PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur. Kabupaten ini berada di jalur Timur Sumatera yang strategis, dan hanya berjarak lebih kurang 136 km dari Kota Medan ibukota Sumatera Utara. Kabupaten Aceh Tamiang secara hukum memperoleh status Kabupaten definitif berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada koordinat 030 53’ – 040 32’ Lintang Utara dan 970 43’ 980 14’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.957,025 Km2 yang sebagian besar terdiri dari wilayah perbukitan. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pintu gerbang memasuki Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sebesar 36,02% luas Kabupaten Aceh Tamiang berada pada ketinggian 25 – 100 meter diatas permukaan laut (seluas 69.864 Ha) dan hanya sekitar 3,84 % dari luas keseluruhan Kebupaten Aceh Tamiang yaitu sekitar 7.440 Ha terletak pada ketinggian lebid dari 1.000 meter. Berdasarkan tekstur tanah, wilayah Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar bertekstur halus yaitu seluas 131.233,67 Ha (98,99%). Sisanya 2.011 Ha (1,04%) bertekstur sedang dan 737,14 Ha (0,37%) bertektur kasar yang terdapat dibagian pesisir pantai Timur. Menurut jenis tanah yang ada, Kabupaten Aceh Tamiang terdiri dari Alluvial sebesar 4,64%, Hidromorf Kelabu sebesar 42,23%, Organosol dan Gley Humus sebesar 36,61%, Podsolik Merah Kuning sebesar 1,69% serta Podsolik Coklat, Latosol dan Litosol sebesar 14,83% dari luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Pada bagian pesisir Timur wilayah ini didominasi oleh jenis tanah Alluvial dan Hidromorf Kelabu, sedangkan pada bagian Selatan atau pegunungan didominasi oleh jenis tanah Podsolik Coklat, Latosol dan Litosol. Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang di aliri oleh sungai yang mengalir ke pantai Timur, sungaisungai di kabupaten ini merupakan sumber untuk pengairan ke persawahan dan perkebunan baik yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan swasta. Sungai-sungai di Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar berhulu di pegunungan Kecamatan Tamiang Hulu yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang. Kondisi ini mengakibatkan fluktuasi air sungai sangat di pengaruhi oleh kondisi penggunaan lahan wilayah aliran sungai (WAS) atau di hulunya. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Aceh Tamiang meliputi DAS Manyak Payed, DAS Telaga Meuku, DAS Tamiang. Wilayah sungai Tamiang-Langsa merupakan wilayah sungai 6 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Lintas Kabupaten/Kota yang terdiri dari Kr. Tamiang, Kr. Langsa, Kr. Raya, Kr. Telaga Meuku dan Kr. Bayeun dengan panjang lebih kurang 208. Sebagian besar wilayah Aceh Tamiang merupakan kawasan pesisir dan kawasan sempadan sungai sehingga rawan gelombang pasang dan banjir bandang. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar berikut ini. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pintu gerbang memasuki Provinsi Aceh. Peta administrasi Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar 2.1, dimana secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi: Sebelah Utara : Berbatas dengan Kota langsa, Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka; Sebelah Selatan : Berbatas dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten langkat Provinsi Sumatera Utara; Sebelah Barat : Berbatas dengan Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Gayo Lues; dan Sebelah Timur : Berbatas dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka. Luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang 1.957,02 km² yang terdiri dari 12 Kecamatan dengan 213 desa dan 705 dusun. Tingkat kepadatan penduduk rata-rata 128 jiwa per-km², dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Kota Kuala Simpang yaitu 4.015 jiwa per-km². Ibu Kota Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada Kecamatan Karang Baru, berikut gambar Peta 2.1 Wilayah Kajiaan Pemutakhiran SSK Kabupaten Aceh Tamiang. Kondisi penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Tamiang berupa hutan, hutan mangrove, perkebunan, perkebunan rakyat, permukiman, pertanian lahan kering, sawah, semak/belukar, sungai, tambak, tanah terbuka/kosong. Berdasarkan penggunaan lahan tersebut luas area permukiman penduduk seluas 8.786,66 atau 3,97% dari total luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Luas area permukiman penduduk dapat dilihat pada Gambar 2.1 Wilayah Kajian SSK. 7 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Peta 2.1 Wilayah Kajian SSK (peta ukuran A1) PETA TATA GUNA LAHAN Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Aceh Tamiang, 2012-2032 8 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Dalam pelaksanaan penyusunan dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten, semua wilayah desa kecamatan di kabupaten Aceh Tamiang masuk dalam kajian studi. Wilayah Aceh Tamiang yang dialiri oleh sungai Tamiang dan sungai-sungai kecil. Pada wilayah tertentu masih ditemui kebiasaan masyarakat yang berkontribusi terhadap pencemaran air (sungai) menjadikan penyakit berbasis lingkungan seperti diare masih merupakan penyakit yang angka kesakitannya selalu terjadi berulang setiap tahunnya. Kebiasaan perilaku hidup yang demikian perlu adanya perhatian dari berbagai pihak untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan ini dilakukan pengetahuan oleh masyarakat tentang hidup akibat sehat rendahnya dan tingkat perekonomian masyarakat yang masih dibawah rata-rata sehingga tidak bisa membangun wc yang cukup layak dan sehat untuk hunian mereka. Ada Juga sebagian masyarakat merasa lebih gampang dan mudah buang hajad di sungai, ini dikarenakan pola hidup dan kebiasaan masyarakat yang berdomisili dibantaran sungai, dikarnakan kebiasaan tadi lebih mudah dan murah membangun wc dan tempat cucian di sungai. Disamping itu pada wilayah tertentu didaerah aliran sungai dan merupakan lokasi industri, hasil pengolahan limbahnya juga di buang ke badan air/sungai. Pada beberapa wilayah yang merupakan daerah pemukiman penduduk dan perkebunan, masih ditemui masyarakat yang memakai wc dengan kondisi masih cukup memprihatinkan. Kecamatan Manyak Payed memiliki luas area terbangun yang sangat besar yaitu sebanyak 6857 Ha (51,22%) dari total luas area terbangun kabupaten dengan jumlah desa sebanyak 36 desa. Nama dan luas wilayah per-Kecamatan serta jumlah desa di Kabupaten Aceh Tamiang disajikan pada tabel 2.1 berikut ini : 9 Tahun 2015 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta Jumlah Desa Luas Wilayah Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/ Desa Administrasi (%) thd (Ha) total administrasi 3 4 9.463 9,95% 25.237 