ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ABSTRACT Ribonucleotide reductase (RR) is an enzyme responsible for the conversion of ribonucleotides into deoxyribonucleotides diphosphate de novo and essential for DNA replication. Ribonucleotide reductase enzymes involved in nucleotide metabolism, function as the immediate precursor of DNA synthesis. Ribonucleotide reductase small subunit (RR2) contains a free radical tyrosil essentially as initiator catalysis of DNA synthesis de novo and expressed the highest in shrimp with WSSV (White Spot Syndrome Virus) infection. Low salinity exposed up to 5 g / L cause disruption on shrimp osmoregulation ability. Osmoregulation is managed to achieve a balanced condition through modification of internal osmotic pressure. Modifications were made as a result of epithelial tissue damage in the gills, intestines, and antennal gland which is the main organ responsible for ion transport in shrimp during WSSV infection. Changes in salinity resulted in changes in physiological and biochemical adaptation causing shrimp to consume more oxygen. This affect on shrimp resistance to diseases as found lower in low salinity. The number of severely infected shrimps was highest in 5 g/L salinity (55% shrimp infected), mild infections dominate in salinity of 25 g/L (40% shrimp infected), while the mild infection was highest in 15 g/L salinity (35% shrimp infected). Additionally the time of onset of the infection was quickly at lower salinity than in high salinity. The most severe infection rates occur in the exposed shrimp in low salinity causing high mortality rate on shrimp that is up to 70% mortality. Gene expression of ICP11 on shrimp confirms positive WSSV infection. ICP11 would compete with WSSV DNA binding protein for histon until fully bound. Excess of free ICP11 genes will act as a DNAase to digest the DNA affect on shrimp nucleosome disorder, results in cell death. High levels of cell death causing shrimp cannot survive and high mortality occurred. The virus utilizes RR2 owned by the shrimp by annexing shrimp’s RR2 for DNA synthesis de novo. The molecular mass of RR2 in shrimp exposed to low salinity followed by WSSV infection is 71-86 kDa. Increasing of RR expression intensity was the highest in 5 g/L salinity compared to 15 and 25 g/L salinity. The increasing rate of RR2 intensity was significantly raised on the third day, and the peak intensity of expression RR2 occurred on the fifth-day post-infection. Such improvements shows DNA virus continue to growth by viral DNA biosynthesis de novo. The replication of viral DNA evolved by utilizing virus RR2 as indicated by the amount of shrimp infections. An obvius severe infection found in shrimp kept at 5g/L which hiving the highest intensity of RR2. High rates of WSSV infection in shrimp shows that high viral DNA replication in shrimp keeps continued until the shrimp die. The increasing rate of RR2 on third day postinfection allows it to be used as an early warning indicator. DISERTASI xiii EKSPRESI ENGINE RR......... YUNITA MAIMUNAH ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ABSTRAK Ribonucleotide reductase (RR) adalah enzim yang bertanggung jawab pada konversi ribonukleotida difosfat menjadi deoksiribonukleotida difosfat yang esensial untuk replikasi DNA de novo (baru). Fungsi enzim ribonucleotide reductase terlibat dalam metabolisme nukleotida dan mereduksi ribonukleotida menjadi deoksiribonukleotida sebagai immediate precursor dari DNA. Ribonucleotide reductase unit kecil (RR2) mengandung radikal bebas tirosil esensial yang merupakan inisiator katalisis sintesis DNA secara de novo dan diekspresikan paling tinggi pada udang yang terinfeksi WSSV. Salinitas rendah hingga 5 g/L menyebabkan gangguan osmoregulasi dan selanjutnya udang mengalami modifikasi tekanan osmotik internal. Modifikasi yang dilakukan sebagai akibat adanya kerusakan jaringan epitel pada insang, usus, dan kelenjar antennal yang merupakan organ utama yang bertanggungjawab pada transport ion udang selama infeksi WSSV. Perubahan salinitas mengakibatkan perubahan adaptasi fisiologis dan biokimia pada udang sehingga ketahanan udang terhadap penyakit pada salinitas rendah akan menurun Jumlah udang yang terinfeksi berat tertinggi pada salinitas 5 g/L sebanyak 55%, tingkat infeksi ringan mendominasi salinitas 25 g/L sebanyak 40% sedangkan jumlah infeksi tertinggi pada salinitas 15 g/L sebanyak 35% adalah udang dengan tingkat infeksi sedang. Selain itu waktu terjadinya infeksi berat lebih cepat terjadi pada salinitas rendah dibandingkan salinitas tinggi. Tingkat infeksi berat paling banyak terjadi pada udang yang terpapar salinitas 5 g/L sehingga menyebabkan tingkat kematian yang tinggi pada udang. Ekspresi gen ICP11 pada udang mengkonfirmasi adanya infeksi WSSV dimana gen ICP11 merupakan gen late virus WSSV akan bersaing dengan DNA udang untuk mengikat protein histon hingga terikat penuh. Kelebihan gen ICP11 yang bebas akan bertindak sebagai DNAase untuk mencerna DNA udang sehingga terjadi gangguan nukleosom yang mengakibatkan kematian sel. Tingkat kematian sel yang tinggi menyebabkan udang tidak dapat bertahan hidup. Virus memanfaatkan RR2 yang dimiliki oleh udang dengan mengambil/aneksasi RR2 udang untuk sintesis DNA nya secara de novo. Massa molekul RR2 pada udang yang terpapar salinitas rendah diikuti dengan infeksi WSSV adalah sebesar 71-86 kDa. Peningkatan intensitas ekspresi RR tertinggi terjadi pada salinitas 5 g/L dibandingkan salinitas 15 dan 25 g/L. Laju peningkatan intensitas ekspresi enzim RR2 mengalami peningkatan secara signifikan pada hari ketiga, dan puncak intensitas ekspresi RR2 terjadi pada hari kelima pasca infeksi. Peningkatan tersebut menunjukkan DNA virus mengalami pertumbuhan melalui biosintesis de novo, dengan memanfaatkan RR virus yang ditunjukkan dengan jumlah udang yang mengalami infeksi makin meningkat. Hari ketiga pasca infeksi mulai nampak adanya infeksi berat pada salinitas 5 g/L dengan intensitas RR Intensitas tertinggi terjadi pada salinitas 5 g/L dimana jumlah udang dengan tingkat infeksi skor 3 paling banyak ditemui. Tingkat infeksi yang tinggi pada udang yang terinfeksi WSSV menunjukkan tingginya replikasi DNA virus pada udang yang berlangsung terus hingga udang mati. Laju peningkatan enzim RR pada hari ketiga pasca infeksi memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai indikator early warning DISERTASI xiv EKSPRESI ENGINE RR......... YUNITA MAIMUNAH