ringkasan - Fakultas Sastra UM

advertisement
LANDASAN PENELITIAN KUALITATIF DALAM
PENDIDIKAN
(Disarikan dari Bogdan, R.C. dan Biklen, S.K. 1998. Qualitatif Research for
Education. Boston: Allyn and Bacon: hlm1—47)
RINGKASAN
Disusun untuk memenuhi tugas terstuktur
matakuliah Desain Penelitian dan Analisis Data
Pembina Prof. Dr. Dawud, M.Pd.
Oleh
Sony Sukmawan
NIM 109656627696
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
September 2009
LANDASAN PENELITIAN KUALITATIF DALAM BIDANG
PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
Penelitian kualitatif digunakan sebagai payung istilah yang memiliki ciriciri tertentu, yaitu data yang dikumpulkan disebut data lunak, permasalahan
penelitian tidak disusun berdasarkan variabel operasional, dan penyelidikan yang
bertujuan memahami tingkah laku dari sudut kerangka acuan subyek sendiri.
Contoh konkret penelitian kualitatif dengan ciri-ciri sebagaimana tersebut di atas
adalah observasi partisipan dan wawancara mendalam.
Istilah yang digunakan untuk merujuk kepada penelitian kualitatif beragam.
Penelitian lapangan digunakan dalam bidang antropologi dan sosial. Di bidang
pendidikan diistilahkan ini disebut naturalistik. Digunakan pula istilah etnografi
oleh kebanyakan antropolog.
KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Bersifat natural
Dalam penelitian kualitatif, sumber data diambil langsung dari latar alami
dan peneliti merupakan istrumen kunci. Peneliti kualitatif merasa bahwa
tindakan dapat dipahami dengan baik jika diamati pada latar lingkungan
tempat terjadinya (konteks). Apakah data yang terkumpul melalui rekaman
video, wawancara, atau observasi pelibatan, peneliti kualitatif menganggap
bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh latar kejadiannya.
2. Bersifat deskriptif
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk kata. Laporan hasil
penelitian berisi kutipan-kutipan data sebagai ilustrasi dan keterangan
pendukung atas apa yang disajikan. Dalam upaya memperoleh pemahaman,
peneliti berusaha menganalisis data dengan segala kekayaan makna dan
sedekat mungkin dengan wujud rekaman atau transkripnya. Ancangan
penelitian kualitatif melihat bahwa tidak ada sesuatu yang sepele. Segala
sesuatu bisa memberikan petunjuk untuk pemahaman yang lebih utuh tentang
apa yang sedang diteliti. Deskripsi akan berhasil sebagai metode pengumpulan
data jika rinciannya dapat memberikan penjelasan.
3. Di samping hasil, penelitian kualitatif memperhatikan proses
Penekanan penelitian kualitatif pada proses sangat bermanfaat dalam
penelitian pendidikan yang dimaksudkan untuk klarifikasi self-fulfilling
prophecy, yaitu suatu paham bahwa unjuk kerja kognitif siswa dipengaruhi
oleh ekspektasi guru terhadapnya (Rosenthal dan Jacobson, 1968).
4. Analisis data secara induktif
Peneliti kualitatif tidak mencari data atau bukti untuk menerima atau
menolak hipotesis yang dibuatnya sebelum memulai studi; alih-alih mereka
membuat abstraksi ketika hal-hal khusus yang telah terkumpul dikelompokkan
bersama-sama. Teori yang tersusun seperti ini, muncul dari bawah ke atas,
disebut teori mendasar, grounded, (Glaser dan Strauss, 1967). Jika
diilustrasikan, analisis data secara induktif tidak seperti menyusun sebuah
mosaik yang gambarnya telah diketahui, tetapi menyusun sebuah gambar yang
terjadi pada waktu kita menemukan dan mempelajari bagian-bagiannya.
