Unit penjualan Biaya pengiriman galon

advertisement
BAGIAN -II
KONSEP DAN PERILAKU BIAYA SERTA
PENGGUNAANNYA DALAM PERENCANAAN LABA
JANGKA PENDEK
BAB -III
III.1 KONEP BIAYA DAN PENGGUNAANYA
III.2 PERILAKU BIAYA TETAP,VARIABEL DAN SEMI .
VARIABEL
BAB –IV
IV-1 ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP)
IV.-2 COST PROFIT VOLUME ANALYSIS
28
BAB.3
Analisa Konsep ,Perilaku biaya dan Manfaatnya
(Cost Behavior Analysis dan Use )
Tujuan
 Menguraikan dan mengilustrasikan tingkah laku biaya tetap, variabel dan
biaya campuran serta konsep-konsep yang berkaitan.
 Menganalisa dan menjelaskan alasan untuk memisahkan biaya tetap dan
biaya varibel.
 Menghitung komponen biaya tetap dan biaya varibel dengan tiga metode.
 Menguraikan dan mengilustrasikan pendekaan matematis dan Grafis
pada Analisa BEP dan analisa biaya-volume dan laba.
A. ANALISIS KONSEP BIAYA DAN PENGGUNAANYA
Didalam akuntansi manjerial, istilah biaya dapat digunakan untuk berbagai hal. Alasanya
adalah karena terdapat banyak jenis biaya, dan biaya-biaya tersebut diklasifikasikan sesuai
kebutuhan manajemen. Sebagai contoh, seorang manajer yang ingin menyusun laporan keuangan
eksternal, membuat anggaran, atau mengambil keputusan, akan menggunakan data biaya. Setiap
penggunaan terhadap data yang berbeda membutuhkan klasifikasi dan definisi biaya yang berbeda
juga. Sebagai contoh, laporan keuangan eksternal memerlukan data biaya historis karena
pengambilan keputusan memerlukan perkiraan terhadap biaya di masa mendatang.
II.2.1. Klasifikasi umum biaya
Pembahasan konsep biaya berfokus pada perusahaan manufaktur karena aktivitas perusahaan
tersebut terdapat dalam hampir sebagian besar aktivitas diorganisasi lainnya. Perusahaan
manufaktur seperti Industri semen,Pupuk;makan dalam kaleng /kemasan ,PT Toyota Astra ,
industrial Estate, melakukan aktivitas membeli bahan baku, memproduksi barang jadi,
memasarkan, mendistrubusikan, mengirimkan tagihan, dan hampir semua aktivitas bisnis lainnya.
1. Biaya produksi
Perusahaan Industri manufaktur/Pabrikan membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar:
bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik
(manufacturing overhead). Kita diskusikan satu per satu sebagai berikut
1.1. Bahan langung bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan baku atau
bahan mentah (raw material). . Sebenarnya, bahan baku berkaitan dengan semua jenis bahan
yang digunakan dalam pembuatan produk jadi; dan produk jadi suatu perusahaan dapat menjadi
bahan baku di perusahaan lainnya. Sebagai contoh, mesin mobil yang diproduksi pabrik mesin
merk tertentu adalah bahan baku pada Industri Perakitan Mobil .Kursi jepara akan menjadii
bahan baku bagi industri mabell diPalembang.
Bahan baku terbagi lagi menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung.
29
Bahan baku langsung (direct material) adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari
produk jadi dimana biayanya dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Misalnya, kursi yang
di beli oleh Industri Pesawat terbang Airibus yang akan di pasang di pesawat.
Kadang-kadang tidak terlalu bermanfaat untuk menelusuri biaya bahan baku yang tidak
berpengaruh secara signifikan dalam produk jadi. Bahan-bahan tersebut misalnya solder yang
digunakan untuk menguhubungkan rangkaian Perakitan TV dan Bahan Pelitur yang digunakan
industri mebel Bahan baku seperti solder dan pelitur tersebut disebut bahan baku tidak
langsung (indirect material) dan dimasukkan ke dalam overhead pabrik yang akan didiskusikan
dalam bagian ini.
1.2. Tenaga Kerja Langsung (direct labor) meliputi biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri
dengan mudah ke masing-masing unit produk. Tenaga kerja langsung terkadang disebut juga
tenaga kerja manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas
produk pada saat produksi. Misalnya, karyawan lini perakitan di Toyota, tukang kayu di KB
home, dan tukang listrik yang memasang peralatan listrik di pesawat CN 250
Tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri ke produk karena rumit dan memakan biaya disebut
tenaga kerja tidak langsung (inderect labor). Seperti halnya bahkan baku tidak langsung, tenaga
kerja langsung dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik. Misalnya, gaji petugas kebersihan,
penyella, penanggung jawab material, dan penjaga malam. Meskipun peran para pekerja tersebut
sangat penting, tidak mudah untuk menelusuri biayanya, sehingga dikategorikan sebagai tenaga
kerja tidak langsung.
1.3. Overhead Pabrik (manufacturing overhead) merupakan elemen ketiga dari biaya produksi yang
mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Misalnya, bahan baku tidak langsung: tenaga kerja tidak langsung: pemeliharaan dan
perbaikan peralatan produksi: listrik dan gas, Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) pajak properti,
depresiasi, dan asuransi fasilitas produksi. Perusahaan juga mengeluarkan biaya listrik dan gas, dan
admnistrasi. Akan tetapi, biaya-biaya tersebut tidak termasuk dalam overhead pabrik. Hanya biaya
yang berhubungan dengan operasi pabrik yang termasuk dalam overhead pabrik.
Ada beberapa nama lain yang digunakan untuk overhead pabrik, yaitu biaya produksi tidak
langsung, factory overhead, dan factory burden.
2. Biaya Nonproduksi
Biaya nonproduksi umumnya dibagi menjadi dua kategori (1) biaya penjualan dan (2) biaya
administrasi.
2.1.Biaya penjualan (selling costs) mencakup semua biaya yang di perlukan untuk menangani
pesanan pelanggan. Biaya-biaya tersebut terkadang disebut pemerolehan pesanan (order-getting)
seperti biaya
Reklame , Iklan TV,Iklan media masa dan pemenuhan pesanan (order-filling).
Seperti , biaya pengiriman, biaya perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji
untuk bagian penjualan, dan biaya gedung penyimpangan barang jadi.
2.2. Biaya administrasi (administrasi costs) meliputi biaya yang berhubungan dengan
manajemen umum organisasi, bukan berhubungan dengan produksi atau penjualan. Seperti gaji
para manajer , akuntansi umum, kesekretariatan, humas, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan
administrasi umum organisasi secara keseluruhan.
Biaya nonproduksi sering juga disebut biaya penjualan, umum, dan administrasi (selling general,
and adminitrative cost )
30
II.2.2. Biaya Produk versus Biaya Periodik
Biaya diklasifikasikan sebagai biaya pabrikasi dan non pabrikasi Untuk
kepentingan analiasa manjemen biaya-biaya ini dapat diklasifikasikan menjadi
biaya produk dan biaya perode
Selain perbedaan antara biaya produksi dan nonproduksi, ada cara lain untuk mengelompokkan
biaya. Contohnya, biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya produk (product cost) dan biaya
periodik (period cost). Untuk memahami perbedaan antara biaya produk dan biaya periodik, kita
harus membahas terlebih dulu mengenai prinsip pengaitan biaya dari pendapatan (matching
principle) dalam akuntansi keuangan.
Umumnya, biaya (cost) diakui sebagai beban (ecpense) di laporan laba rugi dalam periode mana
pendapatan diakui. Contohnya, jika perusahaan membayar asuransi untuk masa manfaat dua
tahun, maka perusahaan tidak membebankan biaya sebesar 2 tahun tersebut pada tahun
pembayaran, tetapi setengah dari pembayaran tersebut akan dibebankan tahun depan. Alasannya
adalah karena kita mendapat masa manfaat selama dua tahun sehingga setengah asuransi yang
dibayar dimuka.
Prinsip pengaitan didasarkan pada konsep akrual, yaitu bahwa biaya yang terjadi untuk
menghasilkan suatu pendapatan harus diakui sebagai beban dalam periode yang sama pada saat
pendapatan tersebut diakui. Ini berarti bahwa jika terdapat biaya yang terjadi untuk memperoleh
atau membuat barang yang akan terjual, maka biayanya harus diakui pada saat penjualan terjadi.
Biaya seperti ini disebut biaya produk.
2.2.1. Biaya Produk
BIAYA PRODUK terdiri dari tiga unsur biaya pabrikasi.bahan
langsung,tengakerja Langsung dan FOH,sedangkan pada perusahaan dagang
biaya produk meliputi biaya yang bersangkutan dengan pembelian suatu
produkdalam bentuk jadi dan siap untuk dijual.Biaya –biaya ini diperlakukan
sebagai aktiva persedian sampai produk tersebut terjual
Untuk akuntansi keuangan, biaya produk (product cost) mencakup semua biaya yang terkait
dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Dalam hal memproduksi barang, biaya
tersebut terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya
produk melekat pada unit produk pada saat barang dibeli atau diproduksi dan biaya produk akan
tetap melekat sampai barang tersebut siap dijual. Awalnya, biaya produk berada di neraca di akun
persediaan. Pada saat barang terjual, biaya tersebut dialihkan dari persediaan ke beban (biasanya
disebut harga pokok penjualan) dan dikaitkan dengan pendapatan penjualan. Oleh karena biaya
produk ditentukan dalam persediaan, maka biasanya disebut juga biaya yang dapat diakui
sebagai persediaan (inventoriable cost)
Kita ingin menekankan bahwa biaya produk tidak perlu dianggap sebagai beban pada saat biaya
tersebut terjadi karena, seperti yang dijelaskan diatas, biaya produk diakui sebagai beban ketika
produk tersebut sudah terjual.
