Abstrak Penelitian Tahun 2011 N Judul Penelitian o 1 Nama peneliti Dana Penelitian Abstrak Setiap tahun kasus DBD ditemukan di propinsi Sumatera Selatan. Kota Lubuk Linggau KLB Anif Budiyanto DBD DI KOTA LUBUK merupakan salah satu wilayah yang memberikan kontribusi tingginya angka kasus DBD di Propinsi LINGGAU Sumatera Selatan. Pada tahun 2010 Insiden Rate (IR) kasus DBD di Kota Lubuk Linggau mencapai TAHUN 2011 15 %, dengan jumlah kasus mencapai 28 penderita, dan CFR 0,0%. Berdasarkan laporan W1 STUDI ANALISIS (laporan kejadian KLB) di Kota Lubuk Linggau pada minggu ke 31 telah terjadi peningkatan kasus DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran epidemiologi KLB DBD di Kota Lubuk Linggau. Berdasarkan hasil survey, kepadatan jentik di kota Lubuk Linggau masuk dalam kategori sedang (DF=4). Disarankan untuk jangka pendek perlu dilakukan fogging missal, dan untuk jangka panjang perlu dilakukan peningkatan kegiatan jumantik. Kata kunci : DBD, Indeks larva. HUBUNGAN RIWAYAT MALARIA SELAMA FASE KEHAMILAN 2 DENGAN KASUS BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KABUPATEN Kabupaten OKU, OKU Timur dan OKU Selatan merupakan kabupaten endemis malaria di Anif Budiyanto Propinsi Sumatera Selatan. Angka kasus klinis malaria (AMI) di Kabupaten OKU Timur pada tahun Dipa Satker 2009 mencapai 125 %o. Sedangkan angka kasus berdasarkan pemeriksaan laboratorium (API) OKU, OKU TIMUR DAN OKU mencapai 76 %o. Kasus malaria di Kabupaten OKU terdistribusi pada semua golongan umur baik SELATAN TAHUN 2011 pria maupun wanita. Jumlah kasus malaria pada tahun 2009 di Kabupaten OKU Timur sebagian besar (55,6%) terjadi pada wanita. Kehamilan akan memperberat penyakit malaria yang diderita, dan sebaliknya malaria akan berpengaruh pada kehamilan dan menyebabkan penyulit, baik terhadap ibu maupun bayi yang dikandungnya. Infeksi malaria pada kehamilan sangat merugikan ibu dan janin yang dikandungnya, karena infeksi ini dapat meningkatkan kejadian morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin. Ibu yang menderita malaria dapat mengalami anemia, malaria serebral, edema paru, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin menyebabkan abortus, persalinan premature, berat badan bayi rendah (BBLR), dan kematian janin. Infeksi pada wanita hamil oleh parasit malaria ini sangat mudah terjadi, karena disebabkan oleh adanya perubahan system imunitas ibu selama kehamilan, baik imunitas selular maupun imunitas humoral, serta diduga juga akibat peningkatan hormon kortisol pada wanita selama kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan riwayat menderita malaria pada ibu hamil dengan kejadian penyakit/kelainan yang dialami pada bayi baru lahir seperti abortus, presalinan premature, berat badan bayi rendah, dan kematian janin. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi mengenai berapa risiko seorang bayi akan mengalami kasus/kelainan pada bayi baru lahir seperti abortus, presalinan premature, berat badan bayi rendah, dan kematian janin yang dilahirkan dari seorang ibu yang mempunyai riwayat menderita malaria selama fase kahamilannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Belum diketahui berapa risiko seorang bayi untuk mengalami Berat Bayi Lahir Rendah yang dilahirkan dari seorang ibu yang mempunyai riwayat menderita malaria selama fase kahamilannya”. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengumpulan data kasus/kelainan pada bayi baru lahir (disebut kasus) dan bayi yang dilahirkan tanpa mengalami kelainan (disebut kontrol), lalu dilakukan wawancara untuk melihat faktor risiko apa saja yang mempengaruhi kasus / kelainan pada bayi baru lahir. Jumlah sampel dalam penelitian ini 210 sampel, yang terdiri dari 105 kasus dan 105 kontrol. Cara pengambilan sampel dengan cara quota sampling. Masing-masing dicari 105 bayi sebagai kasus (bayi baru lahir dengan BBLR) dan 105 bayi sebagai kontrol (bayi baru lahir tanpa BBLR). Informasi adanya kasus dan kontrol di dapat dari bidan yang menolong persalinan. Peneliti Loka Litbang dan Dinas Kabupaten akan melakukan survey untuk melihat faktor risiko malaria yang kemungkinan ada pada ibu bersalin. Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, di Kabupaten OKU, OKU Timur, dan Kab. OKU Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain kasus-kontrol. Penelitian ini akan melihat hubungan antara Riwayat menderita malaria pada Ibu Hamil dengan kasus/kelainan pada bayi baru lahir seperti seperti abortus, persalinan premature, berat badan bayi rendah, dan kematian janin, setelah dikontrol dengan variabel lain. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menghitung berapa besar proporsi kasus/kelainan bayi baru larhir dalam masyarakat akan berhasil diturunkan apabila kasus malaria pada Ibu Hamil berhasil dihilangkan. Rekonfirmasi Filariasis 3 di Vektor Kabupaten Banyuasin Sumatera 2011 Selatan Hotnida Sitorus Dipa satker Kata kunci : Malaria, Ibu Hamil, BBLR Penyakit kaki gajah (Filariasis limfatik) adalah penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk sebagai pembawa cacing filaria. Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah endemis Propinsi filariasis di Propinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan rekonfirmasi vektor Tahun filariasis di Kabupaten Banyuasin. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional (potong lintang). Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan penangkapan nyamuk oleh kolektor nyamuk dilakukan pada malam hari. Hasil penangkapan nyamuk dewasa di Desa Perambahan terhadap Ma. Uniformis (4,7%) sebagai vektor penyakit kaki gajah di Propinsi Sumatera Selatan memperlihatkan pola fluktuasi yang tidak teratur mulai tertangkap pada jam 19.00-20.00 dan tertangkap terakhir kali pada jam 03.00-04.00, dan paling banyak tertangkap pada jam 01.00-02.00 dan jam 03.00-04.00. Di Desa Gasing Laut, nyamuk Ma. uniformis yang tertangkap total berjumlah 9 ekor. Nyamuk ini mulai tertangkap di awal jam penangkapan (18.00-19.00) dan selanjutnya relatif selalu tertangkap hingga jam 03.00. Mulai jam 03.00 hingga fajar nyamuk Ma. uniformis tidak berhasil tertangkap kembali. Penangkapan nyamuk di Desa Kenten Laut, nyamuk Ma. uniformis yang hanya berjumlah 5 ekor dan lebih sedikit dibanding yang tertangkap di Desa Perambahan dan Desa Gasing. Nyamuk mulai tertangkap di awal jam penangkapan (18.00-19.00) hingga pukul 20.00-21.00. Pada jam-jam berikutnya nyamuk ini tidak berhasil tertangkap. 4 Studi Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat di Daerah Filariasis Pemayung Batang Hari di Lasbudi P. Ambarita Dipa satker Nyamuk vektor penyakit kaki gajah Ma. uniformis berhasil tertangkap di seluruh desa yang disurvei. Dengan demikian masyarakat harus senantiasa dihimbau untuk menghindari kontak dengan nyamuk vektor di malam hari Penyakit kaki gajah (Filariasis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing nematoda golongan filaria yang hidup di saluran dan kelenjar limfe, ditularkan oleh nyamuk vektor Pengobatan filariasis. Pemerintah telah mencanangkan eliminasi filariasis, dan salah satu tahapan kegiatan yang Kecamatan cukup penting adalah pengobatan massal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, Kabupaten sikap dan perilaku resoponden tentang penyakit kaki gajah dan aspek pengobatannya di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari Propinsi Jambi, dengan disign cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terhadap masyarakat dan diskusi kelompok terarah terhadap kader kesehatan dan tokoh masyarakat. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftif dan analitik. Hasil analisis kuesioner diketahui bahwa ada perbedaan signifikan (p<0,05) antara karakteristik responden dengan minum obat filariasis, dimana kategori umur yang paling banyak 5 STUDI PENGETAHUAN, Nungki Hapsari SIKAP DAN PERILAKU Suryaningt yas MASYARAKAT risbin minum obat adalah kisaran umur 17-37 tahun (76,7%), jenis kelamin laki-laki (76,4%) dan tidak tamat SMP (83,3%). Hasil kegiatan Diskusi Kelompok Terarah dengan Tokoh Masyarakat dan kader pembagi obat diketahui bahwa kegiatan pembagian obat kaki gajah untuk tahap berikutnya harus melibatkan sektor-sektor terkait (aparat pemerintahan baik kecamatan dan desa, petugas kesehatan) sehingga kegiatan ini mendapat dukungan penuh untuk mengarahkan masyarakat ikut serta dalam program pengobatan kaki gajah. Kader pembagian obat juga dibekali pengetahuan tentang penyakit kaki gajah terutama efek samping yang dapat ditimbulkan oleh pengobatan karena kader pembagi obat adalah lini terdepan yang diharapkan memberikan informasi bagi masyarakat agar masyarakat tidak memiliki keragu-raguan untuk mengkonsumsi obat kaki gajah. Disamping itu perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit kaki gajah untuk meningkatkan pengetahuan yang diharapkan dapat dilakukan berkala Pada tahun 2007 Desa Karya Makmur Kabupaten Oku Timur telah ditemukan positif microfilaria sebanyak 5 dari 381 orang yang diperiksa mikrofilaria rate (Mf rate) sebesar 1,05%. Hasil Mf rate menunjukkan lebih dari 1%, sehingga wilayah tersebut ditetapkan sebagai daerah DENGAN endemis yang perlu program pengobatan massal. Penanganan filariasis di Kabupaten Oku Timur FILARIASIS LIMFATIK DI baru sebatas pengobatan pada kasus di Desa Karya Makmur (pengobatan selektif), tanpa ada KECAMATAN MADANG pemeriksaan kembali setelah dilakukan pengobatan. Untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data KABUPATEN mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat khususnya di Kecamatan Madang Suku III BERKAITAN SUKU III OKU TIMUR TAHUN 2011 melalui pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif sehingga dapat digunakan sebagai awal untuk mengembangkan intervensi melalui pemberdayaan masyarakat di daerah tersebut. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat dan Kepala Desa terutama tentang penyebab dan gejala akut masih rendah. Kurangnya koordinasi dan evaluasi dari pihak-pihak terkait antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga program promotif dan preventif untuk eliminasi flariasis limfatik belum banyak dilakukan. Kata Kunci : PSP Masyarakat, Filariasis limfatik, Kecamatan Madang Suku III, Kabupaten Oku Timur Distribusi Spasial Malaria di Ritawati risbin Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan Lengkiti masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Kecamatan Lengkiti sebagai salah satu kecamatan yang Kabupaten Ogan Komering ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu pada dua tahun terakhir (2009-2010) memiliki kasus malaria Ulu yang tertinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. yaitu sebesar 1450 kasus klinis dan 489 Kecamatan Provinsi Selatan Tahun 2011 Sumatera positif parasit malaria dan tahun 2010 sebanyak 1969 kasus klinis dan 253 kasus positif parasit malaria yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopis dan RDT. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan peta distribusi spasial kasus malaria dan faktor-faktor risiko tertular penyakit malaria, habitat perkembangbiakan vektor malaria, pola sebaran kasus malaria dan indeks jarak kasus dengan habitat vektor(jentik). Menggunakan metode ploting kasus malaria, habitat vektor malaria dan pencidukan jentik Anopheles. Hasil penelitian menggambarkan bahwa di Kecamatan Lengkiti pada tahun 2009 dan 2010 jenis Plasmodium vivax yang mendominasi yaitu sebesar 72% dan 76%. Secara spasial, Desa Tanjung Lengkayap (Tahun 2009) dan Desa Tihang (tahun 2010) merupakan Desa yang paling banyak ditemukan kasus positif malaria, Berdasarkan umur, pada tahun 2009 dan 2010 malaria banyak menyerang umur >15 tahun masing-masing (61% dan 77%) sedangkan berdasarkan jenis kelamin laki-laki(51%) yang lebih banyak ditemukan dibandingkan perempuan. Sedangkan berdasarkan pekerjaan, malaria banyak menyerang orang yang beraktifitas sebagai petani(58% dan 51%). Tempat-tempat yang diduga sebagai perindukan Anopheles yang ditemukan berupa genangan- genangan bekas pembuangan limbah rumah tangga, selokan kecil/parit yang tersumbat, sungai dan kolam. Keberadaan habitat perkembangbiakan vektor Anopheles tersebut kurang dari radius 100 m dari permukiman. Disarankan perlu diupayakan program pemberdayaan masyarakat khususnya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan lingkungan bebas malaria, menghilangkan breeding place dan peningkatan praktik pencegahan untuk mengurangi kontak dengan nyamuk Anopheles. Bagi masyarakat, melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu pembersihan air tergenang, rawa-rawa, selokan/parit dan membersihkan vegetasi/semak-semak disekitar rumah yang merupak tempat perindukan nyamuk Anopheles spp. Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara pemakaian kelambu pada waktu tidur dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Menghindari kegiatan di luar rumah pada jam aktif nyamuk vektor malaria menggigit. Jika harus keluar rumah untuk bekerja, sebaiknya selalu memakai pakaian pelindung seperti celana panjang dan lengan panjang yang dapat menutupi seluruh anggota badan. Kata kunci : Malaria, Lengkiti, Spasial Yahya EPIDEMIOLOGI FILARIASIS DI Dipa satker Penelitian mengenai epidemiologi filariasis telah dilakukan di lima Desa di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi pada bulan April hingga Desember 2011. Penelitian ini KECAMATAN bersifat observasi, dengan disain potong lintang. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui PEMAYUNG KABUPATEN epidemiologi penularan filariasis di Kecamatan Pemayung. Penelitian dilakukan dalam bentuk tiga BATANGHARI PROVINSI kegiatan yaitu pengamatan parasit, pengamatan nyamuk dan kebiasaan masyarakat yang JAMBI mendukung terjadinya penularan filariasis. Setelah dilakukan pengambilah darah sebanyak 3 kali (untuk seluruh Desa) diperoleh jumlah penduduk yang diperiksa sebanyak 538 orang. Jumlah yang positif mikrofilaria sebanyak 8 orang (Mf rate 1,5%) dengan kepadatan parasit antara 0,41517,493 parasit/l darah dengan jenis Brugia malayi. Hasil pemeriksaan darah pada 12 ekor kucing milik penduduk serta dua ekor kera, ditemukan dua ekor kucing yang positif Brugia malayi di dalam darahnya. Secara keseluruhan, total jenis nyamuk yang tertangkap di lima Desa di Kecamatan Pemayung ada 29 jenis nyamuk. Cx. quinquefasciatus mendominasi hasil penangkapan (492 ekor), diikuti Ar. subalbatus (378 ekor), kemudian Cx. tritaeniorhyncus (319 ekor). Jenis nyamuk Mansonia yang berhasil ditangkap meliputi Ma. uniformis (131 ekor), Ma. bonneae (116 ekor). Namun secara keseluruhan dari 162 ekor nyamuk yang dibedah, tidak satupun ditemukan larva filaria. Dengan angka Mf rate 1,5% maka Kecamatan Pemayung masih termasuk daerah endemis filariasis. Jenis cacing filaria yang menginfeksi manusia di lokasi penelitian adalah Brugia malayi. Cacing filaria di lokasi penelitian memiliki periodisitas subperiodik nortuna. Mikrofilaria ditemukan di darah tepi pada siang dan malam hari, tetapi lebih banyak ditemukan pada malam hari. Dengan ditemukannya mikrofilaria pada kucing (felis catus) dan kera (Macaca fascicularis) yang lingkungan hidupnya sangat dekat dengan permukiman penduduk maka