2.812 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DI SD NEGERI KOTAGEDE 5 YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF SOCIAL CARE CHARACTER EDUCATION IN SD N KOTAGEDE 5 YOGYAKARTA Oleh: Ahsan Masrukhan, PSD/PGSD [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial di SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial dilakukan melalui; (1) pengembangan diri berupa kegiatan rutin dengan infaq, guru memberikan keteladanan berupa contoh langsung, guru juga melaksanakan kegitan spontan dengan menegur siswa yang acuh dengan teman, serta melalui pengkondisian dengan memasang tata tertib, kode etik siswa dan poster berkatian dengan peduli sosial, guru juga mengkondisikan kelas dengan kerja kelompok; (2) pengintegrasian karakter peduli sosial dalam materi pelajaran; dan (3) pengembangan budaya sekolah dilaksanakan dengan kegiatan sekolah sesuai dengan indikator karakter peduli sosial. Kata kunci: pendidikan karakter, karakter peduli sosial Abstract This research aims at describing the implementation of social care character education in SD N Kotagede 5 Yogyakarta. This research is a qualitative descriptive study . Subjects were principals, teachers, and students. This study used data collection techniques such as observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques used data reduction, data display, and conclusion. The validity of data used triangulation techniques. The results show that the implementation of social care character education done through; (1) the development of self in the form of regular activities with infaq, teachers provide exemplary form of a direct example, teachers also carry out the activity of spontaneous to admonish students who are unconcerned with friends, as well as through conditioning by installing the regulations and poster related with social care, teachers also conditioned classroom with group work; (2) the integration of social care character in the subject matter; and (3) development of school culture carried out with school activities which according to the indicators of social care character value. Keywords : character education , social care character PENDAHULUAN Pendidikan merupakan unsur yang masyarakat dan mengembangkan individu sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari menuju manusia yang kehidupan manusia. Pendidikan diharapkan bermartabat. Hal ini sesuai dengan tujuan mampu memberikan perubahan dan kemajuan pendidikan nasional dalam Undang Undang pada diri manusia. Pendidikan merupakan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas sarana dan media yang sangat berperan dalam yang pembentukan keperibadian dan kecerdasan nasional berfungsi untuk mengembangkan manuisa. Pendidikan ini merupakan sarana kemampuan dan membentuk watak serta untuk melestarikan nilai-nilai yang ada dalam peradaban bangsa yang bermartabat dalam menyebutkan lebih bahwa baik dan pendidikan Pelaksanaan Pendidikan Karakter .... (Ahsan Masrukhan) 2.813 rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Negeri menuturkan kepada penulis bahwa bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa pernah kepergok merokok, mengambil peserta didik agar menjadi manusia yang barang orang lain. menonton film dewasa, dan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang menggunakan kata-kata kotor dan tidak sopan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kepada orang yang lebih tua. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Sekolah dasar merupakan salah satu negara yang kreatif dan bertanggungjawab. lembaga Maka sudah jelas bahwa pendidikan nasional mempunyai tugas menanamkan nilai-nilai tidak hanya membentuk pribadi yang cerdas karakter kepada peserta didik. Salah satu nilai saja yang harus ditanamkan yaitu nilai kepedulian akan tetapi juga pribadi yang bermartabat, mulia dan berkarakter. penyelenggara pendidikan sosial. Hal ini dikarenakan memudarnya rasa Bangsa Indonesia sudah menyadari empati terhadap sesama, misalnya saja sikap akan hal itu dan sudah mulai melakukan egois dan acuh tak acuh dengan keadaan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. teman, perkelahian antar siswa, kurangnya Pemerintah sudah mencoba melaksanakan kepedulian membantu teman yang kurang pendidikan karakter melalui pengintegrasian pandai dan lain sebagainya. Maka sangat pendidikan karakter ke dalam kurikulum. penting adanya internalisasi nilai peduli sosial