Artikel Pgaruh DPS, Struktur Modal, dan ROI terhadap

advertisement
ARTIKEL
PENGARUH PENYAMPAIAN JASA TERHADAP KEPUASAN
SERTA IMPLIKASINYA PADA CITRA PUSKESMAS
(Suatu Survei pada Pasien Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis)
IRFAN PERMANA
NPM : 138 020 185
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
“Pengaruh Penyampaian Jasa Terhadap Kepuasan Serta Implikasinya pada Citra
Puskesmas (Suatu Survei pada Pasien Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten
Ciamis)”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan,
kepuasan dan citra khususnya Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis
dan Puskesmas di Kabupaten Ciamis pada umumnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan verifikatif.
Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan
kuesioner disertai dengan teknik observasi dan kepustakaan, teknik sampling
menggunakan consecutive sampling. Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan
pada tahun 2016. Teknik analisis data menggunakan Analisis Jalur (Path
Analysis).
Hasil penelitian menunjukan bahwa penyampaian jasa yang terdiri dari sub
variabel dukungan fasilitas fisik dan dukungan sumber daya manusia
berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Puskesmas DTP Panawangan
Kabupaten Ciamis baik secara parsial maupun simultan dan kepuasan pasien
berpengaruh terhadap citra selanjutnya penyampaian jasa berpengaruh terhadap
citra melalui kepuasan pasien di Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis.
Kata Kunci : Penyampaian Jasa, Kepuasan Pasien dan Kepercayaan Pasien
1
2
I. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah merupakan hak dan investasi bagi semua warga negara
Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum
dalam UUD 1945, Pasal 27 ayat kedua dimana tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Berdasarkan pada hal di atas, maka semua warga negara tanpa kecuali
mempunyai hak yang sama dalam penghidupan, kesehatan dan pekerjaan.
Penghidupan ini mengandung arti hak untuk memperoleh kebutuhan materiil,
seperti : pangan, sandang dan papan yang layak dan juga kebutuhan lainnya,
seperti : kesehatan, kerohanian, dan lain-lain.
Kesehatan merupakam investasi bagi masyarakat, sebab kesehatan
merupakan modal dasar yang sangat diperlukan oleh segenap masyarakat untuk
dapat beraktifitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing,
sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
keluarga. Namun bila kondisi kesehatan bermasalah bukan tidak mungkin seluruh
harta dan kekayaan akan habis digunakan untuk memperoleh kesehatan tersebut.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2009 tentang
Pokok-Pokok Kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan rakyat adalah salah satu
modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa dan mempunyai
peranan penting dalam penyelesaian kehatan nasional dan penyusunan masyarakat
sosialis Indonesia. Sehingga pemerintah harus mengusahakan bidang kesehatan
dengan sebaik-baiknya, yaitu : menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai
dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat umum.
Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
terwujud derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang
menyeluruh, terpadu dan merata yang dapat diterima dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat (SKN, 2009).
Kualitas kesehatan masyarakat Indonesia selama ini sebagaian besar
tergolong rendah, terutama pada masyarakat miskin. Mereka cenderung kurang
memperhatikan kesehatan mereka, hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat
pemahaman mereka akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan.
Pemeliharaan dan perlindungan kesehatan sangatlah penting untuk
mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan yang tinggi. Namun kenyataan
rendahnya derajat kesehatan masyarakat disebabkan oleh ketidak mampuan
mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, karena mahalnya biaya
kesehatan yang harus dibayar oleh masyarakat.
Tingkat kemiskinan pada kebanyakan masyarakat Indonesia relatif tinggi,
menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan
kesehatan yang tergolong masih mahal. Banyak penelitian yang menyatakan
bahwa kesehatan berbanding terbalik dengan kemiskinan, dimana makin tinggi
tingkat kemiskinan masyarakat, maka masalah kesehatan masyarakat akan
semakin rendah.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PERMenkes) Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa Pusat
3
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan, selanjutnya Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam Sistem Kesehatan Nasional Tahun
2012, Puskesmas adalah sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
dengan mempunyai 3 fungsi, yakni sebagai berikut : pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
dan pusat pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas peneliti tertarik untuk
mengetahui dan meneliti lebih lanjut tentang dukungan fasilitas fisik dan sumber
daya manusia, kepuasan pasien hubungannya dengan citra. Judul penelitian yang
diajukan adalah : “Pengaruh Penyampaian Jasa Terhadap Kepuasan Serta
Implikasinya pada Citra Puskesmas (Suatu Survei pada Pasien Puskesmas
DTP Panawangan Kabupaten Ciamis)”.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan permasalahanpermasalahan yang akan diteliti, sedangkan rumusan masalah menggambarkan
permasalahan yang tercakup didalam penelitian terhadap penyampaian jasa yang
terdiri dari dukungan fasilitas fisik dan sumber daya manusia, kepuasan dan citra.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan fasilitas pelayanan menurut beberapa pasien rumit.
