik dapat diselaraskan demi terpeliharanya lembaga-lembaga, demokratis, dan yang terahir ini kemungkinan akan memberikan wadah diman aneka warna kebudayaan berkembang subur. 14 Rusadi Kantap Prawira, Sistem Politik Indonesia, (Bandung:sinar Baru Algen Sindo, 2004) hal. 30 15 Mohtar Mas’oed, perbandingan sistem politik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2000) hal. 41 16 Johan O. Silalahi, Mengurai Masalah Bangsa dan Negara (Jakarta: Johansfoundation, 2012) hal. 78 17 Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional, (Bandung: mizan, 1997) hal. 47 6 Masyarakat Muslim yang tidak selalu kearah partai berasaskan Islam, hal ini tentu mengundang wacana desakralisasi partai berasaskan Islam itu sendiri. Desakralisasi partai Islam, sejatinya merupakan proyek pengembalian makna yang sakral sebagai sakral dan yang profan. Partai berasaskan Islam yang tadinya dianggap sakral kini hendak “didesakralisasikan” alias di kembalikan di wilayah profan. Itulah yang dalam wacana sosiologi diistilahkan dengan makna “sekularisasi”, yang secara efistemologis dimaksudkan sebagai “devaluasi radikal” atau “detimologisasi” atas apa saja yang bertentangan dengan ide tauhid. Berpijak pada konsep demikian, partai berasaskan Islam itu bukan hal esensial dan substantif, serta sama sekali tidak terkait dengan ke-Islaman seseorang untuk memilih partai berasaskan Islam tertentu. Itulah sebabnya desakralisasi partai berasaskan Islam ini lebih dimaksudkan untuk membebaskan umat Islam dari politik yang bersifat partisan. Malahan, lebih dari itu proyek ini mempunyai arti penting bagi pembebasan umat dari stigma dan beban sejarah yang tidak kondusif bagi pengembangan umat Islam. Sebab, ketika Islam tersubordinasikan ke dalam partai yang cenderung mengutamakan kepentingan kelompok partai dengan berbagai aturan verbal, maka makna Islam menjadi sempit dan cenderung eksklusif.18 Sehingga mudah terjebak pada penilaian bahwa umat Islam yang tidak menjadi anggota atau pengikut partai berasaskan Islam, dianggap sebagai “kurang Islami. 19 18 Dalam hal penulisan kata “eksklusif” penulis merujuk kepada kamus lengkap bahasa indonesia. Kata “eksklusif”berarti semata-mata 19 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. 51-52 7 Dalam masyarakat pluralis terutama dalam konstitusi parlementer, partai dibentuk atas dasar keragaman kepentingan. Paham Marxisme Lenisme mendefinisikan partai sebagai organisasi politik di mana di dalamnya terdapat berbagai macam kelas untuk mewakili berbagai kepentingan kelompok. 20 Di permukaan kehadiran patai-partai berasaskan Islam mengesankan pengingkaran pada logika transformasi pemikiran dan praktek politik Islam yang telah berlangsung selama dua dasawarsa lebih ini. Menonjolnya bahan dan simbol politik berasaskan Islam merupakan indikasi utama kalau bukan satu-satunya.21 Dari pengalaman masa lalu dengan seluruh implikasinya merupakan sesuatu yang tergesagesa tetapi jauh panggang dari api. Dalam kontek ini, penting untuk diingat bahwa masyarakat Indonesia telah berubah secara cukup berarti. Mobilitas sosial dalam bentuknya yang luas yang di alami komunitas Islam merupakan faktor penting dalam perjalanan mereka selama dua dasawarsa lebih ini. 22 Pada masyarakat Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen itu sendiri terjadi mobilitas sosial yang dialami komunitas Islam serta tingginya tingkat urbanisasi dari daerah ke kota khususnya Jakarta, yang tentunya akan mempengaruhi pada partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum itu sendiri. Adanya keterkaitan antara partisipasi politik, budaya politik dan partai politik berasaskan Islam di Kecamatan Kebumen menjadi hal yang menarik untuk di kaji 20 Peter Schroder, Strategi Politik (Jakarta: friedrik, 2008) hal, 347 Dalam hal penulisan kata “repetisi” penulis merujuk kepada kamus lengkap bahasa indonesia. Kata “repetisi” berarti ulangan, pelajaran latihan ulangan sandiwara dsb 22 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. 33-36 21 8 mengenai seberapa besar tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim Kebumen terhadap partai politik berasaskan Islam itu sendiri. Kecamatan Kebumen23 yang memiliki luas wilayah 42,040 km2 dengan jumlah penduduk 118.956 orang penduduk laki-laki 59.728 orang dan perempuan 59.228 orang. Jarak Kecamatan Kebumen dari Kota Kebumen adalah 1,00 km. Banyaknya RT di Kecamatan Kebumen 580 dan RW sebanyak 144 yang terbagi dalam 5 Kelurahan dan 24 Desa.24 Pola sosiologis masyarakat Kebumen, secara umum yang terkait dengan instansi keagamaan, ditemukan 1 Pesantren 109 Masjid serta 287 Surau/Musola yang tersebar disetiap Kelurahan. Keterlibatan masyarakat dalam instansi perhimpunan kewargaan yang bersifat ke agamaan (religious civis association) hampir merata disetiap desa atau kelurahan. Atas dasar deskripsi di atas penulis akan mengkaji mengenai pertisipasi politik masyarakat Kebumen. Hal ini menjadi alasan penulis untuk menulis tugas akhir dengan judul Tingkat KepercayaanMasyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasaskan Islam (Studi Kasus di Kecamatan Kebumen Pada Pemilu 2014). 23 Kecamatan Kebumen merupakan wilayah yang masuk dalam wilayah administrasi pemeritahan Kabupataen Kebumen dan masuk wilayah Propinsi Jawa Tengah 24 www.kebumenkab.go.id 9 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah Pokok masalah dalam studi ini dibatasi pada tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen terhadap PPP, PBB, dan PKS sebagai partai yang lolos kualifikasi sebagai partai peserta pemilu 2014. Dari masalah pokok di atas dapat disimpulkan menjadi tiga (3) sub masalah yang dirumuskan dengan pertanya sebagai berikut: 1. Seberapa besar tingkat kepuasandan preferensi pilihan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam? 2. Seberapa efektifkah partai politik dalam mempengaruhi partisipasi politik Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen? 3. Bagaimana perilaku bermedia masyarakat dalam mengakses informasi politik? Partai politik berasaskan Islam yang menjadi objek pembahasan ini adalah partai politik yang secara tegas mencantumkan dalam asasnya parta Islam dan partai politik berasas Islam yang ikut berkompetis, dalam pemilihan umum 9 April 2014, yaitu PPP, PBB, PKS.25Patut dikemukakan bahwa partai politik peserta pemilu yang dijadikan objek kajian dalam penelitian ini dianggap sebagai alat perubahan masyarakat. Sedangkan instrumen kuesioner dijadikan alat pengukur tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam. 25 Muhamad IQbal dkk, Pemikiran Politik Islam (Jakareta: Kencana, 2010) hal. 305-306 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya: a. Mengetahui partai politik yang paling disenangi masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen pada pemilihan umum 9 April 2014. b. Mengetahui alasan masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen dalam memilih partai politik pada pemilihan umum 9 April 2014. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaatnya sebagai berikut: a. Hasil penelitian ini juga bernilai signifikan bagi upaya pembaharuan strategi politik dalam pemilihan umum dan memberikan informasi dan pertimbangan bagi stake holder untuk lebih memahami mengenai persoalan-persoalan partai politik berasaskan Islam. b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengungkap fenomena kekalahan partai politik berasaskan Islam. D. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu Sejumlah penelitian tentang topik masalah telah dilakukan baik yang mengkaji secara sepesifik fenomena tersebut maupun yang menyinggungnya secara umum dalam tema partai politik Islam. Berikut paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut. 11 Carman Ansari (2010) dengan skripsi yang berjudul Partai Islam dan Pemilu Presiden 2009. Penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor yang mendasari partaipartai berasaskan Islam mendukung SBY Boediono karena adanya kesamaan dan kesepahaman dengan partai mitra koalisi serta keterlibatan elit-elit partai Islam dalam tim sukses pemenangan SBY-Boediono. Sri Busono (2013) dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Ketaatan Beragama Terhadap Pilihan Partai Politik Islam Pada Pemilihan Umum 2009 (Studi Kasus Pada Jamaah Masjid Raya Cinere Depok). Penelitian membuktikan bahwa agama tidak menjadi ukuran dan landasan dari hampir sebagian besar responden untuk menentukan pilihan politik. Analisis statistik menunjukan pengaruh ketaatan beragama terhadap partai politik Islam rendah (1,0%) Muh. Samsul Anwar (2011) dengan skripsi yang berjudul Dinamika Politik Islam Sasak Tuan Guru dan Politik Pasca Orde Baru. Penelitian membuktikan bahwa kemenangan Tuan Guru sebagai gubernur NTB dalam Pilkiada 2008 tidak hanya dimenangkan karena ketokohannya dan ke-Tuan Guru-anya melainkan karena memiliki momentum yang tepat. Hal ini disebabkan karena calon-calon yang lama mayoritas didugs terlibat masalah korupsi. Penelitian lembaga survei Indonesia yang bertajuk, prospek Islam politik menjelang pemilu 2009, temuan pokok ini antara lain, secara umum, Muslim, lepas dari berbagai faktor yang mempegaruhinya, cenderung memilih partai non-Islam. 12 Serta Kecenderungan sikap elektoral ini stabil atau bahkan menguat dalam empat tahun terakhir. Dari bebrapa temuan penulis yang ada dalam tulisan skripsi, buku-buku tulisan para pakar politik ataupun lembaga survei Indonesia penulis tidak menemukan tulisan yang secara sepesifik membahas tentang tingkat kepercayaan terhadap partai politik Islam terlebih lagi yang dilakukan secara khusus di Kecamatan Kebumen. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini. E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Secara tipologis, penelitian penulis ini merupakan model penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan objek penelitian ini adalah 100 responden yang di ambil secara random dari total populasi di Kecamatan Kebumen. Pengambilan sampel responden pada tingkat RW dipilih empat RT secara acak dan pada tahap RT dilakukan pendataan dan menghitung jumlah Interval (RT/SLT = Jumlah RT/SLT di Desa dibagi 2), untuk mencari responden pada tingkat KK. Setelah terpilih pada tingkat KK akan dilakukan pemilihan responden yg sudah terdaftar pada DPT pemilihan umum 2014 dengan cara menghitung interfal atau memilih responden yang dibutuhkan Lk/Pr untuk diwawancarai/dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian yang berasal dari konsep kuantitas “jumlah” atau bersifat himpunan besar atau frekuensi banyak. Kuantitas dapat di 13 artikan sebagai komponen atau faktor yang diteliti, karena jumlah besar dari sumber data atau yang mewakili sumber data responden yang menyangganya sehingga keterkaitan satu fariabel dengan fariabel lain di pandang menunjukan suatu kekuatan atau kapasitas dari induk (konsep) dari komponen-komponen itu.26 2. Teknis Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian dengan metode penelitian survei yang dilakukan pada tanggal 530 Maret 2014, menjelang pemilihan umum 9 April 2014. Dalam pelaksanaan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti27. Data yang diambil dari lapangan, kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskriptif maupun tabel. Sedangkan pengumpulan sumber data akan dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Data primer: Wawancara langsung (tatap muka) menggunakan instrumen kuesioner untuk mendapatkan informasi dengan cara mengisi daftar pertanyaan yang disediakan kepada responden. b. Data skunder: Studi dokumentasi dengan mengumpulkan data-data statistik sebagai perbandingan di lapangan dari sumber resmi Kecamatan Kebumen.28 Sedangkan populasi dari sampel survei ini adalah seluruh warga Kecamatan Kebumen yang beragama Islam, dan mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum, 26 Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) hal. 39 27 Bambang Prasetio dkk , Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hal. 49 28 M. Burhan Bungis, Motodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2008) hal. 122 14 yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih terdaftar di (DPT), ketika survei dilakukan. Jumlah sampel 100 responden dari berbagai desa atau kelurahan di Kecamatan Kebumen. Responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka oleh peneliti dan Survei dilakukan dilakukan 5-30 Maret 2014. Kecamatan Kebumen dengan jumlah Laki-laki sebanyak 60,381 dan Perempuan sebanyak 60,797 dengan jumlah keseluruhan 121,178 penduduk.29 Populasi yang diambil dari DPT pilpres 2014 yang berjumlah 98.24230 pemilih di mana jumlah pemilih di Kecamatan Kebumen merupakan jumlah terbanyak dari Kabupaten Kebumen. Berdasarkan ukuran sampel dari populasi penelitian ini menggunakan cara: 31 29 http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=5diunduh slasa2/12/2014 jam 12:20 http://www.kpu-jatengprov.go.id/index.php/179-dpt-ppwp-kebumen-sebesar-1-036-453pemilih diunduh slasa2/12/2014 jam 12:47 31 Consuello G. Selvilla, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, UI Press, 1993) hal. 71, lihat Juga Metodologi Laporan Penelitian Survei Lembaga Survei Indonesia, (www.LSI.go.id) 30 15 POPULASI Desa/ Kelurahan RT1 RT2 Kelurahan/ Desa RT3 RT4 KK1 KK2 Lk Pr RT5 Keterangan: a. Desa/Kelurahan di tingkat kecamatan dipilih secara keseluruhan yaitu 24 desa. b. Di setiap Desa/Kelurahan dipilih sebanyak 4 RW dengan cara random. c. Di sampel RW/lingkungan dipilih secara random 4 KK. d. Di sampel KK dipilih secara random satu orang yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan. Berdasarkan metode tersebut, dengan berbagai pertimbangan serta keterbatasan(waktu, biaya dan tenaga lapangan) maka ditentukan sampel sebanyak 100 responden. 16 Untuk perhitungan rumusan persentase (%) dan digunakan rumus sebagai berikut: P = F/N x 100% P = Prosentase; F = Frekuensi yang sedang dicari %; N = Number of case (banyaknya individu). 3. Tehnik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, model penyajian yang khas adalah dalam bentuk grafik dan tabel dan dijelaskan dalam bentuk teks naratif yang bersifat deskriptif deduktif seluruh data yang di peroleh akan di kaji dan di teliti. Selanjutnya ditarik kesimpulan. Lebih lanjut lagi seluruh jawaban responden dikumpulkan dan dilakukan coding pada setiap jawaban untuk tabulasi. Dengan tabulasi akan menghasilkan frekuensi dan tabel sesuai dengan variable yang di teliti terhadap partai politik berasaskan Islam. F. Sistematika Pembahasan Materi laporan penelitian skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima bab). Bab pertama bertajuk “pendahuluan” Didalam bab ini diuraikan pokok-pokok pikiran yang melatar belakangi penelitian ini, yang terorganisir menjadi 6 (enam) subbab, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) Pembatasan dan perumusan masalah, (3) Tujuan dan manfaat penelitian, (4) Tinjauan pustaka/Penelitian terdahulu (5) Metode penelitian dan, (6) Sistematika pembahasan. 17 Bab kedua menyajikan uraian tentang definisi partai politik, sejarah partai politik. Sub bab ini memuat (1) sejarah lahirnya partai politik di eropa (2) partai politik Islam di Indonesia (masa, penjajahan, demokrasi liberal, orde baru dan reformasi). Bab ini juga menjelaskan uraian tentang dinamika partai politik berasas Islam dalam perpolitikan Indonesia. Sub bab ini membahas (1) Periode pemilu 1955 (2) Periode pemilu 1955-1999 dan (3) Periode pemilu 1999-2014. Bab ketiga memaparkan mengenai sejarah letak geografis dan demografi serta kondisi kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan agama Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen. Bab keempat bertajuk analisis dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan. Bab ini menyajikan (1) sekilas gambaran umum objek penelitian, (2) menyajikan hasil analisis dan pembahasan mengenai tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai berasas Islam, tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat serta perilaku bermedia responden dalam mengakses informasi politik. Bab kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran. Dalam bab ini disajikan pokok-pokok temuan penelitian yang dihasilkan. Disamping itu dimuat juga saran terkait tindak lanjut atas temuan penelitian. 18 BAB II Partai Politik Berasas Islam di Indonesia A. Definisi Partai politik Partai politik merupakan tiang dari demokrasi di masa modern yang mana demokrasi dengan sistem keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam pengambilan kebijakan publik harus didelegasikan dalam bentuk pembentukan partai politik. Efisiensi kerja demokrasi dibutuhkan agar aspirasi masyarakat benar-benar tersalurkan. Partai politik merupakan wahana efisiensi kerja demokrasi dalam masyarakat modern yang plural. 32 Partai adalah kelompok orang yang berpandangan sama, yang berjuang memperoleh kekuasan dan pengaruh didalam pemerintahan, untuk dapat mempengaruhi opini publik dan mewujudkan pandangan politik mereka. Paham Marxisme Lenisme mendefinisikan partai sebagai organisasi politik di mana di dalamnya bergabung berbagai kelas untuk mewakili kepentingan kelompoknya. Menurut Max Weber dalam suatu masyarakat modern, kepemimpinan politik dan opini politik yang handal tidak mungkin terbentuk tanpa adanya partai. 33 Dengan partai lebih mudah untuk menonjolkan tema atau permasalahan, karena tanda partai menjadi standar pengalaman partai itu diakui. Ia menjadi suatu lambang, semacam petunjuk di mana seorang itu berdiri, mungkin ia tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Namun setidaknya ia melambangkan sesuatu. 