BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemerintah Daerah mempunyai peran yang sangat krusial dalam mendorong pembangunan daerah. Hal ini menuntut setiap daerah untuk mengelola dan memanfaatkan semua potensi daerah serta mengembangkan kreatifitas, inisiatif dan prakarsa dalam pembangunan daerah. Salah satu fungsi dan tujuan pembangunan daerah adalah pemberian pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, sehingga masyarakat merasa terlindungi, terlayani dalam mengakses atau berpartisipasi dalam proses pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Kondisi ini dimungkinkan karena adanya regulasi dari pemerintah, seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional dan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Perencanaan Partisipatif. Agar kerangka kegiatan pembangunan perekonomian yang berbasis masyarakat Kabupaten Kulon Progo terarah, terpadu, menyeluruh dan berlangsung secara berkesinambungan, maka disusunlah Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 - 2016 sebagai bagian dari RPJMD yang filosofi dari kedua ketentuan tersebut diatas, terutama keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan. Rencana Strategis Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renstra SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan pembangunan daerah dalam jangka 5 (lima) tahun kedepan pada masa kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Secara umum Renstra SKPD diharapkan dapat menjawab dua hal mendasar, yaitu : 1 a. Arah pelayanan yang akan dikembangkan dan hendak dicapai SKPD dalam lima tahun kedepan. b. Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Demikian pula Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo, merupakan Dokumen Perencanaan Jangka Menengah yang menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Tahunan, Rencana Kerja (Renja) dan Anggaran (RKA). Selain itu Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan salah satu perangkat dasar pengukuran kinerja atas pelayanan yang diberikan pada masyarakat dibidang Penanggulangan bencana yang akan dievaluasi setiap akhir tahun dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 1.2. Landasan hukum Landasan idiil Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah Pancasila dan landasan konstitusional UUD RI 1945. Sedangkan landasan operasionalnya meliputi ketentuan perundangundangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan nasional dan daerah sebagai berikut: 1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik Indonesia untuk Penggabungan Daerah Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Adikarta menjadi satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 101); 2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah 2 diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 4) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Djawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59); 5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja ; 9) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana 3 10) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 Nomor 1 Seri E); 11) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 Nomor 2 Seri D); 1.3. Maksud dan tujuan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo disusun dimaksud untuk menyediakan acuan bagi dinas dan instansi terkait serta masyarakat sebagai penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk jangka waktu lima tahun. Adapun maksud dari penyusunan Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kulon Progo ini adalah sebagai roadmap dalam mencapai tujuan pembangunan Jangka Menengah Daerah 2011-2016 dari aspek penanggulangan bencana. Renstra akan dijabarkan dalam Rencana Kerja SKPD yang disusun setiap tahun sebagai bentuk operasioanalisasi strategi-strategi untuk mencapai visi organisasi yang akan dipaparkan dalam rencana Stategis Ini Adapun tujuan penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah : 1) Memenuhi ketentuan peraturan tentang perencanaan. 2) Menyediakan dokumen dan acuan resmi bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Intansi terkait dan masyarakat dalam rangka menentukan prioritas, program dan kegiatan pada setiap tahunnya, yang akan dibiayai oleh APBD II, APBD I dan sumber pembiayaan APBN , BUMN, maupun masyarakat. 3) Menjabarkan tentang gambaran umum, program dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo dalam masa sekarang dan yang ingin dicapai pada masa lima tahun ke 4 depan, sekaligus tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan tercapainya visi dan misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo. 4) Memudahkan seluruh jajaran aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo untuk memahami, menyesuaikan, dan menilai arah kebijakan, program dan kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahun. Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Provinsi, Visi dan Misi Bupati terpilih yang disesuakan dengan potensi, kondisi dan aspirasi masyarakat. Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo merupakan dokumen induk arah dan kebijakan pembangunan 5 tahun ke depan (2012-2016), juga disinkronkan dengan Rencana Strategis Badan Nasional Penanggulangan Penanggulangan Bencana Daerah Bencana (BNPB), BADAN Propinsi DIY, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2016, dengan demikian Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo berupaya memadukan dan menselaraskan rencana pembangunan Penanggulangan Bencana nasional, provinsi, dengan pertimbangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Kabupaten Kulon Progo. Adapun skema hubungan Renstra SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo dengan dokumen perencanaan lainnya disajikan pada gambar 1. 5 Gambar 1. Skema Hubungan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RPJP NASIONAL NASIONAL RENSTRA BNPB RPJPD PROVINSI RENSTRA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH provinsi DIY RPJPD KAB.KULON PROGO RPJMD KAB. KULON PROGO RENSTRA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Kulon Progo KAB. KULON PROGO (2011-2016) 2012 2013 2014 2015 Keterangan : : Garis Komando : Garis Koordinasi 6 2016 1.5 Sistematika Penulisan Renstra Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Hubungan Renstra Dinas Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5 BAB II BAB Sistematika Penulisan GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 2.2 Sumber Daya SKPD 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.2 TelaahanVisi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih BAB IV BAB VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD V INDIKATOR KINERJA SKPDYANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 5.1 Tabel Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD 7 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur SKPD 2.1.1. Tugas Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah tercantum dalam peraturan daerah No 11 tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo. Tugas tersebut adalah: a. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana; b. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; c. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; d. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Daerah; e. menetapkan standarisasi penanggulangan bencana dan kebutuhan berdasarkan penyelenggaraan peraturan perundang- undangan; f. melaksanakan, mengendalikan pengumpulan dan penyaluran bantuan uang dan barang; g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan sumbangan pihak lain yang sah serta tidak mengikat; h. melaksanakan kewajiban lain sesuai ketentuan/ peraturan perundangundangan; dan 8 i. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. 2.1.2. Fungsi Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah tercantum dalam peraturan daerah No 11 tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo.fungsi BPBD adalah: a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi secara cepat, tepat, efektif dan efisien; dan b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. 2.1.3. Struktur Struktur Organisasi BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH diatur dalam pasal 6 sd pasal 16 dalam peraturan daerah no 11 tahun 2010. Menurut pasal 6, struktur organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari: kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, unsur pengarah, dan unsur pelaksana. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah secara ex officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. 9 LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANGPEMBENTUKAN BPBD KEPALA UNSUR PENGARAH UNSUR PELAKSANA SEKRETARIAT SEKSI PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN SEKSI KEDARURATAN DAN LOGISTIK SEKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU 2.2. Sumber Daya SKPD 1) Sumber Daya Manusia Menurut analisa jabatan, idealnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki 37 pegawai untuk kegiatan pelaksana, namun Jumlah pegawai di Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari 22 orang yang terdiri dari: a) Kepala Pelaksana 1 orang; 10 b) Sekretariat pelaksana 1 orang dengan staff 5 orang; c) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan 1 orang dengan staff 1 orang; d) Seksi Kedaruratan dan Logistik 1 orang dengan staff 1 orang; e) Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi 1 orang dengan staf 1 orang; f) Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu yaitu Penolong Bahaya Kebakaran 10 orang yang teriri dari 9 orang PNS dan 1 orang tenaga honorer. Rincian jenjang pendidikan pegawai BPBD adalah sebagai berikut: NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI 1. 