GIZI MIKRO VITAMIN A Fungsi • Penglihatan Vitamin A berfungsi

advertisement
GIZI MIKRO
VITAMIN A
Fungsi
•
Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam
mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal.
Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu
(visual purple), atau rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata
yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini berubah
menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan
elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya
suatu bayangan visual. Selama proses ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein
dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar retinol ini diubah kembali menjadi retinal,
yang kemudian mengikat opsin lagi untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol
hilang selama proses ini dan harus diganti oleh darah. Jumlah retinol yang tersedia di
dalam darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang kemudian
bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan cahaya
samar-samar/buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.
Kebutuhan vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan, bila kit a dari cahaya
terang di luar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya. Mata
membutuhkan waktu untuk dapat melihat. Begitu pula bila pada malam hari bertemu
dengan mobil yang memasang lampu yang menyilaukan. Kecepatan mata beradaptasi
setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia di
dalam darah untuk membentuk rodopsin. Tanda pertama kekutangan vitamin A adalah
rabun senja. Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki, penglihatan yang kurang bila
itu disebabkan oleh kekurangan vitamin A.
•
Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau
fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik dati
kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh, seperti
pada tahap pembentukan sperma dan sel telur, pembuahan, pembentukan struktur dan
organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa dan
masa tua. Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif dalam
kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang
berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi petubahan dalam
bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan petubahan perwujudan gen-gen
tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus,
terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau
lendir.
Semua permukaan tubuh, di luar dan di dalam dilapisi oleh sel-sel epitel. Jaringan
epitel yang menutupi tubuh di luar dinamakan epidermis, sedangkan yang menutupi
bagian dalam dinamakan membran mukosa, yaitu yang menutupi permukaan dalam
saluran cerna, saluran pernapasan, kantung kemih dan uretra, uterus dan vagina, kelopak
mata, saluran sinus, dan sebagainya. Mukus melindungi sel-sel epitel dari serbuan mikro
organisme dan parrikel lain yang berbahaya. Lapisan mukus pada dinding lambung juga
melindungi sel-sel lambung dari cairan lambung. Di bagian atas saluran pernapasan selsel epitel secara terus-menerus menyapu mukus ke luar, sehingga benda-benda asing yang
mungkin masuk akan terbawa ke luar. Bila terjadi infeksi, sel-sel goblet akan
mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan mempercepat pengeluaran mikroorganisme
tersebut. Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan
mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering (keratinized). Kulit menjadi
kering dan kasar dan luka sukar sembuh. Membran mukosa tidak dapat mengeluarkan
cairan mukus dengan sempurna sehingga mudah terserang bakteri (infeksi). Keratinisasi
konjungtiva mata (selaput yang melapisi kelopak dan bola mata) merupakan salah satu
tanda khas kekurangan vitamin A. Peranan vitamin A diduga berkaitan dengan dua hal:
(a) peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat dalam
pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel dan (b) kompleks vitamin ACRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga mempengaruhi DNA.
•
Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan
hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui seeara pasti. Retinol tampaknya
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan
dalam proses kekebalan humoral). Di samping itu kekurangan vitamin A menurunkan
respon antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan
selular). Sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa: (1) ada
hubungan kuat antara status vitamin A dan risiko terhadap penyakit infeksi pernapasan;
(2) hubungan anrara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu jelas; (3) kekurangan
vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat
kematian.
•
Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap
pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan unruk perkembangan tulang dan sel epitel yang
membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan
tulang terhambat dan benruk tulang tidak normal. Bila hewan percobaan diberi makanan
yang tidak mengandung vitamin A, maka pertumbuhan akan terganggu setelah simpanan
vitamin A dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A, terjadi
kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.
•
Reproduksi
Vitamin A dalam benruk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus.
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembenrukan sel telur dan perkembangan
janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina
dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran atau
kesukaran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk
kebutuhan janin dan persiapan induk untuk menyusui.
•
Pencegahan Kanker dan Penyakit ]antung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh da1am pencegahan kanker,
terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih. Di samping
itu beta-karoten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan diduga
dapat pula mencegah kanker paru-paru.
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa vitamin A berperan dalam pencegahan
dan penyembuhan penyakit jantung. Bagaimana mekanismenya belum diketahui dengan
pasti.
•
Lain-lain
Defisiensi vitamin A juga menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini
mungkin karena perubahan pada jonjot rasa pada lidah. Vitamin A juga berperan dalam
pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi.
Sumber
Pangan hewani seperti hati, kuning telur, susu ( di dalam lemaknya) dan mentega. Pangan
nabati seperti sayuran hijau tua serta sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga,
seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat,
jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk.
