analisis pengaruh rasio keuangan

advertisement
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. AKSARA SOLOPOS
DALAM MEMBENTUK CITRA PERUSAHAAN
(Studi Deskriprif Kualitatif tentang Corporate Social Responsibility PT. Aksara
Solopos melalui Program Solopos Goes to School)
Imaniar Istiqfari
Dwi Tiyanto
Tanti Hermawati
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Companies establishment certainly have an impact for society and the environment
behind its benefits. As written in the regulation no. 40 about incorporated companies
that every company doing business activities in Indonesia should be able to have a
positive impact on society, particularly related to efforts improving the welfare,
decreasing the unemployment rate, and reducing poverty. This research aims to
determine the implementation of Solopos Goes to School program and discovering
the contributing factors and barriers in Solopos Goes to school as a corporate social
responsibility.
Researcher focused on the type of qualitative descriptive researches that serves
objective description about corporate social responsibility of PT. Aksara Solopos
through Solopos Goes to school program. The type of data used primary and
secondary data. Data collection techniques with in-depth interviews and a literature
study. Research subjects are Solopos CSR team, school teachers and students, with
purposive sampling technique and 11 informants. Analysis technique consists of data
reduction, data presentation, and conclusion.
The results showed that the implementation of Solopos Goes to School program held
in SMA Muhammadiyah 2 Surakarta as a manifestation of the company's concern for
the environment. By doing Solopos Goes to School program, a lot of benefits for
students and teachers of SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Many students gain
knowledge about the correct news writing, can write well, can look for the good
news, as well as gain knowledge on how to interview properly. Each activity tinged
with simulated news writing workshop or management of school news.
Keyword : Corporate Social Responsibility, Corporate Image.
1
Pendahuluan
CSR secara etimologis berarti “Tanggung jawab sosial perusahaan”. Menurut
Isa Wahyudi dalam bukunya “Corporate social responsibility : prinsip, pengaturan,
implementasi.” CSR
adalah sebuah komitmen perusahaan untuk melaksanakan
kewajibannya didasarkan atas keputusan untuk mengambil kebijakan dan tindakan
dengan memperhatikan kepentingan para stakeholders dan lingkungan di mana
perusahaan melakukan aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan hukum yang
berlaku.1
Saat ini wacana tentang CSR bukan merupakan wacana baru lagi. Berbagai
pihak sudah mengkampanyekan pentingnya tanggung jawab sosial ini bagi
perusahaan baik untuk menjaga kelangsungan produksi sampai untuk tujuan
membangun hubungan sosial. Implementasi CSR yang sesungguhnya erat kaitannya
dengan upaya mewujudkan dan peduli terhadap kemiskinan. Bagaimana caranya
CSR yang menjadi kewajiban bagi perusahaan didorong untuk mengupayakan
terhadap penghapusan tingkat kemiskinan dan kelaparan, pencapaian pendidikan
dasar
secara
universal,
dapat
mengembangkan
kesetaraan
jender
dan
memberdayakan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan
kesejahteraan ibu melakukan perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit
lainnya yang akhirnya mampu menjamin berlanjutnya pembangunan lingkungan
serta dapat mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
CSR tentunya memiliki dampak positif bagi perusahaan. Konsumen menuntut
nilai lebih untuk uang mereka. Selanjutnya, hubungan dengan sebuah organisasi nonprofit dapat menghasilkan liputan media yang positif, membangun reputasi kasih
sayang dan kepedulian untuk sebuah perusahaan, meningkatkan integritasnya,
meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan, dan preferensi konsumen.
PT Aksara Solopos merupakan perusahaan yang menerbitkan harian
SOLOPOS. PT Aksara Solopos didirikan oleh PT Jurnalindo Aksara Grafika
(penerbit harian Bisnis Indonesia). PT Aksara Solopos yang juga menguasai saham
1
Isa Wahyudi. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan, Implementasi, In-Trans
Institute, Malang 2008
2
Percetakan PT Solo Grafika Utama, Radio Solopos FM, dan PT Aksara Dinamika
Jogja (Harian Jogja).
Beredar di daerah Solo dan sekitarnya sejak September 1997, Solopos
mampu menjadi harian yang terdepan. Menjalin kedekatannya dengan masyarakat
Solo, pembaca, maupun lingkungan sekitarnya dan sebagai bentuk baktinya, Solopos
mengadakan beberapa program CSR diantaranya Gerobak Sampah, yaitu bentuk
bantuan Solopos memberikan gerobak sampah pada kelurahan yang membutuhkan,
program dilaksanakan sebulan sekali. Solopos juga mengadakan acara donor darah
secara rutin tiga bulan sekali.
Sebagai perusahaan yang berkecimpung di bidang jurnalistik dan untuk ikut
berperan di bidang pendidikan jurnalistik, SOLOPOS memperkuat Corporate Social
Responsibility mereka dengan program Solopos Goes to School.
