Simpan

advertisement
DETERMINAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
ABSTRAK
Oleh
NAMA : AYU DWINY OCTARY
NPM : 1111031017
No. Tlp : 0896-2440-9855
Email : [email protected]
Pembimbing I : Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti S.E., M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing dan umur perusahaan
terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Penelitian ini menggunakan Corporate
Social Responsibility Index (CSRI), berdasarkan indikator Pedoman GRI-G4 oil and gas
sector. Sampel penelitian ini adalah 8 perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2008-2013 dan dalam pemilihan sampel menggunakan
teknik purposive sampling.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan
analisis regresi sederhana dengan SPSS.
Hasil tes menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan umur perusahaan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Ini mengindikasikan
bahwa kedua variabel kepemilikan asing dan umur perusahaan memiliki perhatian pada
Corporate Social Responsibility Disclosure.
Kata Kunci : Corporate Social Responsibility Disclosure, Kepemilikan Asing, Umur
Perusahaan
DETERMINAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
ABSTRAK
Oleh
NAMA : AYU DWINY OCTARY
NPM : 1111031017
No. Tlp : 0896-2440-9855
Email : [email protected]
Pembimbing I : Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti S.E., M.Si.
This study aimed to examine the effect of foreign ownership and company age on Corporate
Social Responsibility (CSR) Disclosure. This study used Corporate Social Responsibility
Index (CSRI) as a measure of CSR Disclosure, based on indicator from GRI-G4 Oil and Gas
Sector Guidelines. The samples of this study are 8 Oil and Gas Firms listed in Indonesian
Stock Exchange (IDX) at 2008-2013 and took samples using purposive sampling technique.
Technique Analysis used in this study are descriptive statistic analysis, classic assumption
test and simple regression anylisis with SPSS.
Test Results show that both foreign ownership and company age have significant effect on
CSR Disclosure. This indicate that both independent variable foreign ownership and
company age have concern with CSR Disclosure to make investment decision.
Keywords: corporate social responsibility disclosure, foreign ownership, company age.
I.
PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan sekitar yang
semakin mengalami penuruan kualitas hidup. Pola pikir masyarakat yang semakin peduli
akan lingkungan tersebut dipicu oleh dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan produksi
perusahaan terhadap lingkungan tempat tinggal masyarakat. Dampak negatif yang dihasilkan
dari kegiatan operasi perusahaan seperti polusi, limbah, sumber daya yang semakin
berkurang, perusakan lingkungan dan penurunan kualitas hidup lingkungan menjadi fokus
dari banyak pihak.
Global Reporting Initiative (GRI) meluncurkan standar pelaporan keberlanjutan yang
terbaru, yang merupakan generasi keempat sejak pertama kali diluncurkan pada 2000, pada
mei 22 mei 2013 di Amsterdam. Karakteristik pertama dan utama dari standar ini adalah
fokus pada isu-isu yang material. Kedua, G4 menghilangkan level aplikasi yang ada pada
generasi-generasi sebelumnya. Ketiga, ekspansi batas-batas pelaporan.Dan karakteristik yang
terakhir adalah penekanan pada unsur tata kelola serta etika (TEMPO.CO, 2013).
Semakin lama perusahaan mampu bertahan maka semakin paham pula bagaimana
mempertahankan eksistensi perusahaannya ditengah-tengah persaingan. Semakin lama
perusahaan maka semakin mengerti apa yang diinginkan oleh masyarakat dari perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Chapple dan Moon (2005) terhadap pengungkapan CSR di
tujuh negara Asia menunjukkan bahwa level yang sangat berbeda dalam penetrasi CSR.
Penetrasi Csr dipengaruhi juga oleh kekhasan nasional negara masing-masing. Penelitian
teresebut juga menegaskan bahwa perusahaan yang beroperasi secara international lebih
mungkin ikut serta dalam pengungkapan CSR, meskipun hanya antar negara Asia.Penelitian
yang dilakukan oleh Suryani (2013) menunjukkan bahwa leverage, ukuran perusahaan, dan
umur perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan pada pengungkapan CSR, hanya
profitabilitas yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Determinan Corporate
Social Responsibility Disclosure (Studi Kasus pada Industri Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi yang Terdaftar di BEI)”
II.