2. Pasien menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
3. Ruang tunggu yang kurang nyaman.
4. Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas DTP Panawangan Tahun 2015 sebesar
76,33% termasuk kelompok III yaitu kurang.
5. Kurang percaya terhadap kemampuan dokter dalam memanfaatkan alat-alat
kedokteran yang canggih.
6. Kurang percaya terhadap kejujuran dokter dalam menyampaikan informasi ke
pasien.
7. Waktu penyerahan obat terlalu lama serta belum mampu membuat sistem
peresepan on line lewat komputer.
8. Puskesmas yang belum consumer oriented, belum memberikan kemudahan
akses pelayanan bagi pasien.
9. Ketidaktepatan diagnosis, dan jarang berkomunikasi dengan dokter.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bagaimana persepsi pasien tentang penyampaian jasa yang terdiri dari
dukungan fasilitas fisik dan sumber daya manusia di Puskesmas DTP
Panawangan Kabupaten Ciamis.
Bagaimana kepuasan pasien di Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten
Ciamis.
Bagaimana citra Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis.
Seberapa besar pengaruh penyampaian jasa yang terdiri dari dukungan
fasilitas fisik dan sumber daya manusia terhadap kepuasan pasien di
Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis secara simultan dan parsial.
Seberapa besar pengaruh kepuasan pasien terhadap citra Puskesmas DTP
Panawangan Kabupaten Ciamis.
Seberapa besar pengaruh penyampaian jasa terhadap kepuasan pasien serta
implikasinya pada citra Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalis :
1. Persepsi pasien tentang penyampaian jasa yang terdiri dari dukungan fasilitas
fisik dan sumber daya manusia di Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten
Ciamis.
2. Kepuasan pasien di Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis.
3. Citra Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis.
4. Besarnya pengaruh penyampaian jasa yang terdiri dari dukungan fasilitas
fisik dan sumber daya manusia terhadap kepuasan pasien di Puskesmas DTP
Panawangan Kabupaten Ciamis secara simultan dan parsial.
5. Besarnya pengaruh kepuasan pasien terhadap citra Puskesmas DTP
Panawangan Kabupaten Ciamis.
6. Besarnya pengaruh penyampaian jasa terhadap kepuasan pasien serta
implikasinya pada citra Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil analisis diharapkan dapat diperoleh manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis.
Manfaat Teoritis
1. Diharapkan berguna untuk pengembangan ilmu manajemen utamanya
manajemen rumah sakit tentang penyampaian jasa yang terdiri dari dukungan
fasilitas fisik dan sumber daya manusia, kepuasan dan citra Puskesmas.
2. Diharapkan dapat menambah wawasan tentang ilmu manajemen khususnya
manajemen rumah sakit serta lebih memahami masalah secara objektif,
ilmiah dan rasional tentang pelayanan kesehatan.
Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan.
5
2.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan, kepuasan dan
citra Puskesmas khususnya Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis
dan Puskesmas di Ciamis pada umumnya.
II. KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Kerangka Pemikiran
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan sebagai fasilitas
pelayanan publik yang mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dengan pelayanan yang komprehensif melalui upaya pencegahan penyakit,
pembinaan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kondisi kesehatan.
Rumah sakit dibandingkan dengan industri lainnya mempunyai perbedaan, yaitu
dalam hal menyelenggarakan pelayanan kesehatan, rumah sakit memberikan
pelayanan kesehatan yang merupakan suatu proses pelayanan kepada pasien.
Pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan bentuk pelayanan jasa.
Kualitas jasa dapat diwujudkan melalui pemenuhan keinginan dan
kebutuhan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan. Dari definisi tadi bahwa ada dua faktor utama yang
mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan dan jasa yang dirasakan.
Bila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan jasa yang diharapkan maka
kualitas jasa dipersepsikan baik. Sebaliknya bila jasa yang diharapkan tidak sesuai
dengan jasa yang diterima maka persepsi kualitas jasa dipersepsikan buruk. Oleh
karena itu baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa
dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
Sebagai institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah, salah satunya
rumah sakit, kualitas pelayanan menjadi sorotan masyarakat, sehingga
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan menjadi sebuah tuntutan yang harus
dilaksanakan. Peningkatan kualitas pelayanan ini baik dari sisi fasilitas fisik, alat
yang tersedia dan sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas, hal
ini akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Dengan demikian rumah sakit
harus mengutamakan kepuasan pasiennya sebagai pengguna jasa.
