Status Kualitas Lingkungan Aceh Pesisir No Isu Lingkungan Tekanan Tahun 2012 1 Kerusakan pesisir Aceh sudah Kerusakan hutan nyata, terutama kerusakan hutan Manggrove di wilayah Manggrove, untuk wilayah Timur Aceh umumnya pesisir timur terjadi di Kabupaten disebabkan oleh faktor Aceh Timur, Kota Langsa dan ekonomi masyarakat yang Aceh Tamiang dan wilayah mencari penghasilan dengan pesisir pantai cara merusak hutan barat meliputi Kabupaten Aceh Manggrove dan digunakan Jaya, Aceh Barat dan Nagan sebagai bahan baku Raya. Ancaman kerusakan pembuatan arang untuk di pesisir lain yang sangat krusial ekspor ke Malaysia, adalah rusak/berkurangnya Singapura dan Jepang. terumbu karang. Berkurangnya Kerusakan ini lebih terumbu karang menjadi diperparah lagi akibat ancaman bagi perekonomian konversi lahan oleh masyarakat pesisir karena ikan perusahaan perkebunan dan semakin sulit didapat. perikanan, dimana areal lahan Manggrove berubah menjadi lahan sawit dan tambak udang. Keruskan Manggrove di wilayah pesisir pantai Barat umumnya karena tekanan pembangunan daerah (alih fungsi lahan dan pemanfaatan kayunya). Kerusakan terumbu karang terparah terjadi di Kab. Simeulue dan Singkil sebagai akibat penggunaannya sebagai bahan bangunan, di Kota Sabang penyebab utama kerusakannya karena illegal fishing dengan menggunakan bom ikan Respon Dalam RTRW Aceh tahun 2012 telah menetapkan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) sebagai kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi berfungsi untuk melindungi sumber daya ikan dan ekosistemnya, pemanfaatan sumber daya berkelanjutan, melestarikan kearifan lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Aceh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh sudah menetapkan Kawasan Konservasi di wilayah perairan barat Aceh didasarkan pada kondisi ekosistem dan habitat penting di pesisir dan laut yang tersebar di 8 kab/kota dengan luas kawasan 4.198,11 km2 meliputi Kab. Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Besar, No Isu Lingkungan Tekanan dan jaring trawl oleh nelayan. Bencana alam (Tsunami) tahun 2004 dan kenaikan suhu permukaan laut akibat perubahan iklim/pemanasan global berdampak pada rusaknya ekosisten terumbu karang. Meningkatnya suhu permukaan laut akibat pemanasan global pada pertengahan tahun 2010 telah menyebabkan pemutihan karang (bleaching) secara masal di Aceh, mencapai 90% area terumbu karang mati. Respon Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya. Aceh Jaya dan Kota Sabang. Penetapan kawasan ini melalui Keputusan Bupati dengan status yang bervariasi termasuk kawasan lindung yang sudah ditetapkan yaitu TWAL Pulau Weh di Kota Sabang dan TWAL Kepulauan Banyak di Kab. Aceh Singkil yang penetapannya melalui SK Menteri. Pemerintah Aceh menetapkan Kawasan Strategis Aceh (KSA) di beberapa lokasi di Aceh yaitu : 1). Kawasan Hutan Lindung Pesisir (Hutan Bakau) Pesisir Timur. KSA ini terletak di pesisir Kab. Aceh Timur, Kota Langsa dan Kab. Aceh Tamiang. 2). Kawasan Hutan Lindung Pesisir (Hutan Bakau) Pesisir Barat. KSA ini terletak di Gosong Telaga di pesisir Kab. Aceh Singkil. Kriteria kedua KSA ini adalah perlindungan No Hutan Isu Lingkungan Tekanan Respon ekosistem hutan bakau meliputi rehabilitasi dan revitalisasi hutan bakau serta pengendalian kegiatan budidaya perikanan dan pemuliman di sekitar kawasan hutan bakau. 3). Kawasan TWA/TWAL Pulau Weh Sabang. KSA ini mencakup Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh di Kota Sabang. 