Modul Bahasa Indonesia [TM11]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Bahasa
Indonesia
Pilihan Kata (Diksi)
Fakultas
Program Studi
………………………..
…………………………
Tatap Maya
11
Kode MK
Disusun Oleh
MK90008
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd.
Abstract
Kompetensi
Diksi merupakan cara memilih kata
yang tepat terutama bagi penulis
dan pembicara, sehingga apa yang
diungkapkannya dapat diterima oleh
pembaca dan pendengar dengan
tepat. Diksi meliputi; kamus,
thesaurus
serta
syarat-syarat
pemilihan kata.
Setelah
mempelajari
bab
ini
mahasiswa mampu menggunakan
kamus dan tesaurus untuk mencari
kata dengan tepat untuk mereka
gunakan dalam kalimat. Selain itu,
dengan mengetahui syarat-syarat
diksi, mahasiswa mampu memilih
kata mana yang tepat untuk dia
ungkapkan, baik melalui lisan maupun
tulisan.
Latar Belakang
Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu
untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan
bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Ketersediaan
kata akan ada apabila seseorang mempunyai perbendaharaan kata yang memadai,
seakan-akan ia memiliki senarai (daftar) kata. Dari senarai kata itu dipilih satu kata yang
paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata
yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi
kata.
Pemilihan kata bukanlah sekadar kegiatan memilih kata yag tepat, melainkan
juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks di
mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa masyarakat
pemakainya. Untuk itu, dalam memilih kata diperlukan analisis dan pertimbangan
tertentu. Sebagai contoh, kata mati bersinonim dengan mampus, meninggal, wafat,
mangkat, tewas, gugur, berpulang, kembali ke haribaan Tuhan. Akan tetapi, kata-kata
tersebut tidak dapat bebas digunakan. Mengapa? Ada nilai rasa dan nuansa makna
yang membedakannya. Kita tidak dapat mengatakan Kucing kesayanganku wafat tadi
malam. Sebaliknya, kurang tepat pula jika kita mengatakan Menteri Fulan mati tadi
malam. Itulah contoh hasil analisis dan pertimbangan tertentu.
Dari uraian di atas ada tiga hal yang dapat kita petik. Pertama, kemampuan
memilih kata hanya dimungkinkan bila seseorang menguasai kosa kata yang cukup
luas. Kedua, diksi atau pilihan kata mengandung pengertian upaya atau kemampuan
membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun. Ketiga,
pilihan kata menyangkut kemampuan untuk memilih kata yang tepat dan cocok untuk
situasi atau konteks tertentu.
Agar dapat mendayagunakan bahasa secara maksimal diperlukan kesadaran
betapa pentingnya menguasai kosakata. Kesadaran itulah yang memotivasi kita untuk
lebih rajin membuka kamus – baik kamus sinonim maupun antonim – dan tesaurus
sebagai gudangnya kata. Apa beda kedua sumber tersebut? Sejauh mana sumber itu
mempengaruhi diksi? Pertanyaan itu akan terjawab jika Anda mau memperhatikan
uraian dan contoh berikut ini dengan saksama.
2016
2
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a.
Kamus
Untuk memahami arti kata beda, misalnya, kita dapat membuka Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Balai Pustaka (1993:104 – 105). Di dalam kamus itu
tertulis sebagai berikut:
beda: /beda/
n. (nomina = kata benda)
1. sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama) antar benda yang satu dengan
benda yang lain; ketidaksamaan: Kelakuan anak itu tidak ada bedanya
dengan kelakuan ayahnya.
2. selisih; pautan. Barang impor dan barang buatan dalam negeri bedanya tidak
seberapa.
berbeda,
v. (verba = kata kerja)
ada bedanya; berlainan: Mereka mempunyai potongan rambut yang berbeda, seorang
panjang dan seorang lagi pendek.
berbeda-beda
v. (verba = kata kerja)
berlain-lain; berlainan: Kepala sama hitam, pendapat berbeda-beda.
membedakan
v. (verba = kata kerja)
1. menyatakan ada bedanya: Dia belum dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah.
2. memperlakukan secara berbeda (tidak sama), memisahkan: Kita harus dapat
membeda-bedakan antar urusan pribadi dan urusan dinas.
membeda-bedakan
v. (verba = kata kerja)
menganggap (memperlakukan) berbeda (tidak sama); pilih kasih: Kita jangan mebedabedakan antara orang kaya dan yang miskin.
terbeda-bedakan
a. (adjektiva = kata sifat) dapat dibeda-bedakan
perbedaan
n. (nomina = kata benda)
1. beda; selisih: Perpecahan terjadi karena perbedaan paham.
