JURNAL TUGAS AKHIR Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) Pada Tanah Tercemar Logam Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) Oleh : USWATUN HASANAH D121 10 286 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) Pada Tanah Tercemar Logam Zn dan Cu Achmad Zubair 1, Ardy Arsyad 2 , Uswatun Hasanah 3 Abstract : The development of technology and industry have a negative impact in the form of waste containing heavy metals that potentially cause environmental problems such as pollution of soil. Phytoremediation as a media recovery of contaminated soil using plants is an effective, inexpensive and environmentally friendly. The effectiveness of the process is influenced by the quantity and absorption ability of plants as well as the type of metal contaminants. Research carried out for 21 days with sampling at days 7, 14 and 21. In this study used as much as 6 reactor (pot) with a growing medium that is injected with metallic Zn (control, 200 ppm and 400 ppm) and Cu (control, 30 ppm and 600 ppm) were each reactor planted. Plants used were tongue-in-Law (Sansivieria trifasciata) as a plant consisting of 3 leaves. The results showed that 400 ppm Zn polluters have greater effectiveness than the others with the effectiveness of successive absorption of Zn metal at 7.46%, 72.40% and 74.08%, while the 0% Cu, 68, 97% and 64.53%. Metal Zn and Cu did not affect plant growth seen with the tongue-in-law of the higher leaf growth. Keywords: Phytoremediation; Removal efficiency; Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata); Zn and Cu Metal. Abstrak : Perkembangan teknologi dan industri memberi dampak negatif berupa limbah yang mengandung logam berat yang berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan seperti pencemaran tanah. Fitoremediasi sebagai pemulihan media tanah terkontaminasi yang menggunakan tanaman merupakan cara yang efektif, murah dan ramah lingkungan. Efektivitas proses dipengaruhi oleh kuantitas dan kemampuan penyerapan tanaman serta jenis logam pencemar. Penelitian dilakukan selama 21 hari dengan pengambilan sampel pada hari ke 7, 14 dan 21. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 6 reaktor (pot) dengan media tumbuh yang diinjeksikan dengan logam Zn (kontrol, 200 ppm dan 400 ppm) dan Cu (kontrol, 30 ppm dan 600 ppm) yang masing-masing reaktor ditanami tanaman. Tanaman yang digunakan yaitu Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) sebanyak satu tanaman yang terdiri dari 3 helai daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencemar Zn 400 ppm mempunyai efektifitas yang lebih besar daripada yang lainnya dengan efektivitas penyerapan berturut-turut untuk logam Zn sebesar 7,46%, 72,40% dan 74,08%, sedangkan logam Cu sebesar 0%, 68,97% dan 64,53%. Logam Zn dan Cu tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman lidah mertua terlihat dengan terjadinya pertumbuhan daun yang semakin tinggi. Kata kunci: Fitoremediasi, Efektifitas Penyerapan, Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata), Logam Zn dan Cu. 