KOMUNITAS IKAN DI SUNGAI BENGAWAN SOLO Susilo Adjie Balai Riset Perikanan Perairan Umum Jl. Beringin No 8 Mariana, Palembang ABSTRAK Bengawan Solo merupakan sungai yang sudah banyak mengalami modifikasi seperti waduk, bendungan, sodetan dan lain -lain. Bengawan Solo melewati Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang padat penduduk, sekitar 1,2 juta jiwa bermukim di wilayah Bengawan Solo dan banyak industri. Pe rmasalahan tersebut dapat berpengaruh langsung terhadap kehidupan organisme air. Contoh ikan dikumpulkan dari hasil tangkapan nelayan dengan berbagai macam alat tangkap pada stasiun penelitian yang telah ditetapkan , mewakili sungai bagian hulu, tengah dan hilir. Dilakukan pencatatan hasil tangkapan terhadap nelayan responden pada setiap stasiun peneli tian. Di sepanjang Bengawan Solo telah ditemukan lebih dari 38 jenis ikan. Ikan tebaran seperti ikan nila ( Oreochromis niloticus), Jambal siam (Pangasius hypophthalmus ), Tawes (Barbodes gonionotus), banyak terdapat di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Bengawan Solo bagian tengah di daerah Solo – Sragen dan sekitarnya banyak terdapat ikan Sapu -sapu (Liposarcus pardalis). Bengawan Solo bagian hilir Bojonegoro, Tuban, Babat banyak jenis ikan asli yaitu Jambal lokal (Pangasius djambal), Tagih (Mystus nemurus), Wagal (Pangasius polyuranodon), Lumbet (Cryptopterus spp) dan lain-lain. Kata kunci: komunitas ikan, sungai Bengawan Solo Abstract: Fish community in Solo River, by: Susilo Adjie Solo River is a river that has undergone many modifications such as reservoirs , dams, floodway and others. Solo River flow via the Central Java Province and East Java densely populated, about 1.2 million people living in the Solo River area and many industries. These problems can be directly affected the life of water organisms. Ex amples of fish collected from the catch of fishermen with a variety of fishing equipment at the research station were set, representing the upper stream, middle and downstream. It be done recording the catch of fishermen respondents in each research statio n. Along the Solo River, has found more than 38 species of fish. Introduction fish such as nila(Oreochromis niloticus), jambal siam (Pangasius hypophthalmus), tawes (Barbodes gonionotus), were scattered throughout the Basin Gajah Mungkur, Wonogiri. Solo River in the central part of Solo - Sragen and the surrounding areas having many fish sapu-sapu (Liposarcus pardalis). Solo River, downstream of Bojonegoro, Tuban, Tripe many native fish species that local jambal (Pangasius djambal), tagih (Mystus nemurus), wagal (Pangasius polyuranodon), lumbet (Cryptopterus spp) and others. Keywords: Fish community, Solo river PENDAHULUAN Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa ( 600 km), melintasi dua Propinsi yaitu Jawa Tangah dan Jawa Timur dengan lu as daerah pengaliran sebesar 16.000 km 2 (Anonim, 1997). Bengawan Solo mempunyai arti penting bagi Pertanian, Perikanan, Pariwisata, Perkebunan, Masyarakat dankehidupan organisme air. Apabila dibanding dengan sungai yang lain seperti sungai Musi, sungai Kapuas, sungai Barito maka Bengawan Solo merupakan contoh sungai yang telah banyak mengalami modifikasi dan padat penduduk di sekelilingnya. Beberapa tipe modifikasi yang mempengaruhi bentuk keaslian Bengawan Solo antara lain Waduk, Bendungan, Sodetan, penimbunan dan lain sebagainya. Beberapa bentuk bendungan yang ada di sepanjang bengawan Solo antara lain Bendung Colo (di Sukaharjo), Bendungan Karangnongko (di Ngawi ), Bojonegoro Barrage (di Bojonegoro), Babat Barrage (di Babat-Tuban), Jabung Dam ( di Babat), Sembayat Barrage (di Lamongan) dan lain lain. Beberapa bentuk Waduk di Bengawan