2016
3
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. hal-hal yang berbeda; hal-hal yang membuat berbeda: Perbedaan perlakuan terhadap
tamu menyalahi aturan rumah penginapan itu.
memperbedakan
v. (verba = kata kerja)
memperlainkan; menganggap (memperlakukan) berbeda (tidak sama) dari yang lain:
Kamu jangan memperbedakan anak itu, saya kira dia pun sama
dengan yang lain.
pembeda
n. (nomina = kata benda)
1. orang yang membedakan
2. alat (hal) yang memedakan
pembedaan
n. (nomina = kata benda)
proses; perbuatan, cara membedakan
Informasi apa yang kita peroleh dari lema (entri) beda dalam KBBI? Paling tidak
ada lima hal. Pertama, kita mendapat informasi tentang jenis atau kelas dari kata dasar
beda dan kata turunannya (nomina, verba atau adjektiva). Kedua, kita memperoleh
informasi tentang makna kata beda itu sendiri. Ketiga, kita diberi contoh penggunaan
kata dara beda dan kata turunannya dalam kalimat. Keempat, kita mengetahui bahwa
dari kata beda dapat diturunkan kata berbeda, berbeda-beda, perbedaan, membedakan,
membeda-bedakan, terbeda-bedakan, memperbedakan, pembeda, dan pembedaan.
Kelima, kita memperoleh pula informasi tentang sinonim dari kata berbeda, yaitu
berlainan, berselisih, berpautan, dan masing-masing berlainan.
b. Tesaurus
Tesaurus merupakan khazanah kata yang disusun menurut sebuah sistem
tertentu, terdiri dari gagasan-gagasan yang mempunyai pertalian timbal balik sehingga
setiap pemakai dapat memilih istilah atau kata yang ada di dalamnya. (Keraf, 1988:69)
Apa yang akan kita peroleh jika kita membuka tesaurus? Tidak hanya kelima
informasi seperti yang kita peroleh darimembaca kamus, tetapi kita juga akan
mengetahui asal kata (etimologi), antonimnya, dan bahkan kata-kata apa saja yang
kerap berpasangan dengan kata yang sedang kita telusuri. Sebagai uji coba, jika Anda
ingin menelusuri kata beda, dalam bahasa Inggris, cobalah buka Websters New World
2016
4
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Thessaurus terbitan tahun 1995, halaman 197. Hal yang menggembirakan bagi para
pencinta bahasa Indonesia, kini telah terbit Tesaurus Bahasa Indonesia yang ditulis oleh
Eko Endarmoko, diterbitkan oleh Gramedia. Anda dapat melakukan uji coba menelusuri
kata tertentu dengan memanfaatkan tesaurus tersebut.
Syarat Ketepatan Pemilihan Kata
Tadi sudah disebutkan bahwa kemahiran memilih kata terkait erat dengan
penguasaan kosakata. Seseorang yang menguasai kosakata, selain mengetahui makna
kata, ia juga akan memahami perubahan makna. Di samping itu, agar dapat menjadi
pemilih kata yang akurat, seseorang harus menguasai sejumlah persyaratan lagi. Syarat
tersebut menurut Keraf (1988:88) ada enam. Berikut ini adalah rincian keenam syarat itu
beserta contohnya dan anjuran untuk melatih ketajaman pemahamannya.
1. Dapat membedakan denotasi dan konotasi.
Contoh:
(1) Bunga edelweis hanya tumbuh di tempat yang tinggi (gunung).
(2) Jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit bank.
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim.
Contoh:
(3) Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?
(4) Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan
yang selama ini memberatkan pengusaha.
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya.
Contoh:
intensif – intensif
preposisi – proposisi
interferensi – inferensi
korporasi – koperasi
karton – kartun
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak
Contoh:
keadilan, kebahagiaan, keluhuran, kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan
2016
5
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Contoh:
Pasangan yang salah
Pasangan yang benar
antara … dengan …
antara … dan …
tidak … melainkan
tidak … tetapi …
baik … ataupun
… kata penghubung
baik
… maupun
Contoh
pemakaian
yang
salah …
bukan …
tetapi
... kewajiban pegawai
bukan
… melainkan
…
Antara
hak
dengan
haruslah
berimbang.
Korban PHK itu tidak menuntut bonus, melainkan pesangon.
