pemutakhiran ssk aceh tamiang

advertisement
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1.
Gambaran Wilayah
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur.
Kabupaten ini berada di jalur Timur Sumatera yang strategis, dan hanya berjarak lebih kurang 136 km
dari Kota Medan ibukota Sumatera Utara. Kabupaten Aceh Tamiang secara hukum memperoleh status
Kabupaten definitif berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten
Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan
Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada koordinat 030 53’ – 040 32’ Lintang Utara dan 970 43’ 980 14’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.957,025 Km2 yang sebagian besar terdiri dari wilayah
perbukitan. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pintu
gerbang memasuki Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Sebesar 36,02% luas Kabupaten Aceh Tamiang berada pada ketinggian 25 – 100 meter diatas
permukaan laut (seluas 69.864 Ha) dan hanya sekitar 3,84 % dari luas keseluruhan Kebupaten Aceh
Tamiang yaitu sekitar 7.440 Ha terletak pada ketinggian lebid dari 1.000 meter.
Berdasarkan tekstur tanah, wilayah Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar bertekstur halus
yaitu seluas 131.233,67 Ha (98,99%). Sisanya 2.011 Ha (1,04%) bertekstur sedang dan 737,14 Ha
(0,37%) bertektur kasar yang terdapat dibagian pesisir pantai Timur. Menurut jenis tanah yang ada,
Kabupaten Aceh Tamiang terdiri dari Alluvial sebesar 4,64%, Hidromorf Kelabu sebesar 42,23%,
Organosol dan Gley Humus sebesar 36,61%, Podsolik Merah Kuning sebesar 1,69% serta Podsolik
Coklat, Latosol dan Litosol sebesar 14,83% dari luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Pada bagian
pesisir Timur wilayah ini didominasi oleh jenis tanah Alluvial dan Hidromorf Kelabu, sedangkan pada
bagian Selatan atau pegunungan didominasi oleh jenis tanah Podsolik Coklat, Latosol dan Litosol.
Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang di aliri oleh sungai yang mengalir ke pantai Timur, sungaisungai di kabupaten ini merupakan sumber untuk pengairan ke persawahan dan perkebunan baik yang
dimanfaatkan oleh masyarakat dan swasta. Sungai-sungai di Kabupaten Aceh Tamiang sebagian besar
berhulu di pegunungan Kecamatan Tamiang Hulu yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang. Kondisi ini
mengakibatkan fluktuasi air sungai sangat di pengaruhi oleh kondisi penggunaan lahan wilayah aliran
sungai (WAS) atau di hulunya.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Aceh Tamiang meliputi DAS Manyak
Payed, DAS Telaga Meuku, DAS Tamiang. Wilayah sungai Tamiang-Langsa merupakan wilayah sungai
6
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Lintas Kabupaten/Kota yang terdiri dari Kr. Tamiang, Kr. Langsa, Kr. Raya, Kr. Telaga Meuku dan Kr.
Bayeun dengan panjang lebih kurang 208.
Sebagian besar wilayah Aceh Tamiang merupakan kawasan pesisir dan kawasan sempadan
sungai sehingga rawan gelombang pasang dan banjir bandang. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pintu
gerbang memasuki Provinsi Aceh. Peta administrasi Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat pada
Gambar 2.1, dimana secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang meliputi:

Sebelah Utara : Berbatas dengan Kota langsa, Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka;

Sebelah Selatan : Berbatas dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten langkat Provinsi
Sumatera Utara;

Sebelah Barat : Berbatas dengan Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Gayo Lues; dan

Sebelah Timur : Berbatas dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dan Selat
Malaka.
Luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang 1.957,02 km² yang terdiri dari 12 Kecamatan dengan
213 desa dan 705 dusun. Tingkat kepadatan penduduk rata-rata 128 jiwa per-km², dengan tingkat
kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Kota Kuala Simpang yaitu 4.015 jiwa per-km². Ibu
Kota Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada Kecamatan Karang Baru, berikut gambar Peta 2.1 Wilayah
Kajiaan Pemutakhiran SSK Kabupaten Aceh Tamiang.
Kondisi penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Tamiang berupa hutan, hutan mangrove,
perkebunan, perkebunan rakyat, permukiman, pertanian lahan kering, sawah, semak/belukar, sungai,
tambak, tanah terbuka/kosong. Berdasarkan penggunaan lahan tersebut luas area permukiman
penduduk seluas 8.786,66 atau 3,97% dari total luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang.
Luas area
permukiman penduduk dapat dilihat pada Gambar 2.1 Wilayah Kajian SSK.
7
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Peta 2.1 Wilayah Kajian SSK (peta ukuran A1)
PETA TATA GUNA LAHAN
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Aceh Tamiang, 2012-2032
8
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Dalam pelaksanaan penyusunan dokumen pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten, semua
wilayah desa kecamatan di kabupaten Aceh Tamiang masuk dalam kajian studi.
Wilayah Aceh Tamiang yang dialiri oleh sungai Tamiang
dan sungai-sungai kecil.
Pada wilayah tertentu masih
ditemui kebiasaan masyarakat yang berkontribusi terhadap
pencemaran air (sungai) menjadikan penyakit berbasis
lingkungan seperti diare masih merupakan penyakit yang
angka kesakitannya selalu terjadi berulang setiap
tahunnya.
Kebiasaan perilaku hidup yang demikian perlu adanya perhatian dari berbagai pihak untuk
merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan
ini
dilakukan
pengetahuan
oleh
masyarakat
tentang
hidup
akibat
sehat
rendahnya
dan
tingkat
perekonomian masyarakat yang masih dibawah rata-rata
sehingga tidak bisa membangun wc yang cukup layak dan
sehat untuk hunian mereka. Ada Juga sebagian masyarakat
merasa lebih gampang dan mudah buang hajad di sungai,
ini dikarenakan pola hidup dan kebiasaan masyarakat yang
berdomisili dibantaran sungai, dikarnakan kebiasaan tadi
lebih mudah dan murah membangun wc dan tempat cucian di sungai.
Disamping itu pada wilayah tertentu didaerah
aliran sungai dan merupakan lokasi industri, hasil
pengolahan limbahnya juga di buang ke badan air/sungai.
Pada beberapa wilayah yang merupakan daerah
pemukiman penduduk dan perkebunan, masih ditemui
masyarakat yang memakai wc dengan kondisi masih
cukup memprihatinkan.