31
2.2.2.Biaya Prodik
BIAYA PERIODE adalah biaya yang habis digunakan dalam menghasilkan
pendapatan selama periode berjalan dan tidak termasuk dalam proses pabrikasi.
Biaya penjualan dan administrasi merupakan biaya periode,biaya ini diakui
sebagai beban pada perhitungan laba rugi perode berjalan.
Untuk akuntansi keuangan, biaya produk (product cost) mencakup semua biaya yang tidak
termasuk dalam biaya produk. Semua biaya penjualan dan administrasi adalah biaya periodik.
Sebagai contoh, komisi penjualan, biaya iklan, gaji eksekutifm dan biaya sewa kantor merupakan
biaya periodik. Biaya periodik tidak masuk kedalam pembelian bahan atau biaya produksi,
melainkan dibebankan di laporan laba rugi pada periode terjadinya sesuai dengan peraturan
akuntansi tentang akrual. Perlu diingat bahwa periode di mana biaya periodik terjadi tidak selalu
sama waktunya dengan periode saat uang dibayarkan. Sebagai contoh, seperti yang telah dibahas
sebelumnya, pembayaran premi asuransi untuk masa manfaat dua tahun, biayanya juga
dibebankan selama dua tahun.
II.2.3. Biaya Utama dan biaya konversi
Dua jenis biaya yang sering didiskusikan dalam biaya produksi adalah biaya produk (prime cost)
dan biaya konversi (conversion cost). Biaya pokok (prime costs) adalah penjumlahan bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi (conversion costs) adalah penjumlahan
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Istilah biaya konversi dipakai untuk menjelaskan tentang
tenaga kerja dan overhead pabrik karena biaya-biaya tersebut digunakan untuk mengubah bahan
baku menjadi barang jadi.
32
Ikhtisr 2.2
(Sumber :Adaptasi dari Garrison,Noreen,Brewer)
Biaya pabrik (juga
disebut biaya produk
dalam akuntansi
keuangan)
Bahan langsung. Bahan
yang dapat ditelusuri
dengan mudah ke produk
(seperti kayu dalam
tabel)
Overhead Pabrik. Semua
biaya pabrikan sebuah
produk selain bahan
langsung dari tenaga kerja
langsung (seperti bahan
tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung,
utilitas pabrik, dan
penyusutan bangunan dan
peralatan pabrik.
Tenaga kerja langsung.
Biaya tenaga kerja
langsung yang dapat
secara fisik dan mudah
ditelusuri ke produk
(seperti pekerja lini –
perakitan disebuah pabrik)
tenaga kerja langsung
biasa disebut tocuh labor.
Biaya
KKKonversi
Biaya Pokok
Biaya nonparikan (Disebut
juga biaya periode atau biaya
penjualan dan administrasi)
Biaya administrasi. Semua
biaya yang berkaitan dengan
manajemen umum perusahaan
secara keseluruhan (seperti
biaya perjalanan eksekutif,
gaji sekretaris, dan
penyusutan gedung
perkantoran dan peralatan)
Biaya penjualan. Semua
biaya yang diperlukan untuk
mengamankan pesanan
pelanggan dan mendapatkan
produk jadi atau jasa kepada
pelanggan (seperti komisi
penjualan, periklanan, dan
penyusutan peralatan
pengiriman dan gudang
barang jadi)
33
II.2.4. Klasifikasi Biaya Untuk Pembebanan Biaya ke Objek Biaya
Biaya dibebankan ke objek biaya dengan berbagai tujuan termasuk menentukan harga
memperlajari tingkat profitabilitas, dan pengendalian pengeluaran. Objek biaya (cost object)
adalah segala sesuatu yang termasuk dalam data biaya, seperti produk, pelanggaran, pekerjaan dan
sub unit organisasi. Untuk tujuan pembebanan biaya ke objek biaya, diklasifikasikan menjadi
biaya langsung dan tidak langsung
4.1.Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya
yang bersangkutan. Konsep biaya langsung lebih luas dari pengertian bahan langsun dan tenaga
kerja langsung. Sebagai contoh, jika Reebok membebankan biaya ke berbagai kantor penjualan
regional dan nasional, maka gaji manajer penjualan di Kantor Tokyo akan menjadi biaya langsung
bagi kantor tersebut.
4.2.Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang idak dapat ditelusuri dengan mudah ke
objek biaya yang bersangkutan. Sebagai contoh, pabrik Campbell Soup memproduksi sejumlah
jenis sup kalengan. Gaji manajer pabrik menjadi biaya tidak langsung dari setiap jenis sup seprti
sup mie ayam. Alasannya adalah bahwa gaji manajer pabrik tidak disebabkan oleh produk sup apa
pun, tetapi menjadi konsekuensi dari semua kegiatan yang terjadi di pabrik. Untuk dapat ditelsuri
ke objek biaya seperti produk tertentu, biaya tersebut harus disebabkan oleh objek biaya. Gaji
manajer trsebut disebut juga biaya umum atas produksi berbagai macam produk yang dihasilkan.
Biaya umum adalah biaya yang terjadi untuk mendukungg sejumlah objek biaya, teteapi tidak
dapat ditelusuri kepada masing – masing objek biaya tersebut. Biaya umum adalah salah satu jenis
biaya tidak langsung.
Biaya tertentu mungkin termasuk kategori langsung atau tidak langsung, bergantung kepada ojek
biayanya. Jika gaji manajer pabrik di Campbell adalah biaya tidak langsung dan produksi sup
ayam, makabiaya tersebut menjadi biaya langsung untuk divisi produksi. Dalam kasus yang
pertama, objek biayanya adalah sup mie ayam, sedangkan pada kasus kedua adalah keseluruhan
divisi produksi.
II.2.5.Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan
Biaya merupakan fitur penting dari banyak keputusan bisnis. Dalam membuat keputusan, sangat
penting bagi perusahaan memiliki pemahaman yang kuat mengenai konsep biaya diferensial
(differential cost), biaya kesempatan (opportunity cost) dan biaya tertanam (sunk cost)
5.1. Pendapatan dan Biaya Diferensial
Keputusan melibatkan proses pemilihan dari berbagai alternatif yang ada. Dalam keputusan
bisnis, setiap alternatif memiliki konsekuensi biaya dan manfaat yang harus dibandingkan dengan
yang akan di peroleh dari alternatif lain. Perbedaan biaya antara dua alternatif disebut biaya
diferensial (diferential cost). Perbedaan pendapatan antara dua alternatif disebut pendapatan
diferensial.
Biaya diferensial disebut juga biaya inkremental, meskipun secara teknis yang dimaksud dengan
biaya inkremental hanya berkaitan dengan kenaikan biaya yang terjadi karena perubahan dari
suatu alternatif ke alternatif lainnya. Sedangkan penurunan biaya disebut biaya dekremental.
Biaya diferensial adalah istilah dengan pengertian yang lebih luas, termsauk peningkatan biaya
maupun penurunan biaya dari berbagai alternatif.
Konsep biaya difrensial akuntan dapat dibandingkan dengan konsep ahli ekonomi tentang konsep
biaya marginal. Mengenai perubahan biaya dan pendapatan, ahli ekonomi akan
34
menggunakanistilah biaya marginal dan pendapatan marginal. Pendapatan yang diperoleh dari
penjualan satu unit lebih banyak disebut pendapatan marginal.
5.2 . Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah manfaat potensial yang akan hilang bila salah satu alternatif telah
terpilih dari sejumlah alternatif yang tersedia. Contoh :
1. Vicki bekerja paruh waktu dengan upah $200 per minggu, sedangkan ia ingin menghabiskan satu
minggu di pantai selama musim panas dan upah nya pun tidak dibayar selama ia berlibur. Upah
senilai $200 yang hilang adalah biaya kesempatan berlibur.
2. Anggaplah neimun markus mempertimbangkan untuk berinvestasi besar-besaran pada tanah
yang mungkin diatas nya akan dibangun pertokoan. Jika tanag tersbut dibeli, maka biaya
kesempatan yang terjadi adalah hilangnya kesempatan untuk mendapatkan laba dan kepemilikan
saham.
3. Steve bekerja di perusahaan yang memberinya gaji $30.000 per tahun. Oleh karena kembali
bersekolah berarti tidak dapat menghasilkan $30.000, maka sejumlah uang tersebut adalah biaya
kesempatan yang terjadi apabila dia menuntut ilmu lagi.
Biaya kesempatan tidak selalu dicatat dalam pembukuan, tetapi merupakan biaya yang harus
selalu dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan. Setiap alternatif memiliki biaya
kesempatan yang melekat padanya.
5.3. Biaya Tertanam
Biaya tertanam adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun
yang dibuat saat ini atau pun di masa yang akan datang. Oleh karena biaya tertanam tidak dapat
diubah oleh keputusan apa pun, maka biaya tertanam bukanlah biaya diferensial. Maka dari itu,
biaya tertanam dapat diabaikan dalam pembuatan keputusan.
Untuk menggambarkan biaya tertanam, asumsikan bahwa perusahaan membayar $50.000
beberapa tahun yang lalu untuk membeli mesin tertentu. Mesin tersebut digunakan untuk
memproduksi barang yang saat ini sudah ketinggalan zaman dan tidak dijual lagi. Mesikpun,
hasil peninjauan kembali menunjukkan hasil bahwa ternyata pembelian mesin tersebut tidak
bijaksana, tidak ada hal apa pun yang dapat diperbuat untuk mengubah keputusan itu. Sangatlah
bodoh kalau kemudian di putuskan untuk terus memproduksi barang yang sudah ketinggalan
dengan mesin tersebut untuk menutup biaya yang dikorbankan untuk membeli mesin tersebut.