12,90% 1 2 Tamiang Hulu 9 Kecamatan Bandar 15 Pusaka Kecamatan 15 12.448 6,36% Kejuruan Muda Kecamatan 5 29.555 15,10% Tenggulun Kecamatan Rantau 16 5.171 2,64% Kecamatan Kota 5 448 0,23% Kualasimpang Kecamatan 24 18.849 9,63% Seruway Kecamatan 33 13.255 6,77% Bendahara Kecamatan Banda 10 4.827 2,47% Mulia Kecamatan Karang 31 13.945 7,13% Baru Kecamatan 14 25.795 13,18% Sekerak Kecamatan 36 26.711 13,65% Manyak Payed Total 213 195703,5 Sumber: Aceh Tamiang Dalam Angka, 2014 Terbangun (Ha) (%) thd luas administrasi 5 273 585 6 2,04% 4,37% 416 3,11% 688 5,14% 826,25 363 6,17% 2,71% 594 4,44% 727 5,43% 658 4,91% 1136 8,49% 265 1,98% 6857 51,22% 13388,25 Pada umumnya penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang masih mendominasi di daerah pedesaan. Kecamatan Karang Baru sebagai Ibukota Kabupaten memiliki jumlah penduduk yang sangat besar sejumlah 38.036 Jiwa, dan Kecamatan Sekerak memiliki yang sangat sedikit yaitu sebesar 6.289. Informasi lebih detail dapat kita peroleh pada tabel berikut ini dan proyeksi jumlah penduduk untuk lima tahun selanjutnya. 10 Tahun 2015 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tabel 2.2 Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Nama Kecamatan 2015 Tamiang Hulu Wilayah Perkotaan Tahun 2016 2017 2018 2019 2015 Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Perdesaan Tahun 2016 2017 2018 2019 2015 2016 Total Tahun 2017 2018 2019 4723 4777 4832 4888 4944 13474 13629 13786 13944 14105 18197 18406 18618 18832 19049 2383 2405 2427 2449 2471 9749 9838 9927 10018 10109 12132 12242 12354 12466 12580 10407 10543 10681 10821 10963 22954 23255 23559 23868 24181 33361 33798 34241 34689 35144 1813 1835 1857 1879 1902 15305 15489 15675 15863 16053 17118 17323 17531 17742 17955 Kecamatan Rantau 19738 19987 20239 20494 20752 14749 14935 15123 15314 15507 34487 34922 35362 35807 36258 Kecamatan Kota Kualasimpang 19019 19350 19687 20029 20378 0 0 0 0 0 19019 19350 19687 20029 20378 3232 3272 3313 3354 3395 21567 21834 22105 22379 22657 24799 25107 25418 25733 26052 Kecamatan Bendahara 538 545 552 558 565 18935 19172 19411 19654 19900 19473 19716 19963 20212 20465 Kecamatan Banda Mulia 747 755 763 771 780 10406 10518 10632 10747 10863 11153 11273 11395 11518 11643 Kecamatan Karang Baru 20969 21237 21509 21785 22063 17067 17285 17507 17731 17958 38036 38523 39016 39515 40021 794 799 804 809 815 5495 5530 5566 5601 5637 6289 6329 6370 6411 6452 3305 3345 3386 3427 3469 27051 27381 27715 28053 28395 30356 30726 31101 31481 31865 Kecamatan Bandar Pusaka Kecamatan Kejuruan Muda Kecamatan Tenggulun Kecamatan Seruway Kecamatan Sekerak Kecamatan Manyak Payed Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2015 11 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Jumlah Kepala keluarga pada tahun 2015 terbanyak terdapat pada kecamatan karang baru sebagaimana pusat kegiatan ibukota kabupaten yaitu sebanyak 5667 KK, pada akhir proyeksi KK tahun 2019 Kecamatan Karang Baru masih menjadi kecamatan dengan jumlah keluarga terbanyak yaitu sebanyak 10.817 KK. Tabel berikut ini menggambarkan proyeksi jumlah Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya hingga 5 tahun mendatang sampai tahun 2019. Tabel 2.3 Jumlah kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah KK Nama Kecamatan Tamiang Hulu 2015 Wilayah Perkotaan Tahun 2016 2017 2018 2019 2015 Wilayah Perdesaan Tahun 2016 2017 2018 2019 2015 Total Tahun 2016 2017 2018 2019 1276 1291 1306 1321 1336 3642 3684 3726 3769 3812 4918 4975 5032 5090 5148 Kecamatan Bandar Pusaka 644 650 656 662 668 2635 2659 2683 2707 2732 3279 3309 3339 3369 3400 Kecamatan Kejuruan Muda 2813 2850 2887 2925 2963 6204 6285 6367 6451 6535 9016 9135 9254 9375 9498 490 496 502 508 514 4136 4186 4236 4287 4339 4626 4682 4738 4795 4853 Kecamatan Rantau 5335 5402 5470 5539 5609 3986 4036 4087 4139 4191 9321 9438 9557 9678 9800 Kecamatan Kota Kualasimpang 5140 5230 5321 5413 5507 0 0 0 0 0 5140 5230 5321 5413 5507 Kecamatan Seruway 874 884 895 906 918 5829 5901 5974 6048 6123 6702 6786 6870 6955 7041 Kecamatan Bendahara 145 147 149 151 153 5118 5182 5246 5312 5378 5263 5329 5395 5463 5531 Kecamatan Banda Mulia 202 204 206 209 211 2812 2843 2874 2905 2936 3014 3047 3080 3113 3147 Kecamatan Karang Baru 5667 5740 5813 5888 5963 4613 4672 4732 4792 4853 10280 10412 10545 10680 10817 Kecamatan Sekerak 215 216 217 219 220 1485 1495 1504 1514 1524 1700 1711 1722 1733 1744 Kecamatan Manyak Payed 893 904 915 926 938 7311 7400 7491 7582 7674 8204 8304 8406 8508 8612 Kecamatan Tenggulun Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2015 12 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Tingkat pertumbuhan penduduk tahunan di Kabupaten Aceh Tamiang sejak tahun 2015 sampai tahun 2019 bervariatif, namun secara umum mengalami peningkatan seperti terlihat pada tabel dibawah ini ; Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Dan Kepadatan Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun Tingkat Kepadatan Penduduk 2015 Pertumbuhan (%) Tahun 2016 2017 2018 2019 (Org/Ha) Tahun 2016 2017 2018 Tamiang Hulu 1,15% 1,19% 1,23% 1,28% 1,32% 79 79 80 81 82 Kecamatan Bandar Pusaka 0,91% 1,16% 1,41% 1,66% 1,91% 39 39 40 40 40 Kecamatan Kejuruan Muda 1,31% 1,75% 2,19% 2,64% 3,08% 80 81 82 83 84 Kecamatan Tenggulun 1,20% 1,59% 1,97% 2,36% 2,74% 36 37 37 38 38 Kecamatan Rantau 1,26% 1,77% 2,27% 2,78% 3,28% 41 41 42 42 43 Kecamatan Kota Kualasimpang 1,74% 1,93% 2,12% 2,30% 2,49% 69 71 72 73 74 Kecamatan Seruway 1,24% 1,68% 2,12% 2,57% 3,01% 50 51 51 52 53 Kecamatan Bendahara 1,25% 1,32% 1,39% 1,45% 1,52% 43 43 44 45 45 Kecamatan Banda Mulia 1,08% 1,38% 1,69% 1,99% 2,29% 38 39 39 40 40 Kecamatan Karang Baru 1,28% 1,99% 2,69% 3,40% 4,11% 35 36 36 37 37 Kecamatan Sekerak 0,64% 1,57% 2,50% 3,42% 4,35% 35 35 35 36 36 Kecamatan Manyak Payed 1,22% 1,83% 2,44% 3,05% 3,66% 41 41 42 42 43 Nama Kecamatan 2015 2019 Sumber: Instrumen Profil Sanitasi, 2015 Upaya penanggulangan kemiskinan diharapkan dapat mempercepat laju penurunan angka kemiskinan dan memperluas sebaran penurunan tingkat kemiskinan kepada kelompok masyarakat dalam semua daerah. Arahan pembangunan Bidang Cipta Karya melalui pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan pro-rakyat diantaranya PNPM-Perkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, dan program lainnya. Pada kabupaten Aceh Tamiang, jumlah keluarga miskin adalah sebanyak 24.722 keluarga, sebaran Keluarga miskin pada tiap kecamatannya berkisar sebanyak 2.000 keluarga, Kecamatan Karang Baru dan Kecamatan Manyak Payed merupakan kecamatan yang memiliki keluarga 13 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 miskin terbanyak yaitu sebanyak 4.167 keluarga dan 4.055 kelurga, untuk lebih jelas dapat kita lihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.5 Jumlah Keluarga miskin (KK) per kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) BANDA MULIA 1224 BANDAR PUSAKA 1229 BENDAHARA 1586 KARANG BARU 4167 KEJURUAN MUDA 2693 KOTA KUALA SIMPANG 1579 MANYAK PAYED 4055 RANTAU 2446 SEKERAK 708 SEURUWAY 2644 TAMIANG HULU 947 TENGGULUN 1444 Grand Total 24722 Sumber: Dokumen TNP2K Kabupaten Aceh Tamiang, 2015 Rencana struktur ruang wilayah kabupaten diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten. Dalam permen ini dijelaskan mengenai fungsi, dasar perumusan dan kriteria dalam menyusun rencana struktur ruang wilayah kabupaten. Fungsi dari rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah: a. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan disekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan b. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan: a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; b. kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi; c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten; dan d. ketentuan peraturan perundang-undangan. 14 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: a. mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan; b. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan; c. pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut: terdiri atas Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi; memuat penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL); dan harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten. d. memuat pusat-pusat kegiatan selain dengan ketentuan sebagai berikut: pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL (dengan notasi PKLp); pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan pusat kegiatan yang akan dijadikan PKLp harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL. e. sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Aceh Tamiang yang telah disusun dapat dilihat dalam peta penyajian Rencana Struktur Ruang pada gambar berikut ini. 15 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Peta 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Aceh Tamiang Sumber: RTWR Kabupaten Aceh Tamiang, 2015 16 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, baik untuk pemanfaatan yang berfungsi lindung maupun budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran lebih rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola ruang wilayah kabupaten dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan daya dukung sumberdaya wilayah yang dimiliki serta mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten; 2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; 3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan 4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten. Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : 1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya; 2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana rincinya; 3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten bersangkutan; 4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan; 5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya. Dalam menentukan arahan pola pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang, dasar-dasar pertimbangan yang digunakan selain hasil analisis juga dengan tanpa mengindahkan kebijakan-kebijakan yang telah ada dan ditetapkan serta kebijakan lain yang berperan sebagai landasan hukum (peraturan) yang mengatur berbagai aspek-aspek kepentingan yang berkaitan dengan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Rencana Pola Ruang di Kabupaten Aceh Tamiang hingga akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2032 terbagi ke dalam Rencana Kawasan Lindung seluas 58.302,76 Ha atau 26.31 % dan Rencana Kawasan Budidaya 163.313,58 Ha atau 73.69 %. Lihat Peta 2.3. 17 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Peta 2.3 Rencana pola ruang Kabupaten Aceh Tamiang Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Tamiang, 2015 18 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG 2.2. Tahun 2015 Kemajuan pelaksanaan SSK a. Air limbah domestik Sarana pengelolaan limbah khususnya limbah cair masih di lakukan dengan menggunakan jamban. Pemenuhan prasarana septic tank, pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat, Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT) terletak di Kampung Durian Kecamatan Rantau. Pada tahap awal pelaksanaan program penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten telah merencanakan beberapa point penting dalam meningkatkan pelayanan di bidang air limbah domestik seperti penyusunan dokumen perencanaan induk sistem pengelolaan air limbah kabupaten aceh tamiang, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan kualitas layanan melalui peningkatan alokasi pembiayaan di bidang air limbah dan penyusunan qanun sistem pengelolaan air limbah di kabupaten, point tersebut belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan disebabkan oleh beberapa faktor kendala, namun peningkatan sarana dan prasarana pelayanan air limbah telah dapat ditingkatkan dari persentase sebelumnya, hal ini dapat kita lihat pada tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik sampai saat sekarang. Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Air Limbah Domestik Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016 Tujuan Sasaran (1) (2) Tersediannya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga Meningkatkan skala rumah tangga lingkungan yang Meningkatnya cakupan bersih dan kepemilikan jamban sehat di keluarga dengan Kabupaten Aceh penggunaan tangki septik. Tamiang melalui Meningkatnya jumlah dan pembangunan cakupan layanan dan pengelolaan air limbah pengelolaan air komunal dari 1 unit limbah yang menjadi 10 unit Tahun berwawasan 2016 lingkungan Meningkatnya layanan pengelolaan Air Limbah Domestik Data dasar* (3) Tidak tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik SSK (saat ini) Status saat ini (4) Belum tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah domestik 45% penduduk memiliki jamban septik 58% penduduk saat ini sudah memiliki jamban septik Jumlah Jumlah pengelolaan pengelolaan Air Air Limbah Komunal Limbah Komunal 16 unit 1 unit 5% penduduk mendapat Pelayanan Air Limbah Domestik 58% penduduk sudah mendapatkan pelayanan Air Limbah Domestik Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011 19 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 b. Pengelolaan persampahan Pada tahap awal pelaksanaan program penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten telah merencanakan beberapa point penting dalam meningkatkan pelayanan di bidang persampahan seperti penyusunan dokumen perencanaan induk sistem pelayan persampahan limbah kabupaten aceh tamiang, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan kualitas layanan melalui peningkatan alokasi pembiayaan di bidang persampahan dan penyusunan qanun sistem pelayanan persampahan di kabupaten, point tersebut belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan disebabkan oleh beberapa faktor kendala, namun peningkatan sarana dan prasarana pelayanan persampahan telah dapat ditingkatkan dari persentase sebelumnya, hal ini dapat 7kita lihat pada tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk persampahan sampai saat sekarang. Jaringan persampahan yang telah menjadi tempat penampungan akhir (TPA) sudah dilakukan penempatan dilokasi Kampung Durian Kecamatan Rantau dengan luasan lebih kurang 4 Ha. Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Persampahan Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016 Tujuan Sasaran (1) (2) Meningkatkan Meningkatnya efektifitas pengelolaan layanan pengelolaan pelayanan persampahan dari 5% persampahan menjadi 70% pada akhir dan tahun 2014 melanjutkan Berkurangnya timbulan program CDM sampah organik dari 63% (Clean menjadi 40% pada tahun Development 2016 melalui composting Management) Meningkatnya partisipasi serta masyarakat dalam meningkatkan pengelolaan sampah peran serta dengan sistem 3R skala masyarakat rumah tangga dari 4% terhadap menjadi 30% pada tahun kebersihan 2016 lingkungan. Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011 SSK (saat ini) Data dasar* Status saat ini (3) (4) 5% penduduk 11% penduduk mendapatkan mendapatkan Layanan Layanan Pengelolaan Pengelolaan Persampahan Persampahan 63% Sampah 25% Sampah organik belum organik dimanfaatkan dimanfaatkan 4% Masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3R 15% Masyarakat melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3R 20 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 c. Drainase perkotaan Dokumen Perencanaan Induk Sistem Drainase Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat dilaksanakan, dan Jaringan drainase wilayah Aceh Tamiang belum menyesuaikan dengan kondisi garis kontur kemiringan dan ketinggian, sehingga setiap saluran yang telah dibangun mengakibatkan luapan dan kurang daya tampung debit air sewaktu musim penghujan datang dan juga disaat meluapnya aliran sungai Tamiang pada setipa 6 tahun sekali. Kondisi ini harus ditanggulangi agar kondisi yang tidak diinginkan terjadi dapat di tanggulangi secara baik, sehingga masyarakat juga harus memberikan sikap dengan prilaku yang sehat terutama untuk meninggalkan kebiasaan membuang sampah ke sungai dan saluran drainase. Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Drainase Perkotaan Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016 Tujuan Sasaran Data dasar* (1) (2) (3) Membebaskan kawasan perkotaan dan pemukiman penduduk dari genangan air hujan maupun air limpasan lain. Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di akhir tahun 2011 Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Aceh Tamiang menjadi 0 Ha dengan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman pada Tahun 2016 SSK (saat ini) Status saat ini (4) Belum tersedianya dokumen perencanaan induk drainase Belum tersedianya dokumen perencanaan induk drainase Masih terdapatnya luas genangan di Kabupaten Aceh Tamiang Sebesar 21 Ha luar area permukiman di Kabupaten Aceh Tamiang masih tergenang. Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011 2.3. Profil Sanitasi Saat Ini Berbagai upaya dan kegiatan pembangunan di bidang sanitasi telah dilaksanakan di Kabupaten Aceh Tamiang oleh berbagai institusi/SKPK terkait walaupun masih secara parsial dan belum terintegrasi guna meningkatkan akses dan kualitas sanitasi dasar masyarakat. Peranan lingkungan (lingkungan fisik, sosial, ekonomi dan budaya hidup masyarakat) mempunyai pengaruh paling besar dalam tercapainya kualitas hidup yang lebih baik khususnya dalam peningkatan 21 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 derajat kesehatan masyarakat yang optimal disamping faktor lain yaitu perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dikarenakan empat faktor tersebut selalu berfluktuatif maka derajat kesehatan masyarakat harus diupayakan terus menerus, salah satunya melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Kondisi umum pengelolaan sanitasi di Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada uraian berikut; a. Air Limbah Domestik Limbah cair rumah tangga hasil pencucian dan mandi di Kabupaten Aceh Tamiang pada umumnya di gelontorkan begitu saja di sekitar rumah. Rumah tangga yang ada selalu memanfaatkan lahan maupun parit yang ada di sekitar pekarangan untuk membuang limbah cairnya tanpa memperhatikan dan melihat dampak dari limbah tersebut terhadap kesehatan dan kebersihan orang lain ( tetangga ) dan lingkungan sekitar. Sedangkan pada wilayah penduduk yang tinggal di sekitar aliran sungai, pembuangan limbah cair rumah tangganya umumnya langsung disalurkan ke sungai atau anak-anak sungai sehingga dapat menimbulkan pendangkalan pada parit atau sungai itu sendiri. Hanya sebagian kecil masyarakat yang sudah membuat kolam atau lobang resapan sederhana di sekitar pekarangannya guna menampung hasil limbah cair dari rumah tangganya. Penanganan air limbah rumah tangga di Kabupaten Aceh Tamiang yang masih menggunakan sistem pengelolaan setempat (on-site system) tersebut sangat besar peluang yang mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah karena hampir semua penduduk Aceh Tamiang menggunakan air tanah, baik sumur bor maupun sumur terbuka. (1) Sistem dan infrastruktur User Interface Sebanyak 79% masyarakat aceh sudah memiliki akses terhadap pengelolaan Air Limbah, Umumnya 25% masyarakat sudah memiliki jamban pribadi dengan sistem pengelolaan awal/setempat menggunakan septik tank dan selebihnya menggunakan Non Septik termasuk jamban dengan sistem cubluk. 