1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah

advertisement
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia. Sektor
Perikanan dan Kelautan adalah salah satu sektor andalan yang dijadikan
pemerintah sebagai salah satu potensi untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi baik dalam skala lokal, regional maupun negara. Sektor Perikanan
dan Kelautan merupakan sektor yang selama ini belum dieksploitasi secara
maksimal dan seringkali dianggap bagian dari sektor pertanian, padahal
sebagai suatu negara maritim Indonesia memiliki gugusan ribuan pulau yang
lebih dari 70 % wilayahnya terdiri dari lautan. Potensi sumberdaya perikanan
dan kelautan selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan dunia
usaha (Nadeak, 2009). Ikan dikenal sebagai suatu komoditi hasil kelautan
Indonesia yang mempunyai nilai gizi tinggi namun mudah busuk karena
mengandung kadar protein yang tinggi dengan kandungan asam amino bebas
yang digunakan untuk metabolisme mikroorganisme, produksi amonia,
biogenik amine, asam organik, ketone dan komponen sulfur (Lu et al., dan
Delgaard et al. dalam Susanto et al., 2011).
Menurut Irawan dalam Putri (2013), Kebutuhan ikan dari tahun ke tahun
sebagai salah satu bahan pangan terus meningkat, ditambah lagi dengan adanya
anjuran pemerintah agar masyarakat lebih banyak mengkonsumsi ikan untuk
mendapatkan gizi yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Sudarisman dalam
Putri (2013), tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia belum dapat
dikatakan memuaskan. Pada tahun 1995, konsumsi ikan penduduk Indonesia
baru mencapai 19,39 kg per kapita pertahun, hanya sekitar sepersepuluh tingkat
konsumsi ikan masyarakat Jepang. Padahal ikan merupakan sumber gizi yang
sangat penting bagi tubuh, kandungan protein cukup tinggi dengan susunan
asam amino yang cukup lengkap, kandungan lemaknya cukup rendah,
kandungan asam lemaknya sebagian besar merupakan asam lemak tak jenuh
ganda terutama asam lemak omega-3 yang dapat menurunkan kadar kolestrol,
meningkatkan kecerdasan dan mencegah berbagai penyakit degeneratif.
1
2
Berikut ini merupakan bagan perkembangan capaian konsumsi ikan
nasional tahun 2010 – 2014 menurut Susenas diolah oleh Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan– setara ikan utuh segar:
Konsumsi Ikan Nasional
40
30
Konsumsi Ikan
Nasional
(Kg/Kapita)
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 1. Konsumsi Ikan Nasional tahun 2010-2014
Berdasarkan data perkembangan capaian konsumsi ikan nasional 20102014 yang dari tahun ke tahun semakin meningkat, dilengkapi pula dengan
data mengenai sepuluh jenis ikan tertinggi dalam preferensi di rumah tangga
nasional tahun 2013 pada Tabel 1.
Tabel 1. Sepuluh Jenis Ikan Tertinggi Preferensi di Rumah Tangga Nasional
2013
Jenis Ikan
TTC (Perikanan Tuna, Tongkol dan Cakalang)
Konsumsi Ikan dalam Makanan Jadi (goreng,bakar,pepes,dsb).
Kembung
Teri (Awet/Asin)
Bandeng
Mujair/Nila
Selar
Lele
Mas
Gabus
Presentase
(%)
12,71
8,63
6,91
4,99
4,91
4,90
3,47
3,30
2,59
2,40
Sumber : Susenas 2013 Diolah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa ikan kembung menjadi
produk ikan segar yang memiliki tingkat preferensi ketiga dengan persentase
sebesar 6,91%. Hal tersebut terjadi karena ikan kembung (Rastrelliger sp.)
3
merupakan ikan laut yang mempunyai kandungan mineral yang baik dari pada
ikan air tawar. Salah satu mineral yang dihasilkan ialah kalsium (Putri, 2013).
Sumber gizi yang bagus tersebut dapat diperoleh jika kondisi ikan dalam
keadaan segar. Namun karena ikan dikenal sebagai bahan pangan yang mudah
busuk, maka perlu dilakukan cara untuk memperlambat pembusukan
diantaranya adalah dengan mendinginkan dan menyimpannya dalam es (Whitle
et al., dan Opara et al., dalam Susanto et al., 2011). Kandungan gizi ikan
kembung dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Zat Gizi pada Ikan Kembung
Zat Gizi
(dalam 100 gr bahan)
Air (gram)
Protein (gram)
Energi (k kal)
Lemak (gram)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (SI)
Kandungan Zat Gizi
76,0 g
22,0 g
103,0 K
1,0 g
20,0 mg
1,5 mg
30,0 .
