LAPORAN MAGANG GAMBARAN SISTEM MANAJEMEN PELAYANAN RADIOLOGI RUMAH SAKIT ROYAL TARUMA DISUSUN OLEH : AGNETHA PULCHERIA O. DA CUNHA 2005-31-075 FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT (MRS) UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA 2008 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mha Esa atas berkat , rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang dengan judul “Gambaran Sistem Manajemen Pelayanan Radiologi “ di Rumah Sakit Royal Taruma. Adapun laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonusa EsA Unggul (FKM-UIEU). Laporan ini disusun berdasarkan hasil magang di Rumah Sakit Royal Taruma selama 20 hari. Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya laporan ini, antara lain : 1. Bapak Idrus Jus‟at, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Indonusa Esa Unggul (UIEU). 2. Ibu Intan Silviana Mustikawati, MPH selaku Ketua Jurusan FKM-UIEU 3. Bapak S. Indra Lesmana,SSt.FT.,MOR selaku Pembimbing Akademik 4. Kedua Orang Tua, Adik (Ricky, SteNy, SherLy, Ines, Lorenzo) yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. 5. Teman-teman FKM angkatan 2005 yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan laporan ini, Khususnya My Best Friend Oncom ( OnenkzOdyE-MiecHa). 6. Staf Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah banyak membantu selama penulis menyelesaikan laporan Magang ini. 7. Rs. Royal Taruma yang telah memberikan kesempatan untuk penulis dalam melakukan penelitian Magang. 8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Magang ini masih banyak terdapat kekurangan. maka dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun. Terakhir, dengan harapan yang besar semoga Laporan Magang ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Jakarta, Juli 2008 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................i KATA PENGANTAR………………………………………………….......ii DAFTAR ISI………………………………………………………………..iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................1 B. Tujuan Penelitian.............................................................................2 C. Manfaat Magang..............................................................................2 BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP A. Kerangka Teori.................................................................................4 1. Pengertian Manajemen................................................................4 2. Unsur-Unsur Manajemen............................................................4 3. Pengertian Radiologi...................................................................6 4. Sumber Radiologi........................................................................7 5. Peran Radiologi Bagi Rumah Sakit............................................10 6. Unsur-Unsur Radiologi...............................................................11 7. Tugas Radiologi..........................................................................12 8. Manfaat Radiologi.......................................................................15 9. Dosis Radiasi Pada Pekerja Radiologi RS...................................17 10. Pengertian Rumah Sakit............................................................17 B. Kerangka Konsep..............................................................................24 1. Input.............................................................................................24 2. Proses...........................................................................................25 3. Out Put.........................................................................................25 BAB III PROSES MAGANG A.Tahap Persiapan................................................................................26 B. Tahap Pelaksanaan...........................................................................26 C. Tahap Akhir......................................................................................26 D. Jadwal Kegiatan Magang.................................................................27 BAB IV HASIL MAGANG A. Gambaran Umum RS. Royal Taruma.............................................28 1. Sejarah Singkat RS. Royal Taruma...........................................28 2. Visi, Misi, Motto, Tujuan Filosofi, Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien RS............................................28 3. Struktur Organisasi dan Ketenagaan RS...................................30 4. Core Value ( Nilai Inti )............................................................30 5. Bussines Process.......................................................................32 6. Pelayanan dan Fasilitas Penunjang Medis................................33 B. Gambaran Umum Instalasi Radiologi RS. Royal Taruma..............35 1. Falsafah Radiologi RS. Royal Taruma.....................................35 2. Tujuan Instalasi Radiologi RS. Royal Taruma.........................36 3. Struktur Instalasi Radiologi RS. Royal Taruma.....................36 4. Alur Pelayanan dan Pemeriksaan Instalasi Radiologi RS. Royal Taruma..................................................37 C. Hasil Penelitian di Instalasi Radiologi RS....................................39 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Sistem Manajemen Instalasi Radiologi RS………………53 B. Faktor-faktor yang menghambat dalam Pelaksanaan Pemeriksaan Pasien di Instalasi Radiologi RS..............................55 C. Prosedur Standar Operasional Pemeriksaan Radiologi.................57 D. Manajemen Ketenagaan ( SDM ) di Instalasi Radiologi RS................................................................................58 BAB VI KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan....................................................................................61 B. Saran..............................................................................................61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut ketetapan Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. 749A /Menkes/SK/XII/1999 tentang rekam medis / Medical Record, banyak bidang ilmu yang mengatakan bahwa teknologi dapat merubah suatu struktur organisasi dan deskripsi kerja suatu organisasi atau institusi. Hal ini dapat dilihat dalam departemen Radiologi, dimana ternyata dapat ditemukan kesimpulan bahwa teknologi dapat merubah suatu struktur organisasi dan deskripsi kerja suatu institusi. Jakarta merupakan salah satu kota dimana perkembangan rumah sakitnya sangat cepat. Rumah sakit yang bermunculan tersebut selalu diiringi dengan pesatnya laju perkembangan teknologi di lingkungan pelayanan rumah sakit. Pertumbuhan dan perkembangan industri teknologi yang begitu pesat telah mendorong makin meningkatnya penggunaan mesin, peralatan kerja, dan sebagian peralatan listrik dalam proses produksi yang disertai penerapan teknologi dari berbagai tingkatan disegenap sektor kegiatan. Sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, sudah banyak rumah sakit yang menggunakan jasa ronsen di bagian ruang Radiologi untuk lebih memudahkan cara kerja perawat dalam pemeriksaan pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memberikan kepuasan kepada setiap pengguna jasanya. Rumah sakit Royal Taruma adalah salah satu institusi yang bergerak dalam bidang pemberi jasa pelayanan kesehatan di wilayah Jakarta Barat yang sejak awal sudah memperhatikan mutu dalam memberikan pelayanan kepada setiap pelanggannya. Mutu pelayanan dapat memberikan persepsi tingkat mutu Rumah Sakit secara keseluruhan bagi pelangggan, karena merupakan salah satu prioritas masalah saat ini, maka upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit adalah merintis program akreditasi. B TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran dalam meningkatkan pemahaman dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang Pelayanan Radiologi di Rs. Royal Taruma. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pedoman pelayanan Radiologi di Rs. Royal Taruma b. Mengetahui mutu pelayanan Radiologi di Rs. Royal Taruma c. Mengetahui dampak negatif akibat Radiologi di Rs. Royal Taruma C. MANFAAT MAGANG 1. Bagi Mahasiswa a. Mendapatkan gambaran system Manajemen Pelayanan Radiologi di Rs. Royal Taruma b. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan di bagian Radiologi Rs. Royal Taruma c. Gambaran dalam menganalisa, mengidentifikasi masalah dan mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang terjadi dilapangan d. Mendapatkan bahan untuk keperluan laporan magang 2. Bagi Lahan Magang a. Menjalin kerja sama antar mahasiswa dengan institusi dalam membantu kegiatan manajemen operasional b. Untuk pengembangan kemitraan dengan fakultas dan institusi lain yang terbuat dalam magang baik untuk kegiatan maupun pengembangan pengetahuan. 3. Bagi Fakultas a. Terbinanya suatu jaringan kerja sama dengan institusi tempat magang, dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan. b. Mendapatkan masukan untuk meningkatkan tersusunnya kurikulum informasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan laporan. BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP A. KERANGKA TEORI 1. Pengertian Manajemen Ada beberapa para ahli yang telah membuat pengertian manajemen ini antara lain : a) The accomplishing of a predentemined objectives through the effort other people atau manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain. (Robert D. Terry) b) Management is the process by which the excution of given purpose is put into operation an supervised atau manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari tujuan diselenggarakan dan diawasi (Encyclopedia of social sciences). c) Getting things done through the effort of people, and that function break down in to least two major responsibilities, one of which is planning the other control (manajemen adalah membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang lain dan fungsi-fungsinya dapat dipecah sekurang-kurangnya dua tanggung jawab utama, yakni perencanaan dan pengawasan). d) Management is te process under taken bay one more persons to coordinate the activities of other persons to coordinate the activities of oter person to achive result not attainable by any one person acting alone atau : manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan-kagiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja (evancevich,1989). 