BAB III - Nawasis

advertisement
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
Pembanguan sanitasi di Kabupaten Karangasem mengalami banyak kendala dan
permasalahan. Kendala utama pembangunan sanitasi di Kabupaten Karangasem adalah
belum terarah dan terorganisasinya perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan
yang berakibat pada memburuknya kondisi yang ada. Kendala teknis yang lain juga
sangat berpengaruh, seperti overload-nya TPA Linggasana, tidak beroprasinya
pengolahan limbah cair yaitu IPLT Linggasana, kurangnya sumber daya manusia yang
memiliki kompeten, serta masih minimnya sarana penunjang. Permasalahan tersebut
terjadi hampir di seluruh sub sektor, hal ini mengindikasikan bahwa permasalahan
teknis sangat perlu ditangani lebih cepat karena akan memberikan dampak pada
permasalahan lainnya.
Permasalahan lain yang teridentifikasi adalah belum maksimalnya keikutsertaan
masyarakat dan swasta dalam mengelola lingkungannya terutama bidang sanitasi. Hal
ini lebih diakibatkan oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat akan arti penting
sanitasi yang baik bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka. Kurangnya kesadaran
tersebut berakibat pada bertumpunya penanganan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana sanitasi pada pemerintah daerah. Dengan keterbatasan anggaran yang
dimiliki oleh pemerintah daerah, penanganan dan pemeliharaan tersebut mengalami
banyak kendala yang berujung pada semakin memburuknya kondisi sanitasi di
Kabupaten Karangasem. Kesadaran masyarakat merupakan hal penting dalam
pembangunan
sanitasi
mengingat
masyarakatlah
yang
menjadi
aktor
serta
mendapatkan manfaatnya. Pembangunan tanpa keikutsertaan masyarakat tidak akan
memberi manfaat dan tidak akan berkesinambungan, akibatnya apapun yang di bangun
hanya akan menjadi monumen tidak penting. Meningkatkan kesadaran masyarakat
adalah hal utama yang harus diwujudkan sebelum pembangunan fisik dilaksanakan.
Hal penting lainnya adalah keikutsertaan swasta yang masih minim berperan
dalam pengembangan pembangunana sanitasi. Keterlibatan swasta seharusnya dapat
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 112
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
diwujudkan baik secara langsung berperan aktif maupun tidak langsung melalui
penyaluran dana Coorporate Social Responsibility (CSR). Keterlibatan ini ini akan
meringankan beban anggaran pemerintah sehingga pencapaian tujuan pembangunan
sanitasi dapat tercapai dan sesuai dengan sasaran. Permasalahan dan kendala
pembangunan
sanitasi
di
Kabupaten
Karangasem
hasil
penelaahan
dan
pengidentifikasian Pokja Sanitasi Kabupaten Karangasem tiap subsektor sanitasi
diuraikan di bab ini dalam bentuk isu-isu strategis.
3.1.
ISU STRATEGIS ASPEK NON TEKNIS
Isu strategis aspek non teknis dalam bagian ini merupakan isu strategis pada
tataran sektor sanitasi, sedangkan isu strategis aspek non teknis yang terkait
langsung dengan setiap sub sektor sanitasi akan di paparkan dalam sub bab isu
strategis aspek teknis
3.1.1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, isu strategis yang menjadi
dasar pertimbangan adalah :
1. Tingkat Sistem

Adanya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yan sudah memuat
kebijakan Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam pembangunan sanitasi.

Pemerintah Kabupaten Karangasem belum memiliki kelembagaan yang
secara khusus menangani sektor sanitasi.

Sistem penegakan aturan yang terkait dengan pengelolaan sanitasi, air
bersih dan pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat yang dijalankan
saat ini masih kurang optimal.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Karangasem belum memiliki desain pola
kerjasama yan spesifik akan dijalankan dengan pemerintah kota/ kabupaten
lain dan pihak ketiga dalam pengelolaan layanan sanitasi di Kabupaten
Karangasem
2. Tingkat Organisasi

Pokja
Sanitasi Kabupaten Karangasem dapat dijadikan sebagai motor
penggerak
untuk
membantu
SKPD-SKPD
Pemerintah
Kabupaten
Karangasem dalam mendorong kinerja pengelolaan sektor sanitasi dan
pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Karangasem.
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 113
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
3. Tingkat Individu

SKPD-SKPD yang menangani sanitasi di Kabupaten Karangasem belum
berkoordinasi secara optimal sehingga masih ada penanganan sanitasi yang
tumpang tindih

Keterbatasan dokumen sanitasi yang dapat dijadikan pedoman dalam
penanganan sanitasi di Kabupaten Karangasem
3.1.2. Keuangan

Ada peluang pendanaan dari APBN dan APBD Provinsi berupa dana bantuan
untuk pembangunan di bidang sanitasi