Ironisnya adalah pelaksanaan kurikulum yang yang dilakukan guru di sekolah dasar. berisi pendidikan karakter ini yang masih Berdasarkan prapenelitian yang belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan dilakukan peneliti di beberapa sekolah dasar digunakannya kembali kurikulum 2006 atau di Giwangan dan Kotagede Yogyakarta KTSP pada tahun ajaran 2015/2016. menunjukkan bahwa sekolah telah berupaya Pelaksanaan pendidikan karakter yang kurang juga dari menjadi pribadi yang baik dan diharapkan penyelenggaraan pendidikan yang belum oleh masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah- mampu sepenuhnya menghasilkan generasi sekolah itu antara lain SD Negeri Giwangan, yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. SD Negeri Kotagede1, SD Negeri Kotagede Hal ini didasarkan pada perilaku pelajar dan 4, dan SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. Di lulusan yang SD Negeri Giwangan, peneliti melakukan menyimpang dari nilai, norma dan peraturan observasi di kelas V. Peneliti menemukan yang berlaku, misalnya pelajar yang terlibat adanya sikap siswa yang membully teman narkoba, perkelahian, tawuran, dan aksi sekelasnya. Siswa yang lain acuh terhadapa bullying. lagi, perilaku sikap temannya tersebut. Menurut penuturan negatif ini juga terjadi di kalangan pelajar wali kelas V, guru sudah sering memberikan sekolah dasar. Seorang guru di sebuah SD teguran pada siswa yang demikian, namun yang dapat melakukan Lebih ironisnya dilihat membentuk kesadaran siswa akan moral agar aksi 2.814 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 siswa kelas V merupakan kelas yang spesial 5 yang memiliki visi “Terwujudnya siswa karena terdiri dari anak-anak yang nakal dan yang takwa, cerdas, kreatif, berprestasi, orang tua yang juga minim pendidikan. Di SD peduli, dan berbudaya.” Sesuai dengan visi N Kotagede I peneliti menemukan sikap tersebut, sekolah sudah mencoba menerapkan siswa yang acuh terhadap keadaan teman kebiasaan baik bagi siswa-siswanya salah yang mengalami kesusahan. Ketika istirahat satunya kepedulian sosial. Berdasarkan pra berlangsung, ada siswa yang mengalami penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk kecelakaan di depan sekolah saat membeli mengetahui jajan. Siswa kebanyakan tidak peduli dan pendidikan karakter peduli sosial di SD hanya ingin tahu siapa yang mengalami Kotagede 5 Yogyakarta. Oleh karena itu, kecelakaan. peneliti penulis mengadakan penelitian dengan judul mewawancarai salah satu anak, siswa tersebut “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peduli mengatakan bahwa siswa tidak mengenal Sosial di SD Kotagede 5 Yogyakarta.” Kemudian lebih lanjut implementasi yang mengalami kecelakanaan jadi tidak membantu. Di SD N Kotagede 4, peneliti menemukan siswa yang bersikap kurang METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian sopan terhadap orang yang lebih tua. Ada siswa yang ramai sendiri ketika ada teman yang melakukan presentasi di depan kelas. Guru sudah mengingatkan, tetapi siswa meunjukkan sikap acuh bahkan terhadap guru kelasnya. Hal yang sangat berbeda ketika peneliti mendatangi SD N Kotagede 5 deskriptif karena penelitian dimaksudkan mendeskripsikan suatu keadaan, melukiskan dan menggambarkan pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial di SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan seseorang Yogyakarta. Peneliti mendapatkan sambutan hangat dari beberapa anak yang mau menegur peneliti dan menanyakan maksud kedatangan peneliti. Peneliti menemukan beberapa siswa di kelas V sudah memiliki rasa kepedulian yang baik. Beberapa siswa tersebut terlihat menawarkan diri untuk menolong teman atau menjenguk. Dari beberapa sekolah yang peneliti datangi, peneliti tertarik dengan SD Kotagede yang darinya diperoleh keterangan. Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan siswa yang berada di SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD ketika mengalami kesulitan. Ketika ada siswa yang tidak masuk, ada siswa yang berinisatif sesuatu Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei tahun 2016. Teknik Pengumpulan Data Pelaksanaan Pendidikan Karakter .... (Ahsan Masrukhan) 2.815 Teknik digunakan pengumpulan dalam data yang Program pengembangan diri meliputi ini yaitu kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi. dan pengkondisian. Kegiatan rutin yang dilakukan sekolah Instrumen Penelitian Instrumen dalam adalah kegiatan rutin harian dan kegiatan pedoman rutin mingguan. Kegiatan rutin harian yang penelitian dengan indikator nilai karakter dilakukan sekolah adalah membiasakan siswa peduli sosial. untuk saling menyapa dan memberi salam Teknik Analisis Data ketika bertemu teman atau guru. Guru juga penelitian ini yang digunakan yaitu kisi-kisi Data dianalisis menggunakan teknik selalu memberi perhatian kepada siswa ketika triangulsi. Miles dan Huberman (Sugiyono, mengawali 2012: 337) menyatakan bahwa aktifitas dalam mingguan yang dilakuakn sekolah yaitu infaq analisis data kualitatif dilakukan secara dilakukan dua kali dalam satu minggu yaitu interaktif terus pada hari Senin dan Kamis. Setiap pagi menerus sampai tuntas, sehingga datanya sebelum pelajaran dimulai salah satu siswa sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, berkeliling kelas dengan membawa kotak yaitu data reduction, data display, dan data infaq dan bendahara kelas mencatat siswa drawing/verification. yang infaq. Selain itu siswa Kegiatan- Keabsahan Data kegiatan tersebut tersebut rutin dilakukan dan berlangsung secara Dalam penelitian ini, uji keabsahan data dlakukan dengan menggunakan pelajaran. Kegiatan rutin sekolah dan konsisten secara terus menerus. uji Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Agus kedibilitas. Dalam menguji kredibilitas data, Wibowo (2012: 87) bahwa kegiatan rutin peneliti merupakan kegiatan yang dilakukan secara menggunakan triangulasi, bahan referensi, serta cross check. HASIL terus menerus dan konsisten setiap saat. Salah PENELITIAN DAN Implementasi pendidikan karakter dapat dilaksanakan menjadi tiga bentuk. Menurut Wibowo implementasi cara menanamkan karakter adalah dengan membiasakan kegiatan yang baik PEMBAHASAN Agus satu (2012: dapat 84) dilihat bentuk dari dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan spontan yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan pendidikan karakter peduli pengintegrasian nilai karakter peduli sosial sosial adalah dengan memberi teguran kepada dalam program pengembangan diri, integrasi siswa yang acuh tak acuh dan kurang peduli dalam mata pelajaran, dan dalam budaya terhadap sekolah. teguran pada siswa yang ramai sendiri dan Program Pengembangan Diri tidak menghargai teman yang menyatakan siswa lain. Guru memberikan 2.816 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 pendapat di depan kelas. Teguran langsung Guru memiliki peran penting dalam diberikan kepada siswa saat itu juga. Guru pelaksanaan juga menegur siswa yang berbicara kurang sosial. Guru sebagai panutan selayaknya guru sopan dan tidak menghormati guru. Guru memberikan memberikan nasihat dan pengertian pada perilaku yang dapat dicontoh langsung oleh siswa agar siswa menghormati, menghargai siswa. Hal tersebut juga sesuai dengan orang lain, dan peduli terhadap teman maupun semboyan sesama. Guru juga memberikan tindak lanjut Siswoyo dkk, 2011: 180) yaitu “ing ngarsa agar siswa tidak mengulangi perbuatan yang sung tuladha” yaitu pendidik di depan sama. Kegiatan yang dilakukan guru tersebut memberi contoh, contoh yaitu teladan. Agus dilakukan secara spontan saat itu juga ketika Wibowo (2012: 89) menambahkan bahwa ada siswa yang melakukan hal kurang baik. keteladanan adalah perilaku dan sikap guru Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Agus dan tenaga kependidikan yang lain dalam Wibowo (2012: 87) bahwa kegiatan spontan memberikan adalah tindakan yang baik, sehingga diharapkan kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. pendidikan teladan Ki berupa Hajar contoh karakter peduli sikap Dewantara terhadap dan (dalam tindakan- menjadi panutan bagi peserta didik untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencontohnya. keteladanan yang dilakukan guru dalam Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial menunjukkan bahwa pengkondisian yang adalah dengan memberikan contoh langsung dilakukan kepada siswa. Guru memberikan contoh cara pendidikan karakter peduli sosial mencakup bertindak dan cara bersikap yang menunjukan hal fisik dan nonfisik. Pengkondisian fisik kepedulian yang terhadap orang lain. Ketika sekolah dilakukan dalam sekolah pelaksanaan adalah dengan kegiatan infaq rutin, guru ikut menyisihkan memasang poster berkatian dengan karakter uang untuk infaq sehingga anak mengikuti siswa yang diharapkan tertananam dalam diri apa yang guru lakukan. Guru juga membantu