teguh dalam kebenaran, tegar dalam perjuangan

advertisement
TEGUH DALAM KEBENARAN,
TEGAR DALAM PERJUANGAN
Pidato Ketua Umum
Dewan Pimpinan Pusat
Partai Persatuan Pembangunan
untuk dibacakan dalam
Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H
Oleh:
Ir. H.M. Romahurmuziy, MT
12 Rabi’ul Awwal 1438 H
11 Desember 2016 M
‫هللا َو َب َر َكا ُت ُه‬
ِ ‫ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َم ُة‬
َ‫ َو َك َّم َل ال ُّسع ُْود‬.‫ب ْال َم َق ِام األعْ َلى‬
ِ ‫صا ِح‬
َ ‫ف األَ َنا َ َم ِب‬
َ َّ‫هلل َشر‬
ِ ‫اَ ْل َحمْ ُد‬
،‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع َلى َن ِبيِّ ْال ُهدَى َوالرَّ حْ َم ِة‬
َّ ‫ َوال‬،‫ِبأ َ ْك َر ِم َم ْولُ ْود‬
‫صحْ ِب ِه‬
َ ‫ َو َع َلى آلِ ِه َو‬،‫ َس ِّي ِد َنا م َُحمَّد‬،‫َخا َت ِم ال َّن ِب ِّيي َْن َو ِا َم ِام ْالمُرْ شِ ِدي َْن‬
‫ك إِالَّ َرحْ َم ًة‬
َ ‫ َو َما أَرْ َس ْل َنا‬،‫ْن‬
ِ ‫ اَ ْل َقائ ِِل فِى ِك َت ِاب ِه ْالم ُِبي‬،‫أَجْ َم ِعي َْن‬
‫ أَمَّا َبعْ ُد‬،‫ل ِْل َعا َل ِمي َْن‬
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih
diberi kesempatan menampilkan kecintaan (mahabbah) kita
kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sehat wal ‘afiat.
Selanjutnya sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, deklarator Islam
rahmah.
Hadirin-hadirat Rahimakumullah,
Pada hari ini, malam 12 Rabi’ul Awwal 1438 H/ 11
Desember 2016 M, Partai Persatuan Pembangunan secara
serentak melaksanakan perayaan Maulid Nabi Muhammad
SAW di seluruh Indonesia. Meski ada beberapa versi, yang
terkuat secara historis, peringatan Maulid ini pertama kali
dirintis oleh sultan Shalahuddin Al-Ayyubiy (wafat 1.193 M).
Tujuan peringatan maulid adalah, agar umat Islam mampu
menjadikan kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW sebagai
2
pemantik semangat memperjuangkan agama Allah SWT. Selain
itu, agar umat Islam mampu menggali lebih dalam rahasia
diutusnya Nabi SAW, sebagaimana firman-Nya dalam AlQur’an
surat Al-Anbiya’ ayat 107 sebagaimana tadi dibacakan. Dalam
ayat tersebut tujuan diutusnya Nabi SAW tidak lain merupakan
rahmat bagi semesta alam. Itulah misi utama diutusnya Nabi
Muhammad SAW di muka bumi, yakni menjadikan Islam sebagai
rahmatan lil ‘alamin.
Merealisasikan misi Islam rahmatan lil ‘alamin harus
dimulai dengan perbaikan akhlak dan itu artinya dimulai dari
perbaikan diri kita sendiri. Perbaikan akhlak inilah yang menjadi
langkah utama Nabi Muhammad SAW mewujudkan Islam
rahmah ditengah-tengah jahiliyah-nya kaum kafir Quraisy.
Jahiliyah bukan berarti bodoh atau tertinggal dalam segi
pengetahuan, budaya, maupun ekonomi. Masyarakat Quraisy
saat itu telah memiliki peradaban yang maju yang terkenal
dengan kemampuan olah syair dan Mekkah sebagai pusat
perdagangan transit. Disebut Jahiliyah karena saat itu terjadi
dekadensi moral yang luar biasa. Kondisi saat itu diliputi
kebodohan tentang menyekutukan Allah, menentang
kebenaran Rasul-Nya, menyimpangkan syariat agama,
berbangga-bangga dengan harta dan nasab, tradisi membunuh
bayi perempuan, dan sejumlah penyimpangan moral lainnya.