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Menurut Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai
hubungan antara agen (manajemen usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Pada hubungan
keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang
lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada
Agent untuk membuat keputusan terbaik bagi principal.
Istilah stakeholder awalnya diperkenalkan oleh Stamford Research Institute (SRI),
yakni merujuk kepada “those groups without whose support the organization would cease to
exist” (Freeman (1983) dalam Yohanes & Josua, 2013). Inti dari pemikiran itu kurang lebih
mengarah pada keberadaan suatu organisasi yang sangat dipengaruhi oleh dukungan
kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut. Dalam
mengembangkan stakeholder theory, Freeman (1983) memperkenalkan konsep stakeholder
dalam dua model: (1) model kebijakan dan perencanaan bisnis; dan (2) model tanggung
jawab sosial perusahaan dari manajemen stakeholder.
Legitimasi merupakan “ ....a systems-oriented view of organisation and society
...permits us to focus on the role of information and disclosure in the relationship between
organisations, the state, individuals and group”(Gray et. al, 1996) . Dari definisi tersebut
legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berpihak kepada masyarakat. Oleh
karena itu, sebagai suatu sistem yang berorientasi kepada masyarakat, operasi perusahaan
harus sejalan dengan harapan masyarakat dan lingkungan sekitar. Perlu diingat bahwa
legitimasi dari masyarakat tidaklah tetap sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan
perusahaan bergantung bagaimana perusahaan secara terus menerus berevolusi dan
beradaptasi terhadap perubahan harapan dan tuntutan masyarakat (Walden dan Schwartz,
1997).
Kepemilikan asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh
perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri.
Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap
pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Machmud dan Djakman, 2008).
Menurut Nugroho (2012) umur perusahaan merupakan awal perusahaan melakukan
aktivitas operasional hingga dapat mempertahankan going concern perusahaan tersebut atau
mempertahankan eksistensi dalam dunia bisnis.Dalam mengukur umur perusahaan menurut
Ulum (2009) umur perusahaan dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan tahunan.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan.
Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi non-profit yang
mempromosikan keberlanjutan ekonomi. GRI telah mengeluarkan salah satu standar yang
paling umum di dunia untuk pelaporan keberlanjutan – dikenal sebagai ecological footprint
reporting, environmental social governance (ESG) reporting, triple bottom line (TBL)
reporting, corporate social responsibility (CSR) reporting. GRI berusaha untuk membuat
laporan keberlanjutan dengan semua organisasi agar rutin dan dapat dibandingkan seperti
laporan keuangan.
Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR)
Perusahaan multinasional yang berada di Indonesia pada umumnya memiliki kesiapan
yang lebih baik untuk melaksanakan program CSR dibanding perusahaan domestik.
Perusahaan multinasional terutama perusahaan Eropa da United State sangat mengedepankan
isu-isu sosial dan isu lingkungan (Machmud dan Djakman, 2008). Penerpan CSR di
Indonesia dapat diindikasikan sebagai akibat dari peningkatan nilai perusahaan asing setelah
menerapkan CSR di dalam operasional perusahaan.
Maka dari itu, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders, maka
perusahaan akan didukung secara penuh dalam pelaksanaan dan pengungkapan CSR.
Tanimoto dan Suzuki (2005) meneliti luas pengungkapan tanggungjawab sosial dalam
laporan keuangan pada perusahaanpublik di jepang, hasil penelitian tersebut menyebutkan
bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di jepang menjadi fakor pendorong
terhadap banyaknya pengungkapan tanggungjawab sosial berdasarkan GRI. Dengan
demikian, perusahaan-perusahaan yang mengungkapkan CSR dengan lebih baik akan
berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR)
Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR)
Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan.Keberadaan
sutau perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitar. Sebuah perusahaan yang
memahami harapan masyarakat akan lebih mudah mempertahankan eksistensi perusahaannya
ditengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori legitimasi. Teori ini
merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berpihak kepada masyarakat. Perusahaan
yang berpihak kepada masyarakat akan lebih mudah memahami keinginan masyarakat.
Dengan demikian legitimasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial bagi
perusahaan dalam bertahan hidup. Teori ini juga menganjurkan perusahaan untuk
meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima masyarakat. Sehingga semakin
lama perusahaan dapat bertahan, maka perusahaan semakin mengungkapkan informasi
sosialnya sebagai bentuk tanggung jawabnya agar tetap diterima masyarakat. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR)
III.