Melahirkan
wartawan yang lebih baik, yang akan membuat surat kabar yang lebih baik, yang
akan lebih baik melayani masyarakat. Ini akan memberikan pengetahuan, tidak untuk
kepentingan diri sendiri, tapi yang akan digunakan untuk pelayanan publik.2
Humas SOLOPOS bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Jurnalistik
SOLOPOS (LPJS) menawarkan pendidikan non formal yaitu pelatihan pada siswasiswi Sekolah Menengah Umum untuk mempersiapkan siswa-siswi menguasai teori
dan praktik di bidang jurnalistik. Tujuan pelatihan peserta pendidikan jurnalistik
LPJS adalah melatih kemampuan siswa dalam dunia jurnalistik sehingga memiliki
ketrampilan menulis untuk menjawab tantangan di era kemajuan komunikasi ini dan
mendekatkan SOLOPOS dengan pembaca muda. Setelah pelatihan diharapkan siswasiswi dapat menggalakkan kembali majalah dinding maupun majalah sekolah
mereka. Materi Pelatihan yang diberikan kepada para siswa adalah dasar-dasar
jurnalistik.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pelaksanaan program SOLOPOS Goes to School sebagai bentuk
CSR SOLOPOS ?
2
Jean Folkets, 2013, Educating Journalist : A New Plea for the University Tradition, hal. 10.
www.journalism .columbia.edu/system/document/785/orginal/75881_JSchool_Educating_JournalistsPPG_v2-16.pdf
3
2.
Apa saja faktor pendukung dan hambatan dalam pelaksanaan program
SOLOPOS Goes to School sebagai bentuk CSR SOLOPOS?
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan program SOLOPOS Goes to School sebagai
bentuk CSR SOLOPOS.
2.
Untuk mengetahui faktor pendukung dan hambatan dalam pelaksanaan program
SOLOPOS Goes to School sebagai bentuk CSR.
Kerangka Teori
1.
Pengertian Komunikasi
Diantara para ahli sosiologi, ahli psikologi, dan ahli politik di Amerika
Serikat, yang menaruh minat pada perkembangan komunikasi adalah Carl I.
Hovland. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegar azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap.3
Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek studi
ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, tetapi juga pembentukan
pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam
kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting.
Bahkan dalam definisinya yang secara khusus mengenai pengertian komunikasi
sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses merubah perilaku
orang lain (communication is the process to modify the behavior of the other
individuals).
2.
Public Relations
Dalam buku Efektif Public Relations (New Jersey: Prentice Inc.Englewood
Cliffs, 1982) Scott M. Cutlip dan Allen H. Center mengatakan “public relations
3
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung:
2004. Hal. 10
4
merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan
kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta
merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian,
pemahaman, dan dukungan dari publiknya.”
Rex Harlow mengatakan, “Public relations adalah fungsi manajemen khas
yang mendukung pembinaan dan membangun upaya saling menguntungkan melalui
komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama yang baik antara organisasi
dengan publiknya.”
Fungsi PR ketika menjalankan tugas tugas dan operasionalnya, baik sebagai
komunikator dan mediator, maupun organisator, menurut Prof. Drs. Onong Uchjana
Effendy, M.A. dalam bukunya, hubungan masyarakat suatu komunikologis adalah
sebagai berikut:
a. Menunjang kegiatan menejemen dalam mencapai tujuan organisasi
Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik
eksternal
b. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi
kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
c. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum
d. Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah
terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi
maupun publiknya. 4
Dalam menjalankan tugasnya, PR memiliki peran penting membawa nama
perusahaan khususnya dalam hal membangun citra yang positif di masyarakat.
Hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya diharapkan dapat
menjadi salah satu eksistensi perusahaan yang diakui masyarakat.
3.
Corporate Social Responsibility
Michael Hopkins dalam Working Paper yang disampaikannya kepada Policy
Integration Departement World Commission on the Social Dimension of
4
Ruslan, Rosadi. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta:
2007. Hal. 9
5
Globalization International Lanour Office, Genewa tahun 2004 menjelaskan bahwa
CSR adalah:5
“CSR is concerned with treating the stakeholders of the firm ethically or in a
responsible manner. ‘Ethiccally or responsible’ means treating stakeholders
in a manner deemed acceptable in civillized societies. Social includes
economic responsibility, stakeholders exist both within a firm or outside. The
natural invirontment is a stakeholder. The wider aim of social responsibility
is to create high and higher standart of living, while preserving of
profitability of the corporation, for people both within and outside the
corporation”.
Dari penjelasan Michael Hopkins tersebut dapat disimpulkan bahwa CSR
berkaitan dengan perlakuan perusahaan terhadap stakeholders baik yang berada di
dalam maupun di luar perusahaan termasuk lingkungan secara etis atau secara
bertanggung jawab.
