Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 155-161 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI YANG BERBASIS KONSEP MEDIA MIND MAP DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP/SEDERAJAT) DI KABUPATEN KERINCI Efriana Jon Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Wilayah Jambi di Sungai Penuh Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian yang dilakukan adalah pengembangan perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep mind map untuk materi organisasi kehidupan pada SMP. Model pengembangan adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan perancangan dan pengembangan pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk grafis (diagram) atau naratif. Model pengembangan penelitian ini adalah model pengembangan 4 – D (four D), yang digunakan 3 tahap dari 4-D models yaitu: pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari proses validitas perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep yang terdiri dari RPP, bahan ajar, LKS dan media pembelajaran yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti untuk materi organisasi kehidupan sudah valid. Praktikalitas perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep diketahui melalui hasil pengamatan keterlaksanaan dan keterpakaian perangkat pembelajaran dalam proses pembelajaran, respon guru dan respon siswa terhadap perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep media mind map. Berdasarkan analisis data praktikalitas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep yang terdiri dari RPP dan LKS dan media pembelajaran sudah praktis digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran biologi SMP pada kelas VII. Kata kunci: pengembangan, perangkat pembelajaran,berbasis konsep, media mind map 1. PENDAHULUAN Persoalan mutu pendidikan, merupakan masalah utama bangsa Indonesia saat ini yang membutuhkan penyelesaian secepatnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan ilmu pengetahuan alam, seperti; pelatihan guru, penyempurnaan kurikulum serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Salah satu usaha pemerintah dalam penyempurnaan kurikulum adalah pembaharuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disempurnakan menjadi Kurikulum dua ribu tiga belas yang masing giat disosialisasikan di sekolah-sekolah penjuru Indonesia. Guna meningkatkan hasil belajar siswa dan merubah sistem yang kurang tepat di lingkungan pendidikan. Perubahan kurikulum yang telah dilakukan pada akhirnya akan menuju pada pencapaian kompetensi yang diharapkan. Namun, kenyataan yang ada seperti yang disampaikan kepala Balitbangdiknas dalam Mulyasa (2007: 6) mengatakan pada masa transisi pemberlakuan KTSP, masih banyak sekolah yang belum berusaha menyusunnya sesuai dengan tuntutan yang ada. Hal ini terjadi karena banyak guru yang belum terbiasa menyusun perangkat pembelajaran itu sendiri sesuai dengan tuntutan KTSP apa lagi dengan berkembangnya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang membuat sebagian guru kesulitan dalam memahaminya. Kemampuan guru membuat perangkat pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran sangat penting dalam mengarahkan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar. Namun, perangkat pembelajaran biologi yang digunakan guru selama ini belum mampu untuk membawa siswa pada hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan wawancara penulis dengan 155 Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 155-161 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854 guru mata pelajaran biologi pada beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP/sederajat) di Kabupaten Kerinci, faktor penyebab dari masalah tersebut antara lain: Pertama, RPP yang digunakan guru merupakan hasil adopsi RPP dari beberapa sekolah lain dan juga di ambil dari internet. Hal ini menyebabkan RPP yang dibuat guru tidak dapat dimanfaatkan pada saat proses pembelajaran karena tidak sesuai dengan kondisi siswa, sarana dan prasarana yang ada di sekolahnya. Kedua, guru masih terbiasa menggunakan buku teks dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari jasa penerbit. Hal ini karena sebagian besar guru belum terbiasa membuat perangkat pembelajaran sendiri atau dengan kata lain guru tidak percaya pada kemampuannya dalam merancang dan membuat perangkat pembelajaran sendiri. Padahal buku teks dan LKS dari jasa penerbit belum sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga bukannya membantu siswa untuk lebih memahami materi, malahan membuat siswa semakin tidak memahami materi yang diberikan. Ketiga, padatnya materi pelajaran yang disampaikan dan keterbatasan waktu yang tersedia menyebabkan tidak tercapainya semua indikator yang diinginkan dan kehabisan waktu untuk merangkum materi pembelajaran diakhir pertemuan. Untuk itu guru dituntut mampu mengorganisasi waktu secara tepat yaitu dengan cara menggunakan media pembelajaran, sehingga dapat mengatasi keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran. Pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan siswa. Azhar (2006: 15) mengatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan minat yang baru, membangkitkan motivasi/rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran menjadikan guru dapat memperlihatkan konsep biologi yang abstrak menjadi lebih kongkrit, meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga menimbulkan motivasi, dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, serta dapat memberikan keseragaman pengamatan dan persepsi, juga dapat dijadikan sebagai pengontrol arah dan mempercepat proses pembelajaran (Azhar, 2006: 26). Keempat, strategi pembelajaran yang digunakan selama ini belum mampu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Guru harus mampu menarik minat siswa dalam memahami konsepkonsep yang tercakup dalam mata pelajaran biologi untuk SMP secara keseluruhan tidaklah mudah. Guru harus mampu menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik. Salah satu strategi yang sesuai untuk pemahaman konsep materi oleh siswa adalah pendekatan konsep. Menurut Lufri (2007: 26) pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan siswa untuk menguasai konsep secara benar. Sebagai suatu organisasi mental dan kategori-kategori, pemikiran atau gagasan. Pendekatan ini sangat penting untuk menghindari siswa salah konsep (misconception). Pendekatan ini sesuai untuk digunakan pada materi biologi yang sangat kaya dengan konsep dengan pendukung penggunaan media Mind Map merupakan suatu teknis grafis yang memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan mereka untuk keperluan berfikir dan belajar dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan secara aktif dan sinergis. Berdasarkan keempat permasalahan di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan mengembangkan perangkat pembelajaran biologi yang berbasis konsep media Mind Map sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan pembelajaran biologi untuk materi organisasi kehidupan dan menumbuhkan minat belajar siswa SMP khususnya. Penelitian ini berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi yang Berbasis Konsep Media Mind Map Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP/Sederajat) Di Kabupaten Kerinci”. Pada dasarnya penelitian yang dilakukan ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep media Mind Map, yang meliputi; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa. 2. METODOLOGI Model pengembangan adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan perancangan dan pengembangan pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk grafis (diagram) atau naratif. Model pengembangan penelitian ini adalah model pengembangan 4 – D (four D), yang digunakan 3 tahap dari 4-D models yaitu: pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Produk akan divalidasi oleh pakar dan kemudian akan diuji coba terbatas pada siswa kelas VII SMP 156 Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 155-161 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854 N 2 dengan jumlah siswa 41 orang dan siswa kelas VII SMP N 6 kota sungai penuh dengan jumlah siswa 33 orang. Pada saat uji coba akan diamati keterlaksanaan dan keterpakaian perangkat pembelajaran berbasis konsep pada proses pembelajaran oleh observer. Pada akhir proses pembelajaran akan diminta respon guru dan respons siswa terhadap perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep. Kegiatan penelitian ini diawali dengan menyusun perangkat pembelajaran, yaitu: RPP dan LKS dan media mind map pembelajaran berupa slide power point. Langkah-langkah rancangan pengembangan perangkat pembelajaran 3 tahap dari 4–D models. Tahap pendefinisian (define phase) Pelaksanaan penelitian dimulai dengan tahap define. Pada tahap define ini dilakukan penetapan syaratsyarat pembelajaran dengan menganalisis standar kompetensi dan batasan materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru berdasarkan standar isi kurikulum 2013. Tahap define dilakukan analisis kurikulum dalam tiga langkah, yaitu analisis kebutuhan, analisis konsep dan analisis siswa. Tahap perancangan (design phase) Panduan rancangan Adapun tahapan yang harus diikuti dalam perancangan perangkat pembelajaran (RPPdan media mind map pembelajaran berupa slide power point dan LKS). Tahap pengembangan (develop phase) Tahap develop bertujuan untuk menghasilkan rpp, media pembelajaran berupa mind map yang di tampilkan melalui slide power point dan LKS. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Validitas Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Konsep. Validitas yang dilakukan terhadap perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep pada penelitian ini lebih menekankan pada validitas isi dan validitas konstruk. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ibrahim dan Nana S. (2003: 97) bahwa “ untuk menguji validitas konstruksi (construct validity), dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment validity)”. Validitas isi dinyatakan valid oleh validator karena perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep yang terdiri dari RPP dan LKS dan media pembelajaran yang dikembangkan telah sesuai dengan materi yang seharusnya disajikan untuk materi organisasi kehidupan. Validitas konstruk juga dinyatakan valid oleh validator karena konstruk perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep yang dikembangkan peneliti telah memenuhi syaratsyarat penyusunan perangkat pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi di atas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep yang peneliti kembangkan dinilai validator berada pada kategori sangat valid. Validator juga memberikan beberapa saran perbaikan pada perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep sebelum dilakukannya ujicoba dalam proses pembelajaran. Berikut ini dibahas mengenai hasil penilaian validator terhadap tiap-tiap perangkat yang peneliti kembangkan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP berbasis konsep yang dikembangkan oleh peneliti dinilai validator termasuk pada kategori sangat valid. Hal ini diperoleh dari hasil analisis data nilai validitas RPP, validator menilai rerata validitas RPP adalah 90,6%. Menurut kategori hasil penilaian validator yang diperoleh bahwa RPP berbasis konsep berada pada kategori sangat valid. Pada aspek pemilihan pengorganisasian materi pembelajaran, untuk kerunutan penataan materi dan kejelasan sistematika materi telah runut dan jelas sesuai dengan konsep materi organisasi kehidupan yang dimulai dari sel, jaringan, organ, sistem organ dan organisme. Untuk aspek pemilihan sumber belajar, media pembelajaran dan strategi pembelajaran keenam validator menilai sumber belajar dan media pembelajaran yang dipilih telah sesuai dengan karakteristik siswa SMP kelas VII. Untuk kesuaian penggunaan bahasa tulis keenam validator telah menilai RPP berbasis konsep telah disajikan dengan ketepatan ejaan dan pilihan kata operasional yang telah sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan validator menilai RPP berbasis konsep yang dikembangkan peneliti telah menggambarkan satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, alokasi waktu, kompetensi dasar, deskripsi materi, media dan alat pembelajaran, model pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Komponen-komponen tersebut merupakan hal yang penting dalam RPP dan saling berhubungan. Hal ini sesuai dengan Permendiknas 157 Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 155-161 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854 Nomor 41 Tahun (2007 dalam Tim Sosialisasi Kurikulum, 2008: 4) menyatakan komponen RPP terdiri dari: 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Indikator 4. Tujuan pembelajaran 5. Materi pokok 6. Alokasi waktu 7. Strategi pembelajaran 8. Skenario pembelajaran 9. Media Pembelajaran 10. Sumber belajar 11. Evaluasi RPP yang peneliti kembangkan berbasis konsep. Hal ini dapat dilihat pada sintaks atau langkah-langkah pembelajaran. Pengembangan RPP yang dilakukan peneliti dengan prinsip bahwa keberadaan komponen-komponen tersebut disesuaikan kondisi sekolah dan karakteristik siswa. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui kurikulum yang memberikan wewenang kepada sekolah sesuai dengan kemampuan siswa dan ketersediaan sarana dan prasarana untuk menyusun perangkat pembelajaran sendiri (Admin, 2007:6). LKS berbasis konsep yang dikembangkan oleh peneliti dinilai validator termasuk pada kategori sangat valid. Hal ini diperoleh dari hasil analisis data nilai validitas LKS, validator menilai rerata validitas LKS adalah 93,9 %. Menurut kategori hasil penilaian validator yang diperoleh bahwa RPP berbasis konsep berada pada kategori sangat valid. LKS adalah suatu pedoman yang disusun oleh peneliti untuk digunakan oleh siswa dalam melakukan kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. LKS disajikan untuk dikerjakan bersama kelompoknya masing-masing. LKS ini dikerjakan secara berkelompok dengan sesama anggota kelompok diskusi bertujuan untuk membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dan juga membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa. LKS yang disusun terbagi atas lima bagian yaitu : sel, jaringan, organ, sistem organ dan organisme. LKS disusun untuk tiga kali pertemuan berisikan judul, tujuan pembelajaran, ringkasan materi, materi diskusi. Berdasarkan hasil penilaian keenam validator, dilihat dari aspek syarat didaktik bahwa LKS telah mengacu pada Kurikulum 2013, selain itu kegiatan mendukung siswa dalam memahami konsep materi dan kegiatan dikaitkan dengan kehidupan yang nyata. Ini berarti LKS berbasis konsep disajikan berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013. Daryanto (2014: 17) mengatakan tuntutan pada kurikulum pendidikan dasar SMP lebih menekankan pada kompetensi siswa, dimana siswa selain memahami konsep dan prinsip keilmuan juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai. Pentingnya penguasaan konsep dan prinsip keilmuan bagi siswa yaitu dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dari sinilah kompetensi siswa dapat terlihat. Pada isi LKS terdapat soal bergambar dengan ilustrasi untuk pemahaman konsep materi oleh siswa. Soal bergambar ini tidak sering terdapat pada setiap LKS, tetapi cukup ada pada beberapa LKS. Soalsoal pada LKS membantu siswa membantu siswa memperoleh pemahaman konsep sendiri sehingga mereka dapat membangun pengetahuan baru. Media Pembelajaran Media pembelajaran berbasis konsep yang dikembangkan oleh peneliti dinilai validator termasuk pada kategori sangat valid. Hal ini diperoleh dari hasil analisis data nilai validitas LKS, validator menilai rerata validitas media pembelajaran adalah 90,3 %. Menurut kategori hasil penilaian validator yang diperoleh bahwa media pembelajaran berbasis konsep berada pada kategori sangat valid. Media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti berupa slide powerpoint untuk materi organisasi kehidupan. Ada beberapa pertimbangan peneliti mengembangkan media pembelajaran berupa slide powerpoint antara lain; 1) padatnya materi pembelajaran organisasi kehidupan 2) infokus belum pernah digunakan guru sebagai media pembelajaran, 3) minimalnya waktu yang tersedia, 4) slide powerpoint merupakan sesuatu yang baru bagi siswa SMP di kota Jambi. 158 Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 155-161 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854 Validitas isi disini dinyatakan valid oleh validator karena media pembelajaran berupa slide powerpoint berbasis konsep yang dikembangkan peneliti telah sesuai dengan materi yang seharusnya disajikan. Validitas konstruk juga dinyatakan valid oleh validator karena konstruk media pembelajaran berbasis konsep yang dikembangkan telah memenuhi syarat-syarat penyusunan media yang baik. Validator menilai media telah sesuai dengan indikator, tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran. Media pembelajaran telah memiliki kesesuaian antara animasi gambar dan warna bervariasi. Ini berarti media pembelajaran dapat menarik perhatian siswa untuk belajar. Gambar berwarna dan animasi yang diberikan bertujuan untuk menarik perhatian siswa dalam mengembangkan daya fantasi siswa, sehingga siswa dapat termotivasi untuk mendapatkan pengalaman belajar yang realistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad (2006: 38) bahwa media pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Media pembelajaran dikembangkan sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat dilihat pada RPP. Praktikalitas Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Konsep Berdasarkan hasil observasi keterlaksanan