TAMADDUN Kekuatan Suara Oleh: Dharmo Budhi Suseno* Percayakah anda kepada kekutan suara dalam menciptakan perubahan dimuka bumi ini ? Suara ( as sautu: Arab) adalah salah satu sumber dari bunyi. Begitu banyaknya sumber suara dimuka bumi ini, hingga melahirkan bunyi yang variatif. Tetapi sesungguhya bebunyian tersebut dapat dipilah dan dapat dikelola dengan baik sehingga melahirkan, nada, melodi kemudian irama, sehingga melahirkan nuansa musikalitas yang dapat diambil manfaatnya. Tetapi sesungguhnya seberapa sih kekuatan suara, bunyi atau bahkan musik tersebut. Mengapa orang ketika kampaye Pemilu misalnya, gencar berorasi, pidato atau bahkan sekedar meneriakan yel yel tertentu. Dan yang tak kalah menariknya biasanya diikuti hiburan musik -dangdut lagi (?)-.Apakah dengan demikian misi sebuah partai dengan cepat tersosialisasi, atau dalam bentuk idealnya akan dapat terwujud seluruh impian politis lewat agitasi suara tersebut. Ketika seseorang mengeluarkan suara untuk suatu dialog pembicaraan dengan tema tertentu, pada dasarnya masing masing individu sedang melakukan aktifitas musikal.Oleh sebab itu, pengertian musikal sesungguhnya tidak hanya sebatas memainkan nada melalui media suara ketika bernyanyi ataupun memainkan sebuah instrumen musik saja. Akan tetapi berbicara, orasi, ber-yel-yel dengan tema tertentu pun dapat dikatakan bermusik, jika ditata secara teratur dan berirama sehingga mampu menghasilkan harmonisasi. Kekuatan suara ternyata dapat mempengaruhi jiwa atau psikologi seseorang. Dalam artian, suara manusia adalah instrumen alami yang dimiliki oleh manusia yang dapat menghasilkan getaran yang berirama sehingga menjadi musik yang dapat menembus sisi psikis seseorang. Dan telah dikemukakan bahwa proses dialogis (berbicara) juga merupakan satu komposisi yang tidak lepas dari musik, karena seluruh elemen dan unsur yang terdapat pada musik tersedia dalam proses tersebut Alkisah, setelah Iblis dilaknat Allah, karena tidak mau sujud kepada Adam. Iblis memohon kepada Allah untuk mencari pengikut yang sebanyak banyaknya. Dan Allah pun mengizinkan, jika si Iblis mampu.Dan Allahpun berfirman.: “Doronglah siapa saja yang mampu engkau pengaruhi dengan suaramu“. Hal ini menunjukkan makna bahwa pengaruh yang dihembuskan iblis kepada manusia bukan dalam bentuk kontak fisik (material) tetapi membisikan suara lewat hati manusia.Bahkan Ia tidak pernah berhadapan langsung dengan manusia untuk mengatakan sesuatu dengan suaranya, “hai manusia, berzinalah kamu..” misalnya. Namun , bukan berarti tanpa kontak fisik tersebut manusia tidak harus mempercayai bahwa suara itu tidak ada. Karena pada kenyataannya, banyak manusia yang mengikuti hasutannya iblis. Ini membuktikan bahwa pengaruh yang dimiliki oleh iblis benar-benar ada. Namun mengapa suara iblis mampu mempengaruhi jiwa manusia, apa keistimewaannya? Hal ini menunjukkan bunyi atau suara - yang diperdengarkan berulang ulang - merupakan unsur musik yang mampu menghipnotis manusia dan mampu merubah watak manusia. Dan aktivitas inilah yang selama ini dilakukan oleh iblis. Kisah yang kedua mengenai karakteristik Nabi Muhammad. Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul karena memiliki akhlak yang mulia, sebagai sosok figur umat, ia memiliki karakteristik yang halus, lembut dan santun terutama dalam berturur kata atau bersuara. Menurut Inayat-seorang musisi sufi- Kelembutan, kehalusan, kesopanan, rasa hormat, rendah hati, toleransi dan kemurahan hati, termasuk atribut yang menghasilkan harmoni dalam jiwa seseorang, juga dalam jiwa orang lain. Sedangkan keangkuhan, keserakahan dan kejahatan adalah sumber utama dari disharmoni. ( Inayat Khan; Dimensi Mistik Musik dan Bunyi.1996) .Karena Nabi Muhammad dikenal berakhlak mulia itulah sehingga menjadi teladan dalam setiap sifat, gerak dan tingkah lakunya. Khususnya dalam bertutur atau berbicara beliau selalu dapat mengatur irama musikal dari tiap-tiap kalimat yang