BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi bisa dikatakan merupakan kebutuhan dasar manusia dan bagian dari kehidupan manusia. Semua hal yang dibutuhkan dan diinginkan oleh manusia disampaikan dengan komunikasi. Seluruh komunikasi disampaikan baik secara verbal maupun non verbal. Frank Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi-definisi komunikasi. Dimensi tersebut adalah tingkat observasi (level of observation), atau derajat keabstrakannya, kesengajaan (intentionality) dan penilaiain normatif.1 Banyak definisi komunikasi bersifat khas, mencerminkan paradigma atau perspektif yang digunakan ahli-ahli komunikasi tersebut dalam mendekati fenomena komunikasi. Komunikasi adalah proses sosial dimana individu menggunakan symbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.2 Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenalah : komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi public, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. 3 Salah satu kekuatan yang paling 1 Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta, Rosda, 2013, hal.60 Turner, Lynn.H dan West, Richard, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta, Salemba Humanika, 2012, ,halaman 5 3 Ibid hal 78 2 1 2 menghambat suksesnya kinerja organisasi adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat bertahan tanpa komunikasi. Komunikasi dalam kelompok merupakan perpindahan makna diantara anggota-anggotanya. Informasi atau gagasan dapat disebarkan melalui perpindahan makna dari satu orang ke orang lain. Makna itu juga harus dimengerti. Komunikasi bukanlah sekedar perpindahan makna tetapi juga harus mencakup pemahaman makna. Dalam sebuah kelompok, komunikasi memiliki fungsi kontrol, motivasi, ekspresi emosional, dan informasi. Komunikasi dengan cara-cara tertentu bertindak untuk mengontrol perilaku anggota. Kelompok atau organisasi memiliki hierarki otoritas dan garis panduan formal yang wajib ditaati oleh karyawan.4 Dalam setiap organisasi, komunikasi mempunyai peranan sentral. Ini berlaku terutama dalam masalah kedisiplinan pegawai dalam suatu organisasi. Proses dan pola komunikasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengoordinasi dan mengarahkan kegiatan karyawan ke tujuan dan sasaran organisasi. Komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan- 4 P. Robbins, Stephen dan A.Judge, Timothy, Op.cit.Buku 2, hal. 5 3 keputusan dan tindakan-tindakan individu dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi5. Rumah Sakit Marinir Cilandak adalah fasilitas kesehatan milik korps Marinir TNI AL yang mendukung dan melayani kesehatan anggota Marinir dan keluarganya. Sebagai organisasi yang berusaha untuk mencapai tujuannya dibutuhkan SDM handal yang mampu sejalan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan kegiatan organisasi yang efektif dan efisien. Pengelolaan komunikasi dalam organisasi sangat penting karena mampu menciptakan suasana kedisiplinan pegawai dalam bekerja. Komunikasi organisasi yang buruk mengakibatkan rasa kepuasan dari pegawai yang kurang, motivasi yang kurang dan kinerja yang rendah sehingga memunculkan konflik dalam organisasi. Kedisiplinan selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja, juga dipengaruhi oleh faktor kepribadian. Tidak patuhnya anggota dengan aturan yang ada disebut dengan pelanggaran kedisiplinan. Pelanggaran kedisiplinan yang terjadi di Rumah Sakit Marinir Cilandak pada periode bulan Januari 2014 – Juni 2014 adalah sebanyak 487 kali yang terdiri dari tidak ikut apel pagi (terlambat) tanpa keterangan alasan 195 kali. Tidak hadir tanpa keterangan 27 kali. Tidak mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan dan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan aturan 40 kali. Pelanggaran saat operasi penegakan hukum dan ketertiban oleh Dinas Provoost 5 Pace, R.Wayne dan Faules, Don F, terjemahan Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Jakarta, Remaja Rosdakarya, 1998, hal.149 4 Kormar sebanyak 25 kali.6 Adanya pelanggaran terhadap peraturan yang ada oleh anggota kelompok dan tidak melaksanakan pelayanan kesehatan yang sesuai prosedur akan mengakibatkan suasana kerja yang tidak harmonis, kesenjangan emosi hingga tujuan organisasi yang tidak bisa dicapai dengan optimal. Berdasarkan uraian di atas, kedisiplinan sangat tergantung dari komunikasi organisasi yang efektif antara organisasi dengan pegawai. Dimana untuk mendapatkan komunikasi yang efektif ini perlu adanya acuan beberapa kiteria dalam mencapai tujuan dari rumah sakit. Untuk itu, peneliti ingin meneliti lebih jelas lagi tentang “pengaruh komunikasi organisasi terhadap kedisiplinan pegawai Rumah Sakit Marinir Cilandak”. Sehingga kebutuhan pegawai terpenuhi sesuai dengan hak hak pegawai dan pegawai melakukan kewajibannya dengan baik melalui komunikasi yang efektif dari pihak organisasi sebagai tempat mereka bekerja. 1.2. Rumusan Masalah Melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam pendahuluan yang telah di uraikan dalam pendahuluan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah komunikasi organisasi memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan pegawai Rumah Sakit Marinir Cilandak. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah komunikasi organisasi memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan pegawai rumah sakit. 6 Buku jurnal pelanggaran disiplin Satma Rumah Sakit Marinir Cilandak 2014 5 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis Sebagai pengetahuan tambahan mengenai komunikasi organisasi dan pengaruhnya terhadap kedisiplinan pegawai. 1.4.2. Manfaat Praktis Sebagai bahan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Marinir Cilandak agar lebih memahami tentang pola komunikasi organisasi yang baik dan efektif dan dapat bertindak lebih tegas apabila terdapat pelanggaran kedisiplinan pegawai guna mencapai tujuan organisasi.