Solo antara lain Waduk Gajah Mungkur (di Wonogiri ), Waduk Botok (di Sragen), Waduk Gebyar (di Sragen). Bentuk sodetan (floodway) yaitu Sodetan Jabung (di Tuban). Waduk, bendungan dan sodetan dibangun untuk kepentingan irigasi ke lahan Pertanian, penanggulangan banjir, pembangkit tenaga listrik dan lain lain. Sebagai contoh Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dapat mengairi sawah seluas 33.200 ha dan pembangkit tenaga listrik 12,4 MW, dapat mengurangi banjir di daerah Solo- Sragen sebelum tahun 1980 hampir terjadi tiap tahun namun sekarang tidak ( Anonim , 1992). Dari segi perikanan waduk Gajah Mungkur juga mempunyai arti penting, pada tahu n 2003 produksi ikan pada Karamba Jaring Apung adalah 882,8 ton (Anonim , 2003). Disamping dampak positip, modifikasi badan air juga punya dampak negatip antara lain penurunan jumlah keragaman jenis atau perubahan jenis organisme air, penurunan volu me air di bagian hilir dan sebagainya. Kepadatan penduduk disepanjang sungai sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan perairan sungai, sekitar 15,2 juta jiwa tinggal di SWS (Satuan Wilayah Sungai) Bengawan Solo. Pembuangan limbah oleh penduduk ke sungai akan menimbulkan pencemaran bahan organi k di perairan. Di sekitar Solo telah banyak industri ( kurang lebih ada 50 pabrik) yang berdiri antara lain Tekstil, alkohol, penyamaan kulit, Mono Sodium Glutamate dan lain lain. Limbah ind ustri biasa berupa bahan organi k maupun anorganik, limbah yang dibuang ke sungai harus di olah lebih dahulu agar tidak mencemari sungai. Ikan hidup dalam media air sehingga perubahan lingkungan perairan akan berdampak langsung terhadap kehidupan ikan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan April hingga bulan Desember 2004 di Bengawan Solo Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan data jenis ikan di Bengawan Solo. Dilakukan survei ke lapangan sebanyak lima kali yaitu bulan Mei, Agustus, September, Oktober dan Desembr 2004. Stasiun pengamatan dipilih meliputi bagian hulu sampai hilir yaitu bagian hulu meliputi Waduk Gajah Mungkur dan sekitarnya, Bendung –Colo (Sukaharja). Bagian Tengah meliputi Jurug (Solo), Tenggak (Sragen), Cemeng (Sragen). Bagian hilir meliputi Ngablak, Karang Binangun dan Ujung Pangkah Pengumpulan specimen ikan diambil dari hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan berbagai macam alat tangkap (Jaring, Jala, Strom, Cerok, Pancing). Pengumpulan specimen ikan dilakukan pada saat survei ke lapangan. Ikan dicatat nama lokal, tempat tertangkap, waktu penangkapan, ukuran, dipotret , dimasukkan dalam kantong palstik selanjutnya disimpan dalam cool box yang selalu berisi es untuk di bawa ke Laboratorium. Ikan diidentifikasi di Laboratorium berdasarkan Kottelat et al (1993); Weber and De Beaufort (1916); Gustinao (2003). HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian hulu (Wonogiri-Sukoharjo) Selama penelitian telah didapatkan 38 jenis ikan di sepanjang Bengawan Solo, pada bagian hulu ada 20 jenis ikan (Tabel. 1), dilaporkan Purnomo, 2000 bahwa di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri terdapat 15 jenis ikan. Jenis ikan introduksi/tebaran banyak ditemukan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri antara lain Nila (Orechromis niloticus), Jambal siam (Pangasius hypophthalmus ), Tawes (Barbodes gonionotus). Ikan Nila dan Tawes dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di waduk Gajah Mungkur disebabkan karena ikan tersebut memanfaatkan relung ekologi yang banyak tumbuhan air (Purnomo, et al, 2003). Jenis ikan asli yang masih sering didapat di waduk Gajah Mungkur yaitu: Sogo (Mystus nemurus), Lukas (Dangila cuvierii), Nilem (Osteochilus