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah industri pertambangan Gas dan Minyak Bumi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2013. Berdasarkan populasi tersebut akan
ditentukan sampel sebagai objek penelitian. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
a.
Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2013.
b.
Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang mempublikasikan laporan
keuangan selama 5 tahun berturut-turut (2008-2013) dan sebagian kepemilikan saham
perusahaan dimiliki oleh pihak asing dan memiliki semua informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian.
c.
Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang mempublikasikan Laporan
pertanggungjawaban sosial perusahaan selama tahun 2008-2013 dan dapat diakses
melalui website perusahaan dan website BEI (www.idx.co.id)
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan adalah
dokumen-dokumen Pengungkapan CSR tahun 2008-2013dan dokumen laporan keuangan
tahun 2008-2013 yang diperoleh dari website perusahaan danwebsite BEI (www.idx.ico.id).
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode yang digunakan
adalah :
1. Metode dokumentasi
Metode ini menggunakan data-data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada.
Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen berupa pengungkapan
CSR dan laporan keuangan tahun 2008 - 2013.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Informasi yang
dihimpun adalah literatur berupa buku, jurnal, artikel, situs internet serta data-data terkait
lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini dalam bentuk tertulis baik tercetak maupun
elektronik lain.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Terikat (Dependen)
Penelitian ini variabel dependen adalah pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Pengukuran CSR menggunakan pedoman GRI-G4 dan GRI oil and gas sector
guidelines. GRI oil and gas sector menjelaskan bahwa terdapat tiga kategori utama dalam
pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Dari masingmasing kategori memiliki item-item pengungkapan yang lebih terperinci yang selanjutnya
digunakan dalam penghitungan nilai CSR dalam penelitian ini. Dalam kategori tersebut
terdapat item-item pengungkapan bagi sektor pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang
berjumlah 56 item. Pendekatan untuk menghitung CSDI pada dasarnya menggunakan
dikotomi yaitu setiap item yang diungkapkan diberi nilai 1 dan 0 jika tidak diungkapkan.
Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk
setiap perusahaan.
3.3.2 Variabel Bebas (Independen)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik
yang pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006).
X1
: Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah Kepemilikan asing
yang merupakan indikator dari corporate governance. Kepemilikan asing diukur dengan
persentase kepemilikan saham oleh asing pada akhir tahun yang dilihat dari laporan keuangan
tahunan perusahaan.
X2
: Variabel independen yang kedua adalah umur perusahaan, cara menghitung umur
perusahaan pada penelitian ini dimulai dari perusahaan tersebut melaksanakan IPO di Bursa
Efek Indonesia sampai dengan penelitian ini dilakukan.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran
tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, nilai maksimum,
minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, dalam
penelitian ini digunakan uji asumsi klasik sebagai berikut:
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Dalam
penelitian ini yang digunakan untuk melakukan uji normalitas data, yaitu analisis grafik. Alat
uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histrogam dan analisis grafik normal plot.
3.4.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang
diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat,
maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi. Model regresi yang baik yaitu
tidak terdapatnya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
3.4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear
terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabelvariabel penelitian. Jika tejadi korelasi, maka maka hal tersebut dinamakan adanya
permasalahan autokorelasi. Untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi maka menggunakan
uji Durbin-Watson.
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residula suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas,
sedangkan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
adalah model yang homoskedastisitas. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dalam
persamaan regresi digunakan metode dengan menggunakan scatterplot. Jika pada grafik
scatterplot ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit)
maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka nol sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5 Analisis Regresi
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan
regresi sederhana untuk menguji adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Model analisis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dimana:
Y1
= Corporate Social Responsibility
X1
= Kepemilikan Asing
X2
= Corporate Social Responsibility
= koefisien yang diestimasi
e
= error term
3.6 Uji Hipotesis
3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien
determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti semakin
kecil kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen atau sangat
terbatas. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R Square bukan R
Square dari model regresi karena R Square bias terhadap jumlah variabel dependen yang
dimasukkan ke Koefisien yang diestimasi error term dalam model, sedangkan adjusted R
Square dapat naik turun jika suatu variabel independen ditambahkan dalam model (Ghozali,
2006).