32 33 Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal.77 Peter Schroder, Strategi Politik (Jakarta: Friedrich, 2008) hal. 147 18 19 Identifikasi partai merupakan dasar untuk dukungan para pemilih yang mempunyai gambaran baik untuk partai. 34 Berikut definisi partai politik menurut para ahli politik: Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan anggota partainya kemanfaatan yang bersifat keadilan maupun materil. Menurut R.H. Soltau, partai politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan politik dengan memanfaatkannya sebagai pemilih yang bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka.35 B. Sejarah Terbentuknya Partai Politik 1. Sejarah Partai Politik di Eropa Kelahiran Partai politik di Eropa awalnya adalah buah dari pertarungan ideologi antara kekuatan yang ada dalam masyarakat. Ia muncul sebagai representasi kepentingan warga negara di Barat. Partai politik pertama-tama lahir mewakili setidaknya tiga golongan masyarakat. Partai politik di Barat terutama muncul setelah adanya perlawanan yang begitu kuat terhadap dominasi agama (Gereja). Pertama adalah kekuatan liberal yang melawan kekuatan Gereja untuk berikutnya lahirlah kelompok-kelompok politik konvensional. Ketiga aktor politik akhirnya bermuara 34 35 Arnold Stein Berg, Kampanye Politik Dalam Praktek, (Jakarta: Intermasa, 1981) hal. 9 Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama) hal. 161 20 kepada pengelompokan politik dalam bentuk partai politik. Saat itu adalah Gereja, politisi konservatif, dan politisi liberal. 36 Partai politik yang terorganisir timbul pada ahir abad ke-18 dan abad -19 di Eropa Barat, sebagai buah dari usaha-usaha kelompok di luar lingkungan kekuasaan politik untuk bersaing merebutkan kekuasaan pemerintahan dan mengendalikan kebijakan pemerintahan. Ketika gerakan kelompok kelas menengah dan kelas buruh ini mulai mendesak kelas-kelas atas dan aristokrat demi partisipasi dalam pembuatan keputusan. Dengan demikian partai politik itu merupakan penghubung antara masyarakat dan pemerintah.37 Namun menurut Peter Schroder, dalam pengertian sekarang tercipta pada abad ke-19 bersama dengan terbentuknya demokrasi Barat dan dilaksanakannya hak pilih secara umum di Eropa dan Amerika Serikat. Tapi fenomena bukan hanya muncul pada masa itu. Dari periode negara kota jaman dahulu hingga abad pertengahan, kekuatan oligarkis dan masyarakat biasa telah memperebutkan kekuasaan dan pengaruh. 38 Hampir selama abad ke 19-an, melalui sistem perwakilan seperti Ingris, politik yang utama terbagi menjadi dua kelompok yang mempunyai hak kepemilikan: partai-partai konservatif mewakili kaum aristokrasi dan tuan tanah, sedangkan partai liberal mewakili kelas menengah seperti pedagang. Namun menjelang ahir abad ke 36 Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal.57 Mohtar Masoed, Perbandingan Sistem Politik, hal 61 38 Peter Schroder, Strategi Politik, hal.347 37 21 19, ketika kelas pekerja memiliki perwakilan yang lebih besar, disana mulai terjadi penyesuaian kembali. Partai-partai sosial dan konservatif menyerap ide-ide liberal, dan dari waktu kewaktu mengadopsi kebijakan liberal, partai inilah yang pada ahirnya dapat menguasai pemilih, sementara partai-partai liberal sendiri tidak mampu melakukan hal ini. 39 2. Sejarah Partai Politik di Indonesia Berbeda dengan di Eropa, dalam masyarakat Indonesia yang heterogen, terdapat banyak sekali pengelompokan primordial terutama yang berdasarkan, suku, agama, dan budaya. Mobilitas yang rendah menyebabkan adanya keterikatan yang kuat terhadap kelompoknya masing-masing. Perbedaan yang ada pada kelompok ini akan terjembati manakala kelompok ini memperoleh nasib yang sama, dijajah. Dengan demikian persatuan dapat digalang untuk bersama-sama menghadapi musuh bersama yaitu penjajah. Para elit tradisional bersama-sama dengan elit terdidik telah bersamasama membangun partai politik sebagai sarana untuk menghimpun masa dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan.40 a. Partai Politik Berasas Islam Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang) Partai politik pertama-tama lahir pada zaman kolonial sebagai manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Dalam semua itu semua organisasi apakah itu 39 40 hal.482 Ian Adams, Ideology Politik Mutahir, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 61-62 Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) 22 bertujuan sosial seperti (Budi Utomo atau Muhammadyah) ataupun menganut asas politik atau agama seperti (Sarikat Islam dan Partai Katolik) atau asas politik sekuler seperti (PNI dan PKI), memainkan peran penting dalam perkembanganya pergerakan nasional. Pola kepartaian masa kini menunjukan keanekaragaman dan diteruskan dalam bentuk sistem multi partai. Tidak bisa dipungkiri bahwa umat Islam memegang peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Perlawanan terhadap penjajahan Belanda di wilayah Nusantara bisa dikatakan perlawanan Islam, terhadap bentuk-bentuk ketidakadilan dan penindasan. Karena itu pada awal abad ke-20 kita menyaksikan berdirinya organisasi Islam, baik yang bergerak di bidang politik ataupun sosial keagamaan. Tercatat Serikat Islam (1912) yang berasal dari SDI Sarekat Dagang Islam, Muhamadiah (1912), Persatuan Islam (1920), Nahdlatul Ulama (1926), Persatuan Tarbiah Islamiah (1930), dan Partai Islam Indonesia (1938). Dari perkembangan organisasi-organisasi Islam tersebut. setidaknya ada dua fenomena yang terjadi pada dekade awal abad-20an tersebut. 41 Persaingan antara komunis dan Islam dalam tubuh sarikat Islam menyebabkan orang-orang Komunis terpaksa harus dikeluarkan dari SI. Gerakan komunis ini semakin hebat sejak kembalinya dari Moskow pada pertengahan 1922 meskipun harus berdiri di luar SI. Corak politik pada masa 1922 pada umumnya semakin 41 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, hal. 171 23 radikal konsentrasi radikal di volkstrad merupakan manifestasi perkembangan ini. Pada awal tahun 1923 banyak organisasi pribadi yang cenderung mengambil sikap non kooperatif dan menolak imperialis. 42 Dengan didirikannya volkstraad43 maka beberapa partai dan organisas bergerak melalui badan ini. Pada tahun 1939 terdapat beberapa fraksi dalam volkstraad, yakni fraksi Nasional di bawah pimpinan Husni Thamrin, PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi-putra) di bawah pimpinan Prawoto dan Indonesia nasional Groep di bawah pimpinan Mohamad Yamin. Di luar volkstraad ada usaha untuk melakukan gabungan gabungan partai politik dan menjadikanya semacam dewan perwakilan Nasional. Pada tahun 1939 dibentuk K.R.I (Komite Rakyat Indonesia) yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang merupakan gabungan darin Parta-partai beraliran Nasional, MIAI (Majelis Islam ala Indonesia), yang merupakan gabungan dari Partai-partai beraliran Islam yang terbentuk pada 1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia), yang merupakan gabungan organisasi buruh. Polarisasi politik44 antara kalangan Nasionalis netral agama dan Nasionalis muslim dapat terlihat umpamanya dengan adanya Budi Utomo, Sarekat Islam, Jong 42 AQib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES,, 1985) hal.59-60 Dalam penulisan kata “volkstraad” penulis merujuk kepada kamus politik kontempore. Kata “volkstraad” bararti, sebuah lembaga DPR yang dibentuk oleh Belanda pada tahun 1918 demi memenuhi tuntutan pergerakan kebangsaan Indonesia. Volkstraad lebih mengutamakan member nasehat kepada Gubernur Jendral daripada “menyuarakan” kehendak rakyat. 44 Dalam penulisan kata “polarisasi politik” penulis merujuk kepada kamus politik kontempore. Kata “polarisasi politik” berarti: terjadinya pertentangan politik. 43 24 Java disamping Jong Islamieten Bond, Taman Siswa, Mohamadiah dan NU, Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) dan Gabungan Politik Indonesia (GAPI), MIAI, serta Jawa Hokokai disamping Masyumi. 45 Berbeda dengan masa penjajahan Belanda, kegiatan politik pada masa Jepang dilarang, hanya golongan orang-orang Islam diakomodasi dengan dibentuknya MIAI pada 5 september 1942 dan berubah menjadi partai Masyumi 1943. Akan tetapi satu bulan sesudah Proklamasi kemerdekaan, kesempatan dibuka lebar-lebar untuk mendirikan partai politik, anjuran mana mendapatkan antusias. 46Keadaan seperti ini tidak banyak berubah hingga tahun 1950-an karena Indonesia mengalami masa transisi kemerdekan, itusebabnya para cendekiawan lebih berfokus pada pembentukan dan ideologi negara. Pada kurun waktu antara 1950-1959, ketika Indonesia menjalankan prinsip demokrasi parlementer, ketegangan Islam dan negara kembali memanas dalam bentuk perseteruan partai politik berasaskan Islam, seperti partai Masyumi dan partai NU, dengan partai politik sekuler: partai Komunis Indonesia, Partai Nasionalis Indonesia dan sebagainya. Perseteruan ideologi Islam versus Sekuler kembali dalam persidangan 45 46 kunstituante hasil pemilu demokratis yang pertama pada tahun Muhamad IQbal dakk, Pemikiran Politik Islam (Jakareta: Kencana, 2010) hal. 254 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, hal. 171 25 1955.47Pada masa ini yang paling dekat dan dilindungi oleh presiden serta mengejar berbagai kepentingan melalui Presiden adalah, PNI, PKI, dan kadang-kadang NU.48 b. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Liberal Sebagaimana diharapkan tokoh-tokoh Islam, pemilu sebenarnya hendak dilaksanakan secepatnya setelah kemerdekaan Indonesia. Namun karena awal kemerdekaan Indonesia mengalami revolusi mempertahankan kemerdekaan, pemilu yang diimpikan umat Islam belum terlaksana. Barulah pada 29 september 1955, pemilu pertama di Indonesia dapat dilaksanakan. Dari pemilu itu setidaknya ada tiga ideologi yang meraih suara terbesar dan akan bersaing di konstituante nantinya. Ketiganya adalah: Islam, Nasionalis dan Komunis. 49 Dari sekian banyak partai politik yang ada, yang paling dominan dengan banyaknya dukungan masa adalah partai berasaskan Islam Masyumi dan NU, serta partai ideologi PNI dan PKI. Keempat partai ini memiliki wilayah dukungan sendirisendiri. Masyumi (Majelis Syura Muslim Indonesia) memperoleh suara banyak dari Masyarakat Muslim baik yang bertempat tinggal di Jawa maupun di luar jawa, sementara NU (Nahdlatul Ulama) memperoleh banyak suara hanya di Jawa. 47 A. Ubaedilah, Pendidikan Kewarganegaraan,cet.4 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) hal. 99 48 R. William liddle, Partisipasi dan Partai Politik, Indonesia Pada Awal Orde Baru, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti), hal. 186 49 Muhamad IQbal, Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, hal. 261-262 26 PNI (Partai Nasional Indonesia) memperoleh banyak dukungan dari Masyarakat Muslim di pulau Jawa. PNI (Partai Nasional Indonesia) memperoleh banyak dukungan dari para pamong praja (Pegawai Pemerintah) terutama di pulau Jawa, sedangkan PKI (Partai Komunis Indonesia) menarik masa buruh termasuk buruh tani didaerah pedesaan di Jawa.50 Budaya politik masyarakat yang menjadikan pemimpin pada posisi yang tinggi telah memudahkan para elit politik menghimpun masa kepada partai politik yang dibentuknya.Dengan demikian terdapat partai politik dalam jumlah yang besar baik yang mendasarkan diri pada ikatan primordial maupun ideologi yang terbawa masuk sejalan dengan pendidikan yang di peroleh oleh para elit terdidik. Jumlah partai politik terjadi semakin banyak dan begitu mudah terjadi perpecahan dalam tubuh partai. Tak jarang perbedaan pendapat terjadi pada tubuh partai mendorong perpecahan yang berahir dengan partai baru oleh partai yang berkonflik itu. Partai baru mudah dibentuk karena adanya keterikatan masa yang kuat terhadap pemimpin. Dengan demikian setiap partai politik sesungguhnya memiliki dukungan sendiri-sendiri. 51 50 Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal. 482-483 51 Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal.482 27 c. Partai Politik BerasasIslam Masa Demokrasi Orde Baru Kegagalan percobaan kudeta PKI pada 30 september 1965 membawa konsekuense pemerintah Orde Lama tumbang dan muncul pemerintah Orde Baru. Banyak tokoh Islam berfikir bahwa hancurnya PKI akan member arti penting Islam dalam masyarakat, dan Islam akan menjadi kekuatan politik sebagaimana terjadi pada masa demokrasi parlementer namun yang terjadi sebaliknya. 52 Di tengah keterpurukan partai berasaskan Islam Masa Orde Baru PBB tampil sebagai partai berasaskan Islam yang menghidupkan lagi nama besar partai berasaskan Islam Masyumi. Partaiberasaskan Islam lain yang tegas membawa nama partai Masyumi adalah partai Masyumi Baru dan Partai Politik Islam Indonesia Masyumi. Di masa Orde Lama Masyumi dikenal sebagai partai kelompok modernis Islam, sedangkan NU dikategorikan sebagai partai tradisionalis Islam. Masyumi telah bubar pada tahun 1960, sehingga kelompok modernis Islam telah kehilangan partai. Pada masa Orde Baru masih ada partai berasaskan Islam yaitu, PPP yang merupakan fusi empat partai, yakni NU, Paratai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Persatuan Tarbiyah Islamiah. Tetapi kelihatanya kalangan modernis tidak cukup tertampung oleh partai ini, karena kelompok ini lebih 52 Nanang Tahqiq, Politik Islam, ( Jakarta: Kencana, 2004) hal.191 28 suka politik yang tidak mengatasnamakan Islam, tetapi memiliki komitmen yang jelas pada Islam yaitu Golkar 53 Dalam masa Orde Baru partai politik diberi kesempatan lebih luas. Akan tetapi, setelah diadakan pemilihan umum pada 1971, di mana Golkar menjadi partai pemenang utama dengan disusul tiga partai besar NU, Permusi dan PNI, agaknya partai-parrtai harus menerima kenyataan bahwa peranan mereka dalam proses akan tetap terbatas. Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai. Empat partai Islam yaitu Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partrai Sarikat Indonesia dan Perti bergabung dengan PPP. Selain dari itu lima partai yaitu: Partai Nasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik dan Partai Murba dan Partai Pendukung Kemerdekaan Indonesia, (IPKI) bergabung menjadi Partai Demokrat Pembangunan. Dengan demikian, dengan pemilihan umum yang akan diadakan pada tahun 1977 akan diikutsertakan dua partai dan Golkar. 54 Penyederhanaan partai politik merupakan bagian dari birokratisasi politik Orde Baru, yang berkaitan erat dengan formasi negara yang sedang dibangun. 53 54 Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001) hal.13 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, hal. 172 29 Menurut Richard Robison, ada beberapa asumsi mengenai formasi Negara Orde Baru, antara lain Orde Baru dilihat sebagai negara teknokratis dan politik birokratis.55 Selama Orde Baru (1971-1997) Golkar menguasai secara mutlak perolehan suara di seluruh propinsi, sehingga membawa partai beringin ini menjadi partai pemenang, bahkan mendapatkan legitimasi untuk memerintah karena ia menguasai perangkat eksekutif dan legiselatif sekaligus.56 Kebiasaan partai-partai politik di jaman Orde Baru yang membentuk organisasi-organisasi underbouw harus pula dilarang. Bukan organisasinya dilarang tapi sifat underbouw nya. Kalo organisasi itu dimasukan ke dalam bagian dari partai maka sekaligus saja dari para anggotanya “masuk menjadi anggota partai”, dan organisasinya melebur menyatu dengan partai politik.57 Adanya pembatasan-pembatasan tertentu yang mengarahkan pemikiranpemikiran keagamaan sehingga tidak memunculkan dan terbentuknya partai politik keagamaan. Hal ini sangat terlihat dengan usaha yang dilakukan pemerintahan Soeharto untuk menyederhanakan partai politik berasaskan Islam ke dalam partai politik tunggal. Pemerintahpun menekankan agar partai ini tidak secara ekplisit 55 Sudirman Teba, Islam Orde Baru, Perubahan Politik dan Keagamaan (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993) hal. 101-102 56 Daniel Dhkidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2004) hal.3pemilu 57 Sri-bintang Pamungkas, Dari Orde Baru ke Indonesia Baru lewat Reformasi Total, “Jakarta: Erlangga, 2001” hal. 303 30 menampilkan Islam. Nama PPP Partai Persatuan Pembangunan, merupakan seterilisasi usaha pemerintah untuk menghilangkan warna ke-Islaman. Bahkan pada tahap yang lebih lanjut kemudian lambang Ka’bah sebagai symbol Ke-Islaman pun kemudian dilorotkan,dan berahir dengan dipaksakan dan ditekankan pemakaian asas tunggalpada setiap parpol dan ormas. Langkah- langkah demikian yang dilakukan pemerintahan Soeharto, jelas merupakan usaha-usaha yang sistematis, baik langsung maupun tidak langsung untuk meminggirkan dan bahkan menghilanggkan simbol-simbol Islam dalam kancah perpolitikan Nasional Indonesia. 58 d. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Reformasi Seiring dengan kejatuhan Orba yang ditandai jatuhnyanya Soeharto dan digantikan Habibi umat Islam memanfaatkan momentum euforia reformmasi untuk menyusun kembali format perjuangan penegakan syariah Islam di jalur politik. Hal yang dilakukan Habibi adalah mempercepat pemilihan umum dan memberikan kesempatan yang luas untuk membentuk partai. Hal ini ditandai dengan kenyataan banyaknya partai tidak kurang dari 150 partai politik baru hanya dalam kurun waktu enam bulan. Dari jumlah tersebut, yang memperoleh pengesahan dari departemen 58 M. Rusli Karim, Negara dan Peminggiran Islam Politik (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999) hal.xii 31 kehakiman dan KPU sebagai peserta pemilu berjumlah 48 partai termasuk PPP, yang berganti asas menjadi partai berasasIslam dan kembalinya lambing kabah. 