Perlakuan
secara
eti
atau
bertanggung jawab
yaitu
memperlakukan stakeholders dengan cara yang bisa diterimanya. Secara sosial
meliputi tanggung jawab ekonomi, dan tujuan tanggung jawab sosial yang lebih luas
adalah untuk menciptakan standar hidup lebih tinggi, selagi memelihara profitabilitas
perusahaan.
Pengertian lain yang mencoba memotret CSR secara lebih komprehensif
adalah pemaknaan dan Prince of Wales International Business Forum yang di
Indonesia dipromosikan dengan aktif oleh Indonesia Business Links (IBL). Di sini
ada lima pilar aktivitas CSR yaitu sebagai berikut:6
a.
b.
c.
d.
e.
Building human capital adalah berkaitan dengan internal perusahaan untuk
meciptakan sumber daya manusia yang handal, sedangkan secara ekternal
perusahaan dituntut melakukan pemberdayaan masyarakat.
Strengthening economies adalah perusahaan dituntut untuk tidak menjadi kaya
sendiri sementara komunitas dilingkungannya miskin. Perusahaan harus
memberdayakan ekonomi sekitarnya.
Assesing social chesion adalah upaya untuk menjaga keharmonisan dengan
masyarakat sekitarya agar tidak menimbulkan konflik.
Encouraging good governance adalah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya,
harus mengacu pada Good Corporate Governace (GCG).
Protectig the invironment adalah perusahaan harus berupaya keras menjaga
kelestarian lingkungan.
5
Wahyudi, Isa. Corporate Social responsibility: Prinsip, Pengaturan, Implementasi. In-Trans
Institute. Malang : 2008. Hal 34
6
Wahyudi, Isa. Corporate Social responsibility: Prinsip, Pengaturan, Implementasi. In-Trans
Institute. Malang : 2008. Hal 36
6
Berdasarkan penjelasan di atas, semakin jelaslah bahwa pengertian CSR jauh
lebih luas cakupan dibandingkan dengan community development. Perbedaan paling
mendasar dalam CSR seluruh program yang dijalankan perusahaan berupaya
berdasarkan pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kemudian, program yang
dijalankan juga tidak bersifat secara short term, tetapi berkesinambungan.
Perusahaan tidak sekedar membagi-bagi kedermawanannya, melainkan beupaya
menjaga programnya agar dapat berlangsung secara sustainable. Monitoring serta
evaluasi program sangatlah melekat agar kegiatan berlangsung tepat sasaran.
Bahkan, pembuatan laporan (reporting) sebagai cerminan output untuk dijadikan
feedback, menjadi ciri khas CSR sekalipun masih bersifat suka rela.
Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dikalangan sebagian dunia usaha, sudah tumbuh pengakuan bahwa
keberhasilan ekonomi dan finansial mereka berkaitan erat dengan kondisi sosial dan
lingkungan di mana perusahaan mereka beroprasi. Untuk mewujudkan tanggung
jawab semacam itu, dunia usaha diharapkan memperhatikan dengan sungguhsungguh CSR dalam aktivitas usahanya. Pada intinya, CSR merupakan komitmen
dari perusahaan untuk mengintegrasikan kepeduliannya terhadap masalah ekonomi,
sosial dan lingkungan atau lebih dikenal dengan istilah “triple bottom line”. Dalam
implementasinya secara ringkas bentuk dari CSR ini dapat digolongkan dalam empat
bentuk yaitu: 7
1) Pengelolaan lingkungan kerja secara baik, termasuk di dalamnya peyediaan
lingkungan yang aman dan nyaman, sistem kompensasi yang layak dan
perhatian terhadap kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
2) Kemitraa antara perusahaan dengan masyarakat, khususnya masyarakat lokal.
Kemitraan ini diwujudkan secara umum dalam program community development
untuk membantu peningkatan kesejahteraan umum masyarakat setempat dalam
kurun waktu yang cukup panjang. Melalui program ini, diharapkan masyarakat
akan menerima manfaat keberadaan perusahaan yang digunakan untuk
menopang kemandiriannya bahkan setelah perusahaan itu berhenti beroperasi.
3) Penanganan kelestarian lingkungan, kegiatan ini dimulai dari lingkungan
perusahaan sendiri, termasuk melakukan penghematan penggunaan listrik, air,
7
Business & Biodiversity 2002. The Handbook for Corporate Action, Earthwatch Europe, IUCN, The
World Business Council for Sustainable Development.
7
kertas, dan lain sebagianya sampai penanganan limbah akibat kegiatan
perusahaa, agar tidak mencemari lingkungan sekitar kantor, pabrik dan atau
lahan.
4) Investasi sosial yang sering diartikan secara sempit sebagai “kegiatan amal
perusahaan”. Makna sesungguhnya adalah perusahaan memberi dukungan
financial dan non-financial terhadap kegiatan sosial dan lingkungan yang
dilakukan oleh kelompok atau organisasi lain yang pada akhirnya akan
menunjang kegiatan bisnis perusahaan, karena perusahaan melalui investasi
sosial akan dapat menuai citra yang positif (corporate image).