Baik dosen ataupun mahasiswa ikut memperjuangkan reformasi.
Bukan aku yang tidak mau, tetapi dia yang tidak suka.
Contoh pemakaian kata penghubung yang benar
Antara hak dan kewajibam pegawai haruslah berimbang.
Korban PHK itu tidak menuntut bonus, tetapi pesangon.
Baik dosen maupun mahasiswa ikut memperjuangkan reformasi.
Bukan aku yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka.
Dapat membedakan kata-kata yang umum dan kata-kata yang khusus. Kata melihat
adalah kata umum yang merujuk pada perihal ‘mengetahui sesuatu melalui indera
mata’. Kata melihat tidak hanya digunakan untuk menyatakan membuka mata serta
menunjuk ke objek tertentu, tetapi juga untuk mengetahui hal yang berkenaan dengan
objek tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan dan bandingkan contoh berikut ini.
Contoh:
Kata umum
2016
6
:melihat
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kata khusus :melotot,
memandang,
menatap,
membelalak,
melirik,
memperhatikan,
mengerling,
mengamati,
mengintai,
mengawasi,
mengintip,
menonton,
meneropong.
Sebagai ajang latihan diksi ada baiknya jika Anda mencoba menggunakan katakata di atas dalam kalimat. Untuk mempertajam pemahaman makna, kadang-kadang
kita memerlukan terjemahan asingnya, terutama bahasa Inggris sebagai pembanding,
sebab perbedaan nuansa makna antarkata yang bermiripan itu kadang-kadang begitu
tipis. Dengan memahami makna yang tepat akan dapat dilakukan pemilihan kata yang
akurat. Bandingkan dengan cermat tatanan kata-kata bahasa Indonesia dalam bahasa
Inggris pada tabel di bawah ini.
PERBANDINGAN KATA INDONESIA – INGGRIS DALAM UPAYA MEDAPATKAN
DIKSI YANG TEPAT
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
perencanaan
planning
rencana
plan
jadwal
schedule
program
program
agneda, acara
agenda
rancangan, desain
desain
hampa, vakum
vacuum
kompong
void
Gaya
Bahasa, Idiom, dan Ungkapan Idiomatik
kosong
Gaya
Bahasa
empty
blanko
blank
Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara
luang mengungkapkan maksudnya. Banyak
free cara yang dapat dipakai untuk
penutur
mengungkapkan
memakai
perlambang (majas metafora,
lowong, lowonganmaksud. Ada cara yang vacant,
vacancy
personifikasi); ada cara yang menekankan kehalusan (majas eufemisme, litotes); dan
nihil
nil, nought
2016
Bahasa Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
http://www.mercubuana.ac.id
masih banyak lagi majas yang lainnya. Semua itu pada prinsipnya merupakan corak
seni berbahasa atau retorika untuk menimbulkan kesan tertentu bagi mitra komunikasi
kita (pembaca/pendengar).
Sebelum menampilkan gaya tertentu ada enam faktor yang mempengaruhi
tampilan bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan mitranya, yaitu:
a. cara dan media komunikasi: lisan atau tulis, langsung atau tidak langsung, media
cetak atau media elektronik;
b. bidang ilmu: filsafat, sastra, hukum, teknik, kedokteran;
c. situasi: resmi, tidak resmi, setengah resmi
d. ruang atau konteks: seminar, kuliah, ceramah, pidato;
e. khalayak: dibedakan berdasarkan umur (anak-anak, remaja, dewasa, orang tua);
jenis kelamin (lelaki dan perempuan); tingkat pendidikan dan status sosial (rendah,
menengah, tinggi);
f.
tujuan: membandingkan emosi, diplomasi, humor, informasi.
Idiom
Idiom adalah ugkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat
dijabarkan dari unsur-unsurnya (Moeliono, 1984:177). Menurut Badudu (1989:47),
“…idiom adalah bahasa yang teradakan….” Oleh karena itu, setiap kata yang
membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna.
Meski dengan prinsip ekonomi bahasa pun, salah satu unsurnya tidak boleh
dihilangkan. Setiap idiom sudah terpatri sedemikian rupa sehingga para pemakai
bahasa mau tidak mau harus tunduk pada aturan pemakainya. Sebagian besar idiom
yang berupa kelompok kata, misalnya, gulung tikar, adu domba, muka tembok tidak
boleh dipertukarkan susunannya menjadi *tikar gulung, *domba adu, *tembok muka
karena ketiga kelompok kata yang terakhir itu bukan idiom.
