Bab 10 Isu-isu lain dalam Pelaporan Konsolidasi

advertisement
Bab 10
Isu-isu lain dalam
Pelaporan
Konsolidasi
McGraw-Hill/Irwin
Copyright © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Isu lain Dalam Pelaporan Konsolidasi
• Laporan keuangan konsolidasi, sebagaimana
halnya entitas tunggal, harus disusun sesuai
denga prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Standar pelaporan dan penyajian tidak berbeda
antara entitas konsolidasi tunggal. Akan tetapi,
penyusunan laporan keuangan konsolidasi
melibatkan beberapa isu khusus yang tidak di
bahas di bab sebelumnya.
10-2
Additional Reporting Issues
• Bab ini membahas isu-isu konsolidasi yang lain
seperti:
– Laporan arus kas konsolidasi.
– Konsolidasi setelah akuisisi interim.
– Penghitungan pajak konsolidasi
– Laba per saham konsolidasi.
10-3
Laporan Arus Kas Konsolidasi
• Perusahaan-perusahaan harus menyajikan
laporan arus kas (statement of cash flows) pada
saat mengeluarkan laporan keuangan lengkap.
• Laporan keuangan konsolidasi sama dengan
laporan arus kas yang disusun untuk entitas
konsolidasi dan pada dasarnya disusun dengan
cara yang sama.
10-4
Laporan arus kas
• Laporan arus kas konsolidasi umumnya disusun
setelah laporan laba rugi, laporan saldo laba
dan neraca konsolidasi
• Laporan arus kas tidak dimasukkan dalam
kertas kerja konsolidasi tiga bagian, tetapi
disusun dengan menggunakan informasi yang
ada di ketiga laporan yang lain.
10-5
Laporan Arus Kas
(Statement of Cash Flows)
• Jika menggunakan pendekatan tidak langsung
dalam penyusunan laporan arus kas, dengan
laba bersih sebagai titik awal, maka laba bersih
konsolidasi harus disesuaikan dengan semua
pos yang mempengaruhi laba bersih konsolidasi
dan kas entitas konsolidasi secara berbeda.
• Penyusunan arus kas konsolidasi hanya
memerlukan beberapa penyesuaian (seperti
penyusutan dan amortisasi dari penghapusan
diferensial pembelian) selain yang digunakan
dalam penyusunan laporan arus kas individual
10-6
Statement of Cash Flows
• Walaupun penjualan dan pembelian aset
merupakan sumber dan penggunaan kas dari
masing-masing perusahaan, jika aktivitas
tersebut terjadi seluruhnya dalam entitas
konsolidasi , maka aktivitas tersebut tidak dapat
dimasukkan ke dalam laporan arus kas.
• Sebagaimana laporan keuangan konsolidasi
yang lain, transfer antara afiliasi harus
dieliminasi dalam penyusunan laporan arus kas
konsolidasi.
10-7
Statement of Cash Flows
• Laba yang dialokasikan. Ke kepemilikan
nonpengendali dikurangi dalam penghitungan
laba bersih konsolidasi, tetapi tidak
mencerminkan arus kas keluar
• Oleh karena itu, laba dialokasikan ke
kepemilikan nonpengendali ditambahkan
kembali ke laba bersih konsolidasi dalam
laporan arus kas konsolidasi untuk
mendapatkan arus kas dari aktivitas operasi.
10-8
Statement of Cash Flows
• Penerimaan dari dan pembayaran ke pemegang
saham nonpengendali umumnya, dimasukkan
ke dalam laporan arus kas konsolidasi sebagai
arus kas dari aktivitas pendanaan.
• Penjualan saham tambahan ke atau pembelian
kembali saham dari pemegang saham
nonpengendali dianggap sebagai transaksi
dengan non-afiliasi dan dilaporkan sebagai
sumber atau penggunaan kas.
10-9
Contoh
• PT induk membeli 80% saham biasa PT Anak
pada 31 Des 2000 dengan harga diatas Rp.66
juta dari nilai buku
• Diferensial sebesar Rp.66 juta pada tanggal
akuisisi, dialokasikan sebesar Rp.8 juta ke
tanah, Rp.48 juta ke peralatan dengan sisa
manfaat 10 tahun, dan Rp.10 juta ke goodwill.
