media proyektor sebagai upaya meningkatkan kemampuan

advertisement
Media Proyektor sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara (Mifti Nur Aini) 133
MEDIA PROYEKTOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBICARA MATA PELAJARAN
BAHASA INGGRIS
Mifti Nur Aini
SMP Negeri 1 Kalitengah
Abstrak: Prestasi belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti kegiatan belajar.Pembelajaran memerlukan berbagai macam metode dan
media pembelajaran agar minat siswa belajar meningkat.Hal ini diperlukan
pengembangan model pembelajaran yang konstruktif dari guru, sehingga model
pembelajaran tersebut efektif ketika diterapkan.Dari hasil uji terhadap media
pembelajaran yang dikembangkan, media proyektor mampu meningkatkan kemampuan
berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa inggris.Media Proyektor ini sangat
menyenangkan siswa dan membuat siswa lebih tertarik dan tidak merasa bosan
walaupun di dalam kelas selama jam pelajaran. Siswa terlihat bersemangat dan
antusias belajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Kemampuan siswa dalam berbicara
Bahasa Inggris selama kegiatan penelitian ini terus mengalami peningkatan karena
kegiatan ini mencakup pelatihan berbicara Bahasa Inggris secara individu.
Kata kunci: meningkatkan, media proyektor, kemampuan berbicara
Abstract: The learning achievement was a result obtained after following the activities
of learning. In learning required a variety of methods and media to increase the
students’ interest. This required the development of constructive learning model of the
teacher, so that the learning model would effective when applicated. From the test
result on the development media, projector media was able to improve the students’
speaking skill in English. The projector Media was fun and make the students more
interested in learning and not bored though in the classroom during the school hours.
The students seemed interested and antusiastic in learning English. The students’
speaking skill in this research gradually increased because it covered the individually
training.
Keywords: increase, projector media, the speaking skill
PENDAHULUAN
Prestasi belajar adalah suatu hasil
yang diperoleh siswa setelah melalui
kegiatan belajar yang menggambarkan
penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran yang dapat dilihat dari nilai
Bahasa Inggris dalam raport, indeks
prestasi studi, angka dan predikat
keberhasilan. Bagi peneleti Prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam
pembelajaranBahasa
Inggris, siswa masih menganggapbahasa
inggris sebagai mata pelajaran yang
sulit.Hal ini didasarkan hasil penelitian
134
sementara bahwa tingkat penguasaan
peserta didik dalam Bahasa Inggris pada
semua jenjang pendidikan masih sekitar
34 %.Siswa yang mengalami masalah
dalam belajar menjadikan prestasi belajar
yang dicapai rendah.Untuk mengatasi hal
tersebut perlu ditelusuri faktor yang
memengaruhi rendahnya prestasi belajar
Bahasa Inggris, yakni metode belajar.
Kosakata bahasa Inggris adalah
sebuah komponen yang begitu penting di
dalam pembelajaran.Tanpa memahami
kosakata, pebelajar bahasa tidak mampu
menangkap ide saat listening, memahami
bacaan di saat reading, mengucapkan
sesuatu di saat speaking, dan menuliskan
kata-kata yang mempunyai maksud
tertentu
di
saat
pembelajaran
writingskill.Kosakata bahasa Inggris
merupakan
elemen
kunci
dalam
pembelajaran bahasa inggris, sehingga
seorang guru harus terus-meneurs
mengembangkan
beragam
metode
pengajaran, seperti metode hafalan,
hingga metode yang sedikit lebih inovatif
agar siswa mampu mendapatkan banyak
pemahaman kosakata bahasa Inggris.
Faktor-faktor yang berpengaruh
dalam proses kegiatan belajar mengajar
itu sangat kompleks, karena guru harus
mampu
mengkolaborasikan
antara
metode, kurikulum, dan sarana, dalam hal
ini pembelajaran yang dilakukan harus
ditunjang
metode
dan
media
pembelajaran yang tepat dan juga
kemampuan dan kemauan guru dalam
mengembangkannya, maka keberhasilan
dalam mencapai tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan baik.Pengembangan
media pembelajaran dalam penelitian
tindakan kelas ini difokuskan pada
pengembangan mediaproyektor untuk
merangsang minat siswa dalam belajar
berbicara semakin meningkat. Oleh
karena itu Penelitan Tindakan Kelas ini
hanya fokus pada: 1) Apakah Media
Proyektor
dapat
meningkatkan
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
kemampuan berbicara pada mata
pelajaran Bahasa Inggris di kelas 9C
SMP Negeri 1 Kabupaten Lamongan
semester
genap
tahun
pelajaran
2013/2014”?
Dalarn
kaitannya
dengan
pengajaran-pembelajaran, media adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima pesan
sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat siswa
sehingga
terjadi
proses
belajar.
Contoh-contohnya
termasuk
video,
televisi, komputer, diagram, bahan-bahan
tercetak, dan guru. Itu semua dapat
dipandang media jika medium itu
membawa. pesan yang berisi tujuan
pengajaran.
Dengan
menggunakan
media
pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif anak didik.
