DETERMINAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ABSTRAK Oleh NAMA : AYU DWINY OCTARY NPM : 1111031017 No. Tlp : 0896-2440-9855 Email : [email protected] Pembimbing I : Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti S.E., M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing dan umur perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Penelitian ini menggunakan Corporate Social Responsibility Index (CSRI), berdasarkan indikator Pedoman GRI-G4 oil and gas sector. Sampel penelitian ini adalah 8 perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2008-2013 dan dalam pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi sederhana dengan SPSS. Hasil tes menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan umur perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Ini mengindikasikan bahwa kedua variabel kepemilikan asing dan umur perusahaan memiliki perhatian pada Corporate Social Responsibility Disclosure. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility Disclosure, Kepemilikan Asing, Umur Perusahaan DETERMINAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ABSTRAK Oleh NAMA : AYU DWINY OCTARY NPM : 1111031017 No. Tlp : 0896-2440-9855 Email : [email protected] Pembimbing I : Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti S.E., M.Si. This study aimed to examine the effect of foreign ownership and company age on Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. This study used Corporate Social Responsibility Index (CSRI) as a measure of CSR Disclosure, based on indicator from GRI-G4 Oil and Gas Sector Guidelines. The samples of this study are 8 Oil and Gas Firms listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) at 2008-2013 and took samples using purposive sampling technique. Technique Analysis used in this study are descriptive statistic analysis, classic assumption test and simple regression anylisis with SPSS. Test Results show that both foreign ownership and company age have significant effect on CSR Disclosure. This indicate that both independent variable foreign ownership and company age have concern with CSR Disclosure to make investment decision. Keywords: corporate social responsibility disclosure, foreign ownership, company age. I. PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan sekitar yang semakin mengalami penuruan kualitas hidup. Pola pikir masyarakat yang semakin peduli akan lingkungan tersebut dipicu oleh dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan produksi perusahaan terhadap lingkungan tempat tinggal masyarakat. Dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan seperti polusi, limbah, sumber daya yang semakin berkurang, perusakan lingkungan dan penurunan kualitas hidup lingkungan menjadi fokus dari banyak pihak. Global Reporting Initiative (GRI) meluncurkan standar pelaporan keberlanjutan yang terbaru, yang merupakan generasi keempat sejak pertama kali diluncurkan pada 2000, pada mei 22 mei 2013 di Amsterdam. Karakteristik pertama dan utama dari standar ini adalah fokus pada isu-isu yang material. Kedua, G4 menghilangkan level aplikasi yang ada pada generasi-generasi sebelumnya. Ketiga, ekspansi batas-batas pelaporan.Dan karakteristik yang terakhir adalah penekanan pada unsur tata kelola serta etika (TEMPO.CO, 2013). Semakin lama perusahaan mampu bertahan maka semakin paham pula bagaimana mempertahankan eksistensi perusahaannya ditengah-tengah persaingan. Semakin lama perusahaan maka semakin mengerti apa yang diinginkan oleh masyarakat dari perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Chapple dan Moon (2005) terhadap pengungkapan CSR di tujuh negara Asia menunjukkan bahwa level yang sangat berbeda dalam penetrasi CSR. Penetrasi Csr dipengaruhi juga oleh kekhasan nasional negara masing-masing. Penelitian teresebut juga menegaskan bahwa perusahaan yang beroperasi secara international lebih mungkin ikut serta dalam pengungkapan CSR, meskipun hanya antar negara Asia.Penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2013) menunjukkan bahwa leverage, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan pada pengungkapan CSR, hanya profitabilitas yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Determinan Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi Kasus pada Industri Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di BEI)” II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Menurut Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai hubungan antara agen (manajemen usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Pada hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada Agent untuk membuat keputusan terbaik bagi principal. Istilah stakeholder awalnya diperkenalkan oleh Stamford Research Institute (SRI), yakni merujuk kepada “those groups without whose support the organization would cease to exist” (Freeman (1983) dalam Yohanes & Josua, 2013). Inti dari pemikiran itu kurang lebih mengarah pada keberadaan suatu organisasi yang sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut. Dalam mengembangkan stakeholder theory, Freeman (1983) memperkenalkan konsep stakeholder dalam dua model: (1) model kebijakan dan perencanaan bisnis; dan (2) model tanggung jawab sosial perusahaan dari manajemen stakeholder. Legitimasi merupakan “ ....a