1 naskah publikasi ilmiah peningkatan hasil belajar matematika

advertisement
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TABUNG
MELALUI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING BAGI
SISWA KELAS V SEMESTER II SDN 01 NGLEBAK
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan S-1
Diajukan oleh :
LULUK ARIFATUL FARIDA
A 54A100149
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
2
3
ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TABUNG
MELALUI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING BAGI SISWA KELAS V
SEMESTER II SDN 01 NGLEBAK TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
Oleh:
LULUK ARIFATUL FARIDA*, A.54A100149, Drs. H. Sofyan Anif,M.Si*,
Program Studi Pendidikan Sarjana Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan,
Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013.
Penelitian ini bertujuan : 1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika melalui Pembelajaran Active Learning, Jenis
penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa
kelas V SDN 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013 yang
berjumlah 24 siswa sebagai subyek yang menerima tindakan. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, wawancara observasi, dan
dokumentasi. Teknik analisis data adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum tindakan dan
sesudah tindakan meliputi : a) Pada siklus I terdapat peningkatan siswa yang
memenuhi KKM yaitu 37,5% (9 siswa), b) Pada siklus II terdapat peningkatan
siswa yang memenuhi KKM yaitu 54,16% (13 siswa), c) Pada siklus III terdapat
peningkatan siswa yang memenuhi KKM yaitu 83,3% (20 siswa). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Active Learning dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Pembelajaran Active Learning, Tabung.
Catatan : * : Mahasiswa PSKGJ UMS 2013
** : Dosen Pembimbing
2
A. PENDAHULUAN
Proses pembelajaran hanya terjadi apabila ada yang belajar. Karena itu
pembelajaran matematika yang efektif sangat tergantung pada pemahaman guru
tentang bagaimana peserta didik belajar. Proses yang menjembatani dari konkrit
ke simbolik akan membantu peserta didik melewati adalah inti dari memfasilitasi
pembelajaran yang baik. Pentingnya peran fasilitas dan pengetahuan yang
mendalam tentang belajar matematika bagi anak sekolah dasar akan sangat
membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran
matematika.
Banyak siswa beranggapan, bahwa pembelajaran matematika adalah
pelajaran yang sulit. Mengapa matematika dianggap pelajaran yang sulit, hal itu
dikarenakan beberapa faktor diantaranya faktor dari guru sendiri misalnya, guru
kurang menguasi materi yang disampaikan siswa, guru kurang persiapan yang
matang ketika menyampaikan materi, guru menggunakan metode pembelajaran
yang konvensional, dan yang lebih penting yaitu guru tidak menggunakan alat
peraga yang sesuai ketika menyampaikan materi pelajaran. Faktor dari siswa
misalnya, siswa tidak memahami materi yang disampaikan guru, siswa kurang
konsentrasi dalam belajar, siswa menemukan
kebingungan ketika akan
mengerjakan soal karena tidak memahami materi dan bagaimana konsep
mengerjakan soal tersebut, tidak adanya keaktifan siswa ketika pembelajaran
sehingga terjadi kejenuhan pada siswa, nlai ulangan siswa bayak yang dibawah
KKM, banyak siswa yang malas penjelasan dari guru, konsentrasi siswa tidak
terfokus pada materi pelajaran, dan Susana pembelajaran yang tidak kondusif.
Karena itu, tidak ada satu teori pun yang sama untuk ditetapkan kapada peserta
didik pada setiap tingkatan dan setiap pengetahuan matematis. Oleh karena itu,
untuk membuat pelajaran matematika menjadi lebih menarik dan tidak
membosankan siswa guru harus bisa membuat suasana pembelajaran yang lebih
menarik misalnya penggunaan alat peraga yang sesuai, menggunakan metode
pembelajaran yang menarik dan bervariatif. Banyak metode – metode
3
pembelajaran yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi kelas dan kemampuan
siswa salah satu contoh misalnya, model pembelajaran active learning. Active
learning adalah salah satu model pembelajaran yang menuntut keaktifan dan
partisipasi siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran seoptimal mungkin sehingga
siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan efisien. Model
pembelajaran ini cocok untuk digunakan dalam pelajaran metematika karena,
karakteristik dari active learning yaitu diantaranya adanya keterlibatan intelektual
dan emosional dalam kegiatan belajar mengajar, adanya asimilasi kognitif dalam
pencapaian pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap umpan
baliknya dalam pembentukan ketrampilan dan penghayatan serta internalisasi
nilai- nilai dalam pembentukan sikap
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang menarik, khususnya
pembelajaran matematika dengan materi tabung maka guru harus bisa dan
menggunakan alat peraga yang tepat untuk memudahkan siswa dalam
memecahkan persoalan matematika utamanya dengan materi tabung, peneliti akan
menitikberatkan dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika dengan materi
tabung pada siswa kelas V sekolah dasar dengan menggunakan model
pembelajaran active learning.
Dengan demikian persoalan yang dihadapi oleh guru sendiri maupun
murid dapat terselesaikan. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dan
bervariatif akan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran
matematika utamanya dengan materi operasi hitung pecahan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
permasalahan umum yang muncul dalam pembelajaran matematika adalah
sebagai berikut :
a. Guru tidak menggunakan alat peraga dan metode pembelajaran yang
bervariatif ketika menyampaikan materi pelajaran.
b. Guru menggunakan metode pembelajaran yang konvensional sehingga
suasana proses pembelajaran tidak menarik.
c. Tidak adanya keaktifan siswa, terjadinya pembelajaran yang menjenuhkan
sehingga hasil belajar menurun.