Kecamatan Manyak Payed memiliki luas area
terbangun yang sangat besar yaitu sebanyak 6857 Ha (51,22%) dari total luas area terbangun
kabupaten dengan jumlah desa sebanyak 36 desa. Nama dan luas wilayah per-Kecamatan serta jumlah
desa di Kabupaten Aceh Tamiang disajikan pada tabel 2.1 berikut ini :
9
Tahun 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta Jumlah Desa
Luas Wilayah
Nama Kecamatan
Jumlah
Kelurahan/
Desa
Administrasi
(%) thd
(Ha)
total
administrasi
3
4
9.463
9,95%
25.237
12,90%
1
2
Tamiang Hulu
9
Kecamatan Bandar
15
Pusaka
Kecamatan
15
12.448
6,36%
Kejuruan Muda
Kecamatan
5
29.555
15,10%
Tenggulun
Kecamatan Rantau
16
5.171
2,64%
Kecamatan Kota
5
448
0,23%
Kualasimpang
Kecamatan
24
18.849
9,63%
Seruway
Kecamatan
33
13.255
6,77%
Bendahara
Kecamatan Banda
10
4.827
2,47%
Mulia
Kecamatan Karang
31
13.945
7,13%
Baru
Kecamatan
14
25.795
13,18%
Sekerak
Kecamatan
36
26.711
13,65%
Manyak Payed
Total
213 195703,5
Sumber: Aceh Tamiang Dalam Angka, 2014
Terbangun
(Ha)
(%) thd luas
administrasi
5
273
585
6
2,04%
4,37%
416
3,11%
688
5,14%
826,25
363
6,17%
2,71%
594
4,44%
727
5,43%
658
4,91%
1136
8,49%
265
1,98%
6857
51,22%
13388,25
Pada umumnya penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang masih mendominasi di daerah
pedesaan. Kecamatan Karang Baru sebagai Ibukota Kabupaten memiliki jumlah penduduk yang sangat
besar sejumlah 38.036 Jiwa, dan Kecamatan Sekerak memiliki yang sangat sedikit yaitu sebesar 6.289.
Informasi lebih detail dapat kita peroleh pada tabel berikut ini dan proyeksi jumlah penduduk untuk lima
tahun selanjutnya.
10
Tahun 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tabel 2.2 Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama
Kecamatan
2015
Tamiang Hulu
Wilayah
Perkotaan
Tahun
2016 2017 2018
2019
2015
Jumlah Penduduk
(orang)
Wilayah
Perdesaan
Tahun
2016 2017 2018
2019
2015
2016
Total
Tahun
2017
2018
2019
4723
4777
4832
4888
4944
13474
13629
13786
13944
14105
18197
18406
18618
18832
19049
2383
2405
2427
2449
2471
9749
9838
9927
10018
10109
12132
12242
12354
12466
12580
10407
10543
10681
10821
10963
22954
23255
23559
23868
24181
33361
33798
34241
34689
35144
1813
1835
1857
1879
1902
15305
15489
15675
15863
16053
17118
17323
17531
17742
17955
Kecamatan Rantau
19738
19987
20239
20494
20752
14749
14935
15123
15314
15507
34487
34922
35362
35807
36258
Kecamatan Kota
Kualasimpang
19019
19350
19687
20029
20378
0
0
0
0
0
19019
19350
19687
20029
20378
3232
3272
3313
3354
3395
21567
21834
22105
22379
22657
24799
25107
25418
25733
26052
Kecamatan Bendahara
538
545
552
558
565
18935
19172
19411
19654
19900
19473
19716
19963
20212
20465
Kecamatan Banda Mulia
747
755
763
771
780
10406
10518
10632
10747
10863
11153
11273
11395
11518
11643
Kecamatan Karang Baru
20969
21237
21509
21785
22063
17067
17285
17507
17731
17958
38036
38523
39016
39515
40021
794
799
804
809
815
5495
5530
5566
5601
5637
6289
6329
6370
6411
6452
3305
3345
3386
3427
3469
27051
27381
27715
28053
28395
30356
30726
31101
31481
31865
Kecamatan Bandar
Pusaka
Kecamatan Kejuruan
Muda
Kecamatan Tenggulun
Kecamatan Seruway
Kecamatan Sekerak
Kecamatan Manyak Payed
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2015
11
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Jumlah Kepala keluarga pada tahun 2015 terbanyak terdapat pada kecamatan karang baru sebagaimana pusat kegiatan ibukota kabupaten yaitu sebanyak
5667 KK, pada akhir proyeksi KK tahun 2019 Kecamatan Karang Baru masih menjadi kecamatan dengan jumlah keluarga terbanyak yaitu sebanyak 10.817 KK. Tabel
berikut ini menggambarkan proyeksi jumlah Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya hingga 5 tahun mendatang sampai tahun 2019.
Tabel 2.3 Jumlah kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah KK
Nama
Kecamatan
Tamiang Hulu
2015
Wilayah Perkotaan
Tahun
2016 2017 2018
2019
2015
Wilayah Perdesaan
Tahun
2016 2017 2018
2019
2015
Total
Tahun
2016 2017 2018
2019
1276
1291
1306
1321
1336
3642
3684
3726
3769
3812
4918
4975
5032
5090
5148
Kecamatan Bandar Pusaka
644
650
656
662
668
2635
2659
2683
2707
2732
3279
3309
3339
3369
3400
Kecamatan Kejuruan Muda
2813
2850
2887
2925
2963
6204
6285
6367
6451
6535
9016
9135
9254
9375
9498
490
496
502
508
514
4136
4186
4236
4287
4339
4626
4682
4738
4795
4853
Kecamatan Rantau
5335
5402
5470
5539
5609
3986
4036
4087
4139
4191
9321
9438
9557
9678
9800
Kecamatan Kota Kualasimpang
5140
5230
5321
5413
5507
0
0
0
0
0
5140
5230
5321
5413
5507
Kecamatan Seruway
874
884
895
906
918
5829
5901
5974
6048
6123
6702
6786
6870
6955
7041
Kecamatan Bendahara
145
147
149
151
153
5118
5182
5246
5312
5378
5263
5329
5395
5463
5531
Kecamatan Banda Mulia
202
204
206
209
211
2812
2843
2874
2905
2936
3014
3047
3080
3113
3147
Kecamatan Karang Baru
5667
5740
5813
5888
5963
4613
4672
4732
4792
4853
10280
10412
10545
10680
10817
Kecamatan Sekerak
215
216
217
219
220
1485
1495
1504
1514
1524
1700
1711
1722
1733
1744
Kecamatan Manyak Payed
893
904
915
926
938
7311
7400
7491
7582
7674
8204
8304
8406
8508
8612
Kecamatan Tenggulun
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2015
12
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Tingkat pertumbuhan penduduk tahunan di Kabupaten Aceh Tamiang sejak tahun 2015 sampai
tahun 2019 bervariatif, namun secara umum mengalami peningkatan seperti terlihat pada tabel dibawah
ini ;
Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Dan Kepadatan Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5
Tahun
Tingkat
Kepadatan Penduduk
2015
Pertumbuhan (%)
Tahun
2016
2017
2018
2019
(Org/Ha)
Tahun
2016
2017
2018
Tamiang Hulu
1,15%
1,19%
1,23%
1,28%
1,32%
79
79
80
81
82
Kecamatan Bandar Pusaka
0,91%
1,16%
1,41%
1,66%
1,91%
39
39
40
40
40
Kecamatan Kejuruan Muda
1,31%
1,75%
2,19%
2,64%
3,08%
80
81
82
83
84
Kecamatan Tenggulun
1,20%
1,59%
1,97%
2,36%
2,74%
36
37
37
38
38
Kecamatan Rantau
1,26%
1,77%
2,27%
2,78%
3,28%
41
41
42
42
43
Kecamatan Kota
Kualasimpang
1,74%
1,93%
2,12%
2,30%
2,49%
69
71
72
73
74
Kecamatan Seruway
1,24%
1,68%
2,12%
2,57%
3,01%
50
51
51
52
53
Kecamatan Bendahara
1,25%
1,32%
1,39%
1,45%
1,52%
43
43
44
45
45
Kecamatan Banda Mulia
1,08%
1,38%
1,69%
1,99%
2,29%
38
39
39
40
40
Kecamatan Karang Baru
1,28%
1,99%
2,69%
3,40%
4,11%
35
36
36
37
37
Kecamatan Sekerak
0,64%
1,57%
2,50%
3,42%
4,35%
35
35
35
36
36
Kecamatan Manyak Payed
1,22%
1,83%
2,44%
3,05%
3,66%
41
41
42
42
43
Nama Kecamatan
2015
2019
Sumber: Instrumen Profil Sanitasi, 2015
Upaya penanggulangan kemiskinan diharapkan dapat mempercepat laju penurunan angka
kemiskinan dan memperluas sebaran penurunan tingkat kemiskinan kepada kelompok masyarakat
dalam semua daerah. Arahan pembangunan Bidang Cipta Karya melalui pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat dan pro-rakyat diantaranya PNPM-Perkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, dan
program lainnya. Pada kabupaten Aceh Tamiang, jumlah keluarga miskin adalah sebanyak 24.722
keluarga, sebaran Keluarga miskin pada tiap kecamatannya berkisar sebanyak 2.000 keluarga,
Kecamatan Karang Baru dan Kecamatan Manyak Payed merupakan kecamatan yang memiliki keluarga
13
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
miskin terbanyak yaitu sebanyak 4.167 keluarga dan 4.055 kelurga, untuk lebih jelas dapat kita lihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.5 Jumlah Keluarga miskin (KK) per kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
BANDA MULIA
1224
BANDAR PUSAKA
1229
BENDAHARA
1586
KARANG BARU
4167
KEJURUAN MUDA
2693
KOTA KUALA SIMPANG
1579
MANYAK PAYED
4055
RANTAU
2446
SEKERAK
708
SEURUWAY
2644
TAMIANG HULU
947
TENGGULUN
1444
Grand Total
24722
Sumber: Dokumen TNP2K Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No
16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten. Dalam permen ini dijelaskan
mengenai fungsi, dasar perumusan dan kriteria dalam menyusun rencana struktur ruang wilayah
kabupaten.