Physical support dan contact personnel merupakan dua komponen yang
saling berhubungan. Pada saat penyampaian jasa, pemberi jasa berhadapan
langsung dengan konsumen (front office), maka persepsi yang diberikan
konsumen sangat berbeda-beda, karena persepsi bersifat subjektif dan sangat
tergantung dari kondisi keadaan yang dirasakannya pada saat melakukan kontak
layanan. Kotler dan Keller (2012:163) menyatakan inanimate environment dan
contact personnel merupakan dua komponen yang saling berhubungan, sedangkan
menurut Lovelock dan Wright (2012:53), intensitas interaksi dalam penyampaian
jasa yang berlangsung dengan kontak yang tinggi membutuhkan interaksi yang
signifikan antara pelanggan, petugas serta peralatan dan fasilitas jasa. Heskett et.
al dalam Tjiptono (2012:154) menyatakan bahwa sistem penyampaian jasa
dibentuk oleh, 1) dukungan sistem informasi, 2) lokasi perusahaan, 3) suasana
6
tempat pelayanan/dekorasi, 4) tata ruang, 5) manajemen penanganan pelanggan,
6) kesopanan pelanggan, 7) peralatan dan kebijakan perusahaan.
Citra (image) adalah kepercayaan, ide dan impresi seseorang terhadap
sesuatu Kotler dan Keller (2012) Citra suatu perusahaan merupakan faktor yang
sering mempengaruhi keputusan pembelian. Andreassen dan Lindestad (2008)
menyatakan bahwa citra mempengaruhi kepuasan pelanggan melalui efek
penyeleksian. Sementara itu, Da Silva et al. (2003) menyatakan bahwa citra
berkorelasi dengan kepuasan pelanggan. Atas dasar pengalaman yang telah
dimiliki konsumen (pasien), mereka akan memberikan penilaian dan evaluasi
seluruh kinerja layanan rumah sakit.
Menurut Gronroons (2010) pengalaman dalam menggunakan jasa
merupakan sebuah fungsi dari dua dimensi kualitas yaitu technical quality adalah
apa yang diperoleh pelanggan sebagai hasil dari transaksi antara penyedia dan
pengguna jasa dan functional quality adalah bagaimana pelanggan memperoleh
jasa tersebut. Dua model dimensi kualitas jasa tersebut menentukan citra
perusahaan, hal ini karena adanya pengaruh persepsi pelanggan akan kualitas jasa
tersebut. Persepsi pelanggan tersebut merupakan hasil penilaian pelanggan
terhadap perbandingan antar jasa yang dirasakan dan diharapkan.
Hubungan Dukungan Fasilitas Fisik dengan Sumber Daya Manusia
Physical support dan contact personnel merupakan dua komponen yang
saling berhubungan. Pada saat penyampaian jasa, pemberi jasa berhadapan
langsung dengan konsumen (front office), maka persepsi yang diberikan
konsumen sangat berbeda-beda, karena persepsi bersifat subjektif dan sangat
tergantung dari kondisi keadaan yang dirasakannya pada saat melakukan kontak
layanan. Kotler dan Keller (2012:163) menyatakan inanimate environment dan
contact personnel merupakan dua komponen yang saling berhubungan, sedangkan
menurut Lovelock dan Wright (2012:53), intensitas interaksi dalam penyampaian
jasa yang berlangsung dengan kontak yang tinggi membutuhkan interaksi yang
signifikan antara pelanggan, petugas serta peralatan dan fasilitas jasa. Heskett et.
al dalam Tjiptono (2012:154) menyatakan bahwa sistem penyampaian jasa
dibentuk oleh, 1) dukungan sistem informasi, 2) lokasi perusahaan, 3) suasana
tempat pelayanan/dekorasi, 4) tata ruang, 5) manajemen penanganan pelanggan,
6) kesopanan pelanggan, 7) peralatan dan kebijakan perusahaan.