4). Kawasan TWA/TWAL Kepulauan Banyak Aceh Singkil. KSA ini mencakup T aman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut Kepulauan Banyak di Kab. Aceh Singkil. Kriteria kedua KSA ini adalah perlindungan ekosistem darat dan laut yang terintergrasi meliputi : menjaga kualitas kawasan dengan keanekaragaman flora dan fauna serta pengendalian pemanfaatan sebagai objek wisata alam. No Isu Lingkungan Tahun 2012 1 Isu lingkungan yang paling menonjol di Aceh tahun 2012 adalah kerusakan hutan yaitu penurunan luas tutupan lahan hutan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan hutan mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan, tidak hanya di daerah hulu tetapi juga berdampak di daerah hilir bahkan global. Tekanan Respon UU PMA dan PMDN Untuk mengatasi tahun 1970-an permasalahan /isu dimana era lingkungan, Pemerintah dimulainya Aceh mempunyai komitmen eksploitasi hutan untuk pelestarian secara besar-besaran lingkungan hidup di kenal sebagai sumber dengan "Aceh Green devisa dalam rangka Vision", yaitu menjaga, pembangunan memelihara dan nasional. mempertahankan sumber Perambahan hutan daya alam Aceh demi untuk pemukiman mewujudkan pembangunan dan ekonomi berkelanjutan pertanian/perladangan melalui strategi investasi berpindah hijau untuk Aceh. Aktivitas pertambangan besar Salah satu kebijakan yang Aktivitas diterapkan dalam rangka Penambangan Tanpa penyelamatan hutan adalah Izin (PETI) atau kebijakan penghentian pertambangan illegal sementara penebangan Ketergantungan hutan (Moratorium masyarakat di sekitar Logging) di Aceh melalui terhadap sumber daya instruksi Gubernur Aceh hutan sangat besar, Nomor 05/Inst/2007. dimana masyarakat Kebijakan ini sekaligus sekitar hutan terpaksa akan menyelamatkan habitat merambah untuk flora dan fauna sehingga memenuhi kebutuhan akan menekan laju hidup. Masyarakat penurunan keanekaragaman membangun kawasan hayati. Kebijakan ini pemukiman, meliputi 3 program utama membuka ladang, yakni melakukan penataan mencuri kayu dan kembali hutan Aceh menambang di dalam (Redesign, Reforestasi dan hutan, masyarakat Reduksi Deforestasi). merambah kawasan hutan lindung, taman Upaya lainnya untuk nasional atau mencegah penurunan kawasan konservasi tutupan lahan yaitu melalui lainnya. pembentukan Polisi Hutan (Polhut) untuk memonitoring kawasan hutan. Pemerintah Aceh dan No Isu Lingkungan Tekanan Respon Kab/Kota melalui dinas terkait juga melakukan reboisasi dan penghijauan dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup. Tahun 2013 1 Kerusakan hutan yaitu penurunan Beberapa tahun terakhir, Beberapa upaya rehabilitasi luas tutupan hutan yang tekanan terhadap sumberdaya lingkungan hidup yang telah diakibatkan oleh perambahan hutan semakin besar yang dilakukan oleh Pemerintah hutan (Illegal logging dan over diakibatkan oleh illegal Aceh, Pemerintah cutting). penyebab utama lainnya logging, over cutting, kabupaten/kota dan dari kerusakan hutan adalah perambahan yang disertai masyarakat dalam wilayah aktivitas pertambangan illegal, pendudukan lahan hutan, Aceh untuk mengatasi perladangan yang berpindah- serta adanya bencana alam permasalahan keruskan pindah, dan kebakaran hutan. seperti kebakaran hutan dan lingkungan di Aceh tahun lain-lain. 2013 adalah dengan melakukan kegiatan Berdasarkan data SLHD penghijauan dan reboisasi. 