Untuk itulah Nabi SAW sebagai pembawa risalah keselamatan
ditugaskan membangun kembali (me-rekonstruksi) akhlak
manusia, sebagaimana sabda Beliau SAW:
3
ْ ‫ت الُت ِّم َم َمكا َ ِر َم‬
ُ ‫ِا ِّن َما ُبع ِْث‬
‫االخالق‬
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk memperbaiki
akhlak manusia”. (HR. Al-Baihaqi).
Mengingat misi utama Islam rahmah dimulai dengan
perbaikan akhlak, sudah sepatutnya seorang muslim berupaya
meniru teladan yang relevan dan konsisten. Sayangnya, dunia
Islam hari ini semakin kehilangan teladan. Seorang yang semula
dipandang sebagai figur publik, dalam sekejap hilang
keteladanannya akibat: persaingan politik, godaan kuasa yang
melekat pada jabatan publik, kemewahan ekonomi yang
didapat, dan ketidakmampuannya mengendalikan syahwat,
sehingga
membuatnya
terjerumus
dalam
tindakan
menyimpang. Agar tidak salah melangkah, kita perlu
meneladani akhlak dan ketabahan Rasulullah SAW karena
beliau lah suri teladan yang baik, sebagaimana Firman Allah
SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:
‫هللا‬
َ ‫هللا أُسْ َوةٌ َح َس َن ٌة لِ َمنْ َك‬
ِ َّ ‫ُول‬
َ ‫َل َق ْد َك‬
ِ ‫ان َل ُك ْم فِي َرس‬
َ َّ ‫ان َيرْ جُو‬
.‫هللا َك ِثيرً ا‬
َ َّ ‫َو ْال َي ْو َم اآلخ َِر َو َذ َك َر‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.”
4
Hadirin-hadirat yang dirahmati Allah
Sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan yang
berprinsip amar ma’ruf nahi munkar, hendaknya kita melalui
jalur
sosial-keagamaan
maupun
politik-konstitusional
memegang teguh prinsip-prinsip agama, meski adakalanya
menyulitkan. Dalam keterbatasan perolehan kursi di setiap
tingkatan, kita harus mampu memberi nafas Islam pada
pengejawantahan demokrasi di Indonesia baik melalui
pembentukan/penyempurnaan undang-undang, peraturan
daerah, politik anggaran, maupun politik pengawasan. Nabi
SAW bersabda:
ًّ ‫ُم‬
.‫را‬
َّ ‫قُ ِل ْال َح‬
‫ان‬
َ ‫ق َوإِ ْن َك‬
Artinya: “Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”. (HR. Imam
Baihaqi)
Dalam menegakkan Islam, Rasul SAW sering
mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari kaum
kafir Quraisy, mulai caci maki, penghinaan, pengusiran, bahkan
ancaman pembunuhan. Sampai akhirnya beliau hijrah ke Thaif
dengan maksud agar syi’ar Islam tidak berhenti karena kekejian
kafir Quraisy. Namun apa yang diterima, penduduk Thaif
menghujani Beliau SAW dengan batu hingga Beliau lari dengan
tubuh yang bersimbah-darah. Sampai-sampai malaikat Jibril
menawarkan akan menimpakan dua gunung di Mekkah
(Gunung Abü Qubais dan Qaiqa’ân) kepada penduduk Thaif.
Namun, dengan kelembutan dan kemuliaan akhlaknya Beliau
SAW malah menjawab: “Jangan, siapa tahu Allah SWT akan
5
mengeluarkan seseorang yang mengucapkan (kalimat) tiada
Tuhan selain Allah dari rahim mereka”.