59 Ketua umum dewan Pimpinan Pusat PPP Hamzah Haz pun dalam Tablig Akbar disilang Monas Jakarta pada 7 Januari 2000 mengajak partai-partai politik Islam untuk menghadapi pemilu 2004. Ajakan ini disambut baik oleh para pemimpin politik Islam. 60 C. Dinamika Partai Politik Berasas Islam di Indonesia Sepanjang perjalanan sejarah Indonesia, umat Islam mengalami pasang surut dalam perjuangan politiknya. Pada masa kerajaan nusantara, politik Islam cenderung menyatu dengan agama. Dalam hal ini para ulama mempunyai peranan penting dalam kerajaan dan cenderung menjadi alat justifikasi oleh sultan. Lalu ketika Belanda masuk ke wilayah Indonesia, Islam juga mempunyai peranan penting dalam perlawanan terhadap kolonial. 61 Ada 11 partai yang jelas-jelas berasas Islam yaitu PUI (Partai Umat Islam), PKU (Patai Kebangkitan Umat), Partai Masyumi Baru, PPP, dan PSII (Partai Syarikat Islam), PSII 1905 (Partai Syarikat Islam 1905), Mayumi (Partai Politik Islam Masyumi), PBB, PK, PNU (Partai Nahdlatul Umat), dan PP (Partai Persatuan)62 59 Muhamad IQbal dkk, Pemikiran Politik Islam, (Jakareta: Kencana, 2010), hal. 298 Sudirman Teba, Islam Pasca Orde Baru, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001) hal. 17 61 Muhamad IQbal dkk, Pemikiran politik Islam hal. 237 62 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal.89 60 32 1. Periode Pemilu 1955 Pada pemilihan umum tahun 1955 perolehan suara partai berasas Islam secara bersama-sama menerima hampir 45% suara.63Tapia ada yang menyebutkanperolehan suara NU, Masyumi PSII, Perti, PPTI, dan AKUI hanya 45,2%, masih di bawah partai nasional ditambah partai non Islam yang memperoleh 54,8%. Fenomena ini terulang lagi pada pemilu 1971: NU memperoleh suara 18,67%, Parmusi 7,36%, PSII 2,39 persen, dan perti 0,70 persen. Padahal Golkar mendapatkan suara 62,8 persen, PNI 6,94 persen, Parkindo 1,34 persen dan partai Katolik 1,11%. Bahkan dalam pemilu 1977 setelah fusi 1973 perolehan suara kelompok Islam lewat partai PPP merosot: 29,3% perolehan ini terus berlanjut hingga pemilu-pemilu selanjutnya: 1982 (27,8%) dan 1987 (16,0%).64 Secara faktual aktual, bangkitnya politik Islam yang sangat menjanjikan, tidak sepenuhnya berjalan mulus, karena masih banyaknya problem mendasar yang membayangi politik Islam. Kondisi politik pada masa ini diperparah dengan agitasi dan propaganda PKI yang memang bersiap melancarkan pemberontakan untuk merebut kekuasaan, setelah gagal dalam pemberontakan madiun 1948. Oleh karena itu Aidit mencari tokoh PKI dan membentuk CC PKI dan biro kusus untuk menyiapkan PKI menjadi alat politik dan propaganda ideologi refolusioner. PKI ini, menurut DN Aidit, kelak bisa berkiprah diforum nasional. Faktor Bung Karno yang 63 64 R. William liddle, Islam Politik dan Modernisasi, hal. 42 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal.97 33 ingin menonjolkan diri sebagai pemimpin. Setelah konferensi Asia Afrika juga memberikan peluang bagi Aidit dan PKI untuk membonceng pada setiap kebijakan politik dan kepemimpnan Bung Karno.65 2. Periode Pemilu 1955-1999 Pemilu 1955 disebut-sebut pemilu paling demokratis di Indonesia ternyata partai-partai berasas Islam kalah. 66 Dalam pemilu 1955 gabungan seluruh partai berasas Islam (lima partai dari, 29 parpol dan golongan yang berkontes) mengantungi hampir 45% suara. Sedangkan pemilu 1999 partai berasas Islam hanya meraih suara tidak lebih dari separuh persentase itu. Fakta menarik pada pemilu yang pertama muncul empat besar yaitu Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdhatul Ulama, dan Partai Komunis Indonesia. Bahkan Masyumi dan PNI menjadi “juara bersama” dengan masing masing mengantungi 57 kursi. Empat puluh lima tahun kemudian, jurang perbedaan di antara mereka menganga sangat lebar. PDIP yang bisa dikatakana reinkarnasi PNI kalaupun tidak disertai unsur-unsur lain menduduki 153 kursi, bahkan ia terbelah menjadi partai lain yaitu PNI Front Marhaen, PNI Masa Marhaen, PNI Supeni, Partai Nasional Demokrat dan PDIP. Sementara PBB, yang mengklaim diri atau bisa 65 Aco Manafe, Mengungkap Penghianatan PKI Tahun 1965 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007) hal. 8 66 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal.97 34 disebut reingkarnasi dari Masyumi dan meminjam bulan bintang untuk nama partai hanya menempati 13 kursi.67 Pemilihan umum yang dianggap demokratis daripada pemilu sebelumnya, perolehan partai berasas Islam pada pemilu yang baru lalu itu merosot jauh. Dalam pemilu 1955 yang diikuti 172 kontestan, PNI muncul sebagai pemenang dengan perolehan suara 22,3 persen. PNI setidaknya menguasai Jawa Tengah. Pada posisi berikutnya tampil Masyumi dengan 20,9 persen yang menjadi pemegang di Jawa Barat dan Jakarta. Nahdlatul Ulama (NU) menempati posisi ketiga (18,4 persen) dengan merebut jawa Timur, serta PKI di tempat berikut (15,4 persen).Singkatnya tidak ada partai yang menang dengan meyakinkan. 68 Kemudian dilingkungan partai primordialisme masih mengental unsur-unsur dalam PPP begitu pula PDIP. Kongres III PDIP tahun 1986 dan pemilu 1987 menghasilkan dominasi unsure agama tertentu dalam partai ini. Juga PDIP keliatamnya masih mengandalkan kharisma keluarga.69Di sisi lain timbul asumsi adanya kesan masyarakat bahwa Golkar adalah partai pemerintah, sedangkan yang lain, yaitu PPP dan PDIP adalah partai rakyat.70 67 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iv Daniel Dhakidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2004) hal.3 69 Sudirman Teba, Islam Orde Baru,” Perubahan Politik dan Keagamaan” (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993) hal . 110 70 Imam Suprayogi, Kyai dan Politik, cet.2 (Malang: UIN Malang press, 2009) hal.161 68 35 Pertikaiaan internal juga melanda Partai Bulan Bintang (PBB) dan mundurnya Nur Mahmudi Mantan Menteri Kehutanan era Gusdur dari Partai Keadilan (PK) bukan saja dari jabatan presiden, tetapi juga sebagai anggota partai menunjukan bahwa partai-partai politik berasaskan Islam dewasa ini mengalami krisis dan disorientasi. Kasus ini menunjukan pertanyaan apakah partai Islam merupakan sarana aspirasi umat ataukah hanya sekedar kendaraan bagi para pengurusnya untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi, di lembaga perwakilan (DPR dan MPR) dan lembaga pemerintah misalnya menjadi menteri.71 Di sisi lain pemilu 1999 malah dua partai yang secara harfiah mencantumkan nama Masyumi (Partai Masyumi baru dan Partai Islam Masyumi) terpuruk total tanpa meraih satupun kursi. Setelah hampir setengah abad berlalu, kejayaan Masyumi dan wajah Islam modern demokrat yang ditampilkan secara mengesankan ternyata tidak sanggup lagi memikat hati para pemilih di bilik suara.72 3. Periode Pemilu 1999-2014 Semangat untuk mendirikan parta-partai baru di Indonesia masih belum memudar meskipun dalam rentan waktu itu terjadi 4 kalipemilu paska Orde Baru (1999-2014). Cukup member pelajaran berharga bahwa ternyata partai-partai tertentu saja yang memperoleh dukungan dari para pemilih (konstituen). Lebih dari sepertiga peserta pemilu 1999 adalah partai berasas Islam.Lolosnya 17 partai berasas Islam dari 71 72 Sudirman Teba, Islam Pasca Orde Baru, hal. 11 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iv 36 seleksi ketat tim 11 yang ahirnya meloloskan 48 kontestan dari sekitar 160 parpol yang mendaftar. Kesiapan administrasi ini mengagumkan kecuali PPP adalah partai baru,mengingat persyaratan kesertaan yang diselenggarakan oleh KPU cukup ketat, misalnya setiap partai harus memiliki cabang sedikitnya di 14 provinsi. 73 Pemilu 1999 melahirkan pemenang baru yaitu, PDIPyang menguasai 11 Propinsi, PDIP memperoleh suara 33,7% dari Golkar 22,3%. Posisi berikutnya PKB, 12,6%, PPP 10,7% dan PAN 7,2%. Bisa dikatakan tidak ada partai yang menang secara meyakinkan,sama seperti tahun 1955.74 Awal masa reformasi menjadi salah satu momentum kebangkitan partai berhaluan Islam, meskipun direpresentasikan oleh partai ber basis masa Islam dan partai berasas Islam, mulai dari PKB, PAN, PK, PNU, PPP, PBB, PSII, Masyumi dan lain-lain. Perolehan suara partai kesemuanyamencapai 37,59%, dipimpin oleh PKB partai ber basis masa Islam (12,61%) dan PPP partai ber asas Islam (10,72%). Prestasi yang cukup membanggakan saat itu adalah ketika kelompok ‘Poros Tengah’ yang bisa dikatakan sebagai ‘Poros Islam’ berhasil menggolkan Gus Dur sebagai presiden pertama dari kalangan pesantren. 75 Di sisi yang lain pemilih NU mulai beralih ke partai PKB, satu-satunya Partai politik yang direstui oleh Pengurus Besar NU untuk warga nahdhiyin, kendati partai 73 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iii Daniel Dhakidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2004) hal.3 75 Sumber http://politik.kompasiana.com/2014/04/14/dinamika-partai-islam-dalam-politikindonesia-647474.htmldiunduh Sabtu06/12/2014 jam 11:20 74 37 ini tidak ber asas Islam. Mereka ternyata kurang berminat pada tiga partai lain dari kalangan NU yang berasaskan Islam. Adapun warga Muhamadiyah tampaknya banyak mencoblos Partai Amanat Nasional (PAN), yang dipimpin mantan ketua PP Muhamadiah, dan banyak pengurusnya, terutama di daerah, adalah tokoh organisasi masa Islam terbesar kedua itu. Tapi bagaimanapun PAN adalah partai yang tidak ber asaska Islam, dan sejumlah pengurus pusatnya bukan aktivis Islam, termasuk tokoh Kristen dan keturunan Tionghoa.76Sementara itu di Kecamatan Kebumen pada tahun 204 itu sendiri yang mayoritas masyarakatnya 99,4 persen suku Jawa dan beragama Islam98,7 % ini, perolehan suara, PDIP 27,7%, PKB 27,3 persen PPP 14,7 persen Golkar 10,5 persen dan PAN 9,1 persen.77 Tahun 2004, suara partai ber asas Islam yaituPPP (8,15%), dan PKS (7,34%). Namun, ketika Pilpres digelar, suara partai berasas Islam terpecah oleh koalisi yang berseberangan, PKS memilih pasangan Golkar(Wiranto-Wahid) atau Amin-Siswono (PAN), PPP maju dengan pasangannya sendiri Agum-Hamzah. Yang ahirnya menguntungkan pasangan SBY-JK dari Partai Demokrat yang akhirnya menjadi pemenang pilpres 2004. Tahun 2009, perolehan partai berbasis masa Islam dan berasas masa Islam Islam merosot tajam menjadi hanya sekitar 24,15%. Hanya PKS yang membukukan kenaikan perolehan suara menjadi 7,88%. PKB mengalami penurunan yang paling 76 77 Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iv Daniel Dhakidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, hal.3 38 tajam menjadi sekitar 4,94%. Uniknya, pada pilpes 2009, seluruh partai berasas Islam dan berbasis masa Islam berkoalisi dengan Partai Demokrat, sehingga pilpres pun hanya berlangsung satu putaran karena koalisi yang gemuk bila dibanding kedua rivalnya.78 Menjelang pemilihan umum 2014 terjadi fenomena yang menarik menimpa partai-partai politik berasas Islam seperti, PKS, PBB dan PPP. Dua bulan menjelang pemilihan umum elektabilitas partai Islam anjlok. Partai Keadilan Sejahtera termasuk partai berasas Islam yang mengalami keterpurukan paling tajam. Faisal Syam, mengatakan turunnya elektabilitas partai Islam itu karena masalah korupsi yang menjerat beberapa kadernya. Dan kurangnya dukungan dari para tokoh senior di internal partai berasas Islam jadi kendala menjelang pemilu 2014. Faktor turunya elektabilitas parta Islam dibuktikan pula pada hasil pemilihan umum 2014. Perolehan suara partai berasas Islam PBB, PKS, PPP (1,46%, 6,79%, 6,53%) masih di bawah parta berbasis masa Islam PKB dan PAN (9,04%, 7,59%).79Hal serupa juga ditemukan peneliti ketika responden ditanya partai manakah yang menurut responden mampu mewakili aspirasi responden hasilnya yaitu, 78 Sumber http://politik.kompasiana.com/2014/04/14/dinamika-partai-islam-dalam-politikindonesia-647474.htmldiunduh jumat 06/12/2014 jam 11:20 79 keputusan komisi pemilihan umum nomor: 412/kpts/kpu/tahun 2014 39 responden yang menjawab rahasia sebanyak 30%, PKS 1%, Nasdem 3%, Golkar 3%, Demokrat 4%, Hanura 4%, PAN 6%, Gerindra 8%, PPP 9% PDIP 15%, PKB 17%.80 80 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014. 40 BAB III GAMBARAN UMUM PROFIL DAERAH DAN OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Kota Kebumen Kebumen berasal dari kata Ki Bumi nama ini diambil dari Ki Bumidirjo, paman Amangkurat IV yang memilih meninggalkan istana (keraton) Mataram karena tidak sepaham dengan Amangkurat yang membela kompeni. Nama asli Ki Bumi adalah Pangeran Bumidirjo. Ia memilih menjadi petani biasa dan membangun basis tani di daerah Kebumen. Seiring dengan berjalanya waktu tokoh yang melahirkan perlawanan damai di Kebumen melawan kompeni mendapat dukungan dari para petani dan masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Lukulo. Keponakannya Joko Sangkriblah yang meneruskan perjuangannnya mendirikan Desa Kebumen. Desa Kebejen, Pesalakan, Tunjungseto, Kawedusan, Kembaran, Panjer, Kuwarisan, Pejagoan, Kewayuhan, dan Kedawung adalah beberapa desa yang diberikan nama atas topo kemayingan yang dilakukan Joko Sangkrib. Joko Sangkrib yang pada ahirnya menjadi bupati pertama Kebumen dan mendapat gelar Aroembinang. Joko Sangkrib atas ajaran Ki Bumi melawan penjajahan Kompeni dan berhasil mendirikan Kadipaten di Kutowinangun, Karena serangan Belanda Pusat kota dipindah ke Ambal, sehingga terkenal dengan nama Kadipaten Ambal. Seberang sungai Lukulo terdapat Kadipaten Karanganyar yang dikuasai Kompeni. Namun pada 40 41 tahun 1942 Kadipaten Karanganyar akhirnya berhasil direbut kembali oleh pejuang dengan damai, dan mendeklarasikan bergabung dengan kadipaten Kutowinangun dan berpusat di Kebumen sampai hari ini. Saat ini marak tuntutan untuk menelisik sejarah Kebumen bukan sekedar penggabungan Karanganyar dengan Kutowinangun, tetapi sejarah yang lebih tua diruntut dari proses masuknya pangeran Bumidirja ke Kebumen bahkan lebih tua lagi sejak masa atlantis purba. Menurut Fajar, dosen UIN Yogyakarta Kebumen dulunya adalah ibukota Negara Atlantis Purba. Terbukti dengan nama-nama yang identik dengan simbolsimbol yang ditemukan pada manuskrip Plato tentang Atlantis yang diungkap oleh peneliti Aryso Santos. Dalam Buku Nagara karya Dr. Fajar. Perlu dikemukakan batuan di wilayah Karangsambung adalah batuan tertua di dunia yang muncul ke permukaan salah satunya batu rijang. Batu Rijang adalah batu yang hanya terdapat di dasar laut karena terbentuk dari endapan lumpur dan garam jutaan tahun yang lalu. Selain itu bentuk-bentuk batuan di Karangsambung menunjukkan dunia purba dengan ditemukannya fosil-fosil pohon, dan kepala ikan, serta gerabah.81 Saat ini Kebumen adalah Kabupaten yang memiliki dua puluh enam (26) kecamatan dan empat ratus lima puluh desa (450). Adapun nama-nama kecamatan di wilayah Kebumen adalah sebagai berikut. Kecamatan Adimulyo, Kecamatan Alian, Kecamatan Ambal, Kecamatan Ayah, Kecamatan Bonorowo, Kecamatan Buayan, 81 http://kebumennews.com/toponimi-joko-sangkrib-asal-muasal-kebumen/diunduh hari sabtu 15/12/2014 jam 12:16 42 Kecamatan Buluspesantren, Kecamatan Gombong, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Karanggayam, Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Kebumen, Kecamatan Klirong, Kecamatan Kutowinangun, Kecamatan Kuwarasan, Kecamatan Mirit, Kecamatan Padureso, Kecamatan Pejagoan, Kecamatan Petanahan, Kecamatan Poncowarno, Kecamatan Prembun, Kecamatan Puring, Kecamatan Rowokele, Kecamatan Sadang, Kecamatan Sempor, Kecamatan Sruweng. 82 B. Kondisi Geografis Kecamatan Kebumen Kondisi Geografis Wilayah Kecamatan Kebumen terdiri dari 29 Desa/ Kelurahan di mana 24 merupakan wilayah berstatus desa dan 5 wilayah berstatus kelurahan. Kecamatan Kebumen terletak pada 7°27'-7°50' Lintang Selatan dan 109°35'-109°3' Bujur Timur. Wilayah Kecamatan Kebumen sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pejagoan, sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Alian, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Buluspesantren. Sedangkan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kutowinangun dan Kecamatan Poncowarno. Kecamatan Kebumen memiliki luas wilayah 4.204 Ha atau 42,04 Km² yang terdiri dari 2.310 Ha Lahan Sawah dan 1894 Ha Lahan Kering. Desa Tanahsari merupakan desa yang memiliki wilayah terluas di Kecamatan Kebumen sebesar 278 Ha, sedangkan wilayah tersempit adalah desa Kembaran yaitu 58 Ha. Lahan sawah terluas dimiliki oleh desa Gesikan seluas 136 Ha sedangkan Lahan Sawah tersempit di Kelurahan Kebumen yang merupakan wilayah perkotaan. 82 http://kebumennews.com/toponimi-joko-sangkrib-asal-muasal-kebumen/diunduh hari sabtu 14/12/2014 jam 12:16 43 Grafik 1.1 Luas lahan Sawah dan Lahan Kering Wilayah Kecamatan Kebumen Lahan Kering Lahan Sawah Sedangkan Letak Geografis Wilayah Kecamatan Kebumen yaitu: 1. Letak Kecamatan Kebumen terletak: 7º27' - 7°50' Lintang selatan 109º35' - 109°3' Bujur timur 2. Batas Wilayah Sebelah Utara : Kecamatan Alian Sebelah Timur : Kecamatan Kutowinangun Sebelah selatan : Kecamatan Bulus Pesantren Sebelah Barat : Kecamatan Pejagoan dan Klirong 3. Luas Wilayah 4.200 Ha atau 42,04 km² 4. Luas Wilayah Menurut Pengunaan a. tanah sawah : 2.310,00 Ha 44 5. b. irigasi teknis : 1.726,00 Ha c. irigasi setengah tekhnis : 353,00 Ha d. irigasi sederhana pu : - Ha e. irigasi sederhana non pu : - Ha f. tadah hujan : 231,00 Ha g. tersier : - Ha Tanah Kering 2.310,00 Ha C. 1. pemukiman : 1,245,00 Ha 2. kebun : 468,00 Ha 3. kolam : 6,00 Ha 4. hutan negara : -Ha 5. tanah lainya : 175 Ha83 Keadaan Penduduk Secara agregat penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 tercatat 1.163.591 jiwa, tumbuh sebesar 0,42% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumahtangga sebanyak 312.646 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumahtangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 908 jiwa/km², 83 dengan Kecamatan Kebumen Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.1 merupakan daerah terpadat 45 penduduknyadengan 2.835 jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarangpenduduknya dengan 332 jiwa/km². Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 581.947 jiwa dan perempuan sebanyak 581.644 jiwa sehingga sex rationya sebesar 100. Ditinjau dari persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen yaitu sebesar 10,24%, dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,13% dari seluruhpenduduk Kabupaten Kebumen.Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di bawah 15 tahun sebesar 27,50%(319.947 jiwa) dan penduduk 65 tahun keatas sebesar 8,73% (101.637 jiwa), sedangkan penduduk 15.84Jika melihat data tersebut di mana Kecamatan Kebumen memiliki tingkat persebaran tertinggi dari kecamatankecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen yang tentunya akan mempengaruhi pada kondisi-kondisi tertentu seperti halnya kondisi pertanian. 1. Kondisi Pertanian Jumlah rumah tangga petani di Kabupaten Kebumen tahun 2013 Sebanyak 215.624 rumah tangga jumlah rumah tangga petani gurem di Kabupaten Kebumen tahun 2013 sebanyak 185.613 rumah tangga jumlah petani yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 271.503 orang. Sedngkan petani utama di Kabupaten Kebumen sebesar 29,02 persen berada di kelompok umur 45 - 54 tahun Rata-rata luas lahan 84 12:34 http://id.scribd.com/doc/119415780/demografi-kebumen diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam 46 yang dikuasai per rumah tangga seluas 2.795,12 m2, jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 sebanyak 63.318 ekor terdiri dari 62.564 ekor sapi potong, 143 ekor sapi perah dan 611 ekor kerbau Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor tanaman pangan di Indonesia sebesar 17.728.185 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunansebanyak 979.867 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 112 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan sebanyak 25 perusahaan, dan usaha lainnya pada subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 1.328 usaha. Sedangkan jumlah usaha pertanian subsektor hortikultura hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor hortikultura di Indonesia sebesar 10.602.147 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 6.335 .470 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 191 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami penurunan sebanyak 34 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada subsektor pertanian hortikultura sebesar 1.464 unit.85 85 http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam 12:37 47 Pada kecamatan Kebumen sendiri Jumlah Luas (Ha) Panen Padi Palawija Menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: Padi Sawah 4,518.00 Ketela Pohon 5.00 dan total keseluruhan, 394.00 sedangkan Jumlah Produksi (Ton) Padi dan Palawija Menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: Padi sawah 24,427.26 Ketela Pohon, 148.50 dan total keseluruhan 394.0486 2. Kondisi Pemerintahan Kantor Kecamatan Kebumen yang ber alamat di Jl. Pramuka No. 35 Kebumen (0287 - 381768 ) terdiri dari 24 desa dan 5 kelurahan yaitu: Selang, Taman winangun, Panjer, Kebumen dan Bumirejo) dengan jumlah rukun warga (RW) Sebanyak 138 dan 590 rukun tetangga. Desa yang membawahi RW terbanyak adalah kelurahan panjer sebanyak 12 RW dan diikuti oleh kelurahan taman winangun sebamyak 10 RW, sedangkan desa/kelurahan yang membawahi rukun warga paling sedikit adsalah desa Mengkowo, Kembaran, Kewedusan dan Kalijirek yang masing-masing hanya membawahi dua RW. Akan tetapi desa /kelurahan yang membawahi rukun warga terbanyak yaitu kelurahan taman winangun sebanyak 48 RTdan panjer 47 RW. Walaupun kecamatan kebumen berada di ibukota kabupaten Kebumen, namu tidak semua desa dikecamatan kebumen merupakan daerah perkotaan, ada beberapa desa yang masuk daerah pedesaan yaitu, Desa Mengkowo Gesikan, Kalibagor, Argopeni Roworejo, Tanah Sari Bandung Candiwulan dan Jemur. 86 jam 12:34 http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=19 diunduh hari sabtu 12/14/2014 48 Untuk menjalankan roda pemerintahan sebuah desa diperlukan sebuah alat sebagai ujung tombak yaitu perangkat desa sedangkan perangkat desa yang memiliki jumlah terbamnyak yaitu desa Kalibagort sebanyak 18 perangkat sedangkan desa dengan jumlah perangkat paling sedikity adalah desa kembaran berjumlah 6 orang. 87 3. Kondisi Kependudukan dan Sosial Secara Agregat penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 tercatat 1.163.591 jiwa, tumbuh sebesar 0,42% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumahtangga sebanyak 312.646 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumahtangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 908 jiwa/km², dengan Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.835 jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarangpenduduknya dengan 332 jiwa/km². Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 581.947 jiwa dan perempuan sebanyak 581.644 jiwa sehingga sex rationya sebesar 100. Ditinjau dari persebaranpenduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 10,24%,dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,13% dari seluruhpenduduk Kabupaten Kebumen.Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di 87 Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.7-8 49 bawah 15 tahun sebesar 27,50%(319.947 jiwa) dan penduduk 65 tahun keatas sebesar 8,73% (101.637 jiwa), sedangkan penduduk 15. 88 Penduduk Kecamatan Kebumen pada tahun 2012 berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen sebanyak 121.800 jiwa, terdiri dari 60.659 jiwa laki-laki dan 61.141 jiwa perempuan sehingga sex rationya sebesar 96. Berdasarkan distribusi /persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kelurahan Panjer yaitu sebesar 10.415 jiwa (8,55%), dan penduduk paling sedikit di Desa Candimulyo sebesar 1.712 jiwa (1,41%) dari selur penduduk kecamatan kebumen. Adapun desa/ Kelurahan yang mengalami pertumbuhan terbanyak desa candimulyo dan desakalijiregsebesar2,80%.89 Tabel: Keadaan penduduk Kebumen (Lk/Pr) 2008-2012 62,000 61,500 61,000 60,500 60,000 59,500 Laki-laki 59,000 2008 88 2009 2010 2011 Perempuan http://id.scribd.com/doc/119584593/penduduk-kebumen. diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam12:34 89 2012 Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.13 50 Keadaan penduduk seperti yang dijelaskan di atas jika digolongkan menjadi Keluarga Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahteran III dan Sejahtera III+ Tahun 2013 yaitu berjumlah: Pra Sejahtera, 4,887 Sejahtera I, 6,335 Sejahtera II, 4,274 Sejahtera III, 13,973 Sejahtera III+, 816 Jumlah, 30,285 dengan jumlah keseluruhan kabupaten kebumen : Pra Sejahtera, 86,392 Sejahtera I, 72,368 Sejahtera II, 75,423 SejahteraIII 100,416 Sejahtera III+, 7,590,total keseluruhan, 342,189. Sedangkan Jumlah Penyandang Cacat Tahun 2013 di kecamatan kebumen yaitu: Cacat Tubuh, 184 Cacat Netra, 195 Cacat Wicara, 116 Cacat Mental, 154 Cacat Lainnya, 148 Jumlah, 797. Dengan jumlah total keseluruhan penderita di kabupaten kebumen: Jumlah Cacat Tubuh, 2,754 Cacat Netra, 1,690 Cacat Wicara, 1,741 Cacat Mental, 2,793 Cacat Lainnya, 2,312 Jumlah, 11,290.90 4. Bidang Pendidikan Keberhasilan pembangunan suatu Negara haruslah didukung oleh beberapa faktor, salah satunya adalah sumber daya manusia. Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya melalui jalur pendidikan dengan sarana dan prasarana penunjangnya. Ketersediaan sarana pendidikan di Kecamatan Kebumen mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga Universitas. Pada tahun 2012 terdapat 90 Sedangkan Jumlah Penyandang Cacat Tahun 2013 di kecamatan kebumen yaitu: Cacat Tubuh, 184 Cacat Netra diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam 15:42 51 59 pendidikan pra sekolah 81 tingkat sekolah dasar, 24 tingkat sekolah menegah, 24 tingkat sekolah menengah atas atau menengah kejuruan, dan 3 Universitas. 91 Jumlah yang telah dipaparkan di atas mengalami perubahan pada tahun 2013 yaitu: Jumlah Taman Kanak-kanak dan Roudhlatul Atfal, Murid dan Guru Kecamatan kebumen Tahun 2013 yaitu : Sekolah, 61 Murid Laki-laki, 1,766 Murid Perempuan, 1,649 jumlah Murid, 3,415 Guru Laki-laki, 4 Guru Perempuan, 238 Jumlah Guru, 242. Sedangkan Jumlah Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: jumlah sekolah, 79 jumlah murid, 14,032 murid yang lulus, 2,313 murid yang putus sekolah, 12 guru PNS, 487 Guru non PNS, 353 Jumlah guru, 840. Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013. Sekolah 27 Murid, 11,294 Lulusan, 3,545 Putus Sekolah, 29 Guru PNS, 401 Guru Non PNS, 319 Jumlah Guru, 720. Jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah (MA), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013. Yaitu: Sekolah, 11 Murid, 4,640 Lulusan, 1,269 Putus Sekolah, 0 Guru PNS, 207 Guru Non PNS, 145 Jumlah Guru, 352. Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: Sekolah, 19Murid,14,176Lulusan, 91 Buku Katalog BPS.Kecamatan Kebumen.hal.37 52 4,446 Putus Sekolah, 116 Guru PNS, 158 Guru Non PNS, 663 Jumlah Guru, 821.92 5. Bidang Kesehatan Dalam bidang kesehatan adanya ketersediaan pelayanan kesehatan seperti ketersedianya Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu dan Apotik Tahun serta Jumlah Tenaga Kesehatan yang Bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas tentunya menjadi penting adanya dalam membangun masyarakat yang sehat, berikut penjelasan mengenai jumlah ketersediaan tempat dan tenaga medis di kecamatan kebumen tahun 2013 yaitu: Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu dan Apotik Tahun 2013 yaitu: Rumah Sakit, 6 Puskesmas Perawatan, 0 Puskesmas non Perawatan, 3 Puskesmas Pembantu, 6 dan Apotik,15 buah. Dari jumlah total yang ada di kabupaten kebumen yaitu: Jumlah Rumah Sakit, 13 Puskesmas Perawatan, 10 Puskesmas non Perawatan,25 Puskesmas Pembantu, 74 dan apotik 50. Sedangkan Jumlah Tenaga Kesehatan yang Bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas kabupaten kebumen Tahun 2013 yaitu: Dokter Umum, 109 Dokter Spesialis, 43 Dokter Gigi, 40 Bidan, 243, Bidan Desa, 493, Apoteker, 23 Asisten Apoteker, 78, PKM, 13 Epidemiolog Kesehatan, 15 Sanitarian, 62 Nutrisionis, 56 92 jam 15:45 http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=subject&id=5 diunduh hari sabtu 12/14/2014 53 Perawat, 992 Perawat Gigi, 33 Perekam Medis, 16, Radiografer, 21Analis/Pranata Laborat Kes, 82 Fisioterapi, 7, Teknik Elektro Medis, 5 Kesehatan Masyarakat, 14 dan jumlah tenaga medis Lainnya, 855 Orang dengan jumlah total tenaga medis yangada di Rumah sakit, 1.764 dan Puskesmas 1.436 dan jumlah total tenaga medis sebanyak 3.200, Orang93 6. Bidang Ekonomi Dalam bidang ekonomi mayoritas mata pencaharian dari penduduknya yaitu petani, nelayan hingga pembuatan genting yang hasil produksinya dipasarkan hingga mencapai wilayah Jawa Timur bahkan keluar wilayah pulau jawa. Dalam sektor laut nelayan menghasilkan beberapa tempat yang menyediakan hasil dari para nelayan dari olahan mentah hingga matenag salah satunya di Jetis Barat Logending. Dalam bidang perusahaan industri Jumlah Perusahaan Industri Menurut Klasifikasi Industri Tahun 2013 yaitu: Besar, 1 Menengah, 2 Kecil, 605 Kerajinan Rumah Tangga, 1,071 Jumlah, 1, 679. Dari total keseluruhan kabupaten kebumen yaitu: Besar, 5 Menengah, 9 kecil, 4,430 Kerajinan Rumah Tangga, 48,336 dan jumlah kesuluruhan, 52,780. Sedangkan Jumlah Tenaga Kerja Industri Menurut Klasifikasi Industri Tahun 2013 yaitu: Besar 507 Menengah, 34 Kecil3, 968 Kerajinan Rumah Tangga, 2,429, Jumlah 93 jam 15:45 6,938 dari total keseluruhan kabupaten http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=16 diunduh hari sabtu 12/14/2014 54 kebumen yaitu: Besar 3,804 Menengah, 326 Kecil 25,532 Kerajinan Rumah Tangga, 90,328 Jumlah, 119,990. Jumlah Usaha Penggalian Golongan C Menurut Jenis Galian Tahun 2013 Pasir18 Pasir Krokos, 0 Batu Hitam, 0 Batu Lempung 74 Batu Belah, 0 Batu Kapur, 0 Lainnya,0 Jumlah, 92. Dari jumlah total kecamatan yang ada di kebumen yaitu: Pasir, 121 Pasir Krokos, 28 Batu Hitam, 45 Batu Lempung, 631 Batu Belah, 5 Batu Kapur, 137 Lainnya, 14 Jumlah, 981. Dan Jumlah Tenaga Kerja Penggalian Golongan C Menurut Jenis Galian Tahun 2013 yaitu: pasir 88 batu lampung 460 jumlah total pekerja, 548 orang.94 7. Bidang Agama Kecamatan Kebumen yang memiliki luas wilayah 42,040 km2 dengan jumlah penduduk 118.956 orang penduduk laki-laki 59.728 orang dan perempuan 59.228 orang. Pola sosiologis masyarakat Kebumen, secara umum yang terkait dengan instansi keagamaan, ditemukan 1 Pesantren 109 Masjid serta 287 Surau/Musola yang tersebar disetiap Kelurahan. Keterlibatan masyarakat dalam instansi perhimpunan kewargaan yang bersifat ke agamaan (religious civis association) hampir merata disetiap desa atau kelurahan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara keagaman yang sering digelar seperti halnya Ruwah atau Sya’ban, adalah bulan yang menjadi ‘batur’ bagi seorang muslim karena akan menginjak bulan Ramadan. 94 jam 15:45 http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=39 diunduh hari sabtu 12/14/2014 55 Pada bulan ruwah ini banyak peziarah yang berkeliling memutari Makammakan di Kabupaten Kebumen. Tidak hanya bulan Ruwah, pada bulan Muharom juga sering dikunjungi. Salah satu makam yang sering dikunjungi adalah Kyai Lancing. Pada bulan ini muslimin menggunakannya untuk mendekatkan diri kepada alloh dengan cara shodaqoh, menyantuni anak yatim, puasa, ziaroh ke makam para ‘ulama, riyadloh (tirakat) dan lain sebagainya. Salah satu makam yang ramai diziarohi pada bulan ini adalah makam Mbah Lancing yang konon beliau merupakan seorang perajurit Demak. Selain itu bulan muharompun makam ini tetap ramai dikunjungi para peziaroh, khususnya hari jum’at. Di mana acara itu diikuti oleh Masyarakat Muslim kecamatan kebumen atau bahkan Masyarakat Muslim dari luar kecamatan kebumen itu sendiri. 95 95 http://kebumennews.com/berziarah-ke-makam-mbah-lancing/ sabtu 12/14/2014 jam 15:45 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini membahas tentang tingkat kepercayaan Masyarakat Muslimterhadap partai politik berasaskan Islam yang ada di Kecamatan Kebumen. Diketahui dalam sejarah pemilu demokratis Indonesia kekuatan partai-partai berasaskan Islam tidak pernah menjadi kekuatan mayoritas walaupun hampir 90% pemilih Indonesia beragama Islam. Terbukti pada hari Sabtu, 10 mei 2014 Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyelesaikan rekapitulasi perolehan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 secara nasional. Dalam hasil tersebut, PDIP memperoleh suara paling tinggi dengan 23.681.471 suara atau 18,95 persen. Partai kedua yang memperoleh suara tertinggi adalah Partai Golkar dengan 18.432.312 suara atau 14,75 persen. Sedangkan Gerindra memperoleh 14.760.371 suara atau 11,81 persen dan Partai Demokrat meraih 12.728.913 suara atau 10,19 persen. PKB 11.298.957 atau 9,04 persen. PAN 9.481.621 atau 7,57 persen. PKS 8.480.204 atau 6,79 persen. Partai Nasdem 8.402.812 atau 6,72 persen. PPP 8.157.488 atau 6,53persen. Hanura 6.579.498 atau 5,26 56 57 persen. PBB 1.825.750 atau 1,46 persen. PKP 1.143.094 atau 0,91 persen. Dari jumlah seluruh suara sah 124.972.491 suara.96 Kekalahan partai berasaskan Islam tidak hanya terjadi pada tingkat nasional namun juga pada tingkat dapil 4 yang meliputi 4 wilayah yaitu Kebumen, Banjarnegara dan Purbalingga seperti yang diberitakan pada Kebumennews.com hasilnya yaitu: Tabel: perolehan suar pemilu dapil 4 Jawa Tengah Di sisi lain yang tidak jauh berbeda meskipun 100 responden yang diwawancarai seluruhnya beragama Islam dan dari keseluruhan penduduk kecamatan kebumen 98% memiliki suku atau darah keturunan Jawa namun tidak membuat pemilihan di daerah pemilihan responden dimenangkan partai 96 http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5-ini-hasillengkap-rekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014 diunduh jumat 11/21/2014 jam 10:28 58 yang berasal dari partai Islam. Hal itu terbukti pula pada pemilu-pemilu yang telah diserlenggarakan di Indonesia. Dilihat dari karakter respondin yang berhasil penulis wawancarai penulis membedakan menjadi: 1. Dilihat dari usia dan jenis kelamin responden Pemilihan umum dilakukan 5 (lima) tahun sekali dengan batasan umuran 17 tahun atau yang sudah memiliki Kartu tanda Penduduk (KTP) yang sedikit berbeda pada pemilu yang akan dating hampir setiap pemilihan umum berlangsung akan adanya pemilih pemula yang di antaranya adalah kaum muda (remaja) umur 17-21 tahun. Dalam pendidikan politik ini kelompok muda ini baru akan mengeluarkan hak pilihnya pada pemilu. 97 Batasan usia remaja yang berbeda-beda menurut hukum positif di Indonesia menjadi menarik untuk di paparkan karena pada masa ini manusia menampakkan pengungkapan kebebasan diri dalam mencari teman sebaya lebih selektif memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan termasuk pandangan dan peran politik dalam pemilu) terhadap dirinya.Selain itu,secara 97 http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-PemilihPemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:31 59 psikologis, pemilih pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang-orang tua pada umumnya. 