Peneliti tidak mempunyai anggapan bahwa ia telah mengetahui cukup banyak
hal dan soal penting sebelum menjalankan riset.
5. Makna merupakan masalah esensial dalam ancangan penelitian kualitatif
Perhatian peneliti kualitatif adalah apa yang disebut perspektif pelibatan
(participant perspective), yaitu bagaimana orang-orang mengartikan atau
memberi makna kepada hidupnya. Peneliti ingin memastikan bahwa ia
menangkap perspektif secara cermat. Beberapa peneliti yang mempergunakan
video dan menunjukkan rekamannya kepada orang lain untuk mengecek
penafsiran orang tersebut dengan penafsiran informan. Cara demikian
menunjukkan adanya perhatian bagaimana menangkap cara yang dipakai
orang itu sendiri untuk menafsirkan arti penting sesuatu dengan cermat.
TRADISI PENELITIAN KUALITATIF DALAM BIDANG BIDANG
PENDIDIKAN
Abad Ke-19
Beberapa karakteristik kehidupan di Amerika pada abad ke-19
menyebabkan timbulnya kebutuhan untuk melakukan penyelidikan
kemasyarakatan. Urbanisasi dan dampak imigrasi besar-besaran menimbulkan
masalah di kota-kota besar, seperti masalah sanitasi, kesehatan, kesejahteraan, dan
pendidikan. Kondisi seperti ini dipublikasikan secara meluas di media massa
sehingga permasalahan sosial seperti ini menghendaki beragam tanggapan
khalayak. Salah satunya adalah gerakan survei sosial.
Pada Abad ke-19 di Amerika, publisitas media yang mengangkat
permasalahan sosial mendorong munculnya survei sosial. Artinya, media
berpengaruh besar terhadap perkembangan penelitian survei. Lebih lanjut, survei
sosial diselenggarakan untuk mendorong perubahan sosial melalui penelitian.
Timbulnya Antropologi
Sumbangan paling penting Boas terhadap perkembangan penelitian
kualitatif bagi pendidikan adalah konsepnya tentang kebudayaan. Ia beranggapan
bahwa setiap kebudayaan yang diteliti harus dirancang secara induktif.
Antropolog hendaknya mempelajari kebudayaan dengan maksud mempelajari
bagaimana kebudayaan tersebut dipahami oleh warganya, bukan bagaimana
peneliti memahaminya. Malinowski juga berpendirian bahwa suatu teori
pendidikan hendaknya berakar di dalam pengalaman manusia, didasarkan pada
pengamatan, dan ditemukan secara induktif.
Sosiologi Chicago
Secara metodologi, sosiolog Chicago mengandalkan studi kasus tunggal.
Ciri metodologis aliran Chicago antara lain mengandalkan pengumpulan data
secara langsung (tangan pertama) dan menekankan penelitian pada kehidupan
kota besar.
Dalam penekanannya pada persilangan konteks sosial dan biografi terletak
akar deskripsi penelitian kualitatif sebagai ”holistik”. Artinya bahwa tingkah laku
seseorang dapat dipelajari dengan baik menurut situasi terjadinya tingkah laku itu.
Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan secara keseluruhan (termasuk psikologi pendidikan)
beralih dari paham Chicago ke pendekatan kuantitatif dan eksperimental. Bain
(1929) dalam ”Validitas Riwayat Hidup dan Catatan Harian” menyatakan bahwa
riwayat hidup dan catatan harian tidak cukup ilmiah untuk ilmu sosiologi karena
tidak dapat diolah secara statistik dan tidak dapat distandardisasikan. Meskipun
kuantifikasi menunjukkan dominasi aliran dalam sosiologi pendidikan, karyakarya Willard Waller berorientasi kepada sosiologi pendidikan yang
antikuantitatif.