systems-oriented view of organisation and society ...permits us to focus on the role of information and disclosure in the relationship between organisations, the state, individuals and group”(Gray et. al, 1996) . Dari definisi tersebut legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berpihak kepada masyarakat. Oleh karena itu, sebagai suatu sistem yang berorientasi kepada masyarakat, operasi perusahaan harus sejalan dengan harapan masyarakat dan lingkungan sekitar. Perlu diingat bahwa legitimasi dari masyarakat tidaklah tetap sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan bergantung bagaimana perusahaan secara terus menerus berevolusi dan beradaptasi terhadap perubahan harapan dan tuntutan masyarakat (Walden dan Schwartz, 1997). Kepemilikan asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Machmud dan Djakman, 2008). Menurut Nugroho (2012) umur perusahaan merupakan awal perusahaan melakukan aktivitas operasional hingga dapat mempertahankan going concern perusahaan tersebut atau mempertahankan eksistensi dalam dunia bisnis.Dalam mengukur umur perusahaan menurut Ulum (2009) umur perusahaan dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan tahunan. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi non-profit yang mempromosikan keberlanjutan ekonomi. GRI telah mengeluarkan salah satu standar yang paling umum di dunia untuk pelaporan keberlanjutan – dikenal sebagai ecological footprint reporting, environmental social governance (ESG) reporting, triple bottom line (TBL) reporting, corporate social responsibility (CSR) reporting. GRI berusaha untuk membuat laporan keberlanjutan dengan semua organisasi agar rutin dan dapat dibandingkan seperti laporan keuangan. Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan multinasional yang berada di Indonesia pada umumnya memiliki kesiapan yang lebih baik untuk melaksanakan program CSR dibanding perusahaan domestik. Perusahaan multinasional terutama perusahaan Eropa da United State sangat mengedepankan isu-isu sosial dan isu lingkungan (Machmud dan Djakman, 2008). Penerpan CSR di Indonesia dapat diindikasikan sebagai akibat dari peningkatan nilai perusahaan asing setelah menerapkan CSR di dalam operasional perusahaan. Maka dari itu, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders, maka perusahaan akan didukung secara penuh dalam pelaksanaan dan pengungkapan CSR. Tanimoto dan Suzuki (2005) meneliti luas pengungkapan tanggungjawab sosial dalam laporan keuangan pada perusahaanpublik di jepang, hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di jepang menjadi fakor pendorong terhadap banyaknya pengungkapan tanggungjawab sosial berdasarkan GRI. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan yang mengungkapkan CSR dengan lebih baik akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan.Keberadaan sutau perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitar. Sebuah perusahaan yang memahami harapan masyarakat akan lebih mudah mempertahankan eksistensi perusahaannya ditengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori legitimasi. Teori ini merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berpihak kepada masyarakat. Perusahaan yang berpihak kepada masyarakat akan lebih mudah memahami keinginan masyarakat. Dengan demikian legitimasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan dalam bertahan hidup. Teori ini juga menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima masyarakat. Sehingga semakin lama perusahaan dapat bertahan, maka perusahaan semakin mengungkapkan informasi sosialnya sebagai bentuk tanggung jawabnya agar tetap diterima masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah industri pertambangan Gas dan Minyak Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2013. Berdasarkan populasi tersebut akan ditentukan sampel sebagai objek penelitian. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2013. b. Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang mempublikasikan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut (2008-2013) dan sebagian kepemilikan saham perusahaan dimiliki oleh pihak asing dan memiliki semua informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. c. Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang mempublikasikan Laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan selama tahun 2008-2013 dan dapat diakses melalui website perusahaan dan website BEI (www.idx.co.id) 3.2 Data Penelitian 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan adalah dokumen-dokumen Pengungkapan CSR tahun 2008-2013dan dokumen laporan keuangan tahun 2008-2013 yang diperoleh dari website perusahaan danwebsite BEI (www.idx.ico.id). 3.2.2 Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah : 1. Metode dokumentasi Metode ini menggunakan data-data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen berupa pengungkapan CSR dan laporan keuangan tahun 2008 - 2013. 2. Studi Pustaka Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Informasi yang dihimpun adalah literatur berupa buku, jurnal, artikel, situs internet serta data-data terkait lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini dalam bentuk tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. 