2. Unsur-unsur Manajemen ( Tool of Management ) Sumber manajemen atau sumber daya bagi manajeme n adalah hal-hal yang merupakan modal bagi pelayanan manajemen, dengan modal itu akan menjamin pencapaian tujuan. Dibawah ini merupakan pelayanan kesehatan yang kita kenal dengan 6M + 11, adalah sebagai berikut : a. M1 ( Man ) : Manajemen adalah sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan pasien. Hal-hal pokok dalam mengelola sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan. Kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian karyawan. Jenis pegawai dalam pelayanan kesehatan dibagian Radiologi ditangani oleh : Dokter umum, Dokter spesialis (radiolodi, bedah ankologi, penyakit dalam ankologi), perawat dan tenaga yang telah diberikan pelatihan. b. M2 ( Money ) : Modal / anggaran / administrasi keuangan Anggaran adalah suatu rencana yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan pada tiap bidang. Administrasi keuangan puskesmas / RS / Lembaga kedokteran adalah system pengelolaan keuangan, pembiayaan (pengeluaran), serta retribusi / menerima non tax untuk penerimaan (disetor). c. M3 ( Methode ) : metode, tata cara / tata kerja, prosedur kerja pelayanan kesehatan dibagian Radiologi. Sistem / cara yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagian Radiologi Rs. Royal Taruma adalah dengan memberikan manajemen pelayanan kesehatan khususnya dalam tubuh yang ditunjukkan untuk masyarakat umum khususnya yang mempunyai masalah dengan kesehatan tubuh. d. M4 ( Machine ) : peralatan kedokteran Radiologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Menurut peraturan MenKes RI no 220 / MenKes/ Per/ IX/ 1996, alat kesehatan adalah barang, instrumen, aparat atau alat termasuk tiap komponen bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam : 1) Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringanan, atau pencegahan penyakit. 2) Pemulihan, perbaikan atau perubahan suatu fungsi badan atau struktur badan manusia. 3) Diagnosa kelainan dalam kesehatan tubuh pada manusia dan pemeliharaan selama tidak ada keluhan terhadap pasien itu sendiri. e. M5 ( Market ) : pasien sebagai sasaran kesehatan dibagian dalam tubuh. Hal ini menitikberatkan pada penjualan jasa pelayanan Ronsen yang ada dibagian Radiologi Rs. Royal Taruma sehingga masyarakat yang mendapatkan pelayanan akan merasa tertarik untuk mengunakan / memakai fasilitas yang ada dalam pelayanan tersebut. f. M6 ( Materials ) : Bahan dasar yang pergunakan selama proses pelayanan kesehatan bagian tubuh yang bermasalah serta bahan dasar bangunan. Material atau bahan dasar yang dipergunakan haruslah bahan yang bermutu dan berkualitas sehingga dapat memuaskan pasien dalam menerima perawatan dan pengobatan. Serta harus memperhatikan bagaimana pamakaian material supaya efisien dan efektif sehingga pemborosan dapat dihi ndarkan seminimal mungkin. Sedangkan untuk bahan / material yang dapat berfungsi dengan baik, optimal aman, nyaman sehat dan efisien. Fasilitas yang bertumpu pada konsep dasar pengembangannya yaitu : tepat guna dan berhasil baik dari aspek investasi dan pengembangan pembangunan fisik aspek pengoperasian gedung. Yang ini semua dilakukan untuk mencapai pelayanan kesehatan pasien yang bermutu dan berkualitas. 3. Pengertian Radiologi Radiologi adalah : Ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar – X ( X-Ray ) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindahan (scanning) gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI (Magnetik Resonance Imaging). Unit Radiologi yang terdapat pada rumah sakit membutuhkan beberapa ruang utama yaitu ruang penyinaran, ruang operator, kamar gelap, ruang sanitasi, ruang baca film dan ruang perencanaan dosis. Selain ruang utama diperlukan pula ruang administrasi yang mencakup antara lain ruang tata usaha, ruang tunggu pasien, ruang kerja dokter, dan lain sebagainya.Lingkungan lokasi harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan. Pembagian daerah aktivitas menurut tingkat radiasi dibagi atas tiga daerah radiasi yaitu daerah radiasi rendah (dosis ekivalen yang diterima tubuh < 0,1 rem/minggu), daerah radiasi sedang (dosis ekivalen yang diterima tubuh > 0,1 rem/minggu tetapi < 5 rem /tahun) dan daerah radiasi tinggi (dosis ekivalen yang diterima tubuh < 5 rem / tahun). 4. Sumbe r Radiologi Radiologi atau ilmu penyinaran secara tradisional menggunakan radiasi zat radioaktif yang diletakkan di luar tubuh pasien. Dalam perkembangan mutakhirnya, zat radioaktif tidak lagi diletakkan di luar tubuh, tetapi disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Hukum umum dalam bercinta adalah: “dua insan yang berlawanan jenis condong saling tarik menarik, sedangkan yang sesama jenis condong saling menjauh”. Hukum yang sama juga berlaku dalam ilmu alam atau fisika. Elemen-elemen yang berlawanan muatan listriknya akan saling tarik menarik, sedangkan yang sama muatan listrikya akan saling menjauh. Atom terdiri atas inti yang dikelilingi elemen- elemen bermuatan listrik negatif yang disebut elektron. Inti atom terutama terdiri atas dua jenis elemen. Elemen yang bermuatan listrik positif disebut proton. Oleh karena sama muatan listriknya, proton- proton akan saling menjauh, sehingga dapat menghancurkan inti atau atom secara keseluruhan. Guna mencegahnya, dalam inti atom terdapat elemen kedua yang tidak bermuatan listrik dan disebut neutron. Dalam alam, keserasian hanya tercapai bila ada keseimbangan. Hukum ini juga berlaku bagi kelestarian setiap atom. Proton-proton hanya dapat didekatkan bi-la jumlah neutron sekedar cukup. Kekurangan atau kelebihan neutron membuat proton-proton saling menjauh. Atom-atom yang kelebihan atau kekurangan neutron in disebut atom-atom yang tidak stabil. Inti atom selalu berusaha menstabilkan diri dengan cara mendepak kelebihan neutron atau mengundang neutron dari luar. Upaya mendepak atau mengundang neutron ini harus dibayar dengan mengeluarkan energi yang kita sebut radiasi radioaktif. Oleh karenanya, atom-atom yang tidak stabil disebut atom-atom radiatif atau istilah ilmiahnya radioisotope. Jenis radioisotope akan menentukan daya tembus dan daya rusak dari energi yang dipancarkannya. Di alam terdapat ratusan radioisotope yang selalu mengusir atau mengundang neutron agar menjadi atom yang stabil (tidak lagi memancarkan radioaktif). Bila anda terbang dari Jakarta ke Merauke, maka radiasi radioaktif yang anda terima dari alam terbuka kurang lebih sama dengan pasien yang dirontgen. Setiap radioisotope membutuhkan waktu tertentu untuk menstabilkan inti atom-atomnya. Ada yang hanya memerlukan waktu beberapa detik, tetapi ada pula yang membutuhkan waktu jutaan tahun. Para ilmuwan kemudian menentukan satuan untuk mengukur waktu tersebut. Dalam ilmu „fisika inti‟, satuan ini disebut “separuh umur” atau “Half-Life” dan disingkat dengan: „t1/2′. Radiologi Terapetik Half-Life adalah waktu yang dibutuhkan suatu isotope untuk mengubah 50 persen dari atom-atomnya menjadi atom-atom yang tidak lagi memancarkan radioaktif (atom-atom stabil).Era bio-molekuler yang dimotori biologi dan biokimia merupakan tonggak perkembangan dunia kedokteran masa kini.Berkat kemajuan pesat dari kedua cabang ilmu kedokteran tersebut, para sarjana kedokteran dapat menentukan jenis-jenis zat apa saja yang dibutuhkan untuk metabolisme sel-sel kanker.Pada umumnya zat-zat tersebut dalam selsel yang sehat kadarnya jauh lebih rendah. Dengan menempelkan radioisotope pada zat-zat metabolisme sel-sel kanker, maka kanker dapat dibidik secara lebih jitu.Syarat-syarat dalam penerapan radiologi terapetik adalah: zat yang ditempeli radioisotope adalah zat metabolik yang terutama digunakan oleh sel-sel kanker dan Half-Life (t1/2) radioisotope yang ditempelkan sependek mungkin (paling lama beberapa jam). Zat berlabelkan radioisotope tersebut disuntikkan ke dalam tubuh pasien melalui cairan infus. Prosedur ini sama sekali tidak menimbulkan rasa nyeri.Karena itu, tidak dibutuhkan pembiusan dan rawat inap. Di samping itu, kadar zat radioaktif yang ditempelkan adalah sangat rendah sehingga radiasi yang diterima pasien kurang lebih sama dengan bila di-roentgen. Radiologi Diagnostik Dewasa ini sedang diupayakan untuk menempelkan isotope pada antibodi sel-sel kanker. Bila rekayasa medik ini berhasil, selain mematikan sel-sel kanker, risiko terusiknya kehidupan sel-sel sehat disekitar kanker dapat ditekan sekecil mungkin.Pada dasarnya setiap organ membutuhkan zat-zat metabolik yang unik. Bila zat-zat tersebut ditempeli zat radioaktif, maka fungsi dari organ tersebut dapat dipantau.Dalam tahun 1932, Carl D Anderson (pemenang Noble 1936 di bidang fisika) menemukan suatu elemen anti proton bermuatan listrik positif yang disebut positron. Bila positron bertumbukkan dengan proton maka terpancarlah sinar gamma.Berbeda dengan radiasi isotope-isotope lainnya, sinar gamma hasil tumbukan positron dan proton dipancarkan ke segala arah. Program komputer kemudian mengolah data radiasi tersebut dan mengubahnya menjadi gambar tiga dimensi.Teknik diagnostik ini disebut Positron Emission Tomography (PET) dan digunakan untuk melacak penyebaran sel-sel kanker serta pemantauan hasil pengobatan kanker. 5. Peran Radiologi bagi Rumah Sakit Fokus proses bisnis (Business Process) dari suatu rumah sakit adalah pelayanan kesehatan bagi kemanusiaan. Dalam proses bisnis suatu rumah sakit terdapat Key Success Factor (KSF) berupa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan, sehingga segala aktivitas operasional di rumah sakit harus bertujuan untuk mendukung KSF tersebut. Salah satu hambatan dalam pelayanan kesehatan pada suatu rumah sakit adalah pengolahan data pada rumah sakit yang mencakup data-data administratif dan fungsional secara efektif dan efisien. Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam rumah sakit keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang merupakan tujuan bisnis proses dari suatu rumah sakit. Perencanaan suatu sistem informasi rumah sakit dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor yaitu informasi dan proses, yang berbasis pada struktur manajemen rumah sakit yang bersangkutan. Secara garis besar struktur manajemen suatu rumah sakit dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian struktural dan fungsional. Aktivitas pada bagian struktural lebih berhubungan dengan penanganan aspek administratif dari rumah sakit yang bersangkutan seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan aktivitas pada bagian fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada pasien. Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan sistem informasi rumah sakit adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap transmisi data maupun keamanan terhadap isi informasi atau information content. Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah keamanan sistem informasi di rumah sakit adalah bagian pelayanan medik (yanmed). Data-data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua data utama yaitu data hasil pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua jenis data tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan privasi pasien yang bersangkutan. Unit radiologi, yang merupakan salah satu komponen dari bagian pelayanan medik rumah sakit, menyajikan data-data multimedia baik dalam bentuk still image maupun video. Data-data pada unit atau bagian radiologi dihasilkan melalui proses capture dari instrumen-instrumen radiologi tertentu seperti Computed Tomography Scan (CT-Scan), Ultrasonography (USG) dan lain-lain. Data-data ini kemudian akan digunakan oleh dokter atau praktisi medis sebagai dasar penegakan diagnosis maupun aktivitas pemeriksaan. Dengan berkembangnya teknologi informasi di bidang kesehatan, maka dihasilkan suatu standar yang disebut standar DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine), yang memungkinkan data-data hasil pemeriksaan radiologi untuk disimpan dan/atau ditransmisikan dengan menggunakan format serta akurasi data tertentu sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat dalam standar tersebut. Lingkup standar DICOM tidak hanya berkisar pada masalah penyimpanan dan penyajian data-data radiologi, namun semakin berkembang ke masalah integrasi instrumen radiologi dengan protokol jaringan komunikasi tertentu seperti TCP/IP, dan pembahasan terhadap keamanan transmisi serta isi data. Integrasi teknologi digital watermark pada gambar radiologi hasil proses capture digunakan sebagai identifikasi gambar yang secara erat berhubungan langsung dengan dua entitas utama, yaitu pasien dan pelaku atau praktisi medis. Penggunaan teknologi digital watermark pada gambar radiologi dengan format standar DICOM, memungkinkan gambar tersebut memiliki Unique Identifier yang dapat dihubungkan langsung dengan nomor dokumen serta kode studi dari pasien yang bersangkutan, yang merupakan dua Information Object Definition pada standar DICOM. 6. Unsur-unsur Radiologi 1. Radiasi Terjadi menjadi 2 : a. Radiasi Pengion 1) Radiasi sinar X 2) Radiasi sinar Alpha 3) Radiasi sinar Beta 4) Radiasi sinar Gamma b. Radiasi non Pengion 1) Jaringan listrik 2) Penerangan / Cahaya 2. Nuklir Melakukan teknik dan prosedur pemeriksaan dengan sumber terbuka melalui treasure/perunutan paparan radiasi yang keluar dari tubuh pasien dengan menggunakan pesawat yang berfungsi sebagai detektor radiasi, baik detektor pencacah yang mengukur tingkat intensitas radiasi maupun detector yang mampu mendeteksi tingkat intensitas maupun kualitas radiasi. Pengelolaan sumber radiasi terbuka berupa radiofarmaka, mulai dari penerimaan bungkusan radiasi sampai pemanfaatan dan pengolahan limbah radiasi perlu ditangani secara professional sehingga tidak rnenimbulkan penambahan tingkat radiasi di alam dan tercapainya kesehatan dan keselamatan kerja dengan radiasi sumber terbuka. Pengetahuan dan ketrampilan pemakaian pesawat kedokteran nuklir sangat diperlukan untuk menghasilkan gambaran/imejing yang memadai sehingga ekspertise yang dilakukan oleh ahli kedokteran nuklir mempunyai tingkat keakurasian yang dapat dipertanggung jawabkan keselamatannya. 7. Tugas Radiologi Didalam bidang pelayanan tugas Radiologi dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Radiasi Melakukan prosedur kerja dengan zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya, karena sebagian besar radiologi adalah petugas proteksi radiasi ( PPR ) maka bertugas untuk melakukan upaya--upaya tindakan proteksi radiasi dalam rangka meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja radiasi, pasien dan lingkungan. Evaluasi tindakan proteksi radiasi yang telah dilakukan merupakan salah satu kemampuan dari petugas Proteksi Radiasi termasuk pengujian terhadap efektifitas dan efisiensi tindakan proteksi sehingga radiologi mampu membuat suatu sistem tindakan proteksi radiasi yang lebih baik. 2) Pengelolaan Sarana dan Prasarana Peralatan Mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak saja ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia penyelenggara pelayanan, tetapi juga sa ngat ditentukan oleh kualitas sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan, oleh sebab itu kemampuan radiologi dalam mengelola khususnya memelihara sarana, prasarana dan peralatan dalam batas kewenangannya sangat menentukan kualitas hasil layanan yang diberikan. Pemeliharaan tersebut meliputi pemeliharaan kontak film screen, viewing Box, safe Light untuk kerja otomatis prosesing film, kebersihan pesawat, yang semuanya tercakup dalam upaya dan tindakan Quality Assurance radiology. 3) Pelayanan Belajar Mengajar Melakukan kegiatan beiajar mengajar terus menerus baik secara individual maupun secara kelompok dengan media pembelajaran dalam dan luar negeri, interaksi pembelajaran ilmiah dengan lingkungan kerja, sesama profesi dan atau dengan profesi lainnya melalui seminar, workshop dan pendidika n pelatihan berkelanjutan. Radiologi juga bertugas memberikan inforrnasi keilmuan dan keterampilannya kepada semua pihak yang membutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dibidang IPTEK radiologi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Memberikan bimbingan kepada mahasiswa, maupun sebagai evaluator dalam upaya mengidentifikasi pencapaian tahapan kompetensi yang telah dikuasai dan dimiliki oleh peserta didik yang berada dibawah binaannya. 4) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Radiologi dan Imejing Melaksanakan penelitian baik yang bersifat ilmiah akademik maupun ilmiah populer dalam kerangka tugasnya sebagai sumbangan keilmuannya kepada masyarakat. Penelitian yang dilakukan dapat mencakup tentang teknik Radiografi, keselamatan dan kesehatan kerja dengan radiasi, aplikasi manajemen radiologi, reject analisis film dan lain sebagainya yang menyangkut bidang radiologi diagnostik, Terapi dan Kedokteran Nuklir dan hasil penelitian tersebut dapat disosialiasikan/didesiminasikan guna peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi radiologi. 5) Pengembangan Diri Melakukan pengembangan profesionalisme secara terus-menerus melalui pendidikan formal dan atau non formal, pendidikan dan pelatihan ilmiah secara berkala dan berkelanjutan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki dan atau disiplin ilmu lainnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan radiologi, seminar, workshop dan lain sebagainya baik di dalam maupun diluar negeri. 6) Pengabdian Kepada Masyarakat Melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan tentang manfaat dan bahaya radiasi yang mungkin timbul akibat pemanfaatan radiasi, membuat standarstandar pemeriksaan pelayanan radiologi kepada penyelenggara pelayana n kesehatan radiologi yang membutuhkan, mengukur tingkat paparan radiasi, mengadakan pemeriksaan kesehatan melalui Mass Chest Survey, donor darah dan lain sebagainya. 7) Konsultasi Teknik Pelayanan Radiologi Melakukan konsultasi teknis tentang peningkatan mutu pelayanan radiologi, Teknik Radiografi, Proteksi Radiasi, Proteksi Ruang Radiasi, pengolahan limbah hasil proses pelayanan radiografi dan Quality Assurance radiology. 8. Manfaat Radiologi Penggunaan alat diagnostik pencitraan / radiologi yang terdiri atas rontgen konvensional, ultrasonografi (USG), CT-SCAN, dan MRI sudah dikenal baik para dokter sebagai sarana penunjang diagnostik klinis. Dalam rumah sakit khusus pediatri ini tidak terhindarkan lagi terjadinya konsentrasi dokter. Mereka bertemu baik formal maupun informal sehingga terjadilah tukar-menukar informasi, baik mengenai ilmu maupun teknik baru untuk menjawab berbagai tantangan. Kemajuan dan meluasnya ilmu kedokteran menyebabkan para dokter terpaksa membatasi diri dalam bidang ilmu yang lebih sempit lagi seperti gastroenterologi, urologi, nefrologi, kardiologi, alergi, hemtologi, dan endokrinologi. Pada saat yang sama, kebutuhan untuk pemeriksaan khusus dan pengobatan kasus bedah menjadi kenyataan, terutama pada neonatus di berbagai pusat pediatri di AS, dan rontgenologi pediatri, suatu keahlian yang dapat dikatakan sebagai bentuk percabangan ilmu pediatri yang sedang maju dengan pesat. Berkat peran radiografi, banyak pengetahuan baru saat ini yang ditemukan dalam pediatri seperti: pertama, hidroscfalus (kelainan yang dikenal melalui teknik pneumoensefalografi). Kedua , kista dalam paru bayi dan anak yang sebagian besar diketahui sebagai lesi yang tidak ganas dan akan menghilang sendiri. Hal ini diketahui berkat dilakukannya pembuatan foto sinar-X secara serial. Ketiga, visualisasi rektum atau sigmoid yang sempit penyebab kelainan obstruktif usus besar yang diketahui dengan melakukan enema dengan zat kontras. Keempat, keberhasilan pengobatan infeksi saluran kemih karena diketahuinya kelainan pada ginjal dan saluran kemih berkat pemeriksaan pielografi intravena serta masih banyak contoh yang sifatnya membuka jalan dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Pencitraan (radiologi) sampai saat ini masih merupakan penggabungan ilmu kesehatan dengan ilmu fisika radiologi, teknik dan pengelolaan pencitraan dengan tujuan mendiagnosis penyakit penyebab gangguan tumbuh kembang penyakit sampai akil balig. Penggunaan alat diagnostik pencitraan antara lain pada : a. Sindrom gawat napas pada pencitraan (SGNN) Penyebab gangguan pernapasan pada bayi baru lahir diketahui secepatnya sehingga jenis tindakan dapat segera dilaksanakan. Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir ini juga disebutkan SGNN karena merupakan kumpulan beberapa keadaan klinik yang mempunyai gejala yang sama, yaitu kesulitan dalam ventilasi paru. Pemeriksaan pencitraan pada SGNN harus sudah dibuat sedini mungkin dan pada umumnya dengan cara radiografi konvensional seperti foto dada (toraks), sehingga jenis penyebab SGNN dapat diketahui dengan cepat. b. Pendarahan pada otak Diagnosis pendarahan berdasarkan klinik dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah tepi, kadar natrium dalam darah, hasil fungsi lumbal, pemeriksaan elektroensefalografi (EEG), dan pemeriksaan pencitraan seperti USG dan CT-Scan. Pemeriksaan tomografi komputer (CT-Scan) memberikan informasi mengenai proses infrakranial. Akan tetapi, pemeriksaan ini memerlukan waktu cukup lama dan kadang-kadang diperlukan sedasi. Selain itu, pemeriksaan tidak dapat dilakukan dalam bangsal sehingga memerlukan transportasi yang mungkin dapat memperburuk keadaan neonatus yang sakit berat akibat hipotermia, hipoksia, risiko infeksi, trauma, dan bahaya radiasi. Penggunaan USG oleh ahli USG dan pada klinis sudah disepakati sebagai pemeriksaan yang noninvansif, dan tidak ada radiasi bila dibanding dengan tomografi komputer, khusus pada pendarahan subependimal, pendarahan perventrikuler pada bayi prematur sensitivitas USG adalah baik sekali. Selain itu, pemeriksaan dapat dilakukan dalam ruang perawatan, tidak perlu keluar dari inkubator. MRI juga bisa dilakukan untuk melihat lebih jelas aktivitas pendarahan dan struktur perenkim otak, hanya biaya pemeriksaan masih sangat mahal. 