Tahun 1930-an Hingga 1950-an
Bogdan melihat metodologi kuantitatif berkembang lebih baik meskipun
ancangan penelitian kualitatif bukan merupakan alat penelitian yang populer pada
dasawarsa ini. Pengaruh Fakultas Sosiologi Universitas Chicago mengendur
dalam tahun tiga puluhan karena sejumlah sebab antara lain tidak tersedianya
sumber pendanaan penelitian, perbedaan-perbedaan politik, dan metodologi yang
ada di antara pakar-pakar sosiologi Amerika, dan meninggal atau pensiunannya
beberapa tokoh penting di Chicago.
Perkembangan metodologi dan konseptual metode kualitatif atau metode
penelitian lapangan terjadi pada tahun 50-an. Selama masa ”Sosiologi Chicago”,
pengalaman penelitian individual jarang mendapat pemberitaan umum. Proses
kerja lapangan menjadi pokok pembicaraan saat para peneliti kualitatif sadar diri
dan bersifat intropektif mengenai metode. Perkembangan konseptual semakin
maju saat Erving Goffman (1955) mempelajarai cara bagaimana orang mengelola
pandangan orang lain terhadapnya dan bagaimana hal ini mempengaruhi
kenyataan sosial (Dramaturgis).
Perkembangan metodologi yang penting lainnya adalah tumbuhnya
wawancara sebagai strategi pokok penelitian kualitatif.
Tahun 1960-an: Masa Perubahan Sosial
Beberapa penyebab perkembangan penelitian kualitatif pada era ini adalah
(1) pergolakan sosial yang menunjukkan kurangnya perhatian masyarakat
terhadap siswa dan permasalahan dalam pendidikannya; (2) adanya pengakuan
terhadap pandangan mereka yang terpinggirkan oleh kekuasaan. Metode kualitatif
mewakili bangkitnya gerakan demokrasi selama dasawarsa enampuluhan.
Pada era ini dikenal etnometodologi setelah selama dasawarsa
enampuluhan bidang sosiologi dikuasai oleh pemikiran fungsionalis struktural.
Dasawarsa 1970-An: Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, Keragaman
yang Luas
Perdebatan antara para peneliti kuantitatif dengan kualitatif terus
berlangsung. Perdebatan tentang data keras dengan data lunak, jurnalisme dengan
riset, ancangan ’ilmiah’ dengan ancangan ’intuitif’, masing-masing mempunyai
pengikut.
Gaya pelaksanaan dan penyajian penelitian kualitatif menunjukkan
keragaman pada masa itu. Misalnya gaya ancangan kooperatif yang penuh
keterbukaan dan gaya konfliktual yang terselubung. Sikap peneliti terhadap
informan (subjek yang diteliti) juga menunjukkan keragaman serupa. Ada yang
berpandangan empatik yang humanis dan ada pula paham yang menempatkan
perasaan orang sebagai sampingan (etnometodologi). Etnometodologi yang
berakar kepada filsafat fenomenologi ini merupakan orientasi penelitian kualitatif
yang relatif baru.
DASAR TEORI
Ancangan Fenomenologi
Ancangan fenomenologi menghendaki adanya sejumlah asumsi yang
berlainan dengan cara yang digunakan untuk mengancang perilaku orang dengan
maksud menemukan fakta dan penyebabnya. Peneliti aliran fenomenologi
berusaha memahami apa makna kejadian dan interaksi bagi orang biasa pada
situasi tertentu.
Yang ditekankan kaum fenomenolog adalah segi subyektif tingkah laku
orang. Fenomenolog berusaha untuk masuk dalam dunia konseptual subyek
penyelidikannya agar dapat memahami bagaimana dan apa makna yang disusun
subyek tersebut di sekitar kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari
(memahami subyek dari sudut pandang subyek sendiri). Fenomenolog percaya
bahwa ada banyak cara untuk menginterpretasi perilaku seseorang.