Jasa Puskesmas pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi people based
service dan equipment based service, diharapkan Puskesmas terus berupaya
meningkatkan kemampuan petugasnya, dalam melayani pelanggan, menyediakan
peralatan, meliputi bangunan, peralatan pendukung operasional, menciptakan
keunggulan pelayanan meliputi pelayanan yang terintegrasi yang ditujukan untuk
memberikan kemudahan, ketepatan, keamanan dan kecepatan pelayanan dan
kehandalan karyawan, khususnya karyawan operasional yang terlibat langsung
dengan pelanggan, maupun karyawan yang ada dibelakang dalam memberikan
pelayanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Lovelock dan Wright
(2012:55)
7
Pengaruh Dukungan Fasilitas Fisik Terhadap Kepuasan
Peningkatan penyampaian jasa (service delivery) yang diterapkan oleh
pihak Puskesmas akan memudahkan upaya peningkatkan citra, kepuasan
pelanggan dan kepercayaan. Kotler dan Kelller (2012:305) menyatakan bahwa
inanimate environment dan contact personnel berpengaruh terhadap kepiasan
pelanggan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Horrison dan Shaw (2011:23)
bahwa fasilitas dan pelayanan yang diberikan staf berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Shamdasani dan Balakrishnan (2010) menemukan bahwa contact
personnel dan physical environment mempengaruhi kepuasan dan kepercayaan
pelanggan.
Pengaruh Dukungan Sumber Daya Manusia Terhadap Kepuasan
Mehta et.al (2009) menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap
personel. Zulganef (2009) secara tegas menggunakan people, process dan physical
evidence dalam hubungannya dengan kepuasan. Zulganef menemukan bahwa
sikap terhadap pegawai merupakan prediktor yang signifikan bagi kepuasan,
namun process dan physical evidence bukan merupakan predictor yang
signifikan. Moutinho dan smith (2010) dari hasil studinya menemukan bahwa
sikap terhadap pegawai memiliki efek positif terhadap kepuasan. Demikan pula,
studi taylor et.al (2010) serta Olurunivuwo et al. (2006) menunjukkan adanya efek
positif dari sikap pegawai terdapat kepuasan pelanggan. Di dalam hal ini berarti
bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaaan yang dapat
dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan
akan dipakai untuk memuaskan konsumen.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa contact personnel yaitu semua
petugas medis, paramedis dan non medis yang ikut terlibat dalam penyampaian
jasa akan mempengaruhi kepercayaan pelanggan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Hal ini sesuai dengan penelitian Shamdasani dan Balakrishnan
menemukan bahwa contact personnel secara langsung mempengaruhi
kepercayaan pelanggan (Shamdasani dan Balakrishnan, 2010:399).
Pengaruh Kepuasan Terhadap Citra
Ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi
harapan pelanggan. Kepuasan pelanggan akan mempengaruhi citra perusahaan
dan switching barrier (Mardalis, 2010), lebih lanjut Aydin (2011) menjelaskan
bahwa citra perusahaan berasal dari suatu fungsi pengalaman konsumsi konsumen
dan kepuasan pelanggan secara langsung mempengaruhi persepsi terhadap
perusahaan atau citra perusahaan.
Fahmi (2013) dalam Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 12
menyatakan Kepuasan merupakan tingkat perasaan setelah membandingkan
kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya. Harapan pelanggan merupakan
keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk. Harapan
terbentuk dari pengalaman penggunaan produk atau jasa tersebut, kebutuhan,
individu, komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) dan aktivitas-aktivitas
pemasaran yang dilakukan perusahaan. Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah
persepsi pelanggan terhadap apa yang diterimanya setelah mengkonsumsi produk
8
atau jasa yang dibeli. Hasil pengujian menunjukkan kepuasan berpengaruh
signifikan dan positif terhadap citra. Kondisi ini mencerminkan bahwa semakin
tingkat kepuasan seseorang akan semakin meningkatkan citra perusahaan dimata
mereka mereka.
Pengaruh Penyampaian Jasa Terhadap Citra
Schmitt et.al. (2005) yang dikutip oleh Nguyen dan Leblanc (2009:246)
bahwa lingkungan fisik dan contact personnel merupakan elemen yang
berpengaruh terhadap citra perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nguyen
dan Leblanc (2009:257) juga menemukan bahwa lingkungan fisik dan contact
personnel merupakan elemen yang penting dalam sistem penyampaian jasa dan
berpengaruh terhadap citra perusahaan.
Menurut Gronroons (2010) pengalaman dalam menggunakan jasa
merupakan sebuah fungsi dari dua dimensi kualitas yaitu technical quality adalah
apa yang diperoleh pelanggan sebagai hasil dari transaksi antara penyedia dan
pengguna jasa dan functional quality adalah bagaimana pelanggan memperoleh
jasa tersebut. Dua model dimensi kualitas jasa tersebut menentukan citra
perusahaan, hal ini karena adanya pengaruh persepsi pelanggan akan kualitas jasa
tersebut.