3.6.2 Uji t
Pengujian untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
perilaku variabel dependen dengan uji statistik t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
signifikansi level 0,05 (alpha = 5%).
3.6.3 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku
untuk populasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (alpha =
5%).
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data dan Sampel
Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan subsektor
pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2008-2013. Subsektor pertambangan Minyak dan Gas Bumi dipilih karena sektor ini
merupakan yang berpotensi paling tinggi dalam menyebabkan kerusakan lingkungan
sehingga perusahaan perlu melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial.
Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling.
Tabel 3. Daftar Sampel Penelitian
Tahun
Nama
2008
2009
2010
2011
2012
2013
ELSA
ARTI
ARTI
ARTI
ARTI
APEX
MEDC
ELSA
BIPI
BIPI
BIPI
BIPI
RUIS
ENRG
ELSA
ELSA
ELSA
ELSA
MEDC
ENRG
ENRG
ENRG
ENRG
RUIS
MEDC
MEDC
ESSA
ESSA
RUIS
RUIS
MEDC
MEDC
RUIS
RUIS
Perusahaan
4.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel
dependen (tabel 4).
Tabel 4. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CSR
34
.09
.88
.4056
.20219
FO
34
.00
.68
.2259
.19360
AGE
34
1.00
19.00
7.0588
5.19872
Valid N (listwise)
34
Berdasarkan data dari (Tabel 4.) dapat dijelaskan bahwa:
1. Variabel Foreign Ownership memiliki rata-rata (mean) 0,22 yang artinya 22% saham
perusahaan dalam penelitian ini dimiliki oleh pihak asing dari jumlah sampel penelitian
(N) sebanyak 34 dan standard deviation sebesar 0,19.
2. Variabel umur perusahaan memiliki rata-rata (mean) 7 yang artinya umur perusahaan
dalam penelitian ini rata-rata 7 tahun dari jumlah sampel (N) sebanyak 34 dan standard
deviation sebesar 0,19.
3. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki rata-rata (mean) 0,41 yang
artinya perusahaan rata-rata mengungkapkan 41% dari 56 item yang harus diungkapkan
yaitu sebesar 23 item dari 56 item dengan jumlah sampel penelitian (N) sebanyak 34 dan
standard deviation sebesar 0,20.
4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah apabila terpenuhinya semua uji asumsi klasik. Pengujian
asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik melalui uji
normalitas data, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
4.2.1. Hasil Uji Normalitas
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas (Grafik)
Grafik plot di atas menggambarkan bahwa nilai residual atau error term terdistribusi
secara normal. Hal ini dapat terlihat dari gambar grafik yang menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
4.2.2. Uji Multikolinearitas
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.198
.042
AGE
.017
.006
FO
.386
.171
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
4.736
.000
.438
2.677
.012
.545
1.834
.370
2.261
.031
.545
1.834
a. Dependent Variable: CSR
Hasil pengujian tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0.10 (10%). Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada
variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel dalam model regresi.
Tabel 6. Korelasi
Coefficient Correlationsa
Model
FO
1
Correlations
Covariances
AGE
FO
1.000
-.674
AGE
-.674
1.000
.029
-.001
-.001
4.051E-5
FO
AGE
a. Dependent Variable: CSR
Selain itu juga dapat dilihat dari hasil besaran korelasi antar variabel independen
tampak bahwa tingkat korelasi cukup tinggi sebesar -0,674 atau sekitar 67%. Namun karena
tingkat korelasi masih di bawah 95% maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas yang serius.
4.2.3. Uji Autokorelasi
Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.740a
.547
.518
Durbin-Watson
.14035
1.651
a. Predictors: (Constant), FO, AGE
b. Dependent Variable: CSR
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan DW sebesar 1,651 dari jumlah sampel 34
dengan variabel berjumlah 2 (n= 34, k=2) dan tingkat signifikansi 0.01. Dengan data tersebut
maka batas dL = 1,3325 dan dU = 1,5805.