Ungkapan idiomatik
Di bawah tingkatan idiom ini ada pasangan kata yang selalu muncul bersama
sebagai frasa. Kelompok kata bertemu dengan, dibacakan oleh, misalnya, bukan idiom,
2016
8
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tetapi berperilaku idiom. Pasangan kelompok kata semacam ini pantas disebut
ungkapan idiomatik.
Kedua contoh kata di bawah ini belum beraroma idiomatis karena tidak berisi
ungkapan idiomatik.
(1) Polisi bertemu maling.
(2) Berita selengkapnya dibacakan Sazli Rais.
Dengan alasan ekonomi bahasa pun contoh (1) dan (2) tetap salah karena
terasa timpang. Pembetulannya tidak lain adalah dengan cara menempatkan pasangan
serasi bagi kata bertemu, yaitu dengan; dan pasangan serasi bagi kata dibacakan, yaitu
oleh..
(1a) Polisi bertemu dengan maling.
(2a) Berita selengkapnya dibacakan oleh Sazli Rais.
Jadi, dalam pemakaian bahasa adakalanya kita perlu memperhatikan frasa
tertentu, dalam hal ini kata yang berpasangan tetap karena kedua kata itu secara
bersama dapat menciptakan ungkapan idiomatik. Amatilah beberapa contoh ungkapan
idiomatik di bawah ini:
berasal/berawal dari
disebabkan oleh
berdasar pada
sampai ke
bergantung pada
sehubungan dengan
bertemu/berjumpa dengan
seirama/sejalan dengan
berkenaan dengan
sesuai dengan
berkaitan/bertalian dengan
terbuat dari
dibacakan oleh
terdiri atas/dari
diperuntukkan bagi
bergantung pada
Perhatikan contoh pemakaian ungkapan idiomatik yang salah dalam kalimat
berikut. Perbaikannya adalah dengan memakai ungkapan idiomatik yang ditempatkan
dalam tanda kurung.
2016
9
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kemelut ini disebabkan karena kelalaian kita. (disebabkan oleh)
Sembako itu diperuntukkan untuk rakyat kecil. (diperuntukkan bagi)
Sesuai keputusan rapat … (sesuai dengan)
Dari Jakarta sampai Bogor 60 km. (sampai ke)
Sehubungan kedatangan tamu negara… (sehubungan dengan)
Rombongan itu terdiri enam pria dan empat wanita. (terdiri atas/dari)
Keputusannya bergantung atasan. (bergantung pada)
Kesalahan Pemakaian gabungan Kata dan Kata
Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata yang mana, di mana, daripada
Selain ungkapan idiomatik yang telah dicontohkan, ada juga gabungan kata yang
lain yang fungsinya berbeda dengan ungkapan idiomatik. Gabungan kata yang
dimaksud adalah yang mana, di mana, daripada. Ketiga bentuk itu sengaja diangkat di
sini karena pemakainnya di tengah masyarakat masih banyak yang salah. Perhatikan
contoh pemakaian yang mana, di mana, daripada yang salah dalam kalimat di bawah
ini:
(1)
Marilah kita dengarkan sambutan yang mana akan disampaikan oleh Pak Lurah.
(2)
Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para Ketua RT dan ketua RW telah
dibacakan…
(3)
Demikian tadi sambutan Pak Lurah di mana beliau telah menghimbau kita untuk
lebih tekun bekerja.
(4)
Kita perlu mensyukuri nikmat di mana kita telah diberi rezeki oleh Tuhan.
(5)
Marilah kita perhatikan kebersihan daripada lingkungan kita.
(6)
Tujuan daripada pertemuan ini adalah untuk memperkenalkan pejabat baru di
lingkungan unit kerja kita.
Kalimat (1) sampai (6) kerap kita dengar dalam aktivitas bermasyarakat. Kalau kita
amati, ada dua jenis kesalahan dalam pemakaian bentuk gabungan itu. Kesalahan
pertama, dalam sebagian besar kalimat itu terdapat kata yang berlebih atau mubazir
yang mengakibatkan terjadinya polusi bahasa. Kata mana dalam kalimat (1) dan (2)
tidak diperlukan. Cobalah baca kalimat (1) dan (2) tanpa mengikutsertakan kata mana;
2016
10
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kedua kalimat itu menjadi efektif, bukan? Demikian juga kalimat (5) dan (6), cobalah
dibaca tanpa mengikutsertakan daripada, pasti kalimatnya menjadi mulus. Hal itu
membuktikan pemakaian bentuk gabung yang mana dalam kalimat (1) dan (2) serta
daripada dalam kalimat (5) dan (6) tidak tepat.