Manfaat CSR bagi Perusahaan
Setiap perusahaan yang mengimplementasikan CSR dalam aktivitas usahanya
akan mendapatkan lima manfaat utama sebagai berikut:8
1) Meningkatkan profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh, misalnya
lewat efisiensi lingkungan;
2) Meningkatkan akuntabilitas, assessment dan komunitas investasi;
3) Mendorong komitmen karyawan, karena mereka diperhatikan dan dihargai;
4) Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas; dan
5) Mempertinggi reputasi dan corporate branding.
Manfaat–manfaat yang menyertai CSR sebaiknya menjadi pemikiran
perusahan-perusahaan yang enggan melakukan CSR secara proaktif. Karena
sesungguhnya CSR yang dilakukan adalah untuk kelangsungan perusahaan itu
sendiri. Hubungan yang baik dengan masyarakat tentunya mendukung pencitraan
yang positif bagi perusahaan. Semakin proaktif CSR-nya, maka semakin tinggi
reputasi perusahaan di mata masyarakat.
4.
Citra Perusahaan
Citra perusahaan terdiri dari citra produk, citra merek dan citra merek
konsumen. Yeo, Youssef (2010) menyatakan bahwa citra perusahaan adalah sumber
keunggulan kompetitif: karena fakta bahwa citra perusahaan hanya dapat dibentuk
selama waktu yang lama, menjadi sulit untuk meniru. Selain itu, citra perusahaan
8
Wahyudi, Isa. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan, Implementasi. In-Trans
Institute. Malang : 2008
8
menciptakan kepercayaan konsumen dan menghalangi pesaing untuk memasuki
pasar.9
Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun negatif
diperlukan alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan tersebut. Ada empat hal yang
digunakan sebagai alat pengukur pembentukan citra perusahaan yaitu : 10
a. Kepercayaan: Merupakan kesan, dan pendapat atau penilaian positif khalayak
terhadap suatu perusahaan.
b. Realitas: Menggambarkan suatu yang realitas, jelas terwujud, dapat diukur, dan
hasilnya dapat dirasakan di pertanggung jawabkan dengan perencanaan yang
matang dan sistematis bagi responden.
c. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan.: Menggambarkan keadaan
yang saling menguntungkan antara perusahaan dan publiknya.
d. Kesadaran: Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian
terhadap produk yang dihasilkan.
Analisis literatur ilmiah menunjukkan bahwa CSR memiliki dampak positif
terhadap sikap konsumen yang menguntungkan terhadap perusahaan yang
bertanggung jawab secara sosial dan produk-produknya.
Gambar 1: CSR dalam Pembentukan Citra Perusahaan
Sumber: Corporate Social Responsibility in Forming Corporate Image
Dalam bagan di atas dapat dilihat bahwa CSR menjadi salah satu faktor
pembentukan citra perusahaan . Umpan balik sangat bermanfaat bagi perusahaan
untuk kemajuan perusahaan itu sendiri. CSR yang proaktif akan membentuk citra
yang positif bagi perusahaan. CSR yang reaktif tentunya tidak akan meningkatkan
9
Corporate Social Responsibility in Forming Corporate Image
http://www.inzeko.ktu.lt/index.php/EE/article/download/972/1063
10
Ibid, hal: 25.
9
citra perusahaan. Jika citra yang baik sudah didapatkan, tentunya dari faktor-faktor
lain selain CSR seperti pelayanan, kualitas produk, integritas perusahaan. CSR
menambah poin dalam pandangan masyarakat bahwa keberadaan perusahaan selain
menyerap tenaga kerja, juga mampu mengayomi lingkungan sekitarnya.
Metodologi Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Dalam penelitan ini menggunakan metode penelitian studi deskriptif kualitatif.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan analisis data yang cermat terhadap suatu
fenomena sosial tertentu.
2.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah kantor Solopos yaitu Griya Solopos di
Jln. Adisucipto No.190 Solo 57145.
3.
Jenis Data
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini merupakan data diperoleh langsung dari
responden atau narasumber melalui wawancara dengan pihak-pihak yang
terkait langsung dengan program CSR Solopos Goes to School.
b. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh langsung
dengan mengutip serta mengumpulkan keterangan-keterangan dari sumber
lain seperti artikel, buku-buku, dan sumber-sumber dari internet yang
berkaitan dengan objek penelitian.
4.
Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara mendalam
Merupakan tenik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diajukan
secara lisan terhadap narasumber. Teknik wawancara ini tidak dilakukan
dengan formal dan struktur yang ketat, agar informasi yang dikumpulkan
lebih mendalam. Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka (face to
face).
10
b. Studi pustaka
Data penelitian ini juga akan diperoleh melalui penggalian pustaka berupa
dokumen yang pernah ada maupun yang pernah diterbitkan.
5.