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan industri tidak jarang memberi dampak negatif berupa limbah yang dihasilkan baik limbah padat, cair dan gas. Limbah industri merupakan toksikan yang berbahaya terutama yang mengandung logam berat. Masuknya polutan logam berat ke lingkungan (tanah, air dan udara) menjadi perhatian serius karena berpotensi memiliki sifat toksik pada organisme baik tanaman, hewan maupun manusia. Logam berat termasuk zat pencemar karena sifatnya yang stabil dan sulit untuk diuraikan. Logam berat dalam tanah yang membahayakan pada kehidupan organisme dan lingkungan adalah dalam bentuk terlarut. Di dalam tanah logam tersebut mampu membentuk kompleks dengan bahan organik dalam tanah sehingga menjadi logam yang tidak larut. (Nopriani, 2011) Seng (Zn) merupakan logam berat esensial, dalam jumlah rendah dibutuhkan oleh tubuh (manusia, hewan dan tumbuhan). Zn bukan senyawa toksik dan merupakan unsur esensial bagi pertumbuhan semua jenis hewan dan tumbuhan. Dalam jumlah tinggi Zn dapat memberi efek racun. Gejala keracunan Zn pada Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 1 2 1 Metode penelitian yang dilakukan berupa tumbuhan secara umum berupa klorosis pada daun muda, nekrosis pada daun yang akhirnya metode eksperimen yang dilanjutkan dengan menyebabkan kematian daun dan memiliki pengujian sampel di laboratorium untuk daun yang lebih kecil dari tanaman biasanya. mengetahui kemampuan tanaman lidah mertua Pada akar, keracunan Zn menyebabkan (Sansivieria Trifasciata) untuk meremediasi pengurangan pertumbuhan akar utama dan tanah tercemar logam berat Zn dan Cu. Pada penelitian ini, pencemar berupa lateral.(Widowati dkk, 2008) Tembaga (Cu) bisa masuk ke lingkungan larutan induk logam Cu dengan konsentrasi 30 ppm dan 60 ppm serta pencemar logam Zn melalui jalur alamiah dan nonalamiah. Pada dengan konsentrasi 200 ppm dan 400 ppm jalur alamiah, logam mengalami siklus dimasukkan kedalam reaktor proses berupa pot perputaran dari kerak bumi ke lapisan tanah, ke dengan cara diinjeksikan menggunakan spoit dalam makhluk hidup, ke dalam kolom air, secara merata pada masing-masing media tanam mengendap, dan akhirnya kembali lagi ke sebesar 100 ml. dua reaktor proses tidak dalam kerak bumi. Namun, kandungan alamiah diinjeksikan pencemar, reaktor ini berfungsi logam berubah-ubah tergantung pada kadar sebagai kontrol. Pengukuran konsentrasi pencemaran yang dihasilkan oleh manusia pencemar dilakukan sebanyak 3 kali dalam maupun karena erosi alami. Cu dapat waktu yang berbeda antara lain T1 pada hari kemempengaruhi sistem enzin, yaitu dengan 7, T2 pada hari ke-14, dan T3 pada hari ke-21. menghambat enzim dihydrolipoyl dehydrogenase yang akan menghambat sistem 3. HASIL DAN PEMBAHASAN pyruvate dehydrogenase sehingga mengganggu Pengujian Logam Seng (Zn) metabolisem energi dalam sel (Widowati dkk, Konsentrasi logam seng (Zn) yang diukur 2008). Usaha untuk memperbaiki dan dalam penelitian ini adalah konsentrasi logam memulihkan tanah yang tercemar logam berat Zn pada tanah dalam periode waktu 21 hari. perlu diupayakan agar tanah tersebut dapat Hasil pengujian konsentrasi Zn dapat dilihat digunakan kembali dengan aman. Upaya yang pada tabel 1 dibawah ini : diperlukan berupa upaya yang efektif dengan Tabel 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Seng biaya yang relatif murah. Fitoremediasi adalah penggunaan (Zn) pada Tanah Konsentrasi Zn tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari Variasi Konsentrasi Dalam Tanah tanah atau perairan yang terkontaminasi. Pada Konsentasi Awal (ppm) penelitian ini tanaman yang akan digunakan (ppm) (ppm) T1 T2 T3 untuk proses remediasi tanah tercemar adalah tanaman lidah mertua (Sansivieria Trifasciata) 32 27,16 22,03 20,68 Kontrol yang merupakan tanaman hiperakumulator. 