desentralisasi dan demokrasi.doc

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desentralisasi dan demokratisasi merupakan dua arus utama perubahan politik di
Indonesia selama lima tahun transisi dan reformasi politik. Secara teoritis antara
desentralisasi dan demokratisasi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Desentralisasi dan
otonomi daerah tidak hanya berurusan dengan persoalan pembagian kewenangan dan
keuangan dari pusat ke daerah, melainkan juga akan membawa negara lebih dekat pada
masyarakat atau membuat demokrasi lokal bekerja (akuntabilitas lokal, transparansi,
responsivitas dan partisipasi masyarakat). Voice, akses dan kontrol masyarakat terhadap
pemerintah akan lebih dekat apabila terjadi desentralisasi dan otonomi daerah. Tanpa
demokrasi dan partisipasi, maka desentralisasi dan otonomi daerah hanya memindahkan
sentralisasi dan korupsi dari Jakarta ke daerah.
Sebaliknya demokratisasi yang terjadi di level nasional harus didesentralisasikan ke
tingkat lokal. Jika tidak ada desentralisasi, maka sama saja menjauhkan pemerintah dari
masyarakat dan sekaligus mempersempit akses masyarakat dalam proses politik.
Demokratisasi tidak hanya mencakup masalah pemilihan umum nasional atau check and
balances antara DPR dan Presiden yang terjadi di Jakarta, melainkan yang jauh lebih penting
adalah praktik demokrasi di tingkat lokal, termasuk partisipasi masyarakat dalam urusan
publik yang berkenaan dengan hidupnya sehari-hari.
Keterkaitan antara desentralisasi dan demokrasi di atas kemudian melahirkan konsep
desentralisasi-demokratis atau model otonomi daerah berbasis masyarakat (ODBM). Secara
prinsipil, ODBM adalah otonomi yang dibingkai dengan demokrasi, dan demokrasi yang
berbasis pada partisipasi masyarakat. Semuanya berawal dari masyarakat dan dikembalikan
untuk masyarakat. ODBM juga identik dengan konsep desentralisasi demokratis (democratic
decentralisation), yakni sebagai bentuk pengembangan hubungan sinergis antara pemerintah
pusat dengan pemerintah lokal dan antara pemerintah lokal dengan warga masyarakat.
Desentralisasi demokratis hendak mengelola kekuasaan untuk mengembangkan kebijakan,
perluasan proses demokrasi pada level pemerintahan yang lebih rendah, dan mengembangkan
standar (ukuran) yang menjamin bahwa demokrasi berlangsung secara berkelanjutan.
1.2 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari desentralisasi dan demokrasi.
2. Untuk mengetahui distorsi wacana otonomi daerah.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang disebabkan dari praktik otonomi daerah.
4. Untuk mengetahui bagaimana membuat desentralisasi dan demokrasi lokal bisa bekerja
dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Demokrasi dan Desentralisasi
Demokrasi
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah
sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini
telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah
prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif
dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
(independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini
bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu
struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang
memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Desentralisasi adalah
penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari
rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. dengan adanya
desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi
sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan
sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan
Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan
karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma
pemerintahan di Indonesia.
Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab,
kewenangan, dan sumber-sumber daya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah. Dasar pemikiran yang melatarbelakanginya adalah keinginan untuk
memindahkan pengambilan keputusan untuk lebih dekat dengan mereka yang merasakan
langsung pengaruh program dan pelayanan yang dirancang dan dilaksanakan oleh
pemerintah. Hal ini akan meningkatkan relevansi antara pelayanan umum dengan
kebutuhan dan kondisi masyarakat lokal, sekaligus tetap mengejar tujuan yang ingin
dicapai oleh pemerintah ditingkat daerah dan nasional, dari segi sosial dan ekonomi.
Inisiatif peningkatan perencanaan, pelaksanaan, dan keuangan pembangunan sosial
ekonomi diharapkan dapat menjamin digunakannya sumber-sumber daya pemerintah
secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Unsur desentralisasi dalam konteks desentralisasi demokratis mengandung dua
elemen penting. Pertama, pelembagaan pembaharuan konstitusional dan hukum untuk
membagi kekuasaan pada struktur pemerintahan lokal (perubahan dalam konteks hubungan
antar level pemerintahan). Kedua, peningkatan kemampuan pemerintah daerah/desa untuk
bertindak (kapasitas SDM dan finansial serta tanggungjawab yang signifikan). Sedangkan
tata pemerintahan daerah/desa yang demokratis mencakup tiga elemen. Pertama, pengelolaan
pemerintahan daerah/desa secara transparan, akuntabel dan responsif (perubahan dalam
konteks hubungan antara pemerintah daerah/desa dengan warga masyarakat lokal). Kedua,
penguatan peran elemen-elemen masyarakat sipil (partisipasi warga masyarakat baik secara
individual maupun kolektif). Ketiga, perbaikan kualitas hidup warga masyarakat
(pemberdayaan warga, kualitas layanan publik dan pemerataan akses).
Anonimous a. 2010. Negara Kesatuan dan Federal. Diakses 25 September 2012
(http://toniibloges.blogspot.com/2010/09/perbedaan-negara-kesatuan-dannegara.html)
Download