FAKTOR-FAKTOR IBU YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI

advertisement
FAKTOR-FAKTOR IBU YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR)
Factors Affecting The Mother Of The Evant Low Birth Weight Babies (LBW)
Dhiah Dwi Kusumawati1* Rochany Septiyaningsih2 Kania3
1,2,3
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223
*
[email protected]
ABSTRAK
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada saat kelahiran kurang dari 2500
gram. Penyebab kejadian BBLR karena karakteristik ibu adalah usia, paritas, dan komplikasi
kehamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor ibu yang mempengaruhi kejadian
BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan
rancangan Cross Sectional. Populasi adalah semua ibu yang melahirkan di RSUD Cilacap
Tahun 2014. Sampel berdasarkan pendekatan Purposive Sampling sehingga diperoleh sampel
sejumlah 178 orang. Uji korelasi menggunakan Chi Suare dan analisis multivariate dengan
regresi logistic. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara
faktor usia ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 (p = 0,177 <  = 0,05).
Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor paritas ibu
dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 (p = 0,550 <  = 0,05). Hasil uji chi
square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor komplikasi kehamilan ibu
dengan kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 (p = 0,012 <  = 0,05).
Kata kunci : BBLR, usia, paritas, komplikasi kehamilan
ABSTRACT
LBW is a newborn baby whose weight at birth of less than 2500 grams. The cause of
LBW included in the characteristics of the mother's age, parity, and complications of
pregnancies. The purpose of this study to determine the factors that influence maternal LBW
in hospitals Cilacap 2014. This type of research is descriptive correlative with cross sectional
design. The population is all women giving birth in hospitals Cilacap 2014. Samples on
purposive sampling approach in order to obtain a sample of 178 people. Correlation test used
Chi Suare and multivariate analysis with logistic regression. Chi-square test results showed
no significant correlation between maternal age factor with LBW in hospitals Cilacap 2014
(p = 0.177 < = 0.05). Chi-square test results showed no significant correlation between
maternal parity factor with LBW in hospitals Cilacap 2014 (p = 0,550 < = 0.05). Chi-square
test results showed no significant correlation between maternal complications of pregnancy
factors with LBW in hospitals Cilacap 2014 (p = 0,012 < = 0.05).
Keywords: low birth weight, age, parity, pregnancy complications
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
8
tertinggi adalah Kabupaten Banjarnegara
PENDAHULUAN
Salah satu indikator yang memberikan
gambaran
pada
keadaan
kesehatan
sebesar
18,16/1.000
kelahiran
hidup,
sedangkan terendah adalah Kota Surakarta
masyarakat adalah angka kematian bayi
sebesar
(AKB) dan juga angka kematian menjadi
sedangkan di Kabupaten Cilacap sebesar
indikator pertama dalam menentukan derajat
11,48/1.000
kesehatan anak, karena merupakan cerminan
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012).
dari status kesehatan anak saat ini (Pardede,
Persentase
Lubis & Hiswani, 2014). Di Indonesia
provinsi Sulawesi Tengah (16,8%) dan
morbiditas dan mortalitas bayi masih tinggi
terendah
Angka Kematian Bayi Baru Lahir mencapai
Sedangkan untuk provinsi Jawa tengah
2/3
persentase BBLR adalah sebesar 9,7% (Profil
dari
total
AKB
(Depkes
2010).
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun
2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup
menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di
tahun
2007.
Perhatian
terhadap
upaya
penurunan AKN (0-28 hari) menjadi penting
karena
kematian
neonatal
memberi
kontribusi terhadap 56% kematian bayi
(Profil Kesehatan Indonesia 2013).
Angka
kematian
bayi
(AKB)
5,33/1.000
kelahiran
kelahiran
BBLR
di
hidup,
hidup
tertinggi
Sumatera
(Profil
terdapat
Utara
di
(7,2%).
Kesehatan Indonesia 2013).
Penyebab utama tingginya AKB adalah
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang
terlahir dengan BBLR berisiko kematian 35
kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi
yang berat badan lahirnya diatas 2500 gram.