Interaksi Simbolik
Terdapat asumsi bahwa pengalaman manusia itu diperoleh dengan
perantaraan interpretasi. Benda (obyek), manusia, situasi, dan kejadian itu tidak
memiliki maknanya sendiri. Makna yang diberikan seseorang kepada
pengalamannya dan proses menginterpretasinya merupakan hal yang esensial dan
konstitutif, bukan hal yang kebetulan atau bersifat sekunder terhadap pengalaman
itu. Untuk bisa memahami tingkah laku orang, kita harus memahami definisi dan
proses terbentuknya.
Bagian lain yang penting dari teori interaksi simbolis adalah konstruk
tentang ’diri pribadi’ (self). Diri tidak dipandang terletak dalam individu seperti
ego atau kebutuhan. Diri adalah definisi yang diciptakan orang (melalui
interaksinya dengan orng-orang lain) mengenai siapa dia. Pendek kata, kita
memandang diri kita sendiri sebagaimana orang lain memandang kita. Dengan
demikian, diri merupakan konstruk sosial.
Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan perolehan yang digunakan manusia untuk
menafsirkan pengalaman dan membuahkan tingkah laku (Sardley, 1980:6). Dalam
pengertian ini, kebudayaan merangkum apa yang dilakukan orang, apa yang
diketahui orang, dan barang-barang yang dibuat dan dipergunakan orang. Dalam
perspektif lainnya, Geertz (1973:14) memaknai kebudayaan sebagai sistem yang
rumit tentang tanda-tanda yang dapat diterangkan artinya. Kebudayaan bukanlah
kekuasaan, sesuatu yang menjadi penyebab kejadian sosial, tingkah laku, lembaga,
atau proses; kebudayaan adalah konteks yang di dalamnya dapat dijelaskan semua
hal tadi dengan jelas. Dalam pengertian ini, ada interaksi antara kebudayaan
dengan makna yang dilekatkan orang kepada peristiwa. Orientasi fenomenologis
dari defnisi ini jelas.
Etnometodologi
Pekerjaan etnometodolog adalah melakukan studi tentang bagaimana
orang-orang, sebagai pendukung dari tatanan yang lazim, menggunakan sifat-sifat
tatanan itu untuk membuat agar bagi para warga bisa terjadi ciri-ciri yang
terorganisasi yang kelihatannya nyata. Para ahli etnometodologi berupaya
memahami bagaimana cara orang memandang, menjelaskan, dan memerikan
tatanan dunia tempat mereka hidup.
Teori Mutakhir :Feminisme dan Kajian Budaya
Teori feminis berusaha mengeksplorasi makna konsep-konsep gender.
Teori ini bermula dari asumsi bahwa gender merupakan kategori yang digunakan
untuk memahami pengalaman manusia. Gender merupakan konstruksi sosial yang
telah didominasi oleh laki-laki yang mengakibatkan penindasan terhadap kaum
perempuan. Ilmuwan feminis umumnya memusatkan perhatian kepada
pengalaman perempuan sebagai sesuatu yang utama. Feminisme bukanlah suatu
teori atau sistem pemikiran tunggal melainkan suatu gerakan
Kata ’budaya’ memiliki dua makna. Makna pertama adalah sebagai ’ ideide bersama yang dijadikan sandaran bagi suatu masyarakat. Makna kedua adalah
praktik atau keseluruhan cara kehidupan suatu masyarakat. Kajian budaya
menyelidiki cara-cara dihasilkannya budaya melalui perjuangan di antara
ideologi-ideologi. Tradisi kajian ini berorientasi reformis. Minat utama kajian ini
adalah memperkenalkan cara-cara baru dimana kelas dominan memiliki moral
tertentu dalam menginterpretasikan teks-teks dan memahami penolakan
interpretasi tersebut oleh kelompok marginal sehingga kelompok marginal
tersebut dapat diberdayakan.