3.3 Operasional Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Terikat (Dependen) Penelitian ini variabel dependen adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility. Pengukuran CSR menggunakan pedoman GRI-G4 dan GRI oil and gas sector guidelines. GRI oil and gas sector menjelaskan bahwa terdapat tiga kategori utama dalam pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Dari masingmasing kategori memiliki item-item pengungkapan yang lebih terperinci yang selanjutnya digunakan dalam penghitungan nilai CSR dalam penelitian ini. Dalam kategori tersebut terdapat item-item pengungkapan bagi sektor pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang berjumlah 56 item. Pendekatan untuk menghitung CSDI pada dasarnya menggunakan dikotomi yaitu setiap item yang diungkapkan diberi nilai 1 dan 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. 3.3.2 Variabel Bebas (Independen) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). X1 : Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah Kepemilikan asing yang merupakan indikator dari corporate governance. Kepemilikan asing diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh asing pada akhir tahun yang dilihat dari laporan keuangan tahunan perusahaan. X2 : Variabel independen yang kedua adalah umur perusahaan, cara menghitung umur perusahaan pada penelitian ini dimulai dari perusahaan tersebut melaksanakan IPO di Bursa Efek Indonesia sampai dengan penelitian ini dilakukan. 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. 3.4.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik sebagai berikut: 3.4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk melakukan uji normalitas data, yaitu analisis grafik. Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histrogam dan analisis grafik normal plot. 3.4.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi. Model regresi yang baik yaitu tidak terdapatnya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. 3.4.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabelvariabel penelitian. Jika tejadi korelasi, maka maka hal tersebut dinamakan adanya permasalahan autokorelasi. Untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi maka menggunakan uji Durbin-Watson. 3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residula suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah adalah model yang homoskedastisitas. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dalam persamaan regresi digunakan metode dengan menggunakan scatterplot. Jika pada grafik scatterplot ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.5 Analisis Regresi Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan regresi sederhana untuk menguji adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model analisis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Dimana: Y1 = Corporate Social Responsibility X1 = Kepemilikan Asing X2 = Corporate Social Responsibility = koefisien yang diestimasi e = error term 3.6 Uji Hipotesis 3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2 ) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti semakin kecil kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen atau sangat terbatas. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R Square bukan R Square dari model regresi karena R Square bias terhadap jumlah variabel dependen yang dimasukkan ke Koefisien yang diestimasi error term dalam model, sedangkan adjusted R Square dapat naik turun jika suatu variabel independen ditambahkan dalam model (Ghozali, 2006). 3.6.2 Uji t Pengujian untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dengan uji statistik t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (alpha = 5%). 3.6.3 Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (alpha = 5%). IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data dan Sampel Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan subsektor pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2013. Subsektor pertambangan Minyak dan Gas Bumi dipilih karena sektor ini merupakan yang berpotensi paling tinggi dalam menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga perusahaan perlu melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling. Tabel 3. Daftar Sampel Penelitian Tahun Nama 2008 2009 2010 2011 2012 2013 ELSA ARTI ARTI ARTI ARTI APEX MEDC ELSA BIPI BIPI BIPI BIPI RUIS ENRG ELSA ELSA ELSA ELSA MEDC ENRG ENRG ENRG ENRG RUIS MEDC MEDC ESSA ESSA RUIS RUIS MEDC MEDC RUIS RUIS Perusahaan 4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen (tabel 4). Tabel 4. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSR 34 .09 .88 .4056 .20219 FO 34 .00 .68 .2259 .19360 AGE 34 1.00 19.00 7.0588 5.19872 Valid N (listwise) 34 Berdasarkan data dari (Tabel 4.) dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel Foreign Ownership memiliki rata-rata (mean) 0,22 yang artinya 22% saham perusahaan dalam penelitian ini dimiliki oleh pihak asing dari jumlah sampel penelitian (N) sebanyak 34 dan standard deviation sebesar 0,19. 2. Variabel umur perusahaan memiliki rata-rata (mean) 7 yang artinya umur perusahaan dalam penelitian ini rata-rata 7 tahun dari jumlah sampel (N) sebanyak 34 dan standard deviation sebesar 0,19. 3. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki rata-rata (mean) 0,41 yang artinya perusahaan rata-rata mengungkapkan 41% dari 56 item yang harus diungkapkan yaitu sebesar 23 item dari 56 item dengan jumlah sampel penelitian (N) sebanyak 34 dan standard deviation sebesar 0,20. 