hasselti) dan beberapa jenis ikan asli yang kadang-kadang masih didapatkan yaitu: Betutu (Oxyeleotris marmorata), Gabus (Channa striata), Karper lumut (Osteochilus schlegeli), Keprek abang (Barbodes balleroides). Menurut Purnomo et al (2000) menyatakan bahwa hasil tangkapan ikan Lalawak ( Barbodes bramoides) pada tahun 1999 menempati urutan ke enam, sedangkan berdasarkan hasil penelitian sekarang ikan tersebut jarang tertangkap. Begitu juga menurut Juhro, (1989) menyatakan bahwa ikan Genggehek (Mystacoleucus marginatus ) masih sering tertangkap walaupun jumlahnya relatip sedikit, namun berdasarkan hasil penelitian sekarang ikan tersebut tidak ditemukan. Pada stasiun pengamatan di Bendung Colo, Sukoharjo ikan yang kadang -kadang masih didapatkan yaitu: Wader pari (Rasbora spp), Tawes (Barbodes gonionotus) dan Sogo (Mystus nemurus). Bagian tengah (Sukoharjo-Sragen) Pada bagian tengah terrdapat 13 jenis ikan. Pada stasiun pengamatan Jurug-Solo maíz sering terdapat ikan Kutuk (Channa striata), Lele (Clarias spp) dan Mujair (Oreochromis mussambicus), ikan Mujair berasal dari ikan yang terlepas dari budidaya di kolam. Berdasarkan hasil sampling dari nelayan di stasiun pengamatan desa Tenggak dan Cemeng-Sragen jenis ikan yang mendominasi adalah ikan Sapu sapu (Liposarcus pardalis), pada saat tertentu banyak ikan mabuk karena pencemaran datang yaitu ikan Tawes (Barbodes gonionotus), Garingan (Mystus nigriceps) dan Tagih (Mystus nemurus). Bagian hilar (Sragen-Lamongan) Pada bagian hilir terdapat 33 jenis ikan. Pada stasiun pengamatan di desa Ngablak dan Simorejo (Tuban, Jawa Timar) banyak terdap at ikan lokal yang bernilai ekonomis penting yaitu Wagal (Pangasius polyuranodon), Tawes (Barbodes gonionotus), Tagih (Mystus nemurus), Jambal (Pangasius nasutus), Lumbet (Cryptopterus spp), Lemper (Notopterus notopterus ), Bendol (Barbichthys laevis), Seren (Cyclocheilichthys sp), Betutu (Oxyeleotris marmorata), Kutuk (Channa striata), Sepat (Trichogaster trichopterus), Sili (Macrognathus aculeatus). Jenis ikan besar antara lain Jambal dan Tagih banyak ditemukan di Lubuk sungai terutama saat musim kemarau. Sedangkan di daerah Lamongan dan Gresik perairan sudah banyak dipengsaruhi pasang surut air laut, banyak pertambakan yang dipelihara ikan Bandeng dan Mujair sering kali ikan tersebut lepas ke perairan umum. Sungai yang belum banyak mengalami modifikasi dan Belem banyak mendapatkan tekanan ekosistem biasanya lebih banyak keragaman jenis ikannya sebagai contoh sungai Musi terdapat lebih dari 130 jenis ikan (Utomo, et al, 1993, Samuel et al, 2001), Sungai Kapuas lebih dari 200 jenis ikan (Dudley, 1996), Sungai Barito lebih dari 107 jenis ikan (Prasetyo, et al, 2003). Tabel. 1. Jenis-jenis ikan di Bengawan Solo No Nama lokal Nama ilmiah Bagian 1 Arengan Labeobarbus chrysopekadion Hulu - Tengah - hilir + 2 Tawes Barbodes gonionotus +++ + ++ 3 Bader Cyclocheilichthys enoplos - - + 4 Bandeng (ikan terlepas) Chanos chanos - - + 5 Bangbangan Barbodes schwanefeldii - + - 6 Belut Fluta alba + + + 7 Bendol Barbichthys laevis - - +++ 8 Betik Anabas testudineus - - + 9 Betutu Oxyeleotris marmorata + + + 10 Bloso Callogobius hasselti - - +++ 11 Garingan Mystus microcanthus - - +++ 12 Jambal siam Mystus nigriceps Pangasius hypophthalmus ++++ - + - 13 Jambal lokal Pangasius djambal - - + 14 Karper lumut Osteochilus schlegeli + - - 15 Keprek abang Barbodes balleroides + - - 16 Keting Mystus planiceps - - + 17 Kutuk Channa striata + + + 18 Lalawak Barbodes sp + - - 19 Lele Claeias spp + + + 20 Lemper Notopterus notopterus - - + 21 Lempuk Ompok bimaculatus - - + 22 Lempik Parachela oxygastroides + - - 23 Lingkasan/lukas Dangila cuvieri ++ - - 24 Lumbet Cryptopterus