2. 3. Master ( S2) Sarjana (S1) SMA 2 orang 5 orang 4. 5. SMP SD 2) Sarana dan prasarana Gedung kantor sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Kulon progo menempati gedung eks Badan Pertanahan Nasional dengan luas bangunan 938 m 2 yang beralamat di Jalan Sugiman, Watulunyu, Wates. Gedung Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki beberapa ruangan yang masih dapat difungsikan seperti pada tabel 1. 11 Tabel 1. Ruangan Kantor Sementara Badan Penangulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo NO JENIS RUANGAN JUMLAH SATUAN KONDISI 1. Kepala Badan 1 ruang baik 2. Sekertariat Badan 1 ruang baik 3. Kepala Seksi 1 ruang baik 4. Ruang PBK 1 ruang baik 5. Ruang Pertemuan 1 ruang baik 6. Ruang Gudang 2 ruang baik 7. Kamar Mandi/ WC 2 ruang 1 baik, 1 rusak 8. Mushola 1 ruang baik 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Pelayanan tahun 2011 lebih bersifat parsial dan belum terencana dengan baik. Hal tersebut disebabkan oleh Anggaran dan tujuan BPBD ditetapkan sebelum lahirnya Peraturan daerah nomor 11 tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang mengakibatkan tidak didukungnya tujuan organisasi dengan anggaran biaya yang sudah ditetapkan, sehingga, kinerja pelayanan 2011 masih jauh panggang dari api karena proses penganggaran yang mendahului perda menyebabkan anggaran tidak mengakomodir sebagaian amanat perda. Kabupaten Kulon Progo memiliki 8 ancaman bencana berupa: longsor; banjir; angin Puting beliung; kekeringan; gempa bumi; ancaman Tsunami; kebakaran; dan Banjir Lahar dingin. Walaupun Kulon Progo adalah daerah yang rawan bencana, sulit untuk mengukur kinerja pelayanan BPBD dalam penaggulangan bencana. Karakteristik satu jenis bencana yang berbeda dengan bencana yang lain sehingga penangannya berbeda. Selait 12 itu bencana merupakan hal yang rumit dan tidak dapat di prediksi dengan pasti. Salah satu kinerja yang dapat diukur pada tahun 2011 adalah Penanggulangan Kebakaran karena tugasnya ikut dilimpahkan ke BPBD. Sejauh ini BPBD mampu memenuhi SPM dalam penanggulangan kebakaran walaupun banyak terjadi kasus kebakaran yang tidak tertangani di luar Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) akibat keadaan geografis dan keterbatasan peralatan. Untuk saat ini di kabupaten kulon progo hanya memiliki 1 wilayah manajemen kebakaran saja. 2.4. Tantangan dan peluang Pengembangan Pelayanan SKPD 2.4.1. Tantangan Semakin disadari dampak dari kejadian bencana serta meningkatnya kuantitas kejadian bencana dari tahun-ke tahun di kabupaten Kulon Progo membuat penaggulangan bencana menjadi perhatian dalam Rencana Pembangunan. Oleh sebab tersebut pemerintah kabupaten kulon progo membentuk Badan Penanggulangan Bencana yang diharapkan menjadi SKPD sentral dalam upaya penanggulangan bencana. Selain meningkatnya kuantitas jumlah kejadian bencana, kabupaten kulon progo ke depan memiliki kompleksitas permasalahan yang meningkat akibat pembangunan, oleh sebab itu upaya penanggulangan bencana juga harus ditingkatkan dengan upaya pendekatan yang strategis. Meskipun ada beberapa rencana kerja tahun 2011 yang sudah terlaksana, secara umum pelaksanaan penanggulangan bencana 2011 bisa dikatakan masih jauh panggang dari api. Masalah di tahun 2011 masih berkutat pada hal-hal terkait kelembagaan.Secara umum, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan segala keterbatasan yang ada (sampai saat ini) sudah bekerja secara maksimal dalam upaya penanggulangan bencana. Ada 13 beberapa mimpi dari upaya penanggulangan bencana di kabupaten kulon progo ke depan. 1) Pengurangan resiko bencana menjadi salah satu acuan penting perencanaan pembangunan. 2) Ada upaya yang terintegrasi dalam pra, saat, dan pasca bencana antara pemerintah, masyarakat dan swasta. 3) Merubah pendekatan responsive menjadi perubahan preventif untuk mengurangi korban, dan kerugian akibat bencana. 