BBLR
terhadap
dapat
berakibat
tumbuh
jangka panjang
kembang
anak
dan
memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes
di masa yang akan datang (Trihardiani 2011).
di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar
10,75/1.000 kelahiran hidup, meningkat bila
dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
10,34/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan
dengan target Millenium Development Goals
(MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000
kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 sudah cukup baik karena
telah melampaui target. Angka kematian bayi
BBLR adalah bayi baru lahir yang
berat badannya pada saat kelahiran kurang
dari 2500 gram (Pantiawati, 2010) dan
(IDAI, 2008) menegaskan bahwa BBLR
merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat
lahir < 2500 gram tanpa memandang usia
gestasi.Klasifikasi
(Proverawatidan
BBLR
Ismawati,
menurut
2010)
yaitu
:menurut harapan hidupnya (BBLR, BBLSR,
BBLER),
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
menurut
masa
gestasinya
9
(premature, dismature). Adapun faktor yang
paritas dan komplikasi kehamilan sebagai
menyebabkan terjadinya kejadian BBLR
variabel bebas dan kejadian BBLR sebagai
(Proverawati dan Ismawati, 2010) adalah
variabel terikat.
sebagai berikut : Faktor Ibu (usia, paritas dan
riwayat penyakit), Faktor Janin (kelainan
kromosom, infeksi janin kronik, radiasi,
disautonomis familial).
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang melahirkan di RSUD
Cilacap. Jumlah sampel 178 ibu. Teknik
pemilihan
Berdasarkan hasil survey pendahuluan,
sampel
digunakan
dalam
penelitian ini adalah purposive Sampling.
angka kejadianBBLR pada bayi di RSUD
Cilacap pada tahun 2014 terdapat 360 bayi
PROSEDUR PENELITIAN
dengan BBLR dan terjadi kenaikan dari
Mengambil data di rekam medik RSUD
tahun
Cilacap dengan bantuan checlist.
2013
yang hanya
terdapat
360
bayi.Melihat fenomena di atas kejadian
BBLRdan ditinjau pula dari karakteristik ibu,
HASIL
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
A.
faktor-faktor
ibu
mempengaruhi
Analisis bivariat mencakup analisis
kejadian BBLR di RSUD Cilacap tahun
hubungan usia, paritas dan komplikasi
2014. Pemilihan lokasi di RSUD Cilacap atas
kehamilan dengan kejadian BBLR. Analisis
dasar pertimbangan bahwa RSUD Cilacap
dalam
merupakan rumah sakit tipe B, rujukan, serta
square, data diolah dengan menggunakan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
software
Besar harapan peneliti setelah diketahui
merupakan gambaran kasar karena variabel
faktor-faktor
perancunya tidak dikontrol.
ibu
yang
ANALISIS BIVARIAT
yang
mempengaruhi
kejadian BBLR, akan membantu dalam
penapisan
dan
pencegahan
penelitian
SPSS.
1. Hubungan
terhadap
terjadinya BBLR.
ini
menggunakan
Analisis
usia
bivariat
dengan
chi
ini
kejadian
BBLR
Tabel 1. Hubungan faktor usia dengan
kejadian BBLR
METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif
korelatif dengan rancangan Cross Sectional.
(Notoatmodjo 2005, 146). Variabel yang
diobservasi dalam penelitian ini adalah usia,
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
10
Hasil uji chi square menunjukkan
3. Hubungan
tidak ada hubungan yang bermakna
komplikasi
kehamilan
dengan kejadian BBLR
Tabel 3.Hubungan faktor komplikasi
kehamilan dengan kejadian BBLR
antara faktor usia ibu dengan kejadian
BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p
= 0,177 <  = 0,05). Berdasarkan nilai
OR = 1,58 dapat dinyatakan bahwa usia
ibu merupakan faktor risiko terjadinya
BBLR. Ibu hamil pada kelompok usia
berisiko 1,58 kali lebih besar mengalami
Hasil uji chi square menunjukkan ada
BBLR dibandingkan dengan ibu hamil
hubungan yang bermakna antara faktor
pada kelompok tidak berisiko.
komplikasi kehamilan ibu dengan kejadian
2. Hubungan paritas dengan kejadian
BBLR
Tabel 2. Hubungan faktor paritas
dengan kejadian BBLR
BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p =
0,012 <  = 0,05). Berdasarkan nilai OR =
2,54 dapat dinyatakan bahwa komplikasi
kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya
BBLR.
Ibu
hamil
yang
mengalami
komplikasi kehamilan berisiko 2,54 kali
lebih besar mengalami BBLR dibandingkan
dengan ibu hamil yang tidak mengalami
komplikasi kehamilan.
Hasil uji chi square menunjukkan
tidak ada hubungan yang bermakna
B.