Fungsi dari rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah:
a. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan disekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan
b. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan
layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat
kegiatan/perkotaan yang ada.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:
a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
b. kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan
sosial ekonomi;
c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten; dan
d. ketentuan peraturan perundang-undangan.
14
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
a. mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan
memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
b. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah
kabupaten bersangkutan;
c. pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan
sebagai berikut:

terdiri atas Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), serta pusat
kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan
penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi;

memuat penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL);
dan

harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi
satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.
d.
memuat pusat-pusat kegiatan selain dengan ketentuan sebagai berikut:

pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL (dengan
notasi PKLp);

pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK);
dan

pusat kegiatan yang akan dijadikan PKLp harus ditetapkan sebagai kawasan strategis
kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan
ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.
e. sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem
jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku.
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Aceh Tamiang yang telah disusun dapat dilihat dalam peta
penyajian Rencana Struktur Ruang pada gambar berikut ini.
15
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Peta 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Aceh Tamiang
Sumber: RTWR Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
16
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten
merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, baik untuk pemanfaatan yang berfungsi
lindung maupun budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran lebih rinci dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola ruang wilayah
kabupaten dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan daya dukung sumberdaya wilayah yang
dimiliki serta mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian
lingkungan dalam wilayah kabupaten;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh
tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :
1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya;
2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana rincinya;
3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah
kabupaten bersangkutan;
4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan
kawasan budi daya.
Dalam menentukan arahan pola pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang,
dasar-dasar pertimbangan yang digunakan selain hasil analisis juga dengan tanpa mengindahkan
kebijakan-kebijakan yang telah ada dan ditetapkan serta kebijakan lain yang berperan sebagai landasan
hukum (peraturan) yang mengatur berbagai aspek-aspek kepentingan yang berkaitan dengan rencana
pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Rencana Pola Ruang di Kabupaten Aceh
Tamiang hingga akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2032 terbagi ke dalam Rencana Kawasan Lindung
seluas 58.302,76 Ha atau 26.31 % dan Rencana Kawasan Budidaya 163.313,58 Ha atau 73.69 %. Lihat
Peta 2.3.
17
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Peta 2.3 Rencana pola ruang Kabupaten Aceh Tamiang
Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
18
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
2.2.
Tahun 2015
Kemajuan pelaksanaan SSK
a. Air limbah domestik
Sarana pengelolaan limbah khususnya limbah cair masih di lakukan dengan menggunakan
jamban. Pemenuhan prasarana septic tank, pengembangan jamban komunal pada kawasan
permukiman padat, Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT) terletak di Kampung Durian
Kecamatan Rantau. Pada tahap awal pelaksanaan program penyusunan Buku Putih Sanitasi dan
Strategi Sanitasi Kabupaten telah merencanakan beberapa point penting dalam meningkatkan
pelayanan di bidang air limbah domestik seperti penyusunan dokumen perencanaan induk sistem
pengelolaan air limbah kabupaten aceh tamiang, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan
kualitas layanan melalui peningkatan alokasi pembiayaan di bidang air limbah dan penyusunan qanun
sistem pengelolaan air limbah di kabupaten, point tersebut belum dapat dilaksanakan sebagaimana
yang telah direncanakan disebabkan oleh beberapa faktor kendala, namun peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan air limbah telah dapat ditingkatkan dari persentase sebelumnya, hal ini dapat kita
lihat pada tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik sampai saat sekarang.
Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Air Limbah Domestik
Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016
Tujuan
Sasaran
(1)
(2)
Tersediannya
perencanaan pengelolaan
air limbah domestik dan
industri rumah tangga
Meningkatkan
skala rumah tangga
lingkungan yang
Meningkatnya cakupan
bersih dan
kepemilikan jamban
sehat di
keluarga dengan
Kabupaten Aceh
penggunaan tangki septik.
Tamiang melalui
Meningkatnya jumlah dan
pembangunan
cakupan layanan
dan
pengelolaan air limbah
pengelolaan air
komunal dari 1 unit
limbah yang
menjadi 10 unit Tahun
berwawasan
2016
lingkungan
Meningkatnya
layanan
pengelolaan Air Limbah
Domestik
Data dasar*
(3)
Tidak tersedianya
dokumen
perencanaan
pengelolaan air
limbah domestik
SSK (saat ini)
Status saat ini
(4)
Belum tersedianya
dokumen
perencanaan
pengelolaan air
limbah domestik
45% penduduk
memiliki jamban
septik
58% penduduk saat
ini sudah memiliki
jamban septik
Jumlah
Jumlah pengelolaan
pengelolaan Air
Air Limbah Komunal
Limbah Komunal
16 unit
1 unit
5% penduduk
mendapat
Pelayanan Air
Limbah Domestik
58% penduduk
sudah
mendapatkan
pelayanan Air
Limbah Domestik
Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011
19
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
b. Pengelolaan persampahan
Pada tahap awal pelaksanaan program penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi
Kabupaten telah merencanakan beberapa point penting dalam meningkatkan pelayanan di bidang
persampahan seperti penyusunan dokumen perencanaan induk sistem pelayan persampahan limbah
kabupaten aceh tamiang, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan kualitas layanan
melalui peningkatan alokasi pembiayaan di bidang persampahan dan penyusunan qanun sistem
pelayanan persampahan di kabupaten, point tersebut belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang
telah direncanakan disebabkan oleh beberapa faktor kendala, namun peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan persampahan telah dapat ditingkatkan dari persentase sebelumnya, hal ini dapat
7kita lihat pada tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk persampahan sampai saat sekarang.