Sumber: Wibowo dalam Hasrati (2011)
Berdasarkan Tabel 2 diatas, dapat dijelaskan bahwa ikan kembung
merupakan salah satu ikan konsumsi yang memiliki tingkat zat gizi yang
tinggi. Terlebih lagi, ikan kembung memiliki kandungan Omega 3 dan Omega
6 yang tergolong tinggi dibandingkan ikan lainnya, ikan kembung memiliki
kandungan omega 3 sebesar 5,0 gr/ 100 gr ikan dan omega 6 sebesar 3,0 gr/
100 gr ikan. Oleh sebab itu, pada penelitian ini, ikan kembung dipilih sebagai
objek penelitian.
Konsumen ikan kembung tersebar di berbagai wilayah di Indonesia,
salah satunya di Kota Surakarta. Berdasarkan tabel pengeluaran rata-rata per
kapita tiap bulan makanan di Kota Surakarta Tahun 2011-2013 (rupiah) untuk
produk ikan yang selalu mengalami peningkatan dapat dilihat pada Tabel 3.
4
Tabel 3. Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Tiap Bulan Makanan (khusus Ikan)
di Kota Surakarta Tahun 2011-2013 (Rupiah)
Tahun
2011
2012
2013
Pengeluaran rata-rata per Kapita (rupiah)
9.920
9.952
12.322
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas (2013)
Penyediaan produk ikan kembung di pasar swalayan Kota Surakarta
dengan berbagai macam atribut yang melekat pada ikan kembung, akan
mempengaruhi preferensi dan sikap konsumen yang dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan pembelian. Menurut Kotler (1997), preferensi
konsumen didefinisikan sebgai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang
terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen
menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada.
Sedangkan menurut Setiadi (2003), sikap merupakan suatu tanggapan terhadap
suatu objek yang dapat mempengaruhi arah perilaku konsumen. Menurut
Budiyanto (1994), yang mempengaruhi pengetahuan konsumen adalah sasaran
yang sering timbul dari banyak kegiatan pemasaran. Oleh sebab itu, Atributatribut yang dipilih peneliti dalam mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen merupakan faktor-faktor dalam bauran pemasaran yaitu produk,
harga, promosi, dan tempat. Nilai ekonomis tinggi yang dimiliki oleh ikan
kembung dengan harga Rp 4.200/100gr - Rp 5.200/100gr
atau sekitar
Rp 42.000/kg - Rp 52.000/kg menjadi salah satu tujuan pemasar dalam
merasakan dampak positifnya dengan menetapkan strategi yang tepat. Hal
tersebut dilakukan karena tingkat persaingan produsen dan pemasar semakin
ketat dalam menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan serta
kesesuaian dari kriteria atribut produk dari konsumen. Informasi mengenai
sikap dan preferensi konsumen khususnya terhadap keputusan pembelian ikan
kembung hingga saat ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, dalam
mendukung peningkatan strategi pemasaran bagi para produsen maka
dibutuhkan informasi-informasi yang lengkap mengenai hal tersebut.
Berdasarkan paparan penjelasan sebelumnya, maka peneliti mengambil judul
5
mengenai Analisis Preferensi dan Sikap Konsumen terhadap Atribut Bauran
Pemasaran dalam Keputusan Pembelian Ikan Kembung pada Pasar Swalayan
di Kota Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Perkembangan zaman yang semakin modern, semakin berkembang pula
tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang. Semakin
tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang juga berdampak pada
tingkat pendapatan yang diterima oleh seseorang. Menurut Suyastiri (2008),
pendapatan merupakan faktor utama yang menentukan perilaku rumah tangga
dalam melakukan pola konsumsi pangan dan diversifikasi pangan. Secara
umum dengan adanya kenaikan pendapatan akan memberikan peluang bagi
masing-masing rumah tangga untuk melakukan diversifikasi konsumsi,
meningkatkan kualitas bahan pangan pokok dalam upaya meningkatkan gizi
keluarganya. Bagi rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah maka
sebagian besar pendapatan akan dialokasikan untuk membeli barang-barang
kebutuhan primer. Pola konsumsi pada rumah tangga yang berpendapatan
rendah lebih mengarah pada pangan pokok yang berbasis pada potensi lokal
dan variasi pangan kurang mendapat perhatian sehingga pemenuhan gizinya
masih perlu dipertanyakan. Berbeda dengan rumah tangga yang berpendapatan
tinggi mereka cenderung untuk mengkonsumsi pangan yang bervariasi dan
meningkatkan kualitas pangannya dengan cara membeli bahan pangan yang
nilai gizinya lebih tinggi.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan masingmasing rumah tangga berbeda sehingga berpengaruh juga pada preferensi
konsumsi mereka. Peningkatan pendapatan yang diterima masyarakat nanti
akan mendorong semakin banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein hewani, antara lain seperti jenis ikan
kembung yang memiliki gizi yang tinggi. Proses pembelian produk khususnya
ikan kembung oleh konsumen selalu didasarkan pada pertimbanganpertimbangan yang disesuaikan pada masing-masing selera konsumen karena
setiap konsumen memiliki kriteria produk yang ideal. Selera konsumen
6
tersebut dapat meliputi atribut-atribut yang termasuk dalam bauran pemasaran
yang antara lain adalah produk, harga, promosi dan distribusi.