Penganiayaan kafir Quraisy ini tidak hanya terfokus pada
Nabi SAW, tapi juga kepada para sahabatnya, terutama pada
mustadh’afun (kaum tertindas) seperti Bilal bin Rabah, sebagai
contoh dan pelajaran bagi setiap orang yang ingin mengikuti
ajaran Muhammad. Bilal disiksa dengan cara dicambuk dan
ditindih dadanya dengan batu besar yang panas. Bilal hanya
berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Bagi Bilal,
penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan
dengan kecintaannya kepada Allah SWT dan perjuangan di
jalan-Nya. Keteguhan Bilal terhadap kebenaran Islam ini
berbuah surga sebagaimana disabdakan Nabi kepada Bilal:
َّ ‫قَا َل َرسُو ُل‬
ُ ‫ َس ِمع‬:‫صلَّى َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم لِبِالَل‬
‫ف‬
َ ‫ْت اللَّ ْيلَةَ َخ ْش‬
َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫ك بَي َْن يَ َد‬
‫ي فِي ْال َجنَّ ِة‬
َ ‫نَ ْعلَ ْي‬
Artinya: “sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara
terompah/sandal-mu (Bilal) di depanku di surga.” (HR. Muslim)
Kisah di atas adalah contoh ujian keteguhan menegakkan
kebenaran dalam bentuk yang menyakitkan, yang kadang lebih
mudah menghadapinya dibanding ujian dalam bentuk
kenikmatan. Ujian model ini juga pernah dialami Rasulullah.
Saat itu, setelah berbagai siksa dan aniaya tak mempan,
pemimpin kafir Quraisy melalui Uthbah bin Rabi’ah menawari
Nabi Muhammad SAW harta, tahta dan wanita jika mau
menghentikan da’wahnya. Namun Rasulullah menolak seraya
membacakan surat As-Sajdah ayat 1-37 kepada Uthbah.
6
Akhirnya kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan
(embargo) terhadap muslimin keluarga Bani Hasyim dan Bani
Muthallib selama 3 tahun. Akibatnya kaum Muslimin menderita
kelaparan. Akan tetapi penderitaan itu mereka hadapi dengan
sabar, tabah dan tawakkal.
Bahkan keteguhan beliau diuji dari paman yang
mengasuhnya sendiri, Abu Thalib. Hari itu, Abu Thalib menemui
Rasulullah SAW, dan berkata:
”Wahai anak saudaraku! Sesungguhnya kaum Quraisy datang
menemuiku. Mereka mengatakan begini dan begitu. Maka
tetaplah atasku dan atas diriku, dan janganlah engkau
membebaniku dengan urusan yang tak sanggup kuatasi.”
Rasulullah SAW mengira Abu Thalib terganggu karena
perkara beliau ini, tidak mampu lagi melindungi dan berdiri
bersama beliau. Maka Beliau SAW berkata:
ْ‫اري‬
َ ‫ضعُوا ال َّش ْم‬
َ ‫ َوَّللاِ لَ ْو َو‬..‫يا عم‬
ِ ‫س فِ ْي يَ ِم ْينِى َو ْالقَ َم َر فِي يَ َس‬
ْ َ‫ك هَ َذا ْاْلَ ْم َر َحتَّى ي‬
‫ك ِف ْي ِه َما تَ َر ْكتُ ْه‬
َ َ‫ أَ ْو أَ ْهل‬،ُ‫ظهَ َرهُ َّللا‬
َ ‫َعلَى أَ ْن أَ ْت ُر‬
“Wahai paman! Demi Allah! Seandainya mereka meletakkan
matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar aku
meninggalkan urusan ini, niscaya aku takkan meninggalkannya
hingga Allah SWT memenangkannya, atau aku binasa.”
(diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam sirah nabawiyah karangan
Ibnu Hisyam).
Setelah itu, Rasulullah meneteskan air mata, kemudian
bangkit berdiri. Ketika berpaling hendak pergi, Abu Thalib
7
memanggil beliau: “Menghadaplah kepadaku wahai anak
saudaraku!”, maka Rasululllah SAW menghadap kepadanya.
Abu Thalib berkata:
“Pergilah wahai anak saudaraku! Katakan apa yang
engkau sukai. Demi Allah! Aku tidak akan menyerahkanmu
selamanya.” Sungguh sebuah keteguhan hati yang akan
meluluhkan siapapun yang menghalanginya.
Membaca kisah keteguhan Nabi SAW dan para sahabat
dalam mempertahankan kebenaran, marilah kita senantiasa
berpegang teguh pada jalan kebenaran yang kita pijak. Marilah
kita jaga persatuan, karena dengan bersatu kita akan menjadi
bangunan yang kokoh dan kuat menghadapi terpaan badai
fitnah dan propaganda yang memancing perpecahan.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah
Perjuangan Nabi Muhammad SAW semakin berat pada
tahun ke-10 kenabian. Pada tahun yang sama istri Beliau,
Khadijah binti Khuwailid, dan pamannya, Abu Thalib, meninggal
dunia. Khadijah ra., adalah adalah sosok yang selalu ada saatsaat Rasulullah SAW menghadapi masalah-masalah berat,
termasuk saat diterimanya wahyu pertama di Gua Hira’.