232 37,42 29,48 24,69 200 Jenis tanaman lidah mertua (Sansivieria 432 75,2 37,32 26,83 400 Trifasciata) merupakan tanaman yang memiliki kemampuan sangat tinggi untuk mengangkut (Sumber : Hasil penelitian) pencemaran yang ada dalam tanah Dari hasil penelitian konsentrasi logam Zn (hyperaccumulator plant) termasuk logamdapat dilihat terjadinya penurunan konsentrasi logam berat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui logam Zn pada tiap variasi konsentrasi. berapa besar efektifitas dan kemampuan Penurunan konsentrasi terus terjadi selama penyerapan tanaman lidah mertua (Sansivieria rentang waktu 21 hari. Penurunan konsentrasi Trifasciata) dalam meremediasi logam berat Zn logam Zn dapat di lihat pada gambar di bawah ini: dan Cu serta apakah logam berat Zn dan Cu. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2 Hal ini disebabkan oleh resistensi lidah mertua terhadap logam Zn yang tinggi sehingga semakin tinggi konsentrasi pencemar maka semakin banyak pula akumulasi logam oleh tanaman sehingga mengurangi keberadaan logam tersebut dalam tanah. Nilai efektivitas penyisihan juga menunjukkan efektivitas fitoremediasi, artinya semakin tinggi nilai efisiensi penyisihan maka semakin tinggi pula efektivitas fitoremediasinya. Nilai efektivitas penyisihan paling tinggi pada masing-masing sampel terdapat pada hari ke 21. Gambar 1. Histogram Penurunan Konsentrasi Logam Seng (Zn) pada Tanah Dari data diatas dihitung efektivitas fitoremediasi dengan menghitung nilai efektivitas penyisihan logam Zn pada tanah. Hasil perhitungan nilai efektivitas penyisihan logam Zn pada tanah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Efektivitas penyerapan oleh tanaman merupakan informasi selanjutnya yang menggambarkan kemampuan tanaman dalam menyerap logam Zn. Dari hasil perhitungan nilai efektivitas penyerapan tanaman dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Efektivits Penyerapan (%) Konsentrasi Awal (ppm) Variasi Konsentrasi (ppm) Tabel 3. Efektivitas Penyerapan Logam Zn pada Tanaman Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) Tabel 2. Efektivitas Penyisihan logam Zn pada Konsentrasi Logam Tanah (ppm) Variasi Efektivitas Konsentrasi Tanaman Penyisihan Tanah (ppm) % Awal Awal Akhir T1 T2 T3 32 2,39 7,46 Kontrol 32 15,12 31,15 35,37 Kontrol 232 167,95 72,40 200 3 232 83,88 87,29 89,36 200 432 82,60 400 (Sumber : Hasil perhitungan) 91,36 93,78 Dari tabel 2 terlihat bahwa nilai efektivitas penyisihan terus meningkat setiap minggunya pada tiap sampel. Efektivitas penyisihan pada variasi konsentrasi kontrol dengan konsentrasi awal 32 ppm pada minggu ke-3 sebesar 35,37 %. Efektivitas Penyisihan pada variasi konsentrasi 200 ppm dengan konsentrasi awal 232 ppm pada minggu ke-3 sebesar 89,36 %. Efektivitas Penyisihan pada variasi konsentrasi 400 ppm dengan konsentrasi awal 432 ppm pada minggu ke-3 sebesar 93,78 %. Peningkatan nilai efektivitas penyisihan sebanding dengan penurunan konsentrasi pencemar setiap minggunya pada tiap sampel. 