ANALISIS MULTIVARIAT
antara faktor paritas ibu dengan kejadian
Setelah melakukan analisis bivariat,
BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p
ditentukan variabel yang memiliki nilai p ≤
= 0,550 <  = 0,05). Berdasarkan nilai
0,25, yang akan dimasukkan dalam analisis
OR = 1,43 dapat dinyatakan bahwa
multivariat (Santoso, 2008). Berdasarkan
paritas ibu merupakan faktor risiko
hasil analisis bivariat, variabel yang memiliki
terjadinya
pada
nilai p ≤ 0,25 adalah faktor usia (p = 0,177),
kelompok paritas berisiko 1,43 kali lebih
dan faktor komplikasi kehamilan (p = 0,012).
besar mengalami BBLR dibandingkan
Kedua variabel tersebut akan dilakukan
BBLR.
Ibu
hamil
dengan ibu hamil pada kelompok tidak
uji
logistic
berisiko.
backward, sehingga akan diketahui faktor
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
regression
dengan
metode
11
determinan yang mempengaruhi kejadian
Kehamilan
pada
usia
muda
BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014.
merupakan faktor risiko hal ini disebabkan
Metode backward akan mengeluarkan secara
belum matangnya organ reproduksi untuk
otomatis variabel yang mempunyai asosiasi
hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan
paling rendah dengan variabel dependen.
ibu
Tabel 4. Analisis regresi logistik hubungan
faktor usia, dan komplikasi kehamilan
dengan kejadian BBLR
pertumbuhan
janin
terjadinya
BBLR
maupun
perkembangan
yang
dan
memudahkan
(Manuaba,1998),
sedangkan menurut Wikipedia (2010) pada
umur diatas 35 tahun meskipun mereka
telah
berpengalaman,
tetapi
kondisi
badannya serta kesehatannya sudah mulai
menurun
janin
sehingga
intra
dapat mempengaruhi
uterin
dan
dapat
Tabel 4 menunjukkan bahwa secara statistik
menyebabkan
variabel komplikasi kehamilan
angka kejadian tertinggi BBLR adalah
(p = 0,014;
kelahiran BBLR, dimana
OR = 0,393) merupakan faktor determinan
pada wanita yang berusia
yang mempengaruhi kejadian BBLR di
tahun dan lebih dari 35 tahun, angka
RSUD Cilacap Tahun 2014.
kejadian terendah pada usia 20-35 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan tidak
PEMBAHASAN
1.
dibawah 20
Hubungan faktor usia dengan kejadian
BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014.
Hasil uji chi square menunjukkan
tidak ada hubungan yang bermakna antara
faktor usia ibu dengan kejadian BBLR di
RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p = 0,177 < 
= 0,05). Berdasarkan nilai OR = 1,58 dapat
dinyatakan bahwa usia ibu merupakan
faktor risiko terjadinya BBLR. Ibu hamil
ada hubungan antara umur ibu dengan
kejadian BBLR. Hal ini memang tidak
sesuai dengan teori Manuaba (1998) dan
Wikipedia
(2010a)
yang
mengatakan
umur dibawah 20 tahun dan lebih dari 35
tahun
merupakan
penyebab BBLR,
salah
satu
faktor
namun sama dengan
penelitian Jayanti Oktrina di RSUD Ulin
banjarmasin tahun 2006.
Tidak adanya hubungan antara umur
pada kelompok usia berisiko 1,58 kali lebih
dibandingkan
ibu dengan kejadian BBLR ini juga
dengan ibu hamil pada kelompok tidak
dikarenakan ada faktor-faktor lain yang
berisiko.
lebih kuat mempengaruhi terjadinya BBLR
besar mengalami BBLR
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
12
seperti paritas, kehamilan ganda, pre-
psikologis ibu yang masih belum stabil
eklampsia/eklampsia dan ketuban pecah
(Rochyati, 2003), Sedangkan menurut
dini. Jadi, kejadian BBLR tidak dipengaruhi
Wiknjosastro (2002), ibu yang pernah
oleh umur saja, meskipun ibu dengan umur
melahirkan anak empat kali atau lebih
berisiko namun jika ibu secara teratur
karena paritas yang terlalu tinggi akan
memeriksakan kehamilannya ke tempat
mengakibatkan
pelayanan kesehatan, memberikan nutrisi
terutama dalam hal fungsi pembuluh
yang cukup bagi janin yang dikandungnya
darah. Kehamilan yang berulang-ulang
dan
akan
tidak
memiliki
komplikasi
pada
terganggunya
menyebabkan
uterus
kerusakan
pada
kehamilannya maka kejadian BBLR dapat
dinding pembuluh darah uterus, hal ini
dihindarkan.
akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada
2. Hubungan faktor paritas dengan kejadian
BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014.