4
d.
Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.
e.
Banyak siswa yang malas mendengarkan penjelasan guru.
f.
Banyak siswa yang kurang memahami materi yang di ajarkan oleh guru.
g.
Sarana prasarana kurang memadai.
h.
Konsentrasi siswa tidak fokus pada pelajaran.
i.
Suasana proses pembelajaran kurang kondusif
Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat komplek, oleh karena
itu perlu adanya pembatasan masalah sehingga penelitian tidak menimbulkan
persepsi yang berbeda. Peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini.
Adapun pembetasab masalahnya sebagai berikut:
a.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran Active Learning.
b.
Metode pembelajaran Active Learning digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.
c.
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V sekolah dasar.
d.
Materi pemebelajaran pada penelitian ini adalah mata pelajaran
matematika dengan pokok bahasan tabung.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: bagaimana hasil belajar matematika tentang tabung melalui
metode pembelajaran Active Learning pada siswa kelas V SD Negeri 01 Nglebak
tahun pelajaran 2012 / 2013?
Penelitian ini Untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar matematika
pada siswa kelas V melalui metode pemebelajaran Active Laerning di Sekolah
Dasar 01 Nglebak Kecamatan Tawangmangu Karanganyar Tahun Pelajaran
2012/2013
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Manfaat yang diharapkan peneliti adalah :
a. Manfaat Teoritis
Secara umum, penelitian ini memberi sumbangan pengetahuan dan
wawasan, terhadap pembelajran matematika dan dapat digunakan sebagai
5
bahan acuan, perbandingan ataupun referensi bagi para peneliti yang
melakukan penelitian sejenis.
b. Manfaat Praktis
1) Manfaat bagi siswa
a) Dengan model pembelajaran Active Learning meningkatkan motivasi
belajar matematika.
b) Meningkatkan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran
Matematika di kelas maupun di luar kelas.
c) Meningkatkan hasil belajar Matematika.
d) Menimbulkan suasana yang menggairahkan dan menyenangkan dalam
mengikuti proses pembelajaran Matematika.
2) Manfaat bagi guru
a) Membantu guru dalam menggunakan model pembelajaran Active
Learning dengan tepat sesuai materi pembelajaran
b) Meningkatkan
pengelolaan
kelas
sehingga
tercipta
suasana
pembelajaran yang aktif , kreatif , dan menyenangkan
c)
Meningkatkan profesionalisme sehingga guru mempunyai rasa
percaya diri, senang dan merasa puas
3) Manfaat bagi sekolah
a)
Memperbaiki proses pembelajaran Matematika agar menjadi
lebih efektif.
b)
Meningkatkan kwalitas hasil belajar Matematika.
c)
Meningkatkan hasil Out put sekolah.
d)
Mendapat apresiasi yang positif dari masyarakat.
6
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2012/2013. Tepatnya pada bulan November tahun 2012 sampai dengan Bulan
Januari 2013.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Nglebak yang beralamat di Desa
Krangean, Nglebak, Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berusaha mengungkap
gejala yang dikaji secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri penelitian sebagai
instrumen utama.
Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas V SD N 01 Nglebak yang berjumlah 24 anak yang terdiri dari 11 anak
perempuan dan 13 anak laki-laki.
Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran Matematika dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar
yang dihasilkan dari tindakan mengajar.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara metode tes, observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif, kualitatif dengan analisa
interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
yang dilakukan dalam bentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai
suatu proses siklus.
7
8
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi awal dan hasil ulangan sebelum tindakan pada pelajaran
Matematika materi tabung dari sjeulah 24 siswa hanya ada 3 siswa yang
memenuhi KKM dan 21 siswa yang tidak memenuhi KKM. Hasil belajar
pelajaran Matematika dengan materi tabung masih rendah pada tahap observasi
awal sebelum tindakan.
Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2013. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah disiapkan.
Hasil belajar pada siklus I mengalami sedikit peningkatan dari sebelum tindakan,
siswa yang memenui KKM sebanyak 8 siswa dari 24 siswa.
Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2013. Proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi
siklus I. Dari hasil ulangan pada siswa siklus II terjadi peningkatan ketuntasan
siswa. Siklus I siswa yang memenuhi KKM sebanyak 8 terjadi peningkatan pada
siklus II sejumlah 12 siswa.
Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2013. Proses
belajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi siklus II.
Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus III. Nilai tertinggi mencapai
85. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari keberanian siswa bertanya, siswa
berani mengemukakan ide, siswa menjawab pertanyaan dan ketuntasan siswa
dalam belajar.
9
D. SIMPULAN
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan metode Active Learning memberi dampak yang positif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (33.3%), siklus II
(50%), siklus III (83.3%).
2. Penerapan metode pembelajaran Active Learning mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan
dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan
berminat dengan metode pembelajaran Active Learning sehingga mereka
menjadi termotivasi untuk belajar.p
SARAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar matemaika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran Active Learning memerlukan
persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau
memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode pembelajaran
Active Learning dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
10
3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineksa Cipta.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar, Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa
Cipta.
Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria
Dearcin University Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.
Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
11
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa
Cipta.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa
Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
12
Download