Khadijah selalu menghibur dan membesarkan hati Rasulullah
SAW. Tak hanya dukungan moril, sebagai wanita yang kaya raya,
Khadijah ra juga menafkahkan hartanya untuk perjuangan
da’wah Islam.
Adapun Abu Thalib, dia telah memberikan dukungan dan
perlindungan kepada Rasulullah SAW dalam menghadapi
8
kaumnya. Setelah Abu Thalib meninggal, kaum Quraisy semakin
leluasa melancarkan penyiksaan terhadap Rasulullah. Sampaisampai orang kafir Quraisy berani melempar kotoran ke atas
kepala Rasulullah. Melihat ini, salah seorang putri beliau bangkit
membersihkan kotoran dari atas kepalanya sambil menangis.
Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Janganlah engkau
menangis wahai anakku. Sesungguhnya Allah akan menolong
bapakmu”. Karena begitu berat dan hebatnya penderitaan di
jalan da’wah pada tahun ini, Rasulullah menyebutnya sebagai
“Tahun Duka Cita” (‘aamul huzni). Pada tahun ini juga Rasulullah
dihibur oleh Allah SWT dengan peristiwa Isra’ Mi’raj.
Pasca wafatnya Khadijah ra. dan Abu Thalib, Rasulullah
diancam akan dibunuh, hingga akhirnya Beliau memutuskan
untuk hijrah ke Madinah demi menyelamatkan perkembangan
Islam.
Melihat begitu tegarnya Rasulullah dalam menegakkan
Islam, selain meneladani akhlak Beliau, kita juga dituntut
meneladani ketegaran perjuangannya. Marilah kita jadikan
peringatan Maulid Nabi hari ini sebagai sarana meningkatkan
kecintaan kepada Rasulullah serta memupuk semangat amar
ma’ruf nahi munkar.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah
Kita patut bersyukur kepada Allah, karena bangsa
Indonesia telah menyelesaikan masalah yang amat pelik
menyangkut hubungan agama dan negara, dimana negara dan
agama bersifat saling membutuhkan dan melengkapi.
9
Penyelenggaraan negara tanpa dipandu oleh nilai-nilai agama
akan sesat, sedangkan keberadaan agama tanpa ditopang
kekuasaan negara tak akan terselenggara dengan sempurna.
Indonesia yang memiliki sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
memberikan porsi dan posisi yang amat penting kepada semua
agama yang dianut masyarakatnya. Posisi itu menuntut peranan
yang besar dari para agamawan dalam mendudukkan agama
sebagai komponen pembangun bangsa dan negara, yaitu
“menata urusan manusia guna mencapai kesejahteraan hidup
di dunia dan kebahagiaan di akhirat”.
Islam sangat menekankan perlunya kehadiran
pemerintah untuk menata kehidupan masyarakat, bahkan demi
terlaksananya ajaran Islam itu sendiri. Sedemikian pentingnya
hal ini, sampai-sampai Ibnu Taimiyah, seorang ulama madzhab
Hambali, pernah berpendapat, “Enam puluh tahun di bawah
pemerintahan yang zhalim lebih baik daripada semalam tanpa
pemerintahan”.
Ketiadaan
pemerintah
menyebabkan
terjadinya chaos (kekacauan) dalam masyarakat. Dalam tulisan
Quraisy Shihab, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa
“Pemerintah yang aniaya lebih baik dari kekacauan. Memang
keduanya tidak baik, tetapi dalam sekian banyak keburukan,
harus ada pilihan”.
