TEGUH DALAM KEBENARAN, TEGAR DALAM PERJUANGAN Pidato Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan untuk dibacakan dalam Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H Oleh: Ir. H.M. Romahurmuziy, MT 12 Rabi’ul Awwal 1438 H 11 Desember 2016 M هللا َو َب َر َكا ُت ُه ِ ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َم ُة َ َو َك َّم َل ال ُّسع ُْود.ب ْال َم َق ِام األعْ َلى ِ صا ِح َ ف األَ َنا َ َم ِب َ َّهلل َشر ِ اَ ْل َحمْ ُد ،صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع َلى َن ِبيِّ ْال ُهدَى َوالرَّ حْ َم ِة َّ َوال،ِبأ َ ْك َر ِم َم ْولُ ْود صحْ ِب ِه َ َو َع َلى آلِ ِه َو، َس ِّي ِد َنا م َُحمَّد،َخا َت ِم ال َّن ِب ِّيي َْن َو ِا َم ِام ْالمُرْ شِ ِدي َْن ك إِالَّ َرحْ َم ًة َ َو َما أَرْ َس ْل َنا،ْن ِ اَ ْل َقائ ِِل فِى ِك َت ِاب ِه ْالم ُِبي،أَجْ َم ِعي َْن أَمَّا َبعْ ُد،ل ِْل َعا َل ِمي َْن Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih diberi kesempatan menampilkan kecintaan (mahabbah) kita kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Selanjutnya sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, deklarator Islam rahmah. Hadirin-hadirat Rahimakumullah, Pada hari ini, malam 12 Rabi’ul Awwal 1438 H/ 11 Desember 2016 M, Partai Persatuan Pembangunan secara serentak melaksanakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di seluruh Indonesia. Meski ada beberapa versi, yang terkuat secara historis, peringatan Maulid ini pertama kali dirintis oleh sultan Shalahuddin Al-Ayyubiy (wafat 1.193 M). Tujuan peringatan maulid adalah, agar umat Islam mampu menjadikan kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW sebagai 2 pemantik semangat memperjuangkan agama Allah SWT. Selain itu, agar umat Islam mampu menggali lebih dalam rahasia diutusnya Nabi SAW, sebagaimana firman-Nya dalam AlQur’an surat Al-Anbiya’ ayat 107 sebagaimana tadi dibacakan. Dalam ayat tersebut tujuan diutusnya Nabi SAW tidak lain merupakan rahmat bagi semesta alam. Itulah misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi, yakni menjadikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Merealisasikan misi Islam rahmatan lil ‘alamin harus dimulai dengan perbaikan akhlak dan itu artinya dimulai dari perbaikan diri kita sendiri. Perbaikan akhlak inilah yang menjadi langkah utama Nabi Muhammad SAW mewujudkan Islam rahmah ditengah-tengah jahiliyah-nya kaum kafir Quraisy. Jahiliyah bukan berarti bodoh atau tertinggal dalam segi pengetahuan, budaya, maupun ekonomi. Masyarakat Quraisy saat itu telah memiliki peradaban yang maju yang terkenal dengan kemampuan olah syair dan Mekkah sebagai pusat perdagangan transit. Disebut Jahiliyah karena saat itu terjadi dekadensi moral yang luar biasa. Kondisi saat itu diliputi kebodohan tentang menyekutukan Allah, menentang kebenaran Rasul-Nya, menyimpangkan syariat agama, berbangga-bangga dengan harta dan nasab, tradisi membunuh bayi perempuan, dan sejumlah penyimpangan moral lainnya. Untuk itulah Nabi SAW sebagai pembawa risalah keselamatan ditugaskan membangun kembali (me-rekonstruksi) akhlak manusia, sebagaimana sabda Beliau SAW: 3 ْ ت الُت ِّم َم َمكا َ ِر َم ُ ِا ِّن َما ُبع ِْث االخالق Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk memperbaiki akhlak manusia”. (HR. Al-Baihaqi). Mengingat