400 432 320,03 74,08 (Sumber : Hasil perhitungan) Dari tabel 3 dapat dilihat pengaruh konsentrasi pencemar terhadap nilai efektivitas penyerapan. Besarnya nilai efektivitas penyerapan logam Zn sebagaimana terlihat pada Gambar 2 berikut ini: 3 lidah mertua menyerap logam yang tinggi sehingga semakin tinggi konsentrasi pencemar maka semakin banyak pula logam yang diserap oleh tanaman. Laju penyerapan tertinggi dicapai pada variasi konsentrasi 400 ppm sebesar 15,24 ppm/hari. Dari tabel 4 kita dapat melihat adanya selisih antara logam awal yang ada ditanah dan logam yang akhir yang ada ditanah dan tanaman . Kadar logam Zn oleh yang hilang dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Konsentrasi Kehilangan Logam (ppm/hari) Tabel 5. Kadar Logam Seng (Zn) Yang Hilang Konsentrasi Logam (ppm) Tanah Tanaman Variasi Konsentrasi (ppm) Gambar 2. Grafik Efektivitas Penyerapan Logam Zn pada Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) Akhir Awal Akhir Awal Laju Penyepan (ppm/hari) Variasi Konsentrasi (ppm) Nilai efektivitas penyerapan tertinggi redapat pada variasi konsentrasi 400 ppm sebesar 72,40 % sedangkan variasi konsentrasi 200 ppm sebesar 72,40 % dan konsentrasi kontrol sebesar 7,46 %. 2,39 8,93 Kontrol 32 20,68 Tingginya efektivitas penyerapan logam Zn 167, pada tanaman lidah mertua (Sansivieria 232 24,69 3 39,36 200 95 trifasciata) juga didukung dengan laju 320, pertumbuhan tanaman tersebut. Kemampuan 432 26,83 85,14 400 03 tanaman lidah mertua (Sansivieria trifasciata) dalam menyerap logam Zn dapat dilihat dari Selisih atau kehilangan logam tersebut bisa laju penyerapan tanaman. Hasil perhitungan laju penyerapan logam Zn pada tanaman perhari diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Terjadinya proses rizodegradasi yaitu proses terlihat pada Tabel 4 berikut: penguraian kontaminan/pencemar dalam tanah oleh aktivitas mikroba sehingga Tabel 4. Laju Penyerapan logam Zn pada mengurangi ketersediaan logam dalam tanah. Tanaman Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) 2. Terjadinya proses fitostabilisasi yang Kadar Logam mengandalkan kemampuan akar tumbuhan Berat Tanaman penolak logam untuk menghasilkan eksudat Kering (ppm) akar yang dapat menstabilkan, (g) Awal Akhir mendemobilisasi dan mengikat logam didalam matriks tanah sehingga mengurangi 2,39 0,11 Kontrol 18,9 ketersediaan logam tersebut (Satria, 2014). 3. Logam Zn masih merupakan unsur hara 35 167,95 7,99 200 3 mikro yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil untuk menunjang keberhasilan 35,6 320,03 5,24 400 proses dalam tanaman sehingga mengurangi (Sumber : Hasil perhitungan) konsentrasi logam dalam tanaman. Kebutuhan normal tanaman 25 - 125 ppm Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa laju (Putra, 2012) penyerapan logam Zn pada tanaman lidah mertua berbanding lurus dengan konsentrasi pencemar. Hai ini disebabkan oleh kemampuan 4 Tabel 6. Pengukuran Konsentrasi Logam Tembaga (Cu) pada Tanah Variasi Konsentrasi Waktu Konsentrasi Awal T1 T2 T3 (ppm) (ppm) 0 tt Kontrol tt tt 30 30 8,26 6,99 5,29 60 60 10,42 8,83 6,73 (Sumber : Hasil perhitungan) Dari hasil pengujian konsentrasi logam Cu dapat dilihat terjadinya penurunan konsentrasi logam Cu pada tiap variasi konsentrasi. Penurunan konsentrasi terus terjadi selama rentang waktu 21 hari. Penurunan konsentrasi logam Cu dapat di lihat pada gambar di bawah ini: Gambar 3 . Histogram Penurunan Konsentrasi Logam Tembaga (Cu) pada Tanah Dari data di atas dihitung efektivitas fitoremediasi dengan menghitung nilai efektivitas penyisihan logam Cu pada tanah. Hasil perhitungan nilai efektivitas penyisihan logam Cu pada