2.4.2. Peluang Peluang badan penanggulangan bencana daerah dalam penanggulangan Bencana Di Kabupaten Kulon Progo masih terbuka sangat lebar, banyaknya kejadian bencana sedikit banyak membuat Penanggulangan Bencana menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pembangunan. Perubahan paradigma penanggulangan bencana dari responsive kepada pendekatan preventif yang membuat penanggulangan bencana bisa diupayakan/direncanakan, tidak gobyakan setelah terjadi bencana baru bertindak.Karena hal demikianlah penanggulangan bencana berjalan komprehennsif, simultan, dan handal karena banyak aspek yang bersinggungan langsung dengan bencana. Dampak dari perubahan paradigma tersebut membuat penanggulangan bencana direncanakan secara baik dari tahap Pra Bencana, Pada saat Terjadi Bencana, dan Pasca Bencana. Dalam Tahap Pra Bencana, berupa Program dan kegiatan-kegiatan yang bersifat mitigasi dan pengurangan resiko bencana, mengingat bencana tidak dapat kita hindarkan. Pada saat Terjadi Bencana, Penanggulangan Bencana harus memiliki kapasitas dan sitem yang sudah handal. Kegiatan-kegiatan pada saat Terjadi Bencana berupa kegiatan yang bersifat respon kedaruratan untuk penyelamatan korban, harta benda, dan pemenuhan dasar korban bencana. Setelah semua teratasi, dimulailah Tahap rehabilitasi dan rekonstruksi untuk pemulihan penghidupan 14 dan kehidupan masyarakat. Hal tersebut sebelumnya belum dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan program penanggulangan bencana yang handal adalah: 1) Program pencegahan dini bersifat lintas SKPD dimana semua SKPD diharapkan bisa melaksanakan program tersebut sesuai amanat UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 2) Program tanggap darurat meliputi kedaruratan dan manajemen logistik; 3) Program rehabilitasi dan rekonstruksi berupa fasilitasi rehabilitasi dan rekonstruksi dan pelaksanaaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik sekaligus dalam upaya melakukan mitigasi bencana. 15 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. 3.1. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan sebuah SKPD baru, belum genap setahun menjalankan fungsi penanggulangan bencana.Bisa dikatakan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah memulai tugas penanggulangan bencana bukan saja dari 0 (nol) tetapi beranjak dari – (minus).Berbagai macam kejadian dan dampak bencana sebelum lahirnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah dibebankan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah.Belum lagi kejadian bencana pasca lahirnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga sudah sangat menguras berbagai sumber daya di Badan Penanggulangan Bencana Daerah.Sebagai SKPD baru dengan tugas yang demikian berat.Semuanya dijalani dengan trial dan error. Berbagai permaslahan yang masih dihadapi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah: a. Di aspek kebijakan Penanggulangan Bencana: i. Belum adanya landasan hukum berkait penanggulangan bencana yang komprehensif di kabupaten kulon progo. ii. Sulitnya merubah pendekatan penanggulangan bencana dari pendekatan responsif ke pendekatan preventif. 16 iii. Pengurangan resiko bencana belum menjadi landasan dasar pembangunan padahal hampir semua daerah di kabupaten Kulon progo rentan bencana. iv. Penanggulangan Bencana masih bersifat sektoral dan kondisional, perlu sinkronisasi program dan kegiatan berkait pengurangan resiko bencana. b. Dalam aspek Kelembagaan i. Belum lengkapnya unsure kelembagaan yaitu unsur pengarah. ii. Badan Penanggulangan Bencana Daerah relatif baru berdiri, sehingga masih banyak belajar untuk melaksanakan penanggulangan bencana secara ideal. iii. Belum adanya aspek-aspek penunjang kelembagaan seperti : PUSDALOPS, TRC, dll iv. Masih adanya program kebencanaan di SKPD lain (overlapping) dan tidak sinkron. v. Fungsi Penanggulangan Bencana yang berpindah dari SATLAK PB kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Kulon Progo. c. Dalam aspek Ketugasan: i. Upaya Penanggulangan Bencana masih disikapi dengan cara yang sama dengan ketugasan lain, tidak ada perkecualian. ii. Bencana yang datang tidak terduga, sehingga harus melaksanakan fungsi kesiap-siagaan dan respon tanggap darurat yang mumpuni. iii. Paradigma penanganan bencana yang masih cenderung bersifat responsive sehingga menimbulkan dampak yang besar. iv. Masih minimnya relawan siaga bencana. v. Rehabilitasi dan rekonstruksi yang sekiranya akan membutuhan biaya yang cukup besar. 17 vi. Belum ada dukungan sumber daya yang memadai, jumlah anggaran, prosedur, peralatan, sarana dan prasarana1, personil. vii. Laporan kejadian bencana yang masih belum mutakhir , sehingga menyulitkan proses tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. 