Pertemuan 15.1 PENENTUAN NILAI TUKAR PURCHASING POWER PARITY (PPP) PPP merupakan teori kunci dalam menjelaskan hubungan antara mata uang. Perubahan dalam perbedaaan inflasi harus mengakibatkan perubahan dalam nilai tukar, guna menjaga harga barang di antara dua negara sama. Formula : et e0 ih ,t i f ,t e0 1 i f ,t Di mana : e : exchange rate, kurs domestik / kurs asing i : tingkat inflasi h : tanda untuk home country f : tanda untuk foreign country 0 : tanda untuk awal periode t : tanda untuk akhir periode sehingga : et e0 1 ih,t 1 i f ,t CONTOH PERHITUNGAN : Indeks Harga Konsumen ( Consumer Price Index) bergerak dari 100 ke 103.5 di US, dan dari 100 ke 102 di Jepang selama satu periode di mana nilai tukar pada awal periode adalah 125 yen untuk 1 dollar US atau 0.008 dollar untuk yen Jepang. Hitunglah dugaan untuk nilai tukar pada akhir periode ! JAWAB : ih,t 103.5 100 0.035 100 i f ,t 102 100 0.020 100 1 0.035 et 0.008 * 1 0.020 et 0.00812 Jadi dugaan untuk nilai tukar pada akhir periode adalah 0.00812 $/Yen atau 123.15Yen/$ Kelemahan PPP : Memerlukan asumsi tentang nilai tukar ekuilibrium sebagai titik awal. Jika digunakan beberapa nilai mata uang, sulit menggunakan harga mata uang untuk menentukan tingkat ekuilibrium. Nilai tukar marupakan fungsi esensial dari barang yang diperdagangkan secara internasional, dimana tingkat inflasi berhubungan dengan semua jenis barang, baik diperdagangkan ataupun tidak. Untuk mengatasi kelemahan PPP ini, digunakan pendekatan BIG MAC INDEX. BIG MAC INDEX Digunakan oleh Majalah THE ECONOMIST setiap tahunnya. Merupakan nilai relatif antara harga Big Mac (dari Mc Donald) di suatu negara dibandingkan dengan negara lainnya. Produk ini resepnya seragam di hampir seluruh negara. Jadi dianggap mewakili harga berbagai jenis bahan makanan yang sama di negara yang berbeda. Digunakan langsung untuk pendugaan overvalue atau undervalue mata uang suatu negara. Contoh : Harga Big Mac di US Harga Big Mac di Jepang Exchange rate PPP Exchange rate aktual = $ 2.30 = Y 391 = 170 Y/$ = 104 Y/$ Exchange rate PPP > Exchange rate aktual Yen overvalue terhadap dollar TINGKAT SUKU BUNGA Fisher Effect : Jika tingkat suku bunga nominal di suatu negara lebih rendah dari di suatu negara lainnya, tingkat inflasi dari negara yang pertama diharapkan akan lebih rendah sehingga tingkat suku bungan riil menjadi seimbang. Jika R = tingkat suku bunga riil, dan r = tingkat suku bunga nominal. Maka : (1 + r) = (1 + R) (1 + i). < == > r = [(1 + R) + (1 + i) - 1. Contoh : Tingkat suku bunga riil = 5 % Tingkat inflasi di US = 2.9 % Tingkat inflasi di Jepang = 1.5 % Maka tingkat suku bunga nominal di US dan Jepang adalah : r US = [(1 + 0.05) (1 + 0.029)] – 1 = 0.08045 atau 8.045 % r Jepang = [(1+0.05)(1+0.015)] –1 = 0.06575 atau 6.575 % Jadi perbedaan tingkat suku bunga antara US dan Jepang merupakan fungsi dari perbedaan dari tingkat inflasinya. Jika tingkat inflasi keduanya sama, tetapi tingkat suku bunga US > Jepang, maka akan terjadi CASH INFLOW dari Jepang ke US dimana investor dapat memperoleh imbal hasil yang lebih TINGGI. INTERNATIONAL FISHER EFFECT (IFE) IFE mirip dengan konsep PPP, tetapi menggunakan tingkat suku bunga dan bukan tingkat inflasi. et (1 rh ) t e0 (1 rf ) t Untuk periode tunggal : t = 1, maka e1 (1 rh ) e0 (1 rf ) e1 (1 rh ) (1 rf ) e0 Expected return investasi di home country = (1 + rh) Expected return investasi di luar country = (1 + rf)e1/e0 Jika nilai aktual : “=“ indifference antara investasi di dalam negeri ataupun di luar negeri. “ > “ pilih investasi di dalam negeri “ > “ pilih investasi di luar negeri Tugas perorangan : Case The Japanese Yen, hal 375. (dikumpulkan pada pertemuan ke 15)