Dengan demikian, menghidup-hidupkan partai berbasis
Islam bagi seorang muslim hukumnya fardhu kifayah. Partai
tersebut diperlukan kepemimpinannya untuk menegakkan
amar ma’ruf nahi munkar, sebagaimana perintah Al-Qur’an
surat Ali ‘Imron ayat 104. Tujuan dan keberadaan partai Islam
10
bukan hanya sebagai mesin elektoral untuk meraih suara dalam
Pemilu atau kepentingan berkuasa sesaat. Yang lebih penting
adalah bagaimana partai tersebut berfungsi sebagai tempat
berhimpunnya perjuangan umat Islam menegakkan agama
melalui integrasi, adaptasi, adopsi, maupun internalisasi
hukum-hukum Islam ke dalam hukum positif dalam bentuk
peraturan perundang-undangan.
Rekan-rekan seperjuangan yang dirahmati Allah,
Di bagian awal tadi, kita sudah mendalami sirah
nabawiyah untuk menarik pelajaran berharga, betapa teguhnya
Rasulullah dalam mempertahankan kebenaran, dan betapa
tegarnya Beliau dalam perjuangan menghadapi berbagai
tantangan. Sekarang saatnya kita menoleh ke dalam, ke
organisasi Partai yang kita sekarang berada di dalamnya sebagai
fungsionaris.
PPP hari ini perlu mengembalikan kembali ruh jihad,
semangat yang menghidupkan dan menjaga kebesarannya
selama Orde Baru dan awal reformasi. Sepanjang 2 kali pemilu
pasca reformasi, PPP masih tampil sebagai 3 besar pemenang
pemilu secara nasional. Namun di pemilu 2009 dan 2014
prestasi kita kurang menyenangkan, karena terpuruk berturutturut pada peringkat ke-6 dan ke-8 secara nasional dalam
perolehan kursi.
Lebih-lebih, 2 tahun pasca Pemilu 2014, kita sempat
didera konflik berkepanjangan sampai pada tingkat keretakan
yang paling parah. Terselenggaranya 2 muktamar pada tahun
11
2014, tidak pernah
terjadi
sejak PPP
berdiri
tahun 1973. Alhamdulillah AKHIRNYA Muktamar VIII PPP untuk
Ishlah di Pondok Gede, Jakarta, tanggal 8-10 April 2016 berhasil
digelar dengan dibuka oleh Presiden RI, Jokowi, dan ditutup
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
Kalau ditanya kapan konflik PPP ini selesai, saya nyatakan
bahwa KONFLIK INI SUDAH SELESAI DENGAN ADANYA
MUKTAMAR ISHLAH DI PONDOK GEDE. Adapun segala bentuk
gugatan yang dilakukan oleh para petualang politik yang
pemimpinnya TIDAK PERNAH TERCATAT sebagai Pengurus
Harian di Dewan Pimpinan Partai di tingkat manapun, akan kita
hadapi SAMPAI KAPAN PUN tanpa mengganggu proses
konsolidasi. PPP adalah partai warisan ulama yang didirikan dan
dipertahankan selama ini dengan ketulusan dan tetesan darah,
keringat, dan air mata kader-kadernya. Adalah kewajiban kita
untuk mempertahankan dan terus menjaga kebesarannya.
Rekan-rekan seperjuangan yang dirahmati Allah,
Seluruh agenda organisasi Partai harus tetap berjalan
lebih sistematis, lebih bersemangat, dan lebih meriah
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Per hari ini,
Musyawarah Wilayah (MusWil) di seluruh Indonesia sudah
tuntas. Musyawarah Cabang (MusCab) di seluruh Wilayah
sudah menjelang tuntas menghasilkan hampir seluruh
kepengurusan DPC se-Indonesia. Beberapa Muscab yang
mengalami keterlambatan disebabkan faktor teknis akan selesai
12
Desember 2016. Musyawarah Anak Cabang (MusAnCab) yang
dimulai November 2016, harus dituntaskan oleh seluruh DPC
sampai dengan Desember 2016. Apabila ada kendala teknis,
maka diperbolehkan mundur sampai dengan Januari 2016. Jika
sudah tuntas dengan MusAnCab, maka lanjutkan dengan
Musyawarah Ranting (MusTing) di tingkat desa/kelurahan
sepanjang Januari-Februari 2017 dan Musyawarah Kelompok
Kerja Ranting (MusPokJaTing) di tingkat Dusun/RW sepanjang
Maret-April 2017. Dengan demikian, pada tanggal 1 Mei 2017
kita sudah akan menyelesaikan seluruh tahapan konsolidasi
partai.