3.2. Telaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah “Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa” Visi Kabupaten Kulon Progo merupakan kondisi yang diharapkan dapat memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Untuk Untuk mencapai visi Kabupaten Kulon Progo tahun 2016, maka dirumuskan 6 misi pembangunan sebagai berikut: 1. Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan. 2. Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance. 3. Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat 4. Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah 1 Melengkapi berbagai sarana kebutuhan operasional kantor untuk menunjang penyelesaian ketugasan Penanggulangan Bencana 18 5. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan. 6. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum Oproperasionalisasi tugas dan fungsi BPBD dalam mendukung pencapaian visi pembangunan Kulon Progo 2016 selaras dengan misi ke-2, 5, dan 6. 3.3. Isu strategis Isu-isu strategis penanggulangan bencana: 1. Perubahan paradigma penanggulangan bencana dari responsive ke preventiv, dimana penanggulangan bencana lebih bertitik berat di dalam perencanaan. Penanggulangan bencana lebih bertitik berat pada upayaupaya pengurangan resiko bencana, daripada merespon bencana yang terjadi. 2. Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara sinergis, dan komperhensif, dilakukan baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Penanggulangan bencana adalah tanggung jawab dan kewajiban semua pihak. Tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah / Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara sinergis dan terkoordinasi, sehingga upaya penanggulangan bencana tidak dilakukan secara parsial dan terpotong-potong. Oleh sebab tersebut sangat mendesak untuk diterbitkan payung hukum penanggulangan bencana di kabupaten kulon progo. 3. Perlunya system penanggulangan bencana yang handal. Upaya Penanggulangan bencana harus didukung dengan system yang mampu mengakomodir mulai dari pra bencana, tanggap darurat bencana, sampai tahap rehabilitasi dan rekontruksi bencana. 4. Perlunya kapasitas penanggulangan bencana yang mumpuni. Bencana berdampak besar di lintas sektor dan semua bidang, mengganggu 19 kehidupan dan penghidupan masyrakat. Oleh sebab itu semua lembaga, pihak, dan elemen yang berkait dengan upaya penanggulangan perlu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam menghadapi bencana yang akan terjadi. 5. Terakhir dan terpenting, Penanggulangan bencana hendaknya dijadikan sebuah dasar dalam pembangunan kabupaten kulon progo. Bila melihat rencana pembangunan ke depan, bahwa pusat-pusat pembangunan berada di daerah yang berpotensi terjadi bencana. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah perencanaan pembangunan yang mengurangi kerentanan terhadap ancaman bencana. Jangan sampai pembangunanpembangunan yang dilaksanakan meningkatkan kerentanan akan bencana yang pada akhirnya ketika terjadi bencana terjadi keunduran pembangunan. 20 BAB IV VISI MISI TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan misi SKPD 4.1.1. Visi Mewujudkan Ketangguhan dan Kesiapsiagaan Kulon Progo Dalam Menghadapi Bencana 4.1.2. Misi 1. Melindungi masyarakat dari Ancaman Bencana melalui Pengurangan Resiko Bencana di segala aspek. 2. Membangun Sistem dan penguatan kapasitas Penanggulangan Bencana yang handal. 3. Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Tujuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo adalah mewujudkan ketangguhan Kabupaten kulon Progo dalam menghadapai bencana. Tangguh, dimaknai sebagai kemampuan kabupaten kulon progo untuk mampu melenting dari keterpurukan akibat bencana ke arah pembangunan yang lebih baik. Tujuan tersebut bermuara kepada upaya melindungi masyarakat dari ancaman bencana melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku saar bencana. Serta peningkatan kapasitas dalam rangka menciptakan sisitem penanggulangan bencana yang handal. 21 Sasaran dari tujuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah: 1. terwujudnya kesadaran, kesiapan, dan kemampuan pemerintah, swasta, masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana. 2. Terwujudnya sistem penanganan darurat bencana melalui koordinasi, peningkatan sumber daya pendukung, dan manajemen logistic yang efektif dan efisien. 