Hasil uji chi square menunjukkan
tidak ada hubungan yang bermakna
kehamilan selanjutnya sehingga dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan
yang selanjutnya akan melahirkan bayi
dengan BBLR.
antara faktor paritas ibu dengan kejadian
Hasil penelitian ini sejalan dengan
BBLR di RSUD Cilacap Tahun 2014 ( p
Sistiarani
= 0,550 <  = 0,05). Berdasarkan nilai
hubungan antara paritas ibu hamil
OR = 1,43 dapat dinyatakan bahwa
dengan kejadian bayi BBLR. Banyaknya
paritas ibu merupakan faktor risiko
anak akan mempengaruhi kesehatan ibu
terjadinya
dan merupakan faktor terjadinya BBLR,
BBLR.
Ibu
hamil
pada
menyatakan
tidak
ada
kelompok paritas berisiko 1,43 kali lebih
tumbuh kembang bayi lebih
lambat,
besar mengalami BBLR dibandingkan
pendidikan anak lebih rendah dan nutrisi
dengan ibu hamil pada kelompok tidak
kurang. Hasil penelitian ini juga sejalan
berisiko.
dengan penelitian Liza Salawati (2012)
Hasil Penelitian ini tidak sesuai
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
dengan teori yang menyatakan bahwa pada
antara paritas (p = 0,085, RP = 5,6)
primipara terkait dengan belum siapnya
dengan BBLR di RSUDZA Banda Aceh.
fungsi organ dalam menjaga kehamilan
dan
menerima
kehadiran
janin,
keterampilan ibu untuk melaksanakan
3. Hubungan faktor komplikasi kehamilan
dengan
kejadian
BBLR
di
RSUD
Cilacap Tahun 2014.
perawatan diri dan bayinya serta faktor
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
13
Hasil uji chi square menunjukkan
4. Faktor determinan yang berhubungan
ada hubungan yang bermakna antara
dengan
faktor komplikasi kehamilan ibu dengan
Cilacap Tahun 2014.
kejadian BBLR di RSUD Cilacap Tahun
kejadian
Hasil
BBLR
penelitian
di
RSUD
menunjukkan
2014 ( p = 0,012 <  = 0,05).
bahwa
Berdasarkan nilai OR = 2,54 dapat
komplikasi kehamilan (p = 0,014; OR =
dinyatakan bahwa komplikasi kehamilan
0,393) merupakan faktor determinan
merupakan
terjadinya
yang mempengaruhi kejadian BBLR di
BBLR. Ibu hamil yang mengalami
RSUD Cilacap Tahun 2014. Hasil
komplikasi kehamilan berisiko 2,54 kali
penelitian ini sejalan dengan penelitian
lebih
di
faktor
besar
risiko
mengalami
BBLR
secara
RSU
Margono
dibandingkan dengan ibu hamil yang
didapatkan
tidak mengalami komplikasi kehamilan.
kehamilan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
statistik
bahwa
variabel
tentang
adanya
yang
(gangguan/komplikasi
BBLR
riwayat
berisiko
selama
penelitian Sistiriani C (2008) yang
mempunyai
menyatakan bahwa secara statistik nilai
besar untuk terjadi BBLR dibandingkan
p = 0,03 , berarti pada α = 5% dapat
dengan
disimpulkan
beresiko
ada
perbedaan
yang
resiko 16,4
hamil)
kali
lebih
riwayat kehamilan yang tidak
(OR=16,4;95%
CI=4,6-
signifikan persentase BBLR antara ibu
59,1).Adanya penyakit selama hamil
yang
selama
mempunyai risiko 6kali lebih besaruntuk
tidak
terjadinya BBLR dibandingkan dengan
mempunyai
kehamilan
mempunyai
kehamilan.
penyakit
dengan
ibu yang
penyakit
Analisis
selama
faktor risiko
tidak ada
penyakit selama
hamil
(OR=6; 95% CI=1,9-19,0).
penyakit selama hamil didapatkan OR =
2,91 (95% CI:1,1 - 8,2) artinya ibu yang
KESIMPULAN
mengalami penyakit selama kehamilan
Faktor ibu yang mempunyai pengaruh
mempunyai peluang melahirkan BBLR
dengan BBLR adalah komplikasi kehamilan
2,91 kali dibandingkan ibu yang tidak
yang dialami ibu. Sedangkan faktor-faktor
mengalami
yang tidak mempunyai pengaruh adalah
kehamilan.
penyakit
selama
usia dan paritas ibu.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
14
Liza
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis
mengucapkan
terimakasih
kepada UPT Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat
STIKES
Al-Irsyad
Al-
Islamiyyah Cilacap, RSUD Cilacap atas
terselenggara penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto 2013, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, edisi revisi,
cetakan 15, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Cunningham 2006, Obstetri Williams
(Williams Obstetric), Alih Bahasa
Suyono dan Hartono, Edisi 18, EGC,
Jakarta.