kedua jenis hewan tersebut berpotensi besar sebagai reservoir di lokasi penelitian. Masih banyak masyarakat yang memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) yang kurang baik dalam pencegahan penularan filariasis. Umumnya banyak masyarakat yang tidak memproteksi diri saat keluar rumah pada malam hari dan tidak meminum obat filariasis yang diberikan petugas sehingga berisiko tinggi untuk tertular filariasis. Adanya rawa dan kolam yang dibuat penduduk yang ditemukan tanaman Pistia stratiotes, mendukung untuk berkembangbiaknya nyamuk jenis Mansonia. Jenis nyamuk yang berperan sebagai tersangka vektor filariasis di lokasi penelitian adalah Ma. uniformis dan Ma. bonneae. Vektor potensial di lokasi penelitian adalah Cx. quinquefasciatus dan Ar. subalbatus. Puncak aktivitas menggigit Ma. uniformis menggigit di dalam rumah adalah pukul 02.00-03.00, sedangkan di luar rumah pada pukul 21.00-22.00. Ma. uniformis lebih dominan menggigit di luar rumah. Kecamatan Pemayung masih berisiko untuk menjadi lokasi penularan filariasis. Penyuluhan mengenai pencegahan penularan filariasis harus terus digalakkan kepada Masyarakat. Membersihkan tanaman mawar air (Pistia stratiotes) yang tumbuh di kolam milik penduduk, disarankan kepada masyarakat untuk selalu tidur dengan menggunakan kelambu berinsektida. Upayakan agar masyarakat selalu melakukan upaya menghindarkan diri dari gigitan nyamuk saat pergi ke kebun pada siang hari, seperti dengan menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang. Perlu dilakukan pelatihan bagi para petugas mikroskofis di Puskesmas mengenai identifikasi cacing filaria, sehingga kemampuan dalam mengidentifikasi cacing filaria akan semakin baik. Kata Kuci: Epidemiologi, Filariasis, Pemayung, Batanghari. Lymphatic filariasis masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, penyakit ini hampir RISIKO Yanelza Supranelfy PENULARAN FILARIASIS di seluruh Provinsi. Berdasarkan laporan daerah dan hasil survei (Rapid Mapping) pada tahun 2000 BERKAITAN DENGAN tercatat sebanyak 1533 desa di wilayah kerja 647 Puskesmas yang tersebar di 231 Kabupaten, 26 VEKTOR DAN HABITAT Provinsi merupakan endemis filariasis, dengan jumlah kasus kronis sebanyak 6.233 orang. Desa PERKEMBANGBIAKAN Karya Makmur, Kecamatan Madang Suku III, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Propinsi DI KARYA Sumatera Selatan memiliki mikrofilaria rate parasit filariasis sebesar 1,05% pada tahun 2007. KECAMATAN Mendasari masalah inilah, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor risiko FAKTOR DESA MAKMUR MADANG SUKU III penularan filariasis berkaitan dengan kondisi lingkungan fisik (habitat perkembangbiakan) dan KABUPATEN OKU TIMUR biologis (vektor). Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Karya Makmur Kabupaten OKU Timur TAHUN 2011 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 mulai bulan Mei sampai November 2011. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan disain penelitian survei sewaktu atau spot survei. Metode pengumpulan data yaitu dengan melakukan penangkapan nyamuk malam hari serta pengumpulan data lingkungan fisik dan biologis. Hasil penelitian yaitu ditemukan nyamuk Mansonia uniformis dan Anopheles nigerrimus yang biasanya merupakan vektor filariasis tetapi tidak ditemukan nyamuk yang mengandung cacing mikrofilaria. Untuk vegetasi perkembangbiakan Anopheles spp adalah rumput dan Eichhornia crassipes (eceng gondok) dengan predator yaitu Oreochromis niloticus (ikan nila) dan Aplocheilus panchax (ikan kepala timah). Oleh sebab itu, perlunya dilakukan penelitian longitudinal sepanjang musim di Kecamatan Madang Suku III sehingga bisa mendapatkan informasi secara lengkap mengenai vektor penular penyakit filariasis. Kata Kunci : Faktor Risiko, Filariasis, Desa Karya Makmur