Konsolidasi organisasi adalah kerja sunyi dan berat.
Dewan pimpinan partai setingkat di atasnya harus turba ke
setiap arena permusyawaratan. DPW harus turba ke MusCab,
DPC harus turba ke MusAnCab, PAC harus turba ke MusTing,
dan Pimpinan Ranting harus turba ke MusPokJaTing. Ini baru
pelengkapan struktur, nantinya harus disusuli penyusunan dan
distribusi program kerja.
Rekan-rekan seperjuangan di jalan Allah,
Perolehan suara partai politik tidak hanya bisa
didapatkan dengan doa, namun ia adalah akibat dari kerja keras
3 komponen yaitu:
(1) kekuatan/citra diri figur pemimpin-pemimpin partai,
(2) kerja struktur organisasi partai, dan
(3) pengaruh kultur yang membentuk dan mewarnai citra
partai.
13
Kalau konsolidasi organisasi tuntas sampai tingkat Pokja
Ranting, itu baru setengah dari kerja struktur karena tahapan
berikutnya adalah kaderisasi. Karenanya DPP menetapkan
tahapan pemenangan pemilu hingga 2019 sebagai berikut:
(1) 2016 tahun konsolidasi,
(2) 2017 tahun kaderisasi,
(3) 2018 tahun konfirmasi dan seleksi, dan
(4) 2019 tahun kompetisi.
Kalau kerja struktur dan kaderisasi tuntas, pekerjaan
rumah berikutnya adalah menyaring dan menyeleksi figur-figur
publik yang satu warna dengan jati diri kader PPP untuk menjadi
bakal caleg PPP di semua tingkatan di 2018. Yang dimaksud satu
warna adalah figur yang dalam keseharian mampu
menghadirkan Islam sebagai ideologi partai. Karakternya kuat,
pembelaannya terhadap agama tegas, pribadinya sholeh,
sifatnya lembut, ilmunya dalam, tutur katanya santun, dan
pembelaannya yang utama adalah terhadap orang-orang
miskin, kaum tertindas, dan golongan ekonomi lemah.
Kalau urusan struktur dan figur usai, maka pekerjaan
rumah terakhir adalah bagaimana PPP kembali menempel pada
kekuatan-kekuatan kultural di setiap lapisan masyarakat.
Kekuatan kultural PPP, yang utama adalah para kyai, ‘ulama,
dan ustadz pengasuh pondok pesantren. Kekuatan kultural
berikutnya adalah para tokoh masyarakat yang selama ini
menjadi panutan dan vote getter, penggerak suatu komunitas
atau profesi, dan berbagai komponen kreatif di setiap daerah.
14
Jika ketiga komponen, yakni figur, struktur, dan kultur,
paripurna dalam penyelenggaraannya, cita-cita PPP untuk
tampil kembali sebagai 3 besar pemenang pada pemilu 2019
insya allah akan terwujud. Dari 4 kali pemilu reformasi, kita
pernah 2 kali tampil sebagai 3 besar pemenang pemilu. Maka
peluang kita sangat besar untuk kembali ke sana. Terlebih,
pasca tuntasnya konflik, semangat berorganisasi dan ruh jihad
seluruh kader partai jauh lebih meningkat dibandingkan pemilupemilu sebelumnya. Yang kita butuhkan ke depan, adalah
jumlah yang sedikit namun bersungguh-sungguh dan memiliki
mental pemenang. Allah SWT menjanjikan:
Artinya: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan
Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 249)
Man jadda wa jada! barang siapa yang bersungguhsungguh pasti akan menuai hasilnya. Marilah kita bahumembahu singsingkan lengan, sumbangkan harta, pikiran,
tenaga, dan waktu kita untuk kebesaran partai yang kita cintai
bersama. Karena bersama rakyat, kita pasti bisa!
Demikian pidato saya, agar hal ini dapat disampaikan ke
seluruh kader PPP dimanapun berada. Teriring ucapan terima
kasih atas seluruh pengorbanannya, semoga Allah SWT
melipatgandakan pahalanya.
15
Akhirnya, mari kita teriakkan yel kita:
PPP … Bergerak … Bersama … Rakyat!!! 3x
ُ‫وال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ َّللاِ َوبَ َر َكاتُه‬
16
Download