Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma Pembanguan sanitasi di Kabupaten Karangasem mengalami banyak kendala dan permasalahan. Kendala utama pembangunan sanitasi di Kabupaten Karangasem adalah belum terarah dan terorganisasinya perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan yang berakibat pada memburuknya kondisi yang ada. Kendala teknis yang lain juga sangat berpengaruh, seperti overload-nya TPA Linggasana, tidak beroprasinya pengolahan limbah cair yaitu IPLT Linggasana, kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kompeten, serta masih minimnya sarana penunjang. Permasalahan tersebut terjadi hampir di seluruh sub sektor, hal ini mengindikasikan bahwa permasalahan teknis sangat perlu ditangani lebih cepat karena akan memberikan dampak pada permasalahan lainnya. Permasalahan lain yang teridentifikasi adalah belum maksimalnya keikutsertaan masyarakat dan swasta dalam mengelola lingkungannya terutama bidang sanitasi. Hal ini lebih diakibatkan oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat akan arti penting sanitasi yang baik bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka. Kurangnya kesadaran tersebut berakibat pada bertumpunya penanganan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi pada pemerintah daerah. Dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah daerah, penanganan dan pemeliharaan tersebut mengalami banyak kendala yang berujung pada semakin memburuknya kondisi sanitasi di Kabupaten Karangasem. Kesadaran masyarakat merupakan hal penting dalam pembangunan sanitasi mengingat masyarakatlah yang menjadi aktor serta mendapatkan manfaatnya. Pembangunan tanpa keikutsertaan masyarakat tidak akan memberi manfaat dan tidak akan berkesinambungan, akibatnya apapun yang di bangun hanya akan menjadi monumen tidak penting. Meningkatkan kesadaran masyarakat adalah hal utama yang harus diwujudkan sebelum pembangunan fisik dilaksanakan. Hal penting lainnya adalah keikutsertaan swasta yang masih minim berperan dalam pengembangan pembangunana sanitasi. Keterlibatan swasta seharusnya dapat DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 112 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma diwujudkan baik secara langsung berperan aktif maupun tidak langsung melalui penyaluran dana Coorporate Social Responsibility (CSR). Keterlibatan ini ini akan meringankan beban anggaran pemerintah sehingga pencapaian tujuan pembangunan sanitasi dapat tercapai dan sesuai dengan sasaran. Permasalahan dan kendala pembangunan sanitasi di Kabupaten Karangasem hasil penelaahan dan pengidentifikasian Pokja Sanitasi Kabupaten Karangasem tiap subsektor sanitasi diuraikan di bab ini dalam bentuk isu-isu strategis. 3.1. ISU STRATEGIS ASPEK NON TEKNIS Isu strategis aspek non teknis dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran sektor sanitasi, sedangkan isu strategis aspek non teknis yang terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi akan di paparkan dalam sub bab isu strategis aspek teknis 3.1.1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah : 1. Tingkat Sistem Adanya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yan sudah memuat kebijakan Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam pembangunan sanitasi. Pemerintah Kabupaten Karangasem belum memiliki kelembagaan yang secara khusus menangani sektor sanitasi. Sistem penegakan aturan yang terkait dengan pengelolaan sanitasi, air bersih dan pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat yang dijalankan saat ini masih kurang optimal. Saat ini Pemerintah Kabupaten Karangasem belum memiliki desain pola kerjasama yan spesifik akan dijalankan dengan pemerintah kota/ kabupaten lain dan pihak ketiga dalam pengelolaan layanan sanitasi di Kabupaten Karangasem 2. Tingkat Organisasi Pokja Sanitasi Kabupaten Karangasem dapat dijadikan sebagai motor penggerak untuk membantu SKPD-SKPD Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam mendorong kinerja pengelolaan sektor sanitasi dan pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Karangasem. DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 113 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma 3. Tingkat Individu SKPD-SKPD yang menangani sanitasi di Kabupaten Karangasem belum berkoordinasi secara optimal sehingga masih ada penanganan sanitasi yang tumpang tindih Keterbatasan dokumen sanitasi yang dapat dijadikan pedoman dalam penanganan sanitasi di Kabupaten Karangasem 3.1.2. Keuangan Ada peluang pendanaan dari APBN dan APBD Provinsi berupa dana bantuan untuk pembangunan di