Manajemen memutuskan bahwa pada akhir
tahun 2001, goodwill mengalami penurunan nilai
dan harus diturunkan sebesar Rp.2,5 juta,
setelah itu nilai goodwill konstan
10-10
• Selama tahun 2002, PT Induk membayar
dividen sebesar Rp.60 juta; PT Anak
melaporkan laba bersih sebesar Rp.75 juta dan
membayar dividen sebesar Rp.40 juta
• Selama tahu 2002, PT Induk menjual tanah
yang dibelinya pada tahun 2001 seharga Rp.40
juta ke non-afiliasi seharga Rp.70 juta
• PT Anak membeli peralatan baru dari pihak
tidak berhubungan istimewa pada akhir tahun
2002 senilai Rp.100 juta
10-11
31 Des 2001
Kas
31 Des 2002
Rp.269.000.000
Rp.276.000.000
Piutang Usaha
125.000.000
230.000.000
Persediaan
175.000.000
270.000.000
Tanah
225.000.000
185.000.000
1.460.000.000
1.560.000.000
9.375.000
9.375.000
Rp.2.263.500.000
Rp.2.530.375.000
Rp776.000.000
Rp.852.000.000
Utang Usaha
200.000.000
230.000.000
Utang Obligasi
300.000.000
300.000.000
Saham Biasa
500.000.000
500.000.000
Saldo laba
408.700.000
562.400.000
64.000.000
84.475.000
Rp.2.263.500.000
Rp.2.530.375.000
Bangunan dan peralatan
Goodwill
Total Debit
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan nonpengendali
Total kredit
10-12
Laporan laba rugi
Penjualan
Rp.720.000.000
Keuntungan Penjualan Tanah
30.000.000
Rp.750.000.000
Dikurangi : Harga Pokok Penjualan
Beban Penyusutan
Beban Lain-lain
Laba tersedia untuk semua
pemegang saham
Pendapatan kepemilikan
nonpengendali
Laba bersih konsolidasi
Rp.340.000.000
76.000.000
105.000.000
(521.000.000)
Rp.229.000.000
(13.800.000)
Rp.215.200.000
10-13
Arus Kas dari aktivitas operasi
Laba bersih
Beban penyusutan
229.000.000
76.000.000
Keuntungan Penjualan Tanah
30.000.000
Kenaikan piutang usaha
105.000.000
Kenaikan persediaan
Kenaikan utang usaha
95.000.000
30.000.000
Arus Kas dari aktivitas Investasi
Akuisisi peralatan
Penjualan Tanah
100.000.000
70.000.000
Arus Kas dari aktiv pendanaan
Div utk pemeg shm induk persh
60.000.000
Div utk pemeg shm nonpengend
8.000.000
Kenaikan Kas
7.000.000
405.000.000
405.000.000
10-14
Konsolidasi setelah akuisisi interim
• Pada saat satu perusahaan membeli saham
biasa perusahaan lain, anak perusahaan
dianggap merupakan bagian dari entitas
kosnolidasi sejak sahamtersebut diakuisisi.
• Pada saat anak perusahaan dibeli selama
periode fiskal bukan pada awal atau akhir
periode, hasil operasi anak perusahaan yang
dimasukkan ke dalam laporan keuangan
konsolidasi hanya bagian dari tahun ketika
saham anak perusahaan dimiliki oleh induk
perusahaan.
10-15
Interim Acquisition
• Hasil operasi anak perusahaan yang dibeli
selama periode fiskal dapat dimasukkan ke
dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan
salah satu dari dua cara.
– Pendapatan dan beban dari anak perusahaan
dimasukkan ke dalam laporan laba rugi
konsolidasi seakan-akan anak perusahaan
sudah diakuisisi sejak awal periode fiskal dan
mengurangi bagian induk perusahaan atas
laba sebelum akuisisi anak perusahaan di
bagian paling bawah dari laporan laba rugi
konsolidasi
10-16
Interim Acquisition
– Hanya bagian pendapatan dan beban yang
diperoleh anak perusahaan setelah tanggal
penggabungan usaha yang dimasukkan
dalam laporan keuangan konsolidasi
Pada tgl. 1 Juli 2001 PT Induk membeli 80%
saham biasa PT Anak seharga nilai bukunya
Rp.246.000.000
PT Anak melaporkan laba dan dividen tahun 2001
Sblm penggabungan
(1 jan – 30 juni)
Laba bersih
Dividen
Stlh penggabungan
(1 juli – 31 Des)
Rp.20.000.000
Rp.30.000.000
12.000.000
18.000.000
10-17
Nilai buku PT Anak pd tgt. 1 Januari 2001
Saham Biasa
Saldo laba
Rp. 200.000.000
100.000.000
Rp.300.000.000
Laba bersih, 1 januari sampai 30 juni 2001
Dividen, 1 Januari sampai 30 juni 2001
Nilai buku PT Anak pada tanggal 1 Juli 2001
Kepemilikan PT Induk
Nilai buku saham yang diakuisisi PT Induk pada tgl 1 Juli
2001
20.000.000
(12.000.000)
Rp.308.000.000
X 0,80
Rp.246.400.000
10-18
Situasi pemeilikan pd tgl 1 juli 2001
Biaya perolehan
investasi
Rp.246.400.000
Nilai buku (1 juli 2001)
Saham biasa-PT Anak
Saldo laba-PT Anak
Rp.200.000.000
108.000.000
Rp.308.000.000
Kepemilikan PT Induk
Deferensial
X 0,80 Rp.246.400.000
Rp.