tanah dapat dilihat pada Tabel 7 berikut: Konsentrasi Awal (ppm) Tabel 7. Efektivitas Penyisihan logam Cu pada Tanah Efektivitas Penyisihan % Variasi Konsentrasi (ppm) Pengujian Logam Tembaga (Cu) Konsentrasi logam seng (Cu) yang diukur dalam penelitian ini adalah konsentrasi logam Cu pada tanah dalam periode waktu 21 hari. Hasil pengujian konsentrasi Cu dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini : T1 T2 T3 0 0 0 72,47 76,70 82,37 60 82,63 60 (Sumber : Hasil perhitungan) 85,28 88,78 Kontrol 30 0 30 Dari tabel 7 terlihat bahwa nilai efektivitas penyisihan terus meningkat setiap minggunya pada tiap sampel. efektivitas penyisihan pada variasi konsentrasi 30 ppm dengan konsentrasi awal 30 ppm pada minggu ke-3 sebesar 82,37 %. efektivitas Penyisihan pada variasi konsentrasi 60 ppm dengan konsentrasi awal 60 ppm pada minggu ke-3 sebesar 88,78 %. Peningkatan nilai efektivitas penyisihan sebanding dengan penurunan konsentrasi pencemar setiap minggunya pada tiap sampel. Hal ini disebabkan oleh resistensi lidah mertua terhadap logam Cu yang tinggi sehingga semakin tinggi konsentrasi pencemar maka semakin banyak pula akumulasi logam oleh tanaman sehingga mengurangi keberadaan logam tersebut dalam tanah. Nilai efektivitas penyisihan paling tinggi pada masing-masing sampel terdapat pada hari ke 21. Dari tabel 7 terlihat bahwa nilai efektivitas penyisihan kontrol adalah nol. Hal ini disebabkan karena tanah yang digunakan tidak mengandung logam Cu sehingga nilai efektivitas fitoremediasinya tidak dapat dihitung. Efektivitas penyerapan oleh tanaman merupakan informasi selanjutnya yang menggambarkan kemampuan tanaman dalam menyerap logam Cu. Dari hasil perhitungan nilai efektivitas penyerapan tanaman dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini: 5 0 30 30 60 60 3 2,7 0 20,69 68,97 38,72 74,08 (Sumber : Hasil perhitungan) Dari tabel 8 terlihat bahwa efektivitas penyerapan pada variasi konsentrasi kontrol adalah nol. Hal ini disebebkan oleh tanah yang digunakan tidak mengandung logam Cu sehingga nilai efisiensi penyerapan tidak dapat dihitung. Besarnya nilai efektivitas penyerapan logam Cu sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4. Histogram Efektivitas Penyerapan Logam Cu pada Lidah Mertua Dari tabel 8 terlihat bahwa nilai efektivitas penyerapan dengan variasi konsentrasi pencemar 60 ppm lebih kecil daripada variasi konsentrasi pencemar 30 ppm. Hai ini disebabkan oleh resistensi lidah mertua terhadap logam Cu yang kecil sehingga semakin tinggi konsentrasi pencemar dalam tanaman maka proses translokasi logam dari akar ke bagian tanaman yang lain akan semakin lambat Tabel 9. Penyerapan Logam Cu Pada Tanaman Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) Kadar Logam Berat Tanaman Kering (ppm) (g) Awal Akhir 28 2,7 0,13 Kontrol 29,5 20,69 0,99 30 3 24,9 38,72 1,84 60 (Sumber : Hasil perhitungan) Laju Penyerapan (ppm/hari) Kontrol sehingga menyebabkan logam yang diserap dari tanah semakin sedikit. Nilai efektivitas penyerapan paling tinggi terjadi pada variasi konsentrasi pencemar 30 ppm sebesar 68,97 %. Kemampuan lidah mertua (Sansivieria trifasciata) dalam menyerap logam Cu dapat dilihat dari laju penyerapan tanaman. Hasil perhitungan laju penyerapan logam Cu pada tanaman perhari terlihat pada Tabel 9 berikut: Variasi Konsentrasi (ppm) Efektivits Penyerapan (%) Tabel 8. Efektivitas