LAPORAN MENTERI KEHUTANAN PADA PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA DAN BULAN MENANAM NASIONAL TAHUN 2013 Karangasem - Bali, 25 November 2013 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Om Swasti Astu, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua; Yang terhormat dan kami banggakan Bapak Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono; Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden RI dan Ibu Hj. Herawati Boediono; Yang saya hormati Pimpinan MPR RI dan DPR RI; Yang mulia Duta Besar Negara Sahabat; Yang saya hormati Para Ketua Partai Politik; 1 Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan Pimpinan Lembaga Non Kementerian; Yang saya hormati Panglima TNI, KAPOLRI dan para Kepala Staf Angkatan; Yang saya hormati para gubernur, bupati dan walikota yang hadir; Yang saya hormati Pemuka Agama, Tokoh Masyarakat, LSM Penggiat Lingkungan dan; Hadirin, Undangan yang berbahagia. Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat yang telah dilimpahkan kepada kita, perkenankan kami melaporkan kepada Bapak Presiden mengenai penyelenggaraan Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2013. Yang terhormat Bapak Presiden dan Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Bapak Wakil Presiden dan Ibu Hj. Herawati Boediono, Hadirin yang berbahagia; Pada hari ini, tanggal 25 November 2013 kita bersama-sama menyelenggarakan peringatan HMPI dan BMN yang ke-6, secara nasional dipusatkan di Desa Datah, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penyelenggaraan peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan 2 semangat, motivasi dan budaya menanam dan memelihara pohon seluruh masyarakat dalam rangka memperbaiki, merehabilitasi dan merestorasi hutan dan lahan di seluruh Indonesia. Tema Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tahun 2013 adalah “Wariskan Hutan Yang Lebih Baik Untuk Generasi Penerus Bangsa”, dimaksudkan untuk meninggalkan legasi kepemimpinan Kabinet Indonesia Bersatu II dengan mewariskan hutan yang baik hasil moratorium dan hasil rehabilitasi yang kita lakukan selama ini untuk generasi penerus bangsa. Adapun pemilihan Kabupaten Karangasem sebagai lokasi puncak peringatan HMPI dan BMN Tahun 2013 adalah : Pertama, wilayah Kabupaten Karangasem terdapat lahan kritis seluas 47.631 ha atau 57% dari luas wilayah kabupaten. Penyelenggaraan acara ini diharapkan dapat menggiatkan masyarakat menanam pohon sehingga mengurangi luas lahan kritis di Kab. Karangasem. Kedua, Amlapura yang merupakan ibukota Kabupaten Karangasem dalam sejarahnya merupakan tempat beraneka ragam buah-buahan sehingga penyelenggaraan acara ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan buah-buahan dengan menanam pohon yang menghasilkan buah. 3 Ketiga, Desa Datah merupakan daerah pesisir pantai yang cocok untuk pengembangan jenis kelapa untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Yang terhormat Bapak Presiden dan Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Bapak Wakil Presiden dan Ibu Hj. Herawati Boediono, Hadirin yang berbahagia; Pada kesempatan yang baik ini kami ingin melaporkan capaian kebijakan, program dan kegiatan di bidang kehutanan sebagai berikut : Pertama, laju deforestasi dan degradasi hutan menurun dari 3,5 juta hektar/tahun pada periode 1998–2003 menjadi 450 ribu hektar/tahun pada periode 2009-2011. Hal ini terjadi sebagai resultante dari kebijakan moratorium penerbitan izin baru konversi hutan alam primer dan lahan gambut, konservasi hutan, penegakan hukum terhadap pelaku kebakaran hutan, pembalakan liar, penggunaan dan pelepasan kawasan hutan non prosedural dan penyelesaian konflik tenurial lahan hutan. Dampak penurunan laju deforestasi tersebut adalah turunnya emisi gas rumah kaca sebesar 489 juta ton setara karbondioksida atau 72,7% dari target penurunan emisi sektor Kehutanan atau sebesar 63,8% dari target Penurunan Emisi Nasional. 