2 1.2 Tujuan Tujuan utama penulisan karya ilmiah ini adalah: 1. Memeriksa kestabilan model SIR, SIR vaksinasi, SEIR dan MSEIR pada masing-masing titik tetapnya dan menentukan perbedaan dari keempat model tersebut, 2. Dengan dinamika perubahan populasi pada model SIR, SIR vaksinasi, SEIR dan MSEIR didapat orbit kestabilannya, 3. Mendapatkan dan menginterpretasikan bilangan reproduksi dasar dari model SIR, SIR vaksinasi, SEIR dan MSEIR, II 1.3 Metode Metode tersebut dianalisis melalui dua cara yaitu secara matematis dan secara numerik. Secara matematis, dengan menganalisis kestabilan melalui penentuan titik tetap, orbit kestabilan, dinamika populasi dan kondisi yang memenuhi kestabilannya. Secara numerik menggunakan Software Maple 12 dengan diberikan parameter-parameter berbeda. LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Definisi 1 Sistem Persamaan Diferensial Linear (SPDL) Misalkan suatu persamaan differensial linear orde 1 dinyatakan sebagai berikut: ( ) = g(t) dengan ( ) dan g(t) adalah ̇ fungsi dari waktu t. Bila ( ) adalah suatu matriks berukuran n x n dengan koefisien konstan dan g(t) dinyatakan sebagai vektor konstan b maka diperoleh sebagai berikut; = ̇ = Ax + b, x(0) = x0 (Farlow 1994) Definisi 2 Titik Tetap Misalkan diberikan sistem persamaan differensial (SPD) sebagai berikut: = ̇ = f(x), x ϵ Suatu titik yang memenuhi f( ) = 0 disebut titik keseimbangan atau titik tetap dari sistem. (Tu 1994) Definisi 3 Titik Tetap Stabil Titik adalah titik tetap sebuah SPD dan x(t) adalah solusi yang memenuhi kondisi awal x(0)=x0 dan x0 . Titik dikatakan titik tetap stabil jika terdapat ɛ0 > 0, yang memenuhi sifat berikut; untuk setiap ɛ1, 0 < ɛ1< ɛ0, terdapat ɛ0 > 0 sedemikian sehingga jika || - x0 || < ɛ maka || - x(t)|| < ɛ1, untuk setiap t > t0. (Szidarovszky & Bahill 1998) Definisi 4 Titik Tetap Takstabil Misalkan adalah titik tetap sebuah SPD mandiri dan x(t) adalah sebuah solusi SPD mandiri dengan nilai awal x(0)= x0 dengan x0 Titik dikatakan titik tetap tak stabil jika terdapat radius ρ > 0 dengan ciri sebagai berikut: untuk sembarang r > 0 terdapat posisi awal x0 memenuhi || - x0 || < r, berakibat solusi x(t) memenuhi || - x(t)|| ρ, untuk paling sedikit satu t > 0. (Anton 1995) Definisi 5 Titik Tetap Stabil Asimtotik Lokal Titik dikatakan titik tetap asimtotik lokal jika titik dan terdapat ɛ > 0 sedemikian sehingga jika || - x0 || < 0 maka ( ) (Szidarovszky & Bahill 1998) Definisi 6 Titik Tetap Stabil Asimtotik Global Titik dikatakan titik tetap asismtot global jika titik stabil dan x0 ϵ (Szidarovszky & Bahill 1998) Definisi titik tetap stabil menyatakan bahwa titik stabil jika seluruh orbit (lintasan kurva dan yang menggambarkan solusi x(t) berada pada radius ε1, jika nilai awal (x0) yang terpilih cukup dekat dengan Titik tetap stabil asimtotik global, dipilih nilai awal (x0) di luar radius ε0 sehingga solusi x(t) adalah untuk t → . (Szidarovszky & Bahill 1998) Definisi 7 Nilai Eigen dan Vektor Eigen Misalkan A adalah matriks n x n ,maka suatu matrik taknol x di dalam disebut vektor eigen dari A, jika untuk suatu skalar λ, yang disebut nilai eigen dari A diperoleh; Ax = λx Vektor x disebut vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen λ. Untuk mencari nilai eigen maka persamaan diatas 3 dapat dituliskan sebagai berikut: (c)x = 0, dengan I matriks identitas persamaan Ax = λx mempunyai solusi tak nol jika dan hanya jika det (A - λI) = 0, persamaan ini dinamakan persamaan karakteristik. (Anton 1995) Definisi 8 Analisis Kestabilan Titik Tetap Misalkan diberikan matriks A yang berukuran 2 x 2 sebagai berikut: A =( ) Dengan persamaan karakteristik det(A – λI) = 0, dan I adalah matriks identitas, maka persamaan karakteristiknya menjadi: det ( ) = 0, sedemikian sehingga diperoleh persamaan , dengan τ = trace(A) = a+d dan = det(A) = ad-bc. Dengan demikian diperoleh nilai eigen dari A A = Df( ) = Df(x) x =x* = [ Sadel jika Perkalian dua buah nilai eigen real sembarang adalah negatif (λj,λk< 0 untuk j dan k sembarang). (Tu, 1994) Definisi 9 Pelinearan Untuk suatu SPD taklinear, analisis kestabilan dilakukan melalui pelinearan. Misalkan diberikan SPD taklinear sebagai berikut: ̇ = f(x) Dengan menggunakan ekspansi Taylor untuk suatu titik tetap , maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut: ̇ = Ax + Ҩ(x) Persamaan tersebut SPD taklinear dengan A adalah matriks Jakobi, ] =[ Dan Ҩ(x) suku berorde tinggi yang bersifat ( ) = 0. Selanjutnya Ax pada persamaan diatas disebut pelinearan dari sistem tak linear persamaan (1.8) yang didapatkan dalam bentuk ̇ = Ax. Untuk sistem yang berada dalam bidang (n=2) akan diperoleh; ̇ = f(x) = Ax + Ҩ(x) dengan ̇ = f1(x) = + Ҩ1(x1,x2) ̇ = f2(x) = + Ҩ2(x1,x2) dengan = , = √ adalah λj,k = . Analisis kestabilan titik tetap dilakukan untuk setiap nilai eigen yang diperoleh. Secara umum kestabilan suatu titik tetap didasarkan pada kriteria berikut: Stabil jika a. Setiap nilai eigen real adalah negatif (λj < 0) untuk setiap j) b. Setiap komponen nilai eigen kompleks lebih kecil atau sama dengan nol, (Re(λj 0) untuk setiap j). Tak Stabil jika a. Setiap nilai eigen real adalah positif (λj > 0) untuk setiap j) b. Setiap komponen nilai eigen kompleks lebih besar dari nol, (Re(λj 0) untuk setiap j). ] = dan , ( = ) = ( ) =0 dengan r = √ Nilai Ҩ1 dan Ҩ2 kecil sekali, sehingga dapat diabaikan. (Tu 1994) Definisi 10 Kriteria Kestabilan Teorema 1: (Rout-Hurwitz Criterion) Misalkan , …, bilangan real. Semua nilai eigen dari persamaan karakteristik ( ) Mempunyai bagian real yang negatif jika dan hanya jika determinan dari matriks untuk setiap j = 1, 2, 3,…, n [ ] adalah positif dengan jika k > n Berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz, untuk suatu nilai n = 2 maka titik stabil jika dan hanya jika dan disajikan pada teorema berikut. (Fisher 1990) Teorema 2 Misalkan A, B bilangan-bilangan real. Bagian real dari setiap nilai eigen persamaan karakteristik ( ) adalah negatif jika dan hanya jika A dan B positif. 4 individu rentan yang dapat menderita penyakit yang disebabkan oleh satu individu infeksi. Kondisi yang akan timbul adalah satu diantara tiga kemungkinan ini; a. Jika , maka penyakit akan menghilang, b. Jika , maka penyakit akan menetap (endemis), c. Jika , maka penyakit akan meningkat menjadi wabah. 2.2 Bilangan Reproduksi Dasar Bilangan reproduksi dasar adalah potensi penularan penyakit pada populasi rentan, merupakan rata-rata jumlah individu yang terinfeksi secara langsung oleh seorang penderita selama masa penularannya bila termasuk dalam populasi yang seluruhnya masih rentan. Untuk mengetahui tingkat penyebaran suatu penyakit diperlukan suatu parameter tertentu. Parameter yang biasa digunakan dalam masalah penyebaran penyakit adalah bilangan reproduksi dasar. Hethcote (2000) menyatakan bahwa bilangan reproduksi dasar merupakan rasio yang menunjukkan jumlah (Giesecke 1994) III PEMODELAN (infeksi) dan kelompok individu yang telah sembuh dan kebal dari penyakit (pulih). Dalam kasus yang paling dasar kita membuat asumsi bahwa sekali seorang individu telah terinfeksi dan kemudian telah pulih, maka individu tersebut tidak akan terjangkit kembali dikarenakan adanya kekebalan tubuh yang kuat. Dengan menganggap bahwa tingkat penularan penyakit sebanding dengan jumlah pertemuan antara individu rentan dan individu yang terinfeksi. 3.1 Model SIR Model SIR pada awalnya dikembangkan untuk mengetahui laju penyebaran dan kepunahan suatu wabah penyakit dalam poulasi tertutup dan bersifat epidemik. Hethcote (2000) menyatakan bahwa pada model epidemi SIR klasik, populasi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok individu yang sehat tetapi dapat terinfeksi penyakit (rentan), kelompok individu yang terinfeksi dan dapat sembuh dari penyakit β μ Rentan (S) ξ Infeksi (I) μ μ Pulih (R) µ Gambar 1. Dinamika populasi dalam model SIR Dari gambar 1 model SIR dapat dituliskan sebagai berikut: = -β S = β S –ξI = ξI – μR Keterangan: : populasi individu : kelompok individu yang rentan terinfeksi penyakit, I : kelompok individu yang terinfeksi (1) penyakit dan dapat sembuh dari penyakit, R : kelompok individu yang telah sembuh dan kebal dari penyakit, β : laju penularan penyakit, ξ : laju kesembuhan, µ : laju kelahiran dan laju kematian Dengan β, µ dan ξ adalah parameter positif yang merupakan tingkat transmisi. Sebagaimana ditetapkan, bahwa nilai dari (S + I + R) = N, sehingga S + I + R adalah konstan. Dalam populasi individu bahwa laju kelahiran sama dengan laju kematian. Populasi S akan meningkat seiring dengan bertambahnya individu kedalam suatu