siswa. Sekolah juga memasang tata tertib, siswa dan aturan kode etik, dan program pembiasaan membutuhkan bantuan, misalnya ketika salah siswa sehingga siswa mengetahui dan menaati seorang siswa kelas V kehilangan buku, guru tata tertib aturan yang berlaku di sekolah. ikut mencari yang kemudian siswa lain Kode etik siswa memuat aturan dan tata mengikuti. Ketika ada siswa yang sakit ketika aturan sehingga pelajaran berlangsung atau ketika upacara bersikap dan bergaul yang baik dengan guru bendera, guru membantu siswa yang sakit dan maupun dengan teman. Selain itu siswa juga membawa siswa ke UKS untuk diberikan diharapkan perawatan. pembiasaan siswa yang diberikan sekolah yang mengalami kesulitan siswa dapat mengetahui cara mengikuti program Pelaksanaan Pendidikan Karakter ....(Ahsan Masrukhan) 2.817 sehingga siswa terbiasa berbuat dan bersikap mengintegrasikan yang pengkondisian dalam materi pelajaran gotong royong sebagai nonfisik yang dilakukan sekolah adalah bentuk kerjasama di lingkungan keseharian dengan memberikan perhatian dan kerja siswa. kelompok di dalam kegiatan pembelajaran. mengintegrasikan nilai-nilai karakter kedalam Guru dalam mengawali pembelajaran dapat materi pelajaran yang terdapat di dalam memberikan perhatian pada siswa sehingga Desain Induk Pendidikan Karakter yang siswa siap menerima pelajaran. Guru juga diterbitkan oleh Kemendiknas (2010: 21) menggunakan kerja kelompok sehingga anak yaitu mengungkapkan nilai-nilai yang ada dapat teman dalam materi pembelajaran, mengintegrasikan sekelompoknya, siswa akan bersosial dan nilai karakter menjadi bagian terpadu dari bekerjasama serta tolong menolong teman materi yang mengalami kesulitan. perumpamaan dan membuat perbandingan baik. Sedangkan berinteraksi dengan Hal ini nilai kepedulian sesuai dengan pembelajaran, sosial cara menggunakan Pengkonsian yang dilakukan sekolah dengan kejadian-kejadian serupa dalam hidup baik fisik maupun nonfisik merupakan bagian para peserta didik, mengubah hal-hal negatif pendukung dalam pelaksanaan pendidikan menjadi nilai positif, mengungkapkan nilai- karakter peduli sosial. Hal tersebut sesuai nilai melalui diskusi dan curah pendapat, dengan pernyataan Agus Wibowo (2012: 90) menggunakan cerita untuk memunculkan bahwa mendukung keterlaksanaan nilai-nilai, menceritakan kisah hidup orang- pendidikan karakter maka sekolah harus orang besar, menggunakan laggu-lagu dan dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. musik untuk mengintegrasikan nilai-nilai, Integrasi Mata Pelajaran menggunakan untuk Berdasarkan hasil penelitian drama kejadian-kejadian yang berisi melukiskan nilai-nilai, menunjukkan bahwa guru sudah membuat menggunakan RPP berkarakter yang memuat nilai karakter kegiatan pelayanan, praktik lapangan melalui peduli sosial. hal ini sesuai dengan pernyataan klub-klub atau kelompok kegiatan untuk Zubaedi (2011: 243) bahwa guru kelas harus memunculkan nilai-nilai kemanusiaan. mampu mempersiapkan dan mengembangkan Integrasi dalam Budaya Sekolah silabus, memuat Rencana Pelaksanaan Dalam berbagai untuk kegiatan melaksanakan seperti pendidikan Pembelajaran (RPP) dengan memasukkan karakter peduli sosial, peneliti menggunakan nilai-nilai karakter. Nilai karakter peduli indikator keberhasilan sekolah dan kelas yang sosial terdapat dalam kegiatan pembelajaran di dalam Panduan Penerapan terintegrasi karakter untuk menolong sesama Pendidikan Karakter Bangsa yang diterbitkan dan peduli sosial dalam mata pelajaran IPS, oleh Kemendiknas (2011: 30-31) yaitu 1) PPKn memfasilitasi kegiatan bersifat sosial, 2) dan Bahasa Indonesia. Guru 2.818 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 melakukan aksi sosial, 3) menyediakan teman kelas, dan 5) membangun kerukunan fasilitas untuk menyumbang, 4) berempati warga kelas, 6) membagi makanan dengan kepada teman, 7) berterimakasih kepada petugas sesama teman kelas, dan 5) membangun kerukunan warga kelas. Peneliti kebersihan sekolah, juga menggunakan indikator siswa kelas kepada teman yang tidak membawa atau tidak rendah dan kelas tinggi, namun peneliti punya, 9) mengumpulkan uang dan barang menggabungkan indikator nilai peduli sosial untuk korban bencana alam, 10) mengunjungi menjadi satu tanpa memisah jenjang kelas rumah yaitu 1) membagi makanan dengan teman, 2) menghormati petugas-petugas sekolah, 12) berterimakasih kepada petugas kebersihan membantu teman yang sedang memerlukan sekolah, 3) meminjamkan