Dalam hal ini media pendidikan berguna
untuk menimbulkan kegairahan belajar,
memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara anak didik dengan
lingkungan
dan
kenyataan,
dan
memungkinkan anak didik belajar
sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
Dengan sifat yang unik pada tiap
siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan
pengalaman
yang
berbeda,
sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan ditentukan sama untuk setiap
siswa, maka guru akan banyak
mengalami kesulitan, bila semuanya itu
harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar
belakang lingkungan guru dengan siswa
juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan
media
pendidikan,
yaitu:
1) memberikan perangsang yang sama,
2) mempersamakan
pengalaman,
3) menimbulkan persepsi yang sama.
Menurut Rustaman (2003), media
pembelajaran berdasarkan jenisnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Media Proyektor sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara (Mifti Nur Aini) 135
a. Media asli hidup, seperti akuarium
dengan ikan dan tumbuhannya,
terrarium dengan hewan darat dan
tumbuhannya, kebun binatang dengan
semua hewan yang ada, kebun
percobaan, insektarium (berupa kotak
kaca yang berisi semut, anai-anai dan
lain-lain).
b. Media asli mati, misalnya herbarium,
taksidermi, awetan dalam botol,
bioplastik dan diorama (pameran
hewan dan tumbuhan yang telah
dikeringkan dan disusun seperti
keadaan aslinya)
c. Media asli benda tak hidup, contoh :
berbagai contoh batuan mineral,
kereta api, pesawat terbang, mobil,
gedung dan papan temple.
d. Media asli tiruan atau model, contoh
model irisan bagian bumi, model
penampang melintang bang dikotil,
penampang daun, model torso
manusia yang dapat dilepas dan
dipasang kembali, model globe,
model atom, model DNA dan lainlain.
e. Media grafis, misalnya : bagan,
diagram, grafik, poster, plakat,
gambar, foto, lukisan.
f. Media dengar, misalnya : rpgram
radio, program mp3, tape recorder,
piringan hitam, CD, kaset.
g. Media pandang dengar, misalnya:
VCD, televise, slide bersuara,
program xingpeg.
h. Media Proyeksi, terdiri dari proyeksi
diam (slide, transparansi) dan
proyeksi gerak (film atau gambar
gerak)
i. Media Cetak, misalnya : buku cetak,
koran, majalah, komik.
Dari
beberapa
jenis
media
pembelajaran di atas, salah satu media
yang sudah ada di SMP N I Kalitengah di
beberapa ruang terdapat , oleh karena itu
penulis mencoba untuk menggunakan
media tersebut dalam penelitian ini.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Negeri 1 Kalitengah
Kabupaten
Lamongan mulai 22 Januari 2013 sampai
26 Maret 2013 dengan subyek penelitian
siswa kelas 9 C SMP Negeri 1 Kalitengah
Kabupaten Lamongan semester genap
tahun pelajaran 2013/2014.
Untuk mendapatkan validitas maka
dipergunakan tiga instrumen untuk
mengumpulkan data, yakni 1) lembar
observasi, 2) lembar kuisioner yang
digunakan untuk mengambil data tentang
minat siswa pada proses belajar
mengajar. Ada dua jenis questionare yang
dipergunakan yaitu : quaestionare pra
PTK dan pasca PTK, 3) lembar Penilaian
Unjuk Kerja yang dipergunakan untuk
mengambil data tentang kemampuan
berbicara siswa.
HASIL PENELITIAN
Data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan angket dianalisis secara
deskriptif kuantitatif artinya gambaran
keberhasilan dalam proses belajar
mengajar
diungkapkan
dengan
prosentase. Sedangkan pengambilan
keputusan berdasarkan data yang sudah
terkumpul,
bila
terjadi
kenaikan
prosentase
baik
keaktifan
dan
kemampuan berbicara maka dianggap
bahwa
tindakan
yang
dilakukan
dikatakan berhasil. Maka setting tindakan
yang dilaksanakan dan dituangkan dalam
bentuk siklus. Siklus penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga siklus. Dan
setiap siklus terdiri dari kegiatan:1)
Perencanaan,
dalam
perencanaan
kegiatan yang dilakukan adalah membuat
perangkat pembelajaran seperti program
tahunan, program semester, dan rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Lalu
menyiapkan instrument penelitian, yakni
angket, pedoman observasi, baik
pedoman observasi terhadap guru
maupun siswa, kemudian menyusun
136
jadwal
kunjungan/kolaborasi,
menyiapkan
proyektor dan materi
tentang macam-macam percakapan dari
seseorang, dan membuat permasalahan
dengan tema tertentu yang akan
digunakan
sebagai bahan untuk
berbicara.