Kemampuan APBD Kabupaten Karangasem dalam membiayai pembangunan
sanitasi belum optimal dan belum efektif

Kurangnya pemahaman tentang aspek sanitasi dari anggota tim anggaran
pemerintah daerah dan panitia anggaran DPRD
3.1.3. Komunikasi

Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk
sosialisasi pentingnya sanitasi

Adanya media massa lokal (radio) dan majalah yang langsung bersentuhan
dengan desa –desa pakraman (majalah Majelis Madya Desa Pakraman)

Advokasi isu sanitasi harus terintegrasi dan tidak dilakukan secara
parsial/sektoral dan tidak terpadu untuk suatu target keluaran (output)
yang terukur dalam perencanaan jangka waktu tertentu.

Belum optimalnya perluasan jarinngan, aliansi dan kemitraan dari berbagai
kelompok sasaran (media massa, sekolah, jaringan keagamaan, posyandu)
bagi percepatan pembangunan sanitasi

Belum terbangun sistem informasi sanitasi untuk pemengku kepentingan
(stakeholder) seperti pertemuan
berkala bagi lembaga-lembaga dan
stakeholder penting yang berpotensi sebagai pemicu dan focal point dalam
mendukung percepatan pembangunan sanitasi

Berbagai saluran dan sumber dana untuk kegiatan komunikasi selama ini
masih berjalan secara sektoral dan belum terintegrasi dalam pesan sanitasi
yang efektif dan akurat
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 114
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
3.1.4. Keterlibatan Pelaku Bisnis
Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, isu strategis yang menjadi dasar
pertimbangan adalah :

Sudah ada beberapa pelaku bisnis yang terlibat dalam layanan sanitasi di
Kabupaten Karangsem seperti para pengepul barang bekas. Hal ini
merupakan peluang yang bisa dikembangkan lebih lanjut baik dalam bentuk
kemitraan antara pemerintah dan swasta maupun yan dikelola penuh oleh
oleh pihak swasta

Belum ada pelaku bisnis yang ikut terlibat dalam sektor air bersih

Meningkatnya pencemaran dan kerusakan sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang dilakukan oleh pelaku bisnis/pengusaha
3.1.5. Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan

Dukungan lembaga formal dan informasi di masyarakat (PKK, Kelurahan/
Perbekelan,
Desa
Adat,
Kecamatan,
Posyandu,
Puskesmas,
Banjar
Dinas/Banjar Adat), Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, sudah ada sebagai
sarana soaialisasi program dan pengelolaan sanitasi

Sosialisasi pada Masyarakat tentang pengelolaan sarana sanitasi belum
memadai

Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk
kehidupan
3.1.6. Aspek Monitoring dan evaluasi

Belum ada mekanisme pemantauan berkala dan evaluasi untuk mengukur
keberhasilan
kegiatan
komunikasi
sanitasi
di
tingkat
individu
dan
masyarakat

Belum
dapat
dilaksanakannya
monitoring
dan
evaluasi
terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan

Belum ada kebijakan yang menegaskan hak dan kewajiban, peran dalam
monitoring dan evaluasi program-program sanitasi secara terpadu dan
terintegrasi
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 115
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
3.2.
ASPEK TEKNIS HIGIENE
Seperti uraian diatas, bahwa isu strategis aspek teknis ini tidak hanya memuat
tentang isu teknis saja tetapi juga memaparkan tentang aspek non teknis yang
melekat dan terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi .
3.2.1. Air Limbah
Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan air limbah di
Kabupaten Karangasem terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis.
Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan air limbah
dan ketersediaan sarana dan prasarana, sedangkan isu non teknis adalah
masalah operasional yang ada terkait dengan dukungan aspek-aspek lain
dalampengolahan air limbah. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air
limbah di Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut :
1).
Isu Teknis Operasional Layanan Pengelolaan Air Limbah

Masyarakkat Kabupaten Karangasem membuang limbah/air buangan
domestiknya melalui septik tank/cubluk (untuk black water) dan masih ada
BABs sedangkan untuk grey water
langsung disalurkan ke saluran
drainase atau langsung dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih
dahulu. Hal ini berarti pencemaran akibat pembuangan air limbah yang
tidak terkontrol memnyebabkan pencemaran air di badan air.

Sebagian Besar septik tank/cubluk untuk mengolah air limbah masih belum
memenuhi standar teknis yang ditetapkan, disamping itu permintaan
masyarakat dalam pelayanan sedot tinja untuk melakukan pengurasan
septik tank juga masih rendah. Padahal septic tank memerlukan
pengurasan paling tidak sekali dalam 5 tahun.

