BOOKLET RELAWAN

advertisement
Relawan dan Kerelawanan
A
Mengapa Kerelawanan
harus ditumbuhkan?
Realitas menunjukkan bahwa hampir di semua
komunitas masyarakat, aktivitas tolong-menolong sudah sejak
lama sering kita jumpai. Salah satu yang kita kenal adalah
“Gotong-royong” yang dalam kerelawanan merupakan
suatu bentuk tipikal modal sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
Hakekat pemberdayaan dalam penanggulangan
Kemiskinan adalah menggali kembali nilai-nilai kemanusiaan
dan prinsip-prinsip kemasyarakatan untuk membangun
modal sosial. Nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari
pembangunan modal sosial berwujud sifat-sifat dasar
kemanusiaan antara lain kejujuran, keikhlasan, keadilan,
dapat dipercaya, sedangkan prinsip kemasyarakatan seperti
partisipasi, transparansi, akuntabilitas, demokrasi.
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
1
Relawan dan Kerelawanan
Pembangunan modal sosial dapat diwujudkan dalam
interaksi sosial (hubungan kemasyarakatan) dengan jalan :
a. Penguatan
kembali
ikatan-ikatan
sosial dengan menumbuhkan empati,
toleransi, sambung rasa, kepedulian,
dan saling percaya antar anggota
masyarakat
dalam
kelompok
(komunitas)
b. Penguatan kembali jaringan sosial
dalam komunitas maupun dalam
masyarakat untuk memperkuat rasa
saling percaya
Modal Sosial dapat dipengaruhi dan mem-pengaruhi
perubahan sikap dan perilaku individu dalam kelompok
(komunitas) dan individu dalam masyarakat (hubungan
timbal balik). Pada gilirannya perubahan sikap dan perilaku
masing-masing individu diharapkan berdampak luas pada
perubahan sosial.
Dalam menuju perubahan sosial, masyarakat
diharapkan senantiasa berpegang teguh pada konsep dasar
pembelajaran.
Berdasarkan
koridor
pem-belajaran,
penanggulangan kemiskinan dilakukan sebagai bagian dari
pelaksanaan
pembangunan
berdimensi
manusia
(memposisikan manusia sebagai subyek pembangunan dan
perubahan sosial). Proses pembelajaran menuju perubahan
sosial membutuhkan aktor-aktor kunci untuk mengawalnya
atau dikenal dengan agen perubahan (agen of change).
Agen perubahan adalah para relawan, dimana perubahan
sosial bertumpu pada mereka.
2
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
Relawan dan Kerelawanan
Gambaran ini menunjukkan bahwa sesung-guhnya
modal sosial yang ditunjukkan melalui sifat-sifat kerelawanan
sudah ada di masyarakat. P2KP memberikan peluang seluasluasnya kepada masya-rakat untuk menumbuhkembangkan
potensi
modal
sosial
dengan
mengaktualisasikan
(menunjukkan) semangat kerelawanannya dengan menjadi
relawan. P2KP berlandaskan pada gerakan moral dalam
menanggulangi kemiskinan. Sebab hal ini sejalan dengan
fitrah kita sebagai manusia yang sesungguhnya adalah
mahluk sosial yang sifat-sifat utamanya justru ditunjukkan
oleh kemampuannya membantu orang lain sebagai wujud
rasa syukur kepada Tuhan.
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
3
Relawan dan Kerelawanan
Siapakah yang dimaksud
dengan Relawan ?
B
Relawan adalah seseorang atau sekelompok orang
yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan
apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga, waktu, harta, dsb)
kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab
sosialnya tanpa mengharapkan pamrih baik berupa imbalan
(upah), kedudukan, kekuasaan, kepentingan maupun karier.
Adapun kriteria kerelawanan antara lain Memiliki
kepedulian penuh keikhlasan untuk mem-perjuangkan nasib
kaum miskin berbasis nilai-nilai kemanusiaan dan prinsip
kemasyarakatan sebagai bentuk pengabdian dan
perjuangan hidupnya
C
Siapakah yang dapat menjadi
Relawan ?
Semua warga yang secara ikhlas tanpa membedabedakan derajat, jenis kelamin dan status sosial bersedia
mengabdikan dirinya tanpa meng-harapkan pamrih (baik
berupa imbalan maupun karier) dapat menjadi relawan.
Siapapun dapat menjadi relawan, selama memiliki semangat
dan jiwa kerelawanan. Relawan tidak tergantung dari asal
kelompok masyarakat maupun wilayah (dusun, RW, RT)
tertentu karena relawan tidak memperjuangkan kepentingan
kelompok, agama, maupun wilayah tertentu.
4
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
Relawan dan Kerelawanan
Relawan mengabdikan jiwa kerelawanannya untuk
kepentingan
masyarakat
kelurahan/desa
terutama
masyarakat
miskin.