98 Senada dengan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak, anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin. Dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 98 ayat 1, Bab XIV tentang pemeliharaan anak; “Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah dua puluh satu tahun.99Dalam KUHPerdata pasal 330 telah dijelaskan bahwa seseorang dikatakan telah dewasa apabila ia telah mencapai usia genap 21 tahun atau yang telah menikah walau pun belum berusia genap 21 tahun, dan jika pernikahannya telah berakhir atau cerai maka orang tersebut tetap dikatakan dewasa. 100 Dari pemaparan di atas mengenai batas usia yang berbeda-beda penulis menggunakan usia remaja yang ditentukan KPU yaitu di bawah 21, maka dari itu penulis mengelompokan jumlah responden menurut jenis kelamin dan batas usia remaja dan dewasa yaitu dari 100 responden yang peneliti wawancarai 52% berjenis kelamin laki-laki dan 48% berjeniskelamin 98 http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-PemilihPemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:34 99 http://m-alwi.com/kompilasi-hukum-islam-khi.html diunduh jumat 11/21/2014 jam 13:13 100 Subekti R, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, hal.90 60 perempuan sedangkan responden yang berusia remaja (usia kurang dari 21 tahun) 12% dan 88% berusia 22-78 tahun ( usia dewasa). 2. Pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran responden Data Bank Dunia menyebutkan 56,5 persen dari 237 juta populasi Indonesia masuk kategori kelas menengah. Dari angka tersebut menurut Bank dunia 134 juta orang Indonesia membelanjakan uangnya sebesar USD 2 - 20 atau Rp. 18000 - 180.000 per hari. Kelas menengah ini terdiri dari kalangan profesional mapan, PNS, pedagang yang sukses, karyawan level menengah/supervisor, kalangan profesional serta entrepreneur. Bank dunia juga merilis setiap tahun masyarakat kalangan menegah Indonesia bertambah sekitar 9 juta orang. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh di atas 5 persen setiap tahunnya. Penetrasi terhadap kebutuhan informasi dan komunikasi juga semakin tinggi. 101 Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung dengan kriteria pengeluaran per orang per hari Rp 11.687.- ke bawah, mencapai sekitar 103,14 juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya sumber daya alam seperti Indonesia.Dari bebrapa penjelasan di atas penulis monggolongkon orang miskin dari sudut pandang penghasilan 101 http://birokrasi.kompasiana.com/2012/07/13/orang-kaya-Indonesia-sudah-134-jutapertanda-apakah-ini-471075.htmldiunduh jumat 11/21/2014 jam 22:47 61 dan taraf pendidikan yaitu. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan. dan Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD. Hal ini juga menjadi salah satu acuan pemerintah dalam penetapan keluarga miskin yang berhak menerima bantuan langsung tunai (BLT).102 Berikut pengelompokan responden dari karakteristik yang telah dijelaskan di atas dalam mengkategorikan kelompok miskin dari segi pendidikan dan penghasilan kesimpulan bahawa dari 100 responden yang diwawancarai diketahui bahwa 8% mengaku sebagai mahasiswa, 14% ibu rumah tangga, 2% tidak bekerja, 1% pensiunan, 5% pns, 40% pegawai suasta, 2% pegawai lepas, 13% pedagang dan sisanya 21% memiliki pekerjaan di luar dari pilihan pekerjaan yang ditentukan peneliti. Sedangkan kategori miskin dilihat dari kategori kemiskinan yaitu dari 100% responden yang tidak tamat SD 10%, tamat SD 12%, tamat SMP sederajat 20%, tamat SMA sederajat 102 http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=484:menko-kesra- angka-kemiskinan-di-2012-menurun&catid=17:berita-daerah&Itemid=275 diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:49 62 37%, dan yang berhasil menyelesaikan gelar perguruan tinggi sebanyak 21%.103 Sedangkan dilihat dari penghasilan responden untuk menmgelompokan kemiskinan yang masuk kategori miskin (dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan) yaitu, 19% berpenghasilan di bawah Rp 600.000 sedangkan yang menjawab penghasilan di atas Rp 600.000 per bulan ada 41% sisanya 40% tidak menjawab/rahasia. Berbeda dengan itu ketika ditanya berapa pengeluaran responden tiap bulan responden menjawab, 44% menjawab berpenghasilan di atas Rp 600.000, 33% menjawab berpenghasilan di atas Rp 600.000, dan sisanya 23% lebih memilih merahasiakan itu. 3. Tempat tinggal, status perkawinan dan status responden dalam keluarga Mengingat karakteristik tempat tinggal responden mempengaruhi karakter responden maka penulis mengelompokan responden dari seratus responden menjadi kelompok-kelompok yaitu, dari total data 100 responden 17% responden tinggal di perkotaan dan 83% responden tinggal di pedesaan. Sedangkan setatus perkawinan responden dari 100 responden 24% belum menikah, 74% menikah dan 2% berstatus duda/janda. Dan status responden 103 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014. 63 dalam keluarga 46% ber status kepala keluarga sedangkan yang berstatus anggota dalam keluarga berjumlah 54%.4. 4. Pendidikan Pendidikan merupakan sarana yang cukup efektif untuk melakukan mobilitas sosial. Dengan modal pendidikan, seseorang dapat meraih citacitanya dengan mudah. Demikian pula dengan perhatiannya terhadap informasi, pemahaman ataupun sikap politik seseorang. Hal ini karena, seseorang yang berpendidikan mempunyai bekal ilmu untuk memahamipartai politik dan iklan politik secara lebih jernih. Dengan demikian, ia akan mampu menyerap dan memilih mana partai atau calon legislatif yang akan dipilih pada ajang pemilu untuk mewakili rakyat. Atas dasar pemaparan di atas penulis mengkategorikan dari 100% responden yang tidak tamat SD 10%, tamat SD 12%, tamat SMP sederajat 20%, tamat SMA sederajat37%, dan yang berhasil menyelesaikan gelar perguruan tinggi sebanyak 21%. B. Analisis dan Pembahasan Pembahasan dilakukan atas hasil perhitungan yang sesuai dengan metode, pendekatan kuantitatif sehingga metode yang diterapkan ialah metode kuantitatif seperti yang ditentukan pada Bab I. Atas dasar itu penulis menganalisis data berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan yaitu. 1. Tingkat kepercayaan masyarakatterhadap partai politik berasas Islam 64 Fungsi partai politik yang baik telah berjalan setelah era reformasi. Peran aktifis partai politik sebagai penyalur aspirasi rakyat terasa lebih maksimal jika dibandingkan pada era sebelumnya. Partai politik memberikan sarana penyaluran beragam aspirasi masyarakat dan menekan terhadap hal yang masih simpang siur terhadap pendapat masyarakat tersebut. Partai politik juga bertugas membantu sosialisasi terhadap kebijakan pemerintah, sehingga akan terjadi arus informasi yang secara timbal balik antara pemerintah dan masyarakat. Mengingat pentingnya peran partai politik didalam suatu pemerintahan maka penulis menyimpulkan dari hasil penemuan di lapangan yaitu: Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 100 responden terpilih ditemukan hasil yang saling berkaitan untuk mengetahui tingkat kepercacaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam dalam mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Temuan di lapangan ketika responden ditanyakan untuk menyebutkan partai mana saja yang merupakan partai berasaskan Islam hasilnya yaitu : Dari 100 responden jika diurutkan dari yang terendak ke yang tertinggi dari asumsi masyarakat hasilnya, 1% menganggap parta Nasdem, PDIP dan PKPI adalah partai Islam, sedangkan 2% menganggap PBB partai Islam, 14% tidak tahu, 30% PKS, 41 % PAN, 77 % PPP, 81 % PKB. Hasil ini menunjukan ketidaktahuan masyarakat akan mana yang sesungguhnya partai berasaskan Islam, partai yang berbasis masa Islam dan mana yang 65 sesungguhnya partai di luar keduanya, karena masih banyaknya masyarakat yang keliru dalam menilai partai.Bahkan sebanyak 81% atau angka tertinggi menganggap PKB adalah partai berasaskan Islam karena jika dilihat asasnya PPP,PKS dan PBB lah yang partai berasaskan Islam bukan PKB. Jika ditelusuri lebih jauh bahwa dari 81% responden yang mengganggap PKB partai berasaskan Islam 11% bertempat tinggal di perkotaan dan 70% berasal dari pedesaan. Sedangkan pemilih PPP 14% tinggal di perkortan dan 62% tinggal di pedesaan. Sedangkan dari golongan agamanya 98% beraliran Islam NU (Nahdlatul Ulama) sedangkan sisanya 2% dari aliran Muhamadiah. 104 Sedangkan jika dilihat dari pendidikan responden hasilnya 19% tidak bersekolah atau hanya tamat SD, 19% hanya tamat pendidikan setingkat SMP, dan 38 % menyelesaikan pendidikan SMA atau bahkan sampai bergelar Sarjana menganggap PPP partai Islam. Yang mengganggap PKB partai Islam 20% tidak sekolah atau hanya menyelesaikan setingkat SD, 18% hanaya menyelesaikan pendidikan setingkat SMP, sisanya menyelesaikan SMA dan atau selesai sarjana 42%. Jika melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi atau minimal SMA 42% salah persepsi dengan mengatakan PKB partai berasaskan Islam.sebaliknya yang menganggap PPP partai berasaskan Islam dari kalangan pendidikan tinggi atau minimal SMA 104 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014. 66 hanya 38% yang mana penulis berasumsi bahwa kesalahan masyarakat pada umumnya salah satunya tidak mampu membedakan partai yang benar-benar mencantumkan pada asasnya adalah partai Islam dan partai yang berbasis atau memiliki pendukung Masyarakat Muslim. Temuan di lapangan juga sangat menarik jika di kelompokan hasil dari partai berasaskan Islam dan partai bukan Islam poinnya yaitu 109% responden menjawab dengan tepat menyebutkan partai Islam dan 125% menjawab salah. Atau angka kesalahan dalam menilai partai Islam lebih tinggi dari pada yang benar. Data di atas dibuktikan pada pertanyaan berikutnya ketika responden ditanya partai manakah yang menurut responden mampu mewakili aspirasi masyarakat. Hasilnya yaitu, responden yang menjawab rahasia sebanyak 30%, PKS 1%, Nasdem 3%, Golkar 3%, Demokrat 4%, Hanura 4%, PAN 6%, Gerindra 8%, PPP 9% PDIP 15%, PKB 17%. PBB 0% PKPI 0%.105Hasil itu membuktikan bahwa PBB dianggap tidak mampu mewakili aspirasi masyarakat, hal yang tidak berbeda jauh yaitu PKS hanya memperoleh kepercayaan 1%. Temuan di atas juga tidak berbeda jauh dengan partai politik yang paling disenangi responden hasilnya, Rahasia 22%, PKS 1%, Demokrat 3%, 105 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014. 67 Golkar 3%, Nasdem 3%, Hanura 4%, Gerindra 5%, PAN 6%, PDIP 13%, PPP 13%, PKB 27%. Tabel: Partai yang disenangi dan mampu mewakili aspirasi masyarakat 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 27% 17% 3% 3% 15% 13% 1% 1% 3% 3% 8% 5% 3% 4% Disenangi 6% 6% 13% 9% 4% 4% 0% 0% Mewakili aspirasi Data ini menunjukan akan rendahnya masyarakat yang menyukai partai politik berasaskan Islam bahkan PBB 0% dan PKS hanya 1% hal ini mungkin disebabkan akan adanya pemberitaanmengenai partai politik yang negatife termasuk partai yang berlambangkan padi dan bulan ini. Sedangkan parta PPP yang tidak memiliki pemberitaan negatife dimedia sampai dengan penelitian ini dilaksanakan hanya mampu meraih angka 13% dan masih kalah jauh dari partai PKB yang memiliki masa berbasis Islam namun mampu mendapatkat angka 27% dihati masyarakat. Dan jika di kelompokan hasilnya yaitu partai yang berasaskan Islam hasilnya 14% disenangi masyarakat dan 23% menyukai partai politik berbasis masa Islam sedangkan di luar keduanya sebanyak 41%.106 Selisih angka yang sangat jauh semakin membuktikan 106 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen 68 bahwa partai politik berasaskan Islam kurang disenangi Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen sekalipun dibandingkan partai politik yang memiliki masa Islam, sekalipun 98% masyarakat Kebumen beragama Islam. Berdasarkan penemuan-penemuan di atas penulis juga menemukan fakta bahwa penilaian masyarakat terhadap partai berasaskan Islam masih kalah jauh dengan partai berbasis masa Islam dan parta di luar partai keduanya. Penemuan itu yaitu ketika responden diminta memberikan penilaian terendah partai yang paling tidak sesuai dengan kepercayaan harapan kepentingan responden dari nilai 1 sampai dengan angka tertinggi 10 kepada 12 partai politik peserta pemilu 2014. Hasilnya yaitu: PKB mendapat penilaian tertinggi yaitu 605 poin sedangkan penilaian terendah menurut responden yaitu partai PBB dan PKPI yang masing-masing 323 dan 252 poin atau jika digabungkan perolehan partai berasaskan Islam dan partai berbasis masa Islam hasilnya 4163 poin raihan partai berasaskan Islam (PPP,PKS,PBB) dan perolehan partai berbasis masa Islam (PKB,PAN) hasilnya 981 poin, sedangkan di luar keduanya (Nasdem, PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, Hanura danPKPI) 3.432 poin. 69 Tabel: Penilaian Responden Terhadap Partai Politik 700 600 500 400 300 514 605 562 565 200 425 578 564 518 494 476 323 100 252 0 PKPI PBB Hanura PPP PAN Demokrat Gerindra Golkar PDI. P PKS PKB Nasdem Penulis berpendapat pula yang didasarkan pada fakta di lapangan bahwa ketika responden ditanyakan apakah partai politik berasaskan Islam sudah mewakili aspirasi masyarakat pada umumnya 58% menjawab belum, dan 23% tidak mampu menjawabnya. Hal ini menjadi alasan kuat kenapa partai politik berasaskan Islam selalu kalah dikarenakan oleh ketidakmampuan elit partai dalam mengemban amanah rakyat yang berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat itu sendiri. Hasil yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya yaitu ketika responden ditanya jika pemilu dilaksanakan saat ini partai manakah yang akan Ibu/Bapak pilih, dari seratus responden hasilnya tidak menjawab/rahasia atau belum menentukan pilihan sebanyak 47%, yang menjawab parta Demokrat 3%, Gerindra 5% Golkar 3%, Hanura 5%, Nasdem 2%, PAN 5% PDIP 12%, PKB 70 6% PKS 1%, PPP 11%. Atau hasil tertinggi yaitu PDIP dengan raihan 12% disusul parta PPP dengan raihan 11%.Meskipun angka PPP cukup menjanjikan namun angka tersebut masih kalah dari partai PDIP yang belakangan diketahui PDI lah pemenang pemilu sekaligus pemenang Pilpres sekaligus. 107 Dari keseluruhan temuan-temuan penulis dibuktikan pada peristiwa kongkrit pada hasil penghitungan suara di KPU Kebumen menghasilkan komposisi kursi yang merata di hampir semua partai politik yang ikut berlaga di Pileg ini. PDIP yang lima tahun lalu menjadi partai mayoritas dengan memiliki 16 kursi kini hanya mendapatkan 9 kursi turun tujuh kursi. Ke mana larinya kursi PDIP diperkirakan kursi itu dicuri oleh Partai Gerindra yang pemilu lalu hanya memperoleh 1 (satu) kursi kini mendapatkan 7 (tujuh) kursi. Disusul PPP yang pemilu lalu mendapatkan 9 kursi kini rontok hanya 3 kursi ke mana yang enam kursi. Diperkirakan suara PPP lari ke PKB yang kini mendapatkan 6 kursi di DPRD Kebumen. Partai yang naik suaranya selain Gerindra dan PKB adalah PAN dan PKS. PAN dan PKS mendapatkan 7 kursi kursi. Golkar turun 2 kursi dari 7 ke 5 kursi. Nasdem, partai baru ternyata mendapat respon dengan mendapatkan 5 kursi. Demokrat yang mendapatkan 7 kursi pemilu lalu kini turun, tinggal 4 kursi. Hanura yang semula tidak mempunyai kursi kini 107 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014. 71 memiliki satu kursi. 108Meskipun demikian tetap saja partai politik Islam masih kalah sekalipun raihan kursi digabungkan dengan partai politik Islam lainya. Dari beberapa penemeuan-penemuan di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam masih belum mampu menandingi keunggulan dari kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik barbasis masa Islam dan di luar parta keduanya, terlebih kecilnya perolehan kursi partai di tingkat DPD pada pemilu legislatif 2014 bahkan terjadi penurunan pada partai PPP yang tahun sebelumnya mendapatkan 9 kursi turun menjadi 3 kursi. 2. Tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat Partai politik merupakan gambaran wajah peran rakyat dalam percaturan politik nasional atau dengan kata lain merupakan cerminan tingkat partisipasi politik masyarakat. Adanya keterkaitan partai politik terhadap partisipasi politik untuk kemajuan sebuah Negara maka penulis melakukan penelitian berkaitan dengan itu, hasilnya yaitu: 108 http://kebumennews.com/tidak-ada-partai-mayoritas-di-kebumen-kursi-pdiptertinggi/diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:51 72 Grafik Tingkat Efektifitas Partai Politik Dalam Mempengaruhi Partisipasi Masyarakates 10% 13% 7% 70% Rahasia Ragu-Ragu Efektif Kurang Efektif Hal inilah yang membuat penulis beranggapan bahwa salah satu indikasi terhadap besarnya angka golput (seseorang yang berhak mencoblos namun tidak menggunakan hak itu) di Indonesia yang angkanya selalu besar di antaranya disebabkan karena ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik itu sendiri.109 Berbeda pada kondisi di mana masyarakat mulai menurun kepercayaanya terhadap partai politik yang secara tidak langsung berpengaruh pada tingkat partisipasi masyarakat pada umumnya dalam menyalurkan aspirasinya pada pemilihan umum.Hal itu terbukti pada tingkat golput yang masih tinggi yaitu lebih dari 30% di seluruh Indonesia. Keadaan ini berbeda pada partai yang berbasis masa Islam yaitu PKB di mana PKB yang meraih suara yang cukup tinggi di Kecamatan Kebumen seperti yang telah dilangsir 109 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014. 