Teknik Sampling
Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu dalam mencari informasi peneliti memilih narasumber atau informan
yang dianggap tahu dan dapat dipercaya dalam memberikan keterangan dan
informasi mengenai pelaksanaan program Solopos Goes to School yang dilaksanakan
oleh Solopos sehingga dapat diketahui informasi dan masalah secara detail.
6.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.
Analisis data kualitatif ini dimulai dengan analisa data yang dikumpulkan di
lapangan, kemudian dikategorikan dengan memperhatikan kompetisi subjek
penelitian, tingkat autentisitasnya dan melakukan triangulasi data. Data dipilih yang
sesuai dengan fokus penelitian, lalu dilakukan interpretasi data atau pemaknaan.
Interpretasi data perlu dibandingkan dengan konteks-konteks sosial dan masyarakat,
serta lingkungan yang melatarbelakangi program yang dilaksanakan di tempat
penelitian.
Data kualitatif memuat penjelasan mengenai proses-proses yang terjadi dalam
lingkungan. Teknik analisa ini meliputi tiga bagian yang terdiri dari : Reduksi data,
Penyajian data, dan Penarikan kesimpulan.
Penyajian Data
a. Peran Public Relations Perusahaan
Program CSR PT. Aksara Solopos, tidak lepas dari peran Public Relations
(PR). Bagaimana peran PR di perusahaan, Intan Nurlaili selaku Manager Promosi
dan PR PT. Aksara Solopos mengungkapkan sebagai berikut:
“Kalo PR itu biasanya bertanggung jawab pada brand perusahaan, jadi
harapannya PR membangun citra perusahaan ini. Kebetulan di PT. Aksara
Solopos tidak ada divisi PR secara spesifik, makanya digabung dengan divisi
promosi. Penekanannya diharapkan semua karyawan bisa mengemban fungsi
PR, nantinya apapun yang menjadi citra perusahaan bisa terlihat dari semua
11
karyawannya. Baik divisi iklan, divisi umum diharapkan bisa menjalankan
fungsi PR itu. Jadi tidak hanya bagian Promosi saja. Kita (divisi promosi)
lebih spesifik pada hal-hal yang terkait dengan ke PR-an. Fungsi PR secara
global bisa dikatakan semua karyawan itu PR nya Solopos.” (Wawancara,
Rabu 6 November 2013 pukul 10.00 WIB).
Sementara Arifiyani Dyah selaku Staff Promosi dan PR PT. Aksara Solopos,
mengungkapkan sebagai berikut:
“Jadi disini PR itu bekerja dan bertanggung jawab untuk menjalin kerja sama
dengan instansi-instansi lainnya. Selain itu kita juga bertanggung jawab atas
branding perusahaan jadi perusahaan ini segala sesuatu misalnya ada
kerjasama yang berbau branding-branding itu dibawah tanggung jawab dari
divisi PR dan promotion.” (Wawancara, Selasa 29 Oktober 2013 pukul 11.00
WIB).
b. Pelaksanaan Solopos Goes to School
PT. Aksara Solopos, tidak begitu saja melakukan program CSR, namun ada
dasarnya. Dasar pelaksanaan program CSR di PT. Aksara Solopos, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Intan Nurlaili, sebagai berikut:
“Jadi setiap tahun kita senantiasa mengadakan agenda rutin CSR hanya saja
bentuknya beda-beda tergantung pada kebutuhan masyarakat pada waktu itu.
Pada tahun yang lalu kita memberikan bantuan kepada panti asuhan karena
kita melihat bahwa panti asuhan itu banyak yang memerlukan support
terutama daerah-daerah yang terpencil. Akhirnya kita survey, mana panti
asuhan yang membutuhan bantuan. Di tahun ini kebetulan pas kita mau
melaksanakan CSR itu banyak informasi dari temen-temen kayaknya ini
butuh bantuan berupa air bersih, makanya tahun ini alokasi dana untuk CSR
kita, kita alokasikan untuk bantuan air bersih.” (Wawancara, Rabu 6
November 2013 pukul 10.00 WIB).
Berdasarkan ungkapan dari Intan Nurlaili tersebut di atas, menunjukkan
bahwa PT. Aksara Solopos dalam melaksanakan pogram CSR atas dasar kebutuhan
yang diperlukan oleh masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa pelaksanaan program CSR dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat maupun bagi PT. Aksara Solopos itu sendiri. Manfaat– manfaat yang
diperoleh perusahaan, seperti halnya dalam kelangsungan perusahaan itu sendiri.
Terciptanya hubungan yang baik dengan masyarakat tentunya mendukung pencitraan
yang positif bagi perusahaan. Semakin proaktif CSR-nya, maka semakin tinggi
reputasi perusahaan di mata masyarakat.
12
Kaitannya waktu yang dibutuhkan dalam menyampaikan materi, Rohmah
Ermawati mengemukakan sebagai berikut: “Sekitar satu jam untuk materi, terus
habis itu ada sedikit evaluasi. Jadi sekitar satu setengah jam.” (Wawancara, Minggu
3 November 2013 pukul 16.00 WIB).
c.
