MODUL PERKULIAHAN Bahasa Indonesia Pilihan Kata (Diksi) Fakultas Program Studi ……………………….. ………………………… Tatap Maya 11 Kode MK Disusun Oleh MK90008 Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Abstract Kompetensi Diksi merupakan cara memilih kata yang tepat terutama bagi penulis dan pembicara, sehingga apa yang diungkapkannya dapat diterima oleh pembaca dan pendengar dengan tepat. Diksi meliputi; kamus, thesaurus serta syarat-syarat pemilihan kata. Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu menggunakan kamus dan tesaurus untuk mencari kata dengan tepat untuk mereka gunakan dalam kalimat. Selain itu, dengan mengetahui syarat-syarat diksi, mahasiswa mampu memilih kata mana yang tepat untuk dia ungkapkan, baik melalui lisan maupun tulisan. Latar Belakang Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Ketersediaan kata akan ada apabila seseorang mempunyai perbendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia memiliki senarai (daftar) kata. Dari senarai kata itu dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata. Pemilihan kata bukanlah sekadar kegiatan memilih kata yag tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa masyarakat pemakainya. Untuk itu, dalam memilih kata diperlukan analisis dan pertimbangan tertentu. Sebagai contoh, kata mati bersinonim dengan mampus, meninggal, wafat, mangkat, tewas, gugur, berpulang, kembali ke haribaan Tuhan. Akan tetapi, kata-kata tersebut tidak dapat bebas digunakan. Mengapa? Ada nilai rasa dan nuansa makna yang membedakannya. Kita tidak dapat mengatakan Kucing kesayanganku wafat tadi malam. Sebaliknya, kurang tepat pula jika kita mengatakan Menteri Fulan mati tadi malam. Itulah contoh hasil analisis dan pertimbangan tertentu. Dari uraian di atas ada tiga hal yang dapat kita petik. Pertama, kemampuan memilih kata hanya dimungkinkan bila seseorang menguasai kosa kata yang cukup luas. Kedua, diksi atau pilihan kata mengandung pengertian upaya atau kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun. Ketiga, pilihan kata menyangkut kemampuan untuk memilih kata yang tepat dan cocok untuk situasi atau konteks tertentu. Agar dapat mendayagunakan bahasa secara maksimal diperlukan kesadaran betapa pentingnya menguasai kosakata. Kesadaran itulah yang memotivasi kita untuk lebih rajin membuka kamus – baik kamus sinonim maupun antonim – dan tesaurus sebagai gudangnya kata. Apa beda kedua sumber tersebut? Sejauh mana sumber itu mempengaruhi diksi? Pertanyaan itu akan terjawab jika Anda mau memperhatikan uraian dan contoh berikut ini dengan saksama. 2016 2 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Kamus Untuk memahami arti kata beda, misalnya, kita dapat membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Balai Pustaka (1993:104 – 105). Di dalam kamus itu tertulis sebagai berikut: beda: /beda/ n. (nomina = kata benda) 1. sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama) antar benda yang satu dengan benda yang lain; ketidaksamaan: Kelakuan anak itu tidak ada bedanya dengan kelakuan ayahnya. 2. selisih; pautan. Barang impor dan barang buatan dalam negeri bedanya tidak seberapa. berbeda, v. (verba = kata kerja) ada bedanya; berlainan: Mereka mempunyai potongan rambut yang berbeda, seorang panjang dan seorang lagi pendek. berbeda-beda v. (verba = kata kerja) berlain-lain; berlainan: Kepala sama hitam, pendapat berbeda-beda. membedakan v. (verba = kata kerja) 1. menyatakan ada bedanya: Dia belum dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. 2. memperlakukan secara berbeda (tidak sama), memisahkan: Kita harus dapat membeda-bedakan antar urusan pribadi dan urusan dinas. membeda-bedakan v. (verba = kata kerja) menganggap (memperlakukan) berbeda (tidak sama); pilih kasih: Kita jangan mebedabedakan antara orang kaya dan yang miskin. terbeda-bedakan a. (adjektiva = kata sifat) dapat dibeda-bedakan perbedaan n. (nomina = kata benda) 1. beda; selisih: Perpecahan terjadi karena perbedaan paham. 