Singkatnya, sejumlah $50.000 yang telah dibayarkan untuk membeli mesin tersebut telah terjadi
dan tidak dapat dikategorikan sebagai biaya diferensial untuk pembuatan keputusan di kemudian
hari. Dengan alasan ini, biaya tersbut dianggap telah tertanam dan dapat diabaikan dalam
pengambilan keputusan.
II.2.6. Klasifikasi Biaya untuk Memprediksi Perilaku Biaya
Sangatlah penting untuk memprediksi tentang reaksi dari biaya tertentu terhadap perubahan
aktivitas. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biaya biasanya dikategorikan sebagai
variabel, tetap, atau, semivariabel. Pembagian relatif dari setiap jenis biaya di dalam organisasi
dikenal sebagai tetap tetapi sedikit biaya variabel atau semivaribel, atau mempunyai banyak biaya
variabel dan sedikit biaya tetap atau semivariabel Klasifikasi Biaya menurut tingkah laku biaya
terdiri dari l,Biaya tetap, Biaya Variabel dan Biaya Semi variabel secara mendalam akan dibahas
pada bab.III
35
III.3.Format Laporan Laba Rugi Tradisional dan Kontrbusi
Dalam bagian ini, kita akan mendiskusikan cara membuat laporan laba rugi dalam format
tradisional dan konstribusi untuk perusahaan dagang. Perusahaan dagang tidak memproduksi
sendiri barang yang mereka jual kepengecer atau
langsung konsumen. Sebagai
controh,Perusahaan Grosir dan Hypermart adalah perusahaan dagang karena membeli barang jadi
dari perusahaan manufaktur dan menjualnya kembali kepengecer dan konsumen akhir.
3.1.Laporan Laba Rugi Format Tradisional
Laporan laba rugi tradisional dibuat untuk tujuan pelaporan eksternal. Sisi kiri pada Tabel
dibawah ini menunjukkan laporan laba rugi tradisional untuk perusahaan dagang. Laporan jenis
ini menyusun biaya menjadi dua kategori – harga pokok penjualan dan biaya penjualan dan
administrasi. Penjualan dikurangi harga pokok penjualan sama dengan margin kotor. Margin
kotor dikurangi biaya penjualan dan administrasi sama dengan laba neti operasi.
Harga pokok penjualan melaporkan biaya produk yang melekat pada barang yang terjual selama
periode. Biaya penjualan dan administrasi melaporkan biaya periode yang telah uibdibebankan
selama terjadinya. Harga pokok penjualan dari perusahaan dagang dapat dihitung langsung
dengan cara mengalihkan jumlah unit terjual dengan harga perunit atau memakai persamaan
sebagai berikut.
Harga pokok penjualan = persediaan barang jadi awal + pembelian – persediaan barang jadi akhir
Sebagai contoh, kita asumsikan bahwa perusahaan yang terdapat pada Tabell Penjualan Rp 1.5
milyar perbulan .Pembelian Barang Dagangan sebesar Rp 900 juta selama periode dan
mempunyai saldo awal dan akhir persediaan sebesar Rp 600 juta dan Rp 500 juta . Dengan
menggunakan persamaan di atas, kita dapat menghitung harga pokok penjualan sebagai berikut :
Harga pokok penjualan = persediaan barang jadi awal + pembelian – persediaan barang jadi akhir
= (Rp 600.juta.+ Rp 900.juta) – (Rp 500.juta)
= Rp 1.000.000.000 (Rp 1 milyar)
Laporan laba rugi tradisional sangat berguna untuk tujuan pelaporan eksternal, tetapi mempunyai
keterbatasan jika di pakai di dalam organisasi karena tidak membedakan antara biaya tetap dan
biaya variabel. Sebagai contoh, biaya penjualan dan administrasi terdiri atas biaya administrasi
variabel (Rp 600 juta) dan biaya administrasi tetap (Rp 1,4 milyar.) dijumlahkan (Rp 2,0 milyar)
bagi pihak internal, manajer memerlukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Format laporan laba rugi konstribusi telah dikembangkan untuk merespon kebutuhan
tersebut.
Laporan Laba Rugi Format Konstribusi
Perebedaan utama antara biaya tetap dan biaya variabel terletak pada pendekatan konstribusi
(constribution approach) untuk membuat laporan laba rugi. Keunikan dari pendeketan konstribusi
adalah menyediakan informasi yang dengan jelas memisahkan biaya tetap dan variabel sehingga
membantu proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sisi kanan Tabelmenunjukkan lapoan laba rugi format konstribusi untuk perusahaan dagang.
Pendekatan konstribusi memisahkan biaya menjadi biaya tetap dan variabel. Pertama, penjualan
dikurangi dengan baya variabel untuk mendapatkan margin konstrbusi. Untuk perusahaan dagang,
harga pokok penjualan adalah biaya variabel yang masuk dalam bagian “Biaya Variabel” pada
laporan laba rugi format konstribusi. margin konstribusi .Bila diasumsikan untuk semua unsur
harga pokok penjualan adalah vaiabel,sedang unsur variabel pada biaya penjualan dan
Administrasi masing-masing 50%, laporan laba rugi adalah
36
Tabel
Perbandingan laporan laba rugi format tradisional dan konstribusi
Format tradisional
Penjualan
Rupiah
Rp 1.5 Milyar
Format konstribusi
Penjualan
Rp 1,5 milyar
Harga pokok Penjualan
Laba Kotor
Rp 1,0 Milyar
Rp 5 Milyar
Beban Variabel
Marjin kotor
Rp 1,0 milyar
Rp 5 milyar
Penjualan variabel
Rp 0,3 milyar
Beban penjualan dan
administrasi
Variabel
Rp 0,6 milyar
Administrasi variabel
Rp 0,7 milyar
Tetap
Rp 1,4 milyar
Margin konstribusi
Rp 4,0 milyar
Biaya Penj+Adm
Rp 2,0 milyar
Beban tetap
Laba operasi Bersih
Rp 3,0 milyar
Penjualan tetap
Rp 0,3 milyar
Administrasu tetap
Rp 0,7 milyar
Laba operasi bersih
Rp 3,0 milyar
Contribution Margin adalah jumlah yang tersisa setela Nilai Penjualan dikurang semua
Penbiayaan variabel . Jumlah ini memberikan konstribusi untuk menutup biaya tetap dan
menghasilkan laba untuk periode tertentu.
Laporan laba rugi format konstribusi digunakan dalam perencanaan internal dan sebagai alat
pembuat keputusan. Pendeketan tersebut menekankan pada perilaku biaya yang akan membantu
analisis biaya volume laba (cost volume profit) yang akan dibahas di bab berikut, penilaian kinerja
manajemen, dan penganggaran. Lebih dari itu, pendekatan konstribusi membantu manajer
mengorganisirkan data yang berkaitan dengan semua jenis pembuatan keputusan seperti analisis
jenis produk, penentuan harga, dan analisis alternatif membuat atau membeli dari luar suatu
komponen .
Ringkasan
Dalam bab ini, kita mendiskusikan cara manajer mengklasfikasikan biaya-biaya. Bagaimana biaya
akan digunakan – untuk menyiapkan laporan eksternal,memprediksi perilaku biaya,
membebankan biaya ke objek biaya atau membuat keputusan – akan memberi tahu bagaimana
klasifikasikan.
Untuk tujuan laporan eksternal, biaya diklasifikasikan sebagai biaya produk atau biaya periode.
Biaya produk dibebankan dipersediaan dan dianggap sebagai aset sampai barang terjual. Pada saat
penjualan, biaya produk menjadi harga pokok penjualan di laporan laba rugi kebalikannya, biaya
periode dibebankan langsung ke laporan laba rugi sebagai biaya didalam periode dimana mereka
terjadi.
Untuk tujuan memprediksi bagaimana biaya akan bereaksi terhdap perubahan aktivitas, biaya
diklasifikasikan menjadi tiga kategori – variabel, tetap dan semi variabel. Biaya variabel, secara
37
total meningkat proporsi aktivitas. Biaya variabel per unit adalah tetap biaya tetap, secara total,
tetap sama sepanjang level aktivitas berubah dalam rentang waktu yang relavan. Biaya tetap ratarata per unit menurun jika aktivitas level meningkat. Biaya semi variabel terdiri atas elemen
variabel dan tetap dan dapat diekspresikan dalam perusahaan dasar sebagai Y = a+ bX, dimana X
adalah aktivitas Y adalah biaya, a adalah elemen biaya tetap dan b adalah biaya variabel per unit
aktivitas.
Jika hubungan antara biaya dan aktivitas tampak liniear pada scattergraph plot, kemudian
komponen variabel dan tetap dari biaya semi variabel dapat diestimasi menggunakan metide
tinggi rendah, yang mana dapat ditarik garis lurus dianatara titik aktivitas terendah dan aktivitas
tertinggi, atau metode regresi least-squares, yang menggunakan semua data poin untuk
menghitung garis regresi yang meminimalisasi jumlah kesalahan di square.
Format laporan laba rugi tradisional digunakan untuk tujuan pelaporan eksternal. Disusun
menggunakan klasfikasi biaya produk dan periode. Format laporan laba rugi konstrbusi pembantu
membuat keputusan karena disusun menggunakan klasifikasi biaya variabel dan tetap.
Untuk tujuan pembebanan biaya ke objek biaya seperti produk atau departement, biaya
diklasifikasikan sebagai tetap atau tidak tetap. Biaya langsung dapat langsung ditelusuri ke objek
biaya. Biaya tidak langsung tidak dapat ditelusuri ke objek biaya.
