White Spot Syndrome Virus

advertisement
White Spot Syndrome Virus
Heni Susanti
116080117011004
Latar Belakang
• Kegiatan budidaya merupakan salah satu sektor produksi
yang berkembang pesat di dunia dan bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas hasil budidaya.
• Udang dan ikan air tawar serta spesies kerang merupakan
industri budidaya
• penyakit menular menjadi masalah utama, yang
menyebabkan kerugian untuk para pembudidaya udang
dan hasil perikanan lainnya.
• Keberadaan bakteri patogen pada organisme yang
dibudidayakan seringkali menimbulkan penyakit menular
terutama udang adalah disebabkan oleh virus, dimana virus
mempunyai kemampuan yang sangat cepat dalam
menginfeksi udang dan hasil perikanan lainnya.
White Spot Syndrome Virus (WSSV)
• menginfeksi sebagian besar keluarga
krustasea dan salah satu patogen yang paling
berbahaya pada jenis udang budidaya
penaeid. Lebih dari 80 spesies, termasuk
udang air tawar, ikan, lobster, dan kepiting,
adalah sebagai host atau agen pembawa
WSSV
• Angka kematian kumulatif udang yang
terjangkit virus ini bisa mencapai 100% dalam
waktu 3-10 hari
Ciri-ciri
• WSSV
sebagai
satu-satunya
anggota
dari Whispovirus yang masuk ke dalam
genus Nimaviridae.
• Virion dari WSSV yang ovoid atau elipsoid
berbentuk basil,
• memiliki simetri teratur, dan berdiameter 70167 nm dan dan berukuran 210-420 nm.
• Viral envelop 6-7 nm
• Mempunyai benang atau flagela seperti
ekstensi (embel-embel) di salah satu ujung
virion.
epidemilogi
• WSSV pertama kali terdapat dinegara taiwan
yaitu pada tahun 1992 selanjutnya menyebar
diwilayah jepang dan hampir semua negara di
asia
• Pada tahun 1995 wssv menyerang wilayah
amerika yaitu di south texas
• Pada tahun 1999 yang menyebabkan kematian
pada udang budidaya diwilayah equador
Epidemilogi
• Untuk menginfeksi sel target, suatu virion melalui beberapa
tahapan yang harus dilalui sampai menginfeksi sel dari host atau
inang,
• Virus RNA biasanya memiliki satu transmembran (TM) yang
tersusun atas glikoprotein yang mengalami konformasi transisi
dipicu oleh reseptor yang sesuai atau pH rendah, menyebabkan
masuknya fusi peptida ke dalam plasma membran atau membran
vesikel endocytic.
• Berbeda dari RNA virus, fusi dasar dari virus Herpesviridae,
keluarga besar virus menyelimuti DNA, termasuk tiga glikoprotein
spesifik mengikat reseptor protein. Delapan TM protein yang
ditemukan diperlukan untuk masuknya virus vaccinia (VACV
• virus menyelimuti DNA inang dapat memanfaatkan protein
kompleks untuk memfasilitasi masuknya virus
• WSSV menginfeksi sel-sel penghasil mesodermal dan
ektodermal seperti epitel subkutikula, organ limfoid,
hemosit, jaringan hematopoietik, epidermis kutikula perut
dan jaringan penghubung.
• Indikasi terinfeksinya jaringan ditunjukkan oleh adanya
titik nekrosis yang tersebar. Sel-sel yang terdegenerasi
diitandai dengan adanya inti yang mengalami
hiperthrophy (membesar) dengan kromatin yang
terpinggirkan dan inklusi intranuklear eosinofil sampai
basofil.
• Enkapsulasi hemosit dari sel yang nekrosis terlihat sebagai
massa berwarna coklat dalam perut dapat dijadikan tanda
adanya infeksi. Rata-rata ukuran virion 70 – 150 nm × 250
– 380 nm.