4 Kedua, selama 4 tahun terakhir sejak 2010, realisasi penanaman pohon melalui Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon terus meningkat, yaitu 1,3 milyar pohon pada tahun 2010; 1,5 milyar pohon tahun 2011; 1,6 milyar pada tahun 2012 dan sampai dengan akhir Oktober 2013 telah tertanam sebanyak 1,14 milyar pohon atau sebesar 114% dari target yang ditetapkan. Kementerian Kehutanan telah berhasil membangun Persemaian Permanen di setiap provinsi dan Kebun Bibit Rakyat di setiap desa untuk menyediakan bibit secara massal dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan. Dampak dari kebijakan ini adalah meningkatnya budaya masyarakat menanam pohon untuk membangun ekosistem hutan sehingga timbul sumber-sumber mata air baru yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat dan ketahanan pangan, yang pada akhirnya memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Ketiga, Kementerian Kehutanan memberikan akses legal kepada masyarakat setempat untuk memanfaatkan hutan berupa Izin Usaha Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hak Pengelolaan Hutan Desa (HD). 5 Untuk pembangunan hutan tersebut, Kementerian Kehutanan memberikan akses pembiayaan melalui Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan berupa pinjaman dana bergulir dengan bunga ringan sebesar 6% merujuk pada bunga dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dampak dari kebijakan ini adalah berkembangnya kepemilikan izin HTR, yang sebelum tahun 2009 tidak ada dan sekarang mencapai 3.400 pemegang izin dengan luas areal pencadangan sekitar 679.400 Ha. Untuk HKm dan HD, terdapat 81 pemegang izin HKm dengan luas areal kerja sekitar 240.500 Ha dan 26 lembaga desa pemegang Hak Pengelolaan HD dengan luas areal kerja sekitar 153.100 Ha. Hal ini mengubah struktur kepemilikan usaha hutan dari BUMN/BUMS pada 30 tahun yang lalu, kepada masyarakat setempat sehingga terjadi pertumbuhan dengan pemerataan (growth with equity). Keempat, Kementerian Kehutanan memberikan kewenangan legalitas kayu rakyat kepada Lurah atau Kepala Desa untuk menerbitkan Surat Keterangan Asal Usul Kayu rakyat seperti sengon, jabon, suren dan lain-lain. Sedangkan untuk jenis kayu yang umum diperdagangkan cukup menggunakan Nota Penjualan. 6 Dampak dari kebijakan ini adalah berkembangnya industri kayu berbasis kayu rakyat sebanyak 367 unit industri perkayuan dengan kapasitas produksi 67,74 juta m3 per-tahun, jauh melebihi produksi industri yang berbasis hutan alam pada masa 20-30 tahun yang lalu. Dengan demikian, usaha kayu rakyat telah meningkatkan income keluarga, menciptakan lapangan kerja dan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kelima, Kementerian Kehutanan telah mendapat opini dari BPK-RI berupa Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun 2011 atau satu tahun lebih awal dari kontrak kinerja Menteri Kehutanan KIB II. Dan Alhamdulillah pada tahun 2012, Kementerian Kehutanan dapat mempertahankan opini WTP tersebut. Dampak dari opini WTP ini adalah meningkatnya pengelolaan anggaran secara profesional, efisien dan efektif yang mengurangi potensi terjadinya inefisiensi penggunaan anggaran. Keenam, Pemerintah bersama DPR-RI telah mengesahkan Undang-Undang No. 18 tahun 2013 tanggal 6 Agustus 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan yang diinisiasi sejak Tahun 2003. Demikian juga untuk menangani kasus-kasus kejahatan kehutanan, telah dilakukan 7 MoU penanganan kejahatan kehutanan melalui multi doors system dengan Kementerian/Lembaga penegak hukum, untuk menerapkan pasal berlapis terhadap kejahatan kehutanan melalui UndangUndang tentang Kehutanan, Undang-Undang tentang Lingkungan Hidup, Undang-Undang tentang Pencucian Uang, dan Undang-undang tentang Pemberantasan Korupsi. Dampak dari kebijakan ini adalah menurunnya kegiatan illegal logging yang masif yang menyebabkan tingginya laju deforestasi seperti pada awal reformasi. Ketujuh, Pada tanggal 30 September 2013, di Brussels, Kementerian Kehutanan dengan Komisi Eropa, yang diwakili oleh Presiden dan Komisioner Lingkungan Hidup Uni Eropa, telah menandatangani Voluntary Partnership Agreement (VPA) dalam