Untuk tujuan pengambiilan keputusan konsep dari biaya dan pendaptan diferensial,biaya
kesempatan dan biaya tertanam sangat penting. Biaya dan pendaptan diferensial adalah biaya dan
pendapatan yang berbeda di antara alternatif. Biaya kesempatan adalah keuntungan yang hilang
ketika salah satu alternatif di pilih dari di antara alternatif yang ada. Biaya tertanam adalah biaya
yang terjadi di masa lalu dan tidak dapat diubah. Biaya diferensial dan biaya kesempatan harus
dipertimbangkan dalam membuat keputusan. Biaya tertanam selalu tidak relavan dalam membuat
keputusan dan harus diabaikan. Biaya dan pendapatan differensial.
Ilustrasi II-1 Proses Manufaktur, Klasifikasi Biaya
Rumah makan padang SEDERHANA memproduksi dan menjual nasi Rendang kotak pesanan
Nasi Rendang dijual dengan harga Rp 25.000.per –kotak. Selama bulan Desember, menjual
6.000 Kotak (jumlah rata-rata yang dijual setiap bulan). Restoran ini mempkerjakan beberapa
orang koki, beberapa orang pelayan, dan seorang supervisor (yaitu pemiliknya sendiri, John
peterson). Semua koki dan pelayan merupakan karyawan paruh waktu. Pop’s mempertahankan
sekelompok karyawan paruh waktu sehingga jumlah karyawan yang dijadwalkan dapat
disesuaikan dengan perubahan permintaan. Permintaan bervariasi berdasarkan mingguan dan
bulanan.
Seorang petugas kebersihan disewa untuk membersihkan gedung setiap minggu. Gedung tersebut
disewa dari perusahaan properti lokal. Gedung tidak di lengkapi dengan fasilitas tempat duduk.
Seluruh pesanan berdasarkan drive through.
Supervisor menjadwalkan pekerjaa, membuka gedung, menghitung as, mengiklankan, serta
bertanggung jawab merekrut dan memberhentikan karyawan. Biaya berikut terjadi selama bulan
Desember.:
38
Rumah makan padang SEDERHANA
Rincian Biaya Bulan Desember 2014
No Jenis Biaya
1
Daging
2
Nasi
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kelapa (santan)
Bumbu lainya
Kotak
Tim juru masak
Pelayan/adm/kasir
Supervisor
Utilitas
Depresiasi Peralatan
Depresiasi Mesin Kas
Jenis Biaya
Rp 16.000.000
3.000.000
2.500.000
2.000.000
1.200.000
25.500.000
20.320.000
20.000.000
5.000.000
2.000.000
500.000
Reklame
Dan Pajak
Keamanan
Perlengkapan
S ewa
Rp 1.000.000
1.200.000
500.000
8.000.000
Klasifikasikan biaya operasional Rumah makan padang SEDERHANA selama bulan Desember
dalam kategori berikut : bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead, penjualan, dan
administrasi?.
Diminta :
1. Susunlah laporan laba rugi perhitungan biaya absorpsi untuk bulan Desember?
2. Misalkan, Rumah makan padang SEDERHANA juga membuant ayam panggang dan Anda ingin
menentukan biaya pembuatan Nasi Rendang dan Ayam panggang kotak tersebut. Bagaimana
Anda membebankan biaya depresiasi untuk peralatan masak pada setiap produk?.
3. Apakah hal itu termasuk penelusuran langsung, penelusuran penggerak, atau alokasi? Jelaskan!
Jawab :
Bahan langsung: daging ,Nasi ,kelapa ,
Tenaga kerja langsung: Tim juru masak .
Overhead : , utilitas, penyusutan peralatan masak, upah petugas kebersihan, perlengkapan
kebersihan, dan sewa.
Penjualan dan administrasi: kotak,upah pelayan, gaji supervisor, penyusutan mesin kas, dan iklan.
Penjelasan terhadap Klasifikasi. juru masak merupakan tenaga kerja langsung karena mereka
membuat Nasi rendang. “Bahan lainnya” merupakan overhead karena biaya dan kenyamanan
meskipun secara teknis merupakan bahan langsung. Karena tujuan utama gedung adalah produksi
berhubungan dengan rumah padang/rendang.Sewa dan gedung diklasifikasikan sebagai biaya
produksi tidak langsung. (satu argumentasi dapat diberikan dengan mengatakan gedung juga
mendukung fungsi penjualan dan administrasi sehingga sebagaian dari biaya yang berhubungan
dengan sewa dan gedung harus diklasifikasikan sebagai biaya penjualan dan administrasi).Kotak
adalah pengepakan Pelayan bertanggung jawab mengambil dan memenuhi pesanan sehingga
diklasifikasikan sebagai tenaga penjual. Mesin kas digunakan untuk mendukung fungsi penjual.
Supervisor bertanggung jawab atas pengawasan bisnis secara keseluruhan dan mengoordinasikan
fungsi penjualan dan produksi. Jadi, gajinya termasuk biaya administrasi.
39
LAPORAN LABA RUGI
Rumah makan padang SEDERHANA
Bulan Desember 2014
No Keterangan
Jumlah (RP)
1
2
Rp.150.000.000
3
4
5
Pejualan
Harga Pokok Penjualan
Bahan Langsung
Tenaga Kerja Langsung
Overhead
Laba Kotor
Beban Operasi
Beban Penjualan
Beban Administrasi
Rp 24.500.000
Rp 25.500.000
Rp 16.900.000
Rp
Rp
69.900.000
85.100.000
Rp.
Rp
41.820.000
41.280.000
Rp 21.820.000
Rp 20.000.000
Laba Sebelum Pajak
Depresiasi dari peralatan dapat dibebankan dengan menggunakan jam pemakaian peralatan atau
persentase ruang yang digunakan untuk setiap produk. Hal ini merupakan penulusuran penggerak.
Penelusuran langsung tidak digunakan secara ekslusif oleh produk mana pun.
Ilustrasi II-2 Perusahaan Jasa, Sistem Biaya
Happy Home menawarkan berbagai jasa pemakaman. Berdasarkan pengalaman masa lalu,
Happy menggunakan rumus berikut untuk menguraikan total biaya overhead-nya : Y =
2000.000 + 500X, dimana Y = total biaya overhead , dan X = Jumlah pemakaman. Biaya
overhead dibebankan melalui pembagian total overhead dengan jumlah pemakaman. Pada
pemakaman tertentu, biaya bahan langsungberkisar dari Rp15.000 sampai
Rp100.000
bergantung pada jenis peti mati yang di pilih oleh keluarga almarhum. Rata-ratanya adalah
RP 40.000. Rata-rata biaya tenaga kerja langsung adalah Rp10..000 per pemakaman. Ratarata harga yang dibebankan untuk setiap pemakaman adalah Rp.70.000. celestial
mengeluarkan beban penjualan tahunan sebesar Rp 500.000 dan beban administrasi sebesar
Rp 2000.000.
Diminta
1 .Apakah Happy Home menjual produk berwujud atau tidak berwujud? Jelaskan!
2. Apakah Happy Home menggunakan sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi atau
berdasarkan aktivitas? Jelaskan! Menurut Anda, apakah sistem tersebut merupakan pilihan
yang tepat? Jelaskan!
3. Berpakah total biaya overhead yang dikeluarkan Happy Home selama tahun tersebut?
4. Berpakah biaya overhead per pemakaman selama tahun tersebut?,
5.Hitunglah harga pokok produk per unit selama tahun tersebut!
6.Buatlah laporan laba rugi untuk Happy Home tahun 2008
Penyelesaian
1.Pemakaman adalah produk tidak berwujud. Pemakaman adalah jasa, tidak dapat disimpan,
dan berhubungan dengan produsennya (tidak dapat dipisah).
40
2. Penggunaan penggerak berdasarkan unit (jumlah pemakaman) untuk membebankan biaya
overhead (dan tentu saja bahan langsung dan tenaga kerja langsung) menunjukkan sistem
berdasarkan fungsi. Sistem berdasarkan fungsi mungkin akan bekerja cukup baik pada bisnis
penyelenggaraan pemakaman lokal. Bisnis ini meiliki varians produk yang sangat sedikit,
beban penjualan dan administrasi mencerminkan bagian kecil dari total biaya, serta tidak
terdapat biaya praproduksi (biaya penelitian dan pengembangan tidak ada).
3Jadi, harga pokok produk pada dasarnya ditentukan oleh biaya produksi.
4.Selain itu, ketiadaan varasi yang luas dari produk sejalan dengan fakta bahwa biaya
overhead mencerminkan presentase kecil dari harga pokok produk yang menjadikan
penelusuran penggerak tidak begitu penting (bahan langsung dan tenaga kerja langsung dapat
dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung).
Y = Rp 2000.000 + 500(1.000)
= Rp 2.500.000
Rp 2500.000/1.000 =Rp 2.500
5.Harga pokok produk per unit
Bahan langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead
6.
Rp.40.000
10.000.
2.500.
----------------Rp 52.500.
========
Laporan Laba Rugi Happy Home
Laporan Laba Rugi Happy Home
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2008
No Keterangaan
Jumlah (RP)
1
2
Rp 70.000.000
3
4
5
PenJualan Jasa
Dikurangi :HPP Jasa
Bahan Langsung
Tenaga Kerja Langsung
Overhead
Laba Kotor
Biaya Penjualan
Laba sebelum pajak
Rp 40.000.000
Rp.10.000.000
Rp 2.500.000
Rp.52.500.000
Rp. 17.500.000
Rp 2.500.000
Rp . 15.000.000
Biaya untuk Memprediksi Perilaku Biaya
Sangatlah penting untuk memprediksi tentang reaksi dari biaya tertentu terhadap perubahan
aktivitas. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biaya biasanya dikategorikan sebagai
variabel, tetap, atau, semivariabel. Pembagian relatif dari setiap jenis biaya di dalam organisasi
dikenal sebagai tetap tetapi sedikit biaya variabel atau semivaribel, atau mempunyai banyak biaya
variabel dan sedikit biaya tetap atau semivariabel.