Faktor Pendukung dan Hambatan dalam Pelaksanaan Program Solopos Goes To
School Sebagai Bentuk CSR Solopos
Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan program
Solopos Goes to School di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, yang utama adalah
berupa support, baik itu datang dari perusahaan maupun datang dari pihak sekolahan.
Support dari perusahaan tidak lain berupa dana dan SDM, yang mana perusahaan
menyediakan dana guna pelaksanaan program Solopos Goes to School. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Intan Nurlaili, bahwa kebijakan yang dilakukan PT. Aksara
Solopos dalam mendukung program CSR Solopos Goes to School, yang pasti adalah
support. Lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Intan Nurlaili
sebagai berikut :
“Pada dasarnya selalu support ya perusahaan, baik itu dalam penyediaan
SDM yang dibutuhkan, karena kita juga melibatkan temen-temen redaksi
ketika pelatihan itu atau juga dari sisi budget pembiayaannya. Jadi kalo ada
kebutuhan untuk biaya-biaya Goes to School pasti kita ajukan ke perusahaan
dan selama ini tidak ada kendala, disetujui dari perusahaan.“ (Wawancara,
Rabu 6 November 2013 pukul 10.00 WIB).
Senada juga diungkapkan oleh Arifiyani Dyah, sebagai berikut:
“Jadi kalau perusahaan ini memberikan wewenangnya dalam bentuk support
untuk biaya operasional, semua kegiatan kita itu nantinya akan ditanggung
perusahaan. Jadi baik itu pengeluaran dana dan lain-lain, dan disini kita juga
mem-blow up berita tersebut, jadi instansi yang kita datangi itu akan lebih
dikenal masyarakat lewat blow up berita yang kita buat setelah acara di
gelar.” (Wawancara, Selasa 29 Oktober 2013 pukul 11.00 WIB).
Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program Solopos Goes to School
di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, sangatlah kecil bahkan boleh dibilang tidak
pernah terjadi. Hal ini sesuai dengan sebagaimana yang diungkapkan oleh Arifiyani
Dyah, sebagai berikut:
13
“Kalau hambatan selama ini tidak pernah terjadi, karena disini kita sifatnya
tidak memaksa dan disini kita tekankan pada sekolah bahwa kegiatan ini
benar-benar kita mutlak memberikan atau sharing tentang ilmu. Kita juga
tidak memaksakan, jika sekolah pengen acara diadakan di luar jam sekolah,
kita turuti. Jadi semua kegiatan ini kita bicarakan di depan dengan pihak
sekolah, bagaimana caranya agar kegiatan ini tidak mengganggu kegiatan
belajar mengajar (KBM). Jam dan waktu kita nurut dengan pihak sekolah,
peserta pelatihan juga kita bebaskan sekolah yang menentukan. Kadangkadang sekolah memilih siswa-siswa yang terkait dengan mading atau
jurnalistik sekolah yang mengikuti pelatihan”. (Wawancara, Selasa 29
Oktober 2013 pukul 11.00 WIB).
Faktor penghambat dalam pelaksanaan program Solopos Goes to School,
yang paling utama adalah mengenai waktu. Waktu yang sedikit dirasa sangatlah
kurang untuk pelaksanaan program Solopos Goes to School. Dengan waktu yang
kurang, pelaksanaan dari program Solopos Goes to School dirasa tidak efektif,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Sri Darwati, S.Pd, M.Pd (Kepala Sekolah)
sebagai berikut:
“Kalau faktor pendukung jelas fasilitas baik itu dari sekolah dan juga dari
Solopos. Cuma kendalanya, saat itu hanya 2 jam. Pelatihan biasanya
ditindaklanjuti, coba anak-anak menulis. Kemarin anak-anak juga menulis,
tetapi kan hanya sepintas kemudian dibacakan, yang bagus yang mana. Kami
berharap ada pelatihan selanjutnya.” (Wawancara, Senin 4 November 2013
pukul 08.00 WIB).
Pendapat dari Arika Devi S. selaku siswa kelas XII IPA yang mengikuti
pelatihan dari program CSR Solopos Goes to School, mengungkapkan bahwa “Faktor
pendukungnya ada door prize nya, menarik trus kakak-kakaknya ramah-ramah.
Faktor hambatannya gak ada.” (Wawancara, Senin 3 November 2013 pukul 09.00).
Novita Nur C, juga mengungkapkan hal yang sama sebagaimana yang
diungkapkan oleh Arika Devi S, yaitu: “Faktor pendukungnya banyak ya, karena ada
door prize nya siswa jadi bersemangat mau tanya ini tanya itu. Hambatannya
mungkin ga ada sih, Cuma dari Solopos agak molor dikit.” (Wawancara, Senin 3
November 2013 pukul 09.15).