Kesalahan kedua, pada sebagian besar kalimat contoh terjadi salah pakai alias
salah alamat. Bentuk gabung di mana tidak boleh dipakai dalam kalimat (3) dan (4)
karena – seperti juga dua bentuk gabung lainnya – peruntukannya salah. Fungsi di
mana dan yang mana bukan sebagai penghubung kaluasa-klausa, baik di dalam sebuah
kalimat maupun penghubung antarkalimat. Kalimat (3) harus dipecah menjadi dua
kalimat, yaitu
(3a) Demikian tadi sambutan Pak Lurah.
(3a) Beliau telah mengimbau kita untuk lebih tekun bekerja.
Adapun perbaikan kalimat (4) dapat dilakukan dengan menempatkan kata
karena sebagai kata penghubung yang tepat untuk menggantikan di mana sehingga
bunyi kalimatnya menjadi
(4a) Kita perlu mensyukuri nikmat (Tuhan) karena (kita) telah diberi rezeki oleh Tuhan.
Sesuai dengan fungsinya yang benar, pemakaian di mana, yang mana, dan
daripada yang tepat adalah sebagai berikut.
Bentuk gabung di mana dipakai sebagai kata tanya untuk menanyakan tempat.
Contoh:
7. Di mana Anda tinggal?
8. Anda tinggal di mana?
9. Di mana disket itu kamu simpan?
Bentuk gabung yang mana dipakai dalam kalimat tanya yang mengandung pilihan,
termasuk dalam pertanyaan retoris.
Contoh:
10. Anda akan memakai komputer yang mana?
11. Komputer yang mana yang akan kita bawa?
12. Karena kembar, sukar membedakan yang mana Ana yang mana Ani.
2016
11
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bentuk gabung daripada dipakai untuk membuat perbandingan atau pengontrasan
sesuatu terhadap yang lainnya.
Contoh:
13. Biaya rental internet lebih mahal daripada rental komputer.
14. Daripada kuliah di kota A lebih baik di kota B.
Kesalahan Pemakaian Kata dengan, di, dan ke
Pemakaian kata dengan dalam kalimat terutama ragam lisan, sering tidak tepat.
Perhatikan contoh yang salah berikut ini.
1. Sampaikan salam saya dengan Dona.
2. Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya.
3. Rumahnya diagunkan dengan bank.
Kata dengan pada kalimat (1), (2), dan (3) harus diganti dengan kepada. Jika
tidak, kepada siapa salam ditujukkan; kepada siapa pertanyaan diajukan; dan kepada
siapa rumah diagunkan; sebenarnya belum jelas. Kata dengan tidak cocok dipakai
dalam ketiga kalimat itu karena dengan dapat berarti bersama. Bukankah pengertian
kalimat Rudi pergi dengan Doni sama dengan Rudi pergi bersama Doni? Karena itu,
kalimat (1), (2), dan (3) harus diperbaiki menjadi seperti berikut ini.
(1a) Sampaikan salam saya dengan Dona.
(2a) Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya.
(3a) Rumahnya diagunkan dengan bank.
Selain untuk mengungkapkan arti ‘bersama’ kata dengan dapat difungsikan untuk
menyatakan hal berikut.
Adanya alat yang digunakan untukmelakukan sesuatu.
Contoh:
(4)
Saya mengetik dengan komputer.
(5)
Dengan gas air mata polisi menghalau pengunjuk rasa.
Adanya beberapa pelaku yang mengambil bagian pada peristiwa yang sama.
Contoh:
(6)
2016
Peneliti itu sedang berbicara dengan respondennya.
12
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(7)
Secara kebetulan aku bertemu dengan guru SD-ku di pesta itu.
Adanya sesuatu yang menyertai sesuatu yang lain.
Contoh:
(8)
Bersama dengan surat lamaran pekerjaan ini saya lampirkan CV.
(9)
Ujian akhir semester berlangsung dengan tertib.
Selain ketiga fungsi tersebut, kata dengan juga digunakan untuk membentuk
kata berpasangan. Kata-kata seperti berbeda, berkenaan, bersamaan, bertentangan,
bertepatan, sehubungan, sesuai; jika ditambahi kata dengan menjadi berbeda dengan,
berkenaan dengan, bersamaan dengan, yang dapat dimanfaatkan antara lain sebagai
frasa transisi untuk membentuk kalimat dan alinea.