IPLT Linggasana mengolah lumpur tinja untuk debit 27,4 m3/hari. BOD
yang masuk sebesar 4.000mg/L, pengoperasian IPLT belum dioperasikan
lagi karena menunggu terbitnya perda retribusi dan IPLT Linggasana
belum beropresi secara optimal

Limbah industri belum terdata dengan baik/ pasti terkait dengan berapa
banyal limbah cair industry yang dikelola dan yang dibuang ke saluran
sehingga mencemari lingkungan

Di Kabupaten Karangasem baru terdapat 5 IPAl yaitu IPAL di Lingkungan
Jasri, IPAL di selat, IPAL di depan Pasar Amlapura, IPAL Padang Tunggal
(selat), dan IPAL di Perumnas sehingga kedepannya IPAL dapat
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 116
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
dikembangkan di daerah padat penduduk dan daerah-daerah yang cepat
berkembang yang ada di Kabupaten Karangasem

Minimnya sarana dan prasarana untuk menangani permasalahan limbah
yang ada di Kabupaten Karangasem

Pengelolaan limbah cair medis baik di RSU Amlapura dan Puskesmas yang
ada di Kabupaten Karangasem belum optimal
2).

Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Belum adanya masterplan yang terkait dengan air limbah di Kabupaten
Karangasem
dan
perlunya
pengembangan
perangkat
peraturan
perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman

Belum memadainya kapasitas sumberdaya manuasia dalam pengelolaan air
limbah

Koordinasi dan kerjasama antar lembaga terkait penanganan air limbah
belum dilaksanakan secara optimal
3). Isu Keuangan

Belum adanya pembiayaan bersama sesuai dengan peran para stakeholder
diantaranya pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten serta masyarakat

Perlu ditingkatkannya peran CSR/swasta dalam pendanaan pengelolaan air
limbah
4).
Isu Komunikasi

Rendahnya prioritas pembahasan regulasi pengelolaan air limbah domestik
di kalangan DPRD, SKPD dan Panitia Anggaran

Kurangnya keterlibatan dan kerjasama antar sesama lembaga dan program
yan terkait dalam pengelolaan air limbah domestik

Lemahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya pencemaran limbah
domestik
5).
Isu Keterlibatan Pelaku Bisnis

Belum ada keterlibatan pengusaha/ swasta dalam pengelolaan libah cair
domestik
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 117
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
6).
Isu Peran Serta Masyarakat

Masayarakat belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana
pengolahan air limbah domestik yang telah dibangun, ketergantungan
kepada pemerintah masih tinggi

Masih ada 20 % masyarakat yang buang air besar semabrangan (hasil
studi EHRA)

Pemanfaatan saluran drainase dan badan air untuk buangan air limbah
secara langsung maupun terselubung

Masih
rendahnya
kepemilikan
jamban
keluarga
(on
site)
dengan
menggunakan septic tank yang sesuai dengan standar baku

Meningkatnya pencemaran air limbah dari sumber
3.2.2. Sub Sektor Persampahan
Isu-isu strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub sektor persampahan
di Kabupaten Karangasem terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis.
Masalah teknis operasional berkaitan dengan layananan pengelolaan dan
katersediaan sarana dan prasarananya, sedangkan isu non teknis adalah
masalah operasional yang muncul terkait dengan aspek-aspek lain dalam
pengelolaan
persampahan.
Adapun
isu-isu
strategis
dalam
pengelolaan
persampahan di Kabupaten Karangasem adalah:
1).
Isu Teknis Operasional Layanan Pengelolaan Persampahan

Belum semua wilayah Kabupaten Karangasem yang dapat terlayani
pengangkutan sampah oleh DKP

Keterbatasan
armada
pengangkutan
sehingga
menyebabkan
menumpuknya sampah di TPS

TPA Lingasana dalam keadaan overload
2).
Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Telah dilaksanakannya program komposting skala lingkungan di berapa
wilayah di Kabupaten Karangasem

Belum memadainya kapasitas sumberdaya manuasia dalam pengelolaan
persampahan

Dengan bertambahnya penduduk menyebabkan produksi sampah akan
meningkat namun Kabupaten Karangasem belu memiliki perencanaan
terkait dengan sampah
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 118
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
3).
Isu Keuangan

Keterbatasan kemampuan APBD Kabupaten Karangasem mengakibatkan
anggaran yang dialokasikan untuk pengelolaan persampahan terbatas
sehingga dalam pengangaran menganut sistem prioritas
4).
Isu Komunikasi

Sosilisasi penanganan sampah dengan benar belum berjalan secara
optimal
5).
Isu Keterlibatan Pelaku Bisnis

Sudah ada beberapa usaha pengepul barang bekas yang cukup potensial
dalam mendukung program Reduce, Re-use dan Recycle (3 R) yang
diperkenalkan pemerintah
6).
Isu Peran Serta Masyarakat