22 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Penampungan Awal Pengangkutan Lumpur Tinja yang dihasilkan oleh masyarakat di angkut dengan menggunakan mobil truk tinja milik Pemkab Aceh Tamiang, pada saat ini, jumlah terdapat dua buah armada truk tinja yang melakukan pelayanan keseluruh Kabupaten Aceh Tamiang. Pengolahan Akhir Terpusat (Semi) Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) sudah dibangun di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2012, volume pengelolaan lumpur tinja adalah sebesar 2000 m 3. IPLT terletak di Kampung Durian yang berdekatan dengan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah Kabupaten Aceh Tamiang. IPLT Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, hal ini disebabkan beberapa faktor dalam pengelolaan IPLT secara intensif oleh pilah BLHK Kabupaten Aceh Tamiang. Daur Ulang/Pembuangan Akhir Proses daur ulang dan pembuangan akhir dari Air Limbah Domestik belum ada sampai saat ini, proses pemanfaatan lumpur tinja di Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat di pergunakan sebagai pupuk dan penghasil gas methane. Sebaran penduduk Kabupaten Aceh Tamiang yang tidak mempunyai akses bidang air adalah sebanyak 7.238 Keluarga, pada kecamatan Tamiang Hulu, Kecamatan Tenggulun, Kecamatan Manyak 23 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Payed mendominasi sebagai kecamatan yang mempunyai keluarga yang tidak memiliki akses sarana dan prasarana layanan air limbah lebih dari 1.000 KK. Hal ini akan menjadi perhatian pemerintah pokja sanitasi ke depan dalam menghilangkan angka tersebut, berikut ini akan dirincikan jumlah cakupan layanan air domestik saat ini di Kabupaten Aceh Tamiang. Tabel 2.9 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Aceh Tamiang Sanitasi tidak layak Sanitasi Layak Sistem Onsite Sistem Offsite BABS* Skala Kawasan / terpusat Sistem Berbasis Komunal No Nama Kecamatan (KK) Cubluk* **, jamban tidak aman** (KK) Cubluk aman/ Jamban keluarga dgn tangki septik aman MCK /Jamb an Bersa ma (KK) Tangki MCK Septik IPAL Komuna Komunal Komun l**** > 10 KK al (KK) (KK) (KK) Sambung an Rumah yg berfungsi (KK) (KK) (i) (ii) Tamiang Hulu Kecamatan Bandar Pusaka Kecamatan Kejuruan Muda Kecamatan Tenggulun Kecamatan Rantau Kecamatan Kota Kualasimpang Kecamatan Seruway Kecamatan Bendahara (iii) (iv) (v) (vii) (vi) (viii) (ix) (x) 1033 1036 1851 0 52 289 0 0 548 483 1478 12 22 41 0 0 695 2984 3744 0 0 0 0 0 1027 658 2086 0 0 0 0 0 391 917 5.492 0 122 399 0 0 37 0 4198 0 122 36 0 0 570 1421 3096 0 122 663 0 0 255 378 3439 0 122 960 0 0 24 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Kecamatan Banda Mulia Kecamatan Karang Baru Kecamatan Sekerak Kecamatan Manyak Payed Tahun 2015 210 0 2066 0 122 201 0 0 517 572 6635 0 122 894 0 0 339 437 584 0 122 333 0 0 1616 2106 2586 0 122 1059 0 0 7238 10992 37255 12 1050 4875 0 61422 Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015 MCK komunal yang telah di bangun untuk memberikan pelayanan terhadap akses air limbah domestik bagi masyarakat berjumlah sebanyak 28 unit, pelaksanaan MCK Komunal saat ini hanya berfokus pada penyediaan akses air limbah terhadap masyarakat, jumlah truk tinja adalah sebanyak 2 unit, Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja Kampung Durian di bangun pada tahun 2012, Kondisi sarana dan prasarana air limbah domestik dapat kita lihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.10 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Satuan No Jenis (i) (ii) (iii) SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal - MCK Komunal unit Unit 2. Truk Tinja M3/hari 3 IPLT : kapasitas SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Berbasis komunal - Tangki septik unit komunal >10KK - IPAL Komunal 2 IPAL Kawasan/Terpus at - Kapasitas Jumlah / Kapasit as (iv) Kondisi Berfung Tdk si berfungs i (v) (vi) 28 12 1 0 67 67 0 unit 1254 1254 0 M3/har i 0 0 0 0 0 - Sistem 0 Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015 IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah (vii) 16 1 0 2 30 Keterangan 1 unit 4000 L Tidak Optimal 25 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Sarana dan prasaran air limbah di Kabupaten Aceh Tamiang dapat terlihat pada peta di bawah ini : Peta 2.4 Cakupan Akses Air Limbah Domestik Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015 26 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 (2) Kelembagaan dan Peraturan Kelembagaan Bidang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh SKPD dari Bappeda, Dinas PU, BLHK, dan Dinas Kesehatan. Peran dan tugas pokok dari instansi terkait pengelolaan Air Limbah Domestik dapat dijabarkan pada tabel di bawah ini. Pada saat ini peran aktif Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang yang di dukung juga oleh instansi terkait lainnya secara tidak langsung. Kondisi cakupan pelayanan Air Limbah (penyedotan tinja) untuk Kabupaten Aceh Tamiang yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang saat ini masih minimal, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana serta masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan tangki septic sesuai standar kesehatan, maka diperkirakan hanya 5 % dari jumlah total penduduk Kabupaten Aceh Tamiang yang mampu dilayani. Berikut ini merupakan tabel kondisi eksisting pelayanan air limbah di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2010. Dasar peraturan pengelolaan air libah pada saat belum terbentuk. b. Persampahan Sistem pengelolaan sampah padat rumah tangga di Kabupaten Aceh Tamiang pada beberapa wilayah masih dilakukan secara individual skala rumah tangga, yang dilakukan dengan cara dikumpulkan di sekitar pekarangan rumahnya dan pada waktu tertentu (sore hari atau selang beberapa hari) kemudian baru dibakar. Pada daerah aliran air (sungai) sampah rumah tangga biasanya dibuang langsung di pinggiran aliran sungai, yang pada waktu tertentu ketika air sungai meninggi sampah akan terbawa arus/aliran sungai tersebut. Pada umumnya pengelolaan sampah rumah tangga adalah dibakar dan masih ada rumah tangga yang membuang sampahnya ke aliran sungai atau anak sungai yang ada. Seperti juga terlihat pada tabel 3.2, baru 27,29% sistem pengelolaan sampah rumah tangga yang ada memenuhi syarat kesehatan. Perkiraan atau estimasi timbulan sampah dari berbagai sumber penghasil sampah yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang, dapat terlihat pada tabel berikut ; 27 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 (1) Sistem dan infrastruktur User Interface Sumber timbulan sampah di Kabupaten Aceh Tamiang berasal dari Rumah Tangga, Toko, Kantor Kantor, pasar, dan Tempat Tempat Umum. Pengumpulan Setempat Methode Pengumpulan Setempat yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan menggunakan becak motor, pengumpulan sampah setempah hanya dilaksanakan pada daerah perkotaan di Kabupaten Aceh Tamiang. Penampungan Sementara Tempat Pembuangan Sementara (TPS) persampahan terbuat dari bangunan konkrit dan kontainer, TPS ini hanya terletak pada beberapa daerah perkotaan. Pengangkutan Pada saat ini terdapat 6 buah dumtruk dan 4 buat arm roll yang melayani sektor persampahan, jumlah armada ini masih sangat minim untuk melayani seluruh persampahan di seluruh Kabupaten Aceh Tamiang. Pengolahan Akhir (Semi) Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Persampahan terletak di Desa Durian, sistem TPA pada saat ini adalah kontrol landfill. Daur ulang/Pembuangan Akhir Pemanfaatan sampah sebagai bahan daur ulang belum dapat dilaksanakan, pemanfaat sampah hanya sebatas pada bahan sampah yang dapat di olah kembali menjadi bahan lainnya. 