Jaringan persampahan yang telah menjadi tempat penampungan akhir (TPA) sudah dilakukan
penempatan dilokasi Kampung Durian Kecamatan Rantau dengan luasan lebih kurang 4 Ha.
Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Persampahan
Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016
Tujuan
Sasaran
(1)
(2)
Meningkatkan
Meningkatnya efektifitas
pengelolaan
layanan pengelolaan
pelayanan
persampahan dari 5%
persampahan
menjadi 70% pada akhir
dan
tahun 2014
melanjutkan
Berkurangnya timbulan
program CDM
sampah organik dari 63%
(Clean
menjadi 40% pada tahun
Development
2016 melalui composting
Management)
Meningkatnya partisipasi
serta
masyarakat dalam
meningkatkan
pengelolaan sampah
peran serta
dengan sistem 3R skala
masyarakat
rumah tangga dari 4%
terhadap
menjadi 30% pada tahun
kebersihan
2016
lingkungan.
Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011
SSK (saat ini)
Data dasar*
Status saat ini
(3)
(4)
5% penduduk 11%
penduduk
mendapatkan
mendapatkan
Layanan
Layanan
Pengelolaan
Pengelolaan
Persampahan
Persampahan
63% Sampah 25% Sampah
organik belum organik
dimanfaatkan
dimanfaatkan
4% Masyarakat
melakukan
pengelolaan
sampah
dengan sistem
3R
15%
Masyarakat
melakukan
pengelolaan
sampah
dengan
sistem 3R
20
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
c. Drainase perkotaan
Dokumen Perencanaan Induk Sistem Drainase Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat
dilaksanakan, dan Jaringan drainase wilayah Aceh Tamiang belum menyesuaikan dengan kondisi garis
kontur kemiringan dan ketinggian, sehingga setiap saluran yang telah dibangun mengakibatkan luapan
dan kurang daya tampung debit air sewaktu musim penghujan datang dan juga disaat meluapnya
aliran sungai Tamiang pada setipa 6 tahun sekali. Kondisi ini harus ditanggulangi agar kondisi yang
tidak diinginkan terjadi dapat di tanggulangi secara baik, sehingga masyarakat juga harus memberikan
sikap dengan prilaku yang sehat terutama untuk meninggalkan kebiasaan membuang sampah ke
sungai dan saluran drainase.
Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Drainase Perkotaan
Strategi Sanitasi Kabupaten Thn 2012-2016
Tujuan
Sasaran
Data dasar*
(1)
(2)
(3)
Membebaskan
kawasan
perkotaan dan
pemukiman
penduduk dari
genangan air
hujan maupun
air limpasan
lain.
Tersedianya dokumen
perencanaan sistem
drainase kota yang
terintegrasi di akhir tahun
2011
Berkurangnya luas
genangan di Kabupaten
Aceh Tamiang menjadi 0
Ha dengan
memprioritaskan
penanganan di wilayah
permukiman pada Tahun
2016
SSK (saat ini)
Status saat ini
(4)
Belum
tersedianya
dokumen
perencanaan
induk drainase
Belum tersedianya
dokumen
perencanaan induk
drainase
Masih
terdapatnya
luas genangan
di Kabupaten
Aceh Tamiang
Sebesar 21 Ha luar
area permukiman di
Kabupaten Aceh
Tamiang masih
tergenang.
Sumber : Buku Putih Sanitasi, 2011
2.3.
Profil Sanitasi Saat Ini
Berbagai upaya dan kegiatan pembangunan di bidang sanitasi telah dilaksanakan di
Kabupaten Aceh Tamiang oleh berbagai institusi/SKPK terkait walaupun masih secara parsial dan
belum terintegrasi guna meningkatkan akses dan kualitas sanitasi dasar masyarakat. Peranan
lingkungan (lingkungan fisik, sosial, ekonomi dan budaya hidup masyarakat) mempunyai pengaruh
paling besar dalam tercapainya kualitas hidup yang lebih baik khususnya dalam peningkatan
21
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
derajat kesehatan masyarakat yang optimal disamping faktor lain yaitu perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.
Dikarenakan empat faktor tersebut selalu berfluktuatif maka derajat kesehatan
masyarakat harus diupayakan terus menerus, salah satunya melalui program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Kondisi umum pengelolaan sanitasi di Kabupaten
Aceh Tamiang dapat dilihat pada uraian berikut;
a. Air Limbah Domestik
Limbah cair rumah tangga hasil pencucian dan mandi di
Kabupaten Aceh Tamiang pada umumnya di gelontorkan begitu
saja di sekitar rumah. Rumah tangga yang ada selalu
memanfaatkan lahan maupun parit yang ada di sekitar pekarangan
untuk membuang limbah cairnya tanpa memperhatikan dan melihat
dampak dari limbah tersebut terhadap kesehatan dan kebersihan
orang lain ( tetangga ) dan lingkungan sekitar.
Sedangkan pada wilayah penduduk yang tinggal di sekitar
aliran sungai, pembuangan limbah cair rumah tangganya
umumnya langsung disalurkan ke sungai atau anak-anak
sungai sehingga dapat menimbulkan pendangkalan pada parit
atau sungai itu sendiri. Hanya sebagian kecil masyarakat yang
sudah membuat kolam atau lobang resapan sederhana di
sekitar pekarangannya guna menampung hasil limbah cair
dari rumah tangganya.
Penanganan air limbah rumah tangga di Kabupaten Aceh
Tamiang yang masih menggunakan sistem pengelolaan setempat (on-site system) tersebut sangat
besar peluang yang mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah karena hampir semua
penduduk Aceh Tamiang menggunakan air tanah, baik sumur bor maupun sumur terbuka.
(1) Sistem dan infrastruktur
User Interface
Sebanyak 79% masyarakat aceh sudah memiliki akses terhadap pengelolaan Air Limbah,
Umumnya 25% masyarakat sudah memiliki jamban pribadi dengan sistem pengelolaan awal/setempat
menggunakan septik tank dan selebihnya menggunakan Non Septik termasuk jamban dengan sistem
cubluk.
22
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Penampungan Awal
Pengangkutan Lumpur Tinja yang dihasilkan oleh masyarakat di angkut dengan menggunakan
mobil truk tinja milik Pemkab Aceh Tamiang, pada saat ini, jumlah terdapat dua buah armada truk tinja
yang melakukan pelayanan keseluruh Kabupaten Aceh Tamiang.
Pengolahan Akhir Terpusat (Semi)
Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) sudah dibangun di Kabupaten Aceh Tamiang pada
tahun 2012, volume pengelolaan lumpur tinja adalah sebesar 2000 m 3. IPLT terletak di Kampung
Durian yang berdekatan dengan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah Kabupaten Aceh Tamiang. IPLT
Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, hal ini disebabkan beberapa
faktor dalam pengelolaan IPLT secara intensif oleh pilah BLHK Kabupaten Aceh Tamiang.
Daur Ulang/Pembuangan Akhir
Proses daur ulang dan pembuangan akhir dari Air Limbah Domestik belum ada sampai saat ini,
proses pemanfaatan lumpur tinja di Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat di pergunakan sebagai
pupuk dan penghasil gas methane.