Ajeng Putri M. selaku siswa kelas XI IPA, mengutarakan pendapatnya
sebagai berikut: “Faktor pendukungnya, narasumbernya menyampaikan dengan jelas.
Faktor hambatannya, mungkin karena cuaca saat itu sangat panas jadi kurang
14
konsentrasi.” (Wawancara, Rabu 6 November 2013 pukul 13.30). Sementara Mega
Sri R.E siswa kelas XII IPS, mengungkapkan hal sebagai berikut: “Faktor
pendukungnya, guru sama temen-temen yang semangat sama motifasi buat ikut
jurnalistik, kalau hambatannya enggak ada.” (Wawancara, Rabu 6 November 2013
pukul 13.40).
Lain halnya yang diungkapkan oleh Mutiara Dwi R.P. siswa kelas XII IPA,
bahwa “Faktor pendukungnya, sekolahan bisa mengajarkan menulis. Hambatannya,
acaranya kurang menarik atau hampa. Saran saya dikasih permainan-permainan biar
lebih seru” (Wawancara, Rabu 6 November 2013 pukul 13.50).
Sementara harapan yang diinginkan oleh siswa yang belum memperoleh
pelatihan pogram CSR Solopos Goes to School, seperti Lintang Nur H
mengungkapkan sebagai berikut : “Mungkin diberikan kesempatan pada siswa-siswa
lain untuk mengikuti bagi yang belum mengikuti.” Lain halnya yang diungkapkan
oleh Shofia Isyfi P, “Mungkin dari sana bisa ngasih kita tambahan yang lebih
berbeda biar kita tau, bukan yang gitu-gitu aja biar lebih semangat.” (Wawancara,
Rabu 6 November 2013 pukul 14.00).
Analisis Data
1. Peran Public Relations Perusahaan
Sebagai investasi sosial tentu perusahaan akan memperoleh keuntungan
dalam bentuk manfaat yang akan diperoleh, karena CSR bersifat investasi sosial
sudah barang tentu manfaat tersebut tidak seketika tetapi baru dipetik kemudian hari
dan merupakan investasi jangka panjang.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gurvy Kavei dalam bukunya Isa
Wahyudi (2008: 124), bahwa manfaat utama CSR, meliputi :
a.
Meningkatkan profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh, misalnya
lewat efisiensi lingkungan;
b.
Meningkatkan akuntabilitas, assessment dan komunitas investasi;
c.
Mendorong komitmen karyawan, karena mereka diperhatikan dan dihargai;
d.
Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas; dan
e.
Mempertinggi reputasi dan corporate branding
15
Dalam pembentukan citra perusahaan, CSR memiliki andil yang cukup besar.
Seperti yang dikemukakan oleh Frank Jefkinds bahwa “Citra perusahaan ini
terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang
gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk,
keberhasilan ekspor, hubungan industry yang baik. Reputasi sebagai pencipta
lapangan kerja, kesediaan mengadakan riset”.11
CSR dalam membentuk citra perusahaan, sebagaimana yang diungkapkan
Siswanto Sutojo yang dikutib oleh Widodo Muktiyo dalam bukunya yang berjudul
membangun usaha dengan kekuatan image, yang diteribitkan oleh Pinus, Yogyakarta
tahun 2006 halaman 52, menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan membangun citra, antara lain:
a. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan
diinginkan kelompok sasaran.
b. Manfaat yang ditonjolkan cukup realistis
c. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan
d. Citra mudah dimengerti kelompok sasaran.
e. Citra merupakan sarana bukan tujuan usaha.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, menunjukkan bahwa CSR yang
dilakukan oleh PT. Aksara Solopos dapat membentuk citra positif perusahaan di
mata masyarakat.
2. Pelaksanaan Program CSR Solopos Goes to School
Berdasarkan pendapat Sri Darwati, menunjukkan bahwa dengan diadakannya
program Solopos Goes to School, manfaat yang dapat dipetik adalah siswa maupun
guru mendapatkan tambahan pengetahuan tentang media dan jurnalistik. Pihak guru
juga mendapatkan mitra baru dalam hal memberikan ilmu pengetahuan kepada para
siswa.
Hasil pelaksanaan program Solopos Goes to School sebagaimana yang
diungkapkan oleh Arifiyani Dyah tersebut di atas, menunjukkan bahwa
terselenggaranya program Solopos Goes to School di SMA Muhammadiyah 2 sesuai
yang diungkapkan Business & Biodiversity dalam bukunya Isa Wahyudi (2008: 62),
11
Jefkins, Frank. Public Relations, PT. Gelora Aksara Pertama, Jakarta: 2004, hal. 22
16
bahwa kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat, khususnya masyarakat local.
Kemitraan ini diwujudkan secara umum dalam program community development
untuk membantu peningkatan kesejahteraan umum masyarakat setempat dalam
kurun waktu yang cukup panjang. Melalui program ini, diharapkan masyarakat akan
menerima manfaat keberadaan perusahaan yang digunakan untuk menopang
kemandiriannya bahkan setelah perusahaan yang digunakan untuk menopang
kemandiriannya bahkan setelah perusahaan itu berhenti beroperasi.