– 0--
10-19
Ayat jurnal PT Induk Perusahaan
Investasi pada saham PT Anak
246.400.000
Kas
246.400.000
Mencatat pembelian saham PT Anak
Selama pertengahan tahun kedua tahun 2001, PT Induk mencatat bagiannya atas laba
dan dividen PT Anak dengan menggunakan metode ekuitas
Kas
14.400.000
Investasi pada saham PT Anak
14.400.000
Mencatat dividen dari PT Anak
Rp.18.000.000 x 0,80
Investasi pada saham PT Anak
Pendapatan dari Anak Perusahaan
24.000.000
24.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas
Rp.30.000.000 x 0,80
10-20
Income Tax Issues
• Induk perusahaan dan anak perusahaan dapat
mengisi SPT Laba Konsolidasi (consolidated
income tax return).
• For a subsidiary to be eligible to be included in a
consolidated tax return, at least 80 percent of its
stock must be held by the parent company or
another company included in the consolidated
return.
10-21
Income Tax Issues
• A major advantage of filing a consolidated
return is the ability to offset the losses of
one company against the profits of another.
• In addition, dividends and other transfers
between the affiliated companies are taxexempt.
• Thus, tax payments on profits from
intercompany transfers can be delayed
until the intercompany profits are realized
through transactions with nonaffilitates.
10-22
Income Tax Issues
• When separate returns are filed, the selling
company is required to pay tax on intercompany
profits it has recognized, whether or not the
profits are realized from a consolidated
viewpoint.
• Filing a consolidated return also may make it
possible to avoid limits on the use of certain
items such as foreign tax credits and charitable
contributions.
10-23
Income Tax Issues
• An election to file a consolidated income tax
return carries with it certain limitations.
• Once an election is made to include a subsidiary
in the consolidated return, the company cannot
file separate tax returns in the future unless it
receives approval from the Internal Revenue
Service.
10-24
Income Tax Issues
• The subsidiary’s tax year also must be brought
into conformity with the parent’s tax year.
• In addition, preparing a consolidated tax return
can become quite difficult when numerous
companies are involved and complex ownership
arrangements exist between the companies.
10-25
Income Tax Issues
• Two additional income tax considerations
are discussed in this chapter, both relating
to consolidation:
• Allocation of income tax amounts
from a consolidated tax return to
the individual companies.
• The tax effects of unrealized
intercompany profit eliminations.
10-26
Allocating Tax Expense
• A consolidated tax return portrays the
companies included in the return as if
they actually were a single legal entity.
• All intercorporate transfers of goods and
services and intercompany dividends are
eliminated and a single income tax figure
is assessed when a consolidated return is
prepared.
10-27
Allocating Tax Expense
• Consolidated companies sometimes need
to prepare separate financial statements for
noncontrolling shareholders and creditors.
• Because only a single income tax amount is
determined for the consolidated entity when
a consolidated tax return is filed, income tax
expense must be assigned to the individual
companies included in the return in some
manner.
10-28
Allocating Tax Expense
• While no authoritative pronouncements specify
the assignment of consolidated income tax
expense to the individual companies included
in the consolidated tax return, a reasonable
approach is to allocate consolidated income
tax expense among the companies on the
basis of their relative contributions to income
before taxes.
10-29
Unrealized Intercompany Profits
• The income tax effects of unrealized
intercompany profit eliminations depend
on whether the companies within the
consolidated entity file a consolidated
tax return or separate tax returns.
10-30
Unrealized Intercompany Profits
• For consolidating companies filing separate
tax returns, income tax expense is recognized
in the consolidated income statement when
the associated transaction is recognized by
the consolidated entity, not necessarily when
it is reported by an individual company.
10-31
Unrealized Intercompany Profits
• If an intercompany gain or loss is included
in an individual company’s tax return in a
different period from the one in which it is
included in the consolidated income
statement, deferred income taxes should
be recognized on the temporary difference.
