Unduh - Siti Nur Afifa Analis Kes.

advertisement
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis)
Tugas
Browsing dan tata tulis ilmiah
Editor :
Siti Nur Afifah
NIM: G0C016067
PROGRAM D3 ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis)
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan
penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui
berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan
ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit
tersebut.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan
pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan
dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah
bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin
menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas
sehari-hari.
Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis.
Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami
penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik
dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan Indonesia
(Asia Tenggara).

Penularan Penyakit Kaki Gajah
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang
yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan
akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau
menghisap darah orang tersebut.
Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh
23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres.
Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
1

Tanda dan Gejala Penyakit Kaki Gajah
Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia
kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai
dirasakan perkembangannya.

Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
* Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat
* Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
* Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar
dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
* Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening,
dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
* Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang
menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
(elephantiasis skroti).

Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah
Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan
mikroskopis darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan
karena microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu
malam hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity).
2
Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk
mendiagnosa penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal
sebagai Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik
pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui
oleh pihak WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem “Tes kartu”, Hal ini
sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu
dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu
kapanpun, tidak harus dimalam hari.

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah
Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki
gajah adalah membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh
penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.
Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat
filariasis yang ampuh baik untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat
makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak
ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan
memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan
mudah diatasi dengan obat simtomatik.
Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan
diberikan oral sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak
dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin
tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan
penderita sakit berat atau
dalam keadaan lemah.
3
Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah
membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya
memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.

Pencegahan Penyakit Kaki Gajah
Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk
memeriksakan kedokter dan mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak
menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. Untuk itulah perlu adanya
pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga sekitarnya.
Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk
memutus mata rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan
merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk
diwilayah tersebut.
Sumber
: (https://kotakpencil.wordpress.com/kesehatan/penyakit-
kaki-gajah-filariasis-atau-elephantiasis/ , Rabu 1Maret 2017. Pukul 09.30 WIB)
4
BIODATA
Nama
: Siti Nur Afifah
Tempat Tanggal Lahir
: Wonogiri, 25 Juni 1998
Alamat
: kepyar RT02/06, Ngadirojo, Wonogiri
Pendidikan
:
SD
: MI AL-IMAN Ngadirojo
SMP : MTs SA AL-IMAN Ngadirojo
SMK : SMK BHAKTI MULIA Wonogiri
Prodi
: D3 Analis Kesehatan Unimus
Hobi
: membaca dan menulis
Nama Ayah
: Jani
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Riyanti
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Semarang, 1 Maret 2017
Siti Nur Afifah
5
Download