Bab I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor
dan calon investor untuk pengambilan keputusan. Adanya informasi yang
lengkap, akurat serta tepat waktu memungkinkan investor untuk
melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga hasil yang
diperoleh sesuai dengan yang diharapkan (Sembiring, 2005).
Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan
perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial
perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri dapat
digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non-keuangan
berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik dan
lingkungan sosialnya, yang dapat dibuat dalam laporan tahunan
perusahaan atau laporan sosial terpisah (Guthrie dan Mathews dalam
Wijayanti dkk, 2011).
Di Indonesia wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada
tahun 2001, namun sebeum wacana ini mengemuka telah banyak
perusahaan
yang
menjalankan
CSR
dan
sangat
sedikit
yang
mengungkapkan dalam sebuah laporan. Hal ini mungkin terjadi karena
belum adanya sarana pendukung seperti: standar pelaporan, tenanga
terampil (baik penyusunan laporan maupun auditornya) sektor pasar
1
2
modal indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya penerpan
indeks yang memasukan kategori saham-saham perusahaan yang telah
mempraktekan CSR (Nurlela dan Islakhuddin, 2008). Kesadaran
masyarakat dan perusahaan tentang pelaksanaan CSR harus didukung
dengan standar pelaporan CSR sehingga dapat dijadikan acuan dalam
membuat laporan
Sejalan dengan perkembangan tersebut, pentingnya CSR telah
diatur dalam undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang penanaman
modal dan undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas
dimana mewajibkan perseroan yang bidang usahnya dibidang itu terkait
dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggungjawab
sosial dan lingkungan ditetapkannya peraturan yang mengatur tentang
CSR tersebut dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan suatu kewajiban
yang harus dilaksanakan perusahaan, bukan kegiatan yang bersifat
sukarela (Rawi dan Muchlish, 2010)
Namun adanya peraturan tersebut menimbulkan pro-kontra antara
pengusaha dan pemerintah pra pengusaha berargument bahwa CSR tidak
boleh dipaksakan karena bersifat sukarela dan menjadi bagian dari strategi
perusahaan. Berbagai alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan
informasi CSR secara sukarela teah diteliti dalam penelitian sebelumnya,
diantaranya adalah untuk mentaati peraturan yang ada, untuk memperoleh
keunggulan kompetitif melalui penerapan CSR, untuk memenuhi
ketentuan kontrak pinjaman dan memenuhi ekspektasi masyarakat,untuk
3
melegimitasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investor (Nurkhin,
2010).
Pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja
keuangan suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan
Freedman dalam Anggraini (2006), menemukan bahwa investor
individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam
laporan tahunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat
memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan
secara sekaligus. Sarana tersebut dikenal dengan nama laporan
keberlanjutan (sustainability reporting).
Sustainability
reporting
adalah
praktek
pengukuran,
pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada stakeholder internal
maupun
eksternal.
Sustainability
Report/Laporan
berkelanjutan
merupakan sinonim atau istilah lain yang menggambarkan laporan
mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial (Anggraini, 2006).
Peneltian terdahulu telah mencoba untuk mengungkapkan bahwa
penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja keuangan dimana
investor cenderung berinvestas pada perusahaan yang melakukan kegiatan
CSR. Perusahaan yang memiliki kepedulian sosial dapat menggunakan
informasi sosial sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan
(Zuhroh dan Sukmawati, 2003). Aktivitas CSR yang dilakukan oleh
perusahaan terbukti memiliki dampak positif yang signifikan terhadap
4
kinerja keuangan perusahaan (Dahlia dan Siregar, 2008). Menurut Owen
dalam Anggraini (2006) bahwa kasus Enron di Amerika telah
menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan perhatian yang
besar terhadap pelaporan sustainabilitas dan pertanggungjawaban sosial
perusahaan. Isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan
keunggulan kompetitif nampak menjadi kekuatan yang mendorong
perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi sosial. Penelitian
Anggraini (2006) tidak berhasil membuktikan pengaruh ukuran
perusahaan, leverage dan profitabiltas terhadap kebijakan pengungkapan
informasi sosial perusahaan.
Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan
salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan
melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie
dan Parker, dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Almilia (2008) dan
Sembiring (2005) mengungkapkan bahwa profitabilitas dan ukuran
perusahan
berpengaruh
positif
terhadap
pengungkapan
sukarela
perusahaan.
Perusahaan yang membuat pengungkapan memperoleh Return On
Equity yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak membuat
pengungkapan Preston dalam Murwaningsih (2006). Pengungkapan yang
lebih besar merupakan pengurangan biaya politis seabagai wujud
tanggung jawab sosial perusahaan Sembiring (2005).
5
CSR adalah suatu bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya
dilakukan perusahaan atas dampak positif maupun dampak negatif yang
ditimbulkan dari aktivasi operasionalnya. Hal ini dikarenakan aktivasi
operasional perusahaan pasti akan berpengaruh terhadap masyarakat
internal maupun masayarakat eksternal dalam lingkungan perusahaan.
Selain melakukan aktivasi yang beroreintasi pada laba, perusahaan perlu
melakukan aktivasi aktivasi lain, misalnya aktivasi untuk menyediakan
lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya, menjamin bahwa proses
produksinya
tidak
mencemarkan
lingkungan
sekitar
perusahaan,
melakukan penempatan tenaga kerja secara jujur, menghasilkan produk
yang aman bagi konsumen dan menjaga lingkungan eksternal untuk
mewujudkan
kepdulian
sosial
perusahaan.
Hasil
penelitian
ini
mengindikasikan bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab
sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang
dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan dan
peningkatan kinerja keuangan Return On Equity (ROE) (Dahlia dan
Siregar, 2008).
Menurut ( Lopez dkk dalam Ajilaksana, 2011) menyatakan bahwa
CSR dan kinerja perusahaan memiliki hubungan positif
yang
menunjukan pada kita untuk mempertimbangkan model yang berdasarkan
keunggulan kemampuan ekonomi perusahaan untuk menjelaskan
paradigma aktivitas CSR. Berbeda dengan (Sarumpaet dalam Wijayanti
6
dkk, 2011) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara CSR dengan
kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh CSR terhadap kinerja
keuangan perusahaan dengan menggunakan variabel kontrol yaitu
leverage dan ukuran perusahaan
Berdasarkan latar belakang tersebut serta pendapat dari penelitian
terdahulu maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH
PENGUNGKAPAN
RESPONSIBILITY
TERHADAP
CORPORATE
KINERJA
SOCIAL
KEUANGAN
PERUSAHAAN” Penelitian ini merupakan replikasi dari Wijayanti dkk,
(2011). Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang
sebelumnya. Penelitian ini mengubah tahun dari tahun 2011 menjadi
tahun
2012.
Hal
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
ataupun
membandingkan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini juga
mengubah sampel penelitian dari perusahaan manufaktur menjadi
perbankan..
B. Batasan Masalah
Kinerja keuangan perusahaan ada banyak namun dalam penelitian ini
menggunakan kinerja keuangan sebagai berikut:
a. Return On Asset (ROA)
b. Return On Equity (ROE)
c. Earning Per Share (EPS)
7
C. Rumusan Masalah
Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan?
D. Tujuan Penelitian
Untuk
menguji
apakah
Corporate
Social
Responsibility
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
E. Manfaaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
pihak, diantaranya:
a. Bidang teoritis:
i.
Untuk menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu
akuntansi yang berkaitan dengan permasalahan Corporate
Social Responsibility yang mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan.
ii.
Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan Corporate Social Responsibility
yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
b. Bidang praktis:
i.
Diharapkan penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi
pemilik perusahaan.
ii.
Dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi investor dalam
melakukan investasi.
Download