alat kepada teman bantuan. Sedangkan nilai karakter peduli yang tidak membawa atau tidak punya, 4) sosial mengumpulkan uang dan barang untuk menyumbang darah untuk PMI. yatim yang 8) meminjamkan alat dan orang kurang jompo, dominan 11) yaitu 1) korban bencana alam, 5) mengunjungi rumah Dari pembahasan di atas, SD Negeri yatim dan orang jompo, 6) menghormati Kotagede 5 Yogyakarta telah menjalankan petugas-petugas sekolah, 7) membantu teman indikator nilai peduli sosial dengan baik. yang sedang memerlukan bantuan, dan 8) Sehingga dapat dikatakan bahwa sekolah menyumbang darah untuk PMI. berhasil Berdasarkan menunjukkan hasil bahwa penelitian sekolah peduli mengintegrasikan sosial dalam nilai karakter budaya sekolah. sudah Pelaksanaan pendidikan karakter melalui melaksanakan pendidikan karakter peduli budaya sekolah yang berjalan dengan baik sosial sesuai dengan indikator tersebut. Akan akan tetapi dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa membentuk karakter peduli sosial dalam diri terdapat 12 indikator nilai karakter peduli siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat sosial yang dominan dan 1 indikator nilai Thomas karakter peduli sosial yang kurang dominan. menyatakan bahwa sekolah itu sendiri harus Nilai dominan adalah nilai yang selalu mewujudkan karakter yang baik. Pendidikan nampak dalam pengamatan sedangkan nilai karakter adalah tentang menjadikan sekolah yang kurang dominan adalah nilai yang berkarakter. mempermudah Lickona pendidik (2012: 271) dalam yang kurang nampak atau tidak nampak dalam pengamatan. Indikator nilai karakter peduli KESIMPULAN DAN SARAN sosial yang dominan yaitu 1) memfasilitasi Kesimpulan kegiatan bersifat sosial, 2) melakukan aksi sosial, 3) menyediakan fasilitas untuk menyumbang, 4) berempati kepada sesama Berdasarkan pembahasan, maka hasil penelitian penelitian ini dan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan Pelaksanaan Pendidikan Karakter ....(Ahsan Masrukhan) 2.819 karakter peduli sosial di SD Kotagede 5 membawa, mengumpulkan uang dan barang Yogyakarta secara keseluruhan berjalan baik. untuk korban bencana alam, engunjungi Pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial rumah meliputi pengembangan diri berupa kegiatan menghormati petugas-petugas sekolah, dan rutin dengan infaq rutin setiap Senin dan membantu teman yang sedang memerlukan Kamis. Guru memberikan keteladanan berupa bantuan. yatim setiap bulan Ramadhan, contoh langsung dengan ikut melaksanakan infaq dan memberi contoh membantu siswa yang mengalami melaksanakan kesulitan, kegitan guru spontan Saran juga Berdasarkan kesimpulan, maka saran dengan yang dapat disampaikan peneliti sebagai menegur dan memberi nasihat kepada siswa berikut. yang acuh dan tidak peduli dengan teman, 1. serta melalui pengkondisian Sekolah hendaknya meningkatkan dengan pengawasan dan kontrol terhadap siswa memasang tata tertib, kode etik siswa dan terutama pada saat istirahat, sehingga poster berkatian dengan peduli sosial, guru siswa tidak melakukan hal-hal yang juga mengkondisikan kelas dengan kerja melanggar aturan. kelompok sehingga siswa bekerjsama dan 2. Sekolah perlu membuat reward dan membantu siswa lain. Pengintegrasian dalam sanksi yang tegas bagi semua warga mata pelajaran dilakukan guru dengan cara sekolah mengaitkan karakter peduli sosial dalam pendidikan karakter peduli sosial di materi pelajaran PPKn, IPS, dan Bahasa sekolah. terkait dalam pelaksanaan Indonesia. Selain itu, pengembangan budaya sekolah dilaksanakan dengan memfasilitasi kegiatan yang bersifat sosial dan aksi sosial seperti bakti sosial dan berbagi daging kurban saat Idul Adha, menyediakan fasilitas untuk menyumbang untuk infaq rutin, berempati kepada sesama teman kelas dengan membantu teman yang sakit dan tidak membawa uang saku, membangun kerukunan warga kelas dengan tidak ramai dan menghargai teman yang melakukan makanan dengan kepada petugas presentasi, teman, membagi berterimakasih kebersihan sekolah, meminjamkan alat kepada teman yang tidak DAFTAR PUSTAKA Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Novan Ardy Wiyani. (2013). Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Yogyakarta: Ar Ruzz Media. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2.820 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 Thomas Lickona. (2012). Character Matter. Jakarta. Bumi Aksara. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.