Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 UJI AKTIVITAS DAYA ANTIOKSIDAN BUAH RAMBUTAN RAPIAH DENGAN METODE DPPH 1 2 1 Tina Dewi Rosahdi , Mimin Kusmiyati , Fitri Retna Wijayanti Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2 Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Bandung 2 e-mail: [email protected] 1, ABSTRAK Senyawa radikal bebas dapat berinteraksi dengan tubuh dan mengakibatkan berbagai penyakit seperti jantung koroner, penuaan dini dan kanker. Radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Toksisitas yang rendah dari senyawa antioksidan yang berasal dari bahan alam menyebabkan senyawa ini lebih diminati dibandingkan dengan senyawa sintetik. Salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan adalah buah rambutan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas 1,1Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dari ekstrak buah rambutan dengan baku pembanding vitamin C. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa ekstrak buah rambutan memiliki aktivitas antioksidan sebesar 33,37% sedangkan daya antioksidan pada vitamin C memiliki nilai IC50 sebesar 0,0022%. Validasi metode DPPH untuk menguji aktivitas antioksidan dalam buah rambutan menggunakan spektrofotometer UV Visible diperoleh parameterparameter validasi yang meliputi presisi, akurasi, linearitas, batas deteksi dan batas kuantisasi. Dari validasi metode ini diperoleh hasil presisi sebesar 1,85 %, hasil akurasi sebesar 96,96%, linearitas dengan (r2) sebesar 0,999, batas deteksi 0,0049 μg/L dan batas kuantisasi 0,016 μg/L. Kata kunci : Antioksidan, Buah rambutan, DPPH senyawa radikal bebas (Poumorad et al, PENDAHULUAN Pergeseran pola hidup masyarakat 2006). dari pola hidup tradisional menjadi pola Radikal bebas merupakan atom hidup yang praktis dan instan, khususnya atau molekul yang mengandung satu atau pada memiliki lebih elektron yang tidak berpasangan dampak negatif bagi kesehatan. Makanan pada orbital terluarnya. Senyawa radikal cepat saji dengan pemanasan tinggi dan bebas timbul akibat berbagai proses pembakaran merupakan pilihan dominan kimia kompleks dalam tubuh, berupa yang hasil samping dari proses oksidasi atau pemilihan dapat makanan, memicu terbentuknya pembakaran sel yang berlangsung pada Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 waktu bernafas, ISSN 1979-8911 metabolisme sel, oksidasi yang berlebihan. Berbagai bukti olahraga berlebihan, peradangan atau ilmiah menunjukkan bahwa senyawa ketika tubuh terpapar polusi lingkungan antioksidan mengurangi resiko terhadap seperti asap kendaraan bermotor, asap penyakit kronis seperti kanker rokok, bahan pencemar dan radiasi penyakit jantung matahari atau radiasi kosmis (Fessenden 2001). and Fessenden,1986). Radikal Dewasa ini (Prakash, digunakan dalam tubuh penambahan antioksidan sintetik seperti dan akan butil hidroksi anisol (BHA) dan butil berinteraksi secara destruktif melalui hidroksi toluene (BHT) pada berbagai reaksi oksidasi dengan bagian tubuh produk kosmetik, obat, makanan maupun maupun sel-sel tertentu yang tersusun minuman, atas lemak, protein, karbohidrat, DNA, memberikan efek toksik dan karsinogenik dan RNA sehingga memicu berbagai pada tubuh manusia sehingga dilakukan penyakit seperti jantung koroner, penuaan usaha untuk mencari antioksidan alami dini yang bersifat bebas koroner dan sangat dan reaktif kanker. Oleh sebab itu tetapi antioksidan berasal dari tumbuhan sintetik yang dibutuhkan antioksidan untuk mengatasi dianggap lebih baik dan lebih aman dari radikal bebas (Reynertson, 2007). antioksidan sintetik, khususnya apabila Antioksidan atau senyawa penangkap radikal bebas merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas, atau suatu Buah rambutan merupakan salah satu sumber alami yang mengandung mencegah sistem biologi tubuh dari efek antioksidan. Metode yang digunakan yang merugikan yang timbul dari proses untuk mengidentifikasi daya antioksidan reaksi yang 1992). berfungsi ataupun bahan ditinjau dari segi kesehatan (Osawa et al, yang menyebabkan Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 buah rambutan adalah metode DPPH Selanjutnya dilakukan pembuatan larutan (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). 