SEPULUH PERTANYAAN UMUM TENTANG PENELITIAN
KUALITATIF
1. Apakah temuan-temuan penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan?
Apakah temuan penelitian kualitatif berlaku hingga keluar batas subyek dan
latar lingkungan penelitian tertentu? Terdapat asumsi bahwa perilaku manusia
bersifat acak atau idiosinkratis. Maka dari itu yang diperhatikan para peneliti
kualitatif bukan pertanyaan apakah temuan mereka dapat digeneralisasikan
melainkan di lingkungan dan subyek mana penelitian itu dapat
digeneralisasikan.
2. Bagaimanakah dengan pendapat, prasangka, dan sifat-sifat memihak (bias)
lain dari peneliti dan pengaruhnya terhadap data?
Yang dilakukan oleh peneliti kualitatif adalah meneliti secara obyektif
keadaan subyektif subyek penelitiannya. Studi kualitatif bukanlah esai
impresionistis yang dibuat setelah melakukan kunjungan singkat ke tempat
penelitian atau setelah melakukan pembicaraan dengan subyek. Tambah lagi,
tujuan utama peneliti adalah menambah pengetahuan, bukan memberikan
pertimbangan tentang lingkungan penelitian. Catatan lapangan secara rinci
termasuk renungan mengenai subyektivitas peneliti sendiri dapat membatasi
pandangan berat sebelah (bukan menghilangkan).
3. Apakah hadirnya peneliti tidak akan mengubah perilaku orang-orang yang
ditelitinya?
Perubahan perilaku akibat hadirnya peneliti disebut ’efek pengamat’. Hal ini
menjadi suatu keniscayaan. Namun demikian, peneliti kualitatif berusaha
berinteraksi dengan subyek penelitiannya secara wajar, tanpa paksaan dengan
harapan mendapatkan perilaku subyek secara relatif wajar pula. Selain itu,
peneliti dapat memahami pengaruh dirinya terhadap subyek dengan cara
mengetahui secara dekat latar itu dan menggunakan pemahaman ini untuk
memperoleh pemahaman lain yang mendalam tentang hakikat kehidupan
masyarakat.
4. Apakah dua orang periset yang sendiri-sendiri mempelajari latar atau subyek
yang sama akan menghasilkan temuan yang sama?
Peneliti kualitatif tidak mempunyai harapan yang sama persis dengan harapan
yang dilakukan oleh peneliti lainnya, pertama-tama karena peneliti-peneliti
tersebut memiliki latar belakang pendidikan dan minat yang berbeda-beda.
Dalam studi kualitatif, para peneliti sangat memperhatikan kecermatan dan
kelengkapan data. Mereka cenderung memandang reliabilitas sebagai
kecocokan antara apa yang mereka rekam sebagai data dengan apa yang benar
terjadi dalam latar yang diteliti, bukannya keajegan secara harafiah di antara
berbagai observasi. Dua peneliti yang sedang mempelajari satu latar bisa
menghasilkan data yang berbeda dan membuahkan temuan yang berbeda. Dua
studi tersebut bisa saja sama-sama reliabelnya. Reliabilitas antara salah satu
atau kedua studi tersebut dipersoalkan hanya jika studi- studi tersebut
membuahkan hasil yang bertentangan atau tidak.
5. Apakah perbedaan penelitian kualitatif dibandingkan dengan apa yang
dikerjakan oleh guru, wartawan, atau seniman?
Berbeda dengan guru, wartawan, dan seniman, peneliti telah memperoleh
pendidikan dalam penggunaan seperangkat prosedur dan teknik yang
dikembangkan selama bertahun-tahun untuk mengumpulkan dan menganalisis
data. Peneliti juga memiliki penguasaan yang kuat di bidang teori dan
temuan penelitian. Namun demikian, para peneliti akan lebih baik mencoba
memahami apa yang dilakukan dan dipelajari guru, wartawan, dan seniman
untk menyempurnakan penelitiannya.
6. Dapatkah ancangan-ancangan kuantitatif dan kualitatif digunakan secara
berbarengan?
