Mengukur geliat petirahan di Bumi Khatulistiwa

advertisement
PROPERTI
Bisnis Indonesia, Sabtu, 2 April 2011
Mengukur geliat petirahan di Bumi Khatulistiwa
Pemda belum garap maksimal sektor pariwisata
OLEH GAJAH KUSUMO
Wartawan Bisnis Indonesia
Provinsi Kalimantan
Barat, yang memiliki luas
wilayah 146.807 km2 atau
1,13 kali luas Pulau Jawa
(7,53% luas Indonesia), tercatat sebagai provinsi terluas keempat setelah
Papua, Kalimantan Timur,
dan Kalimantan Tengah.
ebagai salah satu daerah
yang dijuluki provinsi ‘Seribu Sungai’, Kalbar, yang
beribukotakan Pontianak,
memiliki kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari.
S
Beberapa sungai besar sampai saat
ini masih merupakan urat nadi dan
jalur utama untuk angkutan daerah
pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Walaupun sebagian kecil wilayah
Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi provinsi yang
memiliki 12 kabupaten dan dua kota
tersebut juga memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak
berpenghuni) yang tersebar di sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna, yang berbatasan dengan wilayah
Provinsi Kepulauan Riau.
Kalimantan Barat juga tercatat sebagai satu-satunya provinsi yang secara resmi telah mempunyai akses
jalan darat untuk masuk dan keluar
dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalbar dan Sarawak
telah terbuka jalan darat antarnegara
Pontianak - Entikong - Kuching
(Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km, yang diklaim dapat ditempuh sekitar enam sampai delapan jam perjalanan.
Selain itu, provinsi yang terletak di
bagian barat pulau Kalimantan itu
juga memiliki letak geografis yang
spesifik, yaitu tepat dilalui oleh garis
Khatulistiwa (garis lintang 0o), tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak itu pula, Kalbar
adalah salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta
diiringi kelembaban yang tinggi.
Dari sisi demografi, jumlah penduduk Provinsi itu pada 2006 diperkirakan berjumlah 4,12 juta jiwa.
Artinya, dengan luas 146.807 km2,
kepadatan penduduk baru sekitar 28
Jiwa per km2. Bahkan di Kabupaten
Kapuas Hulu, yang memiliki luas
wilayah 29.842 km2 atau sekitar
20,33% dari luas wilayah Kalimantan Barat, hanya dihuni rata-rata
tujuh jiwa per km2.
Kondisi ini tentunya kurang menguntungkan dalam rangka percepatan
pembangunan wilayah khususnya
menyangkut pengelolaan sumber daya alam dengan segala potensi dan
keragamannya.
Meski demikian, keunikan wilayah geografis yang dimiliki, seperti
jalur transportasi darat dan pelayaran internasional menjadikan
provinsi tersebut cukup strategis
dalam lalu lintas perekonomian,
terutama dalam membangun potensi
ekonomi lewat kerjasama internasional dengan Malaysia dan Brunei
Darussalam.
Tak heran, Kota Pontianak, sebagai
ibukota Provinsi Kalimantan Barat
tampak hidup. Apalagi, suku Tionghoa, yang merupakan suku terbesar
keempat—setelah Dayak, Melayu,
Sambas—di provinsi itu juga cukup
mendominasi dalam denyut nadi
perekonomian setempat.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah asosiasi perusahaan Realestat
Indonesia (REI) Kalimantan Barat
Sabar SP Tambunan optimistis terhadap prospek perekonomian di wilayah Kalimantan Barat, termasuk
prospek terhadap industri properti di
wilayah tersebut.
Terus menjamur
Salah satu sudut ruangan di Family Suite Gardenia Resort
Selain sektor perumahan yang terus bertumbuh, seiring dengan
membaiknya tingkat perekonomian
setempat, investasi di sektor perhotelan juga terus menjamur.
Sektor perhotelan mendapat tempat tersendiri di Kalimantan Barat
mengingat provinsi tersebut memiliki keunikan wisata, yang sulit untuk
dicari tandingannya di kawasan lain.