Berdasarkan kerangka pemikiran pengaruh penyampaian jasa yang terdiri
dari dukungan fasilitas fisik dan sumber daya manusia terhadap kepuasan pasien
serta implikasinya terhadap citra, maka dapat digambarkan sebagai berikut :
Tjiptono (2012:154)
Kotler dan Keller (2012)
PENYAMPAIAN
JASA
Horrison dan Shaw (2011:23)
Shamdasani dan Balakrishnan (2010)
Dukungan Fasilitas
Fisik
KEPUASAN
PASIEN




Dukungan Sumber
Daya Manusia
Lovelock (2012:60)
Kecepatan
Ketepatan
Keramahan
Kenyamanan
Tjiptono (2012:58)
Zulganef (2009)
Moutinho dan smith (2010)
Gambar 1
Paradigma Penelitian
(Mardalis, 2010)
Aydin (2011)




CITRA
Reputation
Recognition
Affinity
Brand
loyality
Gronroos
(2010:201)
9
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan berdasarkan teori-teori para
ahli diatas, maka penulis mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh dukungan fasilitas fisik dan sumber daya manusia
terhadap kepuasan pasien baik secara simultan dan parsial.
2. Terdapat pengaruh kepuasan pasien terhadap citra.
3. Terdapat pengaruh penyampaian jasa terhadap kepuasan pasien serta
implikasinya pada citra.
III. METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis
statistik deskriptif dan verifikatif. Teknik analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mengdeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono
2014:147).
Metode penelitian menurut Malhorta (2007:78) bahwa penelitian deskriptif
dapat dilakukan untuk menggambarkan karakteristik kelompok yang relevan
dengan penelitian, mengestimasi presentasi unit yang dispesifikan dalam populasi,
menunjukan suatu perilaku tertentu, menentukan persepsi atas karakteristik suatu
produk, menentukan tingkat keterkaitan variabel pemasaran, serta membuat suatu
prediksi khusus.
Statistik deskriptif untuk mengetahui bagaimana penyampaian jasa,
kepuasan dan citra Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis. Sedangkan
metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa “metode
verifikatif” yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji
suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat
lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Sifat verifikatif adalah ingin menguji kebenaran pada suatu hipotesis,
penelitian dengan menggunakan uji statistik yang relevan yang dilaksanakan
melalui pengumpulan data dilapangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penyampaian jasa yang terdiri dari dukungan fasilitas fisik dan sumber
daya manusia terhadap kepuasan serta implikasinya terhadap citra berdasarkan
data kuantitatif yang dikumpulkan melalui kuisioner yang disebarkan kepada
pasien di Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis, kemudian data ini
akan dilakukan analisis statistik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah diuraikan pada
hipotesis, dapat dikatakan bahwa masing-masing variabel yaitu dukungan fasilitas
fisik dan dukungan sumber daya manusia berpengaruh terhadap kepuasan pasien
baik secara parsial maupun simultan dan kepuasan pasien berpengaruh terhadap
10
citra selanjutnya penyampaian jasa berpengaruh terhadap citra melalui kepuasan
pasien, untuk lebih memperjelas pengaruh dan hasil analisis dari masing-masing
variabel dukungan fasilitas fisik (X1), dukungan sumber daya manusia (X2),
kepuasan pasien (Y) dan citra (Z) dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini :
Dukungan Fasilitas
Fisik
(X1)
0.530
Kepuasan
Pasien
(Y)
0.785
Dukungan Sumber
Daya Manusia
(X2)
0.495
0.470
0.869
R2YX1X2 = 0.7191
Citra
(Z)
R2ZY = 0.7552
0.427
Gambar 2
Model Analisis jalur Secara Keseluruhan
V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan
1. Persepsi pasien tentang penyampaian jasa yang terdiri dari sub variabel
dukungan fasilitas fisik dan sumber daya manusia di Puskesmas DTP
Panawangan Kabupaten Ciamis diinterpretasikan dalam kriteria cukup baik.
Apabila dibandingkan antara sub variabel, maka sub variabel dukungan
sumber daya manusia memberikan gambaran yang paling baik sedangkan sub
variabel dukungan fasilitas fisik memberikan gambaran yang paling rendah.
Terdapat beberapa indikator disarankan menjadi fokus perbaikan walaupun
secara umum penyampaian jasa cenderung cukup baik, yaitu mengenai
Puskesmas kurang memiliki dokter ahli, pendokumentasian data riwayat
penyakit pasien jarang dilakukan, dan penyampaian informasi jasa/pelayanan
Puskesmas kurang jelas.