41
B.Perilaku Biaya
Sifat dinamis dalam bisnis, prusahaan dihadapkan pada kebutuhan untuk
melakukan perubahan dan inovasi dalam tingkat dan bauran aktivitas bisnis.
Pemahaman yang menyeluruh atas perilaku biaya sangat penting bagi
perencanaan dan pengendalian operasi. Perilaku biaya menunjukan perubahan
biaya karena perubahan dasar kegiatan seperti otomisasi pabrik pada zaman
robotika sekarang ini mengakibatkan pergerseran dari intensif labour ke kapital
intensif yang akhirnya akan merubah tingkah laku biaya tetap dari komponen
biaya tenaga kerja kebiaya depresiasi yang relatif lebih besar.
Perilaku biaya dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Ada tiga
kkasifikasi yang paling umum adalah Biaya Tetap, Biaya Variabel dan biaya
Campuran.
Klasifikasi biaya tetap, variabel dan semivariabel ini sangat berguna dalam
akuntansi manajemen untuk; analisa Break even point(BEP), analisa Biaya –
Volume–Laba, analisa Direct costing, analisa biaya diferensial dan analiasa
konsep biaya relevan dimana analisa-tersebut sering dilaporkan kepada
manajemen untuk diguanakan dalam mengarahkan operasi yang sedang
berjalan dan merencanakannya untuk masa yang akan datang.
Bab ini hanya mendisikusikan dan mengilustrasikan dampak perubahan
aktivitas bisnis terhadap perilaku biaya Tetap, Variabel dan semivaribel dam
analsis BEP, analisa Biaya-Volume dan Laba termasuk hubungannya dengan
margin pengaman (Margin of safety) danrasio marjin kontribusi (Contribution
margin) dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan.
1.1 Perilaku Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh
tingkat aktivitas. Yang dapat diklsifikasikan sebagai biaya tetap termasuk penyusutan garis lurus,
Premi asuransi, pajak property (PBB) , sewa, gaji penyelia, gaji bagian administrasi dan iklan.
Tidak seperti biaya variabel, biaya tetap tidak terpengaruh perubahan aktivitas. Akibatnya, jika
tingkat aktivitas naik dan turun, maka total biaya tetap selalu sama kecuali dipengaruhi oleh faktor
luar, misalnya kenaikan biaya sewa gedung/ rumah.
Biaya tetap didifinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah
dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis dalam kapasitas terpasang. Bila
produksi direncanakan jauh diatas kapasitas terpasang, maka diperlukan
investasi dalam kapasitas baru sebingga akan merubah perlaku biaya tetap.
Dengan demikian biaya masih klasifikasi sebagai perlaku biaya tetap bila masih
dalam rentang yang relevan (Relevant range ).
42
Meskipun biaya tetap akan tetap konstan dalam total jumlah uang dengan
berubahnya tingkat produksi, namun biaya tetap per-unit akan berubah dengan
berubahnya tingkat produksi, makin tinggi tingkat produksi makin rendah biaya
tetap per-unit. Perilaku biaya tersebut dapat digambarkanpada grafik dibawah
ini:
Grafik:3.1
Grafik:3.2
grafik biaya unit
garis biaya variable
rupiah
rupiah
grafik biaya total
garis biaya tetap
Volume
garis biaya tetap
garis biaya variable
Volume
Asumsi Linearitas dan Rentang Relavan
Akuntan manajemen biasanya mengasumsikan bahwa biaya dinyatakan berupa garis
(linear) ; sehingga hubungan antara biaya dan aktivitas dapat disajikan dalam suatu garis
lurus. Para pakar ekonomi menyatakan bahwa banyak juga yang sebenarnya berbentuk
kurva-linear; sehingga hubungan antara biaya tidak benar-benar linear, biaya tersebut
dapat dapat diestimasi dalam jalur aktivitas yang sempit yang disebut rentang relavan
melalui sebuah garis lurus seperti diilustrasikan dalam Grafik .3.3 rentang relavaan
(relevant range) adalah rentangan dari aktivitas yang muncul dengan asumsi bahwa
perilaku biaya yang berupa garis lurus adalah valid. Diluar rentang relavan, biaya tetap
bisa jadi tidak benar-benar tetap lagi atau biaya variabel tidak benar-benar variabel.
Manajer harus mengingat bahwa asumsi yang dibuat mengenai perilaku biaya akan
menjadi tidak sesuai jika aktivitas berada di luar rentang relavan.
Grafik 3.3
Laporan laba rugi fungsi biaya kurva-linier ekonom
Biaya variabel
rentang relavan
Perkiraan garis lurus akuntan
43
Jumlah
Konsep tentang relavan sangat penting dalam memahami biaya tatap.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa Klinik IGM menyewa mesin diagnostk leukimia dengan
harga Rp.200 juta per bulan. Kemudian, anggap bahwa kapasitas mesin tersebut adalah
3.000 pengujian per bulan. Asumsi bahwa harga sewa sebesar Rp 200 Juta per bulan untuk
mesin tersebut hanya valid pada rentang relavan 0-3.000 pengujian per bulan. Jika Klinik
IGM melakukan 5.000 pengujian per bulan, maka klinik tersebut perlu menyewa satu
mesin lagi dengan harga sewa yang sama per bulannya. Akan sangat sulit menyewa separuh
dari mesin diagnostik; sehingga polanya digambarkan secara berjenjang seperti pada
Grafik 3-4. Tampilan tersebut menunjukkan bahwa beban sewa tetap tersebut pada
rentang ke 2 meningkat menjadi Rp400.juta dalam rentang ke3. 0-6.000 pengujian.
Meningkat menjadi Rp 600 juta .Beban sewa meningkat dalam diskrit bertingkat (step) atau
berupa kenaikan setiap 3.000 pengujian, bukan meningkat dalam pola linear per pengujian.
Grafik 3-4
Laporan Laba Rugi
B
I
Biaya Variabel
A
Y
A
Rp 60.Milyar
RP 40.Milyar
Rp 20.Milyar
.
0
.
3.000
6.000
Frekuensi
44
9.000
ILUSTRASI-3.1
1. Mahasiswa Universitas IGM mempunyai usaha produksi air mineral IGM
FRESS dengan 4 tabung pengisian kapasitas 600 gallon perbulan .Biaya
tetap perbulan Rp1000.000. Adapaun data perkembangan produksi dan
penjualan selama 6 bulan ,serta biaya tetap per-unit adalah dibawah ini :
Bulan
1
2.
3.
4.
5.
6.
Produksi
100.000
150.000
200.000
250.000
275.000
300.000
Biaya Tetap
Rp.1.000.000
Rp.1.000.000
Rp.1.000.000
Rp.1.000.000
Rp.1.000.000
Rp.1.000.000
Biaya Tetap/unit
Rp.10,00
Rp. 6,67
Rp. 5,00
Rp. 4,00
Rp. 3,6
Rp. 3.33
Secara Grafik Total Biaya Tetap dan biaya tetap per-unit dapat dibandingkan dibawah
ini:
Grafik Beban Tetap per Unit
T
P
C
12
.Biaya Per-unit
Gaji Penyelia per Unit (Rp)
Total Biaya
1,75 jt
1,50 jt
1,25 jt
1,00 jt
0,75 jt
0,50 jt
0,25 jt
10
10
8
6.67
6
5
4
4
3.643.33
2
0
0
50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000
Total Unit Produksi
100rb 200rb 300rb
Total unit Produksi
Total unit Produksi
Jika tingkat produksi berada diatas rentang maksimum 300.000 galon maka
biaya tetap juga akan berubah. Seandainya IGM fress akan memproduksi
600.000 galon karena tambahan pesanan khusus dari rumah makan, maka harus
ada produksi pada malam hari sehingga harus mengangkat karywan baru untuk
produksi malam hari dari jam 7.oo sampai 12.00 malam. Karena tingkat
produksi sudah diatas rentang relevan maka biaya tetap juga akan bertambah
sebesar biaya gaji karyawan baru sebesar Rp 1.000.000. Dengan demikian maka
45
rentang relevan tingkat produksi akan berubah menjadi 300.000 – 600.000 galon
perbulan dengan total biaya tetap Rp 2.000.000 perbulan. Secara grafis sifat
biaya tetap digambarkan dibawah ini:
Biaya tetap rentang relevan
Produksi 300.000-600.000 galon
Gaji (Biaya Tetap)
3jt
T
P
C
-----------
2 jt
------------
1jt -----------
3 jt
Rentang
Relevan
_______
T
P
2 jt
C
1 jt --------
300 rb
600 rb 900 rb
Total unit Produksi
300 rb
600 rb
Total unti
900 rb
Untuk Tujuan Perencanaan Biaya tetap dikelompokkan menjadi:
1). Commited Fixed Cost yaitu Biaya tetap yang terjadi dari investasi
Bangunan Kantor, Pabrik, mesin Pabrik, Equipment pabrik dan struktur biaya
umum dan administrasi perusahan yang mendasar yang umur nya relatif
panjang dan beban tetapnya tidak menjadi nol walaupun tidak ada aktivias
bisnis/produksi.
contoh :
Biaya Depresiasi Aktiva tetap
Asuransi bangunan /mesin pabrik
Gaji top manajer dan karyawan tetap
Biaya Bunga pinjaman
Dan lain sebagainya
2).Discretionary Fixed Cost/Managed Fixed Costs yaitu biaya tetap yang
timbul dari keputusan tahunan manajemen untuk biaya tertentu dan dalam
jumlah yan tertentu( Biaya tetap kebijakan) Mengacu pada prinsip akuntansi biaya
tersebut dikatogarian sebagai Biaya yang ditangguhkan (Deffered Charges).