Sebaran penduduk Kabupaten Aceh Tamiang yang tidak mempunyai akses bidang air adalah
sebanyak 7.238 Keluarga, pada kecamatan Tamiang Hulu, Kecamatan Tenggulun, Kecamatan Manyak
23
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Payed mendominasi sebagai kecamatan yang mempunyai keluarga yang tidak memiliki akses sarana
dan prasarana layanan air limbah lebih dari 1.000 KK. Hal ini akan menjadi perhatian pemerintah pokja
sanitasi ke depan dalam menghilangkan angka tersebut, berikut ini akan dirincikan jumlah cakupan
layanan air domestik saat ini di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.9 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten Aceh Tamiang
Sanitasi
tidak
layak
Sanitasi Layak
Sistem Onsite
Sistem Offsite
BABS*
Skala
Kawasan
/ terpusat
Sistem Berbasis Komunal
No
Nama
Kecamatan
(KK)
Cubluk*
**,
jamban
tidak
aman**
(KK)
Cubluk
aman/
Jamban
keluarga
dgn
tangki
septik
aman
MCK
/Jamb
an
Bersa
ma
(KK)
Tangki
MCK
Septik
IPAL
Komuna
Komunal Komun
l****
> 10 KK
al
(KK)
(KK)
(KK)
Sambung
an Rumah
yg
berfungsi
(KK)
(KK)
(i)
(ii)
Tamiang Hulu
Kecamatan
Bandar Pusaka
Kecamatan
Kejuruan Muda
Kecamatan
Tenggulun
Kecamatan
Rantau
Kecamatan Kota
Kualasimpang
Kecamatan
Seruway
Kecamatan
Bendahara
(iii)
(iv)
(v)
(vii)
(vi)
(viii)
(ix)
(x)
1033
1036
1851
0
52
289
0
0
548
483
1478
12
22
41
0
0
695
2984
3744
0
0
0
0
0
1027
658
2086
0
0
0
0
0
391
917
5.492
0
122
399
0
0
37
0
4198
0
122
36
0
0
570
1421
3096
0
122
663
0
0
255
378
3439
0
122
960
0
0
24
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Kecamatan
Banda Mulia
Kecamatan
Karang Baru
Kecamatan
Sekerak
Kecamatan
Manyak Payed
Tahun 2015
210
0
2066
0
122
201
0
0
517
572
6635
0
122
894
0
0
339
437
584
0
122
333
0
0
1616
2106
2586
0
122
1059
0
0
7238
10992
37255
12
1050
4875
0
61422
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
MCK komunal yang telah di bangun untuk memberikan pelayanan terhadap akses air limbah
domestik bagi masyarakat berjumlah sebanyak 28 unit, pelaksanaan MCK Komunal saat ini hanya
berfokus pada penyediaan akses air limbah terhadap masyarakat, jumlah truk tinja adalah sebanyak 2
unit, Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja Kampung Durian di bangun pada tahun 2012, Kondisi sarana
dan prasarana air limbah domestik dapat kita lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Satuan
No
Jenis
(i)
(ii)
(iii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite)
1
Berbasis komunal
- MCK Komunal
unit
Unit
2. Truk Tinja
M3/hari
3
IPLT : kapasitas
SPAL Terpusat (Sistem Offsite)
1
Berbasis komunal
- Tangki septik
unit
komunal >10KK
- IPAL Komunal
2
IPAL
Kawasan/Terpus
at
- Kapasitas
Jumlah
/
Kapasit
as
(iv)
Kondisi
Berfung
Tdk
si
berfungs
i
(v)
(vi)
28
12
1
0
67
67
0
unit
1254
1254
0
M3/har
i
0
0
0
0
0
- Sistem
0
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah
(vii)
16
1
0
2
30
Keterangan
1 unit 4000 L
Tidak Optimal
25
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Sarana dan prasaran air limbah di Kabupaten Aceh Tamiang dapat terlihat pada peta di bawah ini :
Peta 2.4 Cakupan Akses Air Limbah Domestik
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
26
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembagaan Bidang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Aceh Tamiang di
tangani oleh SKPD dari Bappeda, Dinas PU, BLHK, dan Dinas Kesehatan. Peran dan tugas
pokok dari instansi terkait pengelolaan Air Limbah Domestik dapat dijabarkan pada tabel di
bawah ini. Pada saat ini peran aktif Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Aceh Tamiang di
tangani oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang yang di
dukung juga oleh instansi terkait lainnya secara tidak langsung.
Kondisi cakupan pelayanan Air Limbah (penyedotan tinja) untuk Kabupaten Aceh
Tamiang yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Aceh Tamiang saat ini masih minimal, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana
serta masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan tangki
septic sesuai standar kesehatan, maka diperkirakan hanya 5 % dari jumlah total
penduduk Kabupaten Aceh Tamiang yang mampu dilayani. Berikut ini merupakan tabel
kondisi eksisting pelayanan air limbah di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2010.
Dasar peraturan pengelolaan air libah pada saat belum terbentuk.
b. Persampahan
Sistem pengelolaan sampah padat rumah tangga di Kabupaten Aceh Tamiang
pada beberapa wilayah masih dilakukan secara individual skala rumah tangga, yang
dilakukan dengan cara dikumpulkan di sekitar pekarangan rumahnya dan pada
waktu tertentu (sore hari atau selang beberapa hari) kemudian baru dibakar. Pada
daerah aliran air (sungai) sampah rumah tangga biasanya dibuang langsung di
pinggiran aliran sungai, yang pada waktu tertentu ketika air sungai meninggi sampah
akan terbawa arus/aliran sungai tersebut.
Pada umumnya pengelolaan sampah rumah tangga adalah dibakar dan masih
ada rumah tangga yang membuang sampahnya ke aliran sungai atau anak sungai
yang ada. Seperti juga terlihat pada tabel 3.2, baru 27,29% sistem pengelolaan
sampah rumah tangga yang ada memenuhi syarat kesehatan.
Perkiraan atau estimasi timbulan sampah dari berbagai sumber penghasil
sampah yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang, dapat terlihat pada tabel berikut ;
27
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
(1) Sistem dan infrastruktur
User Interface
Sumber timbulan sampah di Kabupaten Aceh Tamiang berasal dari Rumah Tangga,
Toko, Kantor Kantor, pasar, dan Tempat Tempat Umum.
Pengumpulan Setempat
Methode Pengumpulan Setempat yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan
menggunakan becak motor, pengumpulan sampah setempah hanya dilaksanakan pada
daerah perkotaan di Kabupaten Aceh Tamiang.
Penampungan Sementara
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) persampahan terbuat dari bangunan konkrit
dan kontainer, TPS ini hanya terletak pada beberapa daerah perkotaan.
Pengangkutan
Pada saat ini terdapat 6 buah dumtruk dan 4 buat arm roll yang melayani sektor
persampahan, jumlah armada ini masih sangat minim untuk melayani seluruh persampahan
di seluruh Kabupaten Aceh Tamiang.
Pengolahan Akhir (Semi)
Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Persampahan terletak di Desa Durian, sistem TPA
pada saat ini adalah kontrol landfill.
Daur ulang/Pembuangan Akhir
Pemanfaatan sampah sebagai bahan daur ulang belum dapat dilaksanakan,
pemanfaat sampah hanya sebatas pada bahan sampah yang dapat di olah kembali menjadi
bahan lainnya.
28
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Volume timbulan sampah di Kabupaten Aceh Tamiang adalah sebesar 528 m3 setiap harinya,
volume timbulan terbanyak terdapat pada daerah Kecamatan Karang Baru yaitu sebanyak 76,03 m 3
setiap harinya, timbulan sampah ini masih tercampur antara sampah 0rganik dan nonorganik. Pada
tabel berikut ini akan dijelaskan secara lebih terperinci timbulan sampah per kecamatan.