Pada penelitian yang mendalam, penggunaan ancangan kualitatif dan kualitatif
secara bersama-sama akan menyulitkan karena dua ancangan tersebut
memiliki dasar asumsi yang tidak sama.
7. Benar-benar ilmiahkah penelitian kualitatif itu?
Penelitian ilmiah mencakup penyelidikan empiris yang ketat dan sistematis,
dalam arti terdapat landasan datanya. Penelitian kualitatif memenuhi
persyaratan ini. Ahli fisika pemenang nobel P.W. Bridgeman berpendapat
bahwa ciri yang paling penting dari kerja seorang saintis semata-mata adalah
bekerja sebaik-baiknya dengan pikiran, tidak ada yang menjadi penghalang.
8. Apakah Tujuan penelitian kualitatif?
Semua penelitian kualitatif tujuannya tidak sama.beberapa berusaha untuk
mengembangkan teori mendasar (grounded teori). Yang lain berusaha untuk
merumuskan konsep. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mempelajari
tingkah laku dan pengalaman manusia secara lebih baik.
9.
Apakah perbedaan penelitian kualitatif dan kualitatif?
CIRI-CIRI PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
KUALITATIF
KUANTITATIF
Frase yang berkaitan dengan
Ancangan
Etnografis
Deskriptif
Kerja penelitian
Pengamatan
pelibatan
Lapangan
Fenomenologis
Data lunak
Aliran Chicago
Interaksi simbolis Dokumenter
Perspektif dalam Riwayat hidup
Naturalistik
Studi kasus
Etnometodologis ekologis
Frase yang berkaitan dengan
Ancangan
Eksperimen
Data keras
Konsep penting yang berkaitan dengan
ancangan
Makna
Pemahaman
Akal sehat
Proses
Pemahaman
Tatanan negosiasi
bracketing
Untuk maksud
praktis
Definisi situasi
Konstruksi sosial
Konsep penting yang berkaitan
dengan ancangan
Variabel
replikasi
Mengoperasionalkan
Reliabilitas
Hipotesa
Perpektif luar
Empiris
Positifis
Fakta sosial
statistik
Validitas
Kehidupan
sehari-hari
Signifan secara
statistik
Nama yang berkaitan dengan
Ancangan
Max Weber
W.I Thomas
Everelt Hughes
Nama yang berkaitan dengan
Ancangan
Emile Durkheim
Donald
Chambell
Fred Kerlinger
Ervng Golfman
Herbert Blumer
Edward Thorndike
Robert Bales
Charles Horton
Cooley
Harold Garfinkel
Margaret Mead
Afiliasi Teoritis
Interaksi simbolis Kebudayaan
Etnometodologi
Idealisme
Fenomenologi
Sosiologi
Sejarah
Afiliasi Akademis
antropologi
Tujuan
Mengembangkan konsep penpensitif
memerikan kenyataan yang banyak
seginya
Teori mendasar (grounded theory)
Mengembangkan pemahaman
Afiliasi akademis
Psikologis
Sosiologi
Ilmu ekonomi
Ilmu politik
Tujuan
Menguji teori
Membentuk fakta
Perian statistik, prediksi
Menunjukkan hubungan antar variabel
Rancangan memberikan firasat untuk
melangkah
Rancangan
Terstruktur
Formal
Ditentukan terlebih
Spesifik
dahulu
Rancangan merupakan rencana kerja
yang rinci
Usulan penelitian
Singkat, spekulatif
Menunjukkan bidang yang relevan untuk
diteliti
Sering ditulis setelah ada data terkumpul
Tinjauan pustaka yang substantif tidak
panjang lebar
Ancangan disebut secara umum
Usulan penelitian
Panjang lebar
Fokus dan prosedurnya rinci dan
spesifik
Melalui tinjauan pustaka yang
substantif
Ditulis sebelum ada datanya
Hipotesa disebutkan