9. Dosis Radiasi pada pekerja Radiologi di Rumah Sakit Film badge merupakan salah satu alat pencatat dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi sesuai dengan PP.No.11 tahun 1975, tentang Keselamatan terhadap Pekerja Radiasi, maka setiap individu yang bekerja di unit pelayanan radiologi diharuskan memakai alat pencatat radiasi tersebut. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan dan faktor yang mempengaruhi pemanfaatan film bagde tersebut, dilakukan penelitian terhadap 32 Rumah Sakit Umum kelas C dan D di Jawa Tengah dan Bali pada tahun 1994/1995.Data dikumpulkan dengan cara mewawancara menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam bebas tapi terarah terhadap para pekerja unit radiologi dan pimpinan Unit Radiologi tersebut.Hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: 12% tenaga radiologi yang dimiliki oleh Rumah sakit Umum tidak memiliki film badge; 18% responden jarang sekali memakai film badge dan 34% responden kurang percaya terhadap hasil monitoring film badge dengan alasan, film badge dipakai atau tidak dipakai hasil pencatatannya tetap sama yaitu 10 MR. 10. Pengertian Rumah Sakit a) Rumah Sakit Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. ( Walper dan Pena, 1987 ) Dalam mencapai tujuan pembangunan dibidang kesehatan, pelayanan rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan pada umumnya, memerlukan penanganan dan perhatian secara seksama. Dalam hal ini terdapat beberapa pengertian tentang rumah sakit itu sendiri, antara lain : Dalam arti kata seluas-luasnya Rumah Sakit merupakan suatu institusi hasil pengembangan pelayanan kesehatan. ( Soemarja Amiroen, 1989 ). Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks, antara lain karena fungsionalisasi dan specialisasi yang banyak ragamnya. Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang bersifat padat karya, padat ilmu, padat teknologi dan padat modal serta merupakan satu mata rantai pelayanan dan mempunyai fungsi utama penyembuhan serta pemulihan kesehatan dimana fungsi ini dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit sehingga merupakan layanan kesehatan paripurna. ( Soemarja Amiroen, 1991 ). Rumah Sakit adalah suatu sistem sosial didalamnya terdapat objek manusia sebagai pasien, rumah sakit didirikan agar dapat menghasilkan jasa layanan kesehatan yang dikerjakan oleh berbagai kelompok manusia untuk kepentingan kesehatan masyarakat disekelilingnya. ( Budi Hartono, 1992). Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 B/Menkes Per/ II/ 1988 tentang kesehatan. Dalam peraturan tersebut pada pasal 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan : 1. Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. 2. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medis dan penunjang medis. 3. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan subspecialistik. 4. Rumah Sakit adalah rumah sakit yang menyelenggaraan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu. 5. Rumah Sakit Pemerintah adalah rumah sakit umum yang digunakan untuk tempat pendidikan tenaga medis S1, S2 dan S3. 6. Rujukan Upaya Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan yang mengatur perlimpahan tanggung jawab secara timbal balik mengenai masalah kesehatan baik secara vertical maupun horizontal 7. .Wilayah Rujukan Upaya Kesehatan adalah wilayah rujukan upaya kesehatan berdasarkan factor-farkot geografis, komunikasi, sarana infrastruktur dan factor-faktor sosial, budaya dan pendidikan. 8. Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan rumah sakit yang berdasarkan perbedaan bertingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan. 9. Akreditasi Rumah Sakit adalah menyerap dana operasional rumah sakit yang paling besar seperti rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan baik tidak seperti dulu rumah sakit sebagai rumah menghembus nafas terakhir dengan cara pengobatan memberikan pengobatan, memberikan palayanan medis secara Loge-Artis, efektif dan efisien bahwa rumah sakit memenuhi standard-standard pelayanan kesehatan minimal yang ditentukan.. Rumah Sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar, pelayanan medik specialistic maupun pelayanan penunjang medik. Jasa pelayanan medik disediakan dalam bentuk pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat. Sedangkan untuk menunjang pelayanan medik diperlukan pelayanan penunjang yang terdiri dari : 1. Pelayanan Penunjang Utama a. Pelayanan Laboratorium b. Pelayanan Anaesthesi c. Pelayanan Radiologi d. Pelayanan Farmasi e. Pelayanan Patologi, dan f. Pelayanan Anatomi 2. Penunjang Tambahan a. Pelayanan Gizi b. Pelayanan Rehebilitasi Medik c. Pelayanan Kedokteran Kehakiman d. Pelayanan Psikologi e. Pelayanan Sosiologi Medik b) Penggolongan Rumah Sakit Berdasarkan kepemilikan dan penyelenggaraan, menurut Perpu Menkes tahun 1988 No.159/Menkes RI/1988 Bab II Pasal 3 dinyatakan bahwa rumah sakit dapat dimiliki oleh pemerintah dan swata. Rumah Sakit pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh : a. Departemen Kesehatan b. Pemerintah Daerah c. ABRI d. BUMN Rumah Sakit swasta dimiliki dan diselenggarakan oleh : a. Yayasan b. Badan Hukum yang bersifat sosial Berdasarkan SK Menkes No. 032/BIR HUP/1972 tentang Pelaksanaan Sistem Rujukan dan Kemampuan Fasilitas yang dimiliki, Rumah Sakit Umum milik Departemen Kesehatan RI dan Pemerintah Daerah, dibagi atas 4 kelas dan menurut peraturan Menkes tahun 1988 Bab III pasal 13 ( Adikoesmo, 1995 ), dibagi atas : 1. RS Kelas A Rumah Sakit kelas A merupakan rumah sakit yang menyediakan pendidikan dengan spesialis dan sub spesialis, juga menyediakan pelayanan spesialistik luas dengan beberapa pelayanan sub spesialistik luas dengan kapasitas 1.000 sampai dengan 15.000 tempat tidur. Misalnya RSCM dan RSUD. 2. RS Kelas B Rumah Sakit kelas B merupakan rumah sakit dengan spesialistik luas dan sub spesialistik terbatas dengan menyediakan pelayanan spesialistik luas dengan beberapa pelayanan sub spesialistik dengan kapasitas 400 sampai dengan 1.000 tempat tidur. Misalnya RSU. Tangerang dan RSU. Hasan Sadikin. 3. RS Kelas C Rumah Sakit kelas C merupakan rumah sakit umum dengan memiliki 4 cabang utama spesialisasi dengan menyediakan pelayanan kesehatan umum dan paling sedikit untuk cabang spesialistik tertentu, yakni penyakit dalam, bedah, anak dan kebidanan atau penyakit kandungan dengan kapasita 100 sampai 400 tempat tidur. Misalnya RS. PMI Bogor. 4. RS Kelas D Rumah Sakit kelas D merupakan rumah sakit khusus dengan menyediakan yang tidak ditentukan. Misalnya RS. Jiwa dan RS. Paru. d) Peranan dan Fungsi Rumah Sakit Di Indonesia tugas dan fungsi serta kewajiban rumah sakit baik yang dikelola pemerintah maupun swasta telah diatur sedemikian rupa sehingga pelayanan rumah sakit merupakan back up system dari pelayanan puskesmas merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat. ( SKN, 1982 ). Berdasarkan SK Menkes No. 983 tahun 1992, rumah sakit mempunyai tugas penting guna melaksanakan upaya kesehatan secara berhasil dengan mengutamakan usaha penyembuhan dan pemulihan yang dilakasanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Fungsi rumah sakit menurut Friedman dan Roemar seperti yang dikutip oleh Rakich, yaitu : 1. Mendiagnosa dan memberi pengobatan 2. Memberikan pelayanan pasien rawat jalan 3. Memberikan pendidikan kepada tenaga yang bekerja di Rumah Sakit 4. Tempat penelitian di bidang kedokteran 5. Mengadakan pelayanan pencegahan dan meningkatkan derajat kesehatan masyrakat sekitarnya. Dalamperaturan menteri kesehatan RI No. 159 B/Menkes/Per/II/1988 pasal 9 tentang fungsi Rumah Sakit, antara lain : i Menyediakan dan menyelenggarakan a. Pelayanan Medik b. Pelayanan penunjang medik c. Pelayanan perawatan d. Pelayanan Rehabilitasi 2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan paramedic 3. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan. Dalam kaitannya rujukan Rumah Sakit merupakan bagian utama yang tidak terpisahkan untuk menjalankan fungsi penyembuhan dan pemulihan penderita yang bersifat kronis akut dan penyakit yang bersifat darurat. Berpijak pada fungsi Rumah Sakit tersebut dalam proses penyembuhan dan pemulihan penderita terkandung makna yang mendasar bila berkaitan dengan pentingnya upaya keberhasilan dan ketertiban serta hakekat keberadaan Rumah Sakit di tengah-tengah masyarakat, yaitu bahwa Rumah Sakit : 1. Terdapat bangunan yang khusus dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan. 2. Terdapat peralatan bahan dan perlengkapan untuk pelayanan 3. Terdapat pelayanan yang beraneka ragam 4. Terdapat Sumber Daya Manusia (Pasien), petugas, dan pengunjung 5. Terjadi interaksi timbal balik yang berlangsung maupun tidak langsung dari sarana, fasilitas, pasien, pengunjung, petugas, dan lain-lain.Apabila hal tersebut dapat digolongkan sebagai aspek. Maka tidak mustahil secara nyata atau pun tidak berkaitan dengan aspek-aspek tadi secara dinamis dapat menimbulkan dampak positif atau negatife, antara lain : Mempercepat atau menghambat penyembuhan dan pemulihan penderita. 6. Timbulnya pengaruh buruk pada petugas 7. Tercemarnya lingkungan 8. Menjadi sumber penularan penyakit bagi masyarakat sekitarnya. Seringkali Rumah Sakit kehilangan citranya dan berubah menjadi tempat yang tidak nyaman, dan sebagainya. Akibatnya tujuan utama Rumah Sakit sebagai penyelenggara asuhan pasien untuk meningkatkan mutu, cakupan serta efisiensi kurang optimal pencapaiannya. Untuk mencegah hal ini tidak terjadi, ditetapkan pedoman pelaksanaan untuk menjadikan Rumah Sakit yang bersih dan tertib. Dari batasan ini segera dipahami bahwa fungsi dan kegiatan Rumah Sakit pada saat ini memang sangat bervariasi sekali. Program pengembangan Rumah Sakit mempunyai tujuan mendekatkan pelayanan kesehatan secara merata. Cara pendekatannya dilaksanakan melalui upaya kesehatan yang bersifat umum sampai bersifat spesialistik. Perbedaan kondisi fisik, tenaga dan obatobatan di masing-masing Rumah Sakit menyebabkan perbedaan kemampuan pelayanan kesehatan. Berdasarkan perbedaan kemampuan inilah Rumah Sakit dikelompokan yang kemudian dipergunakan dalam penetapan kelas Rumah Sakit sesuai standar yang ditetapkan. c) Karakteristik Rumah Sakit Dalam fungsinya Rumah Sakit sebagai tempat pelayanan, pengembangan dan pemulihan penderita penyakit yang bersifat darurat, mendidik, kronis, maka pada dasarnya lingkungan Rumah Sakit, antara lain Lingkungan Biotik. Lingkungan Rumah Sakit sebagai lingkungan biotik adalah bahwa : 1. Rumah Sakit depot pengumpulan (collection Depot) bagi segala macam penyakit, baik yang menular maupun tidak menular. 