2016 3 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. hal-hal yang berbeda; hal-hal yang membuat berbeda: Perbedaan perlakuan terhadap tamu menyalahi aturan rumah penginapan itu. memperbedakan v. (verba = kata kerja) memperlainkan; menganggap (memperlakukan) berbeda (tidak sama) dari yang lain: Kamu jangan memperbedakan anak itu, saya kira dia pun sama dengan yang lain. pembeda n. (nomina = kata benda) 1. orang yang membedakan 2. alat (hal) yang memedakan pembedaan n. (nomina = kata benda) proses; perbuatan, cara membedakan Informasi apa yang kita peroleh dari lema (entri) beda dalam KBBI? Paling tidak ada lima hal. Pertama, kita mendapat informasi tentang jenis atau kelas dari kata dasar beda dan kata turunannya (nomina, verba atau adjektiva). Kedua, kita memperoleh informasi tentang makna kata beda itu sendiri. Ketiga, kita diberi contoh penggunaan kata dara beda dan kata turunannya dalam kalimat. Keempat, kita mengetahui bahwa dari kata beda dapat diturunkan kata berbeda, berbeda-beda, perbedaan, membedakan, membeda-bedakan, terbeda-bedakan, memperbedakan, pembeda, dan pembedaan. Kelima, kita memperoleh pula informasi tentang sinonim dari kata berbeda, yaitu berlainan, berselisih, berpautan, dan masing-masing berlainan. b. Tesaurus Tesaurus merupakan khazanah kata yang disusun menurut sebuah sistem tertentu, terdiri dari gagasan-gagasan yang mempunyai pertalian timbal balik sehingga setiap pemakai dapat memilih istilah atau kata yang ada di dalamnya. (Keraf, 1988:69) Apa yang akan kita peroleh jika kita membuka tesaurus? Tidak hanya kelima informasi seperti yang kita peroleh darimembaca kamus, tetapi kita juga akan mengetahui asal kata (etimologi), antonimnya, dan bahkan kata-kata apa saja yang kerap berpasangan dengan kata yang sedang kita telusuri. Sebagai uji coba, jika Anda ingin menelusuri kata beda, dalam bahasa Inggris, cobalah buka Websters New World 2016 4 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Thessaurus terbitan tahun 1995, halaman 197. Hal yang menggembirakan bagi para pencinta bahasa Indonesia, kini telah terbit Tesaurus Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Eko Endarmoko, diterbitkan oleh Gramedia. Anda dapat melakukan uji coba menelusuri kata tertentu dengan memanfaatkan tesaurus tersebut. Syarat Ketepatan Pemilihan Kata Tadi sudah disebutkan bahwa kemahiran memilih kata terkait erat dengan penguasaan kosakata. Seseorang yang menguasai kosakata, selain mengetahui makna kata, ia juga akan memahami perubahan makna. Di samping itu, agar dapat menjadi pemilih kata yang akurat, seseorang harus menguasai sejumlah persyaratan lagi. Syarat tersebut menurut Keraf (1988:88) ada enam. Berikut ini adalah rincian keenam syarat itu beserta contohnya dan anjuran untuk melatih ketajaman pemahamannya. 1. Dapat membedakan denotasi dan konotasi. Contoh: (1) Bunga edelweis hanya tumbuh di tempat yang tinggi (gunung). (2) Jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit bank. 2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim. Contoh: (3) Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha? (4) Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha. 3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya. Contoh: intensif – intensif preposisi – proposisi interferensi – inferensi korporasi – koperasi karton – kartun 4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak Contoh: keadilan, kebahagiaan, keluhuran, kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan 2016 5 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat. Contoh: Pasangan yang salah Pasangan yang benar antara … dengan … antara … dan … tidak … melainkan tidak … tetapi … baik … ataupun … kata penghubung baik … maupun Contoh pemakaian yang salah … bukan … tetapi ... kewajiban pegawai bukan … melainkan … Antara hak dengan haruslah berimbang. Korban PHK itu tidak menuntut bonus, melainkan pesangon. Baik dosen ataupun mahasiswa ikut memperjuangkan reformasi. Bukan aku yang tidak mau, tetapi dia yang tidak suka. Contoh pemakaian kata penghubung yang benar Antara hak dan kewajibam pegawai haruslah berimbang. Korban PHK itu tidak menuntut bonus, tetapi pesangon. Baik dosen maupun mahasiswa ikut memperjuangkan reformasi. Bukan aku yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka. Dapat membedakan kata-kata yang umum dan kata-kata yang khusus. Kata melihat adalah kata umum yang merujuk pada perihal ‘mengetahui sesuatu melalui indera mata’. Kata melihat tidak hanya digunakan untuk menyatakan membuka mata serta menunjuk ke objek tertentu, tetapi juga untuk mengetahui hal yang berkenaan dengan objek tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan dan bandingkan contoh berikut ini. Contoh: Kata umum 2016 6 :melihat Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kata khusus :melotot, memandang, menatap, membelalak, melirik, memperhatikan, mengerling, mengamati, mengintai, mengawasi, mengintip, menonton, meneropong. Sebagai ajang latihan diksi ada baiknya jika Anda mencoba menggunakan katakata di atas dalam kalimat. Untuk mempertajam pemahaman makna, kadang-kadang kita memerlukan terjemahan asingnya, terutama bahasa Inggris sebagai pembanding, sebab perbedaan nuansa makna antarkata yang bermiripan itu kadang-kadang begitu tipis. Dengan memahami makna yang tepat akan dapat dilakukan pemilihan kata yang akurat. Bandingkan dengan cermat tatanan kata-kata bahasa Indonesia dalam bahasa Inggris pada tabel di bawah ini. PERBANDINGAN KATA INDONESIA – INGGRIS DALAM UPAYA MEDAPATKAN DIKSI YANG TEPAT Bahasa Indonesia Bahasa Inggris perencanaan planning rencana plan jadwal schedule program program agneda, acara agenda rancangan, desain desain hampa, vakum vacuum kompong void Gaya Bahasa, Idiom, dan Ungkapan Idiomatik kosong Gaya Bahasa empty blanko blank Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara luang mengungkapkan maksudnya. Banyak free cara yang dapat dipakai untuk penutur mengungkapkan memakai perlambang (majas metafora, lowong, lowonganmaksud. Ada cara yang vacant, vacancy personifikasi); ada cara yang menekankan kehalusan (majas eufemisme, litotes); dan nihil nil, nought 2016 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning 7 Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd http://www.mercubuana.ac.id masih banyak lagi majas yang lainnya. Semua itu pada prinsipnya merupakan corak seni berbahasa atau retorika untuk menimbulkan kesan tertentu bagi mitra komunikasi kita (pembaca/pendengar). Sebelum menampilkan gaya tertentu ada enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan mitranya, yaitu: a. cara dan media komunikasi: lisan atau tulis, langsung atau tidak langsung, media cetak atau media elektronik; b. bidang ilmu: filsafat, sastra, hukum, teknik, kedokteran; c. situasi: resmi, tidak resmi, setengah resmi d. ruang atau konteks: seminar, kuliah, ceramah, pidato; e. khalayak: dibedakan berdasarkan umur (anak-anak, remaja, dewasa, orang tua); jenis kelamin (lelaki dan perempuan); tingkat pendidikan dan status sosial (rendah, menengah, tinggi); f. tujuan: membandingkan emosi, diplomasi, humor, informasi. Idiom Idiom adalah ugkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya (Moeliono, 1984:177). Menurut Badudu (1989:47), “…idiom adalah bahasa yang teradakan….” Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna. Meski dengan prinsip ekonomi bahasa pun, salah satu unsurnya tidak boleh dihilangkan. Setiap idiom sudah terpatri sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tidak mau harus tunduk pada aturan pemakainya. Sebagian besar idiom yang berupa kelompok kata, misalnya, gulung tikar, adu domba, muka tembok tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi *tikar gulung, *domba adu, *tembok muka karena ketiga kelompok kata yang terakhir itu bukan idiom. Ungkapan idiomatik Di bawah tingkatan idiom ini ada pasangan kata yang selalu muncul bersama sebagai frasa. Kelompok kata bertemu dengan, dibacakan oleh, misalnya, bukan idiom, 2016 8 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tetapi berperilaku idiom. Pasangan kelompok kata semacam ini pantas disebut ungkapan idiomatik. Kedua contoh kata di bawah ini belum beraroma idiomatis karena tidak berisi ungkapan idiomatik. (1) Polisi bertemu maling. (2) Berita selengkapnya dibacakan Sazli Rais. Dengan alasan ekonomi bahasa pun contoh (1) dan (2) tetap salah karena terasa timpang. Pembetulannya tidak lain adalah dengan cara menempatkan pasangan serasi bagi kata bertemu, yaitu dengan; dan pasangan serasi bagi kata dibacakan, yaitu oleh.. (1a) Polisi bertemu dengan maling. (2a) Berita selengkapnya dibacakan oleh Sazli Rais. Jadi, dalam pemakaian bahasa adakalanya kita perlu memperhatikan frasa tertentu, dalam hal ini kata yang berpasangan tetap karena kedua kata itu secara bersama dapat menciptakan ungkapan idiomatik. Amatilah beberapa contoh ungkapan idiomatik di bawah ini: berasal/berawal dari disebabkan oleh berdasar pada sampai ke bergantung pada sehubungan dengan bertemu/berjumpa dengan seirama/sejalan dengan berkenaan dengan sesuai dengan berkaitan/bertalian dengan terbuat dari dibacakan oleh terdiri atas/dari diperuntukkan bagi bergantung pada Perhatikan contoh pemakaian ungkapan idiomatik yang salah dalam kalimat berikut. Perbaikannya adalah dengan memakai ungkapan idiomatik yang ditempatkan dalam tanda kurung. 2016 9 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kemelut ini disebabkan karena kelalaian kita. (disebabkan oleh) Sembako itu diperuntukkan untuk rakyat kecil. (diperuntukkan bagi) Sesuai keputusan rapat … (sesuai dengan) Dari Jakarta sampai Bogor 60 km. (sampai ke) Sehubungan kedatangan tamu negara… (sehubungan dengan) Rombongan itu terdiri enam pria dan empat wanita. (terdiri atas/dari) Keputusannya bergantung atasan. (bergantung pada) Kesalahan Pemakaian gabungan Kata dan Kata Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata yang mana, di mana, daripada Selain ungkapan idiomatik yang telah dicontohkan, ada juga gabungan kata yang lain yang fungsinya berbeda dengan ungkapan idiomatik. Gabungan kata yang dimaksud adalah yang mana, di mana, daripada. Ketiga bentuk itu sengaja diangkat di sini karena pemakainnya di tengah masyarakat masih banyak yang salah. Perhatikan contoh pemakaian yang mana, di mana, daripada yang salah dalam kalimat di bawah ini: (1) Marilah kita dengarkan sambutan yang mana akan disampaikan oleh Pak Lurah. (2) Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para Ketua RT dan ketua RW telah dibacakan… (3) Demikian tadi sambutan Pak Lurah di mana beliau telah menghimbau kita untuk lebih tekun bekerja. (4) Kita perlu mensyukuri nikmat di mana kita telah diberi rezeki oleh Tuhan. (5) Marilah kita perhatikan kebersihan daripada lingkungan kita. (6) Tujuan daripada pertemuan ini adalah untuk memperkenalkan pejabat baru di lingkungan unit kerja kita. Kalimat (1) sampai (6) kerap kita dengar dalam aktivitas bermasyarakat. Kalau kita amati, ada dua jenis kesalahan dalam pemakaian bentuk gabungan itu. Kesalahan pertama, dalam sebagian besar kalimat itu terdapat kata yang berlebih atau mubazir yang mengakibatkan terjadinya polusi bahasa. Kata mana dalam kalimat (1) dan (2) tidak diperlukan. Cobalah baca kalimat (1) dan (2) tanpa mengikutsertakan kata mana; 2016 10 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kedua kalimat itu menjadi efektif, bukan? Demikian juga kalimat (5) dan (6), cobalah dibaca tanpa mengikutsertakan daripada, pasti