misi utama Islam rahmah dimulai dengan perbaikan akhlak, sudah sepatutnya seorang muslim berupaya meniru teladan yang relevan dan konsisten. Sayangnya, dunia Islam hari ini semakin kehilangan teladan. Seorang yang semula dipandang sebagai figur publik, dalam sekejap hilang keteladanannya akibat: persaingan politik, godaan kuasa yang melekat pada jabatan publik, kemewahan ekonomi yang didapat, dan ketidakmampuannya mengendalikan syahwat, sehingga membuatnya terjerumus dalam tindakan menyimpang. Agar tidak salah melangkah, kita perlu meneladani akhlak dan ketabahan Rasulullah SAW karena beliau lah suri teladan yang baik, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21: هللا َ هللا أُسْ َوةٌ َح َس َن ٌة لِ َمنْ َك ِ َّ ُول َ َل َق ْد َك ِ ان َل ُك ْم فِي َرس َ َّ ان َيرْ جُو .هللا َك ِثيرً ا َ َّ َو ْال َي ْو َم اآلخ َِر َو َذ َك َر Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” 4 Hadirin-hadirat yang dirahmati Allah Sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan yang berprinsip amar ma’ruf nahi munkar, hendaknya kita melalui jalur sosial-keagamaan maupun politik-konstitusional memegang teguh prinsip-prinsip agama, meski adakalanya menyulitkan. Dalam keterbatasan perolehan kursi di setiap tingkatan, kita harus mampu memberi nafas Islam pada pengejawantahan demokrasi di Indonesia baik melalui pembentukan/penyempurnaan undang-undang, peraturan daerah, politik anggaran, maupun politik pengawasan. Nabi SAW bersabda: ًّ ُم .را َّ قُ ِل ْال َح ان َ ق َوإِ ْن َك Artinya: “Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”. (HR. Imam Baihaqi) Dalam menegakkan Islam, Rasul SAW sering mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari kaum kafir Quraisy, mulai caci maki, penghinaan, pengusiran, bahkan ancaman pembunuhan. Sampai akhirnya beliau hijrah ke Thaif dengan maksud agar syi’ar Islam tidak berhenti karena kekejian kafir Quraisy. Namun apa yang diterima, penduduk Thaif menghujani Beliau SAW dengan batu hingga Beliau lari dengan tubuh yang bersimbah-darah. Sampai-sampai malaikat Jibril menawarkan akan menimpakan dua gunung di Mekkah (Gunung Abü Qubais dan Qaiqa’ân) kepada penduduk Thaif. Namun, dengan kelembutan dan kemuliaan akhlaknya Beliau SAW malah menjawab: “Jangan, siapa tahu Allah SWT akan 5 mengeluarkan seseorang yang mengucapkan (kalimat) tiada Tuhan selain Allah dari rahim mereka”. Penganiayaan kafir Quraisy ini tidak hanya terfokus pada Nabi SAW, tapi juga kepada para sahabatnya, terutama pada mustadh’afun (kaum tertindas) seperti Bilal bin Rabah, sebagai contoh dan pelajaran bagi setiap orang yang ingin mengikuti ajaran Muhammad. Bilal disiksa dengan cara dicambuk dan ditindih dadanya dengan batu besar yang panas. Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Bagi Bilal, penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah SWT dan perjuangan di jalan-Nya. Keteguhan Bilal terhadap kebenaran Islam ini berbuah surga sebagaimana disabdakan Nabi kepada Bilal: َّ قَا َل َرسُو ُل ُ َس ِمع:صلَّى َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم لِبِالَل ف َ ْت اللَّ ْيلَةَ َخ ْش َ َِّللا َّ ك بَي َْن يَ َد ي فِي ْال َجنَّ ِة َ نَ ْعلَ ْي Artinya: “sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara terompah/sandal-mu (Bilal) di