ekosistem mangrove

advertisement
KONSERVASI LANSKAP :
BENTANG ALAM EKOSISTEM
PESISIR DAN PULAU KECIL
(Pertemuan Minggu ke-9)
Konservasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil

Berdasarkan UU No. 27 tahun 2007,
konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil adalah upaya perlindungan, pelestarian,
dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil serta ekosistemnya untuk
menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
kesinambungan sumber daya pesisir dan
pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya.
Kawasan Pesisir
Wilayah pesisir  Daerah pantai,
merupakan jalur saling pengaruh antara
lingkungan daratan dan lingkungan
lautan.
 Indonesia  Negara kepulauan dengan
panjang garis pantai 81.000 km.

 Garis
pantai yang sekarang ada hampir
semuanya disebabkan karena naiknya
muka laut akibat mencairnya es pada
masa silam.
 Wilayah pesisir memiliki peran sangat
penting.
Sumberdaya di wilayah pesisir menyediakan
barang dan jasa, juga menjadi tulang
punggung pertumbuhan ekonomi di wilayah
pesisir dan sumber penghasilan masyarakat
serta sebagai asset bangsa yang penting.
 Wilayah ini berfungsi sbg penyeimbang
ekosistem dan penyedia berbagai kebutuhan
hidup bagi hewan dan sebagainya.


Interaksi manusia yang tak seimbang
terhadap wilayah pesisir ini, jika terjadi terusmenerus akan menyebabkan penurunan
potensi sumberdaya alam seperti mencegah
banjir, akibat pasang laut, penurunan stok
produksi ikan, dan penurunan produksi
udang yang pada akhirnya merugikan
masyarakat tanpa disadari.
Konfigurasi Pantai Dipengaruhi oleh:
 Faktor
Alam
 Faktor Manusia
Faktor alam:
 Endapan hasil erosi sungai
 Endapan lahar gunung berapi
 Gerakan kulit bumi
 Erosi akibat hantaman gelombang laut
Faktor manusia:
 Pembabatan tanaman pelindung pantai
 Penggalian material di kawasan pesisir
 Pembuatan bangunan di daerah pengaruh
keseimbangan pantai
Faktor Dominan yg Berpengaruh pd
Perubahan Pantai : stabilitas garis pantai
 Faktor
dari Daratan
 Faktor dari Lautan
 Faktor Biotik
Faktor dari Daratan
Suplai material pembentuk garis pantai dari
hulu, melalui jaringan sungai diendapkan di
dataran pantai
 sedimen tergantung pada intensitas dan
lamanya hujan turun, kelandaian lereng,
kerapatan vegetasi pada DAS, dan tingkat
ketahanan material pembentuk lahan
terhadap erosi.



Suplai sedimen dapat bertambah akibat:
aktivitas gunung berapi, longsoran tebing,
penggundulan hutan, dan “run off” akibat
berkurangnya daya serap lahan. Peningkatan
suplai sedimen oleh sungai menghasilkan
pantai akresi.
Suplai sedimen dapat berkurang akibat:
pembangunan waduk, bendung, banjir kanal
dan penambangan di alur sungai. Pengurangan
suplai sedimen menyebabkan erosi garis pantai.
Faktor dari Lautan
Perubahan garis pantai tergantung pada:
 Energi dari angin yang menghasilkan
gelombang
 Tingkat pasang surut yang bekerja
sepanjang garis pantai
 Tsunami : gelombang luar biasa yang terjadi
secara mendadak akibat gempa bumi.
Faktor Biotik
Proses biologi memainkan peranan penting
pada pembentukan garis pantai.
 Tumbuhan pantai sangat penting untuk
meredam energi gelombang yang menerpa
kawasan pantai.
 Penambangan karang pantai dan
penggundulan vegetasi pantai mengganggu
stabilitas garis pantai akan mundur akibat
abrasi.

EKOSISTEM MANGROVE
Hutan mangrove  salah satu formasi hutan
yang tumbuh di kawasan
pesisir

Tumbuh pada pantai-pantai terlindung yang
berlumpur, delta, muara sungai besar,
laguna, dan teluk yang terlindung
Dunia: 170 000 km2 (ISME, 1992)
 Indonesia: 3,8 juta ha, di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua
(BADAN INTAG, 1993) Terbesar di dunia
(FAO, 1982)
 Ekosistem mangrove unik, karena mencakup
ekosistem daratan dan akuatik.

MANAJEMEN HUTAN
REKREASI MANGROVE




Menginventarisasi komponen-komponen
ekosistem mangrove.
Menentukan dan mengetahui karakterisitik
komponen ekosistem mangrove yang akan
dikelola secara intensif untuk menarik perhatian
pengunjung.
Menentukan alternatif tujuan pengelolaan hutan
rekreasi mangrove
Menentukan dan mengembangkan teknik untuk
mencapai tujuan pengelolaan yang ditetapkan.
Pengelolaan Hutan Rekreasi
Mangrove Alternatif Tujuan
Konservasi ekosistem secara keseluruhan
 Komponen-komponen ekosistem tertentu
(ex. habitat untuk burung, buaya, fishing, dll)
 Atraksi adat-istiadat penduduk setempat
yang memanfaatkan mangrove sebagai
penopang utama kelangsungan hidupnya.
 Bentuk-bentuk pemanfaatan mangrove (land
use) yang dikelola secara rasional
pertambakan, penebangan, etc.

Harus konsisten dengan Rencana
Pengelolaan Hutan Mangrove dan Kawasan
Pesisir Nasional
 Teknik Pengelolaan Hutan Rekreasi
Mangrove: Taman Nasional, Hutan Wisata,
Taman, Cagar Alam, dll.

Manajer Profesional bio-fisik, sosek

Bio-fisik: Keanekaragaman hayati dan
lanskap, jenis langka dan eksotik, kondisi
iklim dan tanah, keunikan s.d. tk.
Nasional/regional/ internasional. Struktur
tegakan hutan, frekuensi, lama
penggenangan, dinamika populasi dan
perilaku satwa.

Sosial-ekonomi: Aksesibilitas terhadap
lokasi rekreasi melalui sarana angkutan
darat/air, kedekatan dengan tempat tinggal
penduduk, aksesibilitas di dalam hutan,
tingkat pendidikan, kesadaran, pendapatan
dan lapangan kerja penduduk, karakteristik
calon pengunjung, dll.
Download