2. Rumah Sakit dihuni (tempat yang selalu dihuni), dikunjungi dan dipergunakan oleh berbagai penjamu. B. KERANGKA KONSEP INPUT a. Alat Radiologi b.Prosedur kerja c. PROSES a. Planning b.Organizing Peraturan radiasi dari pemerintah. c. Petugas kesehatan. d.Sarana dan Fasilitas. c. Actuating d.Controlling OUTPUT a. Perlindunagan terhadap tenaga kesehatan dan pasien terhadap ruang radiology. b.Hasil Diagnostik, hasil Terapi yang bermutu. e. Pasien Radiologi Keterangan 1. INPUT adalah variable-variabel yang dapat dipandang dapat mempengaruhi proses kegiatan manajemen Radiologi. a) ALAT RADIOLOGI merupakan alat yang berhubungan dengan tenaga nuklir, yang dapat membantu proses terapi manusia dengan menggunakan penyinaran ( radiasi ) sesuai dengan batas dosis yang telah ditetapkan. b) PROSEDUR KERJA PERATURAN RADIASI DARI PEMERINTAH merupakan suatu kewajiban untuk menjalankan tata kerja dan usaha yang lebih baik agar proses dan hasil kerja meningkat. c) PETUGAS KESEHATAN merupakan kualitas tenaga yang sangat penting tergantung pada status pendidikan yang dimiliki oleh petugas, karena tingkat pendidikan seseorang menentukan kemampuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam suatu pekerjaan. Kep. Men.Kes. No.1267/Menkes/SK/XII/1995 Radiografer adalah tenaga kesehatan lulusan APRO/D-III Radiologi/ATRO dan Pendidikan Asisten Rontgen. d) SARANA dan FASILITAS merupakan hal yang harus diperhatikan demi tercapainya mutu rumah sakit yang baik sesuai dengan akreditasi dan standar mutu yang ada. e) PASIEN RADIOLOGI adalah orang yang akan menjalani tindakan medis dengan menggunakan bantuan radiasi sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada di bagian radiologi rumah sakit. 2. PROSES adalah kegiatan yang sedang berjalan, meliputi POAC dalam menjalankan sistem manajemen Radiologi. a) PLANNING merupakan rencana yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit menjalankan sistem manajemen Radiologi. b) ORGANIZING setelah membentuk rencana, pihak Rumah Sakit membentuk organisasi yaitu kegiatan dalam membagi tugas sehingga dalam sistem manajemen Radiologi dapat terkoordinasi dengan efisien dan efektif. c) ACTUATING menggiatkan petugas kesehatan dengan suatu motivasi, arahan, bimbingan sehingga petugas menjalankan tugasnya dengan baik. d) CONTROLLING melakukan pemeriksaan, penelitian, pengkajian apakah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan untuk melakukan system manjemen Radiologi. 3. OUT PUT adalah hasil dari proses yang telah dijalankan a) PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KESEHATAN DAN PASIEN DI RUANG RADIOLOGI tenaga kesehatan dan pasien yang masuk ke dalam ruang radiologi wajib mendapatkan perlindungan dari bahaya. b) HASIL DIAGNOSTIK dan HASIL TERAPI YANG BERMUTU merupakan suatu hasil positif dari penggunaan alat proteksi radiasi yang dapat membantu proses penyembuhan pasien, yang dilakukan dengan fasilitas dan sarana yang bermutu sehingga tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi pengguna alat proteksi radiasi. BAB III PROSES MAGANG Pelaksanaan Magang dilakukan selama 20 hari kerja. Di mulai pada Tanggal 14 Juli 2008 sampai dengan selesai. Adapun proses magang ini dilakukan di bagian Radiologi Rumah Sakit Royal Taruma Jl.Daan Mogot Jakarta Barat. Pelaksanaan magang dibagi dalam beberapa tahap : A. TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan dilakukan sebelum pelaksanan kegiatan magang yaitu dari akhir Mei 2008 sampai dengan berlangsungnya kegiatan, adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam persiapan kegiatan magang antara lain : 1. Membuat judul magang 2. Konsultasi dengan Pembimbing Akademik mengenai judul magang 3. Menentukan tempat atau lokasi dan waktu kegiatan magang 4. Membuat proposal magang 5. Konsultasi dengan Pembimbing Akademik mengenai proposal magang 6. Konsultasi mengenai kegiatan magang 7. Mengurus surat ijin yang telah disetujui oleh Kajur dan Pimpinan Rumah Sakit Royal Taruma Jl. Daan Mogot Jakarta Barat yang selanjutnya diserah terimakan kepada Pembimbing Akademik B TAHAP PELAKSANAAN Tahap pelaksanaan magang dilaksanakan mulai tanggal 14 Juli 2008 sampai selesai. Dalam rencana kegiatan magang yang sesuai dengan proposal yang telah dibuat dan disetujui tentang Gambaran Sistem Manajemen Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Royal Taruma. C. TAHAP AKHIR Pada tahap akhir ini penulis melaporkan tentang temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian magang. Disamping itu Penulis menyusun dan membuat laporan magang yang telah dilaksanakan untuk diserahkan kepada Pembimbing Akademik setelah disetujui oleh Pembimbing lapangan. D. JADWAL KEGIATAN MAGANG (Gant Chart) BULAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 KEGIATAN Pengajuan judul magang dan konsultasi Pembuatan proposal magang dan konsultasi Pengurusan ijin magang Orientasi dan sosialisasi di Rs Royal Taruma Mempelajari gambaran umum Rs Royal Taruma Mengetahui struktur organisasi Rs Royal Taruma Mengetahui prosedur tetap dan berbagai ketentuan yang berlaku di Rs Royal Taruma Mempelajari prosedur Manajemen Radiologi Rs Royal Taruma Mempelajari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program Manajemen Radiologi di Rs Royal Taruma Mengakhiri kegiatan magang dan mohon diri pada pimpinan, pembimbing lapangan dan staf Rs Royal Taruma Membuat laporan magang MEI JUNI JULI AGUSTUS MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 BAB IV HASIL MAGANG A. GAMBARAN UMUM Rs. ROYAL TARUMA 1. Sejarah singkat Rumah Sakit Royal Taruma Rumah Sakit Royal Taruma adalah Rumah Sakit Swasta profit Orientid yang beroperasi sejak tanggal 29 Maret 2007. PT. TARUMA BHAKTI MEDIKA sebagai pemilik Rs. Royal Taruma. LB 13 April 1993 : Sebagai TARUMAMEDIK 27 Agustus 2002 : BP setuju pembangunan Rs. 5 Maret 2007 : Peresmian pemakain Rs 29 Maret 2007 : Grand Opening. Didirikan pada tanggal 30 April 2004 Pada Tanggal 24 Maret 2005 Panitia Pembangunan Rs dengan : a) PT. ADHI KARYA sebagai : Kontraktor b) HARGIANTO ASSOCIATIES sebagai : Arsitek c) PT. GRIKSA CIPTA sebagai : manajemen konstruksi d) PT. INSADA PERKASA UTAMA sebagai : konsultan interior Surat Keputusan Direktur PT. UTAMA BHAKTI MEDIKA Nomor : 2006/VII/001-KPT/TBM Ketua : Serian Wijatno. W, SE., MM Wakil Ketua : dr. Imelda. E. Dharma, MARS 2. Visi, Misi, Motto, Tujuan Filosofi, Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien Rs. Royal Taruma: Dalam menjalankan program kegiatan suatu organisasi tentunya memiliki Visi dan Misi yang jelas, sebagai dasar dalam bertindak begitu juga halnya Rs. Royal Taruma selalu di pandu dengan seperangkat konsep strategis dari Misi dan tujuan organisasi Visi dan Misi Rs. Royal Taruma adalah sebagai berikut : a. VISI Rs. Royal Taruma : “ Menjadi Rumah Sakit terkemuka dan terpandang secara nasional dan internasional pada semua aspek pelayanan Rs dan pendidikan tenaga professional “ b. MISI Rs. Royal Taruma : a) Memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat dan menyelenggarakan pendidikan /pelatihan tenaga profesional yang bermutu sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran. b) Meningkatkan Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana untuk menjamin pelayanan yang semakin baik kepada masyarakat. c) Melakukan kerjasama dengan mitra di dalam dan di luar negeri dalam berbagai bentuk. c. MOTTO Rs. Royal Taruma : “ We Care For You Health “ d. Tujuan Filosofi Organisasi Rs. Royal Taruma : a) Rs. Swasta Profit Orientid b) Tetap memperhatikan fungsi-fungsi social kemasyarakatan c) Menyediakan fasilitas untuk melayani, fasilitas untuk merawat orang yang tidak/kurang mampu. e. Ke bijakan Mutu dan keselamatan pasien Rs. Royal Taruma : Manajemen dan karyawan Rs. Royal Taruma berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan bermutu dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pasien, keluarga, pelanggan dan masyarakat untuk memastikan sasaran pelayanan kesehatan bermutu tercapai maka manajemen dan karyawan Rs. Royal Taruma : a) Memahami prioritas pelanggan dan membangun hubungan kuat dengan mitra kerja. b) Menjalankan system manajemen terintegrasi yang memenuhi standar terakreditasi, mutu dan kesehatan pasien. c) Melaksanakan aktivitas pelayanan dan perilaku sesuai panduan pelayanan prima. d) Menjaga kode etik profesi dan profesionalisme. e) Melakukan perbaikan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. f) Menjalankan strategi dan operasional Rs untuk memuaskan pelanggan. 3. Struktur Organisasi dan Ketenagaan Rs. Royal Taruma PT. TARUMA BHAKTI MEDIKA merupakan pemilik dan sekaligus merupakan kekuasaan tertinggi atas segala kebijakan dan kegiatan yang diselenggarakan Rs. Royal Taruma. Untuk melaksanakan kebijakan PT. TARUMA BHAKTI MEDIKA dibantu oleh seperangkat personil yang professional di bidangnya yang terlihat dalam struktur organisasinya ( Terlampir ). 4. Core Values ( ROYAL TARUMA ) Nilai-Nilai Inti : R amah O byektif Y akin A nti sipatif L ugas T untas A kurat R api U nggul M utu pelayanan A ndal a) Positioning Rs. Royal Taruma di mata pasien dan keluarga : “ Rs terlengkap dengan pelayanan terbaik di Jakarta Barat dan sekitarnya “ b) Positioning Rs. Royal Taruma di mata institusi / partner : “ Rs andalan di Jakarta Barat dan sekitarnya “ c) Positioning Rawat Jalan : “ Pilihan terlengkap kesehatan anda “ d) Positioning Unit Gawat Darurat : “ Pilihan I mengatasi darurat “ e) Positioning MCU : “ Deteksi dini lengkap dan terjangkau “ f) Positioning Poliklinik Royal : “ Pengobatan memuaskan terpercaya “ g) Positioning Poliklinik Taruma : “ Pengobatan tuntas terpercaya “ h) Positioning Rawat Inap : “ Andalan kesehatan keluarga anda “ i) Positioning Home Care : “ Sehat di Rumah Anda “ 5. BUSSINES PROCESS : Suatu acuan yang di dalamnya ada suatu proses : Pasien dan Institusi Penunjang Medis : 1. Pengelolaan Framasi Rs 2. Pengelolaan Laboratorium 3. Pengelolaan Radiologi 4. Pengelolaan Rehabilitas Medik 5. Pengelolaan Instalasi 6. Pemeliharaan alat medis 7. Logistik medis 8. Pengelolaan Tata Boga 9. Pengelolaan Sarana Transportasi 10. Standar Akreditas Rs 11. Pengembangan Ilmu dan pendidikan kedokteran 12. Pengelolaan Jadwal Proses Inti 1. 