Penanggulangan
kemiskinan
dilaksanakan di tingkat desa/kelurahan,
sehingga
kemunculan relawan harus berasal dari desa/kelurahan
dimaksud agar terjadi proses transformasi langsung dengan
masyarakatnya. Pembangunan yang dibidani langsung oleh
masyarakat desa/kelurahan difasilitasi oleh para relawan
dalam menggerakkan masyarakatnya.
Secara formal relawan dihimpun melalui proses
pendaftaran dalam forum Rembug Kesiapan Masyarakat
(RKM). Secara informal pendaftaran relawan sudah dapat
dilaksanakan pada saat sosialisasi awal di tingkat lokal
(RT/RW/dusun/lorong). Semua orang berhak mendaftarkan
diri sebagai relawan dengan mengisi formulir pendaftaran
relawan untuk memudahkan pengelolaan administrasinya.
D
Bagaimana Cara Bergabung
Menjadi relawan?
Secara teknis, untuk bergabung menjadi relawan
dalam P2KP dilakukan dengan jalan meminta formulir
pendaftaran relawan kepada fasilitator, Perangkat
desa/Kelurahan, Ketua RW/RT/Lorong, tokoh masyarakat
setempat. Formulir yang telah diisi dikembalikan kepada Tim
fasilitator untuk diinventarisir dalam daftar relawan sebagai
potensi kemandirian untuk mewujudkan keberlanjutan.
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
5
Relawan dan Kerelawanan
Apa yang dapat
disumbangkan (kontribusi)
Relawan bagi
penanggulangan kemiskinan?
E
Kreatifitas seseorang untuk berkontribusi membantu
orang lain sesungguhnya dapat di-wujudkan dengan
banyak cara, bahkan mungkin tidak terhitung. Pada
dasarnya, kontribusi yang dapat diberikan oleh relawan
adalah semua karunia yang telah diperolehnya, antara lain:
Waktu, Tenaga, Ilmu, keterampilan, Bakat, Harta maupun
Pengalaman.
Bagaimana peran Relawan
dalam menanggulangi
kemiskinan ?
F
Peran utama para relawan adalah sebagai Agen
perubahan atau Agen Pembaruan di masyarakat yang
berfungsi mempercepat terjadinya proses penang-gulangan
kemiskinan. Relawan berperan dalam menggerakkan
masyarakat
dengan
mentrans-formasikan
sifat-sifat
kerelawanan yang dimilikinya untuk menciptakan
perubahan sosial
Pada prinsipnya, relawan-relawan akan membantu
masyarakat
di
wilayahnya
agar
upaya-upaya
penanggulangan kemiskinan, termasuk pelaksanaan P2KP,
dapat lebih sinergis, optimal, bermanfaat, tepat sasaran serta
6
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
Relawan dan Kerelawanan
efektif dan efisien. Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan
relawan-relawan untuk membantu masyarakat melakukan
upaya penanggulangan kemiskinan, termasuk pelak-sanaan
P2KP di wilayahnya, antara lain sebagai berikut:
1. Membantu masyarakat dalam mensinergikan potensi
dan sumber daya yang dimiliki agar seoptimal
mungkin bermanfaat bagi perbaikan kesejahteraan
warga miskin di wilayahnya;
2. Membantu
masyarakat
berhimpun
(mengorganisasikan diri) dalam memanfaatkan
peluang-peluang program, bagi upaya-upaya
penanggulangan kemiskinan dan pem-bangungan
lingkungan di wilayahnya;
3. Bersama seluruh unsur masyarakat menjaga agar
tidak terjadi penyimpangan-penyim-pangan dalam
pelaksanaan proyek P2KP
4. Membantu BKM dan masyarakat agar mampu
melaksanakan
dan
mengaplikasikan
proses
pembelajaran yang dikenalkan melalui pelak-sanaan
P2KP;
5. Bersama BKM dan masyarakat melakukan berbagai
upaya pemberdayaan menuju perubahan sosial
(social transformation) yang lebih baik;
6. Bersama
BKM
dan masyarakat
senantiasa
menumbuhkembangkan
nilai-nilai
luhur
kemanusiaan dan kemasyarakatan sebagai landasan
dari seluruh keputusan, kebijakan dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan di wilayahnya;
7. Aktif
menyebarluaskan
informasi
mengenai
pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan,
termasuk pelaksanaan P2KP, kepada seluruh lapisan
masyarakat di wilayah kelurahan mereka sendiri;
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
7
Relawan dan Kerelawanan
8. Bersama BKM dan masyarakat mendorong dan
melembagakan proses pembelajaran masya-rakat,
melalui Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) di
wilayahnya;
9. Membantu dan memfasilitasi masyarakat dalam
menumbuhkan kesadaran kritis, melalui serangkaian
FGD, agar mampu mengiden-tifikasikan masalah
kemiskinannya dan perlunya menanggulangi
kemiskinan secara terorganisasi dan sistematis;
10. Mendorong peran serta dan keterlibatan seluruh
unsur masyarakat umumnya dan masyarakat miskin
khususnya, di seluruh kegiatan pembangunan,
kegiatan
penanggulangan
ke-miskinan
dan
pelaksanaan P2KP di wilayahnya;
11. Mempelopori masyarakat untuk melakukan kontrol
social terhadap pelaksanaan pem-bangunan,
kegiatan
penanggulangan
kemis-kinan
dan
pelaksanaan P2KP di kelurahan mereka
12. Mempelopori
proses
pembangunan
dan
pengembangan kapital sosial (nilai-nilai kemanusiaan
dan kemasyarakatan) sebagai kondisi yang
dibutuhkan
bagi
upaya
penanggulangan
kemiskinan.