3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik. 4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD Untukmelindungi masyarakat dari ancaman bencana, setidaknya diperlukan 3 strategi yang didukung formulasi kebijakan yang membuat masyarakat tangguh dan mampu menghadapi bencana. Strategi tersebut adalah: 1) Melindungi masyarakat dari Ancaman Bencana melalui Pengurangan Resiko Bencana di segala aspek. Upaya tersebut harus didukung dengan kebijakan a. Mewujudkan pemerintah, kesiapsiagaan lembaga seluruh swasta, menghadapi ancaman dan kemungkinan komponen masyarakat terjadinya baik dalam bencana secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan. b. Melibatkan masyarakat sebagai subyek dan obyek dalam upaya penanggulangan bencana 2) Membangun Sistem dan penguatan kapasitas Penanggulangan Bencana yang handal dengan kebijakan: a. Mewujudkan masyarakat kepekaan, secara ketangguhan, melembaga dalam dan partisipasi penanggulangan bencana. b. Membangun Jejaring dengan lembaga yang terkait dan kompeten dalam penanggulangan Bencana, baik dari Instansi 22 Pemerintah, swasta, akademisi, TNI/POLRI, maupun NGO nasional maupun internasional 3) Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh dengan kebijakan: a. Melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dalam upaya pemulihan kehidupan dan penghidupan masyarakat. b. Membangun Jejaring dengan lembaga yang terkait dan kompeten dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Bencana. Secara umum stategi BPBD dalam mencapai visi dan misi dapat dijabarkan dalam program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan a. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. b. Kegiatan peningkatan kapasitas penanggulangan Bahaya Kebakaran. 2. Program Pencegahan Dini (Program lintas SKPD) a. Kegiatan pengembangan system kesiapsiagaan bencana b. Kegiatan pengembangan integrasi /sinkronisasi penanggulangan bencana dalam pembangunan c. Program pengembangan system pengurangan resiko bencana d. Kegiatan penguatan / pengembangan kapasitas kelembagaan Penanggulangan Bencana e. Kegiatan Pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat f. Kegiatan sosialisasi dan pemantauan potensi bencana g. Kegiatan gladi lapang / simulasi penanggulangan bencana h. Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data informasi untuk pengurangan resiko bencana i. Pemberdayaan PUSDATIN / PUSDALOPS 23 j. 3. Fasilitasi dan koordinasi pengurangan resiko bencana Program Tanggap Darurat a. Kegiatan pelayanan pertolongan korban bencana b. Pemberdayaan Relawan dalam tanggap darurat c. Kegiatan pengembangan pemenuhan kebutuhan dasar tanggap darurat 4. d. Kegiatan pelayanan kelompok rentan e. Kegiatan penilaian kerusakan, kerugian akibat bencana f. Kegiatan manajemen distribusi logistic dan prasarana g. Fasilitasi dan koordinasi pengelolaan tanggap darurat bencana Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi a. Fasilitasi dan koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi bencana b. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi korban bencana di bidang fisik c. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi korban bencana di bidang non fisik d. Pemberdayaan masyarakat dalam rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana e. Kegiatan pengembangan mutu rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana f. Kegiatan penguatan kearifan local dalam rehabilitasi dan rekonstruksi 24 BAB V INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Rencana Strategis SKPD menjadi sangat penting artinya dalam mengaplikasikan berbagai persoalan pembangunan sebagai wujud nyata dari tanggung jawab pemerintah mengedepankan Development dalam menghadapi perencanaan (CBD) dengan berbagai berbasis pada keterlibatan kebutuhan masyarakat yang masyarakat, Community Base lebih banyak para pelaku-pelaku pembangunan (stake holders) dalam menciptakan Good Governament sesuai dengan ketentuan paradigma baru, yang pada gilirannya akan mampu menciptakan kebijaksanaan yang dampaknya merembes ke bawah (trickle down effect) sehingga keberpihakan pada masyarakat kecil benar-benar dikedepankan. Rencana Strategis nantinya akan dipakai pedoman Rencana Kerja (Renja) SKPD dan mengacu pada RKPD, memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan lagnsung oleh Pemerintah Daerah, maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Rencana Strategis SKPD ditetapkan dengan Peraturan Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah setelah disesuaikan dengan RPJM Daerah.Naskah rancangan Renstra SKPD ini selanjutnya disampaikan kepala SKPD kepada Bappeda untuk di verifikasi. 25 Tabel 6.1 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kondisi Kondisi Kinerja pada NO Indikator Kinerja Target Capaian Setiap Tahun awal periode pada akhir RPJMD Tahun 0 (1) (2) (3) periode Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 1 2 3 4 5 (4) (5) (6) (7) (8) 26 RPJMD (9)