2. 3. 4. Pelayanan RJ Pelayanan RI Pelayanan Home Care Pendaftaran dan pembayaran Pasien/institusi D o k t e r dan Tenaga Medis 13. Pengelolaan Kamar Jenazah 14. Pengelolaan Binatu 15. perbaikan Pengelolaan RT Proses berkesinambungan 1. Pengendalian Dokumen dan catatan Mutu 2. Pengukuran analisis dan peningkatan kinerja Proses Umum 1. Personalia dan Administrasi 2. Pengadaan ( medis dan Non Medis ) 3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 4. Pengelolaan Limbah 5. Logistik Non Medis 6. Keamanan Tanggap darurat dan Evaluasi 7. Pengendalian keuangan 8. Pengendalian Sistem informasi 9. Pengelolaan Properti 10. Pemasaran 11. Layanan pelanggan 12. Pengelolaan SDM 13. Pengelolaan Resiko 1 2 Proses perencanaan 1. Rencana Strategi 2. Rencana Pemasaran 3. Pengembangan Produk 4. Perencanaan Sumber Daya 5. Penyusunan Anggaran 6. PELAYANAN DAN FASILITAS PENUNJANG MEDIS Rs. ROYAL TARUMA : Pelayanan Spesialis : 1. Spesialis Kebidanan dan penyakit kandungan dan Sub. Spesialis 2. Spesialis Anak dan Sub. Spesialisnya. 3. Spesialis Andrologi 4. Spesialis penyakit dalam dan Sub. Spesialisnya 5. Spesialis Bedah dan Sub. Spesialisnya 6. Spesialis Saraf 7. Spesialis Jantung dan pembuluh darah 8. Spesialis THT 9. Spesialis Mata 10. Spesialis Kulit dan Kelamin 11. Spesialis Paru 12. Spesialis Gizi Klinik 13. Spesialis Kedokteran Jiwa 14. Spesialis Akupuntur 15. Spesialis Psikologi 16. Spesialis Rehabilitas Medik 17. Pelayanan Dokter Gigi 18. Pelayanan Radiologi 19. Pelayanan Radiologi Intervensi 20. Pelayanan Anastesi 21. Pelayanan Patologi klinik 22. Pelayanan Patologi Anatomi Pelayanan 24 Jam : 1. UGD 2. Radiologi termasuk CT-Scan 3. Farmasi 4. Laboratorium 5. Ambulance Pelayanan Rawat Jalan : 1. Praktek Dokter Spesialis ( Pkl. 07.00-21.00 ) a) Poliklinik Royal ( 19 Ruangan ) b) Poliklinik Taruma ( 10 Ruangan ) 2. Praktek Dokter Umum UGD Untuk pasien yang datang di luar jam kerja 3. Medical Chek Up 4. Internal / eksternal ( di luar Rs ) 5. One Day Care (ODC) 6. Perawatan sehari untuk tindakan operasi sederhana 7. Kamar Jenazah Fasilitas Penunjang Medis : 1. MRI 1,5 Tesla 2. CT-Scan 64 slices 3. USG 3 dan 4 Dimensi 4. Mammografi 5. Fisioterapi 6. Endoskopi –ERCP 7. Bronkhoskopi 8. Hemodialisa 9. Body Gym – Body Slim 10. Salon Fasilitas Rawat Inap : 1. Extended : 326 TT, Exiting : 87 TT 2. Kamar Perawat 3. Kamar Super VIP ( SVIP ) 4. Kamar VIP 5. Kamar kelas 1 ( @ 2 TT ) Kamar kelas 2 ( @ 4 TT ) Kamar kelas 3 ( @ 6 TT ) 6. Kamar Perawatan Khusus Intensive Care Unit ( ICU ) Intensive Cardiac Care Unit ( ICCU ) Intermediate Care ( IMC ) Neonatal Intensive Care Unit ( NICU ) Paediaric Intensive Care Unit ( PICU ) Fasilitas Medis lain : 1. Kamar Operasi : 4 ruang Operasi besar ( Mayor ) Kamar Operasi : 1 ruang Operasi kecil ( Minor ) 2. Kamar bersalin Ruang Kala Ruang bersalin Kls.II-III Ruang bersalin VIP 3. Kamar Bayi Penunjang Medis : 1. Radiologi 2. Laboratorium : BANK darah, Pemeriksaan darah, Urine Faeces rutin a) Pemeriksaan Immunologi b) Pemeriksaan Sitopatologi c) On Line Ke User 3. Farmasi : a) 10 menit untuk obat jadi b) 20 menit untuk obat racikan c) Penyimpanan obat sesuai temperature d) Standar jauh dari tanggal kadaluarsa. B. GAMBARAN UMUM INSTALASI RADIOLOGI Rs. Royal Taruma 1. Falsafah Radiologi Rs. Royal Taruma Memberikan jasa dan layanan Radiologi yang sebaik-baiknya dengan penuh kesungguhan dan rasa tanggung jawab berdasarkan etika medis dan etika profesi dengan memanfaatkan perkembangan ilmu dan teknologi (IPTEK) serta mengembangkan unsure resiko dan biaya ( Risk and Benefit Ratio, Cast dan Benefit Ratio ) dalam menunjang program peningkatan kesehatan masyarakat. 2. Tujuan Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma a. Menjadikan pelayanan Radiologi yang berkualitas b. Dapat memberikan pelayanan Radiologi secara efektif dan efisien sesuai dengan profesionalisme dan etika profesi. c. Mampu melakukan tindakan Radiologi secara optimal dengan memanfaatkan peralatan dan sumber daya yang dimiliki. d. Mendukung tujuan Rs. Royal Taruma dalam program peningkatan taraf kesehatan masyarakat. 3. Struktur Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma Ka. Divisi Penunjang Medik dr. Cherry. L. Tjahja Ka. Depar. Radiologi dr. Cherry. L. Tjahja Koordinator Radiologi Fitri Riyanty Radiografer Pelaksana 1. Asrori 2. Eva Maria Adm. Radiologi Titik Sapta Rini 3. Eka Trisnawati 4. Lidia Kristina 5. Yogi Krismiatiwi 6. Sri Retno Utami 4. Alur pelayanan/pe meriksaan di instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma a. Alur pelayanan umum Pasien menyerahkan surat pengantar ke bagian Administrasi Radiologi Bagian Administrasi Radiologi mengecek kelengkapan formulir, kemudian membuat struk pembayaran. Pasien menuju ke kasir untuk membayar biaya administrasi dan pengobatan Pasien kembali ke bagian administrasi Radiologi untuk menyerahkan bukti pembayaran Pemeriksaan dilakukan sesuai daftar antrean / daftar tunggu Hasil dapat diperoleh setelah 1-2 jam setelah pemeriksaan Kemudian pasien bisa mengambil hasil pemeriksaan b. Alur pelayanan khusus Pasien datang membawa surat pengantar dari Dokter Penjelasan pemeriksaan khusus yang akan di lakukan Pasien menandatangani surat persetujuan tindakan medik Pasien melakukan pembayaran di kasir untuk memenuhi persyaratan pemeriksaan Pasien kembali ke bagian Radiologi, Petugas memberitau jadwal pemeriksaan Pemeriksaan khusus di lakukan pada waktu yang telah ditentukan Proses hasil pemeriksaan khusus C. HASIL PENELITIAN DI INSTALASI RADIOLOGI Rs. ROYAL TARUMA Pelayanan Radiologi merupakan salah satu sarana penunjang medis yang ada di Rs. Royal Taruma, yang memberikan layanan pemeriksaan Radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/imejing untuk membantu dokter yang merawat pasien dalam penegakan diagnosis. Rs.Royal Taruma telah memiliki metode pemeriksaan dengan Sinar X atau Sinar Rontgen dan metode pemeriksaan dengan Ultra Sound yang mampu membantu peningkatan taraf hidup kesehatan masyarakat. Sehingga petugas Radiologi dapat bekerja seefisien dan seefektif mungkin sesuai dengan etika profesi yang telah di tetapkan untuk menjadikan pelayanan Radiologi yang berkualitas di Rs. Royal Taruma. Metode pemeriksaan itu antara lain : 1. Metode pemeriksaan dengan Sinar X atau Sinar Rontgen : a) KONVENSIONAL RADIOGRAPHY Merupakan pemeriksan Radiologi organ tubuh untuk memeriksa secara sederhana dan dapat dilakukan kapan saja tanpa persiapan khusus atau media kontras. Proses Persiapan Pemeriksaan Konvensional Radiography (Non Contras) I. Pasien mengisi informed concent II. Pasien tidak perlu melakukan puasa dan BAK ½ jam sebelum pemeriksaan. III. Pasien tidak perlu melakukan pemeriksaan Ureum dan Kreatinin. Konvensional Radiography dengan Zat kontras : Memberikan zat kontras untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik dan informative. Pasien perlu dipersiapkan seperti puasa dan minum pencahar. Zat kontras yang diberikan dapat berupa larutan yang diminum atau dimasukan melalui anus atau berupa suntikan tergantung organ yang diperiksa. Zat kontras hanya berfungsi sebagai zat pewarna dan bukan pengobatan. Pasien harus dengan perjanjian. Contoh : BNO IVP (Melihat saluran Kemih ), OMD (Melihay saluran cerna bagian atas. b) FLUROSKOPI Merupakan teknik Rontgen berkesinambungan yang memungkinkan untuk melihat organ tubuh atau media kontras yang bergerak. Pergerakan dapat diamati oleh TV monitor. Proses Persiapan Pemeriksaan Fluroskopi (Oral Contras dan Suntik ) : I. Pasien mengisi informed concent II. Pasien diwajibkan puasa kurang lebih 6 jam sebelum pemeriksaan. c) MAMMOGRAFI Merupakan pemeriksaan payudara menggunakan sinar Rontgen dengan dosis rendah yang bertujuan mendeteksi kelainan payudara seperti Tumor baik jinak maupun ganas. Pemeriksaan ini juga dijadikan sebagai alat deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan dapat dilakukan kapan saja. Proses Persiapan Pemeriksaan Mammografi (Non Oral, Kontras IV ) : I. Pasien mengisi informed concent II. Pemeriksaan kebidanan dan payudara sebaiknya dilakukan hari ke 10-14 dihitung dari menstruasi hari 1. III. Untuk evaluasi kandung empedu pasien di wajibkan puasa kurang lebih 4 jam sebelum pemeriksaan. IV. Pasien dilakukan pemeriksaan Ureum, dan Kreatinin V. Minum 3-4 gelas air ½ jam sebelum pemeriksaan dan jangan BAK. VI. Dianjurkan tidak menggunakan bedak, deodorant, maupun parfum di badan sebelum pemeriksaan. d) CT SCAN 64 MULTISLICES Merupakan perkembangan terkini dari pencitraan Computed Tomography. Memperlihatkan secara detail irisan organ tubuh yang diolah dengan computer. Memeriksa jaringan organ-organ tubuh lainnya seperti jantung, paru, otak, tulang sampai dengan pembuluh darah dengan ketajaman gambar yang amat tinggi. Proses Persiapan Pemeriksaan CT Scan (Kontras IV, Oral contras ) I. Pasien mengisi informed concent II. Untuk evaluasi kandung empedu pasien di wajibkan puasa kurang lebih 4 jam atau 6 jam sebelum pemeriksaan. III. Pasien dilakukan pemeriksaan Ureum, dan Kreatinin IV. Minum 3-4 gelas air ½ jam sebelum pemeriksaan dan jangan BAK. e) CARDIOVASCULAR CT Merupakan suatu pemeriksaan yang berguna untuk membuat gambaran system pembuluh darah jantung. Pemeriksaan ini lebih nyaman dibandingkan dengan metode kateterisasi karena non invasive (Tidak memasukan alat bantu pemeriksaan ke dalam tubuh ) dan lebih ekonomis. Proses Persiapan Pemeriksaan Cardiovascular CT (Contras IV,Suntik): I. Pasien mengisi informed concent II. Untuk evaluasi kandung empedu pasien di wajibkan puasa kurang lebih 4 jam III. Pasien dilakukan pemeriksaan Ureum, dan Kreatinin IV. Minum 3-4 gelas air ½ jam sebelum pemeriksaan dan jangan BAK. 2. Metode pemeriksaan dengan Ultra Sound : Sebuah tehnik diagnostik penggambaran menggunakan Ultra Sound untuk menggambarkan organ dalam, ukuran, struktur, dan lesi patologi. a) USG 3D : Metode pemeriksaan Ultrasonography yang menghasilkan gambar seperti aslinya dengan perspektif gambar yang lebih jelas. b) USG 4D : Metode pemeriksaan Ultrasonography yang menghasilkan gambar seperti aslinya dan dapat bergerak seperti melihat rekaman video. Proses Persiapan Pemeriksaan USG ( Non Contras, Non Oral ) : I. Pasien mengisi informed concent II. Pasien tidak perlu melakukan puasa dan BAK ½ jam sebelum pemeriksaan. III. Pasien tidak perlu melakukan pemeriksaan Ureum dan Kreatinin. 3. MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) 1,5 Tesla Merupakan salah satu teknologi imejing diagnostic canggih yang menggunakan prinsip magnetic dan gelombang radio frekuensi. Data diolah dengan computer sehingga menghasilkan gambar organ tubuh dari berbagai sudut pandang (Multi Planar ). Pemeriksaan aman karena tanpa menggunakan Sinar X . Pemeriksaan tidak dapat dilakukan pada pasien dengan alat pacu jantung, implant metal, katup jantung buatan, klip aneurisma atau bahkan logam lainnya. Proses Persiapan Pemeriksaan MRI 1,5 Tesla (Contras IV ) : I. Pasien mengisi informed concent II. Untuk evaluasi kandung empedu pasien di wajibkan puasa kurang lebih 4 jam . III. Pasien dilakukan pemeriksaan Ureum, dan Kreatinin IV. Minum 3-4 gelas air ½ jam sebelum pemeriksaan dan jangan BAK. 4. Faktor Radiasi yang berpengaruh terhadap efek biologi : a) Dosis serap yang ditentukan oleh : 1. Aktivitas sumber Radiasi 2. Jenis dan tenaga Radiasi 3. Jarak dan Sumber Radiasi 4. Lamanya penyinaran 5. Media pelemah ( attenuating media ) b) Distribusi Penyinaran Pada Tubuh : 1. Penyinaran Total : Uniform, Tak uniform 2. Penyinaran Parsial c) Distribusi Penyinaran dosis tunggal akan lebih terasa efeknya dari pada dosis terbagi walaupun dosis akumulasinya sama. d) Usia Pengendalian terhadap bahaya penyinaran luar dapat dilakukan dengan : 1. Memperbesar Jarak antara sumber Radiasi atau tubuh 2. Mempersingkat waktu penyinaran 3. Mempergunakan bahan perisai Radiasi sebagai media pelemah. 5. Fungsi keselamatan dan Perlindungan di Instalasi Radiologi : a. Man : Orang/operator yang menjalankan alat b. Machine : Peralatan yang digunakan c. Interface : Antarmuka antara orang dan peralatannya, yaitu prosedur kerja d. Safety Culture: Budaya keselamatan, kebiasaan-kebiasaan baik yang menjunjung keselamatan. e. Regulation : Kepatuhan pada peraturan perundangan, perijinan, akreditas dan sertifikasi, inspeksi. Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma sangat mementingkan keselamatan petugas pelayanan kesehatan dan pasien yang berada di Instalasi Radiologi, oleh karena itu perlindungan terhadap tenaga kesehatan dan pasien merupakan tolok ukur dalam Instalasi tersebut. Perlindungan tersebut di antaranya : a. Luas ruangan sebuah pesawat sinar X diagnostic dengan kekuatan sampai 125 KV adalah 4x3x2,8 meter dengan tinggi jendela sekurang-kurangnya 2 meter dari lantai. b. Tebal dinding 15 cm beton atau bata setebal 25 cm dengan plesteran atau yang setara dengan 2 mm Pb, pintu dan jendela kayu harus diberi penahan radiasi (Pb. 2 mm ) c. Proteksi dari alat Radiologi itu sendiri d. Adanya perlindungan tambahan, seperti : I. Apron setara dengan 2,5 mmPb II. Apron Tiroid III. Gloves ( Sarung tangan berlapis timbal ) IV. Kaca mata timbale ( Gogle ) V. Shielding yang berlapis 2,5 mm timbale ( Pb ) d. Jarak yang cukup jauh antara sumber radiasi dengan operator control. e. Adanya pemeriksaan alat Radiasi setiap 2 tahun sekali oleh pemerintah untuk pengujian mutu alat. f. Memiliki Monitor perlindungan setiap orang 6. Dampak negatife akibat Radiologi : a) Efek genetic/ pewarisan b) Efek Somatik : Langsung di rasakan oleh penderita Radiasi c) Efek Stokastik : efek yang timbul dan tidak mengenal dosis ambang. d) Efek Non stokastik : kualitas keparahan berfariasi dan mengubah dosis timbul bila dosis ambang di lampaui. e) Efek biologis pada system/organ jaringan : 1. Pada daerah dan sum-sum tulang belakang ( Mengalami penurunan akibat radiasi ) 2. Sel pencernaan ( Mual, amauntah, diare ) 3.Organ reproduksi ( Mutasi Gen/kromosom pada sel kelamin, sterilitas ) 4. Mata ( Lensa Mata, apabila dosis radiasi besar ) 5. Sistem saraf ( termasuk yang tahan Radiasi, jika terjadi Radiasi besar baru terjadi efek ) 6. Kulit ( kemerahan-luka baker, kanker kulit ) 7. Tulang ( kanker tulang, kelenjar gondok ) 8. Leukimia, anemia 7. Tugas dan tanggung jawab Radiografer di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma : a) Melakukan pemeriksaan pasien secara radiografi meliputi pemeriksaan untuk Radioagnostik dan imejing termasuk kedokteran nuklir dan Ultrasonografi ( USG ) b) Melakukan teknik penyinaran radiasi pada Radioterapi c) Menjamin terlaksananya penyelenggaraan pelayanan kesehatan bidang Radiologi sebatas kewenangan dan tanggung jawab d) Menjamin Akurasi dan keamanan tindakan proteksi Radiasi dalam mengoperasi peralatan Radiologi/sumber Radiasi. e) Melakukan tindakan jaminan mutu peralatan Radiografi Tabel 1.1. Laporan Bulanan Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma untuk DEPKES Bulan Januari – Juni 2008 No Kegiatan Radiologi Januari Februari Maret April Mei Juni A. Radio Agnostik 1 Foto tanpa bahan kontras 786 632 1318 880 847 794 2 Foto dengan bahan kontras 29 33 28 40 33 43 3 Foto dengan Roll Film 4 Fluroskopy 6 2 4 4 1 5 5 Foto gigi : a. Di kepala 93 86 68 105 132 124 b. Di luar kepala 26 28 17 32 37 32 16 12 13 41 18 11 a. Dento Alveolair b. Panoramic c. Cephalografi 6 CT Scan : 7 Lympografi 8 Angiografi Lain2/mammografi B. Radiotherapi 1 Jumlah kegiatan Radiotherapi C. Kedokteran Nuklir 1 Jumlah kegiatan diagnostic 2 Jumlah kegiatan theraphi D.Imaging 1 USG 119 121 150 157 161 153 2 MRI 40 33 63 57 47 38 3 ECHOCARDIOGRAPHI 9 30 28 30 23 20 Jumlah 1120 977 1689 1346 1299 1220 Tabel 1.2. Laporan Bulanan Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma berdasarkan jenis pe meriksaan Bulan Januari – Juni 2008 Januari Februari Maret April Mei Juni Radiologi Tindakan Thorax (diluar) / Apstop 31 28 47 30 35 43 Thorax (Inhouse) 365 309 300 411 378 347 Kepala 3 3 6 14 4 4 Sinus 17 14 27 30 26 27 Ekstremitas 123 99 78 116 119 115 Vertebra 43 23 41 64 50 69 BNO/PELVIS/ABD 3 PSS 48 34 38 40 48 38 BNO IVP 2 4 4 3 3 3 Appendikogram 2 2 3 2 1 1 APG Oesofagografi 1 Collon In Loop 3 1 Usus Halus/Follow Through OMD 1 ERCP 1 HSG 2 1 2 1 2 Fistulografi Cholangiografi 2 BNO-Cystogram 1 1 640 518 548 713 664 651 Kepala 93 86 68 105 132 124 Non Kepala 26 28 19 32 37 32 Jumlah 119 114 87 137 169 156 Brain 90 80 64 99 120 118 Brain + contras 1 6 2 4 11 5 Jumlah CT Scan CT Scan Angio Brain + C 1 LHR / NASOPHX 2 Larynx + C 1 Leher 1 1 1 1 1 1 1 Nasopharing + C Mastoid 1 THORAX mediastinum 3 1 3 2 4 3 THORAX + C 5 4 2 3 5 5 Thoracal Abdomen / PELVIS 2 2 Abdomen / PELVIS + C 1 4 2 2 1 5 2 2 Whole abdomen 6 5 4 3 8 4 Whole abdomen + C 4 2 3 8 5 10 4 2 3 3 Myelo Lumbal Myelo Throcal SPN 2 Mandibula + C Ekstremitas atas 1 1 Ekstremitas bawah 1 Kandung Empedu Lumbal 1 2 Cervical 2 Cervical + C 1 Thoracal ORBITA 1 1 1 1 ORBITA + Kontras Tyroid Tyroid + Kontras MASTOID CTA BRAIN 1 CTA CARDIAC 1 CTA Throcalis 1 3 1 4 2 3 CTA Abdominalis 1 TTB Thorax 1 Wajah 1 Lain2 Jumlah 119 114 87 137 167 156 Kepala 12 21 26 29 14 11 Non Kepala 28 12 37 28 33 27 Jumlah 40 33 63 57 47 38 8 15 18 18 11 6 MRI MRI Brain Brain Emergency 3 SeQ Brain + Kontras 1 4 Brain + MRA THORACAL THORACAL + Kontras 1 5 6 6 2 4 1 2 4 1 1 3 2 1 Thoraco Lumbal 1 Chervico – Thoracal 1 CERVICAL 4 CERVICAL + kontras 1 LUMBAL 17 LUMBAL + Kontras 1 1 1 1 3 9 11 23 8 15 7 7 1 1 16 11 1 SHOULDER ORBITA GENU 1 3 5 1 Cochlea / Telinga Hip Join + Kontras FEMUR 1 1 Wrist Joint 1 MRCP 1 MRCP + Kontras 1 Ankle 1 Elbow Joint 1 Jumlah 40 33 63 57 47 38 Abdomen 98 82 119 106 124 111 Mammae 11 7 11 16 13 16 Tyroid 3 2 2 4 Carotis 3 21 8 17 Vaskuler Tungkai / extremitas 3 2 Thorax 1 USG Ginjal Prostat 2 Manus 14 12 2 2 2 1 3 5 1 3 1 Testis Muskukokeroid 3 1 1 3 Mandibula Kebidanan 1 Kandungan 2 1 1 Arteri dan Vena Extremitas 2 USG 4D Kandungan 2 3 10 3 Jumlah 119 121 150 157 161 153 MAMMOGRAFI 16 12 13 41 18 11 ECHOCARDIOGRAFI 9 30 28 30 23 20 Tabel 1.3. Laporan Hasil Pe meriksaan Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma berdasarkan Ruangan bulan Januari – Juni 2008 Bulan USG MRI RJ RI MCU UGD Ttl RJ RI Januari 43 44 15 17 119 31 9 Februari 44 53 11 13 121 26 6 1 33 Maret 55 60 19 16 150 48 10 5 63 April 73 44 29 11 157 41 14 2 57 Mei 62 53 35 12 162 35 11 1 47 Juni 64 55 27 7 153 29 6 3 38 Bulan CT - Scan RJ RI Januari 38 Februari MCU MCU UGD Ttl 40 RADIOLOGI UGD Ttl RJ RI MCU UGD Ttl 41 40 119 238 198 58 146 640 43 40 31 114 159 180 51 128 518 Maret 34 22 31 87 216 156 35 141 548 April 61 43 33 137 243 197 130 143 713 Mei 75 50 44 169 231 209 79 145 664 Juni 63 40 53 156 217 152 90 192 651 Bulan MAMMOGRAFI RJ RI MCU UGD ECHOCARDIOGRAFI Ttl RJ RI 16 3 6 12 12 17 Januari 13 3 Februari 9 2 Maret 7 6 13 12 11 April 32 9 41 22 8 Mei 13 5 18 9 13 Juni 6 5 11 9 11 1 MCU UGD Ttl 9 1 5 30 28 30 1 23 20 BAB V PEMBAHASAN Dalam pembahasan magang ini penulis membahas tentang penelitiannya selama mengadakan magang di Rs. Royal Taruma Jakarta Barat dengan judul GAMBARAN SISTEM MANAJEMEN RADIOLOGI. Penulis dapat melihat faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan dalam proses sistem manajemen di Instalasi Radiologi. Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan bidang Radiologi yang semakin meningkat , mengharuskan setiap pelayanan di Radiologi untuk bekerja secara professional. Profesionalisme petugas di Radiologi akan di uji dalam kompetisi global yang akan terjadi di era globalisasi. Oleh karena itu sistem manajemen Radiologi di Indonesia dituntut untuk memiliki kompetisi standar yang wajib dimiliki oleh setiap Radiografer atau petugas Radiologi untuk bekerja di sarana pelayanan kesehatan. Kompetensi standar Radiografer yang disusun ini mengacu pada kompetisi sejenis di luar negeri yang akan menempatkan Radiografer Indonesia setara dengan Radiografer di luar negeri. Untuk mendukung keadaan tersebut, maka Radiografer Indonesia di wajibkan juga untuk memenuhi hukum dan etika profesi yang berlaku. Prosedur kerja Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma mengikuti peraturan radiasi dari pemerintah yang mengharuskan dalam suatu Instalasi Radiologi harus mempunyai Surat Ijin dari pemerintah, petugas proteksi Radiologi, petugas Radiografi, Dokter Radiologi, perpanjangan alat yang menggunakan ijin Radiasi setiap 2 tahun sekali. A. Proses sistem Manajemen Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma Tantangan yang dihadapi dalam pelayanan Radiologi adalah peningkatan mutu, kemampuan, jaminan keamanan dan jangkauan penyelenggaraan pelayanan Radiologi di Rs dan sarana pelayanan kesehatan lainnya pada masa-masa mendatang sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Oleh karena itu Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma menjalankan sistem manajemennya sesuai dengan kegiatan yang sedang berjalan, meliputi POAC di antaranya : 1. PLANNING rencana yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit dalam menjalankan sistem manajemen Radiologi sehingga dapat menjadikan pelayanan Radiologi di Rs. Royal Taruma bermutu dan dapat memberikan hasil yang baik kepada masyarakat, maka pihak Rs. Royal Taruma mengadakan pelatihan-pelatihan dan training kepada Dokter dan tenaga Radiografer dalam dan luar negeri, mengikuti seminar-seminar/kongres yang berhubungan dengan Radioagnostik, mengikuti standar kompetensi Radiografer. 