depanku di surga.” (HR. Muslim) Kisah di atas adalah contoh ujian keteguhan menegakkan kebenaran dalam bentuk yang menyakitkan, yang kadang lebih mudah menghadapinya dibanding ujian dalam bentuk kenikmatan. Ujian model ini juga pernah dialami Rasulullah. Saat itu, setelah berbagai siksa dan aniaya tak mempan, pemimpin kafir Quraisy melalui Uthbah bin Rabi’ah menawari Nabi Muhammad SAW harta, tahta dan wanita jika mau menghentikan da’wahnya. Namun Rasulullah menolak seraya membacakan surat As-Sajdah ayat 1-37 kepada Uthbah. 6 Akhirnya kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan (embargo) terhadap muslimin keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthallib selama 3 tahun. Akibatnya kaum Muslimin menderita kelaparan. Akan tetapi penderitaan itu mereka hadapi dengan sabar, tabah dan tawakkal. Bahkan keteguhan beliau diuji dari paman yang mengasuhnya sendiri, Abu Thalib. Hari itu, Abu Thalib menemui Rasulullah SAW, dan berkata: ”Wahai anak saudaraku! Sesungguhnya kaum Quraisy datang menemuiku. Mereka mengatakan begini dan begitu. Maka tetaplah atasku dan atas diriku, dan janganlah engkau membebaniku dengan urusan yang tak sanggup kuatasi.” Rasulullah SAW mengira Abu Thalib terganggu karena perkara beliau ini, tidak mampu lagi melindungi dan berdiri bersama beliau. Maka Beliau SAW berkata: ْاري َ ضعُوا ال َّش ْم َ َوَّللاِ لَ ْو َو..يا عم ِ س فِ ْي يَ ِم ْينِى َو ْالقَ َم َر فِي يَ َس ْ َك هَ َذا ْاْلَ ْم َر َحتَّى ي ك ِف ْي ِه َما تَ َر ْكتُ ْه َ َ أَ ْو أَ ْهل،ُظهَ َرهُ َّللا َ َعلَى أَ ْن أَ ْت ُر “Wahai paman! Demi Allah! Seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan urusan ini, niscaya aku takkan meninggalkannya hingga Allah SWT memenangkannya, atau aku binasa.” (diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam sirah nabawiyah karangan Ibnu Hisyam). Setelah itu, Rasulullah meneteskan air mata, kemudian bangkit berdiri. Ketika berpaling hendak pergi, Abu Thalib 7 memanggil beliau: “Menghadaplah kepadaku wahai anak saudaraku!”, maka Rasululllah SAW menghadap kepadanya. Abu Thalib berkata: “Pergilah wahai anak saudaraku! Katakan apa yang engkau sukai. Demi Allah! Aku tidak akan menyerahkanmu selamanya.” Sungguh sebuah keteguhan hati yang akan meluluhkan siapapun yang menghalanginya. Membaca kisah keteguhan Nabi SAW dan para sahabat dalam mempertahankan kebenaran, marilah kita senantiasa berpegang teguh pada jalan kebenaran yang kita pijak. Marilah kita jaga persatuan, karena dengan bersatu kita akan menjadi bangunan yang kokoh dan kuat menghadapi terpaan badai fitnah dan propaganda yang memancing perpecahan. Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah Perjuangan Nabi Muhammad SAW semakin berat pada tahun ke-10 kenabian. Pada tahun yang sama istri Beliau, Khadijah binti Khuwailid, dan pamannya, Abu Thalib, meninggal dunia. Khadijah ra., adalah adalah sosok yang selalu ada saatsaat Rasulullah SAW menghadapi masalah-masalah berat, termasuk saat diterimanya wahyu pertama di Gua Hira’. Khadijah selalu menghibur dan membesarkan hati Rasulullah SAW. Tak hanya dukungan moril, sebagai wanita yang kaya raya, Khadijah ra juga menafkahkan hartanya untuk perjuangan da’wah Islam. Adapun Abu Thalib, dia telah memberikan dukungan dan perlindungan kepada Rasulullah SAW dalam menghadapi 8 kaumnya. Setelah Abu Thalib meninggal, kaum Quraisy semakin leluasa melancarkan penyiksaan terhadap Rasulullah. Sampaisampai orang kafir Quraisy berani melempar kotoran ke atas kepala Rasulullah. Melihat ini, salah seorang putri beliau bangkit membersihkan kotoran dari atas kepalanya sambil menangis. Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Janganlah engkau menangis wahai anakku. Sesungguhnya Allah akan menolong bapakmu”. Karena begitu berat dan hebatnya penderitaan di jalan da’wah pada tahun ini, Rasulullah menyebutnya sebagai “Tahun Duka Cita” (‘aamul huzni). Pada tahun ini juga Rasulullah dihibur oleh Allah SWT dengan peristiwa Isra’ Mi’raj. Pasca wafatnya Khadijah ra. dan Abu Thalib, Rasulullah diancam akan dibunuh, hingga akhirnya Beliau memutuskan untuk hijrah ke Madinah demi menyelamatkan perkembangan Islam. Melihat begitu tegarnya Rasulullah dalam menegakkan Islam, selain meneladani akhlak Beliau, kita juga dituntut meneladani ketegaran perjuangannya. Marilah kita jadikan peringatan Maulid Nabi hari ini sebagai sarana meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah serta memupuk semangat amar ma’ruf nahi munkar. Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah Kita patut bersyukur kepada Allah, karena bangsa Indonesia telah menyelesaikan masalah yang amat pelik menyangkut hubungan agama dan negara, dimana negara dan agama bersifat saling membutuhkan dan melengkapi. 9 Penyelenggaraan negara tanpa dipandu oleh nilai-nilai agama akan sesat, sedangkan keberadaan agama tanpa ditopang kekuasaan negara tak akan terselenggara dengan sempurna. Indonesia yang memiliki sila Ketuhanan Yang Maha Esa, memberikan porsi dan posisi yang amat penting kepada semua agama yang dianut masyarakatnya. Posisi itu menuntut peranan yang besar dari para agamawan dalam mendudukkan agama sebagai komponen pembangun bangsa dan negara, yaitu “menata urusan manusia guna mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat”. Islam sangat menekankan perlunya kehadiran pemerintah untuk menata kehidupan masyarakat, bahkan demi terlaksananya ajaran Islam itu sendiri. Sedemikian pentingnya hal ini, sampai-sampai Ibnu Taimiyah, seorang ulama madzhab Hambali, pernah berpendapat, “Enam puluh tahun di bawah pemerintahan yang zhalim lebih baik daripada semalam tanpa pemerintahan”. Ketiadaan pemerintah menyebabkan terjadinya chaos (kekacauan) dalam masyarakat. Dalam tulisan Quraisy Shihab, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa “Pemerintah yang aniaya lebih baik dari kekacauan. Memang keduanya tidak baik, tetapi dalam sekian banyak keburukan, harus ada pilihan”. Dengan demikian, menghidup-hidupkan partai berbasis Islam bagi seorang muslim hukumnya fardhu kifayah. Partai tersebut diperlukan kepemimpinannya untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, sebagaimana perintah Al-Qur’an surat Ali ‘Imron ayat 104. Tujuan dan keberadaan partai Islam 10 bukan hanya sebagai mesin elektoral untuk meraih suara dalam Pemilu atau kepentingan berkuasa sesaat. Yang lebih penting adalah bagaimana partai tersebut berfungsi sebagai tempat berhimpunnya perjuangan umat Islam menegakkan agama melalui integrasi, adaptasi, adopsi, maupun