Tabel 8. Interpretasi Hasil Autokorelasi Durbin-Watson
Nilai d
Keterangan
0 < d < 1,3325
Ada autokorelasi
1,3325 < d < 1,5805
No Decision
2,4195 < d < 4
Ada autokorelasi
2,4195 < d < 2,6675
No Decision
1,5805 < d < 2,4195
Tidak ada autokorelasi
Dari hasil pengujian autokorelasi di atas, maka dapat dinyatakan hasil uji autokorelasi
dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1,651 dimana nilai d lebih dari 1,5805 dan kurang dari
2,4195. Hal ini berarti hasil pengujian menghasilkan kesimpulanm bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
4.2.4. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan scatterplot dalam penelitian ini, dari grafik scatterplot terlihat bahwa diagram
pencar tidak membentuk pola tertentu tetapi menyebar secara acak serta tersebar baik
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan regresi dalam penelitian ini tidak
terjadi heteroskedastisitas.
4.3. Pengujian Hipotesis
4.3.1. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test)
Tabel 9. Hasil Uji Goodness of Fit Test
Model Summary
Model
1
R
.740a
R Square
.547
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.518
.14035
a. Predictors: (Constant), FO, AGE
Berdasarkan pengujian regresi yang dilakukan, diperoleh nilai adjusted R2 sebesar
0,547 yang menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari kepemilikan asing dan
Umur perusahaan mampu menjelaskan variabel dependen (CSR) sebesar 55% sedangkan
sisanya sebesar 45% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk
dalam model regresi ini. Dengan kata lain, model penelitian yang digunakan adalah fit.
4.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 10. Hasil Uji F
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.738
2
.369
Residual
.611
31
.020
1.349
33
Total
F
Sig.
18.743
.000b
a. Dependent Variable: CSR
b. Predictors: (Constant), FO, AGE
Dari hasil analisis regresi tersebut, dapat dilihat bahwa F-hitung adalah 18,743 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Oleh Karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi
pengungkapan pertanggungjawaban social. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan pertanggungjawaban social (CSRD) perusahaan pertambangan Minyak dan
Gas Bumi dalam laporan tahunan dipengaruhi bersama-sama oleh foreign ownership dan
umur perusahaan, dengan kata lain , model regresi yang terbentuk adalah signifikan.
4.3.3. Uji t
Tabel 11. Hasil Uji t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
.198
.042
AGE
.017
.006
FO
.386
.171
a. Dependent Variable: CSR
Coefficients
Beta
t
Sig.
4.736
.000
.438
2.677
.012
.370
2.261
.031
Dari hasil pengujian di atas maka dapat disusun suatu persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
𝐂𝐂𝐂𝐂 = 𝐂, 𝐂𝐂𝐂 + 𝐂, 𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂 + 𝐂, 𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂 + 𝐂
1. Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah 0,198 dengan nilai positif, hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility Disclosure akan tetap
ada meskipun tidak dipengaruhi oleh FO dan umur perusahaan.
2. Koefisien regresi variabel FO bernilai positif (0,386) menyatakan bahwa setiap
penambahan persentase kepemilikan saham oleh asing, maka akan meningkatkan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Koefisien regresi variabel umur perusahaan bernilai positif (0,017) menyatakan bahwa
setiap umur perusahaan bertambah, maka akan meningkatkan pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan juga dengan menggunakan dasar penelitian
umur perusahaan dengan ukuran hari, hasil penelitian menunjukkan hasil yang serupa. Umur
perusahaan tetap memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosure.
4.3.3.1. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Hipotesis pertama menyatakan bahwa kepemilikan asing (FO) memiliki pengaruh
terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR). Hasil penelitian menunjukkan
p-value sebesar 0,045 (p < 0,05) dengan koefisien regresi bertanda positif. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. Dapat diartikan bahwa semakin besar
kepemilikan asing dalam sebuah perusahaan maka semakin besar pula kemungkinan
pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian serupa yang telah dilakukan oleh Tanimoto
dan Suzuki (2005) yang menyatakan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di
jepang menjadi fakor pendorong terhadap banyaknya pengungkapan tanggungjawab sosial
berdasarkan GRI. Selain itu juga ada penelitian yang dilakukan oleh Chapple dan Moon
(2005) yang meneliti tentang pengungkapan CSR di Tujuh Negara Asia dengan hasil
penelitian menyatakan bahwa pengungkapan CSR di Asia tidak dipengaruhi oleh
westernisasi, namun globalisasi yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Dengan kata lain,
perusahaan yang beroperasi secara internasional lebih cenderung mengungkapkan corporate
social responsibility lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Globalisasi
merupakan kunci dalam menggerakan CSR di Asia, salah satunya adalah di Indonesia.