spp - - + 25 Oreochromis mossambicus - + ++ ++++ + - 27 Mujair (ikan terlepas) Nila (ikan tebaran) Nilem Osteochilus hasselti + - - 28 Palung Hampala macrolepidota + - - 29 Sapu-sapu Liposarcus pardalis - ++++ ++ 30 Sepat siam Trichogaster pectoralis - - + 31 Sepat rawa Trichogaster tricopterus - - + 32 Seren Cyclocheilichthys sp - - + 33 Sili Macrognathus aculeatus - - + 34 Sogo/tagih Mystus nemurus +++ + ++ 35 Urang Macrobrachium rosenbergii - - + 36 Wader Rasbora spp + + + 37 Wader Mystacoleucus marginatus - - + 38 Wagal/jendil Pangasius polyuranodon - - +++ 26 Oreochromis niloticus KESIMPULAN 1. Telah ditemukan kurang lebih ada 38 jenis ikan di Bengawan Solo 2. Jenis ikan tebaran (Nila, Jambal siam, Tawes) banyak ditemukan di waduk Gajah Mungkur, Wonogiri 3. Perairan yang tercemar didominasi oleh ikan sapu-sapu 4. Perairan Ngablak, Tuban, Bojonegoro masih sering ditemukan jenis ikan lokal yang bernilai ekonomis seperti Jambal lubuk, Tagih, Lumbet, Lemper, Wagal dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2003. Pengelolaan Usaha Perikanan di Waduk Gajah Mungkur , Kabupaten Wonogiri, Dinas Kehewanan, Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Wonogiri. Anonim, 1992. Rencana Pengelolaan Lingkungan Waduk Wono Giri. Dep. Pekerjaan Umum – Pusat Penelitian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro Semarang. Anonim, 1997. Rencana Pengelolaan Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan pada AMDAL Perbaikan dan Pengaturan Sungai Bengawan Solo Bagian Hilir. Dirjen Pengairan – Dep. Pekerjaan Umum. Proyek Induk Pengembangan Wilayah Bengawan Solo. APHA, 1981. Standard Methods for the Examinations of Water and Wastewater. APHA inc, Washington DC. Arifin, Z. 1978. Beberapa A spek Tentang Penangkapan Ikan di Perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan. Disampaikan dalam Simposium Modernisasi Perikanan Rakyat di Jakarta tanggal 27 - 30 juni 1978. LPPD Cabang Palembang. 25 p Dudley, R.G 1996. The Fishery of the Danau Sentarum Wildlife Reserve West Kalimantan Indonesia. AWB, Bogor. P: 1- 10 Effendi, H 2000. Telaahan Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya danLengkunganPerairan. Jurusan MSP Fak. Perikanan dan Kelautan, IPB. Bogor. 259 hal. Gustiano, R. Taxonomy and Phylogeny of Pangasidae Catfishes from Asia (Ostariophysi, Siluriformes). Katholieke Universiteit Leuven , Laboratory of Comparative Anatomy and Biodiversity. Belgium. 296 pp. Hoggarth, D.D; A.D Utomo 1994. The Fisheries Ecology of LubukLampa m River Floodplain in South Sumatera, Indonesia. International Journal Fisheries Research. Elsevier. London. 20 (191-213). Kottelat, M; A.J Whitten; S.N Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo, 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi ). Periplus Editions - Proyek EMDI. Jakarta. Prasetiyo, D; Asyari dan Rupawan, 2003. Keragaman Jenis Ikan di Sungai Barito. Laporan Teknis. Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang. Samuel; S. Adjie; dan Subagja, 2001. Inventarisasi dan Distribusi Biota serta Karakteristik Habitat Sungai Musi. Laporan teknis. Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang. Utomo A.D; Z. Nasution; S. Adjie 1993. Kondisi Ekologi dan Potensi Sumberdaya Perikanan Sungai Musi. Prosiding TKI Perikanan Perairan Umum. Pengkajian Potensi dan Prospek Pengembangan Perairan Umum Sumatera Selatan. Puslitbang Perikanan Jakarta. Utomo, A.D dan D. Prasetiyo, 2004. Evaluasi Kegiatan Penangkapan Ikan diSungai Barito Kalimantan Tengah dan Selatan. Laporan Teknis. Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang. Weber, M and De Beaufort, 1916. The fishes of the Indo -Australian Archipelago. E.J Brill Ltd. Leiden. 2: 404 pp.