Tabel 2.11 Timbulan Sampah Per Kecamatan
Nama
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Wilayah
Wilayah
Total
perdesaan perkotaan
orang
Orang
Tamiang Hulu
Kecamatan Bandar
Pusaka
Kecamatan Kejuruan
Muda
Kecamatan
Tenggulun
Kecamatan Rantau
Kecamatan Kota
Kualasimpang
orang
Volume Timbulan Sampah
Wilayah
Wilayah
Total
perdesaan
Perkotaan
(%)
(M3/h
ari)
(%)
(M3/h
ari)
(%)
(M3/h
ari)
21.446
13474
4723
74%
26,95
26%
9,45
100%
36,39
80%
19,50
20%
4,77
100%
24,26
69%
45,91
31%
20,81
100%
66,72
89%
30,61
11%
3,63
100%
34,24
43%
29,50
57%
39,48
100%
68,97
100%
38,04
100%
38,04
43.057
9749
2383
38.851
22954
10407
38.397
15305
1813
33.414
14749
19738
27.918
0
19019
0%
-
29
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Kecamatan Seruway
Kecamatan
Bendahara
Kecamatan Banda
Mulia
Kecamatan Karang
Baru
Kecamatan Sekerak
Kecamatan Manyak
Payed
Tahun 2015
21.541
21567
3232
87%
43,13
13%
6,46
100%
49,60
97%
37,87
3%
1,08
100%
38,95
93%
20,81
7%
1,49
100%
22,31
45%
34,13
55%
41,94
100%
76,07
87%
10,99
13%
1,59
100%
12,58
89%
54,10
11%
6,61
100%
60,71
22.433
18935
538
12.513
10406
747
13.949
17067
20969
18.767
5495
794
27051
3305
6.969
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
Volume sampah yang berada di Kabupaten Aceh Tamiang tidak semua dapat
dilayani, keterbatasan armada dan dana operasional menjadi penyebab utama dalam
keterbatasan pelayanan persampahan, dari semua kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang,
Kecamatan Kuala Simpang merupakan daerah yang mendapatkan pelayanan sebesar
66,62% dari volume sampah yang terangkut ke TPA, sedangkan untuk kecamatan lainnya
belum dilakukan pelayanan secara maksimal, tabel berikut akan menjelaskan secara
terperinci caukupan akses dan sistem layanan persampahan kecamtan.
Tabel 2.12 Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Kecamatan
3R
Volume sampah
yg terangkut ke
TPA
Nama
Kecamatan
Wilayah
Wilayah
Total
Wilayah
Total
perdesaan perkotaan
Perkotaan
(%)
(M3) (%) (M3) (%) (M3) (%)
(M3)
(%)
(M3)
66,62
142,88
66,62
142,88
Kuala Simpang
0
0
0
0
0
0
32,50
139.94 32,50
139.94
Karang Baru
0
0
0
0
0
0
32,50
126.27 32,50
126.27
Kejuruan Muda
0
0
0
0
0
0
32,49
124,79 32,49
124,79
Rantau
0
0
0
0
0
0
32,50
108.60 32,50
108.60
Manyak Payed
0
0
0
0
0
0
32,49
90.73
32,49
90.73
Seruway
0
0
0
0
0
0
32,50
70.01
32,50
70.01
Tamiang Hulu
0
0
0
0
0
0
32,50
72.91
32,50
72.91
Bendahara
0
0
0
0
0
0
32,00
40.67
32,00
40.67
Banda Mulia
0
0
0
0
0
0
32,49
45.33
32,49
45.33
Bandar Pusaka
0
0
0
0
0
0
34,98
60.99
34,98
60.99
Tenggulun
0
0
0
0
0
0
32,50
22.65
32,50
22.65
Sekerak
0
0
0
0
0
0
Sumber : Dinas BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
30
Tahun 2015
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Sarana dan prasarana bidang persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang belum dapat
memberikan pelayanan penuh terhadap pelayanan bidang persampahan untuk seluruh kawansan
permukiman yang sudah ada, jumlah truk sampah saat ini adalah sebanyak 10 unit, namun hanya 7
unit yang dapat dioperasionalkan. Tabel berikut menjelaskan kondisi Prasarana dan sarana
pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.13 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
No
Jenis Prasarana /
Sarana
Satuan
Jumlah/
luas
total
terpakai
Kapasitas
/ daya
tampung*
(vii)
Rusak
ringan
(viiii)
Rusak
Berat
(ix)
1
1
5
9
42
1
-
2
1
-
-
M3
(i)
1
2
3.
4
5
(ii)
Pengumpulan
Setempat
- Gerobak
- Becak/Becak
Motor
- Kendaraan Pick Up
Tempat
Penampungan
Sementara (TPS)
- Bak sampah
(beton/kayu/fiber)
- Container
- Transfer Stasiun
- SPA (Stasiun
Peralihan Antara)
Pengangkutan
- Dump Truck
- Arm Roll Truck
- Compactor Truck
Pengolahan Sampah
- Sistem 3R
- Incinerator
TPA/TPA Regional
Konstruksi:lahan
urug saniter/lahan
urug terkendali/
penimbunan terbuka
Operasional:lahan
urug saniter/lahan
urug terkendali/
penimbunan terbuka
- Luas total TPA yg
terpakai
(iii)
(iv)
(v)
Unit
Unit
47
1
10
0,75
Unit
1
1,5
Unit
14
Baik
(vi)
3 dan 1,5
-
14
-
-
6
-
-
36
-
-
-
-
Unit
Unit
Unit
36
-
Unit
Unit
Unit
6
4
6
4
2
2
3
4
3
0
Unit
Unit
1
-
-
-
-
-
Ha
-
3
Keterangan
**
Kondisi
Ritasi
/hari
-
-
(x)
-
3
31
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
No
Jenis Prasarana /
Sarana
Satuan
Jumlah/
luas
total
terpakai
Kapasitas
/ daya
tampung*
6
7
Ha
(M3/h
ari)
750,38
Unit
Unit
Unit
1
Unit
3
-
Keterangan
**
Kondisi
Ritasi
/hari
Baik
Rusak
ringan
Rusak
Berat
-
√
-
-
-
1
-
-
-
3
-
-
M3
- Luas sel Landfill
- Daya tampung
TPA
Alat Berat
- Bulldozer
- Whell/truck loader
- Excavator /
backhoe
- Truk tanah
IPL: Sistem
kolam/aerasi/…..
Hasil pemeriksaan
lab (BOD dan COD):
- Efluen di Inlet
- Efluen di Outlet
Tahun 2015
Unit
1
320.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber : Dinas BLHK Kabupaten Aceh Tamiang, 2015
Daerah permukiman yang berwarna hijau menggambarkan lokasi yang sudah
mendapatkan akses layanan persampahan secara langsung dengan penempatan TPS
permanen maupun kontainer, Akses dan sistem layanan persampahan per kecamatan di
Kabupaten Aceh Tamiang dapat kita lihat pada peta berikut ini.
32
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Peta 2.5 Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Per Kecamatan
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
33
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembagaan Bidang Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh
SKPD dari Bappeda, Dinas PU, BLHK, dan Dinas Kesehatan. Peran dan tugas pokok dari instansi
terkait pengelolaan Persampahan dapat dijabarkan pada tabel di bawah ini. Pada saat ini peran aktif
Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang di tangani oleh Badan Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Aceh Tamiang yang di dukung juga oleh instansi terkait lainnya secara tidak
langsung. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Aceh Tamiang saat ini ditangani oleh Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang dan didukung oleh Geuchiek dab Perangkan Gampong
(Kepala Desa dan Perangkat Desa RT/RW).