2013, kerusakan hutan dan lahan disebabkan oleh adanya perambahan hutan dan aktifitas pertambangan besar, aktivitas penambangan tanpa izin atau pertambangan illegal. Kerusakan hutan juga terjadi akibat perambahan hutan untuk pemukiman dan atau pertanian/perladangan. Air No Isu Lingkungan Tahun 2012 1 Status kualitas air sungai perkotaan di Prov. Aceh berada pada tingkat pencemaran ringan, sedang dan berat. Kegiatan masyarakat disepanjang sungai terwakili menimbulkan dampak kecil terhadap penurunan kualitas air sungai, walaupun beberapa parameter kualitas air berfluktasi dan pada waktu Tekanan Respon Pencemaran sungai Telah yang melintasi daerah dilakukan pemantauan perkotaan diakibatkan secara reguler setiap oleh aktivitas rumah triwulan terhadap 4 sungai tangga yang membuang terwakili yaitu sungai Kr. limbah cairnya Aceh, Kr. Daroy, Kr. Doy langsung masuk ke dan Kr. Tamiang dalam badan air (sungai di beberapa stasiun Kr. Aceh, Kr. Doy, Kr. pemantau di lokasi-lokasi Daroy dan Kr. yang terpilih yang melewati No Isu Lingkungan tertentu berada di atas baku mutu, namun kondisinya masih dapat terkontrol. Kondisi ini merupakan hasil pengukuran sungai yang dilakukan pemantauan secara berkala dan yang dapat dijadikan tolak ukur pencemaran sungai di Aceh yang melewati daerah perkotaan yang menampung limbah perkotaan dari berbagai jenis kegiatan seperti rumah sakit, hotel, industri, PLTD, limbah pasar dan limbah rumah tangga dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Sungai tersebut adalah sungai Krueng Aceh, Krueng Doy, Krueng Daroy dan Krueng Tamiang, selain itu tingkat pencemaran sungai yang dilintasi oleh aktivitas pertambangan emas diwakili oleh sungai Krueng Sabee di Kab. Aceh Jaya. Sungai ini telah menjadi isu utama lingkungan di Prov. Aceh pada dua tahun belakangan ini dikarenakan Gunung Ujeun yang berada di hulu sungai Kr. Sabee sebagai pusat kegiatan penambangan emas rakyar seluas kurang lebih 1.700 Ha yang proses pemisahan emas dari batuan ataupun bongkahan dilakukan dipinggir sungai Krueng Sabee, pengolahannya menggunakan mercury dan air raksa.. Tekanan Respon Tamiang) dan kegiatan daerah perkotaan di Prov. masyarakat disepanjang Aceh yang menampung sungai terwakili seperti limbah perkotaan dari perbengkelan, PLTD, berbagai jenis kegiatan doorsmeer, perhotelan, rumah tangga dan aktivitas SPBU, serta industri masyarakat sepanjang (khususnya sawit, karet sungai dengan tingkat dan kayu untuk Kr. penduduk yang tinggi dn Tamiang), berdasarkan beberapa kegiatan disekitar wawancara, 41% telah melakukan masyarakat masih suka pengelolaan lingkungan membuang sampah di dengan baik seperti PLTD Kr. Daroy. Lueng Bata Pencemaran sungai mengoperasikan IPALnya yang dilintasi oleh dengan mengalirkan air aktivitas dari lingkungan PLTD ke pertambangan. Dari saluran drainase dan awal tahun 2010 hingga kemudian ditampung di bak awal tahun perangkap minyak secara 2012, Pemerintah Aceh bertingkat untuk telah mengeluarkan memisahkan minyak 109 izin pertambangan dengan air, emikian juga dan 17 merupakan izin dengan SPBU Lueng Bata ekspoitasi serta sisanya yang mengoperasikan izin eksplorasi, IPALnya. Aktivitas ini memang dibutuhkan mengingat pembangunan di Prov. Aceh saat ini terus meningkat dan makin luasnya lahan terbuka. Pembukaan lahan menyebabkan terjadinya sedimentasi disungai pada saat hujan dan terjadinya pendangkalan sungai sehingga kemampuan sungai menampung air akan berkurang. Aktivitas pertambangan lain yang saat ini sedang banyak dilakukan oleh masyarakat di No Isu Lingkungan Tekanan wilayah barat dan selatah Aceh adalah penambangan emas rakyat di beberapa gunung dan DAS. Aktivitas tersebut berupa proses pemisahan emas dari batuan/bongkahan yang dilakuan di pinggir sungai Kr. Sabee, Kr. Meurebo dan Kr. Susoh. Kekhawatiran akan pencemaran sungai karena pemakaian air raksa dam mercury dalam aktivitas ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Respon Udara No Isu Lingkungan Tahun 2012 1 penurunan kualitas udara di perkotaan Tekanan kendaraan bermotor Lainnya No Isu Lingkungan Tekanan Respon Respon melakukan penghijauan di median jalan dan menambah luas ruang terbuka hijau serta pemantauan kualitas udara ambien