2. Kepuasan pasien di Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis diukur
dengan dimensi kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan berada
pada kriteria cukup puas. Apabila dibandingkan antara dimensi, maka
dimensi ketepatan memberikan gambaran yang paling baik sedangkan
dimensi kenyamanan memberikan gambaran yang paling rendah. Terdapat
beberapa indikator disarankan menjadi fokus perbaikan walaupun secara
umum kepuasan pasien cenderung sudah cukup puas, yaitu mengenai ruang
periksa pasien nyaman, dokter cepat tanggap dalam melayani pasien, dan
ruang tunggu pasien nyaman.
11
3.
Citra Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis diukur dengan
dimensi reputation, recognition, affinity, dan brand loyality diinterpretasikan
dalam kriteria cukup baik. Terdapat beberapa indikator disarankan menjadi
fokus perbaikan walaupun secara umum citra Puskesmas cenderung cukup
tinggi yaitu mengenai kurang percaya Puskesmas memberikan pelayanan
yang terbaik, dan pelayanan kesehatan Puskesmas kurang memiliki reputasi
yang baik di masyarakat
4. Besarnya pengaruh penyampaian jasa yang terdiri dari dukungan fasilitas
fisik dan sumber daya manusia terhadap kepuasan pasien di Puskesmas DTP
Panawangan Kabupaten Ciamis secara simultan dan parsial, yaitu sebagai
berikut :
a. Besarnya pengaruh parsial dukungan fasilitas fisik terhadap kepuasan
pasien baik pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 37.84%.
b. Besarnya pengaruh parsial dukungan sumber daya manusia terhadap
kepuasan pasien baik pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar
34.07%.
c. Pengaruh secara bersama-sama (simultan) dukungan fasilitas fisik dan
dukungan sumber daya manusia terhadap kepuasan pasien adalah
sebesar 71.91%, pengaruh variabel lain di luar variabel yang diteliti yaitu
sebesar 28.09% diantaranya adalah kualitas pelayanan kesehatan.
5. Besarnya pengaruh kepuasan pasien terhadap citra Puskesmas DTP
Panawangan Kabupaten Ciamis yaitu sebesar 75.52%.
Besarnya pengaruh penyampaian jasa terhadap kepuasan pasien serta
implikasinya pada citra Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis sebesar
82.93%. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh tidak langsung penyampaian jasa
terhadap citra melalui kepuasan pasien lebih besar dibandingkan dengan pengaruh
langsungnya
Rekomendasi
1. Penyampaian jasa menurut pasien di Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten
Ciamis berada pada kriteria cukup baik, namun masih perlu perbaikan dalam
hal pendokumentasian data riwayat penyakit pasien dan ketersediaan dokter
ahli. Untuk itu pihak Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis harus
menambah jumlah dokter yang sudah ada serta memiliki kualifikasi dokter
ahli tertentu.
2. Kepuasan pasien di Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis berada
pada kriteria cukup puas, namun masih perlu perbaikan dalam hal ruang
periksa pasien kurang nyaman dan dokter kurang cepat tanggap dalam
melayani pasien. Perawat harus sering membersihkan ruang periksa pasien
maksimal tiga kali sehari, agar ruangan terlihat lebih bersih dan rapi dan
dokter harus lebih memperhatikan ketepatan waktu dengan datang cepat
merespon kebutuhan untuk memberikan pelayanan/tindakan bilamana
diperlukan/pasien.
Pihak Puskesmas diharapkan terus meningkatkan sarana, prasarana dan
kesehatan lingkungan rumah sakit serta memelihara dan memperbaiki
fasilitas yang telah ada, seperti pengadaan alat-alat medis dan penunjang
12
3.
4.
5.
6.
7.
medis, perbaikan fasilitas di ruang rawat inap dan kebersihan lingkungan
Puskesmas.
Citra Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis berada pada cukup,
namun masih perlu perbaikan dalam hal ruang periksa pasien, cepat tanggap
dalam melayani pasien, dan ruang tunggu pasien. Pihak Puskesmas harus
melakukan service recovery terhadap keluhan atau komplain pasien dengan
cepat, sehingga tidak menimbulkan kemarahan dari pasien, untuk menangani
keluhan pasien dengan cepat perusahaan bisa membentuk program customer
care dan menjaga kebersihan di seluruh wilayah gedung Puskesmas, baik di
bagian dalam sampai di halaman Puskesmas.