Dasar peraturan pengelolaan Persampahan pada saat sudah terbentuk dalam hal retribusi
persampahan.
c. Drainase Perkotaan
Di Kabupaten Aceh Tamiang sendiri sampai saat ini masih mengalami masalah
dibidang drainase, dimana masih kurang baiknya saluran drainase. Hal itu ditandai dengan
masih terdapatnya daerah ataupun titik banjir di Kabupaten Aceh Tamiang seperti Kecamatan
Karang Baru, Kecamatan Tamiang Hulu dan Kecamatan Kejuruan Muda.
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan kawasan rawan banjir. Bila curah hujan sangat
tinggi dengan ketinggian genangan dapat mencapai 2 meter dan lama genangan 5-20 hari.
Sumber genangan air (banjir) di Kabupaten Aceh Tamiang dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :
1. Banjir Kiriman, merupakan aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu sungai di luar
kawasan yang tergenang. Hal ini diakibatkan oleh hujan yang terjadi di daerah hulu
menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas sungainya, sehingga terjadi limpasan.
2. Banjir Lokal, merupakan genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di daerah itu
sendiri, dimana drainase yang ada tidak mampu menampung debit air hujan, Pada banjir
lokal, ketinggian genangan air mencapai 30-50 cm dan lama genangan air 1-3 jam.
Pada tabel berikut ini akan mejelaskan wilyah genangan yang terdapat di Kabupaten
Aceh Tamiang pada kondisi saat ini.
34
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Tabel 2.14 Lokasi Genangan Dan Perkiraan Luas Genangan
Lokasi
Genangan
No
Luas
(Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
BENUA RAJA
BUKIT
TEMPURUNG
3
AIR MASIN
SEUNEUBOK
DALAM UPAH
SUKA
MULIA/UPAH
HULU
1
SUKAJADI
5
JUAR
BUKET
PANJANG II
1
5
3
Wilayah Genangan
Ketingg
Frekue
Lama
ian
nsi
(jam/h (kali/ta
(M)
ari)
hun)
1
3
1
1
2
1
Infrastruktur*
Keteran
Jenis
gan**
Hujan
Hujan
Tidak ada
Tidak ada
1
1
3
2
1
1
Hujan
Hujan
Tidak ada
Tidak ada
1
3
1
Hujan
Tidak ada
1
1
1
2
3
2
1
1
1
Hujan
Hujan
Hujan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Penye
bab**
*
3
2
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi, 2015
Pada saat ini perkiraan pembangunan drainase primer sudah mencapai 75.218 m di
Kabupaten Aceh Tamiang, dan pembangunan saluran sekunder sudah mencapai 243.012,
pada tabel di bawah ini akan menampilkan kondisi sarana dan prasarana drainase di
Kabupaten Aceh Tamiang
Tabel 2.15 Kondisi Sarana Dan Prasarana Drainase Di Kabupaten Aceh Tamiang
No
Jenis Prasarana /
Sarana
Satua
n
(ii)
(iii)
(i)
Bentuk
Penampang
Saluran*
Dimensi
B**
Kondisi
H***
Berfungsi
(iv)
(v)
Tdk
berfungs
i
(vi)
Frekuens
i Pemeliharaan
(kali/tah
un)
(vii)
Saluran
1
Segi
>1
>1
Empat
- Saluran
m
Segi
<1
<1
Sekunder
Empat
m
Segi
<0,3
- Saluran Tersier
<0,3
Empat
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
Keterangan:
*Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium
**B:: lebar dasar saluran
***H: tinggi saluran
- S. Primer
m
75.218 -
-
243.01 2
196.72 4
-
35
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Jaringan drainase wilayah Aceh Tamiang belum menyesuaikan dengan kondisi garis kontur
kemiringan dan ketinggian, sehingga setiap saluran yang telah dibangun mengakibatkan luapan dan
kurang daya tamping debit air sewaktu musim penghujan datang dan juga disaat meluapnya aliran
sungai Tamiang pada setipa 6 tahun sekali. Kondisi ini harus direncanakan kembali agar kondisi yang
tidak diinginkan terjadi dapat di tanggulangi secara baik, sehingga masyarakat juga harus memberikan
sikap dengan prilaku yang sehat terutama untuk meninggalkan kebiasaan membuang sampah ke
sungai dan saluran drainase.
Pada saat ini terdapat 8 lokasi identifikasi awal potensi titik genangan air di Kabupaten Aceh
Tamiang, lokasi tersebut terdapat pada Benua raja, Bukit tempurung, Air masin, Seuneubok dalam
upah, Suka mulia/upah hulu, Sukajadi, Juar, Buket panjang II, potensi genangan air ditentukan
berdasarkan dari hasil analisa proyeksi Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun
2015. Berikut akan disajikan peta potensi genangan banjir di Kabupaten Aceh Tamiang.
36
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Peta 2.6 Lokasi Genangan
Sumber : Instrumen Profil Sanitasi,2015
37
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
(4) KELEMBAGAAN DAN PERATURAN
Instansi pemerintah kabupaten aceh tamiang yang menangani dan terkait dalam
pengelolaan drainase antara lain : dinas pekerjaan umum (bidang cipta karya dan
bidang pengairan) kabupaten aceh tamiang, bagian umum sekretaris kabupaten aceh
tamiang, badan lingkungan hidup dan kebersihan kabupaten aceh tamiang.
Pengelolaan drainase di kabupaten aceh tamiang dikelola oleh dinas pu di bawah
bidang cipta karya, pengelolaan drainase ini ikut juga di dukung oleh bappeda, blhk,
dan dinas kesehatan. Peraturan terkait pengelolaan sistem drainase di kabupaten
aceh tamiang belum tersedia sampai saat sekarang ini.
2.4.
Area berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang telah melakukan penilaian dan penetapan
terhadap area beresiko untuk Kabupaten Aceh Tamiang setelah membandingkan skor penilaian
terhadap data sekunder, data EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
kemudian di tindaklanjuti dengan melakukan observasi lapangan diseluruh kelurahan.
a. Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik
Pada peta area beresiko air limbah domestik berikut ini akan menunjukkan daerah
resiko sangat tinggi dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah
resiko sedang dengan warna hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru.
Penilaian resiko tersebut didapatkan berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi.
38
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Peta 2.7 Area Berisiko Air Limbah Domestik.
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
39
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Pada berikut tabel berikut ini akan menjabarkan Area beresiko sanitasi air limbah domestik
yang di analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa berdasarkan dari
hasil studi environmental health risk assessment, data sekunder skpd, dan persepsi SKPD sehingga di
dapatkan wilayah prioritas pelayanan bidang air limbah di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.16 Area berisiko sanitasi Air Limbah Domestik
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Area Berisiko*)
PERK PULAU TIGA
BABO
BUKIT RATA
LANDUH
KOTA LINTANG
PEUKAN SEURUWAY
GELUNG
MESJID S.IYU
SUKAJADI
MEDANG ARA
SEKERAK KANAN
PAYA KETENGGAR
TUALANG BARU
Wilayah
prioritas
Air Limbah
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh 2015,
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait pengelolaan
sanitasi Air Limbah Domestik seperti yang terjabarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.17 Daftar permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik.