73 media setempat yaitu, Hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 di Kebumen mengubah peta politik lokal Kebumen. Banyak kejutan terjadi, di antaranya perolehan suara yang signifikan dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kedua partai ini nampaknya akan siap mengantarkan calon legislatifnya dengan jumlah yang patut diperhitungkan di Pilpres dan Pilgup mendatang. Zaeni Miftah Ketua DPC PKB Kabupaten Kebumen mengungkapkan rasa syukur mendalam atas bangkitnya kembali PKB . “Alhamdulillah, Pileg 2014 PKB mendapatkan kembali kepercayaan dari konstituen. Nahdliyin kembali bersatu dan memberikan suaranya untuk PKB”, katanya. Ketika ditanyakan soal berapa kursi legislatif yang dapat diraih, Zaeni optimis PKB dapat tujuh kursi. Gerindra yang lima tahun lalu hanya mendapatkan satu kursi, kini bakal naik diperkirakan mendapatkan tujuh kursi. “Tampaknya pemilu sekarang rakyat jelas mendukung siapa presiden yang akan datang, Gerindra mencalonkan Prabowo, maka suara gerindra naik, Alhamdulillah” Tutur Khoeruzaman, Sekretaris Gerindra Kebumen. Dengan kembali jayanya PKB ini telah mengembalikan pamor PKB sebagai partai yang terlahir dari ulama NU untuk kepentingan bangsa. Di tingkat nasional kenaikan perolehan suara PKB memang fenomenal. Dengn perolehan suara di atas 9% secara nasional telah mengembalikan kepercayaan 74 masyarakat akan sepak terjang partai berlambang bola dunia ini yang patut didukung. Banyak yang menganalisa bahwa kenaikan perolehan PKB didorong oleh Mahfudz effect, Rhoma effect, Ahmad Dhani effect.110 Temuan di atas diperkuat pada jawaban responden ketika ditanya jika pemilu dilakukan saat ini partai politik mana yang menjadi pilihan responden yaitu, 47% menjawab tidak tahu dan rahasaia. Hasil seperti ini bisa saja terjadi disebabkan karena ketidak percayaan masyarakat terhadap partai politik seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu sebanyak 70%. Perolehan masing-masing partai yaitu PKS 1%, Nasdem 2%, Golkar 3%, Demokrat 3%, Gerindra 5%, Hanura 5%, PAN 5%, PKB 6%, PPP 11%. PDIP 12%, atau jika dikelompokan yaitu: Tabel: Pilihan masyarakat terhadap partai jika pemilu dilakukan saat ini Pilihan masyarakat terhadap partai Parta berbasis Islam 30% 11% 12% 110 Parta berasas Islam 47% Partai di luar keduanya Tidak memilih http://kebumennews.com/gerindra-dan-pkb-naik-100-persen-di-kebumen/diunduh 11/21/2014 jam 22:59 jumat 75 Seperti halnya Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sebelumnya tahun 2014 bahwa proses rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penyusunan berita acara di tingkat KPU Kabupaten/ Kota yang dilaksanakan tanggal 16 s/d 17 Juli 2014 ditemukan fakta bahwa, berdasarkan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk masingmasing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden adalah sebagai berikut: H. Prabowo Subianto - Ir. H.M. Hatta Rajasa dengan perolehan suara sejumlah 257.306 (37,84%) dan Ir. H. Joko Widodo - Drs. H.M. Jusuf Kalla dengan perolehan suara sejumlah 422.713 (62,16%)dengan total suara sah sejumlah 680.019, suara tidak sah sejumlah 7.653, dan jumlah suara sah dan tidak sah 687.672 dengan tingkat partisipasi pemilih sebesar 65,95%,. Itu membuktikan angka golput yang masih di atas 70%.111 3. Perilaku bermedia masyarakat dalam mengakses informasi politik Adanya keterkaitan perilaku bermedia responden terhadap perilaku berpolitik karena jumlah media yang beredar di Indonesia saat ini sangat banyak. Surat kabar, radio majalah dan televisi merupakan sarana yang paling 111 http://kpu.kebumenkab.go.id/berita-201-rekapitulasi-pilpres-di-kpu-kebumen.htmldiunduh jumat 11/21/2014 jam 22:59 76 banyak dan paling murah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat selain dari media sosial seperti facebook twitter dan sebagainya. Di masa kampanye terbuka,media massa menjadi sarana strategis bagi partai politik untuk menyampaikan pesan politiknya baik melalui iklan maupun pemberitaan. Iklan dan pemberitaan melalui media massa signifikan dalam mendongkrak popularitas calon dan mempengaruhi preferensi pemilih. Pentingnya media massa dalam kampanye dikarenakan, pertama, daya jangkaunya yang luas dalam menyebarkan informasi politik, yang mampu melewati batas geografis, kelompok, umur, jenis kelamin dan status sosialekonomi serta paham atau ideologi. Kampanye terbuka pemilu 2014 di media (cetak dan online) PDIP mendapatkan frekuensi pemberitaan terbanyak dengan 26%. Diikuti oleh Demokrat 13%, Golkar 11%, Gerindra 10%, dan PKS 9%. Hal ini mengindikasikan kelima parpol ini merupakan parpol yang paling mendapatkan sorotan oleh media massa. Untuk temuan pemberitaan positif PDIP mendapatkan 24%, diikuti oleh Demokrat dengan 13%, Golkar 12 %, Hanura 10%, PKS 10%, serta Gerindra 8%. Pemberitaan positif ini berpeluang meningkatkan elektabilitas dari parpol tersebut. 77 Tabel: Frekuensi pemberitaan partai politik 35% 30% 29% 25% 26% 20% 19% 15% 10% 5% 0% 7% 6% 11% 4% 6% 9% 2% 5% 7% 13% 11% 10% 13% 11% 12% 11% 7% 11% 9% 2% 4% Media Online Media Cetak Agreg atif 7% 4% 5% 8% 4% 3% 7% 1% 3% 7% 2% 4% Melalui media massa, sebuah iklan atau pemberitaan politik menjadi perhatian publik. Kedua kemampuan media massa mengatur kualitas dan kuantitas pesan kampanye melalui iklan maupun pemberitaan. Sebuah iklan atau pemberitaan bisa ditingkatkan melalui jumlah eksemplar pada majalah dan surat kabar, juga bisa diulang-ulang penyiarannya oleh televisi. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat besar dalam masyarakat di masa kampanye ini. Ditambah lagi adanya konfigurasi kepentingan media terhadap parpol yang dapat bekerja sebagai mesin politik di masa kampanye ini. Oleh karena itu sangat penting untuk menyimak pemberitaan sejumlah media selama tahap kampanye terbuka ini pada 16 Maret s/d 5 April 2014. 112 112 http://theindonesianinstitute.com/wp-content/uploads/2014/04/Laporan-Media-MonitoringKampanye-Pemilu-2014_TII_Final.pdfdiunduh jumat 11/21/2014 jam 22 59 78 Berdasarkan keterangan di atas tentang pentingnya peranan media dalam mempengaruhi perilaku politik penulis mengelompokan jumlah responden secara lebih terperinci yaitu, dari 100 responden yang mengakses informasi melalui media, surat kabar, televisi, radio, berita online, media sosial, informasi dilingkungan aktifitas yang dikelompokan dengan kategori selalu (setiap hari), sering (beberapa kali dalam seminggu), kadanmg-kadang (sekali dalam seminggu), jarang (sebulan sekali), hasilnya yaitu: Tabel: Perilaku bermedia masyarakat dalam mengakses informasi politik 100% 87% 62% 50% Sering 0% Jarang 78% 81% 62% 25% 13% 56% 22% 12% 16% 13% 11% 10% 8% 0% Surat Televisi Radio Kabar Berita Online Media Sosial 24%20% Aktifitas Berdasarkan temuan di atas penulis menyimpulkan bahwa perilaku bermedia responden terhadap perilaku berpolitik dalam perspektif komunikasi politik disimpulkan bahwa mayoritas responden terbanyak dalam intensitas 1-7 kali dalam seminggu mengakses informasi politik melalui surat kabar, elektronik televisi yaita sebanyak 62%. Sedangkan berita online dan media 79 sosial seperti facebook dan twetter masih di bawah 20%, namun lingkungan aktifitas dan surat kabar dinilai masih cukup efektif dalam mempengaruhi perilaku politik (26% dan 25%).113 113 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014. 80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian, penjelasan dan analisa penulis tentang tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasas Islam pada pemilu 2014 maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat tingkat kepuasan dan preferensi pilihan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasas Islam rendah (14%) dan belum mampu mengalahkan keunggulan dari kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik barbasis masa Islam (23%) dan di luar keduanya (41%) yang disebabkan karena partai politik berasas Islam belum mampu mewakili aspirasi masyarakat. 2. Tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi politik buruk, yaitu sebanyak 70% masih menganggap partai politik belum efektif dalam mewujudkan program-program yang telah disusun sesuai dengan ideologi partai politiknya masing-masing. 3. Perilaku masyarakat muslim Kecamatan Kebumen dalam mengakses informasi politik berdasarkan temuan penulis dapat disimpulkan bahwa, masyarakat Kecamatan Kebumen mayoritas mengakses informasi politik melalui pemberitaan media elektronik televisi (62%). 80 81 B. Saran-saran Dari hasil studi dan kajian tentang observasi yang tertuang dalam skripsi ini, kiranya tidak berlebihan jika penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Hendaknya partai politik berasas Islam bersama elit-elit politiknya berbenah diri dan mencari trobosan-trobosan baru semisal penggabungan partai berasaskan Islam atau bahkan dengan partai berbasis masa Islam sekaligus. 2. Tingginya masyarakat Kebumen dalam mengakses informasi politik melalui televisi hendaknya bisa menjadi acuan partai politik dalam menyampaikan informasi ataupun kampanye politik haruslah diperbanyak intensitasnya melalui media elektronik televisi di bandingkan menggunakan cara-cara yang konvensional seperti pawai keliling kampung/daerah. 82 DAFTAR PUSTAKA Surbakti Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992 Macridis Roy. C, dkk. Perbandingan Politik, Jakarta: Erlangga, 1996 Noer Deliar, Partai Islam di Pentas Nasional, Bandung: Mizan, 1997 Liddle R. William, Islam Politik dan Modernisasi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997 Prawira Rusadi Kantap, System Politik Indonesia, Bandung: Sinar Baru Algen Sindo, 2004 Bungis M. Burhan, Motodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2008 www.lsi.or.id www.kabkebumen.co.id Noer Deliar, Mengapa Partai Islam Kalah, “Perjalanan Politik Islam dari Pra Pemilu ’99 sampai pemilu presiden”, Jakarta: Alvabet, 1999 www.bps.go.id Faridah Ipah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Silalah Johan O, Mengurai Masalah Bangsa dan Negara, Jakarta: Johansfoundation, 2012 Prasetio Bambang, dkk. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 Esposito John L, Masa Depan Islam, Bandung: Mizan, 2010 83 Mas’oed Mohtar, Perbandingan System Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2000 Schroder Peter, Strategi Politik, Jakarta: Friedrik, 2008 Rusli M. karim, Dinamika Budaya dan Politik Dalam Pembanguna, Yogyakarta: Tiara Wacana Yoga, 1991 Budiarjo Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005 Subagyo Firman, Menata Paratai Politik, Jakarta: Rmbooks, 2009 Maksudi Beddi Iriawan, Sistem Politik Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2011’’’’ Peter Schroder, Strategi Politik, Jakarta: Friedrich, 2008 Sudirman Teba,IslamOrdeBaru ‘Perubahan Politik dan Keagamaan’, Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya, 1993 Arnold Stein Berg, Kampanye Politik Dalam Praktek, Jakarta: Intermasa, 1981 Ian Adams, Ideology Politik Mutahir, Yogyakarta: Qalam, 2004 M. Rusli Karim, Negara dan Peminggiran Islam Politik, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999 Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, Jakarta: LP3ES, 1985 Muhamad Iqbal dkk, Pemikiran Politik Islam Jakareta: Kencana, 2010 Aco Manafe, Mengungkap Penghianatan PKI Tahun 1965, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007 84 Daniel Dhkidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, Jakarta: Kompas Gramedia, 2004 Imam Suprayogi, Kyai dan Politik, cet.2 Malang: UIN Malang press, 2009 hal.161 Sudirman Teba, Islam Orde Baru,” Perubahan Politik dan Keagamaan” Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993 Sudirman Teba, Islam Pasca Orde Baru, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001 A. Ubaedilah, Pendidikan Kewarganegaraan, cet.4, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009 Bintang Sri Pamungkas, Dari Orde Baru ke Indonesia Baru lewat Reformasi Total, Jakarta: Erlangga, 2001 R. William liddle, Partisipasi dan Partai Politik, Indonesia Pada Awal Orde Baru, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Nanang Tahqiq, Politik Islam, Jakarta: Kencana, 2004 http://kebumennews.com/toponimi-joko-sangkrib-asal-muasal-kebumen/diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 12:16 Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.1 http://id.scribd.com/doc/119415780/demografi-kebumen diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 12:34 85 http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 12:37 http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=19 diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 12:34 Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.7-8 http://id.scribd.com/doc/119584593/penduduk-kebumen. diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 12:34 Buku Katalog BPS Kecamatan Kebumen.hal.13 Buku Katalog BPS.Kecamatan Kebumen.hal.37 http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=subject&id=5 diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 15:45 http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=16 diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 15:45 http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=39 diunduh hari sabtu 14/11/2014 jam 15:45 http://kebumennews.com/berziarah-ke-makam-mbah-lancing/ sabtu 14/12/2014 jam 15:4 http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5-ini-hasil-lengkaprekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014 diunduh jumat 21/11/2014 jam 10:28 http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-PemilihPemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 21/11/2014 jam 22:31 86 http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-PemilihPemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 21/11/2014 jam 22:34 Subekti R, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, hal.90 http://birokrasi.kompasiana.com/2012/07/13/orang-kaya-indonesia-sudah-134-jutapertanda-apakah-ini-471075.htmldiunduh jumat 21/11/2014 jam 22:47 http://www.pnpmmandiri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=484: menko-kesra-angka-kemiskinan-di-2012-menurun&catid=17:beritadaerah&Itemid=275 diunduh jumat 21/11/2014 jam 22;49 http://kebumennews.com/tidak-ada-partai-mayoritas-di-kebumen-kursi-pdiptertinggi/diunduh jumat 21/11/2014 jam 22:51 Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014. http://kebumennews.com/gerindra-dan-pkb-naik-100-persen-di-kebumen/diunduh jumat 21/11/2014 jam 22:59 http://kpu.kebumenkab.go.id/berita-201-rekapitulasi-pilpres-di-kpukebumen.htmldiunduh jumat 21/11/214 jam 22:59 http://theindonesianinstitute.com/wp-content/uploads/2014/04/Laporan-MediaMonitoring-Kampanye-Pemilu-2014_TII_Final.pdfdiunduh jumat 21/11/2014 jam 22:59 .. KUESIONER Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen Terhadap Partai Politik Berasas Islam UIN Jakarta. DAWUD 111OO45200018 14 SURAT PENGANTAR Bapak dan Ibu Yang Terhormat Saya Dawud, Mahasiswa program Tata Negaraan Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta. Saaat ini saya sedang mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi sebagai persyaratan untuk mencapai gelar S1 pada jurusan Ketata Negaraan Islam Untuk itu saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk menjawab sejumlah pertanyaan dalam kuesioner ini, agar saya mendapatkan data yang valid untuk mengukur tingkat kepercayaan masyarakat Islam Kecamatan Kebumen terhadap partai politik berasas Islam Penilitian ini dilakukan semata hanya untuk kepentingan akademis dan tidak berpengaruh terhadap Bapak/Ibu. Saya sangat menghargai bantuan Bapak/Ibu untuk mendukung penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya Dawud 1110045200018 ID RESPONDEN R1 R2 R3 L P Kuesioner Survei Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen Terhadap Partai Politik Berasas Islam 2014 Selamat Pagi/siang/sore/malam Bapak/Ibu/Sdra/Sdri, Saya Dawud Mahasiswa UIN Jakarta sedang mengadakan penelitian mengenai tingkat kepercayaan masyarakat Islam terhadap Partai politik berasas Islam pada pemilu 2014. Rumah ini merupakan salah satu dari 100 kediaman di Kecamatan Kebumen yang dipilih secara acak. Mengingat pentingnya penelitian ini kami mengharapkan pertisipasi anda dalam menjawab berbagai pertanyaan berikut ini. Petunjuk Penetapan Responden: urutkan dari yang tertua hingga yang termuda semua penghuni rumah yang berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah, tetapi bukan TNI atau polisi aktif, bukan tamu bukan pembantu rumah tangga. Tarik garis mendatar dibawah nama orang terakhir, kemudian tarik garis kebawah dari nomor yang dilingkari. Pertemuan antara kedua garis tersebut menunjukan responden yang terpilih. NAMA Nama Responden Alamat USIA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 1 3 4 1 6 5 2 3 7 2 1 2 3 1 1 4 2 5 4 8 3 1 1 2 3 5 1 3 4 6 3 5 1 2 1 3 2 4 7 6 5 4 6 1 2 3 1 2 1 7 3 8 1 7 1 1 1 2 4 2 3 5 2 6 : : RT: RW: Kota/Kabupaten Nomor Telepon 4 1 1 2 4 3 5 1 1 7 2 : Kelurahan/Desa Provinsi 8 1 1 3 2 5 6 2 4 9 1 9 1 2 1 1 4 3 6 8 2 5 10 1 2 2 2 3 5 4 7 6 9 Latar Belakang: Identitas Responden 1. Kecamatan kediaman Responden? ……………………….. 2. Klasifikasi wilayah? 1. Perkotaan 2. Pedesaan 3. Jenis kelamin? 1. Laki-laki 2. Perempuan 1. Belum menikah 3. Menikah 5. Janda/Duda kematian 2. Tidak menikah 4. Janda/Duda cerai 4. Status perkawinan? 5. Status Bapak/Ibu/saudara dalam keluarga? 1. Kepala keluarga 2. Anggota keluarga 6. Tahun lahir bapak/ibu/saudara ? …………………..tahun 7. Pendidikan formal terahir yang Bapak/Ibu/Saudara selesaikan? 1. Tidak Sekolah 5. Tamat SMP Umum 9. Tamat P. Tinggi 2. Tidak Tamat SD 6. Tamat madrasah tsanawiah 10.Tamat P.T. Islam 3. Tamat SD 7. Tamat SMA Umum 11. Tamat pascasarjana 4. Tamat Madrasah Ibtidaiah 8. Tamat Madrasah Aliah 8. Suku Bapak/Ibu/Saudara? 1. Jawa 5. Batak/tapanuli 9. Minahasa/manado 2. Betawi 6. Minang/padang 10. Campuran….+…... 3. Sunda 7. Bugis/makasar 11. Lainya………….... 4. Cina 8. Melayu 9. Agama/Bapak/Ibu/Saudara? 