Membuat standar operasional prosedur (SOP) mengenai pelayanan dalam
memperkenalkan diri perawat sebelum memberikan pelayanan keperawatan
di awal pergantian regu jaga dan puskesma dapat memperbanyak pelatihan
kepada perawat tentang tata cara menangani keluhan yang disampaikan oleh
pelanggan secara sopan dan bertanggung jawab, seperti pelatihan
kepribadian, pelatihan interpersonal dan pelatihan komunikasi dengan
menitikberatkan pada point pemberian pelayanan keperawatan yakni perilaku
caring.
Penyampaian jasa berpengaruh terhadap kepuasan pasien baik secara parsial
dan simultan, dengan demikian Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten
Ciamis harus bisa meningkatkan penyampaian jasa dengan memperhatikan
lebih seksama faktor fasilitas fisik dan sumber daya manusia yang tersedia.
Dukungan fasilitas fisik berpengaruh besar yang signifikan terhadap
kepuasan pasien, dengan demikian Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten
Ciamis harus bisa meningkatkan kepuasan pasien dengan memperhatikan
lebih seksama faktor penyediaan fasilitas fisik dan kenyamanan.
Kepuasan pasien berpengaruh terhadap citra Puskesmas, dengan demikian
Puskesmas DTP Panawangan Kabupaten Ciamis harus bisa meningkatkan
citra dengan memperhatikan lebih seksama faktor kecepatan, ketepatan
keramahan, dan kenyamanan.
Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengukur pengaruh kualitas
pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas dan harga sebagai bahan
pembanding tambahan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2012. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung,
Alfabeta.
Andersen, T, Wallin and Lindestad B, 2008, Customer Loyalty and Complex
Services, dalam International Journal of Service Industry Management,
Vol 9 No 1, hlm. 7-23.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka
Cipta.
13
Aydin, S. and Ozer, G. 2011. The Analysis Of Antecedents Of Customer Loyalty
In The Turkish Mobile Telecommunication Market, European Journal Of
Marketing, Vol. 39 No 7, pp. 910-125..
Belanger, Charles, Joan Mount and Mathew Wilson, 2002, Institutional Image and
Retention. Tertiary Education and Managemenet 8: 217-230
Bloemer, J. Ruyter and Wetzel, M. 2008. On The Relationship Between Perceived
Service Quality, Service Loyalty and Switching Cost International
Journal of Industry Managemen, 107 (5); 57-62.
Cooper,P.D. 2019. Health Care Marketing : a Foundation for Managed Quality.
Gaithersburg, Maryland : Aspen Publisher. Inc : 1-331.
Cravens, David W., 2011, Strategic Marketing, Sixth Edition, Irwin McGraw-Hill,
Boston.
Donelly, Jr, James & Peter, Paul. J, 2011, Marketing Management;Knowledge
and Skill. Mac. Graw-Hill Higher Education.
Fahmi, Mohamad. 2012. Pengaruh Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Honda
Terhadap Citra Perusahaan PT AHM. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen
Vol. 2 No. 12.
Fecikova, Ingrid, 2010, An Index Method for Measurement of Customer Satisfaction,
TQM Magazine, 16(1), 57-68.
Fitzsimmons, James A., and Mona JF., 2011, Service Management For
Competitive Advantage. Singapore, Mc-Graw Hill, Inc.
Goncalves, Karen P., 2010, Service Marketing A. Strategy Approach. Prentice
Hall, Upper Sadle River;New Jersey.
Gronroos C. 2010. Service Management and Marketing. Lexington, MA:
Maquarie Books.
Gronroos, Christian, 2006, The Perceived Service Quality Concept a Mistake ?
Journal of Managing Service Quality, Vol. 11. No. 3, pp 150-152, MCB
University Press, London.
Hidajahningtyas, Nurullah. 2013. Pengaruh Citra Poliklinik Eksekutif Rumah
sakit Daerah dr. Soebandi Kabupaten Jember. Jurnal Vol XII No. 1/2013.
Horrison & Shaw, 2011, “ Healthscapes: The Role of Facility and Physical
Environment on Consumer Attitudes, Satisfaction, Quality assessments,
and Behaviors”, Health Care Management Review 20: 48-60.
Istijanto. 2012. Aplikasi Praktis: Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 tahun 2004
tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2012, Marketing Management, 14th
Edition, Pearson Education Limited, England.
______________________________, 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga
belas, Jilid I dan II, Alih Bahasa Bob Sabran, Indeks, Jakarta
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Prenhallindo.