Belum optimalnya program 3 R dikalangan masyarakat di seluruh
Kabupaten Karangasem
3.2.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan
Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan drainasi lingkungan di Kabupaten
Karangasem adalah sebagai beikut :
1).
Isu Teknis Operasional Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan

Sistem Drainase Kabupaten Karangasem sebagian besar telah terbangun
dengan memanfaatkan sistem drainase makro sungai-sungai yang ada di
Kabupaten Karangasem, namun belum melalui perencanaan sistem
drainase yang terintegrasi. Hal ini terbukti dengan belum adanya master
plan drainase Kabupaten Karangasem

Pembangunan
dan
pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
drainase
lingkungan belum berjalan optimal mengakibatkan timbulnya banjir dan
genangan di saat musim penghujan
2).
Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Saat ini belum ada kebiajakan pemerintah Kabupaten Karangasem yang
menegaskan tentang kewajiban masyarakat untuk membangun dan
memelihara sarana drainase lingkungan secara mandiri, dan memastikan
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 119
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
terintegrasi darinase lingkungan dengan drainase primer dan sekunder di
Kabupaten Karangasem
3).
Isu Keuangan

Keterbatasan anggaran untuk sub sektor drainase karena terbatasan
kemampuan APBD Kabupaten Karangasem
4).
Isu Komunikasi

Kurangnya kegiatan sosialisasi dan informasi tentang fungsi drainase
5).
Isu Peran Serta Masyarakat

Rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya
drainase dan pemeliharaanya
3.2.4. Sektor Air Bersih
Isu-isu strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sektor air bersih di
Kabupaten Karangasem adalah masalah teknis operasional yang berkaitan
dengan
layanan
pengelolaan
air
bersih
dan
ketersediaan
sarana
dan
prasarananya serta masalah non teknis yang muncul terkait denga dukungan
aspek-aspek lain pengelolaan air bersih. Adapun isu-isu strategis dalam
pengelolaan air bersih adalah :
1).
Isu Teknis Operasional layanan pengelolaan air bersih

Tidak Semua Wilayah di Kabupaten Karangasem yang terlayanani air
bersih sehigga masih ada daerah yang rawan air

Adanya pelaksanaan Renstra dengan mengadakan gebyar sambungan
denga diskon 15 % yang dilaksanakan PDAM

Sebagian besar sarana pengolahan air bersih sudah usang sehingga terjadi
kebojoran/ kehilangan air yang cukup tinggi

Kondisi Topografi Kabupaten Karanngasem yang berbukit –bukit

Belum optimalnya program/himbauan untuk hemat air
2).
Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Adanya capain target MDGs
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 120
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma

Komitmen
Pemerintah
Kabupaten
Karangasem
yang
tinggi
untuk
penyediaan air bersih yang ditujukan untuk daerah rawan air dengan
penyediaan air baku Telaga Waja
3).

Sektor Keuangan
Rendahnya
sektor
pembiayaan
/anggaran
sehingga
tidak
mampu
melakukan terobosan untuk meningkatkan cakupan layanan
4).
Isu Keterlibatan Pelaku Bisnis

Sudah ada beberapa usaha penjual air bersih baik penjual air keliling, dan
terminal air, namun belum belum terpantau dan terakomodir
5).
Isu Peran Serta Masyarakat

Adanya Kelembagaan Swadaya di tingkat masyarakat untuk dilibatkan
dalam pengelolaan air bersih

Tingkat kemampuan masyarakat untuk membayar air bersih cukup tinggi
dan sudah menjadi barang ekonomis

Masyarakat masih menganggap bahwa kualitas dan debit air PDAM rendah

Keasadaran masyarakat rendah akan perlunya penghematan penggunaan
air
3.2.5. Aspek PHBS
Isu-isu strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan asepk Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) adalah senagai berikut :
1).
Isu Teknis Operasional Layanan Pengelolaan PHBS

Belum Optimalnya Pelayanan Puskesmas dan Pustu yang ada di Kabupaten
Karangasem

Upaya Kesehatan berbasis masyarakat (Posyandu) belum berjalan secara
Optimal
2).
Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Pemerintah Kabupaten Karangasem belum memiliki program untuk
mendorong upaya pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat di
Kabupaten Karangasem
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 121
Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma
3).
Isu Keuangan

Terbatasnya dana APBD Kabupaten Karangasem untuk membiayai
kegiatan PHBS
4).
Isu Komunikasi

Adanya media massa lokal (radio) dan media cetak yang dimiliki Pemda
Kabupaten Karangasem (Gapura dan Gatra) untuk menyosialisasikan PHBS

Kerjasama antar lembaga formal (sekolah-sekolah) dan pemerintah dalam
sosialisasi PHBS belum berjalan secara optimal
5).
Isu Peren Serta Masyarakat

Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya PHBS

Kebiasaan dan perilaku masyarakat yang sulit diubah terkait denga PHBS
DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM
III - 122
Download