10-32
Consolidated Earnings per Share
• Secara umum laba per konsolidasi (consolidated
earning per share) dihitung dengan cara yang
sama dengan laba per saham untuk perusahaan
tunggal.
• EPS dasar konsolidasi sama dengan laba bersih
konsolidasi tersedia untuk pemegang saham
biasa induk perusahaan (setelah mengurangi
dividen preferen induk perusahaan) dibagi
dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa
induk perusahaan yang beredar selama periode
tersebut.
10-33
Consolidated Earnings per Share
• Penghitungan EPS dilusian konsolidasi lebih
rumit.
• Kontribusi anak perusahaan terhadap EPS
Dulisian dapat berbeda dengan kontribusinya
terhadap laba bersih konsolidasi karena adanya
perbedaan asumsi yang mendasari.
10-34
Consolidated Earnings per Share
• Dalam penghitungan EPS, persentase
kepemilikan induk perusahaan seringkali berubah
jika obligasi dapat dikonvesi (convertible bond)
dan saham preferen yang dapat dikonversi
(convertible preferred stock) dari anak perusahaan
diperlakukan sebagai saham biasa dan opsi serta
waran anak perusahaan diperlakukan seakanakan telah dilaksanakan.
• Selain itu, laba anak perusahaan yang tersedia
untuk pemegang saham biasa dapat berubah jika
obligasi dan saham preferen diperlakukan sebagai
saham biasa untuk tujuan penghitungan EPS.
10-35
Consolidated Earnings per Share
• Beban bunga atau atau dividen preferen, jika
telah mengurangi, harus ditambahkan kembali
dalam penghitungan laba anak perusahaan
yang tersedia untuk pemegang saham biasa jika
efek (surat berharga) tersebut dianggap sebagai
saham biasa.
10-36
Summary--Cash Flow
• In addition to an income statement, balance
and statement of retained earnings, a full set
of consolidated financial statements must
include a consolidated statement of cash flows.
• The consolidated statement of cash flows is
prepared from the other three consolidated
statements in the same way as the statement
of cash flows is prepared for a single company.
However, certain additional adjustments are
needed (as indicated on the next slide).
10-37
Summary—Cash Flow
• For example, income assigned to the
noncontrolling interest reduces consolidated net
income but does not use cash; it therefore must
be added back to net income in deriving cash
generated from operating activities.
• Also, dividends to noncontrolling shareholders
must be included as a financing use of cash
because; while they are not viewed as dividends
of the consolidated entity, they do require the
use of cash.
10-38
Summary—Interim Acquisition
• When a subsidiary is purchased at an interim
date during the year, the consolidation
procedures must ensure that income earned
by the subsidiary before it was part of the
consolidated entity is not included in the basis
for calculating consolidated net income.
• The approach used most frequently is to include
the subsidiary’s revenues and expenses for the
entire year and then deduct its preacquisition
earnings.
10-39
Summary—Tax Allocation
• Two major income tax issues arise in
consolidation. The first is concerned with
how to allocate income tax expense to
individual companies included in a
consolidated income tax return.
• This issue is important because the
allocation impacts the separate financial
statements and the amounts assigned to
the noncontrolling interests in the
consolidated statements.
10-40
Summary—Tax Allocation
• The second tax issue involves intercorporate
transactions. For consolidating companies
filing separate tax returns, income tax expense
is recognized in the consolidated income
statement when the associated transaction is
recognized by the consolidated entity, not
necessarily when it is reported by an individual
company (see next slide).
10-41
Summary—Tax Allocation
• If an intercompany gain or loss is included in
an individual company’s tax return in a different
period from the one in which it is included in the
consolidated income statement, deferred income
taxes should be recognized on the temporary
difference.
10-42
Summary--EPS
• Consolidated earnings per share is calculated
largely in the same way as for a single company.
• The numerator of the basic EPS computation is
based on earnings available to the holders of the
parent’s common stock, and the denominator is
the weighted average number of the parent’s
common shares outstanding during the period.
10-43
Summary--EPS
• Diluted consolidated EPS assumes both the
parent’s and subsidiary’s dilutive securities are
converted, and special adjustments to
consolidated net income may be needed to
reflect the effect of the assumed conversion on
the amount of subsidiary income to include in
the EPS numerator.
10-44
You will Survive This Chapter !!!
• This is the last chapter specifically
addressing consolidation issues !!!
10-45
Chapter 10
End of Chapter
McGraw-Hill/Irwin
Copyright © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Download