proses pembelajaran dan hasil respon guru dan respon siswa dalam penggunaan perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep untuk materi organisasi kehidupan dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis konsep sudah praktis. Berikut ini dibahas tentang praktikalitas perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep. Hasil Pengamatan Keterpakaian Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Konsep Instrumen pengamatan keterpakaian perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep dalam proses pembelajaran digunakan untuk mengukur praktikalitas perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep. Fokus pengamatan hanya pada keterlaksanaan RPP dan LKS, media pembelajaran dan kesesuaian waktu yang direncanakan dalam proses pembelajaran.Berdasarkan hasil analisis data pengamatan keterpakaian perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep dalam proses pembelajaran adalah: RPP berbasis konsep telah terlaksana seluruhnya dengan baik dalam proses pembelajaran. Terlaksananya RPP berbasis konsep dengan baik membuat siswa antuasias untuk belajar dikarenakan RPP dikembangkan peneliti yang menggunakan sintaks atau langkah-langkah pendekatan konsep, dengan mengimplementasikan model pembelajaran langsung dan metode ceramah yang dikaloborasikan dengan berdiskusi antar kelompok siswa. Hal ini terlihat jelas pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti RPP praktis digunakan guru dalam proses pembelajaran karena RPP telah sesuai dengan situasi pembelajaran yang aktual dan RPP telah dapat menjadi pedoman bagi guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pendapat peneliti ini diperkuat oleh Mulyasa (2007: 217) mengatakan ”RPP harus disusun secara utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual”. Selama uji coba terdapat sedikit kendala dalam pengelolaan waktu yang kurang sesuai dengan yang direncanakan. Waktu yang tidak sesuai dengan yang direncanakan terdapat pada kegiatan inti yaitu waktu yang diperlukan siswa dalam berdiskusi kelompok untuk memahami kosep materi dengan mengisi LKS. LKS berbasis konsep merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Majid ( 2008: 176) mengatakan LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. LKS diberikan bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami konsep materi dan melihat tingkat pemahaman siswa terhadap konsep materi yang telah diberikan. Berdasarkan hasil analisis data keterpakaian LKS dalam proses pembelajaran disimpulkan bahwa LKS berbasis konsep telah praktis digunakan oleh siswa. Ini terlihat dari siswa mengisi LKS secara keseluruhan soal-soal dengan cara berdiskusi kelompok dan ditunjang oleh bahan ajar berbasis konsep. Anggaryani (2006: 9) mengatakan LKS yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar yang disajikan sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan kemampuan siswa sehingga dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep. Media pembelajaran berupa presentasi slide power point telah praktis digunakan oleh guru dan siswa. Ini terlihat dari pengamatan dimana media pembelajaran ini dapat membantu guru menyampaikan materi pembelajaran dan membantu siswa menguatkan pemahaman konsep materi yang diperoleh sebelumnya pada bahan ajar. Selain itu media pembelajaran ini dapat membantu memperlihatkan materi yang bersifat abstrak, seperti gambar yang sulit siswa jumpai di lingkungan sekitarnya berupa sel jaringan, organ dan sistem organ. Media pembelajaran berbasis konsep ini juga telah membantu guru mengatasi sifat pasif siswa karena media pembelajaran ini dapat 159 Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 155-161 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854 menimbulkan kegairahan belajar bagi siswa. Ini berarti media pembelajaran disajikan dengan animasi gambar berwarna dapat menimbulkan daya fantasi oleh siswa untuk menerima pembelajaran dan membantu menguatkan konsep materi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Anonimus ( 2008: 204) tentang manfaat media pembelajaran yaitu memperbesar perhatian siswa, membuat penguatan materi pembelajaran lebih mantap, memberikan pengalaman nyata oleh siswa. Hasil analisis data respon guru dan respon siswa terhadap perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep Berdasarkan angket respon guru terhadap perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep diketahui