4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik Model regresi yang baik adalah apabila terpenuhinya semua uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik melalui uji normalitas data, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. 4.2.1. Hasil Uji Normalitas Gambar 2. Hasil Uji Normalitas (Grafik) Grafik plot di atas menggambarkan bahwa nilai residual atau error term terdistribusi secara normal. Hal ini dapat terlihat dari gambar grafik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. 4.2.2. Uji Multikolinearitas Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) .198 .042 AGE .017 .006 FO .386 .171 Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF 4.736 .000 .438 2.677 .012 .545 1.834 .370 2.261 .031 .545 1.834 a. Dependent Variable: CSR Hasil pengujian tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 (10%). Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel dalam model regresi. Tabel 6. Korelasi Coefficient Correlationsa Model FO 1 Correlations Covariances AGE FO 1.000 -.674 AGE -.674 1.000 .029 -.001 -.001 4.051E-5 FO AGE a. Dependent Variable: CSR Selain itu juga dapat dilihat dari hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa tingkat korelasi cukup tinggi sebesar -0,674 atau sekitar 67%. Namun karena tingkat korelasi masih di bawah 95% maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas yang serius. 4.2.3. Uji Autokorelasi Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1 R Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square .740a .547 .518 Durbin-Watson .14035 1.651 a. Predictors: (Constant), FO, AGE b. Dependent Variable: CSR Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan DW sebesar 1,651 dari jumlah sampel 34 dengan variabel berjumlah 2 (n= 34, k=2) dan tingkat signifikansi 0.01. Dengan data tersebut maka batas dL = 1,3325 dan dU = 1,5805. Tabel 8. Interpretasi Hasil Autokorelasi Durbin-Watson Nilai d Keterangan 0 < d < 1,3325 Ada autokorelasi 1,3325 < d < 1,5805 No Decision 2,4195 < d < 4 Ada autokorelasi 2,4195 < d < 2,6675 No Decision 1,5805 < d < 2,4195 Tidak ada autokorelasi Dari hasil pengujian autokorelasi di atas, maka dapat dinyatakan hasil uji autokorelasi dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1,651 dimana nilai d lebih dari 1,5805 dan kurang dari 2,4195. Hal ini berarti hasil pengujian menghasilkan kesimpulanm bahwa tidak terjadi autokorelasi. 4.2.4. Uji Heteroskedastisitas Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan scatterplot dalam penelitian ini, dari grafik scatterplot terlihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu tetapi menyebar secara acak serta tersebar baik dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.3. Pengujian Hipotesis 4.3.1. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test) Tabel 9. Hasil Uji Goodness of Fit Test Model Summary Model 1 R .740a R Square .547 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .518 .14035 a. Predictors: (Constant), FO, AGE Berdasarkan pengujian regresi yang dilakukan, diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,547 yang menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari kepemilikan asing dan Umur perusahaan mampu menjelaskan variabel dependen (CSR) sebesar 55% sedangkan sisanya sebesar 45% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini. Dengan kata lain, model penelitian yang digunakan adalah fit. 4.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Tabel 10. Hasil Uji F ANOVAa Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression .738 2 .369 Residual .611 31 .020 1.349 33 Total F Sig. 18.743 .000b a. Dependent Variable: CSR b. Predictors: (Constant), FO, AGE Dari hasil analisis regresi tersebut, dapat dilihat bahwa F-hitung adalah 18,743 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh Karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi pengungkapan pertanggungjawaban social. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengungkapan pertanggungjawaban social (CSRD) perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi dalam laporan tahunan dipengaruhi bersama-sama oleh foreign ownership dan umur perusahaan, dengan kata lain , model regresi yang terbentuk adalah signifikan. 4.3.3. Uji t Tabel 11. Hasil Uji t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) .198 .042 AGE .017 .006 FO .386 .171 a. Dependent Variable: CSR Coefficients Beta t Sig. 4.736 .000 .438 2.677 .012 .370 2.261 .031 Dari hasil pengujian di atas maka dapat disusun suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut: 𝐂𝐂𝐂𝐂 = 𝐂, 𝐂𝐂𝐂 + 𝐂, 𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂 + 𝐂, 𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂 + 𝐂 1. Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah 0,198 dengan nilai positif, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility Disclosure akan tetap ada meskipun tidak dipengaruhi oleh FO dan umur perusahaan. 