Sebut saja perayaan Cap Go Meh
yang berlangsung pada setiap Februari dan dipusatkan di Singkawang, salah satu kota yang sering
FOTO-FOTO: REPRO
Suasana Gardenia Resort and Spa di kala senja
dijuluki ‘kota seribu kuil’.
Perayaan Cap Go Meh dan Imlek
di Singkawang biasanya diiringi
dengan acara arak-arakan tatung,
dari komunitas-komunitas budaya,
menuju klenteng.
Tak jauh berbeda dengan debus,
Tatung adalah orang yang dirasuki
roh halus sehingga memiliki kekebalan tubuh dan tidak merasakan
sakit saat duduk atau berdiri di atas
pedang atau pipi ditusuk bilah besi
panjang menyerupai paku.
Kota yang pada hari-hari biasa
jauh dari kesan gemerlap, pada perayaan Imlek dan Cap Go Meh bakal
bermandikan cahaya lampion,
petasan, dan kembang api yang
bernilai miliaran rupiah.
Sebagai catatan, produk domestik
regional bruto (PDRB) Kalbar atas
dasar harga berlaku 2006 mencapai
Rp.33,71 triliun dengan kontribusi
terbesar diberikan oleh sektor pertanian (27,13%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (22,69%), dan
sektor industri pengolahan
(18,53%).
Struktur ekonomi ini masih menempatkan sektor pertanian sebagai
sektor utama, tetapi kata Sabar, jika
dilihat dari strukturnya selama 5
tahun terakhir tampak terjadi pergeseran sektoral, di mana sektor industri pengolahan mulai menurun peranannya digantikan oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran.
Artinya, daya tarik wisata provinsi
Kalbar terkonfirmasi dari kontribusi
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menjadi penyumbang
Salah satu multifunction room di Gardenia
kedua terbesar perekonomian setempat.
Ketua Badan Pimpinan Daerah
Perhimpunan Hotel & Restoran
Indonesia (PHRI) Kalbar, sekaligus
pengurus pusat PHRI Korwil
Kalimantan, Eddy Rasyid, menyatakan di Provinsi Kalimantan Barat terdapat sekitar 237 hotel, dari kelas
melati hingga berbintang.
“Hotel berbintang berjumlah sekitar 37 buah. Di Kabupaten termuda,
yaitu Kubu Raya, yang menjadi
pintu masuk ke Kota Pontianak, baru ada lima hotel. Kalau di ibu kota
Provinsi Pontianak ada sekitar 45
hotel, termasuk dua hotel berbintang
4, yaitu Grand Mahkota dan Mercure
ditambah satu lagi di Kabupaten Ku-
bu Raya, yaitu Gardenia Resort &
Spa. Jadi total hotel berbintang 4 di
Kalbar ada tiga,” jelasnya.
Sayangnya, potensi pariwisata
yang ada belum tergarap maksimal.
“Pemerintah daerah kurang menjual
potensi pariwisata yang ada,” ujar
Sabar, sekretaris DPD REI Kalbar.
Eddy sendiri mengakui beberapa
daerah kabupaten di Kalbar tidak
terlalu concern terhadap pengembangan pariwisata sehingga pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata masih kecil.
Akibatnya, industri properti,
khususnya perhotelan, tak bisa
berlari cepat sesuai dengan harapan
para investor properti. (gajah.kusumo@
bisnis.co.id)
Menengok wisata resor
di Kalimantan Barat
OLEH GAJAH KUSUMO
Wartawan Bisnis Indonesia
elama ini, wisatawan
maupun pebisnis yang
berkunjung ke Pontianak
hanya disuguhi kenyamanan
dan kemewahan yang lazim ditemui dalam sebuah hotel berbintang. Namun, kini ada alternatif
lain.
Berjarak tak lebih 5 menit dari
Bandara Supadio dan sekitar 15
S
menit dari Kota Pontianak, kini
orang yang berkunjung ke Khun
Tien, sebutan Kota Pontianak bagi
etnis Tionghoa, dapat menikmati
suasana menginap ala resor di
Gardenia Resort and Spa, yang terletak persis di samping kantor
Kabupaten Kubu Raya Kubu Raya.
General Manager Gardenia Resort
and Spa Romy Sastranegara mengklaim resor yang dikelolanya merupakan satu-satunya resor di
Pontianak, Kalimantan Barat.