bidang sanitasi Kemampuan APBD Kabupaten Karangasem dalam membiayai pembangunan sanitasi belum optimal dan belum efektif Kurangnya pemahaman tentang aspek sanitasi dari anggota tim anggaran pemerintah daerah dan panitia anggaran DPRD 3.1.3. Komunikasi Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk sosialisasi pentingnya sanitasi Adanya media massa lokal (radio) dan majalah yang langsung bersentuhan dengan desa –desa pakraman (majalah Majelis Madya Desa Pakraman) Advokasi isu sanitasi harus terintegrasi dan tidak dilakukan secara parsial/sektoral dan tidak terpadu untuk suatu target keluaran (output) yang terukur dalam perencanaan jangka waktu tertentu. Belum optimalnya perluasan jarinngan, aliansi dan kemitraan dari berbagai kelompok sasaran (media massa, sekolah, jaringan keagamaan, posyandu) bagi percepatan pembangunan sanitasi Belum terbangun sistem informasi sanitasi untuk pemengku kepentingan (stakeholder) seperti pertemuan berkala bagi lembaga-lembaga dan stakeholder penting yang berpotensi sebagai pemicu dan focal point dalam mendukung percepatan pembangunan sanitasi Berbagai saluran dan sumber dana untuk kegiatan komunikasi selama ini masih berjalan secara sektoral dan belum terintegrasi dalam pesan sanitasi yang efektif dan akurat DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 114 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma 3.1.4. Keterlibatan Pelaku Bisnis Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah : Sudah ada beberapa pelaku bisnis yang terlibat dalam layanan sanitasi di Kabupaten Karangsem seperti para pengepul barang bekas. Hal ini merupakan peluang yang bisa dikembangkan lebih lanjut baik dalam bentuk kemitraan antara pemerintah dan swasta maupun yan dikelola penuh oleh oleh pihak swasta Belum ada pelaku bisnis yang ikut terlibat dalam sektor air bersih Meningkatnya pencemaran dan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pelaku bisnis/pengusaha 3.1.5. Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan Dukungan lembaga formal dan informasi di masyarakat (PKK, Kelurahan/ Perbekelan, Desa Adat, Kecamatan, Posyandu, Puskesmas, Banjar Dinas/Banjar Adat), Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, sudah ada sebagai sarana soaialisasi program dan pengelolaan sanitasi Sosialisasi pada Masyarakat tentang pengelolaan sarana sanitasi belum memadai Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kehidupan 3.1.6. Aspek Monitoring dan evaluasi Belum ada mekanisme pemantauan berkala dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi sanitasi di tingkat individu dan masyarakat Belum dapat dilaksanakannya monitoring dan evaluasi terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan Belum ada kebijakan yang menegaskan hak dan kewajiban, peran dalam monitoring dan evaluasi program-program sanitasi secara terpadu dan terintegrasi DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 115 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma 3.2. ASPEK TEKNIS HIGIENE Seperti uraian diatas, bahwa isu strategis aspek teknis ini tidak hanya memuat tentang isu teknis saja tetapi juga memaparkan tentang aspek non teknis yang melekat dan terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi . 3.2.1. Air Limbah Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Karangasem terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan air limbah dan ketersediaan sarana dan prasarana, sedangkan isu non teknis adalah masalah operasional yang ada terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalampengolahan air limbah. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut : 1). Isu Teknis Operasional Layanan Pengelolaan Air Limbah Masyarakkat Kabupaten Karangasem membuang limbah/air buangan domestiknya melalui septik tank/cubluk (untuk black water) dan masih ada BABs sedangkan untuk grey water langsung disalurkan ke saluran drainase atau langsung dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini berarti pencemaran akibat pembuangan air limbah yang tidak terkontrol memnyebabkan pencemaran air di badan air. Sebagian Besar septik tank/cubluk untuk mengolah air limbah masih belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan, disamping itu permintaan masyarakat dalam pelayanan sedot tinja untuk melakukan pengurasan septik tank juga masih rendah. Padahal septic tank memerlukan pengurasan paling tidak sekali dalam 5 tahun. IPLT Linggasana mengolah lumpur tinja untuk debit 27,4 m3/hari. BOD yang masuk sebesar 4.000mg/L, pengoperasian IPLT belum dioperasikan lagi karena menunggu terbitnya perda