2)
Pelaksanaan,
tahap
Pelaksanaan ini ada beberapa langkah
yang
dilakukan,
diantaranya:
(a)
melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan langkah-langkah yang sudah
direncanakan, (b) menjelaskan kepada
siswa apa yang harus dikerjakan, (c)
menyalakan proyektor dan menayangkan
percakapan dari seseorang, siswa diminta
mengamati dan mencari tahu ide pokok
yang dibicarakan dalam tayangan
tersebut, (d) setelah mengetahui maka
siswa diminta untuk membuat konsep
untuk diceritakan secara pribadi, (e)
setelah selesai membuat konsep, siswa
diminta untuk ke depan menampilkan apa
yang sudah dibuat tersebut, (f) semua
siswa diusahakan untuk tampil sehingga
semua siswa tampil, (g) jika waktu yang
diberikan, maka tampilan untuk siswa
yang belum diberikan kesempatan untuk
minggu depan dengan topik yang
berbeda, dan (h) Guru menilai
kemampuan berbicara siswa tersebut. 3)
Pengamatan, Hal-hal yang dilakukan
selama
pengamatan
adalah:
(a)
mengamati
semua kegiatan
yang
dilakukan siswa selama pembelajaran, (b)
mencatat kejadian-kejadian tersebut
dalam
lembar
pengamatan,
(c)
membagikan angket baik sebelum
maupun sesudah pembelajaran, (d)
mengumpulkan angket setelah dijawab
siswa. 4) Refleksi, dalam refleksi ini
dlakukan adalah: (a) mengumpulkan
semua data yang diperoleh selama proses
belajar mengajar, (b) melihat sekilas
kejadian-kejadian yang menghambat dan
mendiskusikan penyebabnya, (c) jika
dipandang perlu maka merencanakan
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
ulang tindakan perbaikan untuk siklus
berikutnya.
Refleksi terhadap proses belajar
mengajar yang lebih mendalam dilakukan
dua minggu sekali oleh peneliti.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan
umpan balik yang komprehensif,
terutama
tentang
hambatan
dan
penyebabnya. Temuan-temuan yang
negatif diupayakan langkah-langkah
perbaikan untuk pelaksanaan siklus
selanjutnya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan
masing-masing siklus di atas mulai dari
pelaksanaan siklus pertama sampai siklus
ketiga, dapat diketahui bahwa melalui
penggunaan Media Proyektor ini sangat
menyenangkan siswa dan membuat siswa
lebih tertarik dan tidak merasa bosan
walaupun di dalam kelas selama jam
pelajaran.
Siswa terlihat bersemangat
dan antusias belajar mata pelajaran
Bahasa Inggris. Selain itu suasana
pemberian tugas ini menjadi lebih
menarik dan menyenangkan karena
kegiatan ini siswa mengerjakan tugas
dengan santai dan nyaman. Kemampuan
siswa dalam berbicara Bahasa Inggris
selama kegiatan penelitian ini terus
mengalami peningkatan karena kegiatan
ini mencakup pelatihan berbicara Bahasa
Inggris secara individu.
Pada siklus terakhir kegiatan ini,
siswa dilatih untuk menyelesaikan tugas
yang bervariasi. Disamping itu karena
siswa semakin menyukai dan semakin
berminat untuk belajar Bahasa Inggris,
sehingga materi yang semula biasanya
membosankan menjadi menyenangkan.
Dan kemampuan siswa dalam berbicara
Bahasa Inggris semakin meningkat, ini
terlihat dari semakin meningkatnya hasil
post test yang diperoleh mulai dari siklus
pertama hingga siklus ketiga.
Media Proyektor sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara (Mifti Nur Aini) 137
DAFTAR RUJUKAN
Burhan Nurgiyantoro.1995. Penilaian
dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia. Yogyakarta:
BPFE
Depdikbud. 1995. Kurikulum 1994 Mata
Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP).
Dipdikbud: Jakarta.
Dahar, Ratna W. 1994. Teori – teori
Belajar. Jakarta : Erlangga
Hadi, Sutrisno. 1990. Metode Penelitian
IV. Jakarta : Andi Offset
Haryadi dan Zamzani. 1996/1997.
Peningkatan
Keterampilan
Berbahasa
Indonesia.Depdikbud
Dirjen Dikti bagian Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Herwindo, H. (1998). Bagaimana murid
Belajar.
Jakatra:
Derjen
Dikdasmen-Depdikbud
Lundren, Linda. 1994. Cooperative
Learning
in
The
Science
Classroom. Newyork Glen COE
Macmillan/Mc. Graw – Hill.
Muchlisoh, dkk.1996. Pendidikan Bahasa
Indonesia 3 Modul 1-9. Jakarta:
Depdikbud.
Nawangwulan, Tatit. 2000. Media
gambar seri sebagai sarana
pembelajaran writing (menulis).
Gentengkali. Tahun III No. 2. hlm.
19-21
Usman, M.U. (1996) Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosda karya.
Rusyan, Kusindar, Zaenal Arifin. 1989.
Pendekatan
dalam
Proses
Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Slavin,
R.E.
1994.
Educational
Psychology Theory and Practice.
Secon Edition Boston. Allyn and
Bacon Publishers.
Soekartiwi.
1996.
Rancangan
Instructional. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai
suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tim Instruktur Propinsi Jawa Tengah.
(1999). Beberapa agenda reformasi
pendidikan dalam perspektif abad
21. Magelang: Tera Indonesia.
Winataputra. (1993). Strategi belajar
mengajar. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
138
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
Download