Senada dengan kekeliruan pemakaian kata sambung dengan, pemakaian yang
keliru juga sering terjadi untuk kata depan di dan ke yang seharusnya diisi oleh kata
pada dan kepada. Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, arah, dan waktu,
sedangkan kata kepada harus diikuti oleh nama/jabatan orang atau kata ganti orang.
Contoh:
(10) Buku agendaku tertinggal di rumah Andi.
(11) Jangan menoleh ke kiri!
(12) Masyarakat agraris umumnya berorientasi ke masa lalu.
(13) Permohonan cuti diajukan kepada direktur.
Dalam kenyataan masih cukup banyak orang yang salah memakai kata depan di
dan ke. Di kampus-kampus pun kita sering mendengar para mahasiswa memakai kedua
kata ini secara keliru. Kekeliruan itu terjadi akibat pencampuradukkan pemakaian ragam
lisan dan ragam tulism atau ragam tak resmi dan ragam resmi. Kesalahan diksi dalam
ragam lisan/tal resmi itu sering terbawa ke dalam ragam tulis/ragam resmi. Perhatikan
diksi yang salah berikut ini. Kata-kata yang seharusnya dipakai adalah yang
ditempatkan dalam tanda kurung.
(14) Dokumen itu ada di kita (pada)
(15) Setelah tugas selesai, harap segera melapor ke dosen. (kepada)
(16) Tolong berikan buku ini ke Tuti. (kepada)
2016
13
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kesalahan Pemakaian Kata berbahagia
Dalam pertemuan formal di tengah masyarakat, kita sering mendengar kata
berbahagia dipakai secara rutin oleh pembawa acara dan juga oleh pembicara lain,
termasuk para pejabat yang menyampaikan kata sambutan. Umumnya kata berbahagia
itu dimunculkan pada bagian awal suatu acara ketika pembicara menyapa hadirin,
seperti contoh yang keliru berikut ini.
(1) Selamat malam dan selamat datang di tempat yang berbahagia ini.
(2) Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami mengajak hadirin untuk …
Mengapa pemakaian kata berbahagia
dalam kalimat (1) dan (2) dikatakan
keliru? Karena kata berbahagia bukan kata sifat. Jika kata berbahagia pada kalimat (1)
diisi oleh kata sifat, misalnya, aman, bersih, atau indah, tentu saja kalimatnya benar.
Demikian juga jika kata sifat langka atau baik menggantikan kata berbahagia pada
kalimat (2), kalimatnya juga menjadi benar.
Kata berbahagia berasal dari kata sifat bahagia, lalu diberi awalan ber- sehingga
menjadi kata kerja. Perhatikan proses perubahan kata sifat menjadi kata kerja dan arti
yang ditimbulkannya.
bahagia (adjektiva)
berbahagia (verba) = ‘merasa bahagia’
sedih (adjektiva)
bersedih (verba) = ‘merasa sedih’
Seperti kita ketahui, kata kerja/verba dipakai untuk menerangkan aktivitas atau
pekerjaan. Kalimat (1) dan (2) dapat menimbulkan pertanyaan: dapatkah tempat dan
kesempatan melakukan pekerjaan merasakan atau menunjukkan bahagia? Tentu saja
tidak. Yang dapat merasakan bahagia adalah orang, bukan tempat atau kesempatan.
Oleh manusia, tempat dapat dijadikan aman, bersih, dan indah sehingga dapat
membahagiakan orang atau membuat orang senang. Kesempatan yang langka,
misalnya, dapat membahagiakan orang yang memperolehnya. Karena itu, kalimat (1)
dan (2) itu salah diksinya. Agar arti kedua kalimat itu menjadi logis dan mantap, kata
berbahagia yang dipakai di situ harus diganti dengan membahagiakan atau
menyenangkan.
(1a) Selamat malam dan selamat datang di tempat yang membahagiakan ini.
2016
14
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(2a) Pada kesempatan yang membahagiakan ini, kami mengajak hadirin untuk…
(2b) Pada kesempatan yang menyenangkan ini, kami mengharapkan hadirin untuk…
2016
15
Bahasa Indonesia
Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jilid 2. Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Endarmoko, Eko. 2007. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Cetakan ke-14. Ende : Nusa Indah.
Moeliono, Anton M. 1984. Santun Bahasa. Jakarta : Gramedia.
Sugono, Dendy. 1989. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta : PT Prisatu.
Download