2. Koefisien regresi variabel FO bernilai positif (0,386) menyatakan bahwa setiap penambahan persentase kepemilikan saham oleh asing, maka akan meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 3. Koefisien regresi variabel umur perusahaan bernilai positif (0,017) menyatakan bahwa setiap umur perusahaan bertambah, maka akan meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan juga dengan menggunakan dasar penelitian umur perusahaan dengan ukuran hari, hasil penelitian menunjukkan hasil yang serupa. Umur perusahaan tetap memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. 4.3.3.1. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hipotesis pertama menyatakan bahwa kepemilikan asing (FO) memiliki pengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR). Hasil penelitian menunjukkan p-value sebesar 0,045 (p < 0,05) dengan koefisien regresi bertanda positif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dapat diartikan bahwa semakin besar kepemilikan asing dalam sebuah perusahaan maka semakin besar pula kemungkinan pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian serupa yang telah dilakukan oleh Tanimoto dan Suzuki (2005) yang menyatakan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di jepang menjadi fakor pendorong terhadap banyaknya pengungkapan tanggungjawab sosial berdasarkan GRI. Selain itu juga ada penelitian yang dilakukan oleh Chapple dan Moon (2005) yang meneliti tentang pengungkapan CSR di Tujuh Negara Asia dengan hasil penelitian menyatakan bahwa pengungkapan CSR di Asia tidak dipengaruhi oleh westernisasi, namun globalisasi yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Dengan kata lain, perusahaan yang beroperasi secara internasional lebih cenderung mengungkapkan corporate social responsibility lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Globalisasi merupakan kunci dalam menggerakan CSR di Asia, salah satunya adalah di Indonesia. 4.3.3.2. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hipotesis kedua menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dalam penelitian ini umur perusahaan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility dengan nilai p-value sebesar 0,004 (p < 0,05) dengan koefisien regresi bertanda positif. Artinya, umur perusahaan secara positif berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pengungkapan corporate social responsibility dipengaruhi oleh umur perusahaan. Arah positif diartikan dengan semakin lama umur perusahaan maka semakin besar pengungkapan corporate social responsibility oleh perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Bayoud, Kavanagh dan Slaughter (2012) penelitian tersebut dilakukan terhadap perusahaan di Libya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi corporate social responsibility disclosure, faktor-faktor yang diteliti adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe industri dengan hasil penelitian pengaruh antara umur perusahaan dengan tingkat corporate social responsibility disclosure adalah yang paling signifikan diikuti oleh tipe industri sedangkan, ukuran perusahaan tidak mempengaruhi CSRD. Menurut Bayoud, Kavanagh, dan Slaughter (2012) umur yang panjang dari sebuah bisnis memberikan perusahaan kepiawaian dan kemampuan yang memadai dalam meningkatkan persiapan informasi dalam laporan tahunan atas apa yang dibutuhkan oleh pasar dan dampak kedepannya terhadap perusahaan. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemilikan asing dan umur perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility pada perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2013. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan umur perusahaan secara bersama-sama berpengaruh pada pengungkapan corporate social responsibility; 2. Kepemilikan asing secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility; 3. Umur perusahaan secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. 1. Data CSRD yang digunakan dalam penelitian ini belum sepenuhnya menggunakan sustainability report sebagai dasar penilaian CSR dikarenakan tidak semua perusahaan membuat sustainability report, sehingga hanya menggunakan laporan tahunan dari setiap perusahaan dan dilengkapi dengan sustainability report bagi yang mengungkapkan 2. Jumlah sampel penelitian hanya pada industri pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang hanya terdiri dari 8 perusahaan. Sehingga kesimpulan penelitian ini mungkin tidak akan berlaku untuk perusahaan pada sektor maupun subsektor lainnya. 3. Penggunaan GRI-G4 belum maksimal dalam penghitungan item-item yang diungkapkan oleh perusahaan. Dari 56 item masih ada 174 hal yang seharusnya diungkapkan lebih terperinci, namun peneliti hanya menggunakan 56 item sebagai dasar penghitungan pengungkapan CSR perusahaan menurut GRI-G4 Oil and Gas Sector. 4. Subjektifitas dari masing-masing peneliti menyebabkan perbedaan dalam penilain CSRD. Peneliti juga memiliki cara penilaian tersendiri yang mengakibatkan hasil penelitian berbeda dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan 5. Kurangnya faktor lain yang digunakan oleh peneliti dalam menilai determinan CSRD. Sehingga penelitian ini belum sepenuhnya dapat melihat determinan Corporate social Responsibility 5.3 Saran Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar dapa t mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan laporan keberlanjutan (sustainability report) yang lebih banyak lagi, sehingga hasil penelitian dapat lebih akurat dalam penilaian CSR. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih terperinci lagi dalam menghitung pengungkapan CSR yang tercantum dalam GRI-G4 oil and gas sector. Tidak hanya menggunakan 56 item pengungkapan menurut GRI namun juga lebih terperinci lagi dalam penghitungannya dengan melihat 174 hal yang seharusnya diungkapkan. Sehingga penggunaan GRI-G4 Oil and Gas sector lebih maksimal. 3. Diharapkan dalam penelitian mengenai determinan CSRD di masa yang akan datang dapat menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi Corporate Social Reponsibility Disclosure. Sehingga hasil penelitian yang akan datang dapat lebih akurat dalam memberikan bukti empiris determina Corporate Social Responsibility Disclosure. DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia. Anis Chariri, dan Firman A. Nugroho. 2009. Retorika Dalam Pelaporan Corporate Social Responsibility: Analisis Semiotik atas Sustainability Reporting PT Aneka Tambang Tbk. Simposium Nasional XII. Palembang Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System, Edisi 11, penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Jakarta: Salemba Empat. Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitin Manejemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponergoro. Nagib Salem Bayoud, Marie Kavanagh, dan Geoff Slaughter (2012). Factors Influencing Levels of Corporate Social Responsibility Disclosure by Libyan Firms: A Mixed Study. International Journal of Economic and Finance Vol. 4 , No.4,April 2012. Chapple, Wendy and Jeremy Moon. CSR in Asia: A Seven Country Study of CSR Website Reporting. ICCSR Research Paper Series – ISSN 1479-5124. Clarkson, B. E. M. 1995. A stakeholder framework for analysing and evaluating corporate social performance. Academy of Management Review. Collins, James C. dan Jerry I. Porras. 2001. Organizational Climate and Culture. San Fransisco: Jossey-Bass. Elkington, J. 1998. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Capstone.Oxford. Gray, et al. 1996. “Accounting and Accountibility: Changes and Challenges in Corporate Social and Evironmental Reporting”. Prentice Hall Europe, Hemel Hempstead. Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Universitas Diponegoro. Semarang Guthrie, James., et al. 2006. The Voluntary Reporting Of Intellectual Capital Comparing Evidence From Hongkong and Australia. Journal of Intellectual Capital. Vol 7. Global Reporting Initiaive (GRI). 2013. Sustainability Reporting Guideline (GRI-G4). (http://www.globalreporting.org), diakses 14 Oktober 2014. Global Reporting Initiative. 2014. GRI G4 Guidelines and ISO 26000:2010 How to Use the GRI G4 Guidelines and ISO 26000 in Conjunction. Amsterdam: ISO copyright office Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standara Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Jakarta: Salemba Empat. Jensen, M.C dan Meckling, W.H. 1976. Theory of the firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, Vol.3, No.4,pp 305-360. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efeke Indonesia tahun 2006. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22-25 Juli 2008. Nugroho, Ahmadi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure (ICD). Accounting Analysis Journal. Vol 1. No.2 Nuryana, Mu’man. 2005. Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi pembangunan Berkelanjutan. Diklat Pekerjaan Sosial Industri, BBPPKS. Bandung. Priyanka, Felina dan Sukirno. 2013. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas Perusahaan High Profile. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi. Vol. 1.No.3. Universtitas Negeri Yogyakarta. Reni Retno Fr. Anggraini. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9. Samsiar, A., S. Haerani, dan G. Pagalung. 2009. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Saham. www.pdfsearch.com. Diakses pada 10 Maret 2015 Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan. Universitas Sumatera Utara. Suryani, Charina Garis. 2013. Disclosure of Corporate Social Responsibility(CSR) and The Impact On Mining Companies. The Indonesian Accounting ReviewVol. 3, No. , July 2013, pages 141-148. Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE. Tanimoto, Kanji dan Kenji Suzuki. 2008. Corporate Social Responsibility in Japan: Analyzing The Participating Companies in Global Reporting Initiative. Working Paper, March:1-20. Titisari, Kartika Hendra, Eko Suwardi dan Doddy Setiawan. 2010. CSR dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto, 13-15 Oktober. Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu. Utami, Suci dan Sawitri Dwi Prastiti. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, TH 16, No. 1, Maret 2011 Viana, Eka Dasra. 2012. Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility(CSR): Kasus di Indonesia dan Malaysia. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Wiranata, Yulius Ardy dan Yeterina Widi Nugrahanti. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1. Yohanes Kurniawan Susanto dan Josua Tarigan. 2013. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Profitabilitas Perusahaan. Business Accounting Review, Vol. 1. Universitas Kristen Petra. Surabaya BAPEPAM-LK No. Kep-38/PM/1996 Tentang Laporan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi http://www.TEMPO.CO/read/kolom/2013/06/05/735/pelaporan-keberlanjutan-dan-Indonesia. Diakses pada 7 Maret 2015