Berkembang
Lentur
Rancangan
Rampat (umum)
Afiliasi Teoritis
Fungsionalisme
Empirisme
struktural
logis
Realisme,
Teori sistem
positivisme
Behaviorisme
Data
Foto
Kata-kata (ucapan)
orang sendiri
Catatan lapangan Dokumen resmi dan
barang buatan orang
(artefak)
Deskriptif
Dokumen pribadi
Kecil
Sampel
Sampel teoritis
Tidak mewakili
Data
Kuantitatif
statistik
Sandi yang dapat
Ukuran
dikuantifikasi
Bilangan
Variabel
operasional
Sampel
Besar, Berstrata
Kelompok
kendali
Dipilih acak
Tepat, cermat
Kendali kontrol untuk variabel luar
Taktik atau Metode
Pengamatan
Wawancara terbuka
(observasi)
Tinjauan atas
Pengamatan
berbagai
pelibatan(participant
dokumen dan
observasion)
barang artifak
Taktik atau Metode
Eksperimen, sigi
Kuasi
(survei)
eksperimen
Wawancara
Pengamatan
terstuktur
terstruktur
Himpunan data
Hubungan dengan subyek
Empati
Persamaan
Menekankan
Hubungan rapat
kepercayaan
Subyek sebagai sahabat
Hubungan dengan subyek
Ada pembatasan
Ada jarak
Jangka pendek
Subyek-peneliti
Instrumen dan alat
Tape recorder
Alat penyalin
tulisan
Peneliti sering merupakan satu-satunya
instrumen
Instrumen dan alat
Inventori, kuesioner, Komputer,
skala
indeks
Skor tes
Analisa data
Berkelanjutan,
Induksi analisis
model, tema,
Metode komparatif
konsep, induktif
konstan
Masalah dalam penggunaan ancangan
Memakan waktu
sulit
Prosedur tidak
baku
Reduksi data
reliabilitas
Sulit meneliti
populasi besar
Tidak tinggal bersama
Deduktif
statistik
Analisa data
Dikerjakan
selesai
pengumpulan
data
Masalah dalam penggunaan
ancangan
Reifikasi
validitas
Sulit memaksakan
Mengendalikan
variabel-variabel
lain
10. Manakah yang lebih baik, penelitian kualitatif atau kuantitatif?
Secara umum tidak ada metode yang terbaik. Semuannya bergantung
kepada apa yang kita pelajari dan apa yang akan kita cari. Ada beberapa
permasalahan dan topik yang tidak dapat dipecahkan oleh penelitian kualitatif.
Sebaliknya, ada topik dan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan melalui
penelitian kuantitatif.
ETIKA
Ada dua persoalan yang belakangan ini mendominasi pembicaraan tentang
pedoman etik dalam melakukan penelitian yang menggunakan subyek manusia
yaitu izin terbuka dari subyek dan perlindungan subyek dari hal-hal yang
merugikan dirinya. Pedoman ini mengupayakan jaminan bahwa (1) subyek
mengikuti proyek penelitian dengan suka rela, memahami sifat studi itu, dan
bahayanya serta kewajiban yang ada di dalamnya ; (2) subyek tidak dihadapkan
kepada risiko yang lebih besar daripada keuntungan yang didapatnya.
Beberapa asas umum yang berlaku bagi seorang peneliti sebagai berikut.
1. Identitas subyek hendaknya dilindungi sehingga informasi yang terkumpul
tidak membingungkan atau kalau tidak merugikan.
2. Subyek hendaknya diperlakukan dengan hormat.
3. Peneliti hendaknya bersifat terbuka terhadap subyek.
4. periset hendaknya berhati-hati, realistis, dan mematuhi kontrak kesepakatan
dalam negosiasi untuk memperoleh izin studi.
5. Peneliti harus jujur pada waktu menulis atau melaporkan temuan.
Download