PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kabupaten OKU Selatan yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab perangkat daerah. 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dengan Ibukotanya Muaradua merupakan salah satu Kabupaten pemekaran di Provinsi Sumatera Selatan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir. Secara geografis, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terletak di antara 103°22' 104°21' Bujur Timur dan antara 04°14' - 04°55' Lintang Selatan. Kabupaten yang baru resmi terbentuk pada tahun 2004 ini, memiliki luas wilayah 5.493,94 Km2 atau 549.394 Ha. Adapun secara administrasi wilayah Kabupaten OKU SELATAN memiliki batas-batas sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Pengandonan, dan Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat Prop. Lampung. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu dan Kecamatan Semendo Darat Ulu Kabupaten Muara Enim. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Way Kanan Prop. Lampung. Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 terdiri dari 19 kecamatan, 7 Kelurahan dan 252 desa, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Buana Pemaca dengan luas wilayah 71,452 Ha atau 13,01 % dari total luas wilayah kabupaten, sementara itu Kecamatan Kisam Ilir memiliki luas wilayah terkecil diantara kecamatan lainnya dengan luas 13,602 Ha atau hanya 2,48 % dari luas total wilayah Kabupaten.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.1 dan Peta 2.2. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I-1 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Peta 2.1 Peta Orientasi dan Administrasi Kabupaten OKU Selatan dalam Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Sumber: Bappeda PM Kabupaten OKU Selatan, 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I-2 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Topografi Kabupaten OKU Selatan sebagian besar berbukit dan bergunung-gunung meliputi ketinggian antara 45 sampai dengan 1.643 meter dari permukaan laut. Secara umum Kabupaten OKU Selatan beriklim tropis dan basah. Kecamatan yang mempunyai temperatur udara rendah di jumpai di daerah Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Pulau Beringin, Muaradua Kisam, Kisam Tinggi yang rata-rata daerah ini merupakan daerah pegunungan. Dimana selama tahun 2004 jumlah curah hujan tertinggi terdapat di daerah Kecamatan Banding Agung yang mencapai 4.411 mm yaitu bulan Desember 2004 dengan jumlah hari hujan mencapai 27 hari, sementara jumlah curah hujan terendah di daerah Kecamatan Muaradua Kisam yang mencapai 64 mm dengan jumlah hari hujan mencapai 8 hari. Berikut curah hujan rata-rata Kabupaten OKU Selatan dari tahun 1981-2012: 1. Bulan januari curah hujan 223,1 mm 2. Bulan februari curah hujan 204,5 mm 3. Bulan maret curah hujan 247,6 mm 4. Bulan April curah hujan 251,1 mm 5. Bulan mei curah hujan 196,9 mm 6. Bulan juni curah hujan 91,5 mm 7. Bulan juli curah hujan 86,8 mm 8. Bulan agustus curah hujan 76,6 mm 9. Bulan september curah hujan 116,7 mm 10. Bulan oktober curah hujan 137,2 mm 11. Bulan nopember curah hujan 213,8 mm 12. Bulan desember curah hujan 226,2 mm Gambar 2.1 Grafik Curah Hujan Rata-rata Kab.OKU Selatan Tahun 1981-2012 CURAH HUJAN RATA-RATA KAB. OKU SELATAN (1981 - 2012) 300.0 250.0 200.0 150.0 100.0 50.0 0.0 jan feb mar apr may jun jul curah hujan aug sep oct nov dec Sumber : BMKG Provinsi Sumatera Selatan, 2012 Dari rata-rata curah hujan di atas, Kabupaten OKU Selatan mengalami musim kemarau pada bulan Juli hingga Oktober, dan musim hujan pada November hingga Juni, Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I-3 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN dimana musim kemarau didefinisikan jika dalam satu bulan curah hujan kurang dari 150 mm dan musim hujan jika lebih atau sama dengan 150 mm. Musim pancaroba pada umumnya terjadi pada pertengahan Mei – pertengahan Juni (Pancaroba Hujan ke Kemarau) dan pertengahan September –pertengahan Oktober (Pancaroba Kemarau ke Hujan). Kabupaten OKU SELATAN dialiri oleh dua sungai besar yang bermuara ke sungai komering, yaitu Sungai Saka dan Selabung. Selain itu masih terdapat 20 Sungai dan anak sungai lainya yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten OKU SELATAN. Di Kabupaten OKU SELATAN juga terdapat beberapa danau, baik yang besar maupun agak kecil, sehingga daerah ini merupakan daerah pariwisata potensial di Provinsi Sumatra Selatan. Danau yang terbesar adalah Danau Ranau(Kecamatan Banding Agung), selanjutnya adalah Danau Rakihan(Kecamatan Sindang Danau), Danau Halim(Kecamatan Buay Rawan), dan Danau Asmara(Kecamatan Simpang). Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No Nama Daerah Aliran Sungai Luas (ha) 1. Sungai Saka 6000 2. Sungai Gilas 1200 3. Sungai Selulu 3500 4. Sungai Mangama 2200 5. Sungai Pilamasin 1500 6. Sungai Giham 3000 7. Sungai Tahmi 2000 8. Sungai Seliam 9000 9. Sungai Furu 1500 10. Sungai Imus 4000 11. Sungai Buyuk 2500 12. Sungai Telema 3000 13. Sungai Keruh 2000 14. Sungai Selabung 4400 15. Sungai Ruos 2600 16. Sungai Ngepah 1000 17. Sungai Mekakau 4000 18. Sungai Beangtai 1500 19. Sungai Kemu 3500 20. Sungai Singau 2300 21. Sungai Kisam 5000 22. Sungai Luas Putih 1500 23. Sungai Luas Besar 2000 24. Sungai Are 3000 25. Sungai Asahan 1500 26. Sungai Meleki 2000 27. Sungai Singalaga 1000 28. Sungai Limpung 1000 29. Sungai Keni, 2000 Sumber : RTRW Kabupaten OKU Selatan 2012-2032 Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I-4 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Berdasarkan faktor iklim, tutupan lahan, tingkat erodibiltas, dan pengelolaan lahan oleh manusia, dapat diketahui tingkat kekritisan sub-sub DAS di wilayah Kabupaten OKU Selatan. Tingkat kekritisan lahan ini tentu saja perlu menjadi perhatian dalam pembangunan di wilayah Kabupaten OKU Selatan mengingat sub-sub DAS tersebut tidak saja berpengaruh terhadap lingkungan di wilayah Kabupaten OKU Selatan tetapi juga akan berpengaruh terhadap lingkungan di wilayah regional. Peta 2.2: Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten OKU Selatan 2.2 Demografi Jumlah penduduk Kabupaten OKU SELATAN selalu mengalami penigkatan sejalan dengan kemajuan pembangunan yang juga semakin pesat. Percepatan dan kemajuan pembangunan di Kabupaten OKU SELATAN juga telah menjadi daya tarik bagi penduduk daerah lain untuk migrasi.Jumlah penduduk Kabupaten OKU SELATAN pada tahun 2013 adalah 320.290 jiwa, yang terdiri dari 168.941 jiwa laki-laki dan 151.349 jiwa perempuan yang tersebar di 19 kecamatan atau 252 desa/kelurahan.Penyebaran penduduk di Kabupaten OKU SELATAN cenderung tidak merata, berkisar antara 31 sampai 153 orang/km², kecuali kecamatan Muaradua yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi 151 orang/km². Pada Tabel 2.2 di bawah ini dapat dilihat luas dan jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten OKU SELATAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I-5 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Tabel 2.2 Nama, Luas wilayah dan Jumlah Kelurahan Kabupaten OKU SELATAN No Kecamatan Jumlah Desa/Kel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Mekakau Ilir 15 Banding Agung 22 BPR. Ranau Tengah 22 Warkuk Ranau Selatan 16 Buay Pemaca 22 Simpang 7 Buana Pemaca 8 Muaradua 14 Buay Rawan 11 Buay Sandang Aji 16 Tiga Dihaji 8 Buay Runjung 14 Runjung Agung 9 Kisam Tinggi 19 Muaradua Kisam 18 Kisam Ilir 9 Pulau Beringin 13 Sindang Danau 7 Sungai Are 9 19 Jumlah Sumber : OKU Selatan dalam angka Tahun 2012 Luas Wilayah Luas Persentase (Km2) (%) 261,15 4,75 276,38 5,03 353,20 6,43 239,48 4,36 714,52 13,01 342,29 6,23 190,10 3,46 261,95 4,77 167,00 3,04 450,00 8,19 153,45 2,79 171,19 3,12 157,41 2,87 417,00 7,59 219,80 4,00 136,02 2,48 476,51 8,67 210,00 3,82 296,49 5,40 5.493,94 100,00 2.2.1. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk selama 5 tahun terakhir (2007–2012) tercatat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan yang giat dilaksanakan. Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2007 – 2012 adalah sebesar 8,65% yang berarti mengalami pertumbuhan 1,58% per tahunnya 2.2.2. Proyeksi Penduduk Kabupaten OKU SELATAN Pertumbuhan penduduk pada interval tahun 2007–2012 menunjukkan peningkatan positif pada masing-masing kecamatan, namun pertumbuhan penduduk di wilayah Kabupaten OKU SELATAN memiliki kecenderungan pertumbuhan yang berbeda-beda pada setiap kecamatan sehingga terdapat perbedaan rumus persamaan garis. Pertumbuhan penduduk yang berbeda-beda disebabkan oleh perbedaan prasarana dan sarana wilayah dan banyak faktor lainnya. Oleh karena itu untuk menentukan persamaan garisnya yang digunakan sebagai alat memproyeksikan penduduk dilakukan analisis kesesuaian rumus dengan skenario rencana yang ditentukan berdasarkan fakta empiris dan teoritis. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I-6 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Fakta empiris diketahui berdasarkan tren eksisting dan potensi pengembangan masing-masing kecamatan. Sedangkan kerangka teoritis dibutuhkan untuk menentukan asumsi dari fakta-fakta eksisting serta potensi pengembangan wilayah sehingga tahap awal skenario rencana dapat ditentukan. Rumusan tren eksisting dan potensi wilayah disesuaikan dengan skenario rencana sehingga dapat ditentukan kebijakan estimasi proyeksi penduduk yang sesuai dengan struktur dan pola ruang.Berdasarkan analisis estimasi pertumbuhan penduduk Kabupaten OKU SELATAN tahun 2007 – 2012. Perhitungan Proyeksi Penduduk di Kabupaten OKU SELATAN menggunakan rumus/pendekatan sebagai berikut: Pn = Po ( 1 + r )n Pn Po r n = Proyeksi penduduk tahun ke-n (jiwa) = Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) = Pertumbuhan penduduk = jumlah tahun proyeksi (tahun) Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk Kabupaten OKU SELATAN sampai tahun 2017, didapatkan perkiraan jumlah penduduk 679. 984 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi pada tahun 2017 terdapat pada Kecamatan Buay Madang Timur dengan jumlah penduduk 59.663 jiwa sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada Buay Pemuka Bangsa Raja dengan jumlah penduduk yaitu 12.328 jiwa. Proyeksi penduduk untuk 5 tahun dapat dilihat pada tabel 2.3. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I-7 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Tabel 2.3: Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3-5 tahun terakhir JUMLAH PENDUDUK TAHUN n-3 n-2 n-1 (2010) (2011) (2012) NAMA KECAMATAN (a) (b) © Muaradua 39,692 39,467 Pulau Beringin 26,603 25,492 Banding Agung 24,279 21,598 Muaradua Kisam 17,765 17,472 Simpang 15,505 23,544 Buay Sandang Aji 23,710 22,814 Buay Runjung 14,135 12,091 Mekakau Ilir 21,386 21,728 Buay Pemaca 40,881 35,781 Kisam Tinggi 21,856 18,771 Kisam Ilir 7,774 7,835 BPR Ranau Tengah 26,855 23,765 Warkuk Ranau Selatan 23,637 25,213 Runjung Agung 15,736 15,360 Sungai Are 9,897 10,238 Sindang Danau 10,045 9,521 Buana Pemaca 13,268 14,555 Tiga Dihaji 12,453 10,846 Buay Rawan 14,107 12,495 JUMLAH 379,584 368,586 Sumber: Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil, 2013 JUMLAH KK TAHUN n-3 n-2 (2010) (2011) TINGKAT PERTUMBUHAN TAHUN 20102011RATA2011 2012 RATA (h) (i) (j) -0.006 0.185 0.089 -0.042 0.177 0.068 -0.110 0.183 0.036 -0.016 0.154 0.069 0.518 -0.302 0.108 -0.038 0.021 -0.008 -0.145 0.172 0.014 0.016 0.086 0.051 -0.125 0.298 0.087 -0.141 0.179 0.019 0.008 0.059 0.034 -0.115 0.134 0.010 0.067 0.018 0.042 -0.024 0.045 0.011 0.034 0.012 0.023 -0.052 0.119 0.034 0.097 0.009 0.053 -0.129 0.180 0.026 -0.114 0.257 0.071 n-1 (2012) (d) (e) (f) (g) 46,754 29,999 25,557 20,165 16,429 23,298 14,175 23,601 46,458 22,124 8,299 26,956 25,674 16,051 10,362 10,658 14,688 12,802 15,703 409,753 9,493 5,412 5,037 4,305 3,199 3,957 2,410 4,756 11,555 5,109 1,922 6,036 5,005 2,703 2,553 1,897 3,080 2,632 3,259 84,320 9,656 5,502 5,121 4,376 3,251 4,022 2,449 4,835 11,756 5,194 1,953 6,137 5,088 2,747 2,595 1,928 3,130 2,675 3,312 85,727 9,819 5,592 5,205 4,447 3,303 4,087 2,488 4,914 11,957 5,279 1,984 6,238 5,171 2,791 2,637 1,959 3,180 2,718 3,365 87,134 Tabel 2.4: Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun NAMA KECAMATAN (a) n (2013) (b) Muaradua 50,938 Pulau Beringin 32,025 Banding Agung 26,488 Muaradua Kisam 21,553 Simpang 18,206 Buay Sandang Aji 23,105 Buay Runjung 14,372 Mekakau Ilir 24,807 Buay Pemaca 50,492 Kisam Tinggi 22,539 Kisam Ilir 8,577 BPR Ranau Tengah 27,215 Warkuk Ranau Selatan 26,765 Runjung Agung 16,220 Sungai Are 10,603 Sindang Danau 11,016 Buana Pemaca 15,467 Tiga Dihaji 13,130 Buay Rawan 16,822 JUMLAH 430,339 Sumber: Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil, 2013 JUMLAH PENDUDUK TAHUN n+2 n+3 n+4 (2014) (2015) (2016) © 55,496 34,187 27,454 23,036 20,174 22,913 14,571 26,074 54,875 22,961 8,865 27,476 27,902 16,391 10,850 11,387 16,288 13,467 18,020 452,388 (d) 60,462 36,495 28,454 24,621 22,356 22,724 14,773 27,407 59,640 23,391 9,162 27,740 29,087 16,564 11,103 11,770 17,153 13,813 19,304 476,018 Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 n+5 (2017) (e) (f) 65,872 38,959 29,491 26,316 24,774 22,535 14,978 28,807 64,818 23,829 9,469 28,007 30,322 16,739 11,361 12,166 18,063 14,167 20,679 501,352 71,766 41,590 30,565 28,127 27,453 22,348 15,186 30,279 70,446 24,276 9,787 28,276 31,611 16,915 11,626 12,575 19,022 14,530 22,152 528,529 I-8 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Nilai APBD Kabupaten OKU SELATAN terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat semakin meningkatnya pendapatan daerah baik Pendapatan Asli Daerah atau dana perimbangan. Ringkasan APBD 5 Tahun Terakhir dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2008-2012 No Anggaran A Pendapatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dana Perimbangan (Transfer) Lain-Lain Pendapatan yang Sah 1 2 3 2008 Jumlah Pendapatan 2009 2010 2011 2012 13.167.984.20,28 10.243.723.515,46 13.104.697.916,01 13.676.922.539,12 18.948.549.851,12 402.071.603.462 394.364.142.138 459.705.804.084,00 544.302.125.094,00 630.587.642.901,14 14.640.390.000 46.506.731.651 53.975.544.632,00 118.295.213.465,00 65.533.551.277,85 418.028.791,882,28 451.114.597.304,46 526.786.046.632,01 676.274.261.098,12 715.069.744.029,97 B Belanja 1 Belanja Tidak Langsung 141.885.255.938,00 179.166.751.917 245.950.738.016,00 271.848.227.174,00 303.877.564.832,00 2 Belanja Langsung 338.326.906.130,00 272.949.218.287 210.296.223.599,62 380.183.253.521,80 392.151.401.953,03 Jumlah Belanja 480.212.162.068,00 452.115.970.204,00 456.246.961.615,62 652.031.480.695,80 696.028.966.785,03 Surplus/Defisit Anggaran (62.183.370.185,72) (1.001.372.899,54) 70.539.085.016,39 24.242.780.695,80 19.040.772.244,94 Sumber : Bagian Keuangan, Setda OKU Selatan Berdasarkan data hasil analisa yang didapatkan dari APBD Kabupaten OKU SELATAN Tahun 2008-2012, belanja sektor sanitasi selalu berfluktuatif. Hal ini diakibatkan karena dinamika prioritas pembangunan daerah yang juga dinamis. Pada tahun 2008 belanja sanitasi per penduduk adalah sebesar Rp. 625,75/jiwa, terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2010, dimana belanja modal sanitasi mencapai Rp. 16,855,30/jiwa. Akan tetapi kembali mengalami penurunan pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 1.749,56/jiwa. Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk kabupaten OKU Selatan dapat dilihat pada tabel 2.6 dibawah ini. Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2008-2012 No Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 (b) (c) (d) (e) (f) (g) 418.028.791,882,28 451.114.597.304,46 676.274.261.098,12 715.069.744.029,97 (a) A Air Limbah B Persampahan C Drainase D Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan) E Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D) F Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping) G Total Belanja APBD H Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (9:10x100%) I Jumlah penduduk J Belanja Modal Sanitasi per penduduk (E:I) 526.786.046.632,01 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten OKU Selatan Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I-9 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, data mengenai ruang fiskal Kabupaten OKU SELATAN adalah sebagai berikut: TABEL 2.6. DATA MENGENAI RUANG FISKAL KABUPATEN OKU SELATAN TAHUN 2010 - 2013 Indek Kemampuan No Tahun Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 1 2010 0,594 2 2011 0,72 3 2012 0,537 4 2013 0,625 Sumber : Permen Keuangan Indeks Realisasi Penduduk Kemiskinan Target Penyedia DDUB ( Dana Daerah Untuk Urusan Bersama ) 1,417 1,43 1,457 1,564 Sedang Sedang Sedang Sedang Kabupaten OKU SELATAN dapat diketahui berdasarkan harga konstan trend perkembanganya positif. Sektor Pertanian dan Perdagangan menjadi beberapa sektor unggulan di kabupaten OKU SELATAN. Sektor Pertanian merupakan sektor terbesar di Kabupaten OKU SELATAN untuk setiap tahunnya. Sektor pertanian Unggulan Kabupaten OKU SELATAN terdiri dari sektor pertanian padi, dan perkebunan jagung, serta holtikultura. Selain kedua sektor diatas sektor yang menjadi unggulan kabupaten OKU SELATAN adalah sektor sektor jasa-jasa. Kelima sektor tersebut setiap tahunnya memiliki angka pertumbuhan lebih atau sama dengan satu sehingga kelima sektor tersebut sangat potensial untuk dikembangkan. Data perekonomian daerah dapat dilihat pada table 2.7. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten OKU SELATAN selama kurun waktu 2003-2012 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 nilai PDRB Kabupaten OKU SELATAN mencapai Rp. 1,367.342 juta rupiah, dengan kontributor utama dari sektor pertanian yaitu sebesar 34,98 %, perdagangan 18,35 % dan sektor jasa – jasa 17,75 % Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dalam melihat kinerja ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya negatif menunujukkan terjadinya penurunan. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten OKU SELATAN pada tahun 2011 adalah sebesar 6,78%, sedikit meningkat dibanding pada tahun 2012 (6,3%). Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 10 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN TABEL 2.7. DATA PEREKONOMIAN UMUM DAERAH KABUPATEN OKU SELATAN 5 TAHUN TERAKHIR No 1 2 3 4 5 Deskripsi PDRB harga Konstan (Struktur Perekonomian) (Rp) Pendapatan Per Kapita ( konstan ) Kabupaten/Kota (Rp) Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota (Rp) Inflasi (%) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2008 2009 2010 2011 2012 1.137.069 1.206.027 1.280.469 1.367.342 1.460.109 3.452.960 3.800.254 3.251.777 3.912.989 4.708.650 974.216 1.048.440 1.195.220 - - 10.19 8,22 9,10 7,83 7,33 5.41 5,89 6,17 6,78 6,3 Sumber : OKU Selatan dalam angka Laju Pertumbuhan Ekonomi per sektor setiap tahunnya cenderung meningkat, kecuali ditahun 2008-2009, akan tetapi penurunan itu dari tahunnya tidak terlalu signifikan karena pada tahun berikutnya laju pertumbuhan ekonomi setiap sektornya meningkat kembali. Dari Tabel 2.7 diatas dapat dilihat bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten OKU SELATAN sempat mengalami penurunan pada tahun 2008, namun meningkat kembali di tahun 2011, hal itu diduga terjadi karena adanya pemekaran Wilayah Kabupaten menjadi 19 kecamatan di tahun tersebut. PDRB Kabupaten OKU SELATAN dari tahun 2003 – 2012 terus mengalami peningkatan yang diikuti oleh meningkatnya jumlah penduduk. Berdasarkan PDRB Harga Konstan Tahun 2000 dan Harga Berlaku, pendapatan per kapita penduduk Kabupaten OKU SELATAN tahun 2003 – 2012 berturut-turut terus mengalami peningkatan seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.7 diatas. 2.4 Tata Ruang Wilayah Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten OKU Selatan Nomor 13 Tahujn 2012 sebagai berikut: 2.4.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten, karakteristik wilayah kabupaten, isu strategis dan kondisi obyektif yang diinginkan, maka berikut ini adalah tujuan penataan ruang Kabupaten OKU Selatan : “Mewujudkan ruang wilayah yang seimbang, serasi, aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Pariwisata dan Pertambangan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan dan mensinergikan pemanfaatan sumber daya”. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 11 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2.4.2. Kebijakan Penataan Ruang Untuk mencapai tujuan penataan ruang tersebut, maka kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten OKU Selatan adalah : 1. Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah kabupaten bersangkutan; 2. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan; 3. Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan 4. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 5. Untuk memastikan terintegrasinya prinsip -prinsip pembangunan berkelanjutan dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Psl 15 ayat 1eUU 32/2009) Dengan rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, maka rumusan kebijakan penataan ruang dari Kabupaten OKU Selatan adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan organisasi ruang wilayah kabupaten yang efisien melalui susunan pusat kegiatan yang berhirarki dan mencakup seluruh ruang wilayah kabupaten; 2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana perkotaan secara terpadu dan merata di seluruh Kabupaten OKU Selatan; 3. Pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten OKU Selatan yang telah ditetapkan dalam RTRWN dan RTRW Provinsi dan menambah kawasan lindung dalam kewenangan Kabupaten; 4. Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan, pariwisata, dan pertambangan; dan 5. Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan ke kawasan bukan hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan Kabupaten sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku (PP No. 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi kawasan Hutan). 6. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 2.4.3. Strategi Penataan Ruang Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten; 2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan 3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 12 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. Memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang; 2. Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional, dan provinsi; 3. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif; 4. Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan 5. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Sebagai turunan dari rumusan kebijakan penataan ruang yang dijabarkan secara lebih operasional, maka strategi penataan ruang Kabupaten OKU Selatan adalah sebagai berikut: 1. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka “Pengembangan organisasi ruang wilayah kabupaten yang efisien melalui susunan pusat kegiatan yang berhirarki dan mencakup seluruh ruang wilayah kabupaten” adalah : a. Mengembangkan satu pusat kegiatan lokal wilayah kabupaten (PKL) sesuai arahan RTRWP dan mempromosikan pusat lokal lainnya sesuai dengan potensinya; b. Menetapkan minimal 1 (satu) pusat kegiatan sebagai Pusat Pengembangan Kawasan (PPK) pada masing-masing kecamatan; c. Menetapkan pusat kegiatan/pusat permukiman yang memiliki wilayah layanan antar desa dan atau lebih dari satu desa sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), selain yang telah ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Kawasan (PPK); dan d. Menetapkan pusat permukiman yang memiliki tingkat layanan mendekati pusat kegiatan di atasnya, dipromosikan menjadi pusat kegiatan di atasnya (PKLp, PPKp, PPLp). 2. Strategi untuk “Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana perkotaan secara terpadu dan merata di seluruh Kabupaten OKU Selatan” adalah : a. Mengembangkan prasarana jalan, energi, telekomunikasi dan pengairan dilakukan untuk mendukung sistem kegiatan (activity system); dan b. Mengembangkan prasarana sosial-ekonomi dilakukan untuk memantapkan/ membentuk sistem pusat-pusat permukiman wilayah (sistem kota-kota). 3. Strategi untuk “Pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten OKU Selatan yang telah ditetapkan dalam RTRWN dan RTRW Provinsi dan menambah kawasan lindung dalam kewenangan Kabupaten” adalah: a. Mempertahankan kawasan lindung yang telah ada dan sesuai RTRWN dan RTRWP; Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 13 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN b. Mengembalikan fungsi lindung untuk kawasan lindung yang telah ditetapkan pada RTRWN dan RTRWP yang telah mengalami perubahan pemanfaatan non lindung, sepanjang syarat dan ketentuan sebagai kawasan lindung terpenuhi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; c. Mengembangkan kawasan lindung skala kabupaten sesuai dengan potensi fungsi yang ada pada kawasan; dan d. Mengusahakan terjaganya kawasan hutan minimal 30% dari setiap DAS dalam keseluruhan wilayah Kabupaten. 4. Strategi untuk “Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melalui pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan, pariwisata, dan pertambangan” adalah: a. Mengembangkan kawasan budidaya pertanian didasarkan pada hasil analisis kesesuaian lahan untuk berbagai kegiatan budidaya pertanian serta memperhatikan adanya produk-produk rencana sektoral serta penggunaan lahan yang ada. Secara umum pengembangan kawasan budidaya pertanian diarahkan untuk mengakomodasi kegiatan sektor pertanian melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian; b. mengembangkan kawasan budidaya perkebunan diarahkan untuk pengembangan ekonomi produktif wilayah yang memiliki daya dongkrak tinggi terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah; c. mengembangkan kawasan pariwisata diarahkan untuk peningkatan kenyamanan hidup masyarakat sekaligus menjadi bagian pengembangan ekonomi produktif wilayah yang dapat menstimulasi kegiatan ekonomi produktif di dalam kawasan wisata maupun wilayah yang lebih luas dalam wilayah kabupaten; d. mengembangkan kawasan peruntukan industri pertambangan diarahkan untuk industri pengelolaan potensi sumber daya alam untuk peningkatan nilai tambah dan produktifitas wilayah, secara berkelanjutan; e. mengembangkan kawasan permukiman diarahkan untuk mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan yang tersebar sebagaimana Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten; f. mengembangkan Kawasan budidaya kehutanan diarahkan untuk dapat menstimulai kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan dan peningkatan produktivitas wilayah kabupaten pada sektor kehutanan; g. mengembangkan kawasan pertambangan untuk pengelolaan potensi sumber daya alam secara berimbang dan berkelanjutan dengan memprioritaskan aspek keseimbangan ekosistem dan pelestarian lingkungan hidup; 5. Strategi untuk “Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan ke kawasan bukan hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan Kabupaten sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku (PP No. 