Amortisasi dari biaya tersebut dikatgorikan sebagai biaya tetap.
Contoh:
Advertensi
Biaya Penelitian dan pengembangan(R & D)
Biaya Pra –operasi(Biaya Masa konstruksi )
Biaya Bunga Selama masa konstruksi
Biaya yang ditangguhkan lain
46
1 2.Perilaku Biaya Variabel
Untuk dapat menjadi biaya variabel, biaya harus berubah terhadap sesuatu, yaitu basis
aktivitasnya. Basis aktivitas (activity basis) adalah ukuran yang menyebabkan terjadinya biaya
variabel. Suatu basis aktivitas biasanya mengacu pada suatu pemicu biaya (cost driver). Beberapa
basis yang umum adalah jam kerja tenaga kerja langsung, jam kerja mesin, unit yang diproduksi,
dan unit terjual.. Oleh karena banyaknya basis aktivitas dalam suatu organisasi, maka be
disarankan untuk mengasumsikan basis aktivitas berdasarkan jumlah barang dan jasa yang
disediakan oleh organisasi. Kita akan menentukan basis aktivitas tertentu jika output-nya bukan
barang atau jasa.
Biaya Variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat
atau menurun secara proporsional terhadap peningkatan/penurunan dalam
aktivitas. Biaya –biaya tersebut:
a. Perusahaan Dagang:
Harga Pokok Penjualan yang berasal dari persedian Barang dagangan
(Merchandise Inventory)
b. Perusahaan Pabrikasi :
Prime costs adalah :Biaya Bahan langsung (Direct materials), biaya tenaga kerja
langsung (Direct labor)
Porsi Biaya varibel dalam Factory Ovberhead : seperti indirect materials, indirect
labours , Biaya pengemasan (set-up), Lubrikasi, supplies, Power, etc.
c.Perusahaan jasa :
Biaya variabel lainnya yang mungkin dikeluarkan oleh ketiga tipe perusahaan
diatas seperti : Biaya komisi, shipping costs, biaya tenaga kerja administrasi
kantor, (contract agreement, invoicing).
Dalam praktek hubungan antara aktivitas bisnis dengan biaya variabel
berbentuk garis linier dimana total biaya variabel diasumsikan meningkat dalam
jumlah yang tetap untuk setiap satu unit peningkatan dalam aktivitas.
Meskipun dalam kenyataanya (actual) hubungan tersebut jarang yang
linier secara sempurna akan tetapi dalam rentang hubungan aktivitas yang
terbatas hubungan antara suatu aktivitas dengan biaya terkait bisa mendekati
linier.Secara grafis hubungan tersebut dapat digambarkan kurva-Grafik 3-9
dibawah ini.
47
Rentang waktu relevan
1000
Garis A
Jumlah Biaya
800
Garis B
600
400
200
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Garis A = Biaya variable yang dihitung
Garis B = Biaya variable aktual
Secara total karakter biaya variabel akan naik/turun sejalan dengan
perkembangan aktivitas/produksi, namun Biaya variabel PER-UNIT adalah
TETAP dan tidak terpengaruh oleh peningkatan aktivitas.
Pola perilaku biaya yang berbasis tingkat aktivitas tersebut dapat juga digunakan untuk menggambarkan
biaya yang lain, seperti biaya tenaga kerja. Sebagai contoh, beban gaji karyawan dapat dibuat
menggunakan pola bertingkat. Gaji karyawan dibayarkan dalam jumlah tetap, misalnya Rp.40 juta
setahun untuk masa kerja 40 jam seminggu selama 50 minggu dalam 1 tahun (=2.000 jam setahun).
Dalam contoh ini, total gaji karyawan adalah $40.000 dengan rentang relavan 0 – 2.000 jam kerja. Total
beban gaji karyawan meningkat menjadi $80.000 (atau sebesar dua karyawan) jika rentang karyawan
menjadi 2.001 – 4.000 jam kerja. Pola perilaku biaya seperti ini disebut biaya variabel bertingkat ( step –
variable cost ). Biaya variabel bertingkat dapat diubah kapan saja sesuai dengan kondisi sehingga jarak
tingkatnya sangat sempit karena biaya tersebut diperlakukan utama sebagai biaya variabel. Sebaliknya,
jarak tingkatan untuk biaya tetap sangat lebar sehingga biaya harus diperlakukan sebagai biaya tetap
secara kesuluruhan secara rentang relevan. Tabe.l 3.1 meringkas empat konsep utama yang
berhubungan dengan biaya variabel dan biaya tetap. Pelajari tampilan tersebut dengan cermat sebelum
membaca lebih lanjut.
Ikhtisar: 3.1
Ringkasan Perilaku Biaya Tetap dan Variabel
Biaya
Biaya Variabel
Biaya Total
Total biaya variabel naik dan turun
Sesuai dengan perubahan tingkat
48
Biaya perUnit
Biaya variabel perunit selalu kontan
Aktivitas.
Total biaya tetap tidak dipengaruhi
Biaya tetap per unit munurun jika
Jumlah aktivitas dalam rentang relavan tingkat aktivitas meningkat dan
Naik jika aktivitas menurun
Biaya Tetap
ILUSTRASI-2
Kalau pada IGM FRESS contoh sebelumnya mengeluarkan biaya untuk membeli
air mineral Rp 100 /per-leter, maka karekter biaya variabel (bahan langsung}
selama enam bulan adalah:
------------------------------------------------------------------------------------------------Produksi
Bahan lgs
Biaya Variabel/Ltr TotalBiaya Variabel Bulan
(dalam000.000Rp)
------------------------------------------------------------------------------------------------1.
2.000.000
Rp.100
Rp.200
2.
3.000.000
Rp.100
Rp.300
3.
4.000.000
Rp.100
Rp.400
4.
5000 .000
Rp.100
Rp.500
5.
5.500.000
Rp.100
Rp.550
6.
6.000.000
Rp.100
Rp.600
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Secara grafis Total Biaya Variabel dan Biaya variabel per-unit dapat
digambarkan dibawah ini :
Grafik Total Biaya variabel
dibandingkan dibawah ini:
dan biaya variabel per-unit dapat
Grafik Biaya Variabel per-unit
T
P
C
Grafik Biaya vaiabel
1,75 jt
1,50 jt
1,25 jt
1,00 jt
0,75 jt
0,50 jt
0,25 jt
100rb 200rb 300rb
Total unit Produksi
Total unit Produksi
49
1.3.Biaya Semivariabel
Biaya semi variabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan
karekter-karekter dari biaya tetap maupun variabel. Contoh biaya tersebut
adalah: biaya listrik, air, gas solar, premium, perlengkapan, pemeliharaan,
beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa karyawan, biaya pensiun,
pajak penghasilan. Sebagian biaya semivariabel akan tetap konstan dalam
jumlah total dan oleh karenanya akan menjadi biaya tetap. Bagian lain dari
biaya semivariabel dapat berubah sebanding dengan perubahan dasar aktivitas
dan oleh karenanya merupakan biaya variabel. Biaya semi variabel sering juga
disebut biaya campuran atau semi tetap.
Biaya semivariabel (mixed cost) terdiri atas dua elemen biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. . Oleh
karena biaya semivariabel disajikan dalam garis lurus maka, persamaan garis lurus dibawah ini dapat
digunakan untuk menunjukkan hubunugan antara biaya semivariabel dan tingkat aktivitas.
Y
a
b
X
Y = a + bX
= Total biaya semivariabel
= Total biaya tetap ( garis intersepsi vertikal )
= Biaya variabel per unit aktivitas ( kemiringan garis )
= Tingkat aktivitas
Oleh karena itu biaya variabel per unit sama dengan kemiringan garis lurus, maka semakin curam
kemiringannya, semakin tinggi pula biaya variabel per unitnya.
Dalam kasus biaya yang dibayarkan , persamaanya ditulis sebagai berikut
Y =
Total biaya
Semivariabel
Rp25.000 +
=
Total biaya tetap
Rp 300
+
X
biaya variabel per unit X
aktivitas
800 kali
tingkat aktivitas
Persamaan ini memudahkan kita menghitung totalbiaya semivariabel untuk tingkat aktivitas apa
pun dalam rentang relevan. Sebagai contoh, jika tahun depan perusahaan berencana mengadakan
800 kali pesta rafting, maka total biayanya dihitung sebagai berikut,
Y = Rp 25.000 + (Rp 300 per pesta x 800 pesta)
Y = Rp 27.400
50
Ada 3 metode untuk memisahkan biaya semivaribel menjadi biaya tetap atau
variabel yaitu :
a. High Low methods (Metode tinggi –rendah )
b. Metode Scattergraph
c. Metode Least Squares
a.High Low Methods
Merupakan teknik estimasi biaya yang umum digunakan untuk tujuan ini.
Metode tinggi- rendah menggunakan total biaya tertinggi dan terendah yang
diungkapkan oleh pola biaya masa lalu sebagai dasar untuk mengestimasikan
biaya variabel per-unit dan komponen biaya tetap dari biaya semivaribel.
ILUSTRASI-3.3
Untuk mengilustrasiikan pemakaian metode ini IGM Fress dalam menjual
air meneral dengan syarat penyerahan franco gudang pembeli (Toko/Mini
market /distributor), Sehingga biaya pengiriman /transportasi out menjadi
tanggungan penjual.Adapun perkembangan produksi dan Biaya Pengiriman
(Shipping ) dibawah ini :
Bulan
Produksi
Biaya Pengiriman
1
100.000
Rp.450.000
2.