rangka Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT) untuk memberantas illegal logging dan perdagangan kayu-kayu ilegal melalui Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Dampak dari penerapan SVLK ini adalah meningkatnya partisipasi masyarakat madani dalam pengawasan perdagangan kayu legal sehingga nilai ekspor kayu yang diperdagangkan dapat dimonitor terus secara on-line, yang mana dulu tidak pernah termonitor dengan baik dan benar. Sejak 8 penerapan SVLK, perdagangan kayu legal meningkat. Untuk periode Januari-Oktober Tahun 2012 (sebelum on-line), nilai ekspor produk industri kehutanan mencapai US$ 4.270.435.719. Setelah on-line, untuk periode yang sama pada tahun 2013 meningkat menjadi US$ 4.707.342.024. Kedelapan, dalam rangka peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik, Kementerian Kehutanan telah melakukan pencanangan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi pada tanggal 11 September 2012 di depan BPK-RI, KPK, Ombudsman dan Kementerian PAN-RB. Selanjutnya, pada tanggal 11 September 2013 mencanangkan Pelayanan Informasi Perizinan Kementerian Kehutanan Terpusat secara Online. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan pelayanan yang cepat, murah, transparan dan akuntabel sebagai wujud pelaksanaan Undang– Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dampak dari Pelayanan Online ini adalah berkurangnya biaya transaksi yang tidak perlu dalam pengurusan izin di bidang kehutanan. Yang terhormat Bapak Presiden dan Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Bapak Wakil Presiden dan Ibu Hj. Herawati Boediono, Hadirin yang berbahagia; 9 Pada acara ini kami mengundang para pimpinan lembaga tinggi negara, menteri/pimpinan lembaga non kementerian, duta besar negara sahabat, gubernur/bupati/walikota, TNI/POLRI, lembaga kerjasama internasional, BUMN, BUMS, lembaga kemasyarakatan, perguruan tinggi, pramuka, pemuda, penyuluh kehutanan, artis peduli lingkungan, penggiat penanaman pohon, kelompok tani hutan dan masyarakat sekitar yang seluruhnya berjumlah + 3.000 orang. Pada acara puncak ini juga hadir 16 (enam belas) penerima penghargaan yang terdiri dari para pelaku usaha kehutanan, pelaku usaha non kehutanan, rektor perguruan tinggi, organisasi masyarakat dan perorangan yang ikut berperan aktif dalam mensukseskan Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon. Kami juga mengundang para Gubernur, Bupati dan Walikota pemenang Lomba Penanaman Satu Milyar Pohon Tingkat Nasional Tahun 2012 dan Lomba Wana Lestari Tingkat Nasional Tahun 2013. Adapun Pemenang Lomba Penanaman Satu Milyar Pohon tahun 2012 adalah : 1. Tingkat Provinsi, Juara I, II dan III yaitu: Gubernur Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Bengkulu. 2. Tingkat Kabupaten, juara I, II dan III yaitu: Bupati Banyuwangi, Karangasem dan Minahasa. 10 3. Tingkat Kota, juara I, II dan III yaitu: Walikota Pasuruan, Ternate dan Balikpapan. Sedangkan Juara Umum Lomba Wana Lestari adalah Gubernur D.I Yogyakarta. Kami mohon Bapak Presiden berkenan memberikan Tropy kepada para pemenang lomba dimaksud. Perlu kami sampaikan bahwa acara ini juga diliput dan disiarkan oleh media elektronik dan cetak nasional dan daerah. Untuk itu pada waktunya nanti, kami mohon Bapak Presiden berkenan memberikan sambutan. Sebelum berakhirnya seluruh rangkaian acara, kami mohon Bapak Presiden berkenan memimpin penanaman pohon yang diikuti secara massal oleh tamu undangan dan masyarakat. Terakhir, penyelenggaraan peringatan HMPI dan BMN Tahun 2013 didukung sepenuhnya oleh berbagai pihak, khususnya Pemerintah Kabupaten Karangasem yang telah memfasilitasi lokasi penyelenggaraan acara ini. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya. Demikian laporan kami dan atas perhatian Bapak Presiden dan Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono serta seluruh hadirin, kami menyampaikan terima kasih. Billahittaufiq walhidayah, 11 Wassalamu’alaikum Wr. Wb Om Santih, Santih, Santih Om. MENTERI KEHUTANAN Dr. (HC). ZULKIFLI HASAN, S.E., M.M. 12