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi kawasan Hutan)” adalah: a. menetapkan kembali kawasan hutan yang termasuk dalam kawasan budidaya di Kabupaten OKU Selatan, sebagaimana dalam RTRWP Sumsel yang telah disetujui oleh Menteri Kehutanan; dan Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 14 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN b. mewujudkan pengelolaan kawasan yang telah disetujui Menteri Kehutanan sebagai kawasan yang dilepaskan statusnya dari kawasan hutan, sebesar-besarnya untuk pengembangan ekonomi produktif masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, pariwisata dan industri. 6. Strategi untuk “Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara” adalah: a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan Negara sebagai zona penyangga; dan d. turut serta memelihara dan menjaga asset-aset pertahanan dan keamanan. 2.4.2. Rencana Struktur Ruang Rencana struktur ruang bertujuan untuk pemerataan pembangunan diseluruh wilayah dan sekaligus menghindari terjadinya pemusatan kegiatan yang berlebihan agar terjamin keserasian agar tercapai pemanfaatan ruang yang sesuai dan seimbang dengan pola pemanfaatan tata ruang seoptimal mungkin dengan penyebaran prasarana dan sarana sosial, dan kecenderungan yang berlaku dilapangan. Pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten OKU Selatan, dan juga mengacu pada RTRWN dan RTRW Provinsi Sumatera Selatan, yang menetapkan Kawasan Perkotaan Muaradua sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sedangkan untuk Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) tidak ditetapkan, karena tidak berada di wilayah Kabupaten OKU Selatan. Kemudian untuk pusat-pusat lainnya, seperti Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) ditentukan oleh Kabupaten. Secara umum kriteria fungsi sistem perkotaan/pusat kegiatan yang digunakan untuk lingkup wilayah Kabupaten OKU Selatan, dapat dilihat sebagai berikut: 2.4.2.1 Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan dengan kriteria: a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan. b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 15/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi disebutkan bahwa Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan oleh pemerintah provinsi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten OKU Selatan Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 15 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN berada di Kecamatan Muaradua. PKL Muaradua ini diarahkan sebagai pusat pemerintahan tingkat kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala regional/lokal, pusat pengembangan pertanian tanaman pangan, pusat pengembangan perkebunan dan tanaman keras dan pusat pengembangan permukiman dan pelayanan umum. 2.4.2.2 Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) diarahkan di Kecamatan Banding Agung. Kecamatan tersebut memiliki potensi di sektor perdagangan dan jasa, perikanan (kawasan minapolitan), perkebunan dan pariwisata diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan lokal yang akan melayani kecamatan – kecamatan disekitarya. 2.4.2.3 Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kecamatan atau beberapa desa. Penetapan lokasi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) ini merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Berdasarkan hasil analisis pusat pelayanan kabupaten, kecamatan yang merupakan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten OKU Selatan adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 2.4.2.4 Kota Kecamatan Buay Pemaca Kota Kecamatan Pulau Beringin Kota Kecamatan Simpang Kota Kecamatan Buay Sandang Aji Kota Kecamatan Muaradua Kisam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Sama halnya dengan PPK, penetapan PPL merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten. Berdasarkan hasil analisis pusat pelayanan kabupaten, kecamatan yang termasuk dalam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di Kabupaten OKU Selatan adalah : 1. Kota Kecamatan Warkuk Ranau Selatan 2. Kota Kecamatan Mekakau Ilir 3. Kota Kecamatan BPR Ranau Tengah 4. Kota Kecamatan Buay Rawan 5. Kota Kecamatan Kisam Tinggi 6. Kota Kecamatan Runjung Agung 7. Kota Kecamatan Sungai Are 8. Kota Kecamatan Buay Runjung 9. Kota Kecamatan Sindang Danau 10. Kota Kecamatan Tiga Dihaji 11. Kota Kecamatan Kisam Ilir 12. Kota Kecamatan Buana Pemaca Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 16 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Untuk lebih jelasnya, pusat pelayanan di Kabupaten OKU Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.8 Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten OKU Selatan No. Sistem Perkotaan Kecamatan Cakupan Pelayanan Fungsi Prioritas yang Diarahkan Kebutuhan Sistem Pengembangan 1 PKL Muaradua Seluruh wilayah kabupaten Pusat Pemerintahan dan Perkantoran Permukiman Perkotaan Pusat perdagangan dan jasa skala regional/lokal Pusat pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura Pusat pengembangan perkebunan dan tanaman keras Kawasan pusat pemerintahan terpadu Utilitas perkotaan Pusat Perbelanjaan dan Pasar Terminal Tipe B Sub Terminal Agribisnis 2 PKLp Banding Agung Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan dan Kecamatan BPR Ranau Tengah Permukiman Perkotaan Pariwisata Pusat Kawasan Minapolitan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Perdagangan dan Jasa Perkebunan PPK Buay Pemaca Kecamatan Buay Pemaca, Buana Pemaca Permukiman Perkotaan Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sentra Produksi Peternakan Industri Terminal Tipe C Utilitas perkotaan Fasilitas Penunjang Pariwisata : Tempat Makan, Penginapan TPI Cold Storage Pasar Ikan Pelabuhan Pengumpan Lokal Pertokoan Utilitas perkotaan Sub Terminal Agribisnis Poskeswan/ Cek Poin Lalu Lintas Ternak Rumah Potong Hewan 3 Pulau Beringin Kecamatan Pulau Beringin, Kecamatan Muaradua Kisam dan Kecamatan Kisam Tinggi Permukiman Perkotaan Pertambangan Pusat Kawasan Agropolitan Pariwisata Sentra Produksi Peternakan Simpang Kecamatan Simpang, Buana Pemaca Buay Sandang Aji Kecamatan Buay Sandang Aji, Runjung Agung, dan Buay Runjung Permukiman Perkotaan Perdagangan dan Jasa Pertambangan Pertahanan dan Keamanan Permukiman Perkotaan Perdagangan dan Jasa Industri Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Pertambangan Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 Terminal Tipe B Utilitas perkotaan Sub Terminal Agribisnis Fasilitas Penunjang Pariwisata : Tempat Makan, Penginapan Poskeswan/ Cek Poin Lalu Lintas Ternak Rumah Potong Hewan Utilitas perkotaan Pertokoan Terminal Tipe C Utilitas perkotaan Pertokoan Sub Terminal Agribisnis I - 17 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN No. 4 Sistem Perkotaan PPL Cakupan Pelayanan Fungsi Prioritas yang Diarahkan Kebutuhan Sistem Pengembangan Muaradua Kisam Kecamatan Muaradua Kisam, Buay Runjung, Kisam Ilir, Kisam Tinggi dan Runjung Agung Permukiman Perkotaan Pariwisata Sentra Produksi Peternakan Warkuk Ranau Selatan Kecamatan Warkuk Ranau Selatan Pusat Kawasan Minapolitan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Permukiman Mekakau Ilir Kecamatan Mekakau Ilir Permukiman Pusat Kawasan Agropolitan Buay Pematang Ranau Tengah Kecamatan Buay Pematang Ranau Tengah Utilitas perkotaan Fasilitas Penunjang Pariwisata : Tempat Makan, Penginapan Poskeswan/ Cek Poin Lalu Lintas Ternak Rumah Potong Hewan TPI Cold Storage Pasar Ikan Pelabuhan Pengumpan Lokal Fasilitas Penunjang Permukiman Sub Terminal Agribisnis Fasilitas Penunjang Permukiman Sub Terminal Agribisnis Fasilitas Penunjang Permukiman Buay Rawan Kecamatan Buay Rawan Kisam Tinggi Kecamatan Kisam Tinggi Kecamatan Runjung Agung Kecamatan Sungai Are Permukiman Kecamatan Buay Runjung Kecamatan Sindang Danau Permukiman Tiga dihaji Kecamatan Tiga dihaji Permukiman Fasilitas Penunjang Permukiman Kisam Ilir Kecamatan Kisam Ilir Kecamatan Buana Pemaca Permukiman Fasilitas Penunjang Permukiman Sub Terminal Agribisnis Poskeswan/ Cek Poin Lalu Lintas Ternak Rumah Potong Hewan Kecamatan Runjung Agung Sungai Are Buay Runjung Sindang Danau Buana Pemaca Permukiman Perdagangan dan Jasa Industri Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sentra Produksi Peternakan Permukiman Permukiman Pertambangan Sentra Produksi Peternakan Pertambangan Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sentra Produksi Peternakan Pertambangan Poskeswan/ Cek Poin Lalu Lintas Ternak Rumah Potong Hewan Fasilitas Penunjang Permukiman Fasilitas Penunjang Permukiman Fasilitas Penunjang Permukiman Fasilitas Penunjang Permukiman Poskeswan/ Cek Poin Lalu Lintas Ternak Rumah Potong Hewan Sumber : RTRW Kabupaten OKU Selatan, 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 18 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Peta 2.3 Rencana Pusat Layanan Kabupaten OKU Selatan Sumber: RTRW Kabupaten OKU Selatan, 2012 2.4.3. Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi: a. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten; b. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; c. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan d. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten. 2.4.3. 1 Rencana Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan buatan. Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan fungsinya, pembagian Kawasan Lindung dibedakan menjadi (sesuai Permen PU No.16/PRT/M2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten): Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 19 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN a) b) c) d) e) f) Kawasan hutan lindung; Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air; Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya; Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; Kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir; Kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi. 1. Kawasan Hutan Lindung Batas kawasan hutan lindung yang ditetapkan di Kabupaten OKU Selatan harus mengikuti usulan perubahan fungsi dan peruntukkan kawasan hutan yang diajukan oleh Gubernur Sumatera Selatan kepada Menteri Kehutanan (hasil padu serasi hutan). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.76/KPTS-II/2001 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, disebutkan bahwa luas Kawasan hutan lindung di Kabupaten OKU Selatan + 111.289 Ha, terletak di 13 (tiga belas) kecamatan meliputi : a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) Mekakau Ilir Banding Agung Simpang Buana Pemaca Muaradua Buay Sandang Aji Tiga Dihaji Runjung Agung Kisam Tinggi Muaradua Kisam Pulau Beringin Sindang Danau Sungai Are 2. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya a. Kawasan Bergambut Kawasan bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. Perlindungan terhadap kawasan bergambut dilakukan untuk mengendalikan hidrologi wilayah, yang berfungsi sebagai penambat air dan pencegah banjir, serta melindungi ekosistem yang Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 20 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN khas di kawasan yang bersangkutan. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kawasan tanah bergambut adalah tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai dan rawa. Kawasan bergambut yang memenuhi kriteria ini dinyatakan sebagai kawasan lindung. Berdasarkan kriteria tersebut, maka tidak ada kawasan di Kabupaten OKU Selatan yang dapat dikategorikan ke dalam kawasan bergambut. b. Kawasan Resapan Air Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran. Kawasan resapan air di Kabupaten OKU Selatan telah disatukan dalam kawasan hutan lindung dan hutan produksi. 3. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya a. Sempadan Sungai Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengamankan aliran sungai. Kriteria sempadan sungai adalah: Sekurang-kurangnya 100 meter kiri-kanan sungai besar dan 50 meter di kiri-kanan sungai kecil yang berada di luar permukiman; Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 meter. Kabupaten OKU Selatan memiliki banyak sungai besar dan kecil. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kawasan sempadan sungai di Kabupaten OKU Selatan tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Untuk lebih jelasnya, luas sempadan sungai di Kabupaten OKU Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.8. b. Kawasan Sekitar Danau Kawasan sekitar danau adalah kawasan tertentu di sekeliling danau yang memiliki manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian danau. Tujuannya adalah untuk melindungi danau dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi danau. Kriteria kawasan sekitar bendungan/waduk/situ adalah daratan sepanjang tepian bendungan/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik bendungan/waduk/situ, yaitu antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik. Kebijakan pemanfataan ruang di kawasan sekitar danau adalah : Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sektar danau yang dapat mengganggu fungsi danau (terutama sebagai sumber air dan sumber energi listrik). Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 21 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar danau. Pengamanan daerah hulu. Kawasan sekitar danau di Kabupaten OKU Selatan ini berada di Kecamatan Banding Agung, BPR Ranau Tengah dan Warkuk Ranau Selatan yaitu di sekitar Kawasan Danau Ranau. c. Kawasan Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) Ruang terbuka hijau adalah wilayah di dalam kota yang tidak boleh ada bangunan di atasnya. Wilayah tersebut sejauh mungkin ditanami tanaman atau pohon taman atau pohon pe-lindung. Ruang terbuka hijau, terutama untuk wilayah perkotaan sangat diperlukan sebagai ‘paru-paru’ (dengan proses kebalikan dari paru-paru manusia dan binatang) yang memproses gas CO2 dan menghasilkan O2. Di samping itu, dengan ditanamnya pohon yang relatif besar, juga memberikan kesejukan/keteduhan, selain pemandangan yang asri. Ruang terbuka hijau juga dapat berfungsi sebagai daerah peresapan air hujan, sehingga dapat mengurangi terjadinya genangan. Pengalokasiannya serta penataannya harus sudah nampak pada master plan tata ruang kota atau permukiman; dan harus diikuti secara bertanggungjawab. Sesuai dengan arahan Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka Ruang Terbuka Hijau dialokasikan 30% dari luas perkotaan, yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau private. 4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Di Wilayah Kabupaten OKU Selatan, terdapat kawasan yang masuk dalam kriteria sebagai Kawasan Suaka Alam yaitu Kawasan Suaka Alam Hutan Gunung Raya yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan BPR Ranau Tengah, Warkuk Ranau Selatan, Buay Pemaca, Muaradua dan Buay Rawan. Luas Kawasan Suaka Alam di Kabupaten OKU Selatan + 50.950 Ha. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), kawasan ini merupakan kawasan lindung nasional yang masuk ke dalam tahap pengembangan I, yaitu Tahun 2008-2014 dengan jenis pengembangan pada pengelolaannya sebagai kawasan lindung nasional. Tujuan perlindungan kawasan suaka alam adalah untuk melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Kebijakan pemanfataan ruang di kawasan suaka alam adalah : Pengelolaan kawasan suaka alam (cagar alam, suaka margasatwa, dan hutan wisata) sesuai dengan tujuan perlindungannya masing-masing. Pelarangan dilakukannya kegiatan budidaya apapun, kecuali kegiatan yang berhubungan dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam, kondisi penggunaan lahan serta ekosistem alami yang ada. 5. Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana alam ini meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan banjir dan angin puting beliung. a. Kawasan Rawan Tanah Longsor Di Wilayah Kabupaten OKU Selatan terdapat daerah yang memiliki kepekaan terhadap erosi yang tinggi. Daerah tersebut berpotensi tinggi mengalami bencana alam berupa Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 22 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN tanah longsor. Berdasarkan pertimbangan dan kriteria, daerah tersebut masuk dalam kategori kawasan rawan bencana alam. Kawasan rawan tanah longsor di Kabupaten OKU Selatan adalah kawasan-kawasan yang memiliki tingkat gerakan tanah yang tinggi, seperti Kecamatan Sungai Are, Sindang Danau, Pulau Beringin, Mekakau Ilir, Tiga Dihaji, Buay Sandang Aji, dan Banding Agung (Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia). Namun tidak hanya itu, kawasan yang memiliki kemiringan lahan > 45 % pun sangat rentan akan bahaya longsor. b. Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan banjir di Kabupaten OKU Selatan adalah di Kecamatan Simpang, Buay Sandang Aji, Buay Rawan, Buay Pemaca, Muaradua, BPR Ranau Tengah, Runjung Agung, Banding Agung, Warkuk Ranau Selatan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk penanganan masalah banjir ini dapat melalui sistem pengendalian banjir (dapat dilihat pada Bab Rencana Struktur Ruang), namun terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menekan dampak banjir yaitu : Mencegah adanya pembangunan di sepanjang sempadan sungai. Pengawasan penggunaan lahan dan perencanaan lokasi untuk menempatkan fasilitas vital yang rentan terhadap banjir pada daerah yang aman. Saluran drainase dibersihkan secara rutin/berkala. Penyesuaian desain bangunan didaerah banjir harus tahan terhadap banjir dan dibuat bertingkat. Pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai kapuas rawan banjir akan sangat membantu untuk mengurangi bencana banjir. Pengaturan kecepatan aliran air permukaan dan daerah hulu. Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara saluran terbuka maupun dengan pipa atau terowongan dapat membantu mengurangi resiko banjir. Pelatihan tentang kewaspadaan banjir seperti cara penyimpanan/ pergudangan perbekalan, tempat istirahat/ tidur di tempat yang aman (daerah yang tinggi). Persiapan evakuasi bencana banjir seperti perahu dan alat-alat penyelamatan lainnya. Menumbuhkan kesadaran masyarakat agar selalu menjaga lingkungan. c. Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung Kawasan rawan bencana angin puting beliung terdapat di Kecamatan Sungai Are, Kisam Tinggi, dan Simpang. Bencana angin yang terjadi di kawasan ini sering mengakibatkan kerusakan permukiman masyarakat. Arahan pengembangan permukiman di sekitar kawasan ini disarankan memperkuat konstruksi atap rumah, karena yang sering rusak adalah bagian atap rumah yang terkena angin puting beliung tersebut. Selain itu, bencana angin puting beliung pun dapat dihindari dengan mempertahankan tutupan lahan hijau dan mencegah ilegal logging. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 23 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN d. Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana diketahui bahwa seluruh wilayah Kabupaten OKU Selatan berada pada tingkat resiko bencana gempa bumi yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah mitigasi bencana untuk seluruh wilayah kabupaten. 2.4.3. 2. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Hutan Produksi adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan konsumsi masyarakat, industri dan eksport. a. Peruntukan Hutan Produksi Tetap Kawasan hutan produksi tetap merupakan hutan yang dapat dieksploitasi dengan perlakuan cara tebang pilih maupun dengan cara tebang habis. Tujuan dari kawasan hutan produksi ini adalah untuk mengekpoitasi tanaman yang ada didalam kawasan hutan dengan tidak merubah fungsi kawasan tersebut. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 76/KPTS-II/2001 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah provinsi Sumatera Selatan, disebutkan bahwa luas kawasan hutan produksi tetap di Kabupaten OKU Selatan adalah ± 22.145 Ha. b. Peruntukan Hutan Produksi Terbatas Kawasan hutan produksi terbatas adalah hutan produksi dimana eksploitasinya dengan cara tebang pilih. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 76/KPTS-II/2001 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah provinsi Sumatera Selatan, disebutkan bahwa luas kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten OKU Selatan adalah ± 12.631 Ha. 2.4.3. 3. Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan budidaya pertanian adalah wilayah budidaya memiliki potensi budidaya komoditas memperhatikan kesesuaian lahan dan agroktimat, efisiensi dan efektifitas usaha pertanian tertentu yang tidak dibatasi wilayah administrasi. Pengembangan kegiatan budidaya pertanian secara ruang dapat memberikan manfaat : memelihara dan meningkatkan ketahanan pangan; meningkatkan daya dukung lahan melalui pembukaan lahan baru untuk pertanian tanaman pangan (padi sawah, padi gogo, palawija, kacang-kacangan, dan umbiumbian) hortikultura, dan pendayagunaan investasi; meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya; meningkatkan upaya pelestarian dan konservasi sumber daya alam untuk pertanian serta fungsi lindung; menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat; meningkatkan pendapatan daerah; Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 24 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN mendorong perkembangan industri hulu dan hilir melalui efek kaitan; mengendalikan adanya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian agar keadaan lahan tetap abadi; melestarikan nilai sosial budaya dan daya tarik kawasan perdesaan; dan/atau mendorong pengembangan sumber energi terbarukan. Mengingat lahan pertanian di Kabupaten OKU Selatan sangatlah terbatas, sedangkan untuk percetakan sawah baru dirasa sulit, karena selain potensi lahan cetak sawah baru terbatas dan membutuhkan biaya yang sangat besar dalam pembuatan saluran irigasinya. Minat petani untuk mengembangkan usaha padi gogo (ladang) sangat rendah, yang disebabkan petani lebih senang untuk mengembangkan karet dan jagung. Hal ini mengancam ketersediaan beras di Kabupaten OKU Selatan pada masa mendatang. Upaya untuk mengantisipasi hal ini adalah perlu adanya peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang alih fungsi lahan sawah menjadi permukiman, maupun alih komoditi menjadi lahan perkebunan atau tanaman keras. Kebijakan pemanfaatan budidaya pertanian di wilayah Kabupaten OKU Selatan pun diarahkan untuk dapat memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk budidaya pertanian, dalam menghasilkan produksi pertanian dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Secara umum, rencana pengembangan kawasan peruntukan pertanian (Agropolitan) di Kabupaten OKU Selatan diutamakan pada lokasi Inti 1 yaitu Desa Mekarsari (Kecamatan Warkuk Ranau Selatan) dengan kawasan penyangganya yaitu Kecamatan Banding Agung, BPR Ranau Tengah dan Mekakau Ilir. Selain itu, terdapat Inti 2 yang berlokasi di Desa Tanjung Kari (Kecamatan Pulau Beringin) dengan kawasan penyangganya yaitu Kecamatan Sindang Danau, Sungai Are, Kisam Ilir dan Kecamatan Muaradua Kisam. Penetapan lokasi tersebut didasarkan pada luas lahan pengembangan usaha yang memadai, petani yang telah menguasai teknologi pengembangan usaha komoditi unggulan, komoditi yang dikembangkan mempunyai nilai ekonomi tinggi, komoditi yang dikembangkan merupakan komoditi spesifik lokalitas, dekat dengan kawasan wisata dan memiliki aksesibilitas yang tinggi. 2.4.3. 4. Kawasan Peruntukan Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan banyak dialiri sungai besar dan kecil. Di daerah ini juga terdapat sebuah danau yang cukup luas yaitu Danau Ranau. Di seluruh areal danau tersebut banyak terdapat berbagai jenis ikan. Sampai saat ini, danau tersebut telah dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan menjaring ikan melalui kerambah, dimana hasil produksi ikan budidaya lebih produktif daripada penangkapan ikan melalui perairan umum. Hal ini terlihat pada produksi ikan selama tahun 2009 yang mencapai 435,918 ton. Dengan melihat potensi yang dimiliki tersebut, pemerintah kabupaten pun merencanakan pengembangan Kawasan Minapolitan. Penetapan kawasan ini mengacu pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan dan SK Bupati OKU Selatan Nomor : 203 Tahun 2006 tentang Unit Pengembangan Perikanan (UPP). Kawasan Minapolitan ini berlokasi di Kecamatan Warkuk Ranau Selatan dan Banding Agung. Kawasan ini terdiri dari wilayah perairan yaitu Danau Ranau (± 12.000 Ha) dan wilayah daratan (± 10.000 Ha). Komoditas unggulannya yaitu budidaya ikan nila hitam (Tilapia Nilatica R) dan produksi yang dihasilkan saat ini mencapai 125 ton/tahun. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 25 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2.4.3. 5. Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi industri pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun akan segera dilakukan kegiatan penambangan. Kriteria lokasi sesuai dengan yang ditetapkan oleh Departemen Pertambangan dan Energi untuk daerah masing-masing, yang mempunyai potensi bahan tambang yang bernilai tinggi. Kriteria teknis dalam kegiatan pertambangan adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kegiatan penambangan tidak boleh dilakukan di kawasan lindung Kegiatan penambangan tidak boleh menimbulkan kerusakan lingkungan Lokasi tidak terletak terlalu dekat terhadap daerah permukiman. Hal ini untuk menghindari bahaya yang diakibatkan oleh gerakan tanah, pencemaran udara, serta kebisingan akibat lalu lintas ledakan dinamit, dan sebagainya. Jarak dari permukiman 1 - 2 km bila digunakan bahan peledak dan minimal 500 m bila tanpa peledakan Lokasi penambangan tidak terletak di daerah tadah (daerah imbuhan) untuk menjaga kelestarian sumber air (mata air, air tanah) Lokasi penggalian tidak dilakukan pada lereng curam (> 40%) yang kemantapan lerengnya kurang stabil. Hal ini untuk menghindari terjadinya erosi dan longsor; Memiliki izin lingkungan. Beberapa Rencana pengembangan potensi pertambangan di Kabupaten OKU Selatan meliputi : a. Kawasan pertambangan batu gamping dengan potensi seluas kurang lebih 11.295 (sebelas ribu dua ratus Sembilan puluh lima) hektar yang berada di Kecamatan Muaradua, Kecamatan Buay Sandang Aji, Kecamatan Simpang, dan Kecamatan Buana Pemaca; b. Kawasan pertambangan batuan dengan potensi seluas kurang lebih 15.910 (lima belas ribu sembilan ratus sepuluh) hektar yang berada di Kecamatan Muaradua, Kecamatan Sungai Are, Kecamatan Sindang Danau, Kecamatan Pulau Beringin, Kecamatan Mekakau Ilir, Kecamatan Buay runjung dan Kecamatan Simpang; c. Kawasan pertambangan panas bumi dengan potensi seluas kurang lebih 55.000 (lima puluh lima ribu) hektar yang berada di Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kecamatan Mekakau Ilir, Kecamatan Muaradua Kisam, Kecamatan Sindang Danau dan Kecamatan Pulau Beringin; d. Kawasan pertambangan mineral logam dengan potensi kurang lebih 60.000 (enam puluh ribu) hektar yang berada di Kecamatan Sungai Are, Kecamatan Sindang Danau, Kecamatan Muaradua Kisam, Kecamatan Kisam Tinggi, Kecamatan Kisam Ilir dan Kecamatan Pulau Beringin; e. Kawasan pertambangan batu bara dengan potensi kurang lebih 160.000 (seratus enam puluh ribu) hektar yang berada di Kecamatan Muaradua, Kecamatan Buay Rawan, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, Kecamatan Buay Pemaca, Kecamatan Simpang, Kecamatan Muaradua Kisam, dan Kecamatan Buay Sandang Aji; f. Kawasan pertambangan mineral radioaktif dengan potensi kurang lebih 3000 (tiga ribu) hektar yang berada di Kecamatan Buay Pemaca; Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 26 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN g. Kawasan pertambangan minyak dan gas dengan potensi kurang lebih 5000 (lima ribu) hektar yang berada di wilayah Kecamatan Muaradua, Buay Rawan dan Buay Pemaca. 2.4.3. 6. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan peruntukan industri adalah kawasan yang fungsinya diperuntukan bagi kegiatan industri. Kawasan peruntukan industri dibedakan atas kawasan industri kecil/rumah tangga, industri pertanian, industri ringan, berat, dan industri lainnya. Rencana pengembangan kawasan industri di Kabupaten OKU Selatan diharapkan mampu menjadi stimulus percepatan perkembangan ekonomi daerah kabupaten dan kesejahteraan masyarakat sekitar dan wilayah lebih luas, dengan tetap memperhatikan upaya mencegah pencemaran fungsi lingkungan. Industri yang berkembang di Kabupaten OKU Selatan meliputi industri rumah tangga/kecil, industri ringan, dan industri besar sebagai berikut : 1. Industri Kecil/rumah tangga Pengembangan Industri rumah tangga yang ramah lingkungan di Kabupaten OKU Selatan terdiri dari : Industri souvenir terletak di Kecamatan Banding agung, BPR Ranau Tengah, dan Kecamatan Warkuk Ranau selatan ; Industri tahu dan tempe terletak di Kecamatan Muaradua dan Kecamatan Buay Rawan; Industri penggemukan sapi terletak di Kecamatan Buay Sandang Aji; Industri ramie terletak di Kecamatan Mekakau Ilir dan Kecamatan Buay Ranjung; Industri Sutra terletak di Kecamatan Warkuk Ranau Selatan. 2. Industri Sedang Pengembangan industri sedang di Kabupaten OKU Selatan terdiri dari : Industri pengolahan kopi bubuk terletak di Kecamatan Muaradua, Banding agung, Pulau Beringin, Kisam Tinggi, Buay Sandang Aji, Buay Runjung dan Kecamatan Sindang Danau; Industri batu bata terletak di Kecamatan Buay Rawan, Buay Pemaca dan Kecamatan Buana Pemaca; Industri batu gamping terletak di Kecamatan Muaradua; Industri makanan terletak di Kecamatan Muaradua, Banding Agung, Pulau Beringin, BPR Ranau Tengah, Warkuk Ranau Selatan dan Kecamatan Buay Pemaca; Industri meubiler terletak di Kecamatan Muaradua, Simpang, Buay Rawan dan Kecamatan Pulau Beringin; Industri pengrajin besi terletak di Kecamatan Muaradua, Banding agung dan Kecamatan Warkuk Ranau Selatan. 3. Industri Besar Pengembangan industri besar di Kabupaten OKU Selatan terdiri dari : Industri batu bara terletak di Kecamatan BPR Ranau Tengah, Buay Sandang Aji dan Kecamatan Buay Pemaca; Industri bahan baku semen batu raja II di Kecamatan Muaradua. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 27 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2.4.3. 7. Kawasan Peruntukan Industri Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Pengembangan kawasan pariwisata didasarkan pada wilayah-wilayah yang memiliki obyek dan daya tarik wisata serta tersedianya dukungan sarana dan prasarana pariwisata. Jenis obyek wisata yang diusahakan dan dikembangkan di kawasan peruntukan pariwisata dapat berupa wisata alam, wisata sejarah dan konservasi budaya serta wisata buatan. Kawasan peruntukan pariwisata memiliki fungsi antara lain: 1. Memperkenalkan, mendayagunakan, dan melestarikan nilai-nilai sejarah/budaya lokal dan keindahan alam; 2. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan. 2.4.3. 8. Kawasan Peruntukan Permukiman Pemanfaatan ruang kawasan permukiman dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan: 1. Terciptanya kegiatan permukiman yang memiliki aksesibilitas dan pelayanan infrastruktur yang memadai sehingga perlu disesuaikan dengan rencana struktur tata ruangnya dan tingkat pelayanan wilayah (struktur/hirarki kota); 2. Menyediakan permukiman untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan perkembangannya; 3. Menciptakan aktivitas sosial ekonomi yang harmonis dengan seluruh komponen pengembangan wilayah seperti dengan aktivitas perdagangan dan jasa, industri, pertanian, dan lain-lain; Kawasan peruntukan permukiman memiliki fungsi antara lain: 1. Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial; 2. Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga; a. Permukiman Perkotaan Kawasan permukiman perkotaan dikembangkan pada kota-kota Kecamatan yang mempunyai pertumbuhan cepat dan telah menunjukkan ciri-ciri perkotaan. Pemanfaatan ruang yang diarahkan pada kawasan permukiman perkotaan adalah; permukiman kepadatan sedang sampai dengan tinggi, jasa dan perdagangan, perkantoran, dan industri secara terbatas. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan terutama diarahkan pada kawasan pusat-pusat pelayanan, yaitu pada setiap ibukota Kecamatan. Pengembangan Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 28 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN kawasan permukiman perkotaan utama direncanakan di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam hal ini adalah ibukota Kecamatan Muaradua, Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dalam hal ini adalah ibukota Kecamatan Banding Agung, serta di pusat pengembangan kawasan (PPK) yaitu Kota Kecamatan Buay Pemaca, Pulau Beringin, Simpang, Buay Sandang Aji dan Muaradua Kisam. selanjutnya Kecamatan yang menjadi kawasan koridor Muaradua – Banding Agung yaitu Kecamatan Buay Rawan dan Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah. b. Permukiman Perdesaan Kawasan permukiman perdesaan dikembangkan pada wilayah Kecamatan di luar kawasan pusat-pusat pelayanan yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian. Kawasan permukiman perdesaan diarahkan di luar kota kecamatan. Selain itu juga diarahkan areal pencadangan untuk pemukiman transmigrasi yang berlokasi di wilayah Kecamatan Buay Sandang Aji, Mekakau Ilir dan Buana Pemaca, serta di wilayah Kecamatan Muaradua. Berdasarkan data dari Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2011 diketahui bahwa saat ini sudah terdapat kawasan transmigrasi yang berjalan, yaitu transmigrasi lokal Desa Mehanggin Kecamatan Muaradua dengan Luas Daerah 230 Ha. Sedangkan untuk ke depannya, telah direncakanan pengembangan kawasan transmigrasi yang saat ini masih dalam tahap survey yaitu di Desa Kota Karang Kecamatan Buay Sandang Aji seluas 1.000 Ha, Desa Jagaraga Kecamatan Buana Pemaca seluas 3.100 Ha, Desa Sinar Marga Kecamatan Mekakau Ilir seluas 2.200 Ha. 2.4.3. 9. Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya adalah kawasan pertahanan dan keamanan. Kawasan Hankam/Pusdiklat ABRI-OMIBA sebagian kecil masuk dalam di wilayah Kabupaten OKU Selatan yaitu tepatnya di wilayah Kecamatan Simpang. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 89 tentang Kawasan Budidaya, kawasan Hankam/Pusdiklat ABRI-OMIBA dapat dikategorikan sebagai kawasan tertentu Hankamneg yaitu kawasan budidaya yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan upaya pertahanan negara yang meliputi antara lain : daerah latihan, daerah penyimpanan dan pembuangan amunisi, pangkalanpangkalan, lokasi radar, dan lainnya yang berhubungan dengan kepentingan Hankamneg. Sesuai arahan RTRW Propinsi Sumatera Selatan maka luas Kawasan Hankam/Pusdiklat ABRI-OMIBA sebesar 1.197 Ha. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 29 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten OKU Selatan Sumber: Bappeda PM Kabupaten OKU Selatan, 2012 2.5 Sosial dan Budaya Secara umum kondisi sosial budaya di Kabupaten OKU SELATAN menunjukan perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dari fasilitas pendidikan yang ada cukup lengkap mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Kondisi ini sangat mempengaruhi Angka Melek Huruf dan Angka Lama Sekolah yang merupakan salah satu indikator dalam perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dilihat dari angka kemiskinan, penduduk miskin di Kabupaten OKU SELATAN cukup rendah apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten OKU SELATAN sendiri termasuk kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang rendah. Pada Tahun 2009, dari 15 kabupaten/kota yang ada di Sumatera Selatan, Kabupaten OKU SELATAN berada pada posisi kedua terendah dalam hal persentase penduduk miskin (9,96%), hanya kalah dengan Kota Pagaralam dengan persentase kemiskinan 9,66% dan berada di bawah rata rata provinsi (16,28%). Pada Tahun 2010, kondisi kemiskinan di Kabupaten OKU SELATAN menjadi terendah pertama bersama Kota Pagaralam yaitu 9,81%, sedangkan rata-rata kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan adalah 14,80%. Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 30 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2.5.1 Fasilitas Pendidikan Secara umum, jumlah sarana dan fasilitas pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berdasarkan data OKU Selatan dalam angka tahun 2012, telah ada 43 Taman Kanak-Kanak Negeri dan Swasta, dengan 132 tenaga pengajar dan 1.650 murid. Selain itu, juga terdapat 282 SD Negeri dan Swasta, dengan 43.543 murid dan 4128 tenaga pengajar. Untuk SLTP, terdapat 55 sekolah, dengan 15.825 orang murid dan 1.711 orang guru. Untuk SMA, terdapat 21 sekolah, dengan murid berjumlah 12.043 orang dan tenaga pengajar berjumlah 826 orang. Sementara untuk SMK, terdapat 8 sekolah, dengan 1.483 murid dan 201 tenaga pengajar. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, baru terdapat 1 buah Perguruan Tinggi swasta, yaitu STMIK Politeknik Muaradua. Untuk tahun ajaran 2012, kampus ini memiliki 313 mahasiswa yang terdaftar di kampus tersebut. Tabel 2.9 Jumlah Unit, Pengajar dan Murid Menurut Sekolah di Kabupaten OKU Selatan 2012 No 1 2 3 4 5 6 Sekolah TK SD SLTP SMA SMK STMIK/POLTEK Unit 43 282 55 21 8 1 Pengajar 132 4.128 1.711 826 220 27 Murid 1.650 43.543 15.825 12.043 1.483 313 Sumber OKU Selatan dalam angka, 2012 2.5.2 Angka Kemiskinan Berdasarkan data OKU Selatan Dalam Angka Tahun 2012, Perkembangan kemiskinan di Kabupaten OKU Selatan selama periode 2005-2011 menunjukkan kecenderungan menurun, kemiskinan pada tahun 2005 tercatat sebesar 58,8 ribu jiwa (18,42 %) menjadi 42,14 ribu jiwa (12,73 %) pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 turun lagi menjadi 11,53 % dan pada tahun 2011 naik lagi menjadi (13,99 % ) . Tabel 2.10 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten OKU Selatan 2005-2011 Persentase Penduduk Miskin No (1) 1 Kabupaten 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 18.42 21.06 18.96 14.56 12.73 11.53 13,99 (2) OKU Selatan Sumber: BPS,2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 31 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2.5.3 Perumahan Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga sebagai tempat untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai media penularan penyakit di antara anggota keluarga dan tetangga sekitarnya. Salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai kesehatan perumahan diantaranya adalah luas lantai rumah/tempat tinggal. Luas lantai rumah tempat tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk menilai kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung juga dikaitkan dengan ssitem kesehatan lingkungan keluarga dan tempat tinggal (perumahan). Luas lantai erat kaitannya dengan tingkat kepadatan hunian atau rata-rata luas runag untuk setiap anggota keluarga. Menururt Kementerian Kesehatan, sebuah rumah dikategorikan sebagai rumah rumah sehat apabila luas lantai hunian yang ditempati minimal 8 meter persegi per orang. Sedangkan menurut Badan Kesehatan Dunia (Word Health Organization/WHO), sebuah rumah dikatakan sehat dan layak huni apabila luas lantai hunian per kapita minimal 10 meter persegi. Pada tahun 2010 tercatat sebesar 21.99 persen rumah tangga di Kabupaten OKU SELATAN yang tinggal di rumah yang relative sempit, yaitu kurang dari 10 m2 per anggota rumah tangga. Dibandingkan pada tahun 2006, persentase rumah tangga yang menepati rumah dengan luas kurang dari 10 m2 justru mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan dari sisi luas rumah terlihat adanya perbaikan kondisi perumahan di Kabupaten OKU SELATAN. Pada tahun 2006 tercatat 78.09 persen rumah tangga di Kabupaten OKU SELATAN tidak menggunakan tanah sebagai lantai rumah. Angka ini sedikit meningkat mnenjadi 77.64 persen pada tahun 2010. Hal ini memberikan gambaran bahwa meskipun masih cukup banyak rumah tangga yang tinggal dalam rumah yang kurang sehat dan belum ada perbaikan berarti pada kondisi lantai rumah penduduk dari tahun ke tahun. Tabel 2.11 Jumlah Rumah per Kecamatan No Kecamatan Muaradua 1 Pulau Beringin 2 Banding Agung 3 Muaradua Kisam 4 Simpang 5 Buay Sandang Aji 6 Buay Runjung 7 Mekakau Ilir 8 Buay Pemaca 9 Kisam Tinggi 10 Kisam Ilir 11 BPR Ranau Tengah 12 Warkuk Ranau Selatan 13 Runjung Agung 14 Sungai Are 15 Sindang Danau 16 Buana Pemaca 17 Tiga Dihaji 18 19 Buay Rawan Sumber: Bappeda OKU Selatan, 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 Jumlah Rumah 2,819 1,592 1,205 1,447 1,303 1,087 1,088 1,914 4,957 1,279 984 1,238 1,171 791 1,637 959 1,180 1,018 1,409 I - 32 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2.6 Kelembagaan Pemerintahan Daerah Untuk melaksanakan ketentuan pasal 128 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditetapkanlah: 1. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 30 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2008 Nomor 30); 2. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 31 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2008 Nomor 31) sebagaimana telah diubah dengan Perda No. 3 Tahun 2010; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 32 Tahun 2008 tentang, Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2008 Nomor 32) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 1 Tahun 2011(Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2011 Nomor 1); 4. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kecamatan Dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2008 Nomor 33); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 34 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kelurahan Dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2008 Nomor 34); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 35 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2008 Nomor 35); Rincian perangkat pemerintah Kabupaten OKU Selatan tahun 2012 sebagai berikut: 1. Sekretariat Daerah, terdiri dari 3 Asisten, 9 Bagian 2. Sekretariat Dewan 3. Dinas Pendidikan 4. Dinas Kesehatan 5. Dinas Pertambangan dan Energi 6. Dinas Pekerjaan Umum 7. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 9. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 10. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 11. Dinas Pendapatan Daerah 12. Dinas Pemuda dan Olahraga 13. Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 14. Dinas Koperasi, UKM, Industri, Pasar dan Perdagangan Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 33 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Perikanan dan Peternakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Badan Kepegawaian dan Diklat Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Inspektorat kabupaten Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kantor Lingkungan Hidup Sekretariat Korpri Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistik kantor Ketahanan Pangan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satuan Polisi Pamong Praja 19 Kecamatan 7 Kelurahan 252 Desa Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 34 PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan BUPATI WAKIL BUPATI DPRD SEKRETARIS DAERAH STAF AHLI INSPEKTORAT BAPPEDA &PM ( Unsur Pengawas) ( Unsur Perencana) LEMBAGA LAIN DINAS DAERAH (Pelaks. Per.UU) (Unsur Pelaksana) LTD (BADAN,KANT. RSD) SET DPPRD (Unsur Pelayanan) (Unsur Penunjang) KECAMATAN KELURAHAN Keterangan : Garis Komando Garis Pertanggungjawaban Garis Koordinasi Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 I - 35