Penyerapan Logam Cu pada Tanaman Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) Konsentrasi Logam (ppm) Variasi Konsentrasi Tanaman Tanah (ppm) Awal Awal Akhir Dari tabel 9 terlihat bahwa laju penyerapan pada variasi konsentrasi kontrol sebesar 0,13 ppm/hari. Laju penyerapan pada variasi konsentrasi 30 ppm sebesar 0,99 ppm/hari. Laju penyerapan pada variasi konsentrasi 60 ppm sebesar 1,84 ppm/hari. Dari tabel 9 juga terlihat bahwa laju penyerapan logam Cu pada tanaman lidah mertua berbanding lurus dengan konsentrasi pencemar. Hai ini disebabkan oleh kemampuan lidah mertua menyerap logam yang tinggi sehingga semakin tinggi konsentrasi pencemar maka semakin banyak pula logam yang diserap oleh tanaman. Laju penyerapan tertinggi dicapai pada variasi konsentrasi 60 ppm sebesar 1,84 ppm/hari. Dari tabel 9 dapat melihat adanya selisih antara logam awal yang ada ditanah dan logam yang akhir yang ada ditanah dan tanaman. Kadar logam Cu oleh yang hilang dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini. 6 3 2,7 20,69 38,72 Konsentrasi Kehilangan Logam (ppm) tt 5,29 6,73 Akhir 0 30 60 Awal Akhir Kontrol 30 60 Awal Tabel 10. Kadar Logam Tembaga (Cu) Yang Hilang Konsentrasi Logam (ppm) Variasi Tanah Tanaman Konsen Trasi (ppm) 0 4,02 14,55 Selisih atau kehilangan logam tersebut bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Terjadinya proses rizodegradasi yaitu proses penguraian kontaminan/pencemar dalam tanah oleh aktivitas mikroba sehingga mengurangi ketersediaan logam dalam tanah (Mangkoedihardj dkk, 2010). 2. Terjadinya proses fitostabilisasi yang mengandalkan kemampuan akat tumbuhan penolak logam untuk menghasilkan eksudat akar yang dapat menstabilkan, mendemobilisasi dan mengikat logam didalam matriks tanah sehingga mengurangi ketersediaan logam tersebut (Satria, 2014). 3. Logam Cu masih merupakan unsur hara mikro yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil untuk menunjang keberhasilan proses dalam tanaman sehingga mengurangi konsentrasi logam dalam tanaman. Kebutuhan normal tanaman 5 - 20 ppm (Putra, 2012). Analisis Penyerapan Logam Seng (Zn) Dan Tembaga (Cu) Yang Berbeda Pada Tanaman Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) Dari pembahasan sebelumnya telihat bahwa penyerapan logam tembaga (Cu) lebih sedikit daripada logam seng (Zn) hal ini disebakan karena beberapa alasan yaitu : 1. Tembaga yang diserap tanaman dalam bentuk ion Cu2+ atau Cu3+ . Cu dalam kondisi teroksidasi (Cu2+ atau Cu3+) umumnya kurang larut pada pH tanah sehingga sulit untuk dapat diserap oleh akar (Putra, 2012 dan Mirza, 2013). 2. Penyerapan ion (Cu2+ atau Cu3+) oleh tanaman adalah paling sulit, karena permeabilitas membran terhadap ion adalah paling rendah hal ini mengakibatkan ion lebih sulit menembus mebran sehingga lebih sulit diserap atau diangkut (Suyitno,2006). 3. Penyerapan ion (Cu2+ atau Cu3+) masuk ke tanaman harus menggunakan Tenaga (energi). Sedangkan ion H+ digunakan dalam transport elektron pada proses fotosintesis pada tanaman sehingga ion H+ yang digunakan sebagai energi agar ion-ion dapat menembus membran lebih sedikit dan mengakibatkan ion tembaga yang masuk/diserap lebih sedikit (Suyitno,2006). 