1. Islam (NU) 2. Islam (Muhamadiah) 3. Lainya………..……. 1. Pelajar/Mahasiswa 4. Pensiunan 7. Pegawai lepas 2. Ibu Rumah Tangga 5. PNS 8. Pedagang. 3. Tidak Bekerja 6. Pegawai Suasta 9. Lainya……………… 10. Pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara? 11. Berapa rata-rata pengeluaran keluarga Bapak/Ibu/Saudara dalam sebulan? Rp………………………………………………………………………………………………….. 12. Berapa rata-rata penghasilan Bapak Ibu/Saudara dalam sebulan? Rp…………………………………………………………………………………………………. 13. Berapa daya listrik dirumah Bapak/Ibu/Saudara?.............................................................Watt 1. < 450 watt 3. 1300 watt 5. 3300 watt 2. 900 watt 4. 1200 watt 6. Diatas 3300 watt Akses informasi politik Dalam sebulan terahir seberapa sering Bapak/Ibu/Saudara mengikuti informasi berita politik melalui media berikut: Surat kabar Televise Radio Berita online Media sosial facebook, twiter dll Informasi dilingkungan aktifitas 20. Dari berbagai bentuk media diatas, Sering(beber Kadang Selalu Jarang Tidak (setiap apa kali (semingg (sebulan pernah hari) seminggu) u sekali) sekali) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 media apakah yang paling Bapak/Ibu/Saudara percayai kebenaran informasinya? 21. Sejauh ini apa yang paling Bapak/Ibu/Saudara ketahui tentang pengelempokon partai politik di Indonesia. ? 1. Partai Politik Islam 3. Partai Politik Islam dan Nasionalis 2. Partai Politik Nasionalis 4. Tidak tahu. 22. Mana saja partai yang menurut Bapak/Ibu/Saudara partai berasas Islam? Sebutkan: …… .………………………99. Tidak tahu 23. Seberapa efektifkah partai politik dalam mempengaruhi kehidupan dan partisipasi saudara dalam berpolitik? 1. Kurang efektif 3. Ragu-ragu 5. Sangat efektif 2. Efektif 4. Tidak tahu 6. Sangat tidak efektif 24. Seberapa efektifkah partai politik berasas Islam dalam mempengaruhi kehidupan dan partisipasi saudara dalam berpolitik? 1. Kurang efektif 3. Ragu-ragu 5. Sangat efektif 2. Efektif 4. Tidak tahu 6. Sangat tidak efektif 25. Sebutkan satu partai yang paling ibu senangi? 26. Partai manakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara bisa mewakili aspirasi? 27. Apa yang paling Bapak/Ibu/Saudara harapkan dari parta pemenang pemilu 2014 nanti? 1. Kemudahan lapangan kerja 3. Pendidikan gratis 2. Kesejahteraan ekonomi 4. Pengobatan gratis 5. Lainya……………… 28. Pada periode ini apakah partai berasas Islam sudah mewakili aspirasi Bapak/Ibu/Saudara? 1. Sudah 3. Sedikit mewakili 2. Belum 4. Tidak tahu 29. Jika pemilu dilakukan saat ini partai politik mana yang menjadi pilihan Bapak/Ibu/Saudara? 1. Partai…………………….…… 99 tidak tahu 88. Tidak Jawab/Rahasia 30. Mengapa Bapak/Ibu/Saudara memilih partai tersebut? Alasan………………………………………………………………………………………..…… 31. Jika pemilu dilakukan saat ini partai manakah yang paling Bapak/Ibu/Saudara harapkan tidak menang pemilu? Partai…………………………. 99. Tidak tahu 88 Tidak jawab/rahasia Saat ini terdapat 12 Partai Politik Nasional (selain partai lokal Aceh) yang akan bersaing di pemilu 2014, jika saudara diminta memberikan poin penilaian dari angka terendah 1 kepada partai yang paling tidak sesuai dengan kepercayaan dan harapan kepentingan saudara hingga sekor 10 = tertinggi pada pertain yang paling saudara percayai dan bisa mewakili aspirasi harapan kepentingan saudara. Berapa nilai yang diberikan pada partai politik berikut? Partai Politik Nasional Demokrat (Nasdem) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) PDI Perjuangan (PDIP) Partai Golkar Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindra) Partai Demokrat Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Partai Bulan Bintang (PBB) Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) Update vik 1.1.2015. malam Penilaian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Panduan Sampling UIN JAKARTA Tingkat Kepercayaan Masyarakat Islam Kecamatan Kebumen Terhadap Partai Politik Berasas Islam DAWUD 1110045200018 1. PANDUAN MEMILIH RT/SLT ATAU SATUAN TERKECIL (SLT) DESA LAINNYA Target →Memilih 2 RT/SLT 1. Kunjungi kantor Kelurahan/Desa untuk mencari daftar Rt/Dusun, Satuan lingkungan terkecil (SLT) yang berlaku di daerah itu. 2. Cari tahu struktur pembagian wilayah di Desa/Kelurahan untuk mengetahui apakah menggunakan sistem RW-RT atau masih menggunakan nama Dukuh, Dusun, atau nama SLT lainnya. Catat juga jumlah total RT dan total keluarga di Desa/Kelurahan tersebut. 3. Konfirmasi dan mencatat RT atau Dusun di Desa tersebut (catatan, catat nama RT dan sesuai kondisi lapangan. Contoh, jika nama RW-RT di Desa bersangkutan dimulai dari RW 45 RT 11, tuliskan sesuai kondisinya, janganditulis: RW 1-RT 1). 4. Buat susunan dafta rurut RT (dari nomor terkecil ke-besar) atau nama Dusun/Dukun berdasarkan urutan huruf depan (dari A-Z), laluberi nomor urut (lihat contoh pengurutan RT padaTabel 1). 5. Hitunglah Interval RT/SLT = Jumlah RT/SLT di Desa 2 Contoh (lihat tabel 1) Interval RT/SLT = 7/2 = 3,5 = 3 (berapapun angka dibelakang koma, bulatkan kebawah) 6. Tentukan angka random dari tabel angka random berdasarkan angka interval desa yang sudahdiperoleh. Contoh: lihat Tabel Random (Angka random dari 7→1) 7. RT/SLT terpilih ke-1 adalah RT/SLT ke-1 yaitu RW 1-RT 1 atau Dukuh Angsana 8. RT/SLT terpilih ke-2 adalah RT/SLT ke 1+3 (Interval RT) = RT/SLT ke-4 yaitu RW 2-RT 1 atau Dukuh Jaya. TABEL 1 Contoh Pengurutan Rt Contoh Pengurutan Dusun NO. URUTAN RW-RT 1 RW 1 - RT 1 NO. URUTAN DUSUN – DUKUH 1 Dusun Ampara – Dukuh Angsana 2 2 3 RW 1 - RT 2 RW 1 - RT 3 3 Dusun Ampara – Dukuh Atama Dusun Atas – Dukuh Bawah 4 RW 2 - RT 1 4 Dusun Ilir - Dukuh Jaya 5 RW 2 - RT 2 5 Dusun Ilir - Dukuh Barat 6 RW 2 - RT 3 6 Dusun Atas - Dukuh Jati 7 RW 3 - RT 3 7 Dusun Atas - Dukuh Timur CATATAN LAPANGAN INTERVIWER : TABEL URUTAN RT/SLT NAMA DESA/KELURAHAN JUMLAH RT/SLT JUMLAH KELUARGA DAFTAR URUTAN RT (SATUAN NO. LINGKUNGAN TERKECIL DI DESA) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 : ……………………………………………… : ……………………………………………… : ……………………………………………KK DAFTAR URUTAN RT NO. (SATUAN LINGKUNGAN TERKECIL DI DESA) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 2. PANDUAN MEMILIH KELUARGA TARGET → MEMILIH 3 Keluarga dari 2 RT terpilih Mengunjungi 2 RT Terpilih, → Menyusun daftar nama-nama keluarga di RT tersebut Hitung Interval Keluarga di RT tersebut Tentukankeluargate rpilih di kedua RT tersebut Tahapan kerja 1. Kunjungi kedua RT terpilih tersebut. Temui masing-masing ketua RT atau Ketua lingkungan tersebut untuk melakukan silarutahim/izin melakukan penelitian. Lalu mintalah daftar keluarga (KK) di RT/lingkungan tersebut. (pencatatan harus dilakukan dengan bolpoin, tidak boleh memakai pensil). 2. Susunlah daftar nama Kepala Keluarga seperti contoh tabel 2 (yang terseedia) di kedua RT. Susunan urutan nama berdasarkan data di RT, atau keterangan lisan dari Ketua RT/SLT atau pengurus RT/SLT yang mempunyai daftar KK tersebut. 3. Buat susunan daftar nama KK di RT tersebut. Nama KK disusun sesuai urutan pencatatan di RT, sesuai urutan keterangan lisan dari Ketua atau pengurus RT/SLT yang memiliki KK. (lihat contoh penyusunan nama keluarga pada tabel 2). 4. Hitung interval keluarga = JumlahKeluarga di RT 3 Contoh (lihat tabel 2) Interval KK = 32 : 3 = 10,6 = 10 (berapapun angka dibelakang koma, bulatkan kebawah 5. Tentukan angka random dari table angka random berdasarkan angka interval KK yang sudah diperoleh. Contoh (lihat tabel random) Angka random dari 10 → 2 6. Keluarga terpilih ke – 1 di RT ke – 1 adalah KK ke – 2 yaitu keluarga Bapak Agus. 7. KK terpilih ke – 2 di RT ke – 1 adalah KK ke 2 + 10 (interval KK) = 12, yaitu keluarga Bapak Sukaesih. 8. KK terpilihke – 3 di RT ke – 1 adalah KK ke 12 + 10 (interval KK) = 22, yaitu keluarga bapa benny. 9. Jikaternyata ada keluarga yang menjadi target sampel susah ditemu atau menolak, maka penggantinya adalah keluarga yang berada dinomor urut selanjutnya. Contoh: keluarga terpilih ke-1 (bapa agus) tidak bisa→diganti ke keluarga no 3 (Burhanudin). Jika tidak ada juga→diganti no 4 (Budi Kusuma) dst. Kasus kusus: 10. Jika pihak RT (ketua atau pengurus ) tidak bias atau tidak bersedia memberikan data, kembali lihat catatan urutan RT/SLT. Pindahke RT lain dibawahnya, demikian seterusnya. Contoh : sebelumnya, RW-RT terpilih adalah RW 1-RT 1. Karena alasan kusus, di RW1-RT1 tidak bias diperoleh data keluarga ,maka pindah ke RT dibawahnya yakni RW 1-RT2. TABEL 2. CONTOH PANDUAN MEMILIH KELUARGA RT Ke-1→ Target 3 keluarga Daftar keluarga RW1-RT1 DAFTAR URUTAN RT NO. (SATUAN LINGKUNGAN TERKECIL DI DESA) 1 2 Agus (keluarga terpilih ke-1) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sukeisi (keluarga terpilih ke-2) 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Benny (keluarga terpilih ke-3) 23 24 25 RT Ke-2→ Target 3 Keluarga Daftar keluarga RW2-RT1 DAFTAR URUTAN RT NO. (SATUAN LINGKUNGAN TERKECIL DI DESA) 1 2 Saryotama (Terpilih ke-1) 3 4 5 6 10 interval 7 8 9 10 11 Zamroni (Terpilih Ke-2) 12 13 14 15 10interfal 16 17 18 19 20 21 Catur (Terpilih Ke-3) 22 23 24 25 CATATAN LAPANGAN INTERVIWER : TABEL URUTAN KELUARGA (KK) NAMA DESA/KELURAHAN JUMLAH RT/SLT NO. : ……………………………………………… : ……………………………………………… NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 NO. NAMA 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 3. PANDUAN MEMILIH RESPONDEN Target → memilih 4 (empat) responden, laki—laki atau perempuan, dari 1 (satu) kelurahan terpilih. TahapanKerja 1. Kunjungi masing–masing keluarga yang sudah terpilih lalu, mintalah daftar nama anggota keluarga, dimasing-masing keluarga itu. Pengertian anggota keluarga : Keluarga inti ( Ayah, Ibu, dan Anak), bukan sepupu, pembantu, atau tamu atau kerabat menginap. 2. Memilih calon responden menurut jenis kelamin sesuai kriteria jenis kelamin calon responden : laki-laki atau perempuan dan batas minimal usia. 3. Urutkan nama keluarga berdasarkan usia (dari tertua hingga termuda). Yang dicatat hanya anggota keluarga dengan jenis kelamin sama dengan kriteria calon responden penelitian. 4. Anggota keluarga yang berusia kurang dari 17 tahun, kita coret dari daftar. 5. Setelah mencatat nama-nama anggota keluarga, tentukan responden terpilih berdasarkan nama-nama yang ada dihalaman kuesioner. 6. Jika calon responden pergi, tanyakan kepastian bias diwawancarai atau tidak, kapan pulang. Jika calon responden berhalangan (missal: keluar kota hingga waktu surfei selesai, sakit dll) coret dari daftar responden. Ulangi lagi memilih responden dengan prosedur yang sama. Contoh: dikeluarga pertama ada 5 (lima) orang anggota keluarga. Bapak: Yohan, Ibu Ratna, Anak Palupi dan Topan, dan Purwanto. Kita lihat pada form kuesioner, yang dilingkari warna merah (lihat gambar dibawah) adalah laki-laki. Maka kita akan mencari responden laki-laki untuk rumah pertama. Sehingga, yang kita catat hanya nama-nama anggota keluarga yang berjenis kelamin laki-laki saja. Setelah itu kita tentukan responden terpilih. Cara memilih responden lihat tabel ke 3. Form isian ini bisa dilihat di kuesioner. Tabel 3. CONTOH PANDUAN MEMILIH RESPONDEN No. Responden Laki-laki Perempuan (hanya diisi oleh Penulis) Kuesioner Survei Tingkat Kepercayaan Masyarakat Islam Kecamatan Kebumen Pada Partai Politik Berasas Islam. Selamat Pagi/siang/sore/malam Bapak/Ibu/Sdra/Sdri, saya Dawud dari Mahasiswa UIN Jakarta sedang mengadakan penelitian mengenai tingkat kepercayaan masyarakat Islam terhadap Partai politik Berasas Islam 2014. Rumah ini merupakan salah satu dari 100 kediaman di kecamatan kebumen yang dipilih secara acak. Mengingat pentingnya penelitian ini kami mengharapkan partisipasi anda dalam menjawab berbagai pertanyaan berikut ini. Petunjuk Penetapan Responden: urutkan dari yang tertua hingga yang termuda semua penghuni rumah yang berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah, tetapi bukan TNI atau polisi aktif, bukan tamu bukan pembantu rumah tangga. Tarik garis mendatar dibawah nama orang terakhir, kemudian tarik garis kebawah dari nomor yang dilingkari. Pertemuan antara kedua garis tersebut menunjukan responden yang terpilih. RUMAH TANGGA NAMA Yohan Topan Purwanto USIA NO. 57 43 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 3 4 1 6 5 2 3 7 1 2 3 1 1 4 2 5 4 8 1 1 2 3 5 1 3 4 6 3 1 1 2 4 3 5 1 1 7 2 1 2 1 3 2 4 7 6 5 4 1 2 3 1 2 1 7 3 8 1 1 1 1 2 4 2 3 5 2 6 1 1 3 2 5 6 2 4 9 1 1 2 1 1 4 3 6 8 2 5 1 2 2 2 3 5 4 7 6 9 Tabel Randem Untuk Menentukan RT Terpilih di Setiap Desa ∑ RT 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Random 2 1 3 5 3 4 7 3 4 1 1 11 2 10 7 12 10 14 12 5 1 1 2 24 ∑ RT 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Random 24 14 1 6 24 13 20 21 10 27 9 6 5 11 40 4 20 16 19 31 42 39 38 31 ∑ RT 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 Random 8 37 9 31 19 48 12 25 27 47 15 3 2 27 63 4 6 64 43 38 6 12 73 30 ∑ RT 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 94 95 96 97 98 99 100 Random 55 16 53 59 71 20 47 52 5 79 48 39 76 6 34 27 23 75 41 46 39 72 37 1 KUESIONER Panduan Sampling UIN JAKARTA DAWUD 111OO45200018 1110045200018 SURAT PENGANTAR Bapak dan Ibu Yang Terhormat Saya Dawud, Mahasiswa program Tata Negaraan Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta. Saaat ini saya sedang mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi sebagai persyaratan untuk mencapai gelar S1 pada jurusan Ketata Negaraan Islam Untuk itu saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk menjawab sejumlah pertanyaan dalam kuesioner ini, agar saya mendapatkan data yang valid untuk mengukur tingkat kepercayaan masyarakat Islam Kecamatan Kebumen terhadap partai politik berasas Islam Penilitian ini dilakukan semata hanya untuk kepentingan akademis dan tidak berpengaruh terhadap Bapak/Ibu. Saya sangat menghargai bantuan Bapak/Ibu untuk mendukung penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya Dawud 1110045200018 ID RESPONDEN R1 R2 R3 L P Kuesioner Survei Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen Terhadap Partai Politik Berasas Islam 2014 Selamat Pagi/siang/sore/malam Bapak/Ibu/Sdra/Sdri, Saya Dawud Mahasiswa UIN Jakarta sedang mengadakan penelitian mengenai tingkat kepercayaan masyarakat Islam terhadap Partai politik berasas Islam pada pemilu 2014. Rumah ini merupakan salah satu dari 100 kediaman di Kecamatan Kebumen yang dipilih secara acak. Mengingat pentingnya penelitian ini kami mengharapkan pertisipasi anda dalam menjawab berbagai pertanyaan berikut ini. Petunjuk Penetapan Responden: urutkan dari yang tertua hingga yang termuda semua penghuni rumah yang berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah, tetapi bukan TNI atau polisi aktif, bukan tamu bukan pembantu rumah tangga. Tarik garis mendatar dibawah nama orang terakhir, kemudian tarik garis kebawah dari nomor yang dilingkari. Pertemuan antara kedua garis tersebut menunjukan responden yang terpilih. NAMA Nama Responden Alamat USIA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 1 3 4 1 6 5 2 3 7 2 1 2 3 1 1 4 2 5 4 8 3 1 1 2 3 5 1 3 4 6 3 5 1 2 1 3 2 4 7 6 5 4 6 1 2 3 1 2 1 7 3 8 1 7 1 1 1 2 4 2 3 5 2 6 : : RT: RW: Kota/Kabupaten Nomor Telepon 4 1 1 2 4 3 5 1 1 7 2 : Kelurahan/Desa Provinsi 8 1 1 3 2 5 6 2 4 9 1 9 1 2 1 1 4 3 6 8 2 5 10 1 2 2 2 3 5 4 7 6 9 Latar Belakang: Identitas Responden 1. Kecamatan kediaman Responden? ……………………….. 2. Klasifikasi wilayah? 1. Perkotaan 2. Pedesaan 3. Jenis kelamin? 1. Laki-laki 2. Perempuan 1. Belum menikah 3. Menikah 5. Janda/Duda kematian 2. Tidak menikah 4. Janda/Duda cerai 4. Status perkawinan? 5. Status Bapak/Ibu/saudara dalam keluarga? 1. Kepala keluarga 2. Anggota keluarga 6. Tahun lahir bapak/ibu/saudara ? …………………..tahun 7. Pendidikan formal terahir yang Bapak/Ibu/Saudara selesaikan? 1. Tidak Sekolah 5. Tamat SMP Umum 9. Tamat P. Tinggi 2. Tidak Tamat SD 6. Tamat madrasah tsanawiah 10.Tamat P.T. Islam 3. Tamat SD 7. Tamat SMA Umum 11. Tamat pascasarjana 4. Tamat Madrasah Ibtidaiah 8. Tamat Madrasah Aliah 8. Suku Bapak/Ibu/Saudara? 1. Jawa 5. Batak/tapanuli 9. Minahasa/manado 2. Betawi 6. Minang/padang 10. Campuran….+…... 3. Sunda 7. Bugis/makasar 11. Lainya………….... 4. Cina 8. Melayu 9. Agama/Bapak/Ibu/Saudara? 1. Islam (NU) 2. Islam (Muhamadiah) 3. Lainya………..……. 1. Pelajar/Mahasiswa 4. Pensiunan 7. Pegawai lepas 2. Ibu Rumah Tangga 5. PNS 8. Pedagang. 3. Tidak Bekerja 6. Pegawai Suasta 9. Lainya……………… 10. Pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara? 11. Berapa rata-rata pengeluaran keluarga Bapak/Ibu/Saudara dalam sebulan? Rp………………………………………………………………………………………………….. 12. Berapa rata-rata penghasilan Bapak Ibu/Saudara dalam sebulan? Rp…………………………………………………………………………………………………. 13. Berapa daya listrik dirumah Bapak/Ibu/Saudara?.............................................................Watt 1. < 450 watt 3. 1300 watt 5. 3300 watt 2. 900 watt 4. 1200 watt 6. Diatas 3300 watt Akses informasi politik Dalam sebulan terahir seberapa sering Bapak/Ibu/Saudara mengikuti informasi berita politik melalui media berikut: Surat kabar Televise Radio Berita online Media sosial facebook, twiter dll Informasi dilingkungan aktifitas 20. Dari berbagai bentuk media diatas, Sering(beber Kadang Selalu Jarang Tidak (setiap apa kali (semingg (sebulan pernah hari) seminggu) u sekali) sekali) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 media apakah yang paling Bapak/Ibu/Saudara percayai kebenaran informasinya? 21. Sejauh ini apa yang paling Bapak/Ibu/Saudara ketahui tentang pengelempokon partai politik di Indonesia. ? 1. Partai Politik Islam 3. Partai Politik Islam dan Nasionalis 2. Partai Politik Nasionalis 4. Tidak tahu. 22. Mana saja partai yang menurut Bapak/Ibu/Saudara partai berasas Islam? Sebutkan: …… .