PERANAN FILSAFAT ILMU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) (Studi Kasus K3 Di Kutai Barat Tahun 2014-2015) Oleh : Freli Iftakhurizqi Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman, Samarinda Abstract This research is willing to know the effort to work by three aspects namely health, safety and working or 3 K (kesehatan = health, keamanan = safety, kerja = working) in the mining industry. The location of the research is in East Kalimantan. The conclusions of it are (1). It must be accomplished on the program of K3 (2). The responsibility of them is not only in the company’s leader affairs but also the workers who are involved in the efforts and the government as well (3). The workers must understand that K3 is not only a need in the working environment but also in the society as a culture of working. The suggestions are (1). It must have a control of the government and the government as well (2). The K3 must be in the right directions (3). Its must have education and training (4). To create the workers to be skillful every where. ________________________________________ Keywords : culture, health, safety, work 24 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambangan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang di mulai dari prospeksi kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi bahan galian kemudian dilakukan studi kelayakan yang menjadi penentu sebuah proyek pertambangan di katakan layak atau tidak untuk ditambang. Kemudian apabila suatu proyek dikatakan layak maka dilanjutkan tahap kegiatan prakonstruksi dan konstruksi yang dilanjutkan dengan tahapan pembongkaran, pengangkutan dan pengolahan bahan galian. Industri pertambangan dalam menjalankan aktivitasnya tentu menginginkan keberhasilan untuk mencapai kegiatan pertambangan yang baik dan benar (good mining practice), salah satu faktor keberhasilan tersebut adalah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sehingga tidak terjadi kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja. Untuk itu kita harus mengetahui risiko-risiko yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan berusaha mengatasinya sehingga diharapkan suatu kondisi tanpa kecelakaan atau Zero Accident. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas didapatkan masalah yang di hadapi adalah “Bagaimana meningkatkan prestasi K3 pada usaha pertambangan batubara? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran filsafat ilmu dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi K3 pertambangan. D. Manfaat Manfaat yang didapat dari penulisan ini adalah bagaimana cara meningkatkan kinerja K3 di pertambangan dengan dasar filsafat ilmu. II. KERANGKA DASAR TEORI A. Filsafat Ilmu Pengertian Filsafat Ilmu dibagi atas 2 bagian, yaitu Filsafat Ilmu dalam arti luas, yaitu mencakup permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan ke luar dari kegiatan ilmiah seperti implikasi ontologik-metafisik dan citra dunia yang bersifat ilmiah, tata susila yang menjadi patokan dalam penyelenggaraan ilmu dan konsekuensi pragmatik-etik penyelenggara ilmu. 25 Dalam arti sempit, Filsafat Ilmu yaitu menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat dari pengetahuan ilmiah dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah. Untuk mendapatkan gambaran singkat mengenai pengertian Filsafat Ilmu dapatlah kiranya dirangkum tiga medan telaah yang tercakup di dalam filsafat ilmu yaitu sebagai berikut: Pengertian Filsafat Ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yag digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap lambang-lambang yang dipakai dan terhadap struktur penalaran tentang sistem lambang yang digunakan. Telaah kritis ini kemudian dapat diarahkan untuk mengkaji ilmu empiris dan ilmu rasional, juga antropologi, geologi dan sebagainya. Dalam hubungan ini yang terutama sekali ditelaah yaitu ihwal penalaran dan teorinya. Pengertian lainnya dari Filsafat Ilmu adalah: 1. Upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana dan postulat tentang ilmu serta upaya untuk membuka tabir dasar-dasar keempirisan, kepragmatisan dan kerasionalan. Aspek filsafat ini erat hubungannya dengan hal ihwal yang logis dan epistemologis. Jadi, peran filsafat ilmu disini berganda. Pada sisi pertama, filsafat ilmu mencakup analisis kritis terhadap anggapan dasar, seperti kualitas, kuantitas, ruang, waktu dan hukum. Pada sisi yang lain filsafat ilmu mencakup studi mengenai keyakinan tertentu, seperti keyakinan mengenai dunia ‘sana’, keyakinan mengenai keserupaan di dalam alam semesta dan keyakinan mengenai kenalaran proses alami. 2. Pengertian filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Tempat kedudukan filsafat di dalam lingkungan filsafat sebagai keseluruhan. Adapun dalam Filsafat Ilmu Khusus membicarakan kategori serta metode yang digunakan dalam ilmu tertentu atau dalam kelompok ilmu tertentu seperti kelompok ilmu alam, ilmu masyarakat, ilmu teknik dan sebagainya. B. Manajemen K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan bagian dari proses manajemen keseluruhan mempunyai peranan penting di dalam pencapaian tujuan perusahaan melalui pengendalian rugi perusahaan tersebut. Alasan ini adalah tepat mengingat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu perusahaan bertujuan mencegah, mengurangi dan menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki: 1. Fungsi utama manajemen yang meliputi perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah 26 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Contoh dari kelima fungsi ini ditentukan oleh konsep dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dianut industri tersebut. 2. Kegiatan utama manajemen yang meliputi pembiayaan dan pelaporannya, pengoperasian, produk pemasaran dan penjualan serta sistem komunikasi dan informasi Kegiatan-kegiatan ini merupakan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. 3. Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia, materialisme dan peralatan, kebutuhan konsumen, kondisi ekonomi masyarakat dan lingkungan kerja serta peraturan pemerintah dapat merupakan masukan kegiatan manajemen dan fungsi manajemen. Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus mengacu dan bertitik tolak pada konsep sebab akibat kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan sebab, dan mengurangi akibat kecelakaan. Upaya ini dilandasi dengan kenyataan bahwa suatu kecelakaan terjadi bila adanya bahaya tidak dapat terkendali dan penanganan bahaya akan lebih mudah bila dilakukan sejak tahap awal. Demikian pula terhadap akibat yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin. Berdasarkan prinsip pencegahan kecelakaan tersebut maka fungsi dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja memegang peranan penting terhadap upaya pengenalian kecelakaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. III. PEMBAHASAN A. Program K3 di Pertambangan Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang didasarkan pada prinsipclose the loop atau prinsip penindaklanjutan hingga tuntas. Secanggih apapun program yang ditawarkan, jikalau berhenti di tengah jalan dan tidak diikuti dengan tindak lanjut yang nyata tentu tidak memiliki arti. Baik International Loss Control Institute (ILCI) maupun National Occupational Safety Association (NOSA) menyebutkan bahwa sistem keselamatan kerja yang efektif harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Identifikasi Bahaya (Identification Hazards). 2. Menyusun Standart Kinerja Dan Sistem Pengukuran (Set Standard of Performance and Measurement). 3. Menyusun Standart Pertanggunggugatan (Set Standard of Accountability). 4. Mengukur Kinerja Terhadap Standar yang Ditentukan (Measure Performance against Standard). 27 5. Mengevaluasi Hasil yang dicapai (Evaluate Outcome). 6. Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan yang Ada (Correct Deviations and Deficiencies). B. Zero Accident Dalam industri pertambangan usaha menunjukkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja adalah pencatatan jam kerja tanpa kecelakaan dilakukan dengan cara mengalikan jumlah karyawan dengan jam kerja karyawan. Misalnya jumlah karyawan (pekerja tambang) 200 orang, jam kerja 8 jam/hari. Jadi dalam sehari jumlah jam kerja adalah 200 orang x 8 jam/hari = 1600 jam kerja orang/hari. Di Indonesia apabila perusahaan dapat mencapai jam kerja dalam jumlah waktu tertentu tanpa kecelakaan maka perusahaan tersebut akan mendapat penghargaan dari pemerintah. Pencatatan jam kerja tanpa kecelakaan akan jatuh kembali ke nol lagi apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan pekerja tidak dapat masuk kerja lagi setelah kejadian kecelakaan. Zero Accident akan jatuh ke nol apabila terjadi kecelakaan kerja yang menyebabkan pekerja tidak dapat masuk kerja setelah 2 x 24 jam. C. Evaluasi Program Penyusunan program peningkatan prestasi K3 bermula dari diadakannya evaluasi mengenai prestasi sebelumnya. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui titik dimana terdapat kesalahan dan kekurangan dari suatu program K3 terdahulu. Evaluasi yang dilakukan meliputi empat kelompok besar yaitu : 1. Faktor lingkungan yang meliputi kondisi fisik lokasi kerja meliputi keadaan lingkungan kerja, dan proses produksi. 2. Faktor alat kerja dimana bahaya yang ada dapat bersumber dari peralatan dan bangunan tempat kerja yang salah dirancang atau salah pada saat pembuatan serta terjadinya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh salah rancang. Selain itu kecelakaan juga bisa disebabkan oleh bahan baku produksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, kesalahan dalam penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan. 3. Faktor manusia faktor manusia ini berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusi dalam bekerja yang meliputi pengetahuan dan keterampilan kerja, kondisi fisik pekerja, motivasi dalam bekerja, kurangnya kesadaran dan tidak mau mentaati prosedur kerja secara aman. 4. Kelemahan sistem manajemen faktor ini berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari pimpinan perusahaan untuk memahami bahwa masalah K3 merupakan masalah yang penting. 28 D. Penyusunan Program Baru Sesuai dasar teori pada program keselamatan kerja yang baik adalah program yang didasarkan pada prinsip close the loop atau prinsip penindaklanjutan hingga tuntas, karena program K3 sangat berkaitan erat dengan manusia, karena manusia memegang peranan penting dalam laju perekonomian yang berasal dari perusahaan. Sehingga setiap adanya evaluasi maka akan disusun sebuah program baru yang lebih baik. Tetapi semua program yang disusun harus di taati dan dilaksanakan oleh seluruh komponen perusahaan mulai dari pimpinan hingga ke pekerja, sehingga di peroleh tujuan yaitu Zero Accident. IV. PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian secara singkat mengenai upaya yang dapat dilaksanakan agar tercapai peningkatan prestasi K3, di industri pertambangan maka dapat disimpulkan: 1. Evaluasi penting dilakukan untuk memperbaiki sebuah program K3. 2. Tanggung jawab K3 bukan hanya pimpinan perusahaan/manajemen tetapi semua pekerja tambang yang terlibat didalamnya dan pemerintah. 3. Semua pekerja tambang memahami K3 sebagai kebutuhan, bukan hanya di lingkungan kerja tetapi juga dalam bermasyarakat (budaya K3). B. Saran Perlunya pengawasan dalam semua kegiatan pertambangan baik dari pemerintah maupun pihak perusahaan akan menjadikan program K3 yang disusun menjadi terarah dan berjalan sesuai tujuannya, serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran melalui pelatihan kepada pekerja menjadi tanggung jawab perusahaan demi terciptanya pekerja yang mahir dan berbudaya K3 di mana saja. 29 DAFTAR PUSTAKA John V Crimaldi, Rollin H. Simonds, “Safety Management”, Fifth Edition, ASSE, Illinois, 1993. Roger L. Brauer, “Safety and health for Engineers”, Van Nonstrand Reinhold, New York, 1994. Suma’mur P.K, Dr. Msc,”Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan”, Gunung Agung, Jakarta, 1981. Surat Jabar Harian Kaltim Post, 2016, Samarinda. 30