3. Faktor Pendukung dan Hambatan dalam Pelaksanaan Program Solopos Goes To
School Sebagai Bentuk CSR Solopos
Pelaksanaan program Solopos Goes to School di SMA Muhammadiyah 2
Surakarta, yang utama adalah berupa support, baik itu datang dari perusahaan
maupun datang dari pihak sekolahan. Support dari perusahaan tidak lain berupa dana
dan SDM, yang mana perusahaan menyediakan dana guna pelaksanaan program
Solopos Goes to School. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Intan Nurlaili, bahwa
kebijakan yang dilakukan PT. Aksara Solopos dalam mendukung program CSR
Solopos Goes to School, yang pasti adalah support. Hal tersebut sebagaimana yang
tertuang dalam Business & Biodiversity 2002. The Handbook for Corporate Action,
Earthwatch Europe, IUCN, The World Business Council for Sustainable
Development yang dikutib oleh Isa Wahyudi (2008), menyebutkan investasi sosial
yang sering diartikan secara sempit sebagai “kegiatan amal perusahaan”. Makna
sesungguhnya adalah perusahaan memberi dukungan financial dan non-financial
terhadap kegiatan sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh kelompok atau
organisasi lain yang pada akhirnya akan menunjang kegiatan bisnis perusahaan,
karena perusahaan melalui investasi sosial akan dapat menuai citra yang positif
(corporate image).
Dalam kaitannya dengan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
program CSR Solopos Goes to School, selama ini belum menemukan hambatan yang
berarti, paling hanya koordinasi-koordinasi terkait dengan schedule dan sebagainya.
Hambatan seperti itu sekiranya bisa diatasi dengan melakukannya jauh-jauh hari
supaya dapat menjalankan acara tersebut dengan lancar. Sementara dalam acara ini
17
didukung oleh support dari lembaga pendidikan, karena pihak sekolah merasa
membutuhkan edukasi tambahan itu untuk murid-muridnya.
Faktor pendukung Solopos Goes to School lainnya yaitu dari dari minat para
siswa, yang mana para siswa-siswi sangat antusias mengikuti pelatihan jurnalistik. Di
samping itu siswa yang ikut pelatihan adalah siswa yang mengikuti ekskul
jurnalistik, jadi siswa sudah terbiasa membuat majalah dinding, dan sudah terbiasa
melaporkan acara-acara di sekolahnya.
Namun demikian ada sedikit hambatan,
antara lain dari sisi acara, waktu kurang panjang sehingga materi yang disampaikan
kurang mendetail.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukan bahwa PT. Aksara Solopos
peduli kepada masyarakat. Terbukti dengan diadakannya program CSR Solopos Goes
to School dengan sasaran para pelajar di daerah Solo dan sekitarnya. Dengan adanya
program-program CSR yang dilakukan PT. Aksara Solopos tersebut, perusahaan
memperoleh hasil yang berupa citra yang positif di mata masyarakat.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan program Solopos Goes to School,
hanya dalam hal waktu. Waktu yang sedikit dirasa sangatlah kurang untuk
pelaksanaan program Solopos Goes to School. Dengan waktu yang kurang,
pelaksanaan dari program Solopos Goes to School menjadi kurang efektif, karena
para siswa masih belum biasa menguasai sepenuhnya materi yang diajarkannya.
Saran
1.
Waktu dalam pelaksanaan program Solopos Goes to School, dirasa sangat
kurang, untuk itu PT. Aksara Solopos hendaknya memberikan waktu yang lebih
agar materi yang diajarkan bisa benar-benar dipahami oleh para siswa.
2.
Hendaknya PT. Aksara Solopos melanjutkan aktifitas-aktifitasnya lagi ke
sekolah-sekolah yang lain siswa yang lain bisa merasakan bagaimana rasanya
diberi wawasan baru tentang jurnalistik.
18
3.
Pelaksanaan program Solopos Goes to School hendaknya jangan hanya dengan
materi-materi yang baku, tetapi lebih variatif pada saat menjelaskan agar bisa
menghimbur para siswa.
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Jefkins, Frank. (2002). Public Relations, Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga.
Lexy, Moleog. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Moore, Frazier. H. (2005). Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Bandung:
PT. Remaja Rosiakarya.
Muktiyo, Widodo. (2006). Membangun Usaha dengan Kekuatan Image, Yogyakarta:
Pinus.
Ruslan, Rosadi. (2007). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Wahyudi. Isa. (2008) Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan,
Implementasi, Malang : In-Trans Institute.
Folkets, Jean. (2013). Educating Journalist: A New Plea for the University Tradition,
hal.10.
www.journalism.columbia.edu/system/document/785/orginal/75881_JSchool_Educat
ing_Journalists-PPG_v2-16.pdf. [20 Januari 2014]
19
Download