2. ORGANIZING rencana yang di lakukan oleh pihak Rumah Sakit dalam membentuk suatu organisasi dalam membagi tugas, sehingga dalam sistem manajemen Radiologi dapat terkoordinasi dengan efisien dan seefektif mungkin.Di instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma terdapat banyak petugas pelayanan kesehatan dan telah terbagi sesuai dengan profesinya masing- masing dalam menjalankan tugasnya. Tingkat pendidikan Petugas kesehatan yang ada di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma : a) Radiografer : Akademi teknik Radiologi dan Radiografi ( 7 Org ) b) Administrasi Radiologi : Akademi teknik Lingkungan ( 1Org ) c) Dokter spesialis Radiologi ( 3 Org ). 3. ACTUATING Seorang pekerja Radiasi dalam melakukan kegiatannya har us mempunyai motivasi dan bertanggung jawab terhadap keselamatan radiasi di daerah kerjanya, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman baik untuk petugas pelayanan kesehatan itu sendiri maupun untuk pasien, dengan arahan dan tujuan yang terbaik di bagian pelayanan sesuai dengan positioning Rs. Royal Taruma di mata pasien dan keluarga. 4. CONTROLLING dalam sistem manajemen Radiologi Rs. Royal Taruma controlling sangatlah penting untuk melakukan pemeriksaan, penelitian, pengkajian apakah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan bersama. Proses controlling di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma dilakukan setiap bulan sehingga dapat di lakukan proses pengevaluasian apabila dalam proses pengkajian masih ada yang belum sesuai dengan standar yang telah di tetapkan. B. Faktor-faktor yang menghambat di dalam pelaksanaan pemeriksaan pasien di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma : a. Kurangnya tenaga SDM Kurangnya tenaga SDM di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma kerena pihak Rs kurang menginput tenaga dari luar. Hal ini menimbulkan hambatan di dalam bekerja. Biasanya petugas bagian Radiologi memanggil perawat dari ruangan lain untuk melakukan tindakan medis ( penyuntikan ). Dengan ini sangat mengganggu aktifitas dan kelancaran dalam proses/tahap pemeriksaan karena pasien yang akan diperiksa harus menunggu perawat dari ruangan lain untuk melakukan penyuntikan, sedangkan di ruangan lain mungkin perawat yang dibutuhkan pihak Radiologi juga dibutuhkan di ruangannya tersebut. Oleh karena itu sangatlah penting pihak Rs. Royal Taruma untuk menambah SDM agar dapat membantu memperlancar program kerja di Instalasi Radiologi. Selain tenaga perawat, Instalasi Radiologi juga membutuhkan penambahan petugas administrasi untuk memperlancar proses penginputan data pasien yang akan melakukan pemeriksaan di Instalasi Radiologi, karena pasien yang ada di Instalasi Radiologi jumlahnya maksimal sehingga menimbulkan rasa mudah letih dan kurang konsentrasi seorang admin yang berdampak buruk dalam menghadapi pasien. Selain dari petugas Instalasi Radiologi hal ini juga mengakibatkan kurangnya rasa sabar pada pasien yang mungkin telah lama mengantre untuk melakukan pemeriksaan. b. Kurangnya alat yang memadai Alat-alat yang ada di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma sebenarnya sudah memenuhi persyaratan, tetapi di Instalasi tersebut masih membutuhkan beberapa computer untuk melihat data-data hasil inputan sehingga tidak berpatokan pada satu computer yang di khususkan untuk bagian administrasi. Selain mengganggu pekerjaan bagian administrasi, juga mengakibatkan kelambatan dalam proses mendata pasien yang akan melakukan tindakan medis. c. Kurangnya sarana dan prasarana Kurangnya sarana dan prasarana dapat berdampak buruk pada mutu yang telah di tetapkan sesuai standar yang berlaku. Di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma kurangnya prasarana dapat dilihat dari tidak adanya tempat atau ruang tunggu pasien khusus di Instalasi Radiologi. Ruangan tersebut masih digabung dengan ruang tunggu kasir, ini menyebabkan kurang dekatnya pasien dengan keluarga pada saat pasien akan melakukan pemeriksaan. Selain itu menghambat kerja petugas karena petugas harus menuju ke ruang tunggu kasir untuk memanggil pasien. C. Prosedur Standar Operasional Pe meriksaan Radiologi : a. Pemeriksaan Radiologi hanya dilakukan apabila ada permintaan pemeriksaan dari dokter yang merujuk dengan klinis yang jelas. b. Telah memenuhi persyaratan prosedur teknis dan teknis medik untuk pemeriksaan Radiologi khusus. c. Semua kegiatan untuk persyaratan teknis administrasi dan teknis medik hanya dilakukan di loket penerimaan pasien instalasi Radiologi. Persyaratan teknis yang dimaksud adalah : a) Melunasi biaya tindakan pemeriksaan sesuai dengan tarif yang berlaku bagi pasien yang membayar tunai dan menerima kwitansi yang resmi dan sah sebagai tanda bukti telah melunasi biaya tindakan pelayanan Radiologi. b) Melengkapi persyaratan pemakai jasa asuransi kesehatan bagi peserta ASKES c) Khusus bagi penderita gawat darurat tindakan pertama adalah melakukan tindakan penyelamatan jiwa pasien, mengenai persyarata n teknis administrasi dapat dilakukan setelah selesai tindakan. d) Untuk pembebasan biaya tindakan pelayanan Radiologi hanya dapat dilakukan oleh direktur Rs atau oleh pejabat yang diberikan kewenangan. e) Informasi teknis medik adalah informasi demi kebutuhan pelayanan medis yang berhubungan dengan Radiologi, seperti : i. Puasa ii. Pemeriksaan Laboratorium iii. Konsul bagian Anestesi D. Manajemen ketenagaan ( SDM ) di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma Seperti halnya pada setiap organisasi atau instalasi pemerintah maupun swasta, memiliki disiplin kerja masing-masing yang terintegrasi pada tugas dan kewajibannya. Disiplin kerja ketenagaan di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma menggunakan sistem evaluasi kerja yang dilaporkan setiap sebulan sekali. Sistem kerja Ketenagaan Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma dibagi menjadi 3 Shift yaitu 1. Shift 1 mulai masuk pukul 07.00-14.00 2. Shift 2 mulai masuk pukul 14.00-21.00 3. Shift 3 mulai masuk pukul 21.00-07.00 Disiplin kerja Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma umumnya : 1. Para karyawan harus mengisi daftar absensi pada saat datang dan pulang sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan. 2. Para karyawan harus mengikuti aturan dinas yang telah dibuat oleh yang bersangkutan di dalam jadwal dinas. 3. Para Karyawan yang berhalangan hadir, harus memberitahu lewat telepon atau sms ke sesama pegawai agar jamnya dapat diisi oleh pegawai yang lainnya. 4. Apabila seorang karyawan ingin bertukar dinas dengan karyawan lain, maka dapat melakukan perubahan jadwal kerja yang telah di tetapkan tanpa mempengaruhi prosedur kerja di Instalasi Radiologi. 5. Para karyawan harus datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ada. Manajemen ketenagaan SDM ini diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma yang efisien dan bermutu berdasarkan standar pelayanan keprofesian yang universal. SDM yang dibutuhkan di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma sebagai pelayanan kesehatan adalah Radiografer, karena Radiografer lebih banyak didayagunakan dalam upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang kesehatan. Utamanya pelayanan kesehatan yang menggunakan peralatan/sumber yang mengeluarkan radiasi pengion dan Non pengion. Agar pelayanan berjalan sesuai dengan mutu pelayanan dan tidak menyalahi peraturan yang berlaku, maka pelayanan Radiologi harus di lakukan oleh tenaga professional. Tenaga professional yang dimaksud adalah : a) Dokter ahli Radiologi yang bertanggung jawab atas pelayanan dan tindakan medik serta diagnosa yang dibuatnya. b) Tenaga staf dokter ahli Radiologi, dalam hal ini adalah tenaga penata rontgen ( lulusan Akademi Penata Rontgen ) bertugas membuat foto-foto pemeriksaan yang diperlukan. c) Dimasa mendatang kebijakan Departemen Kesehatan tidak lagi mengadakan pelatihan tenaga di bidang Radiologi tenaga Non formal. Bagi tenaga Non formal yang telah dilatih diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke pendidikan formal dan bila Rs/Institusi telah memiliki tenaga formal, maka tenaga-tenaga Non formal harus menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada tenaga formal. Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Tetap Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma No Jabatan Jumlah 1 Kepala Divisi Penunjang Medik 1 2 Dokter Spesialis 3 3 Koordinator Radiologi 1 4 Radiografer Pelaksana 6 5 Administrasi Radiologi 1 Jumlah 12 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan pada uraian pembahasan yang dijelaskan penulis, maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan bidang Radiologi yang semakin meningkat , maka sistem manajemen Rs. Royal Taruma mengharuskan setiap pelayanan di Instalasi Radiologi untuk bekerja secara professional. 2. Prosedur kerja Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma telah mengikuti peraturan radiasi dari pemerintah sesuai dengan standar mutu yang telah di tetapkan. 3. Petugas yang ditunjukan oleh pengusaha instalasi nuklir atau instalasi radiasi pengion dan oleh Badan Pengawas dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi radiasi. 4. Meskipun Rs. Royal Taruma khususnya di Instalasi Radiologi masih kekurangan SDM dan Sarana prasarana penunjang infrastruktur manejemen Radiologi tetapi Instalasi tersebut tetap bekerja seprofesional mungkin sesuai dengan visi, missi dan standar mutu serta sesuai etika profesi yang berlaku. B. SARAN Melihat masalah-masalah yang terjadi di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma Jakarta Barat, maka penulis mencoba memberikan saran antara lain : 1. Adanya penambahan pedoman pelayanan dan kerja sama di Instalasi Radiologi untuk meningkatkan kualitas kerja. 2. Agar tidak menghambat proses pelayanan kesehatan di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma maka perlu di adakan penambahan SDM agar dapat membantu memperlancar program kerja di Instalasi Radiologi. 3. Adanya penambahan sarana prasarana penunjang infrastruktur kerja di Instalasi Radiologi Rs. Royal Taruma 4. Adanya peningkatan motivasi dan semangat kerja terutama untuk lebih meningkatkan kinerja, sehingga pasien puas dengan pelayanan yang ada. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menkes No. 366/MENKES/PER/V/1997, tentang penyelenggaraan pelayanan Radiologi Badan Pengawasan Tenaga Nuklir, 2000. Efek Radiasi Pada Sistem Biologi. Jakarta Ibid. Peraturan Perundang-undangan ketenaganukliran