28 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Volume timbulan sampah di Kabupaten Aceh Tamiang adalah sebesar 528 m3 setiap harinya, volume timbulan terbanyak terdapat pada daerah Kecamatan Karang Baru yaitu sebanyak 76,03 m 3 setiap harinya, timbulan sampah ini masih tercampur antara sampah 0rganik dan nonorganik. Pada tabel berikut ini akan dijelaskan secara lebih terperinci timbulan sampah per kecamatan. Tabel 2.11 Timbulan Sampah Per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Wilayah Wilayah Total perdesaan perkotaan orang Orang Tamiang Hulu Kecamatan Bandar Pusaka Kecamatan Kejuruan Muda Kecamatan Tenggulun Kecamatan Rantau Kecamatan Kota Kualasimpang orang Volume Timbulan Sampah Wilayah Wilayah Total perdesaan Perkotaan (%) (M3/h ari) (%) (M3/h ari) (%) (M3/h ari) 21.446 13474 4723 74% 26,95 26% 9,45 100% 36,39 80% 19,50 20% 4,77 100% 24,26 69% 45,91 31% 20,81 100% 66,72 89% 30,61 11% 3,63 100% 34,24 43% 29,50 57% 39,48 100% 68,97 100% 38,04 100% 38,04 43.057 9749 2383 38.851 22954 10407 38.397 15305 1813 33.414 14749 19738 27.918 0 19019 0% - 29 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Kecamatan Seruway Kecamatan Bendahara Kecamatan Banda Mulia Kecamatan Karang Baru Kecamatan Sekerak Kecamatan Manyak Payed Tahun 2015 21.541 21567 3232 87% 43,13 13% 6,46 100% 49,60 97% 37,87 3% 1,08 100% 38,95 93% 20,81 7% 1,49 100% 22,31 45% 34,13 55% 41,94 100% 76,07 87% 10,99 13% 1,59 100% 12,58 89% 54,10 11% 6,61 100% 60,71 22.433 18935 538 12.513 10406 747 13.949 17067 20969 18.767 5495 794 27051 3305 6.969 Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015 Volume sampah yang berada di Kabupaten Aceh Tamiang tidak semua dapat dilayani, keterbatasan armada dan dana operasional menjadi penyebab utama dalam keterbatasan pelayanan persampahan, dari semua kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang, Kecamatan Kuala Simpang merupakan daerah yang mendapatkan pelayanan sebesar 66,62% dari volume sampah yang terangkut ke TPA, sedangkan untuk kecamatan lainnya belum dilakukan pelayanan secara maksimal, tabel berikut akan menjelaskan secara terperinci caukupan akses dan sistem layanan persampahan kecamtan. Tabel 2.12 Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Kecamatan 3R Volume sampah yg terangkut ke TPA Nama Kecamatan Wilayah Wilayah Total Wilayah Total perdesaan perkotaan Perkotaan (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) 66,62 142,88 66,62 142,88 Kuala Simpang 0 0 0 0 0 0 32,50 139.94 32,50 139.94 Karang Baru 0 0 0 0 0 0 32,50 126.27 32,50 126.27 Kejuruan Muda 0 0 0 0 0 0 32,49 124,79 32,49 124,79 Rantau 0 0 0 0 0 0 32,50 108.60 32,50 108.60 Manyak Payed 0 0 0 0 0 0 32,49 90.73 32,49 90.73 Seruway 0 0 0 0 0 0 32,50 70.01 32,50 70.01 Tamiang Hulu 0 0 0 0 0 0 32,50 72.91 32,50 72.91 Bendahara 0 0 0 0 0 0 32,00 40.67 32,00 40.67 Banda Mulia 0 0 0 0 0 0 32,49 45.33 32,49 45.33 Bandar Pusaka 0 0 0 0 0 0 34,98 60.99 34,98 60.99 Tenggulun 0 0 0 0 0 0 32,50 22.65 32,50 22.65 Sekerak 0 0 0 0 0 0 Sumber : Dinas BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2015 30 Tahun 2015 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Sarana dan prasarana bidang persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat memberikan pelayanan penuh terhadap pelayanan bidang persampahan untuk seluruh kawansan permukiman yang sudah ada, jumlah truk sampah saat ini adalah sebanyak 10 unit, namun hanya 7 unit yang dapat dioperasionalkan. Tabel berikut menjelaskan kondisi Prasarana dan sarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang. Tabel 2.13 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ luas total terpakai Kapasitas / daya tampung* (vii) Rusak ringan (viiii) Rusak Berat (ix) 1 1 5 9 42 1 - 2 1 - - M3 (i) 1 2 3. 4 5 (ii) Pengumpulan Setempat - Gerobak - Becak/Becak Motor - Kendaraan Pick Up Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah (beton/kayu/fiber) - Container - Transfer Stasiun - SPA (Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan - Dump Truck - Arm Roll Truck - Compactor Truck Pengolahan Sampah - Sistem 3R - Incinerator TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka - Luas total TPA yg terpakai (iii) (iv) (v) Unit Unit 47 1 10 0,75 Unit 1 1,5 Unit 14 Baik (vi) 3 dan 1,5 - 14 - - 6 - - 36 - - - - Unit Unit Unit 36 - Unit Unit Unit 6 4 6 4 2 2 3 4 3 0 Unit Unit 1 - - - - - Ha - 3 Keterangan ** Kondisi Ritasi /hari - - (x) - 3 31 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ luas total terpakai Kapasitas / daya tampung* 6 7 Ha (M3/h ari) 750,38 Unit Unit Unit 1 Unit 3 - Keterangan ** Kondisi Ritasi /hari Baik Rusak ringan Rusak Berat - √ - - - 1 - - - 3 - - M3 - Luas sel Landfill - Daya tampung TPA Alat Berat - Bulldozer - Whell/truck loader - Excavator / backhoe - Truk tanah IPL: Sistem kolam/aerasi/….. Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet Tahun 2015 Unit 1 320.000 - - - - - - - - - - - Sumber : Dinas BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2015 Daerah permukiman yang berwarna hijau menggambarkan lokasi yang sudah mendapatkan akses layanan persampahan secara langsung dengan penempatan TPS permanen maupun kontainer, Akses dan sistem layanan persampahan per kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang dapat kita lihat pada peta berikut ini. 32 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Peta 2.5 Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Per Kecamatan Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015 33 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 (2) Kelembagaan dan Peraturan Kelembagaan Bidang Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh SKPD dari Bappeda, Dinas PU, BLHK, dan Dinas Kesehatan. Peran dan tugas pokok dari instansi terkait pengelolaan Persampahan dapat dijabarkan pada tabel di bawah ini. Pada saat ini peran aktif Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang yang di dukung juga oleh instansi terkait lainnya secara tidak langsung. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang saat ini ditangani oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang dan didukung oleh Geuchiek dab Perangkan Gampong (Kepala Desa dan Perangkat Desa RT/RW). Dasar peraturan pengelolaan Persampahan pada saat sudah terbentuk dalam hal retribusi persampahan. c. Drainase Perkotaan Di Kabupaten Aceh Tamiang sendiri sampai saat ini masih mengalami masalah dibidang drainase, dimana masih kurang baiknya saluran drainase. Hal itu ditandai dengan masih terdapatnya daerah ataupun titik banjir di Kabupaten Aceh Tamiang seperti Kecamatan Karang Baru, Kecamatan Tamiang Hulu dan Kecamatan Kejuruan Muda. Kabupaten Aceh Tamiang merupakan kawasan rawan banjir. Bila curah hujan sangat tinggi dengan ketinggian genangan dapat mencapai 2 meter dan lama genangan 5-20 hari. Sumber genangan air (banjir) di Kabupaten Aceh Tamiang dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : 1. Banjir Kiriman, merupakan aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu sungai di luar kawasan yang tergenang. Hal ini diakibatkan oleh hujan yang terjadi di daerah hulu menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas sungainya, sehingga terjadi limpasan. 2. Banjir Lokal, merupakan genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di daerah itu sendiri, dimana drainase yang ada tidak mampu menampung debit air hujan, Pada banjir lokal, ketinggian genangan air mencapai 30-50 cm dan lama genangan air 1-3 jam. Pada tabel berikut ini akan mejelaskan wilyah genangan yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang pada kondisi saat ini. 34 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Tabel 2.14 Lokasi Genangan Dan Perkiraan Luas Genangan Lokasi Genangan No Luas (Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 BENUA RAJA BUKIT TEMPURUNG 3 AIR MASIN SEUNEUBOK DALAM UPAH SUKA MULIA/UPAH HULU 1 SUKAJADI 5 JUAR BUKET PANJANG II 1 5 3 Wilayah Genangan Ketingg Frekue Lama ian nsi (jam/h (kali/ta (M) ari) hun) 1 3 1 1 2 1 Infrastruktur* Keteran Jenis gan** Hujan Hujan Tidak ada Tidak ada 1 1 3 2 1 1 Hujan Hujan Tidak ada Tidak ada 1 3 1 Hujan Tidak ada 1 1 1 2 3 2 1 1 1 Hujan Hujan Hujan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Penye bab** * 3 2 Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015 Pada saat ini perkiraan pembangunan drainase primer sudah mencapai 75.218 m di Kabupaten Aceh Tamiang, dan pembangunan saluran sekunder sudah mencapai 243.012, pada tabel di bawah ini akan menampilkan kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Aceh Tamiang Tabel 2.15 Kondisi Sarana Dan Prasarana Drainase Di Kabupaten Aceh Tamiang No Jenis Prasarana / Sarana Satua n (ii) (iii) (i) Bentuk Penampang Saluran* Dimensi B** Kondisi H*** Berfungsi (iv) (v) Tdk berfungs i (vi) Frekuens i Pemeliharaan (kali/tah un) (vii) Saluran 1 Segi >1 >1 Empat - Saluran m Segi <1 <1 Sekunder Empat m Segi <0,3 - Saluran Tersier <0,3 Empat Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 Keterangan: *Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium **B:: lebar dasar saluran ***H: tinggi saluran - S. Primer m 75.218 - - 243.01 2 196.72 4 - 35 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Jaringan drainase wilayah Aceh Tamiang belum menyesuaikan dengan kondisi garis kontur kemiringan dan ketinggian, sehingga setiap saluran yang telah dibangun mengakibatkan luapan dan kurang daya tamping debit air sewaktu musim penghujan datang dan juga disaat meluapnya aliran sungai Tamiang pada setipa 6 tahun sekali. Kondisi ini harus direncanakan kembali agar kondisi yang tidak diinginkan terjadi dapat di tanggulangi secara baik, sehingga masyarakat juga harus memberikan sikap dengan prilaku yang sehat terutama untuk meninggalkan kebiasaan membuang sampah ke sungai dan saluran drainase. Pada saat ini terdapat 8 lokasi identifikasi awal potensi titik genangan air di Kabupaten Aceh Tamiang, lokasi tersebut terdapat pada Benua raja, Bukit tempurung, Air masin, Seuneubok dalam upah, Suka mulia/upah hulu, Sukajadi, Juar, Buket panjang II, potensi genangan air ditentukan berdasarkan dari hasil analisa proyeksi Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2015. Berikut akan disajikan peta potensi genangan banjir di Kabupaten Aceh Tamiang. 36 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Peta 2.6 Lokasi Genangan Sumber : Instrumen Profil Sanitasi,2015 37 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 (4) KELEMBAGAAN DAN PERATURAN Instansi pemerintah kabupaten aceh tamiang yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase antara lain : dinas pekerjaan umum (bidang cipta karya dan bidang pengairan) kabupaten aceh tamiang, bagian umum sekretaris kabupaten aceh tamiang, badan lingkungan hidup dan kebersihan kabupaten aceh tamiang. Pengelolaan drainase di kabupaten aceh tamiang dikelola oleh dinas pu di bawah bidang cipta karya, pengelolaan drainase ini ikut juga di dukung oleh bappeda, blhk, dan dinas kesehatan. Peraturan terkait pengelolaan sistem drainase di kabupaten aceh tamiang belum tersedia sampai saat sekarang ini. 2.4. Area berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang telah melakukan penilaian dan penetapan terhadap area beresiko untuk Kabupaten Aceh Tamiang setelah membandingkan skor penilaian terhadap data sekunder, data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang kemudian di tindaklanjuti dengan melakukan observasi lapangan diseluruh kelurahan. a. Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik Pada peta area beresiko air limbah domestik berikut ini akan menunjukkan daerah resiko sangat tinggi dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah resiko sedang dengan warna hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru. Penilaian resiko tersebut didapatkan berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi. 38 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Peta 2.7 Area Berisiko Air Limbah Domestik. Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 39 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Pada berikut tabel berikut ini akan menjabarkan Area beresiko sanitasi air limbah domestik yang di analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa berdasarkan dari hasil studi environmental health risk assessment, data sekunder skpd, dan persepsi SKPD sehingga di dapatkan wilayah prioritas pelayanan bidang air limbah di Kabupaten Aceh Tamiang. Tabel 2.16 Area berisiko sanitasi Air Limbah Domestik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Area Berisiko*) PERK PULAU TIGA BABO BUKIT RATA LANDUH KOTA LINTANG PEUKAN SEURUWAY GELUNG MESJID S.IYU SUKAJADI MEDANG ARA SEKERAK KANAN PAYA KETENGGAR TUALANG BARU Wilayah prioritas Air Limbah 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh 2015, Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait pengelolaan sanitasi Air Limbah Domestik seperti yang terjabarkan pada tabel berikut ini. Tabel 2.17 Daftar permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik. No Permasalahan A. Sistem/Teknis a. User Interface: BABS: 21 % KK atau setara dengan 10.984 KK melakukan buang air besar sembarangan b. PENGUMPULAN & PENAMPUNGAN / PENGOLAHAN AWAL Sarana dan prasarana tidak layak 26,9% dr total penduduk memiliki akses ke fasilitas pengolahan tanki septic yang tidak memadai c. PENGANGKUTAN/ PENGALIRAN Akses layanan armada truk tinja hanya dapat diakses oleh 50% dr total penduduk d. PENGOLAHAN AKHIR TERPUSAT Penggunaan Sarana dan Prasarana IPLT belum dioperasionalkan B. Lain-lainnya/Non Teknis a. Aspek pendanaan 40 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada sektor Sanitasi b. Aspek Kelembagaan Belum terintegrasinya sektor kelembagaan yang terbentuk antar SKPD c. Aspek regulasi Regulasi yang terbentuk belum dapat memaksimalkan upaya peningkatan akses air limbah domestik d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi potensi yang dapat memberikan peningkatan Sektor Air Limbah Domestik e. Aspek Komunikasi dan PMJK Peran Jender dalam pengelolaan air limbah masih sangat rendah Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 b. Area berisiko dan permasalahan persampahan Pada peta area beresiko Persampahan berikut ini akan menunjukkan daerah resiko sangat tinggi dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah resiko sedang dengan warna hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru. Penilaian resiko tersebut didapatkan berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi. 41 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Peta 2.8 Area Berisiko Persampahan. Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 42 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Pada berikut tabel berikut ini akan menjabarkan Area beresiko sanitasi Persampahan yang di analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa berdasarkan dari hasil studi environmental health risk assessment, data sekunder SKPD, dan persepsi SKPD sehingga di dapatkan wilayah prioritas pelayanan bidang Persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang. Tabel 2.18 Area Bersiko Persampahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Area Berisiko*) PERK PULAU TIGA BABO SEUMADAM BUKIT RATA TENGGULUN LANDUH ALUR CUCUR PERDAMAIAN BUKIT TEMPURUNG KOTA LINTANG PEUKAN SEURUWAY MESJID S.IYU TELAGA MEUKU I SUKAJADI BUNDAR MEDANG ARA SEKERAK KANAN PAYA KETENGGAR TUALANG BARU Wilayah prioritas Persampahan 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh 2015, Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait pengelolaan sanitasi Peersampahan seperti yang terjabarkan pada tabel berikut ini. Tabel 2.19 Daftar permasalahan terkait pengelolaan Persampahan. No Permasalahan A. Sistem/Teknis a. User Interface: 89% KK yang tidak mendapatkan pelayanan Persampahan Jumlah Tmp Usaha yang tidak mendapatkan pelayanan Persampahan di kawasan Kota 43 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 b. PENGUMPULAN & PENAMPUNGAN / PENGOLAHAN AWAL Minimnya Jumlah Gerobak Sampah sebagai Pengumpulan Persampahan Awal c. PENAMPUNGAN SETEMPAT Minimnya Sarana Kontainer/TPS d. PENGANGKUTAN Minimnya Jumlah Truk / Arm Roll untuk pengangkutan sampah e. (SEMI) PENGOLAHAN AKHIR TERPUSAT TPS 3R belum tersedia f. DAUR ULANG/ PEMBUANGAN AKHIR TPA tidak mampu melayani persampahan pada daerah yang sangat jauh (lebih dari 50Km) Adanya gangguan pada Leachid Sistem Pengelolaan Persampahan di TPA B. Lain-lainnya/Non Teknis a. Aspek pendanaan Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada sektor Sanitasi b. Aspek Kelembagaan Belum terintegrasinya sektor kelembagaan yang terbentuk antar SKPD c. Aspek regulasi Regulasi yang terbentuk belum dapat memaksimalkan upaya peningkatan akses persampahan d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi potensi yang dapat memberikan peningkatan Sektor Persampahan e. Aspek Komunikasi dan PMJK Belum efektifnya komunikasi yang tersedia untuk peningkatan pengelolaan persampahan Peran Jender dalam pengelolaan Persampah masih sangat rendah Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 c. Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan Pada peta area beresiko Drainase Perkotaan berikut ini akan menunjukkan daerah resiko sangat tinggi dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah resiko sedang dengan warna hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru. Penilaian resiko tersebut didapatkan berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi. 44 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Peta 2.8 Area Berisiko Drainase. Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 45 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 Pada berikut tabel berikut ini akan menjabarkan Area beresiko sanitasi Drainase Perkotaan yang di analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa berdasarkan dari hasil studi environmental health risk assessment, data sekunder SKPD, dan persepsi SKPD sehingga di dapatkan wilayah prioritas pelayanan bidang Drainase Perkotaan di Kabupaten Aceh Tamiang. Tabel 2.20 Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Area Berisiko*) PERK PULAU TIGA BABO SUNGAI LIPUT LANDUH BENUA RAJA KAMPUNG DURIAN KOTA KUALA SIMPANG PERDAMAIAN PEUKAN SEURUWAY GELUNG MESJID S.IYU TELAGA MEUKU I SUKAJADI DALAM BUNDAR PAHLAWAN SEKERAK KANAN PAYA KETENGGAR TUALANG BARU Wilayah prioritas Drainase 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh 2015, Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait pengelolaan sanitasi Drainase Perkotaan seperti yang terjabarkan pada tabel berikut ini. Tabel 2.21 Daftar Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan No 1 Permasalahan A. Sistem/Teknis Luas permukiman rawan bencana banjir sebesar 48 Ha (36%) Seluas 50Ha (38%) permukiman mengalami kerusakan kecil pada bangunan saluran Sarana Pembangunan Jaringan Drainase Belum Terbangun di 46 PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG Tahun 2015 seluruh Kabupaten 2 B. Lain-lainnya/Non Teknis a. Aspek pendanaan Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada sektor Sanitasi b. Aspek Kelembagaan Belum terintegrasinya sektor kelembagaan Pembangunan Jaringan Drainase yang terbentuk antar SKPD c. Aspek regulasi Regulasi yang terbentuk belum dapat memaksimalkan upaya peningkatan Pembangunan Jaringan Drainase d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi potensi yang dapat memberikan peningkatan Pembangunan Jaringan Drainase e. Aspek Komunikasi dan PMJK Peran Jender dalam Pembangunan Jaringan Drainase masih sangat rendah Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015 47