4.3.3.2. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Hipotesis kedua menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. Dalam penelitian ini umur perusahaan
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan corporate social
responsibility dengan nilai p-value sebesar 0,004 (p < 0,05) dengan koefisien regresi bertanda
positif. Artinya, umur perusahaan secara positif berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
melakukan pengungkapan corporate social responsibility dipengaruhi oleh umur perusahaan.
Arah positif diartikan dengan semakin lama umur perusahaan maka semakin besar
pengungkapan corporate social responsibility oleh perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Bayoud,
Kavanagh dan Slaughter (2012) penelitian tersebut dilakukan terhadap perusahaan di Libya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi corporate social responsibility disclosure,
faktor-faktor yang diteliti adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe industri
dengan hasil penelitian pengaruh antara umur perusahaan dengan tingkat corporate social
responsibility disclosure adalah yang paling signifikan diikuti oleh tipe industri sedangkan,
ukuran perusahaan tidak mempengaruhi CSRD. Menurut Bayoud, Kavanagh, dan Slaughter
(2012) umur yang panjang dari sebuah bisnis memberikan perusahaan kepiawaian dan
kemampuan yang memadai dalam meningkatkan persiapan informasi dalam laporan tahunan
atas apa yang dibutuhkan oleh pasar dan dampak kedepannya terhadap perusahaan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemilikan asing
dan umur perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility pada
perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2008-2013. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan umur perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh pada pengungkapan corporate social responsibility;
2. Kepemilikan asing secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility;
3. Umur perusahaan secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
1. Data CSRD yang digunakan dalam penelitian ini belum sepenuhnya menggunakan
sustainability report sebagai dasar penilaian CSR dikarenakan tidak semua
perusahaan membuat sustainability report, sehingga hanya menggunakan laporan
tahunan dari setiap perusahaan dan dilengkapi dengan sustainability report bagi yang
mengungkapkan
2. Jumlah sampel penelitian hanya pada industri pertambangan Minyak dan Gas Bumi
yang hanya terdiri dari 8 perusahaan. Sehingga kesimpulan penelitian ini mungkin
tidak akan berlaku untuk perusahaan pada sektor maupun subsektor lainnya.
3. Penggunaan GRI-G4 belum maksimal dalam penghitungan item-item yang
diungkapkan oleh perusahaan. Dari 56 item masih ada 174 hal yang seharusnya
diungkapkan lebih terperinci, namun peneliti hanya menggunakan 56 item sebagai
dasar penghitungan pengungkapan CSR perusahaan menurut GRI-G4 Oil and Gas
Sector.
4. Subjektifitas dari masing-masing peneliti menyebabkan perbedaan dalam penilain
CSRD. Peneliti juga memiliki cara penilaian tersendiri yang mengakibatkan hasil
penelitian berbeda dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
5. Kurangnya faktor lain yang digunakan oleh peneliti dalam menilai determinan CSRD.
Sehingga penelitian ini belum sepenuhnya dapat melihat determinan Corporate social
Responsibility
5.3 Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada
penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar dapa t
mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan laporan keberlanjutan (sustainability
report) yang lebih banyak lagi, sehingga hasil penelitian dapat lebih akurat dalam
penilaian CSR.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih terperinci lagi dalam menghitung
pengungkapan CSR yang tercantum dalam GRI-G4 oil and gas sector. Tidak hanya
menggunakan 56 item pengungkapan menurut GRI namun juga lebih terperinci lagi
dalam penghitungannya dengan melihat 174 hal yang seharusnya diungkapkan.
Sehingga penggunaan GRI-G4 Oil and Gas sector lebih maksimal.
3. Diharapkan dalam penelitian mengenai determinan CSRD di masa yang akan datang
dapat menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi Corporate Social
Reponsibility Disclosure. Sehingga hasil penelitian yang akan datang dapat lebih
akurat dalam memberikan bukti empiris determina Corporate Social Responsibility
Disclosure.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Anis Chariri, dan Firman A. Nugroho. 2009. Retorika Dalam Pelaporan Corporate Social
Responsibility: Analisis Semiotik atas Sustainability Reporting PT Aneka Tambang
Tbk. Simposium Nasional XII. Palembang
Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System, Edisi 11, penerjemah: F.X.
Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Jakarta: Salemba Empat.
Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitin Manejemen: Pedoman Penelitian Untuk
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponergoro.
Nagib Salem Bayoud, Marie Kavanagh, dan Geoff Slaughter (2012). Factors Influencing
Levels of Corporate Social Responsibility Disclosure by Libyan Firms: A Mixed Study.
International Journal of Economic and Finance Vol. 4 , No.4,April 2012.
Chapple, Wendy and Jeremy Moon. CSR in Asia: A Seven Country Study of CSR Website
Reporting. ICCSR Research Paper Series – ISSN 1479-5124.
Clarkson, B. E. M. 1995. A stakeholder framework for analysing and evaluating corporate
social performance. Academy of Management Review.
Collins, James C. dan Jerry I. Porras. 2001. Organizational Climate and Culture. San
Fransisco: Jossey-Bass.
Elkington, J. 1998. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business.
Capstone.Oxford.
Gray, et al. 1996. “Accounting and Accountibility: Changes and Challenges in Corporate
Social and Evironmental Reporting”. Prentice Hall Europe, Hemel Hempstead.
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Universitas Diponegoro. Semarang
Guthrie, James., et al. 2006. The Voluntary Reporting Of Intellectual Capital Comparing
Evidence From Hongkong and Australia. Journal of Intellectual Capital. Vol 7.
Global Reporting Initiaive (GRI). 2013. Sustainability Reporting Guideline (GRI-G4).
(http://www.globalreporting.org), diakses 14 Oktober 2014.
Global Reporting Initiative. 2014. GRI G4 Guidelines and ISO 26000:2010 How to Use the
GRI G4 Guidelines and ISO 26000 in Conjunction. Amsterdam: ISO copyright office
Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standara Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Jakarta:
Salemba Empat.
Jensen, M.C dan Meckling, W.H. 1976. Theory of the firm: Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976,
Vol.3, No.4,pp 305-360.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan
Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa
Efeke Indonesia tahun 2006. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional
Akuntansi XI, Pontianak, 22-25 Juli 2008.
Nugroho, Ahmadi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure
(ICD). Accounting Analysis Journal. Vol 1. No.2
Nuryana, Mu’man. 2005. Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi pembangunan
Berkelanjutan. Diklat Pekerjaan Sosial Industri, BBPPKS. Bandung.
Priyanka, Felina dan Sukirno. 2013. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
terhadap Profitabilitas Perusahaan High Profile. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi.
Vol. 1.No.3. Universtitas Negeri Yogyakarta.
Reni Retno Fr. Anggraini. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan
(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi 9.
Samsiar, A., S. Haerani, dan G. Pagalung. 2009. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Saham. www.pdfsearch.com. Diakses pada 10 Maret 2015
Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan. Universitas Sumatera Utara.
Suryani, Charina Garis. 2013. Disclosure of Corporate Social Responsibility(CSR) and The
Impact On Mining Companies. The Indonesian Accounting ReviewVol. 3, No. , July
2013, pages 141-148.
Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
BPFE.
Tanimoto, Kanji dan Kenji Suzuki. 2008. Corporate Social Responsibility in Japan:
Analyzing The Participating Companies in Global Reporting Initiative. Working
Paper, March:1-20.
Titisari, Kartika Hendra, Eko Suwardi dan Doddy Setiawan. 2010. CSR dan Kinerja
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto, 13-15 Oktober.
Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Utami, Suci dan Sawitri Dwi Prastiti. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Social Disclosure. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, TH 16, No. 1, Maret 2011
Viana, Eka Dasra. 2012. Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Corporate Social Responsibility(CSR): Kasus di Indonesia dan
Malaysia. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Wiranata, Yulius Ardy dan Yeterina Widi Nugrahanti. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 15, No. 1.
Yohanes Kurniawan Susanto dan Josua Tarigan. 2013. Pengaruh Pengungkapan
Sustainability Report terhadap Profitabilitas Perusahaan. Business Accounting Review,
Vol. 1. Universitas Kristen Petra. Surabaya
BAPEPAM-LK No. Kep-38/PM/1996 Tentang Laporan
Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi
http://www.TEMPO.CO/read/kolom/2013/06/05/735/pelaporan-keberlanjutan-dan-Indonesia.
Diakses pada 7 Maret 2015
Download