1,1-Diphenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dengan konsentrasi 0,0004 M dengan METODE cara ditimbang sebanyak 0,0788 g DPPH ALAT kemudian dimasukkan ke dalam labu Instrumen yang digunakan dalam ukur 500,0 mL dan ditepatkan sampai pengujian daya antioksidan dalam buah tanda batas dengan etanol. Sebanyak 1,0 rambutan ialah mL larutan sampel (dengan berbagai Spektrofotometer UV visibel. konsentrasi) dimasukkan ke dalam labu ukur 5,0 mL, ditambahkan DPPH 0,0004 BAHAN M Sari buah rambutan, aquades, etanol, DPPH (1,1-diphenyl-2- pikrilhidrazil) dan vitamin C dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm dan 2,5 ppm. sebanyak 1,0 mL kemudian ditepatkan sampai tanda batas dengan etanol. Campuran dibiarkan selama 30 menit pada suhu kamar. Selanjutnya dilakukan pengukuran absorban larutan pada panjang gelombang 519,5 nm. Besarnya daya antioksidan dapat dihitung PROSEDUR KERJA dengan rumus : 1) Persiapan sampel Larutan sampel dibuat dengan konsentrasi 100.000 ppm. Kemudian dari = x100% larutan sampel 100.000 ppm dibuat Dari data antioksidan dibuat larutan dengan konsentrasi 10.000 ppm, persamaan garis yang menandakan 20.000 ppm, 30.000 ppm, 40.000 ppm, hubungan antara konsentrasi dengan daya dan 50.000 ppm dalam aquadest. Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 antioksidan (%) untuk menentukan daya pengolahan data melalui perhitungan antioksidan secara kuantitatif (IC50). statistik sehingga didapatkan d% untuk Untuk menentukan daya antioksidan terhadap vitamin C, dibuat memperoleh akurasi dan cv % untuk memperoleh presisi. Perhitungan : Presisi (cv %) = larutan vitamin C 5 ppm dalam pelarut x 100 % Akurasi (d %) = yang memiliki pH 3,01. Selanjutnya x 100 % dilakukan prosedur yang sama dengan Linearitas sampel. Untuk Kemudian dilakukan penentuan persamaan garis hubungan daya menentukan dibuat standar dengan 7 konsentrasi yang berbeda. Hasil pengukuran dibuat kurva antioksidan vitamin C dengan konsentrasi yang vitamin C dan penentuan konsentrasi dan absorban, Selanjutnya nilai nilai IC50. IC50 sampel dibandingkan terhadap vitamin C. Absorban DPPH awal diukur linearitas, menunjukkan hubungan antara kemudian dilakukan uji regresi linier sederhana dan uji korelasi untuk menghitung koefisien linearnya. dengan pengerjaan seperti sampel, namun dengan tidak menambahkan sampel. Batas Deteksi dan Batas Kuantisasi Absorban batas deteksi dihitung dari 3 kali simpangan baku kurva Validasi Analisis kalibrasi dibagi slope persamaan garis Presisi dan Akurasi linier. Konsentrasi batas deteksi : Sampel simulasi buah rambutan LOD = 3 X SD diukur sebanyak 7 kali pengulangan. Dari Batas deteksi dihitung dari 10 kali hasil Pengukuran sampel dilakukan simpangan baku kurva kalibrasi dibagi Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 slope persamaan garis linear. Konsentrasi antioksidan. Parameter yang digunakan batas kuantisasi : untuk uji penangkapan radikal DPPH ini adalah nilai IC50, yaitu konsentrasi LOQ = 10 X SD ekstrak/fraksi uji yang dibutuhkan untuk menangkap radikal DPPH sebesar HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan rambutan rapiah sampel untuk 50%. Nilai IC50 diperoleh dari suatu buah persamaan menangkap menyatakan radikal DPPH merupakan suatu indikasi regresi linier yang hubungan antara konsentrasi ekstrak/fraksi uji dan persen bahwa sampel uji tersebut beraktivitas penangkapan radikal. 16.00% y = 0,015x + 0,073 R² = 0,998 % daya antioksidan 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% 0 20 40 60 Konsentrasi Gambar 1. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Buah Rambutan Rapiah Dengan Persen Daya Antioksidan Uji aktivitas antioksidan atau menggunakan penghambatan terhadap radikal bebas menunjukkan metode bahwa ekstrak DPPH buah Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 rambutan rapiah antioksidan. ISSN 1979-8911 memiliki aktivitas (senyawa Hasil pengujian ekstrak pada pembanding) dapat dilihat Gambar 1 dan 2. buah rambutan rapiah dan Vitamin C 3.00% y = 0,05x - 0,001 R² = 0,998 % daya antioksidan 2.50% 2.00% 1.50% 1.00% 0.50% 0.00% 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 konsentrasi Gambar 2. Hubungan Konsentrasi Vitamin C Dengan Persen Daya Antioksidan Berdasarkan persamaan regresi Dari Gambar 3 dapat dilihat linier tersebut dapat ditentukan nilai IC50 bahwa aktivitas antioksidan ekstrak buah ekstrak buah rambutan rapiah dan standar rambutan rapiah memiliki nilai IC50 vitamin C. antara 3000 – 4000 ppm. 5000 IC50 3000 1; 3328,5 2000 6, 3328.5 4, 3566.1 2, 3120.5 4000 3, 3566.1 5, 3328.5 7, 3839.5 1000 0 0 2 4 6 8 Pengulangan Gambar 3. Grafik Nilai IC50 Pada Sampel Buah Rambutan Rapiah Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 1000.005 1000 4 3 IC50 999.995 999.99 999.985 6 2 999.98 1 999.975 0 2 7 5 4 6 8 Pengulangan Gambar 4. Grafik Nilai IC50 Pada Standar Vitamin C Berdasarkan ke-2 grafik di atas elektron, proses delokalisasi elektron dapat diketahui bahwa buah rambutan akan rapiah memiliki aktivitas antioksidan menjadi yang lebih kecil dibanding vitamin C, hal tereduksi membuat DPPH kehilangan ini dapat dilihat jumlah daya antioksidan warna ungu. Hal tersebut yang menjadi pada vitamin C memiliki nilai IC50 antara dasar pengukuran berdasarkan metode 999,98 - 1000 DPPH karena intensitas warna ungu sampel ppm, sedangkan pada rambutan yang dianalisis memiliki nilai IC50 3000 – 4000 ppm. terhenti struktur radikal bentuk membuat tereduksi. DPPH Bentuk berbanding lurus dengan konsentrasi DPPH. Penurunan intensitas warna yang terjadi Pada dan disebabkan oleh adanya DPPH penangkapan satu elektron oleh senyawa terjadi delokalisasi elektron sehingga radikal DPPH dari zat antioksidan yang membuat larutan DPPH berwarna ungu. menyebabkan tidak adanya kesempatan Ketika larutan DPPH dicampur dengan elektron senyawa yang dapat mendonorkan tersebut untuk beresonansi. Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 Tahap Inisiasi : +H DPPH Hidrazin DPPH Hidrazil (bentuk tereduksi) Tahap Propagasi : Asam askorbat Asam askorbat Tahap Terminasi : DPP Hidrazil DPP Hidrazin . Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 Asam askorbat ISSN 1979-8911 DPP Hidrazin Asam Dehidroaskorbat DPP Hidrazin (Bentuk reduksi) Gambar 5. Mekanisme Reaksi Yang Terjadi Antara Vitamin C Dengan DPPH dan serapan yang diperoleh dari hasil Persamaan Kurva Baku Kurva baku adalah kurva yang analisis menggambarkan hubungan antara kadar serapan regresi dan kadar cahaya 0.875 0.87 0.865 Absorban 0.86 0.855 0.85 0.845 0.84 0.835 y = -0,09x + 0,878 R² = 0,999 0.83 0.825 0 1 2 3 4 5 Konsentrasi Gambar 6. Kurva Kalibrasi Standar Vitamin C 6 oleh terhadap atom. Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 presisi, akurasi, linearitas, batas deteksi Validasi dan Metode Analisis Validasi metode dilakukan sesuai dengan SNI 19-17025-2008 dan batas kuantisasi. dengan Presisi dan Akurasi parameter pengujian sesuai dengan Uji akurasi dan presisi dilakukan kategori untuk penentuan kuantitatif dengan pemeriksaan larutan baku secara komponen utama atau bahan aktif yaitu berulang-ulang sebanyak 7 kali. Tabel 1. Data Uji Validasi Pada Presisi Pada Standar Vitamin C Kriteria Uji: Konsentrasi Standar Vitamin C Presisi: Jika CV ≤ 2% maka presisi dinyatakan baik. 2,5 ppm 0,5 1,0 1,5 2,0 ppm ppm ppm ppm Rata-rata 0,8647 0,857 0,8423 0,836 0,8287 SD 0,0033 0,0018 0,0023 0,0011 0,0013 %CV 0,38% 0,19% 0,27% 0,13% 0,16% Jika CV ≥ 2% maka presisi dinyatakan tidak baik Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai CV dari pengujian ini memiliki presisi yang baik yaitu simpangan baku ≤ 2% dan koreksi volume ≤ 10 % yang memiliki rentang nilai pada simpangan baku 0,2% sampai dengan 0,4% sedangkan untuk koreksi volume rentang nilainya adalah 0,16% sampai dengan 0,56%. Akurasi Akurasi dilihat dari besarnya % Recovery, kisaran rata-rata hasil uji perolehan kembali yang diizinkan untuk kadar analit dalam sampel yang diperiksa adalah 92%-102% (Harmita, 2004). Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 Tabel 2. Data % Recovery Standar Pada Konsentrasi 0.5 ppm, 1.0 ppm, 1.5 ppm, 2.0 ppm, 2,5 ppm Konsentrasi % Sampel recovery Xp Xs Ys Yp (ppm) 0,5 0,873 0,5 0,869 1,0 100 0,868 1,1 0,859 2,1 100 0,864 1,6 0,851 3,0 93,33 0,859 2,1 0,842 4,0 95,00 0,855 2,6 0,833 5,0 96,00 ppm 1,0 ppm 1,5 ppm 2,0 ppm 2,5 ppm Keterangan : Xs : Konsentrasi Seharusnya Ys : Absorban Seharusnya Xp : Konsentrasi Pengukuran Yp : Absorban Pengukuran Dari Tabel 2 diperoleh presisi metode analisis yang dilakukan %Recovery rata-rata adalah 92-94%. cukup tinggi karena memenuhi syarat Dari hasil yang diperoleh tersebut maka %Recovery yaitu sebesar 92%-102% dapat disimpulkan bahwa akurasi dan (Ermer, et. al., 2005). Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 baik, proporsional terhadap konsentrasi Linearitas Linearitas adalah kemampuan analit dalam sampel. Hasil absorbansi metode analisis yang memberikan respon untuk uji linearitas terdapat dalam grafik yang di secara langsung atau dengan bawah bantuan transformasi matematik yang 1.0005 Regresi 1 6 0.9995 0.999 0.9985 0.998 1 2 3 4 5 7 0.9975 0 2 4 6 8 Pengulangan Gambar 7. Grafik Linearitas Hubungan Pengulangan Dengan Regresi Standar Vitamin C Keterangan : Pengulangan 2 Warna Regresi (R ) 1 Merah 0,998 2 Orange 0,998 3 Kuning 0,998 4 Hijau 0,998 5 Biru 0,998 ke ini. Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 6 Merah muda 1 7 ungu 0,998 Dari Gambar 7, pada pengulangan ke-1 sampai ke-7 didapatkan nilai r antara 0.998 - 1 sedangkan syarat dari KESIMPULAN Dari penelitian yang telah suatu metode uji mempunyai linearitas dilakukan dapat disimpulkan bahwa buah yang baik jika nilai r lebih besar dari rambutan 0,98. Hal ini membuktikan bahwa metode antioksidan, dengan daya antioksidan uji antioksidan metode DPPH dengan sebesar 3000-4000 rpm. Metode DPPH Spektrofotometer yang digunakan untuk menguji daya UV-Visible mempunyai linearitas yang baik. rapiah antioksidan telah memiliki memenuhi aktivitas kriteria validasi metode analisis. Batas deteksi dan Batas kuantisasi Definisi batas deteksi menurut Harmita (2004) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi dan DAFTAR PUSTAKA masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Ermer, J.H. and Miller, McB. (2005). LOD = 3 SD LOQ = 10 SD Method Validation in Pharmaceutical = 3 X 0,0016 = 10 X 0,0016 Analysis, = 0,0049 = 0,016 Weinheim: A Guide Best WILEY-VCH GmbH & Co. KgaA. Practice Verlag Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 Prakash, A., 2001, “ Antioxidant Activity Fessenden, R. J. And J. Fessenden. 1986. “. Medallion Laboratories : Kimia Organik. Jilid I. Edisi Ketiga. Analytical Progres Vol 19 No : 2. 1 – Jakarta: Erlangga. 4. Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode Perhitungannya, Reynertson, K. A. 2007. Phytochemical dan Cara Analysis of Bioactive Constituens Majalah Ilmu From Edible Myrtaceae Fruit. Kefarmasian, Vol. I, No.3, Desember [Dissertation]. The City University of 2004, Hal 117 – 135. New York, New York. Osawa, T., H. Katsuzaki, Y. Hagiwara, and T. Shibamoto. 1992. A novel antioxidant isolated from young green barley leaves. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 40: 1135. Poumorad, F., S. J. Hosseinimehr, and N. Shahabimajd.. activity 2006. phenol and Antioxidant flavonoid contents of some selected Iranian medicinal plants. African Journal of Biotechnology, 11,1142-1145. Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911