ZAT BESI
Fungsi
Dalam keadaan tereduksi besi kehilangan dua elektron, oleh karena itu mempunyai dua
sisa muatan positif. Besi dalam bentuk dua ion bermuatan positif ini adalah bentuk fero (Fe
++
).
Dalam keadaan teroksidasi, besi kehilangan tiga elektron, sehingga mempunyai sisa tiga muatan
positif yang dinamakan bentuk feri (Fe + + +). Karena dapat berada dalam dua bentuk ion ini, besi
berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang terlibat di
dalam reaksi oksidasi-reduksi.
•
Metabolisme energi.
Di dalam tiap sel, besi bekerja samna dengan rantai protein-pengangkut elektron,
yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Protein ini
memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi ke
oksigen, sehingga membentuk air. Dalam proses tersebut dihasilkan ATP. Sebagian besar
besi berada di dalam hemoglobin, yaitu molekul protein mengandung besi dari sel darah
merah dan mioglobin di dalam orot. Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari
patu-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbon dioksida dari seluruh
sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir
oksigen: menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak
kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin. Selebihnya terdapat di dalam
mioglobin dan protein lain yang mengandung besi. Menurunnya produktivitas kerja pada
kekurangan besi disebabkan oleh dua hal, yaitu (a) berkurangnya enzim-enzim
mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang terlibat dalam
metabolisme energi; (b) menurunnya hemoglobin darah. Akibatnya, metabolisme energi
di dalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang menyebabkan rasa
lelah.
•
Kemampuan belajar.
Pollitt pada tahun 1970-an terkenal akan penelitian-penelitian yang menunjukkan
perbedaan antara keberhasilan belajar anak-anak yang menderita anemia gizi besi dan
anak-anak yang sehat. Penelitian-penelitian di Indonesia oleh Soemantri (1985) dan
Almatsier (1989) menunjukkan peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah
dasar bila diberikan suplemen besi. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak
dijelaskan oleh Lozaff dan Youdim pada tahun 1988. Beberapa bagian dari otak
mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transpor besi yang dipengaruhi oleh
reseptor transferin. Kadar besi dalam darah meningkat selama pertumbuhan hingga
remaja. Kadar besi otak yang kurang pada masa pertumbuhan tidak dapat diganti setelah
dewasa. Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap
fungsi sistem neurotransmitter (pengantar saraf). Akibatnya, kepekaan reseptor saraf
dopamin berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya
konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa sakit
meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
•
Sistem kekebalan
Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respons kekebalan
tubuh. Respons kekebalan sel oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya
pembentukan sel-sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis
DNA. Berkurangnya sintesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktase
ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi. Di samping itu sel darah
putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara efektif dalam keadaan
tubuh kekurangan besi. Enzim lain yang berperan dalam sistem kekebalan adalah
mieloperoksidase yang juga terganggu fungsinya pada defisiensi besi. Di samping iru dua
protein pengikat-besi transferin dan laktoferin mencegah terjadinya infeksi dengan cara
memisahkan besi dari mikroorganisme yang membutuhkannya untuk perkembangbiakan.
•
Pelarut obat-obatan.
Obat-obatan tidak larut air oleh enzim mengandung besi dapat dilarutkan hingga
dapat dikeluarkan dari tubuh.
Sumber Besi
Sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik
lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah.
Di samping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas besi di dalam makanan, dinamakan juga
ketersediaan biologik (bioavailability). Pada umumnya besi di dalam ayam, dan ikan mempunyai
ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai
ketersediaan biologik sedang, dan besi di dalam sebagian besar sayuran, terutama yang
mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah.
Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber besi
berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu absorpsi.
Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi, daging/ayam/ikan, kacang-kacangan,
serta sayuran dan buah-buahan yan akan vitamin C.
IODIUM
Fungsi
Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin triiodotironin (T
3) clan tetraiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur perrumbuhan
dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Dengan
demikian, hormon tiroid mengomrol kecepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan
energi. Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai 30%. Di samping itu kedua hormon ini
mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf.
Iodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A; sintesis protein
dan absorpsi karbohidrat dari saluran cerna. Iodium berperan pula dalam sintesis kolesterol
darah.
Sumber
Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan,
udang, dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik. Di daerah pantai,
air dan tanah mengandung banyak iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai
mengandung cukup banyak iodium. Semakin jauh tanah itu dari pantai semakin sedikit pula
kandungan iodiumnya, sehingga tanaman yang tumbuh di daerah tersebut termasuk rumput yang
dimakan hewan sedikit sekali atau tidak mengandung iodium. Salah satu cara penanggulangan
kekurangan iodium ialah melalui fortifikasi garam dapur dengan iodium. Fortifikasi garam
dengan iodium sudah diwajibkan di Indonesia.
Download