telah praktis digunakan oleh guru. Kesimpulan ini diambil peneliti berdasarkan apa yang tercantum pada respon guru dan yang dikemukakan guru pada angket respon. Dimana, guru mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran ini yang terdiri dari RPP, bahan ajar, LKS dan media pembelajaran dapat membantu dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk organisasi kehidupan pada siswa. RPP juga dapat dilaksanakan guru dengan baik dalam proses pembelajaran, namun masih ada sedikit kendala dimana waktu yang diperlukan dalam proses pembelajaran tidak sesuai dengan direncanakan pada RPP. Untuk keterbacaan bahan ajar, LKS dan media pembelajaran telah jelas dan dapat dimengerti oleh siswa sehingga sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu, bahan ajar dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan pemahaman konsep materi oleh siswa. Gambar dan ilustrasi sangat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga siswa dapat lebih cepat memahami materi yang diberikan. Perangkat pembelajaran ini juga dapat membantu guru dalam pengelolaan waktu proses pembelajaran. Ini berarti tersedianya perangkat pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang proses pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nur (1999: 4), bahwa perangkat pembelajaran memberikan kemudahan dan dapat membantu guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Respon Siswa Terhadap Keterpakaian Perangkat Pembelajaran Berbasis Konsep Berdasarkan angket respon siswa terhadap perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep diketahui telah praktis digunakan oleh siswa. Kesimpulan ini diambil peneliti berdasarkan apa yang tercantum pada respon siswa dan yang dikemukakan siswa pada angket respon. Siswa mengemukakan untuk keterbacaan bahan ajar, LKS dan media pembelajaran jelas dan mudah dimengerti. Ini bearti siswa terbantu dalam mengisi LKS karena ditunjang oleh bahan ajar dan penguatan konsep materi dibantu media pembelajaran berupa penayangan slide power point. Selain itu siswa juga mengemukakan gambar dan ilustrasi yang komunikatif baginya sangat membantu dalam memahamai konsep materi dan mengisi LKS dengan baik. Siswa memberikan komentar bahwa waktu yang diperlukan dalam berdiskusi kelompok untuk mengisi LKS masih belum cukup. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari proses validasi dan ujicoba, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Validitas perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep Perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep yang terdiri dari RPP, bahan ajar, LKS dan media pembelajaran yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti untuk materi organisasi kehidupan sudah valid. 2. Praktikalitas perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep Berdasarkan analisis data praktikalitas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran biologi berbasis konsep yang terdiri dari RPP dan LKS dan media pembelajaran sudah praktis digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran biologi SMP pada kelas VII. DAFTAR PUSTAKA [1].. Anonimus. 2008. Inovasi Pembelajaran IPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya.(online) http://wordpress.com/tag/inovasi-pembelajaran/. Diakses 19 Agustus 2015. [2].. Admin. 2006. Kurikulum Beridentitas Kerakyatan. http://denbagustomy. wordpress.com/2007/07/04/kurikulum-beridentitas-kerakyatan. Diakses: 2 Mei 2015. 160 Majalah Ilmiah, Vol. 24, No. 1, April 2017, Hal. 155-161 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang E-ISSN 2502-8774 P-ISSN 1412-5854 [3].. Anggaryani, Mita. 2006. ”Pengembangan LKS Pesawat Sederhana yang Disesuaikan dengan KBK untuk Kelas VII”. Tesis. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. [4].. Arsyad, Azhar. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. [5]..Daryanto, 2014. Pendekatan Pembelajaran SaintifikKurikulum 2013. Yogyakarta:Gava Media. [6].. Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. [7].. Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: Jurusan Biologi FMIPA UNP. [8].. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. [9].. Mulyasa, E. 2007. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya. [10].. Nur, M. 1999. “Perangkat Pembelajaran Sains Mampu Memenuhi Kebutuhan Individu”. Makalah Disampaikan pada Presentasi Hasil Program Remedial di Ditdikmenum Jakarta, Universitas Negeri Surabaya. 161