13. Bersama BKM mempelopori proses perencanaan
partisipatif mulai dari pemetaan swadaya dan
penyusunan PJM Pronangkis s/d Renta Pronangkis
14. Membantu masyarakat untuk mempelopori proses
refleksi kepemimpinan masyarakat untuk mendorong
kesadaran kritis masyarakat dalam memilih
pemimpin-pemimpin masya-rakat yang berbasis
pada nilai-nilai ke-manusiaan dan kemasyarakatan.
15. Bersama UP-UP BKM dan KSM mengidentifikasi
peluang
usaha,
kebutuhan
pembangunan
infrastruktur dan pelayanan lingkungan dasar, serta
8
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
Relawan dan Kerelawanan
menyiapkan
mereka
agar
mampu
memformulasikannya dalam bentuk proposal yang
layak;
16. aktif memperkenalkan berbagai inovasi sederhana
dalam manajemen organisasi dan lembaga
pinjaman
bergulir,
termasuk
sistem
audit,
transparansi, proses pengambilan keputusan yang
demokratis, tata buku, dan sebagainya;
17. aktif dalam upaya pengelolaan penanganan
pengaduan dan penyelesaian konflik yang mungkin
muncul di masyarakat; dan
18. melakukan advokasi, mediasi dan membangun
jalinan kemitraan strategis (networking) antar semua
pelaku yang bermanfaat bagi masyarakat dan pihak
lainnya.
G
Hak-Hak Relawan
Relawan berhak untuk:
1. Semua informasi yang berkaitan dengan konsep dan
pelaksanaan P2KP melalui berbagai media sosialisasi
yang telah diproduksi P2KP, antara lain: copy dari
Pedoman Umum P2KP 3, Kumpulan Pedoman Teknis
– 8 seri, serial VCD P2KP – 12 seri, dan berbagai
media lain (leaflet, booklet, poster, dll) yang
dikembangkan oleh KMP/KMW.
2. Pelatihan
yang
bertujuan
meningkatkan
pemahaman dan kapasitas relawan. Pelatihan ini
akan difasilitasi oleh Tim Fasilitator (dan KMW).
Pelatihan-pelatihan yang ditujukan bagi relawan
terdiri dari : Pelatihan Dasar Relawan yang
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
9
Relawan dan Kerelawanan
dilaksanakan setelah Rembug Kesiapan Masyarakat
(RKM), Coaching-coaching (pembekalan) teknik
fasilitasi yang mengawali setiap tahap siklus P2KP
dalam hal fasilitasi FGD Refleksi Kemiskinan,
Pemetaan
Swadaya,
Pembentukan
BKM,
Penyusunan PJM Pronangkis, Pembentukan KSM dan
Pencairan BLM, dan juga coaching-coaching
lanjutan sesuai kebutuhan.
3. Informasi adanya dana (fix cost) yang dikelola
fasilitator kelurahan sebesar Rp. 4.000.000, yang
diperuntukan bagi penyelenggaraan pelatihanpelatihan ataupun coaching-coachin di tingkat
kelurahan/desa, misalnya: pelatihan dasar BKM,
coaching pelaksanaan PS dan pembentukan KSM, dll.
4. Terlibat aktif dalam setiap kegiatan P2KP
H
Berhimpun (Mengorganisir)
diri dalam KBK
Mustahil untuk mencantumkan seluruh kegiatan
relawan secara rinci, karena luasnya aktivitas kerelawanan.
Namun secara garis besar aktivitas sebagaimana disebutkan
pada Huruf F (peran relawan) adalah representasi aktivitas
kerelawanan yang dapat dilakukan dalam menanggulangi
kemiskinan
Mengingat besarnya tantangan dalam membangun
masyarakat mandiri menuju masyarakat madani melalui
penguatan modal social untuk menanggulangi kemiskinan
maka tidak mungkin membebankan tanggung jawab
kepada segelintir pelaku pembangunan maupun beberapa
agen perubahan saja.