Tingginya tingkat kesukaan terhadap ikan kembung ini disatu sisi patut
mendapat apresiasi karena nelayan mendapat kepastian konsumen hasil
tangkapannya. Namun, konsumsi tersebut masih dibawah Negara-negara lain.
Menurut Direktorat Pemasaran Dalam Negeri/PDN tahun 2011 dalam Sokib, et
al. (2012), penyediaan ikan untuk konsumsi di Indonesia pada tahun 2009
adalah 30,95 kg/kapita dengan tingkat konsumsi ikan 29.08 kg/kapita. Tingkat
konsumsi ini masih di bawah tingkat konsumsi ikan di beberapa negara, di
antaranya Jepang (110 kg/kapita), Korea Selatan (85 kg/kapita), Amerika
Serikat (80 kg/kapita), Singapura (80 kg/kapita), Hongkong (85 kg/kapita),
Malaysia (45 kg/kapita), dan Thailand (35 kg/kapita). Padahal menurut
Kementrian Kelautan dan Perikanan (2014), bahwa salah satu sasaran strategis
adalah meningkatnya pemasaran produk kelautan dan perikanan di dalam dan
luar negeri. Pencapaian sasaran strategis ini adalah: nilai ekspor produk
perikanan; dan konsumsi ikan per kapita.
Permasalahan diatas menjadi pertimbangan peneliti dalam memilih
komoditas ikan kembung. Selain itu, tingkat konsumsi ikan kembung dalam
masyarakat yang juga dipengaruhi oleh preferensi dan sikap konsumen
terhadap atribut dalam ikan kembung. Ditinjau dari sikap, semakin dekat
sebuah produk ke poin ideal maka semakin ideal posisi produk tersebut. Poin
ideal merupakan bagaimana penilaian atribut ikan kembung tersebut dimata
konsumen. Atribut tersebut dianalisis dan ditentukan oleh konsumen sehingga
mencerminkan sikap konsumen di pasar swalayan terhadap ikan kembung.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kategori atribut yang menjadi preferensi konsumen pada
Pasar Swalayan di Kota Surakarta?
2. Atribut ikan kembung manakah yang paling dipertimbangkan konsumen
dalam keputusan membeli ikan kembung di Pasar Swalayan Kota
Surakarta?
7
3. Bagaimanakah kepercayaan konsumen terhadap atribut ikan kembung Pasar
Swalayan di Kota Surakarta?
4. Apakah atribut ikan kembung memenuhi sifat ideal yang diinginkan oleh
konsumen Pasar Swalayan di Kota Surakarta?
5. Bagaimana sikap konsumen ikan kembung Pasar Swalayan di Kota
Surakarta terhadap berbagai atribut ikan kembung?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui dan mengidentifikasi kategori atribut ikan kembung mana yang
menjadi preferensi konsumen pada Pasar Swalayan di Kota Surakarta.
2. Mengetahui dan mengidentifikasi atribut ikan kembung yang paling
dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli ikan kembung di
Pasar Swalayan Kota Surakarta.
3. Mengetahui dan mengidentifikasi kepercayaan konsumen terhadap atribut
ikan kembung Pasar Swalayan di Kota Surakarta.
4. Mengetahui dan mengidentifikasi atribut ikan kembung yang memenuhi
sifat ideal sesuai keinginan oleh konsumen Pasar Swalayan di Kota
Surakarta.
5. Mengetahui dan mengidentifikasi sikap konsumen ikan kembung Pasar
Swalayan di Kota Surakarta terhadap berbagai atribut ikan kembung.
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan peneliti memperoleh
kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai bahan latihan pengembangan diri serta wawasan
mahasiswa mengenai berbagai permasalahan dalam bidang agribisnis
sekaligus sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8
2. Bagi Produsen
Memperoleh
masukan
informasi
sehingga
diharapkan
menjadi
pertimbangan bagi produsen dalam meningkatkan kualitas produknya.
3. Bagi Pemasar
Memperoleh masukan informasi tentang preferensi dan sikap konsumen
terhadap ikan kembung bahan pertimbangan pemasar dalam pengembangan
strategi pemasaran produk ikan kembung.
4. Bagi Konsumen
Memperoleh informasi sebagai dasar pertimbangan konsumen saat
melakukan pembelian produk ikan kembung di pasar swalayan.
5. Bagi Pembaca
Memberikan referensi bagi kalangan akademisi untuk keperluan studi dan
penelitian selanjutnya mengenai topik permasalahan yang sama serta
sebagai sarana dalam menambah wawasan mengenai preferensi dan sikap
konsumen ikan kembung terhadap atribut pada Pasar Swalayan di Kota
Surakarta.
Download