kalimatnya menjadi mulus. Hal itu membuktikan pemakaian bentuk gabung yang mana dalam kalimat (1) dan (2) serta daripada dalam kalimat (5) dan (6) tidak tepat. Kesalahan kedua, pada sebagian besar kalimat contoh terjadi salah pakai alias salah alamat. Bentuk gabung di mana tidak boleh dipakai dalam kalimat (3) dan (4) karena – seperti juga dua bentuk gabung lainnya – peruntukannya salah. Fungsi di mana dan yang mana bukan sebagai penghubung kaluasa-klausa, baik di dalam sebuah kalimat maupun penghubung antarkalimat. Kalimat (3) harus dipecah menjadi dua kalimat, yaitu (3a) Demikian tadi sambutan Pak Lurah. (3a) Beliau telah mengimbau kita untuk lebih tekun bekerja. Adapun perbaikan kalimat (4) dapat dilakukan dengan menempatkan kata karena sebagai kata penghubung yang tepat untuk menggantikan di mana sehingga bunyi kalimatnya menjadi (4a) Kita perlu mensyukuri nikmat (Tuhan) karena (kita) telah diberi rezeki oleh Tuhan. Sesuai dengan fungsinya yang benar, pemakaian di mana, yang mana, dan daripada yang tepat adalah sebagai berikut. Bentuk gabung di mana dipakai sebagai kata tanya untuk menanyakan tempat. Contoh: 7. Di mana Anda tinggal? 8. Anda tinggal di mana? 9. Di mana disket itu kamu simpan? Bentuk gabung yang mana dipakai dalam kalimat tanya yang mengandung pilihan, termasuk dalam pertanyaan retoris. Contoh: 10. Anda akan memakai komputer yang mana? 11. Komputer yang mana yang akan kita bawa? 12. Karena kembar, sukar membedakan yang mana Ana yang mana Ani. 2016 11 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bentuk gabung daripada dipakai untuk membuat perbandingan atau pengontrasan sesuatu terhadap yang lainnya. Contoh: 13. Biaya rental internet lebih mahal daripada rental komputer. 14. Daripada kuliah di kota A lebih baik di kota B. Kesalahan Pemakaian Kata dengan, di, dan ke Pemakaian kata dengan dalam kalimat terutama ragam lisan, sering tidak tepat. Perhatikan contoh yang salah berikut ini. 1. Sampaikan salam saya dengan Dona. 2. Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya. 3. Rumahnya diagunkan dengan bank. Kata dengan pada kalimat (1), (2), dan (3) harus diganti dengan kepada. Jika tidak, kepada siapa salam ditujukkan; kepada siapa pertanyaan diajukan; dan kepada siapa rumah diagunkan; sebenarnya belum jelas. Kata dengan tidak cocok dipakai dalam ketiga kalimat itu karena dengan dapat berarti bersama. Bukankah pengertian kalimat Rudi pergi dengan Doni sama dengan Rudi pergi bersama Doni? Karena itu, kalimat (1), (2), dan (3) harus diperbaiki menjadi seperti berikut ini. (1a) Sampaikan salam saya dengan Dona. (2a) Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya. (3a) Rumahnya diagunkan dengan bank. Selain untuk mengungkapkan arti ‘bersama’ kata dengan dapat difungsikan untuk menyatakan hal berikut. Adanya alat yang digunakan untukmelakukan sesuatu. Contoh: (4) Saya mengetik dengan komputer. (5) Dengan gas air mata polisi menghalau pengunjuk rasa. Adanya beberapa pelaku yang mengambil bagian pada peristiwa yang sama. Contoh: (6) 2016 Peneliti itu sedang berbicara dengan respondennya. 12 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (7) Secara kebetulan aku bertemu dengan guru SD-ku di pesta itu. Adanya sesuatu yang menyertai sesuatu yang lain. Contoh: (8) Bersama dengan surat lamaran pekerjaan ini saya lampirkan CV. (9) Ujian akhir semester berlangsung dengan tertib. Selain ketiga fungsi tersebut, kata dengan juga digunakan untuk membentuk kata berpasangan. Kata-kata seperti berbeda, berkenaan, bersamaan, bertentangan, bertepatan, sehubungan, sesuai; jika ditambahi kata dengan menjadi berbeda dengan, berkenaan dengan, bersamaan dengan, yang dapat dimanfaatkan antara lain sebagai frasa transisi untuk membentuk kalimat dan alinea. Senada dengan kekeliruan pemakaian kata sambung dengan, pemakaian yang keliru juga sering terjadi untuk kata depan di dan ke yang seharusnya diisi oleh kata pada dan kepada. Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, arah, dan waktu, sedangkan kata kepada harus diikuti oleh nama/jabatan orang atau kata ganti orang. Contoh: (10) Buku agendaku tertinggal di rumah Andi. (11) Jangan menoleh ke kiri! (12) Masyarakat agraris umumnya berorientasi ke masa lalu. (13) Permohonan cuti diajukan kepada direktur. Dalam kenyataan masih cukup banyak orang yang salah memakai kata depan di dan ke. Di kampus-kampus pun kita sering mendengar para mahasiswa memakai kedua kata ini secara keliru. Kekeliruan itu terjadi akibat pencampuradukkan pemakaian ragam lisan dan ragam tulism atau ragam tak resmi dan ragam resmi. Kesalahan diksi dalam ragam lisan/tal resmi itu sering terbawa ke dalam ragam tulis/ragam resmi. Perhatikan diksi yang salah berikut ini. Kata-kata yang seharusnya dipakai adalah yang ditempatkan dalam tanda kurung. (14) Dokumen itu ada di kita (pada) (15) Setelah tugas selesai, harap segera melapor ke dosen. (kepada) (16) Tolong berikan buku ini ke Tuti. (kepada) 2016 13 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kesalahan Pemakaian Kata berbahagia Dalam pertemuan formal di tengah masyarakat, kita sering mendengar kata berbahagia dipakai secara rutin oleh pembawa acara dan juga oleh pembicara lain, termasuk para pejabat yang menyampaikan kata sambutan. Umumnya kata berbahagia itu dimunculkan pada bagian awal suatu acara ketika pembicara menyapa hadirin, seperti contoh yang keliru berikut ini. (1) Selamat malam dan selamat datang di tempat yang berbahagia ini. (2) Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami mengajak hadirin untuk … Mengapa pemakaian kata berbahagia dalam kalimat (1) dan (2) dikatakan keliru? Karena kata berbahagia bukan kata sifat. Jika kata berbahagia pada kalimat (1) diisi oleh kata sifat, misalnya, aman, bersih, atau indah, tentu saja kalimatnya benar. Demikian juga jika kata sifat langka atau baik menggantikan kata berbahagia pada kalimat (2), kalimatnya juga menjadi benar. Kata berbahagia berasal dari kata sifat bahagia, lalu diberi awalan ber- sehingga menjadi kata kerja. Perhatikan proses perubahan kata sifat menjadi kata kerja dan arti yang ditimbulkannya. bahagia (adjektiva) berbahagia (verba) = ‘merasa bahagia’ sedih (adjektiva) bersedih (verba) = ‘merasa sedih’ Seperti kita ketahui, kata kerja/verba dipakai untuk menerangkan aktivitas atau pekerjaan. Kalimat (1) dan (2) dapat menimbulkan pertanyaan: dapatkah tempat dan kesempatan melakukan pekerjaan merasakan atau menunjukkan bahagia? Tentu saja tidak. Yang dapat merasakan bahagia adalah orang, bukan tempat atau kesempatan. Oleh manusia, tempat dapat dijadikan aman, bersih, dan indah sehingga dapat membahagiakan orang atau membuat orang senang. Kesempatan yang langka, misalnya, dapat membahagiakan orang yang memperolehnya. Karena itu, kalimat (1) dan (2) itu salah diksinya. Agar arti kedua kalimat itu menjadi logis dan mantap, kata berbahagia yang dipakai di situ harus diganti dengan membahagiakan atau menyenangkan. (1a) Selamat malam dan selamat datang di tempat yang membahagiakan ini. 2016 14 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (2a) Pada kesempatan yang membahagiakan ini, kami mengajak hadirin untuk… (2b) Pada kesempatan yang menyenangkan ini, kami mengharapkan hadirin untuk… 2016 15 Bahasa Indonesia Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jilid 2. Jakarta: Gramedia. Departemen Pendidikan Nasional. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Endarmoko, Eko. 2007. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia. Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Cetakan ke-14. Ende : Nusa Indah. Moeliono, Anton M. 1984. Santun Bahasa. Jakarta : Gramedia. Sugono, Dendy. 1989. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta : PT Prisatu.