4. Adanya bantuan mikroorganisme dalam pengambilan (absorbsi) logam berat tembaga didalam tanah. Contoh mikroorganisme ini adalah Mucur Mucedo, Rhizopus Stolonifer, Aspergillus Orizae, Saccharomyces Cerevisie, Chlorella Vulgaris, Phellinus Badius Dan Pinus Radiata (Putra dkk, 2006). Logam Seng (Zn) lebih banyak diserap oleh tanaman karena beberapa alasan : 1. Seng diserap tanaman dalam bentuk ion Zn2+ dan kompleks khelat, misalnya ZnEDTA. Penyerapan Zn-EDTA oleh tanaman adalah lebih mudah karena permeabilitas membran terhadap molekul besar adalah sedang. Hal ini mengakibatkan molekul Zn-EDTA lebih mudah menembus membran, sehingga lebih mudah diserap atau diangkut. 2. Penyerapan Zn-EDTA masuk ke tanaman tidak membutuhkan energi (H+). Hal ini mengakibatkan Zn-EDTA yang masuk ke tanaman semakin banyak sehingga konsentrasi Zn pada tanaman semakin besar (Putra, 2012). 7 4. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan 1. Kemampuan tumbuhan lidah mertua (Sansivireia trifasciata) dalam memulihkan tanah tercemar seng (Zn) adalah : Kontrol = 7,46 % Konsentrasi 200 ppm = 72,40 % Konsentrasi 400 ppm = 74,08 % 2. Kemampuan tumbuhan lidah mertua (Sansivireia trifasciata) dalam memulihkan tanah tercemar tembaga (Cu) adalah : Kontrol =0% Konsentrasi 30 ppm = 68,97 % Konsentrasi 60 ppm = 64,53 % 3. Kecilnya penyerapan logam Cu disebabkan karena tanaman membutuhkan ion H+ sedangkan H+ digunakan dalam proses fotosintesis. Sedangkan dalam menyerap logam Zn tanaman tidak membutuhkan ion H+. Hal ini mengakibatkan Zn lebih banyak diserap oleh tanaman. Al, Saran 1. Sebaiknya pemilihan jumlah tanaman lidah mertua (Sansivieria trifasciata) lebih diperbanyak agar efektifitas penurunan konsentrasi parameter yang akan diuji bisa lebih besar. 2. Sebaiknya variasi konsentrasi bisa lebih diperbanyak agar kemampuan lidah mertua (Sansivieria trifasciata) dalam menyerap logam bisa terlihat jelas. 3. Sebaiknya peneliti selanjutnya mencoba menggunakan media tanam lain untuk membandingkan mana yang lebih efektif bagi lidah mertua (Sansivieria trifasciata) dalam menyerap logam. 4. Sebaiknya para pengusaha industri yang menghasilkan limbah berupa logam berat menanam lidah mertua (Sansivieria trifasciata) disekitar tempat pembuangan limbahnya agar logam berat tersebut tidak terakumulasi didalam tanah sehingga pencemaran tanah bisa diatasi. Suyitno. 2006. Penyerapan Zat & Transportasi Pada Tumbuhan. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penga bdian/suyitno-aloysius-drsms/pengayaanmat eri-penyerapan-pada-tumbuhan-bagi-siswasma-5.pdf. (diakses 22 Oktober 2014). Darliana, Ina. 2012. Fitoremediasi Sebagai Teknologi Alternatif Perbaikan Lingkungan. http://ejournal.kopertis4.or.id/file.php?file=k aryailmiah&id=719.(diakses 14 Juni 2014). Darmono. 1995. Logam Dalam System Makhluk Hidup. Jakarta : UIPress Mangkoedihardjo, Sarwoko. dan Samudro, Ganjar. 2010. Fitoteknologi Terapan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran : Hubungannya Dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta : Universitas Indonesia. Haryati, Dede. Budianta, Dedik. dan Salni. 2013. Potensi Beberapa Jenis Tanaman Hias sebagai Fitoremediasi Logam Timbal (Pb) dalam Tanah. Jurnal Penelitian Sains. http://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/201 4/02/v16-no2-11-d-dede-52-58.pdf. (diakses 07 Oktober 2014). Herman, Danny Zulkifli. 2006. Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan Biji Logam Vol. 1, No. 1, Jurnal GeologiIndonesia.http://www.bgl.esdm.go.i d/publication/index.php/dir/article_detail/16 4.