• Replikasi terjadi pada inti, dan tidak terjadi pembentukan
badan oklusi
WSSV
WSSV infected cell nuclei in
hypodermis of L. vannamei
• infeksi WSSV adalah terjadinya perubahan seluler
sehingga terjadi pembengkakan inti sel
(hipertrofi) oleh karena perkembangan dan
penumpukan virion yang berkembang dalam inti
sel. Inti sel yang membengkak akan menambah
volume cairan sel sehingga menyebabkan sel
pecah karena melebihi toleransi elastisitas
dinding sel. Secara histologis sel yang terinfeksi
pada tingkat lanjut akan terlihat berwarna biru
gelap karena bersifat basophilic
sehingga
menyerap pewarna hematoksilin, sedangkan
pada tingkat awal akan terlihat berwarna
kemerahan karena inti sel tersebut bersifat
eosinophilic (menyerap warna eosin)
Faktor yang mempengaruhi WSSV
• Fluktuasi kualitas air
• Suhu
Pencegahan terhadap serangan virus
white spot syndrome virus
•
•
•
•
sinar ultraviolet
Vaksinasi
Imunostimulan
Ekstrak tumbuhan herbal
Sinar ultraviolet
Pengaruh sinar ultraviolet terhadap virus adalah pada
perusakan asam nukleat yaitu dengan terjadinya ikatan
kovalen antara dua molekul pirimidin berdekatan
membentuk
derivat
siklobutan,
akhirnya
mengakibatkan ketidakmampuan asam nukleat
bereplikasi. Sinar ultraviolet juga menyebabkan ikatan
silang (cross link) antara dua rantai DNA dan
pembentukan foto hidrat (derivat 6 hidroksi 5-6 dihidro)
yang keduanya berperan dalam mekanisme inaktifasi.
Pada dosis radiasi yang cukup tinggi, asam nukleat
bahkan kapsid (protein) menjadi rusak sehingga virus
kehilangan kemampuan untuk mengadakan interfensi,
haemoglutinasi dan sifat -sifat khas keantigenannya
Vaksinasi
• Kebanyakan pada invertebrata tidak memiliki
kekebalan adaptif dan sistem pertahanan
terhadap kekebalan tubuh tergantung pada
berbagai mekanisme kekebalan bawaan
termasuk respon seluler dan humoral
• Penggunaan protein recombinan untuk
mengatasi virus WSSV telah digunakan yaitu
dengan cara menginduksi udang dengan
vaksin rVP28
imunostimulan
• Imunostimulan meningkatkan respon humoral dan
seluler dengan cara spesifik dan non-spesifik.
• Imunostimulan sangat efektif untuk pencegahan
dan pengendalian penyakit ikan dan organisme
lainnya dalam aquakultur karena selain sebagai
alternatif dan pengobatan lengkap untuk vaksinasi.
• ß-Glucan telah digunakan untuk meningkatkan
ketahanan di krustasea terhadap infeksi virus dan
bakteri. Glucan memiliki sifat imunostimulan dan
bekerja dengan baik ketika disuntikkan atau
ditambahkan pada makanan untuk ikan dan
organisme budidaya.
Ekstrak tumbuhan herbal
• Untuk mengatasi infeksi virus dapat dilakukan
dengan propilactin atau dapat juga
menggunakan ekstrak tumbuhan herbal untuk
menekan virus pada udang antara lain dapat
menggunakan ekstrak metanol dari lima
tumbuhan india Cynodon dactylon, Aegle
marmelos, Tinospora cordifolia, Picrorhiza
kurooa and Eclipta alba
Kesimpulan
• White Spot Syndrome Viruses (WSSV) penyakit yang disebabkan
virus yang sifatnya mudah menular pada udang penaeid. Angka
kematian kumulatif udang yang terjangkit virus ini bisa mencapai
100% dalam waktu 3-10 hari
• White spot syndrome virus tidak hanya menyerang pada udang
tetapi juga menyerang dekapoda lain. WSSV menginfeksi pada
bagian jaringan dan organ dan bereplikasi pada bagian inti sel yang
terinfeksi. Pada tahap akhir infeksi baik inti maupun isi sel hancur,
dan kehilangan struktur seluler
• Pencegahan white spot syndrome virus dapat dilakukan dengan
beberapa cara radiasi ultraviolet, vaksinasi, pemberian pakan yang
mengandung senyawa antioksidan seperti fukoidan dan
penggunaan immunostimulant seperti β-glucan dengan dosis
tertentu
Thank you
Wassalamualaikum. Wr.wb
Download