14
Kotler, Philip dan Gary Armstrong., 2010, Principles Of Marketing, 14th Edition,
PrenticeHall Pearson, USA.
Kurtz, David L., Kenneth E. Clow, 2012. Service Marketing, First edition, USA :
John Wiley & Sons, Inc.
Lita, P.Pr, 2011. Pengaruh Sistem Penyampaian Jasa terhadap citra Rumah Sakit
dan dampaknya terhadap Kepercayaan Pelanggan pada Rumah Sakit
Umum Sumatera Barat, Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana
Universitas Padjadjaran, Bandung.
LeBalnc and Nha Nguyen, 2009. Ceus Use by Customer Evaluating Corporate
Image in Service Firm. International Journal of Service Industry
Management. 7(2). 44-56.
Lovelock, H Cristopher and Wright K Lauren, 2012. Manajemen Pemasaran Jasa.
Alih Bahasa Agus Widyantoro. PT. Indeks.
Mautinho, L.,Smith, A, 2010. Modelling Bank Customer Satisfaction Through
Mediation of Attitudes Towards Human and Automated Banking,
International Journal of Bank Marketing, 18/3, 124-134.
Malhotra, Naresh K. 2007. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Jilis I, Jakarta :
PT. Index.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2011. Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan Keempat,
Penerbit Refika Aditama, Jakarta.
----------------------------------------, 2009. Manajemen Sumber Daya Manuasia
Perusahaan, Penerbit Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Manullang, M. 2010. Managemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Mardalis, Ahmad. 2010. Meraih Loyalitas Pelanggan, Jurnal Bisnis dan
Manajemen Universitas Muhamadiah solo (Benefit), Vol 9, N0 2, pp
111-118.
Mashuri. 2008. Penelitian Verifikatif. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi.
Payne, Andrian. 2010. Pemasaran Jasa. Diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono. Y
ogyakarta: Andi.
Payne, Adrian. Penne Frow. 2008. Customer Relationship Management: From
Strategy To Implementation, Conference: Business Interaction,
Relationships and Networks. pp 8 -93.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PERMenkes) Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Porter,S.S., Claycomb,C. 2010. The Influence of Brand Recognation on Retail
Store Image. Journal of Prod. Brand Management.
Riduwan dan Engkos. 2014. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur.
Bandung: ALFABETA.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani, 2012. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ruslan, Rosady, 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi
Konsepsi dan Aplikasi, Cetakan Keenam, Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Grafindo Persada.
15
Rust, Roland T. Anthony J. Zahorik, Timothy L. Keiningham, 2000, Service
Marketing, New York : Harper Collins College Publihers : New York.
Saladin, Djaslim, 2011. Intisari Pemasaran dan Unsur-Unsur Pemasaran, Cetakan
Keempat, Linda Karya, Bandung.
Shamdasani, Prem N and Audrey Balakrishnan, 2010, “Determinants of
Relationship Quality and Loyalty in Personalized Services”, Asia Pacific
Journal of Management 17: 399-22.
Shankar, Venkatesh, Amy K. Smith, and Arvind Rangaswamy. 2011, Customer
Sastifaction and Loyalty in Online and Offline Environments,
International Journal of Research in Marketing, 20 (2), 153-175.
Soderlund, Magnus, 2010. The Retrospective and the Prospective Mind and the
Temporal Framing of Customer Satisfaction, European Journal of
Marketing, 37 (10), 1375-1389.
Stoner, James.A.F. 2010. Management, Prentice Hall International,Inc Englewood
Cliffs, New York.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Sutojo, Siswanto, 2012. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: Damar Mulia
Pustaka
Tjiptono Fandy. 2012. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Anggota IKAPI
Jatim.
Tjiptono Fandy & Gregorius, Dadi. 2008. Pemasaran Strategis. Yogyakarta : Andi
Offset.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan.
Walker C, Orville and John W Mullins. 2010. Marketing Management : A
Strategic Decision- Making Approach 7th Edition, The McGraw Hill
Companies, New York USA.
Widyantoro, 2005. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga, Edisi Ketiga, Penerbit
Tarsito, Jakarta.
Wu, C. 2011. “The Impact of Hospital Brand Image on servive Quality, Patient
Satisfaction and Loyalty” Journal of Business Management Vol. 5(12),
pp. 4873-4882
Zeithaml, Bitner and Gremler. 2010. Services Marketing: Integrating Customer
Focus Across the firm. Fifth edition. New York. Mc. Graw Hill
international Edition.
Zeithaml, Valerie A., and Marie Jo Bitner. 2009. Service Marketing.
McGrawhill:New York.
Download