(diakses 8 Maret 2014). Indrasti, Nastiti Siswi. Suprihatin. Burhanudin, dan Novita, Aida. 2006. Penyerapan Logam Pb dan Cd Oleh Eceng Gondok :Pengaruh Konsentrasi Logam Dan Lama Waktu Kontak.http://journal.ipb.ac.id/index.php/jur naltin/article/view/4246/2886.(diakses 15 Oktober 2014). Khan, A.G., C. Kuek., Chaudrhry., C.S. Khoo & W.J. Hayes. 2000. Role of Plant, 8 Mycorrhizae and Phytochelator in Heavy Metal Contaminated Land Remediation. Chemosphere 41:197 –207. http://www.sciencedirect.com/science/articl e/pii/S0045653599004129. (diakses 8 Maret 2014). Putra, Noldi. 2012. Fungsi Unsur Hara Mikro TerhadapTumbuhan.http://bebbeib15012012 .blogspot.com/2012/04/fungsi-unsur-harami kro terhadap. html. (diakses 6 September 2014). Manahan, Stanley E. 1994. Environmental Chemistry. Boston : Lewis Publisher Corseuil, H.X & F.N. Moreno. 2000. Phytoremediation Potential Of Willow Trees For Aquifers Contaminated With EthanolBlended Gasoline. Pergamon Press. Elsevier Science Ltd. Putra, Sinly Evan. dan Putra, Johan Angga. 2006. Bioremoval, Metode Alternatif Untuk Menanggulangi Pencernaan Logam Berat. http://www.chem-is-try.org/artikelkimia/bio kimia/bioremoval_metode_alternatif_untuk_ menanggulangi_pencemaran_logam_berat/. (diakses 30 Oktober 2014). Mangkoedihardjo, S. 2005. Fitoteknologi dan Ekotoksikologi dalam Desain Operasi Pengomposan Sampah, Seminar Nasional Teknologi Lingkungan III ITS http://www.its.ac.id/sarwoko-enviro seminar%20sampah%20TL.pdf. (diakses 4 Agustus 2014). Mirza, Muhsin Febi. 2013. Hara Dan Hubungannya Dengan Tanaman. http://laborrilmu.blogspot.com/2013/02/hara -dan-hubungannya-dengan-tanaman.html. (diakses 30 Oktober 2014) Nopriani, Lenny Sri. 2011. Teknik Uji Cepat Untuk Identifikasi Pencemaran logam Berat Tanah di Lahan Apel Batu. Proposal Disertasi. http://lennysri.lecture. ub.ac.id/files/2012/02/Proposal-Uji-CepatLogam-Berat1.pdf. (diakses 17 September 2014) Panjaitan, sorba. 2008. Fitoremediasi. http://fitoremediasi.blogspot.com/ search. (diakses 4 agustus 2014) Priyanto, B. & Prayitno, J. 2006. Fitoremediasi sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran, Khususnya Logam berat. http://ltl.bppt.tripod.com/sublab/lflora.html. (diakses 4 Agustus 2014). Rismawati, Senja Ike. 2010. Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Zn Menggunakan Tanaman Jarak pagar(Jatroph curcas).http://digilib.its.ac.id/ public/ITS-paper-24119-1507100033-paper. pdf. (diakses 14 Juni 2014). Satria. 2014. Teknologi Fitoremediasi Atasi Tanah Tercemar Logam Berat. www.ugm.ac.id/id/berita/8970teknologi.fitor emediasi.atasi.tanah.tercemar.logam.berat+& cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. (diakses 30 Oktober 2014). Salt D E, Smith R D, Raskin I, 1998. Phytoremediation. Annual Revolution PlantPhysiology.http://lbewww.epfl.ch/COS T837/WG2_absracts.html. (diakses 12 Juli 2014). Udiharto, M., dan Sudaryono. 1999. Bioremediasi Terhadap Tanah Tercemar Minyak Bumi Parafinik dan Aspak. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan-BPPT, Jakarta. 121132.http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.p hp/searchkatalog/byId/106262. (diakses 8 Agustus 2014). Widowati, Wahyu. Sastiono, Astiana. dan R, Jusuf Raymond. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta : C.V. Andi Offset. Purwanto, Arie W. 2006. Sansivieria: Flora Cantik Penyerap Racun. Yogyakarta : Kanisius. 9 10