No
Permasalahan
A. Sistem/Teknis
a. User Interface:
BABS: 21 % KK atau setara dengan 10.984 KK
melakukan buang air besar sembarangan
b. PENGUMPULAN & PENAMPUNGAN /
PENGOLAHAN AWAL
Sarana dan prasarana tidak layak 26,9% dr total
penduduk memiliki akses ke fasilitas pengolahan
tanki septic yang tidak memadai
c. PENGANGKUTAN/ PENGALIRAN
Akses layanan armada truk tinja hanya dapat
diakses oleh 50% dr total penduduk
d. PENGOLAHAN AKHIR TERPUSAT
Penggunaan Sarana dan Prasarana IPLT belum
dioperasionalkan
B. Lain-lainnya/Non Teknis
a. Aspek pendanaan
40
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada
sektor Sanitasi
b. Aspek Kelembagaan
Belum terintegrasinya sektor kelembagaan yang
terbentuk antar SKPD
c. Aspek regulasi
Regulasi yang terbentuk belum dapat
memaksimalkan upaya peningkatan
akses
air
limbah
domestik
d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta
Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi
potensi yang dapat memberikan peningkatan
Sektor
Air
Limbah
Domestik
e.
Aspek
Komunikasi
dan
PMJK
Peran Jender dalam pengelolaan air limbah
masih sangat rendah
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
b. Area berisiko dan permasalahan persampahan
Pada peta area beresiko Persampahan berikut ini akan menunjukkan daerah resiko
sangat tinggi dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah resiko
sedang dengan warna hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru. Penilaian
resiko tersebut didapatkan berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi.
41
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Peta 2.8 Area Berisiko Persampahan.
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
42
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Pada berikut tabel berikut ini akan menjabarkan Area beresiko sanitasi Persampahan
yang di analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa
berdasarkan dari hasil studi environmental health risk assessment, data sekunder SKPD, dan
persepsi SKPD sehingga di dapatkan wilayah prioritas pelayanan bidang Persampahan di
Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.18 Area Bersiko Persampahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Area Berisiko*)
PERK PULAU TIGA
BABO
SEUMADAM
BUKIT RATA
TENGGULUN
LANDUH
ALUR CUCUR
PERDAMAIAN
BUKIT
TEMPURUNG
KOTA LINTANG
PEUKAN
SEURUWAY
MESJID S.IYU
TELAGA MEUKU I
SUKAJADI
BUNDAR
MEDANG ARA
SEKERAK KANAN
PAYA
KETENGGAR
TUALANG BARU
Wilayah prioritas
Persampahan
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh
2015, Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait
pengelolaan sanitasi Peersampahan seperti yang terjabarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.19 Daftar permasalahan terkait pengelolaan Persampahan.
No
Permasalahan
A. Sistem/Teknis
a. User Interface:
89% KK yang tidak mendapatkan pelayanan Persampahan
Jumlah Tmp Usaha yang tidak mendapatkan pelayanan Persampahan di
kawasan Kota
43
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
b. PENGUMPULAN & PENAMPUNGAN / PENGOLAHAN AWAL
Minimnya Jumlah Gerobak Sampah sebagai Pengumpulan
Persampahan
Awal
c. PENAMPUNGAN SETEMPAT
Minimnya Sarana Kontainer/TPS
d. PENGANGKUTAN
Minimnya Jumlah Truk / Arm Roll untuk pengangkutan sampah
e. (SEMI) PENGOLAHAN AKHIR TERPUSAT
TPS 3R belum tersedia
f. DAUR ULANG/ PEMBUANGAN AKHIR
TPA tidak mampu melayani persampahan pada daerah yang sangat jauh
(lebih dari 50Km)
Adanya gangguan pada Leachid Sistem Pengelolaan Persampahan di TPA
B. Lain-lainnya/Non Teknis
a. Aspek pendanaan
Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada sektor Sanitasi
b. Aspek Kelembagaan
Belum terintegrasinya sektor kelembagaan yang terbentuk antar SKPD
c. Aspek regulasi
Regulasi yang terbentuk belum dapat memaksimalkan upaya peningkatan
akses persampahan
d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta
Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi potensi yang dapat
memberikan peningkatan Sektor Persampahan
e. Aspek Komunikasi dan PMJK
Belum efektifnya komunikasi yang tersedia untuk peningkatan pengelolaan
persampahan
Peran Jender dalam pengelolaan Persampah masih sangat rendah
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
c. Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan
Pada peta area beresiko Drainase Perkotaan berikut ini akan menunjukkan daerah
resiko sangat tinggi dengan warna merah, daerah resiko tinggi dengan warna kuning, daerah
resiko sedang dengan warna hijau, dan daerah dengan resiko resndah dengan warna biru.
Penilaian resiko tersebut didapatkan berdasarkan penilaian analisa Instrumen Profil Sanitasi.
44
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Peta 2.8 Area Berisiko Drainase.
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
45
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
Pada berikut tabel berikut ini akan menjabarkan Area beresiko sanitasi Drainase
Perkotaan yang di analisa melalui instrumen profil sanitasi tahun 2015, profil sanitasi di anlisa
berdasarkan dari hasil studi environmental health risk assessment, data sekunder SKPD, dan
persepsi SKPD sehingga di dapatkan wilayah prioritas pelayanan bidang Drainase Perkotaan
di Kabupaten Aceh Tamiang.
Tabel 2.20 Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Area Berisiko*)
PERK PULAU TIGA
BABO
SUNGAI LIPUT
LANDUH
BENUA RAJA
KAMPUNG DURIAN
KOTA KUALA SIMPANG
PERDAMAIAN
PEUKAN SEURUWAY
GELUNG
MESJID S.IYU
TELAGA MEUKU I
SUKAJADI
DALAM
BUNDAR
PAHLAWAN
SEKERAK KANAN
PAYA KETENGGAR
TUALANG BARU
Wilayah prioritas
Drainase
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Instrumen Profil Sanitasi Kabupaten Aceh
2015, Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Aceh Tamiang mendapatkan permasalahan terkait
pengelolaan sanitasi Drainase Perkotaan seperti yang terjabarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.21 Daftar Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan
No
1
Permasalahan
A. Sistem/Teknis
Luas permukiman rawan bencana banjir sebesar 48 Ha (36%)
Seluas 50Ha (38%) permukiman mengalami kerusakan kecil pada
bangunan saluran
Sarana Pembangunan Jaringan Drainase Belum Terbangun di
46
PEMUTAKHIRAN SSK ACEH TAMIANG
Tahun 2015
seluruh Kabupaten
2
B. Lain-lainnya/Non Teknis
a. Aspek pendanaan
Terbatasnya ketersediaan pendanaan pada sektor Sanitasi
b. Aspek Kelembagaan
Belum terintegrasinya sektor kelembagaan Pembangunan Jaringan
Drainase yang terbentuk antar SKPD
c. Aspek regulasi
Regulasi yang terbentuk belum dapat memaksimalkan upaya
peningkatan Pembangunan Jaringan Drainase
d. Aspek Peran Masyarakat & Swasta
Belum teridentifikasi dan terkoordinir potensi potensi yang dapat
memberikan peningkatan Pembangunan Jaringan Drainase
e. Aspek Komunikasi dan PMJK
Peran Jender dalam Pembangunan Jaringan Drainase masih sangat
rendah
Sumber : Instrumen Profil Sanitas, 2015
47
Download