150.000
Rp.550.000
3.
200.000
Rp.625.000
4.
250.000
Rp 700.000
5.
275.000
Rp.750.000
6.
300.000
Rp.800.000
Diminta:
Besarnya biaya tetap dan variabel dengan menggunakan tersebut
Jawab
:
Analisa biaya tetap dan variabel atas biaya pengiriman IGM fress selama 6 bulan
dengan high low methods adalah:
Unit penjualan
Biaya pengiriman
Tingkat tertinggi aktivitas
Tingkat terendah aktivitas
Perbedaan
300.000 galon
100.000 galon
----------------200.000 galon
51
Rp 800.000
Rp 450.000
--------------Rp 350.000
Rumus : Biaya variabel =
=
Perbedaan Total biaya
-----------------------------Perbedaan dalam produksi
Rp. 350.000
---------------- = Rp 1,75
200.000 galon
Biaya variabel/galon = Rp 1,75
Total Biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
= ( Biaya varibel per-unit x Unit produksi ) + Biaya tetap
Tingkat tertinggi :
Rp.800.000 = ( 300.000 galon x Rp. 1,75) + Biaya tetap
Rp.800.000 = Rp 525.000 + Biaya Tetap
Biaya tetap = Rp.800.000 –Rp 525.000
Biaya tetap
= Rp 275.000
----------------
Tingkat terendah :
Rp.450.000
Rp.450.000
Biaya tetap
= ( 100.000 galon x Rp. 1,75 ) + Biaya tetap
= 175.000 +biaya tetap
= Rp 450.000 – Rp 175.000
Biaya Tetap
= Rp 275.000
--------------
Dengan demikian komposisi biaya pengiriman IGM Fress adalah :
Biaya tetap
=Rp 275.000
Biaya Varibel per-unit Rp 1,75
Secara Grafis perilaku biaya pengiriman Igm fress digambarkan dibawah ini :
52
Evaluasi High Low Method
High Level
900,000
800,000
750,000
700,000
Biaya Pengiriman
800,000
700,000
Low Level
of activity
600,000
500,000
Variabel
Cost
625,000
550,000
450,000
400,000
300,000
Fixed
Cost
200,000
100,000
0
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
Unit Produksi
Biaya Pengiriman
b. Scatter diagram method ( Metode Diagram Pencar )
Metode scatter diagram dapat digunakan untuk menganalisa perilaku
biaya. Dalam metode ini biaya yang dianalisis disebut dependen variabel dan
diplot digaris vertikal atau yang disebut sumbu Y. Aktivitas terkait disebut
variabel independen seperti biaya pengiriman, billing costs, direct labour, jam
tenega kerja langsung dsb dan diplot sepanjang garis horizontal yang disebut
sumbu X.
Metode scattergrafh lebih palit dan merupakan kemajuan dari metode
high–low karena metode ini menggunakan semua data yang tersedia, bukan
hanya dua titik data. Disamping itu keunggulan metode ini karena
memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah biaya
tersebut tampak terkai dengan aktivitas dan hubunganan mendekati linear.
Inspeksi visual juga dapat memfasilitasi deteksi data abnormal.
ILUSTRASI-3.4
Untuk mengilustrasikan pengunaan dari metode ini diasumsikan PT Indo
global mandiri mengeluarkan biaya Listrik dan jam tenaga kerja langsung
selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Bulan
Jan
Feb
Maret
Biaya Listik
Rp .640
620
620
Jam T.K Langsung
34.000
30.000
34.000
53
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Sep
Okt
Nop
Des
Total
Rata-Rata bulanan
590
39.000
500
42.000
530
32.000
500
26.000
500
26.000
530
31.000
550
35.000
580
43.000
680
48.000
-------------------------------------------6.840
420.000
=====
=====
570
35.000
Diminta :
Tentukan formula Biaya tetap dan biaya varibel dengan metode Scatter diagram
Jawab:
Langkah-langkah penggunaan Scatter diagram:
Langkah. 1. Buatkan sumbuk grafis 90 derajat, garis
vertikal (sumbu y)
menggambarkan Biaya listrik disebut varibel dpenden dan garis horizontal
(sumbu x) mengambarkan jam tenaga kerja langsung disebut variabel
independen.
Langkah 2. Plot data listrik kegrafis sehingga setiap titik mewakili biaya tersebut.
Langkah. 3.Plot garis B menggunakan inspeksi visual. Garis ini harus dibuat
yang dapat mewakili mayoritas titik data. Secara umum jumlah titik data diatas
garis sama dengan jumlah titik data dibawah garis B tersebut.
Langkah.4. Plot garis A mulai dari titk garis vertikal dimana garis B memotong
sumbu y yaitu pada biaya listrik Rp 440 yang posisinya paralel dengan sumbu x.
Garis ini mewakili elemen biaya tetap biaya listrik untuk semua tingkatan
aktivitas dalam rentang relevan .
Langkah 5. Hitung Peningkatan dalam biaya listrik pada saat biaya tenaga kerja
meningkat (area yang dibatasi oleh garis A dan B pada graik) dengan formula
dibawah ini :
54
Formula :1
(Biaya Rata-rata perbulan) - (Elemen biaya tetap
Elemen Variabel
Rp 570
-
Rp 440
=
)
=
Biaya rata bulanan
Rp 130
Formula-2
Biaya rata-rata bulanan elemen variabel
-------------------------------------------------- =Biaya Rata-Rata bulanan Jam T.K.l
Biaya varibel perjam T.K langsung
=
Rp 130/35.000 jam
=
Rp 0,0037 perjam tenagakerja langsung
Dengan demikian biaya listrik per jam tenaga kerja langsung terdiri dari :
Biaya tetap
Biaya variabel
= Rp 440
= Rp 0,0037
Dapat digambarkan Y = Rp 440 + 0,0037 X
Secara grafis penerapan scatter diagram pada biaya listrik dan jam tenaga kerja langsung
dibawah ini :
800
Garis B
700
48,000
34,000
30,000 34,000
Biaya Listrik
600
500
26,000
35,000
31,000
32,000
Elemen
Variable
39,000 43,000
42,000
400
300
Elemen
Tetap
Garis A
200
100
0
0
10,000
20,000
30,000
40,000
Jam Tenaga Kerja Langsung
Biaya Listrik
55
50,000
60,000
c. Least Squares Methods
1. Metode ini sering juga disebut Analisa Regresi yaitu metode yang
menentukan secara matematis garis yang paling sesuai garis regresi linear
melalui sekelompok titik. Garis regresi meminimisasi jumlah kuadrat
deviasi dari setiap aktual yang diplot dari titik diatas atau dibawah garis
regresi.
ILUSTRASI -3.5
2. Untuk mengilustrasikan metode regresi ini Indo Global Mandiri Cape
(Kantin) akan memisahkan biaya tetap dan varibel kegiatan kantin yaitu
hubunganan antara Meals Served dengan Total biaya dibawah ini :
Bulan
( dalam 000)
-----------------
Meals Served
(dalam 000)
---------------
Total Cost
------------------
Januari
4
Februari
1
Maret
3
Aprll
5
Mei
10
Juni
7
-------------------Total
30
=====
=========
Diminta : Besarnya biaya tetap dan Variabel
Rp 9.500
4.000
8.000
10.000
19.000
14.000
Rp 65.000
Jawab :
Bulan
Januari
Februari
Maret
Aprll
Mei
Juni
Total
Meals
Served(dalam 000)
4
1
3
5
10
7
30
Total Cost (dalam
XY
000)
000 )
9500
38000
4000
4000
8000
24000
10000
50000
19000
195000
14000
98000
65000
409000
Langkah:1 .
56
(dlm
X2
000)
16
1
9
25
100
49
200
(dlm
Asumsi Meals Served adalah X dan total cost adalah Y dan hitung X kali Y
(XY) dan X kuadrat ( X2)
Langkah-2 : Masukan data diatas kepersamaan :
( 1 ) E XY = a E X + b E X2
(2 ) E Y
= na + b E X
Langkah-3 : Pergunakan persamaan ( 1)
Rp 409.000 = 30 a + 200 b
Rp 65.000 = 6 a + 30 b
Rp 409.000 = 30 a + 150b
---------------------------------Rp 84.000 =
50 b
Dibagi 50 didapat dihasilkan b
=
Rp 1.680 =
b
Dengan demikian biaya variabel rate adalah Rp 1.680 per-seribu kali meals served atau
Biaya varibel = Rp 1,68/permeal
Langkah-4:
Hitung biaya tetap dengan memasukan rate biaya variabel kepersamaan(2)
Persamaan (2)
Rp 65.000 = 6a + 30 ( Rp 1.680)
Rp 65.000 = 6a + Rp 50.400
Rp 14.600 = 6a
a = Rp2.433
Biaya Tetap
= Rp 2.433
Dengan demikian formula biaya Y = Rp 2.433 perbulan + Rp 1,68 /per-meal
Secara grafis Penggunaan metode Least Square/regresi digambarkan dibawah ini :
Metode Regresi
Garis Regresi
(Y=a+bx)
20,000
18,000
16,000
Total Cost
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
0
2
4
6
8
10
12
Meal Serve
Total Cost
=========================================================
57
LATIHAN MANDIRI BAB -III
1.Teori
1.Berikan definisi perilaku biaya
2.Sebutkan tiga klasifikasi yang paling umum dalam perilaku biaya
3.Sebut dan jelaskan langkah-langkah penggunaan scatter diagram dalam memisahkan
biaya teap dan biaya vaiabel dari biaya semivariabel
4.Metode Tinggi rendah hanya meneliti dua titik saja,sehingga kurang teliti dalam
menganalisa komponen biaya tetap dan biaya variabel,bagaimana pendapat saudara jelaskan.