Depkes 2010, Rencana Operasional Promosi
Kesehatan Ibu dan Anak, Pusat
Promosi
Kesehatan,
Departemen
Kesehatan RI.
Depkes 2011, Modul (Buku Panduan
Peserta)Manajemen Bayi Berat lahir
Rendah untuk Bidan di Desa,
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian
Kesehatan RI.
IDAI, 2008, Buku Ajar Neonatologi Edisi I
Cetakan Pertama, Badan Penerbit
IDAI,Jakarta
Irawati & Salimar 2014, Status Gizi Ibu
Sebelum Hamil Sebagai Prediksi Berat
dan Panjang Bayi Lahir di Kecamatan
Bogor Tengah, Kota Bogor: Studi
Kohor Prospektif Tumbuh Kembang
Anak Tahun 2012 – 2013, Penelitian
Gizi dan Makanan, Desember 2014
Vol. 37 (2), hh. 119-128.
Kasim, Surachman dan Rusmandiani, 2008,
Hubungan Antara Karakteristik Ibu
Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah Di Rumah Sakit
Immanuel Bandung Tahun 2008, Jurnal
kedokteran Maranatha Volume 10 NO
2 Februari 2008, ISSN 1411-9641.
Salawati, 2012, Hubungan Usia,
Parisitas, dan Pekerjaan Ibu Hamil
dengan Bayi Berat Lahir Rendah di
RSUDZA Banda Aceh. JURNAL
KEDOKTERAN
SYIAH
KUALA
Volume 12 Nomor 3 Desember 2012
Maryanti, Sujianti dan Budiarti 2011, Buku
Ajar Neonatus, Bayi dan Balita,
Cetakan I, CV. Trans Info Media,
Jakarta.
Manuaba 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB, Edisi : 2, Jakarta :
EGC
Merzalia 2012, Determinan Kejadian Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Kabupaten Belitung Timur Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2010-2011,
Skripsi,
Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Depok.
Mochtar 2012, Sinopsis Obstetri, Jilid 1,
EGC, Jakarta
Notoatmodjo 2010, Metodologi Penelitian
Kesehatan, edisi revisi, Rineka Cipta
Jakarta.
Nurul Fajriyah 2008, Gambaran Kejadian
BBLR, Karakteristik Ibu, ANC. dan
Karakteristik Bayi pada Bayi dari Ibu
Vegetarian Anggota Pusdiklat Buddhis
Maitreya Wira Jakarta Barat Tahun
2003-2008, Skripsi, Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat Gizi Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia,
Depok.
Pantiawati,2010, Bayi dengan BBLR, Nuha
Medika,Yogyakarta
Pardede,
Lubis
&
Hiswani
2013,
Karakteristik Ibu yang Melahirkan
Bayi dengan BeratBadan Lahir
Rendah(BBLR) di RSU Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2012 – 2013, Artikel,
Departemen Epidemiologi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Profil Kesehatan Indonesia 2013
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
15
Puspitasari 2010, Hubungan Karakteristik
Ibu Bersalin dengan Kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit
Umum Dr. Soediran Wonogiri, Skripsi,
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Sistiarani C. 2008. Faktor Maternal dan
Kualitas Pelayanan Antenatal yang
Berisiko terhadap Kejadian Berat
Badan
Lahir Rendah
(BBLR).
Universitas Diponegoro.
Supranto, 2007, Statistik untuk Pemimpin
Berwawasan Global, Edisi ke-2,
Salemba Empat, Jakarta.
Trihardiani 2011, Faktor Risiko Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah
Kerja Puskesmas Singkawang Timur
dan Utara Kota Singkawang, Artikel
Penelitian, Program Studi Ilmu Gizi,
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro, Semarang.
Wikipedia. 2010a. Bayi . tersedia dalam
website
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bayi) di
akses tanggal 26 maret 2016.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
16
Download