………………………99. Tidak tahu 23. Seberapa efektifkah partai politik dalam mempengaruhi kehidupan dan partisipasi saudara dalam berpolitik? 1. Kurang efektif 3. Ragu-ragu 5. Sangat efektif 2. Efektif 4. Tidak tahu 6. Sangat tidak efektif 24. Seberapa efektifkah partai politik berasas Islam dalam mempengaruhi kehidupan dan partisipasi saudara dalam berpolitik? 1. Kurang efektif 3. Ragu-ragu 5. Sangat efektif 2. Efektif 4. Tidak tahu 6. Sangat tidak efektif 25. Sebutkan satu partai yang paling ibu senangi? 26. Partai manakah yang menurut Bapak/Ibu/Saudara bisa mewakili aspirasi? 27. Apa yang paling Bapak/Ibu/Saudara harapkan dari parta pemenang pemilu 2014 nanti? 1. Kemudahan lapangan kerja 3. Pendidikan gratis 2. Kesejahteraan ekonomi 4. Pengobatan gratis 5. Lainya……………… 28. Pada periode ini apakah partai berasas Islam sudah mewakili aspirasi Bapak/Ibu/Saudara? 1. Sudah 3. Sedikit mewakili 2. Belum 4. Tidak tahu 29. Jika pemilu dilakukan saat ini partai politik mana yang menjadi pilihan Bapak/Ibu/Saudara? 1. Partai…………………….…… 99 tidak tahu 88. Tidak Jawab/Rahasia 30. Mengapa Bapak/Ibu/Saudara memilih partai tersebut? Alasan………………………………………………………………………………………..…… 31. Jika pemilu dilakukan saat ini partai manakah yang paling Bapak/Ibu/Saudara harapkan tidak menang pemilu? Partai…………………………. 99. Tidak tahu 88 Tidak jawab/rahasia Saat ini terdapat 12 Partai Politik Nasional (selain partai lokal Aceh) yang akan bersaing di pemilu 2014, jika saudara diminta memberikan poin penilaian dari angka terendah 1 kepada partai yang paling tidak sesuai dengan kepercayaan dan harapan kepentingan saudara hingga sekor 10 = tertinggi pada pertain yang paling saudara percayai dan bisa mewakili aspirasi harapan kepentingan saudara. Berapa nilai yang diberikan pada partai politik berikut? Partai Politik Nasional Demokrat (Nasdem) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) PDI Perjuangan (PDIP) Partai Golkar Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindra) Partai Demokrat Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Partai Bulan Bintang (PBB) Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) Penilaian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 A B 1 No. Nama 2 1 Agung Prasetyo 3 2 Farida Nur A 4 3 A. MUSYAFA ALI 5 4 Bastari Nur 6 5 MILAWATI 7 6 MOTOHAROH 8 7 MAFTUHAN 9 8 Rizka Nurul 10 9 Ani Arifatun 11 10 KHOFIFAH KH 12 11 KUNI W 13 12 WAHIDAH 14 13 Farida S 15 14 AIDA 16 15 IDAN 17 16 Khisnatul M 18 17 Agustina A 19 18 masngidah 20 19 saeful amri 21 20 Rahmat Hidayat 22 21 SOLIHIN 23 22 ANI 24 23 Emir Yanti 25 24 Evita K 26 25 Yustina M 27 26 RAHMAWATI 28 27 A, MURTAJI 29 28 NUR HASANAH 30 29 Marjan 31 30 Eli Toha Rotun 32 31 faozi 33 32 Jama 34 33 Nurhidayati 35 34 HARYANTO 36 35 AGUS BUDIMAN 37 36 Khasol 38 37 Purwati 39 38 DARMAJI 40 39 M LATOIF 41 40 M TAUFIK 42 41 AHMAD NURDIMAN 43 42 Istiqomah 44 43 FARIDA ULFA 45 44 RINI SETIAWATI 46 45 ARIF HARYANTO 47 46 KHOMSIN 48 47 LATIFAH 49 48 HAMIDAH 50 49 WATI 51 50 PUJI RAHAYU 52 51 SITI NURFAIDAH 53 52 ARIF MULYO 54 53 Wartini 55 54 Nuryati 56 55 A. BUNYAMIN 57 56 SUPRIONO 58 57 YONO C Usia 18 18 18 19 19 19 20 21 21 21 21 21 22 22 22 23 23 23 24 24 24 25 26 27 27 27 27 27 28 28 28 29 29 29 29 30 30 30 30 30 31 32 32 32 32 32 33 34 34 35 35 35 36 36 36 36 36 D L/P L L L P P P L P P P P P P P L P P p L L L P P P P P L P L P l L P L L L P L L L L P P P L L P P P P P L P P L L L E 1 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 F 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 G 3 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 H 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 I 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 J 6 1996 1996 1996 1995 1995 1995 1994 1992 1992 1992 1992 1992 1991 1991 1991 1991 1991 1991 1990 1990 1990 1989 1988 1987 1987 1987 1987 1978 1986 1986 1968 1985 1985 1985 1985 1984 1984 1984 1984 1984 1985 1982 1982 1982 1982 1982 1981 1980 1974 1979 1979 1979 1978 1978 1978 1978 1978 K 7 5 7 5 7 7 5 7 8 7 8 8 7 7 7 7 9 7 6 5 10 7 3 9 9 9 8 7 5 10 10 7 9 10 7 6 9 7 7 9 8 10 9 8 9 7 3 9 8 6 6 7 2 7 5 3 5 5 L 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 M 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 N 10 1 6 1 1 6 2 9 1 6 6 1 2 6 6 6 6 1 99 6 9 9 9 6 6 6 2 6 9 6 6 7 2 6 6 8 5 8 6 6 8 6 6 2 6 6 6 5 2 6 6 6 9 2 2 6 9 9 O 11 99 5rts 99 5rts 3RTS 4RTS 3RTS 5rts 2jt 99 6RTS 5RTS 4rt 4rt 4rt 3rts 5rts 99 7RTS 4rts 3RTS 1JT 1jt 1jt 1jt 5RTS 4RTS 99 2,3jt 450rbu 3rts 5rts 1,5jt 5RTS 99 5rts 99 6RTS 1,5 JT 8RTS 1,5jt 1jt 99 1JT 5RTS 1JT 5rts 99 99 99 2jt 5RTS 8rts 9rts 5rts 99 99 P 12 99 7rts 99 1,5rts 5RTS 8RTS 99 99 2jt 99 99 5RTS 475rbu 475rbu 475rbu 4rts 6rts 99 1JT 5rts 3RTS 2JT 1jt 5rts 2,5jt 99 99 5RTS 2,5jt 650rbu 99 6rts 8RTS 99 2jt 99 7RTS 3JT 1,5JT 6rts 99 99 2,5JT 7RTS 99 2jt 99 99 99 2jt 7RTS 99 99 8rts 5RTS 5RTS Q 13 1 1 1 4 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 4 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 5 1 4 1 2 1 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 R 14 5 4 5 5 5 5 5 3 4 3 4 5 1 1 1 1 5 5 5 3 5 5 4 3 3 5 4 5 1 1 4 5 2 5 5 5 5 5 3 5 2 4 5 2 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 S 15 3 3 3 3 3 2 3 1 1 2 3 4 1 1 1 5 3 4 3 1 2 1 1 1 2 4 2 3 1 5 3 1 2 4 5 1 5 3 2 4 2 3 4 3 4 4 1 5 4 4 1 5 3 3 3 3 3 T 16 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 U 17 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 5 3 3 3 4 5 5 5 2 5 5 1 2 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 V 18 5 5 5 5 5 5 5 1 4 3 5 5 2 2 2 1 5 5 5 4 5 5 2 2 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 W 19 4 4 5 5 5 4 4 1 2 3 4 5 1 1 1 5 5 5 5 4 3 2 5 3 4 5 3 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 4 3 5 1 4 5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 4 4 5 5 5 X 20 tv tv TV tv TV TV TV internet tv TV TV TV tv tv tv tv tv tv 99 Surat Kabar TV TV tv tv tv TV TV TV radio tv tv Surat Kabar tv TV 99 tv 99 TV TV TV tv tv 99 Surat Kabar TV TV tv TV TV TV tv 99 tv tv TV TV TV Y 21 2 1 4 1 2 3 4 1 2 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 2 3 4 3 4 2 1 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 1 3 1 4 3 4 2 2 2 4 2 4 3 1 1 Z 22 PPP,PKB,PAN PPP,PKB,PAN PPP,PKB,PAN PPP, PKB, PKS 99 PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB,PAN PKB PKB 99 PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB,PAN PPP, PKB, PKS PPP, PKB, PKS PPP, PKB, PKS PKB PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB,PKS,PBB PPP.PKPI,PBB PPP, PKB, PKS PPP,PKB,PAN 99 99 PPP,PKB, PAN, PKS 99 PPP,PKB,PAN PPP,PKB, PAN, PKS 99 PDI,PPP,NASDEM PPP,PKB 99 PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB,PAN PPP,PKB, PAN, PKS PPP 99 99 PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB,PAN PPP,PKB,PAN PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB 99 PPP PPP,PKB,PAN PPP,PKB PPP,PKB PKB PPP,PKB PPP,PKB,PAN PPP,PKB PPP,PKB,PAN PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB, PAN, PKS AA 23 1 1 1 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 2 4 4 1 3 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 AB 24 3 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 4 1 2 4 1 1 4 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 AC 25 hanura Nasdem GERINDRA PKB DEMOKRAT HANURA HANURA 99 PKB 99 PKB GERINDRA PKB, PKB, PKB, 99 PAN 99 PPP PKB DEMOKRAT PAN 99 99 PAN 99 HANURA PPP 99 99 nasdem PKB PKB NASDEM 99 PKB 99 PAN PPP PPP PKB PDIP PPP GERINDRA PKB PDIP PKB PPP 99 99 PKB PDIP Gerindra Gerindra PKB PPP PPP AD 26 hanura Nasdem GERINDRA PKB DEMOKRAT HANURA HANURA 99 PDIP 99 PKB GERINDRA PKB PKB PKB 99 PAN 99 99 PKB DEMOKRAT PAN 99 99 PAN 99 HANURA 99 99 99 nasdem PKB PKB NASDEM 99 Gerindra 99 PAN PPP PPP PKB PPP PPP Gerindra PKB PDIP Gerindra PPP 99 99 PDIP PDIP Gerindra Gerindra 99 99 99 AE 27 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 4 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 5 2 2 2 2 2 5 2 2 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 AF 28 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 2 2 2 2 4 2 4 2 3 2 2 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 4 4 AG 29 hanura Nasdem Gerindra PKB DEMOKRAT HANURA HANURA 99 99 99 99 GERINDRA 99 99 99 99 88 99 PPP 99 DEMOKRAT PAN 99 99 PAN 99 HANURA PPP 99 99 nasdem 99 99 NASDEM 99 99 99 PAN PPP PPP 99 99 PPP GERINDRA 99 PDIP 99 99 99 99 99 PDIP Gerindra Gerindra 88 PPP PPP AH 30 bersih peduli tegas 99 bersih peduli tegas PARTAI ULAMA MERASA COCOK 99 MERAKYAT 99 99 99 99 99 99 99 99 bersih peduli tegas 99 99 PARTAI ULAMA 99 MERASA COCOK MERAKYAT 99 99 MERASA COCOK 99 MERAKYAT IKUT IKUTAN 99 99 senang PARTAI ULAMA mewakili aspirasi rakyat MERASA COCOK 99 99 99 99 99 PARTAI ULAMA mewakili aspirasi rakyat 99 99 VISI MISI JELAS 99 SENANG 99 99 99 99 99 99 99 99 99 IKUT IKUTAN IKUT IKUTAN AI 31 pan 99 99 PKPI PBB 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 PKS PKPI 5 99 99 99 99 99 99 99 99 99 PKPI 99 9 99 99 99 99 99 PKPI 99 99 99 99 PKPI 99 99 99 99 99 99 99 99 PBB 99 99 AJ 32 6 10 5 2 4 6 5 6 2 2 4 6 4 4 4 99 6 6 4 8 8 2 6 5 4 3 2 4 4 2 8 5 3 8 6 6 4 4 3 4 3 3 6 5 6 4 6 5 1 1 2 5 3 3 4 4 4 AK 33 4 7 6 7 4 5 5 7 6 2 9 6 8 8 8 7 7 7 7 8 6 5 2 8 4 4 5 6 8 6 6 8 8 6 5 7 6 5 8 8 8 5 5 6 8 6 7 8 2 2 6 4 5 5 9 6 6 AL 34 1 6 5 3 6 7 6 6 6 5 5 5 6 6 6 5 7 6 6 8 1 4 6 6 7 3 4 3 6 6 5 6 5 6 4 6 5 4 4 6 5 4 4 5 6 9 6 6 1 1 6 3 4 5 4 3 3 AM AN 35 36 5 2 8 9 5 4 6 5 7 8 6 5 7 4 8 2 7 6 1 3 4 3 7 4 4 4 4 4 4 4 7 3 5 4 8 4 5 4 7 7 7 6 5 4 7 5 4 2 3 3 6 5 5 6 5 3 4 4 7 6 6 5 4 2 5 5 6 5 5 6 8 2 5 3 6 3 5 3 7 5 5 5 9 6 4 5 6 4 5 4 2 3 8 2 5 4 1 1 1 1 7 6 8 4 7 6 6 6 5 5 5 3 5 3 AO 37 6 9 8 5 9 4 8 7 9 5 6 9 6 6 6 7 7 7 7 7 7 3 3 4 4 7 7 5 6 9 7 4 4 5 5 7 6 4 6 6 4 7 6 9 5 5 7 6 2 2 9 3 9 9 8 5 5 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 A 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 B MUKTI Purwati Hindun ALIF I Wagiah Purwati MUSTOFA Faizah Laila SISWANTOSO AGUS S SAPUTRA ILHAM N DAROJI DENIMUL MUKIASIH WAGIAH SUGIONO Kamisah SAMSUDIN MUHASIN JARIYAH MUHAMAD MAKHI SUJONO MUSTAQIM HAYATI NUR SAEHATUN ZUHRI Martinah Khusnan NGASPAN ISMIATI MAKIRNO mukhatafin DAEROBI MADSALIM NURUDIN SAYIDIN NURHAYATI UDIN Suwardi MADINSAN MURIFAH Sanmukti C 37 38 38 38 39 39 39 40 40 40 40 40 43 44 45 45 45 48 48 50 50 50 54 55 55 56 56 58 59 59 60 60 60 60 60 60 60 60 65 69 70 72 78 D L P P L P P L P L L L L L L P P L P L L P L L L P P L P L L P P L L L L L P L L L P L E 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 F 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 G 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 H 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 1 3 1 1 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 I 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 J 1954 1976 1976 1976 1975 1975 1975 1973 1974 1974 1974 1974 1971 1974 1969 1969 1969 1974 1974 1973 1964 1964 1974 1992 1954 1958 1958 1956 1955 1955 1954 1961 1954 1954 1954 1954 1954 1954 1954 1969 1944 1985 1936 K 2 5 8 7 7 5 7 10 3 6 6 9 3 3 6 3 7 9 6 8 3 9 6 7 2 8 8 8 8 3 3 2 6 10 2 2 4 2 2 3 2 10 2 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 N 9 2 PRT 8 6 8 6 6 9 6 6 5 8 9 6 2 8 5 6 2 3 5 6 6 9 1 1 2 6 9 2 2 6 4 9 9 9 9 9 7 9 6 3 O 5RTS 99 99 2JT 1jt 99 5RTS 4jt 1JT 99 99 5rts 1JT 1JT 1500JT 7RTS 2jt 3,5jt 99 1JT 3RTS 4RTS 99 2jt 5RTS 5rts 5rts 99 9rts 8rts 3RTS 5RTS 8RTS 99 3rts 5RTS 5RTS 5RTS 5RTS 5rts 5RTS 1,5jt 99 P 7RTS 99 5rts 4JT 99 1,5jt 8RTS 4jt 2JT 99 99 2jt 9RTS 2JT 2JT 99 2,5jt 8jt 99 99 99 6RTS 99 2jt 7RTS 99 99 99 7rts 99 99 99 1JT 99 99 7RTS 8RTS 7RTS 7RTS 6rts 99 6rts 99 Q 1 3 1 2 1 1 1 2 3 2 2 4 1 3 1 1 2 4 2 1 1 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 R 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 4 5 3 3 4 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 2 5 2 5 S 5 5 4 4 3 5 3 2 1 4 4 1 2 1 4 4 2 2 4 3 3 2 4 1 5 1 1 3 1 4 4 4 3 2 5 5 4 5 5 3 5 2 5 T 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 U 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 V 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 W 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 2 4 5 5 4 5 5 4 3 5 2 5 1 1 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 1 4 X 99 99 tv TV tv 99 TV tv TV TV TV tv TV TV TV 99 TV tv TV TV TV TV TV tv 99 internet internet tv tv TV TV TV TV Surat Kabar 99 99 TV 99 99 tv 99 tv 99 Y 4 4 4 4 2 4 1 1 2 2 2 3 3 2 1 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 1 1 4 3 4 2 4 1 3 4 4 1 4 4 3 4 3 4 Z PPP,PKB 99 PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB 99 PPP,PKB,PAN PKB PPP,PKB,PAN PPP,PKB PPP,PKB PPP PPP, PKB, PKS PPP,PKB,PAN PPP,PKB,PAN PPP,PKB PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB 99 PPP,PKB PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB PKB PPP,PKB PKB PKB 99 PPP,PKB PPP, PKB, PKS PPP,PKB,PAN PKB PPP,PKB PPP,PKB, PAN, PKS PPP,PKB,PAN PPP,PKB PPP,PKB,PAN PPP,PKB PPP,PKB PPP, PKB, PKS PPP,PKB PPP,PKB, PAN, PKS PPP AA 1 1 1 1 1 3 1 1 2 4 4 1 1 2 1 1 2 1 4 1 1 3 4 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 AB 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 4 1 3 2 1 1 2 1 4 1 1 3 4 1 1 1 1 1 4 1 1 4 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 AC PDIP PKB 99 PKB Demokrat PDIP PKB PKB PAN 99 99 PKB PKB PAN PKB PDIP PKS PKB 99 99 PDIP PPP 99 PKB PDIP 99 99 Golkar 99 PPP PDIP PPP PPP PKB GOLKAR PDIP PKB PDIP PDIP PPP PDIP PKB Golkar AD PDIP 99 99 PKB Demokrat PDIP PKB PKB PAN 99 99 Gerindra 99 PAN PKB PDIP PKS PKB 99 99 PDIP PPP 99 PDIP PDIP 99 99 GOLKAR 99 PPP PDIP PPP PPP PKB GOLKAR PDIP 99 PDIP PDIP Demokrat PDIP PKB Golkar AE 2 5 1 2 2 2 2 3 1 1 1 5 3 1 2 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 3 5 2 2 2 1 2 5 2 2 2 2 2 2 4 2 2 AF 2 4 2 4 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 4 4 2 2 3 2 2 4 2 2 1 2 2 2 AG PDIP 99 99 PKB Demokrat PDIP 99 PKB PAN 99 99 99 99 PAN PKB PDIP PKS 99 99 99 PDIP PPP 99 99 PDIP 99 99 Golkar 99 PPP PDIP PPP PPP PKB GOLKAR PDIP PKB PDIP PDIP 88 PDIP 99 Golkar AH 99 99 99 PARTAI ULAMA MERAKYAT Merakyat 99 PARTAI ULAMA MERAKYAT 99 99 99 99 MERAKYAT 99 99 PARTAI ULAMA 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 MERASA COCOK 99 PARTAI ULAMA MERASA COCOK 99 SENANG 99 99 99 99 99 99 MERASA COCOK 99 mewakili aspirasi rakyat 99 AI 99 99 99 99 99 99 99 99 PKPI 99 99 99 PKS PKPI 99 99 PPP 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 88 99 PBB 99 99 99 99 99 99 99 PKPI 99 PKPI 99 AJ 5 2 3 3 7 7 4 6 2 1 1 6 5 2 4 5 7 7 1 1 6 5 1 2 5 6 6 3 4 3 1 3 5 2 4 5 3 5 5 2 3 3 4 AK 4 3 4 10 5 8 9 9 5 2 2 7 7 5 9 4 5 8 2 1 7 8 2 6 4 7 7 8 8 9 5 5 8 9 7 4 8 4 4 10 7 8 4 AL 3 4 3 5 4 7 1 7 4 1 1 6 2 4 5 3 10 5 1 1 4 6 1 6 3 6 6 4 6 5 4 99 6 5 5 3 7 3 3 6 4 5 5 AM AN 8 4 3 5 3 5 4 3 7 6 9 4 5 4 5 4 5 4 1 1 1 1 8 2 8 1 5 4 5 4 9 8 8 6 4 5 1 1 1 1 8 6 7 4 1 1 7 6 8 4 8 2 8 2 7 9 4 4 5 4 9 6 5 4 6 5 6 4 6 8 8 4 5 6 8 4 8 4 7 5 9 7 5 5 6 8 AO 3 6 6 5 7 7 7 7 3 2 2 7 3 3 6 5 8 7 2 1 5 6 2 9 3 7 7 5 6 6 7 5 7 6 5 3 4 3 3 8 5 4 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 AP 38 3 7 6 5 9 6 6 4 8 2 5 7 8 8 8 5 3 5 6 9 9 4 5 5 4 8 6 3 8 8 7 5 6 6 6 4 5 6 3 5 6 5 4 7 6 4 4 5 1 1 8 6 8 5 7 3 3 AQ 39 1 6 5 4 7 5 5 3 5 1 6 6 5 5 5 6 8 6 5 8 6 9 6 5 9 5 4 4 5 5 5 5 5 7 7 3 4 7 4 5 5 4 5 6 5 3 3 6 1 1 5 4 7 4 7 4 4 AR 40 5 5 4 6 5 6 4 4 4 3 8 5 6 6 6 4 7 5 8 8 7 5 5 6 5 7 6 7 6 4 4 6 7 6 8 4 7 5 9 9 7 8 9 7 8 4 4 9 3 3 4 3 5 3 8 7 7 AS 41 9 5 7 6 6 8 9 6 5 2 7 7 7 7 7 7 5 3 3 8 6 4 5 7 6 3 8 5 7 5 3 7 5 5 7 6 6 4 4 7 5 6 5 7 6 2 6 7 1 1 5 4 7 5 5 5 5 AT 42 3 4 6 5 4 5 5 3 5 1 4 4 3 3 3 4 3 3 4 7 5 2 5 5 3 2 2 4 3 5 2 5 4 4 6 3 3 3 2 6 4 2 3 4 4 2 3 3 1 1 5 3 4 4 3 4 4 AU AV AW 43 44 45 4 3 5 2 4 4 3 3 6 2 3 4 3 3 3 4 2 2 2 7 5 1 5 4 2 1 1 1 3 6 3 4 1 3 2 3 1 3 1 5 1 1 2 3 2 1 3 2 1 1 6 2 4 3 4 1 1 AP 59 6 60 4 61 4 62 4 63 9 64 5 65 3 66 3 67 4 68 1 69 1 70 4 71 4 72 4 73 5 74 3 75 8 76 5 77 1 78 1 79 5 80 8 81 1 82 8 83 6 84 4 85 4 86 6 87 8 88 4 89 6 90 6 91 4 92 4 93 4 94 6 95 3 96 6 97 6 98 9 99 5 100 6 101 4 AQ 4 3 3 6 5 6 5 8 9 1 1 3 5 9 6 5 9 4 1 1 6 6 1 5 4 3 3 6 5 3 5 5 6 3 3 4 5 4 4 3 4 5 3 AR 3 8 4 8 6 8 8 7 5 3 3 4 3 5 8 4 6 7 3 1 7 9 3 4 3 4 4 7 6 10 7 8 9 8 9 3 7 3 3 10 8 7 4 AS 4 6 4 5 4 7 3 5 4 1 1 6 4 4 3 3 7 3 1 1 5 5 1 5 4 6 6 5 7 5 4 7 3 3 3 4 6 4 4 3 4 5 3 AT 3 2 2 4 3 4 2 3 2 1 1 3 1 2 2 3 6 2 1 1 4 4 1 5 3 3 3 2 3 3 3 5 2 2 2 3 4 3 3 1 3 4 2 AU AV AW 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 5 1 1 1 4 3 1 6 2 3 3 2 3 2 1 4 2 1 4 2 3 2 2 1 2 1 3 Nomor Soal L P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 ∑ Hasil Survey 52 48 100 1=17, 2=83 1=51, 2=49 1=24, 3=73, 5=2, 23=1 1=46, 2=53, 5=1 USIA, 18=3, 19=2, 20=1, 21=5, 22=3, 23=3, 24=3, 25=1, 26=1, 27=5, 28=3, 29=4, 30=5, 31=1, 32=5, 33=5, 34=2, 35=3, 36=5, 37=1, 38=3, 39=3, 40=5,43=1,44=1,45=3,48=2,50=3,54=1,55=2,56=2,58=1,59=2,60=8, 65=1,69=1,70=1,72=1,78=1. 2=10,3=11,4=1,5=10,6=10,7=24, 8=13, 9=13, 8=10. 1=100 1=98, 2=2 1=8, 2=14, 3=2, 4=1, 5=5, 6=40, 7=2, 8=7, 9=19, 99=1, PRT=1 99=27, 1,5jt=5, 1jt=12, 2,3jt=1, 2jt=5, 3,5jt=1, 3jt=8, 450rb=1, 4jt=4, 4rts=4, 5rts=26,6trs=2, 7rts=2, 8rts=4, 9rts=2 99=39, 1,5jt=3, 1jt=3, 2,5jt=4, 2jt=10, 3jt=1, 3rts=1, 475rts=3, 4jt=2,4rts=1, 5rts=8, 650rb=1, 6rts=6, 7rts=10, 8jt=1, 8rts=5, 9rts=1, nihil=1 1=58, 2=28, 3=5, 4=7, 5=2 1=7,2=5, 3=13, 4=13, 5=62 1=21, 2=15, 3=26, 4=22,5=16 4=13, 5=87 1=4, 2=2, 3=4, 4=12, 5=78 1=4, 2=6, 3=1,4=8, 5=81 1=11,2=6,3=7,4=20,5=56 99=16,internet=3,radio=1, surat kabar=4, tv=76 1=15,2=21,3=26,4=37,5=1 99=14, 37 38 39 40 41 42 43 44 45