10
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
Relawan dan Kerelawanan
Oleh sebab itu dibutuhkan kemitraan strategis yang dapat
mengintegrasikan seluruh elemen pelaku pembangunan,
para relawan dan kelompok pemeduli. Salah satu upaya
yang dilakukan untuk menyatukan potensi, ikatan dan
jaringan social adalah Komunitas Relajar Kelurahan (KBK)
sebagai wahana relajar dan berinteraksi berdasarkan pada
pengalaman (sebagaimana tercantum dalam Peranan
relawan dalam Huruf F nomor 8 di atas)
I
Sifat KBK
Komunitas Relajar Kelurahan (KBK) adalah forum dari
para pemeduli yang dikoordinir oleh BKM melalui UPS (Unit
Pengelola Social). Adapun sifat yang melekat dalam Forum
KBK adalah :
1. Keanggotaan yang sangat cair, tidak eksklusif karena
siapapun diperbolehkan menjadi anggota
2. Keanggotaan mencerminkan kesetaraan (tidak struktural)
dan posisi keanggotaan sederajat (tanpa diskriminasi)
J
Fungsi KBK
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
belajar dalam membangun ke-bersamaan
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
11
Relawan dan Kerelawanan
2. Memperkuat modal sosial melalui pengembangan ikatan
dan jaringan kerelawanan sebagai embrio jaringan
yang lebih besar, yaitu jaringan social berdasarkan nilainilai kemanusiaan dan prinsip kemasyarakatan
3. Mendorong kemitraan masyarakat/KSM dengan potensi
lokal maupun sumberdaya eksternal melalui UP-UP
4. Berfungsi sebagai wadah untuk mengembangkan
proses pembelajaran masyarakat melalui diskusi tematik,
kajian-kajian refleksi, best practice, tukar pikiran dan
sharing pengalaman mengenai berbagai persoalan
kemiskinan yang ada di desa/kelurahannya
5. Berfungsi sebagai wadah komunikasi sosial untuk
menggalang partisipasi dan kontrol sosial.
K
Bagaimana Memulai
kegiatan KBK
KBK dapat mengawali kegiatan dengan diskusi reflektif
terhadap capaian kegiatan penanggulangan kemiskinan
melalui P2KP terutama ditujukan pada fasilitasi BKM
Bagaimana KBK Memfasilitas
Partisipasi dan Kontrol Sosial
L
1. KBK meningkatkan partisipasi masyarakat dengan
mengajak untuk menegakkan proses transparansi dan
akuntabilitas. Sejauhmana telah dilaksanakan optimal
dan kelemahan-kelemahan mana saja yang perlu
dievaluasi
12
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
Relawan dan Kerelawanan
2. Memfasilitasi
masyarakat
untuk
bersama-sama
berpartisipasi dalam memonitor proses transparansi dan
akuntabilitas kegiatan
3. Memfasilitasi masyarakat untuk membudayakan kontrol
sosial
terhadap
pelaksanaan
penang-gulangan
kemiskinan yang difasilitasi oleh BKM
4. Anggota BKM yang tergabung dalam forum KBK pada
saat melaksanakan diskusi tematik berperan setara
sebagai relawan, Namun pada saat kajian ditujukan
pada evaluasi fasilitasi BKM maka anggota BKM
memposisikan diri sebagai representasi BKM yang dipilih
masyarakat.
M
Tantangan Yang Menjadi
Prioritas Perjuangan Relawan
Berkaitan dengan pembelaan terhadap nasib kaum miskin
(penanggulangan kemiskinan) terdapat tantangan yang
harus diperhatikan oleh relawan, yaitu:
1. Pembangunan jaringan relawan untuk memperkuat
modal sosial dan membuka akses peluang dari luar
(external opportunity) dalam rangka mewujudkan
perubahan sosial (trans-formasi sosial).
2. Pengembangan Media Warga sebagai upaya untuk
peningkatan partisipasi masyarakat dalam men-dorong
kontrol sosial melalui media komunikasi yang biasa
digunakan warga masyarakat setempat.
3. Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam proses
pengambilan keputusan dalam penanggulangan
kemiskinan.
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
13
Relawan dan Kerelawanan
4. Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Penyelesaian
Masalah (perselisihan, sengketa, dll) dalam mendorong
mekanisme transparansi dan akuntabilitas.
Kriteria kerelawanan antara lain memiliki
kepedulian dan penuh keikhlasan untuk
memperjuangkan nasib kaum miskin
berbasis
nilai-nilai kemanusiaan
dan prinsip kemasyarakatan
sebagai bentuk pengabdian
dan perjuangan hidupnya
14
Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
Download