Suasana kamar mandi salah satu tipe di Gardenia Resort
Ketua Badan Pimpinan Daerah
Perhimpunan Hotel & Restoran
Indonesia (PHRI) Kalbar, sekaligus
pengurus pusat PHRI Korwil
Kalimantan, Eddy Rasyid mengamini Gardenia Resort sebagai satusatunya resor di Pontianak yang
dikelola secara profesional.
“Pemainnya masih sangat terbatas, baru ini [Gardenia Resort]
yang dikelola secara profesional.
Yang lainnya resort-resortan karena
terkesan masih asal-asalan pengelolaannya,” ujarnya.
Resor bertaraf bintang 4
tersebut memadukan
antara arsitektur tradisional yang elegan dengan
rumah kayu khas
Kalimantan atau dikenal
dengan rumah Betang,
lengkap dengan jembatan
kayu penghubung
(Gertak), laiknya lingkungan adat setempat.
“Kami berangkat dari
proyek idealisme untuk
membuat miniatur
Kalimantan Barat, dengan
mengadopsi rumah adat
setempat dan lingkungannya di lingkungan resor
kami,” ujar Rudy
Gondokusumo, Owner
Representatif Gardenia
Resort.
Melalui lahan seluas 4,3
hektare, Gardenia Resort
menawarkan 47 unit vila
FOTO-FOTO: REPRO
Tampak luar Terrace Suite
dengan kenyamanan, privasi, dan
keunikan yang berbeda, yang kesemuanya didesain secara eksklusif
dengan paduan dekorasi tradisional dan modern kontemporer.
Ada empat tipe vila, yang
ditawarkan, yaitu Premier Villas
(20 unit), Terrace Suite Villas (20
unit), Family Suite (lima unit), dan
Gardenia Suite (dua unit), yang
masing-masing diklaim mampu
memberikan pengalaman
bermalam yang berbeda. Harga
yang ditawarkan bervariasi mulai
dari Rp800.000 hingga lebih dari
Rp3.000.000 per malam.
Berbagai fasilitas disediakan bagi
para pengunjung mulai dari
Papyrus Restaurant, Aruna Spa
hingga multifunction room.
Selain itu, tamu hotel juga dapat
menikmati taman bermain sekelas
waterboom, yaitu Taman Fantasia
Kalbar, yang masih satu kompleks
dengan Gardenia Resort. Taman
Fantasia Kalbar hingga saat ini juga
diklaim sebagai satu-satunya taman
hiburan dan ilmu pengetahuan di
provinsi tersebut.
Romy, yang juga Ketua Persatuan
Hotel dan Restoran Indonesia
(PHRI) untuk Kabupaten Kubu
Raya, menyebutkan Kalimantan
Barat memiliki potensi yang besar
di sektor pariwisata.
“Ada wisata kuliner, alam, kota
dan event, seperti Imlek dan Cap
Go Meh. Sayangnya, potensi-potensi
yang ada belum dikelola secara
maksimal oleh pemerintah setempat,” ungkapnya.
Gardenia memang tampaknya
cukup jeli menyisir potensi bisnis
dari belum tergarapnya secara maksimal industri pariwisata di
Pontianak.
“Kami merasakan bahwa untuk
berlibur di tempat yang cukup re-
presentatif di Pontianak masih sulit,
makanya kami garap celah itu. Harapan kami, resor ini dapat menjadi
salah satu objek wisata di Kalbar.
Apalagi lokasi kami sangat strategis,” tambah Romy.
Resor yang baru diresmikan oleh
Wakil Gubernur Kalbar, Cristiandy
Sanjaya dan Bupati Kubu Raya,
Muda Mahendrawan pada 23 Maret
tahun ini tampak asri di tengah
gersangnya tanah kota
Khatulistiwa.
Keasrian itu harus dibayar
mahal oleh pengembang dengan
mengimpor langsung berbagai
jenis tanaman dari Pulau Jawa
dan kemudian memberikan treatment khusus agar tanaman-tanaman tersebut mampu beradaptasi
dengan jenis tanah gambut yang
cenderung berair dan suhu udara
yang cukup terik. (gajah.kusumo@
bisnis.co.id)
Download