5.Uraikan perilaku dari ( a )total biaya tetap ( b ) biay tetap perunit bila dasar kegiatan naik
6.Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah penggunaan scatter diagram dalam memisahkan
biaya tetap dan biaya variabel dari biaya semi variabel !
Jawab :
1. Buatkan sumbu grafis 900 garis vertikal (sumbu Y) menggambarkan biaya variabel
dependent dan garis horizontal (sumbu X) menggambarkan biaya Variabel
Independent.
2. Plot data biaya variabel sehingga setiap titik mewakili biaya tersebut.
3. Plot garis B menggunakan Inspeksi Visual. Garis ini harus dibuat yang dapat mewakili
mayoritas titik data secara umum jumlah titik data diatas garis sama dengan jumlah
titik data dibawah garis B tersebut.
4. Plot garis A mulai dari titik garis vertikal dimana garis B memotong sumbu Y yaitu
pada biaya variabel yang posisinya pararel dengan sumbu X. Garis ini mewakili elemen
biaya tetap, biaya variabel untuk semua tingkatan aktifitas dalam rentang relevan.
5. Hitung peningkatan dalam biaya variabel pada saat biaya biaya variabel independent
(area yang dibatasi oleh garis A dan B pada grafik).
III-.2 Problem:
III.2 1. Perusahaan Perakitan Mobil PT Indo Global Mandiri sedang menyiapkan anggaran
biaya untuk tahun 2012 .Data biaya dari laporan Keuangan Tahun 2011 diketahui biaya
Factory overhead Pabrik yang sifatnya Semivariabel dan jumlah jam kerja langsung
sebagaimana dibawah ini :
No
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Jam Kerja Langsung
FOH Semivariabel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp. 95.000.000
Rp. 91.500.000
Rp.100.000.000
Rp. 120.000.000
58
33.000
32..500
39.000
45.000
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Rp 42.000
Rp 40.000
Rp 35.000
Rp 30.500
Rp 30.000
Rp 43.000
Rp 31.000
Rp 44.000
Rp. 105.000.000
RP. 101.000.000
Rp. 97.000.000
Rp. 91.000.000
Rp . 90.000.000
Rp. 107.000.000
Rp. 92.000.000
Rp. 112.000.000
Diminta;
Hitung dan analisa besarnya biaya tetap dan biaya variabel dari biaya overhead tahun 2012
dengan menggunakan :
1. High Low Methods ((Metode titik Tinggi Rendah
2. Least Square (metode Regresi Sederhana )
Jawab :II.2.1
1. Metode titik tinggi rendah
Jam Kerja Langsung
Tinggi (April)
Biaya Overhead
45.000
Rendah (September )
Selisih
Rp 120 juta
30.000
-----------------15.000
============
Tarif biaya variabel per jam kerja langsung
Rp 90 juta
---------------Rp 30 juta
============
Rp 30 juta
= ---------------- = Rp 2.000
15.000 jam
Perhitungan:
Biaya variabel jam kerja langsung tertinggi : 45.000 xRp 2000 =Rp 90 juta
Biaya variabel jam kerja langsung terendah : 30.000 xRp 2000 = Rp 60 juta
Biaya
Total
Dikurangi :
Variabel
Biaya Tetap
Tinggi
Rendah
Rp 120 juta
Rp 90 juta
Rp 90 juta
----------------Rp 30. Juta
==========
59
Rp60 juta
-----------------------Rp 30 juta
==============
2
Metode Regresi Sederhana
X (Rp000 )
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
Rp 33.
Rp 32.5
Rp 39.
Rp 45.
Rp 42
Rp 40.
Rp 30.5
Rp 35
Rp 30
Rp 43
Rp 31.
Rp 44.
Rp.445
Y (Rp000 )
Rp. 95.000
Rp.91.500
Rp.100.000
Rp. 120.000
Rp. 105.000
RP. 101.000
Rp. 97.000
Rp. 91.000
Rp . 90.000
Rp. 107.000
Rp. 92.000
Rp. 112.000
Rp.1.201.500
XY(Rp000 )
Rp 3.135.000
Rp 2.973.750
Rp 3.900.000
Rp 5.400.000
Rp 4.410.000
Rp4.040.000
Rp3.395.000
Rp2.775.000
Rp 2.700.000
Rp4.601.000
Rp 2.852.000
Rp 4.928.000
Rp 45.110.250
X2(Rp000 )
Rp 1.089
Rp 1.056,25
Rp 1.521
Rp 2.025
Rp 1.764
Rp 1.600
Rp 1.225
Rp1.056,25
Rp 900
Rp1.849
Rp 961
Rp 1.936
Rp 16.982,50
Langkah -2 masukan data diatas kepersamaan
Pers amaan 1= XY = a x + b x2 = Rp 45.110.250. =445.a +16.982.b
Persamaan 2=
Y= n a + b x2 = Rp 1.201.500.= 12 a
+ 445b
Langkah-3
Persamaan 1
= Rp 45.110.250.
\Persamaan 2 a dikali 37,084 = Rp 44.556.426.
Rp 553.824
b
= 445 a + 16.982. b
= 445.a + 16.502. b =
0 + 480 b
=
1.154
Dengan demikian biaya variabel adalah 1.154 perseribu meals served atau rate biaya variabel
Rp 1,154 per-meal .
Langkah-4 :
60
Hitung Biaya tetap ke rate biaya variabel kepersamaan -2
12 a + 445.b = Rp 1.201.500.
12 a + (445. x 1154) = Rp 1.201.500.
12 a + 513.530.
= Rp 1.202.500.
12 a
= Rp 688.970
a
= Rp 57.414
Dengan demikian formula biaya Y = Rp 57.414 /perbulan + Rp 1,68 /per-meal
Secara grafis Penggunaan metode Least Square/regresi digambarkan
III.2.2 Rumah sakit PT Indo Global Mandiri sedang menyiapkan
anggaran biaya untuk tahun 2012.Data biaya dari laporan
terdahulu diketahui biaya overhead yang sifatnya Semivariable
dan jumlah hari pasien yang berobat sebagaimana dibawah ini :
Bulan
Biaya overhead
Hari pasien
semivariable
Januari
Rp 39.800.000
1.360
Februari
Rp 49.500.000
3.100
Maret
Rp 39.200.000
1.340
April
Rp 39.000.000
1.300
Mei
Rp 44.200.000
2.800
Juni
Rp 47.000.000
3.300
Juli
Rp 42.200.000
2.580
Agustus
Rp 46.700.000
3.290
September
Rp 40.000.000
1.370
Oktober
Rp 43.200.000
2.750
November
Rp 45.000.000
3.080
Desember
Rp 46.000.000
3.250
Diminta :
61
Hitung dan analisa besarnya biaya tetap dan biaya variable dari
biaya overhead 2012 dengan menggunakan :
1. High Low Method ( Metode titik tinggi rendah )
2. Least square method ( Metode regresi sederhana )
Jawab II.2.1
1.Metode titik tinggi rendah
Biaya overhead
Hari pasien
Tinggi ( Juni ) Rp 47.000.000
3.300
Rendah ( April ) Rp 39.000.000
1.300
------------------- ---------------Selisih
Rp 8.000.000
2.000
Tarif biaya overhead semivariable per hari pasien
Rp 8.000.000
=
2000
= Rp 4.000
Perhitungan :
Biaya variable hari pasien tertinggi
= 3.300 X Rp 4.000
= Rp 13.200.000
Biaya variable hari pasien terendah
= 1.300 X Rp 4.000
= Rp 5.200.000
Biaya
Tinggi
Rendah
Total
Rp 39.000.000
Rp 47.000.000
62
Variabel
Rp 13.200.000
------------------Rp 33.800.000
Biaya Tetap
Rp 5.200.000
------------------Rp 33.800.000
2.Metode Regresi Sederhana
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
X
1.360
3.100
1.340
1.300
2.800
3.300
2.580
3.290
1.370
2.750
3.080
3.250
29.520
Persamaan 1
XY
Rp 1301.485.000
Persamaan 2
Y
Rp 517.800
Y
XY
Rp39.800
Rp45.500
Rp39.200
Rp39.000
Rp44.200
Rp47.000
Rp42.200
Rp46.700
Rp40.000
Rp43.200
Rp45.000
Rp46.000
Rp517.800
Rp54.128.000
Rp141050.000
Rp52.528.000
Rp50.700.000
Rp123.760.000
Rp155.100.000
Rp108.876.000
Rp153.643.000
Rp54.800.000
Rp118.800.000
Rp138.600.000
Rp149.500.000
Rp1301.485.000
= ax+bx2
= 29.520a + 80.644.000b
= na+bx2
= 12a + 29.520b
63
X₂
Rp1.849.600
Rp9.610.000
Rp1.795.600
Rp1.690.000
Rp 7.840.000
Rp10.890.000
Rp6.656.400
Rp10.824.100
Rp1.876.900
Rp7.562.500
Rp9.486.400
Rp10.562.500
Rp80.644.000
Langkah 3
Rp 1301.485.000
= 29.520a+80.644.000b
Rp
1.273.788
= 29.520a+72.619.200b
----------------------------------------------------------- Rp 1.300.211.212
=
8.024.800b
b
=162,025
Dengan demikian biaya variable adalah 162,025 perseribu meals
served atau biaya variable Rp 162,025 per-meal
Langkah 4
12a + 29.520 b
12a + (29.520 X 162,025 )
12a + 4.782.978
12a
a
= Rp 517.800.000
= Rp 517.800.000
= Rp 517.800.000
= Rp 513.017.022
= Rp 42.751.418.5
Dengan demikian formula biaya
Y
= Rp 42.751.418,5/perbulan + Rp 162,025/permeal
64
Download