internalisasi hukum-hukum Islam ke dalam hukum positif dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Rekan-rekan seperjuangan yang dirahmati Allah, Di bagian awal tadi, kita sudah mendalami sirah nabawiyah untuk menarik pelajaran berharga, betapa teguhnya Rasulullah dalam mempertahankan kebenaran, dan betapa tegarnya Beliau dalam perjuangan menghadapi berbagai tantangan. Sekarang saatnya kita menoleh ke dalam, ke organisasi Partai yang kita sekarang berada di dalamnya sebagai fungsionaris. PPP hari ini perlu mengembalikan kembali ruh jihad, semangat yang menghidupkan dan menjaga kebesarannya selama Orde Baru dan awal reformasi. Sepanjang 2 kali pemilu pasca reformasi, PPP masih tampil sebagai 3 besar pemenang pemilu secara nasional. Namun di pemilu 2009 dan 2014 prestasi kita kurang menyenangkan, karena terpuruk berturutturut pada peringkat ke-6 dan ke-8 secara nasional dalam perolehan kursi. Lebih-lebih, 2 tahun pasca Pemilu 2014, kita sempat didera konflik berkepanjangan sampai pada tingkat keretakan yang paling parah. Terselenggaranya 2 muktamar pada tahun 11 2014, tidak pernah terjadi sejak PPP berdiri tahun 1973. Alhamdulillah AKHIRNYA Muktamar VIII PPP untuk Ishlah di Pondok Gede, Jakarta, tanggal 8-10 April 2016 berhasil digelar dengan dibuka oleh Presiden RI, Jokowi, dan ditutup Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Kalau ditanya kapan konflik PPP ini selesai, saya nyatakan bahwa KONFLIK INI SUDAH SELESAI DENGAN ADANYA MUKTAMAR ISHLAH DI PONDOK GEDE. Adapun segala bentuk gugatan yang dilakukan oleh para petualang politik yang pemimpinnya TIDAK PERNAH TERCATAT sebagai Pengurus Harian di Dewan Pimpinan Partai di tingkat manapun, akan kita hadapi SAMPAI KAPAN PUN tanpa mengganggu proses konsolidasi. PPP adalah partai warisan ulama yang didirikan dan dipertahankan selama ini dengan ketulusan dan tetesan darah, keringat, dan air mata kader-kadernya. Adalah kewajiban kita untuk mempertahankan dan terus menjaga kebesarannya. Rekan-rekan seperjuangan yang dirahmati Allah, Seluruh agenda organisasi Partai harus tetap berjalan lebih sistematis, lebih bersemangat, dan lebih meriah dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Per hari ini, Musyawarah Wilayah (MusWil) di seluruh Indonesia sudah tuntas. Musyawarah Cabang (MusCab) di seluruh Wilayah sudah menjelang tuntas menghasilkan hampir seluruh kepengurusan DPC se-Indonesia. Beberapa Muscab yang mengalami keterlambatan disebabkan faktor teknis akan selesai 12 Desember 2016. Musyawarah Anak Cabang (MusAnCab) yang dimulai November 2016, harus dituntaskan oleh seluruh DPC sampai dengan Desember 2016. Apabila ada kendala teknis, maka diperbolehkan mundur sampai dengan Januari 2016. Jika sudah tuntas dengan MusAnCab, maka lanjutkan dengan Musyawarah Ranting (MusTing) di tingkat desa/kelurahan sepanjang Januari-Februari 2017 dan Musyawarah Kelompok Kerja Ranting (MusPokJaTing) di tingkat Dusun/RW sepanjang Maret-April 2017. Dengan demikian, pada tanggal 1 Mei 2017 kita sudah akan menyelesaikan seluruh tahapan konsolidasi partai. Konsolidasi organisasi adalah kerja sunyi dan berat. Dewan pimpinan partai setingkat di atasnya harus turba ke setiap arena permusyawaratan. DPW harus turba ke MusCab, DPC