retribusi dan IPLT Linggasana belum beropresi secara optimal Limbah industri belum terdata dengan baik/ pasti terkait dengan berapa banyal limbah cair industry yang dikelola dan yang dibuang ke saluran sehingga mencemari lingkungan Di Kabupaten Karangasem baru terdapat 5 IPAl yaitu IPAL di Lingkungan Jasri, IPAL di selat, IPAL di depan Pasar Amlapura, IPAL Padang Tunggal (selat), dan IPAL di Perumnas sehingga kedepannya IPAL dapat DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 116 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma dikembangkan di daerah padat penduduk dan daerah-daerah yang cepat berkembang yang ada di Kabupaten Karangasem Minimnya sarana dan prasarana untuk menangani permasalahan limbah yang ada di Kabupaten Karangasem Pengelolaan limbah cair medis baik di RSU Amlapura dan Puskesmas yang ada di Kabupaten Karangasem belum optimal 2). Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Belum adanya masterplan yang terkait dengan air limbah di Kabupaten Karangasem dan perlunya pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman Belum memadainya kapasitas sumberdaya manuasia dalam pengelolaan air limbah Koordinasi dan kerjasama antar lembaga terkait penanganan air limbah belum dilaksanakan secara optimal 3). Isu Keuangan Belum adanya pembiayaan bersama sesuai dengan peran para stakeholder diantaranya pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten serta masyarakat Perlu ditingkatkannya peran CSR/swasta dalam pendanaan pengelolaan air limbah 4). Isu Komunikasi Rendahnya prioritas pembahasan regulasi pengelolaan air limbah domestik di kalangan DPRD, SKPD dan Panitia Anggaran Kurangnya keterlibatan dan kerjasama antar sesama lembaga dan program yan terkait dalam pengelolaan air limbah domestik Lemahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya pencemaran limbah domestik 5). Isu Keterlibatan Pelaku Bisnis Belum ada keterlibatan pengusaha/ swasta dalam pengelolaan libah cair domestik DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 117 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma 6). Isu Peran Serta Masyarakat Masayarakat belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana pengolahan air limbah domestik yang telah dibangun, ketergantungan kepada pemerintah masih tinggi Masih ada 20 % masyarakat yang buang air besar semabrangan (hasil studi EHRA) Pemanfaatan saluran drainase dan badan air untuk buangan air limbah secara langsung maupun terselubung Masih rendahnya kepemilikan jamban keluarga (on site) dengan menggunakan septic tank yang sesuai dengan standar baku Meningkatnya pencemaran air limbah dari sumber 3.2.2. Sub Sektor Persampahan Isu-isu strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub sektor persampahan di Kabupaten Karangasem terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layananan pengelolaan dan katersediaan sarana dan prasarananya, sedangkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul terkait dengan aspek-aspek lain dalam pengelolaan persampahan. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Karangasem adalah: 1). Isu Teknis Operasional Layanan Pengelolaan Persampahan Belum semua wilayah Kabupaten Karangasem yang dapat terlayani pengangkutan sampah oleh DKP Keterbatasan armada pengangkutan sehingga menyebabkan menumpuknya sampah di TPS TPA Lingasana dalam keadaan overload 2). Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Telah dilaksanakannya program komposting skala lingkungan di berapa wilayah di Kabupaten Karangasem Belum memadainya kapasitas sumberdaya manuasia dalam pengelolaan persampahan Dengan bertambahnya penduduk menyebabkan produksi sampah akan meningkat namun Kabupaten Karangasem belu memiliki perencanaan terkait dengan sampah DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 118 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma 3). Isu Keuangan Keterbatasan kemampuan APBD Kabupaten Karangasem mengakibatkan anggaran yang dialokasikan untuk pengelolaan persampahan terbatas sehingga dalam pengangaran menganut sistem prioritas 4). Isu Komunikasi Sosilisasi penanganan sampah dengan benar belum berjalan secara optimal 5). Isu Keterlibatan Pelaku Bisnis Sudah ada beberapa usaha pengepul barang bekas yang cukup potensial dalam mendukung program Reduce, Re-use dan Recycle (3 R) yang diperkenalkan pemerintah 6). Isu Peran Serta Masyarakat Belum optimalnya program 3 R dikalangan masyarakat di seluruh Kabupaten Karangasem 3.2.