disampaikan, sehingga pesan-pesan kebaikan dapat diterima oleh umatnya. Hal ini terbukti dari sekian banyak hadis yang ditemui selalu memiliki nilai yang baik, baik yang ditinjau dari nilai irama musikalitasnya maupun isi atau tema pokoknya.Hal ini menunjukkan bahwa nabi memiliki jiwa musikalitas yang tinggi, sehingga ia dipercaya Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaran-nya kepada manusia. Nabi memang bukanlah seorang penyair ataupun musisi yang ahli membuat lagu atapun menyanyikannya serta pandai memainkan suatu jenis alat musik. Akan tetapi bukan berarti ia tidak paham tentang nada ataupun musik yang harmonis. Nabi adalah orang yang peka terhadap nada dan mengerti keindahan suatu bunyi. Oleh sebab itulah ia menunjuk Bilal bin Rabah yang dikenal memiliki suara yang merdu dan pandai mengalunkan nada-nada yang indah itu untuk menjadi seorang muadzin. Dari dua kisah ini tak bisa disangsikan lagi bahwa Suara-dalam bentuk sederhananya-, maupun musik -dalam bentuk kompleksnya- sangat dapat mempengaruhi karakter ataupun watak manusia baik secara individu maupun kolektif. Dalam frame dakwah kultural bisakah, suara, bunyi, irama, nada ataupun musik ini dikelola menjadi sebuah kekuatan yang membawa misi amar ma’ruf nahi mungkar? Zaman wali telah terbukti berhasil memanfaatkan gamelan sebagi media dakwah, mungkinkah diera multikultural ini, gerakan dakwah memanfaatkan berbagai tehnologi maupun energi suara (tidak hanya dalam bentuk musik) sebagai kekautan menuju pembentukan karakter masarakat yang lebih baik ? Wallahu’alam bissawab. *) Pemerhati Musik Tinggal Di Yogyakarta Dharmo Budi Suseno atau Darmawan Budi Suseno e-mail: [email protected] No. Rek : 33-20-7468 BRI Yogya Katamso HP : 08562 88 5761 Alamat : Jl Legi No 12 Papringan Yogyakarta Tulisan Dharmo tentang Musik Musik Teater, Minggu Pagi, III Januari 2002 Musikalisasi Puisi; Solopos, 10 Maret 2002. Gamelan dan Tantangan Global, Solopos, 21 Juli 2002, Terapi Kesehatan dengan Musik dan Spektrum warna; KR, 4 Agustus 2002. Hak Cipta Musik dan Kreatifikas untuk Siapa?;Bengawan Pos 15 November 2002. Kemenagan Kultural Musik Dangdut; Bengawan Pos, 27 Februari 2003 Musik Pop dalam Pergulatan.Budaya; Solopos, 6 Maret 2003. Realisme Sosial dalam Lagu Lagu Iwan Fals; Solopos, 3 Agustus 2003. Bermusik diruang Para Sufi; Fadilah, Edisi III Agustus 2003 Musik dan Dunia Sufisme; Majalah GONG Edisi 56/VI/2004 Tentang KeBudayaan Lainya Memaknai Wayang dengan Spirit (budaya) Islam; Bengawan Pos, 9 November 2003 Menyoal tentang Pesan dan Kemasan Teater Eletroknik; Bengawan Pos, 15 Juni ‘’03 Manusia dan Cinta Kasih; Bengawan Pos, 20 April 2003 Seni Sebagai Cerminan Mentalintas Bangsa, Bengawan Pos, 5 Januari 2003 Pistol Tari Bedaya, Majalah GONG, Edisi 58/VI/2004 Tentang Persoalan Sosial Budaya Anti Madat ( Refleksi Satu Tahun Gerakan Nasional Anti Narkotika), Radar Jogja, 7 November 2000 Aspek Pelanggaran HAM dalam Peredaran Narkoba, 20 Desember 2000 Nusakambangan bagi Pelaku Narkoba, Radar Jogja, 12 Mei 2001 Yang Muda yang Rentan Narkoba, Poles- Wonosobo Edisi 16/10 Mei-9 Juni 2001 Seputar Surat Keterangan Bebas Narkoba, Radar Jogja, 3 Juli 2001 Dilema Barang Bukti dan Saksi Ahli (Celah UU Narkotika & Psikotropika) Bag 1, Solopos, 29 Agustus 2001 Spiririt baru vs Kerancuan Perundangan (Celah UU Narkotika & Psikotropika) Bag II, Solopos, 30 Agustus 2001 Pengadilan Rakyat (i), Radar Jogja, 17 Oktober 2001 Pengadilan Rakyat (2), Radar Jogja, 18 Oktober 2001 Narkoba Masalah Sepanjang Masa, Solopos, 27 Mei 2002 Taksonomi Baru Masarakat Islam Indonesia, Bengawan Pos, 11 Januari 2003 Imajinasi dan Eksistensi Sebuah Bangsa, Bengawan Pos, 16 Januari 2003 Mengatasi Konflik Sara, Bengawan Pos 1 Maret 2003 Cerpen Juragan Pedang, Bengawan Pos, 27 April 2003 Teror Sandal ll, Kuntum, 222 Juni 2003 Resensi Pelacucaran yang bukan Lokalisasi(buku; Mampir Mas). Solopos, April 2002 Sumber: Suara Muhammadiyah Edisi 16 2004