harus turba ke MusAnCab, PAC harus turba ke MusTing, dan Pimpinan Ranting harus turba ke MusPokJaTing. Ini baru pelengkapan struktur, nantinya harus disusuli penyusunan dan distribusi program kerja. Rekan-rekan seperjuangan di jalan Allah, Perolehan suara partai politik tidak hanya bisa didapatkan dengan doa, namun ia adalah akibat dari kerja keras 3 komponen yaitu: (1) kekuatan/citra diri figur pemimpin-pemimpin partai, (2) kerja struktur organisasi partai, dan (3) pengaruh kultur yang membentuk dan mewarnai citra partai. 13 Kalau konsolidasi organisasi tuntas sampai tingkat Pokja Ranting, itu baru setengah dari kerja struktur karena tahapan berikutnya adalah kaderisasi. Karenanya DPP menetapkan tahapan pemenangan pemilu hingga 2019 sebagai berikut: (1) 2016 tahun konsolidasi, (2) 2017 tahun kaderisasi, (3) 2018 tahun konfirmasi dan seleksi, dan (4) 2019 tahun kompetisi. Kalau kerja struktur dan kaderisasi tuntas, pekerjaan rumah berikutnya adalah menyaring dan menyeleksi figur-figur publik yang satu warna dengan jati diri kader PPP untuk menjadi bakal caleg PPP di semua tingkatan di 2018. Yang dimaksud satu warna adalah figur yang dalam keseharian mampu menghadirkan Islam sebagai ideologi partai. Karakternya kuat, pembelaannya terhadap agama tegas, pribadinya sholeh, sifatnya lembut, ilmunya dalam, tutur katanya santun, dan pembelaannya yang utama adalah terhadap orang-orang miskin, kaum tertindas, dan golongan ekonomi lemah. Kalau urusan struktur dan figur usai, maka pekerjaan rumah terakhir adalah bagaimana PPP kembali menempel pada kekuatan-kekuatan kultural di setiap lapisan masyarakat. Kekuatan kultural PPP, yang utama adalah para kyai, ‘ulama, dan ustadz pengasuh pondok pesantren. Kekuatan kultural berikutnya adalah para tokoh masyarakat yang selama ini menjadi panutan dan vote getter, penggerak suatu komunitas atau profesi, dan berbagai komponen kreatif di setiap daerah. 14 Jika ketiga komponen, yakni figur, struktur, dan kultur, paripurna dalam penyelenggaraannya, cita-cita PPP untuk tampil kembali sebagai 3 besar pemenang pada pemilu 2019 insya allah akan terwujud. Dari 4 kali pemilu reformasi, kita pernah 2 kali tampil sebagai 3 besar pemenang pemilu. Maka peluang kita sangat besar untuk kembali ke sana. Terlebih, pasca tuntasnya konflik, semangat berorganisasi dan ruh jihad seluruh kader partai jauh lebih meningkat dibandingkan pemilupemilu sebelumnya. Yang kita butuhkan ke depan, adalah jumlah yang sedikit namun bersungguh-sungguh dan memiliki mental pemenang. Allah SWT menjanjikan: Artinya: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 249) Man jadda wa jada! barang siapa yang bersungguhsungguh pasti akan menuai hasilnya. Marilah kita bahumembahu singsingkan lengan, sumbangkan harta, pikiran, tenaga, dan waktu kita untuk kebesaran partai yang kita cintai bersama. Karena bersama rakyat, kita pasti bisa! Demikian pidato saya, agar hal ini dapat disampaikan ke seluruh kader PPP dimanapun berada. Teriring ucapan terima kasih atas seluruh pengorbanannya, semoga Allah SWT melipatgandakan pahalanya. 15 Akhirnya, mari kita teriakkan yel kita: PPP … Bergerak … Bersama … Rakyat!!! 3x ُوال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ َّللاِ َوبَ َر َكاتُه 16