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan drainasi lingkungan di Kabupaten Karangasem adalah sebagai beikut : 1). Isu Teknis Operasional Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan Sistem Drainase Kabupaten Karangasem sebagian besar telah terbangun dengan memanfaatkan sistem drainase makro sungai-sungai yang ada di Kabupaten Karangasem, namun belum melalui perencanaan sistem drainase yang terintegrasi. Hal ini terbukti dengan belum adanya master plan drainase Kabupaten Karangasem Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase lingkungan belum berjalan optimal mengakibatkan timbulnya banjir dan genangan di saat musim penghujan 2). Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Saat ini belum ada kebiajakan pemerintah Kabupaten Karangasem yang menegaskan tentang kewajiban masyarakat untuk membangun dan memelihara sarana drainase lingkungan secara mandiri, dan memastikan DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 119 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma terintegrasi darinase lingkungan dengan drainase primer dan sekunder di Kabupaten Karangasem 3). Isu Keuangan Keterbatasan anggaran untuk sub sektor drainase karena terbatasan kemampuan APBD Kabupaten Karangasem 4). Isu Komunikasi Kurangnya kegiatan sosialisasi dan informasi tentang fungsi drainase 5). Isu Peran Serta Masyarakat Rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya drainase dan pemeliharaanya 3.2.4. Sektor Air Bersih Isu-isu strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sektor air bersih di Kabupaten Karangasem adalah masalah teknis operasional yang berkaitan dengan layanan pengelolaan air bersih dan ketersediaan sarana dan prasarananya serta masalah non teknis yang muncul terkait denga dukungan aspek-aspek lain pengelolaan air bersih. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air bersih adalah : 1). Isu Teknis Operasional layanan pengelolaan air bersih Tidak Semua Wilayah di Kabupaten Karangasem yang terlayanani air bersih sehigga masih ada daerah yang rawan air Adanya pelaksanaan Renstra dengan mengadakan gebyar sambungan denga diskon 15 % yang dilaksanakan PDAM Sebagian besar sarana pengolahan air bersih sudah usang sehingga terjadi kebojoran/ kehilangan air yang cukup tinggi Kondisi Topografi Kabupaten Karanngasem yang berbukit –bukit Belum optimalnya program/himbauan untuk hemat air 2). Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Adanya capain target MDGs DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 120 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma Komitmen Pemerintah Kabupaten Karangasem yang tinggi untuk penyediaan air bersih yang ditujukan untuk daerah rawan air dengan penyediaan air baku Telaga Waja 3). Sektor Keuangan Rendahnya sektor pembiayaan /anggaran sehingga tidak mampu melakukan terobosan untuk meningkatkan cakupan layanan 4). Isu Keterlibatan Pelaku Bisnis Sudah ada beberapa usaha penjual air bersih baik penjual air keliling, dan terminal air, namun belum belum terpantau dan terakomodir 5). Isu Peran Serta Masyarakat Adanya Kelembagaan Swadaya di tingkat masyarakat untuk dilibatkan dalam pengelolaan air bersih Tingkat kemampuan masyarakat untuk membayar air bersih cukup tinggi dan sudah menjadi barang ekonomis Masyarakat masih menganggap bahwa kualitas dan debit air PDAM rendah Keasadaran masyarakat rendah akan perlunya penghematan penggunaan air 3.2.5. Aspek PHBS Isu-isu strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan asepk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah senagai berikut : 1). Isu Teknis Operasional Layanan Pengelolaan PHBS Belum Optimalnya Pelayanan Puskesmas dan Pustu yang ada di Kabupaten Karangasem Upaya Kesehatan berbasis masyarakat (Posyandu) belum berjalan secara Optimal 2). Isu Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Karangasem belum memiliki program untuk mendorong upaya pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Karangasem DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 121 Sanitasi Sehat Menuju Karangasem Jagaditha Ya Ca Iti Dharma 3). Isu Keuangan Terbatasnya dana APBD Kabupaten Karangasem untuk membiayai kegiatan PHBS 4). Isu Komunikasi Adanya media massa lokal (radio) dan media cetak yang dimiliki Pemda Kabupaten Karangasem (Gapura dan Gatra) untuk menyosialisasikan PHBS Kerjasama antar lembaga formal (sekolah-sekolah) dan pemerintah dalam sosialisasi PHBS belum berjalan secara optimal 5). Isu Peren Serta Masyarakat Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya PHBS Kebiasaan dan perilaku masyarakat yang sulit diubah terkait denga PHBS DRAFT STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KARANGASEM III - 122